karakterisasi morfologi dan pertumbuhan … · iradiasi (patir), badan tenaga nuklir nasional...
TRANSCRIPT
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN
BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN
IRADIASI SINAR GAMMA
RIZAL FAHREZA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
NIM A24090084
ABSTRAK
RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa
Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi
Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan
MUHAMAD SYUKUR
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek
batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di
Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013
Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)
dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri
atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan
genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil
penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146
tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi
mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa
genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang
lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi
menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter
morfologi beberapa genotipe ubi kayu
Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu
ABSTRACT
RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several
Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction
Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR
This reseach aims to study the growth and variability of several cassava
genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were
irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB
from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized
completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate
Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)
second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame
Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146
plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted
in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray
irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control
treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that
irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters
cassava
Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN
BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN
IRADIASI SINAR GAMMA
RIZAL FAHREZA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan
Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza
NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1
Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
NIM A24090084
ABSTRAK
RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa
Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi
Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan
MUHAMAD SYUKUR
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek
batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di
Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013
Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)
dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri
atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan
genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil
penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146
tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi
mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa
genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang
lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi
menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter
morfologi beberapa genotipe ubi kayu
Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu
ABSTRACT
RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several
Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction
Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR
This reseach aims to study the growth and variability of several cassava
genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were
irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB
from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized
completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate
Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)
second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame
Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146
plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted
in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray
irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control
treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that
irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters
cassava
Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN
BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN
IRADIASI SINAR GAMMA
RIZAL FAHREZA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan
Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza
NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1
Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
ABSTRAK
RIZAL FAHREZA Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa
Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi
Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Dibimbing oleh NURUL KHUMAIDA dan
MUHAMAD SYUKUR
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi iradiasi sinar gamma Setek
batang ubi kayu diiradiasi di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Iradiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kemudian ditanam di
Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Mei 2012 sampai April 2013
Penelitian dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)
dengan dua faktor faktor pertama yaitu dosis iradiasi sinar gamma yang terdiri
atas lima taraf yaitu 0 15 30 45 dan 60 gray faktor kedua adalah perbedaan
genotipe yang terdiri dari Ratim Jame-jame UJ5 Malang 4 dan Adira 4 Hasil
penelitian menunjukan iradiasi mengakibatkan tanaman mati sebanyak 146
tanaman saat berumur 0-2 bulan setelah tanam (BST) Perlakuan iradiasi
mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata dan jumlah umbi terhadap beberapa
genotype Perlakuan iradiasi 15 gray menghasilkan tinggi tanaman dan umbi yang
lebih besar dibandingkan kontrol dan dosis 30 gray Hasil karakterisasi
menunjukan bahwa perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya karakter
morfologi beberapa genotipe ubi kayu
Kata kunci genotipe karakterisasi morfologi mutasi ubi kayu
ABSTRACT
RIZAL FAHREZA Characterization of Morphology and Growth of Several
Cassava Genotypes (Manihot esculenta Crantz) through Mutation by Induction
Irradiation Supervised by NURUL KHUMAIDA and MUHAMAD SYUKUR
This reseach aims to study the growth and variability of several cassava
genotypes through mutation induction irradiation Stem cutting of cassava were
irradiated in PATIR-BATAN and planted in Cikabayan Experimental Field IPB
from May 2012 to April 2013 This research was arranged in randomized
completely block design with two factor that was gamma ray irradiation rate
Gamma irradiation rate consisted of five levels ie 0 15 30 45 and 60 gray (Gy)
second faktor that diferent genotypes consisted of five genotypes ie Jame-jame
Ratim UJ5 Malang 4 and Adira 4 Results showed irradiation resulted in 146
plant death when plant are 2 months after planting Irradiation treatment resulted
in reduced number of stomata and number of tubers several genotype 15 gray
irradiation dose treatment produces larger tubers and plant height than control
treatment and 30 gray of radiation dose Characterization result showed that
irradiation treatment resulted in changes in several morphological characters
cassava
Keywords cassava characterization genotypes morphology mutations
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN
BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN
IRADIASI SINAR GAMMA
RIZAL FAHREZA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan
Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza
NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1
Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN
BEBERAPA GENOTIPE UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
HASIL INDUKSI MUTASI MENGGUNAKAN
IRADIASI SINAR GAMMA
RIZAL FAHREZA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan
Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza
NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1
Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
Judul Skripsi Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan
Iradiasi Sinar Gamma Nama Rizal Fahreza
NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr Ir Nurul Khumaida MSi Pembimbing 1
Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
Judul Skripsi Karakterisasi 1orfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma
Nama Rizal Fahreza NIM A24090084
Disetujui oleh
Dr lr Nurul Khumaida MSi Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tanggal LuIus I 0 i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan Tema penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai April 2013 ini adalah ldquoKarakterisasi
Morfologi dan Pertumbuhan Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Hasil Induksi Mutasi Menggunakan Iradiasi Sinar Gammardquo
sebagai salah satu tugas akhir program sarjana
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1 Seluruh Sivitas Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yang berkenan menerima penulis
menjadi mahasiswa
2 Dr Ir Nurul Khumaida MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur SP MSi selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran selama penelitian
3 Dr Ir M Rahmat Suhartato MS selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan semangat selama penulis belajar di IPB
4 Prof Dr Ir Didy Sopandie MAgr selaku dosen penguji skripsi
5 Seluruh dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah
memberikan pembelajaran berharga selama penulis kuliah
6 Tim Peneliti Pengembangan Varietas Ubi Kayu Berkadar HCN Rendah
Tahan Kekeringan atau Tanah Masam untuk Mendukung Program
Ketahanan Pangan Skema Penelitian Unggulan Strategis Perguruan
Tinggi (2012-2013)
7 Bapak Dikdik Sontani Ibu Leli Siti Saidah A Dasep Teh Lia Teh Dini
A Asep A Yusuf Puji dan Ridwan atas doa dorongan dan kasih
sayangnya
8 Mba Sadewi Mas Candra dan Isnaini yang telah banyak membantu
selama penulis melaksanakan penelitian
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Beasiswa 1 siklus Pemprov Jawa
Barat dan Ikatan Alumni Korea-Indonesia atas bantuan dan beasiswa yang
diberikan kepada penulis
10 Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 (SOCRATES 46)
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON IPB) FORCES IPB dan
teman-teman Wisma Baitussallam IPB yang selalu memberi inspirasi
11 Seluruh teman-teman atas saran dan doanya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
Bogor Januari 2014
Rizal Fahreza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 2
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) 3
Iradiasi Sinar Gamma 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu 4
Bahan dan Alat 5
Prosedur Penelitian 5
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi 8
Karakter Kuantitatif 10
Karakter Kualitatif 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
DAFTAR TABEL
1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST 10
2 Rekapitulasi sidik ragam 10
3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan
10 BST 11
4 Jumlah umbi panjang umbi terpanjang dan diameter umbi terbesar
lima genotipe 7 BST 12
5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST 13
6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot
umbi pertanaman pada umur 10 BST 14
7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama
dari lima genotipe pada usia 10 BST 15
8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu 16
9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi
kayu 16
10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 17
11 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis 18
12 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST 9
2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen 15
3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama 19
4 Perbedaan tipe batang tua 19
5 Perubahan karakter warna daun muda 20
6 Perubahan karakter pada warna daun tua 20
7 Bentuk cuping 20
8 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun dibagian bawah 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber pangan utama yang saat ini diperlukan oleh manusia salah
satunya berasal dari karbohidrat Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung yang
banyak dikembangkan oleh petani Indonesia sebagai sumber utama karbohidrat
(Bantacut 2012) Thai Tapioca Trade Association dan FAO menyatakan bahwa
Indonesia menjadi importir ubi kayu terbesar di dunia pada tahun 2012 Secara
umum ubi kayu tersebut diimpor dari Thailand sebanyak 2 juta ton China 15
juta ton dan Jepang 840 ribu ton (Arifin 2013) Produksi ubi kayu Indonesia
tahun 2013 sebesar 23 juta ton dengan areal penanaman seluas 109 juta ha (BPS
2013) Sentra produksi ubi kayu Indonesia yaitu Lampung (3739) Jawa
Tengah (1689) Jawa Timur (1202) Jawa Barat (907) dan Sumatera
Utara 446 (Direktorat jendral Tanaman Pangan 2012) Walaupun Indonesia di
kategorikan sebagai lima negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia namun
Indonesia masih mengimpor ubi kayu Hal ini dikarenakan besarnya konsumsi
domestik Indonesia yang mencapai 28 juta ton per tahun Pengembangan ubi
kayu yang lebih besar diperlukan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan ubi
kayu dalam negeri dan mengurangi kuota impor ubi kayu Indonesia
Pemanfaatan ubi kayu saat ini sudah sangat luas diantaranya sebagai
sumber pangan (food) pakan (feed) dan sumber bioenergi (fuel) Pemanfaatan
ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama salah satunya
untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu dalam negeri
semakin bertambah banyak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana 2005)
Beberapa varietas nasional dan lokal yang telah dilepas seperti Adira 1 Adira 2
Adira 4 Malang-1 Malang-2 dan Darul Hidayat bahkan varietas introduksi dari
Thailand seperti UJ5 telah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia
(Purwono dan Purnamawati 2008) Selain itu terdapat beberapa genotipe lokal
ubi kayu yang berpotensi untuk dikembangkan seperti genotipe Jame-jame dan
Ratim yang berasal dari Halmahera
Permasalahan utama ubi kayu saat ini yakni produktivitas yang masih
rendah serta tingginya kadar HCN Sampai dengan tahun 2013 produksi rata-rata
ubi kayu Indonesia baru mencapai 216 ton ha-1 (BPS 2013) padahal potensi
terbaiknya bisa mencapai 100 ton ha-1 (Balitkabi 2011) Selanjutnya HCN
menjadi masalah karena senyawa ini beracun pada kadar tinggi Kandungan
HCN pada ubi kayu masih tinggi berkisar 68 mg kg-1 umbi basah pada varietas
Adira 4 bahkan lebih dari 100 mg kg-1 umbi basah pada varietas malang 4 dan
varietas introduksi yakni UJ5 (Roja 2009) Berdasarkan informasi
Tjokroadikoesoemo (1986) dalam Simanjutak (2006) kandungan HCN tidak
beracun apabila kurang dari 50 mg kg-1 setengah beracun dengan kadar HCN
50-100 mg kg-1 dan sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 100 mg kg-1
umbi basah Oleh sebab itu kegiatan karakterisasi terhadap beberapa genotipe
ubi kayu merupakan salah satu tahapan yang penting dilaksanakan untuk
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
2
memperoleh informasi dalam melakukan seleksi terhadap karakter ubi kayu yang
diinginkan (Slotta et al 2005)
Upaya untuk memperbaiki karakter yang diinginkan dapat dilaksanakan
melalui program pemuliaan Secara umum kondisi ubi kayu saat ini memiliki
tingkat keragaman yang rendah karena perbanyakan ubi kayu lebih dominan
dilakukan secara vegetatif bahkan pada kondisi dataran rendah ubi kayu sulit
untuk berbunga sehingga menghambat proses persilangan Salah satu cara untuk
meningkatkan keragaman genetik adalah dengan teknik induksi mutasi Menurut
Poespadarsono (1988) proses induksi mutasi dengan iradiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi yang dapat mengakibatkan berubahnya susunan kromosom
Hasil iradiasi diharapkan dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman
Kegiatan seleksi lebih efektif apabila tingkat keragaman tinggi sehingga
peluang untuk mendapatkan generasi unggul lebih besar
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keragaman
beberapa genotipe ubi kayu yang telah diinduksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma
Hipotesis Penelitian
1 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi pertumbuhan beberapa genotipe ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz)
