karya tulis lahan kering di ntb

22
LAHAN KERING DI NTB "HARTA KARUN" YANG BELUM DIGALI 1 Oleh : M. Rozi 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita melihat cuaca alam yang sering tidak menentu, dan seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia pada umumnya terdiri dari pulau-pulau yang terbagi menjadi beberapa bagian musim. Seperti di daerah bagian tengan dan timur Indonesia, kita ketahui bahwa cuaca yang terjadi sangat panas, dan curah hujannya juga sangat kecil. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali lahan-lahan kosong yang tidak di manpaatkan karena dalam keadaan kering, atau lahan seperti ini di sebut lahan kering. Seperti pada khususnya di daerah NTB banyak sekali daerah yang terdapat lahan kering yang tidak termanfaatkan oleh petani. Hal ini terjadi karena seperti penjelasan awal tadi, yaitu curah hujan yang kecil sehingga menyebabkan ada daerah yang hanya mendapatkan hujan hanya beberapa kali saja dalam setahun. Walaupun pada dasarnya banyak juga daerah yang subur, tetapi dalam pembahasan 1 Disampaikan pada Persentasi Tugas Akhir Bahasa Indonesia 2 Mahasiswa Akademei Teknik Industri Makassar (ATIM) 1

Upload: vizi09

Post on 15-Jun-2015

1.261 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

karya tulis lahan kering di NTB dan solusinya

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

LAHAN KERING DI NTB "HARTA KARUN" YANG BELUM DIGALI1

Oleh : M. Rozi 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kita melihat cuaca alam yang sering tidak menentu, dan

seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia pada umumnya terdiri dari

pulau-pulau yang terbagi menjadi beberapa bagian musim. Seperti di

daerah bagian tengan dan timur Indonesia, kita ketahui bahwa cuaca yang

terjadi sangat panas, dan curah hujannya juga sangat kecil. Hal inilah yang

menyebabkan banyak sekali lahan-lahan kosong yang tidak di manpaatkan

karena dalam keadaan kering, atau lahan seperti ini di sebut lahan kering.

Seperti pada khususnya di daerah NTB banyak sekali daerah yang

terdapat lahan kering yang tidak termanfaatkan oleh petani. Hal ini terjadi

karena seperti penjelasan awal tadi, yaitu curah hujan yang kecil sehingga

menyebabkan ada daerah yang hanya mendapatkan hujan hanya beberapa

kali saja dalam setahun. Walaupun pada dasarnya banyak juga daerah yang

subur, tetapi dalam pembahasan karya tulis ini, penulis tidak membahas

maslah tersebut.

Seperti yang tercatat di dalam data statistic, yaitu Nusa Tenggara

Barat (NTB) yang luas wilayahnya mencapai 2,01 juta hektare, sekitar 84

persen atau sekitar 1,8 juta hektare merupakan lahan kering marginal yang

hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Angka ini cukup besar

yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama, karena itu penulis

berharap bisa dihasilkan inovasi-inovasi teknologi tepat guna di lahan

marginal sebagai sumbangsih kita kepada pemerintah baik di dalam

maupun di luar NTB yang sesuai ekosistemnya.

Persoalan lain berkaitan dengan lahan kering adalah topografi

tanah yang tidak datar, lapisan olah tanah yang dangkal dan kurang subur,

infrastruktur ekonomi yang terbatas, kondisi kelembagaan pertanian yang 1 Disampaikan pada Persentasi Tugas Akhir Bahasa Indonesia2 Mahasiswa Akademei Teknik Industri Makassar (ATIM)

1

Page 2: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

lemah, partisipasi pengusaha swasta yang masih rendah dan belum

memadainya penerapan teknologi.

Dengan melihat keadaan seperti yang penulis terangkan di atas,

maka penulis ingin mencoba mengungkapkan dan menggali bagaimana

solusi agar lahan kering di dawerah NTB dapat di manfaatkan dengan

oftimal. Sehingga dengan itu penulis mencoba menggalinya melalui karya

tulis yang penulis beri judul” Lahan Kering Di NTB "Harta Karun"

Yang Belum Digali”

1.2 Rumusan Masalah

Adapum yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya

tulis ini adalah :

