kapan sukses ku------adat istiadat dan budaya jawa tengah

12
kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAH Copyright nasirov82 [email protected] http://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/ ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAH SENI BUDAYA JAWA TENGAH Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia. Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”. Bengawan Solo bukan hanya terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapi lebih daripada itu lembahnya terkenal sebagai tempat dimana banyak sekali diketemukan fosil dan peninggalan awal sejarah kehidupan di atas bumi ini. Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa-sisa manusia purba yang diberi nama “Phitecanthropus Erectus” di daerah Trinil, Ngawi Karesidenan Madiun. Ternyata fosil-fosil itu lebih purba (tua) dan lebih primitif daripada fosil-fosil Neanderthal yang ditemukan di Eropa sebelumnya. Penggalian-penggalian diteruskan hingga pada sekitar tahun 1930-1931 ditemukan lagi fosil manusia di Ngandong dan di Kedungbrubus daerah Sangiran. Fosil ini lebih tua dari yang ditemukan di Jerman maupun di Peking. Berbeda dengan penemuan di bagian dunia lain, penemuan fosil-fosil pulau Jawa didapat pada semua lapisan Pleistoceen dan tidak hanya pada satu lapisan saja. Hingga nampak jelas perkembangan manusia sejak dari bentuk ‘keorangan’nya yang mula-mula (homonide), sedang dari bagian lain di dunia penemuan-penemuan itu tidak memberi gambaran yang sedemikian lengkap. Manusia purba itu diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam shingga duabelas individu. Mereka hidup berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai. Cara hidup seperti ini agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian diketemukan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situs di dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi page 1 / 12

Upload: singgihsantosa

Post on 23-Jul-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAH

SENI BUDAYA JAWA TENGAH

Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. KebudayaanJawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yangbermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosilmanusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen,merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasanpemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Darikebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaanJawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia. Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasilmenciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yangtinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalahgolongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, olehkarena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”. Bengawan Solo bukan hanya terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapilebih daripada itu lembahnya terkenal sebagai tempat dimana banyak sekalidiketemukan fosil dan peninggalan awal sejarah kehidupan di atas bumi ini. Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa-sisa manusia purba yang diberinama “Phitecanthropus Erectus” di daerah Trinil, Ngawi Karesidenan Madiun.Ternyata fosil-fosil itu lebih purba (tua) dan lebih primitif daripada fosil-fosilNeanderthal yang ditemukan di Eropa sebelumnya. Penggalian-penggalianditeruskan hingga pada sekitar tahun 1930-1931 ditemukan lagi fosil manusia diNgandong dan di Kedungbrubus daerah Sangiran. Fosil ini lebih tua dari yangditemukan di Jerman maupun di Peking. Berbeda dengan penemuan di bagian dunialain, penemuan fosil-fosil pulau Jawa didapat pada semua lapisan Pleistoceen dantidak hanya pada satu lapisan saja. Hingga nampak jelas perkembangan manusiasejak dari bentuk ‘keorangan’nya yang mula-mula (homonide), sedang dari bagianlain di dunia penemuan-penemuan itu tidak memberi gambaran yang sedemikianlengkap. Manusia purba itu diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecilbahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam shingga duabelasindividu. Mereka hidup berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai. Carahidup seperti ini agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudiandiketemukan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situsdi dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi

page 1 / 12

Page 2: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

diperkirakan berumur 800.00 tahun dan diasosiasikan dengan fosil Pithecanthropusyang telah berevolusi lebih jauh. Dengan demikian diperkirakan bahwa sejak palingsedikit 800.000 tahun yang lalu para pemburu di pulau Jawa sudah memiliki suatukebudayaan. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali.Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akanada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusiaitu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk melangsungkankebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang, bahkan harus lebih darisatu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnya. Kebudayaan Jawa klasik yang keagungannya diakui oleh dunia internasional dapatdilihat pada sejumlah warisan sejarah yang berupa candi, stupa, bahasa, sastra,kesenian dan adat istiadat. Candi Borobudur di dekat Magelang, candi Mendut,candi Pawon, Candi Prambanan di dekat Klaten, candi Dieng, candi Gedongsongodan candi Sukuh merupakan warisan kebudayaan masa silam yang tak ternilaiharganya. Teks-teks sastra yang terpahat di batu-batu prasasti, tergores di daunlontar dan tertulis di kitab-kitab merupakan khasanah sastra Jawa klasik yanghingga kini tidak habis-habisnya dikaji para ilmuwan. Ada pula warisan kebudayaanyang bermutu tinggi dalam wujud seni tari, seni musik, seni rupa, senipedalangan,seni bangunan (arsitektur), seni busana, adat istiadat, dsbnya. Masyarakat Jawa Tengah sebagai ahli waris kebudayaan Jawa klasik bukanlahmasyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan sebuah masyarakat besaryang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu tercermin pada tumbuhnyawilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah budayaNegarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran. Wilayah budaya Negarigung yang mencakup daerah Surakarta – Yogyakarta dansekitarnya merupakan wilayah budaya yang bergayutan dengantradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya Banyumasan menjangkaudaerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya pesisiran meliputidaerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari Timur ke Barat. Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang menguntungkan bagimekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap budaya. Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembangdengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yangada sekarang. Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satu dari sepuluh DTW (Daerah TujuanWisata) di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru, baikdarat, laut maupun udara. Provinsi ini telah melewati sejarah yang panjang, darijaman purba hingga sekarang. Dalam usaha memperkenalkan daerah Jawa Tengah yang kaya budaya dan potensialamnya, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana provinsi-provinsi lain di Indonesia,mempunyai anjungan daerah di Taman Mini “Indonesia Indah” yang juga disebut“Anjungan Jawa Tengah”. Anjungan Jawa Tengah Taman Mini “Indonesia Indah”merupakan “show window” dari daerah Jawa Tengah. Anjungan Jawa Tengah di Taman Mini “Indonesia Indah” dibangun untukmembawakan wajah budaya dan pembangunan Jawa Tengah pada umunya.

page 2 / 12

Page 3: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

Bangunan induk beserta bangunan lain di seputarnya secara keseluruhanmerupakan kompleks perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, yangberarsitektur Jawa asli. Bangunan induknya berupa “Pendopo Agung”, tiruan dari Pendopo Agung IstanaMangkunegaran di Surakarta, yang diakui sebagai salah satu pusat kebudayaanJawa. Propinsi Jawa Tengah juga terkenal dengan sebutan “The Island of Temples”,karena memang di Jawa Tengah bertebaran candi-candi. Miniatur dari candiBorobudur, Prambanan dan Mendut ditampilkan pula di Padepokan Jawa Tengah.Padepokan Jawa Tengah juga merupakan tempat untuk mengenal seni bangunanJawa yang tidak hanya berupa bangunan rumah tempat tinggal tetapi juga senibangunan peninggalan dari jaman Sanjayawangça dan Syailendrawangça. Pendopo Agung yang berbentuk ”Joglo Trajumas” itu berkesan anggun karenaatapnya yang luas dengan ditopang 4 (empat) Soko guru (tiang pokok), 12 (duabelas) Soko Goco dan 20 (dua puluh) Soko Rowo. Kesemuanya membuatpenampilan bangunan itu berkesan momot, artinya berkemampuan menampungsegala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat menerima tamu. BangunanPendopo Agung ini masih dihubungkan dengan ruang Pringgitan, yang aslinyasebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang kulit. Pringgitan ini berarsitekturLimas. Bangunan lain adalah bentuk-bentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”,“Joglo Pangrawit Apitan” dan rumah bercorak “Doro Gepak”. Sesuai dengan fungsinya Anjungan Jawa Tengah selalu mempergelarkankesenia-kesenian daerah yang secara tetap didatangkan dari Kabupaten-kabupaten/ Kotamadya di Provinsi Jawa Tengah di samping pergelaran kesenian darisanggar-sanggar yang ada di Ibukota, dengan tidak meninggalkan keadiluhungannilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak mewarnai berbagai aspekseni budaya itu sendiri, adat-istiadat dan tata cara kehidupan masyarakat JawaTengah. Bangunan Joglo Pangrawit Apitan di Anjungan Jawa Tengah TMII terletakbersebelahan dengan sebuah panggung terbuka yang berlatar belakang sebuahbukit dengan bangunan Makara terbuat dari batu cadas hitam bertuliskan kata-kata“Ojo Dumeh” dalam huruf Jawa berukuran besar. Perkataan Ojo Dumeh mempunyaimakna yang dalam, sebab artinya, “Jangan Sombong”, sebuah anjuran untuksenantiasa mampu mengendalikan diri, justru di saat seseorang merasamempunyai keberhasilan. Di panggung inilah pengunjung dapat menyaksikanpergelaran acara khusus Anjungan yang biasanya merupakan acara-acara pilihan.

