kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · tugas akhir ini merupakan salah satu...

40
KAJIAN KARAKTERISTIK ANATOMI DAN MORFOMETRI ORGAN REPRODUKSI BETINA KUDA LOKAL INDONESIA RIFKA JAMALIA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Upload: lythuy

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

KAJIAN KARAKTERISTIK ANATOMI DAN MORFOMETRI ORGAN REPRODUKSI

BETINA KUDA LOKAL INDONESIA

RIFKA JAMALIA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2006

Page 2: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

ABSTRAK

RIFKA JAMALIA. Kajian Karakteristik Anatomi Dan Morfometri Organ Reproduksi Betina Kuda Lokal Indonesia. Dibimbing oleh Dra. R. IIS ARIFIANTINI, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik anatomi dan

morfometri organ reproduksi betina pada kuda lokal Indonesia, yang sampai saat

ini belum dilaporkan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran pada

organ kelamin primer yaitu ovarium dan saluran reproduksi (tuba Fallopii, cornua,

corpus, cervix, dan vagina) dari 23 ekor kuda betina yang tidak bunting, telah

selesai involusi uteri dan tidak mengalami gangguan reproduksi. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa berat ovarium kuda lokal adalah 22.88±8.21 g dengan

diameter di bagian awal, tengah dan akhir masing-masing adalah 1.72±0.49 cm,

2.31±0.59 cm dan 1.78±0.57 cm. Panjang total uterus 26.84±2.03 cm, panjang

corpus adalah 11.86±1.51 cm dan diameter masing-masing adalah 3.94±0.71 cm

pada bagian ujung dekat cornua, 4.62±0.88 cm pada bagian tengah, dan

4.90±0.98 cm pada bagian pangkal dekat cervix. Panjang total bagian cornua

14.58±0.72 cm dengan diameter pada bagian awal 3.70±0.64 cm, tengah

3.03±0.39 cm, dan akhir 2.36±0.65 cm. Panjang dan diameter cervix 7.33±1.72

cm dan 3.61±0.59 cm. Sedangkan panjang tuba Fallopii 22.72±1.17 cm dan

panjang vagina adalah 23.50±3.39 cm. Dapat disimpulkan bahwa anatomi

morfometri organ reproduksi betina kuda lokal mempunyai ukuran yang

cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan kuda luar negeri.

Page 3: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

ABSTRACT

RIFKA JAMALIA. Kajian Karakteristik Anatomi Dan Morfometri Organ Reproduksi Betina Kuda Lokal Indonesia. Under the direction of Dra. R. IIS ARIFIANTINI, M.Si.

The objective of this research was to study the characteristic of

Indonesian local mare’s reproductive organ. Research was conducted by

measuring the primary reproductive organ (ovary) and reproductive tracts

(Fallopian tube, cornua, corpus, cervix and vagina) of 23 horses slaughtered in

Bantul, Yogyakarta which were not pregnant, finished from uterine involution and

did not have any reproduction disorders. The results indicated that the weight of

the mare’s ovary was 22.88±8.21 g with diameter of its beginning (start), middle

and end parts were 1.72±0.49 cm, 2.31±0.59 cm and 1.78±0.57 cm respectively.

The uterine of the local mare was 26.84±2.03 cm in total. The corpus was

11.86±1.51 cm long with diameter of the beginning part (start) 3.94±0.71 cm,

4.62±0.88 cm at the middle, and the end part near the cervix 4.90±0.98 cm. The

cornua was 14.58±0.72 cm long with diameter at its beginning part (start) next to

utero tubal junction of 3.70±0.64 cm, middle part of 3.03±0.39 cm, and end part

of 2.36±0.65 cm. The cervix was 7.33±1.73 cm long and diameter of 3.61±0.59

cm, Fallopian tube 22.72±1.17 cm long. While the vagina was 23.50±3.39 cm

long. It can be concluded that the morphometric anatomy of the reproductive

organs of local mares are smaller than those of non-local mares.

Page 4: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

KAJIAN KARAKTERISTIK ANATOMI DAN MORFOMETRI ORGAN REPRODUKSI

BETINA KUDA LOKAL INDONESIA

RIFKA JAMALIA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2006

Page 5: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Judul Skripsi : Kajian Karakteristik Anatomi Organ Reproduksi Betina Kuda Lokal Indonesia Nama : Rifka Jamalia NIM : B04101127

Disetujui

Dra. R. Iis Arifiantini, M.si.

Dosen Pembimbing

Diketahui

Dr. drh. I. Wayan Teguh Wibawan

Wakil Dekan FKH IPB

Tanggal Lulus :

Page 6: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Kajian

Karakteristik Anatomi dan Morfometri Organ Reproduksi Betina Kuda Lokal

Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Pertanian Bogor. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayah dan Ibu tersayang,

adikku Rizki Amelia dan Kokoh Baiquni yang sangat penulis sayangi. Terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Dra. R. Iis Arifiantini, M.Si. selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah mencurahkan perhatiannya untuk memberi

pengarahan, koreksi dan saran dalam penelitian dan penyusunan skripsi. Dr. drh.

Ligaya ITA Tumbelaka, Sp.M.P. M.Sc selaku dosen pembimbing akademik. Dr.

drh Iman Supriatna selaku dosen penilai seminar dan penguji sidang skripsi.

Juga kepada seluruh staf dan pegawai Departemen Klinik Patologi dan

Reproduksi serta Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR), perpustakaan FKH IPB

dan perpustakaan LSI, Pihak Rumah Potong Hewan (RPH) khusus kuda dan drh.

Adit atas bantuannya selama penelitian.

Teman-teman penelitian yang kusayangi Pipit, Elies atas bantuan dan

kritikannya. Teman-teman terbaikku, Ka Pit, Nia, Lia, Ellen, Riana, Soe-soe, Fina,

Fita, Chandra, Deo, teman-teman Boks Crew (Pipin, Riche, dan Lili), dan teman-

teman Gastro’38 atas kebersamaan dan kekompakannya. Terima kasih juga

kepada drh. Agusta Raya W. atas keceriaan yang tidak ada habisnya.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, tapi

penulis berharap dengan adanya tulisan ini dapat menambah wawasan dibidang

veteriner. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Bogor, Februari 2006

Rifka Jamalia

Page 7: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 November 1983 sebagai

putri pertama dari tiga orang bersaudara pasangan Bapak Hasanuddin Sidik dan

Ibu Rohaitoh.

Pendidikan penulis secara formal mulai diikuti pada tahun 1989 dengan

masuk ke SD Islam Rumah Pendidikan Islam Jakarta dan lulus tahun 1995.

Kemudian melanjutkan ke SLTPN 145 Jakarta, lulus tahun 1998. Pada tahun

yang sama penulis masuk ke SMUN 3 Jakarta dan lulus tahun 2001.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2001 melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Tingkat

Persiapan Bersama (TPB) dan baru pada tahun 2002 penulis masuk ke Fakultas

Kedokteran Hewan (FKH) IPB. Selama menjadi mahasiswa FKH IPB penulis

aktif di organisasi intra kampus yaitu Himpunan Minat Profesi (Himpro) Satwa liar

dan Himpro Ornithologi dan Unggas. Penulis juga menjadi asisten mata kuliah

Anatomi Veteriner, Ilmu Bedah Khusus Veteriner dan asisten luar biasa mata

kuliah Fisiologi dan Teknologi Reproduksi.

