kajian proses penyidikan oleh polri terhadap …/kajian-p...penyalahgunaan narkotika di polres...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR
(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh
BANGKIT DWI NUGROHO
NIM E0008305
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR
(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)
Oleh
Bangkit Dwi Nugroho
NIM.E0008305
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 1 November 2012
Dosen Pembimbing I Pembimbing II
Kristiyadi,SH., M.Hum. Muhammad Rustamaji,S.H., M.H.
NIP. 19581225 198601 1001 NIP. 198210082005011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR
(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)
Oleh :
Bangkit Dwi Nugroho
NIM. E0008305
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 29 Januari 2013
DEWAN PENGUJI
1. Bambang Santoso, S.H., M.Hum. (……………………………)
NIP. 19620209 198903 1001
Ketua
2. Muhammad Rustamaji, S.H., M.H. (……………………………)
NIP. 198210082005011001
Sekretaris
3. Kristiyadi, S.H., M.Hum. (……………………………)
NIP. 19581225 198601 1001
Anggota
Mengetahui
Dekan,
Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum.
NIP. 19570203 198503 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Bangkit Dwi Nugroho
NIM : E0008305
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :
KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR
(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya
peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, 1 November 2012
Yang membuat pernyataan
Bangkit Dwi Nugroho
NIM.E0008305
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
BANGKIT DWI NUGROHO. E0008305. 2012. Kajian Proses Penyidikan
oleh POLRI Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di Polres
Karanganyar (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA). Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan
penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar; dan
mengetahui hambatan yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap
pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif,
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif.
Lokasi penelitian ini di Kepolisian Resor Karanganyar. Data penelitian ini meliputi
data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi
dokumen atau bahan pustaka, pengamatan dan observasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : Proses penyidikan dalam perkara tindak pidana
narkotika menggunakan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
selama tidak diatur secara khusus (atau menyimpang) dalam Undang-undang
Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut (lex specialis derogate legi
generalis). Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan
narkotika di Polres Karanganyar berjalan sesuai dengan ketentuan KUHAP. Namun,
ada beberapa ketentuan penambahan alat bukti selain yang terdapat dalam
KUHAP dan diuraikan dalam Pasal 86 ayat (2) Undang-undang No. 35 tahun 2009
tentang Narkotika dan dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
dalam Pasal 75 dan 80 yang memuat tentang kewenangan penyidik BNN yang
tidak diatur dalam KUHAP disini dapat disimpulkan bahwa asas lex specialis
derogate legi generalis berlaku dalam proses pelaksanaan penyidikan. Hambatan
yang dialami oleh penyidik dari Kepolisian Resor Karanganyar dalam melakukan
penyidikan tindak pidana narkotika adalah kurangnya sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh penyidik satuan Reserse Narkoba Polres Karanganyar, kurangnya
koordinasi dengan Badan Narkotika Nasional sebagai badan yang mengatur
tentang penyalahgunaan narkotika dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam
upaya penindakan terhadap penyalahgunaan narkotika.
Kata kunci : pelaku penyalahgunaan narkotika, proses penyidikan, hambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
BANGKIT DWI NUGROHO. E0008305. 2012. Assessment of Investigation
Process by the Police against Drug Abuse Perpetrator at Karanganyar Police
Station (Case Study Number of BP/01/I/2012/SAT NARKOBA). Law
Faculty, Sebelas Maret University.
The purpose of this research is to know the implementation process of
investigation against drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar,
and knowing barrier that encountered by investigators in the investigation process
against drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar. This research is a descriptive law empirical research. The data analysis used
the qualitative data analysis with the interactive model. Location of research is in
Police Station of Karanganyar. The data of this study include primary and secondary
data. Data collection techniques used is document study or library materials,
observation, and interview. Based on the results of research, it can be concluded as follows: The
investigation process in narcotics criminal use the Criminal Procedure Code
(KUHAP), while not specifically arranged (or deviation) by Law No. 35 of 2009 on
Narcotics (lex specialis derogate legi generalis). The implementation process of
investigation against the drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar
run in accordance with the provisions of the Criminal Procedure Code. However,
there is addition some evidence other than the of provisions contained in the Criminal
Procedure Code and is describe in Article 86 paragraph (2) of Law No. 35 year 2009
on Narcotics and the Law No. 35 Year 2009 on Narcotics in Articles 75 and 80 which
contain the authority of the investigator BNN that unregulated in the KUHAP. It can
be concluded that the principle of lex specialis derogate legi generalis applicable in
the implementation process of investigation. Barriers experienced by investigators of
Karanganyar Police Station in investigating is the lack of infrastructure and facilities
owned by investigators of Narcotics Investigation Unit at Karanganyar Police Station,
lack of coordination with the National Narcotics Agency as the agency that regulates
drug abuse and lack of community participation in efforts of drug abuse prosecution.
Keywords: drug abuse perpetrator, investigation process, investigation barriers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Barang siapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga”
(HR.Muslim)
Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan
paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata
manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati...
~ Kahlil Gibran ~
Keyakinanmu mengenai pencapaian impianmu, tak lebih penting daripada
keyakinanmu bahwa engkau akan berlaku yang sesuai bagi impianmu.
~ Mario Teguh ~
apa yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya adalah rencana
Allah, nikmati setiap detik demi detik kehidupan dengan rasa syukur yang besar
sehingga kebahagiaan akan selalu bersama kita selamanya
~ Penulis ~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Penulisan Hukum ini Penulis Persembahkan Kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan berkahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Almarhum Bapak Sukarno,S.E.,M.M., dan Ibu Hj. Tintin Sumarsini, S.Sos,
selaku orang tua penulis yang senantiasa mendukung, mendoakan,
menasehati, yang telah bersabar membimbing Penulis. Walaupun ayah engkau
telah tiada, penulis akan selalu berdo’a untukmu, melanjutkan perjuanganmu
dan selalu menjaga keluarga kecilmu ini.
3. Eko Hari Prihantoro dan Dewi Aryunita Putrianti, selaku kakak-kakak tercinta
yang Penulis sayangi dan Penulis banggakan, untuk selalu menjadi semangat
Penulis untuk tetap berjuang.
4. Sahabat, teman-teman, dan orang-orang terdekat, yang selalu ada dalam
kebersamaan di setiap waktu Penulis baik susah maupun senang.
5. Sahabat-sahabatku Fakultas Hukum UNS angkatan 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
hukum yang berjudul : “Kajian Proses Penyidikan oleh Polri Terhadap Pelaku
Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor
BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan
oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh derajat sarjana dalam
Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan ini penulis menyadari sebagai manusia biasa tidak akan
lepas dari kekurangan dan kesalahan sehingga jauh dari harapan yang
sesungguhnya. Untuk itu kritik dan saran membangun dari semua pihak amat
diperlukan. Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini,
tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret sekaligus Pembimbing Akademik
penulis.
2. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara.
3. Bapak Kristiyadi, S.H, M.Hum, selaku pembimbing I dalam penulisan
hukum ini yang telah banyak membantu memberikan pengarahan,
bimbingan, saran dan waktu bagi penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Bapak Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H., selaku Pembimbing II dalam
penulisan hukum ini yang telah sabar dan tidak lelah memberikan
bimbingan, dukungan, nasihat, motivasi demi kemajuan penulis sehingga
terselasainya skripsi ini.
5. Bapak Sabar Slamet,S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang
selalu memicu penulis untuk selalu berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta atas segala dedikasinya selama Penulis menempuh studi di
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Bapak AKP. Sutikno,S.H, selaku Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres
Karanganyar yang telah memberikan dukungan serta meluangkan waktu
untuk membantu penulis.
8. Almarhum Bapak Sukarno,S.E.,M.M., dan Ibu Hj. Tintin Sumarsini,
S.Sos, selaku orang tua penulis yang telah memberikan do’a dan restu
serta bantuan moril dan yang mejadi pemicu semangat penulis dalam
menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
9. Eko Hari Prihantoro dan Dewi Aryunita Putrianti, selaku kakak-kakak
tercinta penulis yang juga menjadi pemicu semangat dalam menyelesaikan
studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
10. Meeta Apriliani, yang selalu ada bagi penulis disaat sedih maupun senang,
selalu memberikan semangat dan telah memberikan banyak bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat penulis, Eko Setyo, Andromeda, Prasetyo Adi Nugroho, Putut,
Aryanto, Dimas P, Heru P, Hanafi, Arisendhy, Artha, Reny, Ririn,
Shanahan, Arif Saadhy, S.H., Yogha, Gurindo, Bambang, dan teman-
teman lain angkatan 2008 yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang
selama ini banyak membantu penulis dan memberikan banyak nasehat-
nasehat kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Metode Penelitian ........................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan Hukum ..................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ........................................................................... 12
1. Tinjauan Umum tentang Penyelidikan dan Penyidikan ........ 12
a. Penyelidikan ...................................................................... 12
b. Penyidikan ......................................................................... 14
2. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Narkotika ................ 19
a. Pengertian Narkotika ........................................................ 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Pengertian Tindak Pidana Narkotika ................................ 21
c. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Narkotika ....................... 22
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 25
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27
1. Nomor Perkara dan Identitas Tersangka ................................ 27
2. Dasar ....................................................................................... 28
3. Kasus Posisi ............................................................................ 28
B. Pembahasan .................................................................................. 29
1. Analisis Proses Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Pelaku
Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi
Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)..................... 29
2. Analisis Hambatan yang Ditemui Penyidik dalam Proses
Penyidikan Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di
Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor
BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) ............................................ 61
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 63
B. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Analisis Interaktif .......................................................... 9
Gambar 2. Skematik Kerangka Pemikiran ................................................. 25
Gambar 3. Skema Proses Penyidikan ......................................................... 30
Gambar 4. Skema Pelakanaan Penyidikan ................................................. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyalahgunaan narkotika merupakan kejahatan yang sangat
mengancam bagi generasi bangsa. Karena efek penyalahgunaan narkotika
tidak hanya dirasakan merusak kesehatan si pelaku saja, tetapi juga pada
aspek perekonomian, sosial, dan generasi bangsa. Ekses penyalahgunaan
narkotika yang demikian masih dikarenakan mayoritas pelaku dari
penyalahgunaan narkotika adalah kalangan muda yang notabenenya adalah
generasi penerus nusa dan bangsa.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Pasal 1
ayat (1) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009). Di satu sisi narkotika
merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan,
pelayanan kesehatan, dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Namun,
di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan
apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian serta pengawasan yang ketat
dan seksama oleh dokter yang berkompeten.
Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari
aspek yuridis adalah sah keberadaannya. Undang-Undang Narkotika Nomor
35 tahun 2009 mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan
narkotika meliputi golongan-golongan narkotika, penggunaan, pengangkutan
dan sanksi pidananya. Keadaan yang demikian ini membuka peluang
penggunaan narkotika yang disalahgunakan bukan untuk kepentingan
pengobatan dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi jauh dari pada itu,
dijadikan ajang bisnis yang menjanjikan dan berkembang pesat, yang
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam hal ini kegiatan demikian berimbas pada rusaknya fisik maupun psikis
mental pemakai narkotika khususnya generasi muda.
Penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika telah banyak
dilakukan oleh aparat penegak hukum dan telah banyak mendapat
putusan hakim. Dengan demikian, penegakan hukum ini diharapkan
mampu manjadi faktor penangkal terhadap merebaknya perdagangan gelap
serta peredaran narkotika. Namun, dalam kenyataannya justru semakin
intensif dilakukan penegakan hukum, semakin meningkat pula peredaran serta
perdagangan narkotika tersebut.
Ketentuan perundang-undangan yang mengatur masalah narkotika
telah disusun dan diberlakukan, namun demikian kejahatan yang menyangkut
tentang narkotika belum dapat diredakan. Dalam banyak kasus terakhir,
banyak bandar-bandar dan pengedar yang tertangkap dan mendapat sanksi
berat, namun pelaku lain seperti tidak mengacuhkannya bahkan lebih
cenderung untuk memperluas daerah penyebarannya contoh kasus seperti
yang dilakukan oleh artis Ibra Azhari dia telah di vonis 15 tahun penjara
setelah kedapatan mengkonsumsi narkoba, namun setelah bebas yang
bersangkutan terlibat lagi dalam penyalahgunaan narkotika. Fenomena
tersebut merupakan bukti jika kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang
harus ditangani dengan lebih serius (inila-dot-dot-com, Dua kali Kasus
Narkoba Hukuman Ibra akan lebih berat http://selebritis.infogue.com/
dua_kali_kasus_narkoba_hukuman_ibra_akan_lebih_berat).
Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang
telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang
tinggi dan teknologi yang canggih. Aparat penegak hukum diharapkan
mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan
moralitas dan kualitas generasi muda Indonesia. Dalam hal penegakan hukum
atas penyalahgunaan narkotika tersebut, tentu saja tidak bisa lepas dari aparat
penegak hukum dan prosedur penegakan hukum. Dua hal tersebut dalam
sistem hukum pidana Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau biasa disebut dengan KUHAP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
(Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) yang juga merupakan sumber
hukum pidana formil. Di dalam KUHAP, mengatur tentang prosedur
pemeriksaan perkara di tingkat kepolisian yaitu proses penyidikan.
Salah satu contohnya yaitu pada kasus penyalahgunaan narkotika yang
terjadi diwilayah hukum Kepolisian Resor Karanganyar. Berdasarkan kasus
tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih dalam mengenai proses
serta hambatan penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar. Oleh karena itu, Penulis
hendak mengangkat permasalahan di atas dalam sebuah penelitian hukum
(skripsi) yang berjudul : KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI
TERHADAP PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI
POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA)
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan yang hendak diteliti tidak mengalami perluasan
konteks dan supaya penelitian yang dilaksanakan lebih mendalam maka
diperlukan suatu pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, serta agar permasalahan
yang diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan penelitian hukum mencapai
tujuan yang diinginkan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan
Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA) ?
2. Hambatan apa saja yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap
pelaku penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus
Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu kegiatan, selalu memiliki tujuan tertentu. Tujuan penelitian
adalah hal-hal yang hendak dicapai oleh penulis melalui penelitian. Melalui
penelitian ini yang berhubungan dengan perumusan masalah yang telah
ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar.
b. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui penyidik dalam proses
penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres
Karanganyar.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan
kemapuan penulis dibidang ilmu hukum pada umumnya dan dalam
bidang hukum acara pidana pada khususnya.
b. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam hal mengenai proses
pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di
Polres Karanganyar dan hambatan yang ditemui penyidik dalam proses
penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres
Karanganyar.
c. Untuk menerapkan ilmu dan teori hukum yang telah penulis peroleh agar
dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
d. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh derajat sarjana
dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun pihak lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penulisan hukum ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum
acara pidana pada khususnya serta dapat digunakan sebagai acuan
terhadap penulisan maupun penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.
b. Dapat bermanfaat sebagai literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah,
khususnya untuk memberikan deskripsi yang jelas mengenai proses
pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan Narkotika dan
hambatan yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap
pelaku penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi semua
pihak yang berkepentingan dan menjawab permasalahan yang sedang
diteliti.
b. Memberikan pendalaman, pengetahuan dan pengalaman yang baru
kepada penulis menganai permasalahan hukum yang dikaji, yang dapat
berguna bagi penulis maupun orang lain di kemudian hari.
E. Metode Penelitian
Tahap yang cukup penting dalam penelitian ilmiah adalah penentuan
metode penelitian yang dipakai dapat selaras dengan tujuan yang ingin
dicapai dengan efektif. Metode penelitian ini akan sangat berpengaruh dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
penelitian data, teknik analisis data dan yang paling utama hasil penelitian
nantinya.
Sebuah penelitian yang dilakukan, tidak terlepas dari berbagai macam
metode yang digunakan. Metode ini merupakan cara untuk mendapatkan
atau mencapai tujuan penelitian. Metode berasal dari dua kata yaitu : metode
dan logi. Metode berarti cara atau prosedur (langkah-langkah) yang
ditempuh untuk mencapai tujuan. Sedangkan logi berasal dari kata logos
yang berarti ilmu.
Berdasarkan pengertian metode dan penelitian oleh para ahli tersebut
di atas, maka yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu
ilmu yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam
usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian.
Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris.
Pada penelitian hukum empiris yang diteliti pada awalnya adalah data
sekunder, untuk kemudian dilanjutkan penelitian terhadap data primer di
lapangan atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto , 2010 : 52).
2. Sifat Penelitian
Menurut bidangnya penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat
deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Soerjono Soekanto adalah: “Suatu
penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan, gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah
terutama mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu
memperkuat teori-teori lama, atau di dalam kerangka penyusun teori baru”
(Soerjono Soekanto, 2010: 10).
3. Pendekatan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kualitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dinyatakan
secara verbal yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa
yang di alami oleh subjek. Penelitian seperti perilaku, tindakan, persepsi
dan lain-lain secara holistic dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
naratif dalam konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbgai metode ilmiah (Soerjono Soekanto, 2010 : 18).
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Kepolisian Resor
Karanganyar.
b. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2012 setelah pengurusan
perijinan selesai. Dengan pertimbangan perijinan menyangkut instansi
di luar kampus tentunya akan mempunyai prosedur yang berbeda
dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan di kampus.
5. Jenis Data Penelitian
Secara umum dalam penelitian dibedakan antara data yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka.
Data yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer,
sedangkan data yang diperoleh dari bahan–bahan kepustakaan ialah
data sekunder (Soerjono Soekanto, 2010: 51).
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara langsung dari
lapangan atau lokasi penelitian dengan cara wawancara langsung
dengan pihak Kepolisian Resor Karanganyar yaitu pada bagian Satuan
Reserse Narkoba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan penelitian kepustakaan atau library
research guna memperoleh landasan hukum atau bahan penulisan
lainnya yang dapat dijadikan sebagai landasan teori. Data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, buku-buku yang
berhadapan dengan materi kemudian diselaraskan dengan bahan dari
kepustakaan sebagai bahan acuan dari bahan referensi penelitian dan
Berkas berita acara pemeriksaan nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA).
6. Sumber data
Sumber data adalah tempat ditemukannya data. Adapun data dari
penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu: Pertama, sumber data
primer yang berasal dari Kepolisian Resor Karanganyar. Kedua adalah
sumber data sekunder yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer
Yaitu kaidah dasar, peraturan perundang-undangan antara lain yaitu
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana;
2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
3) Berkas berita acara pemeriksaan nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA;
b. Bahan Hukum Sekunder
Adalah sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh melalui buku-
buku hasil karya dari kalangan hukum, hasil-hasil penelitian, dan
artikel koran serta bahan lain yang berhubungan dengan pokok
bahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Bahan Hukum Tersier
Adalah bahan yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer
dan sekunder, yaitu kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
7. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian pada umumnya dikenal tiga jenis alat
pengumpulan data yaitu: studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan
atau observasi dan wawancara atau interview (Soerjono Soekanto,
2010:21).
a. Studi Dokumen atau bahan pustaka :
Penulis mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku,
peraturan perundang-undangan, majalah dan bahan pustaka lainnya
berbentuk data tertulis yang diperoleh di lokasi penelitian atau di
tempat lain.
b. Pengamatan dan observasi
Pengamatan dan observasi merupakan teknik pengumpulan data
dimana peneliti mengamati secara langsung objek yang ada di
lapangan tentang segala sesuatu mengenai objek penelitian.
c. Wawancara
Metode ini merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan cara
mengadakan komunikasi secara langsung guna memperoleh data, baik
lisan maupun tertulis atas sejumlah keterangan dan data yang
diperlukan.
8. Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah
analisis kualitatif dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data
dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data,
kemudian setelah data terkumpul maka tiga komponen tersebut
berinteraksi dan bila kesimpulan dirasakan kurang, maka perlu ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data lapangan (H.B.
Sutopo, 2002 : 8). Menurut H. B. Sutopo, ketiga komponen tersebut
adalah :
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi dari data.
b. Penyajian Data
Merupakan suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi
berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan
kegiatan dan juga tabel.
c. Kesimpulan atau Verifikasi
Dalam pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami arti dari
berbagai hal yang ditemui meliputi pencatatan-pencatatan,
peraturan, pernyataan-pernyataan konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab-akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan
(HB. Sutopo, 2002: 37).
Teknik analisis kualitatif model interaktif dapat digambarkan
dalam bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas
(reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan
verifikasinya) sebagai berikut:
Penyajian
Data
Pengumpulan
Data
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 1. Model Analisis Interaktif
Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka prosesnya dapat dilihat
secara jelas bahwa pada waktu pengumpulan data, peneliti membuat reduksi data
dan sajian data. Artinya, data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari
bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan dicatat. Dari
dua bagian data tersebut, peneliti menyusun rumusan pengertiannya secara
singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam arti inti pemahaman
segala peristiwa yang dikaji, yang disebut reduksi data. Kemudian dilakukan
penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna
peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami. Dari sajian data tersebut dilakukan
penarikan simpulan (sementara) dilanjutkan dengan verifikasinya.
