kantor pusat dan cabang (qonita dan ulfah)
DESCRIPTION
Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 2TRANSCRIPT
Agen Penjualan (sales agency) dan Cabang (branch office)
Agen penjualan dan cabang memiliki persamaan dan beberapa perbedaan. Persamaan
yang sama-sama dimiliki oleh agen penjualan dan cabang yaitu dari pelaporan keuangannya.
Sedangkan perbedaan yang dimiliki antara agen penjualan dan cabang dapat diklasifikasikan
menjadi dua perbedaan, yaitu perbedaan sistem operasi dan perbedaan sistem akuntansi.
Persamaan yang dimiliki ialah dimana baik agen penjualan maupun cabang tidak
menyiapkan laporan keuangan eksternal yang terpisah. Sedangkan untuk perbedaan akan
dijelaskan dengan tabel dibawah ini :
Perbedaan Sistem Operasi Agen Penjualan dan Cabang
Agen Penjualan Cabang
Bukan merupakan operasi otonom Memiliki lebih banyak otonomi
Tidak menyimpan persediaan Menyimpan persediaan
Tidak memenuhi pesanan pelanggan Memenuhi pesanan pelanggan
Tingkat pengambilan keputusan lebih rendah Tingkat pengambilan keputusan lebih tinggi
Hanya melakukan operasi rutin Beroperasi lebih independen dari kantor pusat
Perbedaan Sistem Akuntansi Agen Penjualan dan Cabang
Agen Penjualan Cabang
Tidak memiliki sistem akuntansi keuangan
yang lengkap, hanya memiliki catatan
keuangan yang mencukupi.
Memiliki sistem akuntansi keuangan yang
lengkap.
Kantor pusat dan agen penjualan memiliki
pencatatan tidak terpisah,dimana transaksi
pada agen penjualan dicatat oleh kantor pusat.
Kantor pusat dan cabang memiliki pencatatan
yang terpisah.
Akun-akun Intraperusahaan
Transaksi dengan pihak eksternal dan transaksi antara kantor pusat dengan cabang dicatat
dalam akun-akun intraperusahaan (intracompany accounts). Akun ini merupakan akun-akun
respirokal (respirocal accounts) antara kantor pusat dengan cabang. Akun perusahaan di
pembukuan kantor pusat disebut Investasi di Cabang. Sedangkan akun respirokal di pembukuan
cabang dinamakan Kantor Pusat. Akun perusahaan di pembukuan kantor pusat disebut Investasi
1
di Cabang. Sedangkan akun respirokal do pembukuan cabang dinamakan Kantor Pusat. Saldo
dalam akun intraperusahaan di pembukuan kantor pusat akan sama tetapi dengan posisi saldo
kebalikan dengan akun intraperusahaan yang ada di pembukuan cabang.
Sistem Akuntansi untuk Cabang
Sistem akuntansi untuk cabang diklasifikasikan menjadi lima bagian, yaitu :
1. Pendirian Cabang
2. Pengakuan Laba Cabang
3. Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang
4. Akuntansi untuk Aktiva Tetap Cabang
5. Pembagian Beban
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai poin-poin yang telah disebutkan
sebelumnya. Untuk lebih memahami, akan disertai dengan contoh pada setiap poinnya.
1. Pendirian Cabang
Pada saat suatu perusahaan mendirikan cabang, transfer aktiva dicatat dalam akun
respirokal. Dimana pada pembukuan di kantor pusat dicatat dalam akun Investasi di
Cabang, sedangkan dalam pembukuan di cabang dicatat dalam akun Kantor Pusat.
