kanta rio saputra_144060006336_analisis enager industries inc

10
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGER INDUSTRIES INC Diajukan: KANTA RIO SAPUTRA 144060006336 KELAS VIIB/ NOMOR 17 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VII T.A. 2014/2015

Upload: kanta-rio-saputra

Post on 07-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

akuntansi manajemen

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    TANGERANG SELATAN

    MAKALAH

    ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGER INDUSTRIES INC

    Diajukan:

    KANTA RIO SAPUTRA

    144060006336

    KELAS VIIB/ NOMOR 17

    Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

    Diploma IV Keuangan

    Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VII T.A. 2014/2015

  • Surat Pernyataan

    Pada hari ini, minggu, tanggal 1 Maret 2015, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Kanta Rio Saputra

    Kelas / Jurusan : VIIB / Akuntansi STAR BPKP

    NPM : 144060006336

    menyatakan bahwa makalah ini asli hasil karya sendiri dan jika terbukti contekan jiplakan (sebagian atau

    seluruhnya) siap dikenai sanksi Tidak Lulus.

  • BAB I

    FAKTA DAN DATA

    RINGKASAN KASUS

    Enager Industries Inc. Terdiri dari tiga divisi utama yaitu Consumer Product, Industrial Product, dan

    Proffesional Service. Divisi Consumer Product bergerak dibidang desain, produksi, dan memasarkan alat rumah

    tangga, terutama yang digunakan di dapur dan merupakan divisi yang pertama kali dibentuk. Divisi Industrial

    Product khusus membuat alat mesin sesuai spesifikasi pelanggan. Sedangkan Divisi proffesional Service,

    merupakan divisi terbaru yang ditambahkan enager untuk menjawab permintaan perusahaan dalam kapasitas

    besar yang bergerak dalam perencanaan lahan, landscape arsitektur, structural arsitektur, dan konsultan dalam

    jasa mesin. Divisi terbaru ini berkembang dengan cepat karena kemampuan untuk menerapkan Environment

    Impact .

    Sebelum tahun 1992, setiap divisi dirancang sebagai profit center dengan budget keuntungan divisi

    tahunan dinegosiasikan antara pimpinan tertinggi dan manager tekait. Setelah mendengar saran dari Hnry

    Hubbard, Enagers Presdient, Carl Randall mengubah pola dan menjadikan setiap divisi menjadi investment

    center. Mulai 1992 setiap divisi diukur menggunakan return on asset. Carl Randall juga menginstruksikan setiap

    divisi untuk mencoba meraih gross return sebesar 12% pada tahun 1992 dan 1993. sehingga kebijakan dari

    corporate manager adalah proposal proyek yang baru yang membutuhkan investasii diatas $1.500.000 harus

    direviu oleh kepala keuangan dan akan diterima jika menunjukan minimal return 15% untuk membatu meraih

    target gross return yang ditetapkan perusahaan. Henry Hubbard yang baru saja menolak proposal produk baru

    McNeil, Manager of Consumer Products Division yang diajukan.

    Merujuk hasil tahun 1992, Hubbard dan Randall puas dengan hasi tahun 2012 tersebutl karena ROA naik

    dari 5,2 menjadi 5,7 % dan Gross return dari 9,3 menjadi 9,5 %. Padas akhir 1992, Presiden menekan industrial

    divisi agar menaikan ROA. Sedangkan Hasil 1993 mengecewakan dan membuat bingung Randall. ROA turun dari

    5,7 menjadi 5,4% dan Gross return turun dari 9,5% ke 9,4%. Selain itu Return On Sales naik dari 5,1 ke 5,5%,

    ROOwners Equity naik dari 9,1 ke 9,2%. Diantara ketiga divisi, hanya divisi Professional Service yang mampu

    melampaui target ROA 12% di tahun 1993, yaitu sebesar 14,6%. Divisi Consumer Product menghasilkan ROA

    sebesar 10,8% dan Industrial Product menghasilkan 6,9% di tahun 1993. Selain itu karena target ROA sebesar

    12%, membuat divisi consumen produk dan divisi industrial sangat menolak dan marah.

