kajian naratologi dan citra perempuan dalam novel...

103
i KAJIAN NARATOLOGI DAN CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL FANTASI MY LORD KARYA ELLINA EXSLI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Yuditha Tiffany A. D. Gero NIM. 154114040 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KAJIAN NARATOLOGI DAN CITRA PEREMPUAN

    DALAM NOVEL FANTASI MY LORD

    KARYA ELLINA EXSLI

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

    Program Studi Sastra Indonesia

    Oleh

    Yuditha Tiffany A. D. Gero

    NIM. 154114040

    PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

    FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    MOTTO

    “If you want to be happy, be.”

    ~Leo Tolstoy~

    “Mulailah dari tempatmu berada,

    Gunakan yang kau punya,

    Lakukan yang kau bisa.”

    ~Arthur Ashe~

    “No matter who you are, where you‟re from,

    your skin colour, your gender identity, just speak yourself.”

    ~Kim Nam Joon~

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    berkat dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian

    Naratologi dan Citra Perempuan dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina

    Exsli”. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari banyak pihak, akan sulit untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    Terima kasih untuk Papa Richardus A. P. Gero, Mama Monika Nurbeda

    dan adik Cornelius S. J. Riffando Gero yang selalu memberi semangat, doa dan

    cinta yang tulus untuk kakak selama ini. Kakak sayang Papa, Mama dan Ipang

    selamanya.

    Terima kasih juga saya ucapkan untuk para dosen Sastra Indonesia yang

    sangat luar biasa, Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum dan Ibu Susilawati

    Endah Peni Adji, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih

    kepada Bapak Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum., Bapak Drs. B.

    Rahmanto, M.Hum., Bapak Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., Ibu Maria

    Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., Bapak Rano Sumarno, S.Sn., Alm. Bapak

    Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., dan Alm. Kakek Drs. A. Herry Antono,

    M.Hum. yang telah membantu saya secara akademis dalam menjalankan

    perkuliahan ini.

    Untuk sahabat-sahabat yang selalu menyemangati saya, Meri Tiana Yan,

    si kembar Helda Door dan Heldy Door, Yuni Dambur, Cellin Nathasya Mujur,

    Kak Ninis Humairoh, Kak Emma Handayani, terima kasih selalu ada untuk saya.

    Saya menyayangi kalian.

    Tidak lupa juga untuk keluarga Sastra Indonesia angkatan „15 yang saya

    cintai. Juga untuk grup KKN Kurahan Turah: Melani, Sinta, Bimo, Vena, Alethe,

    Cindy, Aldo. Yang terakhir untuk teman-teman DC Yogyakarta yang saya

    banggakan, terutama untuk anak Epsilon DC (Elin, Uput, Elly, Bila) yang dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    ABSTRAK

    Gero, Yuditha Tiffany A. Deasy. 2019. “Kajian Naratologi dan Citra

    Perempuan dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli”. Skripsi

    Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra indonesia. Fakultas Sastra.

    Universitas Sanata Dharma.

    Penelitian ini membahas citra perempuan yang terdapat dalam novel My

    Lord karya Ellina Exsli dengan menggunakan kajian struktural naratologi. Hal

    menarik dari novel ini adalah bentuknya yang berupa cerita bergenre fantasi yang

    ditulis oleh penulis asal Padang, Indonesia. Hal tersebut membuka permasalahan

    tentang kajian struktur naratologi dan citra perempuan dalam cerita.

    Sehubungan dengan masalah di atas, penelitian ini menggunakan teori

    struktural naratologi A. J. Greimas. Teori ini digunakan untuk mencari struktur

    aktansial, struktur fungsional, dan tiga poros semantik yang terdapat dalam novel

    fantasi My Lord. Setelah melihat struktur cerita dari novel fantasi ini, peneliti

    mencoba menemukan citra perempuan yang dilihat dari beberapa tokoh

    perempuan sebagai aktan. Dalam pembahasan ini, metode kepustakaan digunakan

    untuk mengumpulkan data. Pada bagian pengolahan data digunakan metode

    formal (struktur). Lalu, hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode

    deskriptif kualititif

    Hasil penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut. Pertama, terdapat

    tiga pasang oposisi biner yang terdiri dari pengirim vs penerima (Keluarga Jung

    Sae Ah, Mari dan Hara vs Kim Hwan), subjek vs objek (Kim Hwan vs Jung

    Hana), dan penolong vs penentang (Burung Phoenix. Shin, Ji Ho, Jae Ha, Da

    Reum, Jaemin dan beberapa peri vs Ratu dan Raja Iblis, Raja Vampir, dan Putri

    Neptunus). Kedua, berisi tentang kisah perjalanan Kim Hwan dalam mencari cinta

    dan kedamaian. Ketiga, berisi gambaran citra diri dan citra sosial dari tokoh Hana

    dan Sora.

    Kata Kunci: Fantasi, Struktur Naratologi, Perspektif Greimas, Citra Perempuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    ABSTRACK

    Gero, Yuditha Tiffany A. Deasy. 2019. “Naratology and Image of Women's

    Studies in Ellina Exsli's My Lord Fantasy Novel”. An Undergraduate

    Thesis (S1). Yogyakarta: Indonesian Letters Study Program. Faculty

    of Letters. Sanata Dharma University.

    This study talked the image of woman in a novel entitled My Lord by

    Ellina Exsli with structural studies of A. J. Greimas naratology. The interesting

    thing about this novel was the form of a fantasy genre written by an author from

    Padang, Indonesia. This opened up the problem about the study of the narrative

    structure and the women‟s image in the story.

    In relation with the problem above, this study used the structural theory of

    A. J. Greimas naratology. This theory was used to analyze the aktansial structure,

    functional structure, and three semantic shafts in fantasy novel entitled My Lord. After looking at the story structure of this fantasy novel, writer tried to find the

    image of women seen from several female characters as actan. This study used

    library review method in collecting data. To analyze the data, the method was

    formal method (structure). Then, the results of the analyze were presented using

    qualitative descriptive method.

    The results of this research are as follows. First, there were three pairs of

    binary opposition consisting of senders vs. receiver (Jung Sae Ah‟s family, Mari

    and Hara vs. Kim Hwan), subject vs object (Kim Hwan vs Jung Hana), and helper

    vs. opponent (Phoenix bird. Shin, Ji Ho, Jae Ha, Da Reum, Jaemin and some

    fairies vs. Devil King and Queen, Vampire King, and Princess Mermaid).

    Secondly, it was talked about the story of Kim Hwan's journey in seeking love

    and peace. Third, it contains about self-image and social image of Hana and Sora.

    Keyword: fantasy, narrative structure, Greimas perspective, women’s image.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

    HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

    MOTTO ................................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................... x

    ABSTRACK ............................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

    1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

    1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

    1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6

    1.6 Kerangka Teori ......................................................................................... 7

    1.7 Metode Penelitian ................................................................................... 16

    1.8 Sistematika Penyajian ............................................................................. 19

    BAB II ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL, STRUKTUR

    FUNGSIONAL, DAN POROS SEMANTIK DALAM NOVEL

    FANTASI MY LORD KARYA ELLINA EXSLI ................................. 22

    2.1 Pengantar ................................................................................................ 22

    2.2 Struktur Aktansial Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli ............... 23

    2.3 Struktur Fungsional Dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli 40

    2.4 Poros Semantik Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli ................... 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.5 Rangkuman ............................................................................................. 53

    BAB III CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL FANTASI MY LORD

    KARYA ELLINA EXSLI ....................................................................... 56

    3.1 Pengantar ..................................................................................................... 56

    3.2 Citra Diri Perempuan ................................................................................... 57

    3.2.1 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Fisik ............................................. 57

    3.2.2 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Psikis ........................................... 62

    3.3 Citra Sosial Perempuan ............................................................................... 67

    3.3.1 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Keluarga ................................... 68

    3.3.2 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Masyarakat ............................... 72

    3.4 Rangkuman ................................................................................................. 75

    BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 77

    4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 77

    4.2 Saran ............................................................................................................ 81

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Struktur Aktansial .................................................................................. 9

    Gambar 2 Struktur Fungsional .............................................................................. 11

    Gambar 3 Poros Semantik ..................................................................................... 12

    Gambar 4 Struktur Aktansial Novel My Lord ...................................................... 24

    Gambar 5 Struktur Fungsional Novel Fantasi My Lord ....................................... 41

    Gambar 6 Poros Semantik Dalam Novel My Lord ............................................... 48

    Gambar 7 Rangkuman Struktur Naratologi A. J. Greimas ................................... 54

    Gambar 8 Rangkuman Citra Perempuan Dalam Novel My Lord ......................... 75

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Karya sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan melalui

    kreativitas pengarang. Kreativitas ini dapat bersumber dari imajinasi

    pengarang atau hasil observasi pengarang terhadap realitas yang

    dihadapinya. Jakob Sumardjo juga menjelaskan bahwa karya sastra

    merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya.

    Novel, yang merupakan salah satu genre sastra juga merupakan produk

    kehidupan yang banyak mengandung nilai-nilai sosial, politik, etika, religi,

    dan filsafat yang bertolak dari pengungkapan kembali fenomena

    kehidupan (Sardjono, 1992:10).

    Menurut Jassin, novel merupakan suatu cerita yang bermain dalam

    dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih

    banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih

    mengenai sesuatu episode (Nurgiantoro 2010:16). Dalam penelitian ini,

    genre novel yang diteliti yaitu novel fantasi.

    Menurut Wikipedia dengan artikel berjudul “Fantasi”, Fantasi

    adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang

    tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata

    lain untuk fantasi adalah imajinasi. Fantasi bisa juga merupakan genre

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    fiksi, yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu

    elemen plot, tema dan setting dalam sebuah cerita.

    Dalam karya sastra, sosok perempuan sering dijadikan objek

    pencitraan. Citra perempuan merupakan wujud dari gambaran mental

    spiritual dan tingkah laku sehari-hari yang diekspresikan oleh perempuan

    dalam berbagai aspek antara lain, aspek fisik dan aspek psikis sebagai citra

    diri perempuan, serta aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial

    (Sugihastuti. 2000:7). Oleh sebab itu, citra perempuan memiliki hubungan

    yang erat dengan sosial masyarakat yang ada dalam suatu daerah.

    Dari berbagai penelitian dengan perempuan sebagai objek

    pencitraan, peneliti tertarik untuk mengkaji citra perempuan untuk

    mengungkap citra yang terdapat dalam novel fantasi berjudul My Lord

    karya Ellina Exsli. Peneliti ingin meneliti bagaimana citra seorang

    perempuan yang hidup dalam dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia

    fantasi.

    Novel ini menceritakan tentang seorang gadis sebatang kara

    bernama Jung Hana yang bertemu dengan Hwan, raja di atas segala klan.

    Hana mengira bahwa pertemuannya dengan Hwan adalah malapetaka

    kedua setelah kepergian kedua orangtuanya. Vampir, serigala, peri,

    penyihir, mermaid (duyung), bahkan iblis, berada di bawah kuasa Hwan.

