kajian pemberian branchionus plicatilis (villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/skripsi tanpa...

47
KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982) YANG MENGONSUMSI FITOPLANKTON YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PANJANG TOTAL POST LARVA 1 UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone 1931) (Skripsi) Oleh: NI PUTU MIRA TIRTAWATI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: buibao

Post on 27-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982) YANG

MENGONSUMSI FITOPLANKTON YANG BERBEDA

TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PANJANG TOTAL POST

LARVA 1 UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone 1931)

(Skripsi)

Oleh:

NI PUTU MIRA TIRTAWATI

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

ABSTRAK

KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982) YANG

MENGKONSUMSI FITOPLANKTON YANG BERBEDA

TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PANJANG TOTAL POST

LARVA 1 UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone 1931)

Oleh

Penelitian dilakukan untuk mempelajari kelangsungan hidup dan pertumbuhan

(panjang total) larva udang vaname yang diberi Branchionus plicatilis dengan

perlakuan mengonsumsi fitoplankton yang berbeda. Rancangan percobaan yang

digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga

perlakuan, A (Nannochloropsis sp.), B (Nannochloropsis sp dan Chlorella sp.), C

(Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga kali ulangan. B.plicatilis

sebagai pakan alami diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut

(BBPBL) Hanura-Lampung. Larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) stadia

mysis 1 (M1) sebagai hewan uji diperoleh dari Hatchery 8 PT. Central Proteina

Prima (Biru Laut Khatulistiwa). Data analisis menggunakan uji sidik ragam

dengan tingkat kepercayaan 95% dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pemberian B. plicatilis yang mengonsumsi fitoplankton yang berbeda tidak

menyebabkan perbedaan terhadap tingkat kelangsungan hidup dan panjang total

larva udang vaname.

Kata kunci: larva udang vaname, B.plicatilis, Nannochloropsis sp, Tetraselmis

chuii, Chlorella sp.

Page 3: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

ABSTRACT

THE STUDY OF UTILIZATION Branchionus plicatilis (Villeggas, 1982)

FEEDING OF DIFFERENT PHYTOPLANKTONS TO SURVIVAL RATE

AND TOTAL LENGHT OF POST LARVAE 1

VANAME SHRIMP Litopenaeus vannamei (Boone 1931).

by

,

The research was conducted to study the survival rate and growth (total lenght) of

vaname shrimp larvae feeding on Branchionus plicatilis which consuming with

different phytoplankton. The research was used complete randomized design

(RAL) with three treatments, A (Nannochloropsis sp.), B (Nannochloropsis sp

and Chlorella sp.), C (Nannochloropsis sp and Tetraselmis chuii with three

replication. B. plicatilis as natural food was obtained from Balai Besar

Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL). Vaname shrimp larvaes (Litopenaeus

vannamei) stadia mysis 1 (M1) as object test were obtained from Hatchery 8 PT.

Central Proteina Prima. Data analysis used variance test with 95% confidence

level and BNT test. The results showed that B. plicatilis which feeding different

phytoplankton had no different to larvae’s survival rate and growth (total lenght)

significantly (P> 0.05).

Keywords: shrimp larvae vaname, B. plicatilis, Nannochloropsis sp, Tetraselmis

chuii, Chlorella sp.

Page 4: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982) YANG

MENGKONSUMSI FITOPLANKTON YANG BERBEDA

TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PANJANG TOTAL

POST LARVA 1 UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone 1931)

Oleh

NI PUTU MIRA TIRTAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan Dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSANPERIKANANDANKELAUTAN

FAKULTASPERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga
Page 6: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga
Page 7: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga
Page 8: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidoharjo, Lampung Selatan pada tanggal

17 Juni 1995 sebagai anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak I Ketut Bagus Sumarjanayasa dan Ibu Ni

Gusti Ayu Nyoman Aryawati.

Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri

(SDN) 2 Sidoharjo diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kalianda diselesaikan pada tahun 2009,

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kalianda diselesaikan pada tahun

2013. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya

Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2013.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Budidaya

Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Kerohanian Periode 2014-

2015. Penulis telah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Kahuripan

Dalem, Kecamatan Menggala Timur, Kabupaten Tulang Bawang pada bulan

Januari-Maret 2016. Penulis mengikuti Praktik Umum di Instalasi Penelitian

Plasma Nutfah Cijeruk Bogor Jawa Barat dengan Judul “Pembenihan Ikan Nilem

(Osteochilus Hasselti) Di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah

Perikanan Air Tawar Cijeruk, Bogor, Jawa Barat” pada bulan Juli-Agustus 2016.

Penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Ikhtiologi (2014/2015) dan

Avertebrata Akuatik (2015/2016). Penulis melakukan penelitian pada bulan Juli-

Agustus 2017 di Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung dengan

judul “Kajian Pemberian Branchionus Plicatilis (Villeggas 1982) yang

mengonsumsi fitoplankton yang berbeda terhadap kelangsungan hidup larva dan

panjang total Post Larva udang vaname (Litopenaeus Vannamei , Boone 1931) ”.

Page 9: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan sebagai tanda baktiku kepada

kedua orang tua bapak dan ibu yang selalu mendo’akan dan

menyemangatiku serta selalu yakin padaku bahwa aku bisa

melewati semua ini.

Untuk ketiga adikku yang selalu menjadi tempat berbagi suka

duka dan menjadikan diriku kuat dalam menyelesaikan studi

ini.

Untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman serta semua

pihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini.

Dan tak lupa untuk alamamater yang tercinta.

Page 10: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau

hidup selamanya –”Mahatma Gandhi”

Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia,

meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak

pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda –

“Henry Ford”

Tujuan dari belajar adalah terus tumbuh. Akal tidak sama

dengan tubuh, akal terus bertumbuh selama kita hidup”

Martimer adler”

Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar

ketika mereka harus “Ni Putu Mira Tirtawati”

Page 11: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

6

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan

karunia-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kajian Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Udang Vaname

(Litopenaeus Vannamei , Boone 1931) dengan Pemberian Branchionus Plicatilis

(Villeggas 1982) yang Mengonsumsi Fitoplankton yang Berbeda” yang

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak I Ketut Bagus Sumarjanayasa dan Ibu

Ni Gusti Ayu Nyoman Aryawati yang selalu memberikan kasih sayang,

perhatian, pengorbanan, dukungan dan do’a yang dipanjatkan tanpa henti

demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan penyusun.

2. Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan serta

pembimbing II.

4. Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi.,M.Si. selaku pembimbing I atas kesediaan

meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan,

masukan dan saran.

5. Rara Diantari S.Pi., M.Sc. selaku penguji atas masukan dan saran yang

diberikan.

6. Ir. Supono selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan arahan selama

ini.

Page 12: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

7

7. Adikku Ni Made Ratih Puspitawati, Ni Nyoman Desi Magdalena dan I Ketut

Herlan Guscarya serta keluarga besar yang selalu memberikan nasehat,

dukungan dan do’a yang menjadi penyemangat penyusun.

8. Bapak Dwi Cahya Putra selaku pimpinan PT. Central Proteina Prima,

Kalianda, Lampung Selatan yang telah memberikan saran dan masukannya

demi penyusunan skripsi ini.

9. Bude Heni yang selalu memberi semangat dan masukannya, Mbak Neni, Pak

Hengki, Pak Jeje, Pak Hendra dan lain-lain yang telah memberi semangat dan

motivasinya

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Juli, Atik, Yeni, Tania, Ratna,

Rara, Masna, Wahyu, Tania, Arga, Anrifal, Aji S, Aji P, Arbi, Bibin, Dewi,

Ayu Nov, Ayu Wd, Arlin, Enggi, Rio, Gleen, Ari, Eko, Akbar, Mona, Ute,

Gina, Wulan, dan lain- lain terimakasih kebersamaannya selama ini.

