kajian proses penyidikan oleh polri terhadap …/kajian-p...penyalahgunaan narkotika di polres...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh BANGKIT DWI NUGROHO NIM E0008305 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: dinhdieu

Post on 30-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR

(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

BANGKIT DWI NUGROHO

NIM E0008305

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR

(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)

Oleh

Bangkit Dwi Nugroho

NIM.E0008305

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 1 November 2012

Dosen Pembimbing I Pembimbing II

Kristiyadi,SH., M.Hum. Muhammad Rustamaji,S.H., M.H.

NIP. 19581225 198601 1001 NIP. 198210082005011001

Page 3: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR

(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)

Oleh :

Bangkit Dwi Nugroho

NIM. E0008305

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 29 Januari 2013

DEWAN PENGUJI

1. Bambang Santoso, S.H., M.Hum. (……………………………)

NIP. 19620209 198903 1001

Ketua

2. Muhammad Rustamaji, S.H., M.H. (……………………………)

NIP. 198210082005011001

Sekretaris

3. Kristiyadi, S.H., M.Hum. (……………………………)

NIP. 19581225 198601 1001

Anggota

Mengetahui

Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum.

NIP. 19570203 198503 2001

Page 4: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Bangkit Dwi Nugroho

NIM : E0008305

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP PELAKU

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR

(Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 1 November 2012

Yang membuat pernyataan

Bangkit Dwi Nugroho

NIM.E0008305

Page 5: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

BANGKIT DWI NUGROHO. E0008305. 2012. Kajian Proses Penyidikan

oleh POLRI Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di Polres

Karanganyar (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA). Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan

penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar; dan

mengetahui hambatan yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap

pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif,

Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif.

Lokasi penelitian ini di Kepolisian Resor Karanganyar. Data penelitian ini meliputi

data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi

dokumen atau bahan pustaka, pengamatan dan observasi dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut : Proses penyidikan dalam perkara tindak pidana

narkotika menggunakan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),

selama tidak diatur secara khusus (atau menyimpang) dalam Undang-undang

Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut (lex specialis derogate legi

generalis). Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan

narkotika di Polres Karanganyar berjalan sesuai dengan ketentuan KUHAP. Namun,

ada beberapa ketentuan penambahan alat bukti selain yang terdapat dalam

KUHAP dan diuraikan dalam Pasal 86 ayat (2) Undang-undang No. 35 tahun 2009

tentang Narkotika dan dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

dalam Pasal 75 dan 80 yang memuat tentang kewenangan penyidik BNN yang

tidak diatur dalam KUHAP disini dapat disimpulkan bahwa asas lex specialis

derogate legi generalis berlaku dalam proses pelaksanaan penyidikan. Hambatan

yang dialami oleh penyidik dari Kepolisian Resor Karanganyar dalam melakukan

penyidikan tindak pidana narkotika adalah kurangnya sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh penyidik satuan Reserse Narkoba Polres Karanganyar, kurangnya

koordinasi dengan Badan Narkotika Nasional sebagai badan yang mengatur

tentang penyalahgunaan narkotika dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam

upaya penindakan terhadap penyalahgunaan narkotika.

Kata kunci : pelaku penyalahgunaan narkotika, proses penyidikan, hambatan

Page 6: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

BANGKIT DWI NUGROHO. E0008305. 2012. Assessment of Investigation

Process by the Police against Drug Abuse Perpetrator at Karanganyar Police

Station (Case Study Number of BP/01/I/2012/SAT NARKOBA). Law

Faculty, Sebelas Maret University.

The purpose of this research is to know the implementation process of

investigation against drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar,

and knowing barrier that encountered by investigators in the investigation process

against drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar. This research is a descriptive law empirical research. The data analysis used

the qualitative data analysis with the interactive model. Location of research is in

Police Station of Karanganyar. The data of this study include primary and secondary

data. Data collection techniques used is document study or library materials,

observation, and interview. Based on the results of research, it can be concluded as follows: The

investigation process in narcotics criminal use the Criminal Procedure Code

(KUHAP), while not specifically arranged (or deviation) by Law No. 35 of 2009 on

Narcotics (lex specialis derogate legi generalis). The implementation process of

investigation against the drug abuse perpetrators at the police station of Karanganyar

run in accordance with the provisions of the Criminal Procedure Code. However,

there is addition some evidence other than the of provisions contained in the Criminal

Procedure Code and is describe in Article 86 paragraph (2) of Law No. 35 year 2009

on Narcotics and the Law No. 35 Year 2009 on Narcotics in Articles 75 and 80 which

contain the authority of the investigator BNN that unregulated in the KUHAP. It can

be concluded that the principle of lex specialis derogate legi generalis applicable in

the implementation process of investigation. Barriers experienced by investigators of

Karanganyar Police Station in investigating is the lack of infrastructure and facilities

owned by investigators of Narcotics Investigation Unit at Karanganyar Police Station,

lack of coordination with the National Narcotics Agency as the agency that regulates

drug abuse and lack of community participation in efforts of drug abuse prosecution.

Keywords: drug abuse perpetrator, investigation process, investigation barriers

Page 7: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Barang siapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga”

(HR.Muslim)

Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan

paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata

manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati...

~ Kahlil Gibran ~

Keyakinanmu mengenai pencapaian impianmu, tak lebih penting daripada

keyakinanmu bahwa engkau akan berlaku yang sesuai bagi impianmu.

~ Mario Teguh ~

apa yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya adalah rencana

Allah, nikmati setiap detik demi detik kehidupan dengan rasa syukur yang besar

sehingga kebahagiaan akan selalu bersama kita selamanya

~ Penulis ~

Page 8: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Penulisan Hukum ini Penulis Persembahkan Kepada :

1. Allah SWT yang selalu melimpahkan berkahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Almarhum Bapak Sukarno,S.E.,M.M., dan Ibu Hj. Tintin Sumarsini, S.Sos,

selaku orang tua penulis yang senantiasa mendukung, mendoakan,

menasehati, yang telah bersabar membimbing Penulis. Walaupun ayah engkau

telah tiada, penulis akan selalu berdo’a untukmu, melanjutkan perjuanganmu

dan selalu menjaga keluarga kecilmu ini.

3. Eko Hari Prihantoro dan Dewi Aryunita Putrianti, selaku kakak-kakak tercinta

yang Penulis sayangi dan Penulis banggakan, untuk selalu menjadi semangat

Penulis untuk tetap berjuang.

4. Sahabat, teman-teman, dan orang-orang terdekat, yang selalu ada dalam

kebersamaan di setiap waktu Penulis baik susah maupun senang.

5. Sahabat-sahabatku Fakultas Hukum UNS angkatan 2008.

Page 9: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

hukum yang berjudul : “Kajian Proses Penyidikan oleh Polri Terhadap Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor

BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan

oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh derajat sarjana dalam

Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan ini penulis menyadari sebagai manusia biasa tidak akan

lepas dari kekurangan dan kesalahan sehingga jauh dari harapan yang

sesungguhnya. Untuk itu kritik dan saran membangun dari semua pihak amat

diperlukan. Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini,

tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret sekaligus Pembimbing Akademik

penulis.

2. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara.

3. Bapak Kristiyadi, S.H, M.Hum, selaku pembimbing I dalam penulisan

hukum ini yang telah banyak membantu memberikan pengarahan,

bimbingan, saran dan waktu bagi penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H., selaku Pembimbing II dalam

penulisan hukum ini yang telah sabar dan tidak lelah memberikan

bimbingan, dukungan, nasihat, motivasi demi kemajuan penulis sehingga

terselasainya skripsi ini.

5. Bapak Sabar Slamet,S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang

selalu memicu penulis untuk selalu berprestasi.

Page 10: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas segala dedikasinya selama Penulis menempuh studi di

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak AKP. Sutikno,S.H, selaku Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres

Karanganyar yang telah memberikan dukungan serta meluangkan waktu

untuk membantu penulis.

8. Almarhum Bapak Sukarno,S.E.,M.M., dan Ibu Hj. Tintin Sumarsini,

S.Sos, selaku orang tua penulis yang telah memberikan do’a dan restu

serta bantuan moril dan yang mejadi pemicu semangat penulis dalam

menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

9. Eko Hari Prihantoro dan Dewi Aryunita Putrianti, selaku kakak-kakak

tercinta penulis yang juga menjadi pemicu semangat dalam menyelesaikan

studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

10. Meeta Apriliani, yang selalu ada bagi penulis disaat sedih maupun senang,

selalu memberikan semangat dan telah memberikan banyak bantuan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat penulis, Eko Setyo, Andromeda, Prasetyo Adi Nugroho, Putut,

Aryanto, Dimas P, Heru P, Hanafi, Arisendhy, Artha, Reny, Ririn,

Shanahan, Arif Saadhy, S.H., Yogha, Gurindo, Bambang, dan teman-

teman lain angkatan 2008 yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang

selama ini banyak membantu penulis dan memberikan banyak nasehat-

nasehat kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

E. Metode Penelitian ........................................................................ 5

F. Sistematika Penulisan Hukum ..................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ........................................................................... 12

1. Tinjauan Umum tentang Penyelidikan dan Penyidikan ........ 12

a. Penyelidikan ...................................................................... 12

b. Penyidikan ......................................................................... 14

2. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Narkotika ................ 19

a. Pengertian Narkotika ........................................................ 19

Page 12: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Pengertian Tindak Pidana Narkotika ................................ 21

c. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Narkotika ....................... 22

B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 25

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27

1. Nomor Perkara dan Identitas Tersangka ................................ 27

2. Dasar ....................................................................................... 28

3. Kasus Posisi ............................................................................ 28

B. Pembahasan .................................................................................. 29

1. Analisis Proses Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi

Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)..................... 29

2. Analisis Hambatan yang Ditemui Penyidik dalam Proses

Penyidikan Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di

Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor

BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) ............................................ 61

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 63

B. Saran ............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

LAMPIRAN

Page 13: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Analisis Interaktif .......................................................... 9

Gambar 2. Skematik Kerangka Pemikiran ................................................. 25

Gambar 3. Skema Proses Penyidikan ......................................................... 30

Gambar 4. Skema Pelakanaan Penyidikan ................................................. 32

Page 14: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan narkotika merupakan kejahatan yang sangat

mengancam bagi generasi bangsa. Karena efek penyalahgunaan narkotika

tidak hanya dirasakan merusak kesehatan si pelaku saja, tetapi juga pada

aspek perekonomian, sosial, dan generasi bangsa. Ekses penyalahgunaan

narkotika yang demikian masih dikarenakan mayoritas pelaku dari

penyalahgunaan narkotika adalah kalangan muda yang notabenenya adalah

generasi penerus nusa dan bangsa.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Pasal 1

ayat (1) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009). Di satu sisi narkotika

merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan,

pelayanan kesehatan, dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Namun,

di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan

apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian serta pengawasan yang ketat

dan seksama oleh dokter yang berkompeten.

Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari

aspek yuridis adalah sah keberadaannya. Undang-Undang Narkotika Nomor

35 tahun 2009 mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan

narkotika meliputi golongan-golongan narkotika, penggunaan, pengangkutan

dan sanksi pidananya. Keadaan yang demikian ini membuka peluang

penggunaan narkotika yang disalahgunakan bukan untuk kepentingan

pengobatan dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi jauh dari pada itu,

dijadikan ajang bisnis yang menjanjikan dan berkembang pesat, yang

1

Page 15: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dalam hal ini kegiatan demikian berimbas pada rusaknya fisik maupun psikis

mental pemakai narkotika khususnya generasi muda.

Penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika telah banyak

dilakukan oleh aparat penegak hukum dan telah banyak mendapat

putusan hakim. Dengan demikian, penegakan hukum ini diharapkan

mampu manjadi faktor penangkal terhadap merebaknya perdagangan gelap

serta peredaran narkotika. Namun, dalam kenyataannya justru semakin

intensif dilakukan penegakan hukum, semakin meningkat pula peredaran serta

perdagangan narkotika tersebut.

Ketentuan perundang-undangan yang mengatur masalah narkotika

telah disusun dan diberlakukan, namun demikian kejahatan yang menyangkut

tentang narkotika belum dapat diredakan. Dalam banyak kasus terakhir,

banyak bandar-bandar dan pengedar yang tertangkap dan mendapat sanksi

berat, namun pelaku lain seperti tidak mengacuhkannya bahkan lebih

cenderung untuk memperluas daerah penyebarannya contoh kasus seperti

yang dilakukan oleh artis Ibra Azhari dia telah di vonis 15 tahun penjara

setelah kedapatan mengkonsumsi narkoba, namun setelah bebas yang

bersangkutan terlibat lagi dalam penyalahgunaan narkotika. Fenomena

tersebut merupakan bukti jika kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang

harus ditangani dengan lebih serius (inila-dot-dot-com, Dua kali Kasus

Narkoba Hukuman Ibra akan lebih berat http://selebritis.infogue.com/

dua_kali_kasus_narkoba_hukuman_ibra_akan_lebih_berat).

Kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang pada masa sekarang

telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang

tinggi dan teknologi yang canggih. Aparat penegak hukum diharapkan

mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan

moralitas dan kualitas generasi muda Indonesia. Dalam hal penegakan hukum

atas penyalahgunaan narkotika tersebut, tentu saja tidak bisa lepas dari aparat

penegak hukum dan prosedur penegakan hukum. Dua hal tersebut dalam

sistem hukum pidana Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau biasa disebut dengan KUHAP

Page 16: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) yang juga merupakan sumber

hukum pidana formil. Di dalam KUHAP, mengatur tentang prosedur

pemeriksaan perkara di tingkat kepolisian yaitu proses penyidikan.

Salah satu contohnya yaitu pada kasus penyalahgunaan narkotika yang

terjadi diwilayah hukum Kepolisian Resor Karanganyar. Berdasarkan kasus

tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih dalam mengenai proses

serta hambatan penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar. Oleh karena itu, Penulis

hendak mengangkat permasalahan di atas dalam sebuah penelitian hukum

(skripsi) yang berjudul : KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI

TERHADAP PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI

POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA)

B. Rumusan Masalah

Agar permasalahan yang hendak diteliti tidak mengalami perluasan

konteks dan supaya penelitian yang dilaksanakan lebih mendalam maka

diperlukan suatu pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang

permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, serta agar permasalahan

yang diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan penelitian hukum mencapai

tujuan yang diinginkan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan

Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA) ?

2. Hambatan apa saja yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap

pelaku penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus

Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) ?

Page 17: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu kegiatan, selalu memiliki tujuan tertentu. Tujuan penelitian

adalah hal-hal yang hendak dicapai oleh penulis melalui penelitian. Melalui

penelitian ini yang berhubungan dengan perumusan masalah yang telah

ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar.

b. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui penyidik dalam proses

penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres

Karanganyar.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan

kemapuan penulis dibidang ilmu hukum pada umumnya dan dalam

bidang hukum acara pidana pada khususnya.

b. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam hal mengenai proses

pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di

Polres Karanganyar dan hambatan yang ditemui penyidik dalam proses

penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika di Polres

Karanganyar.

c. Untuk menerapkan ilmu dan teori hukum yang telah penulis peroleh agar

dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

d. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh derajat sarjana

dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 18: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

penulis maupun pihak lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari

penulisan hukum ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum

acara pidana pada khususnya serta dapat digunakan sebagai acuan

terhadap penulisan maupun penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.

b. Dapat bermanfaat sebagai literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah,

khususnya untuk memberikan deskripsi yang jelas mengenai proses

pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan Narkotika dan

hambatan yang ditemui penyidik dalam proses penyidikan terhadap

pelaku penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi semua

pihak yang berkepentingan dan menjawab permasalahan yang sedang

diteliti.

b. Memberikan pendalaman, pengetahuan dan pengalaman yang baru

kepada penulis menganai permasalahan hukum yang dikaji, yang dapat

berguna bagi penulis maupun orang lain di kemudian hari.

E. Metode Penelitian

Tahap yang cukup penting dalam penelitian ilmiah adalah penentuan

metode penelitian yang dipakai dapat selaras dengan tujuan yang ingin

dicapai dengan efektif. Metode penelitian ini akan sangat berpengaruh dalam

Page 19: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

penelitian data, teknik analisis data dan yang paling utama hasil penelitian

nantinya.

Sebuah penelitian yang dilakukan, tidak terlepas dari berbagai macam

metode yang digunakan. Metode ini merupakan cara untuk mendapatkan

atau mencapai tujuan penelitian. Metode berasal dari dua kata yaitu : metode

dan logi. Metode berarti cara atau prosedur (langkah-langkah) yang

ditempuh untuk mencapai tujuan. Sedangkan logi berasal dari kata logos

yang berarti ilmu.

Berdasarkan pengertian metode dan penelitian oleh para ahli tersebut

di atas, maka yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu

ilmu yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam

usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu

pengetahuan dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian.

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris.

Pada penelitian hukum empiris yang diteliti pada awalnya adalah data

sekunder, untuk kemudian dilanjutkan penelitian terhadap data primer di

lapangan atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto , 2010 : 52).

2. Sifat Penelitian

Menurut bidangnya penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat

deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Soerjono Soekanto adalah: “Suatu

penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin

tentang manusia, keadaan, gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah

terutama mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu

memperkuat teori-teori lama, atau di dalam kerangka penyusun teori baru”

(Soerjono Soekanto, 2010: 10).

3. Pendekatan Penelitian

Page 20: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

kualitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dinyatakan

secara verbal yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa

yang di alami oleh subjek. Penelitian seperti perilaku, tindakan, persepsi

dan lain-lain secara holistic dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

naratif dalam konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbgai metode ilmiah (Soerjono Soekanto, 2010 : 18).

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Kepolisian Resor

Karanganyar.

b. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2012 setelah pengurusan

perijinan selesai. Dengan pertimbangan perijinan menyangkut instansi

di luar kampus tentunya akan mempunyai prosedur yang berbeda

dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan di kampus.

5. Jenis Data Penelitian

Secara umum dalam penelitian dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka.

Data yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer,

sedangkan data yang diperoleh dari bahan–bahan kepustakaan ialah

data sekunder (Soerjono Soekanto, 2010: 51).

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara langsung dari

lapangan atau lokasi penelitian dengan cara wawancara langsung

dengan pihak Kepolisian Resor Karanganyar yaitu pada bagian Satuan

Reserse Narkoba.

Page 21: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan penelitian kepustakaan atau library

research guna memperoleh landasan hukum atau bahan penulisan

lainnya yang dapat dijadikan sebagai landasan teori. Data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, buku-buku yang

berhadapan dengan materi kemudian diselaraskan dengan bahan dari

kepustakaan sebagai bahan acuan dari bahan referensi penelitian dan

Berkas berita acara pemeriksaan nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA).

6. Sumber data

Sumber data adalah tempat ditemukannya data. Adapun data dari

penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu: Pertama, sumber data

primer yang berasal dari Kepolisian Resor Karanganyar. Kedua adalah

sumber data sekunder yang terdiri dari :

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu kaidah dasar, peraturan perundang-undangan antara lain yaitu

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana;

2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

3) Berkas berita acara pemeriksaan nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA;

b. Bahan Hukum Sekunder

Adalah sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh melalui buku-

buku hasil karya dari kalangan hukum, hasil-hasil penelitian, dan

artikel koran serta bahan lain yang berhubungan dengan pokok

bahasan.

Page 22: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Bahan Hukum Tersier

Adalah bahan yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer

dan sekunder, yaitu kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

7. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian pada umumnya dikenal tiga jenis alat

pengumpulan data yaitu: studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan

atau observasi dan wawancara atau interview (Soerjono Soekanto,

2010:21).

a. Studi Dokumen atau bahan pustaka :

Penulis mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku,

peraturan perundang-undangan, majalah dan bahan pustaka lainnya

berbentuk data tertulis yang diperoleh di lokasi penelitian atau di

tempat lain.

b. Pengamatan dan observasi

Pengamatan dan observasi merupakan teknik pengumpulan data

dimana peneliti mengamati secara langsung objek yang ada di

lapangan tentang segala sesuatu mengenai objek penelitian.

c. Wawancara

Metode ini merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan cara

mengadakan komunikasi secara langsung guna memperoleh data, baik

lisan maupun tertulis atas sejumlah keterangan dan data yang

diperlukan.

8. Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

analisis kualitatif dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data

dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data,

kemudian setelah data terkumpul maka tiga komponen tersebut

berinteraksi dan bila kesimpulan dirasakan kurang, maka perlu ada

Page 23: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data lapangan (H.B.

Sutopo, 2002 : 8). Menurut H. B. Sutopo, ketiga komponen tersebut

adalah :

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi dari data.

b. Penyajian Data

Merupakan suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi

berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan

kegiatan dan juga tabel.

c. Kesimpulan atau Verifikasi

Dalam pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami arti dari

berbagai hal yang ditemui meliputi pencatatan-pencatatan,

peraturan, pernyataan-pernyataan konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin, alur sebab-akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan

(HB. Sutopo, 2002: 37).

Teknik analisis kualitatif model interaktif dapat digambarkan

dalam bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas

(reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan

verifikasinya) sebagai berikut:

Penyajian

Data

Pengumpulan

Data

Penarikan

Kesimpulan/Verifikasi

Reduksi

Data

Page 24: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 1. Model Analisis Interaktif

Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka prosesnya dapat dilihat

secara jelas bahwa pada waktu pengumpulan data, peneliti membuat reduksi data

dan sajian data. Artinya, data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari

bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan dicatat. Dari

dua bagian data tersebut, peneliti menyusun rumusan pengertiannya secara

singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam arti inti pemahaman

segala peristiwa yang dikaji, yang disebut reduksi data. Kemudian dilakukan

penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna

peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami. Dari sajian data tersebut dilakukan

penarikan simpulan (sementara) dilanjutkan dengan verifikasinya.

Reduksi dan sajian data harus disusun pada waktu peneliti sudah

mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada

waktu pengumpulan data telah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha dalam

bentuk pembahasan (diskusi) untuk menarik simpulan dan verifikasinya

berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penulisan penelitian ini terdiri atas empat bab yang disusun secara

sistematis, di mana antara bab saling berkaitan sehingga merupakan suatu

rangkaian yang berkesinambungan, adapun sistematika dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan secara sistematis tentang berbagai

keterangan yang dikumpulkan dari pustaka yang ada hubungannya,

Page 25: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dan menunjang penelitian meliputi tinjauan umum tentang

penyelidikan dan penyidikan; dan tinjauan umum tentang tindak

pidana narkotika.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

tentang mengenai proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan Narkotika dan hambatan yang ditemui penyidik

dalam proses penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika

di Polres Karanganyar .

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan serta saran-saran yang dapat penulis

kemukakan kepada para pihak yang terkait dengan bahasan

penulisan hukum ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Penyelidikan dan Penyidikan

a. Penyelidikan

1) Penyelidik

Penyelidik memiliki wewenang yang relatif luas dalam menerima

laporan dan menyelidiki tindak pidana. Menurut Pasal 1 butir 4 Undang-

undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyelidik

adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang

oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

Selanjutnya, sesuai dengan Pasal 4, yang berwenang

melaksanakan fungsi penyelidikan adalah setiap pejabat polisi Negara

Republik Indonesia. Tegasnya, penyidik adalah setiap pejabat Polri.

