karakter haddadiyyah dalam diskusi ilmiyyah” bagian pertama

Upload: jasmine-umar

Post on 03-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    1/17

    Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Al Qudsiy Aluth Thuriy

    Al Indonesiy

    Diperiksa Oleh:

    Fadhilatusy SyaikhFadhilatusy SyaikhFadhilatusy SyaikhFadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali binAbu Abdillah Muhammad bin Ali binAbu Abdillah Muhammad bin Ali binAbu Abdillah Muhammad bin Ali binHizam Al Fadhli Al Badaniy Al YamaniyHizam Al Fadhli Al Badaniy Al YamaniyHizam Al Fadhli Al Badaniy Al YamaniyHizam Al Fadhli Al Badaniy Al Yamaniy

    DanDanDanDan Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad AlFadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad AlFadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad AlFadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad Al

    UmariyUmariyUmariyUmariy Al Hajuriy Al YamaniyAl Hajuriy Al YamaniyAl Hajuriy Al YamaniyAl Hajuriy Al Yamaniy

    BAGIAN

    PERTAMA

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    2/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    2

    (Komentar terhadap isi Kitab

    Aujuhusy Syibh Bainal Hadadiyyah wa Bainar Rowafidh

    dan Kitab Manhajul Haddadiyyahdan Ucapan Asy Syaikh Robi Al Madkholiy

    Pada Akhir Tahun 1432 H)

    Diperiksa Oleh:

    Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam Al Fadhli Al

    Badaniy Al Yamaniy

    Dan Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad Al Umariy

    Al Hajuriy Al Yamaniy

    Penulis:

    Abu Fairuz Abdurrohman Al Indonesiy

    Al Qudsiy Aluth Thuriy

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    3/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    3

    Judul Asli:

    Shifatul Haddadiyyah Fi Munaqosyatin Ilmiyyah

    Terjemah Bebas:

    Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah

    Penulis:

    Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekoyo Al Indonesiy

    Penerjemah:

    Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekoyo Al Indonesiy

    Diperiksa Oleh:

    Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam Al Fadhli Al

    Badaniy Al Yamaniy,

    Dan Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad Al Umariy

    Al Hajuriy Al Yamaniy

    Pengantar Penulis

    :

    Sesungguhnya beberapa ikhwah telah mengirimkan kepadaku suatu risalah yang di

    dalamnya berisi karakter Haddadiyyah yang ditulis oleh Asy Syaikh Robi Al Madkholiy

    semoga Alloh memberinya taufiq-, yang dengan tulisan itu sebagian orang

    berargumentasi bahwasanya orang-orang Darul Hadits di Dammaj adalah Haddadiyyun(penganut pemikiran Mahmud Al Haddad).

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    4/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    4

    Maka keadaan orang-orang yang memakai tulisan tadi sebagai argumentasi adalah

    sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Al Imam Asy Syaukaniy semoga Alloh

    merohmatinya- : Dan sungguh kaidah ahlul bida telah berjalan pada zaman dahulu dan

    yang berikutnya bahwasanya mereka itu bergembira dengan munculnya satu kalimat

    dari satu orang ulama, lalu mereka berlebihan dalam mempopulerkannya danmengumumkannya di antara mereka, menjadikannya sebagai argumentasi untuk

    mendukung kebidahan mereka, dan dengannya mereka memukul wajah orang yang

    mengingkari mereka, sebagaimana engkau dapati di dalam kitab-kitab Rofidhoh yang di

    dalamnya ada riwayat-riwayat tentang kalimat-kalimat yang datang dari ulama Islam

    yang terkait dengan perselisihan para Shohabat, juga tentang keutamaan dan cercaan.

    Para Rofidhoh dengan adanya itu terbang gembira dan menjadikannya sebagai bagian

    dari simpanan dan ghonimah (rampasan perang) yang paling besar. (Adabuth

    Tholab/hal. 35/ Darul Kutubil Ilmiyyah).

    Perlu diketahui bahwasanya ana telah menyelesaikan risalah ini pada tanggal 9 Jumadil

    Ula 1432 H. kemudian sampai kepada kami perkataan Asy Syaikh Robi bin Hadi Al

    Madkholiy semoga Alloh memberinya taufiq- yang di dalamnya ada cercaan terang-

    terangan bahwasanya Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy semoga Alloh menjaganya- adalah

    haddadiy, tolol, dan beberapa kalimat jahat yang lain.

    Seseorang yang bernama Abu Waqid Abdulloh bin Sholih Al Qohthoniy menukilkan

    ucapan Asy Syaikh Robi Al Madkholiy hadahulloh- pada awal-awal bulan Rojab 1432

    H di hadapan para pengunjung dari kabilah Wadiah:

    )! $ & .(

    Yahya Al Hajuriy tolol, haddadiy, busuk, semoga Alloh tidak memberkahinya.

    Ucapan ini disebarkan oleh situs pendosa Wahyain.