11. Teman-teman UKM Hindu Unila angkatan 2013 dan teman kosan Indephys

atas kebersamaannya selama ini.

12. Martini S.Pi yang selalu memberi semangat dan motivasi.

13. Asrama Prahlada dan Kunti Devi (Mbak dewa, Arci,Iluh Diana, Iluh Arinda,

Iluh Lina, Saras, Radha, Ita, Pb Bira, Wine, Gaurangga, Govinda, Nengah,

Yoga, Sitaram dan Wayan Karang Yana S.Pd, M.A) yang telah memberi

dukungan dan motivasinya selama ini, terimakasih.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan

ilmu perikanan.

Bandar Lampung, Maret 2018

Penyusun

Ni Putu Mira Tirtawati

Page 13: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

i

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................... 3

C. Manfaat penelitian ................................................................................................. 3

D. Hipotesis ............................................................................................................... 4

E. Kerangka pikir ....................................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi udang vannamei ....................................................................................... 7

1. Taksonomi ..................................................................................................... 7

2. Perkembangan larva udang vannamei ............................................................ 7

3. Penentuan stadia larva ..................................................................................... 8

B. Biologi Branchionus plicatilis .......................................................................... 10

1. Klasifikasi dan morfologi ............................................................................. 10

2. Makanan dan kebiasaan makan .................................................................... 11

3. Nilai nutrisi Branchionus plicatilis .............................................................. 11

C. Biologi Chlorella sp .......................................................................................... 12

1. Klasifikasi dan morfologi Chlorella sp ........................................................ 12

2. Habitat Chlorella sp ..................................................................................... 13

3. Nilai nutrisi Chlorella sp .............................................................................. 13

D. Biologi Tetraselmis chuii................................................................................... 13

1. Klasifikasi dan morfologi Tetraselmis chuii ................................................ 13

Page 14: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

ii

2. Habitat Tetraselmis chuii ............................................................................. 14

3. Nilai nutrisi Tetraselmis chuii ......................................................................... 14

E. Biologi Nannochloropsis sp. ................................................................................. 15

1. Klasifikasi dan morfologi Nannochloropsis sp. .............................................. 15

2. Habitat Nannochloropsis sp. ........................................................................... 16

3. Nilai nutrisi Nannochloropsis sp. .................................................................... 16

F. Kualitas air ......................................................................................................... 17

1. Salinitas .......................................................................................................... 17

2. Suhu ................................................................................................................ 17

3. pH .................................................................................................................... 17

4. Oksigen ............................................................................................................. 18

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian ................................................................................ 19

B. Alat dan bahan ..................................................................................................... 19

1. Alat .................................................................................................................... 19

2. Bahan ............................................................................................................... 20

C. Desain penelitian ................................................................................................. 20

D. Prosedur penelitan ................................................................................................ 22

1. Hewan uji dan pakan ....................................................................................... 22

2. Persiapan wadah pemeliharaan larva udang vanname .................................... 22

3. Persiapan wadah B.plicatilis ........................................................................... 22

E. Pelaksanaan penelitian .......................................................................................... 22

1. Kultur fitoplankton .......................................................................................... 22

2. Kultur B.plicatilis ............................................................................................ 23

3. Proses pengkonsumsian B.plicatilis ................................................................ 23

4. Pemeliharaan larva udang vaname .................................................................. 24

5. Pengelolaan air ................................................................................................ 24

F. Parameter yang diukur .......................................................................................... 24

1. Kelangsungan Hidup ....................................................................................... 24

2. Panjang total larva udang vanname................................................................. 25

G. Analisis data ......................................................................................................... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 15: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

iii

A. Panjang total dan tingkat kelangsungan hidup PL1 larva udang vaname ............ 26

B. Kelangsungan hidup larva udang vaname ............................................................ 26

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................................... 32

B. Saran ..................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pikir ................................................................................................. 6

2. Siklus hidup udang vannamei ................................................................................... 10

3. Morfologi Branchionus plicatilis ............................................................................... 11

4. Morfologi Chlorella sp ............................................................................................. 12

5. Morfologi Tetraselmis chuii ....................................................................................... 14

6. Morfologi Nannochloropsis sp .................................................................................. 16

7. Desain penelitian ....................................................................................................... 21

Page 17: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ....................................................................... 19

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian.................................................................... 20

3. Panjang total dan kelangsungan hidup PL1 udang vaname selama penelitian .......... 26

4. Kualitas air pada wadah pemeliharaan udang vaname ............................................. 30

Page 18: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faktor penentu keberhasilan pembenihan udang vaname Litopenaeus vannamei

(Boone, 1931) adalah dihasilkan larva yang berkualitas dengan tingkat

kelangsungan hidup yang tinggi. Salah satu upaya untuk menghasilkan larva yang

berkualitas adalah melalui manajemen pakan yang baik, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Ketidaksesuaian pakan dapat mengakibatkan kegagalan dalam

pemangsaan awal oleh larva sehingga kebutuhan nutrisi larva tidak terpenuhi

(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Ketidaksesuaian tersebut antara lain ukuran

pakan yang terlalu besar, kandungan nutrisi yang kurang, maupun pilihan jenis pakan

yang diberikan.

Larva udang vaname pada kegiatan pembenihan mengalami perkembangan stadia

mulai dari nauplii, zoea, mysis sampai postlarva. Stadia perkembangan larva yang

paling kritis adalah pada stadia mysis. Menurut Elovaara (2001) stadia mysis

memiliki kelangsungan hidup yang rendah dibandingkan dengan stadia yang

lainnya, bahkan kematian pada stadia mysis dapat mencapai lebih dari 60%. Hal

ini disebabkan oleh ketersediaan pakan yang tidak cukup pada proses antar ganti

kulit (intermolt) sehingga larva udang pada stadia mysis mengalami gagal

moulting sebelum berkembang menjadi stadia berikutnya. Proses moulting ini

merupakan proses yang rumit dan perjalanan nya banyak melalui proses yang

bersifat hormonal (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Selain itu, manajemen pakan

yang kurang baik juga dapat menghasilkan tingkat kelangsungan hidupnya

rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan

kelangsungan hidup yang tinggi pada stadia mysis tersebut, antara lain melalui

perbaikan manajemen pakan.

Page 19: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

2

Pakan yang diberikan ke larva udang pada umumnya berupa pakan alami. Pakan

alami memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup udang

terutama pada fase larva. Branchionus plicatilis (Villeggas, 1982) merupakan

salah satu pakan alami yang sering diberikan pada larva udang terutama pada fase

mysis. Pemberian B. plicatilis untuk pakan larva udang pada fase mysis memiliki

keunggulan, antara lain ukurannya yang relatif kecil, kemampuan berenang yang

lambat, dapat dibudidayakan dengan kepadatan yang tinggi, tingkat reproduksi

yang tinggi, mudah dicerna, dan mudah ditingkatkan kandungan nutrisinya

(Elovaara, 2001).