1. Bagaimana keadaan geografis NTB dan seberapa besar lahan

kering yang belum di manfaatkan

2. Bagaimana permasalahan lahan kering di NTB

3. Bagaimana solusi yang dapat kita lakukan agar lahan kering

dapat di manfaatkan maxsimal

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam karya tulis

ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan lahan kering di daerah NTB

2. Untuk mencari solusi agar daerah lahan kering dapat kita

manfaatkan secara maksimal

1.3.2 Manfaat dari penlitian

2

Page 3: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

Adapun manfaat yang ingin di capai oleh penulis adalah :

1. Agar kita memahami cara mengatasi lahan kering di daerah kita

semua

2. Agar kita bisa memanfaatkan lahan kering yang kita miliki di

daerah kita masing-masing

1.4 Hipotesis

Dari latar belakang yang penulis sudah paparkan, penulis

beranggapan sementara bahwa, lahan kering di NTB masih bisa di

kembangkan dengan maksimal, karena melihat teknologi yang semakin

canggih.

1.5 Metodologi

Metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini

adalah metode kepustakaan, yaitu penulis mencari landasan baik dari

buku, majalah, Koran, maupun dari internet.

BAB II

3

Page 4: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

PEMBAHASAN

2.1 Batasan dan Pengertian

Wilayah secara umum adalah unit geografis (ruang) yang dibatasi

oleh ciri-ciri tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal,

serta sekaligus menjadi media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan

berinteraksi. Menurut UU No 24/1992 tentang “Penataan Ruang”, wilayah

adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait

padanya yang batas dan sistimnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan aspek fungsional.

Pengembangan wilayah adalah segala upaya perbaikan suatu atau

beberapa jenis wilayah agar semua komponen yang ada di wilayah

tersebut dapat berfungsi dan menjalankan kehidupan secara normal.

Pembangunan wilayah ditopang oleh empat pilar yaitu (1) sumberdaya

alam/fisik-lingkungan (2) sumberdaya buatan/ekonomi (3) sumberdaya

manusia, dan (4) sumberdaya sosial-kelembagaan.

Lahan kering adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa

penggenangan air dalam kurun waktu tertentu, baik secara permanen

maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi.

Menurut hasil rumusan Seminar Nasional Pengembangan Wilayah

Lahan Kering di Mataram bulan Mei 2002, wilayah lahan kering

mencakup : sawah tadah hujan, tegalan, ladang, kebun campuran,

perkebunan, hutan,semak, padang rumput, dan padang penggembalaan.

2.2 Kondisi Umum Wilayah Nusa Tenggara Barat

Letak geografis Propinsi NTB sangat strategis karena berada pada lintas

perhubungan Banda Aceh Atambua dan jalur segitiga pengembangan pariwisata

Bali-Komodo-Tanah Toraja. Kondisi letak geografis ini merupakan peluang besar

untuk pengembangan pertanian dan pariwisata serta sektor lain di daerah ini.

4

Page 5: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

Kondisi iklim yang ada di Propinsi NTB sangat beragam dari iklim tropika

basah (C3) yang ada di sekitar daerah pegunungan Rinjani Pulau Lombok dan

Puncak Ngengas, Uthan Pulau Sumbawa dengan ciri vegetasi hutan tropika basah,

sampai ke kondisi iklim semi ringkai tropika (tropical semi arid) tipe iklim D3,

D4, E3 dan E4 (Oldeman dkk., 1977) dengan vegetasi hutan iklim kering sampai

stepa dan savana serta padang rumput yang merupakan penciri khas untuk iklim

kering semiringkai tropika.

Kondisi geologi wialayah NTB merupakan formasi tersier terdiri atas

formasi batuan volkan tua, batuan intrusi (granodiorit), dan batuan sedimen

(napal, batualiat dan batukapur). Volkan tua terdiri atas augit andesit, porfirit dan

augit-hornblende-andesit. Formasi ini umumnya dijumpai di bagian selatan Pulau

Lombok dan Pulau Sumbawa memanjang dari barat ke timur.