Jaksa atau pejabat lain tidak berwenang melakukan penyelidikan.

Penyelidikan merupakan monopoli tunggal Polri itu sendiri.

Kemanunggalan fungsi dan penyelidikan bertujuan :

a) Menyederhanakan dan memberikan kepastian kepada masyarakat

siapa yang berhak dan berwenang melakukan penyelidikan;

b) Menghilangkan kesimpangsiuran penyelidikan oleh aparat penegak

hukum, sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih seperti yang

dialami pada masa HIR; dan

c) Juga merupakan efisiensi tindakan penyelidikan ditinjau dari segi

pemborosan jika ditangani beberapa instansi, maupun terhadap orang

yang diselidiki, tidak lagi berhadapan dengan berbagai macam

tangan aparat penegak hukum dalam penyelidikan. Demikian juga

dalam segi waktu dan tenaga jauh lebih efektif dan efisien.

13

Page 27: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dari penegasan bunyi Pasal 4 KUHAP, dijelaskan aparat yang

berfungsi dan berwenang melakukan penyelidikan hanya pejabat Polri,

tidak dibenarkan adanya campur tangan dari instansi dan pejabat lain.

2) Pengertian Penyelidikan

Definisi mengenai penyelidikan dijelaskan oleh Undang-undang

No. 8 Tahun 1981 tentang Undang- undang Hukum Acara Pidana, Pasal

1 butir 5 KUHAP : yang dimaksud dengan penyelidikan adalah

serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu

peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat

atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini. Penyelidikan dilakukan sebelum penyidikan,

penyelidikan berfungsi untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa

yang sesungguhnya telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta

laporannya yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan.

Jadi, sebelum dilakukan tindakan penyidikan, dilakukan dulu

penyelidikan oleh pejabat penyelidik, dengan maksud dan tujuan

mengumpulkan “bukti permulaan” atau “bukti yang cukup” agar dapat

dilakukan tindak lanjut penyidikan. Barangkali penyelidikan dapat

disamakan dengan pengertian “tindakan pengusutan” sebagai usaha

mencari dan menemukan jejak berupa keterangan dan bukti-bukti

sesuatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana. Sebelum

KUHAP berlaku, terhadap pengertian penyelidikan, dipergunakan

perkataan opspornig atau orderzoek, dan dalam peristilahan Inggris

disebut investigation. Akan tetapi, pada masa HIR pengertian

pengusutan penyidikan selalu dipergunakan secara kacau. Tidak jelas

batas fungsi pengusutan (opspornig) dengan penyidikan. Sehingga

sering menimbulkan ketidaktegasan pengertian dan tindakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penyelidikan merupakan

tindakan tahap pertama permulaan penyidikan. Penyidikan bukanlah

merupakan fungsi yang berdiri seendiri, terpisah dari fungsi penyidikan,

Page 28: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

melainkan hanya merupakan salah satu cara atau metode atau sub dari

fungsi penyidikan yang mendahului tindakan lain yang berupa upaya

paksa seperti penangkapan, penahanan, penyitaan , penggeledahan dan

sebagainya.

3) Tugas dan Wewenang Penyelidik

Penyelidik sebagaiman dimaksud dalam Pasal 4 KUHAP;

a) Karena kewajibannya mempunyai wewenang;

(1) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

adanya tindak pidana;

(2) mencari keterangan dan barang bukti;

(3) menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan

serta memeriksa tanda pengenal diri;

(4) mengadakan tindakan lain meurut hukum yang

bertanggungjawab.

b) Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa;

(1) penangkapan, larangan meninggalkan tempat;

(2) pemeriksaan dan penyitaan surat;

(3) mengambil sidik jari dan memotret seseorang, membawa dan

menghadapkan seseorang pada penyidik.

b. Penyidikan

1) Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyidikan adalah serangkaian

tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam

Page 29: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan

guna menemukan tersangkanya.

Istilah penyidikan dipakai sebagai istilah yuridis atau hukum pada

tahun 1961 yaitu sejak dimuat dalam Undang-undang No. 13 Tahun 1961

tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian Negara. Penyidikan berasal

dari kata "sidik" yang artinya terang. Jadi penyidikan artinya membuat

terang atau jelas. Walaupun kedua istilah "penyidikan" dan "penyelidikan"

berasal dari kata yang sama KUHAP membedakan keduanya dalam fungsi

yang berbeda, Penyidikan artinya membuat terang Kejahatan [Belanda =

"Opsporing"] [Inggris = "Investigation"].

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka

cetakan kedua tahun 1989 halaman 837 dikemukakan bahwa yang

dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik yang

diatur oleh undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti

pelaku tindak pidana. Asal kata penyidikan adalah sidik yang berarti

periksa, menyidik, menyelidik atau mengamat-amati.

Dalam bahasa Belanda ini sama dengan opsporing. Menurut de

Pinto, menyidik (opsporing) berarti “pemeriksaan oleh pejabat-pejabat

yang untuk itu ditunjuk oleh undang-undang segera setelah mereka

dengan jalan apa pun mendengar kabar yang sekedar beralasan, bahwa

ada terjadi sesuatu pelanggaran hukum (Andi Hamzah, 1996:122).

Menurut M. Yahya Harahap (1998 : 99-100) pengertian

penyidikan adalah suatu tindak lanjut dari kegiatan penyelidikan dengan

adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan upaya

paksa setelah pengumpulan bukti permulaan yang cukup guna membuat

terang suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

penyidikan merupakan suatu tahapan yang sangat penting untuk

menentukan tahap pemeriksaan yang lebih lanjut dalam proses

administrasi peradilan pidana karena apabila dalam proses penyidikan

tersangka tidak cukup bukti dalam terjadinya suatu tindak pidana yang

Page 30: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

di sangkakan maka belum dapat dilaksanakan kegiatan penuntutan dan

pemeriksaan di dalam persidangan.

Hakikat penyidikan perkara pidana adalah untuk menjernihkan

persoalan sekaligus menghindarkan orang yang tidak bersalah dari

tindakan yang seharuskan dibebankan padanya. Oleh karena tersebut

sering kali proses penyidikan yangdilakukan oleh penyidik

membutuhkan waktu yang cenderung lama, melelahkan dan mungkin

pula dapat menimbulkan beban psikis diusahakan dari penghentian

penyidikan.

2) Penyidik

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana, penyidik adalah pejabat polisi

negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu

yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan

penyidikan.

Berdasarkan Pasal 21 UU No.26 Tahun 2000 tugas penyidikan

dilakukan oleh Jaksa Agung dan ruang lingkup penyidikan kewenangan

untuk menerima laporan atau pengaduan. Secara garis besar, penyidikan

adalah suatu proses untuk mencari bukti-bukti yang menguatkan suatu

tindak pidana serta mencari tersangkanya. Tersangka sendiri itu adalah

seseorang yang dianggap atau diduga melakukan suatu tindak pidana.

Ketika dalam proses penyidikan sudah terkumpul bukti-bukti yang

menguatkan maka penyidik akan mengirim BAP (berita acara

pemeriksaan) kepada kejaksaan untuk kemudian kejaksaan membentuk

penuntut umum yang kemudian membuat surat dakwaan dan diajukan

pada pengadilan negeri. Ketua pengadilan membentuk majelis hakim

yang bertugas memanggil terdakwa.

Untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan orang yang berhak

sebagai penyidik ditinjau dari segi instansi maupun kepangkatan,

ditegaskan dalam Pasal 6 KUHAP. Dalam pasal tersebut ditentukan

Page 31: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

instansi dan kepangkatan seorang pejabat penyidik . bertitik tolak dari

ketentuan Pasal 6 dimaksud, yang berhak diangkat sebagai pejabat

penyidik :

a) Pejabat Penyidik Polri

Menurut ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a, salah satu instansi

yang diberi kewenangan melakukan penyidikan ialah “pejabat Polisi

Negara”. Memang dari segi diferensiasi fungsional, KUHAP telah

meletakkan tanggungjawab fungsi penyidikan pada instansi

kepolisian. Pejabat penyidik Polri terdiri dari :

(1) Pejabat Penyidik Penuh

(2) Penyidik Pembantu

b) Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang diberi

wewenang khusus oleh undang-undang. Penyidik Pegawai Negeri

Sipil diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, yaitu pegawai negeri

sipil yang mempunyai fungsi dan wewenang sebagai penyelidik.

Pada dasarnya wewenang yang mereka miliki bersumber pada

ketentuan undang-undang pidana khusus, yang telah menetapkan

sendiri pemberian wewenang penyidikan pada salah satu pasal.

3) Kepangkatan Penyidik

Dalam KUHAP tidak dirumuskan perihal kepangkatan penyidik

Polri maupun Penyidik pegawai negeri sipil. Pengaturan perihal

kepangkatan penyidik Polri serta penyidik pegawai negeri sipil diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 (Peraturan

Pelaksanaan KUHAP).

Dalam Ketentuan Bab III syarat kepangkatan dan pengangkatan

penyidik Pasal 2 (1) penyidik adalah :

a) Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu sekurang-

kurangnya berpangkat pembantu Letnan Dua.

Page 32: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu sekurang-kurangnya

berpangkat pengatur muda tingkat I (golongan II/b) atau yang

disamakan dengan itu.

Pengangkatan penyidik itu sendiri dilakukan oleh instansi

pemerintah yang berbeda-beda, untuk penyidik Pejabat polisi Negara

diangkat oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang dapat

melimpahkan wewenang tersebut kepada pejabat polisi lain. Sedangkan

penyidik pegawai sipil diangkat oleh Menteri Kehakiman atas usul

departemen yang membawahi pegawai tersebut. Wewenang

pengangkatan tersebut dapat dilimpahkan pula oleh Menteri Kehakiman,

dimana sebelum pengangkatan Menteri Kehakiman terlebih dahulu

meminta pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik

Indonesia.

Penyidik pembantu berdasarkan Pasal 10 ayat (1) KUHAP adalah

pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia yang diangkat oleh

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan syarat

kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini disebutkan bahwa syarat

kepangkatan diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah

yang dimaksud adalah PP Nomor 3 Tahun 1983 yaitu pada Pasal 3 yang

memuat bahwa yang disebut penyidik pembantu adalah pejabat polisi

Republik Indonesia yang berpangkat sersan dua dan pejabat Pegawai

negeri sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara yang diangkat

oleh Kepala Kepolisian Negara atas usul komandan atau pimpinan

kesatuan masing-masing.

4) Tugas dan Wewenang Penyidik

Berdasarkan pengertian penyidikan menurut Pasal 1 ayat (2)

KUHAP maka tugas pokok dari seorang penyidik adalah untuk mencari

serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang

tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Wewenang polisi untuk menyidik meliputi kebijaksanaan polisi (polite

Page 33: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

beleid: police disrection) sangat sulit dengan membuat pertimbangan

tindakan apa yang akan diambil dalam saat yang sangat singkat pada

penaggapan pertama suatu delik (Andi Hamzah, 2000 :79).

Menurut Pasal 7 KUHAP, penyidik mempunyai wewenang

sebagai berikut :

a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya

tindak pidana;

b) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;

c) Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda

pengenal diri tersangka;

d) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan

penyitaan;

e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

g) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;

h) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan

pemeriksaan perkara;

i) Mengadakan penghentian penyidikan;

j) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung

jawab.

Sedangkan kewajiban penyidik polisi yang sebagaimana

ditetapkan pada Pasal 8 KUHAP antara lain yaitu :

a) Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakan

penyidikan tersebut.