Watanabe et al., (1978) menyatakan bahwa kandungan asam lemak dari B.

plicatilis ditentukan oleh jenis bahan yang dikonsumsi, lama waktu

pengonsumsian, dan macam dari zat yang dikonsumsi. Ketiga hal tersebut sangat

menentukan profil asam lemak yang terkandung dalam B. plicatilis, khususnya

EPA dan DHA sebagai penentu kualitas nutrisi B. plicatilis tersebut (Takeuchi,

1988). Oleh karena itu, untuk mengatasi masa kritis yang terjadi pada saat

perubahan stadia mysis diperlukan perbaikan kualitas nutrisi pada B. plicatilis

dengan cara mengonsumsi fitoplankton yang berbeda yang telah diketahui

mengandung nutrisi yang penting untuk pertumbuhan, seperti EPA dan DHA

yang tinggi. Kompyang dan Ilyas (1988) menyatakan bahwa kekurangan asam

lemak esensial dalam pakan akan menyebabkan pertumbuhan yang rendah,

menurunnya efisiensi pakan dan dapat meningkatkan angka kematian udang.

Asam lemak mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

udang, terutama asam lemak eicosapentaenoic acid (EPA) dan decosahexaenoic

acid (DHA) yang merupakan salah satu pembangun jaringan syaraf pada udang.

(Elovaara, 2001). Selain itu, EPA dan DHA merupakan asam lemak esensial

yang memiliki nutrisi yang penting karena terbatasnya kemampuan udang vaname

untuk mengelongasi dan mendesaturasi rantai pendek PUFA menjadi HUFA

sehingga pemenuhan kebutuhannya harus terdapat dalam pakannya (Gonzales et

al. 2002). DHA adalah asam lemak n-3 rantai panjang yang termasuk kelompok

n-3 HUFA, dan merupakan salah satu pembangun jaringan neural. DHA juga

berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan udang dan biasanya

Page 20: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

3

digunakan dalam proses pengkayaan rotifer dan Artemia (Elovaara 2001).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa DHA lebih berperan dibanding EPA

dalam pigmentasi, pertumbuhan, perkembangan stadia pada larva ikan laut dan

krustasea (Mourente et al., 1993).

Kandungan EPA dan DHA yang cukup tinggi dapat ditemukan pada beberapa

fitoplankton. Fitoplankton yang dipakai dalam penelitian ini di antaranya adalah

Nannochloropsis sp., Tetraselmis chuii dan Chlorella sp.. Nannochloropsis sp.

telah dimanfaatkan sebagai pakan rotifer secara langsung maupun dengan

penambahan suplemen. Rotifer yang dikultur dalam media yang berisi

Nannochloropsis sp. diketahui memiliki kandungan protein dan asam lemak yang

lebih tinggi dibandingkan dengan fitoplankton lainnya (Tamaru et al., 1992).

Berdasarkan kajian sebelumnya diketahui bahwa B. plicatilis yang mengonsumsi

beberapa jenis fitoplankton memiliki kandungan asam lemak EPA ataupun DHA

yang tinggi. Menurut Suwirya et al. (2002) kandungan EPA pada B. plicatilis

yang mengonsumsi Nannochloropsis sp. sebesar 37,8%. Adapun menurut Bae dan

Hur, (2011) B. plicatilis yang mengonsumsi Chlorella sp. memiliki kandungan

EPA sekitar 37,4%. Adapun kandungan DHA pada B. plicatilis yang

mengonsumsi T. chuii adalah 43,24% (Khairy dan El-Sayed, 2012). Oleh karena

itu, perlu dilakukan kajian tentang pemberian B. plicatilis yang mengonsumsi

fitoplankton yang berbeda untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup larva

udang vaname pada stadia mysis.

B.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kelangsungan hidup dan

aspek pertumbuhan (panjang total) larva udang vaname yang diberi B. plicatilis

yang mengonsumsi jenis fitoplankton yang berbeda.

C. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis

fitoplankton yang baik dikonsumsi B. plicatilis sebagai pakan larva udang

vaname sehingga menghasilkan kelangsungan hidup dan panjang total larva

Page 21: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

4

udang vaname yang terbaik. Hal ini juga bermanfaat untuk membantu pengelola

panti benih udang vaname dalam mengatasi kendala saat pembenihan, terutama

tingginya mortalitas pada fase mysis.

D. Hipotesis

a. Kelangsungan hidup.

Ho : μo = 0 ; Tidak ada pengaruh pemberian B. plicatilis yang diberi pakan

fitoplankton berbeda terhadap kelangsungan hidup larva udang vaname.

H1 : μo ≠ 1 ; Minimal ada satu pengaruh pemberian B. plicatilis yang diberi

fitoplankton berbeda terhadap kelangsungan hidup udang vaname.

b. Panjang total.

Ho : μo = 0 ; Tidak ada pengaruh pemberian B. plicatilis yang dapat diberi pakan

fitoplankton berbeda terhadap panjang total larva udang vaname.

H1 : μo ≠ 1 ; Minimal ada satu pengaruh pemberian B. plicatilis yang diberi

fitoplankton berbeda terhadap panjang total udang vaname.

E. Kerangka pikiran

Mortalitas larva udang vaname pada fase mysis cukup tinggi yang disebabkan

antara lain oleh manajemen pakan yang kurang baik. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva udang vaname pada

stadia mysis adalah melalui pemberian pakan alami yang berkualitas.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname dipengaruhi oleh

kandungan asam lemak n3 HUFA, terutama EPA dan DHA. Kandungan asam

lemak Branchionus plicatilis yang digunakan sebagai pakan larva udang vaname

antara lain ditentukan oleh jenis fitoplankton yang dikonsumsi. Pemilihan jenis

fitoplankton yang tepat sebagai pakan alami B. plicatilis perlu dikaji berkenaan

dengan kandungan gizinya yang cukup tinggi untuk pertumbuhan dan tingkat

kelangsungan hidup larva udang vaname. Pakan yang diberikan pada larva udang

vaname adalah B. plicatilis yang telah mengonsumsi fitoplankton dengan empat

Page 22: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

5

perlakuan, yaitu : B. plicatilis yang mengkonsumsi Nannochloropsis sp., B.

plicatilis yang mengkonsumsi Nannochloropsis sp. dan Chlorella sp., dan B.-

plicatilis yang mengkonsumsi Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii. B.

plicatilis yang telah mengkonsumsi fitoplankton yang berbeda ini diharapkan

dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname.

Page 23: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

6

Gambar 1. Skema kerangka pikir.

Peningkatan kandungan nutrisi

B.plicatilis

Pemberian B.plicatilis untuk larva udang

vaname pada fase mysis

SR dan panjang total larva udang vaname

pada fase mysis

Uji signifikasi

Semua perlakuan berpengaruh sama

terhadap SR dan panjang total larva

udang vaname pada fase mysis

Jenis-jenis fitoplankton yang memiliki

asam lemak yang tinggi.

Nannochloropsis sp

(A)

Nannochloropsis sp

dan Chlorella sp

(B)

Nannochloropsis sp

dan Tetraselmis chuii

(C)

Berbeda

nyata

Uji BNT

Perlakuan yang terbaik

untuk SR dan panjang total

larva udang vaname pada

fase mysis Tidak

Ya

Pemberian ke B.plicatilis

Page 24: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Udang Vannamei

1. Taksonomi

Klasifikasi udang vaname (Litopenaeus vannamei) menurut Boone dalam

Haliman dan Adijaya (2005) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Metazoa

Filum : Artrhopoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malascostraca

Subkelas : Eumalacostraca

Superordo : Eucarida

Ordo : Decapoda

Subordo : Dendrobrachiata

Infraordo : Penaeidea

Superfamili : Penaeioidea

Famili : Penaeidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

2. Perkembangan larva udang vannamei

Telur yang telah dibuahi akan menetas sekitar 24 jam pada temperatur 28- C

dan berubah menjadi nauplii. Nauplii yang baru menetas tidak memerlukan pakan

karena masih memiliki cadangan kuning telur. Nauplii akan berkembang menjadi

zoea setelah lima sampai enam kali moulting selama 48 jam. Setelah menjadi zoea

mulai memakan mikroalgae, seperti Chaetoceros dan Skeletonema (Lovell,

1989).