Reduksi dan sajian data harus disusun pada waktu peneliti sudah
mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada
waktu pengumpulan data telah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha dalam
bentuk pembahasan (diskusi) untuk menarik simpulan dan verifikasinya
berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Penulisan penelitian ini terdiri atas empat bab yang disusun secara
sistematis, di mana antara bab saling berkaitan sehingga merupakan suatu
rangkaian yang berkesinambungan, adapun sistematika dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan
sistematika penulisan hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis menguraikan secara sistematis tentang berbagai
keterangan yang dikumpulkan dari pustaka yang ada hubungannya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan menunjang penelitian meliputi tinjauan umum tentang
penyelidikan dan penyidikan; dan tinjauan umum tentang tindak
pidana narkotika.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
tentang mengenai proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan Narkotika dan hambatan yang ditemui penyidik
dalam proses penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika
di Polres Karanganyar .
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan serta saran-saran yang dapat penulis
kemukakan kepada para pihak yang terkait dengan bahasan
penulisan hukum ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Penyelidikan dan Penyidikan
a. Penyelidikan
1) Penyelidik
Penyelidik memiliki wewenang yang relatif luas dalam menerima
laporan dan menyelidiki tindak pidana. Menurut Pasal 1 butir 4 Undang-
undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyelidik
adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang
oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
Selanjutnya, sesuai dengan Pasal 4, yang berwenang
melaksanakan fungsi penyelidikan adalah setiap pejabat polisi Negara
Republik Indonesia. Tegasnya, penyidik adalah setiap pejabat Polri.
Jaksa atau pejabat lain tidak berwenang melakukan penyelidikan.
Penyelidikan merupakan monopoli tunggal Polri itu sendiri.
Kemanunggalan fungsi dan penyelidikan bertujuan :
a) Menyederhanakan dan memberikan kepastian kepada masyarakat
siapa yang berhak dan berwenang melakukan penyelidikan;
b) Menghilangkan kesimpangsiuran penyelidikan oleh aparat penegak
hukum, sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih seperti yang
dialami pada masa HIR; dan
c) Juga merupakan efisiensi tindakan penyelidikan ditinjau dari segi
pemborosan jika ditangani beberapa instansi, maupun terhadap orang
yang diselidiki, tidak lagi berhadapan dengan berbagai macam
tangan aparat penegak hukum dalam penyelidikan. Demikian juga
dalam segi waktu dan tenaga jauh lebih efektif dan efisien.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dari penegasan bunyi Pasal 4 KUHAP, dijelaskan aparat yang
berfungsi dan berwenang melakukan penyelidikan hanya pejabat Polri,
tidak dibenarkan adanya campur tangan dari instansi dan pejabat lain.
2) Pengertian Penyelidikan
Definisi mengenai penyelidikan dijelaskan oleh Undang-undang
No. 8 Tahun 1981 tentang Undang- undang Hukum Acara Pidana, Pasal
1 butir 5 KUHAP : yang dimaksud dengan penyelidikan adalah
serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini. Penyelidikan dilakukan sebelum penyidikan,
penyelidikan berfungsi untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa
yang sesungguhnya telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta
laporannya yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan.
Jadi, sebelum dilakukan tindakan penyidikan, dilakukan dulu
penyelidikan oleh pejabat penyelidik, dengan maksud dan tujuan
mengumpulkan “bukti permulaan” atau “bukti yang cukup” agar dapat
dilakukan tindak lanjut penyidikan. Barangkali penyelidikan dapat
disamakan dengan pengertian “tindakan pengusutan” sebagai usaha
mencari dan menemukan jejak berupa keterangan dan bukti-bukti
sesuatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana. Sebelum
KUHAP berlaku, terhadap pengertian penyelidikan, dipergunakan
perkataan opspornig atau orderzoek, dan dalam peristilahan Inggris
disebut investigation. Akan tetapi, pada masa HIR pengertian
pengusutan penyidikan selalu dipergunakan secara kacau. Tidak jelas
batas fungsi pengusutan (opspornig) dengan penyidikan. Sehingga
sering menimbulkan ketidaktegasan pengertian dan tindakan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penyelidikan merupakan
tindakan tahap pertama permulaan penyidikan. Penyidikan bukanlah
merupakan fungsi yang berdiri seendiri, terpisah dari fungsi penyidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
melainkan hanya merupakan salah satu cara atau metode atau sub dari
fungsi penyidikan yang mendahului tindakan lain yang berupa upaya
paksa seperti penangkapan, penahanan, penyitaan , penggeledahan dan
sebagainya.
3) Tugas dan Wewenang Penyelidik
Penyelidik sebagaiman dimaksud dalam Pasal 4 KUHAP;
a) Karena kewajibannya mempunyai wewenang;
(1) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
(2) mencari keterangan dan barang bukti;
(3) menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan
serta memeriksa tanda pengenal diri;
(4) mengadakan tindakan lain meurut hukum yang
bertanggungjawab.
b) Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa;
(1) penangkapan, larangan meninggalkan tempat;
(2) pemeriksaan dan penyitaan surat;
(3) mengambil sidik jari dan memotret seseorang, membawa dan
menghadapkan seseorang pada penyidik.
b. Penyidikan
1) Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyidikan adalah serangkaian
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya.
Istilah penyidikan dipakai sebagai istilah yuridis atau hukum pada
tahun 1961 yaitu sejak dimuat dalam Undang-undang No. 13 Tahun 1961
tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian Negara. Penyidikan berasal
dari kata "sidik" yang artinya terang. Jadi penyidikan artinya membuat
terang atau jelas. Walaupun kedua istilah "penyidikan" dan "penyelidikan"
berasal dari kata yang sama KUHAP membedakan keduanya dalam fungsi
yang berbeda, Penyidikan artinya membuat terang Kejahatan [Belanda =
"Opsporing"] [Inggris = "Investigation"].
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka
cetakan kedua tahun 1989 halaman 837 dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik yang
diatur oleh undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti
pelaku tindak pidana. Asal kata penyidikan adalah sidik yang berarti
periksa, menyidik, menyelidik atau mengamat-amati.
Dalam bahasa Belanda ini sama dengan opsporing. Menurut de
Pinto, menyidik (opsporing) berarti “pemeriksaan oleh pejabat-pejabat
yang untuk itu ditunjuk oleh undang-undang segera setelah mereka
dengan jalan apa pun mendengar kabar yang sekedar beralasan, bahwa
ada terjadi sesuatu pelanggaran hukum (Andi Hamzah, 1996:122).
Menurut M. Yahya Harahap (1998 : 99-100) pengertian
penyidikan adalah suatu tindak lanjut dari kegiatan penyelidikan dengan
adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan upaya
paksa setelah pengumpulan bukti permulaan yang cukup guna membuat
terang suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penyidikan merupakan suatu tahapan yang sangat penting untuk
menentukan tahap pemeriksaan yang lebih lanjut dalam proses
administrasi peradilan pidana karena apabila dalam proses penyidikan
tersangka tidak cukup bukti dalam terjadinya suatu tindak pidana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
di sangkakan maka belum dapat dilaksanakan kegiatan penuntutan dan
pemeriksaan di dalam persidangan.
Hakikat penyidikan perkara pidana adalah untuk menjernihkan
persoalan sekaligus menghindarkan orang yang tidak bersalah dari
tindakan yang seharuskan dibebankan padanya. Oleh karena tersebut
sering kali proses penyidikan yangdilakukan oleh penyidik
membutuhkan waktu yang cenderung lama, melelahkan dan mungkin
pula dapat menimbulkan beban psikis diusahakan dari penghentian
penyidikan.
2) Penyidik
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyidik adalah pejabat polisi
negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan.
Berdasarkan Pasal 21 UU No.26 Tahun 2000 tugas penyidikan
dilakukan oleh Jaksa Agung dan ruang lingkup penyidikan kewenangan
untuk menerima laporan atau pengaduan. Secara garis besar, penyidikan
adalah suatu proses untuk mencari bukti-bukti yang menguatkan suatu
tindak pidana serta mencari tersangkanya. Tersangka sendiri itu adalah
seseorang yang dianggap atau diduga melakukan suatu tindak pidana.
Ketika dalam proses penyidikan sudah terkumpul bukti-bukti yang
menguatkan maka penyidik akan mengirim BAP (berita acara
pemeriksaan) kepada kejaksaan untuk kemudian kejaksaan membentuk
penuntut umum yang kemudian membuat surat dakwaan dan diajukan
pada pengadilan negeri. Ketua pengadilan membentuk majelis hakim
yang bertugas memanggil terdakwa.
Untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan orang yang berhak
sebagai penyidik ditinjau dari segi instansi maupun kepangkatan,
ditegaskan dalam Pasal 6 KUHAP. Dalam pasal tersebut ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
instansi dan kepangkatan seorang pejabat penyidik . bertitik tolak dari
ketentuan Pasal 6 dimaksud, yang berhak diangkat sebagai pejabat
penyidik :
a) Pejabat Penyidik Polri
Menurut ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a, salah satu instansi
yang diberi kewenangan melakukan penyidikan ialah “pejabat Polisi
Negara”. Memang dari segi diferensiasi fungsional, KUHAP telah
meletakkan tanggungjawab fungsi penyidikan pada instansi
kepolisian. Pejabat penyidik Polri terdiri dari :
(1) Pejabat Penyidik Penuh
(2) Penyidik Pembantu
b) Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang. Penyidik Pegawai Negeri
Sipil diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, yaitu pegawai negeri
sipil yang mempunyai fungsi dan wewenang sebagai penyelidik.
Pada dasarnya wewenang yang mereka miliki bersumber pada
ketentuan undang-undang pidana khusus, yang telah menetapkan
sendiri pemberian wewenang penyidikan pada salah satu pasal.
3) Kepangkatan Penyidik
Dalam KUHAP tidak dirumuskan perihal kepangkatan penyidik
Polri maupun Penyidik pegawai negeri sipil. Pengaturan perihal
kepangkatan penyidik Polri serta penyidik pegawai negeri sipil diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 (Peraturan
Pelaksanaan KUHAP).
Dalam Ketentuan Bab III syarat kepangkatan dan pengangkatan
penyidik Pasal 2 (1) penyidik adalah :
a) Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu sekurang-
kurangnya berpangkat pembantu Letnan Dua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu sekurang-kurangnya
berpangkat pengatur muda tingkat I (golongan II/b) atau yang
disamakan dengan itu.
Pengangkatan penyidik itu sendiri dilakukan oleh instansi
pemerintah yang berbeda-beda, untuk penyidik Pejabat polisi Negara
diangkat oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang dapat
melimpahkan wewenang tersebut kepada pejabat polisi lain. Sedangkan
penyidik pegawai sipil diangkat oleh Menteri Kehakiman atas usul
departemen yang membawahi pegawai tersebut. Wewenang
pengangkatan tersebut dapat dilimpahkan pula oleh Menteri Kehakiman,
dimana sebelum pengangkatan Menteri Kehakiman terlebih dahulu
meminta pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik
Indonesia.