Page 34: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Penyerahan

perkara dilakukan dengan dua tahap yaitu penyidik hanya

menyerahkan kasus perkara dan dalam hal penyidikan sudah

dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab atas

tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum.

Untuk tugas dan wewenang penyidik pembantu sendiri

pengaturannya berbeda dari penyidik polisi.Penyidik pembantu

berdasarkan Pasal 11 KUHAP dijelaskan bahwa wewenangnya adalah

seperti dengan wewenang penyidik dalam Pasal 7 KUHAP di atas, kecuali

mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang

dari penyidik, sedangkan untuk tugasnya berdasarkan Pasal 12 KUHAP

penyidik pembantu mempunyai tugas yaitu membuat berita acara den

menyerahkan berkas perkara kepada penyidik, kecuali perkara dengan

pemeriksaan singkat yang dapat langsung diserahkan kepada penuntut

umum.

2. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Narkotika

a. Pengertian Narkotika

Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani “narke” yang

berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa (Sudarto, 1981:36).

Namun ada juga yang mengatakan bahwa narkotika berasal dari kata

“narcissus”, sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai buga yang dapat

membuat orang menjadi tak sadar (B. Simanjuntak, 1981:124).

Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat (obat)

baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan

ketidaksadaran atau pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan

menurunkan kesadaran, adalah mengakibatkan daya khayal/halusinasi

(ganja), serta menimbulkan daya rangsang/stimulant (cocaine). Narkotika

tersebut dapat menimbulkan ketergantungan (depence). Narkotika yang

Page 35: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dibuat dari alam yang kita kenal adalah candu (opium), ganja dan cocaine

(Hari Sasangka, 2003:35).

Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika disebutkan bahwa :

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-

golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tujuan

pengaturan narkotika adalah untuk :

1) menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan;

2) mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika;

3) memberantas peredaran gelap narkotika dan Prekursor Narkotika; dan

4) menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi

Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.

Dalam Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009,

penggolongan narkotika adalah sebagai berikut :

1) Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digolongkan ke

dalam:

a) Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan

tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat

tinggi mengakibatkan ketergantungan. Antara lain: Tanaman koka,

tanaman ganja, opium, MDMA, Amfetamina,selanjutnya ada 65

Jenis (Lampiran I UU Narkotika).

Page 36: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b) Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam

terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Antara

lain: Morfina, Bezitramida, Alfaprodina,selanjutnya ada 86 Jenis

(Lampiran I UU Narkotika).

c) Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan ketergantungan.

2) Penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

pertama kali ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

3) Ketentuan mengenai perubahan penggolongan Narkotika sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

b. Pengertian Tindak Pidana Narkotika

Untuk mempermudah pemahaman atas pengertian tentang Tindak

Pidana Narkotika, maka lebih dahulu penulis jelaskan perbedaan istilah

hukuman dan pidana.

Dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) KUHP ada asas yang disebut “nullum

delictum nulla poena sine praevia lege poenale”, yang pada intinya

menyatakan bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali sudah ada

ketentuan undang-undang yang mengatur sebelumnya. Jadi disinilah letak

perbedaan istilah hukum dan pidana. Artinya adalah bahwa pidana harus

berdasarkan ketentuan Undang-Undang, sedangkan hukuman lebih luas

pengertiannya.

Page 37: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Prof. Sudarto, S.H. menyatakan bahwa, pidana ialah penderitaan

yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakaukan perbuatan yang

memenuhi syarat-syarat tertentu itu.

Sedangkan menurut Chaerudin, hukum pidana adalah keseluruhan

aturan mengenai (i) perbuatan yang dilarang yang disertai ancaman berupa

pidana bagi pelanggarnya, (ii) dalam keadaan apa terhadap pelanggarnya

dapat dijatuhi hukuman, dan (iii) bagaimana cara penerapan pidana

terhadap pelakunya.

Pidana berkaitan erat dengan hukum pidana. Dan hukum pidana

merupakan suatu bagian dari tata hukum, karena sifatnya yang

mengandung sanksi. Oleh karena itu, seorang yang dijatuhi pidana ialah

orang yang bersalah melanggar suatu peraturan hukum pidana atau

melakukan tindak kejahatan.

Jadi, Tindak Pidana Narkotika dapat diartikan dengan suatu

perbuatan melanggar ketentuan-ketentuan hukum narkotika, dalam hal ini

adalah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan ketentuan-ketentuan

lain yang termasuk dan atau tidak bertentangan dengan undang-undang

tersebut.

c. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Narkotika

1) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Narkotika Golongan

I

Zat atau obat Golongan I mempunyai potensi yang sangat tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Oleh karena itu, di dalam penggunaan

hanya diperuntukkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

dan tidak dipergunakan dalam terapi. Penggunaan Narkotika Golongan

I di luar ilmu pengetahuan adalah merupakan tindak pidana, misalnya :

Page 38: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a) Tanpa hak dan melawan hukum menanam, memelihara,

mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan dan

menguasai narkotika Golongan I;

b) Tanpa hak dan melawan hukum memiliki, minyimpan untuk

dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai narkotika Golongan

I.

2) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Produksi

Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah,

membuat, dan menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak

langsung melalui ekstraksi atau non-ekstraksi dari sumber alami atau

sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan/atau

mengubah bentuk Narkotika (Pasal 1 butir (3)). Menteri memberi izin

khusus untuk memproduksi Narkotika kepada Industri Farmasi tertentu

yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (Penjelasan Pasal 11 ayat (1)). Mereka yang memproduksi

narkotika dengan tanpa hak dan melawan hukum merupakan tindak

pidana.

3) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan

Bentuk tindak pidana terhadap pimpinan lembaga ilmu

pengetahuan yang menanam, membeli, menyimpan atau menguasai

tanaman narkotika bukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Kemudian bagi pimpinan pedagang besar farmasi yang melakukan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan bukan oleh lembaga ilmu

pengetahuan.

4) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Ekspor dan Impor

Pengertian impor disini adalah kegiatan memasukkan narkotika

dan Prekursor Narkotika ke dalam Daerah Pabean (Pasal 1 angka 4).,

Page 39: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sedangkan pengertian ekspor adalah kegiatan mengeluarkan narkotika

dan Prekursor Narkotika dari Daerah Pabean (Pasal 1 angka 5).

Merupakan suatu tindak pidana adalah mereka yang tanpa hak

dan melawan hukum melakukan kegiatan mengimpor dan mengekspor;

mengangkut narkotika baik terhadap nahkoda dan kapten maupun

bukan; dan terhadap transito narkotika.

5) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Penyaluran dan

Peredaran

Peredaran narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian

kegiatan penyaluran atau penyerahan narkotika baik dalam rangka

perdagangan, bukan perdagangan, maupun pemindahtanganan untuk

kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan (Pasal 35). Peredaran narkotika tersebut meliputi

penyaluran (Pasal 39 sampai 42) atau penyerahan (Pasal 43 sampai 44).

Sedangkan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah

setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa

hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana

Narkotika dan Prekursor Narkotika (Pasal 1 angka 6).

Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan transaksi narkotika

adalah menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli,

menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau

menukar. Apabila terjadi penyimpangan dari kegiatan-kegiatan di atas

adalah merupakan tindak pidana.

6) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Label dan Publikasi

Untuk memudahkan pengenalan sehingga memudahkan pula

dalam pengendalian dan pengawasan, pabrik obat wajib mencantumkan

label pada kemasan narkotika baik dalam bentuk obat jadi maupun

bahan baku narkotika. Label pada kemasan narkotika tersebut dapat

berbentuk tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar, atau bentuk

Page 40: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

lain yang disertakan pada kemasan atau dimasukkan dalam kemasan,

ditempelkan, atau merupkan bagian dari wadah dan/atau

kemasannya,dan Setiap keterangan yang dicantumkan dalam label pada

kemasan Narkotika harus lengkap dan tidak menyesatkan (Pasal 45

ayat (1),(2) dan (3). Pengurus pabrik yang tidak melaksanakan

kewajiban untuk memberi label tersebut merupakan tindak pidana.

7) Tindak Pidana Narkotika yang Berkaitan dengan Penggunaan

Narkotika dan Rehabilitasi

Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup

umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatanmasyarakat, rumah

sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang

ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau

perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Pasal 55

ayat (1).

B. Kerangka Pemikiran

TERSANGKA

TINDAK PIDANA

NARKOTIKA

HAMBATAN

BERITA ACARA

PEMERIKSAAN

Perkara Nomor

BP/01/I/2012/Sat

Narkoba

PENYIDIKAN PROSES

Gambar 2. Skematik

Kerangka Pemikiran

Page 41: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Keterangan :

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan, bahwa

adanya kasus penyalahgunaan narkotika, maka pertama kali pihak yang

melakukan penanganan terhadap pelaku yaitu pihak Kepolisian dari

penangkapan sampai pada penyidikan. Setelah berkas penyidikan selesai,

maka berkas penyidikan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri, untuk

diperiksa dan ditindaklanjuti.

Penyidik selaku aparat yang berwenang melakukan penyidikan

dengan proses diantaranya adalah sejumlah bukti dan saksi-saksi

sebagaimana yang telah dilaporkan dalam berita acara penangkapan.

Terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika, penyidik

mempelajari dan mencari dasar-dasar serta faktor-faktor dilakukannya

penyalahgunaan narkotika tersebut.

Dalam penyidikan, Polisi akan mendapatkan hambatan-hambatan

diantaranya adalah dalam pengumpulan barang bukti dari tersangka

tersebut dan saksi-saksi pada saat penangkapan dilakukan.

Berdasarkan proses dan hambatan dalam penyidikan yang

dilakukan penyidik mempunyai kesimpulan mengenai dasar-dasar

pemeriksaan terhadap tersangka. Kesimpulan ini yang nantinya akan

digunakan untuk membuat berita acara pemeriksaan tersangka atas

penyalahgunaan narkotika yang telah dilakukannya.

Page 42: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kepolisian Resor

Karanganyar, yang mana telah melakukan penyidikan terhadap tersangka pelaku

penyalahgunaan narkotika, dapat diketahui berkas perkara yaitu berkas acara

pemeriksaan perkara nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA di Kepolisian Resor

Karanganyar mengenai tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Data yang

diperoleh dari berkas perkara tersebut sebagai hasil penelitian dianalisis oleh

penulis sebagai berikut :

1. Nomor Perkara dan Identitas Tersangka

a. Nomor Perkara Kasus

BP/01/I/2012/SAT NARKOBA di Kepolisan Resor Karanganyar

b. Identitas Tersangka

Nama lengkap : SETYO HERY SRIYONO alias HERY bin

KMBYAH ;

Tempat lahir : Surakarta ;

Umur / tanggal lahir : 45 tahun / 03 Desember 1967 ;

Jenis kelamin : Laki-laki ;

Pekerjaan : Karyawan

Kebangsaan : Indonesia ;

Tempat tinggal : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec.

Jaten, Kab Karanganyar;

Agama : Islam ;

29

Page 43: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Dasar

a. Laporan Polisi Nomor: LP / A / 12 / I / 2012 / Jateng / Res Kra / Sat

Narkoba, tanggal 09 Januari 2012, tentang terjadinya tindak pidana setiap

orang yang tanpa hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan,

menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau

setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri.

b. Surat Perintah Penyidikan Nomor : Sp-Sidik / 03 / I / 2012 / Sat Narkoba,

tanggal 09 Januari 2012, perihal perintah untuk melakukan penyidikan

tindak pidana Narkotika, yang dilakukan oleh tersangka SETYO HERY

SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH.

c. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor : SPDP / 01 / I / 2012

/ Sat Narkoba, tanggal 12 Januari 2012, perihal pemberitahuan dimulainya

penyidikan perkara pidana Narkotika atas nama tersangka SETYO HERY

SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH.

