karya ilmiah remaja

20
i Karya Ilmiah Remaja Pemanfaatan Akar Bambu, Kotoran Kambing, dan Bonggol Batang Pisang Sebagai Pupuk Cair Organik Disusun oleh: Pebri Handoyo Ryan Probo Wiroto Syambuana Ibnuardi Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Ajaran 2010/2012

Upload: febrihandoyo

Post on 22-Jul-2015

514 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Karya Ilmiah Remaja

Pemanfaatan Akar Bambu, Kotoran Kambing, dan Bonggol Batang Pisang Sebagai Pupuk Cair Organik

Disusun oleh: Pebri Handoyo Ryan Probo Wiroto Syambuana Ibnuardi

Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Ajaran 2010/2012

i

Pemanfaatan Akar Bambu, Kotoran Kambing, dan Bonggol Batang Pisang Sebagai Pupuk Cair Organik

Disusun oleh: Pebri Handoyo Ryan Probo Wiroto Syambuana Ibnuardi

Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Ajaran 2010/2012

ii

LEMBAR PENGESAHANDengan ini kami mengesahkan karya ilmiah yang berjudul : Pemanfaatan Akar Bambu, Kotoran Kambing, dan Bonggol Batang Pisang Sebagai Pupuk Cair Organik "

Penulis : Pebri Handoyo Ryan Probo Wiroto Syambuana Ibnuardi

Disahkan : Purworejo,

Mei 2012

Mengetahui , Pembimbing Kepala Sekolah

A.Muzaki, S.Pd. NIP. 19670424 199603 1 003

Padmo Sukoco, M.Pd. NIP. 19646718 198703 1 010

iii

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL i LEMBAR PENGESAHAN ii DAFTAR ISI iii KATA PENGANTAR iv BAB I PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. 1 2 2 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. 2. 3. 4. Pengertian Pupuk Pengertian Pupuk Organik Karakteristik Hara N, P dan K dalam Tanah . Karakteristik Hara N, P dan K dalam Tanaman . 2 2 4 5

BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitiaan 7 2. Bahan dan Alat Penelitian. 7 3. Langkah Kerja 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kandungan Bahan Kimia Dalam Bahan Pupuk Cair.. 9 2. Fungsi Nitrogen, Fosfor dan Kalium. 11 BAB V PENUTUP1. Kesimpulan. 14 2. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA. 15

4

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yan telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita smua sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan penelitian karya ilmiah remaja(KIR) dengan baik. Tak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Karya ilmiah remaja (KIR) merupakan salah satu bagian dari sekolah berwawasan lingkungan seperti yang saat ini sedang giat-giatnya dilakukan pada SMA Negri 7 Purworejo. Adapun tujuan dari KIR ini adalah untuk melatih remaja terutama generasai muda yang duduk di bangku SMA untuk melakukan penelitian dan memberikan inovasi baru kepada lingkungan. Penulis berhutang budi kepada banyak pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya penelitian ilmiah ini. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan pengharaan kepada: 1. Kepala SMA Negeri 7 Purworejo, Padmo Sukoco, M.Pd yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya akan terciptanya kreativitas di sekolah sehingga penelitian ini mendapatkan dukungan penuh baik moril maupun material. 2. A Muzaki,S.Pd selaku wali kelas XI IPA 3 dan guru pembimbing yang dengan sabar dan teliti menggali, membimbing, dan membina, yang tanpa lelah atas terselesaikannya penelitian ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontraktif dari pembaca untuk perbaikan penulis di masa mendatang.

Purworejo, 19 Mei 2012

Penulis

5

BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahPupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk kimia yang dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya berasal dari bahan-bahan yang lebih murni daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang telah dikalkulasi terlebih dahulu. Pupuk kimia memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan pupuk organik, diantaranya mampu memberikan efek yang lebih cepat dan memiliki bentuk fisik yang relatif praktis dan menarik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kemudian disadari bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat merusak tanah. Masyarakat pun kembali melirik pupuk organik. Seiring dengan merebaknya gaya hidup kembali ke alam, pupuk organik pun menjadi populer kembali. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang ada di alam, misalnya sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati. Pupuk jenis ini mengatur sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga persediaan unsur hara bagi tanaman sehingga pupuk ini dapat mengembalikan kesuburan tanah. Dewasa ini, pupuk kimia NPK digunakan petani untuk memperbaiki atau meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Akan tetapi, dikarenakan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kimia secara terus menerus pada tanah, penggunaan pupuk NPK dapat digantikan oleh pupuk organik cair NPK yang terbuat dari bahan-bahan organik yang mengandung unsur N, P, dan K. Pupuk N dapat dibuat dari perpaduan bahan organik akar bambu, bonggol batang pisang dan buah kotoran kambing. Senyawa Fosfor dapat dibuat dari batang pisang, dan senyawa Kalium dapat dibuat dari buah Kotoran Kambing, sedangkan senyawa Nitrogen dapat diperoleh dari akar bambu. Tampilan pupuk yang berupa cairan dianggap lebih menarik dan tidak menjijikkan. Disamping itu, dengan bentuk cairan pupuk dapat dengan mudah digunakan yakni dengan cara disemprotkan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian khusus untuk membuat pupuk cair organik dari bahan bahan akar bambu, bonggol batang pisang, dan buah kotoran kambing. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