Page 25: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

8

Stadia zoea akan berlangsung selama 3-4 hari, yang terdiri dari stadia zoea 1 (Z1)

dan zoea 2 (Z2) dan zoea 3 (Z3) akan berkembang menjadi mysis 1 (M1). Saat

stadia mysis 1 terjadi perubahan pola makan, dari herbivora menjadi karnivora

dan mulai memakan zooplankton, seperti rotifera dan naupli Artemia (Elovaara,

2001).

Stadia mysis memiliki kemiripan dengan udang dewasa dan aktif dalam

mengambil makanan berupa fitoplankton dan zooplankton. Selama stadia ini,

larva akan mengalami perkembangan pleopod menyerupai kipas yang berfungsi

sebagai alat lokomosi saat stadia postlarva. Stadia ini juga terdiri dari tiga tahap,

yaitu mysis 1 (M1), mysis 2 (M2) dan mysis 3 (M3). Setelah mengalami

perubahan tiga kali mysis yang bersifat planktonik berubah menjadi postlarva

(Sweeney dan Wyban, 1991).

Stadia terakhir larva di panti benih adalah postlarva (PL). Stadia postlarva

memiliki kemiripan dengan udang dewasa dan panjang totalnya sekitar 4,5 mm.

Kemampuan renangnya berubah, karena pleopod sudah berkembang dan mulai

berfungsi. Postlarva awal masih bersifat pelagis partikular hingga memasuki

stadia PL yang bentik (Sweeney dan Wyban ,1991).

3. Penentuan stadia larva

Dalam perkembangannya, larva udang penaeid mengalami perubahan bentuk

dan moulting berkali-kali. Adapun ciri-ciri stadia nauplii menurut Martosudarmo

dan Ranoemiharjo (1980) adalah sebagai berikut:

a. Nauplii 1 (N1) : badan berbentuk bulat telur dan memiliki tiga pasang

anggota badan.

b. Nauplii 2 (N2) : sudah memiliki antena yang pada bagian ujungnya terdapat

setae (rambut) yang satu panjang dan dua pendek.

c. Nauplii 3 (N3): ditandai dengan adanya sepasang furcal yang mulai jelas

terlihat dan tiap furcal memiliki tiga buah duri (spine).

d. Nauplii 4 (N4) : terdapat empat duri masing-masing furcal dan exopoda

pada antena kedua sudah mulai beruas-ruas.

Page 26: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

9

e. Nauplii 5 (N5) : struktur tonjolan tumbuh pada pangkal maxilla dan organ

bagian depan mulai tampak jelas.

f. Nauplii 6 (N6) : perkembangan setae semakin sempurna dan duri pada furcal

tumbuh semakin panjang.

Ciri-ciri perkembangan stadia zoea menurut Martosudarmo dan Ranoemiharjo

(1980) adalah sebagai berikut:

a. Zoea 1 (Z1) : badan pipih dan carapace mulai nyata , mata mulai terlihat,

furcal mulai sempurna, dan alat pencernaan makanan mulai berkembang.

b. Zoea 2 (Z2) : mata bertangkai karapaks mulai memiliki duri rostrum dan

duri supra orbital yang bercabang.

c. Zoea 3 (Z3) : sepasang uropoda yang bercabang dua mulai berkembang dan

duri pada ruas-ruas perut mulai tumbuh.

Ciri-ciri perkembangan stadia mysis menurut Martosudarmo dan Ranoemiharjo

(1980) adalah sebagai berikut:

a. mysis 1 (M1) : bentuk badan sudah seperti udang dewasa.

b. mysis 2 (M2) : tunas pleopoda mulai tampak nyata belum beruas-ruas.

c. mysis 3(M3) :pleopoda bertambah panjang dan beruas-ruas Perkembangan

stadia larva udang vanname dapat dilihat pada (Gambar 2).

Page 27: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

10

Gambar 2. Siklus hidup udang vaname

(Sumber : Haliman dan Adijaya, 2005).

B. Biologi Branchionus plicatilis

1. Klasifikasi dan morfologi

Branchionus plicatilis merupakan salah satu rotifera yang diklasifikasikan

menurut Villeggas (1982) sebagai berikut :

Filum : Trochelminthis

Kelas : Rotatoria/Rotifera

Ordo : Monogonanta

Subordo : Ploima

Famili : Branchioninae

Genus : Branchionus

Spesies : Branchionus plicatilis

Zooplankton ini memiliki bentuk bilateral simetris yang menyerupai piala. Kulit

terdiri atas dua lapisan yaitu hipodermis dan kutikula. Kutikula merupakan

bagian kulit yang tebal yang disebut lorika. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian,

yaitu kepala, badan, dan kaki atau ekor. Bagian kepala terdapat 6 buah duri.

Sepasang duri panjang terdapat di tengah. Ujung bagian depan dilengkapi dengan

gelang-gelang silia yang kelihatan seperti spiral (korona) yang berfungsi untuk

Page 28: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

11

memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Silia tersebut selalu bergetar

membentuk gerakan rotasi sehingga tampak seperti roda berputar (Villegas,

1982). Menurut ukurannya B. plicatilis dibagi menjadi 2 tipe yaitu berukuran

besar yang disebut dengan tipe-L dan yang berukuran kecil yang disebut

dengan tipe-S. Tipe-L kisaran ukurannya antara 230-400 mikron, sedangkan tipe-

S antara 50-220 mikron (Dhert et al., 2001).

Gambar 3. Morfologi B. plicatilis.

2. Makanan dan kebiasaan makan

B. plicatilis merupakan salah satu zooplankton yang mampu mengambil

makanannya yang ada di sekitarnya (media hidupnya) yang tersedia dalam

bentuk partikel mikroorganik (nonselective filter feeder), sehingga ia dapat

diperkaya dengan nutrien-nutrien tertentu sesuai dengan kebutuhan dari ikan yang

akan mengonsumsinya. Makanan bagi B. plicatilis bervariasi, terutama mikroalga,

bakteri, ragi dan partikel mikroorganik. Pakan yang terbaik adalah kombinasi

dari mikroalga (seperti Chlorella dan Tetraselmis) dan ragi roti. B. plicatilis yang

hanya mengkonsumsi ragi sama bagusnya dengan rotifera yang memakan

Nannochloropsis (Lubzens et al., 1989).

3. Nilai nutrisi B. plicatilis

Komposisi biokimia B. plicatilis dan yang tersedia dalam tubuhnya untuk larva

ikan yang mengonsumsi B. plicatilis tersebut bergantung pada pakannya.

Kemampuan penyerapan protein dari B. plicatilis berkisar antara 89-94% dengan

pakan ragi atau Nannochloropsis.

Page 29: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

12

Analisis kimia terhadap B. plicatilis menunjukkan bahwa nilai HUFA tidak

terdapat dalam tubuh B. plicatilis yang memakan ragi, tetapi terdapat pada rotifer

yang mengkonsumsi Nannochloropsis (Watanabe et al., 1983). HUFA yang

terdapat pada Nannochloropsis menjadikan Nannochloropsis sebagai pakan

terbaik bagi B. plicatilis dalam memenuhi kebutuhan sebagian besar ikan laut

(Hoff dan Snell, 1985).

