nilai-nilai pendidikan islam pada kesenian...
TRANSCRIPT
v
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA
KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA
SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Pada Jurusan Tarbiyah
Disusun Oleh
ULFAH NURYANI
NIM. 11110071
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
vi
vii
viii
ix
x
MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-hujuraat:13)
xi
PERSEMBAHAN
Teruntuk Ibu dan Bapak tercinta (Ibu Dartiyah dan Bapak Muhlasin)
terimakasih atas doa yang tiada pernah terputus, pengorbanan yang tiada pernah
terhenti, suport yang tiada pernah lelah kalian berikan kepadaku, segala fasilitas
hidup kalian sediakan, kasih sayank yang tak pernah bisa tergantikan oleh apapun
trimakasih karna telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini untuk kami anak-
anakmu.
Untuk adik kecilku Rischa Amalia Azzahro keceriaanmu menjadi suntikan
semangat yang tiada terganti, tetap jadilah pelita untuk kita, meskipun kadang
tingkah lucu serta kemanjaanmu membuatku repot tapi kaulah yang teristimewa.
Untuk calon imamku (M.M) terimakasih telah memilihku untuk menjadi
calon istri dan ibu dari anak-anakmu kelak, semoga Allah slalu memudahkan jalan
yang ada di depan kita.
Untuk Om Heri yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirnya dan
juga keluarga besarku trimakasih telah banyak membantu dan memberiku
kehangatan dalam keluarga.
Semua ini ku persembahkan untuk mereka yang tersayang.
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian
Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua program studi PAI STAIN
Salatiga.
4. Bapak Drs. Juz‟an,M.Hum selaku bimbingan skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan
hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra.Siti Farikhah,M Pd.selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik
STAIN Salatiga.
xiii
7. Bapak (Muhlasin) dan Ibu (Dartiyah) yang selalu memberikan dukungan
baik moril maupun materi serta dengan tulus ikhlas tiada henti mendoakan
agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
8. Rischa Amalia Azzahro yang slalu menghibur dan menghilangkan
kepenatanku dengan keceriaanmu
9. Calon Imamku (M.M) yang selalu mengajariku dengan berbagai macam cara
yang luar biasa agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kuat,
trimakasih untuk kesabaran dan ketidak putus asaan dalam memahamiku dan
untuk segalanya.
10. Bapak. Rovik Asari selaku kepala desa Sidomukti yang telah banyak
memberikan bantuan dalam proses penelitian hingga terselesaikanya
penelitian ini.
11. Sahabat terdekatku dan teman mondar-mandirku di kampus Maharani D.N
salam sukses buat kita
12. Semua teman-teman PAI angkatan 2010 (khususnya PAI B), PPL dan KKN
yang selalu memotivasi dan saling mendukung agar cepat menyelesaikan
perkuliahan ini.
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
tentunya masih terdapat kekurangan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam, berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin…
Salatiga, 28 Desember 2014
Penulis
Ulfah Nuryani
111 10 071
xiv
ABSTRAK
Ulfah nuryani. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian Rodat di Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014.
Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing. Drs. Juz‟an,
M.Hum
Kata kunci : Nilai Pendidikan Islam, Rodat
Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian rodat
di desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang. Fokus penelitian
yang dikaji adalah: 1.Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep
kesenian tradisional rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang 2. Adakah nilai-nilai Pendidikan Islam pada kesenian “rodat” di Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang .
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian
yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang
diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di desa Sidomukti
kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. Pengumpulan data menggunkan
wawancara, dokumentasi, dan observasi atau pengamatan. Analisa data dilakukan
dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan
satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini
mengadakan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian rodat adalah kesenian
tradisional yang masih dilestarikan oleh masyarakat dan menurut pemahaman
masyarakat desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang adalah
sebuah kesenian yang dilakukan oleh 10-20 orang sebagai pengiring atau
penyemarak acara-acara yang diselenggarakan oleh warga, seperti acara merti
desa, 17 Agustusan, hajatan atau sebagai pertunjukan yang digemari warga dalam
acara pertunjukan biasa dan juga sebagai media dakwah karena dalam kesenian
rodat terdapat syair atau lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat
untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Nilai-nilai pendidikan Islam
dalam kesenian tradisional rodat adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah
tempat satu-satunya meminta pertolongan, Allah adalah Dzat yang Maha Pemberi
segala nikamat, dan terciptanya kesatuan, persatuan, dan juga kerukunan dalam
masyarakat
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv
HALAMAN MOTTO................................................................................ v
PERSEMBAHAN...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................ 5
E. Penegasan Istilah ..................................................... 6
xvi
F. Metode Penelitian... ................................................ 7
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................... 7
2. Kehadiran Peneliti............................................. 8
3. Lokasi Penelitian............................................... 8
4. Sumber Data...................................................... 9
5. Prosedur Pengumpulan Data............................ 9
6. Analisis Data....................................................... 11
7. Pengecekan Keabsahan Data............................. 12
8. Tahap-tahap Penelitian..................................... 12
G. Sistematika Penulisan Skripsi................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Pendidikan Islam
1. Definisi Nilai .............................................. 14
2. Sifat-sifat Nilai ................................................. 15
3. Macam-macam Nilai......................................... 16
4. Pengertian Pendidikan Islam........................... 20
5. Landasan Pendidikan Islam............................ 24
6. Tujuan Pendidikan Islam................................. 27
7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam................... 29
8. Ciri Substansi Pendidikan Islam...................... 30
9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam................ 33
B. Kesenian Tradisional Rodat...................................... 36
xvii
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data .......................................................... 44
1. Letak Geografis ................................................. 44
2. Keadaan Penduduk........................................... 45
3. Keadaan Sosial Agama....................................... 46
4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan .... 47
5. Keadaan Sosial Ekonomi.................................... 48
6. Stuktur Organisasi.............................................. 49
B. Temuan Penelitian .................................................. 50
1. Sejarah Berkembanganya Kesenian
Tradisional Rodat di desa Sidomukti............. 50
2. Pemahaman kesenian rodat di desa
Sidomukti.................................................... 51
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesenian Rodat Di Desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.... 79
B. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian
tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan
Bandungan kabupaten Semarang. ............................80
1. Nilai Aqidah........................................................ 80
2. Nilai Ibadah........................................................ 81
3. Nilai Syukur....................................................... 82
xviii
4. Nilai Gotong Royong/Kerjasama........................ 82
5. Nilai Persatuan dan Kesatuan............................ 83
6. Nilai Kearifan Lokal............................................ 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................... 86
B. Saran ........................................................................ 88
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis
kelamin tahun2014, hlm 45
Tabel 3.2 Data penduduk menurut Agama tahun 2014, hlm 46
Tabel 3.3 Data pendidikan masyarakat desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas)
tahun 2014, hlm 47
Tabel 3.4 Sarana pendidikan desa Sidomukti tahun 2014, hlm 48
Tabel 3.5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian (umur 18 keatas) tahun
2014, hlm 48-49
xx
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Daftar Nilai SKK
3. Surat Tugas Pembimbing
4. Surat Ijin Penelitian
5. Surat Keterangan Penelitian
6. Lembar Konsultasi
7. Daftar Pertanyaan
8. Hasil Wawancara
9. Dokumentasi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya
merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan
mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam
sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia
menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada
pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem
pendidikan yang sarat dengan sistem nilai (Saebani, 2009: 22).
Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai
keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam.
Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah
tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal
fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta
pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia (Djumransah, 2007:
19-20)
Manusia terdiri dari dua substansi; pertama, substansi jasad/materi
yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam
semesta ciptaan Allah dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk
dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan, hukum Allah yang berlaku di
alam semesta), kedua, substansi immateri/nonjasadi, yaitu peniupan ruh ke
vi
dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang
mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial
dan fitrah (Widodo, 2004: 14).
Dari kedua substansi tersebut maka yang paling esensial adalah
substansi immateri atau ruhnya. Manusia yang terdiri dari dua substansi itu
telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang
harus diaktualkan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di
dunia ini melalui proses pendidikan untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya kelak di akhirat.
Dalam sejarah penyebaran agama Islam di Jawa, Islam mengalami
perkembangan yang cukup unik. Dari segi agama, suku Jawa sebelum
menerima pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, masih dalam taraf
animistis dan dinamistis. Dengan khasanah budaya yang semacam ini, akan
memberikan nilai tersendiri bagi Indonesia diantara bangsa-bangsa lainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
penuh dengan adat ketimuran, yang diwarnai tataran nilai-nilai luhur dalam
pendidikan.
Kebudayaan dalam masyarakat lama (kampung) bersifat statik,
lamban berubah. Seninya sebagai pola kebudayaan sejagat juga bersifat
statik. Seni itu diulang-ulang bukan saja selama kehidupan satu generasi,
bahkan dari generasi ke generasi. Dengan perulangan itu menjadi tradisi,
yaitu menjadi adat. Adat tidak boleh diubah-ubah. Mengubah adat adalah
tabu. Maka seni tradisional juga tidak boleh diubah-ubah. Dengan
mengikatkan diri pada tradisi mesyarakat itu menjadi tradisionalisme, yaitu
vii
memuja pandangan praktek lama, menjaganya supaya jangan berubah. Kalau
dikaji seni tradisional itu, akan ditemukan ada unsur-unsur yang
berhubungan dengan:
1. Agama atau kepercayaan,
2. Pengobatan (misalnya berhubungan dengan jin),
3. Perang (silat),
4. Peristiwa adat,
5. Hiburan. (Gazalba, 1988: 42)
Salah satu unsur seni yang berhungan dengan agama yaitu Rodat.
Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian
kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama
dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang
masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari
dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi
dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang
para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan
kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang
pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab
Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai
peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan
saputangan sebagai perlengkapan tangan.
http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada
tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB.
viii
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan
dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan,
dan nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat. Di mana
anggapan masyarakat yang berdomisili di Sidomukti dan sekitarnya yang
mayoritas beragama Islam bahwa kesenian rodat tersebut mengandung nilai-
nilai pendidikan Islam. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul skripsi “
NILA-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN
TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN
BANGDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional
Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun 2014?
2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional
Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
ix
1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian
tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang tahun 2014.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian
tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang 2014.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritik
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya di dalam melestarikan seni budaya yang
terdapat di Indonesia guna menambah hasanah keilmuan pada jenjang S-
1 STAIN Salatiga.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat berguna unutuk
melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia
khususnya pemerintah desa Sidomukti.
b. Bagi masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi segenap
masyarakat khususnya bagi yang beragama Islam untuk tetap
menjaga nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat pada kesenian
tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
x
c. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan
perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN)
Salatiga.
d. Bagi peneliti, sebagi bahan masukan untuk mengembangkan
wawasan dan sikap ilmiah serta bahan dokumen untuk penelitian
lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan
untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu
dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu :
1. Nilai
Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap
bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri
(Darmadi, 2009: 27).
2. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan menguasai berlakunya semua
ajaran Islam (Widodo, 2007: 173).
3. Kesenian Tradisional Rodat
Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian
hidup masyarakat dalam suatu kaum atau suku atau bangsa tertentu.
Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena
xi
kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari
tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk
mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82).
Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti
berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu
berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang
mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman Nabi yang terletak
di masjid Nabawi, Madinah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama
alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk
bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan
demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah.
http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair-
dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul 11:36 WIB
Rodat, dilakukan oleh sebilangan orang, ada yang memukul
rebana, ada yang menari dan menyanyikan lagu dalam bahasa arab,
memuji Tuhan dan Nabi. (Gazalba, 1988: 43)
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai
pendidikan Islam dalam kesenian tradisional Rodat, mengingat dalam
kesenian tersebut terdapat lantunan sholawat.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
suatu penelitian yang dalam pelaksanaanya tidak menggunakan angka-
xii
angka atau perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran suatu gejala atau masyarakat tertentu (Rumidi 2004:104)
Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang
keadaan yang di teliti. Selain itu penulis juga mengemukakan landasan-
landasan atau teori-teori secara literature yang ada hubunganya dengan
objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang
dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan
hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data
dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di
lapangan, Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai
memperoleh data yang valid. dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti
menjadi pelajar, yakni belajar dari orang diwawancara yang menjadi
sumber data. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember
2014.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah di Desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
4. Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data
kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Data
kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang
xiii
berisi yang berisi nilai-nilai pendidikan dan kesenian tradisional Rodat.
Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang
keadaan yang diteliti. Selain itu, penulis juga mengemukakan landasan-
landasan atau teori-teori secara literatur yang ada hubunganya dengan
objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang
dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan
hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar. Oleh
karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam
penelitian ini, sumber data primer penulis peroleh melallui wawancara.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak kedua, baik
berupa catatan, laporan, atau yang lainya.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti memperoleh data dengan
menggunakan tiga teknik pengumpulan data.
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek
dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat
dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang (Rumidi, 2004:68).
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengamati kesenian
tradisional rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang, dengan cara terjun langsung melihat
pertunjukan kesenian rodat.
xiv
b. Metode Wawancara
Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung secara lisan maupun tulisan kepada narasumber.
Menurut Rumidi (2004:88) wawancara adalah suatu proses tanya
jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik,
yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan
telinga sendiri dari suaranya. Metode wawancara digunkan untuk
menggali informasi tentang kesenian tradisional rodat di desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan
jumlah responden 7 orang yang terdiri dari kepala desa, kepala dusun,
ketuan kesenian rodat, pemain rodat dan dua warga yang mewakili
warga yang selalu dirumah dan warga yang jarang dirumah.
c. Metode Dokumentasi
Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100) Study
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan
kepada subyek penelitian. Dokumentasi yang peneliti peroleh dalam
hal ini berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa
pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto
kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang.
6. Analisis Data
Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis
data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami
xv
fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data
yang dapat dianalisis”.
Sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Jadi, teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemutusan pada penyederhanaan,
abstraksi dan transformasi data kasar. Penyajian data adalah penyajian
kembali sekumpulan informasi atau data untuk yang tersusun untuk
dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya
berdasarkan sajian datanya. Verifikasi adalah tahapan penyimpulan dari
proses penemuan makna atau gejala atas peristiwa yang diteliti.
Secara garis besar teknik analisis data dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya
data tersebut ditelaah dan diseleksi. Jika terdapat data yang tidak
diperlukan, data tersebut direduksi. Setelah data baru hasil reduksi baik
selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau
jawaban terhadap judul.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Agar data mempunyai validitas, reliabilitas, dan objektivitas yang
tinggi, perlu dilakukan triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu,
xvi
yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori (Moleong 2001:178).
Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti
dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan
berbagai sumber, metode atau teori.
8. Tahap-tahap Penelitian
Beberapa urutan kegiatan yang dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:
a. Persiapan, meliputi : penyusunan proposal, pengurusan perizinan,
dan penyusunan jadwal kegiatan.
b. Pengumpulan data, meliputi : pengumpulan dokumen dan
penelaahan dokumen yang terkumpul.
c. Analisis data, meliputi : analisis awal, reduksi data, analisis data
temuan, pengayaan dan pendalaman, dan merumuskan kesimpulan.
d. Penyusunan laporan, meliputi : penyusunan laporan sementara
(draf), penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan
dan penusunan laporan akhir.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga
pembaca dapat memahami isi skripsi ini dengan mudah maka penulis
berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garsis
xvii
besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan
yaitu sebagai berikut:
BAB I berisi tentang pendahuluan yang memuat : terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II berisi konsep nilai, definisi pendidikan Islam, kesenian tradisional
Rodat.