    Gilanya, Hwan mengangkat Hana yang hanya seorang manusia biasa

    sebagai ratunya. Karena kelembutan yang diberikan Hwan kepada Hana,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    malapetaka itu datang. Satu persatu makhluk di bawah kuasa Hwan

    berlomba mengejar kematian Hana.

    Berdasarkan masalah yang akan dibahas, yaitu struktur dan fungsi

    unsurnya, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

    naratologi A. J. Greimas. Penelitian dimulai dengan menentukan struktur

    teks melalui tiga langkah. Langkah pertama yaitu menentukan skema

    aktansial: tataran naratif sintaksis. Kedua, menentukan tahap analisis

    struktur fungsional. Ketiga, menentukan tataran diskursif: poros semantik.

    Skema aktansial merupakan peran yang dilakukan oleh seseorang

    atau sesuatu. Seorang tokoh dapat menempati fungsi aktan yang berbeda,

    yang bertujuan untuk menerangkan tindakan logis dan bermakna yang

    membentuk narasi. Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan

    peran subjek dalam rangka melaksanakan tugas dari pengirim yang

    terdapat dalam aktan. Sedangkan poros semantik digunakan untuk

    memahami makna cerita.

    “Kajian Naratologi dan Citra Perempuan dalam Novel Fantasi My

    Lord Karya Ellina Exsli” dipilih sebagai judul untuk skripsi ini karena

    peneliti menggunakan novel berjudul My Lord sebagai objek material

    yang diteliti. Selain itu, teori yang digunakan adalah teori Naratologi A. J.

    Greimas.

    Topik penelitian “Kajian Naratologi dan Citra Perempuan dalam

    Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli” ini juga dipilih dengan tiga

    alasan. Pertama, novel fantasi ini belum pernah diteliti untuk mengungkap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    citra perempuan, baik fisik, psikis, maupun sosial dengan menggunakan

    kajian naratologi Greimas. Kedua, persoalan kekuasaan patriarki yang

    menyudutkan citra kaum perempuan, sehingga studi ini dapat mengangkat

    citra perempuan. Ketiga, novel ini mengungkap citra perempuan dalam

    dua dunia yang berbeda. Dengan demikian, peneliti memilih novel ini

    sebagai sumber data.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai

    berikut.

    1.2.1 Bagaimanakah struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros

    semantik dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli?

    1.2.2 Bagaimanakah citra perempuan dalam novel fantasi My Lord karya

    Ellina Exsli?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki dua tujuan

    sebagai berikut.

    1.3.1 Menganalisis struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik

    dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli.

    1.3.2 Menganalisis citra perempuan dalam novel fantasi My Lord karya Ellina

    Exsli.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi jawaban

    mengenai peran tokoh-tokoh dalam cerita fantasi My Lord. Selain itu,

    penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan baru bagi pembaca

    tentang analisis citra perempuan dalam novel fantasi My Lord.

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah penerapan naratologi

    A. J. Greimas. Melalui penelitian ini, diharapkan pembaca dapat

    menambah pengetahuan baru mengenai struktur aktansial, struktur

    fungsional, dan poros semantik dalam novel fantasi My Lord. Dengan

    topik fantasi ini juga pembaca mampu memahami sesuatu yang imajiner.

    Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan

    apresiasi terhadap kajian karya sastra yang berkaitan dengan citra

    perempuan.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan

    bagi siapapun yang ingin meneliti karya sastra menggunakan naratologi A.

    J. Greimas. Terutama untuk siswa SMP atau SMA, penelitian ini

    diharapkan mampu meningkatkan kemampuan analisis suatu masalah. Di

    samping itu penelitian ini juga diharapkan bisa memberi pengetahuan

    tentang perwujudan citra perempuan dalam novel Fantasi My Lord.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1.5 Tinjauan Pustaka

    Penelitian tentang novel-novel fantasi sudah banyak dilakukan.

    Namun, novel fantasi berjudul My Lord karya Ellina Exsli ini belum

    pernah diteliti. Penelitian yang menggunakan teori Naratologi A. J.

    Greimas pun telah banyak diterapkan dalam berbagai penelitian, misalnya

    penelitian yang dilakukan oleh Maharani (Juli 2018) dengan judul “Tiga

    Versi Cerita Panji: Kajian Naratologi Menurut Perspektif A. J. Greimas”.

    Dalam penelitiannya dituliskan tentang naratologi strukturalisme Tiga

    Versi Cerita Panji yakni Keong Emas, Ande-ande Lumut dan Entit.

    Ketiganya merupakan cerita rakyat Jawa Timur yang diteliti menggunakan

    naratologi A. J. Greimas dengan menganalisis struktur aktansial, struktur

    fungsional dan tiga poros semantik.

    Penelitian lain yang menggunakan perspektif Greimas adalah

    penelitian yang dilakukan oleh Sahril (2014) yang berjudul “Analisis

    Struktur Aktan dan Model Fungsional Legenda Putri Hijau”. Dalam

    penelitiannya dia membentuk skema aktansial yang terdiri dari pengirim,

    obyek, penerima, pendukung, subyek, dan penghalang, serta skema

    fungsional yang terdiri dari situasi awal, transformasi, dan situasi akhir.

    Penelitian tentang citra perempuan dalam novel fantasi berjudul

    My Lord karya Ellina Exsli ini juga belum pernah diteliti sebelumnya.

    Namun penelitian tentang citra perempuan telah banyak dilakukan,

    misalnya penelitian yang dilakukan oleh Mbulu (2017) yang berjudul

    “Citra Perempuan dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Darmono:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Kritik Sastra Feminisme”. Dalam penelitiannya dituliskan tentang citra

    perempuan, yakni citra diri wanita yang meliputi aspek fisik dan psikis,

    serta citra sosial wanita yang merupakan masalah pengalaman diri yang

    menentukan interaksi sosial wanita dalam masyarakat.

    Penelitian lain tentang citra perempuan yaitu penelitian yang

    dilakukan oleh Priharlina (2009) dengan judul “Citra Perempuan Dalam

    Novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani Karya Dewi Linggasari

    Tinjauan Sosiologi Sastra”. Dalam penelitiannya, citra perempuan yang

    dianalisis meliputi citra diri perempuan baik secara fisik maupun psikis,

    citra sosial perempuan dalam hubungannya dengan keluarga dan

    masyarakat, serta perempuan dalam budaya Suku Dani di Papua.

    Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang struktur

    aktan, struktur fungsional dan poros semantik yang terdapat dalam novel

    fantasi berjudul “My Lord” karya Ellina Exsli. Kemudian dari struktur

    yang telah dianalisis, penulis mencoba mencari citra perempuan dari dua

    tokoh perempuan yang paling berpengaruh dalam cerita.

    1.6 Kerangka Teori

    Dalam penelitian ini, teori atau pendekatan pertama yang

    digunakan yaitu pendekatan Naratologi Struktural A. J. Greimas yang

    terdiri dari struktur aktansial, struktur fungsional dan poros semantik.

    Setelah itu, peneliti menganalisis citra perempuan berupa citra fisik, psikis,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    keluarga dan sosial perempuan dalam novel fantasi My Lord karya Ellina

    Exsli.

    1.6.1 Naratologi Struktural A. J. Greimas

    Taum (2011), menjelaskan bahwa teori struktural yang

    dikembangkan oleh A. J. Greimas meliputi dua tahapan struktur yaitu,

    struktur lahir dan struktur batin. Struktur lahir yaitu tataran tentang

    bagaimana carita dikemukakan (penceritaan). Sedangkan struktur

    batin yaitu tataran imanen yang meliputi tataran analisis sintaksis

    naratif (skema aktan dan skema fungsional), dan tataran diskursif yang

    mencakup tiga poros semantik. Struktur batin inilah yang akan di

    analisis dalam penelitian ini.

    1.6.1.1 Struktur Aktansial

    Sebelumnya, Vladimir Propp telah memperkenalkan unsur

    naratif terkecil yang bersifat tetap dalam sebuah karya sastra yang

    disebut fungsi (Todorov, 1985:48). Berdasarkan teori Propp ini, A.

    J. Greimas mengemukakan teori aktan yang menjadi dasar sebuah

    analisis naratif yang universal.

    Greimas mengemukakan model tiga pasang oposisi biner

    yang merupakan pola dasar yang selalu berulang dalam semua

    cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan. Tiga pasang

    oposisi biner itu meliputi: subjek versus objek, pengirim versus

    penerima, dan penolong versus penentang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Aktan dapat menempati enam fungsi, yaitu subjek

    (subject), objek (object), pengirim (sender), penerima (receiver),

    penolong (helper), dan penentang (opponent). Dari ketiga

    pasangan oposisi ini, pasangan subjek versus objeklah yang paling

    penting. Subjek biasanya diperankan oleh seseorang, sedangkan

    objek terdiri atas kehendak yang harus dicapai misalnya,

    kebebasan, keadilan, cinta, dan lain-lain (Taum, 2011:143).

    Jika disusun dalam sebuah pola peranan aktansial, maka

    bagannya akan tampak sebagai berikut:

    Gambar 1 Struktur Aktansial

    Aktan adalah satuan naratif terkecil berupa unsur sintaksis yang

    mempunyai fungsi tertentu. Aktan merupakan peran-peran abstrak yang

    dimainkan oleh seorang atau sejumlah pelaku. Kajian terhadap sebuah

    PENGIRIM

    (sender)

    OBJEK

    (object)

    PENERIMA

    (receiver)

    SUBJEK

    (subject)

    PENOLONG

    (helper)

    PENENTANG

    (opponent)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    cerita tidak harus terpaku pada satu skema aktan saja, karena sebuah cerita

    dapat saja memiliki beberapa skema aktan. Fungsi adalah satuan dasar

    cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna yang membentuk

    narasi. Tanda panah pada skema aktansial merupakan unsur penting yang

    menghubungkan fungsi masing-masing aktan.

    Fungsi dan kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai

    berikut:

    1) Pengirim (sender) adalah seorang yang menjadi sumber ide dan

    penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa kepada subyek untuk

    mencapai objek.

    2) Objek (object) adalah seseorang atau sesuatu yang diinginkan oleh

    subjek atas ide pengirim.

    3) Subjek (subject) adalah aktan yang mendapat tugas mencari dan

    mendapatkan objek dari pengirim.

    4) Penolong (helper) adalah aktan yang membantu dan mempermudah

    usaha subjek untuk mendapatkan objek.

    5) Penentang (opponent) adalah aktan yang menentang atau menghalangi

    usaha subjek dalam mencapai objek.

    6) Penerima (receiver) adalah aktan yang menerima objek yang

    diusahakan oleh subjek.

    Di antara subjek dan objek ada tujuan, di antara pengirim

    dan penerima ada komunikasi, dan di antara penolong dan

    penentang dan bantuan dan pertentangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    1.6.1.2 Struktur Fungsional

    Selain menunjukkan struktur aktansial, Greimas juga

    menunjukkan struktur fungsional. Struktur fungsional untuk

    menguraikan peran subjek dalam rangka melaksanakan tugas dari

    pengirim yang terdapat dalam aktan. Struktur fungsional dibagi

    menjadi tiga bagian yaitu, situasi awal, transformasi, dan situasi

    akhir. Berikut adalah bentuk tabel struktur fungsional.

    Gambar 2 Struktur Fungsional

    I II III

    SITUASI

    AWAL

    TRANSFORMASI SITUASI

    AKHIR Tahap Uji

    Kecakapan

    Tahap

    Utama

    Tahap

    Kegemilangan

    1) Situasi awal

    Situasi cerita menggambarkan keadaan sebelum ada

    suatu peristiwa yang mengganggu keseimbangan. Pada

    situasi awal, subjek mulai mencari objek dengan alasan dari

    si pengirim. Di situlah subjek menjalani ujian kecakapan

    (Taum, 2011:147).

    2) Transformasi

    Tahap transformasi memiliki tiga tahap cobaan,

    yaitu tahap kecakapan, tahap utama, dan tahap

    kegemilangan. Ketiga tahapan ini menunjukan usaha subjek

    dalam mendapatkan objek. Dalam tahap ini akan muncul

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    aktan penentang dan penolong. Tahap cobaan yang

    membawa kegemilangan merupakan bagian subjek dalam

    menghadapi pahlawan palsu, misalnya musuh dalam

    selimut. Bila tak ada pahlawan palsu, maka subjek adalah

    pahlawan (Taum, 2011:147)

    3) Situasi Akhir

    Situasi akhir merupakan keseimbangan karena situasi

    telah kembali ke keadaan semula. Semua konflik telah berakhir

    dan mengungkapkan apakah subjek berhasil atau gagal dalam

    mendapatkan objek (Taum. 2011:147).

    1.6.1.3 Poros Semantik

    Poros semantik digunakan untuk mencari tujuan cerita. Dalam

    tataran diskursif, ada tiga poros semantik yang dikemukakan A. J.

    Greimas, yaitu poros komunikasi, poros pencarian, dan poros kekuatan.

    Gambar 3 Poros Semantik

    Poros Komunikasi

    Pengirim Objek Penerima

    Poros Pencarian

    Penolong Subjek Penentang

    Poros Kekuatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    1) Poros Komunikasi

    Poros komunikasi merupakan bentuk terjalinnya

    komunikasi antara pengirim dengan penerima melalui objek yang

    merupakan cita-cita ideal yang diperjuangkan di dalam teks.

    2) Poros Pencarian

    Poros pencarian merupakan fokus dari poros semantik A. J.

    Greimas yang mengungkapkan interaksi pengirim dalam

    menginspirasi subjek untuk mencari objek.

    3) Poros Kekuatan

    Poros kekuatan merupakan hal terpenting dalam

    memperjuangkan objek dengan memenuhi amanat dan tuntunan

    leluhur sebagai pengampu adat yang bertanggung jawab atas

    penegakan adat. Ada dua hal yang mempengaruhi perjuangan

    objek, yaitu pendukung dan penghalang.

    1.6.2 Citra Perempuan

    Altend mengemukakan bahwa citraan adalah gambar-gambar

    dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya, sedangkan setiap

    gambar pikiran disebut citra atau imaji (Pradopo, 1987:80).

    Citra perempuan yang dimaksud adalah semua gambaran mental

    spiritual dan tingkah laku sehari-hari perempuan, yang menunjukan

    “wajah” dan ciri khas perempuan sebagai makhluk individu dan sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    makhluk sosial (Sugihastuti, 2000:7), sehingga perempuan dicitrakan

    sebagai makhluk individu yang beraspek keluarga dan masyarakat.

    Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis citra perempuan dalam

    novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli, lebih khusus pada dua tokoh

    utama perempuan yaitu Jung Hana dan Kim Sora. Citra perempuan

    meliputi citra pribadi perempuan dan Citra sosial perempuan. Citra diri

    perempuan terdiri dari citra fisik dan citra psikis, sedangkan citra sosial

    perempuan meliputi keluarga dan masyarakat.

    1.6.2.1 Citra Diri Perempuan

    Citra diri perempuan terwujud sebagai sosok individu yang

    mempunyai pendirian dan pilihan sendiri atas berbagai

    aktivitasnya. Perempuan memiliki kemampuan untuk berkembang

    dan membangun dirinya dan bertanggung jawab atas potensi diri

    sendiri sebagai makhluk individu. Citra diri perempuan

    memperlihatkan bahwa apa yang dipandang sebagai perilaku

    wanita bergantung pada bagaimana aspek fisik dan psikis

    diasosisasikan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

    (Sugihastuti, 2000:113). Citra diri perempuan ini diabstraksikan

    dan diklarifikasikan menjadi dua aspek, yaitu citra fisik dan citra

    psikis perempuan.

    a) Citra Fisik

    Dalam aspek fisik, citra perempuan dilihat dari

    pengalaman-pengalaman tertentu yang hanya dialami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    perempuan dan tidak dialami oleh pria, misalnya

    melahirkan dan merawat anak (Sugihastuti, 2000:112).

    Citra perempuan yang tergambar adalah citra

    perempuan dewasa, perempuan yang sudah berumah

    tangga. Selain itu, masa perkawinan dapat

    mengisyaratkan bahwa secara fisik, perempuan

    ditunjukkan sebagai perempuan dewasa (Sugihastuti,

    2000:85).

    b) Citra Psikis

    Dalam aspek psikis, kejiwaan perempuan dewasa

    ditandai oleh sikap pertanggungjawaban penuh terhadap

    diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukan diri sendiri

    (Kartono via Sugihastuti, 2000:100).

    1.6.2.2 Citra Sosial Perempuan

    Pada dasarnya citra sosial perempuan merupakan citra

    perempuan yang erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai

    yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Kelompok

    masyarakat itu adalah kelompok keluarga dan kelompok

    masyarakat luas (Sugihastuti, 2000:143). Namun dalam penelitian

    ini, citra sosial perempuan lebih mengarah kepada situasi sosial

    dalam sebuah dunia fantasi. Citra sosial perempuan ini dibagi

    menjadi dua aspek, yaitu citra perempuan dalam keluarga dan citra

    sosial perempuan dalam masyarakat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    a) Citra Sosial dalam Keluarga

    Dalam aspek keluarga, citra sosial perempuan

    berhubungan dengan peran sebagai istri, ibu, dan

    sebagai anggota keluarga yang semuanya menimbulkan

    konsekuensi sikap sosial yang saling berhubungan

    antara satu dengan yang lainnya.

    b) Citra Sosial dalam Masyarakat

    Dalam aspek masyarakat, perempuan dalam sikap

    sosialnya terbentuk karena pengalaman pribadi,

    pengalaman budaya, dan pengalaman sosialnya

    (Sugihastuti, 2000:xvi). Hubungan wanita dalam

    masyarakat dimulai dari hubungan antar orang lain,

    termasuk hubungan antara wanita dengan pria

    (Sugihastuti, 2000:132).

    1.7 Metode Penelitian

    Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti

    untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang

    diajukan (Nasir, 1988:51). Metode dalam penelitian ini meliputi jenis

    penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode

    penyajian hasil analisis data, dan sumber data.

    1.7.1 Jenis Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Secara umum, penelitian ini merupakan penelitian

    kualitatif. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    paradigma penelitian M. H. Abrams. Dalam paradigma Abrams,

    terdapat empat pendekatan untuk melihat karya sastra secara

    keseluruhan, yakni pendekatan objektif, pendekatan ekspresif,

    pendekatan mimetik, dan pendekatan pragmatik (Taum. 1997: 17).

    Berdasarkan topik, penelitian ini menggunakan pendekatan

    objektif dan mimetik. Menurut Abrams, pendekatan mimetik

    merupakan pendekatan estetis yang paling primitif. Akar

    sejarahnya terkandung dalam pandangan Plato dan Aristoteles.

    Menurut Plato, dasar pertimbangannya adalah dunia pengalaman

    yaitu karya sastra itu sendiri tidak bisa mewakili kenyataan yang

    seungguhnya, melainkan hanya sebagai peniruan. Secara hierarkis

    dengan demikian karya seni berada di bawah kenyataan.

    Pandangan ini ditolak oleh Aristoteles dengan argumentasi bahwa

    karya seni berusaha menyucikan jiwa manusia sebagai katharsis

    (penyucian terhadap jiwa). Di samping itu juga karya seni berusaha

    membangun dunianya sendiri (Ratna, 2000: 70).

    Pendekatan objektif ini digunakan untuk mengaplikasikan

    teori sastra yang mengutamakan aspek struktur karya, yaitu teori

    struktural A. J. Greimas. Inti dari teori ini adalah menganalisis

    struktur Aktansial, Fungsional dan Poros Semantik. Pendekatan

    objektif dalam penelitian ini dilanjutkan dengan pendekatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    mimetik, khususnya pendekatan sosiologi sastra untuk

    menganalisis citra perempuan dalam dua dunia yaitu dunia nyata

    dan dunia fantasi.

    1.7.2 Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

    kepustakaan, yaitu membaca banyak pustaka, termasuk karya yang

    berhubungan dengan topik yang diteliti secara cermat. Metode lain

    yaitu dengan menggunakan teknik catat data-data yang sesuai

    dengan topik yang diteliti. Untuk referensi penunjang, penulis

    menggunakan data-data yang diperoleh dari pustaka lain seperti

    artikel-artikel yang terdapat dalam jaringan internet.

    1.7.3 Metode Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode formal dan deskriptif analisis. Metode formal

    adalah metode yang digunakan untuk menganalisis unsur-unsur

    karya sastra sesuai dengan peralatan yang terkandung di dalamnya

    (Ratna, 2004:49). Metode ini digunakan untuk menganalisis

    struktur novel My Lord karya Ellina Exsli menggunakan naratologi

    A. J. Greimas.

    Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan

    dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul

    dengan analisis (Ratna, 2009:53). Metode deskriptif analisis ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    digunakan untuk menganalisis dan menentukan citra perempuan

    dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli.

    1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah metode penyajian

    hasil analisis data yang berupa pemaknaan karya sastra yang

    disajikan secara deskriptif (Ratna, 2004: 46).

    1.7.5 Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini berupa karya sastra (novel

    fantasi).

    Judul : My Lord

    Pengarang : Ellina Exsli

    Penerbit : Fantasious

    Tahun terbit : 2018

    Halaman : 344 halaman

    1.8 Sistematika Penyajian

    Sistematika penyajian masalah dalam penelitian ini terdiri

    dari empat bab. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari (a) latar

    belakang yang berisi uraian tentang pernyataan topik, pengertian

    hal-hal, permasalahan yang dibahas dan alasan-alasan yang

    mendasari penentuan penelitian ini, (b) rumusan masalah yang

    berisi rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    (c) tujuan penelitian yang berisi rumusan tujuan yang hendak

    dicapai dalam penyusunan penelitian ini, (d) manfaat hasil

    penelitian yang berisi uraian tentang manfaat atau kegunaan hasil

    penelitian, (e) tinjauan pustaka yang berisi uraian singkat dan

    sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan

    dengan penelitian yang akan dilakukan ini, (f) kerangka teori yang

    berisi kerangka berpikir yang akan dipakai untuk memecahkan

    permasalahan pada penelitian ini, (g) metode penelitian yang berisi

    prosedur dan cara yang akan ditempuh oleh peneliti dalam rangka

    memecahkan masalah pada penelitian ini, (h) sistematika penyajian

    yang berisi uraian hasil analisis penelitian yang dilaporkan secara

    sistematis.

    Bab II berisi tentang deskripsi struktur aktansial, struktur

    fungsional, dan poros semantik dalam novel fantasi My Lord karya

    Ellina Exsli.

    Bab III berisi tentang analisis citra perempuan yang terdiri

    dari citra diri dan citra sosisal dalam novel fantasi My Lord karya

    Ellina Exsli.

    Bab IV berisi penutup yaitu kesimpulan dan saran.

    Kesimpulan yang dimaksud yaitu berisi uraian mengenai

    keseluruhan hasil analisis dari ke-dua masalah di atas. Saran yang

    dimaksud dari penelitian ini yaitu memberi saran kepada peneliti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    berikutnya yang akan mengkaji dalam perspektif yang sama agar

    menemukan kebaruan lagi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    BAB II

    ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL, STRUKTUR FUNGSIONAL,

    DAN POROS SEMANTIK DALAM NOVEL FANTASI

    MY LORD KARYA ELLINA EXSLI

    2.1 Pengantar

    Pada bab II (dua) ini akan dibahas mengenai analisis struktur

    dengan naratologi A. J. Greimas. Novel yang dibahas akan dianalisis

    dengan struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik. Novel

    yang dibahas adalah novel karya Ellina Exsli berjudul My Lord.

    Aktansial dalam teori Greimas, ditinjau dari segi tata cerita

    menunjukkan hubungan yang berbeda-beda. Maksudnya, dalam suatu

    skema aktan, suatu fungsi dapat menduduki beberapa peran, dan dari

    karakter peran kriteria tokoh dapat diamati. Menurut Greimas, seorang

    tokoh dapat menduduki beberapa fungsi dan peran di dalam suatu aktan

    (Greimas, 1983: 202).

    Aktan merupakan peran yang dimainkan oleh seorang atau

    sejumlah orang. Aktan tidak hanya terpaku pada suatu tokoh, tetapi juga

    dapat berbentuk sesuatu yang tidak berwujud seperti empati, kepedulian,

    atau iri hati. Pada struktur ini, satu tokoh dapat menduduki beberapa

    fungsi aktan yang berbeda. Seorang tokoh dapat menempati fungsi subjek

    dan penolong, atau menempati fungsi pengirim, penerima, sekaligus

    penentang. Unsur naratif terkecil ini dikelompokkan menjadi tiga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    pasangan oposisi biner yang meliputi enam aktan, yaitu subjek versus

    objek, pengirim versus penerima, dan penolong versus penentang. Dari

    ketiga pasangan oposisi biner tersebut, subjek versus objek adalah

    pasangan oposisi yang paling penting, karena subjek merupakan aktan

    yang menjalankan perintah dari pengirim dalam mendapatkan objek

    (Taum, 2011: 142).

    2.2 Struktur Aktansial Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli

    Kisah ini berawal dari seorang gadis sebatang kara bernama Jung

    Hana yang menjadi pembantu di rumahnya sendiri karena harta

    peninggalan orangtuanya direbut keluarga pamannya. Dia dibenci oleh

    paman, bibi, dan sepupunya Jung Sae Ah. Dia juga dibenci oleh teman-

    teman sekolahnya, terutama tiga sekawan yaitu, Shin Hara (Putri Klan

    Neptunus), Byun Mari, dan Jung Sae Ah yang tak lain adalah sepupunya

    sendiri.

    Suatu ketika, Hana jatuh dari jurang akibat ulah tiga sekawan,

    Hara, Mari dan Sae Ah. Dari situlah Hana bertemu dengan Maharaja Kim

    Hwan. Darah yang mengalir dari kening Hana berhasil menyelamatkan

    Hwan dari kutukan Ratu Sora selama 729 tahun lamanya. Mulai saat itu,

    Kim Hwan, sang Raja Besar Kerajaan Widaehan, raja di atas seluruh klan,

    mengakui Jung Hana yang hanya seorang manusia lemah sebagai ratunya.

    Kehidupan Hana berubah. Di satu sisi, semua kelembutan yang Hwan

    tunjukkan membuat Hana jatuh pada perasaannya. Namun di sisi lain, satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    per satu makhluk di bawah kuasa Hwan berlomba-lomba mengincar

    kematian Hana, yang memaksanya menentukan pilihan, yaitu menjadi

    Hana yang naif, atau Hana yang akan menghancurkan siapa saja yang akan

    menyakiti semua yang dia sayangi. Berikut adalah bagan struktur aktansial

    novel My Lord.

    Gambar 4 Struktur Aktansial Novel My Lord

    Pengiri

    Berdasarkan bagan di atas, terdapat enam aktan yang saling

    berhubungan, sehinggga akan membentuk alur cerita dari novel My Lord.

    Pengirim:

    Jung Sae Ah dan

    Keluarga, Mari,

    dan Hara

    Objek:

    Jung Hana

    Penerima:

    Maharaja

    Kim Hwan

    Subjek:

    Maharaja Kim

    Hwan

    Penolong:

    Burung Phoenix, Nam

    Shin, Lee Ji Ho, Ahn

    Jae Ha, Ahn Da Reum,

    Baek Jaemin, dan

    beberapa peri.

    Penentang:

    Ratu & Raja dari

    Klan Iblis, Raja dari

    Klan Vampir, dan

    Putri Klan Neptunus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Fungsi atau kedudukan dari masing-masing aktan tersebut adalah sebagai

    berikut.

    2.2.1 Pengirim (Sender)

    Pengirim (sender) dalam novel My Lord ini adalah keluarga

    Jung Hana sendiri, yaitu paman, bibi dan sepupunya Jung Sae Ah.

    Kemudian Jung Sae Ah, melibatkan Byun Mari, dan Shin hara.

    Mereka merupakan tiga sekawan yang populer di sekolahnya.

    Mulai dari keluarga Sae Ah hingga teman-teman di sekolahnya

    sangat membenci Hana.

    Keluarga Sae Ah selalu menyusahkan Hana. Padahal

    mereka tinggal di rumah peninggalan kedua orang tua Hana. Sejak

    kepergian kedua orangtua Hana, pamannya merebut warisan yang

    seharusnya menjadi milik Hana, sehingga Hana hanya dijadikan

    pembantu di rumahnya sendiri. Apapun yang diperintahkan Jung

    Sae Ah dan keluarganya terpaksa Hana turuti, karena dia sudah

    tidak memiliki keluarga selain keluarga Jung Sae Ah. Tindakan

    keluarga Jung Sae Ah ini merupakan awal geraknya cerita yang

    membuat Hana sebagai objek merasa lelah dengan kehidupannya,

    sehingga keluarga Sae Ah termasuk pengirim sekaligus penggerak

    cerita.

    “Jung Hana hanya bisa diam saat bibinya menumpahkan

    segelas jus ke tumpukan baju yang akan ia bawa ke acara

    perkemahan sekolah besok. Saat bibir tipisnya akan angkat

    bicara, bibinya telah berlalu melewatinya tanpa

    mengucapkan kata maaf, tanpa menganggapnya ada.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Jung Hana mendesah. Ingin rasanya ia berteriak karena

    keadaan ini, namun dirinya hanya bisa menahan semua

    kesal dan sedih di hati dan menjalankan semua pekerjaan

    rumah tanpa lelah. Jung Hana benar-benar merasa sendiri.”

    (Exsli, 2018:7).

    Jung Sae Ah kemudian mempengaruhi teman-temannya

    yaitu Byun Mari dan Shin Hara (putri dari Klan

    Neptunus/Mermaid). Tidak ada satupun dari mereka bahkan teman

    sekolah mereka yang mengetahui bahwa Shin Hara bukan manusia.

    Tiga gadis di atas adalah murid paling populer di sekolahnya.

    Mereka selalu membully Hana, apalagi Sae Ah yang sangat

    membenci sang sepupu. Kehidupan Hana baik di rumah maupun di

    sekolah tidak berbeda. Dia selalu saja tersiksa. Hingga suatu ketika,

    tiga gadis populer bersama dengan Hana tersesat di suatu hutan

    lebat ketika sedang mencari kayu bakar. Saat itu mereka sedang

    mengadakan perkemahan sekolah. Mereka menganggap Hana

    adalah penyebab mereka semua tersesat, karena sebelumnya

    mereka menyuruh Hana untuk memandu perjalanan. Pada akhirnya

    mereka menemukan aliran sungai kering.

    Mereka terus mengikuti aliran sungai kering itu dan

    berharap menemukan air. Namun kenyataannya, mereka justru tiba

    di ujung sungai yang mengerikan, air terjun yang kini terlihat

    seperti jurang. Sae Ah marah karena tidak ada yang mereka

    dapatkan sejauh itu. Karena rasa bencinya terhadap Hana, sontak

    Sae Ah mendorong Hana dari tebing itu, sehingga tubuh Hana jatuh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    jauh ke dalam sana. Kejadian itulah yang akan membawa Hana

    bertemu dengan Maharaja Kim Hwan.

    “Manja!” potong Sae Ah kesal. Refleks ia mendorong

    tubuh Hana, tidak ingat di mana posisi mereka sekarang.”

    (Exsli, 2018:12).

    2.2.2 Objek (Object)

    Objek (Object) yang ingin dicari dalam cerita My Lord

    adalah keselamatan dan kebahagiaan Jung Hana. Hana didorong

    oleh sepupunya, Sae Ah ke jurang. Dia kemudian jatuh ke jurang

    yang dalam dan mengerikan yang membuat tubuhnya penuh

    dengan luka gores dan bercak darah. Dia terus berusaha

    mempertahankan kesadarannya dan berharap ada yang

    menyelamatkannya meskipun kemungkinannya kecil. Hingga jauh

    di kedalaman jurang, baju olahraganya tersangkut pada sayap

    sebuah patung besar yang mengerikan. Hana berusaha menopang

    tubuhnya dengan memegang wajah patung itu sehingga darah yang

    mengalir dari kening Hana perlahan mengalir di wajah patung

    tersebut dan terus turun hingga ke mulut. Karena kesulitan

    bergerak, berkali-kali bibir Hana terbentur bibir patung itu.

    Berkat darah yang masuk ke mulut patung tersebut, tak

    disangka patung tersebut mengeluarkan cahaya dan menjelma

    menjadi sesosok pria gagah dengan tiga pasang emas di

    punggungnya. Berkat darah Hana, pria yang tak lain adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Maharaja Kim Hwan itu terbebas dari kutukan. Maka dari itu,

    Hana merupakan objek yang dicari Hwan, sehingga Hwan

    mengangkat Hana sebagai ratunya.

    “Pria itu tersenyum saat melihat Hana di gendongannya.

    Jari-jarinya meyeka lembut darah di kening Hana, “Karena

    darahmu aku terlepas dari segel itu. Dan karena

    ciumanmu, aku benar-benar kembali hidup.” Pria itu

    menatap tajam wajah Hana, namun bibirnya mengulas

    senyum yang lebih lama. “Akan ku pastikan kau menjadi

    ratuku.” (Exsli, 2018:14).

    2.2.3 Subjek (Subject)

    Subjek (subject) dalam cerita ini adalah Maharaja Kim

    Hwan. Dalam cerita ini, Hwan bertugas menyelamatkan Hana

    (objek) dari kehidupannya di dunia yang menyakitkan dengan

    mengangkatnya sebagai Maharatu kerajaan Widaehan, meskipun

    Hana hanya seorang manusia tidak berdaya. Dia akan melindungi

    Hana dari segala serangan, terutama bagi siapapun yang

    menentang kenyataan bahwa Hana adalah seorang ratu besar

    kerajaan di atas seluruh klan, termasuk ratu iblis Kim Sora yang

    tak lain adalah mantan ratu besar Widaehan yang telah berkhianat

    dan mengutuk Maharaja Kim Hwan sebagai patung selama 729

    tahun lamanya demi merebut tahta kerajaan. Namun Kim Hwan

    yakin, dengan kemurnian hati Hana, dia akan bisa melewati itu

    semua.

    “Kim Hwan murka menyadari Hana terluka, padahal dia

    begitu dekat dengan gadis itu. Dengan cepat, tangan Hwan

    terulur ke lantai dan petir seketika merayap cepat. Shin

    Nam Gil dan Shin Hae Ra berteriak kesakitan. Petir itu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    seakan menyedot energi kehidupan mereka dan membuat

    mereka tak dapat melakukan apa-apa.” (Exsli, 2018:41).

    “Aku, Kim Hwan selaku Raja Besar kalian, mengizinkan

    kalian untuk mengeluarkan seluruh kekuatan kalian.

    Hancurkan mereka yang menghalangi jalan kita!” (Exsli,

    2018:76).

    2.2.4 Penolong (Helper)

    Penolong atau helper yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang

    membantu Maharaja Hwan untuk mendapatkan Hana sebagai

    objek. Mendapatkan objek yang dimaksud yaitu, menjauhi Hana

    dari semua serangan yang akan membahayakan nyawanya,

    sehingga Hana bisa hidup bahagia bersama sang Maharaja.

    Terdapat beberapa penolong (helper) dalam cerita ini, yaitu

    Burung Phoenix, Nam Shin, Lee Ji Ho, Ahn Jae Ha, Ahn Da

    Reum, Baek Jaemin, dan beberapa peri yang menemukan dan

    merawat Hana ketika dia dinyatakan hilang. Pada aktan ini, peneliti

    akan menganalisis masing-masing penolong/helper.

    2.2.4.1 Burung Phoenix (Penolong 1/Utama)

    Penolong yang pertama dan sangat berperan penting

    dalam cerita ini adalah Burung Phoenix. Kisah-kisah yang

    dialami Hana membawanya bertemu dengan sang Burung.

    Burung yang selalu melantunkan lagu kematian, yang

    membuat Hana memekik sakit dan menutup telinganya. Ia

    menghantui Hana melalui setiap lirik dalam lagunya, dan

    mengejek betapa lemahnya Hana. Namun yang sebenarnya,

    terdapat maksud dari setiap perkataan Burung Phoenix.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Hana menyadari dan menemukan Jawaban dari itu

    semua. Dia adalah pemilik kemurnian hati dengan seluruh

    penderitaan hidup hingga kematian dan kebangkitan yang

    datang bagaikan ujian, yang telah dinanti-nanti selama

    beribu-ribu tahun oleh kerajaan Phoenix, sehingga Dia

    menerima semua kekuatan Phoenix dan seutuhnya Hana

    menjadi pemilik Kerajaan Phoenix. Tak heran jika mahkota

    kebesaran Widaehan selalu bersinar terang setiap kali Hana

    memakainya. Kekuatan Phoenix itu sendiri merupakan

    pasangan kekuatan Naga Hitam dari Neraka milik Maharaja

    Kim Hwan. Maka dari itu, tidak ada yang bisa

    menghancurkan kerajaan Widaehan.

    “Legenda Phoenix. Ada yang mengatakan bahwa

    mahkota kebesaran Widaehan akan bersinar terang

    saat pemilik sesungguhnya kekuatan Phoenix

    muncul. Kekuatan pasangan Naga Hitan dari Neraka

    milik Yang Mulia Kim Hwan.” ucap Kim Harang

    dalam hatinya.” (Exsli, 2018:39).

    “La-Lagu kematian,” ucap Hana terbata menahan

    sakit di telinganya.

    Burung itu kembali tertawa. “Lagu kematian untuk

    seorang gadis lemah dengan keberuntungan yang

    mematikan!” (Exsli, 2018:305).

    “Selamat datang di Kerajaan Phoenix, Yang Mulia.

    Kami menunggu beribu-ribu tahun hingga akhirnya

    pilihan kami jatuh kepadamu. Pemilik kemurnian

    hati dengan seluruh penderitaan hidup hingga

    kematian dan kebangkitan datang bagaikan ujian.”

    (Exsli, 2018:311).

    2.2.4.2 Nam Shin (Penolong 2)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Penolong yang kedua yaitu Nam Shin. Nam Shin

    adalah pangeran Serigala yang berpihak dan setia kepada

    Maharaja Kim Hwan. Shin adalah yang paling tenang dari

    antara empat orang kepercayaan Kim Hwan. Di sisi lain dia

    juga menyimpan rasa kepada Maharatu Jung Hana yang

    selalu dia pendam. Shin adalah teman sekelas Hana saat di

    bumi. Awalnya dia tidak memiliki perasaan apapun.

    Namun, dia menyadari kecantikan Hana.

    Hanya sebatas itu. Dia tidak bisa melangkah lebih

    jauh. Dia menyadari bahwa Hana seutuhnya milik Maharaja

    Kim Hwan yang akan dia dampingi seumur hidup sesuai

    janjinya. Shin mendapatkan sayapnya karena penyatuan

    darah bersama Maharaja Kim Hwan. Semua itu terjadi

    karena Shin telah mengorbankan nyawanya demi

    menyelamatkan Maharatu Hana dari sekelompok klan

    vampir dengan kekuatan tingkat tinggi.

    “Kau lihat, aku melindungimu dengan baik, kan?

    Karena kau terluka, aku tidak bisa berlari dengan

    cepat. Tapi, aku masih mampu melindungimu.” Shin

    menatap wajah Hana penuh arti.” (Exsli. 2018:109).

    “Tidak ada cara lain, Shin tidak akan bisa bertahan

    karena racun dari tangan Tae Hwa tepat menembus

    jantungnya. Hanya darahku yang akan membuatnya

    bertahan,” ucap Hwan jelas” (Exsli, 2018:118).

    2.2.4.3 Lee Ji Ho (Penolong 3)

    Penolong yang ketiga yaitu Lee Ji Ho. Lee Ji Ho

    adalah pengawal setia Maharaja Kim Hwan yang paling

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    kuat. Sebelumnya Dia juga disegel di dalam patung

    bersama Maharaja selama 729 tahun. Ji Ho adalah yang

    paling suka mengerjai Da Reum di antara empat orang

    kepercayaan Kim Hwan, namun dia selalu menerima

    balasan dari Ahn Jae Ha karena tingkah konyolnya dan

    membuat cerita menjadi lebih hidup. Pria bersayap hitam

    kecoklatan itu selalu menuruti perintah tuannya. Dia juga

    selalu mengkhawatirkan Maharatu. Bahkan dia berjanji

    seumur hidupnya, akan melindungi raja, ratu dan kerjaaan

    Widaehan dengan nyawanya. Ji Ho adalah salah satu

    pahlawan kerajaan Widaehan.

    “Lee Ji Ho tertawa. “Aku hanya menjalankan

    perintah dari rajaku untuk memusnahkan mereka

    yang menyakiti ratuku!” (Exsli, 2018:22).

    2.2.4.4 Ahn Jae Ha (Penolong 4)

    Penolong yang keempat yaitu Ahn Jae Ha. Ahn Jae

    Ha juga merupakan kepercayaan Kim Hwan. Selama Kim

    Hwan dan Ji Ho tersegel di dalam patung, selama itu juga

    Jae Ha disihir menjadi seekor burung oleh Sora, si ratu iblis

    yang ingin merebut tahta Widaehan. Kesetiannya terbukti

    karena selama 729 tahun lamanya dia menunggu

    kepulangan Maharaja Kim Hwan, meskipun dalam wujud

    seekor burung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Setelah kepulangan Maharaja, dia turut membantu

    menuntaskan masalah, termasuk tugas barunya melindungi

    sang Maharatu, Jung Hana. Dia bahkan melenyapkan Shin

    Hara (pengirim/sender), Putri kerajaan Neptunus (duyung),

    yang tak lain adalah sahabat Sae Ah (sepupu Hana), salah

    satu dari tiga sekawan populer di sekolah Hana, karena

    telah berani merebut mahkota kebesaran kerajaan

    Widaehan dari Hana.

    “Jae Ha mencengkram leher Hara dengan kuat,

    mengeluarkan api dari tangannya dan menyerap

    energi kehidupan Hara. Gadis itu berkali-kali

    menggeliat kesakitan. Perlahan tubuh Hara

    mengering dan keriput. Gadis itu tidak lagi

    mempunyai energi kehidupan.” (Exsli, 2018:100).

    2.2.4.5 Ahn Da Reum (Penolong 5)

    Penolong kelima yaitu Ahn Da Reum. Ahn Da

    Reum adalah pengeran Vampir. Dia sangat tidak perduli

    dengan tahta dan sangat kesepian. Berawal dari Hana yang

    banyak membuatnya berubah, Dia memutuskan untuk

    mengkhianati kerajaannya sendiri. Di Widaehan, dia

    menemukan kebahagiaannya yaitu suasana kekeluargaan

    yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya, termasuk dari

    keluarga klannya sendiri.

    Meskipun tingkahnya paling konyol, menyebalkan,

    terlalu percaya diri, dan sedikit bodoh, dia selalu

    melakukan tugasnya. Dia berjanji akan mengabdikan diri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    selamanya untuk Widaehan. Dia bahkan mengorbankan

    nyawanya demi melindungi Maharatu Jung Hana, hingga

    akhirnya dia mendapatkan sayap yang dia dambakan seperti

    tiga kepercayaan Kim Hwan lainnya. Dia mendapat sayap

    itu bukan dari Maharaja Kim Hwan, melainkan karena

    penyatuan darahnya dengan Maharatu Jung Hana.

