kalkulus iii 2

57
BAB II Sistem Persamaan Linear

Upload: tika-atika

Post on 24-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kalkulus

TRANSCRIPT

Page 1: Kalkulus III 2

BAB IISistem Persamaan Linear

Page 2: Kalkulus III 2

Pendahuluan

• Bentuk umum• Suatu persamaan linear yang mengandung n

peubah x1, x2 ,…,xn dinyatakan dalam bentuk a1x1 + a2x2 + … + anxn = b dengan a1, a2, …, an , b adalah konstanta riil.

• Dalam hal ini, peubah yang dimaksud bukan merupakan fungsi trigonometri, fungsi logaritma ataupun fungsi exponensial

Page 3: Kalkulus III 2

Contoh

a. x + y = 4 persamaan linear dengan 2 peubah

b. 2x – 3y = 2z +1 persamaan linear dengan 3 peubah

c. 2 log x + log y = 2 bukan persamaan linear

d. 2ex = 2x + 3 bukan persamaan linear

Page 4: Kalkulus III 2

Sistem persamaan linear ( SPL )

• Definisi• Sistem persamaan linear adalah himpunan

berhingga dari persamaan linear• Contoh:• x + y = 2 x – y + z = 4

2x + 2y = 6 x + y = 0

Page 5: Kalkulus III 2

• Tidak semua sistem persamaaan linear memiliki penyelesaian( solusi ) , sistem persamaan linear yang memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu penyelesaian tunggal dan penyelesaian banyak. Secara lebih jelas dapat dilihat pada diagram berikut :

banyak solusi

tunggalsolusi)(konsistenan penyelesai Memiliki

konsisten)(tidak an penyelesai memilikiTidak

SPL

Page 6: Kalkulus III 2

Selesaikanlan SPL Berikut :

• x – y = 2• x + y = 2

• x + y = 2• 2x + 2y = 4

• x + y = 2• 2x + 2y = 6

Page 7: Kalkulus III 2

• Pada sistem persamaaan linear dengan dua peubah, secara geometris jika SPL tidak mempunyai penyelesaian maka grafiknya berupa dua garis yang saling sejajar, jika penyelesaiannya tunggal maka himpunan penyelesaiannya berupa sebuah titik hasil perpotongan dua garis sedangkan jika penyelesaiannya banyak maka himpunan penyelesaiannya berupa dua garis lurus yang saling berhimpit. Secara lebih jelas dapat dilihat pada contoh berikut :

Page 8: Kalkulus III 2

• x – y = 2• x + y = 2

Page 9: Kalkulus III 2

• x + y = 2• 2x + 2y = 4

Page 10: Kalkulus III 2

• x + y = 2• 2x + 2y = 6

Page 11: Kalkulus III 2

Bentuk umum sistem persamaan linear :

• dimana : • a11, a12, … , ain : koofisien

• x1, x2, … , xn : peubah• b1, b2, … , bn : konstanta

Page 12: Kalkulus III 2

• Sistem persamaan linear di atas dapat ditulis dengan perkalian matriks, yaitu :

• atau • AX = B• dimana : • A dinamakan matriks koefisien • X dinamakan matriks peubah • B dinamakan matriks konstanta

Page 13: Kalkulus III 2

Contoh :

• Tuliskan sistem persamaan linear berikut dalam bentuk perkalian matriks

• 2x – y + 3z = 0• 4p + 2q – z = 2

Page 14: Kalkulus III 2

• maka sistem persamaan linear dalam bentuk perkalian matriks berikut:

2

0

1

3

2

0

4

0

0

1

0

2

z

q

p

yx

Page 15: Kalkulus III 2

Solusi sistem persamaan linear

• Misalkan, S = { s1, s2, … , sn | s1, s2, … , sn } disubstitusikan pada sistem persamaan linear, sehingga

• x1 = s1, x2 = s2, … , xn = sn

• dan sistem persamaan linear tersebut bernilai benar, maka S dinamakan solusi bagi sistem persamaan linear tersebut. Suatu sistem persamaan linear belum tentu punya solusi, keberadaan solusi ini sangat tergantung dari sistem persamaan linear itu sendiri.