BAB III berisi nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat
yang meliputi konsep kesenian tradisional Rodat dan nilai-nilai pendidikan
Islam dalam kesenian Rodat.
BAB IV berisi tentang analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian
tradisional Rodat.
BAB V berisi tentang penutup yang meliputi : kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Pendidikan Islam
1. Definisi Nilai
Menurut Muhammad Noor Syam yang dikutip Muhaimin dan
Abdul Mujib (1993:109) nilai adalah suatu penetapan atau suatu
kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat.
Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia
dan melembaga secara objektif di dalam lembaga masyarakat. Nilai ini
merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita yang benar dan
berlawanan dengan cita-cita palsu atau bersifat khayati. Dalam arti lain,
nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau
masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal
yang dianggap buruk dan salah (Muhaimin, 1993:110).
Nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh panca
indra, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku
yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk
kenyataan dan konkret, oleh karena itu, masalah nilai bukan soal benar
dan salah, tetapi soal dikendaki atau tidak, sehingga bersifat subjektif.
Nilai tidak mungkin diuji, dan ukuranya terletak pada diri yang menilai.
Konfigurasi nilai dapat berwujud kebenaran yakni nilai logika yang
memberi kepuasan rasa intelek, atau berwujud kegunaan diperoleh dari
sesuatu barang. Hal ini karena barang tidak memiliki kegunaan,
sehingga tidak bernilai yakni nilai pragmatis (guna) (Muhaimin,
1993:110)
Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap
bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri
(Darmadi, 2009: 27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial
atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai
(Sagala, 2006: 237). Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma
yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada
dalam masyarakat.
Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia. Esensi belum berarti sebelum
dibutuhkan oleh manusia, tetapi tidak berarti adanya esensi karena
adanya manusia yang membutuhkan. Hanya saja kebermaknaan esensi
tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap
dan pemaknaan manusia sendiri.
2. Sifat-sifat Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat di indra. Hal yang dapat
diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang
memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa
mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran
itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,
cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal
(das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai
landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua
orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh
nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini
menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat
ketakwaan.
3. Macam-macam Nilai
Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang
menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain:
a. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham
Maslaw dapat dikelompokkan menjadi:
a. Nilai biologis
b. Nilai keamanan
c. Nilai cinta kasih
d. Nilai harga diri
e. Nilai jati diri
Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan
tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang
terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63).
b. Dilihat dari sumbernya menurut Muhaimin (1993:111) nilai di bagi
menjadi dua sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan
manusia dapat digolongkan menjdi dua macam, yaitu:
1) Nilai Ilahi
Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya,
yang berbentuk taqwa, iman, adil, yang diabadikan dalam
wahyu Ilahi.
Pada nilai Ilahi ini, tugas manusia adalah
menginterpretasikan nilai-nilai itu. Dengan intepretasi itu,
manusia akan mampu menghadapi ajaran Agama yang dianut.
2) Nilai Insani
Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta
hidup dan berkembang dari peradaban manusia.
Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga menjadi
tradisi-tradisi yang diwariskan turun temurun dan
menginginkan anggota masyarakat yang mendukungnya,
karena kecenderungan tradisi tetap mempertahankan diri
terhadap kemungkinan perubahan tata nilai, kenyataan ikatan-
ikatan tradisional sering menjadi penghambat perkembangan
peradaban dan kemajuan manusia (Muhaimin, 1993:112).
c. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan
mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.
b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi,
motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa (Thoha, 1996 :63).
d. Dilihat dari wujudnya, menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang
dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu:
1) Nilai formal
Nilai formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi
memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini
dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai sendiri, seperti
sebutan “Bapak Lurah” untuk seseorang yang memangku
jabatan lurah. b) Nilai turunan, seprti sebutan “Ibu Lurah” bagi
seseorang yang menjadi istri pemangku jabatan lurah.
2) Nilai material
Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam
kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi
menjadi dua macam yaitu : a) Nilai rohani, nilai rohani ini
terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, dan nilai
religi. b) Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri atas
nilai hidup, nilai nikmat dan nilai Agama.
e. Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam tujuh
jenis yakni (Darmadi, 2006: 44):
1) Nilai ilmu pengetahuan
2) Nilai ekonomi
3) Nilai keindahan
4) Nilai politik
5) Nilai keagamaan
6) Nilai kekeluargaan dan
7) Nilai kejasmanian.
f. Pembagian nilai didasarkan atas sifat nilai itu dapat dibagi ke
dalam (1) nilai-nilai subjektif, (2) nilai-nilai objektif rasional, dan
(3) nilai-nilai objektif metafisik. Nilai subjektif adalah nilai yang
merupakan reaksi subjek terhadap objek, hal ini sangat tergantung
kepada masing-masing pengalaman subjek tersebut. Nilai subjektif
rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek
secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat. Seperti nilai
kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, nilai
kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan
sebagainya. Sedangkan nilai yang bersifat objektif metafisik yakni
nilai-nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan objektif,
seperti nilai-nilai Agama (Thoha, 1996: 64).
g. Menurut Noeng Muhadjir, dilihat dari segi ruang lingkup dan
keberlakuannya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai universal
dan (2) nilai-nilai lokal (Thoha, 1996: 64).
h. Ditinjau dari segi hakekatnya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai
hakiki (root values) dan (2) nilai instrumental. Nilai-nilai yang
hakiki itu bersifat universal dan abadi, sedangkan nilai-nilai
instrumental dapat bersifat lokal, pasang-surut, dan temporal.
Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadikan
perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai, perbedaan
strategi yang akan dikembangkan dalam pendidikan nilai, perbedaan
metoda dan teknik dalam pendidikan Islam. Di samping perbedaan nilai
tersebut di atas yang ditinjau dari sudut objek, lapangan, sumber dan
kualitas serta masa keberlakuannya, nilai dapat berbeda dari segi tata
strukturnya. Tentu hal ini lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan
hakekat nilai itu (Thoha, 1996: 65).
4. Pengertian Pendidikan Islam
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada
hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran,
yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek
peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai rahmatan lil „alamin,
Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan
inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.
Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya
merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan
mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam
sebagai Agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi
manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung
pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun
sistem pendidikan yang sarat dengan system nilai (Saebani, 2009: 22).
pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina
fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya
pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil) (Al
Rasyidin dan Nizar, 2005:38).
Secara terminologi para ahli pendidikan Islam telah mencoba
menformulasikan pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang
variatif tersebut (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:31) adalah:
a. Al-Syaibani; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah
proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses
tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai
suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi
asasi dalam masyarakat.
b. Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam
sebagai upaya mengembalikan, mendorong serta mengajak peserta
didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia dengan proses tersebut,
diharapkan akan terbentuk pribadi perserta didik yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan,
maupun perbuatannya.
c. Ahmad D. Marimba : mengemukakan bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). (Al-
Rasyidin, Nizar, 2005:32).
d. Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Al-Rasyidin, Nizar,
2005:32).
Menurut M.J. Adler yang dikutip Djumransah (2007:14)
mengartikan “pendidikan adalah suatu proses di mana semua
kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) dapat
dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan dengan kebiasaan-
kebiasaan yang baik melalui sarana yang artistik serta dibuat dan
dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri
dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan kebiasaan yang baik.
Hal ini berarti bahwa yang menyangkut permasalahan hidup manusia
dan kemampuan asli dan yang diperoleh dapat dipengaruhi dan
disempurnakan oleh pembiasaan yang baik. Berkenaan dengan
pengertian ini maka Ibnu Sina memberikan arti “pendidikan” adalah
“pembiasaan”
Menurut Djumransah (2007: 19-20), definisi pendidikan Islam adalah:
a. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk
mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut
ajaran Islam (Djumransah, 2007: 19).
b. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan
mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan
kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses
pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan),
kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera
dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
c. Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus-menerus
yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan
ajaranya (pengaruh dari luar), baik secara individual maupun
kelompok sehingga manusia mampu memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar. Ajaran utuh
meliputi aqidah (keimanan), syari‟ah (ibadah, muammalah) dan
akhlak (budi pekerti) (Djumransah, 2007: 20).
Dengan keimanan yang benar memimpin kearah budi pekerti
luhur (akhlak mulia), dan akhlak mulia memimpin manusia ke arah
manusia mendalami hakikat, dan menuntut ilmu yang benar, sedangkan
ilmu yang benar memimpin manusia ke arah amal shaleh. Di samping
itu, untuk memahami pendidikan Islam lebih mendalam maka tentu
akan lebih baik apabila memahami makna Islam itu sendiri sebagai
suatu kekuatan yang memberi hidup bagi suatu peradaban yang mana
salah satu buahnya adalah pendidikan. (Djumransah, 2007: 20)
Kata “Islam” yang bersumber dari Al-Qur‟an memang memiliki
banyak pengertian antara lain:
a. silm berarti damai (perdamaian).
b. salaam artinya selamat (keselamatan).
c. taslim artinya serah (penyerahan) diri kepada Tuhan.
d. sullam artinya tangga/ jenjang, naik untuk mencapai kemulyaan
dunia akhirat (Mutholib Muhyidin, 1981: 5)
Pengertian Islam sebagai Agama dapat diketahui dengan
ungkapan lain yaitu “Islam adalah undang-undang tuhan yang
menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji
ke arah perbaikan taraf hidup mereka di dunia dan akhirat” (muthalib
muhyidin, 1981:7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Islam sebagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian
Islam yaitu: menyerahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah
dengan cara ikhtiar menuju perubahan hidup yang lebih baik.
5. Landasan Pendidikan Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk
mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang
baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha
membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua
kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan itu dihubungkan
(Depag RI, 1984:19).
a. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya
terkandung ajaran pokok yang yang dapat dikembangkan untuk
keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang
terkandung dalam Al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu
yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah
dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari‟ah.
Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak tidak
banyak dibicarakan dalam Al-Qur‟an, yang banyak dibicarakan
dalam AL-Qur‟an adalah yang berkaitan dengan amal perbuatan.
Ini menunjukkan bahwa amal itulah yang banyak dilaksanakan,
sebab semua amalperbuatan manusia dalam hubunganya dengan
Allah, dengan dirinya sendiri, sesama manusia (masyarakat),
dengan alam dan lingkungannya, kesemuanya itu adalah termasuk
dalam ruang lingkup amal shaleh (syari‟ah). Istilah-istilah yang
biasa digunakan dalam membicarakan ilmu syari‟ah ini ialah: 1)
ibadah, untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah. 2)
mu‟amalah, untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan
Allah. 3) akhlak, untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi
pekerti dalam pergaulan.
b. As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan, atau pengakuan Rasul Allah
SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau
perbuatan orang lain yang diketahui rasulullah dan beliau
membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah
merupakan sumber hukum kedua sesudah Al-Qur‟an. Seperti Al-
Qur‟an, sunnah juga berisi aqidah dan syari‟ah. Sunah berisi
petunjuk (pedoman) untuk kemaslahayan hidup manusia dalam
segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya
atau muslim yang bertakwa. Untuk itu rasulallah menjadi guru dan
pendidik utama. Beliau sendiri mendidik. Pertama, dengan
menggunakan rumah al-arqam ibn al-arqam, kedua dengan
memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga
dengan dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru
masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka
pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam.
Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan ke dua bagi
pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka
kemungkinan penafsiran berkembang, itulah sebabnya mengapa
ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah
yang berkaitan dengan pendidikan. ( Depag RI, 1984:20)
c. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at
Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hukum syari‟at
Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya
oleh Al-Qur‟an dan Sunnah.Ijtihad dalam dalam pendidikan harus
tetap bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal
yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut
haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan hidup pada suatu tempat pada kondisi dan situasi
tertentu. Teori- teori pendidikan baru hasil Ijtihad, harus dikaitkan
dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. ( Depag RI, 1984:21)
Menurut Anshari (1992:84) ijtihad adalah usaha yang
sungguh-sungguh seseorang (beberapa orang)ulama tertentu, yang
memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian
hukum mengenai sesuatu (beberapa) perkara tertentu, yang tidak
ada kepastian hukumnya secara tegas dan positif dalam Al-Qur‟an
dan Sunnah.
6. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang Agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat
dimensi yaitu: a) Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al jismiyah), b)
tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah), c) Tujuan pendidikan
akal (al-ahdaf al-akliyah, dan d) tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-
ijtimaiyah) (Saebani, 2009: 146).
Pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia
yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar
mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan
dengan Allah dan sesama manusia, serta dapat mengambil manfaat dari
apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di
dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 29).
Sedangkan tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai
berikut (Saebani, 2009 : 147):
a. Untuk membentuk akhlakul karimah.
b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi, afeksi
dan psikomotori guna memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya sekaligus sebagai kontrol
terhadap pola fikir, pola laku dan sikap mental.
c. Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dengan
membentuk mereka menjadi manusia beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian
integratif, mandiri dan menyadari sepenuhnya peranan dan
tanggung jawab dirinya di muka bumi ini sebagai abdulloh dan
kholifatulloh.
Dengan demikian, sesungguhnya inti dari tujuan pendidikan
Islam adalah menjadikan seseorang menjadi insan kamil manusian yang
utuh secara jasmani dan rohani.
7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara (Saebani, 2009: 46):
e. Hubungan manusia dengan Allah SWT
f. Hubungan manusia dengan sesama manusia
g. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
h. Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya.
Adapun ruang lingkup pendidikan Islam meliputi lima unsur
pokok yaitu: Al-Qur‟an, Aqidah, Syari‟ah, Akhlak, dan Tarikh
(sejarah). Ruang lingkup ajaran Islam mencakup tiga domain yaitu
(Saebani, 2009: 47):
a. Kepercayaan (i‟tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,
sepert iman kepada Allah SWT, malaikat, kitabullah, Rasulullah,
hari kebangkitan dan takdir;
b. Perbuatan („amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian: (1) masalah
Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat,
zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu‟amalah, berkaitan
dengan interaksi manusia dengan sesamanya, baik perseorangan
maupun kelompok seperti akad, pembelajaran, hukuman, hukum
jinayah (hukum pidana dan perdata);
c. Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab
atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam
rangka mencapai kutamaan. Nilai-nilai seperti jujur (siddiq),
terpercaya (amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung
pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qana‟ah), berserah diri
kepada Allah (tawakal), malu berbuat buruk (haya), persaudaraan
(ukhuwah), toleransi (tasamuh), tolong menolong (ta‟awun), dan
saling menanggung (akaful), adalah serangkaian bentuk dari budi
pekerti yang luhur (akhlaq al karimah).
8. Ciri-ciri Substansi Pendidikan Islam
Standar substansi pendidikan Islam menjadi istimewa disebabkan dengan
karakter sebagai berikut: keimanan, ilmu, amal, akhlak, dan sosial.