C. Biologi Chlorella sp

1. Klasifikasi dan morfologi

Klasifikasi Chlorella sp menurut Bold dan Wynne (1985) adalah sebagai berikut:

Divisi : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Chlorococcales

Famili : Oocystaceae

Genus : Chlorella

Spesies : Chlorella sp.

Gambar 4. Morfologi Chlorella sp.

(Sumber : Rostini, 2007).

Chlorella sp. merupakan alga bersel tunggal (unicelluler). Bentuk selnya bulat

dan didalamnya terdapat protoplasma yang berbentuk cawan, diameter selnya

berukuran 2-8 µm dan berwarna hijau. Warna hijau pada Chlorella sp. karena

selnya mengandung klorofil a dan b dalam jumlah yang besar. Dinding selnya

keras terdiri dari selulusa dan pektin (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).

Page 30: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

13

2. Habitat Chlorella sp.

Berdasarkan habitat hidupnya Chlorella dapat dibedakan menjadi Chlorella air

tawar dan Chlorella air laut. Chlorella air tawar dapat hidup dengan kadar

salinitas hingga 5 ppt. Contoh Chlorella yang hidup di air laut adalah Chlorella

vulgaris, Chlorella pyrenoidosa, Chlorella virginica dan lain-lain (Isnansetyo

dan Kurniastuty 1995). Umumnya Chlorella bersifat planktonis yang melayang

di dalam perairan, namun beberapa jenis Chlorella juga ditemukan mampu

bersimbiosis dengan hewan lain misalnya Hydra dan beberapa Ciliata air tawar

seperti Paramecium bursaria.

3. Nilai nutrisi Chlorella sp.

Chlorella sp memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, di antaranya protein,

lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serat, klorofil, β-carotene. Isnansetyo dan

Kurniastuty (1995) menyatakan bahwa Chlorella sp mengandung: 60,5% protein,

11% lemak, 20,1% karbohidrat, 4,6% mineral, dan serat 0,2%.

D. Biologi Tetraselmis chuii

1. Klasifikasi dan morfologi

Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), Tetraselmis chuii merupakan

mikroalga yang dikenal dengan istilah flagellata berklorofil. Adapun klasifikasi

dari Tetraselmis chuii yaitu:

Filum : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Volvocales

Sub ordo : Chlamidomonacea

Genus : Tetraselmis

Spesies : Tetraselmis chuii

Tetraselmis chuii merupakan alga bersel tunggal yang memiliki warna tubuh

kehijauan atau dikenal dengan flagelata berklorofil, mempunyai empat buah flagel

berwarna hijau (green flagella). Flagella pada T.chuii dapat bergerak lincah dan

cepat seperti hewan bersel tunggal. Ukuran T. chuii berkisar antara 7-12

Page 31: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

14

mikron. Klorofil merupakan pigmen yang dominan sehingga alga ini berwarna

hijau, yang dipenuhi plastida kloroplas (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Pigmen klorofil T.chuii terdiri dari dua macam, yaitu karotin dan xantofil. Inti

sel terlihat jelas dan berukuran kecil serta dinding sel mengandung bahan selulosa

dan pektosa (Rostini, 2007). Morfologi T.chuii dapat dilihat pada (Gambar 5).

Gambar 5.Morfologi Tetraselmis chuii

(Sumber : Rostini, 2007).

2. Habitat Tetraselmis chuii

T.chuii tumbuh dengan kondisi salinitas optimal antara 25 sampai dengan 35 ppm

(25 x106 sampai dengan 35 x106 ppt ). T.chuii masih dapat mentoleransi suhu

antara 15- C, sedangkan suhu optimal berkisar antara 23- . (Fabregas et

al., 1984).

3. Nilai nutrisi Tetraselmis chuii

Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) T.chuii mengandung protein cukup

tinggi, yaitu 48,42% dan lemak 9,70%. T.chuii dapat digunakan untuk

memproduksi pakan B. plicatilis secara masal, ataupun dapat juga dikonsumsi

secara langsung oleh larva ikan hias, larva udang, larva teripang, dan cukup bagus

digunakan sebagai pakan dalam budidaya biomassa artemia.

T.chuii mampu meningkatkan kandungan lemak tak jenuh pada konsumennya.

T.chuii dapat digunakan untuk memproduksi pakan B.- plicatilis secara masal,

ataupun dapat juga dikonsumsi secara langsung oleh larva ikan hias, larva udang,

Page 32: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

15

larva teripang, dan dapat digunakan sebagai pakan dalam budidaya biomassa

artemia secara massal (Isnansetyo dan Kurniastuty,1995).

E. Biologi Nannochloropsis sp

1. Klasifikasi dan morfologi

Klasifikasi menurut Anon et al., (2009) Nannochloropsis sp. adalah sebagai

berikut:

Domain : Eukaryota

Kingdom : Chromista

Filum : Ochrophyta

Class : Eustigmatophyceae

Genus : Nannochloropsis

Spesies : Nannochloropsis sp.

Nannochloropsis sp. memiliki ukuran sel 2-4 mikron, berwarna hijau dan memilki

dua flagella (Heterokontous) yang salah satu flagella berambut tipis. Selain itu

Nannochloropsis sp. memiliki kloroplas dan nukleus yang dilapisi membran.

Kloroplas ini memiliki stigma (bintik mata) yang bersifat sensitif terhadap cahaya

(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Nannochloropsis sp. dapat berfotosintesis

karena memiliki klorofil. Menurut Fachrullah (2011) ciri khas dari

Nannochloropsis sp. adalah memiliki dinding sel yang terbuat dari komponen

selulosa. Morfologi Nannochloropsis sp. tertera pada Gambar 6.

Page 33: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

16

Gambar 6. Morfologi Nannochloropsis sp

(Sumber : Aliabas, 2002).

2. Habitat Nannochloropsis sp.

Nannochloropsis sp dapat tumbuh pada salinitas 0-35‰. Salinitas optimum untuk

pertumbuhannya adalah 25-35‰, dan suhu 25- C merupakan kisaran suhu

yang optimal tetapi masih dapat bertahan hidup pada suhu C namun

pertumbuhannya tidak normal. Mikroalga ini dapat tumbuh baik pada kisaran pH

8-9,5 dan intensitas cahaya 100-10.000 lux (Balai Budidaya Laut, 2002).

3. Nilai nutrisi Nannochloropsis sp

Nannochloropsis sp memiliki kandungan lipid yang cukup tinggi yaitu 31-68%

berat kering. Persentase PUFA (Poly Unsaturated Fattc Acid) utama pada

Nannochloropsis sp tetap stabil pada kondisi dengan keterbatasan cahaya, tetapi

pada kondisi dengan intensitas cahaya jenuh kandungan PUFA menurun yang

diikuti dengan kenaikan proporsi SFA dan MUFA (Mono Unsaturated Fatty

Acid). Nannochloropsis sp. mengandung vitamin B12 dan Eicosapentaenoic acid

(EPA) sebesar 30,5 % dan total kandungan omega 3 HUFAs sebesar 42,7%, serta

mengandung protein 57,02% (Fachrullah, 2011).

Page 34: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

17

F. Kualitas air

Berhasil tidaknya suatu usaha budidaya udang vaname antara lain ditentukan oleh

kemampuan mengendalikan faktor-faktor lingkungan. Agar udang vaname yang

dibudidayakan dapat hidup dan tumbuh dengan baik, maka selain harus tersedia

pakan bergizi dalam jumlah yang cukup, kondisi lingkungan juga berada pada

kisaran yang layak.