Kondisi fisiografi dan bentuk wilayah NTB dibedakan dalam (a) daerah

dataran, (b) volkan, (c) lipatan dan patahan, dan (d) angkatan. Daerah dataran

terdiri atas dataran aluvial, aluvial-koluvial, aluvial-marin dan marin. Bentuk

wilayah umumnya datar. Daerah volkan terdiri atas kerucut volkan yang masih

utuh dan volkan yang sebagian telah tererosi. Daerah lipatan dan patahan

penyebarannya paling luas di bagian selatan dari Pulau Lombok dan Pulau

Sumbawa. Daerah ini dibedakan dalam perbukitan lipatan dan pegunungan

lipatan. Daerah angkatan berupa batukapur/karang yang terangkat membentuk

perbukitan, dijumpai di sebelah utara Pulau Sumbawa bagian barat (Dessaunetes,

1977). Jika dirinci lebih mendalam sebagian besar wilayah NTB mempunyai

topografi berbukit-bukit hingga bergunung. Berdasarkan bentuk wilayah dan

lereng, daerah ini dapat dibedakan dalam 6 satuan yaitu (1) datar (7,2%), (2)

datar-berombak (10,8%), berombak-bergelombang ((17,6%), dan bergelombang

sampai berbukit dan gunung (63,4%) (Bappeda, 2002).

Kondisi geologi, fisiografi dan iklim menghasilkan tanah-tanah di propinsi

NTB dapat diklasifikasikan menjadi 6 ordo dan diturunkan menjadi sekitar 10

sub-ordo dan 17 gret-group yaitu: Entisols (Ustifluvents. Ustipsamments,

Tropopsamments, Ustorhents, Troporthents), Inceptisols (Ustropepts,

5

Page 6: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

Tropaquepts, Halaquepts), Mollisols (Haplustolls), Vertisols (Haplusterts),

Andisols (Hapludands dan Haplustands), dan Alfisols (Haplustalfs, dan

Rhodustlafs) (Suwardji dan Priyono, 2004).

Dengan melihat ciri khas dan keragaman iklim,fisiografi, tanah dan

vegetasi yang ada, serta kondisi sosial ekonomi masyrakakat yang cukup beragam

di Propinsi NTB tidaklah berlebihan jika daerah ini merupakan pewakil yang

reprensentatif untuk lokasi pengkajian dan pengembangan budidaya pertanian

lahan kering semiringkai di Indonesia.

2.3 Potensi Dan Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Lahan

Kering Di Propinsi Nusa Tenggara Barat

Propinsi NTB mempunyai keunggulan komparatif berupa potensi wilayah

lahan kering yang cukup luas (sekitar 1, 6 juta hektar) dan berpeluang besar

dikembangkan untuk sektor kehutanan dan pertanian dalam airti luas guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi pengembangan pertanian lahan

kering di propinsi NTB yang cukup besar tersebut dibandingkan dengan

pengembangan lahan sawah karena (1) sangat dimungkinkan pengembangan

berbagai macam komoditas pertanian untuk keperluan eksport dengan luas dan

kondisi agroekosistem yang cukup beragam, (2) dimungkinkan pengembangan

pertanian terpadu antara ternak dan taman perkebunan/kehutanan serta tanaman

pangan, (3) membuka peluang kerja yang lebih besar dengan investasi yang relatif

lebih kecil dibandingkan membangun fasilitas irigasi untuk lahan sawah, dan (4)

mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan sebagian besar penduduk yang

saat ini tinggal di lahan kering (Suwardji dkk, 2002).

Walaupun potensi lahan kering NTB yang cukup besar, lahan kering yang

ada memiliki ekosistem yang rapuh (fragile) dan mudah terdegradasi apabila

pengelolaannya tidak dilakukan dengan cara-cara yang tepat, topografi umumnya

berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan olah tanah

dangkal, mudah tererosi, teknologi diadopsi dari teknologi lahan basah yang tidak

6

Page 7: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

sesuai untuk lahan kering, infrastruktur tidak memadai, sumberdaya manusia

rendah, kelembagaan sosial ekonomi lemah, perhatian pemerintah sangat kurang

dan partisipasi berbagai pihak dalam pengembangan lahan kering terutama pihak

swasta sangat kurang (Suwardji dan Tejowulan, 2003).

Sumberdaya air merupakan merupakan faktor pembatas utama dalam

pengelolahan wilayah lahan kering. Jumlah sungai di wilayah lahan kering

Propinsi NTB tahun 2001 sebanyak 155 buah. Kapasitas sungai tersebut dalam

menyediakan air dari tahun ke tahun semakin menurun, terutama pada musim

kemarau yang disebabkan oleh semakin berkurangnya hutan diwilayah tangkapan

hujan di daerah hulu. (Anonim, 2003). Untuk Pulau Lombok Ketersediaan debit

andalan hampir di semua daerah irigasi menurun Sumber mata air dari 711 titik

menjadi 217 (tahun 2000) , Sudah meningkat sekarang 278 titik (2007).