Maka pendidikan Islam adalah pendidikan keimanan, pendidikan
ilmiah, pendidikan amaliah, pendidikan akhlak dan pendidikan
sosial.(hafidz, 2009:68)
a. Pendidikan Keimanan
Sesengguhnya esensi pendidikan Islam adalah pendidikan
ketuhanan, untuk mewujudkan fokus utamanya adalah
terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba yang fana
dengan Allah penguasa alam yang kekal. Dengan kata lain, bahwa
pendidikan keimanan dimaksudkan sebagai pendidikan spiritual
yang istimewa bagi setiap individu. (hafidz, 2009:70)
b. Pendidikan Amaliah
Amal saleh pada hakikatnya merupakan salah satu pintu masuk ke
dalam substansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah
utama dari ilmu yang benar, akhlak yang benar dan pendidikan
sosial kemasyarakatan yang dapat dipertanggngjawabkan.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan amaliayah mencakup
segala sesuatu yang dimuat dalam pendidikan ketrampilan, yang
tercermin dalam perbuatan yang bermanfaat kepada umat manusia
dalam kehidupan ini dan perbuatan yang dapat menjamin
keberlangsungan ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menguasai
seluruh alam semesta, mengambil mnfaat dari bumi yang telah
diberikan, dan membuat potensi, kekayaan dan kandungan bumi
menjadi bermanfaat bagi individu, masyarakat dan umat manusia
seluruhnya (hafidz, 2009:84)
c. Pendidikan Ilmiah
Sesungguhnya di antara substansi paling penting dalam pendidikan
Islam adalah berbagai macam ilmu pengetahuan, dimulai dari
membaca dan menulis.
Pengetahuan manusia mengalami perubahan dari
pengetahuan kejiwaan ke ilmu sosial, selanjutnya berubah dari
beberapa waktu dan masa ke ilmu pengetahuan geografi dan
fenomena alam.( hafidz, 2009:99)
d. Pendidikan akhlak
Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi bagian yang penting pula
dalam substansi pendidikan Islam sehingga AL-Qur‟an
menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim,
rumah tangga Islami, masyarakat Islami dan umat manusia
seluruhnya. Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukan bagi
seorang individu dan umat manusia, dan akhlak menjadikan
kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak, yang
merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan
masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan
kehidupan hewan dan binatang. (hafidz, 2009:107)
e. Pendidikan sosial kemasyarakatan
Sesungguhnya pendidikan sosial kemasyarakatan dalam Islam menjadi
pintu paling penting dalam pendidikan Islam, disebabkan karena
manusia adalah makhluk sosial sesuai dengan ciptaan Allah.
(hafidz, 2009:124)
Allah sebagai dzat pencipta dan sembahan manusia dan Islam sebagai
rahmat lil alamiin tidak datang hanya untuk satu individu,
masyarakat tertentu, tetapi untuk seluruh individu, masyarakat dan
seluruh generasi di setiap masa dan tempat. Sampai Allah
mewariskan bumi dan mengamanatkanya kepada setiap muslim dan
menjadikan sosial sebagai watak Islam dan watak generasi muda
Islam. Maka tidak mengherankan, jika Islam memusatkan
perhatianya pada pengembangan tradisi sosial yang benar bagi
individu, menanamkanya dalam perasaan dan kesadaran sebagai
keluarga, anggota masyarakat, individu dan masyarakat dunia yang
luas.( hafidz, 2009:124)
9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam
Tanggung jawab pendidikan dalam Islam adalah dengan
dilaksanakannya kewajiban mendidik. Yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan potensi jasmaniah dan rohaniah anak didik atau
seseorang untuk mendapatkan nilai-nilai atau norma-norma tertentu.
(Djumransah, 2007: 83)
a. Tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan
Pendidikan dalam keluarga oleh orang tua adalah
merupakan dasar atau pondasi dari pendidikan anak selanjutnya. Di
dalam keluargalah tempat meletakkan dasar-dasar pendidikan anak
yang masih usia muda, karena pada usia ini biasanya nak-anak
sangat peka terhadap pengaruh lingkungan dan masyarakat. Orang
tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena
memang merekalah yang dikenal oleh anak-anak sejak lahir.
(Djumransah, 2007: 83)
1) Peranan Ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga
Peranan Ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga
Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan
baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh ibunya.
Adapun gambaran peranan seorang ibu dan tanggung jawab
dalam pendidikan anak-anaknya yaitu:
a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang
b) Pengasuh dan pemelihara
c) Tempat mencurahkan isi hati
d) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
e) Pembimbing hubungan pribadi
f) Pendidik dalam segi-segi emosional (Purwanto, 1988:77)
2) Peranan Ayah terhadap pendidikan anak dalam keluarga
Peranan Ayah terhadap pendidikan anak-anaknya sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku
mereka. Adapun peranan seorang ayah dan tanggung jawab
dalam pendidikan anak-anaknya yaitu:
a) Sumber kekuasaan dalam keluarga
b) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau
dunia luar
c) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari luar
e) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f) Pendidik dalam segi-segi rasional (Purwanto, 1988:78)
b. Sekolah dan tanggung jawabnya
Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang
penting setelah keluarga. Sekolah berfungsi untuk membantu
keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak
yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang mulia serta
pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntunan dan tata laku
masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur
hidup.
c. Tanggung jawab masyarakat terhadap Pendidikan
Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang
diikat oleh kesatuan budaya, agama dan pengalaman-pengalaman
yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam ikut
memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama. Jadi,
tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan adalah bagaimana
masing masing anggota masyarakat ikut menciptakan suatu sistem
pendidikan dalam masyarakat sehingga mendorong masing-masing
anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia
mendidik anggota masyarakat lainnya (Zaini, 1986: 139).
d. Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah
Tanggung jawab pemerintah dalam pendidikan secara garis
besar menurut Achmadi (1992:99) mencakup dua tugas pokok
yaitu:
1) Mengusahakan pemerataan kesempatan rakyat untuk
memperoleh pendidikan
2) Mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan
B. Kesenian Tradisional Rodat
Definisi kesenian (seperti juga definisi kebudayaan) tentu
banyak. Seni dapat dipandang dari segi kemahiran, segi kegiatan
manusia, segi karya manusia, dari segi seni halus (fine arts) dan dari
segi seni pandang (visual arts). Tiap pandangan itu merumuskan
definisinya sendiri. Dan definisi yang akan dirumuskan disini
dipandang dari segi karya manusia. Menurut Herbart Read seni adalah
usaha menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan (Gazalba, 1988:
45).
Dalam perjalanan sejarah boleh dikatakan dalam setiap masa,
diulang pertanyaan apa itu seni. Jawaban yang diberikan filosof-filosof
banyak dan berbeda-beda. Pembahasan definisi-definisi itu
menyimpulkan lima hakikat seni, yaitu (Gazalba, 1988: 82-86):
a. Seni sebagai Kemahiran
Seni dalam pengertianya yang paling dasar berarti kemahiran atau
kemampuan.
b. Seni sebagai Kegiatan Manusia
Menurut Leo Tolstoy seni adalah kegiatan manusia terdiri atas perkara
ini, yaitu seseorang secara sadar menyampaikan perasaanya yang
telah dihayatinya kepada orang lain, dengan perantara tanda-tanda
lahir, sehingga ia kejangkitan perasaan itu dan juga mengalaminya.
c. Seni sebagai Karya
Seni sebagai kegiatan biasa pula diartikan sebagai produk kegiatan itu,
yakni karya seni. Pengertian ini terjadi karena mengacaukan proses
dan produk dari proses itu
d. Seni sebagai seni halus
Pengertian ini antara lain dianut oleh Yervan Krikorian yang
menguraikan bahwa seni terutama berhubungan dengan benda-
benda estetik, berbeda dari seni guna atau seni terapan yang
maksudnya untuk kegunaan.
e. Seni sebagai seni pandang
Dewasa ini banyak juga orang yang memaknakan seni sebagai
hubungan dengan pandangan mata. Menurut Eugene Johnson seni
bermakna seni pandang yaitu bidang-bidang daya cipta seni yang
mengadakan saluran terutama melalui mata.
Selain dari lima pengertian tersebut tentu masih ada pengertian-
pengertian lain. Misalnya, seni ialah pengungkapan perasaan melalui
saluran tertentu. Saluran itu macam-macam, misalnya: suara, bunyi,
gerak, bahasa, garis, warna bayang. (Gazalba, 1988: 86).
Seni jika ditinjau dari berbagai sudut pandang, seni memiliki
banyak makna, salah satu nya yaitu “Seni merupakan pengekspresian
cita rasa yang diluapkan dalam satu karya yang dapat dikatakan unik”
(Danusuprapta, 2001).
Dalam buku filsafat seni yang ditulis oleh Soemardjo (2000)
menyimpulkan bahwa seni sebagai objek atau benda yang memiliki
enam pandangan tentang apa yang seharusnya diwujudkan dalam benda
seni. Pertama, seni itu representasi sikap ilmiah atas kenyataan alam
dan kenyataan social. Kedua, seni adalah representasi karakteristik
general dari alam dan emosi manusia umumnya. Ketiga, seni adalah
representasi karakteristik general dalam alam dan manusia yang dilihat
secara objektif oleh senimannya. Keempat, seni adalah representasi
bentuk ideal yang melekat pada alam kenyataan dan alam pikiran
seniman. Kelima, seni adalah representasi bentuk ideal yang
transcendental. Kelima, seni adalah representasi dunia seni itu sendiri
(seni demi seni).
Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
atau Agama yang sama (Danusuprapta, 2001). Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari
generasi kegenerasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena
tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Rosidi, 1995: 46).
Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah
karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu.Tradisi adalah
bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketida mauan
masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82).
Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian
hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu, namun
seni tradisi bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk
mengikuti tradisi tersebut. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_tradisional
diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 15:06 WIB.
Kesenian tradisi di tengah-tengah masyarakat yang kompleks
sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kesenian tradisi tersebut.
Seperti halnya di masyarakat perkotaan yang secara umum terdiri dari
berbagai berbagai kalangan masyarakat. Dengan demikian disana
terdapat multi etnis, multi disiplin ilmu, multi kultur yang menyebabkan
kehidupan kesenian tradisi terakulturasi dan menyesuaikan dengan
kekomplekan paradigma masyarakat tersebut. Berbeda dengan kesenian
tradisi yang ada di kalangan masyarakat desa dan memang kesenian
tersebut berada pada habitatnya. Mereka akan tetap memegang nilai-
nilai tradisi yang mereka anggap sebagai warisan budaya dari
leluhurnya (Rosidi, 1995: 68).
Menilik posisi seniman sebagai manusia yang „bebas nilai‟,
sudah sepantasnya seniman peduli terhadap konteks nilai yang
melahirkan seni tradisi tersebut. Dari sana kita dapat bekerja untuk
menyempurnakan dunia seni masa lampau tersebut. Seniman tidak
seharusnya melakukan signifikasi atau menafsirkan benda seni tradisi
berdasarkan tata nilainya sendiri sekarang ini, atau ditafsirkan
berdasarkan konteks nilai kita sendiri. Dunia seni adalah dunia
penyempurnaan, dunia tata nilai ideal yang baru yang „menyelesaikan‟
kenyataan tata nilai yang dikandung dalam seni tradisi.
Seni tradisi kita biasanya masih hidup segar di masyarakat
pedesaan dan perkauman etnik. Masyarakat ini punya konteks tata nilai
sendiri yang berbeda dengn konteks tata nilai masyarakat perkotaan.
Masyarakat perkotaan pun terbagi-bagi lagi dalam beberapa sub-
konteks tata nilai. Jelas bahwa seni tradisi yang masih hidup segar
dalam kontek ideology masyarakat pedesaan harus didekati secara
objektif berdasarkan tata nilai mereka.
Seni tradisi yang hidup di desa masih membawa bentuk aslinya
sebagian atau keseluruhan, tergantung pada terpencil tidaknya
masyarakat desa tersebut dari masyarakat kota, dan juga apakah mereka
menerima estetika asing yang diserap dikota? Konteks tata nilai seni
tradisional yang masih segar hidup di pedesaan harus dilihat
berdasarkan sejarah perubahannya, akibat pengaruh budaya kota.
Pemahaman konteks tata nilai seni tradisional ini berguna untuk melihat
secara objektif latar sosial (konteks budaya) setiap karya seni tradisional
(Danusuprapta, 2001: 74).
Rodat merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan ummat
Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati
Maulid Nabi dan hari-hari besar Islam lainnya di kalangan umat Islam.
Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang
bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masyhur di
kalangan ummat Islam. Isi dari shalawat rodat adalah bacaan shalawat
yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.
Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti
berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu
berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang
mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman nabi yang terletak
di masjid Nabawi, Madinnah. Ada yang berpendapat ia berasal dari
nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut
berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya
tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi
dakwah. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-
pengiring-syair-dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul
11:36 WIB
Kesenian yang dimainkan oleh 10-16 pemain dan empat dalang
ini, menggunakan pakaian atau kostum baju lengan panjang putih,
celana pendek putih, kabaret, bersepatu dengan kaos kaki setinggi
setengah betis, sering dimainkan pada saat ada hajatan, seperti khitanan,
pernikahan, dan juga merti deso atau sedekah desa pada hari lahir
sebuah desa (Danusuprapta, 2001: 82).
Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya
berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis
salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui.
Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang
mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang
bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan
Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para
penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan
kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10
orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan
pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum
realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu
membawa kipas dan saputangan sebagai perlengkapan tangan.
http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses
pada tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB.
Pertunjukan Rodat dimulai oleh salah seorang, dari empat,
dalang diikuti oleh tabuhan tanjidur dilanjutkan oleh alat instrumen lain.
Lagu pembukaan pada umumnya adalah sholawatan yang diambil dari
Al-Barjanji, yaitu ”yaa arkhamarrohimin…..”. kemudian sholawatan
jawa, yang merupakan pakem atau selalu ada dalam setiap pertujukan,
dan pantun-pantun seperti kecipir-melati. Selain sholawatan dan pantun,
ada juga lagu-lagu bertema perjuangan atau kebangsaan, seperti lirik
berikut (Danusuprapta, 2001: 86):
Sekarang sudah merdeka seluruh Indonesia 2x
Saya menjadi satu semua saudaraku
Kami punya kipas buat main adalah di sini
Lagu-lagu tersebut dinyanyikan dengan diiringi gerakan maju-
mundur para pemain yang diulang-ulang secara terus-menerus. Satu
lagu biasanya dibawakan oleh satu dalang bergantian, namun terkadang
satu dalang bisa lebih dari satu lagu. Kesenian Rodat seluruh pemainnya
adalah laki-laki. Akan tetapi keunikan itu tidak diikuti oleh proses
regenerasi yang baik, sehingga kesenian tersebut sangatlah rawan
hilang. Proses pembelajaran yang dilakukan untuk melestarikan
kesenian ini dilakukan secara lisan, dan belum ada upaya untuk
membukukan kesenian tersebut. Hal ini dikarenakan kesenian rakyat
semacam adalah sebuah tradisi yang merupakan bentuk identifikasi
kebudayaan dalam masyarakatnya (Danusuprapta, 2001: 87).
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Letak Geografis
Desa Sidomukti termasuk dalam wilayah Kecamatan Bandungan
yang tidak jauh dari kota Ambarawa. Dengan alat transportasi yang ada
saat ini perjalanan menuju kota Ambarawa dapat ditempuh berkisar 16
menit, dengan angkutan umum yang tersedia setiap saat. Desa ini memiliki
luas 596,998 ha, yang terdiri dari pemukiman, sawah, ladang, dll. Adapun
batas-batas desa Sidomukti sebagai berikut:
a. Sebelah Utara Desa Sidomukti merupakan Desa Pakopen
b. Sebelah Selatan Desa Sidomukti merupakan Desa Duren
c. Sebelah Barat Desa Sidomukti merupakan Hutan Negara
d. Sebelah Timur Desa Sidomukti merupakan Desa Jimbaran
Pembagian wilayah Desa Sidomukti menjadi 6 dusun yaitu:
a. Dusun Sidomukti
b. Dusun Krandegan
c. Dusun Geblok
d. Dusun Kluwihan
e. Dusun Tegal Sari
f. Dusun Gerpetong
2. Keadaan Penduduk
Dilihat dari jumlah penduduknya wilayah desa Sidomukti
mempunyai jumlah penduduk 5606 yaitu orang yang terdiri dari 2794
orang laki-laki dan 2812 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat
diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang
dikutip dari data monografi pada bulan Agustus 2014 sebagai berikut:
Table 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis
kelamin tahun 2014
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
0-1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
11-16 tahun
16-20 tahun
21-25 tahun
26-30 tahun
31-40 tahun
98
165
355
350
465
243
218
193
93
166
346
346
489
218
218
217
191
331
701
696
954
461
436
410
9
10
11
41-50 tahun
51-60 tahun
60 tahun ke atas
300
238
169
314
245
160
614
483
329
Jumlah 2794 2812 5606
3. Keadaan Sosial Agama
Masyarakat Desa Sidomukti berjumlah 5606 orang yang mayoritas
beragama Islam sejumlah 5605 orang dan Kristen sejumlah 1 orang.