Page 8: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

PENDAHULUAN*

Latar Belakang ............................................................................ 1

Tujuan Penelitian......................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Kuda Lokal Indonesia....................................... 4

Anatomi Organ Reproduksi Betina Kuda Lokal Indonesia......... 4

Ovarium............................................................................... 5

Tuba Falopii......................................................................... 7

Utero-Tubal Junction........................................................... 8

Uterus .................................................................................. 8

Cervix .................................................................................. 9

Vagina ................................................................................. 10

Vulva.................................................................................... 11

Siklus Berahi ....................................................................... 12

MATERI DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 14

Materi Penelitian.......................................................................... 14

Metodologi ................................................................................... 14

Inspeksi ............................................................................... 14

Palpasi ................................................................................. 14

Pengukuran ......................................................................... 14

Analisis Data ....................................................................... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Rumah Potong Hewan Khusus Kuda di Yogyakarta..... 17

Anatomi Organ Reproduksi Betina ............................................. 19

Ovarium............................................................................... 19

Tuba Falopii......................................................................... 21

Page 9: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Utero-Tubal Junction........................................................... 22

Uterus .................................................................................. 23

Cervix .................................................................................. 24

Vagina ................................................................................. 25

KESIMPULAN ............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28

Page 10: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perbandingan morfometri organ reproduksi sapi, domba, babi

dan kuda................................................................................................. 12

2. Morfometri bagian-bagian saluran reproduksi kuda betina ................... 19

3. Morfometri ovarium kuda ....................................................................... 21

4. Morfometri tuba Fallopii ......................................................................... 22

5. Morfometri uterus ................................................................................... 24

Page 11: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Saluran reproduksi in situ ..................................................................... 5

2. Ovarium tampak seperti ginjal.............................................................. 6

3. Tuba Fallopii.......................................................................................... 7

4. Saluran reproduksi kuda betina ............................................................ 9

5. CF = Cervical Fold, FV = Fornix Vaginae............................................. 10

6. Perkembangan folikel dan ovulasi pada ovarium................................. 13

7. Lokasi RPH di desa Segoroyoso.......................................................... 17

8. Kuda-kuda yang datang ke RPH milik Bapak Lasiman ....................... 18

9. Penampungan kuda di RPH khusus Kuda ........................................... 19

10. a) Utero-ovarian ligament, b) corpus luteum, c) ovarium..................... 20

11. Tuba Fallopii.......................................................................................... 21

12. Utero tubal junction ............................................................................... 23

13. a) Uterus bunting, b) Uterus post partus .............................................. 23

14. Organ reproduksi kuda betina .............................................................. 24

15. Cervix .................................................................................................... 25

16. Vagina bagian dalam............................................................................ 25

Page 12: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kuda adalah salah satu komoditi ternak yang menjadi pendukung

pembangunan peternakan, dimana kuda mempunyai manfaat sebagai (1). kuda

tunggang, (2). kuda beban, (3). kuda tarik, (4). kuda pacu, (5). kuda olahraga, (6)

kuda mainan, (7). dan pemasok daging (untuk daerah tertentu) (Sudardjat

2003b). Keberadaan dan penyebaran ternak kuda di Indonesia tidak lepas dari

perkembangan jaman seperti penyebaran agama Hindu, kerajaan maritim

Sriwijaya, kerajaan Majapahit, kedatangan bangsa Eropa, kedatangan tentara

Cina, dan kedatangan bangsa Belanda dengan organisasi perdagangan

Vereinigde Oost Indische Compagnie (VOC) dimana kuda dianggap sebagai

mata dagang yang bernilai tinggi (Soehadji 2003). Indonesia sampai dengan

tahun 1920-an memiliki 13 jenis kuda lokal, yang beberapa diantaranya memiliki

keunggulan sebagai kuda tunggang dan kuda pacu (Soehardjono 1990). Jumlah

populasi kuda di Indonesia pada tahun 1999 tercatat dari data statistik sebanyak

578.821 ekor (Anonimus 2002), akan tetapi jumlah ini terus berkurang hingga

sekitar 450.000 ekor (Sudardjat 2003a).

Ditjen Peternakan tahun 1994 menetapkan program pembinaan perkudaan

Indonesia secara menyeluruh guna menghasilkan kuda pacu Indonesia. Untuk

itu dibentuk komisi Bibit Ternak dan Sub Komisi Bibit Ternak Kuda (SK Dirjen

Peternakan Nomor 296/TN.220/Kpts/DJP/DEPTAN/94). Hasil kerja Sub Komisi

Bibit Ternak Kuda menghasilkan keputusan ditetapkannya Standar Kuda Pacu

Indonesia (SK Dirjen Peternakan Nomor 105/TN.220/Kpts/DJP/DEPTAN/95).

Dari standar tersebut diproses lebih lanjut sehingga diterbitkannya Standar

Nasional Indonesia (SNI) untuk Kuda Pacu Indonesia dengan Nomor register SNI

No. 01-4226-1996 (Soehadji 2003).

Pembentukan kuda pacu Indonesia diawali dengan persilangan induk

kuda pacu dengan bibit awal dari kuda Sumba betina atau Poni lokal asli lainnya

dengan pejantan kuda pacu Thorougbred dari Australia. Kuda pacu Indonesia

merupakan generasi (G) 3 grading up persilangan kuda betina lokal dengan

kuda jantan Thorougbred dari Australia dan G 4 hasil kawin silang antar G3 (inter

semating).

Page 13: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Teknologi reproduksi yang sederhana seperti IB pada ternak kuda di

Indonesia masih belum banyak dilakukan dibandingkan dengan ternak lain

seperti sapi, kambing dan domba. Pelaksanaan IB di Indonesia menemukan

beberapa kendala seperti keterbatasan sumber daya manusia, sumber semen

beku yang diimpor dan harganya yang sangat mahal, serta kurangnya informasi

mengenai anatomi morfometri dan fisiologi reproduksi kuda lokal Indonesia.

Mengingat salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam melakukan IB

adalah ketepatan deposisi semen dalam saluran reproduksi betina, maka

informasi mengenai anatomi dan morfometri organ reproduksi kuda betina

menjadi sangat penting.

Banyak buku dan tulisan mengenai reproduksi telah disusun oleh para

ahli, termasuk anatomi dan morfometri organ reproduksi kuda betina. Tetapi

data-data yang digunakan masih berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan kuda-kuda yang berasal dari luar negeri, yang tentunya berbeda

dengan keadaan kuda di Indonesia dimana kuda lokal memiliki performa dibawah

kuda luar negeri (Muladno & Benyamin 2003). Sedangkan karakteristik anatomi

dan morfometri organ reproduksi betina dari kuda lokal kini belum banyak

dilaporkan. Perbedaan kondisi kuda lokal Indonesia dengan kuda luar negeri ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti perbedaan bobot badan

kuda luar negeri yang lebih besar dari kuda lokal, letak geografis luar negeri

dengan empat musim yang berbeda-beda selama satu tahun, serta

pemeliharaan kuda diluar negeri dengan pemberian pakan dan perawatan yang

cenderung lebih baik dibandingkan di Indonesia. Oleh karena itu data-data

tersebut menjadi tidak tepat untuk digunakan bagi kuda lokal Indonesia.

Penelitian mengenai karakteristik organ reproduksi betina kuda lokal

Indonesia merupakan suatu langkah awal upaya pengembangan kuda lokal

Indonesia. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

untuk penelitian-penelitian selanjutnya sehingga peningkatan jumlah populasi

kuda lokal Indonesia bahkan peningkatan mutu kuda murni ras lokal dapat

tercapai.

Page 14: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik organ reproduksi

betina kuda lokal Indonesia yang diharapkan dapat menjadi data dasar yang bisa

digunakan sebagai acuan dalam penelitian-penelitian dan pelaksanaan teknologi

reproduksi terapan pada kuda serta menjadi langkah awal dalam melaksanakan

upaya pengembangan kuda lokal Indonesia.

Page 15: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Kuda Lokal Indonesia

Dalam taksonomi kuda termasuk dalam Kingdom Animalia, filum

Chordata, klas Mamalia, subklas Theria, ordo Perissodactylia, famili Equidae,

genus Equus dan spesies Equus caballus. Kuda yang didomestikasi merupakan

hasil kontribusi dua atau tiga jenis kuda liar yaitu kuda (Equus przewalskii),

keledai (Equus mullus) dan zebra (Equus burcheli) (Radiopoetra 1977).

Indonesia sampai dengan tahun 1920-an memiliki 13 jenis kuda lokal,

yaitu kuda Makassar, kuda Gorontalo dan Minahasa, kuda Sumba, kuda

Sumbawa, kuda Bima, kuda Flores, kuda Savoe, kuda Roti, kuda Timor, kuda

Sumatera (terdiri dari 4 jenis antara lain kuda Padang, kuda Batak, kuda Agam,

kuda Gayo), kuda Bali dan Lombok serta kuda Kuningan (Soehardjono 1990).

Menurunnya kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan ternak kuda

lokal menyebabkan beberapa jenis kuda lokal telah hilang. Jumlah jenis kuda

lokal di Indonesia kini tinggal 11 jenis, yaitu kuda Gayo, kuda Batak, kuda Jawa,

kuda Priangan (Persilangan kuda Jawa dengan kuda Jantan Persia dan

Australia), kuda Sulawesi, kuda Lombok, kuda Bali, kuda Sumbawa, kuda

Sandel, kuda Timor dan kuda Flores (Sudarjat 2003b).

Anatomi Organ Reproduksi Betina Kuda

Organ Reproduksi kuda betina menurut Morel (2002) terdiri atas ovarium,

tuba Falopii, uterus, serviks, vagina, perineum dan vulva (Gambar 1). Saluran

reproduksi dikelilingi broad ligament yang berasal dari perkembangan peritoneum

saat perkembangan embrionik dan dapat dilihat in situ (pada lokasi normal atau

asli). Ligamentum ini merupakan tempat berjalannya pembuluh darah, pembuluh

limfe dan saraf yang mempengaruhi kerja organ-organ reproduksi.

Organ reproduksi berkembang pada posisi retroperitoneal dibelakang

peritoneum. Penggantung yang melekat dan menahan ovarium disebut

mesovarium. Pada mesovarium terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe dan

saraf ke ovarium yang membentuk hilus ovari. Penggantung lain yang

berhubungan dengan ovarium disebut Ligamentum Utero-ovarian dan sesuai

namanya ligamentum ini melekatkan ovarium terhadap uterus (Senger 1999).

Page 16: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Senger (1999) juga menyatakan bahwa tuba Falopii dikelilingi dan

disokong oleh ligamentum lebar dan tipis yang disebut mesosalphinx.

Ligamentum ini tidak hanya berfungsi sebagai penyokong namun juga berfungsi

sebagai kantong seperti bursa (bursa-like pouch) yang mengelilingi ovarium.

Mesosalphinx membantu mengorientasikan infundibulum agar ovum yang

dilepaskan saat ovulasi memiliki kemungkinan yang besar untuk masuk kedalam

oviduct.

Ligamentum penyokong saluran reproduksi terbesar yaitu mesometrium

(Senger 1999) menggantung uterus pada dorsal dinding tubuh yang merupakan

penghubung antara dorsal mesometrium dengan dorsal peritoneum. Pada

spesies hewan food producing saluran reproduksi terletak dibawah rektum dan

dipisahkan oleh retrovaginal pouch. Keadaan ini pada sapi dan kuda betina

memungkinkan untuk dilakukan palpasi manual (manipulasi perektum) dan atau

pemeriksaan dengan menggunakan alat ultrasonografi (USG) untuk diagnosis

status ovarium, diagnosis kehamilan dengan determinasi keberadaan fetus atau

lokasi membran fetus terhadap uterus, dan identifikasi abnormalitas saluran

reproduksi (Senger 1999).

Gambar 1 Saluran reproduksi in situ . BL = Broad Ligament, O = ovary, R = Rectum, RgP = Rectogenital Pouch, UH = Uterine Horn (Senger 1999).

Ovarium

Ovarium kuda betina seperti halnya testes pada kuda jantan merupakan

organ berpasangan yang memiliki dua fungsi yaitu, fungsi gametogenik sebagai

penghasil sel telur dan fungsi endokrin sebagai penghasil hormon reproduksi.

KUDAKUDA

Page 17: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Menurut McDonald dan Pineda (1989), kedua fungsi ovarium saling melengkapi,

interdependen dan sama-sama penting dalam keberhasilan proses reproduksi.

Ovarium kuda berbentuk seperti ginjal. Masing-masing terlekat pada

ujung cornua uteri oleh ligamentum utero-ovarian yang kuat didalam ruang

abdomen. Ovarium digantung oleh mesovarium dan terletak dibawah os

vertebrae lumbales IV atau V (Laing 1979).

Gambar 2 Ovarium tampak seperti ginjal (Hafez & Hafez 2000).

Morel (2002) menyatakan bahwa bagian luar ovarium yang konveks

berhubungan dengan mesovarium dimana terdapat vaskularisasi dan inervasi

saraf. Berbeda dengan beberapa jenis hewan lain, di bagian konkav ovarium

kuda terdapat legokan yang disebut fossa ovulatoris. Letak medula dan cortex

pada ovarium kuda terbalik dibandingkan dengan ovarium sapi, domba maupun

kambing, (cortex di bagian dalam, medula di bagian luar) (Senger 1999).

Sehingga pelepasan ovum saat ovulasi hanya dapat terjadi pada fossa

ovulatoris.

Ovarium kuda mempunyai konsistensi yang berbeda dengan ovarium

sapi atau domba yaitu, kenyal, cenderung keras dan mengkilap. Saat palpasi

perektum folikel dapat teraba sedangkan corpus luteum tidak. Hal ini

dikarenakan perkembangan corpus luteum tidak menonjol kepermukaan ovarium

melainkan berpenetrasi ke dalam jaringan ovarium.

Ukuran ovarium bervariasi tergantung dari status reproduksi, ras dan

manajemen pemeliharaan. Di luar negeri kuda memiliki periode musim kawin.

Pada umumnya ovarium lebih besar saat aktifitas siklus berlangsung dari pada

saat anestrus, terutama saat hadirnya folikel yang matang (McDonald & Pineda

Page 18: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

1989). Diluar musim kawin seekor kuda betina dewasa kelamin mempunyai

ovarium dengan ukuran relatif kecil dan berkonsistensi keras dengan panjang ±2-

4 cm dan lebar 2-3 cm. Akan tetapi bila musim kawin ovarium membesar hingga

panjang 6-8 cm dan lebar 3-4 cm. Konsistensi ovarium saat musin kawin juga

lebih lunak. Sedangkan kuda yang telah sering beranak memiliki panjang

ovarium hingga 10 cm (Morel 2002).

Setelah dewasa kelamin ovarium kuda biasanya mengandung folikel

dalam beberapa tipe atau corpus luteum. Keberadaan dua unsur ini sangat

dipengaruh i oleh hormon reproduksi seperti FSH, LH dan PGF2á. Kehadiran

folikel atau corpus luteum biasanya teratur mengikuti suatu siklus dan sejalan

dengan siklus estrus (Hafez & Hafez 2000).

Tuba Fallopii

Gambar 3 Tuba Falopii (Sisson 1975).

Tuba Fallopii pada kuda terdapat sepasang dengan panjang 25-30 cm,

berhubungan langsung dengan cornua uteri (Morel 2002). Tuba Fallopii dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu isthmus yang paling dekat dengan cornua

uteri berdiameter 2-5 mm, ampula yang berdekatan dengan ovarium berdiameter

5-10 mm dan infundibulum yang berhubungan langsung dengan ovarium.

Fertilisasi terjadi di ampula, yang memiliki daerah mukosa dengan permukaan

berstruktur seperti rambut untuk mentransportasikan telur yang telah dibuahi

menuju utero tubal junction (Morel 2002).

Infundibulum

Ampulla

Isthmus

Page 19: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Pada ujung tuba Fallopii yang berdekatan dengan ovarium terdapat

infundibulum, berupa corong terbuka yang berhubungan dengan fossa ovulatoris.

Tepi akhir Infundibulum terbelah tidak beraturan membentuk fimbrae dan

sebagian melekat pada fossa ovulatoris. Fimbrae akan menarik dan menangkap

ovum serta mengarahkannya masuk kedalam tuba Fallopii (Morel 2002). Dan

menurut Senger (1999) permukaan infundibulum yang tertutup oleh lapisan

seperti beludru serta proyeksinya yang menyerupai jari meningkatkan area

permukaan dan memudahkan fimbrae untuk menyapu permukaan ovarium saat

akan ovulasi. Bagian tengah infundibulum terdapat sebuah pintu terbuka yang

berhubungan dengan ruang peritoneum. Bagian ini disebut dengan ostium

abdominale tubae uterine (Sisson & Grossmart 1975).

Infundibulum berhubungan langsung dengan bagian tuba Fallopii yang

menebal disebut ampulla. Panjang ampula setengah bagian dari tuba Fallopii,

dengan diameter relatif cukup besar dan mukosa epitel bersilia seperti pakis.

Ampulla bergabung dengan isthmus (ampulla-isthmus junction). Hubungan ini

yang mengkontrol ovum yang telah dibuahi saja yang melewati isthmus dan

diteruskan hingga uterus (Senger 1999).

Isthmus berhubungan langsung dengan cornua uteri dan memiliki

diameter yang lebih kecil dengan dinding muskuler yang lebih tebal dibandingkan

ampulla. Titik penghubung antara isthmus dan cornua uteri disebut utero-tubal

junction (Senger 1999).

Utero Tubal Junction

Utero Tubal Junction sebenarnya merupakan konstriksi spincter akibat

tingginya konsentrasi sel otot sikuler miometrium tuba Fa llopii yang memisahkan

bagian ujung cornua uteri dengan awal tuba Fallopii. Hubungan ini muncul

sebagai papila dalam endometrium, memisahkan bagian akhir dari cornua uteri

dengan awal tuba Fa llopii. Ovum yang telah difertilisasi akan melewati utero

tubal junction untuk selanjutnya berimplantasi (Morel 2002).

Uterus

Uterus kuda merupakan struktur memanjang yang menghubungkan

cervix dengan tuba Fallopii. Uterus dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian

badan atau corpus dan tanduk atau cornua. Corpus uteri pada kuda normal

Page 20: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

panjangnya 18-20 cm, dan diameter 8-12 cm. Bagian cornua panjangnya 25 cm

dengan diameter 4-6 cm pada pangkal cornua sampai 1-2 cm pada saat

mendekati tuba Fallopii. Ukuran uterus dipengaruhi oleh usia dan seringnya

partus. Tipe uterus kuda disebut uterus simpleks bipartitus karena ukuran corpus

uteri lebih besar dari conua uteri dengan perbandingan 60 : 40 (Morel 2002).

Hewan ruminansia memiliki permukaan endometrium yang khas, yaitu

adanya area kecil nonglandular yang menonjol pada permukaan endrometrium

yang disebut karunkula. Karunkula divaskularisasi oleh banyak pembuluh darah

dan vaskularisasi akan lebih meningkat pada bagian maternal apabila ada

embrio yang melekat. Berbeda pada kuda, uterus tidak memiliki karunkula

melainkan suatu lapisan-lapisan pada permukaan endometrium uterus menjadi

tempat berkembangnya plasenta (Senger 1999).

Gambar 4 Saluran reproduksi kuda betina. AV = anterior vagina, BL = broad ligament (mesometrial portion), CX = cervix, EUB = external uterine bifurcatio, L = labia, O = ovary, OD = oviduct, TF = transverse fold, UB = urinary bladder, UtB = uterine body, UH = uterine horn, Ve = vestibule, Vu = Vulva (Senger 1999).

Cervix

Cervix terletak dibelakang corpus uteri, berupa dinding yang tebal, dan

kuat. Menurut Senger (1999) cervix pada sapi dan domba berfungsi sebagai

barrier transport sperma, namun tidak halnya pada kuda dan babi. Cervix juga

berfungsi mengisolasi uterus dari lingkungan luar selama kebuntingan dengan

membentuk barrier berupa mucus yang sangat kental. Perbedaan cervix pada

Page 21: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

kuda yang mencolok dibandingkan hewan lain adalah adanya lapisan mukosa

longgar yang bebas menonjol kearah vagina

Pada saat estrus cervix kuda sangat lembut berwarna merah muda dan

akan terlihat menonjol kearah vagina. Otot cervix berelaksasi selama estrus dan

mengalami peningkatan sekresi untuk memudahkan penis masuk ke cervix saat

kopulasi. Pada stadium diestrus kuda dewasa yang tidak aktif, cervix

berkontraksi sangat kuat, berwarna putih dengan panjang 6-8 cm dan diameter

4-5 cm, sekresi cervix sedikit dengan konsistensi kental. Kondisi otot dan ukuran

cervix sangat dipengaruhi oleh perubahan hormonal (Morel 2002).

Vagina

Fungsi utama vagina selain sebagai tempat ekspulsi urine saat miksi

adalah sebagai organ kopulatoris. Vagina juga berfungsi sebagai perlindungan

pertama dan membersihkan saluran reproduksi dengan cara mengatur kondisi

pH asam dan netral dengan sekresi bakterisidal yang berasal dari cervix. Vagina

tidak memiliki kelenjar kecuali pada bagian cranial dari bibir vulva terdapat

kelenjar sekresi yang merugikan bersifat spermasidal. Jika sekresi mengenai sel

epitel vagina dan menempel pada lapisan mukosa akan merusak sperma (Morel

2002).

Pada sapi dan kuda cervix menonjol kearah anterior vagina dan

membentuk kripta atau kantung yang besar yang disebut dengan fornix vaginae.

Anterior vagina memiliki sel-sel epitel kolumnar yang dapat mensekresikan cairan

vagina dan posterior vagina memiliki sel-sel epitel squamous berlapis.

Gambar 5. CF = Cervical fold, FV= Fornix vaginae (Senger 1999).

Page 22: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Pada kuda normal lantai vagina akan terletak dibagian ischium pelvis.

Dindingnya melipat kedalam membentuk vestibular seal. Hymen jika masih ada,

juga berhubungan dengan vestibular seal ini dan membagi vagina menjadi dua

bagian yaitu vagina bagian anterior (cranial) dan bagian posterior (caudal).

Vagina kuda mempunyai panjang 18-23 cm dan diameter 10-15 cm. Pada

bagian dalam tubuh vagina diselimuti oleh peritoneum dan dikelilingi jaringan ikat

longgar, lemak dan buluh darah (Morel 2002).

Vulva

Vulva merupakan organ paling luar dalam saluran reproduksi. Bagian

dalam dilapisi membran mukous dan berhubungan dengan vagina. Bagian atas

vulva (dorsal comissure) berjarak 7 cm dari anus, sedangkan bagian bawah

(ventral comissure) terdapat clitoris (Morel 2002).

Morel (2002) dan Senger (1999) menyatakan bahwa daerah longgar yang

mengelilingi anus dan vulva dan menutupi bagian pelvic disebut dengan

perineum. Perineum bagian luar merupakan area kulit berpigmen dengan

kelenjar keringat dan kelenjar sebaceous disertai saraf dan pembuluh darah dan

diasosiasikan sebagai kulit kuda. Pada kuda bentuk perineum penting secara

klinis karena akan melindungi saluran reproduksi dari masuknya udara luar

(vulval seal). Kelainannya mengakibatkan kuda betina menderita pneumovagina

atau Vaginal winds sucking, dimana udara dengan mudah keluar masuk vagina

disertai bakteri yang akan menyerang cervix seperti contagious equine metritis

(CEM) atau penyakit kelamin lainnya (Morel 2002).

Page 23: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Tabel 1 Perbandingan ukuran organ reproduksi sapi, domba, babi dan kuda

Organ Sapi Domba Babi Kuda

1. Tuba Falopii

2. Uterus

cornua

corpus

caruncula

3. Cervix

panjang

diameter

4. Vagina

panjang

25

35-40

2-4

20-120

8-10

3-4

25-30

15-19

10-12

1-2

88-96

4-10

2-3

10-14

15-30

40-65

5

-

20

2-3

10-15

20-30

15-25

15-20

-

7-8

3,5-4

20-35

(Hafez 1987 dalam Manan 2001)

Siklus Berahi

Siklus ovulasi kuda terjadi pada kuda yang telah masuk dalam masa

pubertas (10-24 bulan) dengan masa estrus 4-5 hari dan diestrus 16 hari Morel

(2002). Sedangkan menurut Hafez dan Hafez (2000) rata-rata siklus estrus

terjadi selama 21 hari, terdiri dari 14 hari diestrus (fase luteal) dan 7 hari estrus.

Periode estrus pada kuda bervariasi antar individu, dipengaruhi oleh musim dan

umur. Periode estrus lebih panjang pada saat transisi awal dan akhir musim

kawin serta pada kuda betina yang berumur lebih tua. Selama estrus vulva

membesar dan membengkak, warnanya berubah menjadi merah scarlet atau

oranye, basah, mengkilat dan dilapisi oleh mukus transparan. Vaskularisasi

mukosa vagina meningkat disertai akumulasi mukus cairan tipis dalam vagina

(Hafez & Hafez 2000). Durasi estrus bervariasi dari tiap individu dan pada tiap

siklus estrus dari kuda betina yang sama. Durasi estrus pada kuda betina

menurut Hafez dab Hafez (2000), disebabkan oleh beberapa faktor seperti,

ovarium terbungkus oleh lapisan serous, folikel harus bermigrasi terlebih dahulu

ke fossa ovulatoris untuk ruptur, ovarium kurang sensitif terhadap FSH sehingga

folikel preovulatori membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk membesar atau

jumlah LH yang lebih rendah dari FSH sehingga ovulasi tertunda.

Page 24: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Gambar 6 Perkembangan folikel dan ovulasi pada ovarium (Morel 2002).

Kebanyakan ovulasi menurut Hafez dan Hafez (2002) terjadi pada hari ke

3, 4 atau 5 estrus, 24 hingga 48 jam sebelum akhir perilaku estrus atau 24-36

jam sebelum akhir estrus (Morel 2002). Folikel yang telah ruptur bisa dipalpasi

24 jam setelah ovulasi. Corpus luteum muncul dengan ukuran mencapai 1/2

hingga 3/4 kali ukuran folikel pada saat ovulasi dan akan mencapai ukuran

maksimal 14 hari dimana sel-sel luteal membesar dan memiliki vakuola

peripheral. Perpanjangan waktu keberadaan corpus luteum secara spontan

biasa terjadi, diikuti dengan aktifitas folikuler tanpa adanya tanda-tanda estrus

untuk periode 2-3 bulan. Corpus luteum yang gagal regresi pada waktunya

bertahan selama 2 bulan (Hafez & Hafez 2000).

Kuda betina memiliki periode kebuntingan 315-360 hari (Hafez & Hafez

2000) atau 11 bulan (Morel 2002). Periode kebuntingan pada kuda dipengaruhi

oleh ukuran induk, genotipe fetus dan tahap musim kawin saat fertilisasi (Hafez

& Hafez 2000).

Stroma

Kapsula fibrosus

Folikel primordial

Corpus luteum Fossa ovari

Sel epitelia

Oosit primer

Liquor foliculi

Kumulus ophorus

Sel granulosa

Membran teka

Oogonium

Page 25: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

MATERI DAN METODE

Waktu dan tempat

Penelitian ini dilakukan Rumah Potong Hewan (RPH) khusus kuda milik

Bapak Subar dan Bapak Lasiman di desa Segoroyoso, kecamatan Plered,

kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada bulan Mei sampai dengan

Juli 2004.

Materi penelitian

Objek utama dalam studi ini adalah organ reproduksi kuda betina yang

tidak bunting, sudah selesai involusi uteri dan tidak mengalami gangguan

reproduksi, sebanyak 23 ekor berumur 3-4 tahun dengan berat berkisar antara

150 sampai 200 kg. Peralatan yang digunakan antara lain scalpel, gunting, arteri

clamp , jangka sorong, taplak plastik, baki, meteran dan timbangan.

Metodologi

Organ reproduksi betina yang diperoleh segera setelah pemotongan

dipisahkan dari jaringan lain, kemudian disusun sesuai dengan posisi normal

dalam tubuh. Pengamatan dilakukan meliputi inspeksi, palpasi dan pengukuran

masing-masing organ. Pengukuran panjang dan diameter dilakukan untuk

uterus, tuba Fallopii, cervix dan vagina, sedangkan untuk ovarium pengukuran

dilakukan terhadap diameter dan berat.

Inspeksi. Organ reproduksi yang sudah tersusun rapi diinspeksi untuk

melihat apabila ada kelainan seperti pembengkakkan atau perlukaan pada

jaringan dan kelainan-kelainan lainnya (Omar 1997).

Palpasi. Setelah diinspeksi kemudian dilakukan palpasi organ dimulai

dari vulva, vagina, hingga ovarium untuk mengetahui konsistensi dan adanya

pengerasan (Omar 1997).

Pengukuran. Bagian-bagian organ reproduksi betina meliputi ovarium,

saluran reproduksi tuba Fallopii, uterus, cervix dan vagina diukur dengan metode

Hafez (1987; 1993). Panjang masing-masing organ diukur dengan

menggunakan tali meteran kain dengan satuan sentimeter. Sedangkan untuk

Page 26: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

mengukur diameter organ digunakan jangka sorong dengan satuan terkecil

milimeter, kemudian hasil pengukuran dikonversikan kedalam satuan sentimeter.

Panjang vagina diukur mulai dari batas vulva sampai bagian sebelum

cervix (anterior). Panjang cervix diukur mulai dari ujung cervix berbatasan

dengan corpus sampai dengan ujung cervix yang menonjol pada vagina.

Diameter cervix diukur dengan jangka sorong pada bagian tengah.

Pengukuran corpus uteri dilakukan pada tiga tempat yang berbeda.

Bagian corpus yang berhadapan langsung dengan cornua (awal), bagian tengah

corpus (tengah) dan bagian corpus yang berhubungan dengan cervix (akhir).

Panjang cornua kanan dan kiri diukur mulai dari bagian cranial cornua

yang berhubungan dengan tuba Falopii sampai ke caudal cornua berbatasan

dengan corpus uteri. Diameter cornua diukur pada tiga bagian yang berbeda

yaitu, diameter bagian cornua dekat corpus (awal), bagian tengah cornua

(tengah) dan bagian cornua dekat tuba Falopii (akhir)

Panjang tuba Falopii diukur menggunakan benang untuk mengikuti

lekukan-lekukan. Bagian tuba Falopii yang diukur panjangnya antara lain

isthmus mulai dari ujung tuba Falopii yang berlekatan dengan cornua sampai

dengan bagian tuba Falopii yang mulai membesar (ampula). Sedangkan ampula

diukur mulai dari awal pembesaran sampai dengan ujung yang berlekatan

dengan corong (infundibulum).

Diameter ovarium kanan dan kiri masing-masing diukur pada tiga bagian

berbeda yaitu, bagian yang berdekatan dengan tuba Falopii (awal), bagian

tengah (tengah), dan bagian ovarium yang berhubungan dengan ligament

penggantung (akhir). Selanjutnya ovarium dibersihkan dari jaringan lain yang

melekat. Kemudian ditimbang beratnya dengan alat timbang bersatuan gram.

Analisis Data. Hasil pengukuran yang telah didapat kemudian dianalisa

untuk mencari nilai rata-rata dan standar deviasi. Panjang, diameter dan berat

ovarium kanan dan kiri dibandingkan dengan menggunakan uji beda dua nilai

tengah (Uji t-Student). Karena kuda yang dibandingkan uji amatan dari kuda

yang sama, maka uji yang digunakan adalah Uji t-Student untuk amatan

berpasangan (Walpole 1995).

Page 27: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Uji t-Student untuk amatan berpasangan.

Hipotesis :

H0 : 0=Dµ atau 021 =−µµ H1 : 0≠Dµ atau 021 ≠− µµ

Nilai statistik uji : 1;0

−=−

= nvns

dt

d

Wilayah kritik (wilayah penolakan Ho) :

2αtt −< dan 2αtt > , atau : 05.0<− valueP

P-Value = peluang menerima H0

jadi bila P-Value < 0.05 maka berbeda nyata, dan bila P-Value > 0.05 maka tidak berbeda nyata.

Page 28: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Rumah Potong Hewan Khusus Kuda di Yogyakarta

Rumah potong hewan (RPH) untuk kuda, yang terdapat di desa

Segoroyoso, kecamatan Plered, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

(Gambar 7) merupakan RPH milik pribadi yang dikelola secara mandiri. Pada

desa tersebut terdapat dua buah RPH milik Bapak Subar (RPH I) dan Bapak

Lasiman (RPH II) dengan frekuensi pemotongan RPH I, 1-2 ekor sehari

sedangkan RPH II, 4-5 ekor perhari. Total jumlah pemotongan hewan setiap hari

antara lima sampai dengan tujuh ekor kuda dengan ratio jantan dan betina 1.2:1.

Jumlah ini bisa meningkat pada saat musim liburan tiba.

Gambar 7 Lokasi RPH di desa Segoroyoso.

Rumah Potong Hewan kuda diawasi oleh dokter hewan dan pemotongan

dilakukan sesuai dengan syariat Islam oleh seorang modin. Kedua lahan Rumah

Potong ini memiliki bangunan tempat pemotongan dan kandang penampungan

yang terpisah serta lahan penanaman pakan yang letaknya tidak jauh dari

bangunan tempat tinggal pemiliknya. Dari kedua jagal tersebut dalam satu bulan

jumlah kuda yang dipotong rata-rata 90-120 ekor. Kuda berasal dari Daerah

Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara Barat lewat pedagang kuda. Tiap kuda yang datang ditampung

dan diberi pakan terlebih dahulu untuk memastikan kuda yang akan dipotong

Page 29: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

dalam keadaan sehat dan gemuk dengan body condition score (BCS) 3 pada

skala 1-5 (1: sangat kurus, 5: sangat gemuk) (Putro 2003).

Gambar 8 Kuda-kuda yang datang ke RPH milik H. Lasiman untuk di potong

Jumlah pemotongan kuda ditentukan berdasarkan pesanan dari para

pelanggan, yaitu pedagang daging kuda dari kota Yogyakarta, Solo, Magelang

dan Semarang. Para pembeli daging kuda ini disebut ”bakul”, untuk membeli

daging kuda mereka datang langsung ke RPH. Pemotongan hewan dilakukan

pada sore hari antara jam 16.00- 18.30 WIB. Pada hari kerja antara senin dan

jumat, rata-rata pemotongan hewan antara empat sampai lima ekor kuda

sedangkan hari sabtu dan minggu biasanya lebih ramai sehingga pemotongan

hewan bisa mencapai enam sampai tujuh ekor.

Seluruh hasil pemotongan RPH kuda ini dimanfaatkan oleh pemilik RPH

secara optimal mulai dari kulit, daging, jeroan sampai dengan tulang. Tulang

kuda direbus, dikeringkan dan dibuat tepung tulang. Kulit kuda dikumpulkan dan

dibentangkan serta diberi garam secara berlapis. Konsumen seperti pengerajin

kulit umumnya datang untuk mengambil kulit tersebut setelah mencapai jumlah

tertentu. Jeroan kuda biasanya dijual di pasar lokal yogyakarta dan sekitarnya.

Mereka juga membuat dendeng dan abon untuk pesanan khusus.

Rumah Potong Hewan khusus kuda ini diawasi oleh seorang petugas dari

Dinas Peternakan, akan tetapi pengawasan lebih dititik beratkan pada keamanan

dan kesehatan produk hasil pemotongan. Sehingga pada saat pengambilan

sampel ditemukan 17.4% uterus dalam keadaan bunting dan 4.35% dalam

keadaan post partus. Dari kuda dengan berat 150-200 kg didapatkan organ

reproduksi seberat 2-3 kg.

Page 30: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Gambar 9 Penampungan kuda di RPH khusus Kuda.

Anatomi Organ Reproduksi Betina

Tabel 2 Morfometri bagian-bagian saluran reproduksi kuda betina lokal

Organ Reproduksi Hasil Pengukuran Pustaka

Vagina Panjang 23.500 ± 3.182 cm 18-23 cmb

Panjang 7.333 ± 1.723 cm 7-8 cma Cervix

Diameter 3.609 ± 0.588 cm 3.5-4 cma

Corpus Panjang 14.583 ± 0.717 cm 15-20 cma

Panjang 11.860±1.511 cm 15-25 cma

3.700 ± 0.641 cm 4-6 cmb

3.030 ± 0.394 cm - Cornua

Diameter

2.360 ± 0.646 cm 1-2 cmb

Tuba Falopii Panjang 22.717 ± 1.168 cm 20-30 cma

awal 1.724 ± 0.487 cm -

tengah 2.307 ± 0.589 cm - Diameter

akhir 1.775 ± 0.574 cm - Ovarium

Berat 22.883 ± 8.208 g 40-80 ga

a. Hafez dan Hafez (2002), b. Morel (2002)

Ovarium

Bentuk ovarium tampak seperti ginjal atau kacang disertai lekukan

dibagian tengah. Menurut McDonald (1989) ovarium kuda berbentuk seperti

ginjal (ovoid) akibat adanya suatu lekukan yang disebut Fossa Ovulatoris.

Sedangkan Sisson (1975) menggambarkan ovarium berbentuk seperti kacang

(bean-shaped) dan ukurannya lebih kecil dari testis. Ligament Utero-ovarian

Page 31: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

melekatkan ovarium terhadap uterus. Ukuran ovarium bervariasi, secara normal

hewan muda memiliki ovarium dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan

hewan yang sudah tua dan salah satu ovarium lebih besar dari ovarium lainnya

(Sisson 1975).

Gambar 10. a ) Utero-ovarian ligament, b) Corpus luteum, c.) Ovarium

Diameter ovarium di bagian awal 1.72±0.49 cm, bagian tengah 2.31±0.59

cm dan bagian akhir 1.78±0.57 cm dengan berat ovarium 22.88±8.21 g. Berat

ovarium kuda lokal ini sangat kecil bila dibandingkan dengan laporan Hafez

(1987) dan Sisson & Grossmart (1975) yang menyatakan bahwa berat ovarium

kuda mencapai 40-80 g, maka ukuran ovarium kuda lokal cenderung lebih kecil.

Perbedaan ini terjadi mengingat ukuran kuda-kuda lokal yang lebih kecil (150-

200 kg) dibandingkan dengan kuda luar negeri (400-500 kg). Selain itu faktor-

faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran ovarium kuda lokal dengan kuda

luar negeri antara lain perbedaan ras, kualitas pakan yang diberikan, dan

manajemen pemeliharaan terhadap kuda. Selain itu pada kuda betina diluar

negeri memiliki periode musim kawin, dimana pada saat tersebut ukuran ovarium

dapat mencapai dua kali lipat ukuran normal (Morel 2002).

Dengan menggunakan Uji beda dua nilai tengah (Uji t-Student)

didapatkan ukuran ovarium kanan dan kiri tidak berbeda nyata (P>0.05), baik

diameter maupun beratnya. Perbandingan berat ovarium kanan dengan ovarium

kiri tidak berbeda nyata (P>0.05), walaupun perbandingan nilai rata-rata

keduanya cukup berbeda karena memiliki variasi ukuran yang sangat lebar.

Secara individual perbedaan besar ovarium kanan dan kiri bervariasi. Hal ini

dapat terjadi karena ovarium yang aktif pada tiap individu berbeda-beda.

a

b

c

Page 32: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Tabel 3 Morfometri ovarium kuda

Rata-rata Ovarium Pengukuran

Rataan Kanan Kiri

awal 1.72±0.49 1.75±0.63 1.70±0.31

tengah 2.31±0.59 2.31±0.72 2.30±0.45 Diameter

(cm) akhir 1.78±0.57 1.84±0.65 1.71±0.51

Berat (g) 22.88±8.21 23.59±9.44 21.60±5.15

Ket = ( tn) : tidak nyata pada taraf 5%

Perbedaan besar ovarium kanan dan kiri bervariasi pada tiap individu.

Hal ini dapat terjadi akibat aktifitas ovarium pada tiap individu berbeda-beda.

Pada umumnya ovarium lebih besar saat estrus berlangsung dari pada saat

anestrus, terutama saat hadirnya folikel yang matang (McDonald & Pineda 1989).

Pernyataan ini didukung oleh Morel (1999) yang menyatakan bahwa ovarium

yang tidak memiliki folikel berukuran panjang 2-4 cm dan lebar 2-3 cm, dan akan

membesar hingga mencapai panjang 6-8 cm dan lebar 3-4 cm akibat adanya

perkembangan folikel.

Tuba Fallopii

Tuba Fallopii tampak melekat pada suatu jaringan ikat yang

menghubungkan bagian tuba dengan ovarium dan sisi lateral cornua uteri.

Bentuknya berliku-liku dengan diameter yang semakin membesar mulai dari

isthmus dekat cornua hingga infundibulum (Senger 1999).

Gambar 11 Tuba Fallopii.

Tuba Falopii

Ligamentum

Page 33: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Hasil penelitian menunjukkan panjang total tuba Fallopii adalah

22.72±1.17 cm, dengan panjang bagian isthmus 9.48±0.97 cm, ampula

9.33±0.82 cm, dan infundibulum 3.92±0.39 cm ( Tabel 2). Diameter tuba Fallopii

yang sangat kecil (2-3 mm) pada bagian dekat ujung cornua dan membesar pada

bagian yang dekat dengan ovarium dapat mencapai (4-8 mm). Panjang tuba

Fallopii ini hampir sama dengan yang dilaporkan oleh Sisson & Grossmart

(1975) dan Hafez (1987), yaitu antara 20-30 cm. Namun hasil ini lebih pendek

dibandingkan dengan laporan Morel (1999), yaitu antara 25-30 cm. Diameter

tuba Fallopii pada kuda penelitian ini hampir sama dengan laporan Morel (1999)

yaitu 2-5 mm pada bagian dekat cornua dan membesar hingga 5-10 mm pada

bagian dekat ovarium.

Tabel 4 Morfometri tuba Fallopii

Organ Panjang (cm)

Isthmus 9.483±0.973

Ampula 9.333±0.824

Infundibulum 3.917±0.393

Tuba Falopii 22.717±1.168

Ujung tuba Fallopii yang berdekatan dengan ovarium disebut

infundibulum, yaitu suatu corong terbuka dengan tepi melebar tidak beraturan

membentuk fimbrae dan sebagian melekat pada fossa ovulatoris. Fimbrae akan

menarik dan menangkap ovum yang diovulasikan lewat fossa ovulatoris

kemudian masuk kedalam tuba melalui pintu yang disebut ostium abdominale

tubae uterine (Senger 1999) Tuba Falopii ditutupi suatu lapisan peritoneal, yang

berasal dari lapis lateral broad ligament dan membentuk mesosalphinx.

Seluruhnya menutupi bagian lateral ovarium dan membentuk suatu kantong

disebut bursa ovari.

Utero Tubal Junction

Utero tubal junction merupakan ostium uterinum tubae atau pintu yang

menghubungkan tuba dengan cornua uterus dengan kemampuan berkonstriksi

akibat tingginya konsentrasi sel otot sikuler miometrium. Ovum yang telah

difertilisasi pada tuba Fallopii akan berjalan melalui penghubung ini untuk

Page 34: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

kemudian berimplantasi di uterus. Ovum yang tidak difertilisasi akan ditinggalkan

di tuba Fallopii dan kemudian berdegenerasi secara gradual (Morel 2002).

Gambar 12 Utero tubal junction.

Uterus

Uterus merupakan organ muskuler yang terletak di ruang abdominal dan

sebagian mengisi rongga pelvis bersama vesica urinaria dan rektum. Seperti

pada ternak betina lainnya uterus kuda dibagi menjadi cornua (tanduk), corpus

(badan) dan cervix uteri (leher rahim). Uterus kuda memiliki bentuk mirip huruf

‘Y’ dan dikenal dengan tipe uterus simpleks bipartitus, yaitu uterus dengan dua

cornua yang berukuran pendek (Senger 1999). Pada saat bunting salah satu

cornua akan membesar akibat adanya perkembangan fetus sedangkan pada

saat post partus uterus akan tampak membesar dan bentuknya menjadi tidak

beraturan sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran (Gambar 14).

Gambar 13 a. Uterus bunting b. Uterus post partus.

Hasil pengamatan menunjukkan panjang cornua uteri 11.86±1.51 cm dan

diameter pada bagian awal 3.70±0.64 cm, tengah 3.03±0.39 cm, dan akhir

2.36±0.65 cm. Panjang cornua hasil penelitian ini lebih pendek dibandingkan

cornua uteri kuda luar yang dapat mencapai 15-25 cm (McDonald & Pineda

a b

Page 35: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

1989). Selain lebih pendek diameter cornua uteri juga lebih kecil dibandingkan

kuda luar yang dapat mencapai 4-6 cm.

Tabel 5 Morfometri uterus

Organ Reproduksi Panjang (cm) Diameter (cm) awal 3.70±0.64

tengah 3.03±0.39 Cornua 11.86±1.51

akhir 2.36±0.65

awal 3.94±0.71

tengah 4.62±0.88 Corpus 14.58±0.72

akhir 4.90±0.98

Cervix 7.33±1.72 3.61±0.59

Corpus uteri memiliki panjang 14.58±0.72 cm dan berdiameter 3.94±0.71

cm pada bagian dekat cornua, 4.62±0.88 cm pada bagian tengah, dan 4.90±0.98

cm pada bagian pangkal dekat cervix. Ukuran corpus ini lebih kecil bila

dibandingkan dengan hasil yang dikemukakan oleh Morel (2002) dan Sisson &

Grossmart (1975) bahwa corpus uteri kuda memiliki panjang 18-20 cm dengan

diameter rata-rata 8-12 cm.

Gambar 14. Organ reproduksi kuda betina (a. Ovarium, b. Cornua, c. Tuba

Falopii, d. Corpus, e. Cervix, f. Vesika Urinaria, g. Vagina, h. Vulva).

Cervix

Cervix uteri ke caudal bergabung dengan vagina. Secara external cervix

tidak dapat terlihat dengan jelas akan tetapi dapat teraba melalui dinding vagina.

b

c

d e

f

h a

g

Page 36: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Konsistensi cervix kuda berbeda dibandingkan sapi dan domba, lebih lunak, hal

ini disebabkan pada bagian dalam cervix tidak terdapat cincin-cincin seperti

yang biasa ditemukan pada sapi dan domba. Pada saat estrus cervix akan

berwarna merah muda, dan dengan spekulum akan terlihat menonjol kearah

vagina (Senger 1999).

Gambar 15 Cervix.

Hasil penelitian menunjukkan panjang cervix 7.33±1.72 cm dengan

diameter 3.61±0.59 cm. Panjang cervix dari permukaan luar mencapai 7-8 cm

dan diameter bagian luar 3.5-4 cm (McDonald dan Pineda 1989).

Vagina

Gambar 16 Vagina bagian dalam.

Beberapa literatur memberikan informasi yang berbeda-beda mengenai

panjang vagina. Menurut Morel (2002) vagina kuda yang terletak dibagian

ischium pelvis mempunyai panjang 18-23 cm. Menurut Hafez (1987) panjang

Page 37: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

vagina berkisar antara 20-35 cm. Sedangkan menurut Sisson & Grossmart

(1975) vagina memiliki panjang 15-20 cm. Dan dari hasil pengukuran didapatkan

panjang vagina, yaitu 23.50±3.39 cm. Dindingnya melipat kedalam membentuk

vestibular seal. Di dorsal vagina berhubungan dengan rectum, diventral dengan

urethra dan vesica urinari dan lateral dengan dinding pelvis (Sisson & Grossmart

1975).

Karakteristik organ reproduksi kuda memiliki ciri-ciri yang

membedakannya dengan ternak lain, seperti bentuk ovarium kuda yang seperti

ginjal dengan suatu legokan (fossa ovulatoris), struktur cortex dan medula

ovarium kuda yang terbalik (cortex didalam, medula diluar), perkembangan

corpus luteum yang tidak menonjol keluar melainkan berpenetrasi kedalam

sehingga sulit untuk diraba saat palpasi perektum, dan tipe uterus yang disebut

tipe bipartitus (Senger 1999). Kuda lokal Indonesia memiliki perbedaan ukuran

dengan kuda yang berasal dari luar negeri, dimana beberapa organ reproduksi

kuda lokal seperti ovarium, cornua dan corpus uteri berukuran lebih kecil.

Sedangkan ukuran tuba Falopii, cervix dan vagina kuda lokal memiliki ukuran

yang relatif sama dengan kuda luar negeri.

Page 38: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan:

1. Berat ovarium kuda lokal adalah 22.88±8.21 gram, dengan diameter pada

bagian awal 1.72±0.49 cm, tengah 2.31±0.59 cm dan akhir 1.78±0.57

cm. Ukuran ovarium antara kanan dan kiri mempunyai ukuran yang

hampir sama.

2. Panjang total tuba Falopii adalah 22.72±1.17 cm.

3. Uterus memiliki panjang total 26.84±2.03 cm, panjang corpus 11.86±1.51

cm dan diameter 3.94±0.71 cm pada bagian ujung dekat cornua,

4.62±0.88 cm bagian tengah, dan 4.90±0.98 cm bagian pangkal dekat

cervix. Panjang total bagian cornua 14.58±0.72 cm dengan diameter

bagian awal 3.70±0.64 cm, tengah 3.03±0.39 cm, dan akhir 2.36±0.65

cm.

4. Cervix memiliki panjang 7.33±1.72 cm dan diameter 3.62±0.59 cm.

Panjang vagina adalah 23.50±3.39 cm.

5. Morfometri organ reproduksi kuda betina yang berasal dari dua Rumah

Potong Hewan khusus kuda di Bantul, DI Yogyakarta mempunyai ukuran

yang cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan kuda luar negeri.

Page 39: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

DAFTAR PUSTAKA

[Anonimus]. 2002. Statistik Indonesia. Jakarta: Biro Pusat Statistik.

Arifiantini I. 2004. Biologi Reproduksi Kuda (Equus cabalus). Bogor: IPB.

Arthur GH. 1975. Veterinary Reproduction and Obstetrics (4th ed). London: The English Language Book Society and Bailtare Tindall.

Cole HH, Cupps PT. 1977. Reproduction in Domestic Animals (3r d ed.). California : University of California.

Hafez ESE. 1987. Anatomy of Female Reproduction. In: Reproduction in Farm Animals. Edisi ke-5. Philadelphia : Lea and Febiger.

Hafez ESE. 1993. Reproduction in Farm Animal. Edisi ke-6. Philadelphia : Lea & Febiger.

Hafez B and Hafez ESE. 2000. Reproductive Behaviour. In: Reproduction in Farm Animals. Ed ke-7. Philadelphia.: Lippincott Williams & Wilkins

Laing JA. 1979. Fertility and Infertility in Domestic Animals.Edisi ke-3. London : The English Language Book Society and Bailtare Tindall.

McDonald LE, Pineda NH. 1989. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Edisi ke-4. London : Lea & Febiger.

Morel DMCG. 1999. Equine Artificial Insemination. Wallingford, Oxon, United Kingdom : CABI Publishing.

Muladno, Benyamin B. 2003. Persilangan Kuda Lokal Dengan Pejantan Thouroughbred Ditinjau dari Aspek Genetik. Jakarta: Makalah Semiloka Perkudaan Indonesia. 4 September 2003.

Omar MAM. 1997. Morphological and anatomical Characteristics of Male Genital Organs of Egyptian Buffaloes I-Scrotal Content. Italia : Buffaloes Kongress. Regione Compania – Assessorato Agricoltura.

Putro PP. 2003. Produksi dan Konsumsi Daging Kuda Di Yogyakarta. Jakarta : Di dalam: Makalah Semiloka Perkudaan Indonesia. 4 September 2003.

Radiopoetra. 1977. Zoologi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Rice VA. 1957. Breeding And Improvement of Farm Animals. Ed ke-5. University of Massachusette. North Carolina State College.

Senger PL. 1999. Pathways to Pregnancy and Parturation. Pallman: Current Conceptions Inc. Washington State University Research and Technology Park.

Soehadji. 2003. Kebijakan PP Pordasi dalam Pembentukan Kuda Pacu Indonesia. Jakarta : Makalah Semiloka Perkudaan Indonesia. 4 September 2003.

Soehardjono O. 1990. Yayasan Pamulang Equistrian Center. Jakarta : Indonesia.

Sudardjat S. 2003a. Sambutan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Pamulang, Bogor : Acara Pesta Kuda Rakyat Nasional. 6 September 2003.

Sudardjat S. 2003b. Sambutan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Jakarta : Acara Pesta Kuda Rakyat Nasional. 4 September 2003 .

Page 40: Kajian karakteristik anatomi dan morfometri organ ... · Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut ... mengenai

Sisson S, Grossmarts JD. 1966. The Anatomy of The Domestic Animals.Ed ke-5. Philadelphia : W.B Saunders Company.

Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.