2 Iradiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman morfologi beberapa
genotipe ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Para ahli botani seperti Candolle dan Vavilov mengemukakan bahwa
Brazil dipercaya sebagai pusat keragaman ubi kayu terutama Brazil bagian utara
(Lebot 2009) Sampai saat ini ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di kawasan
Asia khususnya Indonesia yang merupakan salah satu daerah penyebaran ubi
kayu Empat negara tropis penghasil ubi kayu terbesar dunia diantaranya Brazil
Nigeria Thailand dan Indonesia (Wijayaningrum et al 2010) Secara taksonomi
ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Euphorbiales
Family Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz (Prihandana et al 2007)
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
3
Ubi kayu termasuk kategori tanaman monoecious bunga uniseksual yakni
bunga jantan dan betina terletak pada tanaman yang sama Bunga ubi kayu
muncul di ujung panikel terdiri dari bunga jantan dan betina Ukuran bunga
betina lebih besar daripada jantan Setiap bunga jantan dan betina memiliki sepal
dan tidak memiliki petal Bunga jantan memiliki 10 stamen dan tersusun dalam 2
lingkaran Setiap lingkaran terdiri dari 5 stamen Bunga betina memiliki sebuah
ovari dengan 10 lobe glanular Ovari mempunyai 3 lokus 6 ridge dan panjangnya
3-4 cm Bunga betina membuka terlebih dahulu seminggu kemudian barulah
bunga jantan membuka sehingga proses penyerbukanya secara silang Setelah
terjadi penyerbukan ovari akan membentuk buah muda dan membutuhkan waktu
3-5 bulan sampai masak (Onwueme 1978)
Syarat Tumbuh Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan
kisaran 1500-2000 mm tahun-1
kelembaban udara optimal sekitar 60-65 suhu
udara optimal sekitar 27-32 0C membutuhkan penyinaran matahari sekitar 10
jam hari-1
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial
latosol podsolik merah kuning mediteran grumosol dan andosolyang memiliki
pH berkisar 45-80 dengan pH ideal sebesar 58 (Purwono dan Purnamawati
2008) Pertumbuhan vegetatif ubi kayu dirangsang oleh kandungan nitrogen
tinggi serta sanitasi yang baik sehingga untuk hasil tinggi disarankan pemberian
pupuk nitrogen namun pertumbuhan vegetatif yang berlebihan harus dihindari
untuk menghindari penundaan pembentukan akar ubi kayu (Rubatzky dan
Yamaguchi 1998) Di beberapa daerah ubi kayu bisa ditanam ditumpangsarikan
dengan komoditas lainya seperti jagung (Suwarto et al 2005)
Potensi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Pemanfaatan ubi kayu pada masa sekarang ini sudah sangat luas
diantaranya sebagai sumber pangan (food) pakan (feed) dan bioenergi (fuel)
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan konsumsi masih menjadi prioritas utama
salah satunya untuk substitusi tepung terigu Selain itu kebutuhan ubi kayu
dalam negeri semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan dan semakin berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu (Suryana
2005) Sebagai sumber pangan ubi kayu kaya akan karbohidrat Selain umbi
segar daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayur karena kaya akan vitamin A
dan mengandung zat besi (Fe) zat kapur (Ca) vitamin B dan C Ubi kayu
banyak diproduksi menjadi industri makanan dalam bentuk mie bihun roti kue
basah kue kering tiwul instant gatot instant dan tiwul nasi siap saji yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas Sebagai bahan baku industri ubi kayu dapat diolah
menjadi berbagai produk antara lain tapioka glukosa fruktosa sorbitol high
fructose syrup (HFS) dekstrin alkohol etanol asam sitrat dan monosodium
glutamate (Jafar 2003)
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
4
Iradiasi Sinar Gamma
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik dengan
tujuan perbaikan varietas dapat dilakukan melalui pemanfaatan plasma nutfah
persilangan mutasi fusi protoplas dan rekayasa genetika (Syukur et al 2013)
Berbagai macam metode yang berkembang salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan adalah teknik induksi mutasi Teknik induksi mutasi dapat
diterapkan terhadap tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
genetik sehingga kultivar baru dapat lebih cepat diperoleh dibadingkan
menggunakan teknik pemuliaan konvensional Teknik mutasi induksi merupakan
terobosan baru didalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki
secara konvensional Penggunaan induksi mutasi secara fisik dengan metode
iradiasi dinilai lebih efektif dibandingkan induksi mutasi secara kimiawi Para
pemulia tanaman umumnya menggunakan sinar X sinar gamma ultraviolet dan
neutron sebagai mutagen fisik Sinar gamma paling banyak digunakan sebagai
mutagen fisik karena memiliki daya tembus yang lebih tinggi dan memiliki
peluang terjadinya mutasi lebih tinggi sehingga lebih efektif terhadap
peningkatan keragaman genetik tanaman (Broertjes dan Van Harten 1988)
Sinar gamma memiliki energi iradiasi tinggi yaitu di atas 10 MeV
sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati Gen merupakan sasaran
dari iradiasi Iradiasi mengionisasi atom-atom dalam jaringan dengan cara
melepaskan elektron-elektron dari atomnya Ionisasi dari iradiasi sinar gamma
terjadi menyebar sepanjang jalur ionisasi partikel Ionisasi menyebabkan basa-
basa dalam DNA salah berpasangan Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi gen (Aisyah 2013) Pengaruh ionisasi terhadap kromosom mengakibatkan
terputusnya rantai kromosom sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(delesi inversi duplikasi dan translokasi) Ionisasi yang terjadi pada atau di
dekat kromosom dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kimia sehingga terjadi
perubahan di dalam inti sel baik perubahan struktur gen delesi gen atau sekuen-
sekuen DNA patahnya sentromer kehilangan atau penambahan kromosom dan
sebagainya Adanya kerusakan pada tingkat molekuler inilah yang dapat
menyebabkan munculnya keragaman pada tanaman yang diiradiasi (Van Harten
1998)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Mei 2012ndashApril 2013 Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Iradiasi (PATIR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat Jakarta Selatan
Pengamatan stomata dilakukan di laboratorium Microtechnic Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
5
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima genotipe
ubi kayu yaitu Malang 4 Adira 4 (yang merupakan varietas nasional) UJ5 (yang
merupakan varietas introduksi dari Thailand) serta dua genotipe lokal yang
berasal dari Halmahera yaitu Jame-jame dan Ratim Bahan lain yang digunakan
adalah pupuk kandang kompos Urea SP-18 KCl dan carbofuran 3G Alat yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi gergaji cangkul meteran timbangan
radiator Gamma Chamber 4000A mikroskop preparat cutter counter kamera
dan alat tulis
Prosedur Penelitian
Rancangan lingkungan yang digunakan yaitu rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan pengelompokan berdasarkan posisi stek yaitu
stek bagian atas tengah dan bawah Rancangan perlakuan adalah faktorial dua
factor Faktor pertama adalah dosis iradiasi dan faktor kedua adalah genotipe
Model aditif linier yang dipakai sebagai berikut
Yij119896= 120583 + 120572i + 120573119895 + (120572120573119895)ij + 120576119894119895119896
Keterangan
Yij119896 pengamatan pada perlakuan taraf iradiasi ke-i genotipe ke-j dan
ulangan ke-119896 (119896 = 1 2 3)
120583 rataan umum
120572i pengaruh perlakuan taraf iradiasi ke-i (i= 1 2 5)
Βj pengaruh genotipe ke-j (j= 1 2 5)
(120572120573119895)ij interaksi antara pengaruh taraf iradiasi ke-i dan genotipe ke-j
120576119894119895119896 galat percobaan
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan Kondisi tanah
sebelum dilakukan pengolahan banyak ditumbuhi gulma keras dan gulma lunak
Pembersihan gulma lunak dengan cara pembabadan dan gulma keras dengan cara
pendongkelan menggunakan garpu Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
menggunakan traktor sebanyak tiga kali Seminggu setelah pengolahan lahan
dilanjutkan dengan pembuatan petakan yang dikelompokan menjadi tiga
kelompok petakan Petakan pertama untuk setek bagian atas petakan kedua
untuk setek bagian tengah dan petakan ketiga untuk setek bagian bawah dari
setiap petakan dibuat guludan dengan lebar 60 m dan panjang 15 m jarak tanam
