kajian tentang evaluasi kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah di kabupaten kota pemekaran di...

30
06/14/22 06/14/22 Samarinda, Januari 2008 Samarinda, Januari 2008 Kajian Tentang Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Kabupaten / Kota Pemekaran di Kabupaten / Kota Pemekaran di Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kerjasama Kerjasama Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur Dengan Dengan Pusat kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Pusat kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III LAN Aparatur III LAN

Upload: bidang-kkian-pkp2a-iii-lan-kalimantan

Post on 28-May-2015

7.731 views

Category:

Business


4 download

DESCRIPTION

ekspose kajian bersama Balitbangda

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23 Samarinda, Januari 2008Samarinda, Januari 2008

Kajian Tentang Kajian Tentang Evaluasi Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Kabupaten / Otonomi Daerah di Kabupaten / Kota Pemekaran di Kalimantan Kota Pemekaran di Kalimantan

TimurTimur

KerjasamaKerjasamaBalitbangda Provinsi Kalimantan TimurBalitbangda Provinsi Kalimantan Timur

DenganDenganPusat kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Pusat kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III

LANLAN

Page 2: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 sistem Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 sistem

Pemerintahan indonesia menganut sistem sentralisasi, Pemerintahan indonesia menganut sistem sentralisasi, dimana sasaran utama dari strategi pembangunan waktu dimana sasaran utama dari strategi pembangunan waktu itu adalah efisiensi yang diharapkan akan memacu itu adalah efisiensi yang diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan paradigma pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan paradigma Pareto-OptimalPareto-Optimal . .

Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, orientasi pembangunan Tentang Pemerintahan Daerah, orientasi pembangunan diubah, bukan kepada efisiensi dan pertumbuhan diubah, bukan kepada efisiensi dan pertumbuhan melainkan kepada kemandirian dan keadilan dengan melainkan kepada kemandirian dan keadilan dengan perubahan sistem penyelenggaraan Pemerintahan perubahan sistem penyelenggaraan Pemerintahan menjadi sistem desentralisasi.menjadi sistem desentralisasi.

beberapa fenomena empirik terlihat bahwa kebijakan beberapa fenomena empirik terlihat bahwa kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah belum dilaksanakan desentralisasi atau otonomi daerah belum dilaksanakan secara sungguh-sungguh. secara sungguh-sungguh.

mengakibatkan beberapa kerugian, sebagaimana mengakibatkan beberapa kerugian, sebagaimana diidentifikasi oleh Prud’ Homme (1995). Beberapa diidentifikasi oleh Prud’ Homme (1995). Beberapa “bahaya” desentralisasi, yaitu makin tingginya “bahaya” desentralisasi, yaitu makin tingginya disparitas antar daerah, inefisiensi produksi dan alokasi disparitas antar daerah, inefisiensi produksi dan alokasi dan instabilitas. 0dan instabilitas. 0

Page 3: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

PERUMUSAN PERUMUSAN MASALAHMASALAH

Dalam bidang ekonomi, kecenderungan kinerja Dalam bidang ekonomi, kecenderungan kinerja pembangunan daerah pada indikator-indikator makro pembangunan daerah pada indikator-indikator makro seperti pendapatan nasional perkapita, pengurangan seperti pendapatan nasional perkapita, pengurangan jumlah penduduk miskin, dan tingkat pengangguran jumlah penduduk miskin, dan tingkat pengangguran masih belum optimal masih belum optimal

Dalam bidang sosial, yang Dalam bidang sosial, yang dilihat antara lain dalam dilihat antara lain dalam sektor pendidikan dan kesehatan,sektor pendidikan dan kesehatan, kebijakan otonomi kebijakan otonomi daerah nampaknya belum membawa dampak yang daerah nampaknya belum membawa dampak yang signifikan di daerah, sehingga perlu dikaji secara signifikan di daerah, sehingga perlu dikaji secara cermat letak kesalahan dari implementasi kebijakan cermat letak kesalahan dari implementasi kebijakan yang adayang ada..