ADAT ISTIADAT JAWA ( Manusia Jawa sejak dalam kandungan sampai wafat)

Lahir Dan Mendewasakan Anak Mupu, artinya memungut anak, yang secara magis diharapkan dapatmenyebabkan hamilnya si Ibu yang memungut anak, jika setelah sekian waktu

page 3 / 12

Page 4: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

dirasa belum mempunyai anak juga atau akhirnya tidak mempunyai anak. OrangJawa cenderung memungut anak dari sentono (masih ada hubungan keluarga), agardiketahui keturunan dari siapa dan dapat diprediksi perangainya kelak yang tidakbanyak menyimpang dari orang tuanya. Syarat sebelum mengambil keputusan mupu anak, diusahakan agar mencaripisang raja sesisir yang buahnya hanya satu, sebab menurut gugon tuhon (takhayulyang berlaku) jika pisang ini dimakan akan nuwuhaken (menyebabkan) jadinyaanak pada wanita yang memakannya. Anhinga, bisa dimungkinkan hamil, dan tidakharus memungut anak. Pada saat si Ibu hamil, jika mukanya tidak kelihatan bersih dan secantik biasanya,disimpulkan bahwa anaknya adalah laki-laki, dan demikian sebaliknya jika anaknyaperempuan. Sedangkan di saat kehamilan berusia 7 (tujuh) bulan, diadakan hajatan nujuhbulanatau mitoni. Disiapkanlah sebuah kelapa gading yang digambari wayang dewaKamajaya dan dewi Kamaratih(supaya si bayi seperti Kamajaya jika laki-laki danseperti Kamaratih jika perempuan), kluban/gudangan/uraban (taoge, kacangpanjang, bayem, wortel, kelapa parut yang dibumbui, dan lauk tambahan lainnyauntuk makan nasi),dan rujak buah. Disaat para Ibu makan rujak, jika pedas maka dipastikan bayinya nanti laki-laki.Sedangkan saat di cek perut si Ibu ternyata si bayi senang nendang-nendang, makaitu tanda bayi laki-laki. Lalu para Ibu mulai memandikan yang mitoni disebut tingkeban, didahului Ibutertua, dengan air kembang setaman (air yang ditaburi mawar, melati, kenanga dankantil), dimana yang mitoni berganti kain sampai 7 (tujuh) kali. Setelah selesai barumakan nasi urab, yang jika terasa pedas maka si bayi diperkirakan laki-laki. Kepercayaan orang Jawa bahwa anak pertama sebaiknya laki-laki, agar bisamendem jero lan mikul duwur (menjunjung derajat orang tuanya jika ia memilikikedudukan baik di dalam masyarakat). Dan untuk memperkuat keinginan itu,biasanya si calon Bapak selalu berdo’a memohon kepada Tuhan. Slametan pertama berhubung lahirnya bayi dinamakan brokohan, yang terdiri darinasi tumpeng dikitari uraban berbumbu pedas tanda si bayi laki-laki) dan ikan asingoreng tepung, jajanan pasar berupa ubi rebus, singkong, jagung, kacang danlain-lain, bubur merah-putih, sayur lodeh kluwih/timbul agar linuwih (kalau sudahbesar terpandang). Ketika bayi berusia 5 (lima) hari dilakukan slametan sepasaran,dengan jenis makanan sama dengan brokohan. Bedanya dalam sepasaran rambutsi bayi di potong sedikit dengan gunting dan bayi diberi nama, misalnya bernamaKent Risky Yuwono. Saat diteliti di almanak Jawa tentang wukunya, ternyata Kent Risky Yuwonoberwuku tolu, yakni wuku ke-5 dari rangkaian wuku yang berjumlah 30 (tiga puluh).Menurut wuku tolu maka Kent Risky Yuwono berdewa Batara Bayu, ramah-tamahwalau bisa berkeras hati, berpandangan luas, cekatan dalam menjalankan tugasserta ahli di bidang pekerjaannya, kuat bergadang hingga pagi, pemberani, banyakrejekinya, dermawan, terkadang suka pujian dan sanjungan yang berhubungandengan kekayaannya. Slametan selapanan yaitu saat bayi berusia 35 (tiga puluh lima) hari, yang padapokoknya sama dengan acara sepasaran. Hanya saja disini rambut bayi dipotong