antar setek batang 1 m x 1 m Setiap petakan terdapat 125 lubang tanam
sehingga terdapat 375 lubang tanam dengan luas 375 m2
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang diberikan dosis sebanyak 20 ton ha-1
sehingga untuk 375
tanaman diperlukan sebanyak 750 kg pupuk kandang (2 kgtanaman)
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
6
Persiapan Setek Batang dan Iradiasi Sinar Gamma
Lima genotipe yang sudah disiapkan sebagai bahan tanam Jame-jame (VI)
Ratim (V2) UJ5 (V3) Malang 4 (V4) dan Adira 4 (V5) dikelompokan
berdasarkan bagian pangkal tengah dan ujung Setelah itu dilakukan
pemotongan menggunakan gergaji dengan panjang stek 10-20 cm Setek
dimasukan ke dalam kantong plastik (setiap kantong berbeda varietas dan
ulangan) kemudian dilakukan iradiasi dengan menggunakan lima taraf iradiasi
yaitu 0 (D0) sebagai kontrol 15 gray (D1) 30 gray (D2) 45 gray (D3) dan 60
gray (D4) yang selanjutnya disebut M1V1 kecuali kontrol Perlakukan kontrol
tetap diberikan perlakuan yang sama dengan setek yang lain hanya saja tidak
diberikan iradiasi dengan tujuan tidak ada pengaruh lain dari percobaan selain
dari iradiasi sinar gamma
Penanaman
Penanaman setek di lahan percobaan dilakukan dengan pengelompokan
berdasarkan posisi asal setek batang Setek ubi kayu ditanam dengan jarak 1 m x
1 m dengan posisi penanaman setek diberdirikan Penanaman dilaksanakan pada
pagi hari
Pemeliharaan
Tanaman ubi kayu diberi pupuk Urea SP-18 dan KCl dengan dosis
masing-masing 200 150 dan 150 kg ha-1
(Suwarto 2005) Pupuk SP-18
diberikan seluruhnya setelah penanaman yakni (562 kg) Urea diberikan 13 saat
tanam (250 kg) dan 23 (500 kg) setelah tanaman berumur satu bulan setelah
tanam (1 BST) sedangkan KCl diberikan seluruhnya (562 kg) pada umur 2
BST Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal Pemeliharaan lainya
meliputi penyulaman pembumbunan penyiangan pengendalian hama dan
penyakit Penyiangan dilaksankan secara intensif secara manual dan mekanis
dengan cara mengendalikan gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman pada
saat 1 3 6 dan 9 BST yang bersamaan dengan pembumbunan Kemudian pada
saat tanaman mencapai 8 MST dilakukan pewiwilan dengan mempertahankan
dua tunas terbaik
Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman M1V1 dan kontrol
karaterisasinya meliputi
A Pertumbuhan setek 3 MST
1 Waktu muncul tunas dilakukan setiap hari dengan mengamati jumlah
tunas yang tumbuh dari lima mata tunas yang ditanam
2 Jumlah setek yang dapat bertahan hidup sampai 3 MST Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadap seluruh tanaman dengan menghitung
jumlah tanaman yang dapat bertahan hidup
B Karakter Kuantitatf
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
7
1 Jumlah tanaman yang hidup pada 0-10 MST
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai tanam sampai tanaman
dipanen
2 Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 8 9
dan 10 BST
3 Jumlah umbi per tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi saat 7 BST dan saat
panen
4 Bobot umbi per tanaman
Pada saat panen umbi langsung ditimbang di lapangan
5 Panjang umbi utama (cm)
Pada saat panen umbi utama dari masing-masing umbi diukur
menggunakan mistar panjang
6 Jumlah stomata
Pengamatan stomata dilakukan terhadap beberapa tanaman contoh
pada daun ke-5 sampai ke-7 dari pangkal tanaman pada cuping yang
tegak lurus dengan tangkai daun
C Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif didasarkan pada panduan PPVT (2007)
dengan deskripsi pengamatan sebagai berikut
1 Tipe batang utama
Variasi batang utama dibedakan berdasarkan satu bagian dua bagian
tiga bagian dan empat bagian batang utama
2 Warna batang tua
Variasi batang tua dibedakan menjadi hijau hijau abu-abu hijau
gelap coklat kekuningan coklat kemerahan dan abu-abu
3 Warna batang muda
Variasi batang muda dikelompokan menjadi hijau muda hijau hijau
abu-abu coklat coklat kemerahan dan abu-abu
4 Bulu daun
Berbulu atau tidak
5 Warna daun muda (daun yang belum membuka sempurna)
Variasi daun muda dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
muda hijau hijau keunguan ungu muda ungu dan coklat
6 Warna daun tua
Variasi daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
7 Bentuk cuping
Variasi bentuk cuping dikelompokan menjadi elips lanset garis
bulat telur membalik lanset pandurate dan arched
8 Ukuran cuping
Ukuran cuping dikelompokan menjadi lebar dan sempit
9 Warna daun tua
Warna daun tua dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau dan
hijau tua
10 Warna tulang daun
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
8
Warna tulang daun dikelompokan menjadi hijau kekuningan hijau
hijau tua dan merah muda
11 Warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah
Variasi warna tangkai dikelompokan menjadi hijau hijau dengan
warna kemerahan di dekat batang hijau dengan warna kemerahan di
dekat daun hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun
merah kehijauan merah dengan warna hijau di dekat batang merah
muda merah di sepanjang tangkai daun merah keunguan dengan
warna hijau di dekat batang merah keunguan dengan warna hijau
didekat daun dan merah keunguan
12 Ukuran tangkai daun
Ukuran tangkai daun dikelompokan menjadi pendek sedang panjang
dan sangat panjang
13 Gigi pada daun tua
Gigi pada daun tua dikelompokan menjadi ada dan tidak ada gigi
14 Panjang ruas
Panjang ruas dikelompokan menjadi sangat pendek pendek sedang
panjang dan sangat panjang Deskripsi lengkap karakter kualitatif
disajikan pada Lampiran 1
Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) Jika
terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT
(Duncanrsquot Multiple Range Test) Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
Kruskal walis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman di Lapangan dan Evaluasi Karakter Morfologi
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan serangan penyakit cukup
serius terhadap ubi kayu namun teridentifikasi beberapa genotipe UJ5 diduga
terserang penyakit bercak daun coklat yang disebabkan oleh Cescospora
heningsii Selain itu di sekitar tanaman telah diidentifikasi tumbuh lima gulma
dominan yang mengganggu tanaman diantaranya Croton hirtus Ageratum
conizoides Mimosa invisa Asistasia intrusa dan Axonopus compresus
Pembabadan secara manual dan mekanik dilakukan untuk mengendalikan gulma
tersebut
Dosis iradiasi mempengaruhi jumlah tanaman yang hidup Perlakuan
iradiasi 60 gray menunjukan jumlah tanaman hidup paling rendah sedangkan
pada dosis 0 sampai dengan 30 gray persentase tanaman hidup masih tinggi
(Tabel 1) Secara umum jumlah setek yang paling banyak bertahan hidup
terdapat pada ulangan 1 Jumlah tanaman yang paling banyak bertahan hidup dari
semua genotipe adalah UJ5 sedangkan yang paling banyak mengalami kematian
genotipe Adira 4 Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian
akar batang dan tunas Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan pada
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
9
tanaman ubi kayu semakin lambat pertumbuhan tunasnya bahkan pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kematian (Wahyuni et al 2012) Secara umum
pertumbuhan tanaman yang diiradiasi 15 gray tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan lainya Pada penelitian Abdul (2011) terkait pengujian dosis iradiasi
regeneran nilam tumbuh lebih baik pada dosis 5-15 gray dibanding dosis 15 gray
Pengaruh pemberian dosis iradiasi terhadap pertumbuhan morfologi setek
di lapangan dapat dilihat dari Gambar 1 Perlakuan kontrol sampai 30 gray secara
keseluruhan tidak mengalami kematian pada dosis 45-60 gray kelima genotipe
banyak tanaman yang mengalami kematian
0 gray 15 gray 30 gray 45 gray 60 gray
Jame-jame
Ratim
UJ5
Malang 4
Adira 4
Gambar 1 Kondisi pertumbuhan lima genotipe ubi kayu pada 3 MST
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
10
Tabel 1 Persentase setek lima genotipe ubi kayu yang hidup pada 3 MST
Dosis
(gray)
Ulangan 1x Ulangan 2x Ulangan 3x
G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5 G1 G2 G3 G4 G5x
0 100 80 80 100 60 100 80 100 80 100 100 100 100 100 100
15 80 100 100 100 60 100 100 100 0 100 80 100 80 40 100
30 80 60 80 20 60 100 60 80 0 60 40 80 40 20 60
45 40 20 80 20 40 20 0 60 0 40 0 0 0 0 0
60 0 0 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan G1 Jame-jame G2Ratim G3UJ5 G4Malang 4 G5 Adira 4
Karakter Kuantitatif