Penyidik pembantu berdasarkan Pasal 10 ayat (1) KUHAP adalah
pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia yang diangkat oleh
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan syarat
kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini disebutkan bahwa syarat
kepangkatan diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah
yang dimaksud adalah PP Nomor 3 Tahun 1983 yaitu pada Pasal 3 yang
memuat bahwa yang disebut penyidik pembantu adalah pejabat polisi
Republik Indonesia yang berpangkat sersan dua dan pejabat Pegawai
negeri sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara yang diangkat
oleh Kepala Kepolisian Negara atas usul komandan atau pimpinan
kesatuan masing-masing.
4) Tugas dan Wewenang Penyidik
Berdasarkan pengertian penyidikan menurut Pasal 1 ayat (2)
KUHAP maka tugas pokok dari seorang penyidik adalah untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Wewenang polisi untuk menyidik meliputi kebijaksanaan polisi (polite
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
beleid: police disrection) sangat sulit dengan membuat pertimbangan
tindakan apa yang akan diambil dalam saat yang sangat singkat pada
penaggapan pertama suatu delik (Andi Hamzah, 2000 :79).
Menurut Pasal 7 KUHAP, penyidik mempunyai wewenang
sebagai berikut :
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana;
b) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c) Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;
d) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan;
e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
g) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;
h) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan
pemeriksaan perkara;
i) Mengadakan penghentian penyidikan;
j) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
Sedangkan kewajiban penyidik polisi yang sebagaimana
ditetapkan pada Pasal 8 KUHAP antara lain yaitu :
a) Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakan
penyidikan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Penyerahan
perkara dilakukan dengan dua tahap yaitu penyidik hanya
menyerahkan kasus perkara dan dalam hal penyidikan sudah
dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab atas
tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum.
Untuk tugas dan wewenang penyidik pembantu sendiri
pengaturannya berbeda dari penyidik polisi.Penyidik pembantu
berdasarkan Pasal 11 KUHAP dijelaskan bahwa wewenangnya adalah
seperti dengan wewenang penyidik dalam Pasal 7 KUHAP di atas, kecuali
mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang
dari penyidik, sedangkan untuk tugasnya berdasarkan Pasal 12 KUHAP
penyidik pembantu mempunyai tugas yaitu membuat berita acara den
menyerahkan berkas perkara kepada penyidik, kecuali perkara dengan
pemeriksaan singkat yang dapat langsung diserahkan kepada penuntut
umum.
2. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Narkotika
a. Pengertian Narkotika
Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani “narke” yang
berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa (Sudarto, 1981:36).
Namun ada juga yang mengatakan bahwa narkotika berasal dari kata
“narcissus”, sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai buga yang dapat
membuat orang menjadi tak sadar (B. Simanjuntak, 1981:124).
Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat (obat)
baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan
ketidaksadaran atau pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan
menurunkan kesadaran, adalah mengakibatkan daya khayal/halusinasi
(ganja), serta menimbulkan daya rangsang/stimulant (cocaine). Narkotika
tersebut dapat menimbulkan ketergantungan (depence). Narkotika yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dibuat dari alam yang kita kenal adalah candu (opium), ganja dan cocaine
(Hari Sasangka, 2003:35).
Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika disebutkan bahwa :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.
Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tujuan
pengaturan narkotika adalah untuk :
1) menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan;
2) mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika;
3) memberantas peredaran gelap narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
4) menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
Dalam Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009,
penggolongan narkotika adalah sebagai berikut :
1) Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digolongkan ke
dalam:
a) Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Antara lain: Tanaman koka,
tanaman ganja, opium, MDMA, Amfetamina,selanjutnya ada 65
Jenis (Lampiran I UU Narkotika).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Antara
lain: Morfina, Bezitramida, Alfaprodina,selanjutnya ada 86 Jenis
(Lampiran I UU Narkotika).
c) Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
2) Penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pertama kali ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
3) Ketentuan mengenai perubahan penggolongan Narkotika sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
b. Pengertian Tindak Pidana Narkotika
Untuk mempermudah pemahaman atas pengertian tentang Tindak
Pidana Narkotika, maka lebih dahulu penulis jelaskan perbedaan istilah
hukuman dan pidana.
Dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) KUHP ada asas yang disebut “nullum
delictum nulla poena sine praevia lege poenale”, yang pada intinya
menyatakan bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali sudah ada
ketentuan undang-undang yang mengatur sebelumnya. Jadi disinilah letak
perbedaan istilah hukum dan pidana. Artinya adalah bahwa pidana harus
berdasarkan ketentuan Undang-Undang, sedangkan hukuman lebih luas
pengertiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Prof. Sudarto, S.H. menyatakan bahwa, pidana ialah penderitaan
yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakaukan perbuatan yang
memenuhi syarat-syarat tertentu itu.
Sedangkan menurut Chaerudin, hukum pidana adalah keseluruhan
aturan mengenai (i) perbuatan yang dilarang yang disertai ancaman berupa
pidana bagi pelanggarnya, (ii) dalam keadaan apa terhadap pelanggarnya
dapat dijatuhi hukuman, dan (iii) bagaimana cara penerapan pidana
terhadap pelakunya.
Pidana berkaitan erat dengan hukum pidana. Dan hukum pidana
merupakan suatu bagian dari tata hukum, karena sifatnya yang
mengandung sanksi. Oleh karena itu, seorang yang dijatuhi pidana ialah
orang yang bersalah melanggar suatu peraturan hukum pidana atau
melakukan tindak kejahatan.
Jadi, Tindak Pidana Narkotika dapat diartikan dengan suatu
perbuatan melanggar ketentuan-ketentuan hukum narkotika, dalam hal ini
adalah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan ketentuan-ketentuan
lain yang termasuk dan atau tidak bertentangan dengan undang-undang
tersebut.
c. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Narkotika
1) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Narkotika Golongan
I
Zat atau obat Golongan I mempunyai potensi yang sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Oleh karena itu, di dalam penggunaan
hanya diperuntukkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak dipergunakan dalam terapi. Penggunaan Narkotika Golongan
I di luar ilmu pengetahuan adalah merupakan tindak pidana, misalnya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a) Tanpa hak dan melawan hukum menanam, memelihara,
mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan dan
menguasai narkotika Golongan I;
b) Tanpa hak dan melawan hukum memiliki, minyimpan untuk
dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai narkotika Golongan
I.
2) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Produksi
Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah,
membuat, dan menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak
langsung melalui ekstraksi atau non-ekstraksi dari sumber alami atau
sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan/atau
mengubah bentuk Narkotika (Pasal 1 butir (3)). Menteri memberi izin
khusus untuk memproduksi Narkotika kepada Industri Farmasi tertentu
yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Penjelasan Pasal 11 ayat (1)). Mereka yang memproduksi
narkotika dengan tanpa hak dan melawan hukum merupakan tindak
pidana.
3) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan
Bentuk tindak pidana terhadap pimpinan lembaga ilmu
pengetahuan yang menanam, membeli, menyimpan atau menguasai
tanaman narkotika bukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Kemudian bagi pimpinan pedagang besar farmasi yang melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan bukan oleh lembaga ilmu
pengetahuan.
4) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Ekspor dan Impor
Pengertian impor disini adalah kegiatan memasukkan narkotika
dan Prekursor Narkotika ke dalam Daerah Pabean (Pasal 1 angka 4).,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sedangkan pengertian ekspor adalah kegiatan mengeluarkan narkotika
dan Prekursor Narkotika dari Daerah Pabean (Pasal 1 angka 5).
Merupakan suatu tindak pidana adalah mereka yang tanpa hak
dan melawan hukum melakukan kegiatan mengimpor dan mengekspor;
mengangkut narkotika baik terhadap nahkoda dan kapten maupun
bukan; dan terhadap transito narkotika.
5) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Penyaluran dan
Peredaran
Peredaran narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan penyaluran atau penyerahan narkotika baik dalam rangka
perdagangan, bukan perdagangan, maupun pemindahtanganan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan (Pasal 35). Peredaran narkotika tersebut meliputi
penyaluran (Pasal 39 sampai 42) atau penyerahan (Pasal 43 sampai 44).
Sedangkan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah
setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa
hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana
Narkotika dan Prekursor Narkotika (Pasal 1 angka 6).
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan transaksi narkotika
adalah menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli,
menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau
menukar. Apabila terjadi penyimpangan dari kegiatan-kegiatan di atas
adalah merupakan tindak pidana.
6) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Label dan Publikasi
Untuk memudahkan pengenalan sehingga memudahkan pula
dalam pengendalian dan pengawasan, pabrik obat wajib mencantumkan
label pada kemasan narkotika baik dalam bentuk obat jadi maupun
bahan baku narkotika. Label pada kemasan narkotika tersebut dapat
berbentuk tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar, atau bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
lain yang disertakan pada kemasan atau dimasukkan dalam kemasan,
ditempelkan, atau merupkan bagian dari wadah dan/atau
kemasannya,dan Setiap keterangan yang dicantumkan dalam label pada
kemasan Narkotika harus lengkap dan tidak menyesatkan (Pasal 45
ayat (1),(2) dan (3). Pengurus pabrik yang tidak melaksanakan
kewajiban untuk memberi label tersebut merupakan tindak pidana.
7) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Penggunaan
Narkotika dan Rehabilitasi
Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatanmasyarakat, rumah
sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Pasal 55
ayat (1).
B. Kerangka Pemikiran
TERSANGKA
TINDAK PIDANA
NARKOTIKA
HAMBATAN
BERITA ACARA
PEMERIKSAAN
Perkara Nomor
BP/01/I/2012/Sat
Narkoba
PENYIDIKAN PROSES
Gambar 2. Skematik
Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Keterangan :
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan, bahwa
adanya kasus penyalahgunaan narkotika, maka pertama kali pihak yang
melakukan penanganan terhadap pelaku yaitu pihak Kepolisian dari
penangkapan sampai pada penyidikan. Setelah berkas penyidikan selesai,
maka berkas penyidikan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri, untuk
diperiksa dan ditindaklanjuti.
Penyidik selaku aparat yang berwenang melakukan penyidikan
dengan proses diantaranya adalah sejumlah bukti dan saksi-saksi
sebagaimana yang telah dilaporkan dalam berita acara penangkapan.
Terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika, penyidik
mempelajari dan mencari dasar-dasar serta faktor-faktor dilakukannya
penyalahgunaan narkotika tersebut.
Dalam penyidikan, Polisi akan mendapatkan hambatan-hambatan
diantaranya adalah dalam pengumpulan barang bukti dari tersangka
tersebut dan saksi-saksi pada saat penangkapan dilakukan.
Berdasarkan proses dan hambatan dalam penyidikan yang
dilakukan penyidik mempunyai kesimpulan mengenai dasar-dasar
pemeriksaan terhadap tersangka. Kesimpulan ini yang nantinya akan
digunakan untuk membuat berita acara pemeriksaan tersangka atas
penyalahgunaan narkotika yang telah dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kepolisian Resor
Karanganyar, yang mana telah melakukan penyidikan terhadap tersangka pelaku
penyalahgunaan narkotika, dapat diketahui berkas perkara yaitu berkas acara
pemeriksaan perkara nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA di Kepolisian Resor
Karanganyar mengenai tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Data yang
diperoleh dari berkas perkara tersebut sebagai hasil penelitian dianalisis oleh
penulis sebagai berikut :
1. Nomor Perkara dan Identitas Tersangka
a. Nomor Perkara Kasus
BP/01/I/2012/SAT NARKOBA di Kepolisan Resor Karanganyar
b. Identitas Tersangka
Nama lengkap : SETYO HERY SRIYONO alias HERY bin
KMBYAH ;
Tempat lahir : Surakarta ;
Umur / tanggal lahir : 45 tahun / 03 Desember 1967 ;
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Pekerjaan : Karyawan
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec.
Jaten, Kab Karanganyar;
Agama : Islam ;
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Dasar
a. Laporan Polisi Nomor: LP / A / 12 / I / 2012 / Jateng / Res Kra / Sat
Narkoba, tanggal 09 Januari 2012, tentang terjadinya tindak pidana setiap
orang yang tanpa hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau
setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri.
b. Surat Perintah Penyidikan Nomor : Sp-Sidik / 03 / I / 2012 / Sat Narkoba,
tanggal 09 Januari 2012, perihal perintah untuk melakukan penyidikan
tindak pidana Narkotika, yang dilakukan oleh tersangka SETYO HERY
SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH.
c. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor : SPDP / 01 / I / 2012
/ Sat Narkoba, tanggal 12 Januari 2012, perihal pemberitahuan dimulainya
penyidikan perkara pidana Narkotika atas nama tersangka SETYO HERY
SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH.
3. Kasus Posisi
Tindak pidana “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum,
memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri yaitu
tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH telah
mengkonsumsi serbuk kristal yang biasanya disebut dengan shabu-shabu yang
dilakukan sendirian di rumahnya alamat: Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel.
Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar dengan mengunakan alat benupa Bong
yang terbuat dan botol bekas madu yang dibuat oleh tersangka sendiri, setelah
tersangka membeli shabu- shabu dan Sdr. Ari dengan harga Rp.150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah ) dan mendapatkan satu paket shabu-shabu
yang disimpan dalam plastik berperekat warna transparan kemudian shabu-
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
shabu tersebut tersangka konsumsi di kamar rumahnya dengan menggunakon
alat tersebut pada hari senin tanggal 09 Januari 2012 sekira pukul 18.00 WIB
setelah selesai sekira pukul 18.30 WIB petugas datang dan tersangka
ditangkap beserta barang buktinya sebuah bong / alat penghisap shabu - shabu
yang terbuat dari botol bekas madu, 3 (tiga) plastik kecil yang di duga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang di gunakan untuk mengambil
shabu-shabu dalam plastik, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Primer
Pasal: 112, Subsider Pasal: 127 UU RI No : 35 tahun 2009 tentang Narkotika
Jo Pasal : 55 KUHP.
B. Pembahasan
1. Analisis Proses Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Pelaku
Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor
BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari dan
memahami segala sesuatu hal yang mengenai proses pelaksaan penyidikan
terhadap pelaku penyalahgunaan Narkotika Nomor : BP/01/I/2012/Sat
Narkoba dan wawancara dengan Penyidik yang memeriksa perkara tersebut di
Kepolisan Resor Karanganyar, maka penulis mencoba memberikan
pembahasan mengenai proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan narkotika di Kepolisian Resor Karanganyar pada kasus
Nomor : BP/01/I/2012/Sat Narkoba:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Bagan proses penyidikan tindak pidana Narkotika oleh penyidik Kepolisian
Resor Karanganyar
Proses
Penyidikan
Dimulainya penyidikan,
tertangkap tangan diketahui secara
langsung penyidik, di luar
tertangkap tangan yang meliputi
(laporan, pengaduan, pengetahuan
sendiri penyidik)
Proses
Penindakan
Melakukan upaya penangkapan
Melakukan perpanjangan
Penahanan
Penggeledahan Rumah dan Badan
Melakukan penyitaan
Proses
Pemerikasaan Penyidik melakukan pemeriksaan
pada tersangka
Melakukan pemeriksaan TKP
Pemeriksaan Saksi dan Ahli
Pembuatan
berkas perkara
pemeriksaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 3. Skema Proses Penyidikan
Pada bagan di atas dapat diuraikan secara singkat proses penyidikan
tindak pidana narkotika oleh penyidik Kepolisian Resor Karanganyar :
a. Proses penyidikan yaitu pelaku tertangkap tangan bahwa dia memiliki,
menyimpan, menguasai shabu-shabu dan habis mengonsumsi narkotika
jenis shabu-shabu dan petugas menemukan beberapa barang bukti yang
diduga milik pelaku sehingga penyidik dapat melanjutkan penyidikannya.
b. Proses penindakan setelah pelaku tertangkap, selanjutnya penyidik
melakukan penahanan terhadap pelaku untuk keperluan proses penyidikan.
Setelah pelaku ditahan selanjutnya petugas melakukan penggeledahan
terhadap rumah tempat ditangkapnya pelaku tersebut dan petugas
menemukan sebuah bong/ alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari
botol madu bekas, 3 (tiga) plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-
shabu, 2 (dua) buah pipet kaca yang sudah tidak terpakai, korek api gas,
dan potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil
shabu-shabu dalam plastik, selanjutnya barang-barang tersebut disita oleh
pihak Kepolisian Resor Karanganyar.
c. Proses pemeriksaan yaitu dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di
tempat ditangkapnya tersangka tindak pidana narkotika tersebut, penyidik
melakukan pemeriksaan terhadap tersangka terkait kepemilikan benda-
benda yang diduga narkotika, dan penyidik melakukan pemeriksaan
terhadap saksi-saksi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada
saat tersangka ditangkap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
d. Proses pembuatan berkas perkara pemeriksaan dibuat setelah proses
penyidikan, penindakan dan pemeriksaan telah selesai. Dan selanjutkannya
dapat dilimpahkan kepada Kejaksaan untuk dilakukan proses selanjutnya.
Bagan dimulainya pelaksanaan penyidikan yang dilakukan penyidik
satuan reserse narkoba Kepolisian Resor karanganyar
Gambar 4. Skema Pelaksanaan Penyidikan
Penyidikan merupakan tindakan pertama-tama yang dapat dan
harus dilakukan oleh penyidik atau penyidik jika terjadi atau timbul
persangkaan telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan Narkotika. Apabila
ada persangkaan telah dilakukan tindak kejahatan atau pelanggaran maka
harus diusahakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah
telah dilakukan tindak pidana dan jika ia siapakah pembuatnya dari
Adanya dugaan
penyalahgunaan
Narkotika
Kedapatan
Tertangkap
tangan
Diluar
tertangkap
tangan
Diketahui secara
langsung oleh
penyidik
Penyidik
mengetahui
sendiri
Adanya
laporan
masyarakat
Adanya
aduan
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
bahan di atas maka kita dapat mengerti bahwa pada dasarnya proses
daripada penyidikan dilakukan dengan tetap mengacu pada KUHAP dan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pasal 184 KUHAP
mengenai alat bukti adalah langkah awal atau metode dari Satuan Reserse
Narkotika dalam merespon adanya laporan masyarakat di lapangan.
Dalam Pasal 184 KUHAP menyebutkan bahwa alat bukti yang sah adalah
sebagai berikut:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk, dan
e. Keterangan Terdakwa
Didalam kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA tersangka
Setyo Hery Sriyono alias Hery bin Kmbyah pada saat tertangkap kedapatan
telah mengkonsumsi serbuk Kristal atau yang biasa disebut shabu-shabu yang
dilakukan dirumahnya beserta barang buktinya sebuah alat penghisap shabu-
shabu yang terbuat dari bekas madu, 3 (tiga) plastik kecil yang diduga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (dua) buah pipet kaca yang sudah terpakai, korek api
gas dan potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil
shabu-shabu dalam plastik.
Untuk menjalankan tugas penyidikan kasus tindak pidana narkotika
yang terjadi, maka Kepala Satuan Reserse Narkoba dibantu oleh anggotanya
yang tergabung dalam satuan tersebut Kepala Satuan Reserse Narkoba
memiliki tugas yang telah ditetapkan oleh Kapolres Karanganyar sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a. Memberikan bimbingan atau pelaksanaan fungsi reserse narkoba
Menyelenggarakan resersetik yang bersifat regional/ terpusat pada
tingkat daerah yang meliputi:
1) Giat refresif kepolisian melalui upaya lidik dan sidik kasus-kasus
kejahatan yang canggih dan mempunyai intensitas gangguan
dengan dampak regional/ nasional melalui kejahatan ditunjukan
terhadap penyalahgunaan narkotika, psikotropika, obat-obat keras
dan zat berbahaya lainnya termasuk segala aspek yang terkait.
2) Kriminalitas terhadap analisa korban, modus operandi dan pelaku
guna menemukan perkembangan kriminalitas selanjutnya.
b. Melaksanakan operasi khusus yang diperintahkan
c. Memberi bantuan operasional atau pelaksanaan fungsi reserse narkoba
oleh wilayah di lingkungan Kepolisan Resor Karanganyar.
d. Membantu pelaksanaan latihan fungsi teknik reserse narkoba
e. Melaksanakan giat administrasi operasional termasuk pullah jianta
yang artinya suatu sistem penyumpulan dan penyajian data yang
berkenaan dengan aspek pembinaan dan pelaksanaan fungsi teknik
reserse narkoba.
Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan
narkotika di Polres Karanganyar pada Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA berjalan sesuai dengan ketentuan KUHAP dan tersangka telah
terbukti melakukan perbuatan yaitu setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika
Golongan 1 bukan tananaman dan atau setiap penyalahguna Narkotika
Golongan I bagi diri sendiri, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Primer
Pasal 112, Subsider Pasal: 127 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika. Namun, ada beberapa ketentuan penambahan alat bukti selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
yang terdapat dalam KUHAP dan didalam Pasal 86 ayat (2) Undang-undang
No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, mengenai alat bukti sebagaimana
dimaksud berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau
disimpan secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan
itu; dan data rekaman atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan
/atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu
sarana baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas
maupun yang terekam secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada :
tulisan, suara, dan/ atau gambar; peta, rancangan, foto atau sejenisnya; atau
huruf, tanda, angka, simbol, sandi, atau perforasi yang memiliki makna
dapat dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.
Apabila Satuan Reserse Narkoba mendapat informasi wajib melindungi
pelapor sesuai dengan Pasal 99 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, sehingga dari sumber informasi masyarakat terdapat unsur
bukti permulaan cukup, maka penyidik sesuai amanat Pasal 103 KUHAP
yaitu apabila laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus
ditandatangani oleh pelapor atau pengadu, dapat dilakukan sesudah
terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang
nantinya akan diajukan ke pengadilan. Dalam tujuan mencapai visi dan misi
maka Satuan Reserse Narkoba menerapkan metode atau teknik dalam
mengetahui dugaan atas informasi adanya tindak pidana penyalahgunaan
narkotika.
Secara lebih detail, proses penemuan fakta yang berhasil dilakukan
oleh penyidik dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemanggilan
1) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berito Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 10 Januani 2012, atas nama
Aiptu Kr. ARIS KRISTIANTO, umur 45 tahun, Agama Kristen,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pekerjaan Polri, Kewarganegaroan Indonesia, Alamat: Asrama Polres,
Karanganyar.
2) Tanpa surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 11 Januari 2012, atas nama
Bripka AGUS ANDRIYONO, SH, Umur 36 tahun, Agama Khatolik,
Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Poires
Karanganyar.
3) Tanpa surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 12 Januari 2012, atas nama
Bripka BUDI SANTOSO, Umur 37 tahun, Agama Islam, Pekerjaan
Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat: Asrama Polres,
Karanganyar.
4) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 10 Januari 2012, atas nama
Brigadir PRAYITNO, Umur 28 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Polri,
Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Polres, Karanganyar.
5) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 12 Januari 2012, atas nama
Briptu ARI EKO PRASETYO, Umur 26 tahun, Agama Islam,
Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Polres,
Karanganyar.
6) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 11 Januari 2012, atas nama
Briptu ADITYA GUNTUR MAHERSA, SH, Umur 24 tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat: Asrama
Polres, Karanganyar
b. Penangkapan
Berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Nomor. Sp-Kap / 01 / I /
2012 / Sat Narkoba, tanggal 09 Januari 2012 telah dilakukan penangkapan
tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis Kulon
Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, selanjutnya
dibuatkan Berita Acara Penangkapan.
c. Penahanan
Berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor : Sp-Han / 01 / I /
2012 / Sat Narkoba, tanggal 12 Januari 2012, telah dilakukan penahanan
tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat
lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis Kulon
Rt.03/Rw.06, KeI. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, selanjutnya
dibuatkan Berita Acara Penahanan.
Berdasarkan Surat perpanjangan Penahanan dan Kepala Kejaksaan
Negeri Karanganyar Nomor : 02 I Rt.2 / Epp.2 / I / 2012, tanggal 19
Januari 2012, telah dilakukan perpanjangan penahanan tersangka SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, dan telah dibuatkan Berita
Acara Pelaksanaan Perpanjangan Penahanan.
d. Penggeledahan
Berdasarkan Surat Perintah Penggeledahan Rumah dan tempat
tertutup lainnya Nomor Sp. Dah / 01 / I / 2012 / Sat Narkoba, tanggal 09
Januari 2012, telah di lakukan Penggeledahan rumah atau tempat tertutup
lainnya milik tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH, selanjutnya dibuatkan Berita Acara Penggeledahan Rumah
dan tempat tertutup lainnya.
Berdasarkan Surat persetujuan memperoleh persetujuan
penggeledahan rumah atau tempat tertutup lainnya Nomor: B / 138 / I /
2012 / Res Kra Narkoba, tanggal 10 Januari 2012 dan telah disetujui oleh
Pengadilan Negeri Kab.Karanganyar Nomor : 02 / Pen. Pid./ 2012 / PN.
Kra, tanggal 10 Januari 2012.
e. Penyitaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Berdasarkan Surat Perintah Penyitaan Nomor : Sp. Sita / 01 / I /
2012 / Sat Narkoba, Tanggal 09 Januani 2012, telah dilakukan penyitaan
dari Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,
berupa:
- Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari botol
bekas madu.
- 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu.
- 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai.
- Korek Api gas.
- Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil
shabu-shabu dalam plastik
Terhadap tindakan penyitaan tersebut telah dimintakan persetujuan
penetapan penyitaan dari Ketua PN Karanganyar, dengan surat Nomor: B /
139 /1 / 2012 / Res Kra, tanggal 10 Januani 2012 dan telah disetujui oleh
Ketua PN Karanganyar dengan surat penetapan penyitaan Nomor : 09 /
Pen. Pid / 2012 / PN.Kray, tanggai 16 Jnauari 2012, telah dibuatkan Berita
Acara penyitaan dan Surat tanda penerimaan barang bukti tanggal 09
Januani 2012.
Terhadap barang bukti tersebut di atas telah di diberitahukan dan
dimintakan penetapan status barang bukti ke kejaksaan negeri
Karanganyar Nomor: B / 140 / I /2012 / Res Kra tanggal 10 Januari 2012,
dan telah disetujui oleh kejaksaan negeri Karanganya dengan nomor : B -
01/ 0.3.33 / Epp.1 / 01 / 2012, tanggal 17 Januani 2012.
f. Keterangan saksi
1) Saksi 1
Nama : Kr. ARIS KRISTIYANTO, Lahir di Surakarta pada
tanggal 15 April 1967 Umur: 45 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Kristen, Pekerjaan : Anggota
Polri, Alamat : Asrama Polres Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Menerangkan:
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersama-sama dengan Bripka Agus Andriyono, SH, Bripka Budi
Santoso, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu
Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-
laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Ais. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di
Surokarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis
Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka di temukan
barang-banang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas
bu`ngkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang
digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para
tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi
shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang
di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima
Puluh Ribu Rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian di tangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah dipeniksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
2) Saksi 2
Nama : Bripko AGUS ANDRIYONO, SH, Lahir di Surakarta
pada tanggai 28 Juli 1976, Umur: 36 tahun, Jenis keiamin: Laki-laki,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kewarganegaraan : Indonesia, Agama: Khatolik, Pekerjaan : Anggota
Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar.
Menerangkan:
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersama-sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Budi
Santoso, Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo don Briptu
Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-
laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di
Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis
Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan
barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah
terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang
digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para
tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi
shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang
di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima
Puluh Ribu Rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3) Saksi 3
Nama Bripka BUDI SANTOSO, Lahir di Sleman pada tanggal
22 Desember 1974, Umur: 38 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,
Kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan: Anggota
Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar.
Menerangkan:
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersoma - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus
Andriyono, SH, Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo dan
Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka
laki-laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di
Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis
Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan
barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
dari botol bekas madu, 3 (tiga) Plastik kecil yang di duga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai,
Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang digunakan
untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka
kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-
shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli
dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
shabu-shabu, 2 (dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
4) Saksi 4
Nama Brigadir PRAYITNO, Lahir di Sukoharjo pada tanggal
14 Maret 1984, Umur: 28 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,
Kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan: Anggota
Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar, JL Lawu No. 03
Karanganyar.
Menerangkan
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersama - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus
Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Briptu Ari Eko Prasetyo dan
Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka
laki-laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di
Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis
Kulon Rt.03/Rw,06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang diakui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah
terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang
digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka
kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-
shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli
dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
5) Saksi 5
Nama Briptu Ari Eko Proselyo, Lahir di Sragen pada tanggal
11 Februari 1986, Umur 26 tahun, Jenis kelamin Laki-laki,
kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan : Anggota
Polri, Alamat Asrama Polres Karanganyar, JI. Lawu No. 03
Karanganyar.
Menerangkan:
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersama - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus
Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Brigadir Prayitno dan Briptu
Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-
laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat ahir di
Surakarto, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis
Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan
barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah
terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang
digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para
tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi
shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang
di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima
Puluh Ribu Rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
6) Saksi 6
Nama Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH, Lahir di
Karanganyar pada tanggal 23 April 1988, Umur 24 tahun, Jenis
kelamin: Laki-taki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama Islam,
Pekerjaan Anggota Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar, JI.
Lawu No. 03 Karanganyar.
Menerangkan:
a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan
oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang
yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu
b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut
bersama-sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto. Bripka Agus
Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Brigadir Prayitno dan Briptu
Ari Eko Prasetyo terhadap seseorang tersangka laki-laki, selelah
tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO HERY
SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di Surakarta,
03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam, Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat: Dk. Jetis Kulon
Rt.03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal
09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka
Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering
mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas
melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan
barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu
yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk
mengonsumsi shabu-shabu.
e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar
tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu
sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan
untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker
berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat
dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas
bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah
terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang
digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui
kepemilikannya oleh tersangka.
f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka
kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-
shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli
dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).
g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh
petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis
dikonsumsi.
h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan
suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka
mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan
tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.
i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes
urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka
tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.
j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa
Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol
bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus
shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek
Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk
mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya
oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.
g. Keterangan Ahli
1) Surat Ka Poliklinik Polresta Surakarta dengan surat Nomor : R / Res .
4. 2 / 05 / I / 2012 / Resta Ska, tanggal 17 Januari 2012, tentang hasil
pemriksaan pengguna Narkoba yang dilakukan pemeriksaan melalui
test Urine pada tanggal 09 Januari 2012, di ruang Dokpol Polresta
Surakarta menyimpulkan bahwa tersangka A.n. SETYO HERY
SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH tersebut menunjukan Positif
(+) mengandung zat Metamfetamina berdasarkan surat Nomor : R / 06
/ SKM / N / I /2012/ Ur Kes, tanggal 17 Januari 2012 tentang surat
ketenangan medis.
2) Ajun Kamisaris Besar Polisi YAYUK MURTI RAHAYU, B.Sc, Dkk
dari Pusat Laborotorium Forensik Polri Cabang Semarang, sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. LAB : 45 /
NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012, menyimpulkan bahwa barang
bukti berupa Satu Set alat hisap dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas
mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Narkotika golongan
I bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU R.I No. 35 tahun 2009,
tentang Narkotika.
h. Keterangan tersangka:
Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,
Tempat lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis
Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.
Menerangkan:
1) Bahwa benar sekarang ini tersangka dalam keadaan sehat jasmani dan
rokhani, bersedia diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan
sebenarnya sehubungan dengan tersangka memiliki, menyimpan,
menguasai narkotika dan atau mengonsumsi narkotika jenis shabu-
shabu.
2) Bahwa benar setelah ditanya tersangka mengaku bernama SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH dan tersangka mengerti
ditangkap oleh Polisi karena memiliki, menyimpan dan menguasai
shabu -shabu dan atau mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu dan
tersangka di tangkap pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012, sekira
pukul 18.30 Wib di rumahnya alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06,
Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar setelah tersangka selesai
mengonsumsi shabu-shabu.
3) Bahwa benar tersangka mengonsumsi shabu-shabu pada hari yang
sama sekira pukul 18.00 Wib secara sendirian dan shabu-shabu yang
dikonsumsi tersangka tersebut didapat dari Sdr.ARI Alamat : Jetis,
Jaten, Karanganyar dengan harga Pp.150.000,- Seratus Lima Puluh
Ribu Rupiah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4) Bahwa benar tersangka mengonsumsi shabu - shabu tersebut dengan
menggunakan alat yang bernama BONG yang terbuat dari Botol bekas
madu kemudian tutup botol tersebut tersangka lubangi sebanyak dua
lubang untuk memasukkan sedotan dan sedotan yang satu di beri pipet
untuk membakar shabu-shabu sedangkan sedotan yang satu untuk
menghisap yang mana alat berupa bong tersebut tersangka buat
sendiri.
5) Bahwa untuk mengonsumsi shabu-shabu tersebut tersangka lakukan
dengan cara sedotan yang sudah diberi pipet diberi shabu-shabu
kemudian pipet dibakar dengan korek api gas selanjutnya sedotan yang
satu dihisap sampai mengeluarkan asap, dan perbuatan tersebut
dilakukan tersangka sekira sebanyak 5 (lima) kali hisapan.
6) Bahwa benar maksud dan tujuan tersangka tersebut mengonsumsi
shabu-shabu untuk mencoba-coba bagaimana rasanya shabu-shabu
tersebut yang mana orang mengatakan bahwa shabu-shabu tersebut
tidak bisa tidur dan setelah tersangka mengonsumsinya tersangka
dapat merasakan bahwa badan menjadi fres namun tidak tahu apa yang
akan dilakukannya.
7) Bahwa benar yang tersangka sudah 3 (Tiga) kali mengonsumsi shabu-
shabu di rumahnya dan benar yang tersangka konsumsi tersebut
merupakan shabu-shabu dan tersangka mengakui tidak memiliki ijin
dari pihak berwenang untuk memiliki, menyimpan, menguasai atau
menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman (shabu-shabu) dan
mengkonsumsi / menyalahgunakan Narkotika gol I bagi diri sendiri.
8) Bahwa benar barang bukti berupa Sebuah Bong / Alat penghisap shabu
- shabu yang terbuat dari botol bekas madu, 3 ( Tiga ) Plastik kecil
yang di duga bekas bungkus shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca
yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan sedotan warna putih
yang digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik yang
ditunjukkan pemeriksa tersebut yang digunakan tersangka untuk
mengonsumsi shabu-shabu dan diakui kepemilikannya oleh tersangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
i. Barang bukti:
Barang bukti yang berhasil disita dari tangan tersangka SETYO HERY
SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH adalah berupa:
- Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari botol
bekas madu.
- 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2
(Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai.
- Korek Api gas.
- Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil
shabu-shabu dalam plastik.
j. Analisa Kasus
1) Bahwa berdasarkan keterangan saksi Aiptu Kr. Aris Kristiyanto,
Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH, Brigadir Prayitno,
Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH
menerangkan bahwa benar pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012,
sekira Pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya masih dalam bulan
Januari 2012, di rumah tersangka HERY Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt.
03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar atau setidak-
tidaknya masih dalam wilayah hukum Polres Karanganyar, telah
terjadi dugaan tindak pidana Setiap orang yang tanpa hak atau
melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau setiap penyalah guna
Narkotika Gol I bagi diri sendiri.
2) Bahwa benar yang telah melakukan perbuatan tindak pidana tersebut
adalah tersangka SETYO HERY SRIYONO Ms. HERY Bin
KMBYAH, Tempat lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45
Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin: Laki-laki,
Alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
3) Bahwa pada waktu tertangkap oleh para saksi, pada saat itu tersangka
habis mengonsumsi shabu-shabu dan barang bukti yang ditemukan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
tempat tersangka ditangkap berupa Sebuah Bong / Alat penghisap
shabu - shabu yang terbuat dan botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik
kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet
kaca yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan sedotan warna
putih yang digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik
yang diakui kepemilikanya oleh tersangka yang mana barang tersebut
yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu oleh tensangka.
4) Bahwa ketika para saksi menangkap tersangka dan sewaktu ditanya
tersangka mengakui tidak memiliki surat ijin yang menerangkan
bahwa tersangka dapat menyimpan, menguasai ataupun
mengkonsumsi shabu-shabu tersebut.
k. Analisa Yuridis
1) Primer
Pasal 112 ayat (1) UU R.I Nomer 35 tahun 2009, tentang
Narkotika berbunyi “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika Gol I bukan tanaman, dipidana penjara paling singkat 4
(Empat) tahun dan paling lama 12 ( Dua Belas ) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp.800.000.000,- ( Delapan Ratus Juta Rupiah )
dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,- (Delapan Milyar Rupiah)
a) Unsur Setiap orang:
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH berdasarkan alat
bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,
Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya
Guntur Mahersa, SH menerangkan bahwa pada hari Senin
tanggal 09 Januari 2012, sekira Pukul 8.30 Wib, para saksi
telah menangkap seseorang laki-laki yang mengaku bernama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bn KMBYAH, yang
yang memiliki, menyimpan, menguasai shabu - shabu dan
habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu.
(2) Para saksi menerangkan bahwa setelah menangkap tersangka
kemudian dilakukan interogasi dan tersangka mengakui
bernama SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH, hal tersebut dibuktikan dengan KIP atas nama
tersangka. Tersangka ketika diperiksa mengakui bernama :
SETYO HERY SRIYONO Ms. HERY Bin KMBYAH,
Tempaf lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun
, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki,
Alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten,
Kab. Karanganyar.
Dengan demikian unsur Setiap orang telah terpenuhi
berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan tersangka.
b) Unsur Secara tanpa hak atau melawan hukum
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,
berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,
Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo dan Briptu Aditya
Guntur Mahersa, SH menerangkan pada waktu menangkap
tersangka ketika ditanya dan diperiksa tersangka tidak dapat
menunjukan satu surat pun yang menerangkan bahwa tersangka
dapat memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika jenis shabu-shabu serta mengonsumsi /
menyalahgunakan shabu-shabu.
(2) Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH menerangkan bahwa ketika tertangkap oleh Polisi,
dimana tersangka memiliki, menyimpan, menguasai shabu-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
shabu dan atau mengonsumsi shabu-shabu, sewaktu diperiksa
tersangka tidak mempunyai dan tidak depat menunjukan surat
ijin bahwa tersangka berhak memiliki, menyimpan, menguasai
Narkofika jenis shabu-shabu atau pun mengonsumsi shabu-
shabu.
Dengan demikian unsur secana tanpa hak atau melawan
hukum telah terpenuhi berdasarkan ketenangan saksi-saksi dan
keterangan tersangka.
c) Unsur memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tensangka
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,
berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan ketenangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,
Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya
Guntur Mahersa, SH, rnenerangkan pada waktu menangkap
tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH di rumah tersangka Alamat Dk. Jetis Kulon Rt.
03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar pada saat
diperiksa ternyata tersangka habis mengonsumsi shabu-shabu
terbukti di tempaf tersebut ditemukan Bong / Alat penghisap
shabu-shabu yang terbuat dari botol bekas madu, 3 (Tiga )
Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2 (Dua)
buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan
sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil shabu-
shabu dalam plastik yang aman barang-barang tersebut diakui
tersangka digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu.
(2) Bahwa para saksi menerangkan saat tersangka diketahui habis
mengonsumsi shabu-shabu tersebut barang-barang yang
digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ditemukan saksi di dekat salon / speaker yang ada di kamar
tersebut yang mana tersangka belum meninggalkan tempat
yang digunakan untuk mengonsumsi shabu- shabu tersebut
yang diakui kepemilikannya oleh tersangka.
(3) Bahwa tersangka dapat memiliki, menyimpan, menguasai
shabu- shabu serta mengonsumsi shabu-shabu tersebut
tersangka mendapatkan shabu-shabu dari Sdr.ARI dengan
harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
mendapatkan satu paket yang mana shabu-shabu tersebut sudah
habis dikonsumsi oleh tersangka sendirian.
Dengan demikian unsur memiliki, menyimpan, menguasai
atau menyediakan narkotika telah terpenuhi berdasarkan
keterangan saksi dan tersangka.
d) Unsur Narkotika Golongan I bukan tanaman
Fakfa-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, berdasarkan alat
bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,
Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya
Guntur Mahersa, SH menerangkan pada waktu menangkap
tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH yang habis mengonsumsi shabu-shabu, terbukti
plastik yang digunakan untuk menyimpan shabu-shabu masih
berisi serbuk kristal yang diduga oleh para saksi adalah
merupakan shabu-shabu yang termasuk dalam jenis Narkotika
golongan I bukan tanaman.
(2) Bahwa dari Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO
AIs. HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
tersangka konsumsi dengan menggunakan alat berupa Bong
yang terbuat dan Botol bekas madu tersebut merupakan shabu-
shabu karena tersangka sudah dapat merasakannya.
(3) Dari hasil pemeriksaan secara Laboratoris di laboratorium
Forensik Polri Cabang Semarang terhadap serbuk kristal yang
secara umum dikenal dengan nama shabu-shabu yang
diketemukan oleh Polisi, ketika dibawa oleh tersangka, sesuai
dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No
LAB : 45 / NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012,
menyimpulkan bahwa barang bukti berupa Satu Set alat hisap
dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas mengandung
Metamfetamina yang terdatfar dalam Narkotika golongan I
bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU RI No. 35 tahun
2009, tenfang Narkotika.
Dengan demikian unsur Narkotika golongan I bukan
tanaman telah terpenuhi berdasarkan hasil pemeriksaan
Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang dan keterangan
tersangka.
2) Subsider
Pasal:127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika, berbunyi : Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi
diri sendiri di pidana penjara paling lama 4 (Empat) tahun.
a) Unsur Setiap Penyalah Guna:
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH
berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,
Brigadir Prayilno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Adifya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Guntur Mahersa, SH menerangkan bahwa pada hari Senin
tanggal 09 Januari 2012, sekira Pukul 18.30 Wib, para saksi
telah menangkap seseorang laki-laki yang mengaku bernama
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, yang
yang memiliki, menyimpan, menguasai shabu-shabu dan habis
mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu.
