janti morfometri magang

36
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan ikan sebagai salah satu sumber protein hewani cenderung meningkat, hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan protein perkapita. Salah satu cara memenuhi kebutuhan tersebut di atas perlu dilakukan peningkatan produksi ikan (Serdiati, 2008). Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh memanjang, pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Jenis ini merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan setelah Ikan Mas (Cyrprinus Carpio) dan telah dibudidayakan di lebih dari 85 negara. Saat ini, ikan ini telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropics, sedangkan pada wilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah, 2010). Dengan meningkatnya kebutuhan akan ikan terutama ikan Nila, maka peningkatan kualitas dan kuantitas ikan Nila 1

Upload: taruko-belantara-algamar

Post on 06-Aug-2015

140 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

nila larasati satker janti jawa tengah BPBIAT

TRANSCRIPT

Page 1: janti morfometri magang

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan ikan sebagai salah satu sumber protein hewani cenderung

meningkat, hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan

kebutuhan protein perkapita. Salah satu cara memenuhi kebutuhan tersebut di atas perlu

dilakukan peningkatan produksi ikan (Serdiati, 2008). Ikan nila (Oreochromis

niloticus) merupakan spesies yang berasal dari kawasan Sungai Nil dan danau-danau

sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh memanjang, pipih kesamping dan warna putih

kehitaman. Jenis ini merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan

setelah Ikan Mas (Cyrprinus Carpio) dan telah dibudidayakan di lebih dari 85 negara.

Saat ini, ikan ini telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropics, sedangkan

pada wilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Dinas Kelautan dan

Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah, 2010).

Dengan meningkatnya kebutuhan akan ikan terutama ikan Nila, maka

peningkatan kualitas dan kuantitas ikan Nila perlu ditingkatkan. Pada tahun 1995

Indonesia mendatangkan nila GIFT generasi ke-3 dari INCALARM Filipina untuk

mengatasi penurunan genetik. Pada tahun 1997 ikan nila GIFT generasi ke-6 yang

pertumbuhannya lebih baik dari pada ikan nila GIFT generasi ke-3 yang dibudidayakn

sebelumnya (Yulianti dkk., 2003). Dalam rangka perbaikan genetik, jenis yang telah

berhasil dikembangkan adalah Nila GESIT, Nila JICA, Nila LARASATI, Nila BEST,

Nila NIRWANA, Nila JATIMBULAN (Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

Sulawesi tengah, 2010).

Salah satu dari jenis ikan Nila yang berhasil dikembangkan adalah ikan Nila

LARASATI. Ikan Nila ini dikembangkan di SATKER PBIAT Janti. SATKER PBIAT

1

Page 2: janti morfometri magang

Janti merupakan salah satu dari tiga SATKER ( satuan kerja ) Balai Perbenihan dan

Budidaya Ikan Air Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Terletak di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Dibangun pada tahun 1975 diatas

lahan seluas 2,89 hektar. Luas kolam 1,7 hektar (60%), bangunan dan ruang terbuka

0,98 hektar (30%) dan saluran 0,21 hektar (10%), dengan ketinggian tempat 203 meter

dpl. Sumber air berasal dari Umbul Nilo melalui saluran irigasi teknis yang mengalir

sepanjang tahun dengan debit berkisar 25 - 40 i/dt dan kualitas yang cukup, sehingga

ideal bagi kegiatan perbenihan ikan. Meningkatnya kebutuhan ikan Nila Merah untuk

kebutuhan ekspor maupun konsumsi masyarakat merangsang berkembangnya budidaya

Nila Merah, baik di Karamba Jaring Apung (KJA) maupun pada kolam. Perkembangan

ini mendorong meningkatnya kualitas. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan

pemanfaatan potensi yang ada maka Satker PBIAT Janti mengembangkan secara

intensif baik melalui perbenihan sistem Janti maupun sistem sapih benih (Balai

Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan, 2012).

Banyaknya jenis ikan Nila yang telah dikembangkan, maka perlu diketahui ciri

taksonomi yang merupakan data terpenting untuk identifikasi pada ikan Nila

LARASATI. Salah satu ciri taksonomi yang digunakan untuk identifikasi ikan, antara

lain bentuk tubuh, ukuran atau morfometri, jumlah sisik utama, jumlah sisik linea

lateralis, linea lateralis, rumus sirip, dan juga tipe sisik. Untuk mengidentifikasi ikan

Nila LARASATI maka, dilakukan kegiatan Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) di

SATKER PBIAT Janti, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

B. Profil Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER

PBIAT) Janti Klaten

2

Page 3: janti morfometri magang

Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti

– Klaten merupakan salah satu dari tiga Satuan Kerja Balai Perbenihan dan Budidaya

Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. SATKER PBIAT

Janti Klaten di bangun pada tahun 1979 terletak di desa Janti kecamatan Polan harjo

dengan luas wilayah 2,89 Ha dengan luas kolam budidaya seluas 1,7 Ha dan kolam

tersebut dibangun pada ruang terbuka seluas 0,9 Ha dengan debit air 25-40 liter/detik.