Sebagai contoh, AXEL Corp. yang memiliki lokasi kantor pusat di Amerika, mendirikan
cabang di kota Florida. Kantor pusat mentransfer ke cabang : Kas sebesar Rp $35.000,
peralatan kantor baru dengan biaya perolehan $100.000. Kantor pusat mencatat transfer
tersebut dengan ayat jurnal :
H (1) Investasi di Cabang Florida $135.000
Kas 35.000
Peralatan Kantor 100.000
Cabang Florida akan mencatat transfer dengan ayat jurnal :
B (2) Kas $35.000
Peralatan Kantor 100.000
Kantor Pusat 135.000
2
2. Pengakuan Laba Cabang
Semua akun pendapatan dan beban cabang ditutup ke Ikhtisar Laba Rugi. Saldo ikhtisar
laba rugi mencerminkan laba cabang untuk periode tertentu dan ditutup ke akun Kantor
Pusat. Akun Kantor Pusat berfungsi menggantikan laba ditahan dan akun ekuitas pemilik
lainnya di pembukuan cabang. Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal
dibuat dalam pembukuan kantor pusat untuk mengakui laba cabang dan untuk menambah
jumlah tercatat dalam akun Investasi di Cabang di pembukuan kantor pusat.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa akun Ikhtisar Laba Rugi dari cabang Florida
mempunyai saldo kredit sebesar $116.000. pada akhir periode. Cabang mencatat penutupan
akun Ikhtisar Laba Rugi dengan ayat jurnal :
B (3) Ikhtisar Laba Rugi $116.000
Kantor Pusat 116.000
Setelah kantor pusat menerima laporan laba dari cabang Florida, kantor pusat mencatat di
pembukuannya dengan ayat jurnal :
H (4) Investasi di Cabang $116.000
Ikhtisar Laba Rugi 116.000
3. Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang
Terdapat cabang yang diharuskan untuk membeli dan menjual barang dagangan semua
barangnya dari kantor pusat, atau cabang diperbolehkan untuk membeli sebagian barang
dagangan dari kantor pusat lalu sebagian sisanya membeli dari pihak eksternal.
Sebagai contoh, Cabang Florida membeli barang dagangan dari pedagang besar
independen (pihak eksternal) senilai $40.000. Transaksi tersebut akan dicatat di pembukuan
cabang dengan ayat jurnal :
B (5) Persediaan $40.000
Kas (Utang Usaha) 40.000
3
Jika barang dagangan ditransfer dari kantor pusat, baik kantor pusat maupun cabang
harus mencatat transfer tersebut. Barang dagangan yang ditransfer dari kantor pusat ke
cabang dapat ditransfer sesuai dengan biaya perolehan atau diatas biaya perolehan.
Barang Dagangan Ditagih Sesuai Biaya Perolehan
Pengertian dari barang dagangan ditagih sesuai biaya perolehan yaitu kantor pusat
menagih ke cabang atas persediaan yang ditransfer pada harga yang sama dengan biaya
perolehan kantor pusat. Sehingga tidak ada laba yang diakui oleh kantor pusat pada saat
transfer persediaan terjadi. Jumlah penuh diakui oleh cabang pada saat cabang menjual
persediaan ke pihak eksternal.
Sebagai contoh, kantor pusat AXEL Corp. mentransfer persediaan ke cabang Florida
dengan biaya perolehan sebesar $30.000. Diasumsikan cabang menggunakan sistem
pencatatan perpetual. Kantor pusat mencatat transfer persediaan tersebut dengan ayat jurnal :
H (6) Investasi di Cabang Florida $30.000
Persediaan 30.000
Sedangkan, cabang Florida mencatat transfer persediaan dengan ayat jurnal :
B (7) Persediaan $30.000
Kantor Pusat 30.000
Barang Dagangan Ditagih Diatas Biaya Perolehan
Jika perusahaan memiliki pilihan untuk mengalokasikan laba dari penjualan persediaan
antara kantor pusat dengan cabang. Dapat dilakukan dengan menagih ke cabang atas
persediaan yang ditransfer pada harga yang lebih tinggi dari harga perolehan kantor pusat.
Perbedaan harga yang ditagih ke cabang dengan biaya perolehannya disebut sebagai laba
intraperusahaan (intracompany profit). Sedangkan laba cabang didapatkan dari perbedaan
harga transfer dari kantor pusat (biaya perolehan cabang) dengan harga penjualan persediaan
ke pihak eksternal.