Hasil sidik ragam terhadap peubah-peubah yang diamati disajikan pada
Tabel 2 Interaksi antara genotipe dan dosis iradiasi berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman 10 BST dan panjang umbi terpanjang 10 BST Genotipe
berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata panjang umbi utama dan jumlah
umbi per tanaman 7 BST Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman 8 dan 9 BST dan jumlah umbi pertanaman 10 BST
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam
No Peubahx
Umur
(BST) Blok
Perlakuan Interaksi Koefisien
Keragaman Genotipe Iradiasi GR
1 Jumlah stomata 8 tn tn 10534
2 Tinggi tanaman 8 tn tn tn 10031
3 Tinggi tanaman 9 tn tn 8851
4 Tinggi tanaman 10 7773
5 Panjang umbi
terpanjang
7 tn tn tn 23293
6 Diameter umbi 7 tn tn tn tn 23416
7 Jumlah umbi
per tanaman
7 tn tn 34144
8 Bobot umbi per
tanaman
10 tn tn tn tn 32899
9 Jumlah umbi
per tanaman
10 tn tn tn 26459
10 Panjang umbi
terpanjang
10 tn 14517
Keterangan tn = tidak berpengaruh nyata (pgt5) =berpengaruh nyata (plt5)
= berpengaruh sangat nyata (plt 1)
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
11
Jumlah Tanaman Hidup
Pada Tabel 3 populasi tanaman ubi kayu hidup semakin berkurang Hal ini
diduga diakibatkan oleh perlakuan iradiasi karena 3889 populasi tanaman
mati pada 2 BST Pada umur 10 BST tersisa 156 tanaman yang terdiri dari
genotipe Jame-jame dan Ratim masing-masing 31 tanaman UJ5 tersisa 26
tanaman Malang 4 tersisa 30 tanaman dan Adira 4 tersisa 38 tanaman Selain
pengaruh iradiasi berkurangnya jumlah tanaman disebabkan oleh serangan hama
rayap yang menyerang bagian dalam batang setek ubi kayu curah hujan yang
tinggi disertai tiupan angin yang kencang yang menyebabkan robohnya beberapa
tanaman sampai kemudian mengalami kematian Menurut Wahyuni et al (2012)
pengaruh perlakuan iradiasi terhadap setek ubi kayu akan menyebabkan
kerusakan jaringan yang berbeda-beda Tanaman bisa bertahan hidup dan
memperbaiki jaringanya kembali dapat mengalami kerusakan sampai setek layu mengering kemudian mati
Tabel 3 Jumlah tanaman hidup dari lima genotipe ubi kayu sampai dengan 10
BST
Uraian Umur tanaman (BST)x
0 2 4 6 8 10
Jumlah tanaman hidup 375 229 206 174 162 156
Jumlah tanaman mati 0 146 23 32 12 6
Persentase tanaman hidup () 100 6106 5493 464 432 4106 Keterangan BST Bulan setelah tanam
Hasil Umbi pada Umur 7 BST
Pengamatan jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar
pada 7 BST dilakukan secara non destruktif (tanpa memanen tanaman) Tabel 4
menunjukan perlakuan ulangan mempengaruhi jumlah umbi Jumlah umbi
tertinggi lebih banyak terdapat pada ulangan pertama sedangkan jumlah terendah
terdapat pada ulangan ketiga Jumlah umbi terbanyak pada ulangan pertama
terdapat pada genotipe Jame-jame dosis 30 gray sebanyak 15 umbi per tanaman
kemudian untuk ulangan kedua genotipe Ratim perlakuan kontrol dengan jumlah
12 umbi per tanaman dan perlakuan ketiga terdapat pada genotipe UJ5 perlakuan
kontrol sebanyak 11 umbi per tanaman
Penelitian Waluya (2006) pada saat tanaman ubi kayu berumur 4 BST
dihasilkan 113 umbi tanaman (Adira 4) dan 15 umbi tanaman (Malang 4)
Karakter panjang umbi utama untuk ulangan pertama adalah genotipe Malang 4
dosis 30 gray sebesar 7600 cm ulangan ke dua genotipe ratim 30 gray sebesar
6000 cm dan ulangan ke tiga genotipe Jame-jame 30 gray 6530 cm Karakter
diameter umbi terbesar untuk ulangan satu dan ulangan dua diperoleh dari
genotipe Jame-jame dosis iradiasi 30 gray sebesar 860 cm kemudian untuk
ulangan tiga terdapat pada genotipe UJ5 dan Malang 4 dosis 15 gray sebesar 732
cm
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
12
Tabel 4 Jumlah umbi panjang umbi utama dan diameter umbi terbesar lima
genotipe 7 BST
Genotipe dan
Dosis iradiasi
(gray)
Jumlah umbi tanaman-
Panjang umbi
utama(cm) Diameter umbi (cm)
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3x
Jame- Jame 0 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 15 1400 1133 967 4933 4200 3500 552 552 541
Jame-jame 30 1500 1033 350 5000 5433 6550 860 860 621
Ratim 0 1267 1200 533 3033 4067 5000 520 531 637
Ratim 15 1200 833 1033 3933 5767 3300 626 456 531
Ratim 30 1300 300 200 3400 6000 4000 764 828 669
UJ5 0 1400 1067 1100 4967 3600 3100 754 754 679
UJ5 15 600 1033 667 2933 5400 2967 701 743 732
UJ5 30 733 567 900 4067 3767 2800 637 669 510
Malang 4 ndash 0 900 600 1033 4600 3800 5167 563 584 648
Malang 4 ndash 15 1300 - 800 4150 - 5500 669 - 732
Malang 4 ndash 30 800 700 700 7600 4800 - 669 510 -
Adira 4 ndash 0 1067 967 1000 4467 3667 4733 754 711 616
Adira 4 ndash 15 900 867 - 4200 3233 - 743 690 -
Adira 4 ndash 30 767 533 467 3467 4100 3000 786 637 616 Keterangan U1= Ulangan ke-1 U2= Ulangan ke-2 U3=Ulangan ke-3
Tinggi Tanaman Lima Genotipe Ubi Kayu pada 10 BST
Genotipe UJ5 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya Pada dosis
iradiasi 15 gray genotipe Adira 4 lebih tinggi dibandingkan genotipe lainya
sedangkan pada dosis iradiasi 30 gray genotipe Adira 4 dan UJ5 berbeda dengan
ratim Secara keseluruhan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 15 gray tidak
berbeda nyata dibandingkan dosis 30 gray perlakuan kontrol pada tanaman UJ5
berbeda nyata terhadap dosis iradiasi 15 gray dan 30 gray (Tabel 5)
Tanaman Malang 4 dikategorikan tinggi karena memiliki tinggi batang
lebih dari 2 m sedangkan untuk Adira 4 dikategorikan tinggi memiliki tinggi
batang 15-2 m (Kementerian Pertanian 2012) Tanaman ubi kayu dikategorikan
tinggi apabila memiliki tinggi 151-250 cm dan sangat tinggi apabila lebih dari
250 cm Semua genotipe yang diamati memiliki tinggi tanaman di atas 250 cm
(PPVT 2007)
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
13
Tabel 5 Tinggi tanaman lima genotipe ubi kayu pada umur10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 30027 b
cm
30648 b 29594 ab 30090 b
A A A
Ratim 31208 b 31500 b 23500 b 29391 b
A A A
UJ-5 37232 a 30936 b 30500 a 32889 a
A B B
Malang 4 29938 b 32063 b 28800 ab 30043 b
A A A
Adira 4 35345 a 36627 a 32019 a 34664 b
A A A
Rata-rata 32750 A 32375 A 29267 B Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil
uji DMRT taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Jumlah dan Bobot Umbi Lima Genotipe Saat Panen 10 BST
Perlakuan ulangan 1 bobot umbi terbesar dan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe Adira 4 (13 kg) dengan jumlah umbi (1367 tanaman)
Ulangan 2 bobot umbi terbesar genotipe Adira 4 (1695 kg) sedangkan jumlah
umbi terbanyak genotipe UJ5 perlakuan kontrol (148 tanaman) Ulangan 3 bobot
umbi terbesar Adira 15 gray (1555 kg) sedangkan jumlah umbi terbanyak
terdapat pada genotipe UJ5 kontrol (122 tanaman) (Tabel 6)
Kementerian pertanian (2012) menyatakan bahwa potensi hasil rata-rata
untuk varietas Malang 4 sebesar 397 ton ha-1
sedangkan hasil penelitian ini
diperoleh sebesar 14016 ton ha-1
Adira 4 potensi hasil rata-ratanya sebesar 35
ton ha-1
sedangkan hasil dari penelitian ini sebesar 16095 ton ha-1
Selain itu
dihasilkan juga varian ubi kayu yang mampu menghasilkan bobot umbi sebesar
2600 kg tanaman- dan memiliki potensi hasil 260 ton ha
-1 yakni genotipe UJ5
dosis iradiasi 60 gray ulangan 1 Menurut Soedjono (2003) pada beberapa
penelitian dengan menggunakan iradiasi sinar gamma tanaman mutan mampu
meningkatkan hasil produksi baik pada umbi bunga maupun biji
Menurut Wargiono (1979) semakin banyak jumlah daun maka umbi yang
dihasilkan semakin banyak akibat adanya aktivitas fotosintesis yang tinggi Hal
senada disampaikan oleh Zuraid (2010) semakin banyak jumlah lobus pada
tanaman ubi kayu menyebabkan semakin banyaknya fotosintat yang
diakumulasikan ke umbi
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
14
Tabel 6 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap jumlah dan bobot umbi
pertanaman pada umur 10 BST
G D
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
R NT BU ( kg-1)
R NT JU (umbi)
Rx
v1 d0 73 193 106 32 746 096 116 304 682 166 82 192
v1 d1 863 312 925 170 79 483 626 4 603 275 625 416
v1 d2 19 - 12 - 10 309 867 152 445 233 2 -
v2 d0 1012 752 12 141 973 273 1125 298 902 414 14 244
v2 d1 833 208 122 130 144 389 11 244 526 361 575 189
v2 d2 10 - - - 77 - - - - - - -
v3 d0 10 147 - - 136 289 148 511 922 270 122 342
v3 d1 8 - 4 282 1236 351 124 320 135 062 55 070
v3 d2 65 369 5 408 633 165 767 251 325 063 85 353
v4 d0 85 377 94 461 868 398 94 230 892 107 116 304