PBIAT Janti Klaten melakukan 3 tugas utama yaitu pertama kegiatan Broodstock,

teknologi pembenihan, dan pembinaan teknis perbenihan dan budidaya. Kegiatan

Broodstock meliputi kegiatan penyediaan benih bermutu dan menyediakan calon induk

bermutu. Kegiatan perbenihan merupakan kegiatan perbenihan ikan nila merah dengan

sistem sapih benih dan sistem Ketekan (Janti). Sedangkan kegiatan pembinaan teknis

perbenihan dan budidaya merupakan kegiatan penelitian, menyediakan tempat magang

bagi siswa SMK/SMA, petugas kabupaten/kota, pembudidaya atau mahasiswa, kegiatan

prakerin maupun pelatihan (Kuswoyo, 2011).

Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) dari SATKER PBIAT JANTI antara lain:

1. Melaksanakan penyediaan benih dan calon induk bermutu

2. Melaksanakan kaji terap teknologi perbenihan

3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian hama penyakit ikan

4. Melaksanakan sebagian tugas teknis Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan

5. Melaksanakan tugas ketatausahaan

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi serta tugas-tugas pelayanan, Satuan

Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti – Klaten didukung oleh 16 orang

PNS dan 2 orang tenaga honorer, yang terdiri dari 1 orang pimpinan, 14 orang petugas

3

Page 4: janti morfometri magang

teknis lapangan dan 3 orang tenaga administrasi (Balai Perbenihan Budidaya Ikan Air

Tawar Muntilan, 2012).

Susunan organisasi guna mendukung kelancaran tugas dan pelayanan kepada

masyarakat di SATKER PBIAT Janti terdiri dari :

1. Pimpinan

2. Bagian Administrasi

3. Bagian Keuangan

4. Sie. Produksi

5. Sie. Pengendali Mutu

6. Sie. Pemasaran

(Balai Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan, 2012).

Kegiatan yang dilaksanakan di Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air

Tawar (SATKER PBIAT) secara garis besar ada 4, antara lain: perbenihan ikan,

kegiatan pelayanan, Kegiatan Breeding Program (PPIINR), dan Kegiatan Sertifikasi

CPIB (Kuswoyo, 2011).

1.   Perbenihan Ikan

Meningkatnya kegiatan budidaya ikan mengakibatkan meningkatnya kebutunan

akan benih ikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mengantisipasi hal

tersebut maka kegiatan Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti –

Klaten masih tetap diarahkan pada kegiatan perbenihan ikan Nila Merah, dan telah

dihasilkan Benih Nila Merah Hibrid Janti yang diberi nama “LARASATI”. Teknologi

perbenihan ikan yang dilaksanakan Satker PBIAT Janti adalah dengan menggunakan

Sistem Janti (pengetekan) dan Sistem Sapih Benih sebagaimana SPO dan Alur Produksi

Nila Merah Janti (Kuswoyo, 2011).

4

Page 5: janti morfometri magang

2.    Kegiatan Pelayanan

Pelayanan penyediaan benih/induk bermutu baik;

Pelayanan kesehatan ikan;

Pelayanan informasi teknologi perbenihan dan infor-masi lainnya yang berkaitan

dengan pembudidayaan.

Pelayanan Penelitian, magang dan PKL bagi mahasiswa, pelajar dan masyarakat

(Kuswoyo, 2011).

3.    Kegiatan Breeding Program (PPIINR)

Sampai dengan akhir tahun 2010, kegiatan Breeding Program (PPIINR) masih

melanjutkan program tahun sebelumnya dan sudah dilaporkan ke Broodstock Center

BBPBAT Sukabumi pada bulan Juni dan Oktober 2010. Kegiatan tersebut antara lain:

Melanjutkan kegiatan broodstock nila untuk menghasilkan induk F4.

Produksi Induk (F4) “Larasati” 10 paket. Hasilnya saat ini diperoleh 10 paket

induk F4 untuk pemuliaan lanjutan.

Perbanyakan dan distribusi Induk (F4) “Larasati” 100 paket ke kabupaten se-

Jawa Tengah. Hasilnya saat ini diperoleh 20 paket induk F4 siap pijah dengan

bobot 200 g – 300 g per ekor dan 20 paket calin F4 ukuran 8 – 12 cm.

(Kuswoyo, 2011).

4.    Kegiatan Sertifikasi CPIB

Kegiatan sertifikasi CPIB telah dilaksanakan dan sudah sampai tahap penilaian

lapangan yang dilaksanakan tanggal 14 Desember 2010 oleh auditor sertifikasi CPIB

dari KKP sebanyak 2 orang. Hasilnya sangat memuaskan dan hanya ditemukan 2

5

Page 6: janti morfometri magang

ketidaksesuaian yang dapat dengan segera diperbaiki agar menjadi sesuai. Dengan hasil

tersebut diharapkan nilai sertifikasi CPIB yang diperoleh adalah nilai A / Sangat Baik

(EXCELLENT) (Kuswoyo, 2011).

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dari latar belakang diatas adalah:

Bagaimana identifikasi ikan Nila LARASATI berdasarkan ciri morfologi dan

morfometri di Satuan Kerja Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER

PBIAT) Janti?

D. Tujuan

Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) ini mempunyai tujuan umum dan khusus.

Tujuan umum yang ingin dicapai dari KMM ini yaitu: dapat memperluas wawasan dan

menambah pengalaman dan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan pekerjaan

terutama di bidang perikanan, dapat menerapkan teori yang diterima dibangku

perkuliahan dengan praktek yang dilakukan secara langsung di tempat magang, dan

dapat memahami permasalahan-permasalah dan solusi pemecahannya sebagai bekal

untuk terjun ke masyarakat kelak. Tujuan khusus yang ingin dicapai dari KMM ini

yaitu: dapat mengidentifikasi ikan Nila LARASATI berdasarkan ciri morfologi dan

morfometri.

E. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) di Satuan

Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti, antara lain:

Bagi penulis:

1. Memperoleh pengalaman kerja dibidang perikanan terutama ikan Nila sebagai bekal

untuk memasuki dunia kerja

6

Page 7: janti morfometri magang

2. Mampu melakukan identifikasi ikan Nila LARASATI berdasarkan ciri morfometri

dan morfologi

Bagi pembaca:

Memberi pengetahuan mengenai ciri morfologi dan morfometri ikan Nila LARASATI,

sehingga dapat membedakannya dengan jenis ikan Nila yang lainnya.

II. DASAR TEORI

A. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Saanin (1984) menyatakan ikan nila mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Filum : Vertebrata

Kelas : Osteoichthyces

Sub kelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Famili : Ciclidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari

kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh memanjang,

pipih dan bentuk menyamping (Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

7

Page 8: janti morfometri magang

Sulawesi tengah, 2010). Ikan nila mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping,

perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik berukuran besar

dan kasar. Warna tubuh ikan nila bervariasi tergantung pada strain atau jenisnya. Mata

ikan nila berbentuk bulat menonjol, dan bagian tepi berwarna putih. Ciri pada ikan nila

adalah garis vertikal yang berwarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis

seperti itu juga terdapat di sirip punggung dan sirip dubur (Rukmana, 1997).

Ikan nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada

(pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin).

Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutp insang hingga bagian atas sirip

ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sedangkan sirip

anus hanya terdapat satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya

berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Khairuman & Amri, 2008).

Bibit Nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Peneliti perikanan

Air Tawar (Balitkanwar) dari Taiwan pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian

dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila

adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal

Perikanan. Pada tahun 1980-1990, Nila Merah diintrodusir masuk dari Taiwan dan

Filipina oleh Perusahaan Aquafarm. Pada tahun 1994, Balitkanwar kembali

mengintroduksi Nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) strai G3 dari

Filipina dan Nila Citralada dari Thailand. Secara genetic Nila GIFT telah terbukti

memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih tinggi dibandinggkan

dengan jenis ikan Nila lain. Tahun 2000, salah satu perusahaan swasta nasional, CP

Prima mengintrodusir Nila Merah NIFI dan Nila GET dan Filipina tahun 2001. Pada

8

Page 9: janti morfometri magang

tahun 2002, BBAT Jambi memasukan Nila JICA dari Jepang dan Nila Merah Citralada

dari Thailand (Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah, 2010).

B. Ikan Nila LARASATI (Nila Merah Strain Janti)

Kegiatan pemuliaan ikan Nila di Satker PBIAT Janti dimulai sejak tahun 2004

setelah Satker PBIAT Janti ditunjuk menjadi Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila

Regional (PPIINR) melalui SK Dirjen Budidaya No. 6378/DPB-1/PB.110.D1/12/03.

Pada tahap awal dimulai dengan mendatangkan ikan Nila berbagai strain seperti Gift,

Nifi, Singapura, Citralada dan Nila Putih. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan

perkawinan secara inbreeding dan cross breeding untuk mendapatkan gambaran

performa benih yang dihasilkan. Pada tahun 2006 diketahui persilangan (cross

breeding) antara induk strain Gift (GG) dan pejantan strain Singapura (SS)

menghasilkan benih hibrid (GS) terbaik. Pemuliaan induk dilakukan menggunakan

metode seleksi individu. Generasi pertama (F1) dihasilkan tahun 2006, generasi kedua

(F2) tahun 2007 dan generasi ketiga (F3) tahun 2008. Berbagai uji terhadap benih hibrid

(GS) generasi ketiga seperti uji pertumbuhan, multi lokasi, salinitas, dan hama penyakit

dilakukan tahun 2008. Benih hibrid (GS) generasi ketiga inilah yang direlease pada

tanggal 23 Nopember 2009 dengan nama Larasati.

9

Page 10: janti morfometri magang

Tahap I. Seleksi Ikan Nila Merah Hibrida Terbaik

(Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti).

10

Page 11: janti morfometri magang

Larasati

GS (F2)

GS (F3)

GG (F1)

GG (F2)

GG (F3)

GS (F1)

Tahun 2007

Seleksi

Tahun 2008

Tahun 2006

Tahun 2009

SS (F1)

SS (F2)

SS (F3)

Seleksi

Seleksi

Seleksi

Tahap II. Perbaikan Induk dengan Seleksi Individu untuk Perbaikan

Hibrida

(Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti).

Deskripsi ikan Nila Larasati ukuran konsumsi/dewasa :

I Karakter Morfologi1.1 Jumlah jari-jari sirip dorsal D. XVII. 131.2 Jumlah jari-jari sirip perut V. I. 51.3 Jumlah jari-jari sirip dada P. 13 – 14 1.4 Jumlah jari-jari sirip dubur A. III. 10 – 11 1.5 Jumlah jari-jari sirip ekor C. II. 17 – 18 1.6 Jumlah Linea Lateralis (LL) 33 – 35 1.7 Lebar mata (cm) 1,54 – 1,70 1.8 Panjang Total (PT) (cm) 26,6 – 32,51.9 Panjang Standar (PS) (cm) 20,6 – 26,5

11

Page 12: janti morfometri magang

1.10

Tinggi Badan (TB) (cm) 9,7 – 11,0

1.11

Panjang Standar/Tinggi Badan (PS/TB) 2,12 – 2,40

1.12

Warna Merah

II Ketebalan Daging (cm) 4,75 – 4,90

III Ratio Edible Portion (%) Larasati dengan bobot 1.000 – 1.300 g

3.1 Berat daging 46,4 – 53,0 3.2 Berat tulang 7,1 – 8,0 3.3 Berat kepala 18,5 – 20,0 3.4 Berat ekor 1,7 – 1,8 3.5 Berat sisik 1,2 – 2,13.6 Berat sirip 4,1 – 5,6 3.7 Berat organ dalam 14,4 – 16,1

IV Deskripsi Larasati ukuran konsumsi/dewasa4.1 Warna punggung Merah orange 4.2 Warna perut Putih kemerahan4.3 Warna overculum Kemerahan 4.4 Umur (hari) 130 4.5 Bobot pembesaran di kolam air tenang (g) 560 – 620 4.6 Bobot pembesaran di KJA selama 150 hari (g) 930,0 – 954,7

(Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti).

C. Pengukuran Morfometri Ikan Nila

Untuk mengukur Panjang, tinggi tubuh dan panjang kepala, dilakukan prosedur

sebagai berikut (Badan Standarisasi Nasional, 2009):

a) Panjang total tubuh dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai

dengan ujung sirip ekor yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (Gambar 2).

b) Panjang standar tubuh dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai

dengan pangkal ekor yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (Gambar 2).

c) Tinggi tubuh dilakukan dengan mengukur garis tegak lurus dari dasar perut sampai

ke punggung dengan menggunakan mistar kaliper yang dinyatakan dalam satuan

sentimeter (Gambar 2).

12

Page 13: janti morfometri magang

d) Panjang kepala dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan

ujung tutup insang yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (Gambar 2).

Gambar 2. Pengukuran Morfometri Ikan Nila

Keterangan gambar:

1 :Panjang total

2 :Panjang standar

3 :Panjang kepala

4 :Tinggi badan

(Badan Standarisasi Nasional, 2009).

III. PROGRAM KERJA

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) dilaksanakan selama 1 bulan

dari tanggal 9 Juli - 7 Agustus 2012. Jam kerja dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu

pada pukul 07.30 - 16.00 WIB.

13

Page 14: janti morfometri magang

Kegiatan Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) dilaksanakan di Satuan Kerja

Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti, di desa Janti,

kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, propinsi Jawa Tengah.

B. Alat dan Bahan:

1. Alat

a. Ember besar 2 buah

b. Jaring 1 buah

c. Sarung tangan 1 pasang

d. Penggaris 1 buah

e. Nampan 1 buah

f. Meteran 1 buah

2. Bahan

a. Air secukupnya

b. Ikan Nila LARASATI jantan sebanyak 3 ekor

c. Ikan Nila LARASATI betina sebanyak 3 ekor

d. Air

C. Cara Kerja

1. Mengukur morfometri ikan Nila LARASATI

a. Ikan nila LARASATI di tangkap dari kolam sejumlah 3 ekor jantan dan 3 ekor

betina kemudian dipindahkan di ember besar

b. Masing-masing ikan nila LARASATI di ukur dengan cara menaruh tubuh ikan

dengan kepala disebelah kiri diatas penggaris pada nampan

c. Beberapa bagian tubuh ikan diukur dengan menggunakan meteran (satuan dalam

cm). Ukuran tubuh yang harus diukur adalah sebagai berikut: panjang total,

14

Page 15: janti morfometri magang

panjang baku, tinggi badan, panjang badan, panjang kepala, panjang predorsal,

panjang dasar sirip punggung, panjang batang ekor, tinggi batang ekor, dan

panjang sirip pektoral

2. Membuat rumus sirip dan menghitung jumlah sisik ikan

Untuk membuat rumus sirip ikan, ang dilakukan adalah menghitung semua

jari-jari yang menyusun sirip ikan, baik jari-jari keras maupun jari-jari lunak.

3. Mengamati ciri morfologi

Pengamatan ciri morfologi ikan Nila LARASATI dilakukan secara langsung.

Ciri yang diamati antara lain: warna tubuh, bentuk badan, bentuk sirip ekor, tipe

sirip ekor, dan ciri khusus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam rangka perbaikan mutu genetik induk, sejak bulan Oktober 2004 sampai

sekarang masih terus dilakukan kegiatan selektif Breeding di Satuan Kerja Perbenihan

dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti. Pada tahun 2009 telah

dihasilkan induk F3, yaitu jantan putih dan betina hitam. Hasil persilangan/hibridisasi

keduanya menghasilkan Benih Nila Merah Hibrid Janti. Pada tanggal 29 Juni 2009,

benih hibrid tersebut dievaluasi oleh Pusat Riset Perikanan Budidaya DKP, kemudian

direlease oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 23 Nopember 2009 dan

diberi nama “LARASATI” (Kuswoyo, 2011). ”LARASATI” merupakan kependekan

dari Nila Merah Strain Janti. Dikatakan strain Janti karena kegiatan pemuliaannya

dilakukan di SATKER PBIAT Janti yang terletak di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo,

Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. SATKER PBIAT Janti merupakan salah satu

dari tiga satuan kerja di bawah Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar

(BPBIAT) Muntilan.

15

Page 16: janti morfometri magang

Ikan Nila LARASATI mempunyai peluang usaha budidaya yang

menguntungkan, antara lain: benih ikan LARASATI sebagai benih sebar telah teruji

sebagai produk benih Nila Merah hibrid berkualitas unggul baik dipelihara di kolam air

tenang, kolam air deras maupun karamba jaring apung, ikan LARASATI sangat

digemari masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan yaitu dagingnya tebal dan

rasanya lezat, serta cepat pertumbuhannya, ikan LARASATI merupakan produk

komoditas eksport. Ikan LARASATI sangat mudah di budidayakan dan merupakan

benih sebar nila merah yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan ketahanan

bakteri Streptococcus agalactiae sudah teruji secara Laboratoris. Pengembangan usaha

ikan Larasati masih terbuka luas baik pangsa pasar maupun lahan budidayanya.

Kegiatan budidaya Ikan Larasati telah memberikan dampak positif terhadap sosial

ekonomi masyarakat terbukti dengan terbukanya lapangan dan peluang usaha di bidang

budidaya serta terbukanya kawasan wisata kuliner. Dengan mengetahui ciri morfologi

dan morfometrinya, maka dapat member informasi bagi pembudidaya ikan nila.

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan terhadap tubuh ikan. Pada

umumnya, ikan memiliki struktur tubuh yang sama. Struktur tubuh ikan tersebut terdiri

dari bagian kepala, punggung dan ekor. Pada ikan Nila yang diamati ditemukan 5 sirip

yaitu sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal, dan sirip caudal. Sirip caudal

ikan Nila memiliki ujung rata yang mencirikan bahwa ikan ini merupakan jenis ikan

yang berenang lambat dan berhabitat diperairan tawar yang arunya tenang. Sehingga

ikan Nila LARASATI cocok dibudidayakan pada kolam budidaya.

Kemudian dilakukan pengukuran morfometri ikan meliputi panjang total yang

diukur dari ujung mulut hingga ekor, panjang baku yang diukur mulai ujung mulut

hingga pertengahan pangkal sirip ekor, tinggi badan diukur secara vertical dari pangkal

16

Page 17: janti morfometri magang

jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut, panjang

badan yang diukur mukai operculum hingga pangkal depan sirip ekor, panjang kepala

yang diukur mulai dari ujung mulut hingga bagian terbelakan operculum atau

membrane operculum, panjang predorsal yang diukur dari ujung mulut hingga bagian

depan sirip punggung, panjang dasar sirip punggung diukur dari panjang dasar sirip

punggung pangkal hingga ujung jari-jari sirip punggung, panjang batang ekor dikur dari

jari-jari terakhir sirip dubur hingga pertengahan sirip caudal, tinggi batang ekor diukur

dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor, dan panjang sirip pectoral yang diukur

dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip pectoral.

Dari pengukuran yang telah dilakukan, kisaran morfometri ikan Nila

LARASATI jantan dengan 3 kali ulangan adalah sebagai berikut: panjang total (26-28

cm), panjang baku (22-23,5 cm), tinggi badan (9-10 cm), panjang badan (14,5-16,5 cm),

panjang predorsal (7,5-8 cm), panjang kepala (7,5 cm), panjang dsar sirip punggung

(14-15 cm), ppanjang batang ekor (3-3,5 cm), tinggi batang ekor (3,5 cm), panjang sirip

pectoral (6,5-7 cm), jumlah sisik (4/3/6 dan 4/4/8), jumlah LL/sisik (2 (25/14), 2

(24/16), dan 2 (26/14)). Rincian masing-masing ulangan terdapat pada tabel 1.

No. Kriteria Ulangan I Ulangan II Ulangan III1. Panjang total (cm) 28 28 262. Panjang baku (cm) 23,5 23,5 223. Tinggi badan (cm) 10 9,5 94. Panjang badan (cm) 16,5 16,5 14,55. Panjang predorsal (cm) 8 8 7,56. Panjang kepala (cm) 7,5 7,5 7,5

7.Panjang dasar sirip

punggung (cm)14 15 14

8. Panjang batang ekor (cm) 3 3,5 3,59. Tinggi batang ekor (cm) 3,5 3,5 3,510. Panjang sirip pectoral (cm) 7 7 6,511. Jumlah sisik 4/4/8 4/4/8 4/3/612. Jumlah LL/sisik 2 (25/14) 2 (24/16) 2 (26/14)

Tabel 1. Morfometri Ikan Nila LARASATI Jantan

17

Page 18: janti morfometri magang

Sementara, kisaran morfometri ikan Nila LARASATI betina dengan 3 kali

ulangan adalah sebagai berikut: panjang total (22-23,5 cm), panjang baku (18,5-20,5

cm), tinggi badan (7,5-8,5 cm), panjang badan (12,5-14,5 cm), panjang predorsal (7,5-8

cm), panjang kepala (7,5 cm), panjang dsar sirip punggung (14-15 cm), ppanjang batang

ekor (3-3,5 cm), tinggi batang ekor (3,5 cm), panjang sirip pectoral (6,5-7 cm), jumlah

sisik (3/3/6 dan 3/4/7), jumlah LL/sisik (2 (25/17), 2 (26/12), dan 2 (26/16)). Rincian

masing-masing ulangan terdapat pada tabel 2.

Penghitungan jumlah sisik badan linea lateralis di salah satu sisi tubuh ikan juga

dilakukan. Ikan nila memiliki linea lateralis yang terpotong menjadi 2 sehingga

penulisan rumusnya LL. (jumlah sisik bagian atas)/(jumlah sisik bagian bawah). Data

rumus jumlah linea lateralis dan jumlah sisik ikan tersaji pada tabel 2.

No. Kriteria Ulangan I Ulangan II Ulangan III1. Panjang total (cm) 23 23,5 222. Panjang baku (cm) 20 20,5 18,53. Tinggi badan (cm) 8,5 8,5 7,54. Panjang badan (cm) 14,5 14,5 12,55. Panjang predorsal (cm) 7 7 6,56. Panjang kepala (cm) 6 6,5 6

7.Panjang dasar sirip

punggung (cm)11 13 11

8. Panjang batang ekor (cm) 3,5 3 2,59. Tinggi batang ekor (cm) 3 3,2 2,710. Panjang sirip pectoral (cm) 6,5 7 5,511. Jumlah sisik 3/4/7 3/3/6 3/3/612. Jumlah LL/sisik 2 (25/17) 2 (26/12) 2 (26/16)

Tabel 2. Morfometri Ikan Nila LARASATI Betina

Dari data morfometri yang telah diperoleh, sampel ikan Nila LARASATI jantan

sudah dapat dikategorikan sebagai ikan dewasa yang siap dikonsumsi. Sementara itu,

sampel ikan Nila Betina tergolong belum masuk kedalam ikan dewasa sehingga belum

18

Page 19: janti morfometri magang

dapat dijual untuk ikan konsumsi. Namun demikian, ikan betina memang berukuran

lebih kecil dari ikan jantan.

Kemudian, dilakukan pembuatan rumus sirip ikan. Untuk membuatnya,

dilakukan perhitungan semua jari-jari yang menyusun sirip ikan. Jari-jari yang dihitung

tersebut meliputi jari-jari keras dan lunak. Kemudian ditulis dengan rmus D(berarti siri

dorsal).(jumlah jari-jari keras dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak dengan

angka biasa); P(berarti sirip pektoral). (jumlah jari-jari keras dengan angka romawi).

( jumlah jari-jari lunak dengan angka biasa); V(berarti sirp ventral). (jumlah jari-jari

keras dengan angka romawi).( jumlah jari-jari lunak dengan angka biasa); A(berarti

sirip anal). (jumlah jari-jari keras dengan angka romawi).( jumlah jari-jari lunak dengan

angka biasa); C(berarti sirip caudal). (jumlah jari-jari keras dengan angka romawi).

( jumlah jari-jari lunak dengan angka biasa). Apabila terdapat cabang, maka dapat

dikodekan dengan menyisipkan angka ½ setelah angka bulat. Rumus ikan dapat dilihat

di tabel 3.

Kelamin Ulangan I Ulangan II Ulangan III

Jantan

D.XVII.13 ½;P.14 ½;V.I.5 ½; A.III.9 ½;

C.II.12 ½

D.XVII.13 ½; P.14 ½; V.I.5 ½; A.III.9 ½;

C.II.14 ½

D.XVII.12 ½; P.12 ½; V.I.5 ½; A.III.10 ½;

C.II.14 ½

Betina

D.XVII.12 ½;P.12 ½;V.I.5 ½;A.III.10 ½;

C.II.13 ½

D.XVII.13 ½; P.12 ½; V.I.5

½; A.III. 10 ½; C.II.14 ½

D.XVII.11 ½; P.12 ½; V.I.5

½; A.III.8 ½;C.II.15 ½

Tabel 3. Rumus Sirip Ikan

Ikan Nila LARASATI mempunyai ciri morfologi yang berbeda dari ikan nila

lainnya. Ikan ini memiliki warna tubuh yang didominasi oleh merah dan oranye. Pada

jantan warnanya lebih mengkilat. Pada betina warnanya lebih pucat dan juga terdapat

19

Page 20: janti morfometri magang

bercak-bercak hitam. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila adalah memanjang dan pipih

kesamping, dengan bentuk sirip ekor diphicercal dan tipe sirip ekor truncate.

No. KriteriaJantan Betina

Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

1. Warna tubuh

Warna tubuh

dominan warna merah

dan oranye

Warna tubuh

dominan warna merah

dan oranye

Warna tubuh

dominan warna merah

dan oranye

Warna dasar putih

dengan bercak merah, hitam,

dan oranye

Warna dasar putih

dengan bercak merah, hitam,

dan oranye

Warna dasar putih

dengan bercak merah, hitam,

dan oranye

2. Bentuk badan

Memanjang dan

pipih ke samping

Memanjang dan

pipih ke samping

Memanjang dan

pipih ke samping

Memanjang dan

pipih ke samping

Memanjang dan

pipih ke samping

Memanjang dan

pipih ke samping

3. Bentuk sirip ekor

Diphicercal

Diphicercal

Diphicercal

Diphicercal

Diphicercal

Diphicercal

4. Tipe sirip ekor

Truncate Truncate Truncate Truncate Truncate Truncate

5. Ciri khusus

Warna tubuh lebih cerah

Warna tubuh lebih cerah

Warna tubuh lebih cerah

Warna tubuh lebih pucat

Warna tubuh lebih pucat

Warna tubuh lebih pucat

Tabel 4. Ciri Morfologi Nila LARASATI Jantan dan Betina

V. KESIMPULAN

Identifikasi ikan Nila LARASATI dapat dilakukan dengan mengukur

morfometri dan mengamati ciri morfologi ikan. Ikan Nila LARASATI memiliki ukuran

dan ciri khas yang dapat membedakannya dengan ikan nila strain lainnya. Ciri yang

paling mudah untuk membedakan ikan Nila LARASATI dengan ikan nila strain lain

adalah dari ciri morfologi yaitu warna tubuhnya yang cenderung merah dan oranye,

terutama pada punggung ikan.

20

Page 21: janti morfometri magang

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah

memberikan nikmat yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Kegiatan Magang Mahasiswa tepat waktu. Kepada Bapak dan Mamah tercinta yang

telah memberikan doa dan nasehatnya. Adikku tersayang yang selalu mendukung.

Bapak Suratman selaku koordinator magang, Bapak Agung Budiharjo dan Bapak Toni

Kuswoyo selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan banyak bimbingan

kepada penulis. Bapak Sutarno selaku pimpinan SATKER PBIAT Janti yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan praktek kerja lapang di SATKER PBIAT Janti.

Para pegawai SATKER PBIAT Janti (Pak To, Pak Wahyu, Pak Karmin, Mas Hafid, Pak

Sartono, dan Pak Toyo) yang selalu memberi bimbingan dan canda tawanya selama

penulis melakukan kegiatan magang. Rekan-rekan magang di SATKER PBIAT Janti

(Anis, Yanuar, Sari, Sabrina, Lala, Ricita dan Virgo) atas kebersamaan yang indah serta

kerjsama yang baik. Terimakasih pula kepada sahabat-sahabatku Anne, Anggun, Sika,

Ita, Tyas, dan rekan-rekan Biologi 2009 yang selalu mendukung penulis kearah yang

lebih baik, serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan

Kegiatan Magang Mahasiswa ini.

21

Page 22: janti morfometri magang

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisai Nasional. 2009. Induk ikan nila hitam Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok.

Balai Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan. 2012. SATKER PBIAT Janti-Klaten. http://bpbiatmuntilan.blogspot.com/ [Diakses pada tanggal 10 Desember 2012 pukul 16.00 WIB]

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah. 2010. Petunjuk Teknis Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Oreochromis Niloticus. Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah, Palu

Khairuman & Khairul Amri. 2008. Budi Daya Ikan Nila secara Intensif. Penerbit AgroMedia, Jakarta.

Kuswoyo, T. 2011. Sekilas Tentang Satker PBIAT Janti – Klaten. http://memajukanperikananjawatengah.wordpress.com/2011/08/03/sekilas-tentang-satker-pbiat-janti-klaten/ [Diakses pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 16.30 WIB]

Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta: Kanisius.Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT) Janti. Buku

Panduan SPO (Standar Prosedur Operasional) Nila Merah Strain Janti “LARASATI” (Oreochromis niloticus)

Serdiati, Novalina. 2008. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) yang Dipelihara Dalam Wadah Terkontrol. Torani Vol. 18(4) Desember 2008: 301-305 ISSN: 0853-4489

Yulianti, P., Kadartini, T., Rusmaedi, dan Subardiyah, S., 2003. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Pendederan Ikan Nila GIFT (Osphronemus gouramy) di Kolam. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 3 (2).

22

Page 23: janti morfometri magang

LAMPIRAN GAMBAR

Happa Seleksi Breeding Nila Penyekatan Happa dengan Bambu untuk Proses Seleksi Breeding

Pemasangan Penyangga Bambu pada Happa

Ikan Nila LARASATI Didalam Happa

Pengambilan Sampel Ikan LARASATI di Happa

Ikan LARASATI Betina

23

Page 24: janti morfometri magang

Ikan LARASATI Jantan Pengamatan Ciri Morfologi Ikan LARASATI

Pengukuran Morfometri Ikan LARASATI Pengukuran Morfometri Ikan LARASATI

Pengukuran Morfometri Ikan LARASATI Pengukuran Morfometri Ikan LARASATI

24