1. Salinitas

Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang merubah atau menghambat

bekerjanya faktor lain. Salinitas sangat besar pengaruhnya terhadap proses

metabolisme dan kelangsungan hidup udang. Jika terjadi perubahan salinitas

maka kelangsungan hidupnya ditentukan oleh kemampuan adaptasi organisme

tersebut. Tingkat salinitas yang terlalu tinggi, atau rendah dan fluktuasinya lebar

dapat menyebabkan kematian pada larva udang. Untuk stadia larva salinitas yang

layak adalah 26-36 ppt (Sweeney dan Wyban, 1991).

2. Suhu air

Suhu merupakan salah satu kualitas air yang sangat penting bagi hewan air. Suhu

sangat berpengaruh terhadap laju metabolisme dan pertumbuhan organisme serta

memengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi organisme perairan (Mulyanto

1992). Suhu air mempengaruhi laju metabolisme dan pengeluaran energi udang.

Meskipun udang vaname mampu mentoleransi suhu pada kisaran tertentu, tetapi

untuk dapat tumbuh dengan baik pada stadia larva diperlukan suhu sekitar 27-

29ºC (Sweeney dan Wyban, 1991).

3. pH

Derajat keasaman (pH) adalah suatu konsentrasi dari ion hidrogen dan

menunjukkan kualitas air tersebut bersifat asam atau basa. Secara alamiah, pH

perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida (CO2) dan senyawa yang

bersifat asam. Nilai pH air dapat berpengaruh terhadap meningkat tidaknya daya

racun ammonia, di mana semakin meningkat pH pada kadar tertentu akan

menyebabkan daya racun ammonia akan semakin meningkat. Untuk stadia larva

Page 35: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

18

pH yang layak untuk udang vaname berkisar antara 7,8-8,4, dengan pH optimum

8,0 (Elovaara, 2001).

4. Oksigen

Oksigen dalam suatu perairan dibutuhkan oleh organisme air untuk respirasi

yang selanjutnya dimanfaatkan untuk kegiatan metabolisme. Adanya oksigen

terlarut akan mempercepat reaksi kimiawi dari bahan-bahan toksik yang

membahayakan kehidupan organisme air. Untuk stadia postlarva udang vaname,

kadar oksigen yang dapat menunjang pertumbuhan udang berada pada kisaran 5-7

mg/l (Sweeney dan Wyban, 1991)

Page 36: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli- Agustus 2017, di PT. Central Proteina

Prima (Biru Laut Khatulistiwa) yang terletak di Kalianda, Lampung Selatan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Peralatan yang digunakan selama penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan selama penelitian

No Alat Kegunaan

1 Gelas ukur Berfungsi sebagai alat ukur larutan.

2 Aerator Berfungsi untuk pemasok oksigen di media

pemeliharaan.

3 DO meter Berfungsi untuk mengukur kadar oksigen terlarut

dalam air.

4 Termometer Berfungsi untuk mengukur suhu air.

5 Wadah plastik (5 l ) Berfungsi untuk wadah pemeliharaan larva udang

vaname.

6 Saringan Berfungsi untuk menyaring rotifera.

7 Refraktometer Berfungsi untuk mengukur salinitas air.

8 Mikroskop Berfungsi untuk mengamati fitoplankton, rotifera

dan larva udang vaname

9 Haemocytometer Berfungsi untuk menghitung jumlah sel fitoplankton.

10 Sedwigck rafter Berfungsi untuk menghitung kepadatan rotifera.

11 Erlenmeyer Berfungsi sebagai alat ukur larutan.

12 Pipet tetes Berfungsi untuk meneteskan larutan.

13 Glass object Berfungsi untuk mengamati larva udang vaname.

14 Test tube Berfungsi untuk mengambil fitoplankton pada setiap

wadah kultur.

15 Ember kapasitas 25 l Berfungsi untuk wadah kultur rotifer.

16 Botol (1 l ) Berfungsi untuk pengonsumsian rotifera sesuai

perlakuan

Page 37: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

20

2. Bahan

Bahan yang digunakan selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Bahan Kegunaan

1 Larva udang vaname Bahan uji penelitian.

2 B. plicatilis Pakan untuk larva udang vaname stadia mysis 1.

3 Nannochloropsis sp. Bahan yang akan dikonsumsi B.plicatilis.

4 Chlorella sp. Bahan yang akan dikonsumsi B.plicatilis.

5 Tetraselmis chuii Bahan yang akan dikonsumsi B.plicatilis dan larva

udang.

6 Alkohol 70% Berfungsi untuk mematikan kuman dan bakteri.

7 Air laut Berfungsi sebagai media pemeliharaan.

8

9

10

11

12

Iodine

Thiosulfat

Trace metal

NP

Kaporit

Berfungsi untuk mematikan B.plicatilis dan T.

chuii.

Berfungsi untuk menetralkan air kaporit.

Berfungsi sebagai pupuk fitoplankton.

Berfungsi sebagai pupuk fitoplankton.

Berfungsi untuk sterilisasi air.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3

perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu :

a. Perlakuan A : Pemberian Branchionus plicatilis yang diberi pakan

Nannochloropsis sp dengan kepadatan 44 x sel/ml (100 ml/ l kultur

B.plicatilis).

b. Perlakuan B : Pemberian Branchionus plicatilis yang diberi pakan

Nannochloropsis sp 44 x Chlorella sp dengan

kepadatan 9 x (/l kultur B.plicatilis).

c. Perlakuan C : Pemberian Branchionus plicatilis yang diberi pakan

Nannochloropsis sp dengan kepadatan

Tetraselmis chuii dengan kepadatan 1 x sel/ml (/l kultur B.plicatilis).

Penempatan setiap satuan percobaan dilakukan secara acak. Tata letak

penempatan satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 38: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

21

Gambar 7. Tata letak penempatan satuan perlakuan.

Keterangan : A, B, C : Perlakuan, 1, 2, 3 : Ulangan.

Model statistik yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002)

adalah :

Yij = μ + βi + εij

Keterangan:

: Pengaruh pemberian Rotifer yang mengonsumsi fitoplankton berbeda

pada larva udang vanamei (Litopenaeus vannamei) pada perlakuan ke-

dan ulangan ke- .

: Rataan umum

: Pengaruh pemberian pakan alami ke-

: Galat percobaan pemberian pakan ke- dan ulangan ke- .

Uji lanjut Beda nyata terkecil (BNT)

Menurut Sastrosupadi (2000) uji beda nyata terkecil dilakukan untuk mengetahui

perbedaan masing-masing perlakuan atau beda nyata antar perlakuan dengan taraf

nyata 5 % dapat dihitung dengan rumus

BNT α= tα (v) x √

Ulangan

B

2

A

3

C

1

A

2

B

1

B

3

C

3

C

2

A

1

Page 39: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

22

Keterangan:

Tα (v) = nilai baku yang terdapat pada taraf uji α dan derajat bebas galat v.

n = total perlakuan

D. Prosedur Penelitian

1. Hewan uji dan pakan

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva udang vanname

(Litopenaeus vannamei) stadia mysis 1 (M1) yang diperoleh dari Hatchery 8 PT.

Central Proteina Prima (Biru Laut Khatulistiwa). Adapun pakan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Branchionus plicatilis yang mengonsumsi jenis

fitoplankton yang berbeda. Rotifera sebagai pakan uji diperoleh dari Balai Besar

Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.

2. Persiapan wadah pemeliharaan Larva udang vaname

1. Disediakan wadah plastik (5 l ) sebanyak 9 buah, dicuci dan dikeringkan

2. Dimasukkan air laut dengan salinitas sebanyak l, kemudian diaerasi.

3. Untuk mempertahankan suhu media pemeliharaan tetap stabil, semua wadah

pemeliharaan larva ditempatkan pada ruangan yang suhunya berada pada

kisaran - C

3. Persiapan wadah pemeliharaan B. plicatilis

1. Wadah yang digunakan untuk penambahan nutrisi berupa botol kapasitas 1 l

sebanyak 8 buah.