v4 d1 10 227 115 070 1416 371 106 207 1555 077 13 141
v4 d2 - - - - - - - - - - - -
v5 d0 13 6 1133 404 145 366 96 336 1032 3 11 308
v5 d1 13 424 1367 681 112 355 114 251 656 188 8 367
v5 d2 775 530 6 2 1695 487 85 212 543 484 991 522 Keterangan
G genotipe D dosis iradiasi NTJU nilai tengah jumlah umbi NTBU
nilai tengah bobot umbi R ragam v1 v2 v3v4 v5 berturut-turut
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4 d0 d1d2 d3 d4 dosis
iradiasi sinar gamma 0 15 30 45 dan 60 gray
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwasanya genotipe dan interaksi genotipe
iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi dan jumlah umbi (Tabel 2)
hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena pengaruh iradiasi menghasilkan
bobot dan jumlah umbi yang sangat beragam ada yang hasilnya tinggi dan
rendah Ketika dilakukan analisis sidik ragam mengakibatkan nilai rata-ratanya
mendekat sehingga menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
Panjang Umbi Utama dari Lima Genotipe Ubi Kayu
Genotipe Ratim dan Malang 4 berbeda dengan genotipe UJ5 pada
perlakuan kontrol genotipe Malang 4 berbeda dibanding genotipe lainya pada
dosis iradiasi 15 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda dengan genotipe Jame-
jame dan Ratim pada dosis iradiasi 30 gray genotipe UJ5 dan Adira 4 berbeda
dengan ketiga genotipe lainya Secara keseluruhan perlakuan dosis iradiasi 15
gray berbeda dengan perlakuan kontrol dan dosis iradiasi 30 gray Malang 4
berbeda dengan UJ5 dan Adira 4 pada dosis iradiasi 15 dan 30 gray (Tabel 7)
Proses adaptasi terhadap lingkungan tumbuh diduga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan hasil umbi diperoleh sangat tinggi Menurut (Ispandi
2003) adaptasi suatu varietas baru terhadap lingkungan tumbuh merupakan salah
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil umbi Dapat diduga selain
karena pengaruh iradiasi tingginya produktivitas semua genotipe umbi kayu
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
15
dikarenakan semua genotipe beradaptasi dengan baik di lingkungan kebun
Percobaan Cikabayan Keragaan umbi dari lima genotipe yang diteliti disajikan
pada Gambar 3
Tabel 7 Pengaruh genotipe dan dosis iradiasi terhadap panjang umbi utama dari
lima genotipe pada usia 10 BST
Genotipe Dosis iradiasi (Gray)x
0 15 30 Rata-rata
Jame-jame 5020 a
cm
4697 a 4644 a 4787 ab
A AB AB
Ratim 4557 a 4752 a 5800 a 5036 a
A AB AB
UJ5 4195 a 3896 b 3784 c 3980 c
A B B
Malang 4 4373 b 5360 ab 6354 a 5237 a
A A A
Adira 4 4660 a 3944 b 3816 b 4140 bc
A B B
Rata-rata 4561 A 4529 B 4850 A Keterangan Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMR
taraf 5 Huruf non kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada hasil uji DMRT taraf 5
Gambar 2 Keragaan hasil umbi dari lima genotipe pada saat panen semua genotipe 1 2 3 4 5 berturut-turut Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
Analisis Stomata
Menurut Purwanti (2007) letak stomata terdapat di kedua permukaan
daun namun umumnya terletak di permukaan bawah daun dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan permukaan atas daun Berdasarkan hasil pada Tabel 8
diketahui bahwa jumlah stomata terbanyak untuk perlakuan kontrol adalah
genotipe Ratim (15100) dan yang paling sedikit Malang 4 (12000) kemudian
untuk perlakuan dosis iradiasi 15 gray stomata terbanyak genotipe UJ5 (13767)
dan yang paling sedikit genotipe Malang 4 (11100) Dosis iradiasi 30 gray
jumlah stomata terbanyak genotipe Jame-jame (14200) dan yang paling sedikit
UJ5
Malang 4
Ratim
Adira 4 1 2 3 4 5
Jame-jame
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
16
genotipe Malang 4 (12360) Secara keseluruhan perlakuan genotipe berpengaruh
terhadap jumlah stomata ubi kayu
Menurut Padney (1982) fungsi stomata sebagai pengatur penguapan dan
arus masuknya CO2 dari udara serta keluarnya O2 ke udara selama mekanisme
fotosintesis Penelitian Lestari (2006) menunjukan bahwa pengaruh iradiasi
terhadap beberapa galur padi mengakibatkan berkurangnya jumlah stomata Hal
tersebut teridentifikasi juga terhadap ubi kayu yang diamati seperti pada
genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 yang menunjukan jumlah stoma tanaman
kontrol lebih banyak dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan iradiasi
Tabel 8 Jumlah rata-rata stomata daun bagian bawah lima genotipe ubi kayu
Dosis
(gray)a Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
0 13533 plusmn 1761 15100 plusmn 1410 14467plusmn 1604 12000 plusmn 1300 13733plusmn 585
15 12967 plusmn 635 13033 plusmn 1320 13767plusmn 986 11100plusmn 984 12033plusmn 1457
30 14200 plusmn 1100 13633 plusmn 2676 12633plusmn 2145 12367plusmn 550 13200plusmn 2007 Keterangan Seluruh contoh genotipe yang diamati dengan menghitung jumlah stomata didaun
bagian bawah
Karakter Kualitatif
Kegiatan karakterisasi dilakukan pada 8 BST yang mengacu pada PPVT
(2007) Hasil pengamatan dianalisis dengan Kruskal Walis (Tabel 9 10 dan 11)
Tabel 9 Rekapituasi hasil uji Kruskal Walis morfologi lima genotipe ubi kayu
Karakter
Morfologix
Jame-jame Ratim UJ5 Malang 4 Adira 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3a
TBU tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WBM tn tn tn tn tn tn
BD tn tn tn tn tn - tn - tn tn tn tn tn tn -
WDM(a) - - - - - - - - - - - - tn tn tn
WDM(b) tn tn tn tn tn tn tn - - -
BC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
UC tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WDT tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
WTD tn tn tn tn tn tn
WTK tn tn - tn - tn tn
UTD tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
GDT tn tn - tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
PR tn tn tn tn Keterangan tn = tidak berbeda nyata (pgt5) = berbeda nyata (plt5) = berbeda sangat nyata
(plt 1) 1= ulangan ke-1 2= ulangan ke-2 3= ulangan ke-3 TBU= tipe batang utama
WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda BD= bulu daunWDM(a)= warna
(a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda BC= bentuk cuping UC= ukuran
cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang daun WT= warna tangkai UTD=
ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua PR= panjang ruas
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
17
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat
penting yang bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari varietas yang
bersangkutan (KNKP 2002) Hasil rekapitulasi karakter morfologi lima genotipe
memberikan informasi keragaman morfologi batang dan daun ubi kayu (Tabel 10
dan 11)
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi batang hasil pengujian
menggunakan Kruskal Walis
No Karakter
morfologia
Perubahan karakter batang
1 TBU Jame-jame U1 kontrol tipe batang utamanya 3 bagian sedangkan dosis 15
dan 30 gray hanya memiliki dua bagian U2 kontrol satu bagian dan dosis
15 dan 30 gray 3 bagian U3 tidak berpengaruh nyata hanya memiliki dua
bagian Ratim U1 tiga bagian sedangkan dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian dan U3 tiga bagian dosis 15 gray memiliki
empat bagian UJ5 semuanya satu bagian Malang 4 semuanya tiga bagian
Adira 4 U1 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray dua bagian U2 semuanya tiga bagian U3 tiga bagian dosis 15 dan 30 gray satu bagian
2 WBT Jame-jame U1 kontrol warna batang tua coklat kekuningan tapi semua
ulangan warnanya abu-abu Adira 4 U1 dan U3 coklat kemerahan U2 abu-abu dosis 15 dan 30 gray coklat kemerahan U1 hijau dosis 30 gray hijau
muda U2 hijau dosis 15 gray hijau abu-abuU3 hijau muda 3 WBM Jame-jame U1 warna batang mudanya hijau dosis 30 gray hijau muda U2
hijau dosis 15 gray hijau abu-abu U3 hijau muda dosis 30 gray hijau dan 15 gray hijau abu Ratim U1 hijau keabu-abuan dosis 30 gray hijau muda
U2 hijau muda dosis 15 gray hijau UJ5 U1 hijau muda Malang 4 U1
hijau 15 dan 30 gray hijau muda 4 PR Jame-jame U1 ukurang panjang ruasnya sedang dosis 15 gray panjang dan
dosis 30 gray sangat panjang U2 panjang dosis 15 dan 30 gray sedang
Ratim U1 sedang dosis 15 gray sangat panjang dosis 30 gray pendek U2 sedang dosis 15 gray pendek dosis 30 gray sangat pendek U3 panjang
dosis 15 gray sangat panjang UJ5 U1 sedang U2 sangat pendek U3 sangat
panjang dosis 15 dam 30 gray sedang Malang 4 U1 sangat panjang dosis
15 dan 30 gray sedang Adira 4 U1 sangat panjang dosis 30 gray sedang U3 sangat pendek dosis 15 gray panjang dan dosis 30 gray pendek
Keterangan TBU= tipe batang utama WBT= warna batang tua WBM= warna batang muda PR=
panjang ruas
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
18
Tabel 10 Rekapituasi karakterisasi morfologi daun hasil pengujian menggunakan
Kruskal walis
No Karakter
morfologix
Perubahan karakter daun
1 BD Semua genotipe tidak memiliki bulu daun 2 WDM(a) Adira 4 warna daun muda (a) semuanya hijau muda 3 WDM(b) Jame-jame warna daun muda (b) semua ulangan Ungu dosis 15 dan 30 gray
semua ulangan ungu muda Ratim U1 semuanya ungu muda U2 dan U3
ungu muda kecuali dosis 15 gray ungu UJ5 dan Malang 4 semua daun
mudanya ungu muda 4 BC Jame-jame U1 dan U2 bentuk cupingnya semua lanset U3 elips semua
Ratim dan Adira 4 semuanya lanset UJ5 U1 semua elip U2 semua lanset
U3 lanset dosis 15 gray elips Malang 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau muda
5 UC Jame-jame U1 bentuk cupingnya lebar dosis 15 gray sempit U2 sempit
dan U3 lebar Ratim U1 sempit dosis 15 gray lebar U2 dan U3 semua lebar UJ5 Malang 4 dan Adira 4 semuanya lebar
6 WDT Jame-jame U1 warna daun tuanya hijau dosis 15 gray hijau kekuningan
U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau kekuningan semuanya Ratim
U1 hijau kekuningan U2 dan U3 semuanya hijau Malang 4 U1 hijau U2 hijau tua U3 hijau kekuningan Adira 4 U1 hijau dosis 15 dan 30 gray hijau
tua U2 hijau tua dosis 15 gray hijau U3 hijau tua semuanya 7 WTD Jame-jame U1 warna tulang daunya merah muda dosis 15 gray hijau tua
U2 hijau dosis 15 dan 30 gray merah muda U3 hijau dosis 15 dan 30 gray
hijau kekuningan Ratim U1 hijau kekuningan dosis 15 gray merah muda
dan 30 gray hijau tua U3 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau tua U2
hijau U3 hijau tua dosis 15 gray hijau Malang 4 U1 hijau 15 dan 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan U3 hijau tua Adira 4 U1 hijau
dosis 30 gray hijau kekuningan U2 hijau kekuningan dosis 15 gray hijau
U3 hijau dosis 15 gray hijau tua 8 WTK Jame-jame U1 warna tangkai daun bagian batang bawah merah keunguan
dosis 15 dan 30 merah kehijaun U2 merah keunguan dosis 15 dan 30 gray
merah di sepanjang tangkai daun Ratim U1 merah muda dosis 15 gray merah di sepanjang tangkai daun UJ5 U1 hijau dengan warna kemerahan
dekat daun U2 hijau dengan spot merah disepanjang tangkai daun dosis 15
gray hijau dengan warna merah didekat daun U3 hijau dengan warna
kemerahan didekat daun dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan didekat batang Malang 4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan kemerahan
dekat daun U2 dan U3 hijau dengan warna kemerahan dekat batang Adira
4 U1 hijau dosis 15 gray hijau dengan warna kemerahan dekat daun U2 hijau dengan spot merah di sepanjang tangkai daun dosis 15 gray hijau U3
hijau dengan warna kemerahan didekat daun dosis 15 dan 30 gray hijau
muda dengan merah di pangkal dan ujung daun 9 UTD Jame-jame ukuran tangkai daunya semuanya panjang Ratim U1 dan U3
sangat panjang U2 pendek UJ5 dan Adira 4 semuanya sangat panjang
Malang 4 U1 dan U2 sangat panjang U3 pendek sedangkan dosis 15 gray
panjang 10 GDT Semua genotipe tidak memiliki gigi pada daun tuanya Keterangan BD= bulu daun WDM(a)= warna (a) daun muda WDM(b)= warna (b) daun muda
BC= bentuk cuping UC= ukuran cuping WDT= warna daun tua WTD= warna tulang
daun WT= warna tangkai UTD= ukuran tangkai daun GDT= gigi pada daun tua
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
19
Deskripsi Perubahan Morfologi dari Beberapa Genotipe Ubi Kayu
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa perubahan dari
bentuk morfologi tanaman diantaranya adalah Tipe batang utama genotipe
Ratim - kontrol memiliki batang 3 bagian berbeda pada dosis 15 gray ulangan
ke-1 memiliki 4 bagian (Gambar 4) Warna batang tua Semua genotipe Jame-
jame Ratim dan UJ5 kontrol dan yang diberi perlakuan iradiasi berwarna abu-
abu Semua genotipe Malang 4 dan Adira 4 kontrol dan yang diberi perlakuan
iradiasi berwarna coklat kemerahan (Gambar 5) Warna daun muda Perubahan
karakter warna daun muda dan daun tua Jame-jame kontrol berwarna ungu dosis
15 dan 30 gray berwarna ungu muda (Gambar 6 dan 7) Bentuk cuping Semua
genotipe Ratim dan Adira 4 tanaman kontrol dan yang diiradiasi bentuk
cupingnya adalah lanset (Gambar 8) Warna tangkai daun genotipe Jame-jame
kontrol memiliki warna merah disepanjang tangkai daun berbeda pada dosis 15
dan 30 gray ulangan ke-2 menjadi berwarna merah keunguan Malang 4 kontrol
berwarna hijau berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-1 menjadi merah hijau
dengan warna kemerahan di dekat daun (Gambar 9)
A
B
Gambar 3 Perubahan karakter pertumbuhan tipe batang utama Genotipe Ratim tanaman kontrol memiliki batang tiga bagian (A) berbeda pada dosis 15 gray ulangan ke-3 memiliki
empat bagian ( B)
A
B
Gambar 4 Perbedaan tipe batang tua Genotipe Ratim (A) dan Malang 4 (B)
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
20
A
B
Gambar 5 Perubahan karakter warna daun muda Genotipe Jame-jame kontrol berwarna ungu
(A) dan dosis 15 dan 30 gray berwarna ungu muda (B)
A
B
Gambar 6 Perubahan karakter pada warna daun tua Genotipe Jame-jame kontrol berwarna hijau
(A) berbeda dengan dosis 15 gray berwarna hijau kekuningan (B)
A
B
Gambar 7 Bentuk cuping Genotipe Ratim (A) dan Adira 4 (B) bentuk cupingnya lanse
A B C
Gambar 8 Warna tangkai permukaan atas daun dibagian bawah Genotipe Jame-jame kontrol
(A) jame-jame ulangan ke-2 dosis 15 dan 30 gray (B) dan Malang 4 kontrol (C)
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
21
Hasil identifikasi terkait karakter panen dari lima genotipe telah diperoleh
potensi dari masing- masing genotipe (Tabel 12) Persentase hidup tertinggi
adalah genotipe Adira 4 (5066 ) panjang umbi terpanjang adalah genotipe
Malang 4 (6354 cm) jumlah umbi terbanyak genotipe UJ5 (2100 umbi
tanaman-) dan bobot umbi terbesar diperoleh dari genotipe UJ5 (2600 kg
tanaman-)
Tabel 11 Identifikasi karakter komponen hasil lima genotipe ubi kayu
Genotipe
Persentase
Hidup
()
Panjang
Umbi (cm)
Jumlah
Umbi
Bobot Umbi per
tanaman (kg)
Jame-jame kontrol ulangan 1 4133 5020 1500 1000
Jame-jame 15 gray ulangan 2 4133 4200 1000 1280
Ratim kontrol ulangan 1 4133 3033 1400 2050
Ratim 30 gray ulangan 1 4133 5800 700 1000
UJ5 kontrol ulangan 2 3466 4195 2100 1650
UJ5-60 gray ulangan 1 3466 3500 1500 2600
Malang kontrol ulangan 1 4000 4600 1700 1200
Malang 15 gray ulangan 3 4000 5500 1300 1555
Malang 30 gray ulangan 2 4000 6354 900 1320
Adira kontrol ulangan 1 5066 4660 1500 1900
Adira 15 gray ulangan 1 5066 4200 1600 1600
Hasil pengamatan kualitatif dan kuntitatif dapat diketahui bahwasanya
perubahan beberapa karakter morfologi ubi kayu dapat disebabkan oleh
pengaruh dosis iradiasi ataupun pengaruh adaptasi tumbuh tanaman terhadap
lingkungan yang baru Untuk mencapai tujuan seleksi harus diketahui antar
karakter agronomi serta komponen hasil yang dihasilkan sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Sudarmadji et al 2007)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman ubi kayu yang dapat bertahan hidup hingga akhir percobaan
sejumlah 156 dari 375 tanaman Jumlah tanaman yang mati akibat perlakuan
iradiasi paling banyak terjadi umur 0-2 BST yang mencapai 146 tanaman Adira
4 merupakan genotipe yang paling banyak bertahan hidup yaitu sebanyak 38
tanaman (2435) Perlakuan iradiasi mengakibatkan berkurangnya jumlah
stomata bagian bawah untuk genotipe Ratim UJ5 dan Adira 4 Perlakuan
iradiasi mengakibatkan bertambahnya tinggi tanaman untuk semua genotipe
Jumlah umbi per tanaman perlakuan kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
iradiasi untuk genotipe Jame-jame Ratim UJ5 dan Malang 4 Genotipe lokal
Jame-jame dan Ratim masuk dalam kategori ubi kayu yang memiliki bentuk
umbi utama terpanjang diantara lima genotipe Genotipe yang potensial memiliki
bobot ubi (2600 kg tanaman-) UJ5-60 gray dan (2050 kg tanaman
-) Ratim-15
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
22
gray Perlakuan iradiasi mengakibatkan berubahnya beberapa karakter morfologi
ubi kayu diantaranya tipe batang utama warna batang tua warna batang muda
warna daun muda bentuk cuping ukuran cuping warna daun tua warna tulang
daun warna tangkai permukaan atas tangkai daun di bagian bawah ukuran
tangkai daun dan panjang ruas
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menanam kembali ubi kayu
yang diteliti menjadi M1V2 dengan tujuan untuk mengetahui keragaman