  • ISU-ISU TERKAIT FAKTA DAN DATA

    1) Henry Hubbard yang baru saja menolak proposal produk baru McNeil, Manager of Consumer Products

    Division yang diajukan.

    2) Tiga divisi yang awalnya merupakan pusat pendapatan dirubah menjadi pusat investasi

    3) Penilaian Kinerja perusahaan menggunakan ROA

    4) Diantara ketiga divisi, hanya divisi Professional Service yang mampu melampaui target ROA 12% di tahun

    1993.

    5) Berdasarkan Income Statement dan Balance Sheet, didapati terjadi peningkatan profit tapi tidak diikuti

    dengan peningkatan ROA

    PERTANYAAN KUNCI

    1) Kenapa proposal produk baru dari mcneils ditolak? Analisis apakah keputusan menolak proposal dari mcneils

    itu adalah benar?

    2) Apakah keputusan perusahaan untuk mengubah divisi yang awalnya profit centre menjadi investment centre

    serta penggunaan ROA sebagai pengukur kinerja sudah tepat?

    3) Apakah rekomendasi yang dapat penulis berikan kepada perusahaan terkait penilaian kinerja yang dilakukan

    perusahaan?

    4) Apakah kesimpulan yang didapat dari perbandingan laporan posisi keungan dan laporan laba-rugi selama

    tahun 1992-1993?

  • BAB 2

    KONSEP/TEORI YANG RELEVAN

    PELAPORAN SEGMEN

    Desentralisasi (decentralization) adalah pratek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan

    kepada jenjang yang lebih rendah. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making)

    memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan

    keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.

    Alasan-alasan dan cara yang dipilih perusahaan untuk melaksanakan proses desentralisasi adalah :

    1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Local.

    2. Fokus Manajemen Pusat.

    3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer.

    4. Meningkatkan Daya Saing.

    Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Pengorganisasian divisi-

    divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan kesempatan pengendalian divisi melalui penggunaan

    akuntansi pertanggungjawaban.

    Cara pembagian unit-unit atau divisi tersebut adalah :

    1) Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh, divisi Pepsi, Coke dan lain-lain.

    2) Pembagian menurut garis geografis. Misalnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline) memiliki

    sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan Karibia.

    3) Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Pusat

    pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat biaya dan pusat pendapatan

    AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

    Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat

    pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang diperlukan manajer untuk menjalankan divisinya. Jenis-jenis

    akuntansi pertanggungjawaban:

    1) Pusat biaya (cost center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya bertanggungjawab atas biaya.

    2) Pusat pendapatan (revenue center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya bertanggungjawab

    atas penjualan.

    3) Pusat laba (profit center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawab atas pendapatan

    dan biaya.

  • 4) Pusat investasi (investment center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya bertanggungjawab

    atas pendapatan, biaya dan investasi.

    MENGUKUR KINERJA PUSAT INVESTASI

    Pusat biaya diukur kinerjanya dengan membandingkan antara biaya aktual dan biaya anggaran. Pusat

    pendapatan diukur kinerjanya dengan membandingkan antara pendapatan aktual dan pendapatan anggaran.

    Pusat laba diukur kinerjanya dengan membandingkan antara laba aktual vs laba anggaran. Sedangkan Kinerja

    pusat investasi tidak boleh diukur hanya dari laba yang diperoleh, tetapi juga harus dihubungkan dengan

    investasi pada pusat tersebut. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat investasi,

    yaitu Return on Investment (ROI) dan Economis Value Added (EVA).

    1. Return on Investment (ROI)

    ROI merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang paling umum digunakan. ROI mengukur laba per

    rupiah investasi. ROI dihitung dengan melibatkan aktiva operasi dan laba operasi. Aktiva operasi

    merupakanseluruh aktiva yang menghasilkan laba operasi, yaitu laba sebelum bunga dan pajak. Termasuk di

    dalam aktiva operasi adalah kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan.