Dalam Bidang Sarana dan Prasarana Dasar, Dalam Bidang Sarana dan Prasarana Dasar, keberhasilan pembangunan dapat diukur dan dinilai keberhasilan pembangunan dapat diukur dan dinilai dari ketersediaan dan kecukupan sarana dan prasarana, dari ketersediaan dan kecukupan sarana dan prasarana, akan tetapi Dampak desentralisasi di bidang sarana dan akan tetapi Dampak desentralisasi di bidang sarana dan prasarana yang diindikasikan belum sesuai harapanprasarana yang diindikasikan belum sesuai harapan

Page 4: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

TUJUAN DAN TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGUNAAN

Kajian ini bertujuan untuk menggali dan Kajian ini bertujuan untuk menggali dan mengenali berbagai permasalahan dalam mengenali berbagai permasalahan dalam implementasi kebijakan otonomi daerah implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 32/2004 dan dampaknya berdasarkan UU No. 32/2004 dan dampaknya bagi pembangunan sosial ekonomi, serta sarana bagi pembangunan sosial ekonomi, serta sarana dan prasarana di daerah.dan prasarana di daerah.

Kegunaan praktis dari kajian ini adalah dapat Kegunaan praktis dari kajian ini adalah dapat dihasilkannya konsep dan alternatif strategi dihasilkannya konsep dan alternatif strategi pengembangan otonomi daerah di wilayah pengembangan otonomi daerah di wilayah Kalimantan Timur dalam rangka peningkatkan Kalimantan Timur dalam rangka peningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan pelayanan kesejahteraan dan mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat prima kepada masyarakat

Page 5: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP KAJIANKAJIAN

Ruang lingkup kajian ini Ruang lingkup kajian ini terdiri dari beberapa terdiri dari beberapa aspek, yakni aspek aspek, yakni aspek sosial, ekonomi, sosial, ekonomi, Pertanian, Menajemen Pertanian, Menajemen Kepegawaian dan Kepegawaian dan Pelayanan dll yang Pelayanan dll yang dikaitkan dengan dikaitkan dengan implementasi kebijakan implementasi kebijakan desentralisasi selama desentralisasi selama pemerlakuan Otdapemerlakuan Otda

Berdasarkan jangkauan Berdasarkan jangkauan wilayah, kajian ini akan wilayah, kajian ini akan mengkaji 3 (tiga) mengkaji 3 (tiga) Kabupaten di Kalimantan Kabupaten di Kalimantan Timur hasil pemekaran Timur hasil pemekaran sejak tahun 1999, yang sejak tahun 1999, yang meliputi: meliputi:

No

Daerah Induk

Kabupaten Pemekaran

1 Kabupaten Pasir Kab. Penajam

Paser Utara

2 Kabupaten Kutai Kab. Kutai

Timur

Kab. Kutai Barat

Page 6: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

KABUPATEN PENAJAM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARAPASER UTARA

Page 7: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Kinerja Bidang SosialKinerja Bidang Sosial

28.87 31.2

na

44.27

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

(%)

2002 2003 2004 2005

Nb : Data Tahun 2004 na

Rasio Penduduk Miskin Kabupaten PPU Tahun 2002-2005 Pertumbuhan Penduduk Miskin Kab. PPU Tahun

2002-2005

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

2002 2003 2004 2005Nb : Data Tahun 2004 Na

Page 8: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

RASIO MURID TERHADAP GURU SD, SLTP, Dan SMU TAHUN 2002-2005

23.4 23.0

20.217.618.54

17.08 17.64

14.61

21.3119.59

15.71

7.05

1.03.05.07.09.0

11.013.015.017.019.021.023.025.0

2002 2003 2004 2005

TAHUNSD SLTP SMU

APP dan Angka Melek Huruf Kabupaten PPU tahun 2002-2005

98.9

87.8

77.6

93.5

98.496.4 97.2

87.184.7 85.4

74.472.3

76.8

92.490.2

88.5

7072.5

7577.5

8082.5

8587.5

9092.5

9597.5100

102.5

2002 2003 2004 2005

APP SD APP SLTP APP SMU Angka Melek Huruf

Page 9: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

249.41

186.01203.9

177.07

0

50

100

150

200

250

2002 2003 2004 2005

Rasio Penduduk Terhadap Tenaga Kesehatan Tahun 2002-2005

60

19

4

65.36

46

6

65.72

18

3

66.11

17

205

10152025303540455055606570

2003 2004 2005 2006Tahun

Indikator Kinerja Bidang Kesehatan di Kabupaten PPU Tahun 2003-2006 (Per 1000 Penddk)

Angka Harapan Hidup Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Melahirkan

Page 10: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Pertumbuhan Panjang Jalan Aspal Tahun 2003-2005

0.29

81803.81

113.89

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

2003 2004 2005

Page 11: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Produksi Padi dan Pertumbuhan Produksi Padi Tahun 2002-2005