genetik yang lebih tinggi dari lima genotipe ubi kayu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K 2011 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pembentukan tunas
tanaman nilam J Agrivigor 10(2)117-127
Aisyah SI 2013 Mutasi induksi Syukur M Sastrosumarjo S editor
Sitogenetika Tanaman Bogor (ID) IPB Press
Arifin B 2013 Indonesia jadi importir ubi kayu terbesar di dunia 2012
[Internet] Jakarta (ID) [diunduh 5 januari 2014] Tersedia pada
httpfinancedetikcom
[Balitkabi] Balai penelitian karbohidrat dan biji 2011 Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (ID) Balitkabi
Bantacut T 2012 Research and development for cassava based industry
JTekPert 19(3)191-202
Broertjes C Van Harten 1998 Aplied Mutation Breeding for Vegetatively
Propagation Crops Amsterdam (NL) Elsavier 345 p
[BPS] Badan Pusat Statistik 2013 Statistik Indonesia Jakarta (ID) Biro Pusat
Statistik
Campbell 2004 Biologi jilid 2 Jakarta (ID) Erlangga
Direktoral Jenderal Tanaman Pangan 2012 Luas Tanam Luas Panen
Produktivitas dan Produksi Ubi kayu [internet] [diunduh 2012 Agustus
12] Tersedia pada httptanamanpangandeptangoid
Hutami S Mariska I Supriati Y 2006 Peningkatan keragaman genetik tanaman
melalui keragaman somaklonal J Agron Biogen 2(2)81-88
Ispandi A 2003 Pemupukan P K dan Waktu Pemberian pupuk K pada tanaman
ubi kayu di lahan kering vertisol J Ilmu Pertanian 10(2) 35-50
Jafar MJ 2003 Bisnis Ubi Kayu Indonesia Jakarta (ID) Pustaka Sinar Harapan
[Kementan] Kementerian Pertanian 2012 Deskripsi varietas unggul ubi kayu
1978-2012 [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 2] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
[KNKP] Komisi Nasional Plasma Nutfah 2002 Pedoman pengelolaan plasma
nutfah Jakarta (ID) Departemen Pertanian
Lebot V 2009 Trofical Root and Tuber Crops Cassava Sweet Potato Yams
and Aroids United Kingdom (GB) Cabi
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
23
Lestari 2006 Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada somaklon padi Gajahmungkur Towuti dan IR 64 Biodoversitas 7(1)
44-48
Onwueme IC 1978 The tropical tuber crops Yams cassava sweet potato
cocoyams New York (US) John Wiley and Sons
Padney BP 1982 Plant Anatomi New Delhi (IN) Chnad Company Ltd
Ramneyes
[PPVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 2007 Panduan pengujian
individual kebaruan keunikan keseragaman dan kestabilan ubi kayu
[Internet] [diunduh 2012 Juli 2] Tersedia pada
httppanganlitbangdeptangoid
Prihardana R Noerwijati K Adinurani PG Setyaningsih D Setiadi S Hendroko
R 2007 Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan Jakarta (ID)
Agromedia Pustaka
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Bogor (ID)
PAU IPB
Purwanti D 2007 Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap
struktur epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di Jalan Adi
Sumarno sampai terminal Tirtonadi Surakarta [tesis ] Surakarta (ID)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwono Purnamawati H 2008 Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul Jakarta (ID) Penebar Swadaya
Roja A 2009 Ubi Kayu Varietas dan Teknologi Budidaya Sukarami (ID)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat Sukarami
Rubatzky VE Yamaguci M 1998 Sayuran Prinsip Produksi dan Gizi Herison
C penerjemah Bandung (ID) Penerbit ITB Terjemahan dari World
Vegetable Prinsiples Production and Nutritional Values Ed ke-2
Slotta TAB Horvant DP Foley ME 2005 Development of polymorphic
markers for Cirsium arvense Canada Thistle and their amplification in
closely related taxa Mol Ecol Notes 5(1)917-919
Simanjuntak D 2006 Pemanfaatan komoditas non beras dalam upaya
diversifikasi pangan sumber kalori J Litbang Pertanian 4 (1) 45-54
Soedjono S 2003 Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman J Litbang Pertanian 22 (2)70-78
Sudarmadji Ruslim M Hadi S 2007 Variasi genetik heritabilitas dan korelasi
genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen (Sesamum indicum L) J litri
13(3)88-92
Suryana A 2005 Kebijakan dan program penelitian dalam mendukung
swasembada kedelai dan ubi kayu Badan penelitian dan pengembangan
pertanian [Internet] Jakarta (ID) [diunduh 2013 September 10] Tersedia
pada httpwwwpanganlitbangdeptangoid
Suwarto Yahya S Handoko Chozin MA 2005 Competition of maize and
cassava in intercropping system Bul Agron (33) (2) 1-7
Syukur M Sujiprihati S Yunianti R 2013 Teknik Pemuliaan Tanaman Jakarta
(ID) Penebar Swadaya
Van Harten AM 1998 Mutation Breeding Theory and Practical Applications
Cambridge (GB) Cambridge University
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
24
Wahyuni TS Sholihin Ariyanti 2012 Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap
keragaan tunas dan hasil ubi kayu generasi M1V1[Prosiding] Malang (ID)
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian hal 514-
523
Waluya A 2011 Pengaruh jumlah mata tunas setek terhadap pertumbuhan empat
varietas ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) [skripsi] Bogor (ID) Institut
Pertanian Bogor
Wargiono 1979 Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanamnya Bogor (ID) Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian Bogor
Wijayaningrum R Ferdiani S Sumardiono S 2010 Modifikasi sifat psikokimia
dan rheoloi ubi kayu berbasis kombinasi rerendaman dengan garam dan
hidrolisa menggunakan asam laktat untuk bahan baku produksi mie
[Skripsi] Semarang (ID) Universitas Dipenogoro
Zuraid N 2010 Karakterisasi beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif plasma
nutfah ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) Buletin Plasma Nutfah 16
(1) 49-56
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
25
Lampiran 1 Panduan pengujian individual kebaruan keunikan keseragamandan
kesetabilan ubi kayu (PPVT 2007)
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
26
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 08 Mei 1991 Penulis merupakan
anak ketiga dari Bapak Dikdik Sontani dan Ibu Leli Siti Saidah Penulis
menempuh pendidikan menengah di SMA N 16 Garut Berdasarkan hasil
SNMPTN penulis dinyatakan diterima di Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor dan mulai aktif
sebagai mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2009
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif mengikuti organisasi di
Cyberton (Club Komputer Tingkat Persiapan Bersama IPB) tahun 2009-2010
Himpunan mahasiswa Garut (HIMAGA) tahun 2009-2011 Forum for scientish
studies student (FORCES IPB) tahun 2010-2012 Himpunan Mahasiswa
Agronomi Indonesia (HIMAGRI) tahun 2011-2012 menjabat Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2011-2012 dan Menjabat
Ketua Umum Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Agronomi (BP
HIMAGRON) tahun 2012-2013 Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitian
seperti panitia Masa Perkenalan Mahasiswa baru IPB Masa Perkenalan
Departemen dan Fakultas
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis selama belajar di IPB adalah
menjadi juara 3 LKTI Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
tahun 2010 mengikuti kegiatan PKM-M didanai DIKTI pada tahun 2010 dengan
judul rdquoOptimalisasi Penyediaan Air Bersih untuk Warga Melalui Konsep
Pembangunan Saluran Air Berkualitas di Desa Sukaharja Cijeruk Bogorrdquo dan
PKM-K dengan judul ldquoBisnis Aneka Boneka Aroma Terapi Asli Indonesia
dengan Desain Kreatif Yang Modern dari Akar Wangi ldquoMenjadi delegasi IPB di
ajang PIMNAS ke 33 di Yogyakarta pada tahun 2012 melalui program PKM-
K dengan judul ldquoBisnis Boneka Dakwah Beraroma Terapi Pertama di Dunia
Desain Elegan Transformasi Tren dan Modern dari Akar Wangildquo mendapatkan
pendanaan melalui Program Mahasiswa Wirausaha dibawah binaan Direktorat
Karir dan Hubungan Alumni IPB pada tahun 2012 menjadi delegasi IPB dan
Indonesia dalam kegiatan International Agriculture Sudent Symposium (IASS) di
Malaysia pada tahun 2012 Menjadi Mahasiswa Beprestasi IPB dibidang
ekstrakurikuler pada tahun 2012 Menjadi koordinator Mahasiswa dalam acara
Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 kerjasama antara Institut Pertanian
Bogor dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN menjadi salah
satu inisiator Tim Revolusi Oranye IPB 2013 dan saat ini menjadi staff khusus
Dewan Pakar di kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB
Periode 2013-2017