3. Kasus Posisi

Tindak pidana “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum,

memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri yaitu

tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH telah

mengkonsumsi serbuk kristal yang biasanya disebut dengan shabu-shabu yang

dilakukan sendirian di rumahnya alamat: Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel.

Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar dengan mengunakan alat benupa Bong

yang terbuat dan botol bekas madu yang dibuat oleh tersangka sendiri, setelah

tersangka membeli shabu- shabu dan Sdr. Ari dengan harga Rp.150.000,-

(seratus lima puluh ribu rupiah ) dan mendapatkan satu paket shabu-shabu

yang disimpan dalam plastik berperekat warna transparan kemudian shabu-

27

Page 44: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

shabu tersebut tersangka konsumsi di kamar rumahnya dengan menggunakon

alat tersebut pada hari senin tanggal 09 Januari 2012 sekira pukul 18.00 WIB

setelah selesai sekira pukul 18.30 WIB petugas datang dan tersangka

ditangkap beserta barang buktinya sebuah bong / alat penghisap shabu - shabu

yang terbuat dari botol bekas madu, 3 (tiga) plastik kecil yang di duga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang di gunakan untuk mengambil

shabu-shabu dalam plastik, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Primer

Pasal: 112, Subsider Pasal: 127 UU RI No : 35 tahun 2009 tentang Narkotika

Jo Pasal : 55 KUHP.

B. Pembahasan

1. Analisis Proses Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar (Studi Kasus Nomor

BP/01/I/2012/SAT NARKOBA)

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari dan

memahami segala sesuatu hal yang mengenai proses pelaksaan penyidikan

terhadap pelaku penyalahgunaan Narkotika Nomor : BP/01/I/2012/Sat

Narkoba dan wawancara dengan Penyidik yang memeriksa perkara tersebut di

Kepolisan Resor Karanganyar, maka penulis mencoba memberikan

pembahasan mengenai proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika di Kepolisian Resor Karanganyar pada kasus

Nomor : BP/01/I/2012/Sat Narkoba:

Page 45: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Bagan proses penyidikan tindak pidana Narkotika oleh penyidik Kepolisian

Resor Karanganyar

Proses

Penyidikan

Dimulainya penyidikan,

tertangkap tangan diketahui secara

langsung penyidik, di luar

tertangkap tangan yang meliputi

(laporan, pengaduan, pengetahuan

sendiri penyidik)

Proses

Penindakan

Melakukan upaya penangkapan

Melakukan perpanjangan

Penahanan

Penggeledahan Rumah dan Badan

Melakukan penyitaan

Proses

Pemerikasaan Penyidik melakukan pemeriksaan

pada tersangka

Melakukan pemeriksaan TKP

Pemeriksaan Saksi dan Ahli

Pembuatan

berkas perkara

pemeriksaan

Page 46: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 3. Skema Proses Penyidikan

Pada bagan di atas dapat diuraikan secara singkat proses penyidikan

tindak pidana narkotika oleh penyidik Kepolisian Resor Karanganyar :

a. Proses penyidikan yaitu pelaku tertangkap tangan bahwa dia memiliki,

menyimpan, menguasai shabu-shabu dan habis mengonsumsi narkotika

jenis shabu-shabu dan petugas menemukan beberapa barang bukti yang

diduga milik pelaku sehingga penyidik dapat melanjutkan penyidikannya.

b. Proses penindakan setelah pelaku tertangkap, selanjutnya penyidik

melakukan penahanan terhadap pelaku untuk keperluan proses penyidikan.

Setelah pelaku ditahan selanjutnya petugas melakukan penggeledahan

terhadap rumah tempat ditangkapnya pelaku tersebut dan petugas

menemukan sebuah bong/ alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari

botol madu bekas, 3 (tiga) plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-

shabu, 2 (dua) buah pipet kaca yang sudah tidak terpakai, korek api gas,

dan potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil

shabu-shabu dalam plastik, selanjutnya barang-barang tersebut disita oleh

pihak Kepolisian Resor Karanganyar.

c. Proses pemeriksaan yaitu dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di

tempat ditangkapnya tersangka tindak pidana narkotika tersebut, penyidik

melakukan pemeriksaan terhadap tersangka terkait kepemilikan benda-

benda yang diduga narkotika, dan penyidik melakukan pemeriksaan

terhadap saksi-saksi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada

saat tersangka ditangkap.

Page 47: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d. Proses pembuatan berkas perkara pemeriksaan dibuat setelah proses

penyidikan, penindakan dan pemeriksaan telah selesai. Dan selanjutkannya

dapat dilimpahkan kepada Kejaksaan untuk dilakukan proses selanjutnya.

Bagan dimulainya pelaksanaan penyidikan yang dilakukan penyidik

satuan reserse narkoba Kepolisian Resor karanganyar

Gambar 4. Skema Pelaksanaan Penyidikan

Penyidikan merupakan tindakan pertama-tama yang dapat dan

harus dilakukan oleh penyidik atau penyidik jika terjadi atau timbul

persangkaan telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan Narkotika. Apabila

ada persangkaan telah dilakukan tindak kejahatan atau pelanggaran maka

harus diusahakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah

telah dilakukan tindak pidana dan jika ia siapakah pembuatnya dari

Adanya dugaan

penyalahgunaan

Narkotika

Kedapatan

Tertangkap

tangan

Diluar

tertangkap

tangan

Diketahui secara

langsung oleh

penyidik

Penyidik

mengetahui

sendiri

Adanya

laporan

masyarakat

Adanya

aduan

masyarakat

Page 48: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

bahan di atas maka kita dapat mengerti bahwa pada dasarnya proses

daripada penyidikan dilakukan dengan tetap mengacu pada KUHAP dan

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pasal 184 KUHAP

mengenai alat bukti adalah langkah awal atau metode dari Satuan Reserse

Narkotika dalam merespon adanya laporan masyarakat di lapangan.

Dalam Pasal 184 KUHAP menyebutkan bahwa alat bukti yang sah adalah

sebagai berikut:

a. Keterangan saksi

b. Keterangan ahli

c. Surat

d. Petunjuk, dan

e. Keterangan Terdakwa

Didalam kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA tersangka

Setyo Hery Sriyono alias Hery bin Kmbyah pada saat tertangkap kedapatan

telah mengkonsumsi serbuk Kristal atau yang biasa disebut shabu-shabu yang

dilakukan dirumahnya beserta barang buktinya sebuah alat penghisap shabu-

shabu yang terbuat dari bekas madu, 3 (tiga) plastik kecil yang diduga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (dua) buah pipet kaca yang sudah terpakai, korek api

gas dan potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil

shabu-shabu dalam plastik.

Untuk menjalankan tugas penyidikan kasus tindak pidana narkotika

yang terjadi, maka Kepala Satuan Reserse Narkoba dibantu oleh anggotanya

yang tergabung dalam satuan tersebut Kepala Satuan Reserse Narkoba

memiliki tugas yang telah ditetapkan oleh Kapolres Karanganyar sebagai

berikut:

Page 49: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

a. Memberikan bimbingan atau pelaksanaan fungsi reserse narkoba

Menyelenggarakan resersetik yang bersifat regional/ terpusat pada

tingkat daerah yang meliputi:

1) Giat refresif kepolisian melalui upaya lidik dan sidik kasus-kasus

kejahatan yang canggih dan mempunyai intensitas gangguan

dengan dampak regional/ nasional melalui kejahatan ditunjukan

terhadap penyalahgunaan narkotika, psikotropika, obat-obat keras

dan zat berbahaya lainnya termasuk segala aspek yang terkait.

2) Kriminalitas terhadap analisa korban, modus operandi dan pelaku

guna menemukan perkembangan kriminalitas selanjutnya.

b. Melaksanakan operasi khusus yang diperintahkan

c. Memberi bantuan operasional atau pelaksanaan fungsi reserse narkoba

oleh wilayah di lingkungan Kepolisan Resor Karanganyar.

d. Membantu pelaksanaan latihan fungsi teknik reserse narkoba

e. Melaksanakan giat administrasi operasional termasuk pullah jianta

yang artinya suatu sistem penyumpulan dan penyajian data yang

berkenaan dengan aspek pembinaan dan pelaksanaan fungsi teknik

reserse narkoba.

Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan

narkotika di Polres Karanganyar pada Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA berjalan sesuai dengan ketentuan KUHAP dan tersangka telah

terbukti melakukan perbuatan yaitu setiap orang yang tanpa hak atau melawan

hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika

Golongan 1 bukan tananaman dan atau setiap penyalahguna Narkotika

Golongan I bagi diri sendiri, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Primer

Pasal 112, Subsider Pasal: 127 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika. Namun, ada beberapa ketentuan penambahan alat bukti selain

Page 50: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang terdapat dalam KUHAP dan didalam Pasal 86 ayat (2) Undang-undang

No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, mengenai alat bukti sebagaimana

dimaksud berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau

disimpan secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan

itu; dan data rekaman atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan

/atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu

sarana baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas

maupun yang terekam secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada :

tulisan, suara, dan/ atau gambar; peta, rancangan, foto atau sejenisnya; atau

huruf, tanda, angka, simbol, sandi, atau perforasi yang memiliki makna

dapat dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.

Apabila Satuan Reserse Narkoba mendapat informasi wajib melindungi

pelapor sesuai dengan Pasal 99 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, sehingga dari sumber informasi masyarakat terdapat unsur

bukti permulaan cukup, maka penyidik sesuai amanat Pasal 103 KUHAP

yaitu apabila laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus

ditandatangani oleh pelapor atau pengadu, dapat dilakukan sesudah

terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang

nantinya akan diajukan ke pengadilan. Dalam tujuan mencapai visi dan misi

maka Satuan Reserse Narkoba menerapkan metode atau teknik dalam

mengetahui dugaan atas informasi adanya tindak pidana penyalahgunaan

narkotika.

Secara lebih detail, proses penemuan fakta yang berhasil dilakukan

oleh penyidik dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemanggilan

1) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berito Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 10 Januani 2012, atas nama

Aiptu Kr. ARIS KRISTIANTO, umur 45 tahun, Agama Kristen,

Page 51: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pekerjaan Polri, Kewarganegaroan Indonesia, Alamat: Asrama Polres,

Karanganyar.

2) Tanpa surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 11 Januari 2012, atas nama

Bripka AGUS ANDRIYONO, SH, Umur 36 tahun, Agama Khatolik,

Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Poires

Karanganyar.

3) Tanpa surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 12 Januari 2012, atas nama

Bripka BUDI SANTOSO, Umur 37 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat: Asrama Polres,

Karanganyar.

4) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 10 Januari 2012, atas nama

Brigadir PRAYITNO, Umur 28 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Polri,

Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Polres, Karanganyar.

5) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 12 Januari 2012, atas nama

Briptu ARI EKO PRASETYO, Umur 26 tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Asrama Polres,

Karanganyar.

6) Tanpa Surat panggilan telah dilakukan pemeriksaan dan dibuatkan

Berita Acara Pemeriksaan Saksi tertanggal 11 Januari 2012, atas nama

Briptu ADITYA GUNTUR MAHERSA, SH, Umur 24 tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat: Asrama

Polres, Karanganyar

b. Penangkapan

Berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Nomor. Sp-Kap / 01 / I /

2012 / Sat Narkoba, tanggal 09 Januari 2012 telah dilakukan penangkapan

tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat

Page 52: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis Kulon

Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, selanjutnya

dibuatkan Berita Acara Penangkapan.

c. Penahanan

Berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor : Sp-Han / 01 / I /

2012 / Sat Narkoba, tanggal 12 Januari 2012, telah dilakukan penahanan

tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat

lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis Kulon

Rt.03/Rw.06, KeI. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, selanjutnya

dibuatkan Berita Acara Penahanan.