2. Wadah dicuci dan dikeringkan, lalu dipasang instalasi aerasi.

E. Pelaksanaan penelitian

1. Kultur Fitoplankton

1. Bibit fitoplankton disediakan sesuai perlakuan.

2. Botol (1 l ) diisi dengan air laut steril sebanyak 600 ml.

3. 200 µl pupuk trace metal dimasukkan kedalam botol 1 l

4. 300 ml bibit kultur murni dimasukkan kedalam 1 botol kemudian diinkubasi

selama 2 hari.

5. Kepadatan fitoplankton dihitung setiap hari pada pukul 08.00 WIB.

Page 40: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

23

6. Setelah 2 hari, kultur dari botol dipindahkan ke galon. Pertama-tama diisi

air kaporit sebanyak 2,5 l kedalam galon (5 l), diberi thiosulfat dan pupuk

trace metal masing-masing sebanyak 10 ml, dan dimasukkan 2 liter kultur

fitoplankton kedalam galon (5 l) kemudian diinkubasi selama 2 hari.

7. Setelah 2 hari, kultur dari galon dipindahkan ke wadah plastik. Pertama-

tama diisi air kaporit sebanyak 5 l ke dalam wadah plastik (15 l ), diberi

thiosulfat, trace metal dan pupuk NP masing- masing sebanyak 20 ml dan

dimasukkan 4,5 l kultur fitoplankton ke dalam wadah plastik (15 l )

kemudian diinkubasi selama 2 hari.

8. Nannochloropsis sp. dikultur sampai kepadatan 44-50 x sel/ml,

Chlorella sp. 7-10 x sel/ml, Tetraselmis chuii 8 x - 10 x sel/ml.

2. Kultur B. plicatilis

1. Disediakan ember kapasitas 25 l sebanyak 8 buah dan perlengkapan kultur,

kemudian diisi dengan 5 liter kultur T. chuii dengan kepadatan 8 x - 1 x

sel/ml dan diaerasi.

2. Dimasukkan 1 liter B. plicatilis dengan kepadatan 255 ind/ml ke ember

kaporit.

3. Dihitung kepadatan B. plicatilis setiap pagi hari dengan menggunakan

sedwigck rafter.

4. Dipelihara dengan pemberian pakan T. chuii setiap pagi hari.

5. Setelah jumlah B. plicatilis sudah mencapai 100 ind/ ml maka dapat di

berikan ke larva udang vaname.

6. Untuk mempertahankan suhu media pemeliharaan agar tetap stabil, semua

wadah pemeliharaan B. plicatilis ditempatkan pada ruangan dengan suhu

C.

3. Pengkonsumsian B.plicatilis

1. B. plicatilis yang berasal dari kultur disaring, kemudian dimasukkan ke

ember (5 l ) yang telah diisi fitoplankton sesuai dengan perlakuan.

2. B. plicatilis dimasukkan ke dalam wadah botol (1 l ) sesuai perlakuan.

Page 41: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

24

3. B. plicatilis dibiarkan selama 6 jam kemudian diberikan ke larva udang

vaname.

4. Pemeliharaan larva udang vanname

1. Disiapkan wadah plastik berbentuk kotak ( 5 l ) sebanyak 9 buah, diisi air

laut salinitas 31 ppt sebanyak 2 l dan kemudian diaerasi.

2. Larva udang vaname stadia M1 (mysis 1) dimasukkan ke dalam wadah

pemeliharaan dengan kepadatan 150 ekor/ l.

3. B. plicatilis yang telah diperkaya diberikan ke larva udang vaname

stadia M1 hingga M3 dengan kepadatan (Hermawan,

2007).

4. Pemberian B. plicatilis sebanyak empat kali sehari, yaitu pada pukul

08.00, 12.00, 16.00 dan 20.00 WIB.

5. Pengelolaan air

Selama pemeliharaan Mysis 1-PL1 tidak dilakukan pergantian air karena ukuran

larva masih kecil dan rentan dengan perubahan suhu yang mendadak. Parameter

kualitas air yaitu suhu dan oksigen terlarut diukur setiap pagi pukul 08.00 WIB

dan sore pukul 17.00 WIB, dan pH diamati waktu larva memasuki stadia M2 dan

pada waktu panen (PL1).

F. Parameter yang diukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kelangsungan hidup dan

panjang total udang vaname. Suhu dan oksigen terlarut diukur setiap hari pada

pukul 08.00 dan 15.00 WIB, pH diukur pada stadia M2.

1. Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup diperoleh dengan menghitung jumlah PL1 yang masih hidup

dalam 2 l dan disaring dan dipindahkan ke wadah 200 ml. Menurut Effendie

(1997) persamaan yang digunakan untuk mengukur kelangsungan hidup adalah:

Page 42: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

25

Keterangan :

SR : kelangsungan hidup (%)

Nt : jumlah larva udang akhir (PL1)

No : jumlah larva udang saat awal perlakuan (M1)

2. Panjang total larva udang vaname

Panjang total larva diukur setelah masa pemeliharaan 4 hari saat memasuki stadia

PL1. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mikrometer di

mikroskop. Sampel yang diambil sebanyak 30 ekor dari setiap ulangan.

G. Analisis Data

Data panjang total larva dan kelangsungan hidup larva udang vaname dianalisis

menggunakan sidik ragam pada tingkat kepercayaan 95%. Apabila didapatkan

hasil yang berbeda maka dilakukan uji lanjut BNT (beda nyata terkecil). Uji BNT

dilakukan untuk melihat perlakukan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan kelangsungan hidup larva udang vaname.

Page 43: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

32

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Pemberian B. plicatilis pada larva udang vaname yang mengonsumsi jenis

fitoplankton yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup

dan panjang total larva udang vaname pada fase PL1. Tingkat kelangsungan hidup

larva udang vaname semua perlakuan rata-rata lebih dari 83 %.

B. SARAN

Untuk dapat menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi larva udang

vaname fase mysis dapat diberikan B. plicatilis yang mengonsumsi

Nannochloropsis sp., Tetraselmis chuii dan Chlorella sp.

Page 44: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

DAFTAR PUSTAKA

Aliabas, A. 2002. Kualitas Nannochloropsis sp. akibat lama penyimpanan Nata

de Nanno. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Skripsi. 48 hlm.

Ando Y, Kobayashi S, Sugimoto T, and Takamura N. 2004. Positional

distribution of n-3 HUFA in TAG of rotifer (Branchionus plicatilis)

enriched with fish and seal oils TAG. Aquaculture. 229: 275-288.

Anon, Kocer M.T. Alp, dan H. Erbas, 2009. Studies on growth marine microalgae

in batch cultures: III. Nannochloropsis oculata (Eustigmatophyta).

Departement of Basic Aquatic Sciences. Faculty of Aquaculture. Firat

University. Elazig. Turkey. Asian Journal of Plant Sciences 4(6) : 642-644.

Bae J.H dan Hur S.B. 2011, Selection of suitable species of Chlorella,

Nannocloris, and Nannochloropsis in high and low temperature seasons for

mass culture of the Rotifer Brachionus plicatilis. Departement of Marine

Bio-materials and Aquaculture. Pukyoung National University. Busan 608-

737, Korea. Fish.Aquat.Sci 14 (4), 323-332.