Sebagai masyarakat yang penduduk mayoritas beragama Islam, maka
sangatlah wajar jika kegiatan kemasyarakatan diwarnai dengan kegiatan
keIslaman, Seperti yasinan, manaqib, berjanjian, pengajian dan lain
sebagainya.
Meskipun mayoritas beragama Islam dan sangat kental dengan
kegiatan keagamaan akan tetapi masih ada juga yang Islam awam, artinya
mereka hanya mengikuti agama secara turun temurun yang dibawa oleh
keluarga, bisa dibilang hanya ikut-ikutan saja tanpa mengerti ajaran dan hukum
yang ada di dalamnya hanya mengatasnamakan Islam sebagai agama mereka.
Contohnya saja pada bulan puasa masih ada saja yang tidak menjalankan puasa
padahal mereka juga orang Islam dengan namun tidak menjalankan kewajiban
tersebut, contoh lain lagi masih ada saja orang-orang yang tongkrong di pinggir
jalan pada saat memasuki waktu shalat, tanpa bergegas untuk membubarkan
diri yang didominasi oleh kaum pria.
Tabel 3.2
Data Penduduk Menurut Agama
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
Islam
Kristen
Katholik
Budha
Hindu
2794
0
0
0
0
2811
1
0
0
0
5605
1
Jumlah 2794 2812 5606
4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan
Desa Sidomukti ini meskipun tergolong desa desa yang besar
namun masih ada penduduk yang hanya tamatan SD bahkan ada beberapa
yang tidak bersekolah, akan tetapi pada jaman sekarang sudah banyak
penduduk yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP,
SMA dan juga Perguruan Tinggi. Menurut data monografi tahun 2014 data
kependidikan Desa Sidomukti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Data Pendidikan Masyarakat Desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas)
No Jenis Pendidikan Laki-laki perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tidak Sekolah
TK/Play Group
Belum Tamat SD
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/
Diploma
Sarjana Keatas
28
316
417
503
329
320
52
7
2
62
309
512
531
350
292
41
8
2
90
624
929
1034
679
612
93
61
4
Jumlah 1973 2107 4080
Adapun Sarana Pendidikan yang Ada di Desa Sidomukti adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Sarana Pendidikan
No Jenis Sarana Jumlah Jumlah guru Jumlah
Murid
1
2
3
4
5
TPA/TPQ
TK/Playgroup
Sekolah Dasar/MI
SLTP
SLTA
5
1
4
-
-
-
1
27
-
-
-
-
613
-
-
5. Keadaan Sosial Ekonomi
Berikut sajian data keadaan penduduk desa Sidomukti berdasarkan mata
pencaharian.
Tabel 3.5.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (umur 18 keatas)
No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
PNS
TNI
Polri
Pegawai Swasta
Pensiunan
7
1
3
4
1
5
0
1
5
0
12
1
4
9
1
6
7
8
9
10
11
12
13
Pengusaha
Buruh Bangunan
Buruh Industri
Buruh tani
Petani
Peternak
Nelayan
Lain-lain
4
182
58
172
605
17
0
779
0
61
43
164
524
11
0
693
4
197
101
336
1129
28
0
1472
Jumlah 1833 1461 3298
6. Struktur Organisasi Pemerintahan
Kepala Desa
ROVIK ASARI
Sekretaris Desa
BANDIYATI
Kepala Dusun
B. Temuan Penelitian
Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern ini ada banyak sekali
kesenian yang lebih banyak menarik perhatian masyarakat, keberadaan seni
tradisional semakin jarang ditemui, meskipun begitu kesenian tradisional harus tetap
dijaga dan dilestarikan keberadaanya karena diyakini apabila terus melestarikan dan
menjaga seni tradisi yang ada maka akan berdampak positif bagi kehidupannya serta
sebagai simbol keberadaan suatu masyarakat yang senantiasa menjaga warisan
leluhur. Begitu juga dengan kesenian rodat yang menjadi kesenian tradisional yang
bernuansa Islami harus selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan kemudian
diakui oleh agama lain.
1. Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di Desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Kesenian Rodat merupakan kesenian tradisional yang masih
bertahan sampai sekarang. Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan
Kep Seksi Kesra
Sunanto
Kep Seksi
Pembangunan
Zuhri
Kep Seksi
Pemerint
Jadmiko
Kaur Umum
Suratno
Kaur Keuangan
Sundari
Sidomukti
Eko Sutrisno
Krandengan
Sri Asih
Geblok
Sri Rejeki
Kluwihan
Damroji
Tegalsari
Toha Muhsoni
Garpetung
Bandungan kabupaten Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar pada
tahun 70an. Beliau merupakan salah satu warga desa Sidomukti dan saat ini
beliau telah meninggal dunia, beliau meninggal pada tahun 2005.
Rodat baru diadakan lagi tahun 2011 karena dahulu para pemain
kesenian rodat banyak sudah tua dan meninggal dunia sehingga tidak dapat
melalukan pementasan lagi dan pada tahun 2011 dari pakar rodat yang masih
ada salah satunya yaitu ketua rodat Mbah Ruwan ingin menghidupkan kesenian
rodat lagi dan hal ini juga didukung oleh para warga juga pemuda yang desa
Sidomukti sehingga kesenian ini dapat kembali dilestarikan dan menghibur
masyarakat hingga sekarang.
2. Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten
Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar. Beliau merupakan salah satu
warga desa Sidomukti pada tahun 70an dan saat ini beliau telah meninggal
dunia, beliau meninggal pada tahun 2005.
Kesenian Rodat merupakan kesenian tradisional yang masih
bertahan sampai sekarang. Kesenian ini merupakan kesenian tradisional
yang bercorakan keagamaan yaitu agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari
syair lagu yang digunakan berisi nasehat-nasehat yang mengingatkan
masyarakat kepada Allah dan Nabi Muhammad, dengan musik pengiring
Rebana (terbang dan jidor).
Kesenian Rodat adalah kesenian tradisional yang becorak keagamaan
yaitu agama Islam, yang intinya merupakan gerakan silat dengan iringan musik
berupa Terbang dan Jidor. dengan syair lagu yang digunakan merupakan
percampuran antara bahasa Arab yang dicampur dengan bahasa Indonesia dan
juga lagu karya para pemain itu sendiri.
Menurut ES selaku Kepala Dusun Sidomukti yang ditemui pada tanggal
16 November 2014 Pukul 16.30 WIB, rodat adalah salah satu kesenian yang
menggabungkan antara kesenian jawa dan Islam kesenian Rodat di desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, telah ada sejak tahun
1970an akan tetapi baru dihidupkan lagi pada tahun 2011, kesenian ini juga
disebut kesenian kuntulan oleh warga desa Sidomukti.
Menurut R Ketua Kesenian yang ditemui pada tanggal 17 November
2014 Pukul 16.10 WIB, rodat itu seni tari keagamaan yang didalamnya
mengandung unsur dakwah, kekompakan kalo di maksimalkan dalam kesenian
rodat itu penuh dg keindahan rodat merupakan kesenian yang telah lama ada
rodat adalah kesenian berupa tarian yang diiringi dengan shalawat dan lagu.
Berdirinya kesenian rodat dari tahun 1970an namun kesenian ini jatuh bangun
hingga pada tahun 2011 dari beberapa pakar rodat menghidupkan kembali
krsenian rodat yang ada di desa Sidomukti dengan gaya dan cengkok yang lebih
baru begitu juga dengan lagu dan seragam yang digunakan agar selaras dengan
zaman yang lebih modern ini. Warga desa Sidomukti selain menyebutnya
kesenian rodat adapula yang menyebutnya kesenian kuntulan, Dengan tujuan
untuk menampung anak-anak muda yang masih ingin melestarikan kesenian
rodat itu sendiri juga untuk menyemarakan dan menambah kesenian-kesenian
yang ada di dusun Sidomukti ini khususnya, selain itu kesenian rodat juga
bertujuan agar masyarakat desa Sidomukti tidak hanya berminat pada kesenian
reyog saja tapi juga pada kesenian rodat yang bernuansa Islam agar warga
dapat lebih mendekatkan diri pada Allah.
Menurut RA , Kepala Desa Sidomukti yang ditemui di Balai Desa Tanggal
19 November 2014 Pukul 09.16 WIB, kesenian Rodat di Sidomukti sebenarnya
telah berdiri sejak lama tapi baru di hidupkan lagi pada tahun 2011 atas
kesepakatan para warga, dengan tujuan agar dapat ikut serta meramaikan
kesenian-kesenian yang ada di desa Sidomukti juga sebagai wadah bagi para
masyarakat untuk menyalurkan bakat dan minatnya, selain itu rodat juga
merupakan kesenian inti yang harus ada pada ritual bersih Desa (merti desa)
pada bulan Muharram (Syuro), ritual ini dilakukan oleh masyarakat Desa
Sidomukti pada bulan syuro dimana ada acara keliling desa. Kesenian ini
menjadi salah satu kesenian inti pada acara Bersih Desa (merti desa) semenjak
kesenian Rodat berdiri. Meskipun sempat jatuh bangun dan akhirnya di
hidupkan lagi oleh masyakat pada tahun 2011. Acara ini merupakan wujud dari
seni yang merupakan bagian dari kebudayaan. Rodat itu kesenian yang
mengajarkan banyak hal yang paling menonjol menurut saya yaitu kebersamaan
warga masyarakat, gotong royong dan syukur kepada Allah.
Menurut A pemain yang ikut serta dalam kesenian rodat yang ditemui
pada tanggal 23 November 2014, pukul 19:17 WIB. Rodat adalah kesenian
tradisional yang di dalamnya terdapat tarian yang ditarikan oleh penari yang
berpakaian seperti polisi jaman dahulu tetapi pakaianya berwarna putih dan
diiringi rebana dan syair lagu tentang Islam, dengan tujuan untuk melestarikan
kesenian tradisional. Sedangkan menurut PR yang ditemui pada tanggal 24
November 2014 pukul 16:55. Rodat adalah kesenian yang mengandung atau
mengajarkan budaya Islam, dan juga meningkatkan kebersamaan masyarakat
serta kekompakam para pemain. Begitu juga menurut EP yang ditemui pada
tanggal 25 november 2014, pukul 19:16 WIB Kesenian rodat itu merupakan
kesenian yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam yang dituangkan dengan
syair-syair yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan.
Dahulu alat musik yang digunakan hanya sedikit, dan orang yang
memainkan alat musiknya hanya asal main saja yang penting bunyinya keras
dan suaranya enak didengar saja, tidak memperhatikan keras lembutnya suara
(dinamika). Dan orang-orang yang latihan tidak mempergunakan notasi sebagai
paduan dalam memainkan alat musik rebana sebagai musik pengiring
kesenian Rodat, karena pada umumnya mereka sudah hafal lagu dan pola
terbang yang dimainkan.
Kecamatan Bandungan memiliki beberapa kelompok kesenian Rodat,
akan tetapi yang masih bertahan sampai sekarang hanya di Desa Sidomukti saja.
Kesenian ini tidak mempunyai jadwal latihan tetap untuk latihan rutin. Menurut
PR kesenia Rodat masih bisa terpelihara dengan baik sampai sekarang di
masyarkat Desa Sidomukti itu dikarenakan hampir seluruh warga masyarkat
Desa Sidomukti masih selalu menjaga tradisinya baik dalam bentuk kesenian
atau adat istiadat.
Keberadaan kesenian Rodat sangat digemari oleh masyarakat, seperti
yang dialami oleh jenis kesenian rakyat pada umumnya, hal ini dapat dibuktikan
dengan antusiasme masyarakat yang datang untuk menyaksikan pertunjukan
kesenian rodat. Seni tersebut mengalami pasang surut di dalam
pertumbuhanya, beberapa faktor yang mempengaruhi pasang surut kesenian
rodat di desa Sidomukti yaitu tinggi rendahnya minat dan kemauan masyarakat
untuk melestarikan kesenian rodat, kesibukan masyarakat yang beraneka ragam
sehingga sulit untuk melakukan latihan dan pengenalan kesenian rodat kepada
para pemuda sebagai penerus untuk melestarikanya, kesenian rodat yang
sangat menarik dan dapat menghibur masyakat sehingga ingin menyaksikanya
lagi, kemampuan para sesepuh yang masih bisa mengajarkan kesenian ini pada
generasi penerus, kemajuan zaman yang menjadikan kesenian ini menjadi
tergerus oleh kesenian sekarang yang lebih cepat berkembang dan disukai oleh
masyarakat dan lain-lain.
Keberadaan kesenian Rodat itu tidak dapat dilepas dari peranan
sesepuh Desa Sidomukti, peran yang dimaksud disini adalah : Kemampuan dan
kemauan dari para sesepuh yaitu ketua kelompok tersebut untuk tetap
mengelola kesenian tradisional Rodat tersebut. Usaha itu kini telah berhasil
menarik pemuda-pemuda yang ada di desa Sidomukti untuk mempelajari dan
melestarikan kesenian rodat.
Kesenian tradisional Rodat bisa memberikan hiburan bagi para tamu
undangan, dan hiburan yang murah bagi masyarakat desa Sidomukti. Desa
Sidomukti merupakan salah satu desa wisata yang terdapat di kecamatan
Bandungan sehingga dengan adanya pertunjukan rodat ini bisa menunjukan
kepada para pengunjung bahwa di Desa Sidomukti mempunyai kekayaan adat
dan budaya yang perlu diperhatikan dan dilestarikan, karena dengan
memperkuat akar kebudayaan yang ada di daerah maka kebudayaan Indonesia
akan lebih kuat di mata negara lain.
Pada acara Upacara Merti desa di desa Sidomukti, menurut R kesenian
Rodat mulai dipentaskan sekitar pukul 19.30 WIB. Dengan mengikuti acara
arak-arakan dari rumah pemuka adat yang diawali dengan do’a pembuka.
Setelah selesai pembacaan do’a pembuka, dilanjutkan dengan memainkan lagu
Muhammad ya rosul anbiyak sebagai tanda dimulainya upacara arak-arakan
keliling desa. Kesenian rodat juga melakukan pemetasan disetiap perempatan
jalan dengan mempertujukan gerakan silat yang selaras dengan iringan
musiknya. Setelah acara arak-arakan selesai sekitar pukul 22.30 WIB, kesenian
Rodat istirahat sejenak dan kemudian akan dilanjutkan acara do’a bersama.
