karya tulis ilmiah gambaran pengetahuan remaja tentang …

65
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BIPOLAR DISORDER DI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan Disusun Oleh: Noviantika Agustina 4180170058 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

BIPOLAR DISORDER DI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

Noviantika Agustina

4180170058

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

i

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

iii

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

iv

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

v

ABSTRAK

Gangguan suasana perasaan merupakan sekelompok gambaran klinis yang ditandai

dengan berkurang atau hilangnya kontrol emosi dan pengendalian diri. Gangguan

afektif dapat berupa depresi, manik atau campuran keduanya (bipolar).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Remaja Tentang

Bipolar Disorder di D-III Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2020. Jenis penelitian yang digunakan

adalah metode diskriptif dengan pendekatan cross sectional, dengan variable

pengetahuan dan bipolar disorder dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang pada tahun

2020. Kuesioner di sebar melalui grup perkelas menggunakan Google Form. Proses ini

membutuhkan waktu 1 minggu.

Hasil penelitian ini sebagian responden sebanyak 63 orang (76,8%) mempunyai

pengetahuan kurang tentang pengertian, sebagian responden sebanyak 59 orang

(72,0%) mempunyai pengetahuan kurang tentang epidemiologi, sebagian responden

sebanyak 75 orang (91,5%) mempunyai pengetahuan kurang tentang etiologi, sebagian

responden sebanyak 44 orang (53,7%) mempunyai pengetahuan kurang tentang

patofisiologi, sebagian responden sebanyak 79 orang (96,3%) mempunyai pengetahuan

dengan kategori kurang tentang klasifikasi, sebagian responden sebanyak 47 orang

(57,3%) mempunyai pengetahuan kurang tentang gejala, sebagian responden sebanyak

48 orang (58,5%) mempunyai pengetahuan kurang tentang diagnosa, sebagian

responden sebanyak 43 orang (52,4%) mempunyai pengetahuan kurang tentang

medikasi, sebagian responden sebanyak 42 orang (51,2%) mempunyai pengetahuan

kurang tentang penanganan.

Diharapkan untuk universitas yaitu melakukan penyuluhan tentang Bipolar Disorder

untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang Bipolar Disorder.

Kata kunci : Bipolar Disorder, Pengetahuan

Daftar Pustaka : 3 Buku

4 Jurnal

2 Website

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

vi

ABSTRAC

The mood Destruction is a clinical situation showed by loosing emotional control. It

can be seen as a depression, Manicurist or both (bipoar), in some cases.

This study aims to determine the description of adolescent knowledge about bipolar

disorder at D-III Nursing Bhakti Kencana University Bandung. This research was

conducted in August 2020. The type of research used is a descriptive method with a

cross-sectional approach, with variable knowledge and bipolar disorder with a total

sample of 82 people in 2020. The questionnare is distributed through class groups using

Google form this process takes one week.

The results of this study were some 63 respondents (76.8%) had less knowledge about

definition, some 59 respondents (72.0%) had less knowledge about the epidemiology,

some 75 respondents (91.5%) have less knowledge about etiology, some 44

respondents (53.7%) have less knowledge about pathophysiology, some 79

respondents (96.3%) have knowledge with a poor category about classification, some

of the respondents as many as 47 people (57.3%) had less knowledge about symptoms,

some 48 respondents (58.5%) had less knowledge about diagnosis, some of the

respondents were 43 people (52.4%) have insufficient knowledge about medication,

some 42 respondents (51.2%) have insufficient knowledge about the treatment.

I suggest that the university should held a bipolar disorder counseling to improve

student knowledge about bipolar disorder.

Keymords : Bipolar Disorder

Biniliography : 3 Books

4 Journals

2 Website

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

penelitian guna memenuhi sebagian persyaratan tugas akhir Program Studi Diploma

III Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. H.Mulyana, S.H,.M.Pd.,MH.Kes, selaku ketua YPPKM Bhakti Kencana

Bandung.

2. DR. Entis Sutrisno, MH.Kes.,Apt selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana.

3. Rd. Siti Jundiah, S.Kp.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan.

4. Dede Nur Aziz Muslim, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ka.Prodi Diploma III

Keperawatan.

5. Hikmat, AMK, S.Pd.,MM selaku pembimbing 1 yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan untuk penulis.

6. Dedi Mulyadi, S.Pd.,S.KM.,S.Kep.,M.H.Kes selaku pembimbing 2 yang selalu

memberikan bimbingan dan ararah untuk penulis.

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

viii

7. Anri, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku wali kelas yang telah memberikan motifasi

bagi penulis

8. Staf dan Dosen Universitas Bhakti Kencana yang telah memberikan izin

penulis untuk melakukan penelitian

9. Keluarga Tersayang bapak (Agus) dan Ibu (Edah) yang selalu memberikan

dukungan, motivasi dan do’a serta cinta terbesarnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah penelitian

10. Kepada sahabat kecil Dita Amelia, Adetya, Eer Ernawati, yang selalu

memberikan motivasi, semangat dan do’a nya kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian.

11. Kepada poki yang selalu membantu serta mendukung serta memberi motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

12. Seluruh sahabat Angkatan XXIV di DIII Keperawatan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi

Bersama dalam menyelesaikan proposal penelitian

Atas segala bantuan dan bimbingan, penulis ucapkan terima kasih sebanyak-

banyaknya. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun susunannya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis

juga bagi para pembaca.

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

ix

Bogor, 03 Mei 2020

Penulis

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

LEMBARAN PERSETUJUAN ............................................................................ i

LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

LEMBARAN PERNYATAAN ............................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan penelitian ................................................................................. 4

1.3.1 Tujuan umum............................................................................... 4

1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................. 4

1.4 Manfaat penelitian ............................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 7

2.1 Konsep Pengetahuan ........................................................................... 7

2.1.1 Pengertian Pengetahuan............................................................... 7

2.1.2 Tingkat pengetahuan ................................................................... 8

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ....................... 10

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan ................................................... 12

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

xi

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan............................................................. 16

2.2 Konsep Remaja ................................................................................... 16

2.2.1 Pengertian Konsep Remaja.......................................................... 16

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja .......... 17

2.2.3 Pengertian tugas-tugas perkembangan remaja ............................ 19

2.2.4 Tugas-tugas perkembangan remaja ............................................. 20

2.2.5 Jenis tugas-tugas perkembangan remaja ..................................... 22

2.3 Konsep Bipolar .................................................................................... 28

2.3.1 Definisi Bipolar Gangguan .......................................................... 28

2.3.2 Epidemiologi Gangguan bipolar.................................................. 29

2.3.3 Etiologi Gangguan Bipolar .......................................................... 31

2.3.4 Patofisiologi ................................................................................. 32

2.3.5 Klasifikasi Gangguan Bipolar .................................................... 33

2.3.6 Gejala Gangguan Bipolar ............................................................ 34

2.3.7 Diagnosa Gangguan Bipolar........................................................ 36

2.3.8 Medikasi Untuk Bipolar Disorder ............................................... 37

2.3.9 Penatalaksanaan Gangguan Bipolar ............................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 42

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 42

3.2 Paradigma Penelitian ........................................................................... 42

3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 45

3.4 Definisi Konseptual dan Operasional .................................................. 45

3.4.1 Definisi Konseptual ..................................................................... 45

3.4.2 Definisi Oprasional ...................................................................... 46

3.5 Populasi dan Sampel ........................................................................... 47

3.5.1 Populasi ....................................................................................... 47

3.5.2 Sampel ......................................................................................... 48

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

xii

3.6 Pengumpulan data ............................................................................... 51

3.6.1 Instrumen Penelitian .................................................................... 51

3.6.2 Uji Validitas dan Reabilitas ......................................................... 52

3.6.3 Teknik Pengumpualan Data ........................................................ 52

3.7 Langkah-langkahPenelitian ................................................................. 53

3.7.1 Tahap persiapan ........................................................................... 53

3.7.2 Tahap pelaksanaan ....................................................................... 54

3.7.3 Tahap akhir penelitian ................................................................. 54

3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data ..................................................... 54

3.8.1 Pengolahan Data .......................................................................... 54

3.8.2 Analisa Data ................................................................................ 57

3.9 EtikaPenelitian .................................................................................... 58

3.10 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................... 60

3.10.1 Tempat Penelitian ...................................................................... 60

3.10.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 62

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 62

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 89

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 89

5.2 Saran ........ ........................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 93

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Oprasional ................................................................................ 46

Tabel 3.2 Sampel ..................................................................................................... 50

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi jenis Kelamin ......................................................... 61

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur ...................................................................... 62

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengertian Bipolar Disorder .................................. 64

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Epidemiologi Bipolar Disorder ............................. 65

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Etiologi Bipolar Disorder ...................................... 66

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Patofisiologi Bipolar Disorder ............................... 66

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Bipolar Disorder .................................. 67

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gejala Bipolar Disorder ......................................... 68

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Diagnosa Bipolar Disorder .................................... 69

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Medikasi Bipolar Disorder .................................. 70

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Penanganan Bipolar Disorder .............................. 70

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

xiv

DAFTAR BAGAN

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 45

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 :Kisi-kisi instrumen

Lampiran 3 :Infromed Consent dan Instrumen Penelitian

Lampiran 4 :Lembar Uji Konten

Lampiran 5 :Hasil Excel dan Spss

Lampiran 6 :Lembar Jadwal Penelitian

Lampiran 7 :Lembar konsultasi Bimbingan KTI

Lampiran 8 :Riwayat Hidup

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini semakin sering dijumpai orang yang mengalam pengidap

penyakit atau gangguan psikologi karena berbagai macam sebab atau faktor.

Keadaan ekonomi ataupun sosial yang menekan terus menerus yang semakin lama

jika tidak diwaspadai akan menimbulkan masalah yang lebih buruk bahkan sangat

buruk, yaitu terjadinya gangguan mental. Beberapa gangguan yang dikenal luas

seperti stres,bullying, fobia,homoseksual, pedofilia dan sebagainya. Sebagian

besar manusia bahkan seluruh manusia pernah merasa depresi, tetapi keadaan ini

tidak dianggap abnormal pada kondisi tertentu (contoh kehilangan seseorang yang

dekat dan disayangi). Keadaan seseorang dianggap abnormal ketika kondisi

emosional seperti depresi tidak sesuai dengan situasinya.

Orang dengan gangguan mood akan mengalami gangguan perasaan yang sangat

buruk dan berlangsung lama dan mengganggu kehidupan seseorang baik dengan

dirinya ataupun lingkungannya. Salah satu gangguan perubahan mood yaitu

gangguan bipolar (bipolar disorder), gangguan ini melibatkan kondisi depresi dan

manik (girang atau bahagia yang berlebihan), biasanya dalam pola yang saling

bergantian. Remaja sekarang cenderung labil atau dalam bahasa popuer disebut

ababil (abg labil). Mahasiswa yang termasuk kategori remaja sangat mudah

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

2

berubah pola pikir, pendirian, dan mood, karena rata-rata remaja masih labil dalam

beberapa hal sehingga sangat mudah mengalami depresi.

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60

juta orang terkena bipolar, Menurut National Alliance of Mental Illness (NAMI)

berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2013, di perkirakan

61.5 juta penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun mengalami gangguan jiwa,

13,6 juta diantaranya mengalami gangguan jiwa berat seperti gangguan bipolar

Jumlah penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Penelitian mengungkapkan tingkat prevalensi seumur hidup sebesar 1,0% untuk

bipolar I, 1,1% untuk bipolar II, dan 2,4% untuk bipolar ambang (didefinisikan

sebagai memiliki riwayat dari 2 episode hipomanik sub-ambang seumur

hidupnya). Hasil ini menyebabkan prevalensi keseluruhan gangguan bipolar

sebesar 4,4% pada populasi AS.(WHO 2016)

Merujuk pada Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan

pada 2018, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun

keatas meningkat dari 6,1% pada tahun 2013 menjadi 9,8 persen pada 2018.Data

terakhir dari Kementerian Kesehatan RI untuk wilayah Jakarta saja, angka

kematian akibat bunuh diri karena depresi mencapai 160 orang per tahun.

(Veronica, 2011). Meskipun banyak faktor penyebab depresi ditengarai sebagai

penyebabnya, seperti kesulitan ekonomi, masalah keluarga, juga rasa putus asa,

penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ghanshyam Pandey beserta timnya dari

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

3

University of Illinois, Chicago, menemukan bahwa 9 dari 17 remaja yang

meninggal akibat bunuh diri memiliki sejarah gangguan mental. Salah satu

gangguan mental yang bisa membawa seseorang menuju pada keputusan bunuh

diri adalah Bipolar Disorder (BD). (Veronica, 2011).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Jawa Barat

merupakan salah satu provinsi tertinggi dalam angka prelevansi kencederungan

gangguan emosi seperti bipolar, yaitu sebanyak 9,3%. Dan pada saat ini bipolar

mulai banyak menjangkit banyak orang, khususnya di Kota Bandung, menurut

pihak Rumah Sakit Jawa Barat laporan, dr Lelly Resna, Spk.Jk. (2016)

menyebutkan bahwa mengenai pasien yang mengeluhkan mengidap bipolar,

semakin banyak. Namun saat ini kepedulian mengenai kesehatan emosi atau jiwa

seperti bipolar ini masih dirasa kurang. Saat ini peningkatan kesehatan di kota

Bandung lebih sering berfokus kepada kesehatan fisik saja, seharusnya kesehatan

emosional juga penting untuk diperhatikan, karena keshatan fisik dan emosi atau

jiwa juga sama pentingnya. Oleh karena itu kampanye sosial seperti bipolar ini

sangatlah diperlukan, mengingat kampanye sosial mengenai kesehatan emosi atau

jiwa masih jarang dilakukan bila dibandinMulai dari anak-anak hingga orang

dewasa bisa terjangkit bipolar. Pada saat ini (Riskesdas 2013)

Berdasarkan wawancara saat studi pendahuluan kepada mahasiswa tingkat 1,2

dan 3 D3 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung didapatkan sebanyak

7 dari 10 mahasiswa mengetahui pengertain gangguan bipolar, 0 dari 10

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

4

mahasiswa tidak mengetahui epidemiologi gangguan bipolar, 6 dari 10 mahasiswa

dapat mengetahui etiologi gangguan bipolar, 3 dari 10 mahasiswa dapat

mengetahui patofisiologi gangguan bipolar, 0 dari 10 mahasiswa tidak mengetahui

klasifikasi gangguan bipolar, 7 dari 10 mahasiswa mengetahui gejala gangguan

bipolar, 2 dari 10 mahasiswa dapat mengetahui diagnosa gangguan bipolar, 0 dari

10 mahasiswa tidak mengetahui medikasi gangguan bipolar, 4 dari 10 mahasiswa

dapat mengetahui penatalaksanaan gangguan bipolar

Oleh Karena itu peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan remaja

tentang bipolar disorder di d3 keperawatan universitas bhakti kencana bandung

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah Bagaimanakah

Gambaran pengetahuan Remaja Tentang Bipolar Disorder?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan mahasiswa bhakti kencana

bandung prodi D-III keperawatan tentang bipolar disorder.

1.3.2 Tujuan khusus

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

5

1. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Definisi.

2. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Epidemiologi .

3. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Etiologi.

4. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Patofisiologi.

5. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Klasifikasi.

6. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Gejala.

7. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Diagnosa.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

6

8. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Medikasi.

9. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan remaja D3 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung tentang Bipolar Disorder

berdasarkan Penatalaksanaan.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan memberikan manfaat khususnya bagi

bidang ilmu keperawatan jiwa.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. D3 Universitas Bhakti Kencana Bandung

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber informasi tentang

Gambaran Pengetahuan Bipolar Disorder.

2. Peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data dasar dan referensi bagi peneliti terkait

dengan Gambaran Pengetahuan Bipolar Disorder.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera

pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian

pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi

pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang

melalui panca indera.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

8

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut

Notoatmodjo (2012) mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang

telah dipelajari dan diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang telah dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan suatu materi secara benar. Misalnya, seorang siswa

mampu menyebutkan bentuk bullying secara benar yakni bullying verbal,

fisik dan psikologis. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu

sesuatu dapat menggunakan sebuah pertanyaan misalnya : apa dampak

yang ditimbulkan jika seseorang melakukan bullying, apa saja bentuk

perilaku bullying, bagaimana upaya pencegahan bullying di sekolah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterpretasikan materi yang diketahui secara benar. Orang yang

telah paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat menyebutkan,

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

9

menjelaskan, menyimpulkan, dan sebagainya. Misalnya siswa mampu

memahami bentuk perilaku bullying (verbal, fisik dan psikologis), tetapi

harus dapat menjelaskan mengapa perilaku bullying secara verbal, fisik

maupun psikologis dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami

suatu materi atau objek dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip

yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses

penyuluhan kesehatan, maka dia akan mudah melakukan kegiatan

penyuluhan kesehatan dimana saja dan seterusnya.

4. Analisis (analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan seseorang

untuk menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam komponen

komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan berkaitan satu sama

lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis, apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan

dan membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tertentu.

Misalnya, dapat membedakan antara bullying dan school bullying, dapat

membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

10

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada. Misalnya, dapat meringkas suatu cerita dengan

menggunakan bahasa sendiri, dapat membuat kesimpulan tentang artikel

yang telah dibaca atau didengar.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, seorang guru dapat menilai atau

menentukan siswanya yang rajin atau tidak, seorang ibu yang dapat

menilai manfaat ikut keluarga berencana, seorang bidan yang

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang

kekurangan gizi, dan sebagainya.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

11

1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk

menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua

aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap

positif terhadap objek tersebut.

2. Media Massa

sumber informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka

pendek (immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

12

seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi

timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

5. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan. 6. Usia Usia mempengaruhi

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya usia akan semakin

berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan

yang diperoleh akan semakin banyak.

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010:22) ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

1. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

a. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

13

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

Apabila kemungkinan kedua gagal pula, maka dicoba dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial

(coba) dan error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-

coba.

b. Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Karena penemuan ini

akhirnya menjadi sebuah pengetahuan dan ilmu bagi penemunya.

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melaui penalaran apakah

yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini

biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi

berikutnya, dengan kata lain pegetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

14

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih

dahulu menguji atau membuktinya kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwayang dikemukakannya adalah benar.

d. Berdasarkan Pengalaman Sendiri

Pepatah mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang

baik, dari pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Cara ini

dilakukan dengan menuang kembali pengalaman yang didapat untuk

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Apabila dengan

pengalaman tersebut orang dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama

orang tersebut bisa menggunakan cara yang sama. Tetapi apabila

gagal maka orang itu akan mencari cara lain dan tidak akan

mengulangi cara itu.

e. Cara Akal Sehat (Common Sense)

Cara akal sehat ini kadang-kadang dapat menemukan teori baru.

Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu

menggunakan cara hukuman fisik untuk mendidik anak supaya

disiplin dan dapat menuruti nasihat orang tuanya. Dan ternyata

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

15

sampai saat ini cara menghukum anak seperti ini menjadi teori atau

kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode bagi mendidik anak

(meskipun bukan cara yang paling baik).

f. Kebenaran Melalui Wahyu

Kebeneran ini diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Dan

kebenaran ini harus terima juga diyakini oleh pengikut-pengikut

agama yang bersangkutan, karena kebenaran ini diterima oleh para

Nabi sebagai wahyu bukan dari hasil penalaran manusia.

g. Kebenaran Secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau cara berpikir. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya

berdasarkan intuisi atau suara hati saja.

h. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir man

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,

dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

16

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”,

atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto dalam Notoadmodjo (2010) pengukuran pengetahaun

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam

pengetahuan yang ingin kita ukur.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan lansia dapat dibagi menjadi 3

kategori, yaitu:

1. Baik = 76-100%

2. Cukup = 56-75%

3. Kurang = <56%

2.2 Konsep Remaja

2.2.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama

kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia

mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011).

Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan

dalam sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi, 2012).

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

17

Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan

baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan

masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah

setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-

14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia

11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2011).

Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai dengan masa remaja

awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-

17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja antara lain

adalah pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis

kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh.

Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan

fisik remaja. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan

mempengaruhi perilaku sebagian besar, tergantung pada kemampuan dan

kemauan anak remaja untuk mengungkapkan kepribadian dan

kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan itu ia dapat memperoleh

pandangan baru yang lebih baik.

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

18

Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut mempengaruhi

pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu akan

sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi

makananm dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan

fisik individu (William, 2011)

a) Faktor endogen (nature)

Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan

fisik maupun psikis dipengaruhi oleh factor internal yang bersifat

herediter yaitu yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya postur

tubuh, bakat-minat, kecerdasan, kepribadian dan sebagainya. Kalua

kondisi fisik individu dalam keadaan normal ia berasal dari keturunan

yang normal juga yaitu tidak memiliki gangguan/penyakit. Hal ini dapat

dipastikan, orang tersebut akan memiliki pertumbuhan dan

perkembangan yang normal. Hal ini juga berlaku pada aspek psikis atau

psikososialnya. (William, 2011)

b) Faktor eksogen

Pandangan faktor exogen menyatakan bahwa perubahan dan

perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang

berasal dari luar diri individu itu sendiri. Factor ini diantaranya berupa

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

19

tersedianya sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca, iklim dan

sebagainya. Sedangakan lingkungan sosial ialah lingkungan dimana

seorang mengadakan relasi/interaksi dengan individu atau kelompok

individu didalamnya, lingkungan sosial ini dapat berupa : keluarga,

tetangga, teman, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan

sebagainya.(William, 2011)

c) Interaksi antara endogen dan eksogen

Dalam kenyataanya masing-masing factor tersebut tak dapat

dipisahkan. Kedua factor ini saling berpengaruh sehingga terjadi

interaksi antara factor internal maupun eksternal, yang kemudian

membentuk dan mempengaruhi perkembangan individu.

Dengan demikian, sebenarnya factor yang ketiga ialah kombinasi

dari kedua faktor itu. Para ahli perkembangan sekarang meyakini bahwa

kedua faktor internal (endogen) maupun eksternal (exogen) tersebut

mempunyai peran yang sama besarnya, bagi perkembangan dan

pertumbuhan individu, oleh karena itu, sebaiknya dalam perkembangan

seseorang harus melibatkan kedua factor tersebut secara utuh (holistic,

integratif, dan komprehensif) dan bukan partial (sebagian saja).

(William,2011)

2.2.3 Pengertian tugas-tugas perkembangan remaja

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

20

Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya

sendiri dalam menyikapi lingkungan disekitarnya. Perubahan yang terjadi

pad fisik maupun psikisnya menuntut individu untuk dapat menyesuaikan

diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang dihadapinya. Tugass-

tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya

kapasitas intelektual, stress dan harapan-harapan baru yang dialami remaja

membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan

pikiran, perasaan, maupun gangguan perilaku. Stress, kesedihan,

kecemasan,kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka

mengambil resiko dengan melakukan kenakalan. (William, 2011)

2.2.4 Tugas-tugas perkembangan remaja

Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang

harus dilalui. Bila seorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia

yang sebenarnya maka tahap perkembangan selanjutnya akan terjadi

masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian remaja

maka perlu diketahui tugas-tugas perkembangan tersebut:

a. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat

memanfaatkanmya secara efektif

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya.

Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru

penampilan orang lain atau tokoh tertentu.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

21

b. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua

Usaha remaja untuk mendapatkan kebebasan emosional sering

disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua.

Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam

keluarga dan tidak dapat diselesaikan dirumah, maka remaja akan

mencari jalan keluar dan ketenangan diluar rumah. Tentu saja hal

tersebut remaja akan mendapat kebebasan emosional dan lebih

percaya pada teman yang senasib dengannya.

c. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin

baik putra maupun putri.

Pada masa remaja, sudah seharusnya menyadari pentingnya

pergaulan dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang

sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagian remaja yang

tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia

remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidak matangan dalam

perkembangan remaja tersebut.

d. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri

Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila

remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

22

akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya

dibanding dengan kelebihan yang dimilikinya

e. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses

identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh

masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya.

(William,2011)

2.2.5 Jenis tugas-tugas perkembangan remaja

1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

a. Hakikat tugas

Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan laki-laki

sebagai pria, menjadi dewasa dan belajar memimpin tanpa menekan

orang lain.

b. Dasar biologis

Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. Daya tarik

seksual menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan

remaja.

c. Dasar psikologis

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

23

Pada umumnya psikologis putri lebih cepat matang daripada

remaja putra dan cenderung lebih tertarik kepada remaja putra yang

usianya beberapa tahun lebih tua.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita

a. Hakikat tugas

Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.

b. Dasar biologis

Ditinjau dari kekuatan fisiknya, remaja putri lebih lemah

daripada remaja putra.

c. Dasar psikologis

Remaja putra perlu menerima peranan seorang pria dewasa dan

remaja putri perlu menerima ide sebagian seorang wanita dewasa.

3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif

a. Hakikat tugas

Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran dengan

kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi serta

menggunakannya secara efektif.

b. Dasar biologis

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

24

Perkembangan remaja disertai dengan pertumbuhan fisik dan

seksual. Laju pertumbuhan tubuh remaja putri lebih cepat

dibandingkan remaja putra.

c. Dasar psikologis

Remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang

dialaminya sendiri. Remaja putri lebih suka berdandan dan berhias

untuk menarik lawan jenisnya manakala dia sudah mulai menstruasi.

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

a. Hakikat tugas

Membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan

yang selalu bergantung pada orang tua, mengembangkan sikap

perasaan tertentu kepada orang tua, tanpa menggantungkan diri

padanya dan mengembangkan sikap hormat terhadap orang dewasa

lainnya tanpa bergantung padanya

b. Dasar biologis

Individu yang tidak memperoleh kepuasan didalam keluarganya

akan keluar untuk membangun ikatan emosional dengan teman

sebaya.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

25

c. Dasar psikologis

Pada masa ini, remaja mengalami sikap ambivalen terhadap

orang tuanya. Remaja ingin bebas, namun dirasa bahwa dunia

dewasa itu cukup rumit dan asing baginya.

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi

a. Hakikat tugas

Merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri

b. Dasar biologis

Tidak ada dasar biologis yang berarti untuk pelaksaan tugas ini,

meskipun kekuatan dan keterampilan fisik sangat bermanfaat untuk

mencapai tugas ini.

c. Dasar psikologis

Berkaitan erat dengan hasrat untuk berdiri sendiri

6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan

a. Hakikat tugas

Memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta

mempersiapkan pekerjaan.

b. Dasar biologis

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

26

Ukuran dan kekuatan badan pada sekitar usia 18 tahun sudah

cukup kuat dan tangkas untuk memiliki dan menyiapkan diri

memperoleh lapangan pekerjaan.

c. Dasar psikologis

Hasil dari penelitian mengenai minat di kalangan remaja,

ternyata pada kaum remaja berusia 16-19 tahun, minat utamanya

tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan

7. Persiapan untuk kehidupan berkeluarga

a. Hakikat tugas

Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan

berkeluarga.

b. Dasar biologis

Kematangan seksual yang normal yang menumbuhkan

ketertarikan antar jenis kelamin.

c. Dasar psikologis

Sikap remaja terhadap pernikahan sangat bervariasi. Ada yang

menunjukkan rasa takut dan ada juga yang menunjukkan sikap

bahwa pernikahan justru merupakan suatu kebahagiaan hidup

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

27

8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting

untuk kompetensi kewarganegaraan

a. Hakikat tugas

Mengembangkan konsep tentang hokum, ekonomi, politik, dan

kemasyarakatan.

b. Dasar biologis

Pada usia 14 tahun, system syaraf dan otak telah mencapai tahap

ukuran kedewasaan.

c. Dasar psikologis

Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan

perbedaan individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat

hubungannya dengan perbedaan dalam penguasaan Bahasa,

pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat dan motivasi.

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

a. Hakikat tugas

Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab

dalam kehidupan masyarakat, dan mampu menjungjung nilai-nilai

masyarakat dalam bertingkah laku.

b. Dasar biologis

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

28

Tugas ini tidak terlalu menuntut dasar biologis. Tugas ini

berkaitan erat dengan pengaruh masyarakat terhadap individu,

kecuali jika menerima adanya insting sosial pada manusia atau

memandang bagus tingkah laku remaja merupakan sublimasi dari

dorongan seksual.

c. Dasar psikologis

Proses untuk mengikatkan diri individu kepada kelompok

sosialnya telah berlangsung sejak individu dilahirkan.

10. Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku

a. Hakikat tugas

Membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan

remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai,

mendefiniskan posisi individu dalam hubungannya dengan individu

lain, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk

kepentingan hubungan dengan individu lain.

b. Dasar psikologis

Banyak remaja yang menaruh perhatian terhadap masalah

filosofi dan keagamaan. Ini diperoleh remaja melalui identifikasi dan

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

29

instansi pribadi ataupun penalaran dan analisis tentang nilai.

(William,2011)

2.3 Konsep Bipolar

2.3.1 Definisi Bipolar Gangguan

Gangguan bipolar merupakan gangguan mood kronis yang ditandai

dengan adanya episode mania atau hipomania yang terjadi secara bergantian

atau bercampur dengan episode depresi. Gangguan bipolar disebut juga

sebagai depresi manik, gangguan afektif bipolar atau gangguan spektrum

bipolar (Vieta, 2013).

Menurut PPDGJ III gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan

suasana perasaan yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-

kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitas jelas

terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai

penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu

lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas

(depresi).

Biasanya yang khas ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode

manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu

sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-

rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecuali pada orang

usia lanjut. Kedua macam episode tersebut sering terjadi setelah peristiwa

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

30

hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial

untuk penegakan diagnosis) (Depkes RI 2012). IV

2.3.2 Epidemiologi Gangguan bipolar

Data WHO (2017) menunjukkan gangguan bipolar mempengaruhi

sekitar 60 juta orang di seluruh dunia. Sekitar 1 dari setiap 100 orang dewasa

terkena gangguan bipolar pada beberapa titik dalam kehidupan mereka.

Biasanya dimulai antara usia 15 sampai 19 tahun dan jarang terjadi setelah

usia 40 tahun, hal ini di karnakan oleh beberapa factor yaitu pengaruh gen

dan factor biologis yang disebabkan oleh adanya kelainan pada zat kimiawi

di sel saraf otak dan yang terakhir adalah psiko-sosial yaitu kejadian yang

menimbulkan dampak psikologis, seperti kematian, penyakit, kerusakan

hubungan, maupun kondisi finansial dapat menjadi pemicu timbulnya

gangguan bipolar.Pada lakilaki dan perempuan mempunyai kemungkinan

sama untuk terkena gangguan bipolar (RCPpsych, 2015). Anak-anak juga

dapat mengalami gangguan bipolar, penyakit ini biasanya berlangsung

seumur hidup (MentalHealth, 2017).

Setiap tahun 2,9% populasi Amerika Serikat didiagnosis menderita

gangguan bipolar, dan hampir 83% kasus tergolong parah (Mind, 2017).

Prevalensi gangguan bipolar I menunjukkan data yang sama besar antara

laki-laki dan perempuan. Sedangkan pada gangguan bipolar tipe II,

menunjukkan prevalensi pada perempuan lebih besar daripada laki-laki,

menurut Dr.dr Nurmiati Amir, SpKJ (K), wakit ketua seksi Bipolar dan

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

31

Gangguan Mood lainnya ini karena terkait hormonal, yakni hormone

estrogen yang mempengaruhi mood perempuan. Misal saat haid, hamil,

pasca melahirkan, pre-menopause dan menopause. Pada saat itu hormone

estrogen dapat terganggu dan menurut Dr. Dewi Ratih, SpKJ. Remaja

perempuan rentan mengalami bipolar karena dipengaruhi oleh hormone pada

saat akhir balik. Depresi atau distimia yang terjadi pertama kali pada

prapubertas memiliki risiko untuk menjadi gangguan bipolar

(Kusumawardhani, 2012).

Gangguan depresi berat masih berada di urutan prevalensi seumur hidup

tertinggi dari gangguan psikiatri (Kaplan & Sadock’s, 2015). Usaha bunuh

diri terjadi hingga 50% pasien dengan gangguan bipolar, dan 10 hingga 19%

individu dengan gangguan bipolar I bunuh diri (Wells et al., 2015). Tingkat

prevalensi seumur hidup untuk depresi berat adalah 5 sampai 17 persen.

2.3.3 Etiologi Gangguan Bipolar

Depresi merupakan sekolompok penyakit gangguan mood dengan dasar

yang sama.Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi

depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah :

1. Faktor Genetik

Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui

dengan pasti (Jiwo, 2012). Data keluarga menunjukkan bahwa apabila

dari salah satu orang tua memiliki gangguan mood, seorang anak akan

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

32

memiliki risiko antara 10 dan 25 persen mewarisi gangguan mood. Jika

kedua orang tua terkena bipolar, risiko ini berpengaruh besar terhadap

anaknya (Kaplan & Sadock’s, 2015)

2. Faktor sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orang tua,

jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua,

perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan

dalam terjadinya gangguan depresi pada anak. Ibu yang menderita

depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan

psikopatologi anak dibandingkan ayah yang mengalami depresi. Pada

tahun 1998, Levitan dkk dan tahun 1999, Weiss dkk melaporkan adanya

hubungan yang signifikan antara riwayat penganiayaan fisik atau

seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara

pasti.

3. Faktor biologis lainnya

Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan

mood terfokus pada terganggunya regulator sistem monoamine-

neurotransmiter, termasuk noreepinefrin dan serotonin (5-

hidroxytriptamine). Hipotesis lain mengatakan bahwa depresi yang

terjadi erat hubungannnya dengan perubahan keseimbangan adrenergic-

asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolinergik, sementara

dopamin secara fungsional menurun.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

33

2.3.4 Patofisiologi

Patofisiologi bipolar belum sepenuhnya dipahami. Teknik pencitraan

seperti post emission tomography (PET) dan functional magnetic resonance

imaging (fMRI) digunakan dalam penjelasan mengenai penyebab bipolar.

Penelitianpenelitian terdahulu befokus pada neurotransmitter seperti

norepinefrin (NE), dopamine (DA) dan serotonin (ChisholmBurns, et al.,

2016). Faktor lain yang dapat menjadi penyebab gangguan bipolar adalah

faktor genetik Suatu studi keluarga menunjukkan bahwa keluarga tingkat

pertama dari penderita gangguan bipolar memiliki risiko 7 kali lebih besar

terkena gangguan bipolar I dibandingkan populasi umum. Risiko seumur

hidup gangguan bipolar pada keluarga penderita ialah 40-70% untuk kembar

monozigot dan 5-10% untuk kerabat tingkat pertama lainnya (Axelson,

2015; Chisholm-Burns et al, 2016)

2.3.5 Klasifikasi Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar dapat diklasifikasikan menjadi gangguan bipolar I,

gangguan bipolar II yang merupakan dua tipe utama serta siklotimia dan

gangguan spektrum bipolar (Dipiro, et al., 2008; Miklowitz and Gitlin,

2014).

Bipolar tipe I ditandai dengan episode mania berat dan depresi berat

(Ahuja, 2011). Gangguan bipolar tipe I ini ketika kondisi mania, penderita

ini sering dalam kondisi “berat” dan berbahaya. Bipolar tipe II, pada kondisi

ini penderita masih bisa berfungsi melaksanakan kegiatan harian rutin. Tidak

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

34

separah tipe I. Penderita mudah tersinggung. Kondisi depresinya

berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kondisi hipomania-nya.

Kondisi hipomania muncul ketika terjadi kenaikan emosi. Syclothymic

disorder ialah bentuk ringan dari Gangguan jiwa bipolar (Jiwo, 2012).

Syclothymic disorder (disebut juga cyclothymia) didefinisikan dengan

banyak periode gejala hipomania dan periode gejala depresi yang

berlangsung minimal selama 2 tahun (1 tahun pada anak-anak dan remaja)

(NIMH, 2015). Kondisi mania dan depresi bisa mengganggu, tetapi tidak

seberat pada Gangguan Bipolar I dan Tipe II (Jiwo, 2012).

2.3.6 Gejala Gangguan Bipolar

Gejala utama gangguan bipolar ialah mania/hipomania dan depresi.

Gejala dari episode mania diantaranya:

1. Abnormalitas suasana hati seperti euforia.

2. Peningkatan energi.

3. Peningkatan harga diri.

4. Penurunan kebutuhan tidur.

5. Lebih banyak berbicara dibanding biasanya.

6. Agitasi psikomotor.

7. Memiliki penilaian yang buruk dan mengambil keputusan secara

impulsif yang mengarah pada perilaku berbahaya (Miklowitz and Gitlin,

2014).

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

35

Hipomania merupakan episode mania yang lebih ringan dengan

gejala yang sama namun terjadi dalam waktu yang lebih singkat,

biasanya 4 hari dan biasanya tidak disadari karena tidak berbeda secara

signifikan dengan kebiasaan normal (Miklowitz and Gitlin, 2014).

Episode depresi pada gangguan bipolar memiliki kriteria diagnosis

dan karakterisasi yang sama dengan gejala depresi nonbipolar. Gejala –

gejala yang muncul diantaranya:

1. Perubahan pola tidur (insomnia atau hipersomnia)

2. Perubahan pola makan dan berat badan.

3. Kelelahan.

4. Retardasi atau agitasi psikomotor.

5. Adanya perasaan tidak berharga atau rasa bersalah.

6. Penurunan konsentrasi.

7. Memiliki pemikiran tidak wajar seperti keinginan bunuh diri

(Miklowitz and Gitlin, 2014).

Adapun gejala klinis depresi sebagai berikut

8. Mood dismorfik (labil dan mudah tersinggung).

Gejolak mood pada remaja adalah normal, tetapi ada kondisi

depresi menjadi lebih nyata. Mood yang dismorfik dan sedih lebih

sering tampak. Kecenderungan untuk marah-marah dan

perubahan mood meningkat.

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

36

9. Pubertas.

Depresi kronis yang dialami sejak masa remaja awal,

kemungkinan akan mengalami kelambatan pubertas, terutama

pada depresi yang disertai dengan kehilangan berat badan dan

anoreksia. Remaja yang mengalami depresi lebih sulit menerima

atau memahami tandatanda pubertas yang muncul.

10. Perkembangan kognitif.

Disorganisasi funsi kognitif pada remaja yang bersifat

sementara, menjadi lebih nyata pada kondisi depresi. Pada remaja

awal yang mengalami depresi, terdapat keterlambatan

perkembangan proses pikir abstrak yang biasanya muncul usia

sekitar 12 tahun.

11. Harga diri.

Pada remaja, kondisi depresi memperkuat perasaan rendah

2.3.7 Diagnosa Gangguan Bipolar

Untuk gangguan bipolar I, dibutuhkan setidaknya satu episode mania

yang berlangsung minimal selama satu minggu (American Psychiatric

Association, 2013).

Ciri yang membedakan gangguan bipolar II dari gangguan bipolar I

ialah adanya episode hipomania yang terjadi saat ini maupun sebelumnya.

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

37

Penderita gangguan bipolar II sering mengalami perasaan mudah marah dan

sebelumnya tidak memiliki episode mania secara penuh (American

Psychiatric Association, 2013).

Siklotimia merupakan gangguan mood kronik yang berlangsung

minimal 2 tahun (1 tahun pada anak-anak) yang ditandai dengan adanya

perubahan suasana hati meliputi gejala hipomania yang tidak memenuhi

kriteria episode hipomania dan gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria

gejala depresi (American Psychiatric Association, 2013).

Dalam mengukur tingkat keparahan gejala mania dapat digunakan skala

rating seperti Clinical Global Impression Bipolar (CGI-BP) mania scale atau

skala spesifik seperti Mania Rating Scale (MRS) atau Young Mania Rating

Scale (YMRS). Pada CGI, tingkat keparahan dinilai berdasarkan indikator

klinis dan non-klinis, sedangkan MRS/YMRS berfokus pada gejala klinis

(Lukasiewicz, et al., 2013).

2.3.8 Medikasi Untuk Bipolar Disorder

Meskipun Gangguan Bipolar termasuk gangguan kejiwaan yang bersifat

kronik, serius dan sering berpotensi fatal (bunuh diri), gangguan ini

sesungguhnya dapat diobati. Dengan penatalaksanaan yang lengkap,

berkesinambungan dan komprehensif, maka penderita gangguan bipolar

akan dapat nyaman menikmati kehidupannya. Penyakit bipolar dapat

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

38

dirawat dengan kombinasi dari terapi psikologis dan obat. Tahap pertama

dari setiap orang yang mengidap penyakit ini adalah diagnosa dari psikiater

sebelum terapi atau obat diberikan. Lithium (Eskalith, Lithobid) adalah obat

yang paling umum diresepkan untuk orang-orang dengan penyakit bipolar.

Pasien juga dapat diobati dengan obat antipsikotik terutama untuk episode

mania.

Tujuan pengobatan gangguan bipolar adalah untuk menurunkan

frekuensi terjadinya fase-fase mania dan depresi agar pengidapnya dapat

hidup secara normal dan membaur dengan lingkungan. Selain memperbaiki

pola hidup, penanganan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang

dikombinasikan dengan terapi psikologis.(NIMH.2019)

Gangguan Bipolar adalah penyakit jangka panjang yang harus dikelola

secara hati-hati sepanjang kehidupan seseorang. Oleh karena itu, perawatan

yang dilakukan harus selalu mendapat dukungan dari keluarga dan teman

dan mencari pemahaman apa yang diakibatkan penyakit ini kepada orang

yang mereka cintai dan mengapa mereka memperlihatkan tingkah laku

seperti itu.

2.3.9 Penatalaksanaan Gangguan Bipolar

1. Terapi Non Farmakologi

a. Psikoterapi

Menggobati penyalagunaan zat serta pemberian nutrisi yang baik

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

39

dengan protein normal dan asupan asam lemak esensial, berolahraga,

tidur yang cukup, pengurangan stres, dan terapi psikososial (Wells et

al., 2015). Ini bisa dilakukan dengan memberikan dukungan, edukasi,

dan bimbingan kepada orang-orang dengan gangguan bipolar dan

keluarga penderita gangguan bipolar. Beberapa perawatan psikoterapi

yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi (NIMH,

2016) :

• Terapi kognitif (CBT)

• Terapi keluarga

• Terapi psycotherapy interpersonal

b. Electroconvulsive Therapy

Bentuk perawatan psikologis yang berbeda telah terbukti

membantu mengurangi gejala depresi (Kring et al., 2012).

Electroconvulsive therapy (ECT) adalah perawatan yang aman dan

efektif untuk penyakit mental berat tertentu. Pasien dengan depresi

adalah target untuk ECT yang cocok untuk diterapkan (Wells et al.,

2015).

Electroconvulsive Therapy (ECT) dapat memberikan bantuan

bagi orang dengan gangguan bipolar berat yang tidak dapat sembuh

dengan perawatan lainnya. Terkadang ECT digunakan untuk gejala

bipolar saat kondisi medis lainnya, termasuk kehamilan, yang terlalu

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

40

berisiko minum obat. Pasien gangguan bipolar harus mendiskusikan

kemungkinan manfaat dan risiko ECT dengan profesional kesehatan.

Dikarenakan ECT dapat menyebabkan beberapa efek samping jangka

pendek, termasuk kebingungan, disorientasi, dan penurunan memori.

Hingga amnesia (NIHM, 2012).

2. Terapi Farmakologi

Penatalaksaan secara farmakalogi first-line dalam pengobatan

episode manic dan episode depresi berulang dari gangguan bipolar adalah

Litium. Golongan obat penstabil mood atau antikonvulsan juga telah

banyak digunakan (contohnya, carbamazepine dan asam valproat) untuk

pengobatan episode mania akut dan untuk pencegahan kekambuhannya.

Lamotrigin juga dapat digunakan untuk terapi pencegahan kekambuhan.

aripiprazol, klorpromazin, olanzapine, quetiapine, risperidone, dan

ziprasidoneare disetujui oleh FDA untuk pengobatan episode manic

gangguan bipolar. Pengobatan adjuvan jangka pendek dengan

benzodiazepin juga dapat membantu (APA, 2010). Mekanisme kerja

Diazepam dengan cara mengurangi konsentrasi epinefrin plasma, serta

menurunkan kecemasan, dan sebagai hasilnya Diazepam meningkatkan

fungsi seksual pada orang yang terhambat oleh kecemasan (Kaplan and

Sadock’s, 2015). Sedikit pasien memiliki kecemasan yang melumpuhkan

dan mungkin perlu benzodiazepin jangka pendek. Benzodiazepin

bermanfaat dalam mengurangi kecemasan. Diazepam dinyatakan

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

41

memiliki anti-fobia, anti-panik dan anti-kecemasan. Obat lain yang

digunakan termasuk clonazepam dan alprazolam (Ahuja, 2011).

3. Obat Gangguan Bipolar

a. Mood Stabilizer

Obat ini terkadang efektif dalam pengobatan mania. Kata

antimania sering digunakan untuk mendeskripsikannya. Akan

tetapi, karena efektif dalam mencegah perubahan mood pada

gangguan bipolar, istilah yang lebih baik adalah agen penstabil

mood atau agen profilaksis. Agen penstabil mood yang paling

umum digunakan adalah litium, valproat, karbamazepin, dan

lamotrigin, meskipun ada beberapa mood stabilizer lainnya seperti

oxcarbazepine (Ahuja, 2011).

BAB III

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

42

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif metode

penelitian deskriptif yaitu metode digunakan untuk sekumpulan objek yang

biasanya bertujuan untuk melihat suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu

populasi tertentu. Pada umumnya survei deskriptif digunakan untuk membuat

penelitian terhadap suatukondisi dan penyelenggaraan suatu program dimasa

sekarang.kemudian digunakan untuk perbaikan program tersebut. (Notoatmodjo

2010)

3.2 Paradigma Penelitian

Menurut sugiyono 2016 bahwa paradigma penelitian dapat diartikan sebagai

pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang

sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan

jumlah hipotesis, dan teknik analisa ststistik yang digunakan.

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) ada 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku sehat yang peneliti modifikasi terhadap pengetahuan

remaja tentang gangguan bipolar yaitu faktor predisposisi, faktor enabling dan

faktor reinforcing.

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

43

Faktor predisposisi merupakan faktor perilaku yang menjadi dasar atau

motivasi bagi perilaku yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,

nilai dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok unutk

bertindak. Faktor enabling merupakan faktor pribadi yang memungkinkan suatu

motivasi atau aspirasi, terwujudnya dalam bentuk lingkungan fisik terutamanya

fasilitas atau sarana prasarana untuk berperilaku dan berketerampilan yang

perhatian dan persepsi terhadap objek. Faktor reinforcing merupakan faktor yang

mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku. (Notoatmodjo, 2010).

Remaja merupakan masa peralihan atau trasnsisi dari masa anak-anak menuju

masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun atau ditandai

dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Fase remaja

merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang diawali

dengan maatangnya organ-organ fisik secara seksual sehingga mampu

bereproduksi. Dan remaja juga merupakan masa perkembangan sikap tergantung

terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minnat seksual, perenungan diri dan

perhatian terhadap nilai-nilai estetika. (William, 2011).

Menurut PPDGJ III gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana

perasaan yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua

episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu

tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

44

(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai

pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

Bagan 3.1

Kerangka konsep

Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Bipolar Disorder di D3

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung

Faktor Predisposisi

Sikap

Kepercayaan

Keyakinan

Faktor Enabling

Lingkungan

Sarana dan prasarana

Faktor Reinforming

Sikap dan perilaku yang

mendorong dalam

kesehatan

Pengetahuan Remaja tentang Bipolar Disorder

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

45

: variabel yang di teliti

: Variabel yang tidak diteliti

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variable independen (bebas) yaitu variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen/terkait (Sugiyono, 2013). Variabel Independen dalam penelitian ini

adalah Gambaran Pengetahuan.

3.4 Definisi Konseptual dan Operasional

3.4.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu

konsep secara singkat, jelas dan tegas. (Notoatmodjo, 2010)

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah melakukan

pengindraan melalui indera penglihatan, pendengar, penciuman dan rasa

raba terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2010).

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

46

Remaja merupakan masa peralihan atau trasnsisi dari masa anank-anak

menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun

atau ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. (

william,2011).

Gangguan Bipolar merupakan salah satu diantara gangguan mental

yang serius dan dapat menyerang seseorang, sifatnya melumpuhkan disebut

mania - depresi (Parks, 2014).

3.4.1 Definisi Opreasional

Definisi Operasional, menurut Sugiyono (2012:31) adalah penentuan

kontrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka seorang

peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti.

Tabel 3.1

Definisi Oprasional

N

o

Variabel Sub

variabel

Definisi

operasional

Alat ukur Cara

ukur

Skala

ukur

Hasil ukur

1 Pengetahua

n remaja

tentang

Bipolar

Disorder

Pengetahuan

adalah hasil

penginderaan

seseorang

(C1) dan

mengetahui

pengertian

Bipolar

Disorder

kuesione

r

Membag

ikan

kuesione

r

ordinal Benar

=1

Salah=0

Baik :

76%-100%

Cukup:

56%-75%

Kurang : ≤

56%

(menurut

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

47

Arikunto

(2013)

1. Definis

i

Bipolar

Disord

er

Pengetahuan

adalah hasil

dari tahu ini

terjadi setelah

seseorang

melakukan

pengindraan

hanya sampai

tingkat

mengetahui

(C1) dan

memahami

(C2) tentang

pengertian

Bipolar

Disorder,

epidemiologi

gangguan

bipolar,

etiologic

gangguan

bipolar,

patofisiologi

gangguan

bipolar,klasifi

kasi

gangguan

bipolar,

gejala

gangguan

bipolar,

diagnose

gangguan

bipolar,

medikasi

gangguan

bipolar dan

penatalaksan

aan gangguan

bipolar

Kuesione

r

Membag

ikan

kuesione

r

ordinal Benar

=1

Salah=0

Baik :

76%-100%

Cukup:

56%-75%

Kurang : ≤

56%

(menurut

Arikunto

(2013)

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

48

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Adalah objek penelitian atau objek yang akan di teliti. Objek tersebut

dapat berupa manusia , hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati

lainnya, serta peristiwadan gejala yang terjadi dalam masyarakat atau di

alam (Notoatmodjo S 2010)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 1, 2 dan

3 di D3 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung Seluruh populasi

berjumlah 445 orang. Jumlah tersebut terdiri dari tingkat 1 kela 1A,1B,1C,

Tingkat 2 kelas 2A,2B,2C, Tingkat 3 Kelas 3A,3B,3C,3D

3.5.2 Sample

Andi Bulaeng (2004: 138), menyatakan bahwa sampel adalah

subperangkat populasi, yang secara praktis terdiri atas sejumlah kecil unit

sampling yang proporsional dan merupakan elemen-elemen target yang

dipilih dari kerangka samplingnya. Sampel haruslah representatif atau

mewakili populasi yang ada dalam kerangka sampling untuk mencapai hasil

yang valid. Hal ini mengacu pada pendapat ridwan dan engkos (2010)

bahwa “rumus pengambilan sampel menggunakan rumus taro yaname dan

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG …

49

slovin apabila populasi sudah diketahui” adapun rumusan tersebut adalah

sebagai berikut:

𝑛 =𝑁

1 + N(d2)

Keterangan :

N: jumlah populasi

n: besar sampel

d²: tingkat penyimpangan yang di inginkan (0,1)

cara penghitungan sampel sebagai berikut:

𝑛 =N

1 + N(d²)

𝑛 =445

1 + 445(0.1)