    Rumus: ROI = Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata

    Pada dasarnya konsep ROI dan ROA adalah sama.

    2. Economic Value Added (EVA)

    Sebuah alternatif pengukuran kinerja diajukan untuk mengantisipasi penggunaan ROI yang cenderung

    menolak investasi yang menurunkan ROI divisi meskipun sebenarnya menguntungkan perusahaan.

    Alternatif tersebut adalah EVA. EVA merupakan selisih antara laba pusat investasi dan return minimal yang

    ditetapkan oleh kantor pusat. Jika EVA bernilai positif, perusahaan bertambah kekayaannya, namun jika

    EVA bernilai negatif perusahaan berkurang kekayaannya. EVA dinyatakan dalam satuan uang, bukan dalam

    presentase tingkat return. EVA dapat dihitung melalui rumus berikut ini:

    Rumus: EVA = Laba operasi setelah pajak (Persentase biaya modal aktual total modal yang dipakai)

  • BAB 3

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Dari data dan fakta yang diungkapkan pada bab 1, penulis menyimpulkan beberapa pertanyaan terkait

    kondisi yang diuraikan.

    1. Kenapa proposal produk baru dari mcneils ditolak? Analisis apakah keputusan menolak proposal dari mcneils

    itu adalah benar?

    Pembahasan :

    Proposal baru yang diajukan oleh mcneil ditolak oleh perusahaan dikarenakan ROA proyeksi atas proyek

    tersebut di bawah ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 15%.ROA atas proyek tersebut

    hanya sebesar 13%, dengan perhutungan sebagai berikut :

    Product A Product B Product C

    Unit Sales 100.000 75.000 60.000

    Unit Price 18 21 24

    Total Sales 1.800.000 1.575.000 1.440.000

    Variable cost per unit 9 9 9

    Variable cost 900.000 675.000 540.000

    Fixed cost 510.000 510.000 510.000

    Total cost 1.410.000 1.185.000 1.050.000

    Net Income 390.000 390.000 390.000

    Total Asset Investment 3.000.000 3.000.000 3.000.000

    Return On Assets 13,00% 13,00% 13,00%

    Tetapi berdasarkan analisis penulis, Proposal Mcneil ini harusnya bisa diterima dikarenakan :

    a) Jika Dinilai berdasarkan EVA, menunjukan angka Positif sebesar 30.000 (390.000 (12%x 3.000.000).

    bila saja perusahaan tidak teralu kaku dalam menilai kinerja, seharusnya perhitungan menggunakan EVA

    ini bisa menjadi pertimbangan karena Jika EVA positif, perusahaan telah menciptakan kekayaan. Karena

    metode EVA penekanannya pada pendapatan bersih operasi dengan biaya actual dari modal.

    b) ROA produk baru ini lebih baik dibandingkan ROA divisi consumer sebagai pemberi proposan pada tahun

    1993 yang hanya sebesar 10,8% dan juga lebih besar daripada ROA keseluruhan perusahaan sebesar 9,4%

  • sehingga dapat disimpulkan bahwa produk ini memiliki nilai jual yang tinggi dan akan membantu

    meningkatkan ROA keseluruhan perusahaan.

    2. Apakah kesimpulan yang didapat dari perbandingan laporan posisi keungan dan laporan laba-rugi selama

    tahun 1992-1993?

    Pembahasan :

    Bila dianalisis dari Laporan Laba-rugi penulis :

    a) Terjadi Peningkatan Penjualan sebesar 4,93% (10.482) dibandingkan tahun lalu

    b) Kenaikan gross margin sebesar 3,96% (6.444 ), jika dibandingkan dengan peningkatan penjualan ini

    mengindikasikan ada penurunan atau efisiensi COGS.

    c) Net Income naik sebesar 11,45% (1.249)

    d) Gross Margin Rasio tahun 1992 sebesar 23,50% dan tahun1993 sebesar 24,21%. Terjadi peningkatan

    0,71%.

    Berdasarkan Income Statement tahun 1992 dan 1993, diketahui bahwa net income dan gross margin,

    mengalami kenaikan untuk perusahaan yang tujuan utamanya adalah profit.jadi bisa disimpulkan trdapat

    peningkatan kinerja keseluruhan dari perusahaan dari tahun 1992 ke 1993.

    Bila dianalisis dari laporan posisi keuangan didapati :

    a. Penurunan ROA yang awalnya pada tahun 1992 sebesar 5,67% menjadi 5,37 dan juga penurunan gross

    ROA yang awalnya pada tahun 1992 sebesar 9,49% menjadi 9,43% pada tahun 1993. Dapat disimpulkan

    bahwa pada tahun 1993 didapati banyak asset yang digunakan untuk memacu penjualan. Menunjukan

    bahwa tingkat likuidats perusahaan menurun

    b. Meningkatnya persediaan pada tahun 1993, menunjukkan bahwa enager inc tidak mampu menjual

    seluruh persediaan yang telah dianggarkan atau persiapan penjualan di masa depan.

    c. Meningkatnya Piutang pada tahun 1993, menunjukan bahwa penjualan kredit merupakan bagian

    penting dari bisnis perusahaan.

    d. Adanya peningkatan hutang perusahaan diikuti kenaikan plant and equipment, hal ini mungkin saja

    menunjukan perusahaan sedang melakukan ekspansi untuk mempperoleh pofit yang lebih tinggi di

    masa depan dengan berinvestasi di infrastruktur dengan menggunakan utang.

    e. berdasarkan Balance Sheet tahun 1992 dan 1993 diketahui juga bahwa aset tetap Enager mengalami

    peningkatan. Besar kemungkinan bahwa penurunan ROA perusahaan disebabkan oleh aset perusahaan

    yang meningkat cukup banyak.

  • 3. Apakah keputusan perusahaan untuk mengubah divisi yang awalnya profit centre menjadi investment centre

    serta penggunaan ROA sebagai pengukur kinerja sudah tepat?

    Pembahasan :

    Keputusan untuk menjadikan 3 divisi tersebut sebagai pusat investasi dilatarbelakangi keingin henry untuk

    menghubungkan profit yang dimiliki setiap divisi terhadap keseluruhan penggunaan asset kepada profit

    keseluruhan perusahaan. Pada dasarnya tujuan ini tidaklah salah, tetapi haruslah diperhatikan faktor-faktor

    lain yang juga tidak kalah pentingnya seperti saat pengukuran kinerja, bagi Professional service ini jelas

    sangat menguntungkan apalagi dengan penggunaan ROA dalam mengukur kinerja dikarenakan divisi

    tersebut tidak memperlukan peralatan seperti mesin yang dibutuhkan seperti kedua divisi.

    Untuk penggunaan ROA sebagai pengukur kinerja menurut penulis tidaklah tepat, alasan kebijakan untuk

    menggunakan ROA sebagai pengukur kinerja divisi dinilai kurang tepat dikarenakan :

    a) Perusahaan menetapkan tarif ROA yang sama sebesar 15% untuk menilai kinerja setiap divisi. Padahal,

    aktivitas dan kebutuhan industri masing masing divisi tidaklah sama. Tentu saja, Professional Service

    diuntungkan dengan sistem ini, mengingat divisi tersebut tidak memerlukan penggunaan aset seperti

    kedua divisi manufaktur lainnya dikarenakan dalam perhitungan ROA, menggunakan rumus net income

    dibagi dengan total asset sehingga membuat ROA professional service terlihat sangat tinggi. (perhitungan

    ROA bisa dilihat di Exhibit 4 pada uraian kasus)

    b) ROA mempersempit pola pikir manajer yang hanya mengejar laba jangka pendek saja, tanpa bersedia

    menambah investasi untuk memperoleh laba jangka panjang.

    c) Dalam menghitung ROA, Enager seharusnya tidak menggunakan nilai aset bersih yang tercantum dalam

    neraca, sebab hal ini merugikan divisi yang menggunakan aset-aset baru, seperti divisi Industrial Product.