Kesenian rodat melakukan pementasan di pelataran panggung yang
telah disediakan oleh panitia. Kesenian ini tidak melakukan pementasan di atas
panggung melainkan di pelataran panggung, itu dikarenakan kesenian memiliki
jumlah pemain yang cukup banyak. Dengan jumlah pemain musik sekitar 8-10
orang dan jumlah penari sekitar 16-20 orang dikhawatirkan panggung melebihi
kapasitas. Untuk mengantisipasi panggung melebihi kapasitas maka panari
melakukan gerakan di pelataran panggung dan pemusik memainkan musiknya
di atas panggung. Kesenian Rodat menampilkan beberapa buah lagu yang
bertujuan untuk memberikan hiburan dan menghidupkan suasana di sekitar
tempat merti desa. Respon para penontonpun bemacam-macam, ada yang
apresiatif dengan pertunjukan kesenianan rodat ada juga yang biasa-biasa saja.
Tetapi dari mayoritas penonton banyak yang apresiatif, itu dibuktikan dengan
antusias penonton mengikuti kesenian ini dari awal pertunjukan hingga akhir
pertunjukan
a. Bentuk Penyajian
Menurut R biasanya pelaksanaanya ya cukup dengan latihan dulu
sebelum pertunjukan setelah dirasa sudah kompak, sudah memadai baru
tampil, di dalam kesenian ini selain syair ada juga tarian dan kadang juga
atraksi yang dilakukan oleh warga yang telah terlatih, baru setelah
pertunjukan selesai di lanjutkan dengan makan dan doa bersama,
sedangkan menurut A Sebelunya di awali dulu dengan doa dilanjutkan
dengan permainan yang setiap pergantian dari gerakan atau lagu ditandai
denngan bunyi peluit yang dibunyikan oleh pemimpin dan di akhir
pertunjukan dilanjutkan dengan beberapa atraksi yang dilakukan oleh
orang yang telah terlatih.
Kesenian tradisisonal Rodat adalah kesenian yang sangat
sederhana sekali, hal ini dapat dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, dan
instrumen pengiringnya. Adapun perlengkapan kesenian tradisional Rodat
meliputi:
1) Urutan Penyajian
Bentuk pertunjukan kesenian Rodat dipentaskan dalam
acara tanggapan dan perlombaan. Bagian-bagian tersebut
meliputi:
a) Pembukaan
Pembukaan di dalam kesenian Rodat biasanya
dilakukan oleh salah seoarang anggota grup kesenian
Rodat ( khususnya oleh ketua kesenian ini) dengan diawali
membaca salam atau bacaan Basmalah. Setelah acara
pembukaan selesai dibacakan, kemudian dilanjutkan
dengan lagu pembuka. Lagu pembuka yang biasa
dimainkan atau bahkan wajib dimainkan untuk pembukaan
pada setiap pementasan kesenian Rodat adalah
memainkan lagu yang diberi nama atau judul
Assalamualla Nabi atau ya rosul anbiyak. Setelah lagu
Assalamualla Nabi selesai dinyanyikan barulah memasuki
lagu berikutnya, dengan membawakan lagu Assalamualla
Nabi secara tidak langsung para pelaku kesenian ini telah
membuka acara dengan mengucap salam kepada Nabi
Muhammad.
b) Bagian Inti
Bagian inti yang dimaksud disini adalah bagian dari
pertunjukan kesenian Rodat yang dimainkan setelah bagian
pembukaan selesai dipentaskan.
Lagu yang dibawakan adalah lagu Baru Datang, lagu
ini wajib dibawakan pada bagian inti pertunjukan kesenian
Rodat pada setiap acara. Setelah lagu selesai dimainkan,
dilanjutkan dengan intrumentalia berupa permainan Terbang
yang dimaikan bersahut-sahutan dan diperkuat dengan
ketukan dari Jidor. Fungsi dari intrumentalia ini adalah
sebagai musik pengiring ketika santri sedang malakukan
gerakan silat. Selain sebagai pengiring, intrumental ini
berfungsi sebagai jembatan pergantian lagu.Selain lagu Baru
datang, masih ada sekitar 30 lagu yang biasa dimainkan
pada bagian ini. Lirik dari keseluruhan lagu tersebut sarat
akan pesan moral yang terbungkus dalam nuansa religi.
Adapun lagu yang dinyanyikan dalam kesenian rodat
adalah sebagai berikut:
MARS KUNTULAN DESA SIDOMUKTI
Muhammad ya rosul ambiyak
Ya robii solli „ala Muhammad ya maula, ya maula 3x
AnNabi Muhammad ya maula, ya maula ya rosul ambiyak
ya maula
[ merunduk bergoyang, 2 kalangan baris tangan menyilang
ke atas]
Assola tu „ala Nabi 2x, wasola maula rosul 2x, assafi‟il
abtaqi 2x, ya Muhammad „arrobi 2x
[kalangan merunduk kipas maju tangan bertengadah goyang
kanan kiri sampai selesai]
Noni-noni ambil payung megang topi
Ambilnya sikap buka baju di atas meja
Noni baru jalan ambil kertas sama mangsi ditulis di atas
meja, jangan bilang marah ini kuntulan
[jadi 2 barisan berputar sampai selesai]
Kepada hormat tabik saudara kamu 2x
Semua orang yang datang mari sini 2x
Kalau ada dalam mohon kita terima 2x
Karena saya ini main berjalan 2x
[jadi dua barisan sampai lagu selesai]
Hormat saya pada saudara kami
Ini kuntulan, kuntulan main di sini
Kalau lihat jangan sampai bilang saru
Ini kuntulan, kuntulan lagi baru
[ jadi dua barisan satu jongkok satu jalan sampai selesai]
Tabik orang ini semua 2x
Saya ini datang sini saya ini main di sini
Main apa, main kuntulan 2x.
Kalau suka boleh lihat, tidak suka boleh kembali
[jadi dua barisan berhadapan satu jongkok satu berdiri
bergantian sampai selesai]
Nabi kita, Nabi Muhammad 2x
Jangan takut saya sudah tahu ayuha ya Muhammad, lama-
lama saya selama 2x
Jangan takut saya sudah tahu ayuha ya Muhammad.
[kalangan merunduk, tangan menyamping maju,jalan
menyamping sampai selesai]
Batu hitam pasir batu rai 2x
Kapal mau layar di lautan negeri 2x
Muhammad abdullah sultonan negeri 2x
Gusti Allah kang moho suci 2x
[kalangan, jadi dua bundaran terus jadi satu lagi]
Tanjung katon itu di tengah laut airnya biru boleh lihat
semua orang.
Semua orang jangan melawan buah pisang, berapa banyak.
Orang hidup dalam rumah
[jadi dua barisan berhadap-hadapan tangan di atas menyilang
sampai selesai]
Pun ampun semua orang yang duduk di dalam sini 2x
Ini waktu jaman sekarang, ini tahun sudah tua 2x
Jangan suka bikin menipu kepada orang bersama-sama2x
[ kalangan, terus duduk terus berdiri, berputar sampai
selesai]
Nyuwun ampun 2x
Ini saya marilah duduk, lah sudah, lah terima
Ini saya marilah duduk, yang kita terima hormatnya
Tuhan semua kuntul 2x
Jangan terkena dosa 2x
[kalangan terus duduk terus berdiri sampai selesai]
Lekas main 2x
Suruh tadi malam main 2x
Lihat aku ada dadi 2x
Ada dadi dalam main 2x
[kalangan tangan di depan muka, tangan kanan di atas
tangan kiri]
Prit prit berpakai payung noni payung kain bakalnya sutra,
Boleh tabik namanya cium boleh tabik ya nyonya dari
Semarang 2x
[kalangan berputar tangan kanan di bahu depanya]
Orang Islam-orang Islam, orang Islam 3x
Ngaji qur‟an ya Allah orang Islam ngudi qur‟an 2x
Sungguh-sungguh orang muslim 2x
Orang muslim menyembah tuhan.
Ya Allah orang muslim menyembah tuhan.
[jadi dua barisan berhadap-hadapan masuk barisan keluar
barisan 2x]
Ya man ya rohman ridhoni ya maula, mang rihdhoni la
yasma‟u hudal khusain likuliya ya maula, likulya la yasma‟u
2x
[jadi dua barisan berhadap-hadapan tangan menyilang ke
atas]
Ya illaihi mintalah ampun badan satu susah sekali,
Akulah akan bekerja, saya ini dak tau kerja,
Harom sungguh jangan dimakan, saya ini dak mau makan
[kalangan keluar masuk terus jadi dua kalangan selesai]
Encik satu berkeduar lain 2x
Sama buka berlari-lari 2x
Anak-anak janganlah marah 2x
Duduk sini ya Allah main kuntulan 2x
[jadi dua barisan merundujk maju mundur selesai]
Diem-diem dalam main semua kuntul, jangan bicara,
Sebab ini menerima rahmatnya tuhan semua kuntulan habis
bicara 2x
[kalangan berjongkok maju mundur selesai]
Wan kawan, kawan mari sembahyang 2x
Mari sembahyang menuju menyembah tuhan 2x
Negara kita sudah merdeka 2x
Sang merah putih lambang negara 2x
Pabcasila dasar negara 2x
Mari bersatu semua bangsa 2x
Adil makmur gemah ripah 2x
Rakyatnya sukur pembangunan bisa bertambah 2x
[jadi dua barisan terus berjalan menyamping]
Jangan masuk 2x
Di dalam rumah, karena apa yang tidak boleh masuk 2x
Sebab ini 2x
Belum promosi 2x
Lain hari ini masuk sendiri 2x
[kalangan tangan melikuk selesai]
Saya main di sini sekarang tidak mau lihat.
Lihat saya main kuntulan saya senang sekali sekarang dia
mau lihat
lihat apa ini kuntulan.
[kalangan, berjongkok, tangan kanan meliuk]
Allah Allahu anAllah, tiada tuhan selain Allah.
Ya roobi ya rosulAllah kanjeng Nabi utusane Allah.
Encik-encik mari sini tinggal dulu saya tanya.
Jangan malu mari sini tinggal dulu saya tanya orang 2x.
Tidak ngaji sebab orang akan tua, akan bodoh, akal kurang,
kecil ati, ati goyang.
[kalangan, tangan mengadah, terus jalan menyamping]
Ini kuntulan, kuntulan Sidomukti, trimakasih saya main di
sini 2x
Kembali pulang di rumah kami/pulang ke Sidomukti
[kalangan satu arah balik belakang ke depan]
Pergilah pergi ke sumatra 2x
Cari rejeki untuk keluarga 2x
Proklamasi 45 2x
Demokrasi pancasila 2x
Pancasila dasar negara 2x
Negara kita sudah merdeka 2x
Mari bersatu semua bangsa, adil makmur, gemah ripah,
rakyatnya makmur pembangunanya tambah.
[kalangan menghadap satu arah tangan meliuk]
Ini malam/siang anak-anak main di sini, main apa main
kuntulan. Lihat mau lihat kalaulah lihat, kalau tidak suka
boleh kembali, sekarang sudah laku.
[kalangan, tangan kanan, di atas tangn kiri, kaki kanan
diangkat berputar ke belakang selesai]
Buat main jikalau main disini. boleh tabik dengan saya suka
hati, saya inilah orang muda lagi main, boleh tabik orang
muda main di sini 2x
[kalangan, tangan kanan meliuk maju kekanan selesai]
Marhaban ya nurul „aini 2x
Marhaban ya jadal husaini 2x
Marhaban ahlan wasahlan 2x
Marhaban ya khoiru rodain 2x
[jadi dua barisan maju mundur jalan menyamping selesai]
Allahumma solli wassalim „ala sayyidina wamaulana
Muhammadin, Nabiyuna Muhammadin khoirun „ala
Muhammadin syafi‟una yaumayikha.
[kalangan, berjalan menyamping selesai]
Mari kawan, mari berjuang 2x
semua kawan main di sini 2x
mari kawan mari bersatu 2x
[kalangan merunduk, berdiri menyamping selesai]
Ayo kawan, masuk kuntulan, mari kawan jangan
ketinggalan, kuntulan ini bisa menghibur orang, asal susah
bisa jadi senang, lihat saja pemainya seragam, baju putih,
celana putih serembang hitam 2x bagi kita lihat saja gayanya
seragam.
[jadi dua barisan untuk selesai pertunjukan seselai]
Kelip-kelip lampu di kapal 2x
Ditengah kapal ada orangnya 2x
Ikan cucut mandi di laut 2x
Keterak ombak bergoyang buntut 2x
Andeng-andeng di atas mulut 2x
Siapa yang mandang pasti kepincut 2x
Minta jarum dikasih jarum 2x
Dikasih jarum mana benangnya 2x
Minta cium dikasih cium 2x
Dikasih cium mana uangnya 2x
Baru kuning berwarna kuning 2x
Saya ini bermain-main 2x
Ambil cangkir jangan diuntir 2x
Kalau diuntir rusak manggarnya 2x
Kuku-kupu memakan jambu 2x
Saya tembak kena dadanya 2x
Surabaya berupa-rupa 2x
Anak dari mana turun di sini 2x
Dulu lupa sekarang lupa 2x
Lupa sebentar waktunya tidur 2x
Jangan suka menumpang tidur 2x
Kalau bunting sama yang ngaku 2x
Dulu paku sekarang papan 2x
Dulu punya aku sekarang bukan 2x
Baru kuning berwarna kuning 2x
Saya ini bermain suling 2x
[jadi dua barisan, jadi dua bundaran, jadi satu bundaran terus
jalan menyimpang]
Akan tetapi lagu yang dinyanyikan tidak harus
keseluruhan dan urut sesuai dengan urutan lagu di atas.
c) Bagian Penutup
Setiap acara pertujukan jika ada bagian
pembukaan pastilah ada bagian penutupan, begitu pula
kesenian Rodat. Lagu yang di bawakan pada penutupan
adalah lagu Habis Main. Lagu ini merupkan satu-satunya
dan telah menjadi tradisi sebagai lagu penutupan yang
wajib dimainkan oleh kesenian Rodat. Lagu ini wajib
dimainkan pada setiap penutupan pentas, baik pentas resmi
maupun latihan saja. Di samping itu di dalam lagu
tersebut makna ucapan perpisahan karena telah melakukan
pentas di tempat ini.
Menurut ES dalam permainan kesenian rodat juga diselingi
dengan atraksi-atraksi dari warga yang telah terlatih biasanya di
tengah permainan atau di ahir setelah permainan selesai. Menurut Ep
rodat juga memberikan pertunjukan atraksi yang sangat
mendebarkan.
Contohnya orang dilindas sepeda motor dengan tidur di atas
paku yang telah dipersiapkan kemudian dia ditutup dengan papan,
dan lain sebagainya, juga diselingi dengan silat di tengah-tengah
tarian dan dilakukan oleh para pemain secara bergantian.
Setelah acara selesai, barulah pembacaan do‟a yang dipimpin
oleh ketua kelompok kesenian Rodat. Do‟a ini dimaksudkan untuk
mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah dan
perlindungan Nya selama pertunjukan berlangsung.
b. Pemain Musik
Menurut R alat musik yang digunakan dalam permainan
kesenian rodat selain terbang (jidor) juga menggunakan marcing
band, meskipun belum lengkap akan tetapi dapat menambah
kesemarakan musik yang mengiringi pertunjukan, marcing band
biasanya digunakan pada awal saat pertunjukan kesenian rodat ini
akan dimulai, lebih tepatnya saat para pemain akan memasuki
lapangan atau area yang telah disediakan.
Menurut A selain menggunakan terbang atau jidor kesenian
ini juga menggunakan drumband sebagai pengiring kedatangan
kelompok kesenian rodat ke area yang telah disiapkan. Begitu juga
menurut PR dan ES drum band juga digunakan dalam iring-iringan
permainan kesenian rodat.
Pemain musik dalam kelompok kesenian Rodat adalah
orang yang memainkan alat musik dan sekaligus menyanyikan lagu-
lagu secara bersama-sama, dan untuk mengiringi penampilan gerak
santri. Jumlah pemain musik pada kelompok keseniann Rodat terdiri
dari 6-10 pemain yang bertugas memainkan alat-alat musik sesuai
dengan perannya. Pemain musik kesenian Rodat, dalam memainkan
alat musiknya diberikan kebebasan untuk berimprovisasi sesuai
dengan kemampuan mereka. Hal tersebut karena dalam penyajian
kesenian Rodat tidak pernah menggunakan aturan musik. Dalam
setiap pementasan kelompok Kesenian Rodat, para pemain musik
bermain dengan bagus dan penuh dengan kekompakan.
c. Penyanyi
Penyanyi dalam kesenian Rodat yaitu orang yang sekaligus
memainkan alat musik, juga dibantu oleh pemain yang bertugas
sebagai instruktur, jadi mengiringi sekaligus bernyanyi lagu yang
dibawakan secara bersama-sama, tetapi ada salah satu pemain yang
tidak memainkan alat musik dan khusus untuk memimpin rekan-
rekannya dalam menyanyikan lagu-lagu yang akan dinyanyikan.
Penari/ santri dalam kelompok kesenian Rodat bertugas untuk
menarikan gerakan-gerakan yang telah dilatih dengan lincah dan
kompak, sehingga dapat menarik minat dari penonton pada saat
pertunjukan kesenian Rodat sedang berlangsung. Selain itu juga
bertugas sebagai penari Seorang santri / penari memegang peranan
penting dalam penyajian kesenian Rodat Santri juga ikut
menyanyikan tiap-tiap lagu.
Jumlah dan peranan anggota kelompok kesenian Rodat pada
saat pementasan tergantung pada jenis pementasannya. Pada saat
kelompok kesenian Rodat ini dipentaskan dalam acara-acara
tanggapan atau disewa, kelompok ini hanya membutuhkan sedikit
anggota, yaitu pemain musik dan penyanyi, yang terdiri dari 6-10
pemain musik dan 2-4 penyanyi, 8-10 santri/ penari Hal tersebut
karena melihat kondisi tempat atau panggung yang dipakai dalam
pementasannya. Sedangkan pada saat kelompok kesenian Rodat ini
dipentaskan dalam acara-acara arak-arakan atau di tempat yang luas
seperti lapangan, kelompok ini akan membutuhkan anggota yang
lebih banyak, yaitu pemain musik, penari, yang terdiri dari 8-10
pemain musik, 2-4 penyanyi dan 10-20 penari/santri.
Kelompok kesenian Rodat biasanya melakukan latihan rutin
sebelum pementasan. Latian biasanya dilakukan di halaman rumah
pimpinan rodat, yang rumahnya sekaligus dijadikan base camp
kelompok kesenian Rodat atau didepan rumah warga yang memiliki
halaman luas. Namun jika kelompok ini akan dipentaskan dalam
acara arak-arakan, biasanya latihan dilakukan dengan cara jalan
berkeliling di sekitar desa. Latihan biasanya dilakukan pada malam
hari, karena sebagian besar para pemain rodat bekerja pada siang hari
sehingga biyasanya latihan dilakukan pada malam hari. Banyaknya
latihan yang dilakukan tergantung dengan kemajuan penggarapan
tarian yang dlakukan oleh santri/penari, jika dalam satu atau dua kali
latihan dapat menyelesaikan beberapa gerakan dengan baik, maka
latihan hanya dilakukan beberapa kali saja, dan latihan lebih
difokuskan untuk kekompakan atau keselarasan gerakan tarian
dengan iringan musik pada saat pentas.
d. Tata panggung
Suatu pementasan atau pertunjukan, apapun bentuknya
selalu memerlukan tempat yang gunanya untuk menyelenggarakan
pertunjukan. Kita dapat mengenal bentuk pertunjukan di lapangan
terbuka, pendopo, dan panggung. Tempat yang dibutuhkan adalah
tempat yang cukup luas untuk menampung sekitar dua puluh sampai
tiga puluh orang. Syarat ini diperlukan karena permainan kesenian
tradisional Rodat membutuhkan tempat yang memudahkan para
pemaian baik pemain musik atau penari untuk bebas memainkan
instrumen dan gerakannya. Karena kesederhanaanya, kesenian Rodat
tidak memerlukan sound system yang lengkap biasanya hanya
memerlukan pengeras suara yang digunakan untuk menyanyikan
syair lagu, karena suara yang ditimbulkan dari alat musik Terbang
dan Jidor ( Bedhug ) sudah terdengar keras.
Selain dipentaskan di tempat terbuka, kesenian ini juga
mementaskan di jalan-jalan sekitar tempat pertunjukan berlangsung.
Karena tempat pementasan yang sangat sederhana, biasanya
penonton berbaur disekitar tempat pertunjukan. Jika kesenian ini
tampil malam hari maka penonton mengikuti arak-arakan kesenian
ini sambil membawa alat penerangan berupa obor.
e. Tata rias
Dalam kesenian Rodat para pelaku keseniannya tidak merias
wajahnya, atau dengan kata lain kesenian ini tidak menonjolkan
tampilan wajah dari tiap personilnya, jika ada riasan itupun sebatas
hanya sebagai penghilang kotoran diwajah saja. Kesenian pada
gerakan saja bukan pada tampilan tiap personilnya. Kesenain tidak
dipentaskan di atas panggung, sehingga fungsi make up tidak begitu
berfungsi dalam kesenian ini. Hal ini juga disesuaikan dengan
keadaan dan situasi serta mempertimbangkan waktu pementasan juga
ini hanya menonjolkan pakaian saja sebagai pelengkap pertunjukan.
Kostum atau pakaian yang biasa digunakan pada acara pentas
kesenian Rodat adalah sebagai berikut: Untuk atasan atau baju,
biasanya menggunakan baju putih lengan pendek untuk pemain dan
baju putih lengan panjang untuk pemain yang bertugas sebagai
instruktur dengan dihias sedemikian rupa menggunanakan serembang
hitam dan topi dengan model seperti topi polisi berwarna putih
dengan perpaduan warna hitam sebagai penutup kepala dengan
lambang burung garuda di depanya, serta kaos tangan berwana putih,
tidak lupa juga para pemain menggunakan kaca mata berwarna hitam
dan kipas sebagai perlengkapan pelaksanaan kesenian rodat, juga
peluit bagi instruktur sebagai penanda pergantian gerakan.
Untuk bawahan atau celana, biasanya menggunakan celana
putih pendek dengan pelet merah dan celana putih panjang untuk
pemain yang bertugas sebagai instruktur, menggunakan sepatu warna
putih dan kaos kaki sepak bola berwarna merah untuk penari (pemain
silat). Sedangkan untuk pemain musik menggunakan baju atasan
berupa kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam juga
peci hitam sebagai penutup kepala.
Tata suara atau sound system dipakai jika pementasan
pertunjukan kesenian Rodat dilakukan di atas panggung atau di
pelataran dan tidak berjalan keliling seperti saat pentas dalam arak-
arakan dan karnafal. Sound system yang dibutuhkan hanyalah
pengeras suara untuk penyanyi saja. Dan itupun sudah disediakan
oleh pihak yang mengundang kesenian Rodat dalam acara tersebut.
Sehingga dalam pertunjukannya kesenian Rodat tidak begitu
memerlukan sound system.
Untuk penerangan di dalam pertunjukan kesenian Rodat
disesuaikan dengan waktu pementasannya siang atau malam hari.
Jika kesenian ini tampil pada siang hari maka tidak ada penerangan
atau pencahayaan sama sekali dalam pementasannya. Sebalaiknya
jika kesenian tampil pada malam hari maka penerangan atau
pencahayaannya memerlukan lampu dan mempergunkan obor pada
saat arak-arakan, Sehingga kesederhanaan dari kesenian ini tetap
terjaga, serta tidak menghilangkan unsur tradisional dari kesenian
Rodat yang ada di Desa Sidomukti. Terkadang, juga menggunakan
tratak tetapi sudah disediakan oleh penanggap atau yang punya
hajatan.
f. Formasi
Kesenian Rodat dalam acara hajatan atau pementasan
membutuhkan anggota antara lain pemain musik 5-10 pemain musik,
8-20 santri/ penari. Bentuk formasi dalam pementasan biasanya tetap
dan tidak berubah-ubah, kecuali jika santri sedang melakukan
gerakan silat maka secara tidak langsung formasi akan berubah
mengikuti alur gerakan silat yang dimainkan. Sedangkan formasi
untuk pemain musik cenderung tetap melakukan perubahan apapun.
Penonton tidak semuanya ikut larut dalam pertunjukan
kesenian Rodat, ada yang aktif dan juga ada yang pasif. Hal tersebut
terlihat saat pertunjukan ada penonton yang aktif yaitu penonton larut
dalam pertunjukan misalnya ikut tepuk tangan, ikut berjoget saat
musik dimainkan. Dan ada juga yang pasif yaitu saat pertunjukan
hanya diam untuk menonton, jadi terlihat kurang menikmati. Namun
sebagian besar penonton sangat apresiatif dan aktif dalam melihat
pertunjukan kesenian rodat yang ada di Desa Sidomukti.
Jidor ( Bedhug ) merupakan alat musik berbentuk silinder
yang ujung dan pangkalnya ditutupi oleh kulit kambing, bedhug
yang dipergunakan dalam kesenian Rodat yaitu bedhug yang
dibuat dengan dua head atau dua kepala yang luasnya sama
dengan salah satu dilapisi oleh kulit, berbeda dengan bedhug yang
dipergunakan sebagai penunjuk waktu sholat yang terdapat di
masjid-masjid yang lazimnya mempergunakan dua head atau dua
kepala yang dilapisi oleh kulit. Kayu yang dipakai untuk membuat
Jidor ( Bedhug ) ini adalah kayu midhik ( meh ). Kayu midhik ini
disamping kayunya tidak terlalu kasar atau keras juga
menghasilkan suara yang keras dan empuk. Sedangkan kulit yang
dipakai adalah kulit kambing , kulit kambing selain kulitnya tidak
terlalu tebal dan tidak terlalu tipis ( sedang ), juga menghasilkan
suara yang bagus dan mudah untuk mendapatkannya. Alat musik
Jidor (Bedhug ) ini termasuk keluarga dari Membranophone yaitu
alat musik yang sumber suaranya terbuat adalah selaput tipis
membran, membran tersebut dapat berupa mika (Plastik) atau kulit
dari binatang seperti sapi atau kambing.
Terbang merupakan alat musik tradisional berupa kendang
satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan kemampuan
genggam tangan, alat musik ini termasuk keluarga frame drum
sejenis tambourine, baik dengan kericikan atau tanpa kericikan Alat
musik ini masuk dalam keluarga Membranophone, dikarenakan alat
musik ini mempergunakan kulit binatang sebagai sumber bunyinya.
Terbang terbuat dari kayu berbentuk bulat menyerupai
tambourine dengan ukuran panjang sekitar 10 cm serta berdiameter
sekitar 20 cm. kayu yang digunakan untuk memebuat Terbang
biasanya kayu mahoni atau kayu nangka dikarenakan kayu ini
mempunyai struktur yang lumayan keras,halus, kayu ini
menghasilkan suara yang merdu dan keras. Untuk kulit yang
digunakan untuk bagian head atau kepalanya biasanya
mempergunakan kulit kambing atau domba, selain kulitnya tidak
terlalu tebal dan tidak terlalu tipis ( sedang ), juga menghasilkan
suara yang bagus serta mudah mendapatkannya. Pada sisi luarnya
terdapat enam buah lempengan logam kecil yang terbagi pada ketiga
sisinya yang biasanya terbuat dari besi atau kuningan, sedangka
fungsi dari logam yang terdapat pada bagian sisi terbang adalah
untuk memperindah irama dalam musik. Alat musik ini dibunyikan
dengan cara memukulkan telapak tangan atau bagian ujung jari ke
permukaan kulit binatang yang terdapat pada bagian head atau
bagian kepala Terbang.
Adapun fungsi dari alat musik Terbang pada kesenian Rodat
adalah sebagai pununtun lagu atau penuntun irama, terbang juga
berfungsi sebagai iringan inti yang berupa perpaduan pola ritmis
yang dimainkan dengan gaya bersahut-sahutan, biasanya pola ritmis
tersebut digunakan bila dalam iringan musiknya terdapat lebih dari
satu jumlah Terbangnya, di dalam iringan musik pada kesenian
Rodat ini biasanya mempergunakan empat buah terbang atau bahkan
lebih, dengan jumlah Terbang yang banyak maka iringan musik yang
dihasilkan akan terdengar lebih ramai dan terkesan rancak.
Pada acara khitanan ataupun pernikahan khususnya
masyarakat di desa Sidomukti sering menampilkan kesenian Rodat
sebagai salah satu hiburan atau sebagai pengiring arak-arakan. Lagu-
lagu yang dibawakan pada acara Khitanan dan pernikahan sama saja
dengan lagu-lagu yang biasanya dimainkan.
Pada penyambutan tamu-tamu penting, lagu yang dimainkan
biasanya juga sama dengan acara-acara lain. Kesenian ini merupakan
kesenian tertua di Desa Sidomukti, oleh karena itu kesenian ini
menjadi salah satu kesenian yang wajib ditampilkan ketika ada tamu-
tamu penting, disamping memperkenalkan keragaman kesenian
yang ada di Desa Sidomukti, kesenian ini juga sebagai media
promosi pariwisata yang ada di wilayah Sidomukti khusunya dan
yang ada di wilayah Kabupaten Semarang pada umunya.
Dapat dikatakan bahwa masyarakat desa masih butuh
hiburan. Begitu pula pada acara peringatan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada acara Tujuh Belasan di
Desa Sidomukti selalu dimerihkan oleh kesenian Rodat yang
bertempat di Lapangan dekat dengan area objek. Kesenian ini juga
melakukan arak-arakan dari Balai Desa menuju ke Lapangan tempat
Pementasan acara Tujuh Belasan.
Pada acara ini kesenian rodat bertindak sebagai pengiring
arak-arakan ritual Sedekah Bumi, tempat pelaksanaanya yaitu di
jalan-jalan yang mengelilingi desa Sidomukti.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pemahaman Masyarakat tentang Konsep Kesenian Rodat di Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Rodat merupakan salah satu bentuk kesenian yang hingga saat ini
masih dilestarikan oleh masyarakat desa Sidomukti kecamatan Bandungan
kabupaten Semarang, pada hakikatnya pelaksanaan kesenian rodat adalah
semata-mata melestarikan kesenian yang saat ini telah jarang dilakukan oleh
masyarakat jawa, juga sebagai media dakwah bagi masyarakat desa
Sidomukti karna dirasa lebih efektif dan menarik perhatian warga. Dalam
pelaksanaan kesenian rodat berdampak positif bagi kehidupan masyarakat,
sehingga kesenian ini masih dilestarikan hingga saat ini, meskipun awalnya
sempat berhenti namun dengan kesepakatan bersama kesenian ini kembali
diadakan.
Rodat adalah sebuah kesenian yang dilakukan masyrakat desa
Sidomukti oleh 10-20 orang sebagai pengiring atau penyemarak acara-acara
yang diselenggarakan oleh warga, seperti acara merti desa, 17 agustusan,
hajatan atau sebagai tontonan yang digemari warga dalam acara pertunjukan
biasa. Dalam kesenian rodat terdapat sair atau lagu-lagu yang menuntun dan
mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
Dalam kesenian rodat ini terdapat syair-syair lagu yang bernuansa
Islami, yang mengajak kepada masyarakat untuk selalu mengingat serta
mendekatkan diri semata-mata hanya kepada Allah SWT.
Kesenian rodat adalah kesenian yang dijadikan salah satu cara
mengajak masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah juga sebagai
media agar masyarakat lebih tertarik terhadap kesenian rodat ketimbang
dengan kesenian reyog yang menurut para warga kurang mendidik dalam hal
keagamaan. Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai Islam yang dituangkan dengan syair-syair yang disertai
dengan atraksi yang mendebarkan, rodat juga berfungsi sebagai wadah bagi
para pemuda dan masyarakat agar dapat menyalurkan bakat dan minatnya
sehingga membawa dampak yang positif bagi mereka.
Dengan diadakanya kesenian ini juga meningkatkan kebersamaan dan
kesatuan antar masyarakat
B. Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Kesenian Rodat di
Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Kesenian Rodat
di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang meliputi:
1. Nilai Aqidah
Menanamkan keyakinan bahwa yang memberikan rezeki dan telah menjaga
keselamatan desa adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam acara
kesenian Rodat di Desa Sidomukti. Dan masyarakat percaya bahwa
hanya Allahlah satu-satunya tempat untuk memohon perlindungan dan
pertolongan. Masyarakat meyakini bahwa kesenian Rodat merupakan
suatu bentuk keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan atas
desanya adalah Allah SWT., hal ini dapat terlihat dari beberapa syair
lagu yang dilantunkan saat pertunjukan, diantaranya:
“Orang Islam-orang Islam, orang Islam, ngaji qur‟an ya Allah orang Islam
ngudi qur‟an, sungguh-sungguh orang muslim, orang muslim
menyembah tuhan, ya Allah orang muslim menyembah tuhan.”
“Allah Allahu an Allah, tiada tuhan selain Allah, ya roobi ya rosulAllah
kanjeng Nabi utusane Allah.”
2. Nilai Ibadah
Meningkatkan kualitas beribadah masyarakat, Dalam pelaksanaan kesenian
Rodat di Desa Sidomukti terdapat ritual berdoa bersama, serta lagu-lagu
yang digunakan adalah lagu yang bernuansa Islami lagu-lagu dzikir
mengingat Allah, dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw,
sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti :
n“Muhammad ya rosul ambiyak, ya robii solli „ala Muhammad ya maula,
ya maula , an Nabi Muhammad ya maula, ya maula ya rosul ambiyak ya
maula.”
“As sola tu „ala Nabi, wasola maula rosul, assafi‟il abtaqi , ya Muhammad ar
roobi.”
“Orang Islam-orang Islam, orang Islam, ngaji qur‟an ya Allah orang Islam
ngudi qur‟an”
“Allahumma solli wassalim „ala sayyidina wamaulana Muhammadin,
Nabiyuna Muhammadin khoirun „ala Muhammadin syafi‟una
yaumayikha.”
“Tidak ngaji sebab orang akan tua, akan bodoh, akal kurang, kecil ati, ati
goyang.”
3. Nilai syukur
Dengan mengadakan pementasan kesenian rodat menjadi salah
satu bentuk ungkapan rasa syukur keselamatan desa yang telah diberikan
rizki yang melimpah, tanaman yang subur, serta atas karunia keamanan
serta kesehatan masyarakat desa Sidomukti.
“Wan kawan, kawan mari sembahyang, mari sembahyang menuju
menyembah tuhan, negara kita sudah merdeka, sang merah putih
lambang negara, pancasila dasar negara, mari bersatu semua bangsa, adil
makmur gemah ripah, rakyatnya sukur pembangunan bisa bertambah”
4. Nilai Gotong Royong/Kerjasama
Mengembangkan kesadaran masyarakat untuk bergotong royong
dan kerjasama karena dalam kesenian ini melibatkan masyarakat luas
yang tentumya saling membutuhkan satu sama lain, dalam pelaksanaan
kesenian Rodat ini dapat ditemukan dalam mempersiapkan pelaksanaan
kesenian rodat dilihat dari antusiasme warga yang secara sukarela
bergotong royong membersihkan dan mempersiapkan tempat
penyelenggaraan kesenian serta keperluan yang dibutuhkan, juga dalam
hal pembiayaan sarana dan prasarana keperluan kesenian seperti sragam,
terbang, penyewaan tratak dan perlengkapan lainya. yang dilakukan
bersama-sama warga masyarakat Desa Sidomukti dan sekitarnya. Begitu
pula setelah pelaksanaan kesenian ini selesai warga secara bersamaan
membersihkan kembali tempat yang digunakan. Mereka membantu
secara suka rela, sehingga merasa puas, dan gotong royong yang menjadi
ciri khas warga masyarakat dapat dilestarikan atau dipertahankan.
5. Nilai Persatuan dan Kesatuan
Memupuk rasa persatuan dan kesatuam antar warga, kesenian
Rodat yang diselenggarakan di Desa Sidomukti dapat berperan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan warga setempat. Persatuan dan
kesatuan warga masyarakat tersebut dapat dilihat dari minat warga yang
secara bersama-sama datang untuk menyaksikan kesenian rodat sehingga
warga yang biasanya kurang bersosialisasi dengan lingkungan dapat
berbaur ikutserta menyaksikan kesenian rodat dan antar warga dapat
menjadi lebih akrab dan lebih mengenal karena meskipun desa Sidomukti
terletak di daerah lereng gunung akan tetapi tidak semua warganya
berprofesi sebagai petani ada juga yang menjadi buruh pabrik, pedagang
dan lain-lain sehingga antar warga tidak dapat selalu berkumpul,
kesenian rodat ini dapat menjadi magnet untuk mengumpulkan dan
mempersatukan warga. Sebagai warga Desa Sidomukti yang menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur, mempunyai anggapan bahwa manusia tidak dapat
hidup sendirian, tetapi selalu tergantung kepada sesamanya. Oleh karena
itu tradisi Kesenian Rodat yang menyangkut kegiatan seluruh warga
ditujukan untuk kepentingan bersama.
6. Nilai Kearifan Lokal
Masyarakat senantiasa menjaga kesenian rodat yang telah di
tinggalkan oleh para leluhur terdahulu sehingga nilai-nilainya dapat tetap
terjaga dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sidomukti hingga
sekarang karena berdampak positif bagi masyarakat.
Dengan mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan saat
pelaksanaan pertunjukan kesenian rodat di desa Sidomukti tidak dapat
dipungkiri bahwa di dalam kesenian tradisional rodat juga terdapat nilai
negatif. Beberapa nilai negatif yang terdapat dalam kesenian tradisional rodat
di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang diantaranya
yaitu:
1. Adanya atraksi-atraksi yang berbahaya yang dilakukan di tengah-tengah
pertunjukan mengingat bahwa kesenian rodat merupakan kesenian umum
yang di lihat oleh semua kalangan baik kaya, miskin, tua, muda, dan juga
anak-anak sehingga sangat berpeluang besar bagi anak-anak untuk
meniru atraksi-atraksi yang dilihatnya dan dilakukan tanpa adanya
bimbingan juga tidak didampingi oleh ahlinya sehingga sangat berbahaya
jika dilakukan oleh anak-anak yang notabenya senang menirukan apa
yang mereka lihat.
2. Dalam syair-syair yang dinyanyikan juga ada beberapa bait lagu yang
menurut peneliti kurang mendidik, baik dari segi kata maupun dari segi
maknanya diantaranya yaitu:
“Minta jarum dikasih jarum, dikasih jarum mana benangnya, minta cium
dikasih cium, dikasih cium mana uangnya”
“Dulu lupa sekarang lupa, lupa sebentar waktunya tidur, jangan suka
menumpang tidur, kalau bunting sama yang ngaku, dulu paku sekarang
papan, dulu punya aku sekarang bukan”
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tentang Nilai-Nilai
Pendidikan Islam Pada Kesenian Tradisional Rodat dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian rodat di desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Kesenian Rodat merupakan salah satu bentuk warisan budaya
leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan
oleh masyarakat Desa Sidomukti. Pada kesenian tersebut merupakan
pengiring dari kegiatan yang selama ini berbarengan dengan acara merti
desa atau kegiatan social seperti khitanan atau acara 17an.
Rodat adalah kesenian yang di dalamnya terdapat tarian yang
diiringi lagu juga musik rebana yang di tengah-tengah pertunjukan
terdapat atraksi, dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan, memberi
ruang yang lebih psitif kepada pemuda untuk menyalurkan potensi, juga
sebagai media untuk dakwah. Dalam kesenian rodat terdapat syair atau
lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih
mendekatkan diri pada Allah SWT.
2. Nilai-nalai pendidikan Islam yang terdapat pada kesenian rodat di desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang antara lain :
a. Nilai aqidah, yaitu terwujudnya keimanan bagi masyarakat dengan
meyakini bahwa Allah SWT. merupakan satu-satunya dzat yang
memberikan keselamatan kepada manusia.
b. Nilai ibadah, yaitu meningkatkan ketakwaan dengan melakukan do‟a
bersama, dan shalawat kepada rosul serta mengingat Allah sebagai
wujud ibadah.
c. Nilai syukur yaitu Masyarakat yang senantiasa menambah rasa
syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT.
d. Nilai gotong royong, yaitu masyarakat secara bersama-sama saling
bantu membantu melestarian kesenian rodat.
e. Persatuan dan Kesatuan, yaitu adanya kebersamaan serta persatuan
masyarakat yang secara sadar dan bersama mengadakan,
mempersiapkan, serta melihat kesenian rodat yang sedang
diselenggarakan.
f. Nilai kearifan lokal yaitu masyarakat senantiasa menjaga kesenian
tradisional yang telah ditinggalkan oleh para leluhur terdahulu
sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan sehingga nilai-
nilainya dapat tetap terjaga dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa
Sidomukti.
B. naraS-saran
Diharapkan studi tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam
kesenian tradisional rodat ini, dapat disempurnakan dengan mengadakan
penelitian lebih lanjut dari pembahasan topik masalah. Sehingga akan dapat
ditemukan gambaran yang lebih lengkap dari kesenian tradisional rodat yang
berupa kesenian yang perlu dilestarikan.
Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan saran yang mungkin
dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
orang lain:
1. Masyarakat desa Sidomukti agar tetap menjaga, melestarikan
mempertahankan kesenian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga
nilai-nilai pendidikan Islam dapat terus dilestarikan dari generasi ke
generasi.
2. Perlunya para orang tua untuk mengawasi dan menemani anak-anak
mereka khususnya yang masih di bawah umur saat melihat pertunjukan
rodat sehingga dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak agar
tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dan berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
Aditya Media
Al Rasyidin, Samsul Nizar, Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis,
Teoritis dan Praktis, Ciputat Press, Jakarta, 2005.
Anshari,Endang Saifuddin. 1992. Kuliah Al-Islam Pendidikan Agma Islam di
Perguruan Tinggi, Jakarta : CV Rajawali
Danusuprapta. 2001. Pribumisasi Islam Melalui Seni Budaya Jawa. Yogyakarta:
Insan Persada
Daradjat, zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara
Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta
Depag RI. 2000. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI
Depag RI. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Depag RI
Djumransjah, Abdul Malik. 2007. Pendidikan Islam. Malang : UIN-Malang Press
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya
Hamid, Abdul. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia
Imam Suprayogo dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:
Trigenda karya
Muhyiddin, Abdul Mutholib. 1981. Sendi Islam. Medan: Fajar Islamiyah
Purwanto, Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Karya
Rosidi. 1995. Adat Tatacara Jawa. Jakarta: Sunurat
Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta:
Nimas Multima
Sidi Gazalba. 1988.Islam Dan Kesenian. Jakarta : Pustaka Al- Husna
Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara
Soemardjo.2000. Tradisi NU. Jakarta : Lp3es
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Gadjah Mada
University Press
Thoha, Cabib. 1996. HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widodo, Sembodo Ari. 2007. Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: PT Raja
Grafinda Persada
Zaini, Sjahminan. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam,
Jakarta: Kalam Mulia
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_tradisional diakses pada tanggal 7 November
2013 pukul 15:06 WIB.
http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada
tanggal 7 november 2013 pukul 14:47 WIB.
http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair-dan-
musik.html. diakses pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 11.36 WIB
PEDOMAN WAWANCARA
Kepada :
Nama :
Jenis kelamin :
Waktu pelaksanaan :
1. Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
2. Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
3. Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian
Rodat?
4. Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat?
5. Kapan diadakanya kesenian Rodat?
6. Apa yang Saudara pahami tentang kesenian Rodat?
7. Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
8. Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap
kegiatan tersebut?
9. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kesenian
rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
10. Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalm
kesenian rodat?
HASIL WAWANCARA
1. Kepada : Kepala Dusun
Nama : Eko Sutrisno
Jenis kelamin : laki-laki
Waktu pelaksanaan : 16 November 2014 Pukul 15.30 WIB
X : Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Sebenarnya telah ada sejak tahun 1970an tetapi baru di hidupkan
lagi pada tahun 2011 karna sebelumnya sempat tidak
dilaksanakan.
X : Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Tujuanya agar masyarakat juga menyukai kesenian yang berbau
islami tidak hanya reog. Khususnya para pemuda agar melakukan
hal-hal yang lebih positif
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian rodat?
Y : Biasanya perlengkapan yang dibutuhkan adalah sragam, grup
rebana, terbang
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y : Seluruh masyarakat tidak hanya pemainya saja, hususnya para
pemuda
X : Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y : Ya kalau ada acara-acara besar seperti merti desa, 17an,
mantenan, khitanan dll
X : Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y : rodat adalah salah satu kesenian yang menggabungkan antara
kesenian jawa dan islam, Rodat itu biasanya juga disebut kuntulan
rodat itu kesenian yang mengajarkan tentang ketuhanan,
persatuan, kkeindahan
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y : Pelaksanaan rodat itu biasanya di awali dengan doa shalawatan
dan di akhiri dengan doa bersama.
X : Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Dari segi lagu maknanya dakwah, segi tarian maknanya
keindahan juga kekompakan, kadang juga ada atraksi yang
bermakna keberanian
X : Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Ada banyak sekali nilai yang terkandung dalam kesenian rodat,
diantaranya nilai ketuhanan,syukur, gotong royong dan lain-lain
X : Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalm kesenian rodat?
Y : Pengaruhnya sangat positif warga jadi lebih kompak, sekarang
tidak hanya reog yang menjadi kesenian yang diminati masyarakat
tapi rodat juga dan mereka mulai lebih religius.
2. Kepada : Ketua kesenian rodat
Nama : Ruwan
Jenis kelamin : laki-laki
Waktu pelaksanaan : 17 November 2014 Pukul 16:10 WIB
X : Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Pada tahun 2011, dahulunya pernah ada sekitar tahun 1970an
tetapi kemudian baru di adakan lagi tahun 2011, karena
mengalami pasang surut ini disebabkan oleh minat dan kemauan
masyarakat untuk terus memainkan kesenian ini.
X : Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Untuk menambah kesenian yang ada di desa sidomukti dan ikut
serta melestarikannya
Untuk menampung anak-anak muda yang masih ingin melakukan
kesenian rodat ini
Untuk memberi kesadaran pada masyarakat bahwa bukan hanya
reog satu-satunya kesenian yang paling menarik, maklum seluruh
masyarakat Sidomukti menggemari kesenian reyog
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian rodat?
Y : Marcing band buat penanda awal masuknya, sragam dan juga di
dukung oleh anggota rebana yang katakanlah musik dan syairnya
yaitu maulud kejawen.
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y : Seluruh kalangan masyarakat baik Para pemuda dan seseepuh
juga pakar kesenian rodat itu sendiri
X : Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y : Wah kalau diakanya tergantung tanggapan tapi paling sering itu
kalau ada hari-hari besar sepert 17 agustusan, merti dusun,
hajatan-hajatan juga hari-hari lain tergantung tanggapan, jadi
kapanpun bisa memainkan kesenian ini
X : Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y : rodat merupakan kesenian yang telah lama ada rodat adalah
kesenian berupa tarian yang diiringi dengan shalawat dan lagu.
Rodat itu juga disebut kuntulan masyarakat Sidomukti sering
menyebutnya seperti itu, rodat itu seni tari keagamaan yang
didallamnya mengandung unsur dakwah, kekompakan kalo di
maksimalkan dalam kesenian rodat itu penuh dg keindahan dll
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y : Kalau biasanya pelaksanaanya ya cukup dengan latihan dulu
sebelum pertunjukan setelah dirasa sudah kompak, sudah memadai
baru tampil, di dalam kesenian ini selain syair ada juga tarian dan
kadang juga atraksi yang dilakukan oleh warga yang telah terlatih,
baru setelah pertunjukan selesai di lanjutkan dengan makan dan
doa bersama
X : Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Ya menari tapi didalamnya ada
Atraksi : ketrampilan serta kecepatan dalam bergerak
Tarian : kekompakan dan
Sair : falsafah untuk keislaman
X : Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Ya itu namanya seni islam pasti ada nilai ketuhanaan tapi
seluruh rangkaian kegiatan yang ada didalamnya nilainya positif
dan insyaallah bermanfaat bagi masyarakat
X : Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalm kesenian rodat?
Y : Semangat untuk mengadakan suatu kegiatan meskipun ada yg ke
seni lain tapi rodat menjadi magnet buat warga untuk melakukan
dan mengikuti berjalanya acara-acara yang diadakan.
3. Kepada : Kepala Desa
Nama : Rovik Asari
Jenis kelamin : laki-laki
Waktu pelaksanaan : 19 November 2014 Pukul 09:15 WIB
X : Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Kesenian kuntulan atau Rodat d i Sidomukti sebenarnya telah
berdiri sejak lama tapi baru di hidupkan lagi pada tahun 2011 atas
kesepakatan para warga.
X : Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Tujuannya agar dapat ikut serta meramaikan kesenian-kesenian
yang ada di desa sidomukti selain itu rodat juga merupakan
kesenian inti yang harus ada pada ritual bersih Desa (merti
desa) pada bulan Muharam (Syuro) dam juga untuk menambah
koleksi kesenian yang ada di Sidomukti juga sebagai wadah bagi
para masyarakat agar dapat menylurkan bakat dan minatnya
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian rodat?
Y : Alat atau Perlengkapan yang dibutuhkan dalam kesenian ini
seperti sragam, pengeras suara dan juga alat musik
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y : Seluruh masyarakat ikut serta dalam kesenian ini, ada pemain
dan juga penonton, besar dan kecil, tua muda seluruhnya diikut
sertakan
X : Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y : Ya seperti tadi, dalam acara merti desa, 17 agustusan atau
tanggapan biasa
X : Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y : Meskipun sempat jatuh bangun dan akhirnya di hidupkan lagi
oleh masyakat pada tahun 2011 Acara ini merupakan wujud dari
seni yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Rodat itu kesenian yang mengajarkan banyak hal yang paling
menonjol menurut saya yaitu kebersamaan warga masyarakat,
gotong royong dan syukur kepada allah
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y : Pelaksanaan ya seperti tari-tari pada umumnya tapi kesenian ini
juga ada pembacaan doa sebelum dan sesudah pelaksanaan
kesenian
X :Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Initinya makna dari setiap kegiatan yang dilakukan di dalam
kesenian ini yaitu mempercayai bahwa allah lah sang maha
pemberi riski
X : Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Ada banyak sekali nilai yang ada dalam kesenian ini, ada nilai
ibadah, nilai sukur, kerja sama dan lain-lain bisa di amati sendiri
pada saat pelaksanaan rodat ini berlangsung
X : Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalam kesenian rodat?
Y : Sejauh ini respon dan pengaruhnya di masyarakat sangat positif
sekali, yang dapat terlihat dengan jelas itu masyarakat saat ini
lebih sering berbaur bersama tidak memandang harus seprofesi
tidak harus petani dengan petani atu profesi lainya. Khususnya
bagi anak muda yang kadung satu dusun saja tidak saling
mengenal
4. Kepada : Pemain kesenian rodat
Nama : Anas
Jenis Kelamin : Laki-laki
Waktu Pelaksanaan : 23 November 2014, pukul 12:30
X : Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Kalau kapan berdirinya kesenian ini secara pasti saya tidak tahu
tapi saya mulai bergabung pada tahun 2011
X : Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y : Ya untuk melestarikan kesenian tradisional
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian rodat?
Y : Peralatan yang digunakan seperti seragam, kaos tangan, topi,
rebana, kipas drumband kalau mau lebih jelas bisa di lihat pada
saat kesenian ini melakukan pementasan.
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y : Seluruh masyarakat, beser kecil, tua muda seluruhnya
mempunyai peran dan ikut andil dalam kesenian ini, baik sebagai
penonton ataupun pemain
X : Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y : Bisa pada acara-acara hajatan, pawai taaruf, merti desa, atau
sekedar di tanggap nuntuk main dimanapun.
X : Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y : Kesenian rodat adalah kesenian tradisional yang di dalamnya
terdapat tarian yang ditarikan oleh para penari yang berpakaian
seperti polisi pada zaman dulu tetapi pakaianya berwarna putih
yang diiringi syair-syair tentang islam.
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y : Sebelunya di awali dulu dengan do‟a dilanjutkan dengan
permainan yang setiap pergantian dari gerakan atau lagu ditandai
denngan bunyi peluit yang dibunyikan oleh pemimpin dan di akhir
pertunjukan dilanjutkan dengan beberapa atraksi yang dilakukan
oleh orang yang telah terlatih.
X : Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Adanya rasa syukur yang ditandai dengan doa, kekompakan saat
menari, kebersamaan saat menonton juga keberanian saat
melakukan atraksi
X : Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Ada banyak sekali ada nilai ketuhanan, syukur, kebersamaan
tetapi kalu menurut saya yang sangat menonjol yaitu nilai
kebersamaan dan kekompakan
X :Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalam kesenian rodat?
Y : Dengan diadakanya kembali kesenian ini masyarakat menjadi
semakin bersemangat untuk melestariakn kembali kesenian ini.
5. Kepada : Warga
Nama : Puji Rahayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu Pelaksanaan : 24 November 2014 pukul 16:55
X : Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y : Kesenian rodat di desa Sidomukti telah ada dan berdiri sejak
zaman dahuu lebih tepatnya bagi saya kurang tahu. Tapi menurut
saya kesenia Rodat masih bisa terpelihara dengan baik sampai
sekarang di masyarkat Desa Sidomukti itu dikarenakan hampir
seluruh warga masyarkat Desa Sidomukti masih selalu menjaga
tradisinya baik dalam bentuk kesenian atau adat istiadat.
X : Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y : Untuk mempopulerkan kembali kesenian yang telah ada sejak
zaman dahulu dan lebih mengarahkan bagi para pemuda agar
mereka dapat menyalurkan potensi-potensi mereka dan mereka
mempunyai tempat berkumpul yang lebih bermanfaat dan positif
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian Rodat?
Y : Alat yang digunakan untuk mengiringi penampilan rodat yaitu
drum band terbang kipas alat atraksi seragam
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat?
Y : Para pemuda dan tak lupa orang yang lebih tau gerakan-gerakan
rodat meskipun meskipun mereka sudah tua tapi merekalah
penyemangat bagi para pemuda
X : Kapan diadakanya kesenian Rodat?
Y : Ya pada acara-acara tertentu seperti akhirussannah TPA, orang
punya hajat, 17 agustusan
X : Apa yang anda pahami tentang kesenian Rodat?
Y : Rodat adalah kesenian yang mengandung atau mengajarkan
budaya islam, dan juga meningkatkan kebersamaan masyarakat
serta kekompakam para pemain
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y : Nari-nari yang diiringi lagu islami kemudian dilanjjutkan dengan
atraksi
X : Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Kebersamaan masyarakat lebihh terlihat karena antusias yang
sangat besar
X : Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Ada, kekompakan, kebersamaan dan mengajarkan nilai islam
seperti beribadah dan lain-lain
X : Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalam kesenian rodat?
Y :Para masyarakat jadi lebih mengetahui akan hal kesenian dan
ajaran islam.
6. Kepada : Warga
Nama : Endang Purnaningsing
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu Pelaksanaan : 25 november 2014, pukul 19:15 WIB
X : Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y : Saya kurang memahmi sebenarnya kapan kesenian ini mulai
diadakan di desa Sidomukti
X : Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y : Untuk mengingatkan para pemuda-pemuda desa sidomukti akan
kesenian rodat yang telah lama sempat dilupakan yang kental
dengan nilai-nilai islam
X : Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan
kesenian Rodat?
Y : Menggunakan Drum band, Kipas, seragam
X : Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat?
Y : Warga yang telah mengikuti kegiatan kuntulan, para pemuda dan
orang-orang yang dulu pernah ikut serta dalam kegiatan tersebut
X : Kapan diadakanya kesenian Rodat?
Y : Biasanya kesenian rodat dilaksanakan apabila ada kegiatan
masyarakat seperti peringatan kemerdekaan, akhirussannah,
hajatan masyarakat
X : Apa yang anda pahami tentang kesenian Rodat?
Y : Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang didalamnya
terkandung nilai-nilai islam yang dituangkan dengan syair-syair
yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan
X : Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y : Ya ada Iring-iringan drumband, tarian rodat, atraksi
X : Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna
dari setiap kegiatan tersebut?
Y : Menjalin kebersamaan masyarakat, memperlihatkan kekompakan
para penari yang terdiri dari banyak orang, memberikan hiburan
kepada penonton yang menyenangkan sekaligus mendebarkan
X : Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam
kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y : Menjalin kekompakan, menjalin kebersamaan, mengajarkan
nilai-nilai islam
X : Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung
dalam kesenian rodat?
Y : Mereka jadi lebih memahami dengan ajaran-ajaran di masa
lampau dan perjuangan jaman dulu
DAFTAR NILAI SKK
Nama: Ulfah Nuryani Pembimbing Akademik: Dra.Siti Farikhah,M Pd.
Nim : 11110071 Jurusan/Progdi : Tarbiyah PAI
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 OPAK 25-27 Agustus
2010
Peserta 3
2 UPT Perpustakaan STAIN (USER
EDUCATION)
20-25 September
2010
Peserta 3
3 Seminar “Bahasa Arab” 30 Oktober 2010 Peserta 3
4 Seminar Nasional Pendidikan
“Membudayakan sebuah Pendidikan
Berkarakter Ke-Indonesia-an dalam
Pendidikan Formal (Potret Sekolah
Alternatif)”
6 Nopember 2010 Peserta 6
5 National Workshop Of
Entrepreneurship And Basic
Cooperation 2010
19 Desember
2010
Peserta 6
6 Seminar “Heal the W orld with
Voluntary Service”
19 Maret 2011 Peserta 3
7 Seminar Nasional Pendidikan
”Realisasi Pendidikan Karakter
Bangsa Dalam Kurikulum
Pendidikan Nasional”
20 Juni 2011 Peserta 6
8 Seminar Nasional “Pilar-Pilar
Penanggulangan Korupsi di
Indonesia Perspektif Agama,
Budaya, dan Negara”
22 Juni 2011 Peserta 6
9 Praktikum Baca Tulis Al-Qur‟an 22 Juni 2011 Peserta 2
(BTA)
10 Seminar bahasa arab 11 Juli 2011 Peserta 2
11 Akhirussanah Ma‟had Stain Salatiga
2011 “Peran Pesantren Dalam
Mencetak Generasi Tauhid yang
Berkekuatan Fikir dan Zikir”
16 Juli 2011 Panitia 3
12 Progam mahad mahasiswa selama
satu tahun
2010-2011 santri 3
13 Praktikum Kepramukaan 22-27 Juli 2011 Peserta 3
14 Daurah Mar‟atus Shalihah
(DMS)“LET‟S BE AN
INSPAIRING WOMEN”
26 November
2011
Peserta 2
15 Praktikum Mata Kuliah ETIKA
PROFESI KEGURUAN
10 Februari 2012 Peserta 2
16 Praktikum Mata Kuliah
KOMPUTER MULTIMEDIA
14-15 Februari
2012
Peserta 2
17 Seminar Nasional Enterpreneuship
“Tren Bisnis Berbasis Multimedia
dan Teknologi Informatika Sebagai
Wujud Pasar Modern”
21 April 2012 Peserta 6
18 Seminar Regional “Urgensi Media
dalam Mencerahkan Umat”
30 April 2012 Peserta 4
19 Seminar Regional “Peran Mahasiswa
dalam Mengawal BLSM (BLT)
Tepat Saran”
3 Mei 2012 Peserta 4
20 Seminar Nasional Pendidikan “
Pendidikan Multi Kultural sebagai
Pilar Karakter Bangsa”
6 Juni 2012 Peserta 6
21 Praktikum Mata Kuliah FIQH 3 Desember 2012 Peserta 3
“PERAWATAN JENAZAH”
22 Diskusi Ilmiyah “Perbandingan
Pemikiran Barat Dan Pemikiran
Tokoh Islam”
3 Maret 2013 Peserta 3
23 Seminar Nasional “Ahlussunnah Wal
Jamaah dalam Persepektif Islam
Indonesia”
19 Maret 2013 Peserta 6
24 Diskusi Ilmiah “Peran Pemerintah
Daerah Dalam Upaya Perlindungan
Anak Di Kabupaten Semarang”
26 Maret 2013 Peserta 3
25 Sarasehan Akbar “Merajut Ukhuwah
Memperkokoh Kebersamaan”
4 Juni 2013 Peserta 3
26 Dialog 4 Pilar Kebangsaan
Hubunganya Dengan Penegakan
Hukum Dan Ham
30 Desember
2013
Peserta 4
27 SARASEHAN AKBAR BERSAMA
TOKOH NASIONAL “Komitmen
Politik Islam dalam Arah Menata
Masa Depan Bangsa Indonesia”
15 Maret 20014 Peserta 6
28 Seminar Nasional “Youth Challenges
And Empowerment”
29 Maret 2014 Peserta 6
29 Talk Show Spirit of Global
Entrepreneurship “How to be a
Successfull Creative-Preneur to Face
ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY 2015
April 2014 Peserta 3
Jumlah 112
Salatiga, 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ulfah Nuryani
Nama Ayah : Bp. Muhlasin
Nama Ibu : Ibu Dartiyah
Tempat, TanggalLahir : Semarang, 31 Maret 1993
Alamat : Sidomukti Rt 02- Rw 01, Sidomukti,
Bandungan, Semarang, Jawa Tengah
JenisKelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tinggi atau Berat Badan : 155 cm/48kg
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
1997 – 1998 TK pertiwi Sidomukti, Bandungan, Semarang
1998 – 2004 SDN Sidomukti 1 Bandungan, Semarang
2004 – 2007 MTs Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang
2007 – 2010 MA Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang
2010 – 2015 ProgramSarjana (S1)SekolahTinggi Agama Islam Negri Stain Salatiga,
Program StudiPendidikan Agama Islam
Pendidikan Non Formal
2004 – 2009 Madrasah Diniyah (Madin) Pondok Pesantren Putra Putri Al-Manar
PERNYATAAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ulfah Nuryani
Nim : 111 10 071
Judul Skripsi :Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian
Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang
Dengan ini saya menyatakan memberikan ijin untuk dipublikasikan oleh
STAIN salatiga
Slatiga, 27 Maret 2014
Penulis
Ulfah Nuryani
Nim 11110071