kajian naratologi dan citra perempuan dalam novel...
TRANSCRIPT
-
i
KAJIAN NARATOLOGI DAN CITRA PEREMPUAN
DALAM NOVEL FANTASI MY LORD
KARYA ELLINA EXSLI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Yuditha Tiffany A. D. Gero
NIM. 154114040
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
MOTTO
“If you want to be happy, be.”
~Leo Tolstoy~
“Mulailah dari tempatmu berada,
Gunakan yang kau punya,
Lakukan yang kau bisa.”
~Arthur Ashe~
“No matter who you are, where you‟re from,
your skin colour, your gender identity, just speak yourself.”
~Kim Nam Joon~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian
Naratologi dan Citra Perempuan dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina
Exsli”. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari banyak pihak, akan sulit untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih untuk Papa Richardus A. P. Gero, Mama Monika Nurbeda
dan adik Cornelius S. J. Riffando Gero yang selalu memberi semangat, doa dan
cinta yang tulus untuk kakak selama ini. Kakak sayang Papa, Mama dan Ipang
selamanya.
Terima kasih juga saya ucapkan untuk para dosen Sastra Indonesia yang
sangat luar biasa, Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum dan Ibu Susilawati
Endah Peni Adji, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum., Bapak Drs. B.
Rahmanto, M.Hum., Bapak Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., Ibu Maria
Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., Bapak Rano Sumarno, S.Sn., Alm. Bapak
Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., dan Alm. Kakek Drs. A. Herry Antono,
M.Hum. yang telah membantu saya secara akademis dalam menjalankan
perkuliahan ini.
Untuk sahabat-sahabat yang selalu menyemangati saya, Meri Tiana Yan,
si kembar Helda Door dan Heldy Door, Yuni Dambur, Cellin Nathasya Mujur,
Kak Ninis Humairoh, Kak Emma Handayani, terima kasih selalu ada untuk saya.
Saya menyayangi kalian.
Tidak lupa juga untuk keluarga Sastra Indonesia angkatan „15 yang saya
cintai. Juga untuk grup KKN Kurahan Turah: Melani, Sinta, Bimo, Vena, Alethe,
Cindy, Aldo. Yang terakhir untuk teman-teman DC Yogyakarta yang saya
banggakan, terutama untuk anak Epsilon DC (Elin, Uput, Elly, Bila) yang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
ABSTRAK
Gero, Yuditha Tiffany A. Deasy. 2019. “Kajian Naratologi dan Citra
Perempuan dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli”. Skripsi
Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra indonesia. Fakultas Sastra.
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas citra perempuan yang terdapat dalam novel My
Lord karya Ellina Exsli dengan menggunakan kajian struktural naratologi. Hal
menarik dari novel ini adalah bentuknya yang berupa cerita bergenre fantasi yang
ditulis oleh penulis asal Padang, Indonesia. Hal tersebut membuka permasalahan
tentang kajian struktur naratologi dan citra perempuan dalam cerita.
Sehubungan dengan masalah di atas, penelitian ini menggunakan teori
struktural naratologi A. J. Greimas. Teori ini digunakan untuk mencari struktur
aktansial, struktur fungsional, dan tiga poros semantik yang terdapat dalam novel
fantasi My Lord. Setelah melihat struktur cerita dari novel fantasi ini, peneliti
mencoba menemukan citra perempuan yang dilihat dari beberapa tokoh
perempuan sebagai aktan. Dalam pembahasan ini, metode kepustakaan digunakan
untuk mengumpulkan data. Pada bagian pengolahan data digunakan metode
formal (struktur). Lalu, hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode
deskriptif kualititif
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut. Pertama, terdapat
tiga pasang oposisi biner yang terdiri dari pengirim vs penerima (Keluarga Jung
Sae Ah, Mari dan Hara vs Kim Hwan), subjek vs objek (Kim Hwan vs Jung
Hana), dan penolong vs penentang (Burung Phoenix. Shin, Ji Ho, Jae Ha, Da
Reum, Jaemin dan beberapa peri vs Ratu dan Raja Iblis, Raja Vampir, dan Putri
Neptunus). Kedua, berisi tentang kisah perjalanan Kim Hwan dalam mencari cinta
dan kedamaian. Ketiga, berisi gambaran citra diri dan citra sosial dari tokoh Hana
dan Sora.
Kata Kunci: Fantasi, Struktur Naratologi, Perspektif Greimas, Citra Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
ABSTRACK
Gero, Yuditha Tiffany A. Deasy. 2019. “Naratology and Image of Women's
Studies in Ellina Exsli's My Lord Fantasy Novel”. An Undergraduate
Thesis (S1). Yogyakarta: Indonesian Letters Study Program. Faculty
of Letters. Sanata Dharma University.
This study talked the image of woman in a novel entitled My Lord by
Ellina Exsli with structural studies of A. J. Greimas naratology. The interesting
thing about this novel was the form of a fantasy genre written by an author from
Padang, Indonesia. This opened up the problem about the study of the narrative
structure and the women‟s image in the story.
In relation with the problem above, this study used the structural theory of
A. J. Greimas naratology. This theory was used to analyze the aktansial structure,
functional structure, and three semantic shafts in fantasy novel entitled My Lord. After looking at the story structure of this fantasy novel, writer tried to find the
image of women seen from several female characters as actan. This study used
library review method in collecting data. To analyze the data, the method was
formal method (structure). Then, the results of the analyze were presented using
qualitative descriptive method.
The results of this research are as follows. First, there were three pairs of
binary opposition consisting of senders vs. receiver (Jung Sae Ah‟s family, Mari
and Hara vs. Kim Hwan), subject vs object (Kim Hwan vs Jung Hana), and helper
vs. opponent (Phoenix bird. Shin, Ji Ho, Jae Ha, Da Reum, Jaemin and some
fairies vs. Devil King and Queen, Vampire King, and Princess Mermaid).
Secondly, it was talked about the story of Kim Hwan's journey in seeking love
and peace. Third, it contains about self-image and social image of Hana and Sora.
Keyword: fantasy, narrative structure, Greimas perspective, women’s image.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
MOTTO ................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................... x
ABSTRACK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6
1.6 Kerangka Teori ......................................................................................... 7
1.7 Metode Penelitian ................................................................................... 16
1.8 Sistematika Penyajian ............................................................................. 19
BAB II ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL, STRUKTUR
FUNGSIONAL, DAN POROS SEMANTIK DALAM NOVEL
FANTASI MY LORD KARYA ELLINA EXSLI ................................. 22
2.1 Pengantar ................................................................................................ 22
2.2 Struktur Aktansial Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli ............... 23
2.3 Struktur Fungsional Dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli 40
2.4 Poros Semantik Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli ................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
2.5 Rangkuman ............................................................................................. 53
BAB III CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL FANTASI MY LORD
KARYA ELLINA EXSLI ....................................................................... 56
3.1 Pengantar ..................................................................................................... 56
3.2 Citra Diri Perempuan ................................................................................... 57
3.2.1 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Fisik ............................................. 57
3.2.2 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Psikis ........................................... 62
3.3 Citra Sosial Perempuan ............................................................................... 67
3.3.1 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Keluarga ................................... 68
3.3.2 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Masyarakat ............................... 72
3.4 Rangkuman ................................................................................................. 75
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 77
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 77
4.2 Saran ............................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82
LAMPIRAN ......................................................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Aktansial .................................................................................. 9
Gambar 2 Struktur Fungsional .............................................................................. 11
Gambar 3 Poros Semantik ..................................................................................... 12
Gambar 4 Struktur Aktansial Novel My Lord ...................................................... 24
Gambar 5 Struktur Fungsional Novel Fantasi My Lord ....................................... 41
Gambar 6 Poros Semantik Dalam Novel My Lord ............................................... 48
Gambar 7 Rangkuman Struktur Naratologi A. J. Greimas ................................... 54
Gambar 8 Rangkuman Citra Perempuan Dalam Novel My Lord ......................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan melalui
kreativitas pengarang. Kreativitas ini dapat bersumber dari imajinasi
pengarang atau hasil observasi pengarang terhadap realitas yang
dihadapinya. Jakob Sumardjo juga menjelaskan bahwa karya sastra
merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya.
Novel, yang merupakan salah satu genre sastra juga merupakan produk
kehidupan yang banyak mengandung nilai-nilai sosial, politik, etika, religi,
dan filsafat yang bertolak dari pengungkapan kembali fenomena
kehidupan (Sardjono, 1992:10).
Menurut Jassin, novel merupakan suatu cerita yang bermain dalam
dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih
banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih
mengenai sesuatu episode (Nurgiantoro 2010:16). Dalam penelitian ini,
genre novel yang diteliti yaitu novel fantasi.
Menurut Wikipedia dengan artikel berjudul “Fantasi”, Fantasi
adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang
tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata
lain untuk fantasi adalah imajinasi. Fantasi bisa juga merupakan genre
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
fiksi, yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu
elemen plot, tema dan setting dalam sebuah cerita.
Dalam karya sastra, sosok perempuan sering dijadikan objek
pencitraan. Citra perempuan merupakan wujud dari gambaran mental
spiritual dan tingkah laku sehari-hari yang diekspresikan oleh perempuan
dalam berbagai aspek antara lain, aspek fisik dan aspek psikis sebagai citra
diri perempuan, serta aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial
(Sugihastuti. 2000:7). Oleh sebab itu, citra perempuan memiliki hubungan
yang erat dengan sosial masyarakat yang ada dalam suatu daerah.
Dari berbagai penelitian dengan perempuan sebagai objek
pencitraan, peneliti tertarik untuk mengkaji citra perempuan untuk
mengungkap citra yang terdapat dalam novel fantasi berjudul My Lord
karya Ellina Exsli. Peneliti ingin meneliti bagaimana citra seorang
perempuan yang hidup dalam dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia
fantasi.
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis sebatang kara
bernama Jung Hana yang bertemu dengan Hwan, raja di atas segala klan.
Hana mengira bahwa pertemuannya dengan Hwan adalah malapetaka
kedua setelah kepergian kedua orangtuanya. Vampir, serigala, peri,
penyihir, mermaid (duyung), bahkan iblis, berada di bawah kuasa Hwan.
Gilanya, Hwan mengangkat Hana yang hanya seorang manusia biasa
sebagai ratunya. Karena kelembutan yang diberikan Hwan kepada Hana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
malapetaka itu datang. Satu persatu makhluk di bawah kuasa Hwan
berlomba mengejar kematian Hana.
Berdasarkan masalah yang akan dibahas, yaitu struktur dan fungsi
unsurnya, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
naratologi A. J. Greimas. Penelitian dimulai dengan menentukan struktur
teks melalui tiga langkah. Langkah pertama yaitu menentukan skema
aktansial: tataran naratif sintaksis. Kedua, menentukan tahap analisis
struktur fungsional. Ketiga, menentukan tataran diskursif: poros semantik.
Skema aktansial merupakan peran yang dilakukan oleh seseorang
atau sesuatu. Seorang tokoh dapat menempati fungsi aktan yang berbeda,
yang bertujuan untuk menerangkan tindakan logis dan bermakna yang
membentuk narasi. Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan
peran subjek dalam rangka melaksanakan tugas dari pengirim yang
terdapat dalam aktan. Sedangkan poros semantik digunakan untuk
memahami makna cerita.
“Kajian Naratologi dan Citra Perempuan dalam Novel Fantasi My
Lord Karya Ellina Exsli” dipilih sebagai judul untuk skripsi ini karena
peneliti menggunakan novel berjudul My Lord sebagai objek material
yang diteliti. Selain itu, teori yang digunakan adalah teori Naratologi A. J.
Greimas.
Topik penelitian “Kajian Naratologi dan Citra Perempuan dalam
Novel Fantasi My Lord Karya Ellina Exsli” ini juga dipilih dengan tiga
alasan. Pertama, novel fantasi ini belum pernah diteliti untuk mengungkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
citra perempuan, baik fisik, psikis, maupun sosial dengan menggunakan
kajian naratologi Greimas. Kedua, persoalan kekuasaan patriarki yang
menyudutkan citra kaum perempuan, sehingga studi ini dapat mengangkat
citra perempuan. Ketiga, novel ini mengungkap citra perempuan dalam
dua dunia yang berbeda. Dengan demikian, peneliti memilih novel ini
sebagai sumber data.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimanakah struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros
semantik dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli?
1.2.2 Bagaimanakah citra perempuan dalam novel fantasi My Lord karya
Ellina Exsli?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki dua tujuan
sebagai berikut.
1.3.1 Menganalisis struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik
dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli.
1.3.2 Menganalisis citra perempuan dalam novel fantasi My Lord karya Ellina
Exsli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi jawaban
mengenai peran tokoh-tokoh dalam cerita fantasi My Lord. Selain itu,
penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan baru bagi pembaca
tentang analisis citra perempuan dalam novel fantasi My Lord.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah penerapan naratologi
A. J. Greimas. Melalui penelitian ini, diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan baru mengenai struktur aktansial, struktur
fungsional, dan poros semantik dalam novel fantasi My Lord. Dengan
topik fantasi ini juga pembaca mampu memahami sesuatu yang imajiner.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan
apresiasi terhadap kajian karya sastra yang berkaitan dengan citra
perempuan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan
bagi siapapun yang ingin meneliti karya sastra menggunakan naratologi A.
J. Greimas. Terutama untuk siswa SMP atau SMA, penelitian ini
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan analisis suatu masalah. Di
samping itu penelitian ini juga diharapkan bisa memberi pengetahuan
tentang perwujudan citra perempuan dalam novel Fantasi My Lord.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang novel-novel fantasi sudah banyak dilakukan.
Namun, novel fantasi berjudul My Lord karya Ellina Exsli ini belum
pernah diteliti. Penelitian yang menggunakan teori Naratologi A. J.
Greimas pun telah banyak diterapkan dalam berbagai penelitian, misalnya
penelitian yang dilakukan oleh Maharani (Juli 2018) dengan judul “Tiga
Versi Cerita Panji: Kajian Naratologi Menurut Perspektif A. J. Greimas”.
Dalam penelitiannya dituliskan tentang naratologi strukturalisme Tiga
Versi Cerita Panji yakni Keong Emas, Ande-ande Lumut dan Entit.
Ketiganya merupakan cerita rakyat Jawa Timur yang diteliti menggunakan
naratologi A. J. Greimas dengan menganalisis struktur aktansial, struktur
fungsional dan tiga poros semantik.
Penelitian lain yang menggunakan perspektif Greimas adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sahril (2014) yang berjudul “Analisis
Struktur Aktan dan Model Fungsional Legenda Putri Hijau”. Dalam
penelitiannya dia membentuk skema aktansial yang terdiri dari pengirim,
obyek, penerima, pendukung, subyek, dan penghalang, serta skema
fungsional yang terdiri dari situasi awal, transformasi, dan situasi akhir.
Penelitian tentang citra perempuan dalam novel fantasi berjudul
My Lord karya Ellina Exsli ini juga belum pernah diteliti sebelumnya.
Namun penelitian tentang citra perempuan telah banyak dilakukan,
misalnya penelitian yang dilakukan oleh Mbulu (2017) yang berjudul
“Citra Perempuan dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Darmono:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Kritik Sastra Feminisme”. Dalam penelitiannya dituliskan tentang citra
perempuan, yakni citra diri wanita yang meliputi aspek fisik dan psikis,
serta citra sosial wanita yang merupakan masalah pengalaman diri yang
menentukan interaksi sosial wanita dalam masyarakat.
Penelitian lain tentang citra perempuan yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Priharlina (2009) dengan judul “Citra Perempuan Dalam
Novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani Karya Dewi Linggasari
Tinjauan Sosiologi Sastra”. Dalam penelitiannya, citra perempuan yang
dianalisis meliputi citra diri perempuan baik secara fisik maupun psikis,
citra sosial perempuan dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat, serta perempuan dalam budaya Suku Dani di Papua.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang struktur
aktan, struktur fungsional dan poros semantik yang terdapat dalam novel
fantasi berjudul “My Lord” karya Ellina Exsli. Kemudian dari struktur
yang telah dianalisis, penulis mencoba mencari citra perempuan dari dua
tokoh perempuan yang paling berpengaruh dalam cerita.
1.6 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, teori atau pendekatan pertama yang
digunakan yaitu pendekatan Naratologi Struktural A. J. Greimas yang
terdiri dari struktur aktansial, struktur fungsional dan poros semantik.
Setelah itu, peneliti menganalisis citra perempuan berupa citra fisik, psikis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
keluarga dan sosial perempuan dalam novel fantasi My Lord karya Ellina
Exsli.
1.6.1 Naratologi Struktural A. J. Greimas
Taum (2011), menjelaskan bahwa teori struktural yang
dikembangkan oleh A. J. Greimas meliputi dua tahapan struktur yaitu,
struktur lahir dan struktur batin. Struktur lahir yaitu tataran tentang
bagaimana carita dikemukakan (penceritaan). Sedangkan struktur
batin yaitu tataran imanen yang meliputi tataran analisis sintaksis
naratif (skema aktan dan skema fungsional), dan tataran diskursif yang
mencakup tiga poros semantik. Struktur batin inilah yang akan di
analisis dalam penelitian ini.
1.6.1.1 Struktur Aktansial
Sebelumnya, Vladimir Propp telah memperkenalkan unsur
naratif terkecil yang bersifat tetap dalam sebuah karya sastra yang
disebut fungsi (Todorov, 1985:48). Berdasarkan teori Propp ini, A.
J. Greimas mengemukakan teori aktan yang menjadi dasar sebuah
analisis naratif yang universal.
Greimas mengemukakan model tiga pasang oposisi biner
yang merupakan pola dasar yang selalu berulang dalam semua
cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan. Tiga pasang
oposisi biner itu meliputi: subjek versus objek, pengirim versus
penerima, dan penolong versus penentang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Aktan dapat menempati enam fungsi, yaitu subjek
(subject), objek (object), pengirim (sender), penerima (receiver),
penolong (helper), dan penentang (opponent). Dari ketiga
pasangan oposisi ini, pasangan subjek versus objeklah yang paling
penting. Subjek biasanya diperankan oleh seseorang, sedangkan
objek terdiri atas kehendak yang harus dicapai misalnya,
kebebasan, keadilan, cinta, dan lain-lain (Taum, 2011:143).
Jika disusun dalam sebuah pola peranan aktansial, maka
bagannya akan tampak sebagai berikut:
Gambar 1 Struktur Aktansial
Aktan adalah satuan naratif terkecil berupa unsur sintaksis yang
mempunyai fungsi tertentu. Aktan merupakan peran-peran abstrak yang
dimainkan oleh seorang atau sejumlah pelaku. Kajian terhadap sebuah
PENGIRIM
(sender)
OBJEK
(object)
PENERIMA
(receiver)
SUBJEK
(subject)
PENOLONG
(helper)
PENENTANG
(opponent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
cerita tidak harus terpaku pada satu skema aktan saja, karena sebuah cerita
dapat saja memiliki beberapa skema aktan. Fungsi adalah satuan dasar
cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna yang membentuk
narasi. Tanda panah pada skema aktansial merupakan unsur penting yang
menghubungkan fungsi masing-masing aktan.
Fungsi dan kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai
berikut:
1) Pengirim (sender) adalah seorang yang menjadi sumber ide dan
penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa kepada subyek untuk
mencapai objek.
2) Objek (object) adalah seseorang atau sesuatu yang diinginkan oleh
subjek atas ide pengirim.
3) Subjek (subject) adalah aktan yang mendapat tugas mencari dan
mendapatkan objek dari pengirim.
4) Penolong (helper) adalah aktan yang membantu dan mempermudah
usaha subjek untuk mendapatkan objek.
5) Penentang (opponent) adalah aktan yang menentang atau menghalangi
usaha subjek dalam mencapai objek.
6) Penerima (receiver) adalah aktan yang menerima objek yang
diusahakan oleh subjek.
Di antara subjek dan objek ada tujuan, di antara pengirim
dan penerima ada komunikasi, dan di antara penolong dan
penentang dan bantuan dan pertentangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
1.6.1.2 Struktur Fungsional
Selain menunjukkan struktur aktansial, Greimas juga
menunjukkan struktur fungsional. Struktur fungsional untuk
menguraikan peran subjek dalam rangka melaksanakan tugas dari
pengirim yang terdapat dalam aktan. Struktur fungsional dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, situasi awal, transformasi, dan situasi
akhir. Berikut adalah bentuk tabel struktur fungsional.
Gambar 2 Struktur Fungsional
I II III
SITUASI
AWAL
TRANSFORMASI SITUASI
AKHIR Tahap Uji
Kecakapan
Tahap
Utama
Tahap
Kegemilangan
1) Situasi awal
Situasi cerita menggambarkan keadaan sebelum ada
suatu peristiwa yang mengganggu keseimbangan. Pada
situasi awal, subjek mulai mencari objek dengan alasan dari
si pengirim. Di situlah subjek menjalani ujian kecakapan
(Taum, 2011:147).
2) Transformasi
Tahap transformasi memiliki tiga tahap cobaan,
yaitu tahap kecakapan, tahap utama, dan tahap
kegemilangan. Ketiga tahapan ini menunjukan usaha subjek
dalam mendapatkan objek. Dalam tahap ini akan muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
aktan penentang dan penolong. Tahap cobaan yang
membawa kegemilangan merupakan bagian subjek dalam
menghadapi pahlawan palsu, misalnya musuh dalam
selimut. Bila tak ada pahlawan palsu, maka subjek adalah
pahlawan (Taum, 2011:147)
3) Situasi Akhir
Situasi akhir merupakan keseimbangan karena situasi
telah kembali ke keadaan semula. Semua konflik telah berakhir
dan mengungkapkan apakah subjek berhasil atau gagal dalam
mendapatkan objek (Taum. 2011:147).
1.6.1.3 Poros Semantik
Poros semantik digunakan untuk mencari tujuan cerita. Dalam
tataran diskursif, ada tiga poros semantik yang dikemukakan A. J.
Greimas, yaitu poros komunikasi, poros pencarian, dan poros kekuatan.
Gambar 3 Poros Semantik
Poros Komunikasi
Pengirim Objek Penerima
Poros Pencarian
Penolong Subjek Penentang
Poros Kekuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
1) Poros Komunikasi
Poros komunikasi merupakan bentuk terjalinnya
komunikasi antara pengirim dengan penerima melalui objek yang
merupakan cita-cita ideal yang diperjuangkan di dalam teks.
2) Poros Pencarian
Poros pencarian merupakan fokus dari poros semantik A. J.
Greimas yang mengungkapkan interaksi pengirim dalam
menginspirasi subjek untuk mencari objek.
3) Poros Kekuatan
Poros kekuatan merupakan hal terpenting dalam
memperjuangkan objek dengan memenuhi amanat dan tuntunan
leluhur sebagai pengampu adat yang bertanggung jawab atas
penegakan adat. Ada dua hal yang mempengaruhi perjuangan
objek, yaitu pendukung dan penghalang.
1.6.2 Citra Perempuan
Altend mengemukakan bahwa citraan adalah gambar-gambar
dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya, sedangkan setiap
gambar pikiran disebut citra atau imaji (Pradopo, 1987:80).
Citra perempuan yang dimaksud adalah semua gambaran mental
spiritual dan tingkah laku sehari-hari perempuan, yang menunjukan
“wajah” dan ciri khas perempuan sebagai makhluk individu dan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
makhluk sosial (Sugihastuti, 2000:7), sehingga perempuan dicitrakan
sebagai makhluk individu yang beraspek keluarga dan masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis citra perempuan dalam
novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli, lebih khusus pada dua tokoh
utama perempuan yaitu Jung Hana dan Kim Sora. Citra perempuan
meliputi citra pribadi perempuan dan Citra sosial perempuan. Citra diri
perempuan terdiri dari citra fisik dan citra psikis, sedangkan citra sosial
perempuan meliputi keluarga dan masyarakat.
1.6.2.1 Citra Diri Perempuan
Citra diri perempuan terwujud sebagai sosok individu yang
mempunyai pendirian dan pilihan sendiri atas berbagai
aktivitasnya. Perempuan memiliki kemampuan untuk berkembang
dan membangun dirinya dan bertanggung jawab atas potensi diri
sendiri sebagai makhluk individu. Citra diri perempuan
memperlihatkan bahwa apa yang dipandang sebagai perilaku
wanita bergantung pada bagaimana aspek fisik dan psikis
diasosisasikan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
(Sugihastuti, 2000:113). Citra diri perempuan ini diabstraksikan
dan diklarifikasikan menjadi dua aspek, yaitu citra fisik dan citra
psikis perempuan.
a) Citra Fisik
Dalam aspek fisik, citra perempuan dilihat dari
pengalaman-pengalaman tertentu yang hanya dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
perempuan dan tidak dialami oleh pria, misalnya
melahirkan dan merawat anak (Sugihastuti, 2000:112).
Citra perempuan yang tergambar adalah citra
perempuan dewasa, perempuan yang sudah berumah
tangga. Selain itu, masa perkawinan dapat
mengisyaratkan bahwa secara fisik, perempuan
ditunjukkan sebagai perempuan dewasa (Sugihastuti,
2000:85).
b) Citra Psikis
Dalam aspek psikis, kejiwaan perempuan dewasa
ditandai oleh sikap pertanggungjawaban penuh terhadap
diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukan diri sendiri
(Kartono via Sugihastuti, 2000:100).
1.6.2.2 Citra Sosial Perempuan
Pada dasarnya citra sosial perempuan merupakan citra
perempuan yang erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai
yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Kelompok
masyarakat itu adalah kelompok keluarga dan kelompok
masyarakat luas (Sugihastuti, 2000:143). Namun dalam penelitian
ini, citra sosial perempuan lebih mengarah kepada situasi sosial
dalam sebuah dunia fantasi. Citra sosial perempuan ini dibagi
menjadi dua aspek, yaitu citra perempuan dalam keluarga dan citra
sosial perempuan dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
a) Citra Sosial dalam Keluarga
Dalam aspek keluarga, citra sosial perempuan
berhubungan dengan peran sebagai istri, ibu, dan
sebagai anggota keluarga yang semuanya menimbulkan
konsekuensi sikap sosial yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya.
b) Citra Sosial dalam Masyarakat
Dalam aspek masyarakat, perempuan dalam sikap
sosialnya terbentuk karena pengalaman pribadi,
pengalaman budaya, dan pengalaman sosialnya
(Sugihastuti, 2000:xvi). Hubungan wanita dalam
masyarakat dimulai dari hubungan antar orang lain,
termasuk hubungan antara wanita dengan pria
(Sugihastuti, 2000:132).
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti
untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
diajukan (Nasir, 1988:51). Metode dalam penelitian ini meliputi jenis
penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode
penyajian hasil analisis data, dan sumber data.
1.7.1 Jenis Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Secara umum, penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma penelitian M. H. Abrams. Dalam paradigma Abrams,
terdapat empat pendekatan untuk melihat karya sastra secara
keseluruhan, yakni pendekatan objektif, pendekatan ekspresif,
pendekatan mimetik, dan pendekatan pragmatik (Taum. 1997: 17).
Berdasarkan topik, penelitian ini menggunakan pendekatan
objektif dan mimetik. Menurut Abrams, pendekatan mimetik
merupakan pendekatan estetis yang paling primitif. Akar
sejarahnya terkandung dalam pandangan Plato dan Aristoteles.
Menurut Plato, dasar pertimbangannya adalah dunia pengalaman
yaitu karya sastra itu sendiri tidak bisa mewakili kenyataan yang
seungguhnya, melainkan hanya sebagai peniruan. Secara hierarkis
dengan demikian karya seni berada di bawah kenyataan.
Pandangan ini ditolak oleh Aristoteles dengan argumentasi bahwa
karya seni berusaha menyucikan jiwa manusia sebagai katharsis
(penyucian terhadap jiwa). Di samping itu juga karya seni berusaha
membangun dunianya sendiri (Ratna, 2000: 70).
Pendekatan objektif ini digunakan untuk mengaplikasikan
teori sastra yang mengutamakan aspek struktur karya, yaitu teori
struktural A. J. Greimas. Inti dari teori ini adalah menganalisis
struktur Aktansial, Fungsional dan Poros Semantik. Pendekatan
objektif dalam penelitian ini dilanjutkan dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
mimetik, khususnya pendekatan sosiologi sastra untuk
menganalisis citra perempuan dalam dua dunia yaitu dunia nyata
dan dunia fantasi.
1.7.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
kepustakaan, yaitu membaca banyak pustaka, termasuk karya yang
berhubungan dengan topik yang diteliti secara cermat. Metode lain
yaitu dengan menggunakan teknik catat data-data yang sesuai
dengan topik yang diteliti. Untuk referensi penunjang, penulis
menggunakan data-data yang diperoleh dari pustaka lain seperti
artikel-artikel yang terdapat dalam jaringan internet.
1.7.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode formal dan deskriptif analisis. Metode formal
adalah metode yang digunakan untuk menganalisis unsur-unsur
karya sastra sesuai dengan peralatan yang terkandung di dalamnya
(Ratna, 2004:49). Metode ini digunakan untuk menganalisis
struktur novel My Lord karya Ellina Exsli menggunakan naratologi
A. J. Greimas.
Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan
dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul
dengan analisis (Ratna, 2009:53). Metode deskriptif analisis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
digunakan untuk menganalisis dan menentukan citra perempuan
dalam novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli.
1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah metode penyajian
hasil analisis data yang berupa pemaknaan karya sastra yang
disajikan secara deskriptif (Ratna, 2004: 46).
1.7.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa karya sastra (novel
fantasi).
Judul : My Lord
Pengarang : Ellina Exsli
Penerbit : Fantasious
Tahun terbit : 2018
Halaman : 344 halaman
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian masalah dalam penelitian ini terdiri
dari empat bab. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari (a) latar
belakang yang berisi uraian tentang pernyataan topik, pengertian
hal-hal, permasalahan yang dibahas dan alasan-alasan yang
mendasari penentuan penelitian ini, (b) rumusan masalah yang
berisi rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
(c) tujuan penelitian yang berisi rumusan tujuan yang hendak
dicapai dalam penyusunan penelitian ini, (d) manfaat hasil
penelitian yang berisi uraian tentang manfaat atau kegunaan hasil
penelitian, (e) tinjauan pustaka yang berisi uraian singkat dan
sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan ini, (f) kerangka teori yang
berisi kerangka berpikir yang akan dipakai untuk memecahkan
permasalahan pada penelitian ini, (g) metode penelitian yang berisi
prosedur dan cara yang akan ditempuh oleh peneliti dalam rangka
memecahkan masalah pada penelitian ini, (h) sistematika penyajian
yang berisi uraian hasil analisis penelitian yang dilaporkan secara
sistematis.
Bab II berisi tentang deskripsi struktur aktansial, struktur
fungsional, dan poros semantik dalam novel fantasi My Lord karya
Ellina Exsli.
Bab III berisi tentang analisis citra perempuan yang terdiri
dari citra diri dan citra sosisal dalam novel fantasi My Lord karya
Ellina Exsli.
Bab IV berisi penutup yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang dimaksud yaitu berisi uraian mengenai
keseluruhan hasil analisis dari ke-dua masalah di atas. Saran yang
dimaksud dari penelitian ini yaitu memberi saran kepada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
berikutnya yang akan mengkaji dalam perspektif yang sama agar
menemukan kebaruan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
BAB II
ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL, STRUKTUR FUNGSIONAL,
DAN POROS SEMANTIK DALAM NOVEL FANTASI
MY LORD KARYA ELLINA EXSLI
2.1 Pengantar
Pada bab II (dua) ini akan dibahas mengenai analisis struktur
dengan naratologi A. J. Greimas. Novel yang dibahas akan dianalisis
dengan struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik. Novel
yang dibahas adalah novel karya Ellina Exsli berjudul My Lord.
Aktansial dalam teori Greimas, ditinjau dari segi tata cerita
menunjukkan hubungan yang berbeda-beda. Maksudnya, dalam suatu
skema aktan, suatu fungsi dapat menduduki beberapa peran, dan dari
karakter peran kriteria tokoh dapat diamati. Menurut Greimas, seorang
tokoh dapat menduduki beberapa fungsi dan peran di dalam suatu aktan
(Greimas, 1983: 202).
Aktan merupakan peran yang dimainkan oleh seorang atau
sejumlah orang. Aktan tidak hanya terpaku pada suatu tokoh, tetapi juga
dapat berbentuk sesuatu yang tidak berwujud seperti empati, kepedulian,
atau iri hati. Pada struktur ini, satu tokoh dapat menduduki beberapa
fungsi aktan yang berbeda. Seorang tokoh dapat menempati fungsi subjek
dan penolong, atau menempati fungsi pengirim, penerima, sekaligus
penentang. Unsur naratif terkecil ini dikelompokkan menjadi tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
pasangan oposisi biner yang meliputi enam aktan, yaitu subjek versus
objek, pengirim versus penerima, dan penolong versus penentang. Dari
ketiga pasangan oposisi biner tersebut, subjek versus objek adalah
pasangan oposisi yang paling penting, karena subjek merupakan aktan
yang menjalankan perintah dari pengirim dalam mendapatkan objek
(Taum, 2011: 142).
2.2 Struktur Aktansial Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli
Kisah ini berawal dari seorang gadis sebatang kara bernama Jung
Hana yang menjadi pembantu di rumahnya sendiri karena harta
peninggalan orangtuanya direbut keluarga pamannya. Dia dibenci oleh
paman, bibi, dan sepupunya Jung Sae Ah. Dia juga dibenci oleh teman-
teman sekolahnya, terutama tiga sekawan yaitu, Shin Hara (Putri Klan
Neptunus), Byun Mari, dan Jung Sae Ah yang tak lain adalah sepupunya
sendiri.
Suatu ketika, Hana jatuh dari jurang akibat ulah tiga sekawan,
Hara, Mari dan Sae Ah. Dari situlah Hana bertemu dengan Maharaja Kim
Hwan. Darah yang mengalir dari kening Hana berhasil menyelamatkan
Hwan dari kutukan Ratu Sora selama 729 tahun lamanya. Mulai saat itu,
Kim Hwan, sang Raja Besar Kerajaan Widaehan, raja di atas seluruh klan,
mengakui Jung Hana yang hanya seorang manusia lemah sebagai ratunya.
Kehidupan Hana berubah. Di satu sisi, semua kelembutan yang Hwan
tunjukkan membuat Hana jatuh pada perasaannya. Namun di sisi lain, satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
per satu makhluk di bawah kuasa Hwan berlomba-lomba mengincar
kematian Hana, yang memaksanya menentukan pilihan, yaitu menjadi
Hana yang naif, atau Hana yang akan menghancurkan siapa saja yang akan
menyakiti semua yang dia sayangi. Berikut adalah bagan struktur aktansial
novel My Lord.
Gambar 4 Struktur Aktansial Novel My Lord
Pengiri
Berdasarkan bagan di atas, terdapat enam aktan yang saling
berhubungan, sehinggga akan membentuk alur cerita dari novel My Lord.
Pengirim:
Jung Sae Ah dan
Keluarga, Mari,
dan Hara
Objek:
Jung Hana
Penerima:
Maharaja
Kim Hwan
Subjek:
Maharaja Kim
Hwan
Penolong:
Burung Phoenix, Nam
Shin, Lee Ji Ho, Ahn
Jae Ha, Ahn Da Reum,
Baek Jaemin, dan
beberapa peri.
Penentang:
Ratu & Raja dari
Klan Iblis, Raja dari
Klan Vampir, dan
Putri Klan Neptunus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Fungsi atau kedudukan dari masing-masing aktan tersebut adalah sebagai
berikut.
2.2.1 Pengirim (Sender)
Pengirim (sender) dalam novel My Lord ini adalah keluarga
Jung Hana sendiri, yaitu paman, bibi dan sepupunya Jung Sae Ah.
Kemudian Jung Sae Ah, melibatkan Byun Mari, dan Shin hara.
Mereka merupakan tiga sekawan yang populer di sekolahnya.
Mulai dari keluarga Sae Ah hingga teman-teman di sekolahnya
sangat membenci Hana.
Keluarga Sae Ah selalu menyusahkan Hana. Padahal
mereka tinggal di rumah peninggalan kedua orang tua Hana. Sejak
kepergian kedua orangtua Hana, pamannya merebut warisan yang
seharusnya menjadi milik Hana, sehingga Hana hanya dijadikan
pembantu di rumahnya sendiri. Apapun yang diperintahkan Jung
Sae Ah dan keluarganya terpaksa Hana turuti, karena dia sudah
tidak memiliki keluarga selain keluarga Jung Sae Ah. Tindakan
keluarga Jung Sae Ah ini merupakan awal geraknya cerita yang
membuat Hana sebagai objek merasa lelah dengan kehidupannya,
sehingga keluarga Sae Ah termasuk pengirim sekaligus penggerak
cerita.
“Jung Hana hanya bisa diam saat bibinya menumpahkan
segelas jus ke tumpukan baju yang akan ia bawa ke acara
perkemahan sekolah besok. Saat bibir tipisnya akan angkat
bicara, bibinya telah berlalu melewatinya tanpa
mengucapkan kata maaf, tanpa menganggapnya ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Jung Hana mendesah. Ingin rasanya ia berteriak karena
keadaan ini, namun dirinya hanya bisa menahan semua
kesal dan sedih di hati dan menjalankan semua pekerjaan
rumah tanpa lelah. Jung Hana benar-benar merasa sendiri.”
(Exsli, 2018:7).
Jung Sae Ah kemudian mempengaruhi teman-temannya
yaitu Byun Mari dan Shin Hara (putri dari Klan
Neptunus/Mermaid). Tidak ada satupun dari mereka bahkan teman
sekolah mereka yang mengetahui bahwa Shin Hara bukan manusia.
Tiga gadis di atas adalah murid paling populer di sekolahnya.
Mereka selalu membully Hana, apalagi Sae Ah yang sangat
membenci sang sepupu. Kehidupan Hana baik di rumah maupun di
sekolah tidak berbeda. Dia selalu saja tersiksa. Hingga suatu ketika,
tiga gadis populer bersama dengan Hana tersesat di suatu hutan
lebat ketika sedang mencari kayu bakar. Saat itu mereka sedang
mengadakan perkemahan sekolah. Mereka menganggap Hana
adalah penyebab mereka semua tersesat, karena sebelumnya
mereka menyuruh Hana untuk memandu perjalanan. Pada akhirnya
mereka menemukan aliran sungai kering.
Mereka terus mengikuti aliran sungai kering itu dan
berharap menemukan air. Namun kenyataannya, mereka justru tiba
di ujung sungai yang mengerikan, air terjun yang kini terlihat
seperti jurang. Sae Ah marah karena tidak ada yang mereka
dapatkan sejauh itu. Karena rasa bencinya terhadap Hana, sontak
Sae Ah mendorong Hana dari tebing itu, sehingga tubuh Hana jatuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
jauh ke dalam sana. Kejadian itulah yang akan membawa Hana
bertemu dengan Maharaja Kim Hwan.
“Manja!” potong Sae Ah kesal. Refleks ia mendorong
tubuh Hana, tidak ingat di mana posisi mereka sekarang.”
(Exsli, 2018:12).
2.2.2 Objek (Object)
Objek (Object) yang ingin dicari dalam cerita My Lord
adalah keselamatan dan kebahagiaan Jung Hana. Hana didorong
oleh sepupunya, Sae Ah ke jurang. Dia kemudian jatuh ke jurang
yang dalam dan mengerikan yang membuat tubuhnya penuh
dengan luka gores dan bercak darah. Dia terus berusaha
mempertahankan kesadarannya dan berharap ada yang
menyelamatkannya meskipun kemungkinannya kecil. Hingga jauh
di kedalaman jurang, baju olahraganya tersangkut pada sayap
sebuah patung besar yang mengerikan. Hana berusaha menopang
tubuhnya dengan memegang wajah patung itu sehingga darah yang
mengalir dari kening Hana perlahan mengalir di wajah patung
tersebut dan terus turun hingga ke mulut. Karena kesulitan
bergerak, berkali-kali bibir Hana terbentur bibir patung itu.
Berkat darah yang masuk ke mulut patung tersebut, tak
disangka patung tersebut mengeluarkan cahaya dan menjelma
menjadi sesosok pria gagah dengan tiga pasang emas di
punggungnya. Berkat darah Hana, pria yang tak lain adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Maharaja Kim Hwan itu terbebas dari kutukan. Maka dari itu,
Hana merupakan objek yang dicari Hwan, sehingga Hwan
mengangkat Hana sebagai ratunya.
“Pria itu tersenyum saat melihat Hana di gendongannya.
Jari-jarinya meyeka lembut darah di kening Hana, “Karena
darahmu aku terlepas dari segel itu. Dan karena
ciumanmu, aku benar-benar kembali hidup.” Pria itu
menatap tajam wajah Hana, namun bibirnya mengulas
senyum yang lebih lama. “Akan ku pastikan kau menjadi
ratuku.” (Exsli, 2018:14).
2.2.3 Subjek (Subject)
Subjek (subject) dalam cerita ini adalah Maharaja Kim
Hwan. Dalam cerita ini, Hwan bertugas menyelamatkan Hana
(objek) dari kehidupannya di dunia yang menyakitkan dengan
mengangkatnya sebagai Maharatu kerajaan Widaehan, meskipun
Hana hanya seorang manusia tidak berdaya. Dia akan melindungi
Hana dari segala serangan, terutama bagi siapapun yang
menentang kenyataan bahwa Hana adalah seorang ratu besar
kerajaan di atas seluruh klan, termasuk ratu iblis Kim Sora yang
tak lain adalah mantan ratu besar Widaehan yang telah berkhianat
dan mengutuk Maharaja Kim Hwan sebagai patung selama 729
tahun lamanya demi merebut tahta kerajaan. Namun Kim Hwan
yakin, dengan kemurnian hati Hana, dia akan bisa melewati itu
semua.
“Kim Hwan murka menyadari Hana terluka, padahal dia
begitu dekat dengan gadis itu. Dengan cepat, tangan Hwan
terulur ke lantai dan petir seketika merayap cepat. Shin
Nam Gil dan Shin Hae Ra berteriak kesakitan. Petir itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
seakan menyedot energi kehidupan mereka dan membuat
mereka tak dapat melakukan apa-apa.” (Exsli, 2018:41).
“Aku, Kim Hwan selaku Raja Besar kalian, mengizinkan
kalian untuk mengeluarkan seluruh kekuatan kalian.
Hancurkan mereka yang menghalangi jalan kita!” (Exsli,
2018:76).
2.2.4 Penolong (Helper)
Penolong atau helper yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang
membantu Maharaja Hwan untuk mendapatkan Hana sebagai
objek. Mendapatkan objek yang dimaksud yaitu, menjauhi Hana
dari semua serangan yang akan membahayakan nyawanya,
sehingga Hana bisa hidup bahagia bersama sang Maharaja.
Terdapat beberapa penolong (helper) dalam cerita ini, yaitu
Burung Phoenix, Nam Shin, Lee Ji Ho, Ahn Jae Ha, Ahn Da
Reum, Baek Jaemin, dan beberapa peri yang menemukan dan
merawat Hana ketika dia dinyatakan hilang. Pada aktan ini, peneliti
akan menganalisis masing-masing penolong/helper.
2.2.4.1 Burung Phoenix (Penolong 1/Utama)
Penolong yang pertama dan sangat berperan penting
dalam cerita ini adalah Burung Phoenix. Kisah-kisah yang
dialami Hana membawanya bertemu dengan sang Burung.
Burung yang selalu melantunkan lagu kematian, yang
membuat Hana memekik sakit dan menutup telinganya. Ia
menghantui Hana melalui setiap lirik dalam lagunya, dan
mengejek betapa lemahnya Hana. Namun yang sebenarnya,
terdapat maksud dari setiap perkataan Burung Phoenix.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Hana menyadari dan menemukan Jawaban dari itu
semua. Dia adalah pemilik kemurnian hati dengan seluruh
penderitaan hidup hingga kematian dan kebangkitan yang
datang bagaikan ujian, yang telah dinanti-nanti selama
beribu-ribu tahun oleh kerajaan Phoenix, sehingga Dia
menerima semua kekuatan Phoenix dan seutuhnya Hana
menjadi pemilik Kerajaan Phoenix. Tak heran jika mahkota
kebesaran Widaehan selalu bersinar terang setiap kali Hana
memakainya. Kekuatan Phoenix itu sendiri merupakan
pasangan kekuatan Naga Hitam dari Neraka milik Maharaja
Kim Hwan. Maka dari itu, tidak ada yang bisa
menghancurkan kerajaan Widaehan.
“Legenda Phoenix. Ada yang mengatakan bahwa
mahkota kebesaran Widaehan akan bersinar terang
saat pemilik sesungguhnya kekuatan Phoenix
muncul. Kekuatan pasangan Naga Hitan dari Neraka
milik Yang Mulia Kim Hwan.” ucap Kim Harang
dalam hatinya.” (Exsli, 2018:39).
“La-Lagu kematian,” ucap Hana terbata menahan
sakit di telinganya.
Burung itu kembali tertawa. “Lagu kematian untuk
seorang gadis lemah dengan keberuntungan yang
mematikan!” (Exsli, 2018:305).
“Selamat datang di Kerajaan Phoenix, Yang Mulia.
Kami menunggu beribu-ribu tahun hingga akhirnya
pilihan kami jatuh kepadamu. Pemilik kemurnian
hati dengan seluruh penderitaan hidup hingga
kematian dan kebangkitan datang bagaikan ujian.”
(Exsli, 2018:311).
2.2.4.2 Nam Shin (Penolong 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Penolong yang kedua yaitu Nam Shin. Nam Shin
adalah pangeran Serigala yang berpihak dan setia kepada
Maharaja Kim Hwan. Shin adalah yang paling tenang dari
antara empat orang kepercayaan Kim Hwan. Di sisi lain dia
juga menyimpan rasa kepada Maharatu Jung Hana yang
selalu dia pendam. Shin adalah teman sekelas Hana saat di
bumi. Awalnya dia tidak memiliki perasaan apapun.
Namun, dia menyadari kecantikan Hana.
Hanya sebatas itu. Dia tidak bisa melangkah lebih
jauh. Dia menyadari bahwa Hana seutuhnya milik Maharaja
Kim Hwan yang akan dia dampingi seumur hidup sesuai
janjinya. Shin mendapatkan sayapnya karena penyatuan
darah bersama Maharaja Kim Hwan. Semua itu terjadi
karena Shin telah mengorbankan nyawanya demi
menyelamatkan Maharatu Hana dari sekelompok klan
vampir dengan kekuatan tingkat tinggi.
“Kau lihat, aku melindungimu dengan baik, kan?
Karena kau terluka, aku tidak bisa berlari dengan
cepat. Tapi, aku masih mampu melindungimu.” Shin
menatap wajah Hana penuh arti.” (Exsli. 2018:109).
“Tidak ada cara lain, Shin tidak akan bisa bertahan
karena racun dari tangan Tae Hwa tepat menembus
jantungnya. Hanya darahku yang akan membuatnya
bertahan,” ucap Hwan jelas” (Exsli, 2018:118).
2.2.4.3 Lee Ji Ho (Penolong 3)
Penolong yang ketiga yaitu Lee Ji Ho. Lee Ji Ho
adalah pengawal setia Maharaja Kim Hwan yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
kuat. Sebelumnya Dia juga disegel di dalam patung
bersama Maharaja selama 729 tahun. Ji Ho adalah yang
paling suka mengerjai Da Reum di antara empat orang
kepercayaan Kim Hwan, namun dia selalu menerima
balasan dari Ahn Jae Ha karena tingkah konyolnya dan
membuat cerita menjadi lebih hidup. Pria bersayap hitam
kecoklatan itu selalu menuruti perintah tuannya. Dia juga
selalu mengkhawatirkan Maharatu. Bahkan dia berjanji
seumur hidupnya, akan melindungi raja, ratu dan kerjaaan
Widaehan dengan nyawanya. Ji Ho adalah salah satu
pahlawan kerajaan Widaehan.
“Lee Ji Ho tertawa. “Aku hanya menjalankan
perintah dari rajaku untuk memusnahkan mereka
yang menyakiti ratuku!” (Exsli, 2018:22).
2.2.4.4 Ahn Jae Ha (Penolong 4)
Penolong yang keempat yaitu Ahn Jae Ha. Ahn Jae
Ha juga merupakan kepercayaan Kim Hwan. Selama Kim
Hwan dan Ji Ho tersegel di dalam patung, selama itu juga
Jae Ha disihir menjadi seekor burung oleh Sora, si ratu iblis
yang ingin merebut tahta Widaehan. Kesetiannya terbukti
karena selama 729 tahun lamanya dia menunggu
kepulangan Maharaja Kim Hwan, meskipun dalam wujud
seekor burung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Setelah kepulangan Maharaja, dia turut membantu
menuntaskan masalah, termasuk tugas barunya melindungi
sang Maharatu, Jung Hana. Dia bahkan melenyapkan Shin
Hara (pengirim/sender), Putri kerajaan Neptunus (duyung),
yang tak lain adalah sahabat Sae Ah (sepupu Hana), salah
satu dari tiga sekawan populer di sekolah Hana, karena
telah berani merebut mahkota kebesaran kerajaan
Widaehan dari Hana.
“Jae Ha mencengkram leher Hara dengan kuat,
mengeluarkan api dari tangannya dan menyerap
energi kehidupan Hara. Gadis itu berkali-kali
menggeliat kesakitan. Perlahan tubuh Hara
mengering dan keriput. Gadis itu tidak lagi
mempunyai energi kehidupan.” (Exsli, 2018:100).
2.2.4.5 Ahn Da Reum (Penolong 5)
Penolong kelima yaitu Ahn Da Reum. Ahn Da
Reum adalah pengeran Vampir. Dia sangat tidak perduli
dengan tahta dan sangat kesepian. Berawal dari Hana yang
banyak membuatnya berubah, Dia memutuskan untuk
mengkhianati kerajaannya sendiri. Di Widaehan, dia
menemukan kebahagiaannya yaitu suasana kekeluargaan
yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya, termasuk dari
keluarga klannya sendiri.
Meskipun tingkahnya paling konyol, menyebalkan,
terlalu percaya diri, dan sedikit bodoh, dia selalu
melakukan tugasnya. Dia berjanji akan mengabdikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
selamanya untuk Widaehan. Dia bahkan mengorbankan
nyawanya demi melindungi Maharatu Jung Hana, hingga
akhirnya dia mendapatkan sayap yang dia dambakan seperti
tiga kepercayaan Kim Hwan lainnya. Dia mendapat sayap
itu bukan dari Maharaja Kim Hwan, melainkan karena
penyatuan darahnya dengan Maharatu Jung Hana.
“Namun ia bernapas lega setelah menatap tubuh
Hana yang tepat di atas tubuhnya. Setitik air mata
jatuh dari mata Da Reum dan mengalir di pipinya.
“Hamba senang dapat melindungi Ratu. Maaf jika
Ratu masih saja terluka karena lemahnya kekuatan
yang hamba punya. Tapi, hamba akan
mengorbankan segalanya untuk melindungi Ratu. Itu
adalah janji hamba kepada Yang Mulia Hwan.”
(Exsli, 2018:269).
“Yang Mulia Raja Besar, hamba tahu permintaan
hamba sangat keterlaluan, tapi hamba memohon
kerendahan hati Yang Mulia. Izinkan hamba berada
di Widaehan bersama mereka dan berdiri di samping
Yang Mulia. Hamba akan melindungi Yang Mulia
Raja dan Ratu dengan nyawa hamba. Hamba akan
setia seumur hidup untuk melayani Yang Mulia.” Da
Reum berlutut dan menunduk dalam.” (Exsli,
2018:120).
2.2.4.6 Baek Jaemin (Penolong 6)
Penolong keenam yaitu Baek Jaemin. Dia adalah
pengawal kerajaan iblis. Namun ia merupakan iblis
setengah manusia. Dia diselamatkan oleh Ahn Tae Hwa.
Pada awalnya dia menculik Hana untuk mengabil darah
Hana sebagai kekuatan untuk membangkitkan raja Harang.
Namun sebenarnya, jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa
sangat bersalah. Dia dan Hana sama-sama memiliki darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
manusia. Dia kagum dengan semua keberanian Hana.
Berbanding terbalik dengannya yang sama sekali tidak
punya keberanian untuk melawan tuannya.
Secara tidak langsung dia menolong Hana. Saat
Hana akan dibuang ke laut kelam, Dia menangis. Air mata
tulusnya membasahi tubuh Hana. Air mata tulus itulah yang
membantu Hana membuka gerbang tersembunyi kerajaan
Phoenix. Jaemin mati dibunuh Da Reum. Di saat dia
matipun, meskipun kabut hitam keluar dari tubuhnya, air
matanya tetap bersinar putih.
“Jika aku dapat satu kesempatan, maka aku ingin
menjadi orang yang berada di sisimu, Ratu.
Melindungimu dari siapapun meski itu dari raja
kegelapan.” Jaemin menghapus air matanya dan
menahan sakit di dadanya,” (Exsli, 2018:294).
2.2.4.7 Para Peri (Penolong 7)
Penolong ketujuh yaitu para peri bernama Hanbin,
Chorong, dan Jaehyun. Mereka merupakan peri yang
tinggal di pedalaman hutan. Mereka adalah pembuat obat
herbal. Ketika Hana dinyatakan hilang, para peri ini
menemukannya di dekat air terjun. Mereka membawa Hana
dan mengobatinya hingga dia sadar. Tak ada satupun dari
mereka yang percaya bahwa Hana adalah Ratu besar
kerjaan Widaehan, Ratu dari segala Klan. Mereka hanya
menganggap itu hanya sebuah lelucon Hana. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
mereka tetap merawat Hana dengan baik selama dua bulan
lamanya, hingga pada akhirnya Kim Hwan menemukannya
kembali.
“Berapa lama dia akan sadar?” kini, Hanbin
mendekati tubuh Hana.
“Kita tidak bisa menebaknya,” jawab Jaehyun yang
sudah dibolehkan masuk kembali.
“Kuharap dia cepat pulih,” harap Chorong.” (Exsli,
2018:145)
2.2.5 Penentang (Opponent)
Penentang (opponent) yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang
menghalangi usaha subjek untuk mendapatkan objek. Penentang
Maharaja Kim Hwan dalam usahanya mendapatkan Maharatu Jung
Hana yaitu Ratu Sora dan Raja Harang dari Klan Iblis, Raja Ahn
Tae Hwa dari Klan Vampir yang tak lain adalah kakak Ahn Da
Reum, dan Shin Hara Putri dari Klan Neptunus. Pada aktan ini,
peneliti akan menganalisis masing-masing penentang/opponent.
2.2.5.1 Ratu Sora (Penentang 1)
Penentang yang pertama yaitu Kim Sora, sang Ratu
Iblis. Sora adalah mantan Ratu Besar Kerajaan Widaehan.
Namun dia mengkhianati Kim Hwan dengan menyegelnya
di dalam patung selama 729 tahun lamanya, demi
menguasai tahta Widaehan. Dia tidak bisa menerima
kenyataan bahwa Hana telah menggantikan posisinya
sebagai ratu dari seluruh klan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Maka dari itu, dia berusaha melakukan segala cara
untuk menyingkirkan Hana. Dia selalu mencoba menyakiti
Hana bahkan ingin membunuhnya asalkan dia bisa merebut
kembali tahta kerajaan Widaehan. Dia ingin menguasai
seliruh klan. Dia ingin seluruh klan jatuh ke tangannya.
“Sora tertawa. “Maka kau akan mendapatkan ini.”
Sora mencabut pisau di pundak Hana, lalu
mengangkat wajah gadis itu. Pelan namun pasti,
Sora menggoreskan pisaunya ke pipi Hana,
menimbulkan jeritan Hana yang begitu pilu. “Aku
benci dengan kecantikanmu, Jung Hana!” Sora
melukai seluruh wajah Hana. Darah mengalir di
mana-mana sampai akhirnya Hana tidak bisa lagi
menahan kesadarannya.” (Exsli, 2018:247)
2.2.5.2 Kim Harang (Penentang 2)
Penentang kedua yaitu Kim Harang, sang Raja Iblis.
Dia berada di pihak Kim Sora. Mereka sama-sama ingin
merebut tahta Widaehan dan ingin menguasai seluruh Klan.
Dia selalu mengincar Hana. Dia bersama dengan Sora
selalu berusaha menyusun recana sebaik mungkin untuk
menculik Hana sebagai umpan, agar Kim Hwan
menyerahkan tahtanya kepadanya. Dia bahkan berani
menyakiti Hana, karena pada akhirnya mereka juga
menginginkan kematian Hana.
“Plak! Harang tak tahan lagi. Harang menampar
Hana sampai kepala gadis itu membentur lantai.
“Kau tidak akan bisa membunuh kami semua.”
Harang menggerakkan tangannya dan terciptalah
sebuah rantai besar. Detik berikutnya, kedua tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
dan kaki Hana terentang dan terikat.” (Exsli,
2018:245).
2.2.5.3 Ahn Tae Hwa (Penentang 3)
Penentang yang ketiga yaitu Ahn Tae Hwa. Ahn
Tae Hwa adalah Raja dari Klan Vampir, sekaligus kakak
dari Ahn Da Reum. Dia jatuh cinta kepada Maharatu Jung
Hana. Dia ingin merebutnya dari Maharaja Kim Hwan dan
menjadikannya Ratu Klan Vampir. Usahanya sia-sia,
karena Hana hanya akan terus bersama Kim Hwan. Berkali-
kali dia mencoba menculik Hana, Kim Hwan selalu
berhasil membawanya kembali. Berkali-kali dia mencoba
menyakiti Hana, namun dia selalu luluh karena cintanya
terhadap Hana.
Satu hal lagi yang membuat dia murka, ketika adik
kesayangannya Ahn Da Reum yang akan menggantikannya
sebagai Raja Klan Vampir, pergi dari kerajaan dan
mengkhianatinya. Da Reum lebih memilih hidup di
kerajaan Widaehan, dan menganggap kakak kandungnya
itu sebagai musuh. Dia berjanji akan melawan siapa saja
yang akan menyakiti raja dan ratunya, sekalipun itu kakak
kandungnya sendiri. Karena keserakahan dan cintanya
terhadap Hana, Tae Hwa bahkan tidak segan-segan
menyuruh pengawalnya untuk menyakiti Ahn Da Reum
yang selalu ingin menjauhkan Hana darinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
“Tae Hwa tersenyum sinis. Ia mengeluarkan seutas
benang merah dan melemparkannya ke udara. Lalu,
ia berlari dan melompat ke sebuah pohon yang
tinggi. Tae Hwa mengucapkan sesuatu dan menarik
kembali benang merahnya sambil menatap
punggung Hana yang masih berjalan bergandengan
tangan dengan Hwan.” (Exsli, 2018:135).
2.2.5.4 Shin Hara (Penentang 4)
Penentang yang keempat yaitu Shin Hara. Dia
adalah salah satu dari teman Jung Sae Ah, sepupu Hana.
Tak ada satupun teman-teman di sekolahnya yang
mengetahui bahwa Hara bukan manusia, selain Shin dan Da
Reum. Bahkan Sae Ah dan Mari pun tak pernah tahu. Dia
sangat membenci Hana, apalagi semenjak dia mengetahui
bahwa Hana memiliki mahkota kebesaran Wideahan. Oleh
Karena itu dia ingin merebut mahkota kebesaran Widaehan
dari tangan Hana.
“Masih tidak mengaku?! Berikan mahkotamu itu!
Kau tidak pantas mengenakan itu!”
Hana kesulitan bernapas ketika Hara beralih
mencekik lehernya. Berkali-kali Hana berusaha
melepaskan tangan Hara dari lehernya, namun yang
ia rasakan cengkraman itu justru semakin kuat.”
(Exsli, 2018:60).
2.2.6 Penerima (Receiver)
Penerima (Receiver) yaitu aktan (seseorang/sesuatu) yang
menerima objek yang telah diusahakan dan dicari oleh subjek.
Dalam cerita ini, penerimanya adalah Maharaja Kim Hwan. Usaha
yang dilakukan untuk menemukan Hana sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
mempertahankan Widaehan telah tercapai. Kim Hwan berhasil
menyatukan kekuatan pasangan Phoenix milik Hana dengan Naga
Hitam dari Neraka sehingga seluruh Klan dalam semesta berakhir
damai. Kim Hwan dan Hana kemudian menikah secara resmi dan
menjadi Maharaja dan Maharatu kerajaan Widaehan. Mereka
kemudian hidup bahagia bersama seorang putri cantik yang kuat
bernama Kim Hyun Eun.
“Seluruh musuh menatap ke atas. Pada langit yang semakin
gelap dan cahaya emas dari tiga pasang sayap Hwan. Tak
hanya itu, sayap Hana juga mulai bersinar putih dihiasi
bulu-bulu hitam yang semakin pekat.
“Raja Besar Hwan dan Ratu Besar Jung Hana. Itu berarti
mereka,” ucap Hwayoung pelan. “Raja dan Ratu akan
memusnahkan kita semua,” lanjutnya dengan khawatir.”
(Exsli, 2018:328).
2.3 Struktur Fungsional Dalam Novel Fantasi My Lord Karya Ellina
Exsli
Pada bagian ini, peneliti akan membahas tentang struktur
fungsional dari Novel My Lord karya Ellina Exsli. Seperti yang telah
dijelaskan dalam landasan teori pada bab I, analisis fungsional merupakan
suatu bentuk penjabaran alur. Fungsinya yaitu untuk menguraikan peran
subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam
fungsi aktan. Struktur fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1)
situasi awal (keadaan sebelum peristiwa), (2) transformasi (peran/usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
subjek untuk mencapai objek), dan (3) situsi akhir (keseimbangan cerita
dari konflik yang terjadi dan yang telah berakhir).
Setelah dianalisis dari struktur aktansial dan menemukan struktur
aktan-aktan penyusun cerita, maka langkah berikutnya yaitu dengan
melihat carita dari struktur fungsional ceritanya. Berdasarkan cerita dalam
novel fantasi My Lord karya Ellina Exsli, terbentuklah bagan fungsional
yang menggambarkan alur cerita sebagai berikut.
Gambar 5 Struktur Fungsional Novel Fantasi My Lord
I II III
SITUASI
AWAL
TRANSFORMASI SITUASI
AKHIR Tahap Uji
Kecakapan
Tahap
Utama
Tahap
Kegemilangan
- Hana yang
sebatang
kara sangat
dibenci oleh
keluarga
pamannya.
- Hana
didorong ke
jurang oleh
Sae Ah, Mari
dan Hara.
- Hana
menyelamatkan
Maharaja Kim
Hwan dari
kutukan.
- Hana diangkat
menjadi
Maharatu
Widaehan
- Para Klan
menginginkan
kematian Hana
yang
membuatnya
melewati
berbagai
rintangan hidup.
- Sebuah cinta
buta sang Raja
Vampir.
- Hana mulai
menguasai
kekuatan yang
mampu
mengalahkan
Klan yang
menentang dan
- Hana
bertemu
burung
Phoenix
pasangan
Naga Hitam
dari neraka
milik Kim
Hwan, dan
diangkat
menjadi
Ratu
Phoenix.
- Maharaja
Kim Hwan
dan
Maharatu
Jung Hana
- Maharaja Kim
Hwan dan
Maharatu
Jung Hana
menikah
secara resmi
di kerajaan
Widaehan dan
hidup bahagia
bersama
seorang putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
menghancurkan
keluarganya.
- Hana dibuang
ke laut.
berhasil
menyelamat-
kan kerajaan
Widaehan
dari
kegelapan
menjadi
kedamaian.
Jika dilihat dari tabel di atas, maka penjelasan struktur fungsional dari
cerita dalam novel My Lord karya Ellina Exsli adalah sebagai berikut.
2.3.1 Situasi Awal
Cerita dimulai dengan menggambarkan seorang gadis
sebatang kara bernama Jung Hana yang sangat dibenci oleh
keluarga pamannya. Dia tinggal bersama paman, bibi, dan
sepupunya yang bernama Jung Sae Ah. Dia bahkan dijadikan
pembantu di rumahnya sendiri. Keluarga pamannya merebut
warisan Hana yang ditinggalkan kedua orang tuanya.
Di sekolahnya pun dia sangat dibenci oleh teman-
temannya, terutama tiga sekawan yang sangat populer di
sekolahnya. Mereka adalah Shin Hara, Byun Mari, dan Jung Sae
Ah sepupunya. Mereka selalu membully dan menyakiti Hana.
Bahkan tampa rasa berdosa, mereka menyalahkan dan mendorong
Hana ke jurang yang dalam ketika mereka tersesat pada acara
perkemahan sekolah. Semua kisah di atas menjelaskan bahwa
cerita tersebut tidak seperti cerita pada umumnya yang berawal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
dengan keharmonisan dalam sebuah kehidupan, namun sebaliknya,
cerita tersebut dimulai dengan adanya gangguan dan
ketidakharmonisan hidup.
2.3.2 Transformasi
Tahap transformasi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu,
tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan. Pada
bagian ini, peneliti akan membahas masing-masing dari tiga tahap
transformasi tersebut.
2.3.2.1 Tahap Uji Kecakapan
Tahap ini bermula dari Jung Hana yang jatuh dari
tebing tinggi karena ulah Sae Ah dan kawan-kawan. Dia
tersangkut pada sayap sebuah patung. Tubuhnya sudah
dipenuhi dengan bercak-bercak merah. Dia kemudian
memegang wajah patung itu untuk menopang tubuhnya. Darah
terus mengalir dari keningnya, dan terus turun hingga ke bagian
mulut sang patung. Bibirnya pun berkali-kali membentur bibir
sang patung. Berkat darah dan ciuman Hana, patung itu
berubah menjadi seorang pria gagah dengan sepasang sayap di
punggungnya. Pria itu adalah Maharaja Kim Hwan (subjek),
Raja di atas seluruh klan dalam semesta. Klan-klan tersebut
antara lain, klan iblis, klan vampir, klan penyihir, klan serigala,
klan neptunus (duyung), klan peri, dan klan-klan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Karena telah menolong sang Maharaja yang telah
dikutuk selama ratusan tahun oleh Kim Sora sang ratu Iblis,
Hana yang hanya manusia lemah diangkat menjadi Ratu Besar
kerajaan Widaehan. Dia melakukan menyatuan darah dengan
Maharaja Kim Hwan. Mulai saat itu, dia adalah pemilik
mahkota kebesaran Widaehan. Dalam situasi inilah Hana
sebagai objek masuk ke dalam dunia barunya yang akan
menghadapi siapapun yang menginginkan kematiannya, dan
yang akan mengubah dirinya menjadi Hana yang sukar ditebak.
2.3.2.2 Tahap Utama
Tahap ini dimulai ketika Ratu Hana diperkenalkan secara
resmi kepada seluruh klan. Mereka menentang Maharaja
karena telah mengangkat Hana yang hanya seorang manusia
biasa sebagai seorang ratu dari kerajaan Widaehan. Terutama si
Ratu Iblis, Kim Sora. Dia adalah mantan ratu besar Widaehan,
yang telah mengutuk Kim Hwan sebagai patung selama 729
tahun, demi menguasai tahta Widaehan. Namun karena
pengkhianatannya sendiri, gelarnya sebagai Ratu Besar
Kerajaan Widaehan dicabut dan digantikan oleh Jung Hana.
Dari situlah kahidupan baru seorang Jung Hana dimulai.
Seluruh klan menginginkan kematiannya. Dia berkali-kali
diculik, namun Kim Hwan sebagai subjek dibantu oleh para
pengawal setianya sebagai aktan penolong, berhasil membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
Hana pulang. Berkat penyatuan darahnya dengan Kim Hwan
bersama dengan kekuatan kemurahan hatinya, perlahan Hana
mulai menguasai kekuatan seluruh klan, mulai dari sisi seorang
Hana yang cerah, hingga sisi seorang Hana yang gelap, seolah
dia memiliki kepribadian ganda.
Di sisi lain, aktan penentang 3, yaitu Ahn Tae Hwa sang
raja vampir juga menginginkan Hana, sehingga konflik
semakin bertambah. Dia selalu berusaha menculik Hana. Cinta
butanya membuatnya melakukan apapun untuk merebut Hana
dari Maharaja Kim Hwan dan menjadikannya sebagai Ratu
Kerajaan Vampir. Namun Hana selalu bisa mengendalikannya.
Sehingga hasutan Harang sebagai aktan penentang 2, membuat
Tae Hwa tidak punya pilihan lain untuk bergabung bersama
kerajaan Iblis.
Peperangan masih terus terjadi. Aktan penentang 1, yaitu
Sora si Ratu Iblis bersama rajanya Kim Harang (Penentang 2)
terus berusaha menyakiti Hana demi merebut tahta kerajaan.
Namun kekuatan Hana semakin tak terkalahkan, sehingga Sora
tertidur untuk waktu yang lama dan Harang yang terluka parah.
Tae Hwa lah yang kemudian membawa Harang dan salah satu
pengawalnya yang bernama Jaemin untuk diobati.
Seiring berjalannya waktu, Hana terjebak dalam suatu
situasi yang membuat darahnya membangkitkan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
Harang, sang Raja Iblis. Semua adalah rencana dan perintah
Ahn Tae Hwan (Penentang 3). Seorang pengawal Harang
bernama Jaemin (penolong 6), yang juga memiliki darah
setengah manusia, dialah yang membantu Harang. Harang
kemudian membalaskan dendamnya. Dia menghabisi Hana
hingga ke titik terlemah. Lalu dengan penuh penyesalan dan air
mata, Jaemin (penolong 6) membawa Hana dan membuangnya
ke dalam laut kelam tak berpenghuni.
2.3.2.3 Tahap Kegemilangan
Pada tahap kegemilangan ini, Hana dipertemukan dengan
aktan penolong1/utama, yaitu seekor burung Phoenix. Di
kedalaman laut, Setetes air mata Jaemin (penolong 6) yang
melekat di tubuh Hana bersinar. Sinar itu terus keluar hingga
pintu sebuah kerajaan lain terbuka. Tubuh Hana pun terseret
oleh ombak besar dan membawanya memasuki kerajaan yang
hanya bisa dibuka oleh air mata ketulusan.
Dari situlah Hana berhadapan dengan seekor burung
Phoenix. Burung yang selalu melantunkan lagu kematian.
Burung yang mencobai seorang Jung Hana. Burung yang
menyakitkan hati dan telinga seorang Jung Hana. Namun,
semua itu menyadarkan Hana akan perjalanan hidupnya.
Dengan hati yang murni, Hana berhasil menguasai kekuatan
Phoenix. Hana telah menjadi ratu kerajaan Phoenix Seutuhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
Hana akhirnya kembali kepada Kim Hwan. Setelah melihat
semua kekacauan yang terjadi melalui api sang Phoenix,
hatinya remuk. Seluruh klan, bahkan klan peri yang telah dia
percayai mengkhianatinya karena hasutan Harang dan Sora
yang telah bangkit kembali. Itu adalah kesempatannya
menyatukan kekuatan pasangan Phoenix dan Naga Hitam dari
neraka milik Kim Hwan untuk mengubah kegelapan menjadi
kedamaian. Dengan bantuan pengawal setia Hwan yang
berhasil mengulur waktu, Pasangan itu terus menyatukan
kekuatan itu hingga berhasil menyapu seluruh kegelapan.