    Aset-aset baru memiliki nilai aset bersih yang lebih tinggi dibandingkan asset tua yang nilainya rendah

    dikarenakan akumulasi penyusutan yang tinggi. padahal penggunaan manfaat aset tersebut mungkin

    relative sama setiap tahunnya dan juga menguntungkan bai=gi Proffesional karena tidak memiliki asset

    terkait pengukuran.

    4. Apakah rekomendasi yang dapat penulis berikan kepada perusahaan terkait penilaian kinerja yang dilakukan

    perusahaan?

    Dalam penggunaan ROA sebagai pengukur kinerja, penulis berpendapat tidaklah tepat bila 3 divisi

    tersebut masih merupakan suatu pusat investasi. Bila 3 divisi tersebut masih menjadi pusat investasi, penulis

    merekomendasikan penggunaan EVA dibandingkan ROA dikarenakan EVA membantu lebih mendorong jenis

    perilaku yang benar dari berbagai divisi dengan menunjukan bahwa penekanan semata-mata pada

    pendapatan operasional tidaklah mencukupi dan dalam perhitungan kinerja lebih adil karena tidak

    menggunakan penggunaan asset dalam perhitungan kinerja yang membuat satu pihak diuntungkan. Alasan

    yang menggarisbawahi adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

  • BAB 4

    KESIMPULAN

    Atas dasar analisis di atas penulis berpendapat perusahaan perlu mengevaluasi keefektifan penetapan

    ketiga divisi sebagai investment center. Penulis merekeomendasikan agar Professional Service diposisikan

    sebagai revenue center mengingat divisi tersebut tidak memperlukan peralatan seperti mesin yang dibutuhkan

    seperti kedua divisi sehingga dalam perhitungan kinerja tidak ada yang diuntungkan dan adil bila perusahaan

    menggunakan masih menggunakan ROA dalam pengukuran kinerjanya.

    Dalam mengukur kinerja perusahaan, kebijakan untuk menggunakan ROA sebagai pengukur kinerja

    divisi dinilai kurang tepat dikarenakan Perusahaan menetapkan tarif ROA yang sama sebesar 15% untuk menilai

    kinerja setiap divisi. Padahal, aktivitas dan kebutuhan industri masing masing divisi tidaklah sama, perhitungan

    ROA dengan menggunakan nilai aset bersih yang tercantum dalam neraca yang merugikan divisi yang

    menggunakan aset-aset baru, dan ROA mempersempit pola pikir manajer yang hanya mengejar laba jangka

    pendek saja, tanpa bersedia menambah investasi untuk memperoleh laba jangka panjang. sebaiknya

    perusahaanmenggunakan metode EVA dikarenakan EVA membantu lebih mendorong jenis perilaku yang benar

    dari berbagai divisi dengan menunjukan bahwa penekanan semata-mata pada pendapatan operasional tidaklah

    mencukupi dan dalam perhitungan kinerja lebih adil karena tidak menggunakan penggunaan asset dalam

    perhitungan kinerja yang membuat satu pihak diuntungkan. Alasan yang menggarisbawahi adalah EVA

    mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

    Dalam kasus proposal mcneil, Proposal baru yang diajukan oleh mcneil ditolak oleh perusahaan

    dikarenakan ROA proyeksi atas proyek tersebut di bawah ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan yaitu

    sebesar 15%. Tetapi bila diliat dari penilaian berdasarkan EVA, menunjukan angka Positif yang berarti

    perusahaan menciptakan kekayaan dari invetasinya serta ROA produk baru ini lebih baik dibandingkan ROA

    divisi consumer sebagai pemberi proposan dan juga lebih besar daripada ROA keseluruhan perusahaan yang

    bisa disimpulkan berpotensi menambah nilai perusahaan di masa depan. Seharusnya perusahaan tidak terpaku

    pada satu penilaian saja, dalam melihat investasi yang dapat diambil atau tidak perusahaan harus melihat dari

    berbagai sisi sehingga pengambilan keputusan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.