Berdasarkan Surat perpanjangan Penahanan dan Kepala Kejaksaan

Negeri Karanganyar Nomor : 02 I Rt.2 / Epp.2 / I / 2012, tanggal 19

Januari 2012, telah dilakukan perpanjangan penahanan tersangka SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, dan telah dibuatkan Berita

Acara Pelaksanaan Perpanjangan Penahanan.

d. Penggeledahan

Berdasarkan Surat Perintah Penggeledahan Rumah dan tempat

tertutup lainnya Nomor Sp. Dah / 01 / I / 2012 / Sat Narkoba, tanggal 09

Januari 2012, telah di lakukan Penggeledahan rumah atau tempat tertutup

lainnya milik tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH, selanjutnya dibuatkan Berita Acara Penggeledahan Rumah

dan tempat tertutup lainnya.

Berdasarkan Surat persetujuan memperoleh persetujuan

penggeledahan rumah atau tempat tertutup lainnya Nomor: B / 138 / I /

2012 / Res Kra Narkoba, tanggal 10 Januari 2012 dan telah disetujui oleh

Pengadilan Negeri Kab.Karanganyar Nomor : 02 / Pen. Pid./ 2012 / PN.

Kra, tanggal 10 Januari 2012.

e. Penyitaan

Page 53: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Berdasarkan Surat Perintah Penyitaan Nomor : Sp. Sita / 01 / I /

2012 / Sat Narkoba, Tanggal 09 Januani 2012, telah dilakukan penyitaan

dari Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,

berupa:

- Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari botol

bekas madu.

- 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu.

- 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai.

- Korek Api gas.

- Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil

shabu-shabu dalam plastik

Terhadap tindakan penyitaan tersebut telah dimintakan persetujuan

penetapan penyitaan dari Ketua PN Karanganyar, dengan surat Nomor: B /

139 /1 / 2012 / Res Kra, tanggal 10 Januani 2012 dan telah disetujui oleh

Ketua PN Karanganyar dengan surat penetapan penyitaan Nomor : 09 /

Pen. Pid / 2012 / PN.Kray, tanggai 16 Jnauari 2012, telah dibuatkan Berita

Acara penyitaan dan Surat tanda penerimaan barang bukti tanggal 09

Januani 2012.

Terhadap barang bukti tersebut di atas telah di diberitahukan dan

dimintakan penetapan status barang bukti ke kejaksaan negeri

Karanganyar Nomor: B / 140 / I /2012 / Res Kra tanggal 10 Januari 2012,

dan telah disetujui oleh kejaksaan negeri Karanganya dengan nomor : B -

01/ 0.3.33 / Epp.1 / 01 / 2012, tanggal 17 Januani 2012.

f. Keterangan saksi

1) Saksi 1

Nama : Kr. ARIS KRISTIYANTO, Lahir di Surakarta pada

tanggal 15 April 1967 Umur: 45 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,

Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Kristen, Pekerjaan : Anggota

Polri, Alamat : Asrama Polres Karanganyar.

Page 54: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Menerangkan:

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersama-sama dengan Bripka Agus Andriyono, SH, Bripka Budi

Santoso, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu

Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-

laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Ais. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di

Surokarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis

Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka di temukan

barang-banang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas

bu`ngkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah

Page 55: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang

digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para

tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi

shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang

di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima

Puluh Ribu Rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian di tangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah dipeniksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

2) Saksi 2

Nama : Bripko AGUS ANDRIYONO, SH, Lahir di Surakarta

pada tanggai 28 Juli 1976, Umur: 36 tahun, Jenis keiamin: Laki-laki,

Page 56: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kewarganegaraan : Indonesia, Agama: Khatolik, Pekerjaan : Anggota

Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar.

Menerangkan:

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersama-sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Budi

Santoso, Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo don Briptu

Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-

laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di

Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis

Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan

barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

Page 57: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah

terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang

digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para

tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi

shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang

di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima

Puluh Ribu Rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

Page 58: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3) Saksi 3

Nama Bripka BUDI SANTOSO, Lahir di Sleman pada tanggal

22 Desember 1974, Umur: 38 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,

Kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan: Anggota

Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar.

Menerangkan:

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersoma - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus

Andriyono, SH, Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo dan

Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka

laki-laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di

Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis

Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan

barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

Page 59: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

dari botol bekas madu, 3 (tiga) Plastik kecil yang di duga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai,

Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang digunakan

untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka

kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-

shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli

dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu

rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

Page 60: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

shabu-shabu, 2 (dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

4) Saksi 4

Nama Brigadir PRAYITNO, Lahir di Sukoharjo pada tanggal

14 Maret 1984, Umur: 28 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki,

Kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan: Anggota

Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar, JL Lawu No. 03

Karanganyar.

Menerangkan

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersama - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus

Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Briptu Ari Eko Prasetyo dan

Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka

laki-laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di

Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis

Kulon Rt.03/Rw,06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan

Page 61: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang diakui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah

terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang

digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka

kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-

shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli

dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu

Rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

Page 62: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

5) Saksi 5

Nama Briptu Ari Eko Proselyo, Lahir di Sragen pada tanggal

11 Februari 1986, Umur 26 tahun, Jenis kelamin Laki-laki,

kewarganegaraan: Indonesia, Agama: Islam, Pekerjaan : Anggota

Polri, Alamat Asrama Polres Karanganyar, JI. Lawu No. 03

Karanganyar.

Menerangkan:

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersama - sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto, Bripka Agus

Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Brigadir Prayitno dan Briptu

Aditya Guntur Mahersa, SH terhadap seseorang tersangka laki-

laki, setelah tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat ahir di

Surakarto, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk. Jetis

Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Page 63: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan

barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah

terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang

digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para

tersangka kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi

shabu-shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang

di beli dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima

Puluh Ribu Rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

Page 64: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

6) Saksi 6

Nama Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH, Lahir di

Karanganyar pada tanggal 23 April 1988, Umur 24 tahun, Jenis

kelamin: Laki-taki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama Islam,

Pekerjaan Anggota Polri, Alamat: Asrama Polres Karanganyar, JI.

Lawu No. 03 Karanganyar.

Menerangkan:

a) Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dan di mintai keterangan

oleh pemeriksa sehubungan dengan telah menangkap seseorang

yang habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu

b) Bahwa benar saksi pada saat melakukan penangkapan tersebut

bersama-sama dengan Aiptu Kr. Aris Kristiyanto. Bripka Agus

Andriyono, SH, Bripka Budi Santoso, Brigadir Prayitno dan Briptu

Ari Eko Prasetyo terhadap seseorang tersangka laki-laki, selelah

tertangkap dan ditanya mengaku bernama SETYO HERY

SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di Surakarta,

03 Desember 1967, Umur 45 Tahun Agama Islam, Pekerjaan

Page 65: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat: Dk. Jetis Kulon

Rt.03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

c) Bahwa benar saksi menangkap tersangka pada hari Senin tanggal

09 Januari 2012, sekira pukul 18.30 Wib di rumah tersangka

Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

d) Bahwa benar saksi menangkap tersangka tersebut setelah

mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa tersangka sering

mengonsumsi shabu-shabu di rumahnya, kemudian petugas

melakukan penyelidikan dan benar di rumah tersangka ditemukan

barang-barang yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu

yang di akui tersangka milik tersangka dan habis digunakan untuk

mengonsumsi shabu-shabu.

e) Bahwa ketika tertangkap tersangka sedang berada di dalam kamar

tempat tersangka mengonsumsi shabu-shabu dan shabu-shabu

sudah habis dikonsumsi namun barang-barang yang digunakan

untuk mengonsumsi shabu- shabu disimpan di dekat salon / spiker

berupa sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat

dari botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik kecil yang di duga bekas

bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet kaca yang sudah

terpakai, Korek Api gas. Potongan sedotan warna putih yang

digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik dan diakui

kepemilikannya oleh tersangka.

f) Bahwa benar saksi menerangkan setelah menangkap para tersangka

kemudian diintrogasi telah mengaku habis mengonsumsi shabu-

shabu yang mana shabu-shabu tersebut milik tersangka yang di beli

dan Sdr.ARI dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu

Rupiah).

g) Bahwa benar tersangka sudah 3 (tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di tempat tersebut dan terakhir pada hari senin tanggal 09

Page 66: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Januari 2012, sekira pukul 18.00 Wib kemudian ditangkap oleh

petugas pada pukul 18.30 Wib setelah shabu-shabu habis

dikonsumsi.

h) Bahwa benar setelah diperiksa ternyata saksi tidak menemukan

suatu surat apapun yang menerangkan bahwa para tersangka

mendapatkan ijin dari pihak berwenang untuk memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan

tanaman dan atau mengonsumsi shabu-shabu.

i) Bahwa benar setelah menangkap tersangka kemudian dilakukan tes

urin di Dokes Polresta Surakarta dengan hasil dari tersangka

tersebut Positif ( +) mengandung Metamfetamina.

j) Bahwa benar barang bukti yang di tunjukkan pemeriksa berupa

Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dan botol

bekas madu, 3 (Tiga ) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus

shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek

Api gas, Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk

mengambil shabu-shabu dalam plastik yang diakui kepemilikannya

oleh tersangka dan sebagai alat untuk mengonsumsi shabu-shabu.

g. Keterangan Ahli

1) Surat Ka Poliklinik Polresta Surakarta dengan surat Nomor : R / Res .

4. 2 / 05 / I / 2012 / Resta Ska, tanggal 17 Januari 2012, tentang hasil

pemriksaan pengguna Narkoba yang dilakukan pemeriksaan melalui

test Urine pada tanggal 09 Januari 2012, di ruang Dokpol Polresta

Surakarta menyimpulkan bahwa tersangka A.n. SETYO HERY

SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH tersebut menunjukan Positif

(+) mengandung zat Metamfetamina berdasarkan surat Nomor : R / 06

/ SKM / N / I /2012/ Ur Kes, tanggal 17 Januari 2012 tentang surat

ketenangan medis.

2) Ajun Kamisaris Besar Polisi YAYUK MURTI RAHAYU, B.Sc, Dkk

dari Pusat Laborotorium Forensik Polri Cabang Semarang, sesuai

Page 67: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. LAB : 45 /

NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012, menyimpulkan bahwa barang

bukti berupa Satu Set alat hisap dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas

mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Narkotika golongan

I bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU R.I No. 35 tahun 2009,

tentang Narkotika.

h. Keterangan tersangka:

Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,

Tempat lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.Jetis

Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar.

Menerangkan:

1) Bahwa benar sekarang ini tersangka dalam keadaan sehat jasmani dan

rokhani, bersedia diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan

sebenarnya sehubungan dengan tersangka memiliki, menyimpan,

menguasai narkotika dan atau mengonsumsi narkotika jenis shabu-

shabu.

2) Bahwa benar setelah ditanya tersangka mengaku bernama SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH dan tersangka mengerti

ditangkap oleh Polisi karena memiliki, menyimpan dan menguasai

shabu -shabu dan atau mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu dan

tersangka di tangkap pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012, sekira

pukul 18.30 Wib di rumahnya alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06,

Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar setelah tersangka selesai

mengonsumsi shabu-shabu.