Page 16: Kalkulus III 2

BerlatihSelesaikan SPL di bawah ini :

• 4x + 2y = 60• 2x + 4y = 48

• x + 2y = 10• 3x + y = 15

• x + z = 1• 2y – z = 1• 2x – y = 2

Page 17: Kalkulus III 2

Menyelesaikan SPL dengan OBE (Operasi

Baris Elementer)/Eliminasi Gauss Jordan

Page 18: Kalkulus III 2

• Menentukan solusi persamaan linear dapat dilakukan dengan menggunakan operasi baris elementer (OBE). Langkah yang pertama adalah tulis kembali sistem persamaan linear dalam bentuk matriks yang diperbesar (augmented matrix).

• Misalkan, SPL : • 3x – y = 5 • x + 3y = 5 • dapat ditulis dalam bentuk matriks

yang diperbesar

Page 19: Kalkulus III 2

• Selanjutnya dilakukan OBE pada matriks tersebut untuk menentukan solusinya.

5

5

31

13

Page 20: Kalkulus III 2

Menyelesaikan SPL dengan Eliminasi Gauss Jordan

• Prosedur yang dapat dilakukan adalah– a. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol– b. Mempertukarkan dua buah baris– c. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris

lainnya

• Hasil akhir adalah matriks eselon baris tereduksi

Page 21: Kalkulus III 2

• 3x – y = 5 • x + 3y = 5

Page 22: Kalkulus III 2

• x – y = 2• x + y = 2

Page 23: Kalkulus III 2

• 4x + 2y = 60• 2x + 4y = 48

Page 24: Kalkulus III 2

• x – 2y = -4• 2x + y = -3

Page 25: Kalkulus III 2
Page 26: Kalkulus III 2

Contoh

• x + 2y + 3z = 1• 2x + 5y + 3z = 6• x + 8z = –6

Page 27: Kalkulus III 2

• x + y = 2• 2x + 2y = 4

• x + y = 2• 2x + 2y = 6

• x + 2y + z = 3• 3y + 3z = 3• 2x 5y z = 5

Page 28: Kalkulus III 2
Page 29: Kalkulus III 2
Page 30: Kalkulus III 2
Page 31: Kalkulus III 2

Latihan• 2x + 2z = 4• –2x + y = –3• x + 2y + 5z = 6

Page 32: Kalkulus III 2

Sistem persamaan linear Homogen

• Sistem Persamaan Linier Homogen adalah Sistem Persamaan Linier yang semua suku konstannya nol, sehingga bentuk umum SPL homogen, sebagai berikut:

Page 33: Kalkulus III 2

• Sistem persamaan linear Homogen merupakan kasus khusus dari Sistem persamaan linear biasa AX = B untuk kasus B = 0 . Karena bentuknya yang demikian maka pastilah pada matriks diperbesar [A | B ] setelah dilakukan eliminasi Gauss–Jordan kolom terakhirnya akan selalu nol sehingga penyelesaian dari SPL akan selalu ada . Ada dua macam penyelesaian dalam SPL homogen ini yaitu trivial ( tak sejati ) dan tak trivial ( sejati ).

Page 34: Kalkulus III 2

• Penyelesaian trivial terjadi jika satu – satunya penyelesaian untuk SPL adalah X = 0 hal ini terjadi jika semua kolom pada matriks diperbesar [A | B ] ( setelah dilakukan eliminasi Gauss– Jordan ) memiliki satu utama kecuali untuk kolom yang terakhir atau dengan kata lain semua kolom pada matriks A memiliki satu utama . Jika hal yang sebaliknya terjadi yaitu tidak semua kolom pada matriks A ( setelah dilakukan eliminasi Gauss–Jordan ) memilki satu utama atau jika terdapat baris nol maka penyelesaian untuk SPL adalah penyelesaian tak trivial yaitu penyelesaian tak hingga banyak.

Page 35: Kalkulus III 2

• Diketahui sistem persamaan linear homogen

• Penyelesaian dari SPL homogen diatas adalah

• Pada matriks yang terakhir terlihat bahwa semua kolom matriks A memiliki satu utama sehingga penyelesaiannya adalah trivial yaitu

Page 36: Kalkulus III 2

• Diketahui sistem persamaan linear homogen

Page 37: Kalkulus III 2

• Penyelesaian dari SPL homogen diatas adalah :

Page 38: Kalkulus III 2

• Pada matriks yang terakhir terlihat bahwa hanya dua kolom dari matriks A yang memiliki satu utama atau terdapat dua baris nol , ini berarti bahwa penyelesaian SPL adalah tak trivial yaitu penyelesaian banyak dengan dua parameter yaitu:

jika diambil z = s dan w = t, s ,t ∈ R maka

Page 39: Kalkulus III 2

• Eliminasi Gaus–Jordan untuk mendapatkan penyelesaian SPL homogen sering juga dilakukan pada matriks A saja karena pada kasus ini B = 0 jadi tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan.

Page 40: Kalkulus III 2

Contoh

• x – 2y = 0• 2x + y = 0

Page 41: Kalkulus III 2

• 4x + 2y = 0• 2x + 4y = 0

Page 42: Kalkulus III 2

• x + 3y – 2z = 0• 3x + 5y + 6z = 0• 2x + 4y + 3z = 0

Page 43: Kalkulus III 2

• x + y = 0• 2x + 2y = 0

Page 44: Kalkulus III 2

• -x + 2y + 3z = 0• -x + 5y + z = 0• 3x – 6y – 9z = 0

Page 45: Kalkulus III 2

Perhatikan !

• x – 2y = -4• 2x + y = -3

Page 46: Kalkulus III 2

• 4x + 2y = 60• 2x + 4y = 48

Page 47: Kalkulus III 2

• x + 3y – 2z = 2• 3x + 5y + 6z = 9• 2x + 4y + 3z = -6

Page 48: Kalkulus III 2
Page 49: Kalkulus III 2

Menentukan invers matriks

• Invers suatu matriks (misalkan invers A) dapat dihitung dengan menggunakan eliminasi Gauss–Jordan terhadap matriks diperbesar [A | I ] dimana ukuran I sama dengan ukuran A. Cara perhitungan seperti ini didasarkan dari sifat A A–1 = I. Untuk menentukan solusi dari SPL tersebut maka berdasarkan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya , maka dapat dilakukan eliminasi Gauss – Jordan terhadap matriks [A | I ]. Jika A memang memilki invers maka matriks eselon baris tereduksinya akan berbentuk [I | A−1]. Jika setelah melakukan eliminasi Gauss–Jordan tidak diperoleh bentuk [I | A−1] maka disimpulkan bahwa matriks tersebut tidak memiliki invers.

Page 50: Kalkulus III 2

Contoh

• Diketahui

• tentukan A–1 jika ada !

Page 51: Kalkulus III 2
Page 52: Kalkulus III 2

Contoh

: Jawab

! ada jika ATentukan

521

142

461

A matriks Diketahui

1-

[A|I] ~

Page 53: Kalkulus III 2

• Walaupun matriks belum dalam bentuk eselon baris tereduksi, tapi perhitungan sudah dapat dihentikan pada tahap ini sudah terlihat bahwa bentuk [I | A−1 ] tidak akan bisa didapatkan sehingga dapat disimpulkan matriks A tidak memiliki invers.

• Suatu matriks konstan (A) yang memiliki invers , maka SPL A X = B yang berkaitan akan memiliki solusi tunggal yaitu : A–1 B , jika berupa SPL Homogen maka X = 0

Page 54: Kalkulus III 2

Latihan

1. Gunakan eliminasi Gauss–Jordan untuk mendapatkan bentuk eselon baris tereduksi dari matriks – matriks berikut :

Page 55: Kalkulus III 2

2. Tuliskan sistem persamaan linear berikut dalam bentuk matriks kemudian tentukan penyelesaiannya (jika ada) !

• a. 2x + y + 3z = 6 b. 2x + y = 1

2y – z = 3 y + 2z = 5

x + y + z = 5 x + y + z = 3

• c. 2x + y = 3z + 1 d. 6x + y = 0

x – 2y + 2 = 0 x + 5y = 0

x = 4y

Page 56: Kalkulus III 2

3. Tentukan invers matriks dari matriks berikut (jika ada) !

Page 57: Kalkulus III 2

4. Diketahui SPL berbentuk :

–a. Tentukan nilai a dan b agar SPL memiliki solusi tunggal , kemudian tulis solusi SPL nya !

–b. Tentukan nilai a dan b agar SPL memiliki solusi banyak, kemudian tulis solusi SPL nya!

2

2

1

2

y

x

b

a