Telah cukup banyak bukti bahwa sumber air untuk pengairan pertanian di

beberapa kabupaten/ kota yang tercakup dalam wilayah lahan kering Propinsi

NTB semakin berkurang . Prasarana irigasi, baik diam, embung maupun sumur

pompa yang telah ada, masih diorientasikan penggunaannya untuk tanaman padi

pada lahan sawah yang secara ekonomi kurang mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, sedang pengairan untuk lahan kering sangat terbatas .

Beberapa fasilitas sumur pompa yang jumlahnya mencapai 400 unit yang secara

nyata mempunyai kemampuan cukup besar untuk menyediakan air bagi

pengembangan pertanian lahan kering, belum dapat dikelola dan dimanfaatkan

secara baik .

Wilayah lahan kering Propinsi NTB merupakan wilayah beriklim semi-

arid tropik yang dipengaruhi oleh musim penghujan dan musim kemarau . Curah

hujan tahunan biasanya relatif tinggi dari 1000 – 2500 mm/tahun , namun

hujannya berlang-sung pada beberapa bulan saja yaitu bulan Desember – Maret (4

bulan), sedang musim kemarau dari bulan April – Nopember (8 bulan) . Curah

hujan tahunan biasanya relatif tinggi dari 1000 – 2500 mm/tahun , sehingga upaya

konservasi air untuk menjamin keberhasilan pertanian di lahan kering merupakan

suatu keharusan.

7

Page 8: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

Namun di balik potensi tersebut, terdapat permasalahan yang masih belum

terpecahkan. Yaitu di antaranya walaupun potensi lahan kering NTB yang cukup

besar, lahan kering yang ada memiliki ekosistem yang rapuh (fragile) dan mudah

terdegradasi apabila pengelolaannya tidak dilakukan dengan cara-cara yang tepat,

topografi umumnya berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas,

lapisan olah tanah dangkal, mudah tererosi, teknologi diadopsi dari teknologi

lahan basah yang tidak sesuai untuk lahan kering, infrastruktur tidak memadai,

sumberdaya manusia rendah, kelembagaan sosial ekonomi lemah, perhatian

pemerintah sangat kurang dan partisipasi berbagai pihak dalam pengembangan

lahan kering terutama pihak swasta sangat kurang (Suwardji dan Tejowulan,

2003).

2.4 Pengaruh Teknologi Dalam Pengolahan Lahan Kering

Setelah kita membahas bagaimana keadaan dan permasalahan-

permasalahn lahan kering di atas, maka selanjutnya penulis akan mencoba untuk

membuka pikiran bagaimana olusi-solui yang bisa penulis ungkapkan agar

permasalan tersebut dapat terselesaikan. Akan tetapi sebelum penulis membahas

lebih lanjut, terlebih dahulu penulis akan melihat bagaimana pengaruh teknologi

dalam pengolahan lahan kering itu.

Teknologi dalam pengolahn lahan kering, pada dasarnya sangat perperan

penting dan dapat memberikan dampak perubahan yang baik, namun para petani

pada umumnya lebih banyak menggunakan cara bertani yang tradisional dan

masih primitif, yaitu bagaimana tata cara yang di ajarkan oleh nenek moyang

mereka. Hal inilah yang bisa membuat pertanian di daerah NTB masih jauh dari

keberhasilan, walaupun apabila kita melihat ada beberapa petani yang sudah

memanfaatkan teknologi yang canggih, akan tetapi itu hanya sebagian kecilnya

saja.

Teknologi dalam hal ini adalah mesin traktor yang di gunakan untuk

membajak lahan subur maupun lahan kering. Dalam hal ini, hanya sebagian kecil

8

Page 9: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

saja petani yang sudah menggunakan mesin traktor ini, dan yang sebagian besar

yang lainnya tidak mau menggunakan mesin traktor karena mereka beranggapan

bahwa manggunakan traktor lebih banyak menghabisakan biaya, selain itu petani

juga sebenarnya berfikir logis, yaitu petani ada yang berfikir bahwa karena mesin

traktor ini bisa menyebabkan lahan menjadi tidak terlalu subur, hal ini di

karenakan bahwa pada saat pembajakan ada bahan kimia seperti bensin atau solar

yang di gunakan dalam traktor terjatuh ke dalam lahan, sehingga bisa membuat

lahan menjadi kurang subur. Sehingga dengan hal ini para petani beranggapan

bahwa mereka akan merugi, padahal menurut hasil yang di dapatkan, mereka akan

mendapatkan hasil yang lebih besar, namun krena para petani sudah terdoktrin

untuk tidak menggunakan teknologi ini.

