kakao.docx

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan aromanya seperti yang terdapat di pasaran. Biji buah kakao (cokelat) yang telah difermentasi dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–lain. Buah cokelat yang tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan pakan ternak. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao 1

Upload: lutfi-rachmawati-w

Post on 29-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAHASAINDO TGS

TRANSCRIPT

Page 1: kakao.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

yang salah satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao yang telah

mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan aromanya seperti yang

terdapat di pasaran. Biji buah kakao (cokelat) yang telah difermentasi dijadikan serbuk

yang disebut cokelat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak dipakai sebagai

bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu,

selai, roti, dan lain–lain. Buah cokelat yang tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan

pakan ternak. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang

peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagagai penyedia

lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga

berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.

Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao curah

dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi

Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara

di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan

kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa

setara dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai kelebihan

yaitu tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan

keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun

kebutuhan dalam negeri.

Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu

pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka. Meskipun demikian,

agribisnis kakao Indonesia masih menghadapi berbagai masalah kompleks antara lain

produktivitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK),

mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir

1

Page 2: kakao.docx

kakao. Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk

mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1) Bagaimana cara budidaya kakao di Indonesia?

2) Apakah peran kakao dalam mendorong perkembangan agroindustri di Indonesia?

3) Apakah Indonesia berpotensi menjadi produsen utama kakao di dunia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai  dalam pembuatan makalah ini adalah :

1) Mengetahui cara budidaya kakao yang berkualitas

2) Mengetahui peran kakao dalam mendorong perkembangan agroindusti di Inonesia

3) Memahami potensi Indonesia sebagai produsen utama kakao

2

Page 3: kakao.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Kakao

Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika

faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon

alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan

lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Berikut adalah cara

budidaya kakao

1. Persiapan Lahan

- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya

- Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti

Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum

untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan

- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman

ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi

hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

2. Pembibitan

- Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari

tanaman yang telah cukup umur

- Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan

abu gosok

- Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera

dikecambahkan

- Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali

sehari

- Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan

- Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag

- Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-

3

Page 4: kakao.docx

tiap polibag

- Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%

- Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm

- Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak

terlalu banyak

- Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari

- Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan

- Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1

gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan

cara ditugal

- Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air

secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali

- Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan

- Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal,

ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan

PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada

serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah

dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon

3. Penanaman

a. Pengajiran

- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm

- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya

- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama

b. Lubang Tanam

- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan

- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5

gram per lubang

c. Tanam Bibit

4

Page 5: kakao.docx

- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan

sementara sudah berumur 1 tahun

- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang

sari dengan pohon kelapa

- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam

setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan

- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat

pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon

b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam

lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel Pemupukan Tanaman Coklat

UMUR

(bulan)

Dosis pupuk Makro (per ha)

Urea

(kg)

TSP

(kg)

MOP/

KCl

(kg)

Kieserite

(MgSO4)

(kg)

2 15 15 8 8

6 15 15 8 8

5

Page 6: kakao.docx

10 25 25 12 12

14 30 30 15 15

18 30 30 45 15

22 30 30 45 15

28 160 250 250 60

32 160 200 250 60

36 140 250 250 80

42 140 200 250 80

Dst Dilakukan analisa tanah

Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0 – 24 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan

siramkan sekitar pangkal batang

setiap 4 - 5 bulan sekali

3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan

6

Page 7: kakao.docx

> 24 siramkan sekitar pangkal batang

setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa

juga disemprotkan ke tanaman )

Dosis POC NASA pada tanaman yang

sudah produksi tetapi tidak dari awal

memakai POC NASA :

- Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali

berturut-turut dengan interval 1-2 bln,

Dosis 3-4 tutup/ pohon

- Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan

sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon

Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun

dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2

liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml

larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

5. Pengendalian Hama & Penyakit

a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-

4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja.

Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.

b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu

gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat

pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat

kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan

Carcelia spp, semprot PESTONA.

7

Page 8: kakao.docx

c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih

berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan

kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi

pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih

muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada

Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.

d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan

semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung,

selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya

mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan

musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci

Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.

e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah

yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun

muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai

tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering,

pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan

buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc /

lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan

ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup,

sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.

f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae).

Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat

mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi

buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi),

pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR)

dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.

8

Page 9: kakao.docx

g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah

atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan

langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan

teratur, semprot dengan Natural GLIO.

h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang.

Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural

GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum

mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan

pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat

Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

6. Pemangkasan

- Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan

vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan

dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :

- Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau

sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya

simetris.

- Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan

dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.

- Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung

sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga

ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.

Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air

atau dapat dilakukan dengan side budding.

7. Panen

Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan

terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan

menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak

9

Page 10: kakao.docx

bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus

menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari

berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung

dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan

siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian

biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak

yang tersedia.

8. Pengolahan Hasil

Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah

menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan

mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.

Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur

dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C

(60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.

Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat

mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%,

serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.

2.2 Peran Kakao Dalam Mendorong Perkembangan Agroindustri Di Indonesia

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi

perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan

devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan

pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan

kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar

berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga

sub sektor perkebunan setelah karet dan kelapa sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980-an

dan pada tahun 2002, areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha dimana

sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta

10

Page 11: kakao.docx

6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah

jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar

negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

2.3 Potensi Indonesia Sebagai Produsen Utama Kakao

Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabila

berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis

kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Indonesia masih memiliki lahan potensial yang

cukup besar untuk pengembangan kakao yaitu lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tangah Maluku dan Sulawesi Tenggara. Disamping itu kebun yang

telah di bangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas rata-

rata saat ini kurang dari 50% potensinya. Di sisi lain situasi perkakaoan dunia beberapa tahun

terakhir sering mengalami defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi.

Kondisi ini merupakan suatu peluang yang baik untuk segera dimanfaatkan. Upaya peningkatan

produksi kakao mempunyai arti yang stratigis karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih

sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap.

Dengan kondisi harga kakao dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi maka perluasan

areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan hal ini perlu mendapat

dukungan agar kebun yang berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang tinggi.

Melalui berbagai upaya perbaikan dan perluasan maka areal perkebunan kakao Indonesia pada

tahun 2010 diperkirakan mencapai 1,1 juta ha dan diharapkan mampu menghasilkan produksi

730 ribu ton/tahun biji kakao. Pada tahun 2025, sasaran untuk menjadi produsen utama kakao

dunia bisa menjadi kenyataan karena pada tahun tersebut total areal perkebunan kakao Indonesia

diperkirakan mencapai 1,35 juta ha dan mampu menghasilkan 1,3 juta ton/tahun biji kakao.

BAB III

11

Page 12: kakao.docx

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kakao adalah komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman yang

merupakan bahan baku cokelat ini dapat berbuah sepanjang tahun. Kakao atau Theobroma cacao

L., merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dengan kultur tanah dan iklim di

Indonesia. Tanaman ini termasuk golongan tumbuhan tropis. Cara budidaya kakao adalah (1)

Persiapan Lahan (2) Pembibitan (3) Penanaman (4) Pemeliharaan Tanaman (5) Pengendalian

Hama dan Penyakit (6) Pemangkasan (7) Panen (8) Pengolahan Hasil.

Peran kakao dalam mengembangkan agroindustri di Indonesia adalah dengan

menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Potensi Indonesia untuk menjadi produsen utama kakao dunia besar karena Indonesia masih

memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao. Disamping itu kebun

yang telah di bangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas

rata-rata saat ini kurang dari 50% potensinya. . Pada tahun 2025, sasaran untuk menjadi produsen

utama kakao dunia bisa menjadi kenyataan.

3.2 Saran

Dengan harga kakao yang terpantau stabil, sebaiknya lahan kakao di Indoneia diperluas

untuk meningkatkan jumlah komoditas kakao. Selain lahan yang diperluas diperlukan juga

pengembanagn teknologi dalam mengolah hasil perkebunan kakao sehingga kualitas yang

dihasilkan menjadi lebih baik lagi dan dapat bersaing dengan produk olahan luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: kakao.docx

Anonymous(2012). Budidaya kakao semanis buah cokelatnya.

(http://pertanianjanabadra.webs.com,diakses 2 Januari 2012)

Prospek dan pengembangan agribisnis.(http://www.litbang.deptan.go.id/favicon)

Anonymous(2012).Peluang usaha agribisnis Indonesia,(Wordpress.com,doakses 2 januari 2012)

Anonymous(2012).Prospek cerah bisnis kakao,( http://bisnisukm.com/wp)

content/themes/bisnisukmv320/img/favicon)

13