4
Sebagai contoh, kantor pusat AXEL Corp. membeli persediaan seharga $20.000 dan
mengirimkan ke Cabang Florida, serta menagih cabang Florida sebesar $25.000. Kantor
pusat mencatat transfer tersebut dengan ayat jurnal :
H (9) Investasi di Cabang Florida $25.000
Persediaan 20.000
Laba Intraperusahaan Belum Direalisasi 5.000
Laba intraperusahaan belum direalisasi dikarenakan cabang belum menjual persediaan ke
pihak eksternal. Pengakuan laba ditunda sampai cabang menjual barang dagangan tersebut
ke pihak eksternal. Cabang mencatat penerimaan transfer persediaan dengan ayat jurnal :
B (10) Persediaan-Dari Kantor Pusat $25.000
Kantor Pusat 25.000
Ketika cabang menjual persediaan yang ditransfer dari kantor pusat, cabang mengakui
labanya. Lalu, kantor pusat juga mengakui laba intraperusahaan yang sebelumnya ditunda
pengakuannya. Sebagai contoh, cabang Florida menjual 90% persediaan yang ditransfer
kantor pusat, laba intraperusahaan akan diakui oleh kantor pusat dengan ayat jurnal :
H (11) Laba Intraperusahaan Belum Direalisasi $4.500
Laba Cabang Florida 4.500
$5.000 x 0.9 = 4.500
Ayat jurnal diatas sesuai untuk tujuan pelaporan internal, laba intraperusahaan
didistribusikan ke cabang Florida. Alternatif lain, perusahaan dapat memutuskan laba
intraperusahaan dialokasikan untuk kantor pusat. Dalam kasus ini, kantor pusat akan
mengakui laba intraperusahaan dengan aya jurnal :
H (11a) Laba Intraperusahaan Belum Direalisasi $4.500
Laba Direalisasi dari Pengiriman Cabang 4.500
$5.000 x 0.9 = 4500
5
Ongkos Angkut atas Pengiriman Barang Dagangan
Ongkos angkut saat transfer barang dagangan (persediaan) dari kantor pusat ke cabang
dimana ongkos angkut ini menjadi biaya perolehan persediaan cabang. Sebagai contoh,
kantor pusat AXEL Corp. membayar ongkos kirim $1.000 untuk persediaan senilai $30.000.
Kantor pusat akan mencatat transfer dan ongkos angkut tersebut dengan ayat jurnal :
H (12) Investasi di Cabang Florida $31.000
Persediaan 30.000
Kas 1.000
Sedangkan cabang akan mencatat transfer dan ongkos angkut tersebut dengan ayat jurnal :
B (13) Persediaan $31.000
Kantor Pusat 31.000
4. Akuntansi untuk Aktiva Tetap Cabang
Tidak ada prosedur khusus yang diharuskan untuk akuntansi pembelian aktiva tetap oleh
cabang atau depresiasi atas aktiva tetap tersebut. Apabila kantor pusat membeli aktiva tetap
untuk kantor cabang, maka diperlukan jurnal baik di pembukuan kantor pusat maupun
pembukuan kantor cabang.
Sebagai contoh, kantor pusat AXEL Corp. membeli beberapa peralatan toko untuk
cabang Florida sebesar $45.000.
Berikut adalah ayat jurnal yang dicatat pada pembukuan kantor pusat :
H (13) Investasi di Cabang Florida $45.000
Kas 45.000
Cabang mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut :
B (14) Peralatan Toko $45.000
Kantor Pusat 45.000
6
Akan tetapi beberapa perusahaan menerapkan kebijakan pencatatan aktiva tetap cabang
hanya dicatat dalam pembukuan kantor pusat. Hal ini dapat memudahkan kantor pusat untuk
melakukan pengendalian atas aktiva tetap dan dapat memfasilitasi perhitungan dari
depresiasi untuk perusahaan secara keseluruhan. Ketika aktiva tetap cabang hanya dicatat
dalam pembukuan kantor pusat, maka tidak ada jurnal yang diperlukan dalam pembukuan
kantor cabang.
Sebagai contoh, jika kantor pusat AXEL Corp. membeli peralatan toko senilai $28.000
untuk cabang Florida, dan transaksi tersebut hanya dicatat pada pembukuan kantor pusat,
maka jurnalnya sebagai berikut :
H (14) Peralatan Toko-Cabang Florida $28.000
Kas 28.000
Tidak ada pencatatan ayat jurnal dalam pembukuan kantor cabang.
Jika cabang membeli aktiva tetap yang dicatat dalam pembukuan kantor pusat, maka
diperlukan ayat jurnal baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Sebagai contoh,
cabang Florida membeli sejumlah kendaraan untuk digunakan di kantor cabang senilai
$75.000, tetapi dicatat di pembukuan kantor pusat.
Cabang mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut :
B (15) Kantor Pusat $75.000
Kas $75.000
Kantor pusat mencatat pembelian tersebut dengan jurnal :
H (15) Peralatan Toko-Cabang Florida $75.000
Investasi di Cabang Florida $75.000
Mencatat pembelian kendaraan cabang yang dilakukan oleh cabang Florida
Transaksi ini seolah-olah kantor cabang membeli kendaraan untuk kantor pusat.
7
5. Pembagian Beban
Berikut ini adalah jenis-jenis beban yang dapat dialokasikan:
1) Beban yang ditimbukan oleh cabang tetapi dibayarkan oleh kantor pusat. Contohnya,
persediaan yang dibeli oleh cabang dari pihak eksternal namun ditagih ke kantor pusat.
2) Beban yang ditimbulkan oleh kantor pusat untuk cabang. Contohnya, depresiasi atas
peralatan cabang yang dicatat dalam pembukuan kantor pusat, atau biaya iklan untuk
cabang yang khusus dibuat oleh kantor pusat.
3) Alokasi biaya yang ditimbulkan oleh kantor pusat. Sebagai contoh, bagian dari biaya
iklan umum atau bagian dari overhead umum kantor pusat.
Sebagai contoh, kantor pusat AXEL Corp. mengeluarkan biaya-biaya berikut yang
dialokasikan ke cabang Florida:
Beban utilitas (biaya yang ditimbulkan oleh cabang Florida dan ditagih ke kantor pusat)
$15.000
Beban depresiasi (depresiasi aktiva tetap cabang Florida yang dicatat dalam pembukuan kantor pusat)
2.000
Biaya iklan umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan prnjualan kotor)
20.000
TOTAL $37.000
Kantor pusat AXEL Corp. memberitahukan cabang Florida mengenai pembagian beban-
beban tersebut. Setelah memberitahukan cabang Florida, kantor pusat mencatat ayat jurnal
berikut :
H(16) Investasi di Cabang Florida $37.000
Beban utilitas 15.000
Beban Depresiasi 2.000
Beban iklan umum 20.000
Cabang mencatat pembagian beban-beban tersebut sebagai berikut :
B(16) Beban Utilitas $15.000
Beban Depresiasi 2.000
Beban Iklan Umum 20.000
Kantor Pusat 37.000
8
Laporan Keuangan untuk Perusahaan secara Keseluruhan
Kegiatan cabang perusahaan yaitu menjual barang dari persediaan sendiri yang
diterima dari kantor pusat ataupun barang yang dibeli sendiri oleh cabang perusahaan.
Walaupun cabang perusahaan memiliki kebebasan dalam melakukan kegiatan usaha, tetapi
secara yuridis antara cabang dan kantor pusat ataupun dengan cabang-cabang lainnya
merupakan satu kesatuan usaha, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan ekstern harus
disusun dalam bentuk Laporan Keuangan Gabungan.
Dalam pembuatan Laporan Keuangan Gabungan, biasanya diperlukan kertas kerja
untuk memfasilitasi penggabungan akun-akun kantor pusat dan cabang serta mengeliminasi
akun-akun intraperusahaan.
Diasumsikan hal-hal berikut terkait dengan tahun fiskal AXEL Corp. yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2007 :
1) AXEL Corporation yang memiliki lokasi kantor pusat di Amerika, mendirikan cabang
di kota Florida. Kantor pusat mentransfer ke cabang : Kas sebesar Rp $35.000,
peralatan kantor baru dengan biaya perolehan $100.000. Kantor pusat AXEL Corp.
membeli persediaan seharga $20.000 dan mengirimkan ke Cabang Florida, serta
menagih cabang Florida sebesar $25.000. AXEL Corp. melaporkan saldo investasi di
Cabang Florida sebesar $130.000 pada tanggal 31 Desember 2007, sebelum dibuat
ayat jurnal penutup.