    Dan pada tanggal 1 Syaban 1432 H Abul Mundzir Dzul Akmal Al Indonesiy

    hadahulloh- menceritakan perjalanan umrohnya bahwasanya dirinya telah

    mengunjungi Asy Syaikh Robi Al Madkholiy di sela-sela perjalanan umrohnya pada

    akhir Rojab 1432 H, lalu dia menanyakan apa yang dinamakan dengan fitnah Yahya,

    maka Asy Syaikh Robi Al Madkholiy menjawab:

    ) $ ' (! ' * + ,! -& 1 (

    Sesungguhnya Yahya Al Hajuriy telah merobek-robek dakwah Salafiyyah di seluruh

    penjuru alam. Dia tidak meninggalkan seorangpun, tidak meninggalkan Muhammad,

    Bukhoriy, Jabiriy dan yang lainnya.

    Ucapan ini disebarkan oleh Dzul Akmal di situsnya. Dia merupakan salah satu dai di

    negri kami, dan merupakan salah satu orang yang paling dekat dengan Asy Syaikh Robi

    Al Madkholiy dari bangsa Indonesia.

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    5/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    5

    Dan sampai kini Asy Syaikh Robi Al Madkholiy tidak mengumumkan pernyataan lepas

    diri dari berita-berita itu, dan tidak mendustakan para pembawa berita tadi. Jika dia

    telah mengetahuinya dan tidak mengingkarinya maka dia itu seperti orang yang

    mengakuinya.

    Sungguh kaki sebagian orang yang mengikuti kebenaran dengan taqlid (membebek)

    telah goncang dengan berita tadi. Maka argumentasi harus dilawan dengan argumentasi

    pula agar mereka tahu kedustaan tuduhan tadi, dan mengetahui kekokohan Darul

    Hadits di Dammaj di atas sunnah dan salafiyyah, dan bahwasanya partai Baromikah

    yang mencerca kami dengan sebutan Haddadiyyah- mereka itulah yang berhak dengan

    sebutan tadi. Dan akan menjadi jelas bagi orang-orang yang adil kelompok manakah

    yang berada di atas petunjuk, dan siapakah yang berada di atas kesesatan yang nyata.

    Tulisan yang akan datang merupakan bantahan terhadap hizb baru dan seluruh

    kelompok yang mencerca Ahlussunnah terutama Darul Hadits di Dammaj- dengansebutan Haddadiyyah, siapapun dia.

    Dan kami akan menjawab cercaan Asy Syaikh Robi Al Madkholiy sesuai dengan apa

    yang tersebar tanpa pengingkaran sedikitpun darinya -waffaqohulloh-. Dan aku

    susulkan jawaban tersebut ke dalam risalah ini dan aku masukkan di sela-sela

    pembahasan dan diskusi. Dan dengan pertolongan Alloh sajalah kita mendapatkan

    taufiq.

    Saya bersyukur pada Syaikh kami yang utama, sang penasihat: Abu Abdillah

    Muhammad bin Ali bin Hizam Al Fadhli Al Badaniy semoga Alloh memelihara danmenjaganya- atas nasihat dan pertolongan beliau, serta kesabaran beliau dalam

    meluruskan dan mendukung risalah ini.

    Kemudian syukur yang banyak saya sampaikan kepada Syaikh kami yang utama dan

    mulia Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad Al Hajuriy semoga Alloh menjaga dan

    memeliharanya atas curahan kesungguhannya dan nasihatnya untuk memperbagus

    risalah ini dan meluruskannya.

    Saya juga harus bersyukur kepada saudara kita Abu Jafar Al Harits Al Minangkabawiy

    Al Indonesiy semoga Alloh menjaganya- atas pertolongan dan bantuannya.

    Kami memohon pada Alloh untuk membalas mereka dengan pahala yang terbaik,

    sesungguhnya Alloh itu Al Barr (Maha Lembut) Ar Rohim (Maha Penyayang).

    Bab Satu: Firqoh Haddadiyah Secara Global

    Sesungguhnya Haddadiyyah merupakan firqoh (sekte/pecahan) yang ghuluw

    (berlebihan dalam bersikap) yang dinisbatkan kepada Abu Abdillah Mahmud binMuhammad Al Haddad. Orang ini lahir di Mesir tahun 1374 Hijriyyah. Kemudian dia

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    6/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    6

    pergi ke Madinah Nabawiyyah, belajar ke Asy Syaikh Robi Al Madkholiy -

    waffaqohulloh- dan para masyayikh Madinah yang lain.

    Pada awal urusannya, orang ini menampakkan kecemburuan kepada agama dan benci

    pada kebidahan. Kemudian muncul darinya sikap berlebihan yang ekstrim,

    membidahkan sejumlah imam Islam yang kaki mereka tergelincir di dalam

    permasalahan aqidah seperti ibnu Hajar, An Nawawiy, Asy Syaukaniy -semoga Alloh

    merohmati mereka-. Dia melaknat mereka, dan membidahkan orang yang mendoakan

    rohmat untuk mereka. Dia juga memfatwakan untuk membakar Fathul Bari karya

    Ibnu Hajar dan yang seperti ini.

    Dia juga mencerca Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qoyyim dan Ibnu Abil izz -

    semoga Alloh merohmati mereka-.