2. Rumusan Masalah6

Agar penelitian ini terarah maka perlu dirumuskan rumusan masalahnya. Adapun rumusan masalah itu dapat dikemukakan sebagaiberikut: 1. Bagaimana cara pembuatan pupuk cair organik dari akar bambu, kotoran kambing, dan bonggol batang pisang? 2. Bagaimana pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman?

3. Tujuan PenelitianSedangkan tujuan penelitian akan memandu penulis ke arah hasil yang diinginkan. Karena itu, tujuan penelitian itu dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Untuk mendeskripsikan cara membuat pupuk cair dari akar bambu, kotoran kambing, dan bonggol batang pisang. 2. Untuk mengetahui pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman.

4. Manfaat PenelitianSesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pupuk organik cair yang memiliki banyak keunggulan yaitu lebih efisien,higienis, dan ramah lingkungan.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA1. Pengertian PupukPupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan asalnya, yaitu: 1. pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCl (pupuk K), serta 2. pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau.

Menurut cara pemberiannya, pupuk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Pupuk akar ialah segala jenis pupuk yang diberikan lewat akar. Misalnya, TSP, ZA, KCl, kompos, pupuk kandang, dan Dekaform. 2. Pupuk daun ialah segala macam pupuk yang diberikan lewat daun dengan cara penyemprotan. Sampai saat ini diperkirakan ada banyak jenis pupuk daun yang beredar di pasaran.

2. Pengertian Pupuk OrganikBahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Kadar bahan organik tanah tidak melebihi 3 atau 5 persen dari bobot tanah. Walaupun jumlahnya sedikit, bahan organik memiliki pengaruh yang nyata terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman (Soepardi,1983). Definisi pupuk organik menurut International for Standardization (ISO) adalah bahan organik atau bahan karbon, pada umumnya berasal dari tumbuhan dan/atau hewan yang ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara (Sutanto, 2002). Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dibandingkan bahan pembenah buatan/sintetis. Tanah yang menggunakan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P dan K rendah tetapi memiliki hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk organik 8

dapat mencegah erosi, pengerakan permukaan tanah dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki drainase (Sutanto, 2002). Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap tanaman karena selain menyumbangkan hara makro, meskipun dalam jumlah rendah, juga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Menurut Musnamar (2003) fungsi pupuk organik secara umum adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesuburan tanah, dengan adanya penambahan unsur hara, humus dan bahan organik kedalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang. 2) Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah sehingga sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah berpasir menyebabkan daya ikat tanah meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung akan membuat daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Tata udara tanah yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara tanah menjadi lebih baik. 3) Memperbaiki sifat biologi tanah dan mekanisme jasad renik. Pemberian pupuk organik akan meningkatkan populasi musuh alami mikroba tanah sehingga menekan aktivitas saprofitik dari patogen tanaman.

3. Karakteristik Hara N, P dan K dalam TanahUnsur N dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pengikatan N udara oleh mikroorganisme, pupuk dan air hujan. Unsur N di dalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu: protein (bahan organik), senyawa-senyawa amino, amonium (NH4) dan nitrat (NO3-). Perubahan-perubahan bentuk N dalam tanah dari bahan organik melalui beberapa proses yaitu aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi. Hilangnya N dari tanah diantaranya adalah karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme, N dalam bentuk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit sehinga tidak dapat digunakan oleh tanaman, N dalam bentuk NO3- mudah dicuci oleh air hujan (leaching) dan proses denitrifikasi (Hardjowigeno, 2007).

9

Unsur P di dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineralmineral di dalam tanah. Jenis P di dalam tanah berupa P-organik dan P-6 anorganik. Panorganik umumya dalam bentuk senyawa dengan Ca atau senyawa-senyawa dengan Fe dan Al (Hardjowigeno, 2007). Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ionion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe dan lainlain membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-beda. Reaksi tanah (pH) memegang peranan sangat penting dalam mobiltas unsur ini (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Jumlah K dalam tanah jauh lebih banyak daripada fosfor. Masalah utama ialah ketersediaan karena K diikat dalam bentuk-bentuk yang kurang tersedia. Jumlah K yang dapat dipertukarkan atau tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1 persen dari seluruh K tanah (Soepardi, 1983). Unsur K dalam tanah berasal dari mineral-mineral primer tanah dan pupuk buatan. Hilangnya K dari tanah karena diserap tanaman terutama tanaman leguminosa, tomat, dan kentang, dan karena pencucian oleh air hujan ( Hardjowigeno, 2007).

4. Karakteristik Hara N, P dan K dalam TanamanTanaman mengambil N terutama dalam bentuk NH4+ dan NO3-. Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein dan membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam perbaikan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N memiliki warna yang lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno, 2007). Unsur P berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk energi. Penyimpanan dan peredarannya keseluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP. Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada dalam inti sel, Unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat (kerdil) karena pembelahan 7 sel terganggu dan daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun (Hardjowigeno, 2007).

10

Kalium merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam atau dengan kata lain mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar (Gardner et al., 1991). Kalium berperan dalam pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis (pembentukan karbohidrat), translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dan dalam aktivitas enzim Tanaman yang kurang K akan kurang tahan terhadap kekeringan karena K membantu menjaga potensial osmotik dan ketersediaan air pada tanaman (Epstein, 1972). Tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun, buah, maupun biji. Unsur K mudah bergerak (mobile) di dalam tanaman sehingga gejala defisiensi K terlihat pada daun tua, pinggir-pinggir daun berwarna coklat. Hal ini terjadi karena daun-daun muda yang masih tumbuh dengan aktif menghisap K dari daun-daun tua (Hardjowigeno, 2007).

11

BAB III METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan adalah Metode Eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manfaat pupuk cair dari akar bambu, bonggol batang pisang, dan buah papaya busuk.

1. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Balai Rehabilitasi Sosial Wiloso Muda Mudi Purworejo, Jalan Urip Sumoharjo 76 Purworejo. Pada tanggal 20 April s.d. 19 Mei 2012

2. Bahan dan Alat PenelitianBahan: 1. Akar bambu 2. Bonggol batang pisang 3. Kotoran kambing 4. Air 5. Gula Alat: 1. Pisau 10 kg 10 kg 5 kg 50 liter 0,5 kg

2. Ember 3. Pengaduk 4. Plastik 5. Tali 6. Ember 7. Penyaring

12

3. Langkah Kerja1. Pisahkan bonggol batang pisang dan akar bambu dengan tanah. 2. Cuci kemudian potong menjadi bagian-bagian kecil. 3. Masukkan potongan-potongan kecil tersebut ke dalam ember. 4. Tambahkan kotoran kambing ke dalam ember 5. Tambahkan gula yang telah dihaluskan 6. Tambahkan air kemudian aduk sampai merata. 7. Tutup ember dengan plastik dan ikat dengan rapat supaya tidak berinteraksi dengan udara luar. 8. Diamkan selama 2-3 minggu supaya terfermentasi. 9. Setelah 2-3 minggu, pupuk cair disaring sampai bersih, dan siap digunakan. 10. Penggunaan setiap 1 liter pupuk cair dicmpur dengan air kurang lebih 10 liter air.

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN1. Kandungan Bahan Kimia Dalam Bahan Pupuk CairBerikut adalah kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat pada tanaman akar bambu, kotoran kambing, dan bonggol batang pisang: a) Akar Bambu Pada tanaman bambu akarnya mempunyai bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti. Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua pihak. Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannya. Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini masuk melalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar

tersebut dan membentuk bintil pada akar yang bersifat khas pada bambu. Belum diketahui sepenuhnya bagaimana rhizobium masuk melalui rambut - rambut akar, terus ke dalam badan akar dan sel anjutnya membentuk bintil bintil akar. Beberapa contoh spesies Rhizobium: 1. R. leguminasorum 2. R. phaseoli 3. R. trifolii 4. R. melioti 5. R. lupini 6. R. japonicum 7. Rhizobium. spp

Untuk menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas amoniak dan kemudian asetylen menjadi ethylen. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif (Singkatan nitrogen fixation). Gen gen nif ini berbentuk suatu rantai , tidak terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang se suai dari kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam 14

mikroorganisme lain (Prentis, 1984). Dengan rekayasa genetik telah berhasil ditransfer gen nif dari bakteri Rhizobium kedalam bakteri Escherechia coli , sehingga E. coli mampu untuk menambat nitrogen. Beberapa kelompok bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produksi tanaman adalah: a. Rhizobium (bakteri penambat N2 yang bersimbiosis dengan kacang kacangan b. Azotobakter, Azospirillum (bakteri penambat N2 yang tidak bersimbiosis dengan tanaman c. Bacillus subtilis, B. polymixa (bakteri penghasil senyawa yang dapat melarutkan fosfat tanah). d. Clostridium dan e. Pseudomonas fluorescens dan P. putia. Potensi penggunaan rizobakteria sebagai inokulan telah banyak mendapat perhatian dari pakar mikrobiologi tanah dan penyakit tanaman, karena sifat dari rizobakteria ini sangat agresi f dalam mengkolonisasi akar menggantikan tempat mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman. (Burr, 1978). Hubungan antara tanaman dan mi kroorganisme terjadi di daerah rizosfer, mikroorganisme dapat hidup dari substrak yang dikeluarkan oleh tanaman melalui akar ataupun tanaman yang mati, disamping itu dapat juga merangsang pengeluaran unsur hara dari akar (Vancura, 1964), dapat menghasilkan senyawa senyawa yang mempercepat pertumbuhan (Bowen dan Rovira, 1961).

b) Kotoran Kambing Kandungan berbagai zat kimia dalam kotoran kambing dapat dilihat pada table berikut.

Domba Ukuran Hewan (kg) 100

Pupuk kandang Basah (ton per 77 tahun) Kandungan Hara (Poun per ton) Natrium (N) Kalium (K) Fosfor (P) Kalsium (Ca) 28,0 4,2 20,0 11,7

15

Magnesium (Mg) Sulfur (S) Ferrum (Fe) Boron (B) Cuprum (Cu) Mangan (Mn) Zinc (Zn)

3,7 2,8 0,3 -

Selain mengandung tiga unsure yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), kotoran kambing mempunyai unsur hara mikro yang sangat lengkap waalaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlu diingat bahwa makanan yang dimakan ternak dan umur ternak sangat berpengaruh terhadap kandungan hara yang ada pada kotoran.

c) Bonggol Batang Pisang Ada tiga unsur yang dianalisis dari bonggol pisang, yaitu unsure Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K). Dimana N yang terkandung dalam bonggol pisang sebesar 18,056 mg, P sebesar 2,56 mg, dan K sebesar 15.860.

2. Fungsi Nitrogen, Fosfor dan KaliumSecara umum unsure Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Nitrogen Senyawa Nitrogen diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+ Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah: Diperlukan untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

16

Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah. Adapun sumber Nitrogen adalah : a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi. b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis. c. Mikrobia atau bakteri-bakteri. d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)

b. Fosfor Senyawa Fosfor diambil /diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4. Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut : a) Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda. b) Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji. c) Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. d) Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

c. Kalium Kalium diambil/diserap tanaman dalam bentuk K+. Fungsi Kalium bagi tanaman adalah: a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat. b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. c. Merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. d. Meningkatkan mutu dari biji/buah. Sumber-sumber Kalium adalah :

17

1. Beberapa jenis mineral. 2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis. 3. Air irigasi serta larutan dalam tanah. 4. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain) 5. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2

18

BAB V PENUTUP1. KesimpulanDari pembahasan di atas dapat diperoleh manfaat pupuk cair organik adalah sebagai berikut: o Merangsang pertumbuhan tunas baru o Mempebaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak o Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan o Memperbaiki klorofil pada daun o Merangsang pertumbuhan kuncup bunga o Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga o Memperkuat daya tahan pada tanaman

Aplikasi dari pupuk cair organik 10 cc pupuk cair organik untuk 1-1,4 liter air. Disemprotkan pada mulut daun dan batang Waktu yang dibutuhkan adalah pada pagi hari sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 4 sore Dapat digunakan dengan sistem infus Khusus untuk perangsang buah pada kelapa sawit ditambahkan larutan NaCl 1 ons untuk 14 liter air

2. SaranKarena keterbatasan alat dan pengetahuan yang kami miliki maka kami menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut guna menentukan dosis pupuk cair yang tepat bila dimanfaatkan sebagai sarana pertanian.

19

Daftar Pustaka Tim penyusun. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya Dyah, Nur dan Firman. 2008. Mahkotadewa dan manfaatnya. Bekasi : Ganeca Purwendro, Setyo. 2006. Menglah Sampah. Depok : Penebar Swadaya R, Afandie dan Y, Nasih W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius Kumpulan Naskah Pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja 2006 Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Peneber Swadaya Hadisuwito, Sukamto. 2007.Membuat Pupuk Kompos Cair.Jakarta: Agro Media

20