page 4 / 12

Page 5: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

habis, maksudnya agar rambut tumbuh lebat. Setelah ini, setiap 35 (tiga puluhlima) hari berikutnya diadakan acara peringatan yang sama saja dengan acaraselapanan sebelumnya, termasuk nasi tumpeng dengan irisan telur ayam rebus danbubur merah-putih. Peringatan tedak-siten/tujuhlapanan atau 245 (dua ratus empat puluh lima) harisedikit istimewa, karena untuk pertama kali kaki si bayi diinjakkan ke atas tanah.Untuk itu diperlukan kurungan ayam yang dihiasi sesuai selera. Jika bayinyalaki-laki, maka di dalam kurungan juga diberi mainan anak-anak dan alat tulismenulis serta lain-lainnya (jika si bayi ambil pensil maka ia akan menjadipengarang, jika ambil buku berarti suka membaca, jika ambil kalung emas maka iaakan kaya raya, dan sebagainya) dan tangga dari batang pohon tebu untuk dinaikisi bayi tapi dengan pertolongan orang tuanya. Kemudian setelah itu si Ibumelakukan sawuran duwit (menebar uang receh) yang diperebutkan para tamu dananak-anak yang hadir agar memperoleh berkah dari upacara tedak siten. Setelah si anak berusia menjelang sewindu atau 8 (delapan) tahun, belum jugamempunyai adik, maka perlu dilakukan upacara mengadakan wayang kulit yangbiasa acara semacam ini dinamakan ngruwat agar bebas dari marabahaya Biasanyatentang cerita Kresno Gugah yang dilanjutkan dengan cerita Murwakala. Saat menjelang remaja, tiba waktunya ditetaki/khitan/sunat. Setibanya di tempatsunat (dokter atau dukun/bong), sang Ibu menggendong si anak ke dalam ruanganseraya mengucapkan kalimat: laramu tak sandang kabeh (sakitmu saya tanggungsemua). Orang Jawa kuno sejak dulu terbiasa menghitung dan memperingati usianya dalamsatuan windu, yaitu setiap 8 (delapan) tahun. Peristiwa ini dinamakan windon,dimana untuk windu pertama atau sewindu, diperingati dengan mengadakanslametan bubur merah-putih dan nasi tumpeng yang diberi 8 (delapan) telur ayamrebus sebagai lambang usia. Tapi peringatan harus dilakukan sehari atau 2 (dua)hari setelah hari kelahiran, yang diyakini agar usia lebih panjang. Kemudian saatperingatan 2 (dua) windu, si anak sudah dianggap remaja/perjaka atau jaka,suaranya ngagor-agori (memberat). Saat berusia 32 (tiga puluh dua ) tahun yangbiasanya sudah kawin dan mempunyai anak, hari lahirnya dirayakan karena iasudah hidup selama 4 (empat) windu, maka acaranya dinamakan tumbuk alit (ulangtahun kecil). Sedangkan ulang tahun yang ke 62 (enam puluh dua) tahun disebuttumbuk ageng. aat dewasa, banyak congkok atau kasarnya disebut calo calon isteri, yangmembawa cerita dan foto gadis. Tapi si anak dan orang tuanya mempunyai banyakpertimbangan yang antara lain: jangan mbokongi (menulang-punggungi sebabkeluarga si gadis lebih kaya) walau ayu dan luwes karena perlu mikir praja (gengsi),jangan kawin dengan sanak-famili walau untuk nggatuake balung apisah(menghubungkan kembali tulang-tulang terpisah/mempererat persaudaraan) danbergaya priyayi karena seandainya cerai bisa terjadi pula perpecahan keluarga,kalaupun seorang ndoro (bangsawan) tapi jangan terlalu tinggi jenjangkebangsawanannya atau setara dengan si anak serta sederhana dan menarik hati.Lagi pula si laki-laki sebaiknya harus gandrung kapirangu (tergila-gila/cinta).

page 5 / 12

Page 6: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

Melamar Bapak dari anak laki-laki membuat surat lamaran, yang jika disetujui makabiasanya keluarga perempuan membalas surat sekaligus mengundang kedatangankeluarga laki-laki guna mematangkan pembicaraan mengenai lamaran dan jikaperlu sekaligus merancang segala sesuatu tentang perkawinan. Setelah ditentukan hari kedatangan, keluarga laki-laki berkunjung ke keluargaperempuan dengan sekedar membawa peningset, tanda pengikat gunameresmikan adanya lamaran dimaksud. Sedangkan peningsetnya yaitu 6 (enam)kain batik halus bermotif lereng yang mana tiga buah berlatar hitam dan tiga buahsisanya berlatar putih, 6 (enam) potong bahan kebaya zijdelinnen dan voalberwarna dasar aneka, serta 6 (enam) selendang pelangi berbagai warna dan 2(dua) cincin emas berinisial huruf depan panggilan calon pengantin berukuran jaripelamar dan yang dilamar (kelak dipakai pada hari perkawinan). Peningsetdiletakkan di atas nampan dengan barang-barang tersebut dalam kondisi tertutup. Orang yang pertama kali mengawinkan anak perempuannya dinamakan mantusapisanan atau mbuka kawah, sedang mantu anak bungsu dinamakan mantu regilatau tumplak punjen.