Akan tetapi ada sebuah teknologi yang sangat berguna bagi para petani

dalam pengolahan lahan kering, yaitu mesinpenyedot air dari suangai yang akan

di alirkan ke sawah-sawah dan ini sudah banyak petani yang mengunakannya.

Mesin ini dinamakan mesin ”desel”. Dengan teknologi seperti ini, maka petani

sudah biosa lebih ringan dalam mengolah lahan pertanian mereka.

2.5 Pengaruh Pemupukan Dalam Pertanian

Selanjutnya penulis akan membahas bagaimana pengaruh pemupukan

dalam pertanian?

Usaha meningkatkan produksi pertanian terutama tanaman padi tidak

terlepas dari penggunaan pupuk anorganik sebagai salah satu faktor produksi yang

sangat penting (Reijntjes et al., 1992). Pemerintah sejak periode 1969-1997 telah

banyak menerapkan serangkaian kebijakan untuk mendorong penggunaan pupuk

pada usahatani padi. Usaha tersebut menghantarkan Indonesia mampu mencapai

swasembada pangan (beras) pada tahun 1984 (Sri Rochayati dan Sri Adiningsih,

2002). Namun demikian, penggunaan pupuk anorganik masih banyak dilakukan

secara kurang tepat, baik dalam penentuan jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian

9

Page 10: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

pupuk. Hal ini jelas memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap

keadaan fisik, kimia dan biologi tanah serta lingkungan secara keseluruhan.

Peningkatan produksi dengan hanya mengandalkan pemberian pupuk

anorganik dengan pola tanam padi-padi-palawija yang terus menerus dan

mengabaikan unsur-unsur hara yang terangkut oleh hasil panen dapat

mengakibatkan menurunnya keseimbangan hara dalam tanah dan mempercepat

pemerosotan kesuburan tanah. Jika keadaan tersebut berlangsung dalam waktu

yang cukup lama, maka akan terbentuk tanah kritis. Untuk mengatasi keadaan

tersebut maka pengelolaan tanah yang tepat menjadi sangat penting agar

kesuburan tanah dapat dilestarikan.

Namun pemupukan ini hanya bisa di lakukan pada tanah yang subur dan

lahan basah, sedangkan di pulau Lombok sendiri sangat banyak lahan yang kering

dan sangat membutuhkan pengolahan dan hal inilah yang akan poenulis bahas di

dalam solusi pada pembahasan selanjutnya.

Adapun jenis pupuk yang di gunakan dalam pertania ini di bagi dua yaitu

pupuk organik dan an organik.

1. Pupuk organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuh

tumbuhan, hewan, atau makhluk hidup laonnya. Yang pada

pemakainya biasanya di sebut pupuk kompos.

2. Pupuk anorganik

pupuk anorganik merupakan pupuk yang berasal dari bukan

makhluk hidup seperti bahan-bahan kimia.

10

Page 11: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

2.6 Solusi Untuk Mengatasi Lahan Kering

Adapun setelah penulis memberikan permasalahan-permasalan yang

berkaitan dengan lahanm kering, maka pada pembahsan ini, penulis akan

memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi lahan kering ini. Salah satu

metode yang paling utama adalah dengan melakukan pertanian sistem ” Gogo

Rancah”.

Gogo rancah merupakan suatu sistem pertanian yang di lakukan pada

lahan kering dan hanya membutuhkan sedikit air dan tanaman yang di

kembangkan adalah padi dan jagung. Adapun sistem gogo rancah yang di singkat

GORA ini di kelola melalui beberapa tahap yaitu :

Pertama, Pembajakan lahan kering tanpa air yang di lakukan oleh petani

untuk mempermudah penyebaran benih padi pada saat penanaman.

Kedua, Benih padi langsung di tanam tanpa adanya penyiapan benih di

daerah lain. Benih padi ini di masukkan ke dalam lubang-lubang yang sudah di

siapkan sesuai jumlah biji ynag sudah di tentukan.

