kak audit energi (bangunan) final-p2k
DESCRIPTION
kegiatan audit penggunaan energi listrik pad suatu bangunan gedungTRANSCRIPT
KERANGAKA ACUAN KERJA ( KAK )
AUDIT ENERGI DI SEKTOR BANGUNAN
TAHUN ANGGARAN 2009
I. LATAR BELAKANG
Sektor bangunan gedung merupakan salah satu sektor pengguna energi cukup
besar. Pesatnya pembangunan khususnya di kota-kota besar menyebabkan
meningkatnya pengunaan energi di sektor bangunan gedung. Hal ini memberikan
dampak bagi penyediaan energi nasional. Saat ini penyediaan energi di Indonesia
masih tergantung pada bahan bakar fosil, terutama minyak sementara cadangan
minyak yang ada semakin menipis.
Terbatasnya pasokan energi merupakan salah satu kendala bagi pemerintah dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara
langsung berdampak pada peningkatan konsumsi energi. Menyadari hal tersebut,
maka perlu diambil beberapa tindakan yang tepat dan bijaksana dalam rangka
memperbaiki ekonomi bangsa melalui penggunaan energi yang efisien dan
bijaksana, yaitu menggurangi penggunaan energi tanpa mengurangi kualitas
produksi.
Kurangnya pemahaman terhadap pengelolaan energi, menyebabkan penggunaan
energi di Indonesia masih tergolong pengguna energi yang tidak efisien. Hal ini bisa
dilihat dari tingginya elastisitas dan intensitas energi di Indonesia dibandingkan
dengan negara-negara lain, khususnya negara-negara maju seperti Jepang.
Elastisitas energi yaitu perbandingan antara pertumbuhan energi dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih tinggi yaitu >1 sementara Jepang hanya
sekitar 0,03. Sedangkan intensitas energi yaitu banyaknya energi yang diperlukan
untuk menghasilkan GDP sebesar 1 juta USD juga masih tinggi yaitu 401 TOE/juta
USD, sementara Jepang kurang dari 70 TOE/juta USD.
Hasil survei menunjukkan bahwa sektor bangunan gedung khususnya gedung-
gedung yang padat energi mempunyai potensi penghematan energi sekitar 10 –
30%. Saat ini beberapa bangunan gedung ada yang telah melakukan usaha
peningkatan efisiensi energi seperti penggantian peralatan, pengoperasian peralatan
secara hemat serta menerapkan program aksi konservasi energi. Namun demikian
dalam penerapannya masih banyak dijumpai hambatan-hambatan di antaranya yang
1
paling menonjol adalah masalah pendanaan kegiatan audit energi maupun
implementasinya. Melihat cukup besarnya peluang penghematan energi di sektor
bangunan serta besarnya manfaat yang akan diperoleh apabila peluang ini
diimplementasikan maka program konservasi energi perlu terus digalakkan.
Konservasi energi memberikan manfaat yang besar berupa penghematan energi
yang berdampak pada penurunan biaya operasional yang pada akhirnya dapat
meningkatkan daya saing di pasar global. Pada tahun 2003, Pemerintah telah
meluncurkan Program Kemitraan Konservasi Energi yang bertujuan meningkatkan
peran pengguna energi baik pemerintah ataupun swasta dalam kegiatan konservasi
energi. Program ini merupakan pemberian layanan audit gratis oleh pemerintah
kepada penggunan energi (sektor bangunan dan industri) yang berminat dalam
mengimplementasikan konservasi energi. Audit energi dilakukan untuk mengetahui
pola penggunaan energi, mengidentifikasi titik-titik pemborosan energi, peluang-
peluang penghematan energi pada peralatan yang digunakan, dan memberikan
rekomendasi langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka penghematan
energi.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Kegiatan
Maksud kegiatan ini adalah memberikan insentif kepada peserta program kemitraan
konservasi energi untuk dapat melaksanakan penghematan energi melalui bantuan
teknis audit energi.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi dan
memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat
ditindaklanjuti oleh pihak manajemen bangunan sekaligus menyusun studi
kelayakannya jika hasil audit energi merekomendasikan pengelola bangunan untuk
melakukan investasi berbiaya tinggi (high cost) guna memperoleh penghematan
energi.
III. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup kegiatan Audit Energi di Sektor Bangunan ini adalah melakukan audit
energi pada sektor bangunan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
2
1) Melakukan survei pada bangunan gedung yang akan diaudit penggunaan
energinya untuk mendapatkan pernyataan komitmen mengikuti program
kemitraan konservasi melalui audit energi. Lokasi survei meliputi DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Riau, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Utara dan Sumatera Utara.
2) Memberikan pelatihan audit energi kepada tim teknis di masing-masing
perusahaan yang mengikuti program kemitraan konservasi energi.
3) Melakukan audit energi di 24 (dua puluh empat) obyek bangunan gedung yang
telah menandatangani Surat Pernyataan Komitmen untuk mengikuti Program
Kemitraan Konservasi Energi di lokasi-lokasi yang tersebut di atas
4) Melakukan analisis dan menyusun rekomendasi langkah-langkah penghematan
energi berdasarkan kriteria : tanpa biaya, biaya rendah, biaya sedang, dan biaya
tinggi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak Bangunan Gedung;
5) Menentukan prioritas penerapan konservasi energi yang layak untuk
dilaksanakan studi kelayakannya (feasibility study) berdasarkan rekomendasi
hasil audit energi yang memerlukan biaya sedang/tinggi dan dikonsultasikan
dengan manajemen perusahaan dan menyusun studi kelayakan (feasibility study)
untuk rekomendasi tersebut (analisis tekno ekonomi, finansial dan desain teknis).
6) Melaksanakan Seminar untuk mempresentasikan konsep laporan akhir guna
mendapatkan masukan-masukan dari stakeholder.
7) Menyusun laporan hasil kegiatan yang terdiri dari laporan pendahuluan, laporan
kemajuan/interim, laporan survai lapangan, konsep laporan akhir, laporan akhir
dan laporan studi kelayakannya (feasibility study).
IV. KELUARAN
1. Keluaran dari pekerjaan Audit Energi di Sektor Bangunan adalah suatu laporan
hasil pelaksanaan kegiatan yang memuat :
a) Deskripsi, Pola Penggunaan Energi, Sistem Manajemen Energi, Intensitas
Konsumsi Energi dan Analisis serta potensi penghematannya;
b) Rekomendasi langkah-langkah penghematan energi berdasarkan kriteria :
tanpa biaya atau biaya rendah
biaya sedang
biaya tinggi
c) Studi kelayakan (feasibility study) berdasarkan rekomendasi hasil audit energi
yang memerlukan biaya sedang/tinggi.
3
2. Laporan hasil kegiatan terdiri dari :
a. Laporan Pendahuluan (sebanyak 5 eksemplar) berisi
tentang kerangka kebijakan makro konservasi energi, persepsi dan
pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, konsep dan alur pikir kegiatan
yang akan dilaksanakan serta rencana dan persiapan pengumpulan data
sebagaimana tersebut dalam dalam lingkup kegiatan yang telah ditetapkan
b. Laporan Bulanan (sebanyak 5 eksemplar) berisi
tentang porses dan kemajuan (progress) kegiatan yang telah dicapai setiap
bulan seperti disebutkan dalam lingkup kegiatan.
c. Laporan Interim (sebanyak 5 eksemplar) berisi tentang
perkembangan pelaksanaan pekerjaan, inventarisasi data/informasi yang telah
diperoleh baik primer maupun sekunder dan konsep dan kerangka analisis studi
keseluruhan (general analysis) aspek-aspek yang telah ditetapkan dalam
lingkup kegiatan.
d. Konsep Laporan Akhir (sebanyak 5 eksemplar) berisi tentang seluruh
kegiatan yang sudah dilakukan antara lain : deskripsi, pola penggunaan energi,
sistem manajemen energi, intensitas konsumsi energi, analisa dan potensi
penghematannya, rekomendasi langkah-langkah penghematan energi
berdasarkan kriteria tanpa biaya / biaya rendah, biaya sedang dan biaya tinggi
serta daftar prioritas rekomendasi hasil audit energi yang memerlukan studi
kelayakan (feasibility study).
e. Laporan Akhir (sebanyak 5 eksemplar+5 CD ROM)
berisi tentang seluruh kegiatan yang sudah dilakukan atau merupakan
perbaikan dan penyempurnaan dari laporan konsep laporan akhir.
f. Laporan Studi Kelayakan (feasibility study).
V. TENAGA YANG DIPERLUKAN
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan Audit Energi di
Sektor Bangunan adalah sebagai berikut:
1. Satu orang Tenaga Ahli Konservasi Energi merangkap sebagai ketua tim/team
leader. Pendidikan sarjana teknik elektro/teknik fisika/teknik mesin/teknik industri
strata 2 (S2) dengan pengalaman profesional 5 tahun di bidang yang berkaitan
dengan Konservasi Energi. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin
4
dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2. Empat orang Tenaga Ahli Elektrikal. Pendidikan sarjana teknik elektro strata 1
(S1) dengan pengalaman profesional 5 tahun di bidang yang berkaitan dengan
Konservasi Energi untuk melaksanakan pekerjaan selama 6 (enam) bulan penuh.
3. Empat orang Tenaga Ahli Mekanikal. Pendidikan sarjana teknik mesin strata 1
(S1) dengan pengalaman profesional 5 tahun di bidang yang berkaitan dengan
Konservasi Energi untuk melaksanakan pekerjaan selama 6 (enam) bulan penuh.
4. Empat orang Tenaga Ahli Arsitektur. Pendidikan sarjana teknik sipil strata 1 (S1)
dengan pengalaman profesional 5 tahun di bidang yang berkaitan dengan
perancangan bangunan untuk melaksanakan pekerjaan selama 6 (enam) bulan
penuh.
5. Empat orang Tenaga Ahli Ekonomi. Pendidikan sarjana ekonomi strata 1 (S1)
dengan pengalaman profesional 5 tahun di bidang yang berkaitan dengan kajian
ekonomi /studi kelayakan proyek untuk melaksanakan pekerjaan selama 6
(enam) bulan penuh.
Para Tenaga Ahli tersebut dibantu oleh 1 (satu) sekretaris dan 4 (empat) orang
tenaga administrasi untuk membantu penyelesaian keseluruhan pekerjaan Audit
Energi di Sektor Bangunan tersebut.
VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Audit Energi di Sektor Bangunan selama 6
(enam) bulan kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak.
VII. BIAYA
Total biaya yang diperlukan untuk kegiatan Audit Energi di Sektor Bangunan ini
adalah sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah), yang berasal dari anggaran
DIPA Tahun Anggaran 2009.
Mengetahui/Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K)Kegiatan Non Fisik, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
Jakarta, Maret 2009
Panitia II Pengadaan Jasa Konsultansi, Direktora Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi,Ketua
5
Ir. Chrisnawan AdityaNIP. 100012507
Harris, STNIP. 100012413
6