Perkawinan rang Jawa khususnya Solo, yang repot dalam perkawinan adalah pada pihakwanitanya, sedangkan pihak laki-laki biasanya cukup memberikan sejumlah uangguna membantu pengeluaran yang dikeluarkan pihak perempuan, di luar terkadangada pemberian sejumlah perhiasan, perabot rumah maupun rumahnya sendiri.Selain itu saat acara ngunduh (acara setelah perkawinan dimana yang membuatacara pihak laki-laki untuk memboyong isteri ke rumahnya), biaya dan pelaksanaadalah pihak laki-laki, walau biasanya sederhana. Dalam perkawinan harus dicari hari “baik”, maka perlu dimintakan pertimbangandari ahli hitungan hari “baik” berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelahdiketemukan hari baiknya, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik calonpengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup perkawinan, dengan diurutdan diberi jamu oleh ahlinya. Ini dikenal dengan istilah diulik, yaitu mulai denganpengurutan perut untuk menempatkan rahim dalam posisi tepat agar dalampersetubuhan pertama dapat diperoleh keturunan, sampai dengan minum jamuJawa yang akan membikin tubuh ideal dan singset. Selanjutnya dilakukan upacara pasang tarub (erat hubungannya dengan takhayul)dan biasanya di rumah sendiri (kebiasaan di gedung baru mulai tahun 50-an), daribahan bambu serta gedek/bilik dan atap rumbia yang di masa sekarang digantitiang kayu atau besi dan kain terpal. Dahulu pasang tarub dikerjakan secaragotong-royong, tidak seperti sekarang. Dan lagi pula karena perkawinan ada digedung, maka pasang tarub hanya sebagai simbolis berupa anyaman daun kelapayang disisipkan dibawah genting. Dalam upacara pasang tarub yang terpentingadalah sesaji. Sebelum pasang tarub harus diadakan kenduri untuk sejumlah orangyang ganjil hitungannya (3 – 9 orang). Do’a oleh Pak Kaum dimaksudkan agar hajatdi rumah ini selamat, yang bersamaan dengan ini ditaburkan pula kembang

page 6 / 12

Page 7: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

setaman, bunga rampai di empat penjuru halaman rumah, kamar mandi, dapur danpendaringan (tempat menyimpan beras), serta di perempatan dan jembatan palingdekat dengan rumah. Diletakkan pula sesaji satu ekor ayam panggang di atasgenting rumah. Bersamaan itu pula rumah dihiasi janur, di depan pintu masuk dipasang batang-batang tebu, daun alang-alang dan opo-opo, daun beringin danlain-lainnya, yang bermakna agar tidak terjadi masalah sewaktu acara berlangsung.Di kiri kanan pintu digantungkan buah kelapa dan disandarkan pohon pisang rajalengkap dengan tandannya, perlambang status raja. Siraman (pemandian) dilakukan sehari sebelum akad nikah, dilakukan oleh Ibu-ibuyang sudah berumur serta sudah mantu dan atau lebih bagus lagi jika sudah suksesdalam hidup, disiramkan dari atas kepala si calon pengantin dengan air bungaseraya ucapan “semoga selamat di dalam hidupnya”. Seusai upacara siraman,makan bersama berupa nasi dengan sayur tumpang (rebusan sayur taoge sertairisan kol dan kacang panjang yang disiram bumbu terbuat dari tempe dan tempebusuk yang dihancurkan hingga jadi saus serta diberi santan, salam, laos sertadaun jeruk purut yang dicampuri irisan pete dan krupuk kulit), dengan pelengkapsosis dan krupuk udang. Midodareni adalah malam sebelum akad nikah, yang terkadang saat ini dijadikansatu dengan upacara temu. Pada malam midodareni sanak saudara dan paratetangga dekat datang sambil bercakap-cakap dan main kartu sampai hampirtengah malam, dengan sajian nasi liwet (nasi gurih karena campuran santan, oporayam, sambel goreng, lalab timun dan kerupuk). Upacara akad nikah, harus sesuai sangat (waktu/saat yang baik yang telah dihitungberdasarkan Primbon Jawa) dan Ibu-Ibu kedua calon pengantin tidak memakaisubang/giwang (untuk memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan denganperistiwa ngentasake/mengawinkan anak, yang sekarang jarang diindahkan yangmungkin karena malu). Biasanya acara di pagi hari, sehingga harus disediakan kopisusu dan sepotong kue serta nasi lodopindang (nasi lodeh dengan potongan kol,wortel, buncis, seledri dan kapri bercampur brongkos berupa bumbu rawon tapipakai santan) yang dilengkapi krupuk kulit dan sosis. Disaat sedang sarapan,Penghulu beserta stafnya datang, ikut sarapan dan setelah selesai langsungdilakukan upacara akad nikah. Walau akad nikah adalah sah secara hukum, tetapi dalam kenyataannya masihbanyak perhatian orang terpusat pada upacara temu, yang terkadang menganggapsebagai bagian terpenting dari perayaan perkawinan. Padahal sebetulnya peristiwaterpenting bagi calon pengantin adalah saat pemasangan cincin kawin, yangsetelah itu Penghulu menyatakan bahwa mereka sah sebagai suami-isteri. Temuadalah upacara adat dan bisa berbeda walau tak seberapa besar untuk setiapdaerah tertentu, misalnya gaya Solo dan gaya Yogya. Misalnya dalam gaya Solo, di hari “H”nya, di sore hari. Tamu yang datang palingawal biasanya sanak-saudara dekat, agar jika tuan rumah kerepotan bisa dibantu.Lalu tamu-tamu lainnya, yang putri langsung duduk bersila di krobongan, denganlantai permadani dan tumpukan bantal-bantal (biasanya bagi keluarga mampu),sedang yang laki-laki duduk di kursi yang tersusun berjajar di Pendopo (sekarang inilaki-laki dan perempuan bercampur di Pendopo semuanya). Para penabuh gamelantanpa berhenti memainkan gending Kebogiro, yang sekitar 15 (lima belas) menit

page 7 / 12

Page 8: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

menjelang kedatangan pengantin laki-laki dimainkan gending Monggang. Tapi saatpengantin beserta pengiring sudah memasuki halaman rumah/gedung, gendingberhenti, dan para tamu biasanya tahu bahwa pengantin datang. Lalu tiba dipendopo, ia disambut dan dituntun/digandeng dan diiringi para orang-tua masihsejawat orang tuanya yang terpilih Sementara itu, pengantin perempuan yang sebelumnya sudah dirias dukunnganten (rambut digelung dengan gelungan pasangan, dahi dan alis di kerikrambutnya, dsb.nya) untuk akad nikah, dirias selengkapnya lagi di dalam kamarrias. Lalu setelah siap, ia dituntun/digandeng ke pendopo oleh dua orang Ibu yangsudah punya anak dan pernah mantu, ditemukan dengan pengantin laki-laki (waktudiatur yaitu saat pengantin pria tiba di rumah/gedung, pengantin perempuan punjuga sudah siap keluar dari kamar rias), dengan iringan gending Kodokngorek.Sedangkan pengantin laki-laki dituntun ke arah krobongan. Ketika mereka sudah berjarak sekitar 2 (dua) meter, mereka saling melempardengan daun sirih yang dilipat dan diikat dengan benang, yang siapa sajamelempar lebih kena ke tubuh diartikan bahwa dalam hidup perkawinannya akanmenang selalu. Lalu yang laki-laki mendekati si wanita yang berdiri di sisi sebuahbaskom isi air bercampur bunga. Di depan baskom di lantai terletak telur ayam,yang harus diinjak si laki-laki sampai pecah, dan setelah itu kakinya dibasuh denganair bunga oleh si wanita sambil berjongkok. Kemudian mereka berjajar, segera Ibusi wanita menyelimutkan slindur/selendang yang dibawanya ke pundak keduapengantin sambil berucap: Anakku siji saiki dadi loro (anakku satu sekarangmenjadi dua). Selanjutnya mereka dituntun ke krobongan, dimana ayah daripengantin perempuan menanti sambil duduk bersila, duduk di pangkuan sang ayahsambil ditanya isterinya: Abot endi Pak? (berat mana Pak ?), yang dijawab sangsuami: Pada dene (sama saja). Selesai tanya jawab, mereka berdiri, si laki-lakiduduk sebelah kanan dan si perempuan sebelah kiri, dimana si dukun pengantinmembawa masuk sehelai tikar kecil berisi harta (emas, intan, berlian) dan uangpemberian pengantin laki-laki yang dituangkan ke tangan pengantin perempuanyang telah memegang saputangan terbuka, dan disaksikan oleh para tamu secaraterbuka. Inilah yang disebut kacar-kucur. Guna lambang kerukunan di dalam hidup, dilakukan suap-menyuap makananantara pengantin. Bersamaan dengan ini, makanan untuk tamu diedarkan(sekarang dengan cara prasmanan) berurutan satu persatu oleh pelayan. Setelahitu, dilakukan acara ngabekten (melakukan sembah) kepada orang tua pengantinperempuan dan tilik nganten (kehadiran orang tua laki-laki ke rumah/gedungsetelah acara temu selesai yang langsung duduk dikrobongan dan disembah keduapengantin). Lalu setelah itu dilakukan kata sambutan ucapan terima kasih kepada para tamudan mohon do’a restu, yang kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan berupasuara gending-gending dari gamelan, misalnya gending ladrang wahana, lalutayuban bagi jamannya yang senang acara itu, dsb.nya.

Mati/Wafat

page 8 / 12

Page 9: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

Demikian, sepasang pengantin itu akan mempunyai anak, menjadi dewasa,kemudian mempunyai cucu dan meninggal dunia. Yang menarik tapi mengundangkontraversi, adalah saat manusia mati. Sebab bagi orang Jawa yang masih tebalkejawaannya, orang meninggal selalu didandani berpakaian lengkap dengankerisnya (ini sulit diterima bagi orang yang mendalam keislamannya), juga bandosa(alat pemikul mayat dari kayu) yang digunakan secara permanen, lalu terbela (petimayat yang dikubur bersama-sama dengan mayatnya). Sebelum mayat diberangkatkan ke alat pengangkut (mobil misalnya), terlebihdahulu dilakukan brobosan (jalan sambil jongkok melewati bawah mayat) darikeluarga tertua sampai dengan termuda. Sedangkan meskipun slametan orang mati, mulai geblak (waktu matinya), pendaksiji (setahun pertama), pendak loro (tahun kedua) sampai dengan nyewu (seribuhari/3 tahun) macamnya sama saja, yaitu sego-asahan dan segowuduk, tapi saatnyewu biasanya ditambah dengan memotong kambing untuk disate dan gule. Nyewu dianggap slametan terakhir dengan nyawa/roh seseorang yang wafatsejauh-jauhnya dan menurut kepercayaan, nyawa itu hanya akan datangmenjenguk keluarga pada setiap malam takbiran, dan rumah dibersihkan agarnyawa nenek moyang atau orang tuanya yang telah mendahului ke alam baka akanmerasa senang melihat kehidupan keturunannya bahagia dan teratur rapi. Itulah,mengapa orang Jawa begitu giat memperbaiki dan membersihkan rumah menjelanghari Idul fitri yang dalam bahasa Jawanya Bakdan atau Lebaran dari kata pokokbubar yang berarti selesai berpuasanya.

Bibit-Bobot-Bebet Fatwa leluhur tersebut bermaksud agar orangtua malaksanakan pemilihan yangseksama akan calon menantunya atau bagi yang berkepentingan memilih calonteman hidupnya. Pemilihan ini jangan dianggap sebagai budaya pilih-pilih kasih,tapi sebenarnya lebih kepada kecocokan multi dimensi antara sepasang anakmanusia. Kriteria yang dimaksud yaitu: Bibit: yang berarti biji/benih. Bebet: yangberarti jenis/tipe. Bobot: yang berarti nilai/kekuatan. Untuk memilih menantu pria atau wanita, memilih suami atau isteri oleh yangberkepentingan, sebaiknya memilih yang berasal dari benih (bibit) yang baik, darijenis (bebet) yang unggul dan yang nilai (bobot) yang berat. Fatwa itu mengandung anjuran pula, janganlah orang hanya semata-matamemandang lahiriyah yang terlihat berupa kecantikan dan harta kekayaan.Pemilihan yang hanya berdasarkan wujud lahiriah dan harta benda dapatmelupakan tujuan “ngudi tuwuh” mendapatkan keturunan yang baik, saleh, berbudiluhur, cerdas, sehat wal afiat, dsb.

Cinta, Waspada, Dan Pertunangan Peribahasa mengatakan: “cinta itu buta”. Berpedoman, bahwa hidup suami isteriitu mengandung cita-cita luhur yaitu mendapatkan keturunan yang baik, maka

page 9 / 12

Page 10: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

janganlah menuruti kata peribahasa tersebut. Pada hakekatnya peribahasa itusendiri pun mengandung “peringatan”. Memperingtkan, agar supaya dalambercinta tidak buta mata hati, mata kepala, dan pikiran. Cinta kasih yang berhubungan erat dengan cita-cita justru harus diliputi olehwaspada dalam hati dan pikiran. Waspada akan tingkah kelakuan satu sama laindan waspada akan penggoda di dalam hatinya sendiri. Kewaspadaan itu menghendaki pengamatan dan penghayatan satu sama lainmengenai sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting yang sudah pastidijumpai dalam hidup antara lain soal keluarga, agama, kemasyarakatan, dansebagainya. Perbedaan sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting (prinsip) sepertidiatas, niscaya akan mengakibatkan kesukaran dikemudian hari. Persesuaianharuslah timbul dari keyakinan dan tidak dengan membohongi diri sendiri, misalnyadengan berjanji atau memberi berkesanggupan dengan sumpah lisan atau tulisan,pernikahan di muka kantor pencatatan sipil, dan lain sebagainya tetapi di dalamhati masih ada keraguan. Pertunangan dengan atau tanpa tukar cincin adalah usaha untuk mendekatkan priadan wanita yang menjalin kisah dan hendak hidup sebagai suami isteri.Pertunangan tidak boleh diartikan lalu boleh bergaul sebebas-bebasnya hinggaperbuatan sebagai suami isteri. Dalam hal itu calon isteri haruslah teguh hati,mencegah jangan sampai terjamah kehormatannya. Ingatlah, bahwa calon suamiatau istri itu bukan atau belum suami atau istrinya. Sekali terjadi peristiwa dan sang wanita hamil tidak mustahil menjadi persoalansebagai pangkal persengketaan. Kalau sang pria ingkar, pertunangan putus, sangwanita menjadi korban.

Upacara Tradisional Maleman Klaten

Terletak di alun alun kota Klaten dan monumen Juang 45 Klaten Luas kawasan 1 ha Diadakan Tiap malam tanggal 21 bulan Romadhon sampai dengan Idul Fitri Bentuknya Pasar Malam Sifat Rutin tiap tiap tahun Jumlah pengunjung ± 25.000 orang

Legenda : Alkisah pada bulan bulan romadhon adalah merupakan bulan suci, bulan yangpenuh rahmat dan barokah bagi umat Islam, upacara ini konon kisahnya bermula disekitar Masjid Mlinjon, pada malam 21 bulan romadhon, menurut keyakinan kaummuslimin adalah malam turunnya : Lailatulqodar yang artinya malam yang lebih

page 10 / 12

Page 11: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

baik dari seribu malam.

Malam itu malam yang penuh selamat sejahtera sampai terbit fajar. Pada malammalam itu Masjid Mlinjon dipenuhi oleh kaum muslimin untuk menunaikan sholattarawih yang diteruskan dengan tadarusan Al Quran sampai larut malam menjelangsuhur, bagi masyarakat umum ikut menghormati malam bahagia itu dengan jalanjalan atau cegah lek sampai larut malam bahkan ada yang sampai terbit mataharidengan harapan agar mendapat Lailatulqodar. Disekitar Masjid Mlinjon itu banyakorang yang berjualan, mendirikan stand kerajinan, mainan anak anak maka lokasitersebut menjadi ramai.

Maka keramaian tanggal malam 21 Romadhon merupakan tradisi tiap tiap tahundiadakan. Pada suatu ketika Sinuhun Paku Buwono ke X berkenan sholat tarawih diMasjid Mlinjon serta menyaksikan adanya keramaian tersebut dan alun alun Klatendekat nDalem Kadipaten (sekarang gedung RSPD). Upacara tradisional Maleman dialun alun ini berjalan baik, bahkan dari tahun ke tahun semakin berkembangkeramaiannya. Upacara tradisional Maleman di alun alun Klaten berjalan rutip tiaptiap tahun yang dimulai dari tanggal 12 Romadhon sampai dengan Hari Raya IdhulFitri yang diteruskan dengan Upacara Syawalan di Jimbung.

Makanan khas Jawa tengah :

(GUDEG)            (TENGKLENG)              (KELEPON)

page 11 / 12

Page 12: Kapan Sukses Ku------Adat Istiadat Dan Budaya Jawa Tengah

kapan sukses ku????? | ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA JAWA TENGAHCopyright nasirov82 [email protected]://nasirov82.student.umm.ac.id/2010/09/24/adat-istiadat-dan-budaya-jawa-tengah/

Tempat wisata khas Jawa tengah :

( candi Prambanan )            ( Batu raden )              ( Parangtritis )

page 12 / 12