karya ilmiah rekruitmen karang dengan penyebaran … filetransplantasi potongan karang adalah metoda...

19
1 KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN PLANULA DI PANTAI SEGARA TUBAN DENPASAR OLEH: Drs. JOB NICO SUBAGIO, MSI NIP. 195711201986021001 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Upload: others

Post on 14-Oct-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

1

KARYA ILMIAH

REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN PLANULA

DI PANTAI SEGARA TUBAN DENPASAR

OLEH:

Drs. JOB NICO SUBAGIO, MSI

NIP. 195711201986021001

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Esa atas Rahma Nya Laporan Penelitian

Judul : REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN PLANULA DI PANTAI

SEGARA TUBAN DENPASAR dapat terselesakan

Dalam kasempatan ini kami haturkan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Dekan

Fakults Universit Fakultas MIPA Universitas Udayana , bapak Drs. I.B. Made Suaskara, Msi

dan Kepala Jurusan Biologi ibuDwi Ariani Yulihastuti SSi., SSi yng selalu memotivasi untuk

melakukan penelitian mandiri.

Semoga tulisan ini member manfaat terutama untuk pelestarian terumbu karang di Bali.

Penulis

Page 3: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… .........................

2.1. Taksonomi Karang…….... ......................................................................................

2.2. Pembentukkan larva……………………………………………………………….

2.3. Pemencaran Planula ………...……….....................................................................

2.4. PENEMPELAN DAN METAMORFOSA PLANULA

III. METODOLOGI

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................

4.1. Hasil……………………………………………………………………………..

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

i

1

4

6

6

5

10

11

13

14

14

14

Page 4: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

4

BAB I

Pendahuluan

Terumbu karang berperan penting dalam aspek geologis dan ekologis. Terumbu karang

terbentuk dari proses pengendapan kalsium karbonat sehingga berguna sebagai penahan atau

peredam gelombang. Bentukan terumbu juga berfungsi sebagai habitat berbagai organism laut

juga memiliki peran dalam proses biogeochemical yakni pada pengendapan kalsium karbonat,

dan pada proses carbon sink atau penyerap karbon yang dapat memperkecil gas rumah kaca

(Sunarto, 2008).

Peran terumbu sebagai peredam gelombang ini yang dimanfaatkan dalam proyek

Penanganan Pantai bali, Bali Beach Conservation Project (BBCP) untuk area pantai Kuta.

Terumbu karang buatan ini dibentuk dengan cara melakukan transplantai potongan karang diatas

batu kapur.. Kumpulan kubus batu kapur ini dibentangkan dalam area seluas satu hektar di dekat

landasan pacu bandara Ngurah Rai, pantai Segara. (BBCP Report)

Transplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu

yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu bulan area seluas satu hektar dapat ditanami

potongan karang. Dalm waktu setahun beberapa karang, terutama jenis Acropora berbentuk

cabang tumbuh dengan pesat dan memenuhi semua permukaan batu.

Pada sisi lain rehabilitasi dengan metoda ini relatif mahal karena memerlukan tenaga

manusia berkualifikasi penyelam, dan juga kelengkapan transportasi air dan peralatan pendukung

penyelaman. Disamping itu, secara ekologis,metoda ini kurang tepat. Metoda ini seolah

memaksakan karang jenis tertentu , pada tempat tertentu yang diingikan oleh manusia.

Page 5: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

5

Karang sebagai hewan yang tergolong Coelenterata yang mampu bereproduksi secara

aseksual dan seksual. Transplantasi potongan karang merupakan metoda yang diterapakan

dibeberapa Negara berdasarkan salah satu kemampuan hewan ni untuk berkembang biak secara

aseksual atau biasa sisebut dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual terjadi dari hasil

fertilisai ovum oleh spermatozoa sehingga terbentuk zigot yang disebut planula. Planula ini yang

berkemampuan untuk berenang dan menemukan tempat yang sesuai, yang selanjutnya

bertumbuh membentuk koloni karang. Bersama koloni yang lain yang sejenis ataupun tidak ,

yang kemudian membangun suatu terumbu karang.

Penelitian mandiri ini merupakan penelitian awal, pilot study, untuk mengetahui apakah

terjadi pembentukan planula dengan melihat spat (koloni awal karang) yang terbentuk di dasar

perairan pantai Segara Tuban Denpasar.

Page 6: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

6

BAB II

Tinjauan Pustaka

Dalam pendahuluan disebutkan bahwa rehabilitasi terumbu dengan cara transplantasi

memerlukan usaha dan biaya tinggi. Secara alami karang mampu memulihkan tetrumbu dengan

cara penyebaran planula sebagai anak karang. Untuk itu perlu diketahui beberapa hal berkaitan

dengan planula, diawali dengan reproduksi karang dan polanya. Diketahui pola reproduksi

karang bervariasi tergantung jenisnya. Oleh karena itu akan ditinjau beberapa hal seperti

dibawah ini.

2.1. Taksonomi Karang

Karang termasuk Ordo Scleractinia, dikenal dengan karang batu karena karang jenis ini yang

menyusun terumbu karang. Ordo ini termasuk phylum Cnidari karena mempunyai pnyengat,

umum disebut dengan jelatang. Well (1954) membagi ordo ini menjadi 5 sub ordo yang terdiri

dari 16 suku dan 72 marga. Penggolongan ini juga berkaitan dengan pola reproduksi termasuk

cara penyebaran larva yang disebut planula (Richmond and Hunter 1990)

2.2. Pembentukan larva Planula

Planula dihasilkan oleh proses reproduksi seksual, dengan adanya pertemuan gamet jantan dan

gamet betina. Gamet jantan dan betina dapat ditemukan dalam satu koloni atau punkoloni yang

berbeda. Hal ini tergantung pada pola reproduksi seksualnya. Karang memiliki reproduksi

seksual yang bervariasi. Sebanyak 210 spesies karang pernah diamati pola reproduksinya.

Diketahui 143 spesies bersifat hermaprodit, yaitu terdapat gamet jantan dan betina dalam satu

Page 7: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

7

koloni karang (Richmond and Hunter 1990). Walaupun kebanyakan karang adalah hewan

hermaprodit. Beberapa spesies seperti Astrangia danae, Heteropsammia cochlea, Porites porites,

Porites cylindrica dan Turbinaria mesenterinan diketahui memiliki dua sifat, hermaprodi dan

dijumpai gonokoristik (Harrison and Wallace 1990).

Para ahli menduga bahwa pembuahan terjadi secara internal. Namun setelah diketahui

nya adanya pemijahan masal di Great Barrier Reff, dan dilakukan penelitian lebih intensif

diketahui bahwa sebagian besar spesies melakukan pembuahan secara eksternal Harrisson

(2011)* menyebut kan dari 444 spesies yang diteliti, sebanyak 354 spesies melepaskan gamet

jantan dan betina secara masal, kemudian pembuahan terjadi dibadan perairan. Hanya 6 spesies

yang diketahui melepaskan planula setelah pembuahan secara internal. Pemijahan masal dan

fertilisasi eksternal ini memberi peluang pemencaran planula kearea yang jauh dari induknya

berada. Planula yang dihasilkan dari hasil fertilisasi internal cenderung segera menempel di

tempat sekitar induknya berada. Jenis Planula ini sudah matang sehingga dapat segera menempel

dan bermetamorposa menjadi polip pertama . Diduga energi yang diperlukan untuk

membesarkan planula hasil fertilisasi internal relatif lebih besar, sehingga telur yang dihasilkan

sedikit (Harrison and Wallace 1990).

Hasil pemantauan rutin sejak tahun 1981, di Great Barrier Reef.menunjukkan adanya

kecenderungan bahwa pemijahan terjadi pada malam hari setelah purnama (Willis et al. 1985)

Karang memijah di dalam keadaan gelap setelah matahari terbenam dan sebelum bulan muncul.

Pemijahan terjadi selama seminggu setelah purnama Oktober atau Nopember. Goniastrea aspera,

diketahui, memijah pada hari ke 2 hingga ke 4 setelah purnama (Babcock et al. 1986).

Page 8: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

8

Beberapa laporan penelitian juga menunjukkan pola reproduksi mengikuti variasi posisi

geografis. Di perairan Heron Island (23⁰ LS) karang Acropora palifera, bereproduksi setahun

sekali . Berbeda dengan Lizard Island (14⁰ LS) dan Lae (7⁰ LS) yang terjadi sepanjang tahun

(Kojis 1986). Hal ini menunjukkan bahwa variasi faktor-faktor lingkungan dari tempat-tempat

ber beda menyebabkan terjadinya variasi pola-pola reproduksi Acropora palifera..

Beberapa ahli menduga bahwa ada empat faktor lingkungan yang diduga paling berperan dalam

siklus reproduksi karang, yaitu : suhu air laut, panjang hari (fotoperiod), siklus bulan dan pasang

surut (Oliver et al. 1988). Fotoperiod yang mempengaruhi siklus suhu air diduga sebagai faktor

penyelaras jangka panjang yang menyelaraskan proses-proses gametogenesis. Sedangkan siklus

bulan dan pasang surut dianggap sebagai faktor penyelaras peristiwa pemijahan.

Posisi lintang geografis juga sangat berpengaruh terhadap pola pemijahan (Oliver et al.,

1988). Semakin ke arah utara the Great Barrier Reef, semakin kurang selaras pemijahan karang.

Di Salamua (Papua New Guinea), misalnya, karang mempunyai masa memijah yang berbeda-

beda atau memijah sepanjang tahun (Kojis, 1986). Di Hawaii dan Karibia, pemijahan karang

juga tidak terjadi secara singkat dan masal, melainkan berlangsung selama beberapa bulan

dengan puncak pemijahan pada bulan-bulan tertentu (Richmond and Hunter, 1990). Karena

variasi jarak dari ekuator berhubungan dengan variasi siklus suhu air laut dan fotoperiod, maka

diduga kuat bahwa kedua faktor tersebut sangat berperan di dalam penentuan reproduksi karang.

Pemijahan masal sangat di pengaruhi oleh variasi suhu air laut (Harrison et al. 1984;

Babcock et al. 1986). Pemijahan masal terjadi pada daerah dengan variasi suhu tahunan tinggi.

Terlihat karang cenderungan karang memijah secara bersamaan (Richmond and Hunter 1990).

Page 9: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

9

Penelitian di laboratorium suhu tidak menunjukkan perkembangan telur . Di

dalam di air yang lebih hangat, proporsi karang yang memijah bulan Nopemiber lebih tinggi

daripada karang yang dipelihara di suhu air ambang (Bachtiar 1994).

Reproduksi juga di pengaruhi lamanya matahari bersinar secara harian., yang dikenal

dengan istilah fotoperiodik. Variasi suhu air laut sangat dipengaruhi fotoperiodik suatu area.

Area yang berbeda fotoperiodikna dipengaruhi oleh latitude. Hal yang menari adalah karang

yang dipelihara selama tiga bulan sebelum musim pemijahan pada tiga macam perlakuan

fotoperiod dengan cahaya buatan, tetap memijah pada bulan yang sama (Bachtiar 1994). Dapat

disimpulkan, lamanya sinar matahari bersinar tidak merupakan penentu waktu pemijahan karang

di the Great Barrier Reef.

Karang di Indonesia yang terletak di daerah tropis, tidak menunjukkan adanya pemijahan

masal. Bisa jadi karena belum banyak penelitian di Indonesia tentang hal ini (Bachtiar, 1994).