Balai Budidaya Laut. 2002. Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. Direktorat

Jendral Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. 9 hlm.

Bold, H.C, dan Wynne, M.J. 1985, Introduction tothe algae, Second Edition,

Pretice-Hall Mc. Engelwood Cliffs, New York. 720 pp

D'Abramo, L.R. Conklin, D.E. Akiyama. D.M. 1997, Crustacean Nutrition.World

Aquaculture Society, Louisiana State University, Baton Rouge, LA, p 587.

Dhert P, Rombaut G, Suantika G, and Sorgeloos. 2001. Advancement of rotifera

cultur and manipulation tekniques in europe. Aquaculture. 200: 129-146.

Elovaara, A.K. 2001.Shrimp farming manual: practical technology for intensive

commercial shrimp production. Caribbean Press. ltd and Britisth West

Indies. United States of America (USA). Chapter 4. 40 hlm.

Page 45: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

Ermayanti, E. 2011. Komponen kimia Chaetoceros calcitrans yang di kultivasi di

outdoor menggunakan media pupuk NPSi. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. 84 hlm.

Fabregas J, Abalde J, Herrero C, Cabezas B, Veiga M. 1984. Growth of the

marine microalga Tetraselmis suecica in batch cultures with different

salinities and nutrient concentrations. Aquaculture ;42(3-4):207-15.

Fachrullah, M.R. 2011. Laju pertumbuhan mikroalga penghasil biofuel jenis

Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. yang dikultivasi menggunakan air

limbah hasil penambangan timah di Pulau Bangka. Skripsi. Bogor: IPB. 102

hlm.

Haliman, R.W. dan D.S. Adijaya. 2005. Budidaya udang vannamei. Penebar

Swadaya. Jakarta. 75 hlm.

Hermawan, D. 2007. Pengaruh pemberian rotifer (Branchionus rotundiformis)

dan artemia yang diperkaya dengan DHA 70G terhadap kelangsungan hidup

dan intermolt period larva udang vaname (Litopenaeus vannamei). Thesis.

Institut Pertanian Bogor. 73 hlm.

Hoff, H. Frank dan Terry W. Snell. 1985. The effect of environmental factors on

resting egg production in the rotifer Brachionus plicatilis. J. World

Maricult. Soc., 16, 484–497.

Gonzales, Felix ML, Gatlin III DM, Lawrence AL, Perez-Velazquez M. 2002.

Effect of dietary phospholipid on essential fatty acid requirements and tissue

lipid composition of Litopenaeus vannamei juveniles. Aquaculture.

207:151-167.

Isnansetyo dan Kurniastuty.1995, Teknik kultur phytoplankton zooplankton. pakan

alami untuk pembenihan organisme laut. Kanisius. Yogyakarta. 116 hlm.

Khairy H.M dan El-Sayed H.S. 2012. Effect of enriched Brachionus plicatilis and

Artemia salina nauplii by microalga Tetraselmis chuii (Bütcher) grown on

four different culture media on the growth and survival of Sparus aurata

larvae. African Journal of Biotechnology. Vol. 11(2), 415 pp.

Kompyang IP. dan Ilyas S. 1988. Nutrisi ikan/udang toleransi untuk larva/induk.

Prosiding seminar nasional pembenihan ikan dan udang.

Prosiding/Puslitbangkan no 13/1988. Kerjasama Badan Penelitian

Pengembangan Pertanian dan Universitas Padjajaran. Hal 248-290.

Lovell T. 1989. Nutrition and feeding of fish. An AVI Book. Auburn Univercity.

New york. 241 hlm.

Lubzens, E. Tandler, A. Minkoff, G. 1989. Rotifer as food in aquaculture.

Hydrobiologia. 400 pp.

Page 46: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

Martosudarmo, B. dan Ranoemihardjo, B.S. 1980. Pedoman Pembenihan Udang

Penaeid. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian. Jepara. 40 Hal

Mattjik, A.A. dan Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan. Jilid 1 Edisi ke-2.

IPB Press : Bogor. 64 hlm.

Mourente G, Rodriguez DR, Tocher DR, Sargent JR. 1993. Effect of dietary

docosahexaenoic acid (DHA;22-6n-3) on lipid and fatty acid compositions

on growth in gilthead sea bream (Sparus aurata L.) larvae during first

feeding. Aquaculture. 112: 79-98 . Panjaitan, A.S. 2012. Pemeliharaan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei,

Boone 1931) dengan pemberian jenis fitoplankton yang berbeda. Jurnal

Manajemen Perikanan dan Kelautan.Vol.1No.1.12: 6-8.

Purba, C.Y. Peforma pertumbuhan, kelulushidupan, dan kandungan nutrisi larva

udang vaname (Litopenaeus vannamei) melalui pemberian pakan artemia

produk lokal yang diperkaya dengan sel diatom. Journal of Aquaculture

Management and Tecnology. Vol.1 No.1. hal 102-115.

Rostini, I. 2007. Kultur fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) pada

skala laboratorium. Skripsi. Universitas Padjajaran. Jatinagor. 33 hlm.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan percobaan praktis bidang pertanian. Penerbit

Kanisus. Yogyakarta. 276 Hal

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6144-2006. Larva udang vaname

(Litopenaeus vannamei Villeggas, 1982). Badan Standarisasi Nasional, 8

hlm.

Sri Redjeki,1999. Budidaya Rotifera (Brachionus plicatilis). Oseana, Volume

XXIV, Nomor 2,: 27-43.

Suwirya, K., Marzuki, dan Giri, N. A. 2002. Informasi nutrisi ikan untuk

menunjang pengembangan budidaya laut. Singaraja. Balai Besar Riset

Perikanan Budidaya Laut Gondol. Seminar Nasional Peningkatan

Pendapatan Petani Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna 2002. Hal

234-235.

Sweeney dan Wyban. 1991. Intensive shrimp production technology : The

Oceanic Institute Shrimp Manual. The Oceanic Institut, Honolulu. Hawwai.

158 hlm.

Takeuchi, T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrients. In:

Watanabe T, (ed). Fish Nutrition and Mariculture. Kanagawa International

Fisheries Training Centre. JICA. 200: 203-222.

Page 47: KAJIAN PEMBERIAN Branchionus plicatilis (Villeggas 1982 ...digilib.unila.ac.id/31005/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Nannochloropsis sp. dan Tetraselmis chuii), dengan tiga

Tamaru, C.S. Lee, C.S. dan Ako, H. 1992. Improving the larval rearing of striped

mullet (Mugil cepalus) by manipulating quantity and quality of the rotifer.

In Fulks and Main, W.K.L. (eds). Rotifer and Mikroalgae System.

Proceeding of a U.S. Asia Workshop. Honolulu-Hawaii. 104p.

Villegas, C. T. 1982. Culture and screening of food organism as potential larva

food for finfish and shelfish. Report of the Training Course on Growing

Food Organism for Fish Hatchery. 23 pp.

Wahyudin, 2005. Pengaruh Rotifera yang diperkaya dengan beberapa jenis

sumber lemak terhadap kelangsungan hidup larva udang vaname

Litopenaeus vannamei. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 41 hlm.

Watanabe, T. C. Kitajima, T. Arakawa, K. Fukusho dan S. Fujita. 1978.

Nutritional quality of rotifer Brachionus plicatilis as a living feed from the

view point of essential fatty acids for fish. Bull. Japan. Scien. Fish. 44:

1109-1114.

Watanabe T. Kitajima, C. Fukusho, K. dan Fujjita, S. 1983. Nutritional value of

live organisme used in Japan for mass propagation of fish : a review.

Aquaculture. Japan. 34:115-143.