karya maria matildis banda: kajian naratologi a. j greimas

98
STRUKTUR NARATIF NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Paskalia Irene Jaga Lejap NIM. 164114022 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Jul-2022

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

STRUKTUR NARATIF

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA

KARYA MARIA MATILDIS BANDA:

KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Paskalia Irene Jaga Lejap

NIM. 164114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

vii

MOTO

Ecce Ancilla Domini, Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria karena atas berkat dan perlindungan-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Struktur Naratif Suara Samudra

Catatan dari Lamalera Karya Maria Matildis Banda:Kajian Naratologi A.J.

Greimas” ini tepat waktu.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Donatus Dori Gole, Ibu

Benedikta Bota, Om Edi Orolaleng, Kakak Marianus Lejap dan Adik Yuni Lejap

karena selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk tetap semangat dalam

mengerjakan skripsi sampai selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada Bapak Dr. Yospeh Yapi

Taum, M.Hum. dan Ibu Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku dosen

pembimbing saya. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Praptomo

Baryadi Isodarus, M.Hum juga Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Bapak Sony

Christian Sudarsono, S.S., M.A., Ibu Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A.,

Bapak Rano Sumarno,S.Sn. (alm) Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum.

(alm.), Bapak Drs. A. Hery Antono, M.Hum. (alm.), F.X. Sinungharjo, S.S.,

M.A., dan Antonius Hendrianto, S.S., M.A. yang telah membantu saya secara

akademis atas penyelesaian masa perkuliahan ini.

Selain itu untuk teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2016 yang tak henti

saling menyemangati satu sama lain dan teman-teman dan Student Staff Humas

2019 yang selalu memberikan motivasi dan informasi untuk segera menyelesaikan

skripsi dan terkhusus untuk dua orang sahabat yang menemani hari-hari saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

x

ABSTRAK

Lejap, Paskalia Irene Jaga. 2019.”Struktur Naratif Novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera Karya Maria Matildis Banda: Kajian Naratologi

A.J.Greimas”.Skripsi Strata satu (S-1). Program Studi Sastra Indonsia,

Fakultas Sastra,Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas stuktur naratif novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera karya Maria Matilidis Banda: Kajian Naratologi A.J.Greimas. Hal

penting dalam novel ini adalah tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera dan

kepercayaan akan kuatnya pertobatan suci lamafa. Hal ini memunculkan sebuah

permasalahan dan pandangan baru dalam struktur naratif novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera.

Sehubungan dengan permasalahan di atas peneliti menggunakan teori

struktur naratif A.J.Greimas. Teori ini dipakai untuk mencari struktur aktansial,

struktur fungsional, dan tiga poros semantik yang terdapat dalam novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera. Penelitian ini menggunakan metode studi

pustaka dalam mengumpulkan data, metode formal untuk analisis data, dan

metode deskriptif kualitatif untuk penyajian hasil analisis data.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera memiliki alur yang saling berkaitan satu dengan yang lain pada

setiap aktan atau tokoh dalam cerita. Pertama, struktur aktansial Lyra dan Arakian

selalu muncul baik sebagai subjek maupun objek dalam struktur aktansial. Kedua,

struktur fungsional membantu dalam menentukan situasi awal, taraf transformasi,

dan situasi akhir dengan memunculkan konflik dari masing-masing aktan

penentang. Ketiga, dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera terdapat

tiga tokoh yang terlibat dalam setiap poros yaitu Lyra, Arakian dan Mariana.

Ketiga tokoh ini menjadi pengerak cerita dan sebagai pengerak konflik dalam

poros semantik, namun pada akhirnya setiap konflik yang dimunculkan bisa

diselesaikan dengan pertobatan suci seorang lamafa dan keberanian untuk

mengakui masa lalu.

Kata Kunci: naratologi, struktur naratif, struktur aktansial, struktur fungsional,

poros semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xi

ABSTRACT

Lejap, Paskalia Irene Jaga. 2019. “A Suara Samudra Catatan dari Lamalera

Novel Written by Matia Matildis Banda Narative Structural: A. J. Greimas

Narratology Study”. Bachelor Degree Thesis. Indonesian Letters Study

Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

This thesis describes about narrative structural in Suara Samudra Catatan

dari Lamalera Novel Written by Matia Matildis Band: A. J. Greimas Narratology

Study. An interesting thing which is showed is this novel describes about the

whale captive tradition in Lamalera which is revealed in a fictive characters. This

raises a new problem and perspective in the narrative structure of Suara Samudra

Catatan dari Lamalera.

According to those problems, the researcher uses A.J. Greimas narrative

structural theory. This theory looks for actansial structural, functional structural,

and three semantic shaft which is found in the Novel of Suara Samudra Catatan

dari Lamalera. This research uses literature study methods in collecting the data.

It uses formal method (structural) in the data, then the final analysis is written

qualitative description analysis.

The result of this research is like this: the novel of Suara Samudra Catatan

dari Lamalera has the connected allure with one and another in every character in

the story. The main characters are Lyra and Arakian . In every an axial structure,

Lyra and Arakian will always come up as a subject or an object. Second, an axial

structure helps to determine initial situation, transformation, and final situation

even though is not similar but every structure will bring up the conflict in every

opposing actant. Third, in the novel of Suara Samudra Catatan dari Lamalera has

three characters that involved in every shift which is Lyra, Arakian, and Mariana.

These three characters become a story drive and conflict drive in a semantic shift

even though every conflict that will be come up will be resolved with holy

repentance of Lamafa and the courage to acknowledge the past.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xii

Key words: Narratology study, actansial structural, functional structural, and

semantic

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................................vi

MOTTO ............................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI........................................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………………………....xvii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

1.5 Tinjaun Pustaka ........................................................................................................ 8

1.6 Landasan Teori ...................................................................................................... 11

1.6.1 Skema Struktur Aktansial ............................................................................... 12

1.6.2 Struktur Fungsional ......................................................................................... 15

1.6.3 Poros Semantik ................................................................................................ 16

1.7 Metode Penelitian ................................................................................................. 18

1.7. 1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 18

1.7.2 Metode Analisis Data ..................................................................................... 18

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ............................................................ 18

1.7.4 Sumber Data .................................................................................................... 18

1.8 Sistematika Penyajian ........................................................................................... 19

BAB II ............................................................................................................................... 21

ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL .......................................................................... 21

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA ........................................... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xiv

2.1 Pengantar............................................................................................................... 21

2.2 Struktur Aktansial Lyra dan Arakian: Mengungkap Relasi Anak dan Ayah ........ 24

2.2.1 Pengirim .................................................................................................... 26

2.2.2 Objek ......................................................................................................... 26

2.2.3 Subjek ....................................................................................................... 27

2.2.4 Penolong ................................................................................................... 28

2.2.5 Penentang .................................................................................................. 29

2.2.6 Penerima ................................................................................................... 32

2.3 Struktur Aktansial Lyra dan Mariana: Mengungkap Relasi Anak dan Ibu ........... 33

2.3.1 Pengirim .................................................................................................... 35

2.3.2 Objek ......................................................................................................... 36

2.3.3 Subjek ....................................................................................................... 37

2.3.4 Penolong ................................................................................................... 37

2.3.5 Penentang .................................................................................................. 38

2.3.6 Penerima ................................................................................................... 40

2.4 Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera: Mengungkapkan ketegangan

antara Arakian dan Adat ............................................................................................... 42

2.4.1 Pengirim .................................................................................................... 44

2.4.2 Objek ......................................................................................................... 44

2.4.3 Subjek ....................................................................................................... 45

2.4.4 Penolong ................................................................................................... 45

2.4.5 Penentang .................................................................................................. 46

2.4.6 Penerima ................................................................................................... 47

2.5 Rangkuman ............................................................................................................ 49

BAB III ............................................................................................................................. 51

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL ........................................................................ 51

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN LAMALERA ..................................................... 51

3.1. Struktur Fungsional Lyra dan Arakian: Relasi Antara Ayah dan Anak ................ 51

3.1.1 Situasi Awal .............................................................................................. 53

3.1.2 Transformasi ............................................................................................. 54

3.1.3 Situasai Akhir ............................................................................................ 54

3.2. Struktur Fungsional Lyra dan Mariana: Relasi Anak dan Ibu .............................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xv

3.2.1 Situasi Awal .............................................................................................. 57

3.2.2 Transformasi ............................................................................................. 58

3.2.3 Situasi Akhir ............................................................................................. 58

3.3. Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera: Relasi antara Arakian dan Adat

Lamalera ....................................................................................................................... 59

3.3.1 Situasi Awal .............................................................................................. 61

3.3.2 Transformasi .................................................................................................... 62

3.3.3. Situasi Akhir ............................................................................................. 62

3.4 Rangkuman ........................................................................................................... 63

BAB IV ............................................................................................................................. 65

POROS SEMANTIK NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA ........ 65

4.1 Poros Pencarian ..................................................................................................... 65

4.1.1 Poros Pencarian Lyra dan Arakian ............................................................ 65

4.1.2 Poros Pencarian Lyra dan Mariana ........................................................... 66

4.1.3 Poros Pencarian Arakian dan Adat Lamalera ........................................... 66

4.2 Poros Kekuatan ..................................................................................................... 67

4.2.1 Poros kekuatan Lyra dan Arakian ............................................................. 67

4.2.2 Poros kekuatan Lyra dan Mariana............................................................. 68

4.2.3 Poros Kekuatan Arakian dan Adat Lamalera ............................................ 69

4.3 Poros Komunikasi ................................................................................................. 70

4.3.1 Poros Komunikasi Lyra dan Arakian ........................................................ 70

4.3.2 Poros Komunikasi Lyra dan Mariana ....................................................... 70

4.3.3 Poros Komunikasi Arakian dan Adat Lamalera ........................................ 71

4.4 Rangkuman ........................................................................................................... 72

1) Poros Semantik Lyra dan Arakian .................................................................... 74

2. Poros Semantik Lyra dan Mariana .................................................................... 74

3. Poros Semantik Arakian dan Adat Lamalera .................................................... 75

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 77

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 77

5.2 Saran ..................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pola Aktansial………………………………………………………….13

Tabel 2 Model Fungsional………………………………………………………15

Tabel 3 Poros Semantik ………………………………………………………...17

Tabel 4 Skema Aktansial Lyra dan Arakian…………………………………….25

Tabel 5 Skema Aktansial Lyra dan Mariana…………………………………….35

Tabel 6 Skema Aktansial Lyra dan Adat Lamalera ……………………….……43

Tabel 7 Struktur Fungsional Lyra dan Arakian……………………………..…..53

Tabel 8 Struktur Fungsional Lyra dan Mariana…………………………….…...57

Tabel 9 Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera……………………....61

Tabel 10 Poros Semantik………………………………………………………...73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah sebuah karya seni yaitu suatu karya yang

menghendaki kreativitas. Dalam defenisi sastra telah disebutkan bahwa karya

sastra bersifat imaginasi berarti bahwa karya sastra terjadi akibat penganganan

dan hasil penganganan itu adalah penemuan-penemuan baru, kemudian penemuan

baru itu disusun ke dalam suatu sistem dengan kekuatan imaginasi hingga

terciptalah suatu dunia baru yang sebelumnya belum ada (Pradopo,1994: 59).

Karya sastra merupakan sebuah ciptaan kreasi, imajinatif yang muncul dari

luapan emosi yang spontan dan bukan sebuah imitasi namun karya sastra bersifat

koherensi artin ya bahwa bisa ditafsirkan keselarasan antara bentuk dan isi. Setiap

isi berkaitan dengan suatu bentuk atau ungkapan tertentu (Leuxemburg, dkk

(1989:5).

Novel merupakan karya fiksi atau karangan prosa yang panjang

mengambarkan secara luas cerita kehidupan seseorang atau kelompok di dalam

masyarakat dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku yang dituangkan

dalam bentuk sastra, mengidentifikasi novel sangat terbantu dengan adanya unsur

yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik didalam novel.

Novel merupakan karya fiksi. Pengarang mengambil pengalaman pribadi atau

pengalaman orang lain dari dunia nyata lalu dituangkan dalam novel melalui

sastra. Novel mengambar bagaimana keadaan masyarakat, kebudayaan,

penokohan serta menampilkannya dengan gaya bahasa yang unik dengan runtutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

2

waktu sehingga dalam membaca seolah-olah pembaca berimajinasi menjadi tokoh

antagonis, protagonis dan tritagonis dalam novel (Wellek dan Warren,1989:18-20)

Karya sastra yang berlatar belakang kebudayaan yang dikaji adalah Suara

Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Tema yang

diangkat dalam novel ini adalah budaya dan tradisi Lamalera. Novel ini

menyampaikan warna lokal budaya Lamalera melalui sastra dan bahasa.

Kebudayaan lokal Lamalera menjadi ciri khas dalam novel ini dan

menggambarkan bagaimana sebuah pertobatan suci lamafa atau penikam ikan

paus di desa Lamalera kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lamalera adalah sebuah perkampungan nelayan di Pulau Lembata, NTT. Mata

pencaharian utama yang dijadikan pegangan hidup masyarakat Lamalera adalah

mencari dan menangkap ikan di laut atau sebagai nelayan tradisional (ola nua).

Tradisi ini sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur semenjak berabad-

abad tahun yang lalu, sebagai nelayan, masyarakat Lamalera lebih dikenal sebagai

nelayan penangkapan ikan paus di Lamalera.

Sebagai nelayan penangkapan ikan paus secara tadisional, masyarakat

Lamalera terkait pada serangkaian tradisi dan tata cara yang berkaitan dengan

kehidupannya sebagai nelayan. Tradisi serta tata cara adat yang dimaksud dimulai

dengan pembuatan perahu khusus yang dikenal dengan Peledang (bahasa

setempat disebut tena lamafail), proses penyiapan peralatan dan saran penunjang

perahu, peralatan untuk menangkap ikan paus, sampai pada proses turun ke laut,

pantangan-pantangan (tabu) yang harus dihindari dan pembagian hasil tangkapan

(Oleona dan Bataona,2001:43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

3

Novel ini mengisahkan perjuangan seorang anak perempuan bernama Lyra.

Lyra yang ingin mencari dan bertemu dengan ayah kandungnya yang berada di

Lamalera dengan keberanian yang dimiliki akhirnya Lyra memberanikan diri

untuk berangkat ke Lamalera sendirian dan mencari tahu semua yang ingin dicari.

Kerinduan Lyra untuk bertemu sosok ayah kandungnya sudah dipendam

selama 27 tahun. Lyra membaca sebuah koran yang memberitakan tentang tragedi

terseretanya 17 orang nelayan Lamalera oleh ikan paus ke Australia selama 4 hari

dan hanya 10 orang yang berhasil diselamatkan sebuah kapal pesiar dari Australia

sedangkan 7 orang belum ditemukan dalam musibah tersebut.

Lyra memanfaatkan momen ini untuk pergi ke Lamalera dan bertemu dengan

Arakian. Lyra akhirnya ke Lamalera tanpa berpamitan dengan ibunya terkecuali

Dika saudara kembarnya yang menjadi seorang pastor. Lyra memberanikan diri

berangkat dari Bali menuju Lamalera seorang diri untuk bertemu dengan Arakian.

Awal kisah cinta kedua orang tua Lyra dan Dika bermula sewaktu di SMA

Syuradikara Ende. Kisah cinta itu terpaksa diberhentikan karena tidak

mendapatkan restu dari kedua orang tua Mariana dengan alasan latar belakang

keluarga. Arakian bahkan mendapatkan perlakuan kurang baik dari orang tua

Mariana. Ketika keduanya dipisahkan secara paksa, Mariana dijodohkan dengan

suami pilihan orangtuanya tanpa diketahui oleh oang lain, Mariana diam-diam

sudah mengandung anak Arakian yang diberi nama Lyra dan Dika. lalu keduanya

masing-masing memiliki keluarga Arakian bersama istirnya Ina Yosefina di

Lamalera dan Mariana bersama suaminya Romansyah di Bali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

4

Masa lalu menjadikan Arakian seseorang yang lemah dengan memikul beban

yang berat, kisah keluarga ini jelas menimbulkan komplikatif karena Arakian

gagal menjadi seorang lamafa yang jujur dan bersih dari dosa masa lalu serta

gagal menjadi ayah bagi Lyra dan Dika.

Di puncak segala bencana yang terjadi terseretnya Peledang Martiva Pukan

membuat masyarakat Lamalera cemas akan bencana tersebut Lyra justru

memanfaatkan momen ini untuk pergi ke Lamalera dan mencari Arakian.

Dalam penelitian ini novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera akan dikaji

struktur naratif yang meliputi skema aktansial, struktur fungsional, dan poros

semantik. Dari pola aktansial Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera bisa

dilakukan pengidentifikasi pengirim (sender), objek (object), penerima (receiver),

subjek (subject), pembantu (helper) dan penentang (opponent) sedangkan dari

struktur fungsional Suara Samudra Catatan dari Lamalera bisa mengetahui

bagaimana perubahan yang terjadi saat tahap I: situasi awal, II: Transformasi

(tahap uji kecakapan, tahap utama, tahap kegemilangan) III: situasi akhir dan

Poros Semantik novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera yang dikaji adalah

pengirim, (poros komunikasi) objek, penerima, (poros pencarian), pendukung,

subjek (poros kekuatan) dan penghalang.

Maria Matildas Banda adalah sosok sastrawan yang ulet dan produktif. ”Parosi

Situasi” adalah kolom pribadi pada harian Pos Kupang edisi minggu (halaman

pertama) yang kini memasuki tahun yang ke-11. Parodi situasi adalah rekaman

kondisi sosial masyarakat Nusa Tenggara Timur di mata batin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

5

Sebagian besar karyanya berupa novel atau cerita bersambung (cerbung) di

media massa yang kemudian diterbitkan menjadi novel. Novel-novel yang telah

diterbitkan antara lain Bugenvil Tengah Karang (cerber Pos Kupang, Grasindo

Jakarta,1998); Pada Taman Bahagia (juara III lomba cerber Femina, Grasindo,

Jakarta, 1998); Liontin Sakura Patah (juara III lomba cerber Femina, Grasindo,

Jakarta, 1998); Seharusnya aku mengerti (Nusa Tenggara, 1989); Tabitha (Bali

Post,1997); Doben (Juara 1 lomba menulis cerber Femina,1999); Rabies

(diterbitkan Care Internasional), 2001; Surat-surat dari Dili (Nusa Indah

Ende,2005). Dan dua novel yang dalam proses penerbitan adalah tanah terjanji

(kelanjutan surat-surat dari Dili) dan Suara Samudra (latar belakang penangkapan

ikan paus di Lamalera Lembata (Sehandri, 2012: 55-56).

Maria Matildis Banda Lahir pada 29 Januari 1960 di Bajawa, Kabupaten

Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lulus SMAK Syuradikara Ende, Fakultas

Sastra Universitas Udayana, Denpasar, dan Pascasarjana Universitas Padjadjaran,

Bandung. Mengabdi sebagai dosen tetap pada fakultas Sastra Universitas Undana

Kupang, Denpasar, Bali. Pernah pula menjadi dosen di STFK Ledalero, Maumere,

Flores. Menikah dengan drg.Dominikus Minggu Mere, M.Kes tahun 1991

(Sehandri, 2012: 55).

Pemilihan judul penelitian Struktur Naratif Novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera:Kajian Naratologi ini didasarkan pada tiga alasan sebagai berikut.

Pertama referensi tentang budaya Lamalera yang jarang dijumpai. Kajian terhadap

novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera dapat mengungkapkan aspek-aspek

tradisi dan budaya Lamalera untuk diketahui publik lebih luas. Kedua Pengarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

6

novel ini, Maria Matildis Banda, merupakan salah satu sastrawan NTT yang

sangat produktif, karya-karyanya selalu mengungkapkan warna lokal NTT dan

Timor Timur. Studi ini menempatkan posisi pengarang dalam deretan sastrawan

yang mau mengarap aspek etnografi masyarakat. Ketiga Teori Struktur naratif

kajian A.J. Greimas menarik untuk dipakai karena mengungkapkan peran struktur

aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik dalam Novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda dan memberikan alternatif

penyelesaian masalah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dikaji sebagai berikut:

1) Bagaimana struktur skema aktansial menurut Greimas dalam novel

Suara Samudra Catatan dari Lamalera?

2) Bagaimana struktur fungsional menurut Greimas dalam novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera?

3) Bagaimana poros semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum menerapkan teori struktur naratif yang dikemukakan oleh

A.J Greimas untuk meneliti novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya

Maria Matildas Banda. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah.

1. mendeskripsikan struktur skema sktansial novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera, yang akan diuraikan dalam Bab II.

2. mendeskripsikan struktur fungsional novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera , yang akan diuraikan dalam Bab III.

3. mendeskripsikan poros semantik dalam novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera, yang akan diuraikan dalam Bab IV.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini digolongkan menjadi dua bagian,

yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan sebagai referensi peneliti

sastra tentang penerapan teori struktur naratif kajian A.J.Greimas.

Bahkan menambah wawasan pembaca tentang sisi lain dari novel

Suara Samudra Catatan dari Lamalera berupa kebudayaan lamalera,

kepercayaan dan adat istiadat yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam

novel tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

8

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan referensi kajian budaya

Lamalera yang ada dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera serta sebagai bahan ajar guru Bahasa dan Sastra Indonesia.

1.5 Tinjaun Pustaka

Penelitian ini mengambil karya sastra yaitu novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera karya Maria Matildis Banda. Penelitian ini menggangkat novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera sebagai objek material dan teori A.J Greimas

sebagai objek formal, beberapa studi terdahulu telah menggunakan objek material

dan objek formal tersebut sebagai bahan kajian.

Penelitian pertama ditulis oleh Samapta (2011) dalam skripsi “Novel Ombak

Sandykalaning karya Tamsir As dalam Kajian A.J.Greimas”. Penelitian ini

mengkaji skema aktansial dan korelasi antara skema aktansial dan struktur

fungsional dalam membentuk cerita utama dalam novel Ombak Sandykalaning.

Dengan menggunakan teori A.J. Greimas novel ini bisa diruntutkan dengan enam

aktan dan tiga model fungsional dalam novel tersebut.

Penelitian kedua ditulis oleh Wardhani (2015) dalam skripsi “Kajian

Naratologi pada Novel La Lenteur karya Milan Kundera”. Penelitian ini

mendeskripsikan alur cerita, letak narator dan fungsi kemelanturan dalam alur

penceritaan pada novel La Lenteur karya Milan Kundea.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

9

Penelitian ketiga ditulis oleh Salahuddin (2015) dalam skripsi “Skema aktan

dan model fungsional novel Mayamah Karpov: Kajian Naratologi A.J.Greimas”.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan skema aktan dan model fungsional pada

konflik dalam novel Maryamah Karpov berdasarkan teori naratologi A.J.Greimas

membantu pembaca dalam mengungkapkan makna yang disampaikan oleh

penagarang. Data dalam penelitian ini ada kata, paragraph atau pernyataan yang

dianggap sebagai representasi hubungan antara skema aktan dan model

fungsional. Peneliti menemukan 11 aktan, 11 model fungsional dan 11 konfilk

yang terdapat dalam novel ini.

Penenelitian keempat ditulis oleh Taum, (2017) dalam makalah berjudul Suara

Samudra Suara dari Langit: Pembacaan atas novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera Karya Maria Matildis Banda. Dalam penelitian yang dilakukan

ditemukan teori Naratologi A.J.Greimas dengan menerapkan skema aktansial dan

sktuktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera. Tujuan

dari penelitian ini adalah memberikan dan merumuskan bagaimana teori

naratologi Greimas membentuk kita dalam pola pemikiran tentang aktan dan

struktur fungsional dalam cerita sehingga bisa memahami alur cerita dengan benar

dan tepat ditemukan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Taum

(2017) bahwa tidak ditemukan deskripsi terkait poros semantik dan dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dikaji terkait struktur aktan, model

fungsional dan poros semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

10

Penelitian kelima ditulis oleh Maharani (2018) dalam skripsi berjudul “Tiga

Versi Cerita Panji: kajian naratologi menurut prespektif A.J.Greimas”.

penelitiannya mengkaji tiga versi cerita panji. Tujuan dalam cerita ini adalah

mendeskripsikan struktur aktansial, struktur fungsional (semantis) dan

mendeskripsikan poros semantik yang terdapat dalam cerita Keoang emas, Ande-

ande Lumut, dan Entit dalam tiga versi cerita Panji. Penelitian ini menggunakan

teori Naratologi Struktural A.J Greimas yaitu mengidentifikasi Cerita Panji dalam

teori struktur aktansial, struktur fungsional dan poros semantis.

Penelitian keenam ditulis oleh Salverosari (2018) dalam skripsi “Analisis

Struktur Naratif Serial Petualangan di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat:

Prespekti A.J Greimas”. Penelitian ini mengkaji sebuah cerita yang bergenre

fantasi. Cerita ini dikaji menggunakan teori naratologi A.J Greimas yaitu skema

aktansial, struktur fungsional dan poros semantik untuk melihat bagaimana Rio ,

Nenek Sihir dan tokoh lain dalam memerankan penokohan dalam cerita ini

sehingga alur ceritanya tetap berjalan sesuai dengan teorinya A.J.Greimas

Ke-enam penelitian di atas menggunakan objek formal yang sama yaitu teori

A.J Greimas namun didalam penelitian ini mengkaji Struktur Naratif Suara

Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildas Banda:Kajian

A.J.Greimas. Penelitian ini memberikan kebaharuan dari makalah Taum tentang

skema dua aktansial dan sturktur dua fungsional. Peneliti menambahkan tiga

poros semantik dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

11

1.6 Landasan Teori

Teori Naratif merupakan bentuk dari teori struktural, sehingga suatu struktur

naratif harus mempuyai unsur-usur pembangun yang terdiri atas unsur-unsur

tertentu. Teori naratif juga merupakan salah satu pendekatan objektif karena dasar

kerja teori ini pada bentuk naratif. Tujuan dari analisis struktur naratif adalah

untuk mendapat susunan teks (Sonia dan Abrams Bani dalam

Sugihastuti,2011:51).

Algirdas Julius Greimas (1917-1992) merupakan seorang ahli bahasa dan ahli

semiotik yang berasal dari Lithuania dan banyak meneliti mitologi Lithuania,

Greimas melakukan penelitian terhadap naratologi yang merupakan kombinasi

antara model paradigmatis Levi-Strauss dengan model Sintagmatis Propp. Di

dalam penelitian ini menggunakan naratologi A.J.Greimas (Ratna,2004:137).

Dalam melakukan perbandingan dengan penelitian Propp, objek penelitian

yang dilakukan oleh Greimas tidak terbatas pada genre tertentu yaitu dongeng,

tetapi diperluas pada mitos. Dengan memanfaatkan fungsi-fungsi yang sama,

Greimas memberikan perhatian pada relasi, menawarkan konsep yang lebih tajam,

dengan tujuan yang lebih umum yaitu tata bahasa naratif universal. Dengan

menolak aturan, dikotomi yang kaku sebagaimana dipahami strukturalisme awal.

Greimas pada giliran ini lebih memntingkan aksi daripada pelaku. Tidak ada

subjek di balik wacana, yang ada hanya subjek, manusia semu yang dibentuk oleh

tindakan, yang disebut actans dan acteurs. (Ratna 2004:138-139).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

12

Taum (2011:141) mengatakan analisis naratif Greimas, meliputi dua

tahapan struktur, yaitu (1) struktur lahir, yakni tataran bagaimana cerita

dikemukakan dan (2) struktur batin, yakni tataran imanen, yang meliputi (a)

tataran naratif analisis sintaksis (skema aktan dan struktur fumgsional) dan (b)

tataran diskursif.

1.6.1 Skema Struktur Aktansial

Teori A.J Greimas sebenarnya perhalusan dari atas teori Prop,

sebelumnya Propp sudah memperkenalkan unsur naratif terkecil yang

sifatnya tetap dalam sebuah karya sastra yang disebut sebagai fungsi

berdasarkan teori Propp inilah Greimas mengemukakan teori aktan yang

menjadi dasar sebuah analisis naratif universal (Todorov dan Teeuw dalam

Taum,2011:142-143).

Greimas menyederhanakan fungsi-fungsi Propp dari 31 fungsi menjadi

20 fungsi, kemudian dikelompokan menjadi tiga struktur dalam tiga

pasang oposisi biner dan dari tujuh tindakan disederhanakan menjadi enam

aktan (peran, pelaku, para pembuat) yang dikelompokan menjadi tiga

pasangan oposisi biner, yaitu: subjek versus objek, pengirim (kekuasaan)

dan penerima (orang yang dianugerahi), dan penolong versus penentang.

Greimas tidak hanya berhenti sampai pada satu jenis tunggal melainkan

sampai pada perumusan sebuah tata bahasa naratif (narrative grammar)

yang universal dengan menerapkan analisis semantik atas struktur kalimat.

Sebagai penganti terorinya Propp, Greimas memberikan tiga oposisi biner

yang meliputi enam aktan atau peran yaitu: subjek versus objek, pengirim

versus penerima, dan penolong versus penentang. (Taum, 2011: 142).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

13

Ketiga pasangan oposisi biner ini merupakan pola dasar yang selalu

berulang dalam semua cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan

(narrative grammar) .

Jika disusun dalam sebuah tabel pola peranan aktansial, ketiga oposis

fungsi aktan yang terdiri dari enam aktan tersebut tampak dalam sebuah

bagan alur (flow chart) sebagai berikut (Taum, 2011:143).

Tabel 1

Pola Aktansial Greimas

Yang dimaksud dengan aktan adalah satuan naratif terkecil, berupa

unsur sintaksisi yang mempunyai fungsi tertentu. Aktan merupakan peran-

PENGIRIM

(Sender)

OBJEK

(Object)

PEMBANTU

(Helper)

PENENTANG

(Opponent)

PENERIMA

(Receiver)

SUBJEK

(subject)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

14

peran abstrak yang dimainkan oleh seorang atau sejumlah pelaku. Fungsi

adalah satuan dasar cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna

yang membentuk narasi.

Tanda panah dalam skema pada tabel merupakan unsur penting yang

menghubungkan fungsi sintaksis naratif masing-masing aktan. Tanda

panah dari pengirim yang mengarah ke objek berarti ada keinginan dari

pengirim untuk mendapatkan, menemukan, atau memilih objek. Tanda

panah dari objek ke penerima berarti objek yang diusahakan oleh subjek

dan dinginkan oleh pengirim diserahkan atau ditujukan kepada penerima.

Tanda panah dari pembantu menunjukkan bahwa pembantu memudahkan

subjek untuk mendapatkan objek. Sebaliknya tanda panah dari penentang

mempunyai kedudukan untuk menentang, menghalangi, mengganggu,

merusak atau menolak usaha subjek. Tanda panah dari subjek menuju

objek berarti subjek bertugas menemukan atau mendapatkan objek yang

dibebankan oleh pengirim (Taum, 2011:145).

Adapun fungsi dari masing-masing aktan sebagai berikut:

1) Pengirim (Sender) adalah aktan (seseorang atau sesuatu yang

menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita.

2) Objek (object) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang dituju,

dicari, diburu atau diinginkan oleh subjek atas ide dari pengirim.

3) Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang)

yang ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek.

4) Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang

membantu atau mempermudah usaha subjek atau pahlawan untuk

mendapatkan objek.

5) Penentang (Opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang

menghalangi usaha subjek atau pahlawan dalam mencapai objek.

6) Penerima (Receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang

menerima objek yang diusahakan atas atau dicari oleh subjek.

(Zaimar dan Suwondo dalam Taum,2011:146)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

15

1.6.2 Struktur Fungsional

Struktur fungsional berfungsi untuk menguraikan peran subjek dalam

melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam peristiwa yang

yang dialami oleh subjek (Taum,2011:146)

Struktur fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu (I) situasi awal, (II)

transformasi, dan (III) situasi akhir. Struktur fungsional dibentuk bagan

sebagai berikut.

Tabel 2 Model Fungsional

I II III

Situasi

Awal

Transformasi Situasi

Akhir Tahap Uji

Kecakapan

Tahap

Utama

Tahap

Kegemilangan

1) Situasi Awal

Cerita mengambarkan keadaan sebelum ada suatu

peristiwa yang mengganggu keseimbangan (harmoni).

Dalam tahap awal, subjek mulai mencari objek, terdapat

berbagai rintangan, disitulah subjek megalami kecakapan

(Taum, 2011:47).

2) Transformasi

Tahap transformasi meliputi tahap uji kecakapan, tahap

utama dan tahap kegemilangan, ketiga tahapan cobaan ini

menunjukan usaha subjek untuk mendapatkan objek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

16

Dalam tahap ini muncul pembantu dan penentang. Tahap

cobaan utama berisi gambaran hasil usaha subjek dalam

mendapatkan objek. Dalam tahap utama ini sang pahlawan

pulang. Tahap cobaan kegemilangan merupakan bagian

subjek dalam menghadapi pahlawan palsu maka subjek

adalah pahlawan palsu (Taum, 2011:147).

3) Situasi akhir

Situasi akhir berarti keseimbangan, situasi telah

kembali seperti semula dan semua konflik telah berakhir.

Disinilah cerita akhir dengan subjek yang berhasil atau

gagal mencapai objek (Taum, 2011:147).

1.6.3 Poros Semantik

Poros semantik digunakan untuk mengungkapkan tujuan cerita.

Menurut Greimas, analisis naratologi harus sampai pada tataran diskursif,

yaitu kajian untuk mengungkap tiga poros semantik dan menjelaskan

secara detail hierarki oposisi dalam teks berdasarkan gerak pencarian

antara subjek dan objek. (Astuti dan Taum,2018:38)

Diantara ketiga oposisi biner, pasangan oposisi subjek-objek adalah

manusia yang terpenting pada subjek terdiri atas pelaku sebagai manusia

sedangkan objek merupakan sebuah kehendak yang mesti dicapai seperti

kebebasan, keadilan dan kekayaan. (Ratna,2004:139)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

17

Tabel 3

Poros Semantik

Poros Komunikasi

Pengirim OBJEK Penerima

Poros Pencarian (desire)

Penolong SUBJEK Penentang

Poros Kekuatan

Tiga poros semantik Greimas diantaranya.

1. Poros Pengetahuan --- Axis of Knowlegde adalah poros pengetahuan

merefleksikan dinamika kepemilikan pengetahuan (dinamics of

knowledge possession ) antara pengirim (sender) dan penerima

(receiver)

2. Poros Pencarian --- Axis of Desire hal yang dinginkan atau

diperjuangkan oleh subjek dari objek.

3. Poros Kekuatan ---Axis of Power adalah kekuatan atau kemampuan

yang dimiliki untuk mencapai keinginan, atau justru sebaliknya

kekuatan penentang yang menghambat tercapainya tujuan (Eldridge,

2017: 146-147).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

18

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data penulis menggunakan metode

studi pustaka dalam mengumpulkan data. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.

Sedangkan sebagai refrensi penunjang, penulis menggunakan data-data

sumber tertulis atau pustaka lain seperti buku, artikel, jurnal, skripsi yang

terdapat pada laman internet.

1.7.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis data adalah dengan metode

formal (struktur) adalah metode yang untuk menganalisis unsur-unsur

karya sastra sesuai dengan peralatan yang dikandung. (Ratna,2004:49)

untuk menerapkan teroi struktural dalam penelitian ini. Struktralisme

A.J.Greimas mengungkapkan bagan aktansial, struktur fungsional dan

poros semantik dalam novel yang dikaji.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, Metode

deskriptif kualitatif adalah memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan

menyajikannya dalam bentuk deskriptif. Deskriptif kualitatif bertujuan

untuk mengungkap fakta fenomena, dan variabel yang terjadi secara apa

adanya di lingkungan masyarakat (Ratna, 2004:46).

1.7.4 Sumber Data

Dalam Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari

novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

19

Novel : Suara Samudra Catatan dari Lamalera

Pengarang : Maria Matildis Banda

Tahun Terbit : 2017

Peneribt : PT Kanisius

Jumlah : 485 Halaman

Cetakan : Pertama

ISBN : 978-979-21-5289-0

1.8 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penelitian yang berjudul “Analisis Struktur

Naratif novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis

Banda: Kajian Naratologi A. J Greimas terbagi menjadi lima bab dalam

penelitian.

Bab pertama berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab kedua berisi pembahasan terkait struktur aktansial dalam novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Bab ini akan

dipaparkan aktan pengirim dan aktan penerima, aktan subjek dan aktan objek, dan

aktan penentang dan aktan penolong.

Bab ketiga berisi struktur fungsional dalam novel dalam novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Bab ini dipaparkan situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

20

awal, transformasi yang meliputi uji kecakapan, tahap utama dan tahap

kegemilangan.

Bab keempat berisi poros semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera karya Maria Matildis Banda. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai

poros semantik yang meliputi poros pencarian, poros kekuatan, dan poros

komunikasi yang terdapat dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

karya Maria Matildis Banda.

Bab kelima berisi kesimpulan dan saran yaitu simpulan terhadap struktur

naratif dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis

Banda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

21

BAB II

ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA

2.1 Pengantar

Novel Suara Samudra Catatan Lamalera karya Maria Matildis Banda akan

dikaji struktur aktansial dalam naratologi A.J Greimas. Bab ini akan membahas

Struktur Aktansial dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera yang

dimiliki oleh tokoh utama yaitu Lyra dan Arakian, Lyra dan Mariana dan Arakian

dan Adat Lamalera. Bab ini akan menentukan tiga oposis biner yaitu subjek-

objek, pengirim-penerima, dan penolong–penentang, Sebelum membahas oposisi

biner penulis akan memaparkan Lamalera dan tradisi penangkapan ikan paus yang

menjadi motif kuat dalam novel ini.

Lamalera merupakan salah satu desa di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Lamalera terletak di selatan kabupaten Lembata dan diapiti oleh

dua buah Tanjung Sarabia dan Bao Futung. Pantai teluk yang lingkar luarnya

dipeluk deretan naje sebagai tempat bernaung Pelendang ketika tidak melaut.

Rumah penduduk terletak di ketinggian batu padas dan kering, dan bukit-bukit

karang yang kian ke atas kian tinggi (Banda, 2017:36).

Proses penangkapan ikan, secara teknis sangat ditentukan oleh adanya saran

dan prasarana yang memadai di samping faktor manusia penentu utama. Perahu

sebagai saran utama harus dilengkapi dengan senjata-senjata serta sarana

penunjang lainnya yang dipakai untuk memburu dan menangkap ikan paus di

antaranya Kaffe/Tempuling yaitu senjata yang ditempa dari besi, berbentuk

SUBJEK

(Subject)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

22

lonjang panjang, pada bagian ujungnya, Kenatte, senjata yang digunakan untuk

mengaitkan ikan paus dan jenis ikan yang lainpada saat ikan telah mati, dibuat

dari besi, berbentuk kait dengan fungsi untuk mencegah agar ikan yang telah mati

tetap terapung di atas permukaan air, Beladda, sejenis sangkur yang akan

ditautkan pada ujung galah untuk menusuk tubuh ikan dalam mempercepat proses

kematiannya, Duri, sejenis pisau panjang yang berfungsi untuk membelah dan

menolong ikan dan Tale/Tali, sarana penunjang lainnya melengkapi senjata-

senjata tersebut di atas merupakan rangkaian kelengkapan senjata yang tidak

dipisahkan satu dengan yang lainnya adalah tale/tali. Tali berfungsi sebagai

pegangan tempuling yang dipakai untuk menyeret setiap tangkapan ke pinggir

perahu sampai menemui ajalnya (Oleona dan Bataona,2001:69-70)

Perahu/Peledang (tena lamafli) dapat dipakai sebagai sarana utama dalam

usaha penangkapan ikan paus di laut, bentuk serta proses pembuatannya harys

mengikuti bentuk serta tata cara yang diwariskan secara turun temurun dari nenek

moyang. pembuatan perahu/peledang meliputi beberapa tahap disertai rangkaian

upacara adat yang harus dipantuhi secara cermat (Oleona dan Bataona,2001:44)

Dalam kajian ini, penulis akan membagi tiga struktur aktansial, yaitu (1) Lyra

dan Arakian, (2) Lyra dan Mariana, dan (3) Arakian dan adat Lamalera. Ketiga

struktur aktansial ini memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda sehingga perlu

dibedakan dan dikaji secara mendalam dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

23

(1) Struktur Aktansial Lyra dan Arakian memiliki hubungan ayah dan anak.

Gejolak batin yang dialami oleh Lyra untuk mencari tahu asal-usul menjadi

dorongan yang begitu kuat untuk pergi ke kampung halamannya dan mencari

tahu semua keberanaran. Pencarian Lyra terhenti ketika sampai di Lamalera

dan bertemu dengan Arakian.

(2) Struktur Aktansial Lyra dan Mariana memiliki hubungan anak dan ibu.

Mariana tidak menutupi masa lalunya walaupun sudah memiliki keluarga

yang baru bersama Romansyah di Bali namun Mariana tidak ingin anak-

anaknya melupakan siapa ayah kandung mereka, melalui foro dan cerita

Mariana mengisahkan tentang lamafa yang berani dan tegar dalam

menghadapi cobaan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.

(3) Ibu menggantung sebuah foto besar masing-masing di kamar Dika

dan kamar Lyra. Ia bercerita kepada keduanya bahwa itu foto nelayan

Lamalera yang menaklukkan ikan paus di tengah samudera luas.

Sengaja foto itu dipajang agar Lyra dan Dika belajar dari ketegaran

dan keberanian laki-laki nelayan (Banda,2017:331)

(3) Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera. Hubungan Arakian dan

adat Lamalera memperlihatkan ketegangan. Arakian menyimpan sebuah dosa

masa lalu dalam hati bahkan bertahun-tahun tidak ada seorang pun yang

mengetahui apa yang terjadi antara peledang dan Arakian, Arakian kehilangan

segalanya bahkan harga dirinya. Belum ada pengakuan dan perobatan suci

dirinya sendiri sebelum mengarungi samudra bersama Martiva Pukan. Hal ini

dapat ditunjukkan melalui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

24

(4) Ketika tidak sanggup lagi menjadi lamafa dan tidak dapat

menjelaskan kepada segenap keluarganya mengapa Arakian lumpuh

tiba-tiba dan mati-matian tidak mau meluat bersama Martiva Pukan

(Banda:2017:65)

2.2 Struktur Aktansial Lyra dan Arakian: Mengungkap Relasi Anak dan

Ayah

Suara Samudra Catatan dari Lamalera adalah novel yang muncul dari rasa

keprihatinan terhadap tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera yang

diungkapkan Maria Matildis Banda dalam ungkapan fiktif tokoh Lyra dan

Arakian. Lyra dan Arakian tidak bisa terhindarkan dari tradisi atau ritual

masyarakat nelayan Lamalera dalam mencari tahu kebenaran dan asal-usul

tentang jati dirinya.

Dalam novel ini digambarkan bagaimana Lyra dengan kegigihan dan tekat

yang bulat pergi seorang diri dari Bali ke Lamalera untuk bertemu dengan

Arakian dan mengetahui asal-usul dirinya.

Jika ditinjau dari sudut ini bisa dikatakan bahwa dorongan batin Lyra untuk

mencari tahu asal usulnya menjadi pengirim atau pengerak dalam novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera. Gejolak batin Lyra yang sudah dipendam 27

tahun memunculkan keberanian dalam dirinya Lyra untuk pergi ke Lamalera dan

bertemu dengan Arakian (ayah biologisnya). Hal ini ditunjukkan melalui kutipan

berikut:

(5) Apakah ini saat yang tepat? Saat yang tepat untuk mendengarkan

langsung suara-suara yang dating dari samudra tempatku berasal? Di

mana langit, matahari, bintang-bintang, laut dan cakrawala mengirim

pesannya untukku? (Banda,2017:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

25

Lyra menempati fungsi subjek dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera untuk berjuang mencari dan menemukan objek (Arakian dan leluhur)

objek yang dicapai subjek adalah dengan bertemu dengan Arakian dan kembali ke

kampung halaman dapat diilustrasikan dalam tabel 4.

Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

Skema Aktansial Lyra dan Arakian

Berdasarkan skema aktansial di atas (lihat Tabel 4). Fungsi atau

kedudukan masing-masing aktan sebagai berikut:

OBJEK

Arakian dan Leluhur

PENERIMA

Lyra dan Arakian

PEMBANTU

Antony, Lelarat, Mariana

PENENTANG

Boli, Agustina, Kia, Pito

PENGIRIM

Dorongan Batin Lyra

SUBJEK

Lyra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

26

2.2.1 Pengirim

Pengirim atau sender novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

adalah dorongan batin Lyra. Gejolak batin yang dialami oleh Lyra yang

sudah dipendam 27 tahun lalu. Ketika mendengar berita terseretnya 17

orang nelayan dari Lamalera oleh ikan paus dan mendapatkan kabar

bahwa salah satu nama dari 17 orang nelayan tersebut bernama Arakian

membuat Lyra semakin bertekat bulat untuk pergi ke Lamalera dan

mencari tahu bagaimana keadaan para nelayan tentu berharap bahwa

Arakian masih hidup.

Aktan pengirim dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera Lyra dan Arakian adalah dorongan batin Lyra yang sudah

bertekat untuk pergi ke Lamalera. Dorongan batin Lyra menjadi pengerak

dalam cerita ini dan memberikan karsa atau keinginan kepada subjek

(Lyra) untuk bertemu dengan objek (Arakian dan Leluhur). Hal ini dapat

ditunjukkan melalui kutipan:

(6) Lyra menyesal mengapa baru sekarang hatinya bergemuruh hatinya

bergemuruh untuk pergi. Mengapa tidak sejak dulu didengarnya suara

hatinya sendiri. Kali ini tidak ada seorang pun yang akan dibiarkan

menghentikan langkahnya untuk terbang jauh ke Lamalera. Kali ini

suara dalam hatinya lebih menggema. Dia harus pergi sebelum

semuanya terlambat (Banda,2017:21)

2.2.2 Objek

Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera Lyra dan

Arakian, objek yang dicari oleh subjek atas ide dari pengirim adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

27

Arakian dan Leluhur. Lyra sebagai subjek berusaha untuk bisa

menemukan Arakian dan Leluhur sebagai objek tentu usaha subjek

mengalami beberapa tantangan dalam menemukan objek tetapi karena

kegigihan dari subjek akhirnya subjek bisa menemukan objek.

Aktan objek dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

adalah Arakian dan Leluhur dan pada akhirnya Lyra berhasil bertemu

dengan Arakian dan Leluhur dengan pergi ke Lamalera. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui:

(7) Bapa? Tuhan! Aku yang dimaksudnya dengan Bapa bukan?”Arakian

ingin mendekat dan bertanya, apa kabar anakku, selamat datang,

selamat pulang. Mari kita pulang ke rumah kita. Akan tetapi

langkahnya terasa berat. Dia menoleh tepat ketika Lyra juga menoleh

dan mengangguk padanya lagi. (Banda,2017: 432).

(8) Diperhatikan dnegan jelas wajah bapanya. Sungguh tidak jauh

berbeda dari juru tikam puluhan tahun. Wajah yang mirip dengan

Dika Saudara kembarnya (Banda,2017:246)

2.2.3 Subjek

Subjek adalah pahlawan yang ditugaskan pengirim untuk

mendapatkan objek. Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

yang menjadi subjek adalah Lyra. Saat, ia sedang studi di Bali,

mendapatkan berita mengejutkan tentang tragedi terseretnya 17 orang

nelayan Lamalera oleh ikan paus selama 4 hari, dalam tragedi itu 10 orang

berhasil diselamatkan sebuah kapal pesiar dan 7 orang belum ditemukan,

Lyra memanfaatkan momen penting ini untuk mencari ayahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

28

Lyra memberanikan diri untuk pergi dari Bali ke Lamalera dan

bertemu dengan Arakian, apapun yang terjadi Lyra harus sampai di

Lamalera dengan berkat yang diberikan oleh Pater Dika-Saudara kembar

Lyra membuat Lyra semakin yakin dengan keputusan yang diambil. Hal

ini ditunjukkan melalui kutipan:

(9) Pada awalnya dia memastikan bahwa Pater memberikan restu. Berkat

yang diberikan Pater Dika membuatnya merasa sudah sampai di

Lamalera (Banda,2017:22).

2.2.4 Penolong

Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera bagian Lyra

dan Arakian ditemukan tiga orang yang berada dalam aktan penolong.

Masing-masing di antaranya ada Mariana, ibu dari Lyra dan Dika yang

sudah membantu Lyra mengetahui asal-usul dari cerita yang sering

dibagikan oleh ibunya ketika masih kecil dulu. hal ini ditunjukkan melalui

kutipan:

(10) Mariana tidak ingin anak-anaknya melupakan siapa sesungguhnya

ayah kandung mereka sehingga Mariana selalu membagikan cerita

tentang seorang lamafa dari gambar yang selalu dipanjang di kamar

anak-anaknya (Banda,2017:16).

Penolong kedua adalah Anthony yang sudah membantu Lyra dalam

perjalanan dari Kupang-Waibalun dan Lamalera. Lyra mendapatkan kabar

tentang tragedi terseretnya nelayan oleh ikan paus dari sebuah surat yang

dibawa Anthony untuk Lyra di Bali tetapi semua itu menjadi sebuah tanda

tanya besar dalam hati Lyra siapa sesungguhnya yang sudah mengirim

surat itu untuk Lyra namun pergulatan batin itu dipendam oleh Lyra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

29

karena sekarang Lyra merasa beruntung dengan kehadiran Anthony bisa

membawa Lyra sampai di Lamalera dengan selamat. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui kutipan:

(11) Saya tidak mengenal siapapun di sana,” jawab Lyra.Ada Anthony

”jawab Anthony dengan yakin.”percayalah!” (Banda,2017:353)

Penolong ketiga adalah Paulus Lelarat. Lelarat membantu Lyra untuk

mencari tahu kebenaran dan asal-usul yang sengaja disembunyikan oleh

orang-orang Lamalera. Lelarat adalah saudara dari Arakian walaupun

Lelarat membenci Arakian tetapi dengan bencana yang dialami ketika

berada di Samudra, Lelarat berubah menjadi bapak yang baik untuk Lyra

dan membantu Lyra mencari tahu asal-usulnya. Hal ini dapat ditunjukkan

melalui kutipan:

(12) Gerbang Lamalera adalah laut dan pantai Lamalera. Ina Lera sudah

berani datang dari gerbang, dan pulanglah juga dari gerbang.

Pulanglah dengan kebenaran (Banda,2017:481)

Kehadiran aktan penolong seperti Mariana, Anthony dan Lelarat

membantu Lyra untuk menemukan Arakian dan Leluhur di Pantai

Lamalera, ada beberapa tokoh yang tidak dimasukkan dalam aktan

penolong seperti Ibu Mien dan Dika karena kedua tokoh ini hanya sebagai

tokoh yang menunjang alur cerita dalam novel ini.

2.2.5 Penentang

Penentang (opponent) adalah seseorang atau sesuatu yang

menghalangi usaha subjek untuk mendapati objek. Aktan penentang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

30

muncul diantaranya Romansyah, Boli, Agustina, Kia dan Pito, kelima

Aktan penentang ini berusaha untuk menghalangi perjalanan Lyra untuk

tidak sampai di Lamalera dan bertemu dengan Arakian. Masing-maisng

aktan memiliki tujuan tersendiri dalam menghalangi Lyra.

Aktan penentang pertama adalah Romansyah yang merupakan

Ayah tiri Lyra, masa kecil Lyra dihabiskan bersama ayah tiri dan bahkan

Lyra mendapatkan perlakuan kasar dari ayah tirinya dengan semua

kejadian itu akhirnya Lyra menyadari bahwa Romansyah bukan ayah

kandungnya tidak berhenti sampai di situ Romansyah tidak ingin Lyra dan

Dika mengetahui siapa ayah kandung mereka. Hal ini dapat ditunjukkan

melalui.

(13) Laki-laki ini! Laki-laki ini” Roman merobek-robek foto dengan

kebencian. Diam-diam kamu ajarkan sejak kecil pisah dari saya, ayah

mereka (Banda,2017:332)

Aktan penentang kedua adalah Boli. Boli tidak ingin Lyra sampai

ke Lamalera karena jika Lyra sampai ke Lamalera, semua rencana yang

sudah disusun Boli bisa terbongkar dan Boli tidak ingin Lyra bertemu

dengan Arakian di Lamalera. Hal ini dapat ditunjuk melalui:

(14) Kamu sanggup ke Lembata? Sanggup jalan kaki di atas tebing sejauh

45Km? sudahlah pikirkan hal lain saja jangan Lamalera

(Banda,2017:47)

Aktan penentang ketiga Agustina, kekasihnya Boli yang berada di

Lamalera. Rencana yang disusun Boli sudah matang dia menyuruh

Agustina untuk melancarkan rencananya dan membuat Lyra untuk tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

31

sampai ke Lamalera. Agustina melakukan segala perintah Boli dengan

baik dalam perjalanan menuju ke Lamalera di dalam kapal Feri Ile Boleng

Agustina menjalankan rencananya. Hal ini ditunjukkan melalui:

(15) Banyak orang berduka karena persitiwa ini untuk apa Lyra ke sana

ingin mencari apa di sana, anda mau juga dimarahi kah? kata agustin

(Banda, 201:292).

Aktan penentang keempat adalah Kia dan Pito. Masa lalu Arakian

menjadi duka untuk masyarakat Lamalera terutama Kia dan Pito.

Kebencian yang terpancari di mata Kia dan Pito. Dendam masa lalu

membuat Kia dan Pito begitu membenci Mariana maupun keluarganya.

Hal ini ditunjukkan melalui:

(16) tidak penting, Bu! Sama sekali tidak penting. Arakian akan mengusir

mereka seperti dulu Arakian diusir. Saya pun tidak mau melihat luka

batinnya berdarah lagi. Saya juga akan berdiri di depan dan

menghadang kedatangannya dengan cara saya!”. “mungkin saja

anaknya yang datang. Kalau benar-benar mereka memiki anak.” “saya

hadang dan tendang,”jawab Kia. (Banda, 2017:323 ).

Setiap aktan penentang berusaha menjalankan fungsinya masaing-

masing dengan baik. Masa lalu Arakian dan Mariana membawa luka dan

duka cita untuk masyarakat Lamalera terutama untuk Kia dan Pito, semua

bencana yang terjadi mengingatkan mereka pada dosa masa lalu yang

belum terselesaikan antara Arakian dan Mariana bahkan kehadiran Lyra di

Lamalera mendapatkan penolakkan dari masyarakat Lamalera terutama

Kia dan Pito karena Lyra dianggap sebagai anak dari dosa masa lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

32

2.2.6 Penerima

Penerima atau receiver adalah aktan sesuatu atau seseorang yang

menerima objek yang diusahakan atau dicari subjek. Dalam novel ini

penerimanya adalah Lyra dan Arakian. Keduanya akhirnya dipertemukan

di Lamalera bisa saling memanggil anak dan bapak.

Dengan perjalanan yang begitu panjang dialami oleh Lyra dan

Arakian akhirnya mereka bisa dipertemukan di Lamalera kembali. Lyra

melakukan perjalanan yang cukup jauh dari Bali menuju ke Kupang lalu

dari Kupang ke Larantuka dan akhirnya tiba di Lamalera dan Arakian pun

melakukan perjalanan panjang dari Australia menuju ke Kupang lalu ke

Larantuka dan sampai ke Lamalera.

Sudah 27 tahun mereka berdua dipisahkan namun dengan kejadian

ini akhirnya Lyra dan Arakian kembali dipertemukan di Lamalera tempat

asal-usul Lyra dan Arakian. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:

(17) “Bapa,” Lyra memanggil perlahan dan membuka mata hitamnya.

Arakian menoleh dan tatapan mata anak dan bapanya tak terhindarkan

lagi. Saling menatap. Lyra benar-benar terlena dalam tarikan mata

Arakian (Banda,2017:432).

Kajian pertama dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamlera, skema

aktansial melibatkan Lyra dan Arakian. Dalam skema ini Lyra sebagai subjek

berusaha untuk mencari dan menemukan objek yaitu Leluhur dan Arakian.

Perjalanan Lyra begitu panjang dari Bali menuju ke Kupang, Larantuka dan

Lamalera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

33

Pergulatan batin yang dirasakan Lyra membuat Lyra memberanikan diri

untuk pergi ke Lamalera seorang diri dan mencari tahu asal-usul dirinya namun

keberanian Lyra diuji ketika berada di Kupang dan bertemu dengan Agustina, Kia

dan Pito, ketiga orang Lamalera ingin tidak menerima kedatangan Lyra di

Lamalera karena dianggap membuka luka masa lalu dengan kehadiran Lyra akan

menambah luka untuk masyarakat Lamalera, ketiga orang ingin berusaha untuk

mengusir Lyra kembali ke Bali tetapi Anthony menolong Lyra dalam perjalanan

itu dengan kehadiran Anthony membuat Lyra merasa lebih baik dari sebelumnya

bahkan satu-satunya orang Lamalera yang menerima Lyra adalah Paulus Lelarat.

2.3 Struktur Aktansial Lyra dan Mariana: Mengungkap Relasi Anak dan

Ibu

Kajian Struktur Aktansal ini menceritakan bagaimana perjalanan kisah cinta

dari Arakian dan Mariana hingga melahirkan Lyra dan Dika. Kepergian Mariana

dari kehidupan Arakian membuat Arakian menjadi seorang lamafa yang lemah

dengan memikul beban masa lalu. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa

yang terjadi dengan peledang ini dan tahun-tahun yang pahit ketika Arakian

kehilangan segalanya bahkan harganya dirinya sendiri.

Peledang telah dinodai, anak-anak dan perempuan menangis karena lamafa

tidak pergi ke laut setelah bertahun-tahun. Semua kekacauan itu dirasakan oleh

Arakian. Masa lalu mengantarkan Arakian pada luka yang dialami oleh

masyarakat Lamalera karena Arakian sudah tidak pergi melaut dan sudah lama

lumpuh menjadi lamafa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

34

Ketika beranjak dewasa, Lyra memberanikan diri untuk pergi ke Lamalera dan

mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi, begitu banyak teka-teki yang muncul

tentang peledang dan gripe bahkan ketika Lyra memutuskan untuk mencari tahu

asal-usul dan ayah biologis. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:

(18) Rahasia apakah yang disembunyikan ibu dengan peledang ini?” Lyra

bertanya-tanya dalam hati, (Banda; 2017:458).

(19) Ibu, ada apa dengan gripe?. Beberapa kali dia mencoba mengerti apa

makna gripe bagi ibunya, tetapi dia tidak menemukan jawaban apa-

apa. (Banda,2017:460)

Dalam perjalanan Lyra ke Lamalera mendapatkan banyak tantangan baik dari

Boli yang sudah sakit hati atas perbuatan Arakian dan Marianan karena melukai

Peledang dengan perbuatan mereka dan meninggal luka untuk masyarakat

Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui

(20) Peledang sudah bertahun-tahun tidak menjalankan fungsinya. Luka

hati palendang telah berkarat.aku anak cucu tanah, rumah adat dan

suku yang dikhianati sejak kesucian pelendang dilanggar. (Banda,

2017:33)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

35

Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

Skema Aktansial Lyra dan Mariana

Dari skema aktan pada gambar 5, fungsi atau kedudukan masing-masing

aktan pada novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera adalah sebagai berikut.

2.3.1 Pengirim

Pengirim atau sender adalah kisah cinta Arakian dan Mariana.

Kisah keduanya sebagai pengantar awal dalam alur cerita novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera Menimbulkan konflik ketika cinta

Arakian dan Mariana tidak mendapatkan restu dari orangtua Mariana.

PENGIRIM

Kisah cinta Arakian

dan Mariana

OBJEK

Arakian, Peledang dan

Gripe

PENERIMA

Arakian dan Lyra

PENOLONG

Anthony dan Lelarat

PENENTANG

Boli, Kia dan Pito

SUBJEK

Lyra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

36

Arakian bahkan direndahkan dan dilaporkan ke polisi oleh orangtua

Mariana. Keduanya dipisahkan secara kejam tetapi tanpa diketahui banyak

Mariana diam-diam sudah mengandung anak kembar: Lyra dan Dika.

(21) Setelah kabar lulus, Mariana nekat ikut lagi tetapi kali ini tanpa ijin

orang tua. Orang tuanya marah besar sampai melaporkan Arakian ke

polisi. Ternyata urusannya jadi panjang. Konsentrasi pada beasiswa

jadi terbengkelai. Hanya karena mau memperjuangkan cintanya pada

Mariana. Yang penting bagi Mariana dan hanya Mariana.

(Banda,2017:308)

2.3.2 Objek

Objek (object) yang dicari dalam novel ini ada dua. Objek pertama

adalah Arakian, dan objek kedua adalah Peledang dan Gripe. Peledang

adalah sebuah simbol luka batin yang di alami oleh masyarakat Lamalera

karena perbuatan masa lalu Arakian dan Mariana. Peledang menjadi saksi

perjalanan kisah Arakaian dan Mariana, Arakian dan Mariana telah

melakukan hubungan terlarang di dalam Peledang bukan hanya kenangan

tentang Peledang ternyata ada Gripe.

Gripe menyimpan begitu banyak kenangan antara Arakian dan

Mariana. Gripe sendiri merupakan tangan penghubung antara Lamalera A

dan Lamalera B. Ketika Mariana pergi dan menghilang dari kehidupan

Arakian. Peledang menjadi tidak terurus bahkan kenangan bersama

Mariana selalu membuat Arakian menjadi laki-laki yang lemah untuk

menghadapi semuanya itu dan tidak ingin pergi ke laut dalam beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

37

tahun dan tidak menjadi seorang lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan

melalui:

(22) “Lamalera sudah hancur sejak gripe dicemarkan “Tanya pada ibu

Anda! Ibu Anda pasti akan menjelaskan apa itu gripe dan mengapa

gripe sampai hancur. (Banda,2017:418).

(23) Peledang, sudah bertahun-tahun tidak menjalankan fungsinya. Luka

hati Peledang telah berkarat. (Banda,2017:33)

2.3.3 Subjek

Subjek (subject) dalam novel ini Lyra sebagai subjek yang ingin

mencari tahu bagaimana objek (Arakian, Peledang dan Gripe) yang

sengaja ditutupi selama 27 tahun oleh Arakian dan Mariana ketika sampai

di Lamalera Lyra ingi mencari tahu apa sesungguhnya yang ditutupi oleh

Arakian dan Mariana tentang Peledang dan Gripe dan kenapa begitu

banyak hati yang terluka dengan itu. Hal ini ditunjukkan melalui:

(24) Bapa Aku datang ke tanah yang asing ini untukmu. Sendirian. Berani

karena tujuan. Maukah engkau mendengarkan kisahku tentang rindu

(Banda,2017:28).

(25) Ibu, saya ada di sini. Apa yang engkau tahu tentang gripe,Bu?

kuatkanlah saya, bu sebentar lagi putrimu akan menjejakkan kakinya

di tanah leluhurnya (Banda,2017:419)

2.3.4 Penolong

Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang

membantu atau mempermudah subjek dalam mendapatkan objek. Aktan

penolong yang membantu Lyra menemukan jawaban Peledang dan Gripe

adalah Anthony dan Lelarat. Perjalanan Lyra tidak berhenti ketika dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

38

sampai di Lamalera tetapi semua kejadian masa lalu Arakian dan Mariana

menjadi salah satu tujuan Lyra menginjakkan kaki di Lamalera, kehadiran

Anthony dan Lelarat membantu Lyra membuka semua dosa dan luka masa

lalu yang sudah dipendam begitu lama oleh Arakian dan Mariana. Hal ini

dapat ditunjukkan melalui:

(26) Sebagaimana ina ingin memulai dari Gripe, saya juga sesungguhnya

selalu mulai dari sana. Gripe sebuah tempat pertemuan dan

perpisahaan. Sebuah tempat harapan dan tujuan. (Banda,2017:479)

Banyak orang yang tidak menginginkan kehadiran Lyra di

Lamalera karena kedatangan Lyra dianggap sebagai sebuah bencana dan

membuka luka lama untuk masyarakat Lamalera bahkan saudara Arakian

baik Kia maupun Pito tidak ingin Lyra sampai ke lamalera tetapi Lyra

mendapatkan dukungan dari Lelarat. Lelarat adalah sepupu dari Arakian.

Hal ini dapa ditunjukkan melalui:

(27) Tidak apa-apa. Cari kebenaran itu sampai ketemu. Jangan takut.

Hadapi kebenaran denngan berani karena ina benar kata Lelarat

dengan yakin. (Banda,2017:444)

2.3.5 Penentang

Penetang atau oppoment dalam novel ini adalah aktan seseorang

yang menghalangi usaha Lyra sebagai subjek untuk mendapatkan objek.

Kedatangan Lyra di Lamalera tidak disambut dengan baik oleh Kia dan

Pito, kedua sepupu Arakian ini begitu membenci Lyra karena mereka tahu

bahwa Lyra adalah anak dari Arakian dan Mariana, dengan kehadiran Lyra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

39

di Lamalera akan membuktikan bahwa Arakian sudah gagal menjadi

seorang lamafa dan mempunyai dosa masa lalu.

Kia dan Pito menyusun rencana dan menyampaikan kepada

Arakian untuk mengusir Lyra dari Lamalera karena kehadiran Lyra akan

membuka kembali luka lama yang sengaja ditutup dan Arakian akan

dikenal sebagai lamafa yang tidak bersih dan jujur. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui.

(25) Kalau anak itu juga tiba bersama kita di Lamalera, itu sama dengan

kita telanjangi diri kita sendiri di hadapan semua orang dari suku,

semua rumah adat dan semua perahu. (Banda,2017:400)

(26) Akan jelas di mata semua orang Engko Lamafa. Engko tidak bersih.

Dia anak haram dan segala rasa sakit yang pernah dijejalkan ke dalam

hati dan pkiran kita sejak dulu samapi sekarang. (Banda,2017:401).

(27) Bagaimana kalau itu anak perempuan tetap pulang ke lamalera tanya

Pito. (Banda, 2017:408)

(28) Harga diri, martabat, adat, suku, pelendang dan keluarga besar kita.

Sadarlah arakian. Engko tidak boleh jerumuskan kami semua,

keluargamu, rumahmu, anak cucu kita (Banda,2017:402)

Boli meyakinkan dirinya sambil mengatur rencana. Ia akan segera

menyampaikan apa yang harus dilakukan Agustin tunangannya untuk

menghentikan Lyra dan tidak membiarkan dia sampai ke Lamalera dengan

selamat. Jika berhadapan dengan Lyra di Pelabuhan Bolok Kupang,

Agustin harus menjelankan tugas yang diberikan oleh Boli karena masa

lalu Mariana dan Arakian sudah membuat Peledang tidak menjalankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

40

fungsinya lagi bahkan kesucian Peledang sudah dilanggar dan dihianati.

Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan :

(29) Luka hati Peledang telah berkarat. Aku anak cucu tanah, rumah adat,

suku yang dikhianati sejak kesucian peledang dilanggar. Biar

saja!Biar saja balasan itu menghadang di tempat kejadian perkara!

(Banda,2017:33-34).

2.3.6 Penerima

Penerima atau (receiver) adalah aktan seseorang yang menerima

objek yang diusahakan oleh subjek. Aktan penerima adalah Arakian dan

Lyra setelah melewati begitu banyak tantang dalam perjalanan menuju ke

Lamalera, akhirnya Lyra sampai di lamalera dengan selamat.

Kedatangan Lyra di lamalera tentu memunculkan konflik baik dari

keluarga Arakian maupun dari dalam dirinya Lyra sendiri namun berkat

tekad yang bulat akhirnya Lyra dipertemukan dengan Arakian dan sambil

memanggil anak dan ayah.

Lyra akhirnya mengetaui asal-usul dirinya bahkan Lyra

mengetahui siapa sebenarnya yang sudah mengirimkan kain untuk diirnya

waktu di lamalera. Permintaan maaf Arakian dan pertobatan yang

dilakukan oleh Arakian untuk kembali menjadi seorang Lamafa yang Ola

nula, kembali bersih dengan menerima segala bentuk dosa masa lalu.

(31) Sejak melihatnya di Pelabuhan Waibalun, Arakian tahu itulah

Aurelia Lamberta Lyra anaknya. Kakak kembar Pater Lama. Arakian

terpana. Hatinya menjeritkan permohonan maaf dan rasa rindu yang

meluapkan dalam dada. Dia ingin berlari memeluk anak perempuannya

itu (Banda,2017: 403).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

41

Dalam kajian struktur aktansial yang kedua ini adalah Lyra dan Mariana.

Pergulatan batin yang dialami oleh Lyra membuat ia bertekat bulat untuk

pergi ke Lamalera seorang diri. Dalam perjalanan Lyra mendapatkan

tantangan yang begitu banyak baik dari Boli, Kia dan Pito namun tidak

menghentikan langkah Lyra untuk sampai ke Lamalera.

Lyra sudah sampai di Lamalera dan menemukan banyak sekali teka-teki

di masa lalunya Arakian dan Mariana. Kedua orang tua Lyra tersebut ternyata

menyimpan begitu banyak luka dan duka di masa lalu mereka.

Peledang dan gripe menjadi saksi bisu kisah Arakian dan Mariana. Lyra

berusaha untuk mencari tahu semuanya itu dengan bantuan Anthony dan

Lelarat, Lyra akhirnya mengetahui bahwa Peledang adalah sebuah perahu

yang digunakan masyarakat Lamalera untuk menangkap ikan paus sudah

tidak suci lagi karena perbuatan kedua orangtuanya bahkan gripe sebuah

tangga yang digunakan oleh masyarakat Lamalera menjadi penghubung jalan

Lamalera A dan Lamalera B sudah menyimpan begitu banyak kenangan

antara Arakian dan Mariana.

Luka batin itu bermula ketika Mariana pergi karena dijemput paksa oleh

orangtuanya, Arakian dipenjarakan selama beberapa hari dan Arakian

berhenti menjadi seroang Lamafa karena Mariana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

42

2.4 Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera: Mengungkapkan

ketegangan antara Arakian dan Adat

Penangkapan ikan paus terikat pada tata aturan tradisi yang diwariskan secara

turun temurun dan dari generasi ke generasi diantaranya Perra Koteklema jika ada

ikan paus nampak ke permukaan laut (biasanya disertai dengan semburan air laut)

maka langkah pertama yang dilakukan adalah layar dan tiang diturunkan dengan

cara seperti ini memberikan simbol bahwa perahu tersebut sedang menyiapkan

diri untuk menangkap ikan paus.

Setelah layar dan tiang diturunkan pemimpin lamafa dan seluruh awak perahu

berdoa bersama kemudian lamafa memercikkan ari berkat/suci sebagai tanda

menyucikan diri. tahapan ini merupakan masa tabu. Semua awak perahu tabu

untuk mengucapkan kata-kata kasar/tidak senonoh terhadap satu dengan yang

lainnya. Disamping itu, para wak perahu tabu menyebutkan/memanggil nama

awak perahu yang berhubungan dengan nama tempat: Serani, Kupa. Pantangan ini

ditaati oleh seluruh awak perahu jika ada pelanggaran terhadap pantangan ini akan

muncul musibah (Oleona dan Bataona,2001:89-90)

Pergulatan yang dialami oleh Arakian mengantarkan Arakian menjadi lamafa

yang begitu lemah dengan beban masa lalu. Peledang sudah tidak melaut lagi

selama beberapa tahun terakhir karena Arakian lumpuh menjadi seorang lamafa

namun peledang Martiva Pukan harus diperbaharui tanpa adanya pengakuan dosa

dan pertobatan diri sendiri oleh Arakian.

Pergulatan itu kembali berkelanjutan diantara Arakian dan Lelarat, kebencian

yang dibawah Lelarat sampai ke laut menunjukan bahwa akan terjadi sebuah

musibah yang menimpa mereka. Hal ini akan ditunjukkan melalui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

43

(32) “Huh, dasar banci!” Lelarat meludah sebelum pergi. Kebencian

pada Arakian memang sudah berurat akar. Sejak Ina Yosefina

meninggalkannya dan memilih Arakian (Banda:2017:59)

Arakian mengalami pergulatan batin dengan dirinya sendiri bahkan

menimbulkan kebencian dalam hati Lelarat semua perasaan itu akhirnya

dibongkar ketika mereka berada di atas peledang dan di tengah laut. Pengakuan

tersebut mendapatkan sebuah musibah dengan terseretnya peledang Martiva

Pukan selama beberapa hari di laut samudra tanpa mengetahui tujuan ke mana

perahu itu berjalan dan tibalah mereka di Australia dan diselamatkan kapal pesiar

Australia.

Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6

Skema Aktansial Arakian dan Adat Lamalera

PENOLONG (helper)

Pater Lama, kakek, Kia, Pito,

Lelarat dan Ama Bisu

PENENTANG (opponent)

Ritual adat dan Batin

Arakian

PENGIRIM (Sender)

Adat Lamalera

OBJEK (object)

Pertobatan Lamafa

PENERIMA (receiver)

Arakian dan Lamalera

SUBJEK (subject)

Arakian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

44

Dari skema aktan pada (tabel 6) fungsi atau kedudukan masing-masing aktan

sebagai berikut.

2.4.1 Pengirim

Pengirim atau Sender dalam novel ini adalah ritual adat dan

kepercayaan masyarakat Lamalera. Kerpercayaan masyarakat Lamalera

mengantarkan Arakian pada sebuah pergulatan batin. Peledang sudah

lumpuh bertahun-tahun karena dosa masa lalu Arakian dan Mariana

semuanya dipendam oleh Arakian selama bertahun-tahun, ketika

mengalami pergulatan batin sedemikian Arakian diminta oleh masyarakat

Lamalera untuk menjadi lamafa dan memperbahrui peledang untuk

kembali berlayar tanpa terlebih dahulu memberikan Arakian kesempatan

untuk melakukan pertobatan suci . Hal ini dapat ditujuk melalui kutipan.

(33) “Mama”Arakian mengeluh dengan sedih. engko juga mesti bersih.

Kalo engko bersih, bersihmu akan melindungi semua orang yang ola

nua di lauan bersamamu,”suara kakek. (Banda,2017:192)

(34) Pada malam itu pata tetua suku, keluarga Arakian, ata mola,

melakukan duduk bersama membicarakan kembali seluruh proses

pembuatan peledang yang dimulai dari peenebangan pohon sampai

Peledang siap turun ke laut. Pertemuan yang sifatnya reflektif ini

dilakukan agar tidak ada kerikil-kerikil yang masih ada dan belum

diselesasikan(Banda, 2017:90).

2.4.2 Objek

Objek atau Object dalam novel ini adalah ikan paus. Seluruh

masyarakat Lamalera memberikan harapan dan kepercayaan kepada

seluruh nelayan untuk kembali membawa ikan paus yang merupakan

sumber kehidupan mereka. Pada tahap Lamafa mulai mempersiapakan diri

untuk menikam ikan pasu, lamafa dibantu oleh breung alep (asisten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

45

lamafa untuk memperlancar proses penikam ikan paus dengan

menggunakan tempuling.

(35) Tahun pada musim leva. Sang raja laut menanam ikan yang sudah

siap dipanen. Karena kolamnya adalah kolam raksasa, maka ikan yang

ditanam oun jenis ikan raksasa. Koteklema atau ikan paus. Musim

leva dimulai satu mei dan berakhir tiga puluh satu Oktober setiap

tahun. Jika di kolam raksasa ini panenan tiba sebelum waktunya,

itulah rahmat yang mesti disambut dengan tarian gembira.

(Banda,2017:129).

2.4.3 Subjek

Subjek atau subject adalah aktan pahlawan (sesuatu atau

seseorang) yang ditugasi pengirim untuk mendapatkan objek dalam novel

ini yang menjadi subjek adalah Arakian yang merupakan seorang ;amafa

yang diberi kerpercayaan penuh oleh masyarakat Lamalera untuk

menikam ikan paus di samudra dan membawa kembali ke Lamalera

dengan selamat untuk dipotong dan dibagi-bagikan kepada seluruh

masyarakat Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.

(36) “ini kesempatanmu Arakian! Kesempatan emas di depan mata!

Kembalikan keperkasaanmu sebagai lamafa! Sekarang juga! Ayoh,

loncat!” Arakian memerintah dirinya sendiri. Dia ragu-ragu. Sudah

begitu lama tidak memegang tlake si bambu tempat pegangan kaffe

numung, tidak meloncat ke atas langit dan menjatuhkan kaffe numung

atau tempuling ke tubuh koteklema dengan segenap kekuatan dirinya.

(Banda, 2017:165).

2.4.4 Penolong

Penolong atau helper adalah aktan seseorang yang membantu

subjek untuk mendapatkan objek. Arakian sebagai subjek mengalami

pergulatan dalam hatinya ada ketakutan terbesar dalam dirinya menjadi

seorang lamafa bahkan untuk menaklukan Koteklema namun Arakian tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

46

sendirian dia di bantu oleh Kakek, Ama bisu, Kia, Pito dan Lelarat dalam

menaklukan Koteklema.

Arakian melakukan kesalahan saat menikam ikan paus, Arakian

menikam ikan paus yang seguni artinya ikan paus tersebut memiliki anak

dan masih menyusui dalam tradisi penangkapan ikan paus itu sangat

dilarang keras tetapi Arakian melalukan kesalahan tersebut.

(37) “Jika engko jadi lamafa, engko harus kenal bae-bae setiap koteklema.

Jangan tikam bayi koteklema. Jangan tikam koteklema yang ada kasih

susu dia punya anak..”ambilah yang boleh engko ambil. Kalu salah

ambil tidak hanya koteklema yang marah, tetapi laut ikut marah,

angina, bulan, bintang dan matahari juga. (Banda,2017: 190)

2.4.5 Penentang

Penentang atau opponent adalah aktan seseorang yang

menghalangi usaha subjek untuk mencapai objek. Penentang dalam novel

ini adalah ritual atau adat yang dipercayai oleh masyarakat Lamalera.

Masyaraat Lamalera mempercayai bahwa seorang Lamafa harus seseorang

yang bersih hati, bersih perbuatan dan bersih pikiran sedangkan Arakian

dengan masa lalu yang belum terselesaikan dituntut untuk menjadi seorang

lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:

(38) Pertemuan yang sifatnya reflektif ini dilakukan agar tidak ada kerikil-

kerikil yang masih ada dan belum diselesaikan. Supaya lurus jalan

menuju laut (Banda, 2017:90).

Pergulatan batin yang dialami oleh Arakian ketika berada di

Peledang membuat Arakian kembali mengingat masa lalu bersama

Mariana dan masa sekarang bersama Ina Yosefina, semua pergulatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

47

dirasakan oleh Arakian belum terselesaikan ketika berada di darat. Hal ini

ditunjukkan melalui:

(39) Benarkah yang mampu menghapus luka hanya pertobatan dan

rekonsiliasi. Benarkan mereka berada bersama ikan raksana yang

datang menyerahkan diri. Ya Tuhan ampunilah kesalahanku (Banda,

2017:167)

(40) “saya sudah menebusnya!’ kata arakian. “sudah lebih dua puluh

tahuan. Saya pikir sudah menebusnya. Inilah saat yang tepat untuk

kembali seperti dulu. Martiva Pukan berlayar lagi.” (Banda, 2017:93)

(41) Ina, ama, koda kefoko bergetar hati Arakian saat leluhur dihadirkan.

Maaf, maaf, maaf Arakian berseru dalam hati. Sudah begitu lama

diam, sendiri, sepi, sunyi, merana, kehilangan jiwa karena dipisahkan

dari laut, dayung, pedayung, breung alpe dan uri (Banda,2017:67)

Leluhur Lamalera telah marah, Arakian salah menikam ikan paus dan

melanggar semua aturan ketika berada di darat, Peledang Arakian, Kia,

Pito, Ama Bisu dan Lelarat akhirnya ditarik oleh ikan paus menuju ke

tengah laut samudra karena Arakian salah menikan ikan paus dan beberapa

nelayan meninggal di laut atas perbuatan Arakain. Semua kejadian itu

membuat Arakian semakin merasa bersalah dan meminta ampun kepada

leluhur dan kesempatan untuk kembali ke Lamalera dan melakukan

pertobatan suci. Hal ini ditunjukkan melalui:

(42) Ini seguni yang beranak. Seguni kasih suus anak. Kita tidak boleh

mengambilnya. Terdengar sebuah suara di dalam Martiva Pukan

(Banda, 2017:163)

2.4.6 Penerima

Penerima atau receiver adalah seseorang yang menerima objek

yang diusahakan. Masyarakat Lamalera sangat menanti kepulangan para

nelayan karena kepulangan mereka membawa ikan paus ke darat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

48

menjadi sumber kehidupan mereka, tanpa ikan paus masyrakat Lamalera

tidak bisa bertahan hidup karena struktur tanah tidak memungkin mereka

bercocok tanam. Hal ini ditunjukkan melalui.

(43) Kali ini koteklema menyerahkan diri pada bulan maret. Hati Arakian

berbunga-bunga karena dia dapat memenuhi permintaan Anthony

untuk mendapat dan membawa daging ikan paus yang masih segara ke

lembata besok.(Banda, 2017: 129).

(44) Martiva Pukan kian lama kian dekat. Para awalnya berupaya

menghindari anak panah yang berterbangan. Beberapa laki-laki terjun

ke laut untuk merampok langsung pelendang. Suasana begitu ramai

antara mempertahankan dan mendapatkan (Banda,2017:106)

Semua bencana yang menimpa para nelayan terutama Arakian

membuat Arakian menyadari bahwa bencana yang terjadi karena

perbuatan dirinya sendiri dan dosa yang dibawa. Dengan semua bencana

ini Arakian ingin kembali ke Lamalera dengan selamat dan mengakui dosa

serta meminta maaf kepada seluruh masyarakat Lamalera.

Di tengah samudra, Arakian meminta kesempatan kepada leluhur

untuk bisa kembali di Lamalera dan melakukan pertobatan suci. Hal ini

dapat ditunjukkan melalui.

(45) Dia menyadari kini hubungannya dengan Mariana mesti diakhiri

dengan tanggung jawab dan keberanian untuk mengakui dengan jujur

dan memohon maaf kepada Mativa Pukan (Banda,2017:76)

(46) Martiva Pukan dan para nelayan yang telah kembali akan disambut

denan acara adat dan misa syukur (Banda, 2017:436)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

49

2.5 Rangkuman

Novel Suara Samudra Catatn dari Lamalera adalah sebuah novel etnografi

masyarakat NTT terkhusus masyarakat Lamalera. Tradisi penangkapan ikan paus

yang terjadi di Lamalera merupakan motif kuat dalam novel ini, tradisi ini sudah

ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diwariskan secara turun temurun oleh

masyarakat Lamalera.

Setiap aktan memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Struktur

aktansial Lyra dan Arakian mengungkapkan hubungan anak dan ayah. Pergulatan

yang dialami Lyra dan Arakian menemukan titik terang dengan sebuah pertemuan

di pantai Lamalera, hubungan anak dan ayah ini memberikan dampak yang begitu

besar untuk Lyra, Dika, Arakian dan Mariana walaupun masa lalu sudah

menjadikan Arakian lamafa yang begitu lemah dengan memikul beban berat

namun pertemuan dengan Lyra, Dika di pantai Lamalera mengantarkan Arakian

kembali menjadi seorang lamafa yang bersih setelah melakukan pertobatan suci

dan struktur aktansial Lyra dan Mariana mengungkapkan hubungan antara anak

dan ibu. Masa lalu Arakian dan Mariana membuat duka cita untuk masyarakat

Lamalera, Peledang yang digunakan untuk menangkap ikan paus dinodai dengan

perbuatan mereka dengan kejadian itu membuat Arakian menjadi begitu lemah

dengan dosa masa lalu yang tidak terselesaikan dengan kehadiran Lyra di

Lamalera dan pembuatan peledang yang baru memberikan kesempatan kepada

Arakian untuk mengakui dosa masa lalu dan mengakui Lyra sebagai anaknya di

masa lalu kepada seluruh masyarakat Lamalera. Sedangkan struktur aktansial

Arakian dan Adat Lamalera mengungkapkan sebuah ketegangan. Pergulatan batin

yang dirasakan oleh Arakian karena sudah menodai peledang membuat Arakian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

50

takut untuk pergi ke laut namun semua pergulatan yang dirasakan oleh Arakian

tidak membuat masyarakat Lamalera memberikan kesempatan Arakian untuk

melakukan pengakuan tetapi menyuruh Arakian untuk kembali menjadi lamafa

dan pergi ke laut samudra dalam proses pembuatan peledang, Arakian mengalami

pergulatan kembali dengan hati kecilnya dan ditambah dengan kebencian yang

tumbuh dalam diri Lelarat membuat jalan Arakian semakin berat untuk pergi ke

laut tetapi semua itu disimpan dalam hati Arakian karena masyakat Lamalera dan

Adat Lamalera sudah mempercayai Arakian menjadi lamafa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

51

BAB III

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN LAMALERA

Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan peran subjek dalam rangka

melaksanakan tugas dari pengirim terhadap aktan. Strukur fungsional dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu situasi awal, transformasi, dan stiuasi awal

(Taum,2016:146).

Dalam struktur fungsional ada tiga tahap yang harus dilalui tahap I situasi

awal di mana subjek berusaha untuk menemukan dan mencari objek, tahap kedua

adalah tahap transformasi di mana di dalam ada tiga yang pertama adalah tahap uji

kecakapan, kedua adalah tahap utama dan ketiga adalah tanap kegemilangan dan

tahap III adalah situasi terakhir (Taum,2016:147).

Berikut ini hasil analisis struktur fungsional novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera.

3.1. Struktur Fungsional Lyra dan Arakian: Relasi Antara Ayah dan Anak

Struktur fungsional bertugas untuk menguraikan peran subjek yang

didapatkan dari pengirim. Dalam situasi Awal, Lyra sebagai subjek berusaha

mencari objek yaitu Arakian.

Pencarian jati diri dan asal-usul menjadi pendorong Lyra untuk pergi ke

Lamalera. Pergulatan yang dialami membuat Lyra bertekat untuk pergi ke

Lamalera dan mencari Arakian dan leluhurnya. Puncak dalam pergulatan yang

dialami oleh Lyra ketika mendengar berita terseretnya Peledang Martiva Pukan

dan salah satu nelayan yang diberitakan bernama Arakian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

52

Pada situasi awal Lyra mengalami pergulatan yang begitu besar dalam dirinya

dan bertekat menemui ayahnya di Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.

(47) Lyra menyesal kenapa baru sekarang hatinya bergemuruh untuk pergi.

Mengapa tidak sejak dulu didengarnya suara hatinya sendiri. Ketika Lyra merasa

dirinya tidak mungkin rela membiarkan ibunya babak belur jika dia pergi juga.

Namun, sekali ini, apapun yang terjadi dia harus pergi (Banda,2017:21)

Pada tahap transformasi meliputi uji kecakapan Lyra mendapatkan tantangan

ketika masih berada di Bali, Lyra mendapat tantangan dari ayahnya, Romansyah

bahkan dari kekasihnya sendiri yaitu Boli, kedua penentang ini berusaha

mengagalkan rencana Lyra untuk pergi ke Lamaera bahkan aktan penentang tidak

berhenti di situ dalam perjalanan dari pelabuhan Bolok menuju ke Lamalera Lyra

mendapatkan tantangan dari Agustin, Kia dan Pito. Kelima tokoh ini berusaha

untuk menghalangi dan membuat Lyra ketakutan dan meminta kembali pulang

dari Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.

(48) Aku berjanji akan membuatmu bertekuk lutut di kakiku. Lihat saja!

Termasuk Lyra anakmu itu. Lihat saja! Dia benar-benar akan tersungkur di Pantai

Lamalera (Banda:2017:33)

(49) Banyak orang berduka karena persitiwa ini. Banyak orang sedih, banyak

orang marah,Lyra? untuk apa ke sana?, mau cari apa dan siapa? And amau juga

dimarahi kah?Berani sekali, Anda! Kata Agustin (Banda, 2017:292-293)

(50) “Kalau Mariana atau anggota keluarganya datang meminta maaf

bagaimana”?

Tidak penting,Bu! Sama sekali tidak penting . Arakian akan mengusir mereka

seperti dulu Arakian diusir . saya pun tidak ingin melihat luka batinnya berdarah

lagi (Banda,2017:323)

Semua tantangan yang didapatkan oleh Lyra bisa dilalui berkat kegigihan dan

kehadiran aktan penolong yaitu Anthony dan Lelarat yang membantu Lyra.

Setiap aktan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui tabel 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

53

Tabel 7

Struktur Fungsional Lyra dan Arakian

I II III

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Tahap Uji

Kecakapan

Tahap Utama Tahap

Kegemilangan

Lyra (27 thn)

bertekat

menemui

ayahnya dan

leluhur di

Lamalera

Romansyah,

Boli,

Agustina,

Kia dan Pito

Lyra

ketakutan dan

tidak ingin

melanjutkan

perjalanan

karena

mendengar

ucapan Kia

dan Pito

Lyra bertemu

dengan Arakian

dan pantai

Lamalera

berkat bantuan

Anthony dan

Lelarat

Lyra

memutuskan

untuk pergi

ke Lamaler

walaupun

akan

mendapatkan

banyak

ancaman

Jika dilihat dari bagan di atas (lihat tabel 7), maka penjelasan dari struktur

fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.

3.1.1 Situasi Awal

Cerita dimulai dengan menggambarkan keberadaan seorang tokoh

yaitu Lyra yang pergi ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian ayah

kandungnya. Pergulatan itu muncul saat Lyra berumur 27 tahun dengan

keinginan yang besar dan keteguhan Lyra akhirnya memberanikan diri

pergi ke Lamalera untuk bertemu dengan Ayah biologinya, Arakian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

54

3.1.2 Transformasi

Pada tahap transformasi pertama atau uji kecakapan Lyra

mendapatkan tantangan sebelum ke Lamalera dari Boli, Agustin , Kia, Pito

dan Romasyah. Mereka semua menghalangi Lyra untuk sampai ke

Lamalera.

Pada tahap utama dijelaskan bahwa Lyra ketakutan karena

sendirian didalam kapal feri menunjuk ke Lamalera, dia hampir merasa

putus asa dan ingin kembali ke Bali namun semua itu bisa di atasi ketika

memasuki tahap kegemilangan.

Lalu tahap kegemilangan menggambarkan usaha subjek dalam

mendapatkan objek dengan bantuan dari aktan penolong. Lyra dibantu

oleh Anthony untuk sampai ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian

bahkan Lelarat sebagai orang Lamalera asli pun menerima kedatangan

Lyra ke Lamalera karena itu merupakan sebuah kebenaran yang tidak

dapat diubah.

3.1.3 Situasai Akhir

Situasi akhir menggambarkan bagaimana keberanian Lyra untuk

pergi ke Lamalera seorang diri dan bertemu dengan Arakian. Perjalanan

yang tidak mudah karena mendapatkan tantangan dalam kapal feri

membuat Lyra ketakutan namun Lyra tetap bertahan untuk ke Lamalera

dan bertemu dengan Arakian.

Pada situasi ini perkenalan awal Lyra dan Anthony. Pertemuan

mereka dimulai ketika ada seminar kelautan di Bali. Anthony sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

55

melirik Lyra karena menyukai argumen yang Lyra sampaikan ke forum

waktu seminar. Situasi dalam novel ini menggambarkan bagaimana peran

Anthony sebagai penolong dalam membantu Lyra sebagai subjek untuk

mencari dan menemukan objek yaitu Arakian.

Dalam kajian struktur fungsional Lyra dan Arakian ini memberikan

situasi yang mengembirakan, membutuhkan perjalanan yang panjang dari

Bali menuju ke Kupang lalu dari Kupang menuju ke Larantuka dan tiba

dengan selmat di Lamalera adalah sebuah perjalanan yang tidak mudah

untuk Lyra. Begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh Lyra namun

semua itu bias diselesaikan dengan bantuan Anthony dan Lelarat yang

menerima kedatangan Lyra di Lamalera dan akhirnya pada situasi akhir

Lyra bertemu dengan Arakian di Pantai Lamalera dan Arakian kembali

melakukan pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang

bersih dan suci.

Pertobatan diterima oleh Arakian karena kedatangan Lyra ke

Lamalera. Lyra bisa memanggil Arakian dengan sebutan bapa dan Arakian

pun bisa memangil Lyra dengan sebutan anak. Dalam struktur fungsional

Lyra dan Arakian pencapaian yang bisa didapatkan Lyra adalah

mengetahui asal-usulmnya yaitu lamalera dan bisa bertemu dengan

Arakian, ayah biologisnya.

3.2. Struktur Fungsional Lyra dan Mariana: Relasi Anak dan Ibu

Pada Struktur Fungsional Lyra dan Mariana. Lyra sebagai subjek berusaha

untuk menemukan objek yaitu Arakian, Peledang dan Gripe. Dalam perjalanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

56

untuk menemukan semua objek, Ia mendapatkan tantangan dari Boli, Kia dan Pito

karena kehadiran Lyra membuat luka Peledang dan Gripe terkenang kembali.

Masa lalu Arakian dan Mariana membawah sebuah teka-teki bagi Lyra.

Kedatangan Lyra ke Lamalera membuat masyarakat Lamalera kembali berduka

karena Arakian dan Mariana sudah menghianati kesucian dari pelendang yang

merupakan perahu yang digunakan untuk menangkap ikan paus untuk masyarakat

Lamalera. Hal ini tunjukkan melalui

(51) “Diam,jangan banyak bicara,”Arakian memeluknya dan mencium ubun-

ubun Mariana. Keduanya salaing mendekap kian erat dan rapat. Malam gelap

gulita tiada bintang dan sinar bulan. Yang terdengar hanya debur ombak pasang

dipantai yang hanya sekitar 10 smpai 15 meter jauhnya dari tempat keduanya

berpelukkan. Langkah-langkah mendekat dan menjauh. Deru angin berhembus

kencang. Gelap dan sunyi meliputi peledang, naje, Gripe, Fung dan pantai

Lamalera dan, langit di atasnya (Banda,2017:455)

(52) Kedua orang muda dengan cinta dan gairah membara untuk saling

melindungi dan mendapatkan satu sama lain, saling mendekap dan tidak

terpisahkan lagi. Segala sesuatu terjadi atas nama cinta dengan begitu cepat dan

sangat mendebarkan. Hanya disaksikan oleh angin dan kekelaman malam di

bawah naje dan peledang yang telah tua usianya. Mariana dan Arakian saling

menyerahkan segenap diri lahir batin. Pengalaman pertama. Tiada kata-kata lagi

kecuali takut dan bahagia yang sukar dilihat batasnya (Banda,2017:456)

Hubungan Lyra dan Mariana ingin mengungkapkan bahwa ada relasi antara

anak dan ibu, ketika masa kecil Lyra dan Dika selalu mendengar cerita dari ibu

tentang nelayan yang pemberani bahkan Mariana memajang foto seorang lamafa

di kamar anak-anaknya ini membuktikan bahwa Mariana tidak ingin anak-

anaknya melupakan siapa sesungguhnya ayah biologis mereka namun di balik

semua itu Mariana mengalami pergulatan batin dalam dirinya sendiri tentang dosa

masa lalu bersama Arakian. Hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

57

Tabel 8

Struktur Fungsional Lyra dan Mariana

I II III

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Tahap Uji

Kecakapan

Tahap Utama Tahap

Kegemilangan

Kisah cinta

Arakian dan

Mariana

menjadi

pengirim

dalam cerita

ini bahkan

hubungan

anak dan ibu

antara

mariana dan

Lyra

menguatkan

tekat Lyra

untuk pergi ke

Lamalera

Romansyah,

Boli, Kia dan

Pito berusaha

menghalangi

Lyra untuk

tidak sampai

di Lamalera

namun berkat

tekat yang

kuat akhirnya

Lyra berhasil

sampai di

Lamalera.

Lyra berusaha

untuk

menemukan

semua yang

diinginkan

namun

tantangan

datang silih

berganti

bahkan

hubungan

antara anak

dan ibu harus

dikorbankan

Lyra berhasil

menemukan

semua objek

dan semua

jawaban

bahkan berkat

relasi

hubungan

antara anak

dan ibu

membantu

Lyra

menemukan

asal-usul

dirinya.

Puncak

keberhasilan

Lyra ketika

bisa bertemu

dengan

Arakian di

pantai

Lamalera

bahkan Lyra

mengethaui

bagaimana

sejarah

Peledang dan

Gripe untuk

kedua

orangtuanya

Jika dilihat dari bagan di atas (lihat tabel 8) maka penjelasan dari struktur

fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.

3.2.1 Situasi Awal

Cerita awal bermula dari kisah cinta kedua orangtua Lyra

yaitu Arakian dan Mariana. Hubungan keduanya ditentang oleh

keluarga Mariana karena latar belakang keluarga Arakian namun

semua itu tidak menghentikan Arakian untuk tidak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

58

Mariana. Arakian dan Mariana akhirnya menyerahkan seluruh jiwa

dan raga untuk dimliki bersama di peledang dan disaksikan oleh

gripe, naje dan pantai Lamalera.

3.2.2 Transformasi

Tahap Kecakapan : transformasi mulai dirasakan dengan

munculnya Boli, Kia dan Pito yang berusaha untuk menentang kedatangan

Lyra di Lamalera karena mereka percaya bahwa kedatangan Lyra

membawah duka dan kesedihan untuk Lamalera terutama karena kesucian

Pelendang yang sudah dikhianati oleh Mariana dan Arakian

Tahap Utama : cerita ini bergerak pada tokoh Lyra. Lyra berusaha

untuk menemukan jawaban yang ada dalam teka-teki masa lalu kedua

orangtuanya tentang peledang yang dikhianati dan tentang gripe yang

menyimpan begitu banyak kenangan masa lalu kedua orangtuanya.

Tahap kegemilangan: tahap kegemilangan dalam struktur

fungsional ke-II ini ditandai dengan pertemuan antara Lyra dan Arakian di

Pantai Lamalera dan menemukan jawaban yang selama ini disembunyikan

oleh Arakian dan Mariana tentang peledang dan gripe yang sengaja

disembunyikan bertahun-tahun yang lalu.

3.2.3 Situasi Akhir

Pertemuan menjadi situasi akhir dalam struktur aktansial Lyra dan

Mariana, pertemuan Lyra dan Arakian menjadi sebuah pertemuan yang

sangat bersejarah dan sudah dinantikan oleh Lyra selama 27 tahun yang

lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

59

Pencarian Lyra belum berakhir ketika bertemu dengan Arakian namun

menjadi awal pencarian yang sesungguhnya. Masa lalu Arakian dan Mariana

sudah menyimpan dosa dan luka untuk masyarakat Lamalera, kedatangan Lyra ke

Lamalera ingin mengetahui semuanya itu dan memperbaikinya.

Peledang dan Gripe sudah hancur ketika Mariana pergi dari Lamalera dan

Arakian mati bersamaa dengan itu tetapi kehadiran Lya membuka kembali luka

lama itu dan mengakui bahwa dia anak dari dosa masa lalu tersebut.

3.3. Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera: Relasi antara Arakian

dan Adat Lamalera

Tradisi, adat dan kebudayaan Lamalera berkaitan dengan kehidupan

masyarakat Lamalera sebagai nelayan dan keyakinan agama mereka sebagai

penganut agama katolik. Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera

mengungkapkan bagaimana proses pembuatan peralatan melaut sampai pada

tradisi pelepasan nelaya oleh masyarakat Lamalera.

Pertama dimulia dengan perahu nelayan yang disebut peledang yang

digunakan untuk pergi ke laut dan menangkap ikan paus. Pembuatan peledang

mengikuti adat yang dipandu oleh ata mola (orang pintar). Hal ini ditunjukkan

melalui.

(53) Kepala suku bertindak sebagai pemegang upacara. Diletakkannya semua

alat di atas balai-balai yang telah disiapkan. Kemudian diambil sebutir telur

ayam,dipecahkannya, dan dioleskannya peralatan satu per satu, Beberapa saat

kemudian, diambilnya tuak dan dan disiramnya di atas segenap peralatanitu.

Secara simbolis memberi makan pada peralatan yang diyakini memiliki kekuatan

dan kehidupan untuk tidak saja digunakan sebagai alat naming melalui gerakan

tangan ata mola peralatan itu pun bergerak dan mulai bekerja. (Banda,2017:66-67)

(54) Pau lama ketilo diakhiri dengan pemberkatan. Doa-dao mengudang

kehadiran para ina, ama, koda kefoko atau para leluhur yang dilantunkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

60

bentuk prata amet atau permohonan.”ina, ama, koda kefoko, datanglah, mari

datanglah, mari memohon bersama kami. (Banda,2017:67)

Pembuatan peledang yang dipandu oleh orang pintar dan diikuti seluruh

masyarakat Lamalera membuat Arakian semakin cemas dengan segala dosa masa

lalu. peledang sudah dibaharui tetapi tidak semua orang mengetahui apa yang

terjadi dengan peledang dan tahun-tahun pahit yang dialami oleh Arakian dan

tidak pengakuan dan pertobatan dirinya sendiri untuk memulai mengarungi

samudra bersama Martiva Pukan. Kecemasan Arakian itu muncul ketika dirinya

takut akan gagal menjadi lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan memalui.

(55) “Ina, ama, koda kefoko,” bergetar hati Arakian saat leluhur dihadirkan.

“maaf, maaf, maaf..,” Arakian berseru dalam hati. Sudah begitu lama diam,

sendiri, sunyi, sepi, merana, kehilangan jiwa karena dipisahkan dari laut, dayung,

pendayung, breung alep, dan lama uri. Sudah amat lama peledang penerusan

lleuhur dibiarkan. Berurai ari mata mneyaksikan perempuan dan anak-anak

menyaksikan paus, pari, ikan-ikan dari peledang tetangga yang datang silih

berganti. Lamafa, juru mudi, matros menjejakkan kaki di bibir laut dan

panggangan matahari. Kkarena keegoisan akibat keangkuhannya ..karena

cintanya? “Maaf, maaf, maaf ina, ama, koda kefoko”. Arakian gementar.

(Banda,2017:67-68)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

61

Penjelasan dari struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera dapat dilihat bagan di atas (lihat tabel 9)

Tabel 9

Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Tahap

Kecakapan

Tahap Utama Tahap

Kegemilangan

Kepercayaan

masyarakat

Lamalera

mengantarkan

Arakian untuk

pergi ke

Samudra

bersama

Mativa Pukan

Pergulatan

batin Arakin

ketika

dihadapkan

pada pilihan

menjadi

Lamafa atau

ayah.

Pergulatan

batin yang

dialami oleh

Arakian

mendapatkan

pertolongan

dari Pater

Lama, Kakek,

Mama, Kia

dan Pito

Ketika datang

bencana yang

dialami

Arakian di

Samudra saat

bersama

semua

nelayan saling

memaafkan

dan meminta

maaf kepada

leluhur

Arakian

mengakui

perbuatan di

masa lalu dan

mengakui Lyra

sebagai

anaknya

bersama

Mariana di

pantai

Lamalera

3.3.1 Situasi Awal

Struktur cerita ini dimulai ketika kepercayaan dan Adat Lamalera

membuat Arakian gagal menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur

bahkan pergulatan batin yang dialami oleh Arakian di masa lalu tidak

didengarkan oleh masyarakat Lamalera sehingga membuat Arakian,Kia,

Pito dan lelarat harus menderita di laut samudra selama 4 hari lamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

62

3.3.2 Transformasi

Tahap Kecakapan: pergulatan yang dialami oleh Arakian

mengantarkan Arakian pada kecemasan dan takut gagal menjadi lamafa

ketika berada di laut.

Tahap Utama: cerita ini bergerak dari pergulatan Arakian terhadap

masalalunya yang belum terselesaikan. Ketika berada di laut Arakian

kembali membayangkan pesan dari kakek tentang seorang lamafa itu harus

bersih bahkan kepercayaa masyarakat Lamalera kepada Arakian dan

kembali dengan membawa ikan paus menjadi sirna.

Tahap Kegemilangan: tahap kegemilangan dalam novel ini

ditandai dengan selamatnya Arakian, Kia, Pito dan Lelarat dan musibah

yang menimpa mereka. Arakian kembali ke Lamalera dengan Peledang

yang masih utuh bahkan Arakian melakukan pertobatan suci seorang

lamafa.

3.3.3. Situasi Akhir

Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera berakhir dengan

sukacita dan kebagaiaan. Kedatangan Lyra justru membuat Arakian

terbuka dengan masa lalunya. Arakian bertemu dengan Lyra dan meminta

maaf karena sudah menjadi ayah yang gagal. Arakian pun melakukan

ritual pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang bersih

dan jujur dan bisa kembali dengan membawah ikan paus untuk masyarakat

Lamalera.

Dalam kajian struktur fungsional ke-III ini, Arakian melakukan

petobatan dengan mengakui dosa masa lalunya bersama Mariana bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

63

mengakui bahwa Lyra adalah anaknya. Arakian meminta maaf kepada

masyarakat Lamalera dan melakukan tirual pertobatan suci untuk kembali

menjadi seorang lamafa yang bersih dan kembali melakukan tugas-tugas

mulianya dengan baik.

3.4 Rangkuman

Struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

dibagi menjadi 3 bagian di antaranya Struktur fungsional Lyra dan Arakian,

struktur fungsional Lyra dan Mariana, dan Struktur fungsional Arakian dan Adat

Lamalera. Setiap struktur fungsional memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-

beda.

Struktur fungsional Lyra dan Arakian. Lyra akhirnya melewati setiap

tantangan dengan baik walaupun Lyra sempat menyerah karena mendapat

tantangan dari Kia, Pito dan Agustina namun semua itu tidak menghentikan

langkah Lyra untuk sampai ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian.

Puncak kegemilangan yang didapatkan Lyra adalah bisa sampai di

Lamalera dengan selamat bahkan bisa bertemu dengan Arakian dan saling

memanggil bapa dan anak.

Struktur fungsional Lyra dan Mariana. Lyra menemukan segala teka-teki

di masa lalu kedua orangtuanya Arakian dan Mariana, pertemuan Lyra dan

Arakian di Lamalera menghantarkan Lyra pada semua jawaban atas peledang dan

gripe serta dosa masa lalu yang sudah disembunyikan oleh kedua orangtuanya.

Diakhir pencarian Lyra dia mendapatkan semua jawaban dan mengakui bahwa dia

anak dari dosa masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

64

Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera, Kehadiran Lyra di

Lamalera membantu Arakian untuk melakukan pertobatan suci dan kembali

menjadi seorang lamafa dan Lyra mendapatkan pengakuan dari Arakian bahwa

Lyra adalah anaknya di depan seluruh masyarakat Lamalera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

65

BAB IV

POROS SEMANTIK

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA

Poros semantik digunakan untuk mengungkapkan tujuan cerita. Menurut

Greimas ada tiga poros semantik yang berusaha mengunkapkan makna pada

cerita. Tiga poros semantik diantaranya poros komunikasi, poros pencarian dan

porosa kekuatan (Eldrigen, 2017:141-158 dibandingkan dengan Pranuju,2017: 18)

4.1 Poros Pencarian

Poros pencarian memfokus dua aktan yaitu aktak subjek dan aktan objek.

Poros ini menjelaskan baaimana perjuangan subjek dalam mendapatkan objek.

Berikut ini penjelasan analisis Poros Semantik dalam novel Suara Samudra

Catatan dari Lamalera.

4.1.1 Poros Pencarian Lyra dan Arakian

Pada poros pencarian menjelaskan bagaimana perjuangan subjek

untuk mendapatkan objek. Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

mengisahkan perjuangan Lyra untuk pergi ke Lamalera dan mencari tahu

asal-usul dirinya dan bertemu dengan Arakian, ayah biologisnya.

Pergulatan batin yang dialami oleh Lyra mengantarkan Lyra pada sebuah

keberanian untuk diri dari Bali menuju Lamalera.

Dalam pencarian yang dilakukan oleh Lyra mendapatkan begitu

banyak tantangan baik saat Ia berada di Bali, dalam perjalanan dari

Kupang ke Lamalera bahkan saat tiba di Lamalera ia masih mendapatkan

tantangan karena masyarakat Lamalera tidak menginginkan kehadiran dia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

66

Tantangan yang didapatkan Lyra ternyata tidak membuat ia

berhenti sampai di situ. Lyra justru semakin bertekat untuk peri ke

Lamalera karena kehadiran Anthony membantu ia sampai di Lamalera

dengan selamat.

4.1.2 Poros Pencarian Lyra dan Mariana

Aktan-aktan yan berperan dalam proses pencarian ini memiliki

keterkaitan yang begitu erat satu sama lain. Hal ini dibuktikan ketika Lyra

sampai di Lamalera dan muncul aktan penentang yang selalu berusaha

menghalangi jalannya Lyra untuk mengetahui dan bertemu dengan objek

namun aktan penentang justru membuat Lyra semakin penasaran dan ingin

mencari tahu apa sebenarnya di balik masa lalu kedua orangtuanya.

Peledang dan gripe adalah salah satu objek yan di cari oleh Lyra.

Lyra berusaha untuk menemukan semua jawaban masa lalu kedua

orangtuanya. Perjalanan Lyra dimulai dari peledang, gripe, dan naje,

ketiganya merupakan saksi bisu kisah Arakian dan Mariana di masa lalu

dengan kedatangan Lyra di Lamalera dan membongkar semua dosa masa

lalu yang ditutupi oleh Arakian dan Mariana.

4.1.3 Poros Pencarian Arakian dan Adat Lamalera

Poros pencarian ini disi dengan aktan-aktan yang menimbulkan

banyak konflik baik dari subjeknya sendiri maupun penentang dan

penolong. Poros pencarian Arakian dan Adat Lamalera adalah bentuk

sebuah pertobatan suci seorang lamafa yang sudah mengalami pergulatan

batin di masa lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

67

Pencarian jati diri yang dimiliki oleh lamafa membuat Arakian

begitu merasa berdosa atas perbuatan di masa lalu karena sudah menodai

peledang dan sudah membuat anak-anak dan perempuan Lamalera

menangis karena peledang sudah tidak digunakan lagi selama bertahun-

tahun. Pergulatan batin yang dirasakan oleh Arakian ternyata disimpan

dalam hati, semua masa lalu Arakian yang begitu pahit mengantarkan

Arakian menjadi seorang lamafa yang lemah karena memikul beban masa

lalu yang berat.

Disamping pergulatan yang dirasakan oleh Arakian ternyata

masyarakat Lamalera dibantu oleh orang pintar dan kepala suku

melakukan sebuah ritual untuk memperbaharui peledang supaya pergi ke

samudra dan menangkap ikan paus untuk masyarakat Lamalera.

4.2 Poros Kekuatan

Poros kekuatan memfokuskan ketiga aktan yaitu aktan subjek, aktan

penolong dan aktan penentang. Hasil analisis ini mengambarkan aktan mana yang

memiliki kekuatan lebih besar. Berikut hasil analisis poros kekuatan novel Suara

Samudra Catatan dari Lamalera.

4.2.1 Poros kekuatan Lyra dan Arakian

Poros kekuatan Lyra dan Arakian memunculkan aktan penentang

dan aktan penolong. Pergulatan yang dialami oleh Lyra mengantarkan

Lyra pada sebuah keberanian untuk pergi dari Bali menuju ke Lamalera.

Perjalanan Lyra dari Lamalera menuju ke Bali mendapat beberapa

tantangan di antaranyadari Romansyah, ayahnya sendiri yang tidak

menginginkan Lyra untuk pergi ke Lamalera dan mengetahui asal-usulnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

68

hal yang sama pun dilakukan Boli bahkan Boli memintan bantuan

tunangannya yang berada di Lamalera untuk mengagalkan rencana Lyra

sampai di Lamalera.

Tantangan Lyra tidak berhenti sampai di situ, Lyra mendapatkan

tantangan dari Kia dan Pito yang merupakan sepupu Arakian, kedatangan

Lyra di Lamalera membawa duka cita dan membuka kembali luka lama

yang sudah dipendam oleh masyarakat Lamalera namun semua tantangan

ini tidak menghalangi langkah Lyra untuk sampai di Lamalera. Kegigihan

Lyra mengantarkan Lyra pada sebuah keberanian dan tentu bantuan dari

Anthony dan Lelarat memuluskan jalan Lyra untuk sampai di Lamalera

dan bertemu dengan Arakian.

4.2.2 Poros kekuatan Lyra dan Mariana

Pencarian Lyra tidak berhenti ketika bertemu dengan Arakian, Lyra

justru berusaha menemukan apa yang terjadi di masa lalu kedua

orangtuanya dengan peledang dan gripe. Ketika mencari semua jawaban

ini Lyra mendapatkan tantangan dari Boli dan Agustina, kedua pasangan

kekasih ini berusaha menggangalkan rencana Lyra untuk tidak sampai ke

Lamalera.

Dendam masa lalu yang dirasakan oleh Boli karena perbuatan

Arakian dan Mariana di masa lalu yaitu menodai kesucian peledang

membuat Boli begitu sakit hati seperti masyarakat Lamalera dan

menyusun rencana untuk Lyra tidak sampai di Lamalera bahkan

kemunculan Lyra di Lamalera tidak diinginkan oleh Kia dan Pito tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

69

semuanya itu tidak menghalangi usaha Lyra untuk menemukan apa yang

terjadi dengan peledang,gripe dan naje di masa lalu Arakian dan Mariana.

4.2.3 Poros Kekuatan Arakian dan Adat Lamalera

Pergulatan batin yang dialami oleh Arakian membuat semuanya

seakan tidak berjalan semesti, perjalanan kehidupan Arakian justru

ditentang oleh dirinya sendiri walaupun Arakian mendapat bantuan dari

Kakek, Pater lama dan saudara-saudaranya tetapi aktan penentang lebih

kuat karena berasal dari dalam dirinya Arakian sendiri bahkan

kepercayaan dan tradisi yan dianut oleh masyarakat Lamalera membuat

Arakian gagal dalam menjalankan kehidupannya.

Masa lalu sering menghantui pikiran dan perasaan Arakian namun

ia tidak bisa keluar dari semuanya karena tradisi seakan mengingatnya

untuk bungkam selamanya. Arakian sejak masih kecil sudah dimandatkan

untuk menjadi seorang lamafa, sejak kecil Arakian sudah menjadi lamafa

yang pemberani dan menaklukan ikan paus dengan begitu mudah namun

semua itu menjadi sirna ketika Marianan pergi meninggalkan Arakian

seorang diri di Lamalera dengan dosa masa lalu yang begitu berat.

Dengan pergulatan yang dirasakan oleh Arakian tidak membuat

masyarakat Lamalera berhenti untuk meminta Arakian menjadi lamafa,

pembaharuan peledang menandakan bahwa Arakian akan kembali ke laut

dan menjadi lamafa namun semua itu menimbulkan keraguan dalam hati

Arakian, apakah dia masih layak diminta untuk menjadi lamafa karena

pergulatan dengan dosa masa lalu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

70

4.3 Poros Komunikasi

Poros komunikasi memfokuskan tiga aktan yaitu pengirim, objek dan subjek.

Hasil analisis ini akan mnejelaskan bagaian keinginan pengirim terpenuhi atau

tidak.

4.3.1 Poros Komunikasi Lyra dan Arakian

Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

mengungkapkan pengirim dalam skema Lyra dan Arakian adalah batin

dari Lyra. Lyra mendengar sebuah tragedi yang menimpa nelayan

Lamalera dan diantara nelayan yang terseret oleh ikan paus ada salah satu

nama yang membuat Lyra begitu cemas dan harus berangkat dari Bali ke

Lamalera dan mencari tahu semua jawaban itu. Keberadaan Anthony di

Lamalera membantu Lyra untuk sampai ke Lamalera dengan selamat dan

bertemu dengan Arakian di pantai Lamalera.

Semua yang dilalui Lyra dan perjalanan membuahkan hasil, Lyra

sampai di Lamalera dan bertemu dengan Arakian. Kedua anak dan ayah

ini bisa saling memaafkan satu sama lain dan saling melepaskan rindu

setelah sekian lama tidak bertemu bahkan Lyra memanggil Arakian

dengan sebutan ayah dan sebaliknya Arakian memanggil Lyra dengan

sebutan anak.

4.3.2 Poros Komunikasi Lyra dan Mariana

Pengirim dalam skema ini adalah kisah cinta Arakian dan Mariana.

Masa lalu Arakian dan Mariana menyimpan begitu banyak teka-teki di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

71

masa lalu bahkan keduanya menutup rapat kisah masa lalunya dengan

sangat begitu rapi selama 27 tahun.

Arakian dan Mariana menyimpan dosa masa lalu karena sudah

menodai peledang dan sudah memberi luka untuk anak-anak dan

perempuan di masyarakat Lamalera karena Arakian lumpuh menjadi

seorang lamafa tanpa penyelesaian dan meminta maaf kepada seluruh

masyarakat Lamalera, Arakian justru menyimpan semuanya dalam hati

namun masa lalu tidak membuat Arakian ingin kembali dan memafaatkan

dosa masa lalu dengan mengakui Lyra dan Dika sebagai anaknya dan

meminta maaf kepada seluruh masyarakat Lamalera.

4.3.3 Poros Komunikasi Arakian dan Adat Lamalera

Pergulatan batin yang dirasakan oleh Arakian tidak begitu didengar oleh

masyarakat Lamalera, peledang yang sudah dinodai karena perbuatan masa lalu

Arakian dan Mariana dipendam dengan begitu lama tanpa penyelesaian dari

Arakian maupun Lamalera.

Peledang dan gripe menjadi saksi perjalanan kisah Arakian dan Mariana

bahkan peledang sudah dinodai karena perbuatan Arakian dan Mariana di masa

lalu, dengan dosa yang begitu besar, Arakian sudah gagal menjadi seorang lamafa

yang bersih dan jujur dari dosa masa lalu bahkan ketika menaiki peledang untuk

pertama kali dan mengarungi samudra luas untuk menaklukan ikan paus, Arakian

terlebih dahulu memunculkan sebuah kecemasan dalam dirinya dan memohon

maaf kepada para leluhur karena sudah begitu lama tidak menjalankan peledang

dan menaklukan ikan paus di samudra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

72

Semua pergulatan yang diraskaan oleh Arakian dibawa sampai ke laut dan

berakhir dengan sebuah bencana yang menimpa mereka semua. Pengirim dalam

skema Arakian dan Adat Lamalera tidak terpenuhi karena Arakian sudah gagal

menjadi seorang lamafa.

4.4 Rangkuman

Pada poros pencarian ditemukan aktan-aktan yang saling berkaitan yaitu

subjek, objek dan penentang. Dalam poros pencarian, Lyra menduduki posisi

sebagai aktan subjek yang ingin mencari objek dan Arakian menempati posisi

objek yang menjadi sesuatu yang sangat penting untuk didapatkan subjek.

Dalam poros pencarian pun memunculkan aktan penentang yang awalnya

begitu kuat dalam menghalangi Lyra untuk mendapatkan dan bertemu dengan

objek, yang menduduki posisi aktan penentang adalah Romansyah. Boli, Austin,

Kia dan Pito yang berusaha menhalani Lyra untuk tidak sampai di Lamalera,

keempat aktan tersebut berusaha sangat keras untuk menghalangi Lyra namun

semuanya bisa dilewati Lyra dengan baik.

Pada poros kekuatan tantangan yang dialami oleh subjek yaitu Lyra dan

Arakian begitu banyak namun karena berkat kerja keras dan kemauan yan begitu

tinggi akhirnya Lyra dan Arakian dipertemukan di Pantai Lamalera, 27 tahun

merupakan waktu yang cukup panjang untuk menunggu hari ini tiba, hari di mana

Lyra akhirnya bertemu dengan ayah kandungnya Arakian, hari di mana Lyra bisa

sampai di lamalera bahkan hari di mana Lyra mengetahui segala asal-usul tentang

peledang dan gripe di masa lalu kedua orangtuanya.

Bukan hanya itu saja pertobatan suci seorang lamafa mengembalikkan

semua keadaan dengan baik. Arakian mengakui dosa masa lalunya di depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

73

masyarakat Lamalera dan meminta maaf kepada Lyra karena sudah tidak menjadi

ayah yang bertanggung jawab.

Aktan penentang yang muncul cukup banyak tetapi tidak menhalangi

niatnya Lyra untuk berhenti mencari objek justru aktan penentang memberikan

sebuah keberanian dalam dirinya Lyra untuk berani melakukan dan menentang

semua yang menghalangi karena Lyra ada di posisi yang benar.

Poros komunikasi melibatkan pengirim, subjek dan penerima dalam skema

Lyra dan Arakian, pengirim terpenuh karena berhasil mempertemukan subjek dan

objek dan dalam skema Lyra dan Mariana, pengirim terpenuh karena subjek

berhasil mendapatkan objek namun berbeda skema Arakian dan Adat Lamalera,

pengiirm tidak terpenuhi dan subjek tidak mendapatkan objek. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui tabel.

Berikut ini adalah hasil analisis dari ketiga poros semantik yang terdapat

dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera dalam bentuk tabel 10.

Tabel 10

Poros semantik

Struktur Aktansial Poros Pencarian Poros kekuatan Poros Komunikasi

Lyra dan Arakian Asal-usul dan

Arakian

Penolong kuat dan

Penentang Lemah

Keinginan

pengirim

terpenuhi

Lyra dan Mariana Arakian, Peledang

dan Gripe

Penolon kuat dan

Penentang Lemah

Keinginan

pengirim

terpenuhi

Arakian dan Adat

Lamalera

Pertobatan suci

seoran lamafa

Penolong lemah

dan penentang

kuat

Keinginan

pengirim tidak

terpenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

74

Berdasarkan tabel di atas (tabel 10) penjelasan ketiga poros semantik pada

novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera sebagai berikut.

(1) Poros Semantik Lyra dan Arakian

Dalam proses pencarian yang dilakukan oleh Lyra adalah ingin

mencari ayah biologisnya dalam poros ini Lyra menghargai dan

merindukan sosok ayah dan di dalam novel Suara samudra Catatan

dari Lamalera Lyra berhasil bertemu dengan ayahnya yaitu Arakian di

Pantai Lamalera. Semua yang dilakukan Lyra agar Arakian menyadari

adanya kehadiran Lyra dihidupnya dan dengan cara seperti itu Lyra

akhirnya mendapatkan cinta dan perhatian dari seorang ayah yang

selama ini dirindukan dan akhirnya pengirim terpenuhi karena Lyra

dan Arakian bertemu dan saling memanggil ayah dan anak. Hal ini

dapat ditunjukkan melalui:

(56) Arakian! Lyra ingin bertemu denganmu. Ia hanya ingin engkau

tahu dirinya ada! Ia hanya ingin mendapatkan darimu cinta dan

perhatian yang seharusnya ia dapatkan (Banda,2017:329)

2. Poros Semantik Lyra dan Mariana

Mariana mengalami masa lalu yang begitu berat dengan Arakian

namun semua itu dipendam dalam hatinya. Mariana melanjutkan

kehidupan baru bersama Romansyha tetapi semua itu tidak membuat

Mariana melupakan siapa sosok ayah dari anak-anaknya. Setiap malam

sebelum tidur Mariana selalu menceritakan tentang nelayan kepada

anak-anaknya semua itu dilakukan agar Lyra dan Dika mengetahui

siapa ayah kandung mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

75

Ada hal yang dipertaruhkan Mariana dalam hal romantis masa lalu

dengan Arakian dan Mariana sukses dengan menolong Lyra

menemukan ayahnya. Hal ini ditunjukkan melalui

(57) Meskipun anak gadisnya itu tidak memberi tahu ke mana perginya,

Mariana tetap berharap! Lyra pergi untuk menghindar dari

Romansyah,ayahnya. Pergilah, anakku.pergilah sampai pada saat yang

tepat untuk pulang kembali ke sini (Banda,2017:29)

(2) Poros Semantik Arakian dan Adat Lamalera

Masa lalu menjadikan Arakian sosok yang begitu lemah dan

terbelenggu pada persimpangan jalan atau dilema sebagai seorang

lamafa. Dalam poros semantik Arakian dan Adat Lamalera ada sebuah

ketegangan yang terjadi, Arakian diminta untuk memilih.Ia ingin

berhasil menjadi seorang lamafa dan sebagai ayah ia pun mengasihi

Mariana dan Lyra namun di dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera Arakian gagal menjadi lamafa yang bersih dan jujur karena

beban masa lalu yang begitu berat bahkan Adat Lamalera menuntut

Arakian harus menjadi seorang lamafa walaupun masa lalunya belum

terselesaikan dan laut menentang semua itu dan memberikan sebuah

bencana besar untuk Arakian dan nelayan. Hal ini dapat ditunjukkan

melalui.

(58) Akan jelas di mata semua orang. Engko lamafa. Engko

penyebab masalah engko tidak bersih.dia anak haram dan segala

rasa sakit yang pernah dijejalkan kedalam hati dan pikiran kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

76

sejak dulu sampaim sekarang. Ada yang mati dan hilang akibat

kebasan ekor induk koteklema yang engko tikam (Banda,2017:401)

Tetapi kegagalan Arakian menjadi seorang lamafa tidak

membuatnya jatuh terlalu dalam justru dengan bencana besar yang

menimpa Arakian bisa kembali dan meminta maaf kepada anaknya

Lyra dan berhasil menjadi sosok ayah bagi Lyra bahkan Arakian

melakukan pertobatan suci lamafa agar semua dosa masa lalu

diampuni dan bisa kembali menjadi lamafa yang bersih. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui

(59) Dia pulang! Pasti karena surat itu

Dia sudah memaafkan bapanya

Dia datang untukku

Selamat datang mari berdiri disampingku. (Banda,2017:412)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

77

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera ingin menyampaikan sebuah

warna lokal yang unik dan berbeda dari Lamalera dengan adanya tradisi

penangkapan ikan paus. Masyarakat Lamalera memiliki tradisi dan ritual yang

berbeda karena kehidupana masyarakat begitu dekat dengan alam bahkan tanda

atau simbol-simbol yang diberikan oleh alam dengan mudah diketahui oleh

mereka.

Maria Matildis Banda mengungkapkan tradisi melakui tokoh fiktif yaitu Lyra,

Arakian dan Mariana yang ada sebagai tokoh yang mengerakkan alur penceritaan.

Lyra menempati hampir di setiap aktan baik aktansial, fungsional dan poros

semantik sebagai subjek yang selalu ingin mencari objek namun pada skema

ketiga Arakian yang menduduki posisi seorang subjek untuk menemukan objek

dalam novel ini.

Kajian Struktur Aktansial memperlihatkan ada peran dan fungsi aktan yang

berbeda-beda dalam setiap strukturnya, pada struktur aktansial Lyra dan Arakian

mengungkapkan relasi anak dan ayah dengan menenemukan fungsi dan peran

masing-masing aktan sedangkan pada struktur aktansial Lyra dan Mariana

mengungkapkan relasi anak dan ibu. Mariana selalu mendidik anak-anaknya

untuk meneladani sikap keberanian, kejujuran dari seorang nelayan di Lamalera

berbeda dengan kedua struktur aktansial di atas untuk struktur aktansial Arakian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

78

dan adat Lamalera memunculkan sebuah ketegangan di mana Arakian gagal

menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur dan lebih memilih untuk menjadi

ayah untuk Lyra dan dika dengan mengakui Lyra sebagai anaknya.

Kajian struktur Fungsional memperlihatkan bagaimana situasi awal, tahap

transformasi bahkan situasi akhir yang dihasilkan pada setiap struktur fungsional,

pada struktur fungsional Lyra dan Arakian dengan munculnya banyak tantangan

membuat Lyra hampir memilih untuk kembali pulang namun karena keinginan

yang begitu kuat untuk bertemu dengan ayah biologisnya membuat Lyra bertekat

untuk bisa sampai di Lamalera dengan selamat. Relasi antara ayah dan anak

dimulai ketika Lyra sampai di Lamalera walaupun masyarakat Lamalera

mengetahui bahwa Lyra adalah tunangannya Anthony namun Arakian sudah

mengetahui sejak pertama kali melihat Lyra bahwa itu adalah anakku Lyra

sedangkan struktur fungsional Lyra dan Mariana memunculkan relasi antara anak

dan ibu dengan kehadiran Mariana di masalalu bahkan cerita yang sering

dibagikan oleh Mariana membuat Lyra mudah mengenali sosok ayahnya dengan

baik dan cepat walaupun muncul aktan penentang tetapi tidak menghalangi Lyra

untuk bertemu dengan Arakian berbeda dengan kedua struktur fungsional di atas,

struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera justru menimbulkan ketegangan

antara Arakian dan Adat dalam struktur fungsional ditemukan bahwa Arakian

gagal menjadi seorang lamafa karena beban masalalu namun adat dan

kepercayaan masyarakat Lamalera membuat Arakian harus menutupi beban

masalalu dan berdiri sebagai seorang Lamafa yang jujur dan bersih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

79

Poros Semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera

memperlihatkan bagaimana keberanian Lyra untuk mencari tahu ayah biologisnya

walaupun kedua orangtuanya Arakian da Mariana masih terbelenggu dalam

masalalu namun dengan keberanian Lyra berhasil mengungkapkan jati dirinya dan

bertemu dengan ayah biologisnya, Arakian di pantai Lamalera.

5.2 Saran

Penelitian ini berjudul Stuktur Naratif Novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera karya Maria Matildis Banda: Kajian Naratologi A.J Greimas. Penelitian

ini membahas stuktur naratif yang meliputi skema aktansial, stuktur fungsional,

dan poros semantik yang ada di dalam novel Suara Samudra Catatan dari

Lamalera dengan menemukan fungsi-fungsi aktan dalam setiap cerita tersebut.

Hal yang disoroti dalam penelitian ini bukan hanya tentang struktur dan

fungsi aktan namun ada sebuah dimensi lokal masyarakat Lamalera yang masih

sangat dijaga baik dalam tradisi penangkapan ikan paus. Dalam penelitian ini

diharapkan penelitian selanjutnya bisa mengkaji dan merumuskan masalah

tentang kearifan lokal masyarakat Lamalera dalam novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera dalam kajian sosiologi sastra dan psikologi sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

80

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri dan Yoseph Yapi Taum. 2017. “Ketika Bumi Menaklukan Langit:

Kajian Naratologi Kana Inai Abang Nuak dalam Perspektif A.J Greimas”.

Disampaikan dalam konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) yang

diselengarakan oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia XXVI

(KIK HISKI) di Bengkulu tangal 21-30 September 2017.

Banda, Maria Matildis.2017. Suara Samudra Catatan dari Lamalera.

Yogyakarta:PT Kanisius

Dasion, Yoseph Arakie Ulanaga Bruno. 2011. Kumpulan Puisi Pukeng Moe

Lamalera. Yogyakarta: Lamalera.

Eagleton, Terry. 2006. Teori Sastra Sebuah Pengantar Kompherensif (edisi

terbaru). Yoyakarta: Jalasutra.

Eldrigen, S. 2017. “Hero to Anti Hero? Narratives of newswordk and Jornalisti

Identy Construction in Complex Digital Megastories” dalam Digital

Journalism, 5 (2), 146-147).

Lexembung, Van Jan, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh

Dick Hartoko dari judul asli Inleding in de Literatuurwetenschap. Jakarta:

PT Gramedia.

Maharani, Dewiti Ayu. 2018. “Tiga versi Cerita Panji: Kajian Naratologi Menurut

Perspektif A.J Greimas.” Skripsi Sastra (S-1). Yogyakarta: Program Studi

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Oleona, Ambrosius dan Pieter Tedu Bataona. 2001. Masyarakat Nelayan dan

Tradisi Penangkapan Ikan Paus. Depok-Bogor: Lembaga Gelekat Lewo

Tanah.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1994. Prinsip-prinsip Kritik Sasra. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Panuju, Galih Sabdo.2017.”Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma

dalam Kumpulan Cerpen Orang-orang Bloomington: Perspektif

Strukturralisme Naratif A.J.greimas”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program

Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,Universitas Sanata Dharma.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Dari

Strukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

81

Sehandi, Yohanes. 2012. Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Sugishastuti 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sampta, B Widia Hayu 2011, “Novel Ombak Sandykalaning karya Tamsir As

dalam kajian Strukturalisme Model A.J.Greimas”. Skripsi Strata satu (S-

1). Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Malang.

Salahuddin, Nurfadhilah 2017. “Artikel Skema Aktan dan Model fungsional

Maryawah Karpov Karya Andrea Hirata”. Skripsi Strata satu (S-1).

Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makasar.

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan

Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit

Lamalera.

Taum, Yoseph Yapi. 2017. “Suara Samudra Suara dari Langit: Pembacaan Atas

Novel Suara Samudra Karya Maria Matildis Banda”. Dalam Seminar

Bedah Buku Suara Samudra yang diselenggarakan oleh Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikaan dan

Kebudayaan RI, Jakarta, 11 Oktober 2017.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta Pusat: Penerbit PT Dunia

Pustaka Jaya.

Tim Media Raya .2005.Atlas Indonesia dan Dunia. Surabaya: Media Raya.

Vera Salverosari, Chrestovora 2018. “Analisi struktur naratif serial petualangan

di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat: Perspektif A.J.Greimas”. Skripsi

Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Sanata Dharma.

Wellek, Rene dan Austin Waren. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Wardhani, Prima Sulistya 2015. “Kajian naratologi pada novel La lenteur karya

Milan Kundera”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program studi Pendidikan

Bahasa Perancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KARYA MARIA MATILDIS BANDA: KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS

82

BIODATA PENULIS

Nama : Paskalia Irene Jaga Lejap

Nim : 164114022

Program Studi : Sastra Indonesia

Fakultas : Sastra

Universitas : Sanata Dharma

Tempat Tanggal Lahir : Balauring, 03 April 1998

Nomor HP : 0823-3928-5016

Email : [email protected]

Hobi : mendengarkan musik dan membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI