kasus 5 - eklampsia (viktor)

17
1 Preeklampsia-Eklampsia Victor Perdana Kusuma Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jakarta Kelompok B5, NIM 102000!1, "emester #I [email protected] Abstrak $ Preeklampsia-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian utama ibu di dunia. Pe diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Keadaan ini ditandai oleh hipertensi, oedema, dan proteinuria pada preeklampsia, diikuti dengan kejang dan ata eklampsia. Kata Kunci: %reeklampsia, eklampsia Abstract : Preeclampsia - eclampsia is an important cause of maternal mortality in the world. C hypertension induced by pregnancy, itssignedby hypertension, oedema, and proteinuria in preeclampsia, but in eclampsia, its accompanied by seizure and or coma beside trias Keywords: Preeclampsia, eclampsia

Upload: melysa-hilda-lumban-batu

Post on 04-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eklamsi

TRANSCRIPT

15

Preeklampsia-EklampsiaVictor Perdana Kusuma

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, JakartaKelompok B5, NIM 102008091, Semester [email protected]

Abstrak: Preeklampsia-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian utama ibu di dunia. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Keadaan ini ditandai oleh hipertensi, oedema, dan proteinuria pada preeklampsia, diikuti dengan kejang dan atau koma pada eklampsia.

Kata Kunci: Preeklampsia, eklampsia

Abstract :Preeclampsia - eclampsia is an important cause of maternal mortality in the world. Classified as hypertension induced by pregnancy, its signed by hypertension, oedema, and proteinuria in preeclampsia, but in eclampsia, its accompanied by seizure and or coma beside trias preeclampsia.Keywords: Preeclampsia, eclampsia

PendahuluanPreeklampsia-eklampsia merupakan penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortilitas maternal, janin, dan neonatus. Hal ini tidak hanya terjadi pada negara berkembang, tetapi juga negara maju. Perempuan hamil dengan hipertensi mempunyai risiko tinggi terjadinya preeclampsia-eklampsia. Secara fisiologis, tekanan darah mulai menurun pada trimester kedua, yang mencapai rata-rata 15 mmHg lebih rendah dari tekanan darah sistolik sebelum hamil pada trimester ketiga. Penurunan ini terjadi baik pada yang normotensi maupun hipertensi kronik.1Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan neurologisPreeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut: Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus Penyakit ginjal

RingkasanPemeriksaanAnamnesis Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama, dsb. Nama suami atau keluarga terdekat Riwayat haid terakhir : kapan hari pertama haid terakhir Riwayat penyakit sebelumnya : hipertensi, DM, penyakit ginjal Riwayat kehamilan sebelumnya : abortus, kehamilan kembar Jumlah anak : multipara.2-3

Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital untuk melihat kondisi umum yang mungkin menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kondisi umum pasien. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan berbagai kondisi klinis preeclampsia-eklampsia. Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita Penilaian tanda-tanda vital Pemeriksaan kepala dan leher Pemeriksaan dada(jantung dan paru-paru) Pemeriksaan perut ( kembung, nyeri tekan atau lepas, ramda andomen akut, cairan bebas dalam rongga perut) Pemeriksaan anggota gerak ( antara lain edema tungkai bawah dan kakiPemeriksaan tanda vital : suhu, tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas Inspeksi : bentuk parut, bekas luka/operasi, perubahan : linea nigra, striae gravidarum (livide/alba),tumor/benjolanPengukuran tinggi fundus uteri untuk mengetahui umur kehamilan ibu : Di atas sympisis pubis =12 minggu Setinggi pusat = 24 minggu 3 jari di bawah proc. Xyphoideus = 36 minggu symphisis pusat = 16 minggu pusat proc. Xyphoideus = 32 minggu 20 31 cm diatas symphisis = umur dalam minggu.3Pemeriksaan bayi kembar : pada palpasi teraba 2 bagian besar berdampingan atau teraba adanya 3 bagian besar.Periksa letak anak dalam rahim : Situs : sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu : memanjang/melintang Habitus : fleksi atau defleksi Position : letak bagian anak terhadap ibu Presentation : bagian terendah anak

Palpasi menurut Leopold :Leopold 1: untuk menentukan tinggi fundus dan bagian anak yang terletak di fundus Pasien tidur terlentang dengan lutut ditekuk Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien menghadap ke arah kepala pasien Uterus dibawa ke tengah (kalau posisinya miring) Dengan kedua tangan tentukan tinggi fundus Dengan satu tangan tentukan bagian apa dari anak yang terletak dalam fundusLeopold 2 : untuk menentukan letak punggung janin Posisi pasien dan pemeriksa tetap Kedua tangan pindah ke samping uterus ditekan ke tengah untuk menentukan letak punggung anak (punggung anak memberikan tahanan terbesar) Pada letak lintang di pinggir kanan kiri uterus terdapat kepala atau bokongLeopold 3 : untuk menentukan bagian bawah janin Posisi pasien dan pemeriksa tetap. Pemeriksa memakai satu tangan menentukan apa bagian bawah (kepala atau bokong). Bagian bawah coba digoyangkan, apabila masih bisa , berarti bagian tersebut belum terpegang oleh panggul (bagian terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul)Leopold 4 : untuk menentukan apakah kepala sudah masuk panggul (hanya pada letak kepala) Posisi pasien tetap, pemeriksa menghadap ke arah kaki pasien Dengan kedua belah tangan ditentukan seberapa jauh kepala masuk panggul Bila posisi tangan konvergen, berarti baru sebagian kecil kepala masuk panggul Bila posisi tangan sejajar, berarti separuh dari kepala masuk panggul Bila posisi tangan divergen, berarti sebagian besar kepala sudah masuk panggul. Leopold 4 tidak dilakukan bila kepala masih tinggi.2-3 Auskultasi : Bisa dilakukan dengan stetoskop kebidanan atau dengan fetal heart detector (Doppler) Pada auskultasi bisa didengar bermacam-macam bunyi : Anak : bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan anak Ibu : bising a. uterine, bising aorta, bising usus Dengan Doppler, bunyi jantung anak dapat didengar sejak umur kehamilan 12 minggu Dengan stetoskop, baru didengar pada umur kehamilan 26 minggu Frekuensi jantung bayi normal : 120-140x/menit Frekuensi jantung dewasa normal : 60-80x/menit.3

Pemeriksaan penunjang antenatal rutin menurut American College of Obstetrics & GynecologyUmur kehamilanJenis pemeriksaan

Permulaan hamil Pemeriksaan hematokrit atau Hb Hitung darah lengkap : eritrosit, leukosit, trombosit Pemeriksaan urin / urinalisis Volume Warna Sedimen Kimiawi : protein Pemeriksaan golongan darah dan Rh Antibodi screening Pemeriksaan Sifilis, rubella, hepatitis B Cervical sitologi

8 18 minggu USG Amniocentesis Chorionic villi sampling

16-18 minggu Maternal serum alphafetoprotein

26-28 minggu Diabetes screening

28 minggu Hb/hematokrit Antibody test untuk ibu Rh (-) Profilaksis Rhogam

32-36 minggu USG Testing for STD Hb/ hematokrit

Sumber : Cunningham FG, Gant FG, Leveno KJ, Gillstrap L, Hauth JC, Wenstrom D. Obstetri Williams. Volume 1. Edisi 21. Jakarta : EGC; 2006

Dalam kasus di atas pemeriksaan laboratorium yang dapat diapakai adalah sebagai berikut : Hb Leukosit: N/meningkat Trombosit : Trombositopenia (Normal 150.000- 400.000/uL) Hematokrit : (Normal laki-laki 25-42, perempuan 36-48) GDS : menghilangkan faktor risiko DM (normal 70 mg/dlEklampsia : preeclampsia berat + kejang, adanya komplikasi pendarahan otak serta edema pulmonary.2

DiagnosisAlur diagnosis pasien anemiaKriteria diagnosisPreeklampsia :Kriteria minimum : tekanan darah 140/90 mmHg, umur kehamilan 20 minggu, disertai proteinuria 300mg/24 jam atau dipstick 1+Eklampsia :Kriteria : kriteria preeclampsia disertai kejang dan penurunan kesadaran (koma).2,5,7

EpidemiologiMenurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%.Di negara maju angka kejadian pre- eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi.2

EtiologiBelum diketahuiFaktor risiko : Nullipartus Riwayat kehamilan sebelumnya Riwayat keluarga yang mengalami eklampsia/preeclampsia Kehamilan kembar Adanya riwayat hipertensi atau gangguan ginjal Riwayat diabetes mellitus Mola hidatidosa Infeksi saluran kemih.2,5,7

PatofisiologiVasokonstriksi merupakan dasar patogenesis preeclampsia-eklampsia.Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriole disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu, adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi uteroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksia/ anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolisme di dalam sel.4-5Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidatif. Pada PEE serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat.

Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai ke semua komponen sel yang dilewati termasuk selsel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain :

a) Adhesi dan agregasi trombosit.b) Gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma.c) Terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat dari rusaknya trombosit.d) Produksi prostasiklin terhenti.e) Terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan.f) Terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.4

Preeklamsia-eklampsia merupakan syndrome yang gejalanya mengenai banyak system organ, diantaranya otak, hati, ginjal, pembuluh darah, dan plasenta. Kegagalan invasi sinsitio trofobalas dari arteri spiralis uterus adalah salah satu awal dari gangguan ini. Pembuluh darah tersebut tidak bertransformasi menjadi pembuluh darah yang berdilatasi seperti pada kehamilan normal. Kelahiran itu menyebabkan perfusi plasenta buruk dan menghambat pertumbuhan. Banyak penelitian yang menitikberatkan pada perubahan abnormal molekul adhesi sitotrofobalas, integrin dan interaksi ligan reseptor factor pertumbuhan endotel vaskuler plasenta.4PenatalaksanaanTerapi FarmakologiObat antihipertensi dapat memberikan efek pada aliran darah uteroplasenta, dan diberikan untuk keamanan ibu, bukan untuk meningkatkan hasil perinatal. Obat antihipertensi yang terbaik untuk kehamilan adalah metildopa, dapat juga digunakan beta bloker (labetalol) dan ca antagonis (nifedipin). Jika perkiraan persalinan lebih dari 48 jam maka pemberian obat oral lebih aman, namun bila persalinan sudah dekat maka pemberian obat diganti parenteral karena lebih praktis dan efektif. Antihipertensi diberikan sebelum induksi persalinan untuk TD menetap sekitar 105-110 mmHg atau lebih tinggi dengan mencapai target 95-105 mmHg.Magnesium sulfat dapat digunakan untuk mencegah resiko preeklamsia menjadi eklamsia. Pemeberian magnesium sulfat untuk profilaksis kejang pada ibu hamil denga preeklamsia dapat melalui jalur intramuscular atau intravena. Dosisnya 5 gram IM pada masing-masing bokong secara bergantian setiap 4 jam.6

Preeklamsia : Dirawat di rumah sakit Istirahat total Resusitasi cairan : ringer laktat, dektrose 5 % MgSO4 IV Antihipertensi: hidralazin, labetalol, nifedipine : 10-20 mg/oral setiap 0.5-1 jamDosis maksimal 120 mg/24 jam Anti diuretika tidak direkomendasikan Antioksidan : N-asetil cystein Kortikosteroid : pematangan paru pada kehamilan 34 minggu.2Penatalaksanaan pasien pre eklampsia berat yaitu :

Segera masuk rumah sakit Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflekspatella setiap jam. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125cc/jam) 500 cc. Antasida Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payahjantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im. Antihipertensi diberikan bila : Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau MAPlebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta. Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yangbiasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikandengan tekanan darah.

Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tabletantihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulaidiberikan secara oral. KardiotonikaIndikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasicepat dengan cedilanid D. Lain-lain : Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata. Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih 38,5 derajat celcius dapatdibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 ccIM. Antibiotik diberikan atas indikasi. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam/IV/hari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapatdiberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jamsebelum janin lahir.Eklampsia : Kontrol jalan napas, sirkulasi udara pasien Menenangkan si ibu Kontrol kejang Periksa adanya hipoksemia atau tidak Cegah komplikasi : krisis hipertensi Resusitasi cairan : ringer laktat, dektrose 5 % MgSO4 IV Antihipertensi: hidralazin, labetalol, nifedipine : 10-20 mg/oral setiap 0.5-1 jamDosis maksimal 120 mg/24 jam Anti diuretika tidak direkomendasikan Antioksidan : N-asetil cystein Kortikosteroid : pematangan paru pada kehamilan 34 minggu.2

Pemberian Magnesium SulfatCara pemberian magnesium sulfat : Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20 cc) selama 1 gr/menitkemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 grdi pantat kiri dan 4 gram di pantat kanan (40 % dalam 10 cc) dengan jarum no21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2%yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM. Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam pemberiandosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberianMgSO4 tidak melebihi 2-3 hari. Syarat-syarat pemberian MgSO4: Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram (10% dalam 10cc) diberikan intravenous dalam 3 menit. Refleks patella positif kuat Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit. Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam). MgSO4 dihentikan bila Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, refleks fisiologismenurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnyadapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot-otot pernapasankarena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter.Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEqterjadi kelumpuhan otot-otot pernapasan dan lebih 15 mEq/liter terjadikematian jantung. Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat:Hentikan pemberian magnesium sulfat Berikan calcium gluconase 10% 1 gram (10% dalam 10 cc) secara IV dalamwaktu 3 menit. Berikan oksigen. Lakukan pernapasan buatan. Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sudahterjadi perbaikan (normotensif).

Penatalaksanaan obstetric: Konservatif : untuk melihat perkembangan bayi tanpa menimbulkan risiko terhadap ibunya.Syarat : umur kehamilan 37 minggu, gejala eklampsia belum muncul Radikal : menghilangkan janin Syarat : Bayi : umur kehamilan 37 minggu, IUGR dan adanya abnormalitas pada janinIbu : hipertensi persisten, eklampsia, komplikasi : HELLP Syndrome,abruptio placenta,oliguriaMekanisme persalinan : persalinan pervagina lebih dipilih daripada section caesarea.Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.Indikasi Sectio caesarea :Ibu : Disproporsi kepala panggul/CPD//FPD Disfungsi uterus Distosia jaringan lunak Plasenta previa Anak : Janin besar Gawat janin Letak lintangKontra indikasi sectio caesaria : pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat, sebelum diatasi, kelainan kongenital berat

Pencegahan Pemeriksaan ibu hamil secara teratur Mengontrol tekanan darah secara teratur

KomplikasiIbuBayi

HELLP SyndromeIUGR

Ruptur hatiKelahiran premature

Edema pulmonumPendarahan intra cranial

Gagal ginjalSerebral palsy

Abruptio placentapneumothorax

DICIUFD

Kematian ibu.2

Komplikasi akibat section caesarea:Pada Ibu Infeksi puerperal (sepsis, bakteremia) Perdarahan Komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru, dan sebagainya jarang terjadi.Pada anak Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria. Menurut statistik di negara negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 - 7 %.

PrognosisDubia ad bonam/baik bagi ibu apabila mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat.Dubia ad malam bagi janin apabila ibu sudah mengalami eklampsia

Penutup Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan neurologisPreeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut: Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus Penyakit ginjal

Daftar Pustaka

1. Suhardjono. Hipertensi kehamilan. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. h.614-5.2. Cunningham FG, Gant FG, Leveno KJ, Gillstrap L, Hauth JC, Wenstrom D. Obstetri Williams. Volume 1. Edisi 21. Jakarta : EGC; 2006.3. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 1. Jakarta: Sagungseto; 20104. Brackley K, Killby MD. Pathogenesis of Pre-eclampsia. In: Churchill D, Beevers DG. Hypertension in Pregnancy. London: BMJ Book, 2009. P.82-94.5. Yogiantoro M. Hipertensi dan Kehamilan. Jakarta: PENEFRI, 2007. H.89-96.6. Sudhaberata, K. 2001.Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Cermin dunia kedokteran 133,Cermin Dunia KedokteranNo.133; hal: 26-30.7. Wiknjosastro, H. 2005.Preeklampsi dan Eklampsi dalam Ilmu Kebidanan. Edisi ke 3.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta