karakterisasi morfologi dan pertumbuhan … · iradiasi (patir), badan tenaga nuklir nasional...

38
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN IRADIASI SINAR GAMMA RIZAL FAHREZA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: duonganh

Post on 12-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN

BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN

IRADIASI SINAR GAMMA

RIZAL FAHREZA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta

Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

NIM A24090084

ABSTRAK

RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa

Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi

Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan

MUHAMAD SYUKUR

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek

batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di

Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013

Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri

atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan

genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil

penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146

tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi

mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa

genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang

lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi

menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter

morfologi beberapa genotipe ubi kayu

Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu

ABSTRACT

RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several

Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction

Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR

This reseach aims to study the growth and variability of several cassava

genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were

irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB

from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized

completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate

Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)

second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame

Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146

plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted

in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray

irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control

treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that

irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters

cassava

Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN

BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN

IRADIASI SINAR GAMMA

RIZAL FAHREZA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi

Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan

Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza

NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1

Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 2: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta

Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

NIM A24090084

ABSTRAK

RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa

Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi

Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan

MUHAMAD SYUKUR

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek

batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di

Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013

Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri

atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan

genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil

penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146

tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi

mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa

genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang

lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi

menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter

morfologi beberapa genotipe ubi kayu

Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu

ABSTRACT

RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several

Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction

Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR

This reseach aims to study the growth and variability of several cassava

genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were

irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB

from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized

completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate

Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)

second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame

Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146

plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted

in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray

irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control

treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that

irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters

cassava

Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN

BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN

IRADIASI SINAR GAMMA

RIZAL FAHREZA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi

Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan

Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza

NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1

Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 3: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

ABSTRAK

RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa

Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi

Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan

MUHAMAD SYUKUR

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek

batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di

Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013

Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri

atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan

genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil

penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146

tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi

mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa

genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang

lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi

menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter

morfologi beberapa genotipe ubi kayu

Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu

ABSTRACT

RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several

Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction

Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR

This reseach aims to study the growth and variability of several cassava

genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were

irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB

from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized

completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate

Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)

second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame

Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146

plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted

in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray

irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control

treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that

irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters

cassava

Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN

BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN

IRADIASI SINAR GAMMA

RIZAL FAHREZA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi

Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan

Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza

NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1

Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 4: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN

BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN

IRADIASI SINAR GAMMA

RIZAL FAHREZA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi

Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan

Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza

NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1

Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 5: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi

Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan

Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza

NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1

Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 6: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma

Nama Rizal Fahreza NIM A24090084

Disetujui oleh

Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tanggal LuIus I 0 i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 7: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi

Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot

esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo

sebagai salah satu tugas akhir program sarjana

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis

menjadi mahasiswa

2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian

3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB

4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi

5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah

6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah

Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program

Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan

Tinggi (2012-2013)

7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini

A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih

sayangnya

8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan penelitian

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa

Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang

diberikan kepada penulis

10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan

teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi

11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

Bogor Januari 2014

Rizal Fahreza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 8: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3

Iradiasi Sinar Gamma 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8

Karakter Kuantitatif 10

Karakter Kualitatif 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 9: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

DAFTAR TABEL

1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10

2 Rekapitulasi sidik ragam 10

3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan

10 BST 11

4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar

lima genotipe 7 BST 12

5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13

6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot

umbi pertanaman pada umur 10 BST 14

7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama

dari lima genotipe pada usia 10 BST 15

8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16

9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi

kayu 16

10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 17

11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis 18

12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9

2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15

3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19

4 Perbedaan tipe batang tua 19

5 Perubahan karakter warna daun muda 20

6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20

7 Bentuk cuping 20

8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 10: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah

satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang

banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat

(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa

Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara

umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15

juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia

tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS

2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa

Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera

Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di

kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun

Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi

domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi

kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi

kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia

Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai

sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan

ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya

untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri

semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)

Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2

Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari

Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal

ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan

Ratim yang berasal dari Halmahera

Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih

rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata

ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi

terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN

menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan

HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas

Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan

varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi

Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak

beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN

50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1

umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe

ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 11: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

2

memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang

diinginkan (Slotta et al 2005)

Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan

melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki

tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan

dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit

untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk

meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut

Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi

terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom

Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman

Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga

peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman

beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi

sinar gamma

Hipotesis Penelitian

1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi

kayu (Manihot esculenta Crantz)

2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa

genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa

Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara

(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan

Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi

kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil

Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi

ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Dikotiledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 12: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

3

Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni

bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu

muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga

betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal

dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2

lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah

ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya

3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah

bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah

terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu

3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)

Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan

kisaran 1500-2000 mm tahun-1

kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu

udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10

jam hari-1

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial

latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki

pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati

2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen

tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian

pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari

untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan

Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan

dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)

Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas

diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)

Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama

salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu

dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana

2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi

segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A

dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu

banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue

basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah

menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high

fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium

glutamate (Jafar 2003)

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 13: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

4

Iradiasi Sinar Gamma

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan

tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah

persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)

Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat

diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat

diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman

genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan

menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan

terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki

secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode

iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para

pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan

neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai

mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki

peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap

peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)

Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV

sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu

mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran

dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara

melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma

terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-

basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan

terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom

(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di

dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi

perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-

sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan

sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat

menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten

1998)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian

Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma

dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan

Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 14: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

5

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe

ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang

merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang

berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan

adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan

radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera

dan alat tulis

Prosedur Penelitian

Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok

lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu

stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua

factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe

Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut

Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896

Keterangan

Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan

ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)

120583 rataan umum

120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)

Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)

(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j

120576119894119895119896 galat percobaan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah

sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak

Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara

pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan

menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan

dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga

kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua

untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari

setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam

antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam

sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2

Pemupukan Dasar

Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1

sehingga untuk 375

tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 15: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

6

Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma

Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)

Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan

berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan

pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek

dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan

ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi

yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60

gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol

tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak

diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain

dari iradiasi sinar gamma

Penanaman

Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan

berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x

1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada

pagi hari

Pemeliharaan

Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis

masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1

(Suwarto 2005) Pupuk SP-18

diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat

tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah

tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2

BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya

meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan

penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis

dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada

saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada

saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan

dua tunas terbaik

Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol

karaterisasinya meliputi

A Pertumbuhan setek 3 MST

1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah

tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam

2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan

dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung

jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup

B Karakter Kuantitatf

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 16: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

7

1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST

Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman

dipanen

2 Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9

dan 10 BST

3 Jumlah umbi per tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat

panen

4 Bobot umbi per tanaman

Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan

5 Panjang umbi utama (cm)

Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur

menggunakan mistar panjang

6 Jumlah stomata

Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh

pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang

tegak lurus dengan tangkai daun

C Karakter Kualitatif

Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)

dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut

1 Tipe batang utama

Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian

tiga bagian dan empat bagian batang utama

2 Warna batang tua

Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau

gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu

3 Warna batang muda

Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau

abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu

4 Bulu daun

Berbulu atau tidak

5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)

Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat

6 Warna daun tua

Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

7 Bentuk cuping

Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis

bulat telur membalik lanset pandurate dan arched

8 Ukuran cuping

Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit

9 Warna daun tua

Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan

hijau tua

10 Warna tulang daun

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 17: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

8

Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau

hijau tua dan merah muda

11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah

Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan

warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di

dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun

merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah

muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan

warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau

didekat daun dan merah keunguan

12 Ukuran tangkai daun

Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang

dan sangat panjang

13 Gigi pada daun tua

Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi

14 Panjang ruas

Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang

panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif

disajikan pada Lampiran 1

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika

terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT

(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

Kruskal walis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi

Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup

serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga

terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora

heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma

dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum

conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus

Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma

tersebut

Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan

iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan

pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi

(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup

terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari

semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian

genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian

akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 18: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

9

tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis

tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum

pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi

regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray

Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek

di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara

keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe

banyak tanaman yang mengalami kematian

0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray

Jame-jame

Ratim

UJ5

Malang 4

Adira 4

Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 19: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

10

Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST

Dosis

(gray)

Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x

G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x

0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100

15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100

30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60

45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0

60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4

Karakter Kuantitatif

Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada

Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap

peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe

berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah

umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST

Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam

No Peubahx

Umur

(BST) Blok

Perlakuan Interaksi Koefisien

Keragaman Genotipe Iradiasi GR

1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534

2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031

3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851

4 Tinggi tanaman 10 7773

5 Panjang umbi

terpanjang

7 tn tn tn 23293

6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416

7 Jumlah umbi

per tanaman

7 tn tn 34144

8 Bobot umbi per

tanaman

10 tn tn tn tn 32899

9 Jumlah umbi

per tanaman

10 tn tn tn 26459

10 Panjang umbi

terpanjang

10 tn 14517

Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)

= berpengaruh sangat nyata (plt 1)

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 20: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

11

Jumlah Tanaman Hidup

Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini

diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman

mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari

genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26

tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain

pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama

rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang

tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa

tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)

pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan

kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan

memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati

Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10

BST

Uraian Umur tanaman (BST)x

0 2 4 6 8 10

Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156

Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6

Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam

Hasil Umbi pada Umur 7 BST

Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar

pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4

menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi

tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah

terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama

terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman

kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah

12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan

kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman

Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST

dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)

Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4

dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar

6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter

diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari

genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk

ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732

cm

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 21: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

12

Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima

genotipe 7 BST

Genotipe dan

Dosis iradiasi

(gray)

Jumlah umbi tanaman-

Panjang umbi

utama(cm) Diameter umbi (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x

Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541

Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621

Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637

Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531

Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669

UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679

UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732

UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510

Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648

Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732

Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -

Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616

Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -

Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3

Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST

Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis

iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya

sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan

ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak

berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5

berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)

Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang

lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi

batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan

tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari

250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm

(PPVT 2007)

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 22: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

13

Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 30027 b

cm

30648 b 29594 ab 30090 b

A A A

Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b

A A A

UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a

A B B

Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b

A A A

Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b

A A A

Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil

uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST

Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)

Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah

umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot

umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak

terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)

Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata

untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1

sedangkan hasil penelitian ini

diperoleh sebesar 14016 ton ha-1

Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35

ton ha-1

sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1

Selain itu

dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar

2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha

-1 yakni genotipe UJ5

dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa

penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu

meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji

Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang

dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal

senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada

tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang

diakumulasikan ke umbi

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 23: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

14

Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi

pertanaman pada umur 10 BST

G D

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

R NT BU ( kg-1)

R NT JU (umbi)

Rx

v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192

v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416

v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -

v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244

v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189

v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -

v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342

v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070

v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353

v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304

v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141

v4 d2 - - - - - - - - - - - -

v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308

v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367

v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan

G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU

nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis

iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe

iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)

hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan

bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan

rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya

mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata

Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu

Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada

perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada

dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-

jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda

dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15

gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4

berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)

Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi

2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain

karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 24: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

15

dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun

Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan

pada Gambar 3

Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari

lima genotipe pada usia 10 BST

Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x

0 15 30 Rata-rata

Jame-jame 5020 a

cm

4697 a 4644 a 4787 ab

A AB AB

Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a

A AB AB

UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c

A B B

Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a

A A A

Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc

A B B

Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR

taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5

Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

Analisis Stomata

Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan

daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih

banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8

diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah

genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian

untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)

dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray

jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit

UJ5

Malang 4

Ratim

Adira 4 1 2 3 4 5

Jame-jame

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 25: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

16

genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh

terhadap jumlah stomata ubi kayu

Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan

arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme

fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi

terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal

tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada

genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman

kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi

Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu

Dosis

(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585

15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457

30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun

bagian bawah

Karakter Kualitatif

Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT

(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)

Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu

Karakter

Morfologix

Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a

TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WBM tn tn tn tn tn tn

BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -

WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn

WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -

BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

WTD tn tn tn tn tn tn

WTK tn tn - tn - tn tn

UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn

PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata

(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama

WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna

(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran

cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=

ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 26: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

17

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat

penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang

bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe

memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10

dan 11)

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian

menggunakan Kruskal Walis

No Karakter

morfologia

Perubahan karakter batang

1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15

dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis

15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua

bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki

empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian

Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian

2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua

ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau

muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2

hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda

U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1

hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan

dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang

Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang

dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat

panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis

15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek

Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=

panjang ruas

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 27: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

18

Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan

Kruskal walis

No Karakter

morfologix

Perubahan karakter daun

1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray

semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3

ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun

mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua

Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset

U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda

5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit

dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar

6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan

U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim

U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau

tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua

U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray

hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda

dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2

hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau

dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau

U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan

dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray

merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan

dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15

gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna

kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan

dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira

4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3

hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau

muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3

sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang

Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray

panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda

BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang

daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 28: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

19

Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari

bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe

Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan

ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-

jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-

abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan

iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan

karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis

15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua

genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk

cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame

kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15

dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol

berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau

dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)

A

B

Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki

empat bagian ( B)

A

B

Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 29: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

20

A

B

Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu

(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)

A

B

Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau

(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)

A

B

Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse

A B C

Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol

(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 30: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

21

Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh

potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi

adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe

Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi

tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg

tanaman-)

Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu

Genotipe

Persentase

Hidup

()

Panjang

Umbi (cm)

Jumlah

Umbi

Bobot Umbi per

tanaman (kg)

Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000

Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280

Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050

Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000

UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650

UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600

Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200

Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555

Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320

Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900

Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600

Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya

perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh

pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap

lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar

karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi

terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan

sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan

iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira

4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38

tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah

stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan

iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe

Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal

Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk

umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki

bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman

-) Ratim-15

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 31: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

22

gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi

ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda

warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang

daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran

tangkai daun dan panjang ruas

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu

yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman

genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas

tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127

Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor

Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press

Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012

[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada

httpfinancedetikcom

[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas

Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi

Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry

JTekPert 19(3)191-202

Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively

Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p

[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat

Statistik

Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga

Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen

Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus

12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid

Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman

melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88

Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman

ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50

Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan

[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu

1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma

nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams

and Aroids United Kingdom (GB) Cabi

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 32: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

23

Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan

pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)

44-48

Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato

cocoyams New York (US) John Wiley and Sons

Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd

Ramneyes

[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian

individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu

[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada

httppanganlitbangdeptangoid

Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko

R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)

Agromedia Pustaka

Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)

PAU IPB

Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi

Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan

Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya

Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami

Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison

C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World

Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2

Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic

markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in

closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919

Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya

diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54

Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78

Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi

genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri

13(3)88-92

Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung

swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan

pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia

pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid

Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and

cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7

Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta

(ID) Penebar Swadaya

Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications

Cambridge (GB) Cambridge University

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 33: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

24

Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap

keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-

523

Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat

varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut

Pertanian Bogor

Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga

Pusat Penelitian Pertanian Bogor

Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia

dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan

hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie

[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro

Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma

nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16

(1) 49-56

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 34: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

25

Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan

kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 35: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

26

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017

Page 36: KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN … · Iradiasi (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di ... Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan

anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis

menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil

SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif

sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di

Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010

Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish

studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa

Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat

Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP

HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian

seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan

Departemen dan Fakultas

Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah

menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan

judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep

Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan

PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia

dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di

ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-

K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia

Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan

pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat

Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan

Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di

Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang

ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara

Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian

Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah

satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus

Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB

Periode 2013-2017