Ketiga, pemberian sejumlah air untuk penyiraman dan biasanya menunggu

air hujan yang datang, sehingga penanaman ini hanya akan berlangsung pada

musim hujan saja.

Keempat, setelah padi tumbuh di beri pupuk yang dilakukan dengan cara

penyiraman dengan air maupun langsung di taburi pada tanaman.

Kelima, melakukan pembersihan tanaman pengganggu seperti rumput-

rumput. Setelah itu petani menunggu padi untuk di panen.

Keenam, petani memanen hasil padi, meskipun hasil yang di dapat tidak

lebih banyak hasil penanaman pada lahan subur.

Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan masyarakat

tani pada lahan kering ditentukan oleh tingkat pengelolaan faktor biofisik, sosio-

ekonomi, teknologi dan komoditi yang dipilih. Pengendalian dan pengelolaan

yang baik terhadap faktor-faktor tersebut di atas akan membawa kita pada suatu

11

Page 12: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

kesempatan unntuk memperbaiki usahatani yang ada pada saat ini (Squires dan

Tow, 1991).

Selain dari sistem di atas, penulis juga memberikan paradigma yang lebih

kongkrit untuk pertanian lahan kering yang berkelanjutan yaitu sebagai berikut.

Diperlukan pendekatan terpadu dalam pengembangan pertanian lahan kering

Diperlukan sekenario model pengembangan pertanian lahan kering yang

spesifik lokasi terintegrasi dengan berbagai sektor

Diperlukan pendekatan agribisnis

Perlunya perubahan kebijakan subsisten menjadi komersial

Orientasi produk primer menjadi sekunder

Peran masyarakat menjadi lebih besar

Meningkatkan daya saing produk pertanian lahan kering

Meningkatkan kesempatan kerja

Peningkatan peluang usaha di desa

Peningkatan pendapatan petani

Peningkatan PAD dan devisa negara

12

Page 13: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari beberapa solusi diatas, maka sebuah wacana yang mengatakan bahwa

” Lahan Kering Di NTB Harta Karun Yang Belum Digali” akan dapat

terwujud dan akan memberikan sebuah mimpi menjadi kenyataan.

Walaupun lahan kering mempunyai berbagai permasalahan baik biofisik

maupun sosial ekonomi, namun atas dasar potensi wilayah dan kesiapan

teknologinya, dan dalam rangka menyongsong pelaksanaan otonomi daerah,

wilayah ini tampaknya dapat menjadi unggulan pembangunan propinsi NTB

untuk dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk memberdayakan lahan kering secara berkelanjutan, diperlukan

perubahan paradigma kebijakan pemerintah dari tingkat nasional sampai ke

daerah, teknologi berkelnjutan berbasis agribisnis, pemberdayaan masyarakat

lokal, dan kemauan serta kebersamaan setiap stakeholder untuk menjadikan lahan

kering lebih kompetitif. Disini diperlukan komitmen dari berbagai stakeholder

baik pemerintah maupun dunia usaha secara luas untuk dapat mengembangkan

pertanian lahan kering yang berbasis agribisnis dan berkelanjutan.

2. Saran

Petani, kepada para petani agar selalu berusaha menjadi yang terbaik dan

dapat mengembangkan hasil pertanian yang lebih baik.

Pemerintah, penulis menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan

dorongan motivasi kepada para petani dengan cara melakukan penyuluhan-

penyuluhan kepada para petani.

Pembaca, penulis menyarankan kepada para pembaca agar memperhatikan

daerah kita masing-masing agar lingkungan kita tetap terjaga sehingga tidak

terjadinya lahan kering.

13

Page 14: Karya Tulis Lahan Kering Di Ntb

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik NTB. 1999. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik NTB.

Rahardjo, Sudarmadji ., 2007. Aquasorb / Hydrogel . Mataram

e-mail: [email protected], [email protected]

Suwardji dan Tejowulan. 2003. Lahan Kritis dan Permasalahan Linkungan

Hidup. Makalah yang disampaikan dalam Seminar Nasional Pengelolaan

Lahan Kritis Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga Penelitian

Universitas Muhammadiyah Mataram. 17 Desember 2003

http//www.google.com 15-12-2008 09:00 pm

http//www.google.com 20-12-2008 08:30 pm

14