2) Tahun 2007 Cabang Florida melaporkan laba sebesar $116.000.
3) Saldo akun Investasi di Cabang Florida dan Kantor Pusat pada tanggal 31 Desember
2007, sebagai berikut :
Saldo sebelum penutupan, 31 Desember 2007
$ 130.000
Laba cabang Florida tahun 2007 116.000Saldo setelah penutupan, 31 Desember 2007
$ 246.000
4) Pada tanggal 31 Desember 2007, terdapat persediaan sebesar $30.000 di cabang
Florida yang diperoleh dari kantor pusat. Persediaan tersebut dicatat terpisah dari
persediaan yang dibeli oleh pihak eksternal.
9
5) Akun AXEL Corp. Laba Intraperusahaan Belum Direalisasi atas pengiriman ke cabang
Florida selama tahun 2007 diakui sebagai berikut jika diasumsikan laba
intraperusahaan yang direalisasi pada akhir tahun sebesar $2.000 :
Laba intraperusahaan direalisasi pada akhir tahun $2.000
Laba intraperusahaan belum direalisasi pada akhir
tahun3.000
Total laba intraperusahaan tahun 2007 $5.000
Laba intraperusahaan yang telah direalisasi dibagi ke kantor pusat dan dicatat dalam
pembukuan kantor pusat di akun Laba Direalisasi atas Pengiriman Cabang. Maka
saldo akhir tahun Laba Intraperusahaan yang Belum Direalisasi yaitu sebesar $3.000.
6) Berikut ini adalah ayat jurnal eliminasi yang diperlukan untuk membuat laporan
keuangan AXEL Corp.
Mengeliminasi Akun-akun Intraperusahaan Debit Kredit
E(20) Laba Cabang FloridaKantor Pusat, saldo sebelum penutupan
Investasi di Cabang Florida
$116.000130.000
$246.000
Mengeliminasi Laba Kantor Pusat dari HPP
E(21) Laba Direalisasi atas Pengiriman CabangHarga Pokok Penjualan
$2.0002.000
Mengeliminasi Laba Intraperusahaan Belum Direalisasi Dari Perusahaan
E(22) Laba Intraperusahaan Belum DirealisasiPersediaan – Dari Kantor Pusat
$3.0003.000
Mengeliminasi Persediaan Dari Kantor Pusat
E(23) PersediaanPersediaan - Dari Kantor Pusat
($30.000 – 3.000)
$27.00027.000
Ayat jurnal E(20) mengeliminasi akun-akun intraperusahaan resiprokal sehingga
laporan keuangan memperlihatkan laporan perusahaan tunggal. Bagian pertama
mengeliminasi laba cabang yang dicatat dalam pembukuan kantor pusat dan
peningkatan akun investasi yang berasal dari pengakuan kantor pusat atas laba cabang.
10
Bagian kedua dari jurnal E(20) mengeliminasi sisa saldo dari akun investasi terhadap
saldo resiprokal sebelum penutupan dari akun kantor pusat.
Ayat jurnal E(21) mengeliminasi akun yang digunakan kantor pusat untuk
mengakui laba intraperusahaan atas pengiriman ke cabang yang telah dijual kembali
kepada pihak eksternal.
Ayat jurnal E(22) mengeliminasi laba intraperusahaan yang belum direalisasikan dari
persediaan akhir cabang. Kemudian ayat jurnal E(23) mengklasifikasikan seluruh
persediaan cabang dan kantor pusat, tidak ada pemisahaan persediaan yang dikirim
dari kantor pusat ke cabang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E. et. al. (2010). Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Edisi 6.
Jakarta : Salemba Empat.
http://repository.binus.ac.id/2009-1/content/A0642/A064218871.doc (diakses tanggal 1 Oktober
2014 pukul 11.17)
12