    “Namun ia bernapas lega setelah menatap tubuh

    Hana yang tepat di atas tubuhnya. Setitik air mata

    jatuh dari mata Da Reum dan mengalir di pipinya.

    “Hamba senang dapat melindungi Ratu. Maaf jika

    Ratu masih saja terluka karena lemahnya kekuatan

    yang hamba punya. Tapi, hamba akan

    mengorbankan segalanya untuk melindungi Ratu. Itu

    adalah janji hamba kepada Yang Mulia Hwan.”

    (Exsli, 2018:269).

    “Yang Mulia Raja Besar, hamba tahu permintaan

    hamba sangat keterlaluan, tapi hamba memohon

    kerendahan hati Yang Mulia. Izinkan hamba berada

    di Widaehan bersama mereka dan berdiri di samping

    Yang Mulia. Hamba akan melindungi Yang Mulia

    Raja dan Ratu dengan nyawa hamba. Hamba akan

    setia seumur hidup untuk melayani Yang Mulia.” Da

    Reum berlutut dan menunduk dalam.” (Exsli,

    2018:120).

    2.2.4.6 Baek Jaemin (Penolong 6)

    Penolong keenam yaitu Baek Jaemin. Dia adalah

    pengawal kerajaan iblis. Namun ia merupakan iblis

    setengah manusia. Dia diselamatkan oleh Ahn Tae Hwa.

    Pada awalnya dia menculik Hana untuk mengabil darah

    Hana sebagai kekuatan untuk membangkitkan raja Harang.

    Namun sebenarnya, jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa

    sangat bersalah. Dia dan Hana sama-sama memiliki darah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    manusia. Dia kagum dengan semua keberanian Hana.

    Berbanding terbalik dengannya yang sama sekali tidak

    punya keberanian untuk melawan tuannya.

    Secara tidak langsung dia menolong Hana. Saat

    Hana akan dibuang ke laut kelam, Dia menangis. Air mata

    tulusnya membasahi tubuh Hana. Air mata tulus itulah yang

    membantu Hana membuka gerbang tersembunyi kerajaan

    Phoenix. Jaemin mati dibunuh Da Reum. Di saat dia

    matipun, meskipun kabut hitam keluar dari tubuhnya, air

    matanya tetap bersinar putih.

    “Jika aku dapat satu kesempatan, maka aku ingin

    menjadi orang yang berada di sisimu, Ratu.

    Melindungimu dari siapapun meski itu dari raja

    kegelapan.” Jaemin menghapus air matanya dan

    menahan sakit di dadanya,” (Exsli, 2018:294).

    2.2.4.7 Para Peri (Penolong 7)

    Penolong ketujuh yaitu para peri bernama Hanbin,

    Chorong, dan Jaehyun. Mereka merupakan peri yang

    tinggal di pedalaman hutan. Mereka adalah pembuat obat

    herbal. Ketika Hana dinyatakan hilang, para peri ini

    menemukannya di dekat air terjun. Mereka membawa Hana

    dan mengobatinya hingga dia sadar. Tak ada satupun dari

    mereka yang percaya bahwa Hana adalah Ratu besar

    kerjaan Widaehan, Ratu dari segala Klan. Mereka hanya

    menganggap itu hanya sebuah lelucon Hana. Namun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    mereka tetap merawat Hana dengan baik selama dua bulan

    lamanya, hingga pada akhirnya Kim Hwan menemukannya

    kembali.

    “Berapa lama dia akan sadar?” kini, Hanbin

    mendekati tubuh Hana.

    “Kita tidak bisa menebaknya,” jawab Jaehyun yang

    sudah dibolehkan masuk kembali.

    “Kuharap dia cepat pulih,” harap Chorong.” (Exsli,

    2018:145)

    2.2.5 Penentang (Opponent)

    Penentang (opponent) yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang

    menghalangi usaha subjek untuk mendapatkan objek. Penentang

    Maharaja Kim Hwan dalam usahanya mendapatkan Maharatu Jung

    Hana yaitu Ratu Sora dan Raja Harang dari Klan Iblis, Raja Ahn

    Tae Hwa dari Klan Vampir yang tak lain adalah kakak Ahn Da

    Reum, dan Shin Hara Putri dari Klan Neptunus. Pada aktan ini,

    peneliti akan menganalisis masing-masing penentang/opponent.

    2.2.5.1 Ratu Sora (Penentang 1)

    Penentang yang pertama yaitu Kim Sora, sang Ratu

    Iblis. Sora adalah mantan Ratu Besar Kerajaan Widaehan.

    Namun dia mengkhianati Kim Hwan dengan menyegelnya

    di dalam patung selama 729 tahun lamanya, demi

    menguasai tahta Widaehan. Dia tidak bisa menerima

    kenyataan bahwa Hana telah menggantikan posisinya

    sebagai ratu dari seluruh klan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Maka dari itu, dia berusaha melakukan segala cara

    untuk menyingkirkan Hana. Dia selalu mencoba menyakiti

    Hana bahkan ingin membunuhnya asalkan dia bisa merebut

    kembali tahta kerajaan Widaehan. Dia ingin menguasai

    seliruh klan. Dia ingin seluruh klan jatuh ke tangannya.

    “Sora tertawa. “Maka kau akan mendapatkan ini.”

    Sora mencabut pisau di pundak Hana, lalu

    mengangkat wajah gadis itu. Pelan namun pasti,

    Sora menggoreskan pisaunya ke pipi Hana,

    menimbulkan jeritan Hana yang begitu pilu. “Aku

    benci dengan kecantikanmu, Jung Hana!” Sora

    melukai seluruh wajah Hana. Darah mengalir di

    mana-mana sampai akhirnya Hana tidak bisa lagi

    menahan kesadarannya.” (Exsli, 2018:247)

    2.2.5.2 Kim Harang (Penentang 2)

    Penentang kedua yaitu Kim Harang, sang Raja Iblis.

    Dia berada di pihak Kim Sora. Mereka sama-sama ingin

    merebut tahta Widaehan dan ingin menguasai seluruh Klan.

    Dia selalu mengincar Hana. Dia bersama dengan Sora

    selalu berusaha menyusun recana sebaik mungkin untuk

    menculik Hana sebagai umpan, agar Kim Hwan

    menyerahkan tahtanya kepadanya. Dia bahkan berani

    menyakiti Hana, karena pada akhirnya mereka juga

    menginginkan kematian Hana.

    “Plak! Harang tak tahan lagi. Harang menampar

    Hana sampai kepala gadis itu membentur lantai.

    “Kau tidak akan bisa membunuh kami semua.”

    Harang menggerakkan tangannya dan terciptalah

    sebuah rantai besar. Detik berikutnya, kedua tangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    dan kaki Hana terentang dan terikat.” (Exsli,

    2018:245).

    2.2.5.3 Ahn Tae Hwa (Penentang 3)

    Penentang yang ketiga yaitu Ahn Tae Hwa. Ahn

    Tae Hwa adalah Raja dari Klan Vampir, sekaligus kakak

    dari Ahn Da Reum. Dia jatuh cinta kepada Maharatu Jung

    Hana. Dia ingin merebutnya dari Maharaja Kim Hwan dan

    menjadikannya Ratu Klan Vampir. Usahanya sia-sia,

    karena Hana hanya akan terus bersama Kim Hwan. Berkali-

    kali dia mencoba menculik Hana, Kim Hwan selalu

    berhasil membawanya kembali. Berkali-kali dia mencoba

    menyakiti Hana, namun dia selalu luluh karena cintanya

    terhadap Hana.

    Satu hal lagi yang membuat dia murka, ketika adik

    kesayangannya Ahn Da Reum yang akan menggantikannya

    sebagai Raja Klan Vampir, pergi dari kerajaan dan

    mengkhianatinya. Da Reum lebih memilih hidup di

    kerajaan Widaehan, dan menganggap kakak kandungnya

    itu sebagai musuh. Dia berjanji akan melawan siapa saja

    yang akan menyakiti raja dan ratunya, sekalipun itu kakak

    kandungnya sendiri. Karena keserakahan dan cintanya

    terhadap Hana, Tae Hwa bahkan tidak segan-segan

    menyuruh pengawalnya untuk menyakiti Ahn Da Reum

    yang selalu ingin menjauhkan Hana darinya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    “Tae Hwa tersenyum sinis. Ia mengeluarkan seutas

    benang merah dan melemparkannya ke udara. Lalu,

    ia berlari dan melompat ke sebuah pohon yang

    tinggi. Tae Hwa mengucapkan sesuatu dan menarik

    kembali benang merahnya sambil menatap

    punggung Hana yang masih berjalan bergandengan

    tangan dengan Hwan.” (Exsli, 2018:135).

    2.2.5.4 Shin Hara (Penentang 4)

    Penentang yang keempat yaitu Shin Hara. Dia

    adalah salah satu dari teman Jung Sae Ah, sepupu Hana.

    Tak ada satupun teman-teman di sekolahnya yang

    mengetahui bahwa Hara bukan manusia, selain Shin dan Da

    Reum. Bahkan Sae Ah dan Mari pun tak pernah tahu. Dia

    sangat membenci Hana, apalagi semenjak dia mengetahui

    bahwa Hana memiliki mahkota kebesaran Wideahan. Oleh

    Karena itu dia ingin merebut mahkota kebesaran Widaehan

    dari tangan Hana.

    “Masih tidak mengaku?! Berikan mahkotamu itu!

    Kau tidak pantas mengenakan itu!”

    Hana kesulitan bernapas ketika Hara beralih

    mencekik lehernya. Berkali-kali Hana berusaha

    melepaskan tangan Hara dari lehernya, namun yang

    ia rasakan cengkraman itu justru semakin kuat.”

    (Exsli, 2018:60).

    2.2.6 Penerima (Receiver)

    Penerima (Receiver) yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang

    menerima objek yang telah diusahakan dan dicari oleh subjek.

    Dalam cerita ini, penerimanya adalah Maharaja Kim Hwan. Usaha

    yang dilakukan untuk menemukan Hana sekaligus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    mempertahankan Widaehan telah tercapai. Kim Hwan berhasil

    menyatukan kekuatan pasangan Phoenix milik Hana dengan Naga

    Hitam dari Neraka sehingga seluruh Klan dalam semesta berakhir

    damai. Kim Hwan dan Hana kemudian menikah secara resmi dan

    menjadi Maharaja dan Maharatu kerajaan Widaehan. Mereka

    kemudian hidup bahagia bersama seorang putri cantik yang kuat

    bernama Kim Hyun Eun.

    “Seluruh musuh menatap ke atas. Pada langit yang semakin

    gelap dan cahaya emas dari tiga pasang sayap Hwan. Tak

    hanya itu, sayap Hana juga mulai bersinar putih dihiasi

    bulu-bulu hitam yang semakin pekat.

    “Raja Besar Hwan dan Ratu Besar Jung Hana. Itu berarti

    mereka,” ucap Hwayoung pelan. “Raja dan Ratu akan

    memusnahkan kita semua,” lanjutnya dengan khawatir.”

    (Exsli, 2018:328).

    2.3 Struktur Fungsional Dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina

    Exsli

    Pada bagian ini, peneliti akan membahas tentang struktur

    fungsional dari Novel My Lord karya Ellina Exsli. Seperti yang telah

    dijelaskan dalam landasan teori pada bab I, analisis fungsional merupakan

    suatu bentuk penjabaran alur. Fungsinya yaitu untuk menguraikan peran

    subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam

    fungsi aktan. Struktur fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1)

    situasi awal (keadaan sebelum peristiwa), (2) transformasi (peran/usaha

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    subjek untuk mencapai objek), dan (3) situsi akhir (keseimbangan cerita

    dari konflik yang terjadi dan yang telah berakhir).

    Setelah dianalisis dari struktur aktansial dan menemukan struktur

    aktan-aktan penyusun cerita, maka langkah berikutnya yaitu dengan

    melihat carita dari struktur fungsional ceritanya. Berdasarkan cerita dalam

    novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli, terbentuklah bagan fungsional

    yang menggambarkan alur cerita sebagai berikut.

    Gambar 5 Struktur Fungsional Novel Fantasi My Lord

    I II III

    SITUASI

    AWAL

    TRANSFORMASI SITUASI

    AKHIR Tahap Uji

    Kecakapan

    Tahap

    Utama

    Tahap

    Kegemilangan

    - Hana yang

    sebatang

    kara sangat

    dibenci oleh

    keluarga

    pamannya.

    - Hana

    didorong ke

    jurang oleh

    Sae Ah, Mari

    dan Hara.

    - Hana

    menyelamatkan

    Maharaja Kim

    Hwan dari

    kutukan.

    - Hana diangkat

    menjadi

    Maharatu

    Widaehan

    - Para Klan

    menginginkan

    kematian Hana

    yang

    membuatnya

    melewati

    berbagai

    rintangan hidup.

    - Sebuah cinta

    buta sang Raja

    Vampir.

    - Hana mulai

    menguasai

    kekuatan yang

    mampu

    mengalahkan

    Klan yang

    menentang dan

    - Hana

    bertemu

    burung

    Phoenix

    pasangan

    Naga Hitam

    dari neraka

    milik Kim

    Hwan, dan

    diangkat

    menjadi

    Ratu

    Phoenix.

    - Maharaja

    Kim Hwan

    dan

    Maharatu

    Jung Hana

    - Maharaja Kim

    Hwan dan

    Maharatu

    Jung Hana

    menikah

    secara resmi

    di kerajaan

    Widaehan dan

    hidup bahagia

    bersama

    seorang putri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    menghancurkan

    keluarganya.

    - Hana dibuang

    ke laut.

    berhasil

    menyelamat-

    kan kerajaan

    Widaehan

    dari

    kegelapan

    menjadi

    kedamaian.

    Jika dilihat dari tabel di atas, maka penjelasan struktur fungsional dari

    cerita dalam novel My Lord karya Ellina Exsli adalah sebagai berikut.

    2.3.1 Situasi Awal

    Cerita dimulai dengan menggambarkan seorang gadis

    sebatang kara bernama Jung Hana yang sangat dibenci oleh

    keluarga pamannya. Dia tinggal bersama paman, bibi, dan

    sepupunya yang bernama Jung Sae Ah. Dia bahkan dijadikan

    pembantu di rumahnya sendiri. Keluarga pamannya merebut

    warisan Hana yang ditinggalkan kedua orang tuanya.

    Di sekolahnya pun dia sangat dibenci oleh teman-

    temannya, terutama tiga sekawan yang sangat populer di

    sekolahnya. Mereka adalah Shin Hara, Byun Mari, dan Jung Sae

    Ah sepupunya. Mereka selalu membully dan menyakiti Hana.

    Bahkan tampa rasa berdosa, mereka menyalahkan dan mendorong

    Hana ke jurang yang dalam ketika mereka tersesat pada acara

    perkemahan sekolah. Semua kisah di atas menjelaskan bahwa

    cerita tersebut tidak seperti cerita pada umumnya yang berawal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    dengan keharmonisan dalam sebuah kehidupan, namun sebaliknya,

    cerita tersebut dimulai dengan adanya gangguan dan

    ketidakharmonisan hidup.

    2.3.2 Transformasi

    Tahap transformasi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu,

    tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan. Pada

    bagian ini, peneliti akan membahas masing-masing dari tiga tahap

    transformasi tersebut.

    2.3.2.1 Tahap Uji Kecakapan

    Tahap ini bermula dari Jung Hana yang jatuh dari

    tebing tinggi karena ulah Sae Ah dan kawan-kawan. Dia

    tersangkut pada sayap sebuah patung. Tubuhnya sudah

    dipenuhi dengan bercak-bercak merah. Dia kemudian

    memegang wajah patung itu untuk menopang tubuhnya. Darah

    terus mengalir dari keningnya, dan terus turun hingga ke bagian

    mulut sang patung. Bibirnya pun berkali-kali membentur bibir

    sang patung. Berkat darah dan ciuman Hana, patung itu

    berubah menjadi seorang pria gagah dengan sepasang sayap di

    punggungnya. Pria itu adalah Maharaja Kim Hwan (subjek),

    Raja di atas seluruh klan dalam semesta. Klan-klan tersebut

    antara lain, klan iblis, klan vampir, klan penyihir, klan serigala,

    klan neptunus (duyung), klan peri, dan klan-klan lainnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Karena telah menolong sang Maharaja yang telah

    dikutuk selama ratusan tahun oleh Kim Sora sang ratu Iblis,

    Hana yang hanya manusia lemah diangkat menjadi Ratu Besar

    kerajaan Widaehan. Dia melakukan menyatuan darah dengan

    Maharaja Kim Hwan. Mulai saat itu, dia adalah pemilik

    mahkota kebesaran Widaehan. Dalam situasi inilah Hana

    sebagai objek masuk ke dalam dunia barunya yang akan

    menghadapi siapapun yang menginginkan kematiannya, dan

    yang akan mengubah dirinya menjadi Hana yang sukar ditebak.

    2.3.2.2 Tahap Utama

    Tahap ini dimulai ketika Ratu Hana diperkenalkan secara

    resmi kepada seluruh klan. Mereka menentang Maharaja

    karena telah mengangkat Hana yang hanya seorang manusia

    biasa sebagai seorang ratu dari kerajaan Widaehan. Terutama si

    Ratu Iblis, Kim Sora. Dia adalah mantan ratu besar Widaehan,

    yang telah mengutuk Kim Hwan sebagai patung selama 729

    tahun, demi menguasai tahta Widaehan. Namun karena

    pengkhianatannya sendiri, gelarnya sebagai Ratu Besar

    Kerajaan Widaehan dicabut dan digantikan oleh Jung Hana.

    Dari situlah kahidupan baru seorang Jung Hana dimulai.

    Seluruh klan menginginkan kematiannya. Dia berkali-kali

    diculik, namun Kim Hwan sebagai subjek dibantu oleh para

    pengawal setianya sebagai aktan penolong, berhasil membawa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Hana pulang. Berkat penyatuan darahnya dengan Kim Hwan

    bersama dengan kekuatan kemurahan hatinya, perlahan Hana

    mulai menguasai kekuatan seluruh klan, mulai dari sisi seorang

    Hana yang cerah, hingga sisi seorang Hana yang gelap, seolah

    dia memiliki kepribadian ganda.

    Di sisi lain, aktan penentang 3, yaitu Ahn Tae Hwa sang

    raja vampir juga menginginkan Hana, sehingga konflik

    semakin bertambah. Dia selalu berusaha menculik Hana. Cinta

    butanya membuatnya melakukan apapun untuk merebut Hana

    dari Maharaja Kim Hwan dan menjadikannya sebagai Ratu

    Kerajaan Vampir. Namun Hana selalu bisa mengendalikannya.

    Sehingga hasutan Harang sebagai aktan penentang 2, membuat

    Tae Hwa tidak punya pilihan lain untuk bergabung bersama

    kerajaan Iblis.

    Peperangan masih terus terjadi. Aktan penentang 1, yaitu

    Sora si Ratu Iblis bersama rajanya Kim Harang (Penentang 2)

    terus berusaha menyakiti Hana demi merebut tahta kerajaan.

    Namun kekuatan Hana semakin tak terkalahkan, sehingga Sora

    tertidur untuk waktu yang lama dan Harang yang terluka parah.

    Tae Hwa lah yang kemudian membawa Harang dan salah satu

    pengawalnya yang bernama Jaemin untuk diobati.

    Seiring berjalannya waktu, Hana terjebak dalam suatu

    situasi yang membuat darahnya membangkitkan kembali

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Harang, sang Raja Iblis. Semua adalah rencana dan perintah

    Ahn Tae Hwan (Penentang 3). Seorang pengawal Harang

    bernama Jaemin (penolong 6), yang juga memiliki darah

    setengah manusia, dialah yang membantu Harang. Harang

    kemudian membalaskan dendamnya. Dia menghabisi Hana

    hingga ke titik terlemah. Lalu dengan penuh penyesalan dan air

    mata, Jaemin (penolong 6) membawa Hana dan membuangnya

    ke dalam laut kelam tak berpenghuni.

    2.3.2.3 Tahap Kegemilangan

    Pada tahap kegemilangan ini, Hana dipertemukan dengan

    aktan penolong1/utama, yaitu seekor burung Phoenix. Di

    kedalaman laut, Setetes air mata Jaemin (penolong 6) yang

    melekat di tubuh Hana bersinar. Sinar itu terus keluar hingga

    pintu sebuah kerajaan lain terbuka. Tubuh Hana pun terseret

    oleh ombak besar dan membawanya memasuki kerajaan yang

    hanya bisa dibuka oleh air mata ketulusan.

    Dari situlah Hana berhadapan dengan seekor burung

    Phoenix. Burung yang selalu melantunkan lagu kematian.

    Burung yang mencobai seorang Jung Hana. Burung yang

    menyakitkan hati dan telinga seorang Jung Hana. Namun,

    semua itu menyadarkan Hana akan perjalanan hidupnya.

    Dengan hati yang murni, Hana berhasil menguasai kekuatan

    Phoenix. Hana telah menjadi ratu kerajaan Phoenix Seutuhnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Hana akhirnya kembali kepada Kim Hwan. Setelah melihat

    semua kekacauan yang terjadi melalui api sang Phoenix,

    hatinya remuk. Seluruh klan, bahkan klan peri yang telah dia

    percayai mengkhianatinya karena hasutan Harang dan Sora

    yang telah bangkit kembali. Itu adalah kesempatannya

    menyatukan kekuatan pasangan Phoenix dan Naga Hitam dari

    neraka milik Kim Hwan untuk mengubah kegelapan menjadi

    kedamaian. Dengan bantuan pengawal setia Hwan yang

    berhasil mengulur waktu, Pasangan itu terus menyatukan

    kekuatan itu hingga berhasil menyapu seluruh kegelapan.

    Semua berjalan dengan lancar, dan seluruh dunia hidup dalam

    kedamaian.

    2.3.3 Situasi Akhir

    Situasi ini merupakan bukti bahwa subjek telah

    mendapatkan objek dengan bantuan para penolong. Situasi akhir

    ini menggambarkan kebahagiaan pasangan Raja dan Ratu besar

    kerajaan Widaehan. Semua konflik telah berakhir dengan

    kedamaian. Mereka akhirnya menikah secara resmi di kerajaan

    Widaehan dengan restu seluruh klan. Mereka kemudian dikaruniai

    seorang putri yang kuat dan cantik. Putri itu diberi nama Kim Hyun

    Eun.

    2.4 Poros Semantik Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Pada bagian ini, peneliti akan membahas tentang tataran diskursif

    berupa tiga poros semantik dalam novel My Lord karya Ellina Exsli. Tiga

    poros semantik ini terdiri dari, (1) Poros Pencarian, (2) Poros Kekuatan,

    (3) Poros Komunikasi. Pembahasan tentang tataran diskursif ini menjadi

    puncak pencarian, pemahaman, serta penemuan makna yang terdapat

    dalam novel ini. Dengan mengungkap tiga poros semantik ini, kita bisa

    mengetahui bagaimana subjek mampu mendapatkan objek.

    Tiga poros semantik dalam novel fantasi My Lord ini bisa

    didapatkan setelah peneliti menganalisis struktur fungsionalnya. Pertama,

    poros pencarian dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh subjek. Kedua,

    poros kekuatan dilihat dari keseluruhan kekuatan penolong yang

    mendominasi sehingga penolong menang, dan dapat membantu subjek

    mendapatkan objek. Ketiga, dilihat dari keseluruhan keinginan aktan

    pengirim yang tidak terpenuhi. Berdasarkan cerita dalam novel fantasi My

    Lord karya Ellina Exsli, dibentuklah tabel poros semantik sebagai berikut.

    Gambar 6 Poros Semantik Dalam Novel My Lord

    Poros Pencarian Poros Kekuatan Poros Komunikasi

    Kedamaian dan

    kebahagiaan

    Penolong Kuat

    Penentang Lemah

    Keninginan Pengirim

    tidak terpenuhi.

    Berdasarkan tabel di atas, penjelasan mengenai tiga poros semantik dalam

    novel fantasi My Lord adalah sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    2.4.1 Poros Pencarian

    Aktan yang difokuskan dalam poros pencarian ini adalah

    aktan subjek dan aktan objek. Poros ini menjelaskan Jung Hana

    sebagai objek yang diperjuangkan oleh Maharaja Kim Hwan

    sebagai subjek. Aktan dalam poros ini menjelaskan salah satu

    bentuk perbedaan kehidupan, yaitu kehidupan Kim Hwan sebagai

    Maharaja dari dunia fantasi dan kehidupan Jung Hana sebagai

    seorang manusia lemah dari bumi. Perbedaan lainnya yaitu dilihat

    dari penampilan Kim Hwan yang menggunakan pakaian kebesaran

    kerajaan berserta sepasang sayap di punggungnya.

    Pencarian ini bermula dari darah Jung Hana yang masuk ke

    dalam tubuh Kim Hwan, dan berhasil mengembalikan wujudnya

    dari sebuah patung menjadi seperti semula. Kim Hwan kemudian

    mengangkatnya menjadi Ratu Besar kerajaannya. Awalnya Hana

    takut. Namun, kehidupan baru itu pada akhirnya membuat dia

    nyaman, dan melupakan semua rasa sakit yang pernah dia terima

    selama di bumi. Maka dari itu, Kim Hwan menyatukan darahnya

    dengan Hana.

    Poros pencarian yang menonjol pada cerita ini yaitu

    pencarian akan kedamaian dan kebahagian. Di bumi, Hana

    merupakan manusia yang lemah yang mempunyai hati yang murni.

    Hidupnya selalu tersiksa dan penuh kesedihan. Begitupun dengan

    Hwan. Dia ingin mengembalikan kerajaannya yang telah terpecah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    karena keserakahan setiap klan yang ingin menguasai kerajaannya.

    Maka dari itu, Hwan harus mewujudkan tujuan itu bersama Hana.

    Hanya kemurnian hati Hana lah yang bisa menjadi pasangan Naga

    Hitamnya untuk mengubah kegelapan menjadi kedamaian.

    Dalam perjalanan pencarian, mereka menghadapi banyak

    penentang. Penentang itu berasal dari klan-klan di bawah kuasa

    Kim Hwan sendiri. Namun semua itu bisa mereka lewati. Hana

    bahkan telah mengusai sebagian kekuatan dari Kim Hwan sebagai

    pertahan diri. Dia juga berhasil mengambil kembali warisan kedua

    orang tua nya dari keluarga sang paman. Semakin mereka

    mendekati tujuan, semakin kuat keinginan penentang untuk

    menyingkirkan Hana.

    Hingga pada suatu perjalanan kehidupan, Hana di

    pertemukan dengan burung Phoenix. Hana dipilih menjadi Ratu

    Kerajaan Phoenix berkat kemurnian hatinya, sehingga dia bisa

    menguasai kekuatan Phoenix. Konon, kekuatan Phoenix ini adalah

    kekuatan pasangan Naga Hitam dari Neraka milik Kim Hwan.

    Maka jika kekuatan itu disatukan, maka seluruh kekuatan

    kegelapan semesta akan berubah menjadi kedamaian. Pada

    akhirnya mereka berhasil menyatukan kekuatan mereka, sehingga

    tujuan Kim Hwan bersama dengan Jung Hana telah tercapai, yaitu

    seluruh semesta hidup bahagia dalam kedamaian.

    2.4.2 Poros Kekuatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Poros kekuatan ini memfokuskan tiga aktan yaitu penolong,

    subjek, dan penentang. Dalam novel My Lord ini, terdapat satu

    keinginan yang paling utama untuk mencapai tujuannya yaitu

    mencari pasangan kekuatannya. Namun, ada beberapa keinginan

    lain yang dapat membantu mendapatkan keinginan yang paling

    utama. Dalam mencapai keinginannya tersebut, Kim Hwan dibantu

    oleh beberapa penolong.

    Dalam cerita ini, penolong 2,3,4, dan 5 (Shin, Ji Ho, Jae Ha

    dan Da Reum) paling sering muncul. Mereka adalah pengawal

    setia Kim Hwan. Berkali-kali Ratu Sora (penentang 1) dan Raja

    Harang (penentang 2) menconba menyakiti Hana, mereka terus

    membantu Kim Hwan menghadapi musuh dan melindungi Hana.

    Mereka mengeluarkan semua kekuatan mereka demi melindungi

    Kim Hwan dan Hana. Mereka juga membantu Hana merebut

    kembali perusahaan orang tuanya yang telah direbut oleh keluarga

    pamannya. Bahkan Shin (penolong 2) dan Da Reum (penolong 5)

    sempat mengorbankan nyawa demi keselamatan Hana sebelum

    melakukan perjanjian darah dengan Kim Hwan.

    Selanjutnya peran para peri (penolong 7) di tengah hutan.

    Ketika sihir benang merah milik Ahn Tae Hwa (penentang 3) yang

    melingkari pergelangan kaki Hana memudar dan benar-benar

    terlepas dari kaki Hana, dia jatuh dan menghilang. Para peri inilah

    yang menyelamatkan dan mengobati Hana dengan kekuatan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    mereka punya. Mereka merawat Hana dengan baik. Meskipun

    mereka tidak mengetahui siapa Hana sebenarnya, tetapi secara

    tidak langsung mereka melindungi kekuatan pasangan Raja Besar

    mereka. Selama dua bulan lamanya Hana tinggal bersama mereka,

    hingga akhirnya Kim Hwan datang menjemput Hana kembali.

    Ketika Raja Harang yang bangkit kembali berkat darah

    Hana, dia menghabisi Hana hingga Hana jatuh pada titik

    terlemahnya. Hana tak sadarkan diri. Saat itu Jaemin (penolong 6)

    membawa tubuh Hana. Jaemin tidak dapat menahan rasa sakit di

    dadanya saat melihat kondisi Hana. Dia menangis hingga

    membasahi tubuh Hana. Kemudian dia melempar tubuh Hana ke

    dalam laut yang kelam.

    Di laut terdalam, tubuh Hana mengeluarkan cahaya putih.

    Air mata Jaemin yang melekat di tubuh Hana merupakan ait mata

    ketulusan yang dapat membuka gerbang kerajaan Phoenix yang

    tersembunyi. Saat itulah Hana bertemu dengan penolong 1/utama

    yaitu burung Phoenix. Burung Phoenix adalah penolong terakhir

    yang muncul pada puncak cerita. Dia memberi kekuatan Phoenix

    kepada Hana, dan Hana dipilih sebagai Ratu Kerajaan Phoenix

    karena kemurahan hatinya. Setelah mendapat kekuatan pasangan

    Naga Hitam itu, Hana kembali kepada Kim Hwan dan menyatukan

    kekuatan Phoenix dan Naga Hitam dari Neraka, dan mengakhiri

    semuanya dengan kebahagiaan dan kedamaian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    2.4.3 Poros Komunikasi

    Poros komunikasi ini meliputi tiga aktan, yaitu pengirim,

    objek dan subjek. Cerita My Lord ini diawali dengan hubungan

    pengirim 1 (keluarga Jung Sae Ah) yang tidak harmonis. Mereka

    merebut warisan kedua orang tua Hana dan menjadikan Hana

    pembantu di rumahnya sendiri. Bahkan di sekolahnya sendiri ia

    dibenci oleh teman-temannya. Terutama Shin Hara (pengirim 2),

    Byun Mari (pengirim 3), dan sepupunya sendiri Jung Sae Ah

    (pengirim 1).

    Sae Ah dan teman-temannya sebagai pengirim mendorong

    Hana ke jurang saat mereka sedang mencari air. Saat itu sedang

    ada acara perkemahan sekolah. Hana jatuh ke dalam jurang, dan

    hanya pasrah dengan nasibnya. Dari kejadian itulah Hana sebagai

    objek bertemu Kim Hwan (subjek). Karena perintah Kim Hwan,

    pengawal setianya berhasil menyingkirkan Shin Hara dan Byun

    Mari temannya. Bersama dengan Kim Hwan dia mencari

    kebahagiaan yang tidak pernah dia dapat di bumi. Sampai akhirnya

    dia kembali ke bumi untuk mengambil kembali apa yang

    seharusnya menjadi haknya dari keluarga pamannya, hingga

    keluarga itu kehilangan semuanya.

    2.5 Rangkuman

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Pada bab II ini,