Semua berjalan dengan lancar, dan seluruh dunia hidup dalam
kedamaian.
2.3.3 Situasi Akhir
Situasi ini merupakan bukti bahwa subjek telah
mendapatkan objek dengan bantuan para penolong. Situasi akhir
ini menggambarkan kebahagiaan pasangan Raja dan Ratu besar
kerajaan Widaehan. Semua konflik telah berakhir dengan
kedamaian. Mereka akhirnya menikah secara resmi di kerajaan
Widaehan dengan restu seluruh klan. Mereka kemudian dikaruniai
seorang putri yang kuat dan cantik. Putri itu diberi nama Kim Hyun
Eun.
2.4 Poros Semantik Dalam Novel My Lord Karya Ellina Exsli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
Pada bagian ini, peneliti akan membahas tentang tataran diskursif
berupa tiga poros semantik dalam novel My Lord karya Ellina Exsli. Tiga
poros semantik ini terdiri dari, (1) Poros Pencarian, (2) Poros Kekuatan,
(3) Poros Komunikasi. Pembahasan tentang tataran diskursif ini menjadi
puncak pencarian, pemahaman, serta penemuan makna yang terdapat
dalam novel ini. Dengan mengungkap tiga poros semantik ini, kita bisa
mengetahui bagaimana subjek mampu mendapatkan objek.
Tiga poros semantik dalam novel fantasi My Lord ini bisa
didapatkan setelah peneliti menganalisis struktur fungsionalnya. Pertama,
poros pencarian dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh subjek. Kedua,
poros kekuatan dilihat dari keseluruhan kekuatan penolong yang
mendominasi sehingga penolong menang, dan dapat membantu subjek
mendapatkan objek. Ketiga, dilihat dari keseluruhan keinginan aktan
pengirim yang tidak terpenuhi. Berdasarkan cerita dalam novel fantasi My
Lord karya Ellina Exsli, dibentuklah tabel poros semantik sebagai berikut.
Gambar 6 Poros Semantik Dalam Novel My Lord
Poros Pencarian Poros Kekuatan Poros Komunikasi
Kedamaian dan
kebahagiaan
Penolong Kuat
Penentang Lemah
Keninginan Pengirim
tidak terpenuhi.
Berdasarkan tabel di atas, penjelasan mengenai tiga poros semantik dalam
novel fantasi My Lord adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
2.4.1 Poros Pencarian
Aktan yang difokuskan dalam poros pencarian ini adalah
aktan subjek dan aktan objek. Poros ini menjelaskan Jung Hana
sebagai objek yang diperjuangkan oleh Maharaja Kim Hwan
sebagai subjek. Aktan dalam poros ini menjelaskan salah satu
bentuk perbedaan kehidupan, yaitu kehidupan Kim Hwan sebagai
Maharaja dari dunia fantasi dan kehidupan Jung Hana sebagai
seorang manusia lemah dari bumi. Perbedaan lainnya yaitu dilihat
dari penampilan Kim Hwan yang menggunakan pakaian kebesaran
kerajaan berserta sepasang sayap di punggungnya.
Pencarian ini bermula dari darah Jung Hana yang masuk ke
dalam tubuh Kim Hwan, dan berhasil mengembalikan wujudnya
dari sebuah patung menjadi seperti semula. Kim Hwan kemudian
mengangkatnya menjadi Ratu Besar kerajaannya. Awalnya Hana
takut. Namun, kehidupan baru itu pada akhirnya membuat dia
nyaman, dan melupakan semua rasa sakit yang pernah dia terima
selama di bumi. Maka dari itu, Kim Hwan menyatukan darahnya
dengan Hana.
Poros pencarian yang menonjol pada cerita ini yaitu
pencarian akan kedamaian dan kebahagian. Di bumi, Hana
merupakan manusia yang lemah yang mempunyai hati yang murni.
Hidupnya selalu tersiksa dan penuh kesedihan. Begitupun dengan
Hwan. Dia ingin mengembalikan kerajaannya yang telah terpecah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
karena keserakahan setiap klan yang ingin menguasai kerajaannya.
Maka dari itu, Hwan harus mewujudkan tujuan itu bersama Hana.
Hanya kemurnian hati Hana lah yang bisa menjadi pasangan Naga
Hitamnya untuk mengubah kegelapan menjadi kedamaian.
Dalam perjalanan pencarian, mereka menghadapi banyak
penentang. Penentang itu berasal dari klan-klan di bawah kuasa
Kim Hwan sendiri. Namun semua itu bisa mereka lewati. Hana
bahkan telah mengusai sebagian kekuatan dari Kim Hwan sebagai
pertahan diri. Dia juga berhasil mengambil kembali warisan kedua
orang tua nya dari keluarga sang paman. Semakin mereka
mendekati tujuan, semakin kuat keinginan penentang untuk
menyingkirkan Hana.
Hingga pada suatu perjalanan kehidupan, Hana di
pertemukan dengan burung Phoenix. Hana dipilih menjadi Ratu
Kerajaan Phoenix berkat kemurnian hatinya, sehingga dia bisa
menguasai kekuatan Phoenix. Konon, kekuatan Phoenix ini adalah
kekuatan pasangan Naga Hitam dari Neraka milik Kim Hwan.
Maka jika kekuatan itu disatukan, maka seluruh kekuatan
kegelapan semesta akan berubah menjadi kedamaian. Pada
akhirnya mereka berhasil menyatukan kekuatan mereka, sehingga
tujuan Kim Hwan bersama dengan Jung Hana telah tercapai, yaitu
seluruh semesta hidup bahagia dalam kedamaian.
2.4.2 Poros Kekuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
Poros kekuatan ini memfokuskan tiga aktan yaitu penolong,
subjek, dan penentang. Dalam novel My Lord ini, terdapat satu
keinginan yang paling utama untuk mencapai tujuannya yaitu
mencari pasangan kekuatannya. Namun, ada beberapa keinginan
lain yang dapat membantu mendapatkan keinginan yang paling
utama. Dalam mencapai keinginannya tersebut, Kim Hwan dibantu
oleh beberapa penolong.
Dalam cerita ini, penolong 2,3,4, dan 5 (Shin, Ji Ho, Jae Ha
dan Da Reum) paling sering muncul. Mereka adalah pengawal
setia Kim Hwan. Berkali-kali Ratu Sora (penentang 1) dan Raja
Harang (penentang 2) menconba menyakiti Hana, mereka terus
membantu Kim Hwan menghadapi musuh dan melindungi Hana.
Mereka mengeluarkan semua kekuatan mereka demi melindungi
Kim Hwan dan Hana. Mereka juga membantu Hana merebut
kembali perusahaan orang tuanya yang telah direbut oleh keluarga
pamannya. Bahkan Shin (penolong 2) dan Da Reum (penolong 5)
sempat mengorbankan nyawa demi keselamatan Hana sebelum
melakukan perjanjian darah dengan Kim Hwan.
Selanjutnya peran para peri (penolong 7) di tengah hutan.
Ketika sihir benang merah milik Ahn Tae Hwa (penentang 3) yang
melingkari pergelangan kaki Hana memudar dan benar-benar
terlepas dari kaki Hana, dia jatuh dan menghilang. Para peri inilah
yang menyelamatkan dan mengobati Hana dengan kekuatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
52
mereka punya. Mereka merawat Hana dengan baik. Meskipun
mereka tidak mengetahui siapa Hana sebenarnya, tetapi secara
tidak langsung mereka melindungi kekuatan pasangan Raja Besar
mereka. Selama dua bulan lamanya Hana tinggal bersama mereka,
hingga akhirnya Kim Hwan datang menjemput Hana kembali.
Ketika Raja Harang yang bangkit kembali berkat darah
Hana, dia menghabisi Hana hingga Hana jatuh pada titik
terlemahnya. Hana tak sadarkan diri. Saat itu Jaemin (penolong 6)
membawa tubuh Hana. Jaemin tidak dapat menahan rasa sakit di
dadanya saat melihat kondisi Hana. Dia menangis hingga
membasahi tubuh Hana. Kemudian dia melempar tubuh Hana ke
dalam laut yang kelam.
Di laut terdalam, tubuh Hana mengeluarkan cahaya putih.
Air mata Jaemin yang melekat di tubuh Hana merupakan ait mata
ketulusan yang dapat membuka gerbang kerajaan Phoenix yang
tersembunyi. Saat itulah Hana bertemu dengan penolong 1/utama
yaitu burung Phoenix. Burung Phoenix adalah penolong terakhir
yang muncul pada puncak cerita. Dia memberi kekuatan Phoenix
kepada Hana, dan Hana dipilih sebagai Ratu Kerajaan Phoenix
karena kemurahan hatinya. Setelah mendapat kekuatan pasangan
Naga Hitam itu, Hana kembali kepada Kim Hwan dan menyatukan
kekuatan Phoenix dan Naga Hitam dari Neraka, dan mengakhiri
semuanya dengan kebahagiaan dan kedamaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
53
2.4.3 Poros Komunikasi
Poros komunikasi ini meliputi tiga aktan, yaitu pengirim,
objek dan subjek. Cerita My Lord ini diawali dengan hubungan
pengirim 1 (keluarga Jung Sae Ah) yang tidak harmonis. Mereka
merebut warisan kedua orang tua Hana dan menjadikan Hana
pembantu di rumahnya sendiri. Bahkan di sekolahnya sendiri ia
dibenci oleh teman-temannya. Terutama Shin Hara (pengirim 2),
Byun Mari (pengirim 3), dan sepupunya sendiri Jung Sae Ah
(pengirim 1).
Sae Ah dan teman-temannya sebagai pengirim mendorong
Hana ke jurang saat mereka sedang mencari air. Saat itu sedang
ada acara perkemahan sekolah. Hana jatuh ke dalam jurang, dan
hanya pasrah dengan nasibnya. Dari kejadian itulah Hana sebagai
objek bertemu Kim Hwan (subjek). Karena perintah Kim Hwan,
pengawal setianya berhasil menyingkirkan Shin Hara dan Byun
Mari temannya. Bersama dengan Kim Hwan dia mencari
kebahagiaan yang tidak pernah dia dapat di bumi. Sampai akhirnya
dia kembali ke bumi untuk mengambil kembali apa yang
seharusnya menjadi haknya dari keluarga pamannya, hingga
keluarga itu kehilangan semuanya.
2.5 Rangkuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
54
Pada bab II ini,