Posisi geografis ini menyebabkan panjang siang selalu sama dengan panjang malam, dengan kata

lain fotoperiodik nya dpat dikatakan konstan. Berbeda dengan Great Barrier Reef maupun

Okinawa, maka diduga bahwa reproduksi karang terjadi sepanjang tahun.( Bachtiar ,2001)

melaporkan bahwa Diperairan Lombok Barat , tiga jenis karang yang dominan yaitu Acropora

nobilis, A. cytherea dan Hydnophora rigida mempunyai musim reproduksi yang tidak serentak

dan terentang panjang. Pemijahan puncak A. nobilis terjadi setelah purnama bulan Pebruari, dan

pemijahan A. cytherea terjadi setelah purnama bulan Januari. Hydnophora rigida puncak

pemijahannya terjadi dua kali setahun, yaitu setelah purnama bulan Nopember dan sekitar bulan

April. (Bachtiar, 2001) Munasik dan Azhari (2002) melaporkan waktu pemijahan yang berbeda

di perairan Laut Jawa. Di Pulau Panjang, Jepara, karang A. aspera memijah setelah purnama

bulan April (Munasik dan Azhari, 2002).Di Pulau Karimunjawa, karang A. hyacinthus dan A.

Page 10: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

10

humilis dilaporkan memijah pada bulan Oktober (reviewed in Munasik, 2002). Di dalam catatan

Munasik (2002), ada 19 jenis karang lainnya di Karimunjawa (Agariciidae, Faviidae,

Merulinidae, Pectinida, Poritidae) yang mempunyai musim pemijahan setelah purnama di bulan

Oktober dan Nopember.

2.3. Pemencaran Planula

Reproduksi karang di seluruh dunia sebelumnya dianggap sama Adanya penemuan pemijahan

massal di the Great Barrier Reef merubah asumsi ini. Dianggap semua karang bersifat pengeram,

yaitu melakukan fertilisai internal kemudian planula setelah matang di lepaskan, sebagi mana

yng ditemukan di di terumbu karang Karibia. Larva yang sudah matang cenderung segera

menempel di sekitar induknya karena cukup matang. (Walace, 1985)

Karang kemudian diketahui bersifat pemijah gamet. Karenanya baru siap untukmenempel

setelah 3 hari atau lebih (Richmond 1988). Penemuan ini merubah asumsi bahwa ternya larva

karang dapat disebarkan dalam jarak yang jauh. Pengamatan di the Great Barrier Reef

menunjukkan bahwa larva yang bersifat planktonik hanyut oleh arus sehingga dapat menyebar

secra luas.. (Willis and Oliver 1988). menemukan bahwa setelah pemijahan 30 jam kemudian,

planula karang berada di lokasi kurang lebih 6.5 km dari terumbu asalnya. Larva Acroporidae

(Acropora tenuis) baru dapat menempel setelah berusia 3 hari bahakan sampai hingga 20 hari.

Larva Pocilloporidae (Pocillopora damicornis) bisa sampai 100 hari (Richmond 1988). Arus air

laut dapat membawa larva sejauh ratusan kilometer dari induknya.

Page 11: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

11

Planula pada awalnya berada di permukaanair laut. Kemudian akan kehilangan kemampuan

mengapung sehingga cenderung tenngelam dan berada di bawa permukaan laut. Pada hari kelima

Willis dan Oliver (1988).

2.4. Penempelan dan Metamorfosa Planula

Planula yang telah kehilangan keterapungan akan cenderung segera menempel, Jika

tersedia substrat yang sesuai Planula mempunyai kemampuan untuk memeilih substrat yang

sesuai. Planula berenang-renang di sekitar substrat untuk mencari dan menguji lokasi tempat

yang pantas untu menenpel.Planula diduga mempunyai sensor untuk mencari tempat. Planula

kemudian melakukan metamorphosis menjadi polip pertama. (Harrison and Wallace 1990).

Penempelan larva dapat secara permanen atau sementara. Planula dapat melepaskan diri

dan berenang lagi mencari tempat baru. Pada penempelan permanen akan segera diikuti oleh

pelekatan dan metamorfosis (Harrison and Wallace 1990).. Pelekatan larva planula terjadi

dengan dikeluarkannya nematocyst dan mucus dari bagian epidermis aboral. Begitu pelekatan

selesai, maka planula mengalami metamorfosis dengan terjadinya kontraksi dari arah oral ke

aboral, sehingga bagian dasar lebih pipih dari bagian oralnya. Selesainya proses metamorfosis

akan segera diikuti oleh proses kalsifikasi, pembentukan sekat-sekat rongga (mesentery) di

dalam tubuh, dan pembentukan bakal tentakel. Metamorfosis pada hewan invertebrata biasanya

dianggap sebagai proses yang tidak dapat kembali. Metamorfosis larva planula dapat terjadi jika

ada perangsang yang berasal dari alga krustosa berkapur, pecahan karang atau kerangka karang

(Heyward and Negri 1999).

Page 12: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

12

Sedimentasi pada substra akan menghambat penempelan palnula Ditemukan bahwa

Pocillopora damicornis mengalami hambatan penempelan substrat yangPada kondisi tutupan

sedimen sebanyak 95% tertutup (Hodgson 1990).. Babcock dan Davies (1991) melaporkan

sedimentasi setinggi 3.1 mg cm-2 hari-1 menghambat penempelan planula karang Acropora

millepora.

Page 13: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

13

BAB III

Metodologi

Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan yang bersifat kualitatif. Tujuan yang ingin dicapai

hanyalah mengetahui ada atau tidak ada nya penyebaran planula serta apa saja jenis yang

diperoleh Menangkap planula dengan jaring pada saat tidak adanya pemijahan masal sangat sulit.

Oleh karena itu diharapkan ditemukan spat yang menempel pada substrat dan bermetamorfosa

menjadi polip pertama yang dapat ditentukan dengan adanya endapan kalsium karbonat awal

yang disebut dengan spat.

Untuk mendapatkan spat, maka di tentukan 50 titik secara acak. Kemudian pada titik-titik

tersebut ditentukan substrat yang berupa potongan kerangka terumbu, atau batu kapur yang

mempunyai luas permukaan sekitar 100 cm persegi. Permukaan substrat di bersihkan dengan

sikat kawat lalu dibiarkan selama dua bulan. Penetuan titik sampel dilakukan pada tanggal 6

Agustus 2015.

Setelah dua bulan substrat diambil dan diamati dengan kaca pembesar. Bila di temukan

noda yang diduga spat karang kemudian di amati dengan mikroskop untuk lebih meyakinkan dan

penentuan jenis karang

Page 14: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

14

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Dari 50 substrat yang diamati, tidak dijumpai satu pun spat yang mengindikasikan adanya

penempelan planula

4.2.Pembahasan

Keberhasilan penempelan planula ditentukan oleh banyak faktor. Dimulai dari induk koloni.

Perairan kuta menyediakan cukup banyak keberagaman spesies sebagai sumber calon anakan ,

sehingga seharusnya populasi dan keberagaman karang di perairan Kuta tetap tesjaga. Namun

penelitian pendahuluan ini tidak menunjukkan apa yang diharapkan. Belum ada penelitian yang

penulis dapati tentang persentase koloni karang yang siap matang gonad serta masa terjadinya

masa pemijahan di perairan Kuta. Apakah pemijahan terjadi bersamaan dalam kelompok taksa

tertentu atau seluruh spesies yang ada. Apakah pemijahan terjadi secara periodik atau sepanjang

tahun. Penulis belum pernah mendengar adanya informasi pemijahan masal dari masyarakat

sekitar termasuk para nelayan. Pemijahan masal pada waktu malam hari sebelum munculnya

bulan, berupa butiran halus yang bergerombol terlihat berupa buih didalam perairan (Harrison et

al. 1984, Willis et al. 1985), Fenomena ini akan dapat mudah terlihat mengingat beberapa

nelayan sering menangkap ikan atau mencari organism laut lainnya pada malam hari. Tidak

adanya informasi tersebut, kemungkinan besar karena memang tidak pernah terjadi pemijahan

masal. Hal inilah yang menyebabkan penulis melakukan pengambilan sampel penelitian tidak

pada masa pola pemijahan masal di Great Barrier Reef.

Tidak adanya pemijahan dapat pula disebabkan memang tidak ada koloni yang matang

gonadnya. Kematangan gonad dapat dipengaruhi beberapa hal. Terutama kesehatan karang.

Page 15: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

15

Kesehatan karang sangat di pengaruhi kondisi lingkungan diantaranya adanya pencemaran

limbah. Penelitian pendahuluan ini dilanjutkan dengan penelitian rekrutmen lebih mendalam.

Diawali dengan penelitin kesehatan karang. Salah satu metode yang dipakai untuk menentukan

kesehatan karang adalah kandungan kandungan zooxanthelae.

Algae yang bersimbiose dengan karang ini memberi warna bagi kenampakkan koloni

karang. Oleh karena itu warna karang dapat dipakai sebagai cara termudah untuk mengetahui

apakah karang dalam kondisi atau tidak. Salah satu metoda sederhana tapiu sangat bermanfaat

dengan memakai kartu warna yang diusulkan oleh Coral Watch (Klein dan Dean, 2012). Dengan

membandingkan warna karang dengn warna pada kartu danmenghitung proporsinya terhadap

kolonidapat ditentukan kesehatan karang. Dengan demikian pengamatan kesehatan karang dapat

melibatkan masyarakat awam. Karang yang sehat akan dapat menghasilkan gamet yang sehat

dan pemijahan dapat terjadi (Wallace, 1985).

Ada tidaknya gamet baik jantan atau betina dapat dilihat ada nya kematangan gonad pada

ujung koloni (bagi yang berbentung batang atau menjari, meja, kecuali yang masif). Baird et al

(2009) mengusulkan tiga kriteria kematangan gonad sebagai berikut. Kondisi matang gonad telur

karang akan mempunyai pigmen yang berwarna (oranye, hijau, merah), Kondisi tidak matang, telur

karang akan berwarna putih. Keadaan yang tidak mereproduksi telur (kosong). Kondisi tersebut

dijadikan acuan untuk menentukan tingkat kematangan telur karang. Dengan demikian perlu juga

dilakukan pengambilan beberapa cuplikan koloni untuk melihat berapa persen dari koloni yang

terbentang di area perairan pantai Kuta.

Keberhasilan rekruitmen juga ditentukan oleh adanya pemijahan Pemijahan tentunya

diawali dengan adanya pematangan gonad. Di daerah sub tropis pemijahan secara masal di

Page 16: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

16

pengaruhi oleh faktor lingkungan, foto periodik, variasi suhu tahunan tinggi (Richmond and

Hunter 1990). Di Indonesia kemungkinan pemijahan terjadi sepanjang tahun. Hal ini disebakan

karena suhu tahunan daerah ekuator relatif tinggi dan variasi suhu cukup rendah (McGuire 1998).

Dalamkondisi seperti ini, seharusnya proses rekrutmen karang di perairan Kuta cukup bagus

karena planula akan tersedia sepanjang tahun.

Ketahanan hidup planula juga sangat kecil. Hal ini karena mush alaminya cukup banyak,

walaupunbeberapa ahli mengatakan pemijahan pada malam hari adalah strategi menghindari

predator. (Wallace 1985, Glynn et al. 1991, McGuire 1998) terjadi pada bulan terang atau gelap

karena saat tersebut merupakan momen dimana pesediaan makanan akan melimpah dan

menyediakan untuk pelepasan telur karang. Dan saat itu dimana ikan nokurnal tidak akan

mencari makanan. Keberhasilan rekruitmen sangan ditentukan juga oleh peluang untuk

menempel dan melakukan metamorfosa menjadi polip Polip akan dimasuki zooxanthele yang

memberi makan pada sat ini. Sehing dapat terbentuknya kerangka awal sangat ditentukanoleh

adanya simbion algae ini (Sammarco, 1991).

Dari pembahasan ini dapat disimpulkan masih bnyak hal yang harus diteliti. Dengan

ditemukannya masalh pernyebab ketidak berhasilan penempelan maka dapat di cari jalan keluar

sehingga keberhasilan perekrutan karang dapat menjadi lebih baik. Rehabilitasi alami pada

akhirnya akan tercapai.

Page 17: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

17

Daftar Pustaka

Atrigenio, M.P. and Alino, P.M. (1996). The effects of soft coral Xenia puertogalerae on the

recruitment of scleractinian corals. J. Exp. Mar. Biol. Ecol. 203(2):179 189.

Babcock, R. (1988) Fine-scale spatial and temporal patterns in coral recruitment. Proc. 6th Int.

Coral Reef Symp. 2::635-639.

Babcock, R. and Davies, P. (1991). Effects of sedimentation on settlement of Acropora

millepora. Coral Reefs 9:205 208.

Babcock, R.C., Harrison, P.L., Oliver, J.K., Wallace, C.C. and Willis, B.L. (1986). Synchronous

spawnings of 105 scleractinian coral species on the Great Barrier Reef. Mar. Biol. 90:379-394.

Bachtiar, I. (1994). The Effect of Temperature, Photoperiod and Fragmentation on the

Reproduction of Mass Spawning Corals. Thesis. James Cook University of North Queensland.

pp.121.

Bachtiar, I. (2001). Reproduction of three scleractinian corals (acropora cytherea, A. nobilis and

Hydnophora rigidai) in eastern Lombok Strait, Indonesia. Majalah Ilmu Kelautan (Journal of

Indonesian Marine Sciences) 21:18-27.

Bachtiar, I. (2002). Promoting recruitment of scleractinian corals using artificial substrate in the

Gili Indah, Lombok Barat, Indonesia. Proc. 9th Int. Coral Reef Symp. Bali 2000. In perss.

Baird AH, Marshall PA, Wolstenholme J.2002. Latitudinal variation in the reproduction of

Acropora in the Coral Sea. Proc 9th Int Coral Reef Symp 1: 385-389

Baird, Andrew. 2009. H. Predicting Patterns of Coral Spawning at Multiple Scales: The Closer

You Look The Harder It gets. Senior Research Associate: ARC Centre of Excellence for Coral

Reef Studies

Clark, S. and Edwards, A.J. (1995). Coral transplantation as an aid to reef rehabilitation:

evaluation of a case study in the Maldives Islands. Coral Reef 14(4):201-213.

Fisk, D.A. and Harriot, V.J. (1990). Spatial and temporal variation in coral recruitment on the

Great Barrier reef: implications for dispersal hypotheses. Mar. Biol. 107:485 490.

Harrison, P.L. and Wallace, C.C. (1990). Reproduction, dispersal and recruitment of

scleractinian corals. In : Dubinzky, Z. (ed.) Coral Reefs. Elsevier Science Publishers.

Amsterdam. pp. 133-207.

Page 18: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

18

Harriot, V.J. and Fisk, D.A. (1987). A comparison of settlement plate types for experiments on

the recruitment of scleractinian corals. Mar. Ecol. Prog. Ser. 37:201 208.

Harriot, V.J. and Fisk, D.A. (1988). Recruitment patterns of scleractinian corals: astudy of three

reefs. Aust. J. Mar. Freshwater Res. 46:409-416.

Harrison, P.L. 2011

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ve

d=_

rKAhUCjo4KHYAsAIkQFggmMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.reefrelieffounders.com%2Fs

cience% 2Fwp-content%2Fuploads%2F2011%2F02%2FHarrison-2011-Coral-

Reproduction- .pdf&usg=AFQjCNH3eBGb0mdN_56CLWCuTTlNIi0MWw (Kojis 1986)

Harrison, P.L., Babcock, R.C., Bull, G.D., Oliver, J.K., Wallace, C.C. and Willis, B.L. (1984).

Mass spawning in tropical reef corals. Science 223(1):186-189.

Hatcher, B.G. (1980). Grazing in coral reef ecosystem. In: Barnes, P.J. (ed.) “Perspective on

Coral Reefs”. AIMS. Townsville, pp. 164-175.

Heyward, A.J. and Negri, A.P. (1999). Natural inducers for coral larval metamorphosis. Coral

Reefs 18:273-279.

Hodgson, G. (1990). Sediment and the settlement of larvae of the reef coral Pocillopora

damicornis. Coral Reefs 9:41 43.

Klein, D dan Dean, A (2012) Reef Education Package Indonesia. Jakarta. Coral Watch. The

University if Queensland.

Kojis, B.L. (1986). Sexual reproduction of in Acropora (Isopora) (Coelenterata: Scleractinia) II.

Latitudinal variation in Acropora palifera from the Great Barrier Reef and Papua New Guinea.

Mar. Biol. 91:311-318.

Munasik. 2002. Reproduksi karang di Indonesia: suatu kajian. Prosiding Konferensi Nasional III

2002 Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia 21-24 Mei 2002. In press.

Munasik and Azhari, A. 2002. Masa reproduksi dan struktur gonad karang Acropora aspera di

Pulau Panjang, Jepara. Prosiding Konferensi Nasional III 2002 Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

dan Lautan Indonesia 21-24 Mei 2002. In press.

Oliver, J.K., Babcock, R.C., Harrison, P.L. and Willis, B.L. (1988). Geographic extent of mass

coral spawning: Clues to ultimate causal factors. Proc. 6th Int. Coral Reef Symp. Australia

2:803-810.

Page 19: KARYA ILMIAH REKRUITMEN KARANG DENGAN PENYEBARAN … fileTransplantasi potongan karang adalah metoda cepat untuk merehabilitasi area terumbu yang mengalami kerusakan. Dalam waktu satu

19

Richmond, R.B. (1988). Competency and dispersal of planullae larvae of a spawning versus a

brooding coral. Proc. 6th Int. Coral Reef Symp. 2:827-831.

Richmond, H.R. and Hunter, C.L. (1990). Reproduction and recruitment of corals: comparison

among the Carribean, the Tropical Pacific, and the Red Sea. Mar. Ecol. Prog. Ser. 60:185-203.

Sammarco, P.W. (1991). Geographically specific recruitment and postsettlement mortality as

influences on coral communities: The cross-continental shelf transplant experiment. Limnol.

Oceanogr. 36(3):496-514.

Sunarto. 2008. Penyediaan Energi Karbon dalam Simbiosis Koral dan Alga. Universitas

Padjajaran : Bandung.

Wallace, C.C. (1985). Seasonal peak and annual fluctuations in recruitment of juvenile

scleractinian corals. Mar. Ecol. Prog. Ser. 21:280-298.

Willis, B. L. and Oliver, J.K. (1988). Inter-reef dispersal of coral larvae following the annual

mass-spawning of the Great Barrier Reef. Proc. 6th Int. Coral Reef Symp. 2:853-859.

Willis, B.L., Babcock, R.C., Harrison, P.L., Oliver, J.K. and Wallace, C.C. (1985). Patterns in

the mass spawning of corals on the Great Barrier Reef from 1981 to 1984. Proc. 6th Int. Coral

Reef Symp. 2:343-348