1.002.003.004.005.006.007.008.009.00

10.0011.0012.0013.0014.0015.0016.00

2002 2003 2004 2005Produksi Padi/Ha Pertumbuhan Produksi Padi

Produksi Karet dan Sawit Kab. PPU Tahun 2002-2005

4.81

0.60 0.68 0.58 0.55

14.10 13.81

5.60

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.008.00

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

14.00

15.00

2002 2003 2004 2005

(ton

/ha)

Produksi Karet Produksi Saw it

Page 12: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Pertumbuhan Populasi Ternak Kabupaten PPU Tahun 2002-2005

10.25

19.43

57.71

3.00

05

1015202530354045505560

2002 2003 2004 2005

Pertumbuhan Produksi Perikanan Tahun 2003-2005

-23.39

49.73

10.57

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

2003 2004 2005

Page 13: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Bidang Hukum dan Perundang-Bidang Hukum dan Perundang-UndanganUndangan

26.67

47.37 47.83

38.71

05

101520253035404550

2003 2004 2005 2006

Rasio Perda yang Diusulkan dan yang Ditetapkan Tahun 2003-2006

Page 14: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

0,00100.000,00200.000,00300.000,00400.000,00500.000,00600.000,00700.000,00800.000,00900.000,00

1.000.000,00

2003 2004 2005 2006

dala

m J

uta

Rp

.

Tahun

Target dan Realisasi Pajak Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2003-2006

Target Pajak Realisasi Pajak

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2003-2005

4.91

2.78

4.16

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

5.5

2003 2004 2005

Pertumbuhan PAD Tahun 2004-2006

1676.23

100.2115.15

-200.00

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

1400.00

1600.00

1800.00

2004 2005 2006

Page 15: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

KABUPATEN KUTAI KABUPATEN KUTAI TIMURTIMUR

Page 16: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

RASIO PENDUDUK MISKIN

28.45%

18.36%

17.22%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

2003 2004 2005

Tahun

Rasio Pegawai yang Mengikuti Diklat

13.85

22.82

3.33

39.57

12.98

0.002.505.007.50

10.0012.5015.0017.5020.0022.5025.0027.5030.0032.5035.0037.5040.0042.50

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Rasio Pegaw ai yang Mengikuti Diklat

Page 17: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

RASIO MURID SD TERHADAP SEKOLAH DAN GURU DI KABUPATEN KUTAI TIMUR

185,29

145,2 149,1 158,55

25,2716,81 18,13 16,75

0

50

100

150

200

2002 2003 2004 2005

TAHUN

Rasio Murid Thd Sekolah Rasio Murid Thd Guru

RASIO MURID SLTP TERHADAP SEKOLAH DAN GURU

139,86 148,35174,47 173,47

10,62 9,87 11,78 12,05

0

50

100

150

200

2002 2003 2004 2005

TAHUN

Rasio Murid thd Sekolah Rasio Murid thd Guru

Rasio Murid SMA Terhadap Sekolah dan Guru

257.35

202.86

156

129.27

14.2017.647.527.79

0255075

100125150175200225250275

2002 2003 2004 2005

TahunRasio Murid thd Sekolah Rasio Murid thd Guru

Page 18: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan Tahun 2003-2006 (Per 1000 Kelahiran)

32

42

95

16

5

56

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2003 2004 2005 2006

Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Melahirkan

Rasio jumlah Penduduk Terhadap Tenaga Kesehatan

1883.09

1225.64

1073.43

970.79

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2002 2003 2004 2005

Page 19: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Produksi Padi dan Jagung Perhektar (Ton/Ha)

2.6

4

3.2 3.29

1.991.972.151.86

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

2002 2003 2004 2005

TahunRata-rata Produksi Padi Rata-rata Produksi Jagung

Rata-Rata Produksi Hasil Perkebunan Tahun 2002-2005 (ton/ha)

0.06 0.05 0.04 0.04

2.54

2.883.00

0.17 0.20 0.23 0.190.000.250.500.751.001.251.501.752.002.252.502.753.00

2002 2003 2004 2005

Saw it Karet Kopi

Page 20: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Pertumbuhan Ternak Sapi

64.49

44.63

8.6615.00

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.0050.0055.0060.0065.0070.00

2002 2003 2004 2005

Tahun

Rata-rata Volume Usaha Koperasi (dlm Juta Rp.)