(2) Para saksi menerangkan bahwa setelah menangkap tersangka
kemudian dilakukan interogasi dan tersangka mengakui
bernama SETYC HERY SRIYONO Als. HERY Bin
KMBYAH, hal tersebut dibuktikan dengan KTP atas nama
tersangka.
(3) Tersangka ketika diperiksa mengakui bernama : SETYO
HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di
Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,
Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.
Jetis Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab.
Karanganyar.
b) Unsur Narkotika Golongan I
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka
SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,
berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus
Andriyono,SH, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo
dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH menerangkan pada
waktu menangkap tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.
HERY Bin KMBYAH yang habis mengonsumsi shabu-shabu,
terbukti plastik yang digunakan untuk menyimpan shabu-
shabu masih berisi serbuk Kristal yang diduga oleh para saksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
adalah merupakan shabu-shabu yang termasuk dalam jenis
Narkotika golongan bukan tanaman.
(2) Bahwa dari Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO
Als. HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa yang
tersangka konsumsi dengan menggunakan atat berupa Bong
yang terbuat dan Botol bekas madu tersebut merupakan
shabu-shabu karena tersangka sudah dapat merasakannya.
(3) Dari hasil pemeriksaan secara Laboratoris di Laboratonium
Forensik Polri Cabang Semarang terhadap serbuk knistal yang
secara umum dikenal dengan nama shabu-shabu yang
diketemukan oleh Polisi, ketika dibawa oleh tersangka, sesuai
dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik
No LAB 45 / NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012,
menyimpulkan bahwa barang bukti berupa Satu Set alat hisap
dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas mengandung
Metamfetamina yang terdaftar dalam Narkotika golongan
bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU RI No. 35 tahun
2009, tentang Narkotika.
Dengan demikian unsur Narkotika golongan I bukan
tanaman telah terpenuhi berdasarkan hasil pemeriksaan
Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang dan keterangan
tersangka.
c) Unsur bagi diri sendiri
Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka
SETYO HERY SRIYONO As. HERY Bin KMBYAH
berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:
(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi Aiptu Kr. Aris
Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus
Andriyono,SH, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo
dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH tersangka
mengonsumsi shabu-shabu tersebut atas kemauan tersangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sendiri yang mana sebelumnya sudah pernah mengonsumsi
shabu-shabu baik bersama dengan temannya maupun
sendirian.
(2) Bahwa Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.
HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa tersangka sudah 3
( tiga ) kali mengonsumsi shabu-shabu yang pertama bersama
dengan temannya dan yang ke dua dan ketiga secara sendirian
dan tersangka mendapatkan shabu - shabu dari Sdr.ARI
dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).
(3) Bahwa berdasarkan keterangan tersangka setelah tertangkap
oleh petugas barang bukti yang ditemukan tersebut merupakan
alat yang digunakan oleh tersangka untuk mengonsumsi
shabu-shabu dan tersangka setelah mengonsumsi shabu-shabu
tersangka sudah dapat merasakannya yaitu badan menjadi
fress.
(4) Dari pemeriksaan urin tersangka SETYO HERY SRIYONO
Als. HERY Bin KMBYAH di Dokes Polresta Surakarta
bahwa sesuai Surat keterangan medis Pemeriksaan Narkotika
melalui tes Urine tanggal 09 Januari 2012 menyatakan bahwa
urine Tersangka tersebut menunjukkon POSITIF ( + )
mengandung zat Metamfetomina yang terdaftar dalam
Narkotika golongan I bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran
UU R.l No. 35 tahun 2009, tentang Narkotika.
Dengan demikian unsur bagi diri sendiri telah terpenuhi
berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan tersangka.
l. Kesimpulan
Dengan demikian tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.
HERY Bin KMBYAH Alamat : Dk. Jetis Kulon RT. 03/Rw. 06, Kel. Jetis,
Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, telah terbukti melakukan perbuatan yaitu
setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau
setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri, sebagaimana
dimaksud dalam rumusan Primer Pasal: 112, Subsider Pasal: 127 UU RI
Nomer 35 tahun 2009, tentang Narkotika.
2. Analisis Hambatan yang Ditemui Penyidik dalam Proses Penyidikan
Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari
berita acara pemeriksaan pada perkara Nomor Nomor BP/01/I/2012/SAT
NARKOBA di Kepolisian Resor Karanganyar beserta wawancara dengan
Penyidik yang memeriksa perkara tersebut, penulis menemukan hambatan-
hambatan yaitu :
Hambatan yang dihadapi oleh Penyidik Kepolisian Resor
Karanganyar dalam melakukan proses penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan narkotika yaitu kurangnya partisipasi masyarakat walaupun
sudah ada partisipasi untuk memberikan informasi telah terjadinya tindak
pidana penyalahgunaan narkotika, namun masih dirasa kurang dan perlu
untuk ditingkatkan peran sertanya, selain yang disebutkan di atas, adalah
mengenai penyelidikan yang kadang mengalami kesulitan karena jaringan
dari tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang mudah terputus mata
rantainya. Pihak Satuan Narkoba Polres Karanganyar berharap bahwa dengan
instrument Pasal 131 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, diharapkan partisipasi masyarakat untuk memberikan informasi
pengaduan terjadinya tindak pidana narkotika di wilayah Hukum
Kabupaten Karanganyar dapat makin meningkat. Dalam Pasal 131 Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika disebutkan bahwa setiap
orang yang ia mengetahui telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan
narkotika namun ia tidak melapor maka dapat dikenai suatu ketentuan
pidana paling lama 1 (satu) tahun dan denda 50 juta rupiah. Selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
menurut penuturan Aiptu Wardoyo, hambatan berikutnya yaitu masyarakat
sebenarnya mengerti pelaku penyalahgunaan narkotika namun mereka enggan
untuk melaporkan karena mungkin ketakutan, dan sebenarnya pelapor tersebut
dilundungi oleh undang-undang yang ada selain itu adalah sulitnya untuk
mendapatkan informasi dari pelaku yang tertangkap, menurut penuturannya
pelaku yang tertangkap tersebut tidak mengetahui nama penjual aslinya karena
biasanya dengan menggunakan nama samaran saja dan kadang juga barang
tersebut hanya ditaruh ditempat yang telah disepakati dan jarang sekali
transaksi narkoba dengan serah terima langsung antara penjual dan pembeli.
Hambatan selain yang disebutkan di atas, adalah mengenai
penyelidikan yang kadang mengalami kesulitan karena jaringan dari tindak
pidana penyalahgunaan narkotika yang mudah terputus mata rantainya.
Jadi, dibutuhkan kejelian dari aparat penegak hukum dalam memberantas
jaringan narkotika sampai ke akar-akarnya. Untuk fasilitas sarana
transportasi bagi penyidik Satuan Narkoba Polres Karanganyar juga dirasa
sedikit menghambat karena kadang masih kurang dana operasionalnya
walaupun mengenai penyediaan fasilitas kendaraan bagi aparat penyidik
Satuan Reserse Narkoba dilakukan secara prioritas. Satuan Narkoba Polres
Karanganyar membutuhkan peralatan-peralatan teknologi informasi yang
lebih canggih lagi untuk mengungkap jaringan narkotika yang selama ini
sudah menggunakan teknologi canggih juga. Upaya-upaya yang dilakukan
kepolisian dalam memecahkan hambatan-hambatan dalam penyidikan
tersebut, khususnya tindak pidana narkotika yang merupakan tindak pidana
khusus tidak hanya membahayakan pelakunya tetapi juga bangsa dan negara
haruslah dapat melakukan pencegahan tentang bahaya narkotika. Kepolisian
sebagai aparat penegak hukum tidak terlepas dari hambatan-hambatan
dalam penyelidikan tindak pidana narkotika. Untuk itu diperlukan upaya
untuk memecahkan hambatan-hambatan penyidikan tindak pidana narkotika
seperti dalam uraian sebelumnya, yaitu latihan rutin sebagai alternatif untuk
mengatasi kekurangan pendidikan khusus mengenai penyidikan narkotika dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
penyuluhan yang dilakukan kepolisian sebagai upaya penanggulangan
preventif tindak pidana narkotika tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses penyidikan dalam perkara tindak pidana narkotika menggunakan
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), selama tidak
diatur secara khusus (atau menyimpang) dalam Undang-undang Nomor
35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut (lex specialis derogate legi
generalis). Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar berjalan sesuai dengan
ketentuan KUHAP. Namun, ada beberapa ketentuan penambahan alat
bukti selain yang terdapat dalam KUHAP dan diinputkan dalam Pasal 86
ayat (2) Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan dalam
Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam Pasal 75 dan 80
yang memuat tentang kewenangan penyidik BNN yang tidak diatur dalam
KUHAP disini dapat disimpulkan bahwa asas lex specialis derogate legi
generalis berlaku dalam proses pelaksanaan penyidikan.
2. Hambatan yang dialami oleh penyidik dari Kepolisian Resor Karanganyar
dalam melakukan penyidikan tindak pidana narkotika adalah kurangnya
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyidik satuan Reserse Narkoba
Polres Karanganyar, kurangnya koordinasi dengan Badan Narkotika
Nasional sebagai badan yang mengatur tentang penyalahgunaan narkotika
dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya penindakan terhadap
penyalahgunaan narkotika. Dalam penanggulangan tindak pidana narkotika,
tidak mungkin aparat penegak hukum dapat mengungkap sendiri tentang
adanya suatu tindak pidana yang berkaitan dengan narkotika. Oleh karena
itu dalam kenyataannya perlu adanya perhatian dari publik atau masyarakat,
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
penulis memberikan saran yaitu mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dalam bentuk
secara langsung ataupun melalui media elektronik yang berkaitan dengan
tindak pidana narkotika, masyarakat diharapkan tidak merasa cuek dan takut
untuk memberikan informasi tentang adanya penyalahgunaan narkotika di
wilayah hukum kabupaten Karanganyar kepada Satuan Reserse Narkoba di
Polres Karanganyar, meningkatkan kualitas dan kuantitas personil penyidik
Polri; menambah sarana dan prasarana; dan lebih teliti dalam penyidikan
perkara tindak pidana narkotika supaya proses penyidikan menjadi lebih
optimal.
B. Saran
1. Proses pelaksaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika
diharapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan Undang-undang
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga tidak merugikan kepentingan
semua pihak dan agar pelaksanaan dalam proses penyidikan dapat berjalan
sesuai dengan prosedurnya agar dapat menciptakan suasana kondusif demi
kelancaran dalam penyusunan berita acara pemeriksaan.
2. Terkait dengan hambatan yang ditemui penyidik tersebut, diharapkan instansi
kepolisian dapat mendukung sarana dan prasaran kepada Satuan Reserse
Narkoba Polres Karanganyar agar dalam melaksanakan tugasnya tidak
mengalami hambatan yang signifikan dan dapat bekerja dengan optimal.