3) Bahwa benar tersangka mengonsumsi shabu-shabu pada hari yang

sama sekira pukul 18.00 Wib secara sendirian dan shabu-shabu yang

dikonsumsi tersangka tersebut didapat dari Sdr.ARI Alamat : Jetis,

Jaten, Karanganyar dengan harga Pp.150.000,- Seratus Lima Puluh

Ribu Rupiah)

Page 68: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4) Bahwa benar tersangka mengonsumsi shabu - shabu tersebut dengan

menggunakan alat yang bernama BONG yang terbuat dari Botol bekas

madu kemudian tutup botol tersebut tersangka lubangi sebanyak dua

lubang untuk memasukkan sedotan dan sedotan yang satu di beri pipet

untuk membakar shabu-shabu sedangkan sedotan yang satu untuk

menghisap yang mana alat berupa bong tersebut tersangka buat

sendiri.

5) Bahwa untuk mengonsumsi shabu-shabu tersebut tersangka lakukan

dengan cara sedotan yang sudah diberi pipet diberi shabu-shabu

kemudian pipet dibakar dengan korek api gas selanjutnya sedotan yang

satu dihisap sampai mengeluarkan asap, dan perbuatan tersebut

dilakukan tersangka sekira sebanyak 5 (lima) kali hisapan.

6) Bahwa benar maksud dan tujuan tersangka tersebut mengonsumsi

shabu-shabu untuk mencoba-coba bagaimana rasanya shabu-shabu

tersebut yang mana orang mengatakan bahwa shabu-shabu tersebut

tidak bisa tidur dan setelah tersangka mengonsumsinya tersangka

dapat merasakan bahwa badan menjadi fres namun tidak tahu apa yang

akan dilakukannya.

7) Bahwa benar yang tersangka sudah 3 (Tiga) kali mengonsumsi shabu-

shabu di rumahnya dan benar yang tersangka konsumsi tersebut

merupakan shabu-shabu dan tersangka mengakui tidak memiliki ijin

dari pihak berwenang untuk memiliki, menyimpan, menguasai atau

menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman (shabu-shabu) dan

mengkonsumsi / menyalahgunakan Narkotika gol I bagi diri sendiri.

8) Bahwa benar barang bukti berupa Sebuah Bong / Alat penghisap shabu

- shabu yang terbuat dari botol bekas madu, 3 ( Tiga ) Plastik kecil

yang di duga bekas bungkus shabu-shabu, 2 ( Dua) buah Pipet kaca

yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan sedotan warna putih

yang digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik yang

ditunjukkan pemeriksa tersebut yang digunakan tersangka untuk

mengonsumsi shabu-shabu dan diakui kepemilikannya oleh tersangka.

Page 69: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

i. Barang bukti:

Barang bukti yang berhasil disita dari tangan tersangka SETYO HERY

SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH adalah berupa:

- Sebuah Bong / Alat penghisap shabu-shabu yang terbuat dari botol

bekas madu.

- 3 (Tiga) Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2

(Dua) buah Pipet kaca yang sudah terpakai.

- Korek Api gas.

- Potongan sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil

shabu-shabu dalam plastik.

j. Analisa Kasus

1) Bahwa berdasarkan keterangan saksi Aiptu Kr. Aris Kristiyanto,

Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH, Brigadir Prayitno,

Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH

menerangkan bahwa benar pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012,

sekira Pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya masih dalam bulan

Januari 2012, di rumah tersangka HERY Alamat : Dk. Jetis Kulon Rt.

03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar atau setidak-

tidaknya masih dalam wilayah hukum Polres Karanganyar, telah

terjadi dugaan tindak pidana Setiap orang yang tanpa hak atau

melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan

Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau setiap penyalah guna

Narkotika Gol I bagi diri sendiri.

2) Bahwa benar yang telah melakukan perbuatan tindak pidana tersebut

adalah tersangka SETYO HERY SRIYONO Ms. HERY Bin

KMBYAH, Tempat lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45

Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin: Laki-laki,

Alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

3) Bahwa pada waktu tertangkap oleh para saksi, pada saat itu tersangka

habis mengonsumsi shabu-shabu dan barang bukti yang ditemukan di

Page 70: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

tempat tersangka ditangkap berupa Sebuah Bong / Alat penghisap

shabu - shabu yang terbuat dan botol bekas madu, 3 (Tiga) Plastik

kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2 (Dua) buah Pipet

kaca yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan sedotan warna

putih yang digunakan untuk mengambil shabu-shabu dalam plastik

yang diakui kepemilikanya oleh tersangka yang mana barang tersebut

yang digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu oleh tensangka.

4) Bahwa ketika para saksi menangkap tersangka dan sewaktu ditanya

tersangka mengakui tidak memiliki surat ijin yang menerangkan

bahwa tersangka dapat menyimpan, menguasai ataupun

mengkonsumsi shabu-shabu tersebut.

k. Analisa Yuridis

1) Primer

Pasal 112 ayat (1) UU R.I Nomer 35 tahun 2009, tentang

Narkotika berbunyi “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan

hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan

Narkotika Gol I bukan tanaman, dipidana penjara paling singkat 4

(Empat) tahun dan paling lama 12 ( Dua Belas ) tahun dan pidana

denda paling sedikit Rp.800.000.000,- ( Delapan Ratus Juta Rupiah )

dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,- (Delapan Milyar Rupiah)

a) Unsur Setiap orang:

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH berdasarkan alat

bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,

Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya

Guntur Mahersa, SH menerangkan bahwa pada hari Senin

tanggal 09 Januari 2012, sekira Pukul 8.30 Wib, para saksi

telah menangkap seseorang laki-laki yang mengaku bernama

Page 71: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bn KMBYAH, yang

yang memiliki, menyimpan, menguasai shabu - shabu dan

habis mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu.

(2) Para saksi menerangkan bahwa setelah menangkap tersangka

kemudian dilakukan interogasi dan tersangka mengakui

bernama SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH, hal tersebut dibuktikan dengan KIP atas nama

tersangka. Tersangka ketika diperiksa mengakui bernama :

SETYO HERY SRIYONO Ms. HERY Bin KMBYAH,

Tempaf lahir di Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun

, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki,

Alamat Dk. Jetis Kulon Rt. 03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten,

Kab. Karanganyar.

Dengan demikian unsur Setiap orang telah terpenuhi

berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan tersangka.

b) Unsur Secara tanpa hak atau melawan hukum

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,

berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,

Brigadir Prayitno, Briptu An Eko Prasetyo dan Briptu Aditya

Guntur Mahersa, SH menerangkan pada waktu menangkap

tersangka ketika ditanya dan diperiksa tersangka tidak dapat

menunjukan satu surat pun yang menerangkan bahwa tersangka

dapat memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan

Narkotika jenis shabu-shabu serta mengonsumsi /

menyalahgunakan shabu-shabu.

(2) Tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH menerangkan bahwa ketika tertangkap oleh Polisi,

dimana tersangka memiliki, menyimpan, menguasai shabu-

Page 72: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

shabu dan atau mengonsumsi shabu-shabu, sewaktu diperiksa

tersangka tidak mempunyai dan tidak depat menunjukan surat

ijin bahwa tersangka berhak memiliki, menyimpan, menguasai

Narkofika jenis shabu-shabu atau pun mengonsumsi shabu-

shabu.

Dengan demikian unsur secana tanpa hak atau melawan

hukum telah terpenuhi berdasarkan ketenangan saksi-saksi dan

keterangan tersangka.

c) Unsur memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan

Narkotika

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tensangka

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,

berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan ketenangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,

Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya

Guntur Mahersa, SH, rnenerangkan pada waktu menangkap

tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH di rumah tersangka Alamat Dk. Jetis Kulon Rt.

03/Rw. 06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar pada saat

diperiksa ternyata tersangka habis mengonsumsi shabu-shabu

terbukti di tempaf tersebut ditemukan Bong / Alat penghisap

shabu-shabu yang terbuat dari botol bekas madu, 3 (Tiga )

Plastik kecil yang diduga bekas bungkus shabu-shabu, 2 (Dua)

buah Pipet kaca yang sudah terpakai, Korek Api gas, Potongan

sedotan warna putih yang digunakan untuk mengambil shabu-

shabu dalam plastik yang aman barang-barang tersebut diakui

tersangka digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu.

(2) Bahwa para saksi menerangkan saat tersangka diketahui habis

mengonsumsi shabu-shabu tersebut barang-barang yang

digunakan untuk mengonsumsi shabu-shabu tersebut

Page 73: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

ditemukan saksi di dekat salon / speaker yang ada di kamar

tersebut yang mana tersangka belum meninggalkan tempat

yang digunakan untuk mengonsumsi shabu- shabu tersebut

yang diakui kepemilikannya oleh tersangka.

(3) Bahwa tersangka dapat memiliki, menyimpan, menguasai

shabu- shabu serta mengonsumsi shabu-shabu tersebut

tersangka mendapatkan shabu-shabu dari Sdr.ARI dengan

harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

mendapatkan satu paket yang mana shabu-shabu tersebut sudah

habis dikonsumsi oleh tersangka sendirian.

Dengan demikian unsur memiliki, menyimpan, menguasai

atau menyediakan narkotika telah terpenuhi berdasarkan

keterangan saksi dan tersangka.

d) Unsur Narkotika Golongan I bukan tanaman

Fakfa-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, berdasarkan alat

bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,

Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Aditya

Guntur Mahersa, SH menerangkan pada waktu menangkap

tersangka SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH yang habis mengonsumsi shabu-shabu, terbukti

plastik yang digunakan untuk menyimpan shabu-shabu masih

berisi serbuk kristal yang diduga oleh para saksi adalah

merupakan shabu-shabu yang termasuk dalam jenis Narkotika

golongan I bukan tanaman.

(2) Bahwa dari Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO

AIs. HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa yang

Page 74: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tersangka konsumsi dengan menggunakan alat berupa Bong

yang terbuat dan Botol bekas madu tersebut merupakan shabu-

shabu karena tersangka sudah dapat merasakannya.

(3) Dari hasil pemeriksaan secara Laboratoris di laboratorium

Forensik Polri Cabang Semarang terhadap serbuk kristal yang

secara umum dikenal dengan nama shabu-shabu yang

diketemukan oleh Polisi, ketika dibawa oleh tersangka, sesuai

dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No

LAB : 45 / NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012,

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa Satu Set alat hisap

dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas mengandung

Metamfetamina yang terdatfar dalam Narkotika golongan I

bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU RI No. 35 tahun

2009, tenfang Narkotika.

Dengan demikian unsur Narkotika golongan I bukan

tanaman telah terpenuhi berdasarkan hasil pemeriksaan

Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang dan keterangan

tersangka.

2) Subsider

Pasal:127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika, berbunyi : Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi

diri sendiri di pidana penjara paling lama 4 (Empat) tahun.

a) Unsur Setiap Penyalah Guna:

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH

berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus Andriyono,SH,

Brigadir Prayilno, Briptu Ari Eko Prasetyo dan Briptu Adifya

Page 75: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Guntur Mahersa, SH menerangkan bahwa pada hari Senin

tanggal 09 Januari 2012, sekira Pukul 18.30 Wib, para saksi

telah menangkap seseorang laki-laki yang mengaku bernama

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, yang

yang memiliki, menyimpan, menguasai shabu-shabu dan habis

mengonsumsi narkotika jenis shabu-shabu.

(2) Para saksi menerangkan bahwa setelah menangkap tersangka

kemudian dilakukan interogasi dan tersangka mengakui

bernama SETYC HERY SRIYONO Als. HERY Bin

KMBYAH, hal tersebut dibuktikan dengan KTP atas nama

tersangka.

(3) Tersangka ketika diperiksa mengakui bernama : SETYO

HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH, Tempat lahir di

Surakarta, 03 Desember 1967, Umur 45 Tahun , Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan, Jenis kelamin Laki-laki, Alamat : Dk.