145.60

211.46

170.59

152.04

0.00

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

150.00

175.00

200.00

225.00

2003 2004 2005 2006

Tahun

Rata-rata Volume Usaha Koperasi

Page 21: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Kinerja Bidang PerekonomianKinerja Bidang Perekonomian

Terget dan Realisasi Pajak (dlm Juta Rp.)

678.41

1,932.10 1,890

1,291.26

1,657.86

1,5631,462.50

1,255.13

2,026.50

699.51

0

250

500

750

1000

1250

1500

1750

2000

2250

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Target Pajak Realisasi Pajak

Pertumbuhan PAD Tahun 2003-2006

349.50

1.02-26.17

8.31

-30.00

20.00

70.00

120.00

170.00

220.00

270.00

320.00

2003 2004 2005 2006

Pertumbuhan PDRB

24.81

88.29

(8.97)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

2003 2004 2005

Tahun

Page 22: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

KABUPATEN KUTAI KABUPATEN KUTAI BARATBARAT

Page 23: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

23.02

20.80

19.0320.05

10

15

20

25

30

2002 2003 2004 2005

Pers

enta

se (%

)

Rasio Pegawai Yang Mengikuti Diklat

1.37

1.91

3.35

1.98

0.570.13

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Ras

io

Page 24: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Rasio Murid Sekolah Dasar Terhadap Sekolah dan Guru

99.8399.50

89.69

99.11

11.19 14.39 12.31 12.17

0.00

15.00

30.00

45.00

60.00

75.00

90.00

105.00

2002 2003 2004 2005

Tahun

Rasio Murid Terhadap Sekolah Rasio Murid Terhadap Guru

Rasion Murid SLTP Terhadap Sekolah dan Guru

150.73144.28

167.71135.13

10.59 10.9610.5510.31

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

2002 2003 2004 2005

Tahun

Rasio Murid Terhadap Sekolah Rasio Murid Terhadap Guru

Rasio Murid SLTA Terhadap Sekolah dan Guru

176.93 150.55

141.26

148.19

8.698.948.809.83

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00110.00120.00130.00140.00150.00160.00170.00180.00

2002 2003 2004 2005

Tahun

Rasio Murid Terhadap Sekolah Rasio Murid Terhadap Guru

Page 25: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Rasio Penduduk Terhadap Tenaga Kesehatan

577

647

370

431

300

400

500

600

700

2002 2003 2004 2005

24

18

10

0

10

20

30

2004 2005 2006

304 260

879

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2004 2005 2006

Angka Kematian Ibu Melahirkan Per 10.000 Kelahiran

Page 26: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Pertumbuhan Produksi Ikan Perairan Umum

n.a

571

861 836

1,349

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

2001 2002 2003 2004 2005

To

n

14.15

-11.31

6.13

20.31

31.03

16.86

-7.04

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

(%)

Rata-rata Pertumbuhan Produksi Hasil Pertanian (2001 - 2005)

Padi Ubi Kayu Jagung Ubi Jalar Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah

Page 27: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

Laju Pertumbuhan Panjang Jalan

159.6

323.0

411.8

258.7

342.3

108.9

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Km

Page 28: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

21,6

98

25,4

63

20,0

24

19,1

24

32,2

06

9,81

3

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

Juta

Ru

pia

h

2003 2004 2005

Tahun

Perkembangan PAD Kab. Kutai Barat (2003 - 2004)

Target Realisasi

21,6

98

25,4

63

20,0

24

19,1

24

32,2

06

9,8

13

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

Ju

ta R

up

iah

2003 2004 2005

Perkembangan PAD Kab. Kutai Barat (2003 - 2004)

Target Realisasi

500

1,137

893970

16,227

1,410

450550650750850950

1050115012501350145015501650

Ju

ta R

up

iah

2003 2004 2005

Target dan Realisasi Pajak Daerah

Target Pajak Realisasi Pajak

Laju Pertumbuhan PDRB

124.14

115.33 115.93

111.61

100

105

110

115

120

125

130

135

2002 2003 2004 2005

Tahun

(%)

Page 29: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

KesimpulanKesimpulan Kesimpulan umum yang dapat diambil dari kajian ini adalah bahwasanya meskipun tidak Kesimpulan umum yang dapat diambil dari kajian ini adalah bahwasanya meskipun tidak

jelas faktor penyebab perubahan kinerja pembangunan di ketiga kabupaten yang jelas faktor penyebab perubahan kinerja pembangunan di ketiga kabupaten yang dievaluasi pada periode 2002 s.d. 2005, namun pada momentum awal pelaksanaan dievaluasi pada periode 2002 s.d. 2005, namun pada momentum awal pelaksanaan otonomi daerah terjadi sinyal-sinyal perubahan, sehingga secara hipotetik bahwa sinyal otonomi daerah terjadi sinyal-sinyal perubahan, sehingga secara hipotetik bahwa sinyal perubahan tersebut sebagian merupakan dampak yang cukup siginifikan / positif dari perubahan tersebut sebagian merupakan dampak yang cukup siginifikan / positif dari pelaksanaan otonomi daerah khususnya pasca pemberlakukan UU Nomor 22 Tahun 1999 pelaksanaan otonomi daerah khususnya pasca pemberlakukan UU Nomor 22 Tahun 1999 (sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 32 Tahun 2004). (sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 32 Tahun 2004).

Namun demikian, tidak mustahil juga muncul dampak-dampak negatif dari pelaksanaan Namun demikian, tidak mustahil juga muncul dampak-dampak negatif dari pelaksanaan otonomi daerah, sebagaimana diprediksikan oleh para ahli yang antara lain munculnya otonomi daerah, sebagaimana diprediksikan oleh para ahli yang antara lain munculnya kesenjangan antar daerah. Dalam konteks ini, variasi yang sangat tinggi dalam potensi kesenjangan antar daerah. Dalam konteks ini, variasi yang sangat tinggi dalam potensi daerah sangat mungkinkan memunculkan disparitas tersebut. Oleh karena itu, instrumen daerah sangat mungkinkan memunculkan disparitas tersebut. Oleh karena itu, instrumen kebijakan pusat perlu dioptimalkan untuk mencegah melebarnya disparitas ini, yang kebijakan pusat perlu dioptimalkan untuk mencegah melebarnya disparitas ini, yang antara lain dengan mengkaji ulang sistem DAU dan DAK, serta mengkaji ulang secara antara lain dengan mengkaji ulang sistem DAU dan DAK, serta mengkaji ulang secara matang atas usulan pemekaran wilayah.matang atas usulan pemekaran wilayah.

Hal lain yang bisa dicermati dari hasil penelitian yang ada adalah bahwa walaupun ada Hal lain yang bisa dicermati dari hasil penelitian yang ada adalah bahwa walaupun ada beberapa beberapa progressprogress yang cukup penting, namun kinerja pembangunan daerah belum terlalu yang cukup penting, namun kinerja pembangunan daerah belum terlalu menonjol sebagaimana yang diharapkan. Artinya, belum dapat dibuktikan secara menonjol sebagaimana yang diharapkan. Artinya, belum dapat dibuktikan secara meyakinkan bahwa otonomi daerah benar-benar berdampak pada peningkatan kinerja meyakinkan bahwa otonomi daerah benar-benar berdampak pada peningkatan kinerja pembangunanpembangunan yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :– Pada tahap-tahap awal implementasi kebijakan desentralisasi, daerah lebih disibukkan Pada tahap-tahap awal implementasi kebijakan desentralisasi, daerah lebih disibukkan

oleh upaya penataan internal baik dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan oleh upaya penataan internal baik dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan maupun personalia. Akibatnya, daerah cenderung kurang dapat berkonsentrasi dalam maupun personalia. Akibatnya, daerah cenderung kurang dapat berkonsentrasi dalam memfokuskan sumber daya yang ada untuk dipergunakan sebesar mungkin bagi memfokuskan sumber daya yang ada untuk dipergunakan sebesar mungkin bagi kesejahteraan masyarakat di daerahkesejahteraan masyarakat di daerah

– Kebijakan pemerintah Pusat sendiri terlalu sering berubah-ubah sehingga terlalu Kebijakan pemerintah Pusat sendiri terlalu sering berubah-ubah sehingga terlalu banyak menyita waktu dan energi aparat di daerah. Sebagai contoh, semenjak banyak menyita waktu dan energi aparat di daerah. Sebagai contoh, semenjak lahirnya UU No. 22 Tahun 1999, pedoman penataan organisasi pemerintah daerahlahirnya UU No. 22 Tahun 1999, pedoman penataan organisasi pemerintah daerah

– Aparat daerah masih terjebak pada pola pikir “tradisional“ bahwa keberhasilan Aparat daerah masih terjebak pada pola pikir “tradisional“ bahwa keberhasilan otonomi daerah semata-mata diukur oleh besarnya PAD (penerimaan asli daerah)otonomi daerah semata-mata diukur oleh besarnya PAD (penerimaan asli daerah)

– Banyak daerah hasil pemekaran (termasuk Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Banyak daerah hasil pemekaran (termasuk Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Kutai Barat) yang menghadapi kendala berupa keterbatasan SDM yang berkualitas Kutai Barat) yang menghadapi kendala berupa keterbatasan SDM yang berkualitas atau memiliki kompetensi sesuai dengan kewenangan daerah dan tugas pokok atau memiliki kompetensi sesuai dengan kewenangan daerah dan tugas pokok instansional yang adainstansional yang ada

Page 30: Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten  Kota Pemekaran Di Kalimantan Timur

04/12/2304/12/23

RekomendasiRekomendasi Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Kutai Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Kutai

Barat perlu segera melakukan berbagai upaya untuk menggali dan Barat perlu segera melakukan berbagai upaya untuk menggali dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang perlu dioptimalkan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang perlu dioptimalkan tersebut terutama potensi yang dapat menarik investasi, sehingga tersebut terutama potensi yang dapat menarik investasi, sehingga peningkatan pendapatan nantinya bukan berasal dari pembebanan terhadap peningkatan pendapatan nantinya bukan berasal dari pembebanan terhadap masyarakat umum, melainkan terhadap sektor usaha. Optimalisasi potensi masyarakat umum, melainkan terhadap sektor usaha. Optimalisasi potensi tersebut dengan cara pemerintah daerah mengorientasikan pengeluaran tersebut dengan cara pemerintah daerah mengorientasikan pengeluaran pembangunan kepada sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan pembangunan kepada sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan potensi wilayah. potensi wilayah.

Dalam kaitan ini pula, pemerintah daerah perlu mengidentifikasi secara Dalam kaitan ini pula, pemerintah daerah perlu mengidentifikasi secara mantap potensi masing-masing kawasan. mantap potensi masing-masing kawasan. Atas dasar itu, upaya pemacuan Atas dasar itu, upaya pemacuan pertumbuhan kawasan dapat dilakukan dengan melakukan optimalisasi pertumbuhan kawasan dapat dilakukan dengan melakukan optimalisasi potensi intinya.potensi intinya.

Untuk mempercepat pengembangan potensi, perlu kiranya dilakukan Untuk mempercepat pengembangan potensi, perlu kiranya dilakukan deregulasi kebijakan dan penyederhanaan prosedur perijinan untuk semua deregulasi kebijakan dan penyederhanaan prosedur perijinan untuk semua jenis layanan, khususnya yang berhubungan dengan investasi (domestik jenis layanan, khususnya yang berhubungan dengan investasi (domestik maupun asing). maupun asing).

Daerah perlu mengembangkan budaya kerjasama dengan daerah yang lain Daerah perlu mengembangkan budaya kerjasama dengan daerah yang lain atau dengan jenjang pemerintah yang lebih tinggi. Pada saat yang bersamaan, atau dengan jenjang pemerintah yang lebih tinggi. Pada saat yang bersamaan, daerah perlu pula mengintroduksi pola-pola kolaboratif dalam manajemen daerah perlu pula mengintroduksi pola-pola kolaboratif dalam manajemen pemerintahan dengan mengoptimalkan peran kelompok stakeholder.pemerintahan dengan mengoptimalkan peran kelompok stakeholder.

Pola pikir (Pola pikir (mindsetmindset) aparat daerah perlu lebih dibenahi dengan menempatkan ) aparat daerah perlu lebih dibenahi dengan menempatkan fungsi pelayanan sebagai ”panglima”, dan bukan sebaliknya dijadikan sebagai fungsi pelayanan sebagai ”panglima”, dan bukan sebaliknya dijadikan sebagai ”obyek” sumber penerimaan daerah. Untuk mendukung hal ini, maka ”obyek” sumber penerimaan daerah. Untuk mendukung hal ini, maka kapasitas SDM perlu ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan. kapasitas SDM perlu ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan. Peningkatan kapasitas SDM ini harus diimbangi pula dengan peningkatan Peningkatan kapasitas SDM ini harus diimbangi pula dengan peningkatan kapasitas anggaran dan kapasitas kelembagaan daerahkapasitas anggaran dan kapasitas kelembagaan daerah