    Dia juga mencerca para ulama Sunnah zaman ini seperti Al Imam Ibnu Baz, Al Imam Al

    Albaniy, Al Imam Ibnu Utsaimin, Al Allamah Sholih Al Fauzan, Asy Syaikh Al Luhaidan,

    dan yang lainnya -semoga Alloh merohmati mereka-.

    Dia memiliki para pengikut yang mengibarkan bendera untuk sehingga mereka terkenal

    sebagai: Al Haddadiyyah.

    Di antara karya tulisnya adalah:

    1. Aqidah Ibni Abi Hatim Wa Abi Zurah. Di dalamnya dia mencela Syaikhul Islam Ibnu

    Taimiyyah, Al Imam Albaniy dan yang lainnya.

    2. Al Khomis, di dalamnya ada serangan jahat terhadap Al Imam Al Albaniy -semoga

    Alloh merohmatinya-.

    3. Takhrij Ihya Ulumuddin. Dan ini termasuk dari bertolak belakangnya sikap orang

    ini. Dia memperingatkan manusia dari sebagian kitab-kitab As Sunnah karena sekedar

    adanya beberapa kesalahan di dalamnya, sementara dia sendiri menulis kitab Takhrij

    Ihya Ulumuddin tanpa memperingatkan manusia sedikitpun darinya padahal di

    dalamnya ada banyak kerusakan besar.

    4. Al Muntaqol Athir ringkasan dari Shoidul Khothir milik Ibnul Jauziy yangMahmud Al Haddad sendiri berkata tentangnya: Dia itu Jahmiy keras. Dia tahu

    bahwasanya kitab tersebut dari awalnya hingga akhirnya tiada di dalamnya firman

    Alloh, sabda Rosululloh ataupun ucapan Shohabat* ,2 .

    5. Tahqiq Al Jami Fil Hatsts Ala Hifzhil Ilm

    Bersamaan dengan serangan-serangannya kepada para imam Sunnah, tidak terlihat

    darinya tulisan dalam membantah Al Ikhwanul Muslimin padahal bencana yang mereka

    timbulkan di negrinya Mesir- banyak sekali. Begitu pula tiada tulisan terhadap Firqoh

    Tabligh, begitu pula terhadap para pengagung kuburan, dan juga terhadap firqoh Takfir.

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    7/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    7

    Daftar Pustaka:

    Al Ajwibatul Mufidah milik Asy Syaikh Sholih Al Fauzan, yang ditulis oleh Jamal bin

    Furoihan Al Haritsiylol..,/-\

    Takhrij Ihya Ulumiddin milik Mahmud Al Haddad.

    Bab Dua: Upaya Merusak Citra Para Pembawa Sunnah

    dengan Kata-kata Yang Buruk

    Alloh jalla dzikruhu berfirman:

    6 9

    Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu

    termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(QS. Luqman: 17).

    Juga Alloh taala berfirman:

    **: 9*;!

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    8/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    8

    Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh dari kalangan orang-orang

    jahat, dan cukuplah Robbmu sebagai Pemberi petunjuk dan Penolong. (QS. Al Furqon:

    31).

    Alloh Yang Mahasuci berfirman`/:

    &= B * + '

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    9/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    9

    Syaikhul Islam Abu utsman Ismail bin Abdurrohman Ash Shobuniy -semoga Alloh

    merohmatinya- berkata:

    Dan alamat-alamat kebidahan terhadap pelakunya itu tampak jelas. Dan tanda dan

    alamat mereka yang paling tampak adalah kerasnya permusuhan mereka terhadap

    para pembawa hadits Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, dan pelecehan mereka

    terhadap mereka, dan penghinaan mereka terhadap mereka, dan menamai mereka

    sebagai hasyawiyyah (orang-orang pinggiran), orang-orang bodoh, zhohiriyyah (hanya

    mengambil lahiriyah dari dalil saja), musyabbihah (yang menyerupakan Alloh dengan

    makhluk). sampai pada ucapan beliau:-

    Dan itu semua merupakan ashobiyyah (fanatisme). Dan tidaklah cocok untuk

    Ahlussunnah kecuali satu nama saja, yaitu Ashhabul hadits. Aku katakan: Aku melihat

    bahwasanya ahlul bida di dalam masalah nama-nama yang mereka sematkan pada

    Ahlussunnah ini, dalam menyikapi Ahlul hadits, mereka telah menempuh jalan

    musyrikin saat menyikapi Rosululloh , karena musyrikin membagi-bagiperkataan tentang beliau. Sebagian dari mereka menamai beliau sebagai penyihir,

    sebagian yang lain menamai beliau sebagai dukun, sebagian yang lain menamainya

    sebagai penyair, sebagian yang lain menamainya sebagai orang gila, sebagian yang lain

    menamai beliau sebagai orang yang mengada-ada, berganti-ganti, pendusta. Sementara

    itu Nabi jauh dan berlepas diri dari aib-aib tadi. Tidaklah beliau kecualiseorang rosul yang terpilih lagi seorang nabi. Alloh Azza Wajalla berfirman:

    2 = *( ' (! K2! B6

    Perhatikanlah bagaimana mereka membuat permisalan untukmu, lalu mereka tersesat

    sehingga tak bisa mendapatkan jalan. (QS. Al Isro: 48).

    Demikian pula mubtadiah, Alloh tidak menolong mereka, mereka membagi-bagikan

    ucapan kepada para pembawa kabar Nabi, penukil atsar beliau, dan periwayat hadits-

    hadits beliau, pengikut jejak beliau, dan pengikut petunjuk dari sunnah beliau, maka

    sebagian dari mereka menamai mereka sebagai hasyawiyyah, sebagiannya menamai

    mereka sebagai musyabbihah, sebagiannya menamai mereka sebagai nabitah (yang

    baru tumbuh), sebagiannya menamai mereka sebagai nashibah (yang menancapkan

    permusuhan terhadap keluarga Nabi), sebagiannya menamai mereka sebagai jabriyyah(kelompok yang berkeyakinan bahwa manusia itu dipaksa dalam berbuat), padahal

    Ashhabul hadits itu terlindungi dari kejelekan-kejelekan ini, terbebas, bersih dan suci

    darinya. Tidaklah mereka selain Ahlussunnah yang cemerlang, dan pemilik sejarah yang

    diridhoi, dan jalan yang lurus, serta hujjah yang tajam dan kuat. Alloh( telahmemberi mereka taufiq untuk mengikuti kitab-Nya, wahyu-Nya dan pembicaraan-Nya,

    dan untuk meneladani Rosul-Nya dalam berita-beritanya yang beliau didalamnya memerintahkan umat-Nya kepada ucapan dan perbuatan yang baik, dan di

    dalamnya beliau melarang mereka dari ucapan dan perbuatan yang yang jelek. Alloh

    juga menolong mereka untuk memegang jalan hidup beliau, mengikuti petunjuk dengan

    menekuni sunnah beliau, dan melapangkan dada-dada mereka untuk mencintai beliau

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    10/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    10

    dan mencintai para pemimpin syariat beliau dan ulama dari umat beliau. Dan

    barangsiapa mencintai suatu kaum maka dia akan bersama mereka pada hari kiamat

    berdasarkan hukum dari Rosululloh :

    +

    Seseorang itu bersama dengan orang yang dicintainya.1

    (Aqidatus Salaf Ashabul Hadits Ash Shobuny hal. 109-111/Darul Minhaj).

    Demikian pula pada zaman sekarang: para hizbiyyun harokiyyun (kelompok

    pergerakan dan pemberontakan) menamakan Ahlussunnah sebagai murjiah (kelompok

    yang mengakhirkan amalan dari keimanan) dikarenakan Ahlussunnah tidak

    mengkafirkan pemerintah Muslimin, atau dikarenakan ketergelinciran sebagian dari

    Ahlussunnah di dalam masalah keterkaitan antara amalan dan keimanan. Adapun

    hizbiyyun mumayyiun (kelompok yang melembekkan permasalahan) dari kalanganHasaniyyun, Mariyyun dan yang lainnya menamai Ahlussunnah sebagai Haddadiyyah

    bahkan Ghulatul Haddadiyyah- dikarenakan kerasnya Ahlussunnah pada kebidahan

    dan pelakunya. Padahal mereka itu tidak tahu bahwasanya Ahlussunnah itu merupakan

    pertengahan di antara yang demikian itu, benar-benar mereka itu di atas petunjuk yang

    lurus.

    Para hizbiyyun tadi di dalam menuduh Salafiyyun, mereka berdalilkan dengan apa yang

    ditulis oleh Asy Syaikh Robi bin Hadi Al Madkholiy D! tentang sifat-sifatHaddadiyyah, kemudian yang terakhir adalah dengan ucapannya yang berdosa yang

    telah lewat penyebutannya.

    Dan sampai sekarang kami belum melihat pengingkaran apapun dari Asy Syaikh Robi

    Al Madkholiy terhadap orang yang menyebarkan perkataannya itu.

    Maka dengan bukti apa Asy Syaikh Robi Al Madkholiy berkata seperti itu? Sifat

    Haddadiyyah yang manakah yang dimiliki oleh Syaikhuna Yahya bin Ali Al Hajuriy dan

    para ulama serta para penuntut ilmu yang mulia yang bersama beliau?

    Maka sekarang aku akan menyebutkan apa yang ditulis oleh Asy Syaikh Robi Al

    Madkholiy D! tentang Haddadiyyah bersama dengan komentar kami terhadapnyayang menerangkan tentang berlepas dirinya Ahlussunnah di Dammaj dari yang

    demikian itu, dan menerangkan lebih berhaknya hizb baru Mariyyun Barmakiyyun-

    dengan kebanyakan dari sifat-sifat tersebut.

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    11/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    11

    Bab Tiga: Bersama Risalah Asy Syaikh Robi Al Madkholiy

    Aujuhusy Syibh Bainal haddadiyyah Wa Bainar Rowafidh

    Di antara karakter Haddadiyyun adalah apa yang disebutkan oleh Asy Syaikh Robi Al

    Madkholiy D! dalam risalahnya: Aujuhusy Syibh Bainal haddadiyyah Wa BainarRowafidh:

    [Pasal Pertama: At Tuqiyyah (bertopeng)]

    Asy Syaikh Robi Al Madkholiy D! berkata: Berikut ini apa yang mudah untukdisebutkan dari sisi-sisi keserupaan antara mereka dan rowafidh:

    Sisi yang pertama: Tuqiyyah yang keras. Maka seorang Rofidhiy itu mengaku padamu

    bahwasanya dia itu Jafariy dan mengakui sebagian prinsip-prinsipnya dan aqidah-

    aqidahnya yang rusak. Sedangkan mereka yaitu pengikut Falih Al Harbiy- tidak mau

    mengakui bahwasanya mereka itu Haddadiyyah, dan tak mau mengakui sedikitpun dari

    prinsip-prinsip mereka dan apa yang mereka niatkan.

    Komentar:

    Sifat pertama dari Haddadiyyah adalah pemakaian topeng yang amat sangat. Dan tidak

    ada pada Syaikhuna An Nashihul amin Yahya Al Hajuriy dan orang-orang yang bersama

    beliau topeng apapun. Ini kitab-kitab mereka, risalah-risalah mereka, kaset-kaset mereka, dan selebaran-selebaran mereka, di situ mereka menuliskan nama-nama

    mereka, kuniyah mereka, dan nisbat mereka dengan sangat terang-terangan. Jika

    mereka mengunjungi para masyayikh mereka juga berbicara dengan sangat terang-

    terangan sambil menjaga adab, karena kebenaran itu lebih tinggi dan lebih agung

    daripada sesuatu apapun. Syaikhuna Yahya Al Hajuriy berkata:

    ) ,! 2 ,* *.(

    Kami berjalan di atas sikap jelas dalam keadaan mengangkat kepala.

    Dan ini merupakan sikap mengikut beliau pada jalan para Nabi ( . Alloh taalaberfirman:

    -*

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    12/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    12

    tiada pula butuh iklan untuk melariskan. (Tafsirul Quranil Azhim/4/hal. 612/Darul

    Atsar).

    Adapun hizb baru Mariyyun- maka alangkah banyaknya topeng mereka! Dan telah

    banyak kami lihat hal itu dari mereka. Dan tidaklah berita itu seperti melihat langsung.

    Keadaan mereka adalah seperti firman Alloh taala tentang munafiqun:

    $ 9* G * 9 DO ' * 9* = 9* G *

    Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:

    Kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka

    mengatakan: Sesungguhnya Kami sependirian dengan kalian, kami hanyalah berolok-

    olok. (QS. Al Baqoroh: 14).

    Dan delegasi dari kota Adn telah mengunjungi kami kemudian mereka menyampaikan

    pertanyaan-pertanyaan kepada Syaikhunan Nashihul amin. Dan di antara yang mereka

    sebutkan adalah: Bahwasanya Abdurrohman Al Adniy berfatwa tentang bolehnya

    tuqiyyah (memakai topeng) dalam kaitannya dengan fitnah ini. Maka Asy Syaikh Yahya

    Al Hajuriy & menjawab bahwasanya yang demikian itu adalah termasuk dari jalanRofidhoh. Kaset soal-soal tersebut dan jawabannya terekam pada perekaman Darul

    Atsar di Dammaj.

    [Pasal Kedua: Sirriyyah (kerahasiaan)]

    Kemudian Asy Syaikh Robi Al Madkholiy D! berkata: sisi kedua adalah: kerahasiaanketat di dalam kenyataan mereka dan situs mereka di internet yang terkenal dengan:

    Al Atsariy yang kerahasiaannya sampai pada derajat yang tak bisa disusul oleh firqoh

    manapun, yang mana mereka menulis dengan nama-nama curian yang tak dikenal. Jika

    salah seorang dari mereka mati tidak diketahui jasadnya ataupun jejaknya. Dengan

    perbuatan ini mereka mengungguli Rofidhoh karena Rofidhoh itu tetap dikenal, kitab-

    kitab tarikh dan al jarh wat tadil penuh dengan nama-nama mereka dan keadaan

    mereka sekalipun mereka memakai topeng dan kerahasiaan yang mana kebanyakandari keadaan mereka tidak nampak.

    Komentar:

    Sifat kedua dari Haddadiyyah adalah: sirriyyah (kerahasiaan). Dan tidak ada pada

    Syaikhunan Nashihul Amin dan orang-orang yang bersama beliau sirriyyah ini. Seluruh

    media massa yang mereka sebarkan menjadi saksi terhadap yang demikian itu.

    Sementara itu, para penulis hizb baru Mariyyah- kebanyakan dari mereka adalah

    pelaku sirriyyah ini.

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    13/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    13

    Termasuk dari para penulis gelap mereka yang mana tulisan-tulisan mereka tersebar di

    situs Asy Syihr dan Al Wahyain milik kedua anak Mari adalah:

    Abdurrohman bin Ahmad Al Barmakiy, Abdulloh bin Robi As Salafiy, Abdulloh bin

    Qosim Ad Dakhiliy, Abu Abdillah Abdul Aziz bin Ahmad Al Qohthoniy, Abdulloh bin

    Ahmad Al Khoulaniy, Abu Abdil Wahhab, Ibnush Shobban Al Manshuriy, Abu Hajir As

    Salafiy, Abu Abdillah As Salafiy, Ammar as Salafiy, Said bin Ali Al Hamid, dan Ath

    Thoyyib Abul Madiniy. (Rujuk Mukhtashorul Bayan/karya Asy Syaikh Abdul Hamid Al

    Hajuriy, Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy, Asy Syaikh Muhammad Al Amudiy dkk, Asy

    Syaikh Said Daas Al Yafiiy, dan lainnya/hal. 68-69).

    Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy telah mengumumkan nasihat-nasihat kepada para penulis

    gelap tadi, dan menjelaskan kebatilan jalannya mereka, dan menerangkan bahwasanya

    menerima berita dari para penulis gelap yang sengaja merahasiakan diri tadi

    merupakan bentuk penyelisihan terhadap prinsip-prinsip As Salafush sholih. Beliau juga telah menyebarkan risalah ringkas berjudul Ma Yashnaul Ada Fi Jahil MaYashnaul Jahil Fi Nafsih.

    Beberapa para penasihat juga telah bangkit mencurahkan nasihat-nasihat untuk

    mereka. Termasuk yang melaksanakan tugas nasihat ini adalah: Asy Syaikh Abdul

    Hamid Al Hajuriy dalam risalahnya As Saifush Shoqil Wan Nushhul Jamil FiBayani Halil Majahil, Abu Ishaq Ayyub bin Mahfuzh Ad Daqil Asy Syibamiy dalamrisalahnya Fathul Alimil Jamil Fi Tarifil Majahil, dan Qobla An Tasal Ajib, dan

    Kholid bin Muhammad Al Ghorbaniy dalam risalahnya Al Barmakiy Bainas Sail

    Wal Mujib, dan Abu Abdirrohman Umar bin Ahmad Ash Shubaihiy denganqoshidahnya Hadiyyatun Qoyyimatun Lil Majahil, dan yang lainnya.

    Ternyata mereka tak mau tobat dan tidak mau sadar.

    Adapun orang yang menampakkan pertolongan kepada Ahlussunnah Dammaj dalam

    menghadapi Mariyyun tapi tidak mau terang-terangan menampakkan namanya telah

    dikenal dengannya, maka kami berlepas diri dari apa yang dilakukannya itu, karena

    perbuatannya itu adalah batil, menyelisihi kejujuran, dan menyerupai gaya hizbiyyin

    dan mubtadiah.

    Adapun perkataan Asy Syaikh Robi Al Madkholiy D! tentang Haddadiyyin: Dandengan amalan ini mereka telah mengungguli Rowafidh,

    Kami katakan semoga Alloh memberi kami taufiq-: Demikian pula Mariyyun.

    Syaikhunan Nashihul Amin telah berkata pada mereka: Jadilah kalian itumenulis dengan nama-nama pinjaman seperti orang-orang sebelum kalian belum lama

    ini. Para pengelola surat kabar Rofidhoh Al Balagh lebih berani daripada kalian dan

    seterusnya. (Ma Yashnaul Ada Fi Jahil Ma Yashnaul Jahil Fi Nafsih./Karya Asy Syaikh

    Yahya Al Hajuriy ).

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    14/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    14

    Adapun kejadian masa lalu yang mana sebagian Salafiyyun mengambil faidah dari kitab

    Al Quthbiyyah Hiyal Fitnah Farifuha karya Abu Ibrohim Bin Sulthon Al Adnaniy & yang dikatakan tidak dikenal, maka sungguh yang demikian itu adalah karena adanyapembelaan para imam dakwah Salafiyyah padanya.

    Fadhilatu Mufti wilayah Selatan Kerajaan Saudi: Asy Syaikh Ahmad An Najmiy ditanya: Apa pendapat Anda terhadap sebagian ikhwah yang menggambarkan kitabAl Quthbiyyah Hiyal Fitnah Farifuha karya Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Bin

    Ibrohim Bin Sulthon Al Adnaniy dan Madarikun Nazhor Fis Siyasah Bainat

    Tathbiqotisy Syariyyah Wal Infialatil Hamasiyyah karya Fadhilatusy Syaikh Abdul

    malik Bin Ahmad ibnul Mubarok Ar Romadhoniy, dan kitab Al Irhab Wa Atsaruhu Alal

    Afrod Wal Umam karya Fadhilatusy syaikh Zaid Bin Muhammad Bin Hadi Al Madkholiy

    bahwasanya kitab-kitab tadi merupakan kitab fitnah dan kitab yang menggigit

    kehormatan para ulama dan dai?

    Maka beliau menjawab: Orang-orang yang berkata demikian, perkataannya itubatil. Bahkan kitab-kitab ini memberikan peringatan pada umat tentang kesalahan-

    kesalahan, dan wajib bagi kita semua untuk memberikan peringatan terhadap

    kesalahan-kesalahan itu, dan menjauhkan umat darinya. Kita tidak bisa

    memperingatkan umat dari kesalahan-kesalahan tadi kecuali jika kita membaca kitab-

    kitab yang membantahnya, sama saja kitab-kitab ini ataupun kitab yang lain. Oleh

    karena itu, maka orang-orang yang berkata dengan perkataan tadi maka ucapan mereka

    adalah batil, dan mereka adalah pelaku kebatilan dengan persangkaan mereka tadi.

    Kemudian beliau ditanya: Apa nasihat Anda, wahai Syaikh, bagi orangmembakar kitab-kitab ini, yaitu kitab Al Quthbiyyah, Madarikun Nazhor, dan Al

    Irhab berdasarkan persangkaan mereka tadi?

    Maka beliau menjawab: membakar kitab-kitab yang menjelaskan kebenaran dan

    memerintahkan untuk mengikuti kebenaran, melenyapkan kebatilan dan

    memerintahkan untuk menjauhinya, barangsiapa melakukan itu tadi, maka dia

    termasuk ke dalam orang yang menghalangi manusia dari jalan Alloh . sampaidengan- Sesungguhnya perbuatan ini adalah perbuatan ahli batil, perbuatan orang-

    orang yang sesat. Apakah mereka menjadikan kitab-kitab ini seperti Syamsul Maarifdan yang lainnya dari kitab-kitab sihir dan perdukunan?!! Tidak. Sesungguhnya

    perkataan tadi adalah perkataan yang batil, persangkaan yang batil, pengakuan batil.

    Wajib bagi orang yang mengucapkan perkataan tadi untuk bertaqwa pada Alloh, dan

    hendaknya dia tahu bahwasanya dia dengan perbuatannya tadi menghalangi orang dari

    jalan Alloh ' * dan teranggap sebagai orang-orang yang merusak di bumi danseterusnya. (Al Fatawal Jaliyyah/1/hal. 21-22/Darul Minhaj).

    Beliau juga ditanya: Apa pendapat Anda tentang orang yang berkata:Sesungguhnya kitab Al Quthbiyyah adalah kitab fitnah, dan tidak boleh dibagi-

    bagikan di kalangan pemuda?.

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    15/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    15

    Maka beliau menjawab: Kitab Al Quthbiyyah di dalamnya ada peringatanterhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi. Sementara peringatan terhadap kesalahan-

    kesalahan yang terjadi adalah wajib. Dan Alloh ' * memerintahkan para hamba-Nya untuk mengingatkan orang-orang. Orang yang tahu sesuatu hendaknya

    memperingatkan orang yang tidak tahu. Alloh telah menyebutkan jenis ini firman-Nyatentang Musa:

    * ,* $! 'D ': Q G -* G

    Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: Hai

    Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk

    membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya aku termasuk orang-

    orang yang memberi nasehat kepadamu. (QS. Al Qoshshosh: 20).

    Orang ini datang dengan bergegas lalu menasihati Musa agar keluar dari negri tersebut

    dan dari orang-orang yang bersekongkol untuk membunuh beliau. Ketika dia berbuat

    itu apakah dia telah berbuat baik ataukah berbuat kemungkaran?!! Sungguh dia telah

    berbuat baik. Yang demikian itu adalah karena Musa semoga sholawat dan salam Alloh

    tercurah pada beliau- diinginkan Alloh untuk menjadi seorang Nabi yang muliadari kalangan ulul azm (para pemilik tekad yang kuat), dan Alloh ingin melalui beliau

    memberikan petunjuk pada umat-umat setelah itu. Maka orang yang datang dan

    menasihatinya itu telah berbuat baik dan bagus. Apakah dikatakan bahwasanya dirinya

    telah membuat fitnah? Demikian pula orang yang memberikan peringatan pada

    manusia sekarang ini, dan memperingatkan para penuntut ilmu dari orang-orang yang

    menginginkan mereka tertimpa kejelekan, ingin membawa mereka untuk memberontak

    pada pemerintah Muslimin, padahal Alloh ' * telah mengharomkan mereka dariyang demikian itu, maka orang-orang yang memperingatkan dari yang demikian itu

    adalah para pemberi nasihat untuk saudara-saudara mereka. Dan dengan ini kita tahu

    bahwasanya kitab Al Quthbiyyah bukanlah kitab fitnah, dan sesungguhnya orang yang

    berkata bahwasanya kitab ini adalah kitab fitnah, maka orang ini atau orang-orang yang

    berkata demikian, maka ucapan mereka adalah batil dan salah. Mereka adalah para

    pelaku fitnah yang ingin diam terhadap kebatilan, sampai perkaranya jadi membesar,

    hingga memungkinkan bagi pelaku kebatilan untuk memberontak, dan ketika itu

    tertumpahlah darah, tercabutlah nyawa, dilanggarlah kehormatan, terputuslah jalan,dan dihasilkanlah perkara-perkara yang biasa terjadi dikarenakan pemberontakan

    terhadap pemerintah, disebabkan karena dilakukannya perkara yang diharomkan oleh

    Alloh ' * . dan tidak diragukan bahwasanya orang yang memperingatkanmanusia dari kejelekan sebelum terjadinya, maka orang ini adalah penasihat, bukan

    penyeru kepada fitnah. Dan bahwasanya orang yang mengatakan perkataan tadi maka

    sungguh dia telah membalik fakta. Hakikat fitnah itu hanyalah sikap diam terhadap

    perbuatan seperti tadi hingga perkaranya jadi besar, hingga memungkinkan bagi orang-

    orang yang punya niat-niat jelek untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Maka

    ketika hal itu telah terjadi apakah nasihat itu bermanfaat ?!! Apa pendapatmu jikaengkau tahu bahwasanya ada seseorang yang ingin berbuat jahat, atau ingin membakar

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    16/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    16

    suatu tempat tertentu, dalam keadaan engkau tahu bahwasanya ini adalah kezholiman,

    atau tahu bahwasanya orang-orang yang ingin melakukan perbuatan tadi bahwasanya

    mereka adalah pelaku kebatilan? Maka wajib bagimu untuk menyampaikan nasihat

    dan seterusnya. (Al Fatawal Jaliyyah/1/hal. 31-32/Darul Minhaj).

    Asy Syaikh Robi bin Hadi Umair Al Madkholiy D! ditanya: Apa pendapat Andatentang kitab Al Quthbiyyah?

    Maka beliau D! menjawab: Orang ini bertanya kepadaku tentang kitab hanya Allohyang paling tahu- apa maksudnya. Apakah dia ingin mengambil faidah ataukah

    maksudnya adalah fitnah? Alloh yang paling tahu, karena sebagian pertanyaan memang

    demikian adanya. Aku katakan padamu, sama saja apakah engkau menginginkan ini

    atau itu: Kitab Al Quthbiyyah adalah kitab yang bermanfaat. Dia adalah kitab yang

    menukilkan perkataan orang-orang itu dengan amanah, dan menjelaskan cacat yang

    ada di dalamnya. Maka wajib bagi orang-orang yang dikritik tadi untuk bertobat kepadaAlloh dan tunduk kepada kebenaran dan meninggalkan kesombongan dan kecongkakan.

    Dan wajib bagi orang yang menyemangati mereka untuk terus berjalan di dalam

    kebatilan untuk bertaqwa kepada Alloh. Penulisnya mengkritik dengan benar. Jika dia

    punya kesalahan maka hendaknya mereka menjelaskannya dengan dalil-dalil, nggak

    ada larangan. Adapun sekedar membikin pencampuradukan terhadap kitab tersebut

    seperti itu, yakni: para Shohabat Rosululloh dihinakan di dalam kitab-kitab Sayyid Quthb, dan engkau tidak mendapati dari Ikhwanul muslimin dan

    Quthbiyyin orang yang membela mereka, tapi justru membela Sayyid Quthb dan

    pengikutnya!? Apakah mereka lebih mulia daripada para Shohabat?! Mestinya

    kemarahan ini diarahkan untuk membela para Shohabat Muhammad. Kalian marah

    demi membela orang-orang yang dikritik dengan benar, tapi kalian tidak marah demi

    membela orang-orang yang diberitakan dengan kedustaan padahal mereka adalah umat

    yang paling utama setelah para Nabi. Ini adalah dalil yang jelas dan cukup untuk

    memvonis bahwa mereka adalah kelompok yang telantar. Wajib bagi mereka untuk

    bertobat pada Alloh, dan menolong kebenaran, dan benar-benar mencondongkan

    teman-teman mereka kepada kebenaran dengan berkata: Kami telah membaca kitab

    ini lalu kami dapati sang penulis jujur dalam tulisannya itu. Maka wajib bagi kalian

    untuk kembali karena kalian sekarang ini memimpin pemuda umat, kalian memimpin

    mereka kepada keterpurukan, kepada kebatilan. Ini yang wajib dilakukan. -sampai

    dengan ucapan beliau:- Andaikata tidak didapatkan pada umat ini orang-orang seperti

    penulis Al Qythbiyyah dan penulis Madarikun Nazhor dan berkata pada ahlul batil

    Ini batil, tinggalkanlah maka artinya adalah bahwasanya umat ini telah habis. Tapi

    umat ini tak akan habis insya Alloh, demikian pula kelompok ini. Ini merupakan

    kemuliaan bagi mereka demi Alloh- untuk mengumandangkan kebenaran dan

    memvonis ahlul batil itu batil. Dst. (Majmu Kutub Wa Rosail Wa Fatawasy Syaikh

    Robi/15/hal. 188-189/Darul Imam Ahmad).

  • 7/28/2019 Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah Bagian Pertama

    17/17

    www.ashhabulhadits.

    wordpress.com

    17

    Kesimpulan: Sesungguhnya Salafiyyun Dammaj jauh dari sifat Haddadiyyah walaupun

    demikian itulah tuduhan Asy Syaikh Robi Al Madkholiy, berbeda dengan para

    Mariyyun yang dia bela.

    (Ini adalah akhir dari seri satu, dan insya Alloh akan kami sambung ke seri dua pada

    pertemuan yang akan datang).

    1( ) HR. Al Bukhoriy (6167) dan Muslim (2640) dari Abdulloh bin Masud* ,2 .