Jetis Kulon Rt.03/Rw.06, Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab.

Karanganyar.

b) Unsur Narkotika Golongan I

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka

SETYO HERY SRIYONO Als. HERY Bin KMBYAH,

berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yaitu Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus

Andriyono,SH, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo

dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH menerangkan pada

waktu menangkap tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.

HERY Bin KMBYAH yang habis mengonsumsi shabu-shabu,

terbukti plastik yang digunakan untuk menyimpan shabu-

shabu masih berisi serbuk Kristal yang diduga oleh para saksi

Page 76: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

adalah merupakan shabu-shabu yang termasuk dalam jenis

Narkotika golongan bukan tanaman.

(2) Bahwa dari Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO

Als. HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa yang

tersangka konsumsi dengan menggunakan atat berupa Bong

yang terbuat dan Botol bekas madu tersebut merupakan

shabu-shabu karena tersangka sudah dapat merasakannya.

(3) Dari hasil pemeriksaan secara Laboratoris di Laboratonium

Forensik Polri Cabang Semarang terhadap serbuk knistal yang

secara umum dikenal dengan nama shabu-shabu yang

diketemukan oleh Polisi, ketika dibawa oleh tersangka, sesuai

dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik

No LAB 45 / NNF / 2012, tanggal 13 Januari 2012,

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa Satu Set alat hisap

dan 3 (Tiga) bungkus plastik bekas mengandung

Metamfetamina yang terdaftar dalam Narkotika golongan

bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran UU RI No. 35 tahun

2009, tentang Narkotika.

Dengan demikian unsur Narkotika golongan I bukan

tanaman telah terpenuhi berdasarkan hasil pemeriksaan

Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang dan keterangan

tersangka.

c) Unsur bagi diri sendiri

Fakta-fakta yang dapat diungkap atas nama tersangka

SETYO HERY SRIYONO As. HERY Bin KMBYAH

berdasarkan alat bukti, sebagai berikut:

(1) Bahwa berdasarkan keterangan para saksi Aiptu Kr. Aris

Kristiyanto, Bripka Budi Santoso, Bripka Agus

Andriyono,SH, Brigadir Prayitno, Briptu Ari Eko Prasetyo

dan Briptu Aditya Guntur Mahersa, SH tersangka

mengonsumsi shabu-shabu tersebut atas kemauan tersangka

Page 77: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sendiri yang mana sebelumnya sudah pernah mengonsumsi

shabu-shabu baik bersama dengan temannya maupun

sendirian.

(2) Bahwa Pengakuan tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.

HERY Bin KMBYAH menerangkan bahwa tersangka sudah 3

( tiga ) kali mengonsumsi shabu-shabu yang pertama bersama

dengan temannya dan yang ke dua dan ketiga secara sendirian

dan tersangka mendapatkan shabu - shabu dari Sdr.ARI

dengan harga Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu

Rupiah).

(3) Bahwa berdasarkan keterangan tersangka setelah tertangkap

oleh petugas barang bukti yang ditemukan tersebut merupakan

alat yang digunakan oleh tersangka untuk mengonsumsi

shabu-shabu dan tersangka setelah mengonsumsi shabu-shabu

tersangka sudah dapat merasakannya yaitu badan menjadi

fress.

(4) Dari pemeriksaan urin tersangka SETYO HERY SRIYONO

Als. HERY Bin KMBYAH di Dokes Polresta Surakarta

bahwa sesuai Surat keterangan medis Pemeriksaan Narkotika

melalui tes Urine tanggal 09 Januari 2012 menyatakan bahwa

urine Tersangka tersebut menunjukkon POSITIF ( + )

mengandung zat Metamfetomina yang terdaftar dalam

Narkotika golongan I bukan tanaman, Nomor urut 61 lampiran

UU R.l No. 35 tahun 2009, tentang Narkotika.

Dengan demikian unsur bagi diri sendiri telah terpenuhi

berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan tersangka.

l. Kesimpulan

Dengan demikian tersangka SETYO HERY SRIYONO Als.

HERY Bin KMBYAH Alamat : Dk. Jetis Kulon RT. 03/Rw. 06, Kel. Jetis,

Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, telah terbukti melakukan perbuatan yaitu

setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan,

Page 78: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman dan atau

setiap penyalah guna Narkotika Gol I bagi diri sendiri, sebagaimana

dimaksud dalam rumusan Primer Pasal: 112, Subsider Pasal: 127 UU RI

Nomer 35 tahun 2009, tentang Narkotika.

2. Analisis Hambatan yang Ditemui Penyidik dalam Proses Penyidikan

Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di Polres Karanganyar

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari

berita acara pemeriksaan pada perkara Nomor Nomor BP/01/I/2012/SAT

NARKOBA di Kepolisian Resor Karanganyar beserta wawancara dengan

Penyidik yang memeriksa perkara tersebut, penulis menemukan hambatan-

hambatan yaitu :

Hambatan yang dihadapi oleh Penyidik Kepolisian Resor

Karanganyar dalam melakukan proses penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika yaitu kurangnya partisipasi masyarakat walaupun

sudah ada partisipasi untuk memberikan informasi telah terjadinya tindak

pidana penyalahgunaan narkotika, namun masih dirasa kurang dan perlu

untuk ditingkatkan peran sertanya, selain yang disebutkan di atas, adalah

mengenai penyelidikan yang kadang mengalami kesulitan karena jaringan

dari tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang mudah terputus mata

rantainya. Pihak Satuan Narkoba Polres Karanganyar berharap bahwa dengan

instrument Pasal 131 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, diharapkan partisipasi masyarakat untuk memberikan informasi

pengaduan terjadinya tindak pidana narkotika di wilayah Hukum

Kabupaten Karanganyar dapat makin meningkat. Dalam Pasal 131 Undang-

undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika disebutkan bahwa setiap

orang yang ia mengetahui telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan

narkotika namun ia tidak melapor maka dapat dikenai suatu ketentuan

pidana paling lama 1 (satu) tahun dan denda 50 juta rupiah. Selanjutnya

Page 79: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menurut penuturan Aiptu Wardoyo, hambatan berikutnya yaitu masyarakat

sebenarnya mengerti pelaku penyalahgunaan narkotika namun mereka enggan

untuk melaporkan karena mungkin ketakutan, dan sebenarnya pelapor tersebut

dilundungi oleh undang-undang yang ada selain itu adalah sulitnya untuk

mendapatkan informasi dari pelaku yang tertangkap, menurut penuturannya

pelaku yang tertangkap tersebut tidak mengetahui nama penjual aslinya karena

biasanya dengan menggunakan nama samaran saja dan kadang juga barang

tersebut hanya ditaruh ditempat yang telah disepakati dan jarang sekali

transaksi narkoba dengan serah terima langsung antara penjual dan pembeli.

Hambatan selain yang disebutkan di atas, adalah mengenai

penyelidikan yang kadang mengalami kesulitan karena jaringan dari tindak

pidana penyalahgunaan narkotika yang mudah terputus mata rantainya.

Jadi, dibutuhkan kejelian dari aparat penegak hukum dalam memberantas

jaringan narkotika sampai ke akar-akarnya. Untuk fasilitas sarana

transportasi bagi penyidik Satuan Narkoba Polres Karanganyar juga dirasa

sedikit menghambat karena kadang masih kurang dana operasionalnya

walaupun mengenai penyediaan fasilitas kendaraan bagi aparat penyidik

Satuan Reserse Narkoba dilakukan secara prioritas. Satuan Narkoba Polres

Karanganyar membutuhkan peralatan-peralatan teknologi informasi yang

lebih canggih lagi untuk mengungkap jaringan narkotika yang selama ini

sudah menggunakan teknologi canggih juga. Upaya-upaya yang dilakukan

kepolisian dalam memecahkan hambatan-hambatan dalam penyidikan

tersebut, khususnya tindak pidana narkotika yang merupakan tindak pidana

khusus tidak hanya membahayakan pelakunya tetapi juga bangsa dan negara

haruslah dapat melakukan pencegahan tentang bahaya narkotika. Kepolisian

sebagai aparat penegak hukum tidak terlepas dari hambatan-hambatan

dalam penyelidikan tindak pidana narkotika. Untuk itu diperlukan upaya

untuk memecahkan hambatan-hambatan penyidikan tindak pidana narkotika

seperti dalam uraian sebelumnya, yaitu latihan rutin sebagai alternatif untuk

mengatasi kekurangan pendidikan khusus mengenai penyidikan narkotika dan

Page 80: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

penyuluhan yang dilakukan kepolisian sebagai upaya penanggulangan

preventif tindak pidana narkotika tersebut.

Page 81: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses penyidikan dalam perkara tindak pidana narkotika menggunakan

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), selama tidak

diatur secara khusus (atau menyimpang) dalam Undang-undang Nomor

35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut (lex specialis derogate legi

generalis). Proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika di Polres Karanganyar berjalan sesuai dengan

ketentuan KUHAP. Namun, ada beberapa ketentuan penambahan alat

bukti selain yang terdapat dalam KUHAP dan diinputkan dalam Pasal 86

ayat (2) Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan dalam

Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam Pasal 75 dan 80

yang memuat tentang kewenangan penyidik BNN yang tidak diatur dalam

KUHAP disini dapat disimpulkan bahwa asas lex specialis derogate legi

generalis berlaku dalam proses pelaksanaan penyidikan.

2. Hambatan yang dialami oleh penyidik dari Kepolisian Resor Karanganyar

dalam melakukan penyidikan tindak pidana narkotika adalah kurangnya

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyidik satuan Reserse Narkoba

Polres Karanganyar, kurangnya koordinasi dengan Badan Narkotika

Nasional sebagai badan yang mengatur tentang penyalahgunaan narkotika

dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya penindakan terhadap

penyalahgunaan narkotika. Dalam penanggulangan tindak pidana narkotika,

tidak mungkin aparat penegak hukum dapat mengungkap sendiri tentang

adanya suatu tindak pidana yang berkaitan dengan narkotika. Oleh karena

itu dalam kenyataannya perlu adanya perhatian dari publik atau masyarakat,

68

Page 82: KAJIAN PROSES PENYIDIKAN OLEH POLRI TERHADAP …/Kajian-P...PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI POLRES KARANGANYAR (Studi Kasus Nomor BP/01/I/2012/SAT NARKOBA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

penulis memberikan saran yaitu mengadakan sosialisasi kepada

masyarakat dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dalam bentuk

secara langsung ataupun melalui media elektronik yang berkaitan dengan

tindak pidana narkotika, masyarakat diharapkan tidak merasa cuek dan takut

untuk memberikan informasi tentang adanya penyalahgunaan narkotika di

wilayah hukum kabupaten Karanganyar kepada Satuan Reserse Narkoba di

Polres Karanganyar, meningkatkan kualitas dan kuantitas personil penyidik

Polri; menambah sarana dan prasarana; dan lebih teliti dalam penyidikan

perkara tindak pidana narkotika supaya proses penyidikan menjadi lebih

optimal.

B. Saran

1. Proses pelaksaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika

diharapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan Undang-undang

No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga tidak merugikan kepentingan

semua pihak dan agar pelaksanaan dalam proses penyidikan dapat berjalan

sesuai dengan prosedurnya agar dapat menciptakan suasana kondusif demi

kelancaran dalam penyusunan berita acara pemeriksaan.

2. Terkait dengan hambatan yang ditemui penyidik tersebut, diharapkan instansi

kepolisian dapat mendukung sarana dan prasaran kepada Satuan Reserse

Narkoba Polres Karanganyar agar dalam melaksanakan tugasnya tidak

mengalami hambatan yang signifikan dan dapat bekerja dengan optimal.