kajian elemen dan fungsi konteks sosietal dalam … · telah cisebutkan dalam kutipan dan daftar...

231
KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Lastri Rindiyantika NIM: 141224058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: phamnhan

Post on 21-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL

DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI

ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN FKIP

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Lastri Rindiyantika

NIM: 141224058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

i

KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL

DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI

ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN FKIP

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Lastri Rindiyantika

NIM: 141224058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

SKRIPSI

KAJIAN ELEMEN I}AN FUNGSI KONTEKS SOSIETALDALAM MEI{ENTUI{AN MAKSUI} BERKOMUNIKASI

ANTARA MAHASISWA DAN I}OSNN FKIPUNTVERSITAS SANATA I}HAR]VIA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2fi11 I2O1*

OIeh:

201 8

Lastri Riudiyantika

\PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah robbil’alamin. Dengan segala puji dan syukur kepada

Allah SWT telah memberikan berkah dan rahmat untuk kelancaran

dalam setiap langkah saya. Karya ini saya persembahkan untuk:

Ayahanda Siswanto dan Ibunda Sari yang selalu memberikan

semangat, kasih sayang, dukungan, dan doa disetiap langkah

saya.

Kakek Samuel Tegay dan Nenek Rynto (alm), yang selalu

memberikan nasehat, kasih sayang, motivasi untuk

menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

Kakak-kakak saya, Hariyanto dan Hanun Prastiwi yang selalu

memberi dukungan dan nasehat.

Ponakan saya, Ghaida Haikal Basira yang selalu memberikan

senyuman keceriaan dan motivasi.

My soulmate Jemy Pristuriadi yang selalu memberikan

semangat, cinta, dan perhatian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

v

MOTTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut

dan bimbang. Teman yang paling setia hanyalah keberanian dan

kayakinan yang teguh.

(Andrew Jackson)

Kesuksesan terbesar dalam hidup bukanlah karena kita tidak

pernah jatuh tetapi ketika kita mampu bangkit setiap kita terjatuh.

(Hariyanto)

Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan

berhasil)

(Bahasa Arab)

Apapun yang terjadi pada hari ini, jangan menyerah tetapi kuatkan

diri dan buktikan aku bisa karena mereka bisa.

(Lastri Rindiyantika)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang

telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya

karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Januari 2018

Penulis

tuLastri fundiyantika

VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Lastri Rindiyantika

Nomor Mahasiswa :141224058

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang be{udul :

KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL

DALAM MENENTUKAII MAKSUD BERKOMUNIKASI

AI\TAIU{ MAIIASISWA DAN DOSEN FKIP

T]NIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 20 17 I 20 18

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Januari 2018

Yang menyatakan

Lastri Rindiyantikavil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

viii

ABSTRAK

Rindiyantika, Lastri. 2017. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam

Menentukan Maksud Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini membahas kajian elemen dan fungsi konteks sosietal dalam

menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Tujuan dari

penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan elemen-elemen konteks sosietal dalam

menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP, (2)

mendeskripsikan pola elemen konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP (3) mendeskripsikan fungsi

yang diperankan konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi

antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2017/2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data

penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018, dengan data berupa tuturan yang di

dalamnya terdapat elemen dan fungsi konteks sosietal. Metode penyediaan data

yang digunakan adalah metode simak dengan teknik lanjutan berupa teknik libat

cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. Untuk menganalisis

data, peneliti menggunakan metode padan pragmatis.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) peneliti menemukan adanya

kelengkapan elemen konteks dan elemen lainnya yang hadir pada tuturan, yaitu

elemen O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A, elemen O, O, M, U, B, I, C, A, A,

elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A, dan elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A

yang terkandung dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa

dan dosen FKIP Universitas Sanata DharmaYogyakarta tahun akademik

2017/2018. (2) pola yang terbentuk berdasarkan elemen konteks, yaitu pola yang

mengandung dua belas elemen, sembilan elemen, sepuluh elemen, dan sebelas

elemen. Pola yang mengandung sepuluh dan sebelas elemen konteks membentuk

dua pola elemen yang berbeda. (3) fungsi yang diperankan konteks sosietal

berjumlah 4, yakni (1) fungsi memberikan penjelasan informasi rinci, (2)

memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur, (3) memberikan

informasi sebab terjadinya tuturan, dan (4) memberikan informasi tambahan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pengetahuan

mengenai kajian elemen dan fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Kata kunci: Tuturan, konteks sosietal, elemen, pola, dan fungsi konteks

sosietal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

ix

ABSTRACT

Rindiyantika, Lastri. 2017. Study of Elements and Functions of societal

Context in Determining the Purpose of Communicating between

Students and Lecturers FKIP Sanata Dharma University of

Yogyakarta Academic Year 2017/2018. Essay. Yogyakarta: PBSI,

FKIP, USD.

This study discusses the study of elements and functions of societal

context in determining the intent of communicating between students and lecturers

of FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. The

purpose of this research are (1) to describe elements of societal context in

communication between students and lecturers of FKIP, (2) describe the pattern

of societal context elements in determining communicating between students and

lecturers of FKIP (3) to describe the function of societal context in determining

communicative intentions between students and lecturers FKIP Sanata Dharma

Universitas of Yogyakarta Academic Year 2017 / 2018.

The type of this research is qualitative descriptive research. The data

source of this research are the students and lecturers of FKIP Sanata Dharma

University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. The data is the form of

speech in which there are elements and functions of social context. The method of

providing data is the method refer to advanced techniques in the form of active

communication technigue, free active communication, noting found, and record in

technique. To analyze the data, researcher uses a pragmatic method.

The conclusions of this research were (1) the researcher finds the

completeness of elements of context and other elements present in the speech,

which are (1) O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A, (2) O, O, M, U, B, I, C, A, A, (3)

O, O, E, M, U, B, I, C, A, A, (4) O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A elements of social

context in determining communicative between students and lecturers of FKIP

Sanata Dharma University Yogyakarta academic year 2017/2018. (2) patterns

formed by context elements, wihich are patterns containing twelve elements, nine

elements, ten elements, and eleven elements. Patterns containing ten and eleven

context elements form two different pattern elements. (3) function that was played

by societal context in determining communicative intention between student and

lecturer of FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year

2017/2018 was four, which was (1) function provides detailed information

explanation (2) providing information on the situation and condition of the

participants, (3) providing information on the occurrence of the speech, and (4)

providing additional information. This research is expected to give contribution

and knowledge about study element and function of societal context in

determining communicative intention between student and lecturers of FKIP

Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018.

Keywords: Speech, societal context, elements, patterns, and function of societal

context.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam

Menentukan Maksud Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2017/2018”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan

kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

rasa terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membantu penulis selama menjalankan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan dengan sepenuh hati.

5. Ibu Theresia Rusmiyati, selaku Tenaga Administrasi Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu penulis

selama menjalankan pendidikan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

6. Ayahanda Siswanto dan Ibunda Sari, terima kasih atas nasihat, doa,

cinta, kesabaran, dan dukungan yang diberikan kepada penulis hingga

mampu menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

7. Kakek Tegay dan Nenek Rynto (alm), terima kasih doa, dukungan, dan

kasih sayang yang diberikan kepada penulis hingga mampu

menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

8. Kakak-kakak tersayang Hariyanto dan Hanun Prastiwi yang telah

memotivasi untuk cepat menyelesaikan pendidikan.

9. Ponakan Ghaida Haikal Basira yang selalu memberikan keceriaan;

10. Jemy Pristuriadi, kekasih tersabar yang telah memberikan dukungan,

doa, kesabaran, dan cinta dari awal kuliah hingga menyelesaikan

perkuliahan.

ll.Teman-teman penelitian payung: Kristi, Dewi, Friska, Priska, dan

Jetho, terima kasih untuk bantuan, kebersamaan, dan rasa kekeluargaan

yang selama ini kita bangun serta bantuan selama penyusunan skripsi.

12. Teman-teman Mahasiswa PBSI Angkatan l4B terkhusus Neta, An,

Fitri, Putri, Daris, Esti, Ega, Andrea, Yeni, dkk yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan

kekompakkan yang telah kita bangun, semoga kita semua mampu

meraih kesuksesan dalam meniti karir.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi. semua

pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 15 Januari 2018

XI

Lastri Rindiyantika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ......................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah .......................................................................... 6

1.6 Sistematika Penyajian .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................... 9

2.2 Bahasa dan Komunikasi ........................................................... 11

2.3 Bahasa sebagai Alat Komunikasi ............................................. 14

2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi .............................. 15

2.5 Definisi Pragmatik dan Konteks secara Umum ....................... 17

2.6 Perkembangan Studi Konteks .................................................. 23

2.7 Hakikat Elemen Konteks dan Jenis-jenisnya ........................... 26

2.8 Hakikat Fungsi Konteks Sosietal............................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 39

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 39

3.2 Sumber Data ............................................................................. 39

3.3 Data dan Objek Penelitian ........................................................ 41

3.4 Instrumen penelitian ................................................................. 41

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 42

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................ 44

3.7 Triangulasi Data ....................................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Deskripsi Data ........................................................................ 49

4.1.1 Elemen Konteks Sosietal ................................................. 50

4.1.2 Pola Konteks Sosietal ...................................................... 58

4.1.3 Fungsi Konteks Sosietal .................................................. 62

4.2 Analisis Data… ........................................................................ 68

4.2.1 Elemen Konteks Sosietal ................................................ 68

4.2.1.1 Elemen O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A ................ 71

4.2.2.2 Elemen O, O, M, U, B, I, C, A, A .............................. 75

4.2.2.3 Elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A ........................ 79

4.2.2.4 Elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A ..................... 83

4.2.2 Pola Elemen Konteks Sosietal ................................... .. 85

4.2.2.1 Pola yang Mengandung 12 Elemen........................ 86

4.2.2.2 Pola yang Mengandung 9 Elemen.......................... 88

4.2.2.3 Pola yang Mengandung 10 Elemen.......................... 92

4.2.2.4 Pola yang Mengandung 11 elemen........................... 95

4.2.3 Fungsi Konteks Sosietal .................................................. 101

4.2.3.1 Fungsi Memberi Penjelasan Informasi Rinci............ 102

4.2.3.2 Fungsi Memberi Informasi Situasi dan Kondisi

Peserta Tutur............................................................ 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

xiv

4.2.3.3 Fungsi Memberikan Informasi sebab Terjadinya

Tuturan .................................................................. . 107

4.2.3.4 Fungsi Memberikan Tambahan Informasi ............ .. 109

4.3 Pembahasan ….. ....................................................................... 113

Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 118

5.1 Kesimpulan……. ..................................................................... 118

5.2 Saran ...................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA............ . ....................................................................... 121

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini memaparkan: a) latar belakang, b) rumusan

masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) batasan istilah, dan

f) sistematika penyajian. Paparan selengkapnya disampaikan sebagai

berikut.

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

melainkan selalu berinteraksi dengan sesama. Oleh karena itu, manusia

membutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Interaksi yang

terjalin antara satu orang dengan yang lainnya tidak akan tercapai jika

maksud berbahasa penyampai pesan tidak dapat berjalan dengan baik.

komunikasi merupakan aspek dasar dari aktivitas manusia. Dengan adanya

komunikasi maka manusia dapat melakukan hubungan satu sama lainnya di

tempat kerja, di rumah, atau di manapun manusia berada. Komunikasi yang

dibangun bertujuan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, maksud,

perasaan maupun emosi secara langsung dari penutur kepada mitra tutur.

Proses komunikasi menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan

pesan atau maksud sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur. Maksud

dalam komunikasi tidak hanya bergantung pada unsur linguistik tetapi juga

unsur ekstralinguistik seperti konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

2

Mey (1983) dalam Rahardi (2005:49) mendefinisikan pragmatik

sebagai ilmu bahasa yang mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia

yang pada dasarnya ditentukan oleh konteks yang mewadahi dan

melatarbelakangi bahasa itu. Konteks adalah aspek-aspek yang

berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan (Leech,

1983:19). Konteks dalam ilmu pragmatik dapat diklasifikasikan ke dalam

berbagai jenis seperti, konteks sosial, konteks situasi, dan konteks budaya.

Menurut Mey (1993:42) dalam Rahardi (2005:49), konteks komunikasi

yang dimaksud mencakup dua macam hal, yaitu konteks yang bersifat

sosial dan konteks yang bersifat sosietal.

Konteks sosietal (societal) adalah konteks yang faktor penentunya

adalah kedudukan (rank) anggota masyarakat dalam institusi-institusi sosial

yang ada di dalam masyarakat sosial dan budaya tertentu (Rahardi, 2005:

49). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa munculnya konteks sosietal

adalah adanya sebuah kekuasaan (power). Misalnya tuturan seorang dosen

kepada mahasiswa, seorang dokter kepada pasien, guru dan siswa. Sebagai

contoh tuturan, dosen akan merasa wajar bertutur kepada seorang

mahasiswa „siapkan dan antarkan tugas esai itu minggu depan kepada saya‟

tetapi tidak wajar „buatkan secangkir kopi untuk saya‟. Dalam pertuturan

pertama menjadi wajar karena sang dosen mempergunakan wewenang

kepada mahasiswanya. Jadi, dalam berkomunikasi pengetahuan dan

pemahaman yang benar mengenai konteks tuturan adalah latar belakang

pengetahuan yang dimiliki antara penutur dan mitra tutur. Dari latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

3

belakang pengetahuan antara penutur dan mitra tutur akan terjalin lancar

dengan adanya elemen dan fungsi konteks dalam tuturan tersebut.

Konteks sosietal tidak terlalu mendapatkan perhatian di kalangan

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma. Ujaran yang

dibangun secara vertikal antara penutur (dosen) dan mitra tutur

(mahasiswa) ataupun sebaliknya penutur (mahasiswa) dan mitra tutur

(dosen) ketika komunikasi menafikan elemen-elemen dalam konteks

sosietal. Akibatnya, maksud yang ingin disampaikan oleh penutur tidak

dipahami oleh mitra tutur.

Dalam tulisan ini, peneliti mengkaji elemen dan fungsi konteks

sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan

dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018. Dengan demikian, penutur dan mitra tutur memperoleh

pemahaman yang mendalam mengenai elemen dan fungsi konteks sosietal

yang melingkupi sebuah tuturan. Pemahaman ini diyakini akan

memberikan manfaat berupa tersampaikannya maksud dari penutur

terhadap mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, disusunlah dua rumusan

masalah, sebagai berikut:

a. Elemen-elemen konteks sosietal apa sajakah dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018?

b. Pola elemen konteks sosietal apa sajakah dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018?

c. Fungsi apa sajakah yang diperankan konteks sosietal dalam

menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:

a. Mendeskripsikan elemen-elemen konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

b. Mendeskripsikan pola elemen konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

5

c. Mendeskripsikan fungsi yang diperankan konteks sosietal dalam

menentukan maksud berkomunikasi anatara mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis maupun

teoritis.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat mendalami pengembangan pragmatik

khususnya yang berkaitan dengan konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen. Selain itu, penelitian ini

juga dapat digunakan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan

kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur sehingga maksud

yang diungkapkan dapat tersampaikan.

b. Manfaat Praktis

Menyadarkan para mahasiswa akan pentingnya elemen dan fungsi

berkomunikasi yang terdapat pada konteks sosietal dalam menentukan

maksud tuturan. Penelitian ini juga, dapat memberikan masukkan kepada

para praktisi, mahasiswa dan dosen untuk menjaga hubungan dalam

berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

6

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tentu saja tidak

lepas dari teori elemen-elemen konteks sosial dalam berkomunikasi dan

teori lainnya yang mendukung dalam penelitian ini. Maka peneliti

memberikan istilah sebagai berikut:

a. Pragmatik

Menurut Yule (2006:3) pragmatik adalah ilmu yang mempelajari

tentang makna atau maksud yang disampaikan penutur (atau penulis)

dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Purwo (1990:16)

mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna tuturan

(utterance) menggunakan makna yang terikat konteks.

b. Konteks

Rahardi (2005:51) mendefinisikan konteks sebagai semua latar

belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur

dan mitra tutur serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa

yang dimaksudkan penutur itu dalam proses bertutur.

c. Konteks sosietal

Menurut Mey (1993:42) dalam Rahardi (2005:49) konteks

sosietal adalah konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan

(rank) anggota masyarakat dalam institusi-institusi sosial yang ada

didalam masyarakat sosial dan budaya tertentu. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa munculnya konteks sosietal adalah adanya sebuah

kekuasaan (power). Misalnya komunikasi seorang dosen kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

7

mahasiswa sehingga dalam konteks sosietal membentuk hubungan

vertikal, yakni hubungan dalam komunikasi antara penutur dan mitra

tutur dengan faktor penentunya atasan dan bawahan.

d. Komunikasi

Asumsi dasar tentang komunikasi bahwa komunikasi berhubungan

dengan prilaku manusia dan kepuasan berinteraksi dengan manusia

lainnya (Mulyana dan Rakhmat, 2014:12). Lebih lanjut Mulyana dan

Rakhmat (2014:13) masih merumuskan definisi komunikasi sebagai

apa yang terjadi apabila makna diberikan terhadap sebuah prilaku.

Menurut Mulyana dan Rakhmat (2014:16) komunikasi adalah suatu

aktivitas yang terus berlangsung dan selalu berubah. Komunikasi

sekarang didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang

mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya.

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini menjabarkan dalam lima bab yang diuraikan secara

sistematis sebagai berikut:

Bab I berisi tentang pendahuluan berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan

sistematika penyajian. Bab II berisi tentang kajian pustaka berisi penelitian

yang relevan dan landasan teori. Bab III berisi tentang metodologi penelitian

berisi jenis penelitian, sumber data, data dan objek penelitian, instrumen

penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

8

data, dan triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan

kajian elemen dan fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi para mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

tahun 2017. Bab V berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini memaparkan 1) penelitian yang relevan

dan 2) landasan teori. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yakni

bahasa dan komunikasi, bahasa sebagai alat komunikasi, makna dan maksud

dalam komunikasi, definisi pragmatik dan konteks secara umum,

perkembangan studi konteks, elemen-elemen konteks sosietal dan fungsi

konteks sosietal. Adapun penjabaran kajian teori tersebut adalah sebagai

berikut.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Banyak para ahli mengkaji cabang ilmu pragmatik tentu bukan hal

baru yang pernah diteliti oleh para ahli bahasa. Ilmu pragmatik yang

menarik, menimbulkan keinginan bagi para ahli untuk mengkaji lebih

mendalam dan bekenalan lebih dekat dengan ilmu konteks ini. Hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu terdapat pada dua tulisan

yang dibuat oleh Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., yang berjudul “Tergantung pada

Konteks” (2015) dan Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., yang berjudul

“Menemukan Hakikat Konteks dalam Pragmatik” (2015).

Pranowo (2015:348) dalam penelitiannnya yang berjudul “Tergantung

pada Konteks” menyampaikan pemahamannya tentang konteks.

Pemahaman maksud dalam kajian bahasa secara pragmatik tergantung pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

10

konteks. Maksud adalah makna yang ingin disampaikan oleh penutur.

Penentuan konteks dalam pragmatik dapat diidentifikasi antara lain melalui

(i) dasar pemahaman yang sama, (ii) latar belakang budaya, (iii) asumsi

penutur terhadap mitra tutur, (iv) knowledge of the world, (v) kesantunan,

dan (vi) bahasa nonverbal. Menurut ahli ini, sebuah konteks dalam sebuah

tuturan didasarkan pada enam penentu yang telah disebutkan di atas.

Rahardi (2015) dalam tulisan yang berjudul “Menemukan Hakikat

Konteks dalam Pragmatik” menyatakan pandangannya ihwal konteks.

Pandangan tentang konteks dijabarkan secara variatif oleh sejumlah pakar.

Selain konteks yang berdimensi intralinguistik atau ko-teks yang disebut oleh

beberapa pakar, konteks juga menunjuk pada dimensi-dimensi lingkungan

fisik dan lingkungan sosial yang hidup. Pandangan lain menyebut bahwa

konteks hakikatnya adalah latar belakang pengetahuan yang sama yang

dimiliki oleh para pelibat tutur. Apakah dimensi-dimensi ekstralinguistik

menempatkan aspek-aspek bahasa non-verbal seperti gerak-gerak kinesik dan

proksimik, penulis belum menemukan referensi yang meyakinkan dan hingga

kini pencarian itu masih merupakan kegelisahan intelektual yang terus akan

diupayakan jawabnya yang pasti. Selanjutnya dalam pemaparannya, Rahardi

belum menyimpulkan secara pasti dimensi-dimensi dari ekstralinguistik.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan oleh kedua ahli di atas,

terdapat kesamaan maupun perbedaan pada kedua penelitian terdahulu

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini. Penelitian

Pranowo (2015), mengidentifikasi konteks dalam pragmatik melalui (i)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

11

dasar pemahaman yang sama, (ii) latar belakang budaya, (iii) asumsi

penutur terhadap mitra tutur, (iv) knowledge of the world, (v) kesantunan,

(vi) bahasa nonverbal, sedangkan Rahardi (2015) meneliti konteks yang

menunjuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial pihak pelibat tutur.

Berdasarkan yang telah dipaparkan oleh kedua ahli diatas, terlihat

perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat

ini. Penelitian saat ini, mengkaji konteks secara khusus, yaitu mengkaji

elemen dan fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma tahun akademik 2017/2018.

2.2 Bahasa dan Komunikasi

a. Bahasa

Dalam bahasa Indonesia terdapat begitu banyak pengertian dari

kata bahasa sehingga seringkali membingungkan untuk diartikan. Bahasa

seringkali didefinisikan sebagai sesuatu yang lebih merujuk kepada

fungsi daripada sosok dari bahasa itu sendiri. Berikut adalah beberapa

ahli yang mencoba menjawab pertanyaan “Apa itu bahasa?” dan

memberikan penggambaran bahasa sebagai sosok. Kridalaksana (1983)

dalam buku Linguistik Umum karya Abdul Chaer (2012:32)

mendefinisikan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer

yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerja sama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Pendapat Chaer tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

12

diperkuat oleh pendapat kedua ahli, yaitu Bloch dan Trater dalam Lubis

(2011:1) bahwa bahasa adalah sebuah sistem lambang-lambang vokal

yang bersifat arbitrer (Language is a system of arbitrary vocal symbol).

Melalui beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa bahasa pada

dasarnya adalah suatu lambang bunyi yang sifatnya mana suka namun

penggunaannya untuk konsep tertentu yang konvensional (disepakati dan

dipatuhi bersama).

Tarigan (1989:4) mendefinisi bahasa dalam dua rumusan.

Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barangkali juga

untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-

lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Berdasarkan definisi

ahli ini dapat diketahui bahwa bahasa sebagai sistem lambang yang

dibentuk dengan maksud agar dalam proses komunikasi dapat dengan

mudah dipahami dan diajarkan. Sedikit berbeda dengan rumusan definisi

yang dibuat oleh beberapa ahli terdahulu, Lubis (2011:5) mendefinisikan

bahasa adalah gejala sosial dan pemakaiannya jelas banyak ditentukan

oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik yang

dimaksud dapat merujuk pada sikap, tingkah laku, dan sebagainya.

Sifat dan ciri bahasa dikutip dari Chaer (2012:33-58) dapat

digambar sebagai berikut: (1) bahasa sebagai sistem, (2) bahasa berwujud

lambang, (3) bahasa berupa bunyi, (4) bahasa bersifat arbitrer, (5) bahasa

itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa bersifat

unik, (8) bahasa bersifat universal, (9) bahasa bersifat produktif, (10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

13

bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa

berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan (13) bahasa merupakan

identitas penuturnya. Dari beberapa pandangan ahli di atas dengan

demikian, bahasa merupakan sebuah sistem, berwujud lambang, bersifat

arbitrer, mengandung makna, dan sebagai alat interaksi sosial. Oleh

karena itu, bahasa tidak pernah lepas dari kegiatan manusia sebagai

penyampai pesan dalam berkomunikasi di lingkungan sosial.

b. Definisi Komunikasi

Bromley dalam Dhieni dan Fridani modul “Hakikat Perkembangan

Bahasa Anak” mendefinisikan komunikasi sebagai pemindahan suatu arti

melalui suara, tanda, bahasa tubuh dan simbol. Asumsi dasar tentang

komunikasi bahwa komunikasi berhubungan dengan prilaku manusia dan

kepuasan berinteraksi dengan manusia lainnya (Mulyana dan Rakhmat,

2014:12). Lebih lanjut Mulyana dan Rakhmat (2014:13) masih

merumuskan definisi komunikasi sebagai apa yang terjadi apabila makna

diberikan terhadap sebuah prilaku. Definisi komunikasi yang disampaikan

oleh kedua ahli ini adalah dalam setiap prilaku memberikan potensi atau

kemungkinan terjadinya komunikasi.

Menurut Mulyana dan Rakhmat (2014:16) komunikasi adalah

suatu aktivitas yang terus berlangsung dan selalu berubah. Komunikasi

sekarang didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang

mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya. Penerapannya

komunikasi akan berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

14

pesan yang diterima oleh komunikan. Sebuah komunikasi akan berhasil

apabila pesan yang disampaikan oleh penutur dan mitra tutur dapat saling

dipahami. Hal terpenting adalah perpaduan pengalaman dan pengertian

yang diperoleh untuk dikomunikasikan sehingga tidak ada lagi kesalahan

dalam berkomunikasi. Komunikasi akan terganggu jika aturan-aturan

sistem lambang tidak dipatuhi. Komunikasi adalah pengiriman informasi

yang bermakna dari satu orang ke orang lain.

2.3 Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Komunikasi adalah istilah umum yang merujuk pada istilah

yang lebih khusus, yaitu bahasa. Apabila bahasa didefinisikan sebagai

sosok, maka akan diartikan sebagai sebuah sistem lambang-lambang vokal

yang bersifat arbitrer (language is a system sof arbitrary vocal symbol),

Bloch dan Trater dalam Lubis (2011:1). Bahasa diartikan sebagai alat

komunikasi yang dinyatakan sebagai alat atau fungsi bahasa (Chaer,

2012:31). Menurut Keraf (1997:1) dikutip dalam Harmoko (2015) dalam

jurnal yang berjudul “Analisa bahasa Indonesia sebagai bahasa

komunikasi antar negara anggota ASEAN” bahasa adalah alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran

perumusan maksud, melahirkan perasaan dan memungkinkan kita

menciptakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk bekerja sama atau

berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

15

berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara lain, misalnya

isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu lainnya (Chaer,

2006:2). Hakikat bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan fungsi

sosial bahasa, sedangkan fungsi sosial bahasa terlihat pada rumusan yang

menganggap bahasa sebagai identitas penutur, baik secara individual

maupun secara kelompok. Misalnya “Saya orang Bali” atau “Saya orang

Kalimantan”, tetapi kalau Anda tidak bisa berbahasa Bali atau Kalimantan,

pengakuan Anda masih “Minus”.

Dengan demikian, bahasa merupakan suatu produk sosial dan

budaya, bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu.

Sebagai produk sosial dan budaya tentu bahasa merupakan wadah aspirasi

sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya

termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu

(Sumarsono, 2014:19-20) karena masyarakat terdiri dari individu-individu,

masyarakat secara keseluruhan dan individu yang saling mempengaruhi

dan saling membantu.

2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi

Berbeda dengan bahasa yang bersifat kongkrit, ”makna” bersifat

abstrak. Hal tersebut menyebabkan “makna” sulit untuk didefinisikan

oleh sebagian orang. Sebab, menafsirkan ”makna” pada dasarnya

hanyalah berdasarkan bahasa yang bersifat kongkrit itu. Dalam proses

komunikasi, bahasa, dan makna merupakan satu kesatuan yang tak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

16

terpisahkan. Bahasa dan makna menjadi dua hal yang saling berpadu dan

terlampau sering dihubungkan dalam penggunaannya (dalam

berkomunikasi).

Komunikasi yang dibangun tidak jarang mengalami masalah dan

kesalah-pengertian (miscommunication). Dengan kata lain, bahasa

hanyalah sebuah simbol atau lambang yang digunakan untuk membawa

pesan tertentu dalam proses komunikasi. Karena itu, semakin dekat

pemahaman bersama terhadap simbol komunikasi yang digunakan, akan

semakin mirip makna (meaning) dan pesan (message) komunikasi yang

didapatkan. Jika makna dipahami sebagai proses menemukan maksud

dan arti sebuah pesan, maka pesan itu sendiri adalah sesuatu yang

dipahami, dimaksud dalam suatu komunikasi, dalam artikel jurnal

Ibrahim (2015) yang berjudul “Makna dalam komunikasi”.

Realitasnya, seringkali kita tidak memaksudkan sesuatu yang orang

lain pahami dari bahasa/perkataan kita. Sebaliknya juga tidak jarang kita

tidak mampu membahasakan/mengatakan dengan baik apa yang

sebenarnya kita maksudkan. Ungkapan ini biasa kita dengar dengan kata

“maksudku bukan demikian”, “yang saya maksudkan bukan seperti itu”,

“maksud saya begini...”, dan sebagainya dalam artikel jurnal Ibrahim yang

berjudul “Makna dalam komunikasi”. Dalam berkomunikasi makna dan

maksud menjadi hal yang penting, maksud dalam berkomunikasi bisa

berjalan dengan baik bila memiliki dasar pemahaman yang sama,

mengenali latar belakang budaya, menangkap asumsi penutur terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

17

mitra tutur, mengenali pengetahuan tentang dunia, mengenali kesantunan,

dan mengenali bahasa nonverbal penutur.

2.5 Definisi Pragmatik dan Konteks secara Umum

a. Pragmatik

Wijana (1996:2) dalam Nadar (2009:4) menyebutkan bahwa

pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks. Dalam menafsirkan

makna yang terkandung dalam sebuah tuturan, hendaknya kita tidak

melupakan kehadiran konteks yang melingkupi dan mewadahi tuturan

tersebut. Lebih lanjut menurut Yule (2006:3) pragmatik adalah ilmu yang

mempelajari tentang makna atau maksud yang disampaikan penutur (atau

penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca), sedangkan

pendapat lain, Rahardi (2003) mengatakan bahwa pragmatik merupakan

ilmu yang mengkaji maksud penutur di dalam konteks situasi dan

lingkungan sosial-budaya. Makna yang dikaji dalam pragmatik terkait

konteks. Dapat dikatakan bahwa pragmatik merupakan penafsiran

maksud yang ingin disampaikan oleh seseorang dalam konteks tertentu

yang melingkupi dan mewadahi suatu tuturan serta pengaruh konteks

terhadap tuturan tersebut.

b. Konteks secara Umum

Konteks adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan

fisik dan sosial sebuah tuturan (Leech, 1983:19), sedangkan Nadar

(2009:4) berpendapat bahwa konteks merupakan situasi lingkungan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

18

memungkinkan penutur dan mitra tutur untuk dapat berinteraksi dan

membuat ujaran mereka dapat dipahami. Pendapat lain dikemukakan

oleh Tarigan (1987:35) menyatakan bahwa konteks adalah latar belakang

pengetahuan yang diperkirakan dimiliki dan disetujui bersama oleh

pembicara atau penulis dan penyimak atau pembaca serta yang

menunjang interpretasi penyimak atau pembaca terhadap apa yang

dimaksud pembicara atau penulis dengan suatu ucapan tertentu.

Berdasarkan teorinya tersebut, Tarigan menyampaikan bahwa

sebuah komunikasi yang baik dapat terjadi apabila partisipan yang tidak

lain adalah penutur dan lawan tutur berada dalam latar pengetahuan yang

sama. Pendapat yang sama disampaikan oleh Rahardi (2005:51) bahwa

konteks adalah semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan

sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur serta mendukung

interpretasi mitra tutur atas apa yang disampaikan oleh penutur dalam

proses bertutur.

1) Pengertian Konteks dalam Pragmatik

Permasalahan konteks dalam kaitannya dengan pragmatik tidak

boleh diabaikan. Kajian ini, selalu terkait dengan masalah perilaku

pemakaian bahasa dalam konteks dan analisisnya. Konteks secara

pragmatik dipandang sebagai konteks yang antara lain meliputi identitas,

partisipan, parameter waktu dan tempat peristiwa pertuturan (Zamzani,

2007:24). Menurutnya, konteks pragmatik pada prinsipnya

dikelompokkan menjadi dua, yaitu konteks yang relatif umum yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

19

berlaku atau dijumpai pada masyarakat bahasa, misalnya konteks

kebudayaan dan konteks yang bersifat “lokal” yang berciri spesifik,

misalnya konteks pertuturan atau konteks situasi baik fisik maupun

linguistik.

Pranowo (2015:496) dalam Prosiding Seminar Nasional PIBSI

XXXII yang berjudul “Tergantung pada Konteks” adalah latar belakang

pengetahuan yang dimiliki oleh pembicara dan pendengar sehingga dapat

saling berkomunikasi untuk menyampaikan maksud. Konteks memegang

peranan penting dalam memberikan kejelasan pada maksud tuturan.

Itulah sebabnya konteks berkaitan erat dengan tuturan. Sejalan dengan

yang telah disampaikan oleh Pranowo (2015:496) di atas, Tarigan

(1987:35) menyatakan bahwa konteks adalah latar belakang pengetahuan

yang diperkirakan dimiliki dan disetujui bersama oleh pembicara atau

penulis dan penyimak atau pembaca serta yang menunjang interpretasi

penyimak atau pembaca terhadap apa yang dimaksud pembicara atau

penulis dengan suatu ucapan tertentu. Dalam teorinya, Tarigan

menyampaikan bahwa sebuah komunikasi yang baik dapat terjadi

apabila partisipan yang tidak lain adalah penutur dan lawan tutur berada

dalam latar pengetahuan yang sama.

Hal ini dipertegas oleh teori konteks yang disampaikan Keith Allan

(1986) dikutip dari Rahardi, dkk (2015). “Menemukan Konteks dalam

Pragmatik”. Pakar ini membedakan konteks dalam tiga kategori, yakni (1)

the physical context or setting of the utterance „konteks fisik atau seting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

20

tuturan‟, (2) the world spoken of in an utterance „sesuatu yang sedang

dibicarakan‟, dan (3) the textual environment „lingkungan tekstual‟.

Apabila dikaitkan dengan apa yang dibicarakan, salah satu kategori

konteks yang disampaikan oleh Keith Allan adalah “Sesuatu yang sedang

dibicarakan”. Kategori konteks “Sesuatu yang sedang dibicarakan” tentu

didasarkan pada kesamaan latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh

penutur dan lawan tutur dalam proses berkomunikasi. Kemudian didukung

oleh Mulyana (2005: 21) bahwa konteks dapat dianggap sebagai sebab

dan alasan terjadinya suatu pembicaraan/dialog. Apabila dikaitkan dengan

salah satu kategori yang disampaikan Allan (1986) sebelumnya bahwa ada

“Sesuatu yang Dibicarakan” sebagai sesuatu yang muncul akibat dari

kesamaan latar belakang.

Cutting (2002: 1-5) dalam Baryadi (2015: 32) menyatakan bahwa

konteks merupakan pengetahuan yang dimiliki pembicara yang

mempengaruhi komunikasi, yaitu pengetahuan tentang dunia fisik dan

dunia sosial, faktor faktor sosial psikologis, dan pengetahuan tentang

waktu dan tempat yang terdapat dalam perkataan yang mereka tuturkan

atau tuliskan. Latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh

penutur dan mitra tutur memegang peranan penting dalam pemaknaan

tuturan. Konteks termasuk dalam komponen nonkebahasaan. Leech

(1983:13) dalam Nadar (2009:6) juga berpendapat bahwa konteks sebagai

latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur

sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

21

dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu. Berdasarkan

berbagai pandangan yang disampaikan oleh banyak ahli di atas, konteks

merupakan berbagai hal yang berhubungan dengan latar belakang

pemahaman yang sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur sehingga

maksud dalam komunikasi tersampaikan.

2) Pengertian Konteks Sosietal

Kelas sosial (social class) mengacu kepada golongan masyarakat

yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti

ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya.

Seorang individu mungkin mempunyai status sosial yang lebih dari satu.

Misalnya si A seorang bapak di keluarganya, yang juga berstatus sosial

sebagai dosen (Sumarsono, 2014: 43). Sumarsono (2014) membagi kelas

sosial secara umum, yaitu kelas bawah, menengah, atas; kelas atas dan

menengah pun dibagi menjadi dua golongan, menjadi kelas atas-atas dan

kelas atas-bawah, kelas menengah-atas dan menengah-bawah, sedangkan

ahli lain, yaitu Geertz (1958) menyampaikan bahwa struktur kelas sosial

dalam masyarakat Jawa, yaitu priyayi, santri, dan abangan.

Istilah priyayi pada mulanya dipergunakan untuk menunjuk

kepada cara hidup golonngan bangsawan tuan-tanah, yang terdiri dari

orang-orang istana dan para pegawai tinggi kerajaan. Selain itu, priyayi

menekankan pada aspek-aspek Hindu. Istilah santri yang intinya berpusat

di tempat perdagangan atau pasar dan juga menekankan aspek-aspek

Islam. Santri dan Priyayi, dua pola kebudayaan yang secara historis diikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

22

oleh peranan sosial pedagang dan bangsawan merupakan dua aspek di

kota-kota Jawa. Keduanya itu memasuki dan mempengaruhi dengan

pandangan massa petani yang merupakan basis masyarakat. Desa Jawa

adalah suatu masyarakat tertutup, berswasembada, dan secara kebudayaan

terpisah dari dunia luar. Terdapat tradisi keagamaan di Jawa yang

dihubungkan dengan kaum petani yang biasanya disebut abangan.

Abangan berpusat pada pedesaan atau disebut sebagai golongan sosial

petani di pedesaan. Selain itu, abangan adalah suatu golongan sosial yang

bersifat longgar dan perwujudannya ditentukan oleh konteks hubungan-

hubungan sosial tertentu, yaitu dalam kaitannya dengan adanya santri

(Geertz, 1981: 7-13).

Berdasarkan uraian di atas, konteks sosietal terbentuk dari

hubungan vertikal, yakni hubungan dalam komunikasi antara penutur dan

mitra tutur dengan faktor penentu atasan dan bawahan. Artinya orang yang

memiliki kelas sosial yang lebih tinggi memiliki kedudukan atau

kekuasaan daripada kelas menengah atau bawah. Menurut Mey (1993:42)

dalam Rahardi (2005:49) konteks sosietal (societal) adalah konteks yang

faktor penentunya adalah kedudukan (rank) anggota masyarakat dalam

institusi-institusi sosial yang ada di dalam masyarakat sosial dan budaya

tertentu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa munculnya konteks

sosietal adalah adanya sebuah kekuasaan (power), misalnya tuturan

seorang dosen kepada mahasiswa, seorang dokter kepada pasien, guru

kepada siswa, dan dosen kepada karyawan. Dosen akan merasa wajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

23

bertutur kepada seorang mahasiswa dengan kalimat “siapkan dan antarkan

esai itu minggu depan kepada saya” tetapi menjadi tidak wajar “buatkan

secangkir kopi untuk saya”. Dalam tuturan pertama menjadi wajar karena

sang dosen mempergunakan wewenang kepada mahasiswanya, sedangkan

tuturan kedua tidak wajar karena tuturan itu seharusnya sang dosen

mempergunakan wewenangnya kepada karyawan kampus bukan kepada

mahasiswanya.

2.6 Perkembangan Studi Konteks

Studi ihwal konteks itu berawal dari kegiatan penelitian oleh

Malinowsky (1882-1944). Pakar ini meneliti kebiasan hidup dan kegiatan

mencari mata pencaharian di seputar Kepulauan Trobriand di wilayah

Pasifik Selatan. Malinowsky berpikir tentang aspek-aspek yang menyertai

terjadinya tuturan. Ternyata dia mendapati bahwa aspek-aspek di luar

bentuk kebahasaan yang direkamnya itu sangat penting pengaruhnya di

dalam menghadirkan maksud penutur yang termanifestasi dalam bentuk-

bentuk kebahasaan. Aspek-aspek di luar kebahasaan disebutnya sebagai

konteks situasi (Baryadi, 2015: 17-18). Malinowsky menginginkan

terjemahannya mencerminkan teks dalam lingkungan yang hidup.

Lingkungan tempat teks itu diucapkan tidak hanya lingkungan tutur

(verbal), tetapi lingkungan tersebut sebagai konteks situasi. Dalam

gagasannya itu, Malinosky belum merinci unsur-unsur konteks situasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

24

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sebutan konteks situasi,

yang akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai penentu maksud tuturan

(bdk. Leech, 1983) sudah dikenal sejak Malinowsky mempelajari bahasa

Kiriwinia di Kepulauan Trobriand itu. Dari pandangan antropolog Inggris

ternama ini belum kelihatan aspek-aspek apa sajakah yang sesungguhnya

terkandung dalam konteks situasi. Dia hanya menegaskan bahwa teks

hendaknya diterjemahkan dalam lingkungan yang hidup, baik lingkungan

tutur verbal maupun lingkungan tutur non-verbal.

Firth dalam Halliday dan Hasan (1992:11) dikutip oleh Baryadi

(2015:18) menjabarkan konteks itu ke dalam beberapa unsur, yakni pelibat

tutur, tindakan pelibat tutur, unsur situasi yang relevan, dan akibat dari

tindak tutur. Dalam pandangan Firth, pelibat tutur itu menunjuk pada

sosok-sosok yang menjadi penentu terjadinya tuturan, bisa menunjuk pada

penutur, mitra tutur, maupun orang lain yang hadir dalam pertuturan itu.

Tindakan pelibat tutur menunjuk pada aktivitas bertutur yang dilakukan

oleh para pelibat tutur dalam sebuah pertuturan. Selanjutnya unsur situasi

yang relevan menunjuk pada segala macam hal, bisa apa pun juga, yang

muncul pada saat kegiatan bertutur itu terjadi. Adapun akibat dari tindak

tutur adalah bentuk-bentuk perubahan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang

dituturkan oleh pelibat dalam situasi.

Hymes (1974: 53-62) dalam Baryadi (2015:19) menyebut konteks

sebagai komponen tutur (components of speech) yang dirumuskan dalam

istilah memoteknik atau ungkapan SPEAKING. Umumnya diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

25

komponen S menunjuk pada setting, yang dimaknai latar tempat dan

waktu tindak tutur. Setting suasana lazim disebut sebagai scene. Suasana

mencakup suasana fisik dan psikologis dari para pelibat tuturan.

Selanjutnya, komponen P menunjuk pada participants atau pelibat

mencakup pembicara atau pengirim dan pendengar atau penerima.

Komponen E menunjuk pada ends,yang artinya tujuan apa yang hendak

dicapai dari sebuah pertuturan. Komponen A menunjuk pada acts of

sequence mencakup bentuk pesan dan isi pesan. Komponen K atau kunci

tuturan menunjuk pada nada tuturan, cara bertutur, dan perasaan pada saat

tuturan berlangsung. Komponen I menunjuk pada instrumentalities, yang

hakikatnya adalah saluran atau alat. Saluran atau alat yang digunakan

dalam proses bertutur sangat berpengaruh pada maksud tuturan.

Komponen N menunjuk pada norms, yang berarti norma interaksi dan

interpretasi menunjuk aturan-aturan dalam berinteraksi memahami

tuturan. Komponen terakhir, yakni genre yang menunjuk pada jenis

tuturan, ragam tuturan, atau disebut sebagai laras tuturan.

Secara singkat Halliday dan Hasan (1992) menegaskan bahwa

konteks dibedakan menjadi (1) konteks situasi, (2) konteks budaya, (3)

konteks intertekstual, dan (4) konteks intratekstual. Keempat macam

konteks tersebut berpengaruh terhadap pemaknaan teks, yang hakikatnya

merupakan gagasan yang bersifat metafungsional. Gagasan

metafungsional itu mencakup makna ideasional, interpersonal, dan

tekstual. Dalam pandangan penulis, gagasan Halliday dan Hasan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

26

berbeda dengan gagasan pakar terdahulu yang telah disampaikan

sebelumnya (Baryadi, 2015:20-22).

Leech (1993) dalam Baryadi (2015:31) menjelaskan tentang aspek-

aspek situasi tuturan yang mencakup lima hal, yakni (1) penutur dan mitra

tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk

tindak tutur, (5) tuturan sebagai tindak verbal. Dari paparan yang

disampaikan oleh Leech di dalam bukunya “The Principles of Pragmatics”

diperoleh ketegasan bahwa ternyata konteks itu dipahami cukup berbeda

dengan pandangan-pandangan dari pakar pendahulunya, sedangkan

Cutting (2002) dalam Baryadi (2015: 32) menyebut bahwa konteks

mencakup tiga hal, yakni konteks situasi, konteks pengetahuan latar

belakang, dan konteks ko-tekstual. Pandangan Cutting berdekatan dengan

pandangan Halliday dan Hasan (1985) dalam hal kesamaannya dalam

melibatkan dimensi internal bahasa. Secara khusus cutting menyebutnya

sebagai kotekstual, sedangkan Halliday dan Hasan menyebutnya sebagai

konteks intratekstual.

2.7 Hakikat Elemen Konteks dan Jenis-Jenisnya

Konsep komponen tutur yang disampaikan Poedjosoedarmo (1985)

dalam Baryadi (2015:24-29) merupakan pengembangan dari konsep yang

disampaikan Dell Hymes. Menurutnya faktor-faktor yang mempengaruhi

penggunaan bahasa disebut sebagai konsep memoteknik O,O,E MAU

BICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur (2) O2= orang ke-2 atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

27

mitra tutur, (3) E= warna emosi O1, (4) M= maksud dan tujuan percakapan,

(5) A = adanya O3 dan barang-barang lain disekeliling adegan percakapan,

(6) U = urutan tutur, (7) B = bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan,

(8) I = instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A =

adegan tutur, (11) R = register tutur/genre, (12) A= aturan atau norma

kebahasaan. Penjelasan setiap komponen dapat diringkas sebagai berikut.

(1) O = O1, yaitu pribadi si penutur. Pribadi si penutur berkaitan

dengan dua hal, yaitu siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkenaan dengan (i) bagaimanakah

keadaan fisik O1, (ii) bagaimana keadaan mental O1, dan (iii)

bagaimana kemahiran bahasa O1. Latar belakang si penutur

menyangkut jenis kelamin, asal daerah, asal golongan kelas

masyarakatnya, umur, jenis profesi, kelompok etnik, dan aliran

kepercayaannya.

(2) O = O2. Orang kedua, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur

atau mitra tutur. Faktor ini yang berkaitan dengan dua hal, yaitu

anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan sosial O2 dan

seberapa akrab hubungan O1 dan O2.

(3) E = warna emosi O1. Warna emosi O1 mempengaruhi bentuk

tuturannya. Seorang yang sedang gugup, marah, sakit dan

semacamnya akan melontarkan ujaran-ujaran yang kurang teratur,

banyak frasa-frasa yang putus, maksud yang diungkapkan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

28

terujarkan dan sukar mengontrol pilihan tingkat tutur seperti frasa

serta kata-katanya.

(4) M = maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan kehendak O1

sangat mempengaruhi bentuk-bentuk tutur yang diujarkannya.

Maksud O1 ini dapat mempengaruhi pemilihan bahasa, pemilihan

tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan-ungkapan

tertentu, atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.

(5) A = adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Suatu ujaran dapat

berganti bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada

seseorang yang kebetulan hadir pada adegan tutur. Pengubahan

kode bahasa yang disebabkan oleh adanya O3 terjadi karena ingin

mengikutsertakan O3 dalam pecakapan, ingin merahasiakan

sesuatu agar O1 memberikan kesan kepada O3 bahwa O2

sebetulnya ialah orang yang terhormat dan tidak menggangu O3.

(6) U = urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang

harus berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara

kemudian. Dalam masyarakat ada yang memiliki aturan bahwa

orang yang berstatus sosial lebih tinggai atau orang lebih tua harus

berbicara lebih dulu. O1 atau penutur sebagai pengambil inisiatif

berbicara dalam menentukan bentuk tuturnya daripada mitra

tuturnya. O2 atau mitra tutur yang menanggapi tuturan O1 tidak

sebebas O1 memilih bentuk tuturannya. Kode bahasa yang dipilih

O2 tergantung pada penilaian terhadap hubungan yang ia inginkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

29

terhadap O1 atau tergantung pada suasana kebahasaan yang ia

ciptakan.

(7) B = bab yang dibicarakan. Bab yang dibicarakan mempengaruhi

warna bicara. Hal ini tidak berarti bahwa setiap pokok pembicaraan

harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Namun, ada beberapa

topik pembicaraan tertentu yang mengharuskan anggota

masyarakat menggunakan kode bahasa tertentu apabila mereka

akan membicarakannya.

(8) I = intrumen atau sarana tutur. Sarana tutur dapat mempengaruhi

bentuk ujaran. Yang dimaksud dengan sarana tutur ialah sarana

yang dipakai untuk menyampaikan tuturan. Adanya bahasa lisan

dan bahasa tulis. Bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggerakkan alat-alat bicara mulut sedangkan bahasa tulis

disampaikan dengan menggunakan huruf-huruf di atas kertas atau

alat tulis. Pada kebanyakan masyarakat, bahasa tulis biasanya

terikat pada ragam bahasa atau bahkan pada bahasa tertentu.

Sarana-sarana tutur, seperti telepon, handphone, email, dan

sebagainya yang mempengaruhi ujaran seorang penutur.

(9) C = citarasa penutur. Nada suara bicara yang secara keseluruhan

dapat mempengruhi O1 juga berpengaruh pada ragam tutur yang

diucapkan oleh O1. Dalam hal ini sering dibedakan ragam bahasa

santai, ragam bahasa formal, dan ragam bahasa indah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

30

(10) A = adegan tutur. Adegan tutur terkait dengan tempat, waktu,

dan peristiwa (termasuk kualitas suprasegmental tutur dan pilihan

pokok pembicaraan). Adegan tutur mempengaruhi penutur dalam

menentukan bentuk-bentuk ujaran. Misalnya, Percakapan di dalam

masjid, gereja, dan tempat-tempat ibadah lainnya, rumah sakit,

kantor pengadilan biasanya tidak terlalu keras, dan orang biasanya

tidak bersenda gurau. Percakapan harus sopan, serius, dan khidmat.

(11) R = register atau bentuk wacana. Di dalam masyarakat,

terdapat beberapa macam wacana yang bentuknya sudah mapan.

Wacana-wacana seperti surat-menyurat dinas, perundang-

undangan, percakapan dengan telepon, telegram, pidato pembukaan

atau penutup suatu lokakarya, seminar, konferensi atau pidato

seremonial lainnya, atur-atur kenduri, ujub dan doa kenduri, tajuk

rencana surat kabar, mempunyai struktur yang kurang lebih mapan

dan diketahui oleh anggota masyarakat banyak. Bentuk wacana

seperti pidato akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang lazim,

misalnya dimulai dengan sapaan, salam, introduksi, isi pidato, dan

penutup.

(12) A = aturan atau norma kebahasaan lainnya. Aturan

kebahasaan lainnya bersangkutan dengan norma-norma kebahasaan

yang khusus berlaku pada suatu masyarakat bahasa. Misalnya

kejelasan dalam berbicara, topik yang dibicarakan harus menarik,

tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, menghindari kata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

31

kata yang dianggap tabu dan sebagainya. Aturan-aturan kebahsaan

dapat mempengaruhi O1 dalam menentukan bentuk tuturannya.

Faktor-faktor tersebut menentukan variasi bahasa yang akan dipilih

oleh penutur.

Rahardi dalam bukunya kajian sosiolinguistik (2010: 40-51)

menyatakan ada tiga belas komponen sebuah tuturan teori

Poedjosoedarmo (1985). Ketiga belas komponen itu disebutkan satu

persatu sebagai berikut: 1) pribadi si penutur atau orang pertama, 2) mitra

tutur sebagai anggapan penutur terhadap kedudukan sosial dan relasinya

dengan orang yang diajak bicara, 3) kehadiran orang ketiga, 4) maksud

dan kehendak si penutur, 5) warna emosi si penutur, 6) nada suasana

bicara, 7) pokok pembicaraan, 8) urutan bicara, 9) bentuk wacana, 10)

sarana tutur, 11) adegan utur, 12) lingkungan tutur, 13) norma kebahasaan

lainnya.

Pribadi si penutur atau orang pertama menentukan kuantitas tuturan

yang disampaikan seseorang. Seorang penutur atau orang pertama tuturan

diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, dan relatif memdai

atas informasi yang dibutuhkan mitra tutur. Terdapat dua hal penting pada

penutur orang pertama, yaitu pertama adalah siapakah kejatian atau

identitas orang pertama, dan yang kedua adalah dari manakah asal-usul

penutur itu. Identitas orang pertama akan ditentukan oleh tiga hal, yakni

(1) keadaan fisiknya, (2) keadaan mentalnya, (3) kemampuan

berbahasanya berkaitan dengan keadaan fisiknya, misalnya orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

32

lindahnya kurang panjang, orang yang penakut, pemalu, mudah merasa

grogi tentu akan membentuk tuturan yang berbeda dengan orang yang

pemberani, tidak mudah gerogi, dan semacamnya. Jadi dalam tuturan siapa

orang yang bertutur sangat menentukan tuturan yang akan dimunculkan.

Masalah latar belakang penutur dikaitkan dengan masalah jenis

kelamin, daerah asal, suku, umur, golongan kelas dalam masyarakat, dan

barangkali agama atau kepercayaannya. Seorang yang jens kelamin pria

akan menggunakan tuturan yang berbeda dengan wanita. Seorang wanita

kecenderungan untuk membicarakan tentang kecantikan, perhiasan,

pakaian, masalah rumah tangga, dan semacamnya sedangkan pria

kecenderungan membicarakan olah raga, politik, dan semacamnya

(Rahardi, 2010: 41). Selain itu, orang atau masyarakat golongan atas

bertutur dengan cara yang berbeda dengan orang atau masyarakat

golongan bawah.

Nada sebuah tuturan dapat juga ditentukan oleh latar belakang dari

penuturnya. Orang jawa akan bertutur dengan nada tutur orang aceh, dan

sebagainya. Faktor orang kedua juga menjadi faktor penentu bentuk tutur

yang dikeluarkan dari mulut seseorang dalam bertutur, penutur golongan

atas akan menggunakan bentuk kebahasaan yang berbeda dengan mitra

tutur yang berasal dari golongan bawah. Dalam transaksi jual beli sandang,

pedagang didatangi oleh orang kaya dan berwibawa maka pedagang akan

menggunakan kode kata sapaan santun dalam menawarkan barang

sebaliknya, manakala berhadapan dengan pembeli dari golongan bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

33

akan ditanggapi dengan kode yang cenderung seenaknya. Corak atau

bentuk bahasa yang muncul dari penutur dipengaruhi oleh keinginan atau

kedekatan relasi antara penutur dan mitra tutur.

Tuturan ringkas digunakan oleh penutur dan mitra tutur dalam

bertutur dengan suasana keakraban, misalanya penutur bertemu teman

lamanya maka, penutur akan menggunakan bahasa yang memancarkan

tuturan keakraban. Hubungan yang demikian akrab, orang bisa dipanggil

mitra tuturnya dengan nama-nama tertentu yang bersifat intim. Sebagai

contoh, Davi dipanggil Dave, Yeni dipanggil Yeyen, dan sebagainya.

Relasi antara penutur dan mitra tutur bersifat penentu faktor yang objektif

sosial. Artinya, mungkin sekali kita bertutur dengan mitra tutur yang jauh

lebih tua dari kita, tetapi tidak menggunakan ragam bahasa yang akrab

padanya dalam berkomunikasi karena disebabkan oleh relasi penutur

dengan mitra tutur yang lebih tua sudah baik dan akrab.

Kehadiran orang ketiga kadang-kadang dapat dipakai sebagai

penentu berubahnya kode bahasa yang dipakai seseorang dalam

berkomunikasi. Sebagai contoh, dalam ranah keluarga, seorang anak

wanita dewasa yang sedang duduk diruang tamu bersama temannya.

Dasarnya menggunakan bahasa Jawa pada tingkat ngoko, sekejap beralih

menggunakan bahasa Jawa krama karena kedatangan ibu yang ketat

dengan penggunaan bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, terdapat berbagai

fakta perubahan kode, misalnya penutur bermaksud merayu,

menyombong, menuntut, mengemis, mengancam, mengumpat, menawar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

34

dan semacamnya. Beralihnya kode yang satu dari kode yang lain dalam

bertutur disebabkan oleh perubahan maksud-maksud tutur seperti pada

saat orang bertutur, bisa jadi seketika ingin menyombong, menyindir, atau

menyalahkan akan membuat kode beralih dari satu ke yang lainnya. Dari

kode bahasa biasa menjadi kode bahasa yang berlebihan.

Terkait erat dengan faktor kehendak dan maksud dari penutur

adalah warna emosi. Artinya emosi seseorang akan menentukan bentuk

tuturan seseorang. Orang yang sedang marah atau dalam keadaan emosi

tingkat tinggi dapat dipastikan kesulitan mengontrol tuturannya. Jadi jelas,

bahwa warna emosi sangat berpengaruh terhadap tuturan seseorang.

Bahkan, warna emosi sebagai faktor penentu dari tuturan seseorang dalam

berkomunikasi terkait dengan warna emosi adalah nada suasana bicara.

Nada suasana dapat berpengaruh terhadap perasaan dan emosi penutur dan

lawan tutur, sehingga akan berpengaruh pada tuturan. Sebagai contoh,

manakala terjadi peristiwa kematian dalam keluarga.

Nada suasana yang terjadi pada saat itu kesedihan. Suasana

demikian tentu akan mewarnai perasaan para anggota keluarga itu. Jadi

tuturan pada saat berkomunikasi dan mengadakan kontak dengan orang

lain, dipengaruhi oleh nada suasana yang melingkupi penutur itu. Cukup

dekat dengan nada suasana tutur adalah masalah bidang yang dibicarakan.

Membicarakan masalah politik disertai dengan unsur keseriusan

sedangkan membicarkan masalah olah raga cenderung bersifat santai dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

35

tidak menegangkan. Jadi masalah atau hal yang dibicarakan dalam

berkomunikasi akan menentukan lontaran tuturan para pelibat tutur.

Masalah urutan dalam bertutur berpengaruh terhadap tuturan. Pada

saat terjadi percakapan seorang dosen dengan mahasiswa. Seorang

mahasiswa yang berkonsultasi tentang skripsinya barang tentu dosen akan

berbicara lebih leluasa, sedangkan seorang mahasiswa akan berbicara

dengan lebih berhati-hati dan cenderung hanya menjawab apa yang

ditanyakan oleh dosen. Artinya urutan berbicara sang mahasiswa berada

dibelakang sang dosen, tuturan yang muncul dari mulut mahasiswa itu

cenderung terbatas. Jadi, urutan tutur yang berlaku di dalam masyarakat

tutur tertentu, akan berbeda dengan masyarakat tutur yang lainnya. Bentuk

tuturan dalam wacana transaksi jual beli sandang didahului dengan

menanyakan harga barang, tawar-menawar barang itu, baru jadi atau

tidaknya peristiwa jual beli itu. Dengan demikian bentuk tuturan dalam

wacana transaksi jual beli sandang dikatakan sebagai bentuk tuturan yang

mapan. Sarana tutur yang menunjukkan kepada saluran dan media

disampaikannya tuturan kepada lawan tutur. Orang yang berbicara dengan

berhadapan langsung antara penutur dan lawan tutur, berbeda dengan

tuturan orang yang berbicara melalui pesawat telepon.

Komponen adegan tutur yang menunjuk aspek tempat, waktu, dan

peristiwa tutur yang berpengaruh terhadap tuturan. Tempat terjadinya

percakapan menentukan tuturan yang akan dimunculkan oleh penutur dan

lawan tutur. Bertutur pada waktu malam hari berbeda dengan bertutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

36

pada siang hari. Adegan tutur menentukan bentuk tuturan seseorang.

Komponen lain yang juga menentukan tuturan seseorang adalah

lingkungan tempat tuturan terjadi. Norma kebahasaan masyarakat sangat

menentukan ujaran anggota masyarakatnya. Sebagai contoh, dalam

masyarakat Jawa terdapat norma yang tidak tertulis bahwa berbicara

dengan orang lebih tua harus pelan-pelan dan disertai juga dengan hal

yang sifatnya paralinguistik, seperti bungkukan tubuh, senyuman,

pengedepankan kedua tangan, dan lain sebagainya. Hal itu juga terjadi

dalam tawar-menawar manakala ada seorang pembeli yang berdarah biru,

orang atasan dan orang kaya sudah tentu akan berpengaruh terhadap

tuturan pedagang dalam melayani calon pembelinya. Artinya, pedagang

menerapkan norma empan papan dalam arti tahu siapa yang berhadapan

dengannya dan dia harus berbicara dengan cara bagaimana mestinya.

Orang yang tidak mengetahui dan mempertimbangkan norma dalam

bertutur dikatakan sebagai orang yang ora ngerti papan atau ora empan

papan.

Berdasarkan uraian di atas, komponen tutur menurut teori

Poedjsoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24) menyatakan terdapat dua

belas komponen tutur dengan menggunakan memoteknik OOE MAU

BICARA, sedangkan komponen tutur Poedjosoedarmo (1985) dalam

Rahardi (2010:39-51) menyebutkan tiga belas komponen yang ada dalam

sebuah tuturan. Ketiga belas tuturan itu sebagai berikut: 1) pribadi si

penutur atau orang pertama, 2) anggapan penutur terhadap kedudukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

37

sosial dan relasinya dengan orang yang diajak bicara, 3) kehadiran orang

ketiga, 4) maksud dan kehendak si penutur, 5) warna emosi si penutur, 6)

nada suasana bicara, 7) pokok pembicaraan, 8) urutan bicara, 9) bentuk

wacana, 10) sarana tutur, 11) adegan utur, 12) lingkungan tutur, dan 13)

norma kebahasaan lainnya. Beranjak dari teori komponen tutur yang

dikemukakan Poedjosoedarmo (1985), Rahardi (2010) menambahkan

komponen dalam tuturan, yakni lingkungan tutur. Artinya, lingkungan

tempat tuturan itu terjadi mempengaruhi suasana dalam pertuturan. Setiap

elemen konteks yang terkandung dalam tuturan mengandung konteks

sosietal, yaitu konteks yang faktor penentunya kedudukan atau kekuasaan

dalam masyarakat.

2.8 Fungsi Konteks Sosietal

Setiap tuturan yang disampaikan oleh penutur terhadap mitra tutur,

selain untuk berinteraksi tentu terdapat maksud dalam tuturan tersebut.

Gagasan yang tidak dapat diwakili oleh kata-kata padahal ingin

diungkapkan oleh penutur itulah yang dimaksud dengan konteks. Fungsi

konteks dalam tuturan didasarkan pada latar belakang pemahaman yang

sama. Dasar pemahaman yang sama dalam artian penutur dan mitra tutur

memiliki persepsi yang sama terkait hal yang dibicarakan sehingga tidak

menghambat proses komunikasi yang berlangsung. Fungsi konteks pada

dasarnya beragam dalam menentukan maksud tuturan setiap komunikasi

terjadi. Fungsi-fungsi konteks ini dapat berupa: fungsi memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

38

penjelasan informasi rinci, memberikan informasi situasi dan kondisi

peserta tutur, memberikan informasi sebab terjadinya tuturan, dan

memberikan informasi tambahan. Fungsi ini didasarkan pada teori

konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

39

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti membahas mengenai jenis penelitian, sumber

data, data dan objek penelitian, instrumen penelitian, metode dan teknik

pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan triangulasi data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripstif kualitatif. Menurut

Arikunto (2010:33), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki, keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksud

untuk mendeskripsikan secara sistematis kajian elemen dan fungsi konteks

sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan

dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018

dengan jumlah responden 33 orang yang mencakup, 15 reponden

mahasiswa dan 18 responden dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Lima belas responden mahasiswa, yakni Amalia Mahasiswa

Pendidikan Bimbingan Konseling, Devita Sugiyatno dan Febriani E Malo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

40

Mahasiswa Pendidikan Biologi, Geima Mahasiwa Pendidikan Matematika,

Anastasia Mahasiswa Pendidikan Fisika, Nani Julita Mahasiswa Pendidikan

Sejarah, Melisha dan Jalu Mahasiswa Pendidikan Akutansi, Muhamad Alan

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Cicilia Sindhi Sitoresmu dan Antonia

Ratna Wiji Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Avenius

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Dewi Puji Lestari, Lastri

Rindiyantika, dan Ephyfania Bahantwelu Mahasiswa Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia. Delapan belas responden dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yakni Retno Herrani, M. Biotech Dosen Pendidikan

Biologi, Rohandi, Ph.D., Dosen Pendidikan Fisika, Priyatno Ardi, S.Pd.,

M.Hum., dan Yohana Veniranda, M.Hum., Ph.D., Dosen Pendidikan

Bahasa Inggris, Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., Dosen Pendidikan

Matematika, Dr.C. Teguh Dalyono, M.S., Dosen Pendidikan Ekonomi,

Hendra Kurniawan, M.Pd., Dosen Pendidikan Sejarah, Rishe Purnama

Dewi, S.Pd., M.Hum., Dr. Yulia Setyaningsih, M.Pd., Septina Krismawati,

S.S., M.A., dan Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., Dosen Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Eny Winarti, M.Hum., Ph.D., Dra. Ignatia Esti

Sumarah, M.Hum., Irine Kurniastuti, M.Psi., dan Andreas Erwin Prasetya,

M.Pd., Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dr.Maria Margaretha Sri

Hastuti, M.Si., Ag. Krisna Indah Marhei, S.Pd., M.A., dan Juster Donal

Sinaga, M.Pd., Dosen Pendidikan Bimbingan dan Konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

41

3.3 Data dan Objek Penelitian

Data dan objek penelitian adalah dua hal yang berbeda. Data sebagai

bahan penelitian yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah) yang ada

karena aneka macam tuturan (Sudaryanto, 1993:3) dalam Mahsun

(2007:18). Sebagai penelitian, maka di dalam data terkandung objek

penelitian (gegenstand) dan unsur lain yang membentuk data, yang disebut

konteks (objek penelitian). Sudaryanto (1990) dalam Mahsun (2007:19)

pada dasarnya data tidak lain adalah objek penelitian plus konteks (D=

Op+K). Jadi, yang dimaksudkan dengan data adalah realisasi komposisi

struktural dari objek penelitian plus konteks (Mahsun, 2007:21). Objek

penelitian adalah konteks sosietal yang terdapat dalam tuturan antara

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data

penelitian berupa tuturan-tuturan yang mengandung elemen dan fungsi

konteks sosietal antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

3.4 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan tumpahan teori dan pengetahuan

yang dimiliki si peneliti mengenai fenomena yang diharapkan mampu

mengungkapkan informasi-informasi dari fenomena yang diteliti

(Sugiyono, 2006: 250). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah human instrumen. Artinya, peneliti berperan sebagai peneliti utama

dalam penelitian. Human instrumen berfungsi menetapkan fokus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

42

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpula data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan dari hasil temuan. Peneliti berperan sebagai

instrumen dalam penelitian, maka harus divalidasi terlebih dahulu,

meliputi pemahaman, metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek

penelitian baik secara akademik

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pranowo (2014) menjelaskan metode adalah rancang bangun

pembelajaran yang satu sama lain tidak saling bertentangan untuk

mencapai suatu tujuan. Bila dianalogikan metode dengan jalan yang harus

dilalui untuk mencapai sutu tujuan. Selain itu, terdapat perbedaan dengan

teknik. Teknik adalah cara bagaimana suatu tujuan dapat dicapai

berdasarkan asumsi tertentu (Pranowo, 2014:266). Menurut Noor (2011:

138) teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan dan

masalah penelitian. Dalam hal ini, metode penyediaan data dikenal pada

prinsipnya ada dua saja, yaitu “metode simak” dan “metode cakap”, dan

tekniknya pun sebagai penjabaran yang dibedakan atas dua berdasarkan

tahap pemakaiannya, yaitu “teknik dasar” dan “teknik lanjutan”

(Sudaryanto, 2015: 202-201). Dalam teknik pengumpulan data, peneliti

mengunakan metode simak. Disebut “metode simak” atau “penyimakan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

43

karena berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak

penggunaan bahasa.

Metode ini mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap.

Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena

pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti,

peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap

penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi

informan. Berdasarkan praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan

teknik lanjutan berupa teknik libat cakap, simak bebas libat cakap, catat,

dan teknik rekam (Mahsun, 2007: 93). Teknik simak libat cakap (SLC)

maksudnya si peneliti melakukan penyadapan dengan cara berpartisispasi

sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan, dan menyimak

pembicaraan. Dalam hal ini, si peneliti terlibat langsung dalam dialog.

Adapun teknik simak bebas libat cakap (SBLC), maksudnya peneliti hanya

berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya.

Dia tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang

diteliti.

Selanjutnya, teknik catat adalah teknik lanjutan yang didilakukan

ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan di atas. Hal ini

sama, jika tidak dilakukan pencatatan, si peneliti dapat saja melakukan

perekaman ketika menerapkan metode simak dengan kedua teknik lanjutan

di atas. Teknik rekam dimungkinkan terjadi jika bahasa yang diteliti

adalah bahasa yang masih dituturkan oleh pemiliknya. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

44

perkembangannya teknologi informasi yang semakin canggih, alat

perekam yang dimaksud dapat lebih beraneka dengan hasil yang lebih

saksama, meliputi baik tindakan yang mampu didengarkan maupun

tingkah laku dan perbuatan lain yang dilihat, baik yang verbal maupun

non-verbal. Keempat teknik ini dapat digunakan secara bersama-sama jika

penggunaan bahasa yang disadap itu berwujud secara lisan (Mahsun,

2007: 92-93).

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Menurut Sudaryanto (2015:15) metode yang digunakan dalam upaya

menemukan kaidah dalam tahap analisis data ada dua, yaitu metode padan

dan metode agih. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode padan. Metode padan adalah alat yang penentunya

di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang

bersangkutan. Dalam hal ini, objek penelitian itu, kejatian atau

identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar kesepadanan,

keselarasan, kesesuainnya, kecocokannya, atau kesamaannya dengan alat

penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standar pembakuannya

(Sudaryanto, 2015:15).

Metode padan ini dibedakan dalam beberapa jenis, namun yang

digunakan oleh peneliti adalah metode pragmatis. Metode pragmatis

adalah metode yang alat penentunya mitra wicara atau bicara (Sudaryanto,

2015:15). Apabila orang yang sampai kepada penentuan bahwa kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

45

perintah atau kalimat imperatif ialah kalimat yang bila diucapkan

menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra wicaranya maka, orang

yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode padan sub jenis

kelima, yaitu dengan alat penentu mitra wicara atau mitra tutur. Menurut

Furchan (1982: 475) langkah pertama yang harus dilakukan peneliti dalam

menganalisis data yang dilakukan adalah melihat kembali usulan

penelitian guna memeriksa rencana penyajian data dan pelaksanaan data.

Beberapa hal yang akan peneliti kembangkan dalam teknik analisis data

adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi

Keberhasilan seorang peneliti adalah ketika ia mampu

mengidentifikasi berdasarkan data yang ada dan teori yang relevan yang

telah ia kemukakan. Misalnya, saat peneliti menemukan kata dalam data

yang sekiranya sesuai dengan teori yang relevan sehingga ia

mendapatkan ciri penanda yang terdapat dalam kata tersebut maka

identifikasi itu baik untuk diterapkan. Identifikasi akan dilihat dari hasil

analisis kebutuhan, hasil tes objektif, dan hasil kuisioner yang lainnya

untuk melihat frekuensi membaca pemahaman dan menarasikan hasil

wawancara.

b. Klasifikasi

Yang perlu diklasifikasi adalah semua hasil instrumen berdasarkan

kriteria tertentu. Dalam klasifikasi ini maka, hasil data yang diperoleh

akan disusun secara bersistem dalam kelompok atau kaidah yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

46

ditetapkan. Dengan adanya klasifikasi ini, pengolahan dan analisis data

menjadi lebih mudah dilakukan. Klasifikasi juga dapat digunakan untuk

mendeskripsikan hasil data yang diperoleh saat penelitian berlangsung.

Mendeskripsikan data berarti memberikan gambaran berdasarkan

data yang digunakan untuk memperoleh bentuk nyata dari responden.

Hal ini dilakukan agar penelitian ini lebih mudah dipahami oleh peneliti

itu sendiri atau pun orang lain yang telah tertarik dengan penelitian ini.

Penggambaran data harus disesuaikan dengan sumber dan data yang

diperoleh. Deskripsi data dalam penelitian ini akan digambarkan dengan

cara mengelompokkan data yang ada dan mengkajinya berdasarkan teori

yang relevan serta sejauh mana tingkat kesantunan itu terdapat atau tidak

terdapat dalam data yang telah ditemukan dari subjek penelitian.

Penggambaran data dalam bentuk kode hasil data yang diperoleh akan

digunakan pada tabel keabsahan data sebagai berikut:

Penutur : A

Mitra tutur : B

Mitra tutur pertama (O1) : B1

Mitra tutur kedua (O2) : B2

c. Interpretasi/Pemaknaan

Dalam hal ini, peneliti harus memaknai data yang ia peroleh

sebelumnya yang bersumber dari catatan lapangan, dokumen ataupun

yang lainnya. Pemaknaan data ini digunakan untuk menganalisis data

yang telah ditemukan. Tindak lanjut yang akan dilakukan setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

47

menafsirkan data adalah pengecekkan keabsahan data. Dalam

membuktikan keabsahan data, peneliti akan memanfaatkan berbagai data

yang telah diperoleh dari lapangan.

3.7 Triangulasi data

Menurut Moleong (2006:330), triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Selain itu, Moleong menambahkan bahwa triangulasi data dilakukan

untuk me-recheck temuan dengan jalan membandingkannya dengan

berbagai sumber dan metode atau teori. Penelitian ini memerlukan

triangulasi agar dapat dipertanggungjawabkan keilmiahan keabsahan

hasil analisis data.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

penyidik. Menurut Moleong (2006:331), triangulasi penyidik ialah

triangulasi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Peneliti meminta kesedian Bapak Prof. Dr. Pranowo,

M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, untuk

menjadi triangulator. Peneliti mempercayai triangulator karena alasan

pengalaman dan kompetensinya.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam proses triangulasi hasil

analisis data penelitian. Pertama, peneliti menyerahkan data kepada

triangulator. Kedua, triangulator memeriksa hasil analisis data peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

48

Ketiga, peneliti melakukan perbaikan apabila ditemukan kesalahan pada

hasil analisis data sesuai petunjuk triangulator. Keempat, peneliti

menyerakan hasil perbaikan kepada triangulator. Kelima, setelah

triangulator menyatakan keabsahan hasil analisis data, hasilnya akan

digunakan sebagai acuan untuk menyusun pembahasan pada bab IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

49

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini dikaji tiga hal, yaitu (1)

deskripsi data, (2) hasil analisis data, dan (3) pembahasan. Pada deskripsi data,

penulis memaparkan data hasil penelitian. Lalu analisis data, memaparkan hasil

analisis data berdasarkan subkategorinya. Bagian pembahasan, memaparkan

pembahasan berdasarkan hasil analisis data. Ketiganya dipaparkan sebagai

berikut.

4.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung

elemen dan fungsi yang diperankan konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 dengan jangka waktu selama

bulan September-Oktober 2017. Data yang diambil berdasarkan tuturan yang

mengandung elemen dan fungsi konteks sosietal antara mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma. Data yang terkumpul berjumlah 50 tuturan.

Berdasarkan analisis elemen konteks pada tuturan, peneliti menemukan pola

elemen konteks sosietal berdasarkan kehadiran elemen konteks pada data

tuturan. Pola elemen tersebut, yaitu pola yang terkandung pada dua belas

elemen, sembilan elemen, sepuluh elemen, dan sebelas elemen konteks. Selain

elemen, peneliti juga menemukan fungsi konteks, yaitu (1) fungsi memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

50

informasi rinci berdasarkan pengetahuan peserta tutur, (2) memberikan

informasi situasi dan kondisi peserta tutur, (3) memberikan informasi sebab

terjadinya tuturan, dan (4) memberikan informasi tambahan. Berikut sampel

data tuturan yang mengandung elemen konteks, pola elemen konteks, dan

fungsi yang diperankan konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP di Universitas Sanata

Dharma tahun akademik 2017/2018.

4.1.1 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan data tuturan elemen yang merujuk pada teori

Poedjosoedarmo (1985). Berikut merupakan elemen tuturan yang dominan

hadir, yakni O1: orang pertama sebagai penutur, O2 : orang kedua sebagai

mitra tutur, M : maksud dan tujuan tuturan, U : urutan tuturan, B : pokok

pembicaraan, I : instrumen atau sarana tuturan, C : citarasa tuturan, A : adegan

tuturan, dan A : aturan atau norma kebahasaan lainnya . Namun, terdapat juga

beberapa data yang mengandung elemen lain, yakni E : warna emosi penutur,

A : adanya O3, dan R : register atau bentuk wacana tuturan tetapi elemen

tersebut tidak banyak hadir dalam tuturan. Berikut merupakan sampel bagan

elemen konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

51

Tabel 4.1

Sampel Jumlah Data Tuturan berdasarkan Elemen Konteks Sosietal

No Subkategori Pengamatan

1. O1 = orang pertama 50

2. O2 = orang kedua 50

3. E = warna emosi 30

4. M = maksud tuturan 50

5. A = orang ketiga 10

6. U = urutan tutur 50

7. B = bab yang dibicarakan 50

8. I = instrumen tutur atau sarana tutur 50

9. C = citarasa penutur 50

10. A = adegan tutur 50

11. R = register atau bentuk wacana 8

12. A = aturan atau norma kebahasan 46

1) Elemen O, O, E, M,U, B, I, C, A, R, A

Sampel data tuturan berikut memiliki kelengkapan elemen konteks

merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985) dalam (Baryadi, 2015: 24-28).

O1 adalah pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur.

E, yaitu warna emosi O1 yang mempengaruhi bentuk tuturan. M, yaitu

maksud dan tujuan percakapan. A: adanya O3 atau barang-barang lain

dalam pertuturan. U, yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan

kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu instrumen atau

sarana tutur. C : citarasa penutur yang dibedakan ragam bahasa santai,

bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur yang

berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. R, yaitu register atau

bentuk wacana yang berkaitan dengan tempat, waktu, dam peristiwa tutur.

A, yaitu aturan atau normaa kebahasaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

52

Tabel 4.2

Sampel Elemen Konteks O, O, E, M, A,U, B, I, C, A, R, A

No Data tuturan Deskripsi konteks

Tuturan

Elemen Konteks

Sosietal

1. A: Pak kalau saya

ambil judul

pengenalan

reproduksi wanita

sama tidak dengan

menjaga kebersihan

reproduksi wanita

B: Sama, maksudmu

itu gimana?

A: Anak SD kan suka

pipis sembarangan

pak jadi saya mau

mengenalkan itu

sebagai masalah.

B: Oh, kamu itu

seharusnya ambil

judul pengenalan

dan perubahan

primer sekunder

pada anak kecil saja

lalu dianalisis

berdasarkan

pengalaman mu itu.

Nanti yang lainnya

silahkan judulnya

dikonsultasikan

kepada saya melalui

whatsapp atau

kepada dosennya

lainnya.

A: Ya pak, terima

kasih.

TMD/PPGSD/FKIP

Tuturan terjadi pada

hari Jumat, pada

situasi formal dalam

perkulian di ruang 1

PGSD 2, pukul 17.40

WIB. Tuturan ini

berlangsung dalam

konteks sosietal antara

penutur seorang

mahasiswa berusia 20

tahun dan mitra tutur

seorang dosen berusia

28 tahun yang

membicarakan tentang

pemilihan judul

biologi dasar.

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Sekolah

Dasar semester 5,

berjenis kelamin

wanita, berusia 20

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Sekolah

Dasar berjenis

kelamin, pria berusia

28 tahun.

Kedudukan atau

kekuasaan O2 lebih

tinggi dari O1

sehingga

mempengaruhi

pertuturan.

E: warna emosi tutur

O1 gugup sehingga

O2 tidak memahami

maksud O1.

M: penutur bertanya

judul dan mitra tutur

memberikan

informasi lanjutan.

A: adanya O3 dengan

menyebut barang

handpone untuk

berkomunikasi.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa kemudian

ditanggapi dosen

tetapi tuturan

mahasiswa terbatas.

B: pemilihan judul

biologi dasar.

I : sarana tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

53

menggunakan bahasa

lisan.

C: ragam bahasa

formal.

R: cukup mapan

karena jenis tuturan

dalam suasana

kuliah.

A: adegan tutur di

ruang 1 PGSD 2,

pukul 17.40 WIB.

A: norma kebahasaan

O1 dalam kejelasan

berbicara belum jelas

sehingga

menimbulkan

pertanyaan

mendalam oleh mitra

tutur.

Konteks tuturan di atas mengandung kelengkapan elemen, yakni

penutur adalah mahasiswa berusia 20 tahun dan mitra tutur adalah seorang

dosen berusia 28 tahun. Tuturan berlangsung menggunakan bahasa lisan

dengan ragam bahasa formal karena tuturan terjadi pada hari Jumat dalam

perkuliahan di ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB. Data tuturan di atas,

menunjukkan adanya tingkat kedudukan antara O1 (mahasiswa) dan O2

(dosen), tingkat kedudukan ini mempengaruhi urutan berbicara O2 yang lebih

luas dari O1. Penutur sebagai mahasiswa bermaksud bertanya judul tentang

reproduksi kemudian dosen menanggapi dengan memberikan informasi

berdasarkan pengatahuannya kepada mahasiswa untuk memilih judul

pengenalan dan perubahan primer sekunder pada anak kecil pada matakuliah

Biologi Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

54

Berdasarkan tuturan di atas, terdapat kelengkapan elemen konteks.

Adapun elemen, yakni (1) O1: latar belakang sebagai mahasiswa Pendidikan

Sekolah Dasar semester 5, berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun, (2) O2 :

latar belakang sebagai dosen Pendidikan Sekolah Dasar berjenis kelamin, pria

berusia 28 tahun. Kedudukan O2 lebih tinggi dari O1 karena O2 adalah dosen

dan O1 adalah mahasiswa, (3) E: warna emosi tutur O1 gugup sehingga O2

tidak memahami maksud O1, (4) M: penutur bertanya judul dan mitra tutur

memberikan informasi lanjutan, (5) A: adanya O3 sebagai barang-barang lain

yang hadir dalam pertuturan, yaitu handpone dan menyebut adanya O3 dosen

lainnya. (6) U : urutan bicara dimulai oleh mahasiswa kemudian ditanggapi

dosen tetapi tuturan mahasiswa terbatas karena kedudukan dosen lebih tinggi

daripada mahasiswa, (7) B: pemilihan judul biologi dasar karena O1 dan O2

berada pada lingkungan pendidikan ihwal matakuliah biologi dasar, (8) I:

sarana tutur menggunakan bahasa lisan, (9) C: ragam bahasa formal, (10) R:

cukup mapan karena jenis tuturan dalam suasana kuliah, (11) A: adegan tutur

di ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB, dan (12) A: norma kebahasaan O1

dalam kejelasan berbicara belum jelas sehingga menimbulkan pertanyaan

mendalam oleh mitra tutur. Setiap elemen konteks mengandung konteks

sosietal, yaitu adanya kekuasaan atau kedudukan yang mempengaruhi maksud

dalam pertuturan.

2) Elemen O, O, M, U, B, I, C, A, A

Berikut sampel elemen konteks yang terdapat konteks sosietal yang

melingkupi elemen, konteks sosietal hadir diantra elemen dengan menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

55

kedudukan. Elemen konteks merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). O1

sebagai pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. M,

yaitu maksud dan tujuan percakapan. U, yaitu urutan bicara siapa yang lebih

dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu

instrumen atau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan ragam bahasa

santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur yang

berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau

normaa kebahasaan lainnya. Misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang

dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi,

dan menghindari kata-kata yang dianggap tabu.

Tabel 4.3

Sampel Elemen konteks O, O, M, U, B, I, C, A, A

No Data tuturan Deskripsi konteks

tuturan

Elemen Konteks

Sosietal

1. A: Permisi pak, saya

sudah memohon izin

kepada ketua program

studi Pendidikan

Akutansi dan memilih

kelas bapak sebagai

penelitian saya. Jadi

apakah bapak

mengizinkan saya

masuk kelas ?

B: Oh ya, jadi

penelitianmu itu

gimana, apa yang mau

diteliti?

A: Saya hanya

meneliti tuturan antara

bapak dan mahasiswa

atau sebaliknya dan

saya tidak mengganggu

waktu pembelajaran

Tuturan terjadi pada

hari Selasa, pukul

12.30 WIB di ruang

dosen Pendidikan

Akutansi dalam

suasana istirahat

siang. Berlangsung

tuturan antara

penutur yaitu

mahasiswa berjenis

kelamin perempuan

berusia 22 tahun dan

mitra tutur, yaitu

dosen berjenis

kelamin pria berusia

45 tahun. Tuturan

O1 dan O2 kurang

memiliki hubungan

keakraban karena

berbeda jurusan,

O1: latar belakang

mahasiswa Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia, semester 7

berjenis kelamin

wanita, berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Akutansi, berjenis

kelamin pria, berusia

52 tahun.

Kedudukan O2 lebih

tinggi dari O1.

M: O1 meminta izin

O2 bertanya kemudian

O1 memberikan

informasi sistematika

penelitian kepada

dosen di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

56

bapak saya hanya

merekam atau

mendengarkan tuturan

saja pak.

B : ya sudah besok jam

09.00 WIB ya masuk

kelas saya.

A: baik pak

B : Untuk ruangannya

kamu lihat di pintu ya.

A : Baik pak. Terima

kasih.

TMD/PPAK/FKIP

dalam tuturan ini

membicarakan

informasi

sistematika

penelitian di kelas.

Maksud tuturan O1

meminta izin dan O2

bertanya sehingga

O1 memberi

informasi lanjutan

terkait sistematika

penelitian di kelas

dosen.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa kemudian

ditanggapi oleh dosen

tetapi dosen lebih luas

dalm pembicaraan

karena kedudukannya

lebih tinggai dari

mahasiswa.

B: Pokok pembicaraan

antara mahasiswa dan

dosen terkait

penelitian di kelas.

I : sarana tutur

menggunakan bahasa

lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang dosen

Pendidikan Akutansi,

pukul 12.30 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara dan

topik pembicaraan

menarik.

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa berjenis kelamin

perempuan berusia 22 tahun dan mitra tutur adalah dosen berjenis kelamin pria

berusia 45 tahun. Tuturan berlangsung di ruang dosen Pendidikan Akutansi

dalam suasana istirahat siang, pukul 12.30 WIB. Pokok pembicaraan antara

mahasiswa dan dosen terkait izin penelitian di kelas dosen dengan maksud dan

tujuan tuturan adalah dosen bertanya apa yang mahasiswa lakukan saat

penelitian dan mahasiswa memberikan informasi lanjutan terkait prosedur

penelitian di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

57

Berdasarkan data tuturan di atas, mengandung sembilan elemen konteks

merujuk teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang ke-1, yaitu pribadi si

penutur. Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan yang

disampaikan seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu

disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang

kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 pada tuturan adalah

mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, semester 7 berjenis kelamin

wanita, berusia 22 tahun. O2 adalah dosen Pendidikan Akutansi, berjenis

kelamin pria, berusia 52 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak

bicara oleh penutur. Maksud dan tujuan tuturan untuk memberikan informasi

meminta izin penelitian kepada dosen.

U : urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara lebih

dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Jadi, urutan bicara pada tuturan

dimulai oleh mahasiswa kemudian ditanggapi oleh dosen dengan bab atau

pokok pembicaraan antara mahasiswa dan dosen terkait izin penelitian di kelas.

Instrumen atau sarana tutur ialah sarana yang dipakai adalah bahasa lisan

dengan citarasa penutur menggunakan ragam bahasa formal. A : adegan tutur

berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Jadi, adegan tutur pada

tuturan terjadi di ruang dosen Pendidikan Akutansi, pukul 12.30 WIB dan

peristiwa tutursituasi formal. Elemen yang tidak terdapat dalam tuturan, yakni

O3 karena tidak hadir dalam tuturan, E: warna emosi penutur tidak mengubah

bentuk ujaran, dan register karena jenis wacana yang belum mapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

58

Berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985), elemen O1, O2, dan urutan

bicara menjadi acuan yang menunjukkan adanya konteks sosietal. Artinya

elemen tersebut menjadi penanda adanya hubungan vertikal berdasarkan

kedudukan atau kekuasaan seseorang dalam pertuturan. Aktivitas tuturan di

atas, mengandung elemen konteks sosietal, yakni O1 adalah mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, semester 7 berjenis kelamin wanita,

berusia 22 tahun, sedangkan O2 adalah dosen Pendidikan Akutansi, berjenis

kelamin pria, berusia 52 tahun. Perbedaan terlihat bahwa kedudukan O2

sebagai dosen lebih tinggi dari O1 sebagai mahasiswa. Meskipun urutan

berbicara didahului oleh O1 sebagai mahasiswa kemudian diikuti O2 sebagai

dosen tetapi O2 memiliki intensitas berbicara yang lebih banyak dan bebas

daripada O1.

4.1.2 Pola Elemen Konteks Sosietal

Pola adalah bentuk atau struktur yang terkandung pada elemen konteks.

Pola elemen terbentuk berdasarkan elemen yang hadir dalam pertuturan. Pola

elemen yang terbentuk memiliki empat kategori, yaitu pola yang mengandung

dua belas elemen, sembilan elemen, sepuluh elemen, dan sebelas elemen.

Berikut dua sampel pola elemen yang terdapat pada konteks tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

59

Tabel 4.4

Jumlah Data Pola Elemen Konteks Sosietal

No Subkategori Jumlah Data

Tuturan

1. Pola yang mengandung 12 elemen konteks (O, O, E,

M, A, U, B, I, C, A, R, A)

7

2. Pola yang mengandung 9 elemen konteks (O, O, M,

U, B, I, C, A, A)

14

3. Pola yang mengandung 10 elemen konteks

pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A

21

pola elemen O, O, M, A, U, B, I, C, A, A 3

4. Pola yang mengandung 11 elemen konteks

pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A

3

pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A 4

Jumlah 50

1) Pola yang Mengandung 10 Elemen Konteks

Berdasarkan sepuluh elemen konteks yang terdapat pada tuturan,

terbentuk pola O, O, M, A, U, B, I, C, A, A karena elemen yang tidak hadir

dalam pertuturan adalah emosi penutur dan register. Berikut merupakan

sampel pola yang mengandung sepuluh elemen konteks.

Data Tuturan

A: Gimana mbak? ada yang bisa dibantu.

B1: Ya pak, saya mau minta tanda tangan surat izin penelitian yang

kemarin.

A: Oh ya

B2: Ini ada dua lembar titipan surat teman untuk ditandatangi pak

A: Ok

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 10.00 WIB

dalam situasi formal di ruang dosen jurusan PBI. O1 dan O2 memiliki

kedudukan yang berbeda karena O1 adalah dosen dan O2 adalah

mahasiswa. Penutur A dosen PBI berusia 48 tahun dan mitra tutur adalah

mahasiswa PBSI semester 7 berjenis kelamin wanita, berusia 21 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

60

Kedudukan antara O1 dan O2 berbeda karena O1 memiliki kedudukan

lebih tinggi dari O2. Tuturan penutur menjelaskan maksud kedatangan

untuk meminta tanda tangan surat penelitian).

O1 berlatar belakang sebagai dosen PBI, berjenis kelamin pria, berusia

48 tahun. O2 : latar belakang sebagai mahasiswa PBSI semester 7 berjenis

kelamin wanita, berusia 21 tahun. Keakraban O1 dan O2 dengan pemilihan

kata sapaan “mbak”. O1 memiliki kedudukan lebih tinggi dari O2 sehingga O1

lebih bebas berbicara dari O2. M: meminta tanda tangan setelah surat

diperbaiki. A: adanya O3 dengan kode maksud bahasa meminta kesanggupan

O1 tanda tangan. U : urutan bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi

mahasiswa karena dosen memiliki kedudukan lebih tinggi dari mahasiswa. B:

perbaikan surat izin penelitian. I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan

menggunakan ragam bahasa formal. A: adegan tutur pada hari Kamis pukul

10.00 WIB dalam situasi formal di ruang dosen jurusan PBI. A: tuturan sopan,

adanya kejelasan dalam berbicara. Sebelas elemen konteks di atas,

mengandung pola O, O, M, A, U, B, I, C, A, A karena elemen emosi penutur

dan register tidak hadir.

2) Pola yang Mengandung 11 Elemen Konteks

Berdasarkan 50 data tuturan, peneliti menemukan sebelas elemen konteks

dengan jumlah tujuh tuturan. Sebelas elemen konteks tersebut membentuk pola

elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A karena elemen O3 tidak hadir dalam

pertuturan. Berikut sampel pola yang terdapat pada sebelas elemen konteks .

A : Pak kalau saya ambil judul pengenalan reproduksi wanita sama

tidak dengan menjaga kebersihan reproduksi wanita.

B : Sama, maksudmu itu gimana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

61

A : Anak SD kan suka pipis sembarangan pak jadi saya mau

mengenalkan itu sebagai masalah.

B : Oh, kamu itu seharusnya ambil judul pengenalan dan perubahan

primer sekunder pada anak kecil saja lalu dianalisis berdasarkan

pengalaman mu itu.

A : Ya pak, terima kasih.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Jumat, pada situasi formal

dalam perkulian di ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB. Tuturan ini

berlangsung antara penutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun dan

mitra tutur seorang dosen PGSD berusia 38 tahun. Kedudukan O2 lebih

tinggi dari O1 sehingga O2 lebih bebas berbicara daripada O1. Pokok

pembicaraan antara O1 dan O2 adalah pemilihan judul pada tugas

matakuliah biologi dasar. Maksud tuturan O1 bertanya kemudian O2

memberi informasi lanjutan tentang pemilihan judul biologi dasar

kepada mahasiswanya berdasarkan pengetahuannya).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa berusia 20 tahun

dan mitra tutur adalah seorang dosen berusia 38 tahun. O1 dan O2 memiliki

kedudukan yang berbeda, O2 memiliki kedudukan lebih tinggi dari O2.

Tuturan berlangsung menggunakan bahasa lisan dengan ragam bahasa formal

karena tuturan terjadi pada hari Jumat dalam perkuliahan di ruang 1 PGSD 2,

pukul 17.40 WIB. Penutur sebagai mahasiswa bertanya judul tentang

reproduksi kemudian dosen menanggapi dengan memberikan informasi

lanjutan kepada mahasiswa untuk memilih judul pengenalan dan perubahan

primer sekunder pada anak kecil pada matakuliah Biologi Dasar.

Pada data tuturan di atas terdapat sebelas elemen konteks dalam teori

Poedjosoedarmo (1985). Adapun elemen, yakni O1 atau orang ke-1 sebagai

pribadi si penutur. Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan ang

disampaikan seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu

disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang

kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 dalam tuturan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

62

mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar semester 5, berjenis kelamin wanita,

berusia 20 tahun. O2 adalah dosen Pendidikan Sekolah Dasar berjenis kelamin,

pria berusia 28 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh

penutur. Penutur dan mitra tutur memiliki keankraban karean dalam prodi yang

sama PGSD. E: warna emosi tutur O1 gugup sehingga O2 tidak memahami

maksud O1. Maksud dan tujuan tuturan adalah penutur bertanya judul dan

mitra tutur memberikan informasi lanjutan.

Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara lebih dulu dan

siapa yang harus berbicara kemudian. Jadi, urutan bicara pada tuturan dimulai

oleh mahasiswa kemudian ditanggapi dosen tetapi tuturan mahasiswa terbatas.

Bab atau pokok pembicaraan adalah pemilihan judul biologi dasar. Instrumen

atau sarana tutur ialah sarana yang dipakai untuk menyampaikan sarana tutur.

Bentuk sarana tutur adalah bahasa dengan citarasa tuturan menggunakan ragam

bahasa formal. R: jenis wacana sudah mapan karena jenis tuturan dalam

suasana kuliah. A : adegan tutur berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa

tutur. Jadi, adegan tutur di ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB dalam situasi

formal. A: norma kebahasaan O1 dalam kejelasan berbicara belum jelas

sehingga menimbulkan pertanyaan mendalam oleh mitra tutur. Elemen yang

tidak terdapat dalam data tuturan, yakni ketidakhadiran O3 dalam tuturan

sehingga berpola O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

63

4.1.3 Fungsi Konteks Sosietal

Berdasarkan 50 data tuturan yang telah dianalisis, peneliti menemukan

empat fungsi yang diperankan konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Namun, fungsi yang dominan hadir

dalam konteks tuturan, yaitu fungsi memberikan penjelasan informasi rinci dan

fungsi memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur sehingga

dijadikan sampel data fungsi yang diperankan konteks sosietal.

Tabel 4. 5

Sampel Jumlah Data Tuturan Fungsi yang diperankan Konteks Sosietal

No Subkategori Pengamatan

1. Fungsi memberikan penjelasan informasi rinci 20

2. Fungsi memberikan informasi situasi dan situasi

peserta tutur

16

3. Fungsi memberikan informasi sebab terjadinya

tuturan 10

4. Fungsi memberikan informasi tambahan 4

Jumlah 50

1) Fungsi Memberikan Penjelasan Informasi secara Terperinci

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang menjelaskan secara

rinci mengenai adanya pengetahuan penutur maupun mitra tutur tentang topik

yang dibicarakan. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang

suatu peristiwa, pengalaman, informasi, dan sebagainya. Berikut merupakan

sampel fungsi memberikan penjelasan informasi secara terperinci dalam

menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

64

Tabel 4.6

Sampel Data Fungsi Memberikan Penjelasan Informasi Terperinci

No Data Tuturan Deskripsi Konteks

Tuturan

Elemen Konteks

1. A: Bu, minta softfile

atau hardfile untuk

laporan PPL?

B1: Saya softfile aja,

mahasiswa PPL dan

mahasiswa skripsi

kalau sama saya itu

selalu saya minta

softfile karena enggk

semua mahasiswa

punya printer kan?.

Jadi saya

mempermudah kerja

kalian aja.

A: Ya betul bu

B2: Oh iya bu, guru

pamong menyuruh

membuat 4 laporan

PPL bu.

B1: Untuk siapa saja

itu? sudah enggk

usah banyak-banyak

satu aja untuk

sekolah.

B2 : Ya bu

TMD/PPBIO/FKIP

Tuturan terjadi pada

hari Senin, pukul

10.15 WIB dalam

suasana santai di

depan ruang

laboratorium biologi.

Tuturan berlangsung

antara mahasiswa

Pendidikan Biologi,

jenis kelamin wanita

dan dosen

Pendidikan Biologi,

jenis kelamin wanita.

kedudukan O2

(dosen) lebih tnggi

daripada O1

(mahasiswa)

sehinggan O2

memiliki kebebasan

berbicara dari O1.

Tuturan O1 dan O2

dengan topik

pembicaraan

memperjelas

informasi terkait

bentuk laporan yang

diberikan.

Maksud penutur

bertanya terkait

bentuk laporan yang

akan diberikan untuk

dosen pembimbing

PPL dan mitra tutur

memberikan

informasi

berdasarkan

pengalamannya dan

pengetahuannya

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Biologi

semester 7, berusia

22 tahun, berjenis

kelamin wanita.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Biologi

dan dosen

pembimbing PPL

berjenis kelamin

wanita berusia 35

tahun. Kedudukan

O2 lebih tinggi dari

O1.

M: penutur bertanya

dan mitra tutur

mendapatkan

informasi.

E: emosi penutur

yang melarang

membuat laporan

banyak-banyak.

A : adanya O3

dengan pengubahan

kode bahasa dengan

maksud

menyalahkan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

tetapi tuturan dosen

lebih bebas daripada

tuturan mahasiswa.

B: bentuk laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

65

bahwa tidak setiap

mahasiswa memiliki

print sehingga

bentuk laporan

dalam bentuk

softfile.

PPL.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-fomal.

A: pada hari Senin,

pukul 10.15 WIB

adegan tutur di

depan ruang

laboratorium

biologi.

Berdasarkan konteks tuturan tersebut, tuturan berlangsung antara

mahasiswa pendidikan biologi semester 7, berusia 22 tahun, berjenis kelamin

wanita dan dosen pembimbing PPL berjenis kelamin wanita berusia 35 tahun.

O2 memiliki keduudkan lebih tinggi dari O1 sehingga O2 lebih bebas dalam

berbicara. Tuturan menggunakan sarana bahasa lisan dan ragam bahasa non-

formal karena tuturan terjadi di depan ruang laboratorium biologi pada hari

Senin, pukul 10.15 WIB. Maksud dan tujuan tuturan adalah bertanya ihwal

bentuk laporan PPL yang diberikan kepada dosen kemudian dosen menyatakan

semua mahasiswanya selalu memberikan laporan dalam bentuk softcopy.

Tuturan O1 dan O2 menunjukkan adanya konteks sosietal, yaitu konteks yang

penentunya kedudukan atau kekuasaan (Rahardi, 2015). Elemen tutur yang

menunjukkan adanya kedudukan, yakni O1, O2, dan urutan tutur merujuk pada

teori Poedjosoedarmo (1985). Elemen O1 sebagai mahasiswa dan O2 sebagai

dosen. Hal ini, menunjukkan bahwa O2 memiliki kedudukan lebih tinggi dari

O1 walaupun urutan berbicara O1 yang memulai terlebih dahulu kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

66

diikuti O2. Meskipun demikian, O2 memiliki intensitas berbicara yang lebih

luas dari O1.

Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberikan penjelasan

informasi secara terperinci. Hal itu, disebabkan tuturan dosen dan mahasiswa

yang membicarakan bentuk laporan PPL yang diberikan kepada dosen. Dosen

memberikan penjelasan informasi secara rinci bahwa bentuk laporan yang

diberikan adalah softfile dengan alasan mitra tutur mengetahui bahwa tidak

semua mahasiswa bimbingannya mempunyai print maka, ia selalu menerima

laporan atau skripsi dalam bentuk softfile yang akan meringankan

mahasiswanya berdasarkan pengalamannya selama ini.

2) Fungsi Memberikan Informasi Situasi dan Kondisi Peserta Tutur

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang menerangkan situasi

penutur ataupun mitra tutur pada saat pertuturan berlangsung. Dalam fungsi

konteks ini, dijabarkan kondisi fisik, seperti raut wajah atau ekspresi, gerakan-

gerakan tubuh atau bahasa verbal peserta tutur.

Tabel 4.7

Sampel Fungsi Memberikan Informasi Situasi dan Kondisi Peserta Tutur

NO Data Tuturan Deskripsi konteks

tuturan

Elemen konteks

2. A: Pak permisi, saya

mau kosultasi

skripsi.

B: Ya, skripsimu

ditinggal aja dulu ya!

besok pagi baru

Tuturan terjadi pada

hari Senin pukul 13.00

WIB di salah satu

ruangan dosen

Pendidikan Sejarah.

Berlangsung tuturan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Sejarah

semester 12, berjenis

kelamin wanita, berusia

24 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

67

diambil saya sedang

sibuk.

A: Ya pak, makasih.

TMD/PPSEJ/FKIP

antara mahasiswa

berjenis kelamin wanita

dan mitra tutur dosen

Pendidikan Sejarah

berusia 40 tahun. O1

dan O2 memiliki

kedudukan yang

berbeda karena O2

memiliki kedudukan

atau kekuasaan lebih

tinggi daripada O1

sehingga

mempengaruhi urutan

tuturan dan norma

kebahasaan dalam

pertuturan. Tuturan O1

dan O2 topik

pembicaraan tentang

konsultasi skripsi.

Maksud Tuturan O1

bertemu O2 untuk

konsultasi skripsi tetapi

O2 meminta O1

meninggalkan skripsi

karena O2 sedang

sibuk.

O2 : latar belakang

sebagai dosen Pendidikan

Sejarah berjenis kelamin

pria, berusia 48 tahun

Kedudukan O2 (dosen)

lebih tinggi dari O1

(mahasiswa).

E: emosi penutur kecewa

karena tidak bisa

bimbingan langsung.

M: tuturan O1 bertemu

O2 untuk konsultasi

skripsi tetapi O2 meminta

O1 meninggalkan skripsi

karena O2 sedang sibuk.

U : urutan bicara dimulai

oleh mahasiswa kemudian

ditanggapi dosen tetapi

tuturan dosen lebih bebas

dari mahasiswa.

I : sarana tutur

menggunakan bahasa

lisan.

C: ragam bahasa formal

A: adegan tutur di

ruangan dosen, pukul

13.00 WIB.

A: tuturan sopan dan

topik pembicaran jelas.

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa Pendidikan Sejarah

semester 12, berjenis kelamin wanita berusia 24 dan mitra tutur adalah dosen

Pendidikan Sejarah berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. Tuturan

menggunakan ragam bahasa formal karena tuturan terjadi di ruangan dosen, pukul

13.00 WIB. O1 dan O2 memiliki kedudukan yang berbeda karena O2 status sosial

sebagai dosen, sedangkan O1 sebagai mahasiswa sehingga O2 lebih bebas

berbicara dari O1. Mahasiswa bertemu dosen dalam situasi yang kurang tepat.

Maksud dan tujuan mahasiswa bertemu dosen untuk konsultasi skripsi tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

68

dosen menanggapi dengan penolakan karena kondisinya yang sedang sibuk

sehingga dosen meminta mahasiswa meninggalkan skripsinya saja. Fungsi

konteks yang terdapat pada konteks tuturan adalah fungsi memberikan informasi

situasi dan kondisi peserta tutur. Hal ini terjadi karena situasi penutur yang ingin

bimbingan skripsi tetapi tidak jadi terlaksana karena kondisi mitra tutur yang

sedang sibuk sehingga skripsi ditinggal.

4.2 Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis, peneliti mendeskripsikan dan membahas

secara lebih mendalam sampel data yang telah dibahas sebelumnya terkait

elemen dan fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi

antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

tahun akademik 2017/2018. Secara berurutan akan dijelaskan berdasarkan

rumusan masalah yang telah ditentukan. Peneliti menjelaskan elemen konteks,

pola elemen, dan fungsi konteks sosietal yang terdapat pada bagian

pembahasan hasil penelitian. Adapun hasil penelitian terkait kajian elemen dan

fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2017/2018 adalah sebagai berikut.

4.2.1 Elemen Konteks Sosietal

Poedjosoedarmo (1985) merumuskan ihwal konsep elemen tutur

berdasarkan pengembangan dari konsep yang disampaikan Dell Hymes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

69

Komponen tutur yang mempengaruhi penggunaan bahasa disebut sebagai

konsep memoteknik O, O, E MAU BICARA. Kepanjangan dan penjelasan

setiap komponen O, O, E MAU BICARA adalah sebagai berikut.

O : O1 atau orang ke-1, yaitu pribadi si penutur. Pribadi si penutur

banyak menentukan kuantitas tuturan ang disampaikan seseorang. Pribadi si

penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu disebutkan, pertama adalah

siapakah identitas orang pertama itu, dan yang kedua adalah dari manakah asal-

usul penutur itu (Rahardi, 2010:40). Jadi, siapa orang yang sedang bertutur

akan menentukan tuturan yang akan dimunculkannya. Masalah latar belakang

penutur, dikaitkan dengan masalah jenis kelamin, daerah asal, suku, umur,

golongan kelas dalam masyarakat, jenis profesinya, dan aliran kepercayaannya.

O : O2 atau orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur. Faktor ini

berkaitan dengan dua hal, yaitu anggapan O1 seberapa tinggi tingkatan sosial

dan seberapa akrab hubungan O1 dan O2.

E : warna emosi O1 mempengaruhi bentuk tuturannya. Seorang yang

sedang gugup melontarkan ujaran-ujaran kurang teratur, banyak frasa yang

terputus, banyak pengulangan yang tak perlu, dan bahkan karena gugup

maksud yang akan diungkapkan tidak terujarkan. O1 yang sedang marah

biasanya sulit mengungkapkan tuturan yang sopan. M : maksud dan tujuan

percakapan. maksud dan kehendak O1 mempengaruhi kode bahasa yang dipilih

oleh seorang dalam bertutur. A : adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Suatu

ujaran dapat berganti bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada

seseorang yang hadir pada adegan tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

70

U : urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara lebih

dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Dalam peristiwa tutur tertentu,

urutan bicara telah ada aturan yang mapan yang didasarkan kedudukam dari

peserta tutur. O1 atau penutur sebagai pengambil inisiatif berbicara sehingga

berbicara lebih bebas dalam menentukan bentuk tuturan daripada mitra

tuturnya. B : bab yang dibicarakan. Bab yang dibicarakan mempengaruhi

warna bicara. I : instrumen atau sarana tutur adalah bahasa lisan dan bahasa

tulis. Tutur lisan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut,

sedangkan bahasa tulis disampaikan dengan menggunakan huruf-huruf di atas

kertas. C : citarasa penutur. Nada suara bicara yang secara keseluruhan dapat

mempengaruhi O1 pada ragam tutur yang diucapkan. Dalam hal ini, ragam

bahasa santai, dan ragam bahasa formal.

A : adegan tutur berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur.

R : register atau bentuk wacana biasanya dalam masyarakat strukturnya sudah

mapan dan diketahui oleh anggota masyarakat. Wacana-wacana seperti surat-

menyurat dinas, perundang-undangan, percakapan dengan telepon, pidato,

seminar, atur-atur keduri. A : aturan atau norma kebahasaan lainnya

bersangkutan dengan norma-norma kebahasaan yang khusus pada suatu

masyarakat bahasa. Elemen tuturan Poedjosoedarmo (1985) dijadikan dasar

oleh peneliti menganalisis data tuturan untuk menemukan elemen konteks

sosietal. Berikut adalah elemen konteks sosietal dalam menentukaan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

71

tahun akademik 2017/2018. Elemen konteks sosietal diklasifikasikan pada

subkategori berikut.

4.2.1.1 Elemen O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A

Dari 50 data tuturan, peneliti menemukan tujuh data tuturan yang

mengandung kelengkapan elemen konteks merujuk pada teori Poedjosoedarmo

(1985). Berikut adalah analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.

Data Tuturan a1

A: Selamat siang, kalian hari ini kerjakan tripoint aja ya!

B1: Siang pak, mailepost yang keberapa pak?

A: Lanjutkan unit of work yang minggu kemarin saja, kalau masih ada

yang kesulitan silahkan ditanyakan ya dan dikerjakan dengan baik.

B2: Baik pak, ini dikumpulkan kapan pak?

A: Dikerjakan saja dulu yang baik ya!

B2: Ya pak.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 15.00 WIB di

ruang 1 PGSD 2 dalam suasana sore hari yang mendung. Tuturan

berlangsung antara penutur seorang dosen program studi PGSD dan

mitra tutur B1 dan B2 adalah mahasiswa. Kedudukan O1 lebih tinggi

daripada O2 dan O3 sebagai mahasiswa sehingga urutan berbicara

dimulai oleh dosen kemudian diikuti oleh mahasiswa. Tuturan yang

berlangsung menggunakan ragam bahasa formal dengan pokok

pembicaraan tentang mengerjakan tugas tripoint. Maksud tuturan O1

menyuruh O2 untuk mengerjakan tugas mailepost).

Konteks tuturan berlangsung antara penutur adalah dosen berjenis

kelamin pria, berusia 40 tahun dan mitra tutur adalah mahasiswa seorang

mahasiwa berjenis kelamin wanita berusia 21 tahun dan O3 seorang mahasiswa

berjenis kelamin pria berusia 21 tahun. Tuturan tersebut mengandung konteks

sosietal, yakni kedudukan atau kekuasan dalam masyarakat (Rahardi, 2015).

Kedudukan terlihat pada O1 (dosen) sedangkan O2 dan O3 sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

72

(mahasiswa), kedudukan yang berbeda ini mempengaruhi urutan berbicara

yang didahului oleh dosen kemudian diikuti oleh mahasiswa. Tuturan terjadi di

ruang 1 PGSD 2, situasi sore hari yang mendung. Pada tuturan dosen

menyampaikan perintah kepada mahasiswa untuk mengerjakan tugas tripoint.

Selain itu, mahasiswa bertanya tugas apa yang dikerjakan lalu dosen

memberikan perintah untuk mengerjakan tugas sebelumnya.

Konteks tuturan di atas, mengandung kelengkapan elemen konteks

sosietal dalam teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang ke-1 sebagai

pribadi si penutur. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu

disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang

kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 adalah dosen Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, berjenis kelamin pria, berusia 40 tahun. O2 adalah

mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, semester 5, berjenis kelamin

wanita, berusia 21 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh

penutur. Tuturan mengandung konteks sosietal, yakni adanya kedudukan atau

kekuasaan antara O1 (dosen) dan O2 (mahasiswa) yang mempengarruhi urutan

dalam berbicara. Pada tuturan menghadirkan O3 dengan memilih bentuk

tingkat tutur ngoko dengan kata “ ini‟. Maksud dan tujuan pembicaraan untuk

menyuruh mengerjakan tugas. Emosi penutur hadir dalam pertuturan pada saat

mahasiswa bertanya pengumpulan tugas kemudian dosen menyampaikan untuk

mengerjakan dulu tugas yang menunjukkan rasa kesal belum dikerjakan sudah

bertanya pengumpulan tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

73

Urutan bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi oleh

mahasiswa (O2 & O3) karena kedudukan O1 lebih tinggi dari O2 atau O3

sehingga O1 lebih dahulu dan bebas berbicara sedangkan O2 dan O3 mengikuti

dan lebih berhati-hati. Pokok pembicaraan antara O1, O2, dan O3, yaitu

pengerjaan tugas matakuliah O1 menggunakan kode bahasa Inggris. Instrumen

atau sarana tutur yang digunakan adalah bahasa lisan karena tuturan

disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut. Citarasa tuturan

menggunakan ragam bahasa formal karena adegan tutur terjadi di ruang 1

PGSD 2, situasi sore hari yang mendung. Register atau bentuk wacana sudah

mapan karena jenis wacana dalam suasana kuliah. A: aturan atau norma

kebahasan sopan dan topik pembicaraan menarik serta terdapat kejelasaan

dalam pembicaraan.

Data Tuturan a2

A : Esensi pembuatan keputusan itu apa dan apakah setiap manusia tidak

ada masalah?

B1: Adanya persoalan atau kondisi sehingga memunculkan solusi-solusi

yang dan membuat keputusan kalau di teorikan memilih alternatif

solusi tetapi tidak ada persoalan. Tidak ada kehidupan saya yang tidak

ada masalah pak semua hal sederhana menjadi masalah.

A: Jalu punya teman cewek atau pacar?

B2: Banyak pak kalau teman cewek kalau pacar enggak ada sudah 5 bulan.

A: Terkait permasalahan teman kalian ini, sekarang kamu deskripsikan

kira-kira masalah apa yang membuat dia tidak punya pacar dan

tentukan keputusan yang harus dia ambil. Ayo segera didiskusikan!

B1: Kalau menurut saya pak, Jalu belum punya pacar karena ingin fokus

belajar, kurang percaya diri dan lebih suka berteman saja sedangkan

keputusan yang diambil harus lebih percaya diri.

A : Ya, itu adalah kesimpulan menurut teman kalian

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis di ruang S2 401 pukul

09.45 WIB dalam suasana formal perkuliahan perencanaan management.

Berlangsung komunikasi antara penutur, yaitu seorang dosen Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

74

Akutansi berjenis pria pria berusia 45 tahun dan mitra tutur (B1) yaitu

seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun, mitra tutur

(B2), yaitu seorang mahasiswa berjenis kelamin wanita berusia 19.

Kedudukan O1 lebih tinggi daripada O2 dan O3. Pokok pembicaraan

antara O1, O2, dan O3, yaitu mendeskripsikan masalah dan pengambilan

keputusan. Maksud tuturan O1 untuk bertanya memancing mitra tutur

menjawab tentang pembuatan keputusan.).

Konteks tuturan berlangsung antara penutur adalah seorang dosen

pendidikan akutansi berjenis pria pria berusia 45 tahun dan mitra tutur B1

adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun. Selain itu,

tuturan ini menghadirkan O3 sebagai mitra tutur B2 adalah seorang mahasiswa

berjenis kelamin wanita berusia 19 tahun. Tuturan ini terjadi di ruang S2. 401

pukul 09.45 WIB. Kedudukan O1 lebih tinggi daripada O2 sehingga O1

memiliki kebebasan dalam berbicara. Tuturan dosen dan mahasiswa

berlangsung proses tanya jawab. Hal itu disebabkan dosen bertanya kepada

mahasiswa esensi pembuatan keputusan kemudian dijawab mahasiswa,

selanjutnya dosen bertanya kembali kepada salah satu mahasiswa sudah

memiliki pacar atau belum, dari permasalahan mahasiswa tersebut yang belum

memiliki pacar dosen mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab dengan

mendeskripsikan pengambilan keputusan.

Konteks tuturan di atas, terdapat kelengkapan elemen konteks sosietal

merujuk teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang ke-1, yaitu pribadi si

penutur. Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan yang

disampaikan seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu

disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang

kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 : orang pertama adalah dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

75

Pendidikan Akutansi berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. O2 : orang kedua

adalah mahasiswa Pendidikan Akutansi semester 1 berjenis kelamin pria,

berusia 19 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh

penutur. Tuturan di atas, menunjukkan adanya konteks sosietal, yakni adanya

faktor kedudukan atau kekuasaan antara O1 (dosen) dan O2 (mahasiswa) yang

mempengaruhi urutan berbicara. Maksud dan tujuan tuturan O1 adalah

bertanya untuk memancing mitra tutur menjawab. E: emosi penutur hadir pada

saat penutur bertanya alasan mitra tutur tidak memiliki pacar. A: adanya orang

ketiga atau O3, yaitu mahasiswa berjenis kelamin pria yang hadir dalam

percakapan.

U : urutan bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi oleh

mahasiswa. Urutan tutur ini menunjukkan bahwa kedudukan dosen lebih tinggi

daripada mahasiswa sehingga tuturan dosen lebih bebas dari tuturan

mahasiswa. Pokok pembicaraan antara O1 dan O2 adalah mendeskripsikan

masalah dan pengambilan keputusan. Instrumen atau sarana tutur ialah sarana

yang dipakai untuk menyampaikan sarana tutur. Bentuk sarana tutur adalah

bahasa lisan dengan citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal. R:

jenis wacana sudah mapan karena dalam suasana kuliah, dan A: adegan tutur

terjadi di ruang S2. 401 pukul 09.45 WIB.

4.2.1.2 Elemen O, O, M, U, B, I, C, A, A

Berdasarkan 50 data tuturan, peneliti menemukan sembilan elemen

konteks merujuk teori Poedjosoedarmo (1985). Elemen yang tidak hadir dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

76

pertuturan, yaitu elemen O3, emosi penutur, dan register. Sembilan elemen

yang terdapat pada data tuturan berjumlah 20 data. Berikut adalah analisis

tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.

Data Tuturan b1

A : Pak permisi, mau tanya ruangan Pak Teguh dimana ya pak ?

B : Itu mbak (menunjuk ke pintu). Coba di ketuk aja mbak, tadi baru

datang dari Sekretariat IPS. Saya lewat pintunya sedang terbuka.

A : Oh ya, makasih pak (menganggukkan kepala).

(Konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Rabu, pukul 12.30 di ruang

MKK. Tuturan berlangsung antara O1 (mahasiswa) dan O2 (dosen).

Kedudukan terlihat bahwa O2 lebih tinggi dari O1. Maksud tuturan O1

adalah bertanya untuk mencari ruangan dosen kemudian bertanya kepada

O2 yang sedang bermain hp. Tuturan antara penutur, yaitu mahasiswa

berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun dan mitra tutur, yaitu dosen

Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria, berusia 58 tahun dengan

topik pembicaraan mencari ruangan salah satu dosen Pendidikan

Ekonomi).

Konteks tuturan di atas, mengandung sembilan elemen konteks dalam

teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang ke-1, yaitu pribadi si penutur.

Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan yang disampaikan

seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu disebutkan,

pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang kedua adalah

dari manakah asal-usul penutur. O1 adalah mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, semester 5 berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun. O2

adalah dosen Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria, berusia 58 tahun

karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur. Kedudukan

O2 lebih tinggi dari O1 sehingga O2 lebih luas dalam berbicara. Maksud dan

tujuan tuturan O1, yakni bertanya ruangan dosen kepada O2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

77

U: urutan dimulai oleh mahasiswa kemudian diikuti oleh dosen tetapi

tuturan dosen lebih luas daripada tuturan mahasiswa karena kedudukan O2

lebih tinggi dari O1. Pokok pembicaraan antara O1 dan O2 adalah letak

ruangan dosen. Instrumen atau sarana tutur yang dipakai adalah bahasa lisan

karena pada tuturan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut.

Citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal karena adegan tutur terjadi

di depan ruang MKK, pukul 12.30 WIB dalam suasana jam istirahat siang. A :

Tuturan mengandung aturan kebahasaan sopan karena sebelum ujaran

menyampaikan “permisi”.

Data Tuturan b2

A: Bu permisi, saya mau minta tanda tangan.

B: Untuk apa?

A: Ini untuk PARGEM (Parade Gamelan Anak)

B: Oh ya, gimana perkembangan PARGEM sekarang?

A: Baik bu, tapi panitia masih bingung untuk tempat acara di

auditorium atau di realino.

B: “Lebih baik di putuskan saja di auditorium soalnya dari atas

meminta di auditorium dengan pertimbangan cuaca dan keamanan

anak-anak”.

B: “Baik bu, nanti saya sampaikan ke panitia lain (sambil

mengganggukkan kepala). Makasih bu”.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Selasa, pukul 14.00 WIB di

ruang dosen 2 dalam suasana siang hari yang hening. Berlangsung tuturan

antara penutur, yaitu seorang mahasiswa dan mitra tutur, yaitu seorang

dosen dengan topik pembicaraan memberitahukan saran tempat untuk

kegiatan PARGEM. Kedudukan O1 dan O2 berbeda sehingga

mempengaruhi urutan berbicara dan kebebasan dalam pertuturan. Maksud

tuturan O1 meminta tanda tangan proposal kemudian O2 bertanya dan

memberi informasi lanjutan terkait perkembangan dan tempat kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

78

PARGEM berdasarkan pemahamannya. Pokok pembicaraan O1 dan O2

adalah Kegiatan PARGEM).

Konteks tuturan berlangsung antara penutur seorang mahasiswa

berjenis kelamin wanita berusia 20 tahun dan mitra tutur seorang dosen

berjenis kelamin wanita berusia 35 tahun. Hubungan keakraban O1 dan O2

cukup akrab karena berada dalam jurusan yang sama, yaitu PGSD walaupun

O1 dan O2 memiliki kedudukan yang berbeda. O2 memiliki kedudukan lebih

tinggi sebagai dosen daripada O1 sebagai mahasiswa sehingga O2 memiliki

kebebasan dalam berbicara. Tuturan terjadi di ruang dosen, pukul 14.00 WIB.

Mahasiswa bertemu dosen bermaksud untuk meminta tanda tangan proposal

kegiatan PARGEM kemudian dosen bertanya perkembangan PARGEM dan

memberikan saran tempat pelaksanaan PARGEM.

Konteks tuturan di atas, mengandung sembilan elemen konteks dalam

teori Poedjosoedarmo (1985). Adapun elemen konteks, yaitu O1 atau orang ke-

1 sebagai pribadi si penutur. Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas

tuturan yang disampaikan seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua

hal yang perlu disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu,

dan yang kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 adalah mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, semester 5 berjenis kelamin wanita, berusia

20 tahun. O2 adalah dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, berjenis kelamin

wanita, berusia 35 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh

penutur. O1 memiliki kedudukan lebih tinggi dari O2 karena O1 adalah dosen

dan O2 adalah mahasiswa sehingga faktor kedudukan mempengaruhi terhadap

urutan berbicara yang mulai oleh dosen dan diikuti mahasiswa. Faktor penentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

79

kedudukan ini merujuk pada teori konteks sosietal (Rahardi, 2015). Hubungan

keakraban O1 dan O2 cukup akrab karena berada dalam jurusan yang sama,

yaitu PGSD. Maksud dan tujuan tuturan untuk meminta tanda tangan dan mitra

tutur memberikan informasi berdasarkan pengetahuan yang diketahuinya.

Urutan bicara dimulai oleh mahasiswa kemudian ditanggapi oleh

dosen tetapi tuturan dosen lebih bebas daripada mahasiswa karena kedudukan

dosen yang lebih tinggi. Pokok pembicaraan antara O1 dan O2 adalah kegiatan

PARGEM. Instrumen atau sarana tutur yang dipakai adalah bahasa lisan karena

pada tuturan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut.

Citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal karena adegan tutur terjadi

di ruang dosen, pukul 14.00 WIB dalam suasana siang hari yang hening. Pada

tuturan mengandung aturan kebahasaan sopan karena sebelum ujaran

menyampaikan “permisi”.

4.2.1.3 Elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A

Dari 50 data tuturan, peneliti menemukan sepuluh elemen konteks

merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). Peneliti menemukan dua belas

data tuturan yang tidak mengandung elemen O3 dan Register. Berikut adalah

analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.

Data Tuturan c1

A: Bu, buku refleksi punya saya sudah di baca belum?.

B: Sudah saya baca tapi yang refleksi minggu ini digabung dengan refleksi

minggu depan ya.

A: Oh ya bu, saya mau bertanya terkait pengabdian masyarakat gimana

itu bu prosedurnya?

B: Oh itu, kapan-kapan aja saya jelaskan. Nanti ketemu saya lagi ya untuk

membahas kelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

80

A: Baik bu. Terima kasih.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada pukul 12.00 WIB di ruang K.37

dalam situasi formal. Tuturan berlangsung antara penutur seorang

mahasiswa berjenis kelamin wanita berusia 19 tahun dan mitra tutur B

seorang dosen berjenis kelamin wanita berusia 50 tahun. O2 memiliki

kedudukan lebih tinggi dari O1 sehingga O2 memiliki kebebasan dalam

berbicara. Tuturan O1 dan O2 membicarakan tentang buku refleksi.

Maksud tuturan O1 bertanya kemudian O2 memberi penjelasan buku

refleksi dan kegiatan pengabdian masyarakat).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah seorang mahasiswa

berjenis kelamin wanita berusia 19 tahun dan mitra tutur B1 adalah seorang

dosen PGSD berjenis kelamin wanita berusia 50 tahun dan mitra tutur B2

mahasiswa berjenis kelamin wanita berusia 20 tahun. Kedudukan O2 (dosen)

lebih tinggi daripada O1 (mahasiswa) sehingga tuturan mengandung konteks

sosietal. Tuturan terjadi di ruang 1 PGSD 2, saat situasi sore hari yang

mendung. Tuturan mahasiswa bertanya kepada dosen ihwal buku refleksi tetapi

dalam tuturan hadir O3 yang mengalihkan topik pembicaran dengan bertanya

kepada dosen tentang prosedur pengabdian masyarakat.

Berdasarkan konteks tuturan di atas, peneliti menemukan sepuluh

elemen konteks dalam tuturan merujuk teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau

orang ke-1 adalah pribadi si penutur. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua

hal yang perlu disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu,

dan yang kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 adalah mahasiswa

jurusan Pendidikan Ekonomi, semester 3 berjenis kelamin wanita, berusia 19

tahun. O2 adalah dosen Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin wanita, berusia

50 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur.

Tuturan antara O1 dan O2 mengandung konteks sosietal, yakni adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

81

kedudukan yang berbeda O1 (mahasiswa) dan O2 (dosen). Tuturan

mengandung emosi penutur karena kesibukannya sehingga pada saat mahasiwa

bertanya ia mengatakan lain kali akan dijelaskan.

Urutan bicara dimulai oleh mahasiswa kemudian ditanggapi oleh

dosen (O2) dan mitra tutur mahasiswa (O3) dengan bab atau pokok

pembicaraan tentang prosedur pengabdian masyarakat. Instrumen atau sarana

tutur yang dipakai adalah bahasa lisan karena tuturan disampaikan dengan

menggerakkan alat-alat bicara mulut. Citarasa tuturan menggunakan ragam

bahasa formal karena adegan tutur di ruang K.37, pada saat situasi sore hari

yang mendung. A: norma kebahasaan sopan dan berbicara sesuai dengan

tempat tuturan, maksud dan tujuan tuturan adalah bertanya informasi dan

memperoleh informasi tentang pengabdian masyarakat.

Data Tuturan c2

A: Bu, apakah boleh penarikan bila laporan PPL belum selesai

dikerjakan?

B: Tidak boleh, itu kan sudah ditegaskan pada saat pembekalan prodi

dan fakultas.

A: Ya bu tapi teman-teman minta penarikan terlebih dahulu tu bu.

B: Saya tidak mengizinkan karena itu sudah ada peraturannya diawal.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 10.00 WIB di

ruang laboratorium biologi Paingan tuturan antara mahasiswa

Pendidikan Biologi semester 7, berjenis kelamin wanita berusia 22 tahun

dan dosen Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing PPL, berjenis

kelamin wanita, berusia 35 tahun. O1 dan O2 memiliki status sosial yang

berbeda karena O2 memiliki kedudukan lebih tinggi dari O1 sehingga O2

lebih bebas berbicara daripada O1. Tuturan O1 dan O2 dengan topik

pembicaraan menegaskan kembali bahwa penarikan tidak boleh

dilaksanakan bila laporan PPL belum selesai dikerjakan. Maksud tuturan

O1 bertanya kemudian O2 memberi informasi terkait pertanyaan O1

prosedur penarikan PPL).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

82

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa Pendidikan

Biologi semester 7, berjenis kelamin wanita berusia 22 tahun dan mitra tutur

adalah dosen Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing PPL, berjenis kelamin

wanita, berusia 35 tahun. Tuturan terjadi di ruang laboratorium biologi

Paingan, pukul 10.00 WIB. Mahasiswa bertanya apakah boleh penarikan bila

laporan belum selesai dikerjakan kemudian dosen menyatakan tidak boleh

karena informasi tersebut sudah disampaikan pada pembekalan prodi. Jadi,

dosen menolak secara langsung maksud keinginan pertanyaan mahasiswa.

Konteks tuturan di atas, terdapat sepuluh elemen konteks sosietal

dalam teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang pertama adalah mahasiswa

Pendidikan Biologi semester 7, berjenis kelamin wanita berusia 22 tahun. O2

atau orang kedua adalah dosen Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing

PPL, berjenis kelamin wanita, berusia 35 tahun. O1 dan O2 memiliki

kedudukan yang berbeda, O2 (dosen) memiliki kedudukan lebih tinggi dari O1

(mahasiswa) sehingga O2 memiliki kebebasan berbicara daripada O1. Warna

emosi O1 pada saat tuturan sedang gugup sehingga memilih kata „tu‟. Maksud

tuturan bertanya untuk memastikan informasi. Urutan bicara dimulai oleh

mahasiswa dan diikuti oleh dosen. Jadi dalam tuturan dosen lebih leluasa

berbicara daripada mahasiswa. Bab atau pokok pembicaraan antara O1 dan O2,

yaitu prosedur penarikan PPL dengan intrumen atau sarana tutur menggunakan

bahasa lisan karena tuturan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara

mulut. Citarasa penutur menggunakan ragam bahasa formal karena adegan

tutur terjadi di ruang laboratorium biologi Paingan, pukul 10.00 WIB dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

83

situasi selesai perkuliahan. Norma kebahasaan kurang sopan karena jawaban

mitra tutur membantah perkataan penutur.

4.2.1.4 Elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A

Elemen konteks ini mengandung sebelas elemen. Sebelas elemen

konteks tersebut berjumlah lima tuturan. Berikut sebelas elemen konteks dan

subkategorinya

Data Tuturan d1

A : Esensi pembuatan keputusan itu apa dan apakah setiap manusia

tidak ada masalah?

B1: Esensi pembuatan keputusan itu karena adanya persoalan atau

kondisi sehingga memunculkan solusi-solusi dan membuat

keputusan kalau di teorikan memilih alternatif solusi karena

adanya persoalan. Jadi, tidak ada kehidupan saya yang tidak ada

masalah pak semua hal sederhana menjadi masalah

A: Jalu punya teman cewek atau pacar?

B2 : Banyak pak kalau teman cewek kalau pacar enggak ada.

A: Terkait permasalahan Jalu itu, sekarang kamu deskripsikan kira-

kira masalah apa yang membuat dia tidak punya pacar dan

tentukan keputusan yang harus diambil.

B1: Jalu belum punya pacar karena ingin fokus belajar, kurang

percaya diri dan lebih suka berteman saja sedangkan keputusan

yang diambil harus lebih percaya diri.

A : Ya, itu adalah kesimpulan menurut teman kalian.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis di ruang S2 401 pukul

09.45 WIB dalam suasana formal perkuliahan perencanaan

management. Berlangsung komunikasi antara penutur, yaitu seorang

dosen Pendidikan Akutansi berjenis pria pria berusia 45 tahun dan mitra

tutur, yaitu seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun.

O1 dan O2 cukup dekat sehingga O1 sudah hafal nama mahasiswanya

dan O1 memiliki kedudukan lebih tinggi daripada mahasiswa. Tuturan

O1 dan O2 membicarakan masalah dan pengambilan keputusan. Maksud

tuturan O1 bertanya kepada O2 terkait penjelasan esensi pengambilan

keputusan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

84

Konteks tuturan berlangsung antara O1 adalah dosen Pendidikan

Akutansi berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. O2 adalah mahasiswa

Pendidikan Akutansi semester 1 berjenis kelamin pria, berusia 19 tahun. O1

dan O2 cukup dekat sehingga O1 sudah hafal nama mahasiswanya. Kedudukan

O1 (dosen) lebih tinggi dari O2 (mahsiswa) sehingga O1 lebih bebas berbicara.

M: O1 bertanya untuk memancing mitra tutur menjawab tentang pembuatan

keputusan. A: adanya O3 yang berpartisipasi dalam pertuturan. U : urutan

bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi oleh mahasiswa karena O1

statusnya lebih tinggi. Pokok pembicaraan, yaitu mendeskripsikan masalah dan

pengambilan keputusan. I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan karena

menggunakan alat wicara dalam pertuturan dengan ragam bahasa formal

karena tuturan dalam situasi perkuliahan. R: cukup mapan karena dalam

suasana kuliah. A: adegan tutur di ruang S2. 401 pukul 09.45 WIB. A: tuturan

sopan, adanya kejelasan dalam berbicara dan topik pembicaraan menarik.

Data Tuturan d2

A: Bu, buku refleksi punya saya sudah di baca belum?

B1: Sudah saya baca tapi yang refleksi minggu ini digabung dengan

refleksi minggu depan ya

B2: Oh ya bu, saya mau bertanya terkait pengabdian masyarakat

gimana itu bu prosedurnya?

B1: Oh itu, kapan-kapan aja saya jelaskan. Nanti ketemu saya lagi ya

untuk membahas kelanjutan.

B2: Baik bu. Terima kasih.

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada pukul 12.00 WIB di ruang K.37

dalam situasi formal. Tuturan berlangsung antara penutur seorang

mahasiswa berjenis kelamin wanita berusia 19 tahun dan mitra tutur B1

seorang dosen berjenis kelamin wanita berusia 50 tahun dan mitra tutur

B2 wanita berusia 20 tahun. O2 memiliki kedudukan lebih tinggi dari

O1 tetapi urutan berbicara O1 lebih dahulu daripada O2. Maksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

85

tuturan O1 memberi penjelasan buku refleksi dan kegiatan pengabdian

masyarakat dengan bertanya kepada O2).

Berdasarkan konteks di atas, terdapat penutur, yaitu O1 sebagai

mahasiswa Pendidikan Sejarah semester 7, berusia 23 tahun, berjenis kelamin

wanita. O2 sebagai dosen Penddikan Sejarah, berjenis kelamin wanita berusia

57 tahun. O1 dan O2 memiliki kedudukan yang berbeda, O2 memiliki

kedudukan lebih tinggi daripada O1 sehingga O2 lebih bebas berbicara dari

O1. M: O1 bertanya O2 terkait keberadaan dosen. U : urutan bicara dimulai

oleh mahasiswa kemudian ditanggapi dosen tetapi dosen lebih bebas atau luas

berbicara karena kedudukannya lebih tinggi. B: Mencari informasi keberadaan

dosen Pendidikan Sejarah. I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan karena

menggunakan alat wicara dalam pertuturan dan menggunakan ragam bahasa

formal. A: tuturan terjadi pada hari Jumat, pukul 09.00 WIB di ruang

sekretariat IPS O1 secara tidak sengaja bertemu O2 kemudian bertanya

kberadaan dosen. A: norma kebahasaan sopan dan ramah

4.2.2 Pola Elemen Konteks Sosietal

Pengertian pola dalam KBBI Daring (2016) merupakan bentuk atau

struktur yang tetap. Pola elemen merupakan bentuk atau struktur yang tetap

berdasarkan elemen konteks. Pola elemen konteks sosietal terbentuk karena

adanya analisis elemen pada konteks tuturan yang berbeda-beda. Pola yang

terbentuk pada elemen konteks, yaitu pola yang terbentuk dari dua belas

elemen konteks, sembilan elemen konteks, dua pola elemen yang terbentuk

pada sepuluh elemen konteks, dan dua pola yang terbentuk dari sebelas elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

86

konteks. Berdasarkan kategori elemen yang hadir dalam pertuturan, peneliti

menemukan bahwa sepuluh dan sebelas elemen konteks yang membentuk dua

pola, sedangkan sembilan dan dua belas elemen hanya membentuk satu pola.

Berikut pola elemen konteks yang terdapat pada pertuturan.

4.2.2.1 Pola yang Mengandung 12 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan 50 data tuturan, peneliti menemukan tujuh tuturan yang

mengandung kelengkapan elemen konteks. Pola yang terbentuk berdasarkan

kelengkapan elemen konteks, yaitu O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A. Berikut

sampel pola yang terdapat pada dua belas elemen konteks.

Data Tuturan a1

A : Esensi pembuatan keputusan itu apa dan apakah setiap manusia

tidak ada masalah?

B1: Esensi pembuatan keputusan itu karena adanya persoalan atau

kondisi sehingga memunculkan solusi-solusi dan membuat

keputusan kalau di teorikan memilih alternatif solusi karena

adanya persoalan. Jadi, tidak ada kehidupan saya yang tidak ada

masalah pak semua hal sederhana menjadi masalah

A: Jalu punya teman cewek atau pacar?

B2 : Banyak pak kalau teman cewek kalau pacar enggak ada.

A: Terkait permasalahan Jalu itu, sekarang kamu deskripsikan kira-

kira masalah apa yang membuat dia tidak punya pacar dan

tentukan keputusan yang harus diambil.

B1: Jalu belum punya pacar karena ingin fokus belajar, kurang

percaya diri dan lebih suka berteman saja sedangkan keputusan

yang diambil harus lebih percaya diri.

A : Ya, itu adalah kesimpulan menurut teman kalian.

(konteks tuturan: tuturan terjadi pada hari Kamis di ruang S2 401 pukul

09.45 WIB dalam suasana formal perkuliahan perencanaan

management. Berlangsung komunikasi antara penutur, yaitu seorang

dosen Pendidikan Akutansi berjenis pria pria berusia 45 tahun dan mitra

tutur, yaitu seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun.

O1 dan O2 cukup dekat sehingga O1 sudah hafal nama mahasiswanya

dan O1 memiliki kedudukan lebih tinggi daripada mahasiswa. Tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

87

O1 dan O2 membicarakan masalah dan pengambilan keputusan. Maksud

tuturan O1 bertanya kepada O2 terkait penjelasan esensi pengambilan

keputusan).

Konteks tuturan berlangsung antara O1 adalah dosen Pendidikan

Akutansi berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. O2 adalah mahasiswa

Pendidikan Akutansi semester 1 berjenis kelamin pria, berusia 19 tahun. O1

dan O2 cukup dekat sehingga O1 sudah hafal nama mahasiswanya dan

kedudukan O1 (dosen) lebih tinggi dari O2 (mahasiswa) sehingga

mempengaruhi urutan berbicara. M: O1 bertanya untuk memancing mitra tutur

menjawab tentang pembuatan keputusan. A: adanya O3 yang berpartisipasi

dalam pertuturan. U : urutan bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi

oleh mahasiswa karena O1 statusnya lebih tinggi sehingga O1 lebih bebas

berbicara daripada O2. B: mendeskripsikan masalah dan pengambilan

keputusan. I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan dengan ragam bahasa

formal karena pertuturan berlangsung dalam situasi perkuliahan. R: cukup

mapan karena dalam suasana kuliah. A: adegan tutur di ruang S2. 401 pukul

09.45 WIB. A: tuturan sopan, adanya kejelasan dalam berbicara dan topik

pembicaraan menarik.

Tuturan a2

A: Bu, buku refleksi punya saya sudah di baca belum?

B1: Sudah saya baca tapi yang refleksi minggu ini digabung dengan

refleksi minggu depan ya

B2: Oh ya bu, saya mau bertanya terkait pengabdian masyarakat

gimana itu bu prosedurnya?

B1: Oh itu, kapan-kapan aja saya jelaskan. Nanti ketemu saya

lagi ya untuk membahas kelanjutan.

B2: Baik bu. Terima kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

88

(Konteks tuturan: tuturan terjadi pada pukul 12.00 WIB di ruang K.37

dalam situasi formal. Tuturan berlangsung antara penutur seorang

mahasiswa berjenis kelamin wanita berusia 19 tahun dan mitra tutur

B1 seorang dosen berjenis kelamin wanita berusia 50 tahun dan mitra

tutur B2 wanita berusia 20 tahun. O2 memiliki kedudukan lebih tinggi

dari O1 tetapi urutan berbicara O1 lebih dahulu daripada O2. Maksud

tuturan O1 memberi penjelasan buku refleksi dan kegiatan pengabdian

masyarakat dengan bertanya kepada O2)

Konteks tutura berlangsung antara O1 sebagai mahasiswa Pendidikan

Sejarah semester 9, berusia 23 tahun, berjenis kelamin wanita. O2 sebagai

dosenPenddikan Sejarah, berjenis kelamin wanita berusia 57 tahun. O1 dan O2

memiliki kedudukan yang berbeda, O2 memiliki kedudukan lebih tinggi

daripada O1 sehingga O2 lebih bebas berbicara dari O1. M: O1 bertanya O2

terkait keberadaan dosen. U : urutan bicara dimulai oleh mahasiswa kemudian

ditanggapi B: Mencari informasi keberadaan dosen Pendidikan Sejarah. I :

sarana tutur menggunakan bahasa lisan menggunakan ragam bahasa formal A:

tuturan terjadi pada hari Jumat, pukul 09.00 WIB di ruang sekretariat IPS O1

secara tidak sengaja bertemu O2 kemudian bertanya keberadaan dosen. A:

norma kebahasaan sopan dan ramah. Berdasarkan elemen konteks di atas, data

tuturan 1 dan 2 sama-sama memiliki pola yang sama, yaitu O, O, E, M, A, U,

B, I, C, A, R, A.

4.2.2.2 Pola yang Mengandung 9 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan analisis elemen konteks, ditemukan sembilan elemen

konteks yang mengandung pola O, O, M,U, B, I, C, A, A dengan jumlah

.empat belas data tuturan. Sembilan elemen konteks ini hanya membentuk satu

pola. Berikut pola yang terdapat pada sembilan elemen konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

89

Tuturan b1

A : Pak permisi, mau tanya ruangan Pak Teguh dimana ya pak ?

B : Itu mbak (menunjuk ke pintu). Coba di ketuk aja mbak, tadi baru

datang dari Sekretariat IPS. Saya lewat pintunya sedang terbuka.

A : Oh ya, makasih pak (menganggukkan kepala).

(Konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Rabu, pukul 12.30 di ruang

MKK. Tuturan berlangsung antara O1 (mahasiswa) dan O2 (dosen).

Kedudukan terlihat bahwa O2 lebih tinggi dari O1. Maksud tuturan O1

adalah bertanya untuk mencari ruangan dosen kemudian bertanya kepada

O2 yang sedang bermain hp. Tuturan antara penutur, yaitu mahasiswa

berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun dan mitra tutur, yaitu dosen

Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria, berusia 58 tahun dengan

topik pembicaraan mencari ruangan salah satu dosen Pendidikan

Ekonomi).

Konteks tuturan di atas, mengandung sembilan elemen konteks dalam

teori Poedjosoedarmo (1985). O1 atau orang ke-1, yaitu pribadi si penutur.

Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan yang disampaikan

seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu disebutkan,

pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang kedua adalah

dari manakah asal-usul penutur. O1 adalah mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, semester 5 berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun. O2

adalah dosen Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria, berusia 58 tahun

karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur. Kedudukan

O2 lebih tinggi dari O1 sehingga O2 lebih luas dalam berbicara. Maksud dan

tujuan tuturan O1, yakni bertanya ruangan dosen kepada O2.

U: urutan dimulai oleh mahasiswa kemudian diikuti oleh dosen tetapi

tuturan dosen lebih luas daripada tuturan mahasiswa karena kedudukan O2

lebih tinggi dari O1. Pokok pembicaraan antara O1 dan O2 adalah letak

ruangan dosen. Instrumen atau sarana tutur yang dipakai adalah bahasa lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

90

karena pada tuturan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut.

Citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal karena adegan tutur terjadi

di depan ruang MKK, pukul 12.30 WIB dalam suasana jam istirahat siang. A :

Tuturan mengandung aturan kebahasaan sopan karena sebelum ujaran O1

menyampaikan “permisi” kepada O2 karena O2 meiliki kekuasaan lebih tinggi

dan orang yang lebih tua. Berdasarkan sembilam elemen konteks di atas,

terbentuk pola elemen O,O, M, U, B, I,C, A, A.

Tuturan b2

A: Permisi pak, saya sudah meminta izin kepada ketua program studi

Pendidikan Akutansi dan memilih kelas bapak sebagai penelitian

saya. Jadi apakah bapak mengizinkan saya masuk kelas untuk

penelitian?.

B : Oh ya, jadi penelitianmu itu gimana, apa yang mau diteliti?

A: Saya hanya meneliti tuturan antara bapak dan mahasiswa atau

sebaliknya dan saya tidak mengganggu waktu pembelajaran bapak

saya hanya merekam atau mendengarkan tuturan saja pak.

B : Hanya mendengarkan ? ya sudah besok jam 09.00 WIB ya masuk

kelas saya.

A: Ya pak hanya mendengarkan, baik pak.

B : Untuk ruangannya kamu lihat di pintu ya.

A : Baik pak. Terima kasih.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Selasa, pukul 12.30 WIB di

ruang dosen Pendidikan Akutansi dalam suasana istirahat siang.

Berlangsung tuturan antara penutur, yaitu mahasiswa berjenis kelamin

perempuan berusia 22 tahun dan mitra tutur, yaitu dosen berjenis kelamin

pria berusia 45 tahun. Tuturan O1 dan O2 kurang akrab karena berbeda

jurusan dan O1 baru pertama kali bertemu O2. Tuturan O1 membicarakan

informasi sistematika penelitian di kelas kepada O2).

Konteks tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa

berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun dan mitra tutur adalah dosen

berjenis kelamin pria berusia 45 tahun. Tuturan berlangsung di ruang dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

91

Pendidikan Akutansi dalam suasana istirahat siang, pukul 12.30 WIB. Pokok

pembicaraan antara mahasiswa dan dosen terkait izin penelitian di kelas dosen

dengan maksud dan tujuan tuturan adalah dosen bertanya apa yang mahasiswa

lakukan saat penelitian dan mahasiswa memberikan informasi lanjutan terkait

prosedur penelitian di kelas.

Berdasarkan dua belas elemen konteks merujuk pada teori

Poedjosoedarmo (1985), peneliti menemukan sembilam elemen tutur. Adapun

elemen tutur, yakni O1 atau orang ke-1 sebagai pribadi si penutur. Pribadi si

penutur banyak menentukan kuantitas tuturan ang disampaikan seseorang.

Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu disebutkan, pertama

adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang kedua adalah dari

manakah asal-usul penutur. O1 pada tuturan adalah mahasiswa pendidikan

bahasa sastra indonesia, semester 7 berjenis kelamin wanita, berusia 22 tahun.

O2 adalah dosen pendidikan akutansi, berjenis kelamin pria, berusia 52 tahun

karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur. Maksud dan

tujuan tuturan untuk memberikan informasi meminta izin penelitian kepada

dosen.

Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara lebih dulu

dan siapa yang harus berbicara kemudian. Urutan bicara pada tuturan dimulai

oleh mahasiswa kemudian ditanggapi oleh dosen dengan bab atau pokok

pembicaraan antara mahasiswa dan dosen terkait izin penelitian di kelas.

Instrumen atau sarana tutur ialah sarana yang dipakai untuk menyampaikan

sarana tutur. Bentuk sarana tutur adalah bahasa lisan dengan citarasa penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

92

menggunakan ragam bahasa formal. Adegan tutur berkaitan dengan tempat,

waktu, dan peristiwa tutur. Aturan atau norma kebahasaan dalam tuturan sopan

dan adanya kejelasan dalam pembicaraan sehigga yang diujarkan dipahami.

Jadi, adegan tutur pada tuturan terjadi di ruang dosen Pendidikan Akutansi,

pukul 12.30 WIB dan peristiwa tutursituasi formal. Elemen yang tidak terdapat

dalam tuturan, yakni O3 karena tidak hadir dalam tuturan, emosi penutur, dan

register karena jenis wacana yang belum mapan.

4.2.2.3 Pola yang Mengandung 10 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan sepuluh elemen konteks, ditemukan adanya dua pola

elemen, yaitu pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A dan pola O, O, M, A,

U, B, I, C, A, A. Perbedaan pola pertama, yaitu tidak adanya elemen O3 dan

register sedangkan pola kedua, yaitu tidak ada emosi penutur dan register.

Berikut pola yang terdapat pada sepuluh elemen konteks dan subkategorinya.

4.2.2.3.1 Pola Elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A

Pola elemen ini terbentuk berdasarkan sepuluh elemen konteks. Pola

ini tidak terdapat elemen O3 dan register dengan jumlah 21 data

tuturan.Berikut pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A.

Tuturan c1

A: Bu, apakah boleh penarikan bila laporan PPL belum selesai dikerjakan?

B: Tidak boleh, itu kan sudah ditegaskan pada saat pembekalan prodi dan

fakultas.

A: Ya bu tapi teman-teman minta penarikan terlebih dahulu tu bu.

B: Saya tidak mengizinkan karena itu sudah ada peraturannya diawal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

93

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 10.00 WIB di

ruang laboratorium biologi Paingan tuturan antara dosen Pendidikan

Biologi dan dosen pembimbing PPL, berjenis kelamin wanita, berusia 35

tahun dan mahasiswa Pendidikan Biologi semester 7, berjenis kelamin

wanita berusia 22 tahun dengan topik pembicaraan menegaskan kembali

bahwa penarikan tidak boleh dilaksanakan bila laporan PPL belum

selesai dikerjakan. Maksud tuturan O1 bertanya kemudian O2 memberi

informasi terkait pertanyaan O1 prosedur penarikan PPL).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa Pendidikan

Biologi semester 7, berjenis kelamin wanita berusia 22 tahun dan mitra tutur

adalah dosen Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing PPL, berjenis kelamin

wanita, berusia 35 tahun. Tuturan terjadi di ruang laboratorium biologi

Paingan, pukul 10.00 WIB. Mahasiswa bertanya apakah boleh penarikan bila

laporan belum selesai dikerjakan kemudian dosen menyatakan tidak boleh

karena informasi tersebut sudah disampaikan pada pembekalan prodi. Jadi,

dosen menolak secara langsung maksud keinginan pertanyaan mahasiswa.

Konteks tuturan di atas, terdapat sepuluh elemen konteks sosietal

dalam teori Poedjosoedarmo (1985). Adapun elemen konteks tersebut, yaitu

O1 atau orang pertama adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester 7,

berjenis kelamin wanita berusia 22 tahun. O2 atau orang kedua adalah dosen

Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing PPL, berjenis kelamin wanita,

berusia 35 tahun. Warna emosi O1 pada saat tuturan sedang gugup sehingga

memilih kata „tu‟. Maksud tuturan bertanya untuk memastikan informasi.

Urutan bicara dimulai oleh mahasiswa dan diikuti oleh dosen. Jadi

dalam tuturan dosen lebih lelusa berbicara daripada mahasiswa. Bab atau

pokok pembicaraan prosedur penarikan PPL dengan intrumen atau sarana tutur

menggunakan bahasa lisan karena tuturan disampaikan dengan menggerakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

94

alat-alat bicara mulut. Citarasa penutur menggunakan ragam bahasa formal

karena adegan tutur terjadi di ruang laboratorium biologi Paingan, pukul 10.00

WIB dalam situasi selesai perkuliahan. Norma kebahasaan kurang sopan

karena jawaban mitra tutur membantah perkataan penutur. Elemen yang tidak

terdapat dalam tuturan, yakni register wacana yang belum mapan dan tidak

adanya O3 dalam tuturan.

4.2.2.3.2 Pola Elemen O, O, M, A, U, B, I, C, A, A

Pola elemen ini terbentuk berdasarkan sepuluh elemen konteks. Pola

ini tidak terdapat elemen emosi penutur dan register. Pola ini mengandung

sepuluh elemen konteks dengan jumlah tiga data tuturan. Berikut pola elemen

O, O, M, A, U, B, I, C, A, A.

Tuturan c3

A: Gimana mbak? ada yang bisa dibantu.

B1: Ya pak, saya mau minta tanda tangan surat izin penelitian yang

kemarin.

A: Oh ya

B2: Ini ada dua lembar titipan surat teman untuk ditandatangi pak

A: Ok

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 10.00 WIB

dalam situasi formal di ruang dosen jurusan PBI. O1 dan O2 memiliki

kedudukan yang berbeda karena O1 adalah dosen dan O2 adalah

mahasiswa. Penutur A dosen PBI berusia 48 tahun dan mitra tutur adalah

mahasiswa PBSI semester 7 berjenis kelamin wanita, berusia 21 tahun.

Kedudukan antara O1 dan O2 berbeda karena O1 memiliki kedudukan

lebih tinggi dari O2. Tuturan penutur menjelaskan maksud kedatangan

untuk meminta tanda tangan surat penelitian).

Konteks tuturan berlangsung antara O1: sebagai dosen PBI, berjenis

kelamin pria, berusia 48 tahun. O2 : latar belakang sebagai mahasiswa PBSI

semester 7 berjenis kelamin wanita, berusia 21 tahun. Keakraban O1 dan O2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

95

dengan pemilihan kata sapaan “mbak”. O1 memiliki kedudukan lebih tinggi

dari O2 sehingga O1 lebih bebas berbicara dari O2. M: meminta tanda tangan

setelah surat diperbaiki. A: adanya O3 dengan kode maksud bahasa meminta

kesanggupan O1 tanda tangan. U : urutan bicara dimulai oleh dosen kemudian

ditanggapi mahasiswa karena dosen memiliki kedudukan lebih tinggi dari

mahasiswa. B: perbaikan surat izin penelitian. I : sarana tutur menggunakan

bahasa lisan menggunakan ragam bahasa formal. A: adegan tutur pada hari

Kamis pukul 10.00 WIB dalam situasi formal di ruang dosen jurusan PBI. A:

tuturan sopan, adanya kejelasan dalam berbicara. Sebelas elemen konteks di

atas, mengandung pola O, O, M, A, U, B, I, C, A, A karena elemen emosi

penutur dan register tidak hadir. Berdasarkan tuturan 1 dan 2 memiliki pola

elemen yang berbeda, yaitu tuturan pertama berpola O,O, E, M, U, B, I, C, A,

A karena tidak ada elemen O3 dan register, sedangkan tuturan kedua berpola

O, O, M, A, U, B, I, C, A, A karena tidak ada elemen emosi penutur dan register.

4.2.2.4 Pola yang Mengandung 11 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan sebelas elemen konteks terbentuk dua pola elemen, yaitu

pola yang tidak terkandung elemen O3 sehingga membetuk pola O, O, E, M,

U, B, I, C, A, R, A, sedangkan pola kedua, yaitu O, O, E, M, U, B, I, C, A, A

karena elemen register tidak hadir dalam pertuturan. Berikut dua pola elemen

konteks yang mengandung sebelas elemen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

96

4.2.2.4.1 Pola elemen O, O, M, E, U, B, I, C, A, R, A

Pola O, O, E, M, U, B, I, C, A, A terbentuk karena elemen O3 tidak

hadir dalam pertuturan. Pola ini terdapat pada empat data tuturan. Berikut

pola O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, A yang terbentuk dari sebelas elemen.

Tuturan d1

A : Pak kalau saya ambil judul pengenalan reproduksi wanita sama

tidak dengan menjaga kebersihan reproduksi wanita.

B : Sama, maksudmu itu gimana?

A : Anak SD kan suka pipis sembarangan pak jadi saya mau

mengenalkan itu sebagai masalah.

B : Oh, kamu itu seharusnya ambil judul pengenalan dan perubahan

primer sekunder pada anak kecil saja lalu dianalisis berdasarkan

pengalaman mu itu.

A : Ya pak, terima kasih.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Jumat, pada situasi formal

dalam perkulian di ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB. Tuturan ini

berlangsung antara penutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun dan

mitra tutur seorang dosen PGSD berusia 38 tahun. Maksud O1 bertanya

kemudian O1 memberi informasi lanjutan tentang pemilihan judul

biologi dasar kepada mahasiswanya).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa berusia 20

tahun dan mitra tutur adalah seorang dosen berusia 38 tahun. O1 dan O2

memiliki kedudukan yang berbeda, O2 memiliki kedudukan lebih tinggi dari

O2. Tuturan berlangsung menggunakan bahasa lisan dengan ragam bahasa

formal karena tuturan terjadi pada hari Jumat dalam perkuliahan di ruang 1

PGSD 2, pukul 17.40 WIB. Penutur sebagai mahasiswa bertanya judul tentang

reproduksi kemudian dosen menanggapi dengan memberikan informasi

lanjutan kepada mahasiswa untuk memilih judul pengenalan dan perubahan

primer sekunder pada anak kecil pada matakuliah Biologi Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

97

Konteks tuturan di atas, terdapat sebelas elemen konteks dalam teori

Poedjosoedarmo (1985). Adapun elemen, yakni O1 atau orang ke-1 sebagai

pribadi si penutur. Pribadi si penutur banyak menentukan kuantitas tuturan ang

disampaikan seseorang. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua hal yang perlu

disebutkan, pertama adalah siapakah identitas orang pertama itu, dan yang

kedua adalah dari manakah asal-usul penutur. O1 dalam tuturan adalah

mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar semester 5, berjenis kelamin wanita,

berusia 20 tahun. O2 adalah dosen Pendidikan Sekolah Dasar berjenis kelamin,

pria berusia 28 tahun karena orang ke-2, yaitu orang yang diajak bicara oleh

penutur. Penutur dan mitra tutur memiliki keankraban karean dalam prodi yang

sama PGSD. E: warna emosi tutur O1 gugup sehingga O2 tidak memahami

maksud O1. Maksud dan tujuan tuturan adalah penutur bertanya judul dan

mitra tutur memberikan informasi lanjutan.

Urutan bicara dimulai oleh mahasiswa kemudian ditanggapi dosen

tetapi tuturan mahasiswa terbatas. Bab atau pokok pembicaraan adalah

pemilihan judul biologi dasar. Instrumen atau sarana tutur adalah bahasa

dengan citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal. R: jenis wacana

sudah mapan karena jenis tuturan dalam suasana kuliah. A : adegan tutur

berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Jadi, adegan tutur di

ruang 1 PGSD 2, pukul 17.40 WIB dalam situasi formal. A: norma kebahasaan

O1 dalam kejelasan berbicara belum jelas sehingga menimbulkan pertanyaan

mendalam oleh mitra tutur. Elemen yang tidak terdapat dalam data tuturan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

98

yakni ketidakhadiran O3 dalam tuturan sehingga berpola O, O, E, M, U, B, I,

C, A, R, A.

Tuturan d2

A : Pada bab 2 harus ada pembahasan terkait teori-teori yang diambil.

Pada penelitian yang relevan peneliti harus memposisikan diri”,

paham?

B: Ya, pak!

(konteks tuturan: tuturan terjadi pada hari Selasa, pukul 15.50 WIB di

ruang k.22 dalam suasana formal perkuliahan seminar. Berlangsung

komunikasi antara penutur. yaitu dosen Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia berjenis kelamin pria dan mitra tutur, yaitu mahasiswa berjenis

kelamin wanita berusi 22 tahun. Kedudukan antara O1 dan O2 berbeda, O1

memiliki kedudukan lebih tinggi daripada O2 sehingga O1 lebih bebas

berbicara dari O2. Maksud tuturan si A menjelaskan informasi terkait isi

bab 2 kepada si B).

Konteks tuturan di atas, berlangsung antara O1: latar belakang

pendidikan sebagai dosen, jenis kelamin pria dengan usia 51 tahun dan

memiliki keahlian dibidang kebahasaan. O2 : mahasiswa berjenis kelamin

wanita berusi 22 tahun, O2 mahasiswa bimbingan matakuliah seminar O1.

Kedudukan O1 lebih tinggi karena O1 adalah dosen sedangkan O2 adalah

mahasiswa. E: penutur pada saat mengatakan “ paham”. M : maksud dan tujuan

mempertegas teori-teori untuk memposisikan diri pada bab 2. U : urutan bicara

dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi mahasiswa sehingga urutan bicara

mahasiswa di belakang sang dosen karena dosen memiliki keluasan atau

kebebasan berbicara daripada mahasiswa. B: isi teori proposal bab 2. I : sarana

tutur adalah bahasa lisan dengan menggunakan ragam bahasa formal. A :

tempat tuturan di K.22, waktu tuturan pukul 15.50 WIB. R: bentuk wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

99

cukup mapan karena suasana tuturan pada kuliah. A : topik pembiaraan

menarik dan ada kejelasan dalam berbicara.

4.2.2.4.2 Pola Elemen O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, A

Pola elemen O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, A terbentuk karena tidak

adanya elemen register dalam pertuturan. Pola ini mengandung sebelas elemen

konteks dengan jumlah tiga data tuturan. Berikut pola elemen konteks O, O, E,

M, A, U, B, I, C, A, A.

Tuturan d3

A : Mas (memanggil mahasiswa Pendidikan Akutansi)

B : Ya pak (memberikan bendel)

A: Yang sama saya sudah saya upload semalam, yang itu sudah belum

? (menunjuk satu bendel yang di tangan mahasiswa)

B: Belum pak, saya baru mengambil di sekre setelah ini saya upload

pak kalau sudah selesai saya hubungi bapak lagi.

A: Oh ya. Tolong ya mas saya ngecek yang ini dulu.

B: Ya pak.

(konteks tuturan: tuturan terjadi pada hari Selasa, 11.50 WIB di sekretariat

IPS dalam suasana menjelang istirahat siang. Berlangsung tuturan antara

penutur, yaitu dosen Pendidikan Akutansi berjenis kelamin pria, berusia 48

tahun dan mitra tutur, yaitu mahasiswa Pendidikan Akutansi semester 1

berjenis kelamin pria, berusia 19 tahun. Kedudukan O1 lebih tinggi dari O2

sehingga O1 lebih bebas berbicara. Tuturan O1 dan O2 Dengan topik

pembicaraan pengiriman data yang dilakukan. Maksud tuturan O1 untuk

menyapa dan bertanya tentang pengiriman data yang harus dilakukan oleh

O2).

Tuturan di atas, berlangsung antara O1 berlatar belakang sebagai

dosen Pendidikan Akutansi berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. O2: latar

belakang mahasiswa Pendidikan Akutansi semester 1 berjenis kelamin pria,

berusia 19 tahun. M: tujuan tuturan untuk mempertanyakan informasi. E:

sedikit kesal sehingga menyuruh untuk segera dikirim. A: barang yang hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

100

dalam percakapan, yaitu bendel berkas. U : urutan bicara dimulai oleh dosen

kemudian ditanggapi oleh mahasiswa karena O1 memiliki kedudukan lebih

tinggi dari O2 sehingga O1 lebih bebas berbicara dari O2. B: pengiriman data.

I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan menggunakan ragam bahasa formal.

A: adegan tutur di ruang S2. 401 pukul 11.50 WIB. A: norma kebahasaan

sopan dengan kata sapaan dan kejelasan dalan berbicara.

Tuturan d4

A: Gimana, kalian isi apa saja kotak P3K nya?

B1: Obat-obatan standar bu, seperti obat merah, alkohol, plaster, gitu

aja bu

A: Habis berapa beli kayak gini?

B2: 160 ribu bu, ini Kepseknya minta ditambahin lagi bu.

A: Ya sudah, kalian beli minyak kayu putih yang kecil dan obat-

obatan demam, sakit kepala aja.

B2: Ya bu.

(konteks tuturan: tuturan terjadi pada hari Jumat, pukul 10.15 WIB di

depan ruang laboratorium biologi. Tuturan berlangsung antara dosen

Pendidikan Biologi dan mahasiswa Pendidikan Biologi. O1 (dosen)

memiliki kedudukan lebih tinggi dari O2 (mahasiswa) sehingga O1 memulai

pembicaraan dan lebih bebas berbicara daripada O2. Maksud tuturan O1

bertanya kemudian O2 memberikan informasi rinci terkait isi kotak P3K

yang di minta pihak sekolah).

Konteks tuturan berlangsung antara O1: latar belakang sebagai dosen

Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing PPL, berusia 35 tahun, berjenis

kelamin wanita. O2 : latar belakang sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi

semester 7, berjenis kelamin wanita berusia 21 tahun. O1 dan O2 memiliki

tingkat status sosial yang berbeda karena O1 (dosen) dan O2 (mahasiswa)

sehingga O1 lebih bebas berbicara daripada O2. E: kecewa karena pihak

sekolah meminta alat P3K kepada mahasiswa. M: bertanya isi kotak P3K dan

memberi informasi. A: adanya O3, yaitu mahasiswa pendidikan Biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

101

dengan menggunakan kode bahasa yang bermaksud menyindir. U : urutan

bicara dimulai oleh dosen kemudian ditanggapi mahasiswa. Tuturan

mahasiswa berada di belakang tuturan dosen karena dosen memiliki kedudukan

lebih tinggi dan bebas berbicara. B: isi kotak P3K yang di minta pihak sekolah.

I : sarana tutur menggunakan bahasa lisan menggunakan ragam bahasa non-

formal. A: adegan tutur di depan ruang laboratorium biologi, Pada hari Jumat,

pukul 10.15 WIB. A: tuturan sopan, adanya kejelasan dalam berbicara dan

topik pembicaraan menarik.

4.2.3 Fungsi Konteks Sosietal

Dasar fungsi konteks adalah semua latar belakang pengetahuan yang

diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur (Rahardi, 2005:51).

Berdasarkan dasar konteks tersebut, peneliti menemukan 4 fungsi yang

diperankan konteks sosietal dari 50 data konteks tuturan, yaitu fungsi

memberikan penjelasan informasi secara terperinci, memberikan informasi

situasi dan kondisi peserta tutur, memberikan informasi sebab terjadinya

tuturan, dan memberikan informasi tambahan. Analisis konteks tuturan yang

diperankan fungsi konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi

antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

tahun akademik 2017/2018 akan dibahas secara lebih jelas pada subbab

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

102

4.2.3.1 Fungsi Memberikan Penjelasan Informasi Rinci

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang menjelaskan secara

rinci mengenai adanya pengetahuan penutur maupun mitra tutur tentang topik

yang dibicarakan. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang

suatu peristiwa, pengalaman, informasi, dan sebagainya. Peneliti menemukan

20 tuturan yang mengandung fungsi memberikan penjelasan informasi secara

terperinci. Berikut merupakan dua sampel konteks tuturan yang mengandung

fungsi konteks memberi informasi secara rinci dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017/2018.

Data Tuturan a1

A : Kamu kalau mau membuat piagam untuk lomba mading lebih baik

tulisannya depan belakang, jadi bagian depan diberikan kepada

kelas dan belakangnya nama peserta.

B: Ya baik bu

A: kamu buat konsep piagammu dulu. Nanti tak lihat dulu piagammu

sudah bener belum sebelum dikasih ke sekolah.

B: Baik bu (menganggungkan kepala).

(konteks tuturan : Tuturan antara penutur adalah dosen PBSI dengan

mahiran bahasa yang cukup baik karena pemilihan kata yang dipahami

mitra tutur dan mitra tutur adalah mahasiswa PBSI semester 7 berjenis

kelamin pria, berusia 22 tahun. O1 dan O2 memiliki kedudukan yang

berbeda, O1 memiliki kekuasan atau kedudukan lebih tinggi dari O2 yang

berkedudukan sebagai mahasiswa sehingga O1 lebih bebas berbicara dari

O2. Tuturan berlangsung menggunakan bahasa lisan dengan ragam bahasa

formal karena terjad di ruang Sekretariat PBSI pada saat jam bekerja.

Pokok pembicaraan terkait cara pembuatan piagam lomba PPL integratif

dengan maksud tuturan O1 memberikan informasi rinci kepada O2 dalam

membuat piagam dengan format depan belakang berdasarkan pengetahuan

penutur).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

103

Tuturan berlangsung antara penutur adalah dosen PBSI, berjenis

kelamin wanita berusia 30 tahun dengan mahiran bahasa yang cukup baik

karena pemilihan kata yang dipahami mitra tutur dan mitra tutur adalah

mahasiswa PBSI semester 7 berjenis kelamin pria, berusia 22 tahun. Tuturan

O1 dan O2 menunjukkan keakraban karena berada dalam lingkup prodi yang

sama dan dosen pembimbing PPL. Selain itu, pada konteks tuturan di atas

terlihat adanya konteks sosietal, yaitu konteks yang faktor penentunya

kekuasan atau kedudukan antara O1 (dosen) dan o2 (mahasiswa) sehingga O1

lebih bebas berbicara dari O2. Tuturan berlangsung dalam bentuk ragam

bahasa formal dengan sarana tutur lisan karena tuturan terjadi di ruang

Sekretariat PBSI. Pokok pembicaraan terkait cara pembuatan piagam lomba

PPL integratif dengan maksud tuturan O1 memberikan informasi rinci

pembuatan piagam format depan belakang berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan penutur.

Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberikan penjelasan

informasi secara terperinci. Hal itu merujuk pada tuturan konteks penutur

sebagai dosen PBSI dan pembimbing PPL yang memberi informasi secara rinci

kepada mitra tutur ihwal cara pembuatan piagam lomba PPL integratif.

Menurut penutur cara pembuatan piagam ditulis pada bagian depan dan

belakang. Cara pembuatan piagam ini didasarkan pada pengetahuan penutur

dan dipahami oleh mitra tutur.

Data Tuturan a2

A : Permisi Pak, mau tanya ada Pak Mudayen ? ini mau memberikan

surat untuk Pak Mudayen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

104

B : Pak Mudayen sedang pergi ke Bali Senin baru ada mbak. Suratnya

titip ke sekre aja nanti kamu hubungi Pak Mudayen aja.

A : Oh ya sudah pak, ini suratnya saya titipin nanti saya hubungi lewat

whatsapp. Makasih ya pak.

B : Ya.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Senin, pukul 11.40 WIB di

ruang sekretariat Pendidikan Ekonomi. Berlangsung komunikasi antara

mahasiwa berjenis kelamin wanita dan dosen Ekonomi berjenis kelamin

pria berusia 47 tahun. O1 dan O2 memiliki kedudukan atau kekuasaan

yang berbeda karena O1 sebagai mahasiswa dan O2 sebagai dosen.

Walaupun O1 memulai pembicaraan kemudian diikuti oleh O2 tetapi O2

lebih bebas berbicara dari O1 karena status sosial yang berbeda.

Tuturan O1 dan O2 dengan topik pembicaraan mencari keberadaan

dosen untuk pemberiaan surat. O1 bertanya keberadaan dosen kepada

O2 kemudian O2 memberi informasi).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa berjenis

kelamin wanita semester 9, berusia 22 tahun dan mitra tutur adalah dosen

Ekonomi berjenis kelamin pria berusia 47 tahun. Tuturan menggunakan bahasa

lisan dengan ragam bahasa formal karena tuturan terjadi di ruangan sekretariat

IPS. Tuturan O1 dan O2 terjadi tanpa sengaja dengan pokok pembicaraan

memberi informasi secara rinci terkait keberadaan dosen untuk pemberiaan

surat penelitian. Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberi

informasi secara rinci. Hal itu merujuk pada konteks tuturan penutur yang

bermaksud untuk bertemu dosen Ekonomi dengan bertanya kemudian O2

menanggapi dengan memberi informasi rinci terkait keberadaan dosen yang

dicari oleh O1 yang sedang berada di Bali.

4.2.3.2 Fungsi Memberikan Informasi Situasi dan kondisi Peserta Tutur

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang menerangkan situasi

penutur ataupun mitra tutur pada saat pertuturan berlangsung. Dalam fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

105

konteks ini, dijabarkan kondisi fisik, seperti raut wajah atau ekspresi, gerakan-

gerakan tubuh atau bahasa verbal peserta tutur. Berikut merupakan sampel dari

16 data konteks tuturan yang mengandung fungsi memberikan informasi situasi

dan kondisi peserta tutur dalam menentukan maksud berkomunikasi antara

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017/2018.

Tuturan b1

A: Pak permisi, saya mau kosultasi skripsi.

B: Ya, skripsimu ditinggal aja dulu ya! besok pagi baru diambil saya

sedang sibuk.

A: Ya pak, makasih.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Senin pukul 13.00 WIB di salah

satu ruangan dosen Pendidikan Sejarah. Berlangsung tuturan antara

mahasiswa dan mitra tutur dosen Pendidikan Sejarah dengan topik

pembicaraan penolakan untuk konsultasi skripsi).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah mahasiswa Pendidikan

Sejarah semester 12, berjenis kelamin wanita berusia 24 dan mitra tutur adalah

dosen Pendidikan Sejarah berjenis kelamin pria, berusia 48 tahun. Tuturan

menggunakan ragam bahasa formal karena tuturan terjadi di ruangan dosen,

pukul 13.00 WIB. O1 dan O2 memiliki kedudukan yang berbeda karena O2

status sosial sebagai dosen, sedangkan O1 sebagai mahasiswa sehingga O2

lebih bebas berbicara dari O1. Mahasiswa bertemu dosen dalam situasi yang

kurang tepat. Maksud dan tujuan mahasiswa bertemu dosen untuk konsultasi

skripsi tetapi dosen menanggapi dengan penolakan karena kondisinya yang

sedang sibuk sehingga dosen meminta mahasiswa meninggalkan skripsinya

saja. Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberikan informasi situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

106

dan kondisi peserta tutur. Fungsi ini merujuk pada tuturan mahasiswa yang

mau melakukan konsultasi skripsi tetapi situasi dan kondisi mitra tutur yang

sedang sibuk membuat penutur tidak bisa melakukan konsultasi skripsi

sehingga skripsi ditinggal.

Data Tuturan b2

A : Pak permisi, mau tanya ruangan Pak Teguh dimana ya pak ?

B : Itu mbak (menunjuk ke pintu). Coba di ketuk aja mbak, tadi baru

datang dari Sekretariat IPS. Saya lewat pintunya sedang terbuka.

A : Oh ya, makasih pak (menganggukkan kepala).

(Konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Rabu, pukul 12.30 di ruang

MKK. Tuturan berlangsung antara O1 (mahasiswa) dan O2 (dosen).

Kedudukan terlihat bahwa O2 lebih tinggi dari O1. Maksud tuturan O1

adalah bertanya untuk mencari ruangan dosen kemudian bertanya kepada

O2 yang sedang bermain hp. Tuturan antara penutur, yaitu mahasiswa

berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun dan mitra tutur, yaitu dosen

Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria, berusia 58 tahun dengan

topik pembicaraan mencari ruangan salah satu dosen Pendidikan

Ekonomi).

Konteks tuturan di atas, berlagsung antara O1 adalah mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, semester 5 berjenis kelamin wanita, berusia

20 tahun dan O2 adalah dosen Pendidikan Ekonomi, berjenis kelamin pria,

berusia 58 tahun Kedudukan O2 lebih tinggi dari O1 sehingga O2 lebih luas

dalam berbicara. Maksud dan tujuan tuturan O1, yakni bertanya ruangan dosen

kepada O2. U: urutan dimulai oleh mahasiswa kemudian diikuti oleh dosen

tetapi tuturan dosen lebih luas daripada tuturan mahasiswa karena kedudukan

O2 lebih tinggi dari O1. Pokok pembicaraan antara O1 dan O2 adalah letak

ruangan dosen. Instrumen atau sarana tutur yang dipakai adalah bahasa lisan

karena pada tuturan disampaikan dengan menggerakkan alat-alat bicara mulut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

107

Citarasa tuturan menggunakan ragam bahasa formal karena adegan tutur terjadi

di depan ruang MKK, pukul 12.30 WIB dalam suasana jam istirahat siang. A :

Tuturan mengandung aturan kebahasaan sopan karena sebelum ujaran

menyampaikan “permisi”. Konteks tuturan mengandung fungsi memberikan

informasi situasi dan kondisi peserta tutur. Hal itu merujuk pada tuturan

mahasiswa yang mencari ruangan dosen dengan bertanya kepada dosen lainnya

karena penutur kesulitan mencari ruangan dosen yang dicari.

4.2.3.3 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Sebab Terjadinya Tuturan

Fungsi ini merupakan fungsi yang menandai bahwa ada suatu

peristiwa, kejadian, atau kondisi yang menjadi alasan tuturan tersebut

berlangsung. Berikut merupakan sampel konteks tuturan dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta 2017/2018.

Data Tuturan c1

A : Mas (memanggil mahasiswa Pendidikan Akutansi).

B : Ya pak (memberikan bendel)

A: Yang sama saya sudah saya upload semalam, yang itu sudah belum ya?

(menunjuk satu bendel yang di tangan mahasiswa).

B: Belum pak, saya baru mengambil di sekre setelah ini saya upload pak

kalau sudah selesai saya hubungi bapak lagi.

A: Oh ya. Tolong ya mas saya ngecek yang ini dulu.

B: Ya pak, ini nanti biar saya yang upload.

(konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Selasa, pukul 10.50 WIB di

ruang sekretariat program studi Pendidikan Akutansi dalam suasana

santai.Tuturan O1 dan O2 menunjukkan keakraban karena O1 memanggil

O2 dengan kata sapaan “mas”. Tuturan O1 dan O2 berlangsung antara

penutur, yaitu dosen dosen Pendidikan Akutansi berjenis kelamin pria

berusia 63 tahun dan mitra tutur, yaitu mahasiswa Pendidikan Akutansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

108

berjenis kelamin perempuan berusia 21 tahun dengan topik pembicaraan

pengiriman data. O1 bertanya dengan maksud memastikan data yang ada

pada mahasiswa sudah dikirim atau belum karena data pada dosen sudah

dikirim).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah dosen Pendidikan

Akutansi berjenis kelamin pria berusia 63 tahun dan mita tutur adalah

mahasiswa Pendidikan Akutansi berjenis kelamin perempuan berusia 21 tahun.

Tuturan terjadi di ruang S2. 401 pukul 09.15 WIB. Dosen bertanya dengan

maksud memastikan data yang ada pada mahasiswa sudah dikirim atau belum

karena data pada dosen sudah dikirim. Konteks tuturan di atas, mengandung

fungsi memberikan informasi sebab terjadinya tuturan. Hal itu merujuk pada

konteks tuturan yang diujarkan oleh penutur yang ingin memastikan informasi

dengan bertanya data yang telah ia berikan kepada mitra tutur apakah data

sudah dilakukan tindakan pengiriman atau belum. Selain itu, penutur juga

melakukan pertuturan kepada mitra tutur karena penutur ingin menyampaikan

bahwa data yang ada padanya sudah dilakukan pengiriman.

Data Tuturan c2

A: Ibu bagaimana rencana PKM kita?

B : Oh ya, gimana ya dek kapan kita atur waktu?

A : Untuk minggu ini saya tidak bisa bu tapi hari Rabu saya sudah selesai

magang. Jadi hari Rabu saya kosong bu.

B : Oh ya dek, kita kerja hari Rabu saja ya.

A : Baik bu. makasih.

(konteks tuturan : Tuturan terjadi pada hari Kamis, pukul 15.00 WIB di

lorong kelas K.415 dalam suasana santai selesai perkualihan. Berlangsung

tuturan antara penutur, yaitu seorang mahasiswa dan mitra tutur, yaitu

seorang dosen program studi Bimbingan Konseling. O1 dan O2 memiliki

kedudukan yang berbeda, O2 memiliki kedudukan atau kekuasaan lebih

tinggi dari O1 sehingga O2 lebih bebas berbicara walaupun O2 berbicara

setelah O1. Tuturan O1 dan O2 dengan topik pembicaraan mengatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

109

jadwal kerja PKM. Tuturan O1 dan O2 menunjukkan keakraban karena O2

memanggil O1 dengan kata sapaan “dek”. Tuturan O1 dan O2 memastikan

jadwal pengerjaan tugas PKM. Maksud tuturan penutur bertanya ihwal

waktu pengerjaan PKM kemudian O2 menanggapi kepastian waktu

pengerjaan).

Tuturan berlangsung antara mahasiswa Pendidikan Bimbingan

Konseling semester 5 berjenis kelamin wanita, berusia 21 tahun dan dosen

Bimbingan Konseling berjenis kelamin wanita, berusia 33 tahun. Tuturan ini

terjadi di lorong kelas K.415, pukul 15.00 WIB. Tuturan antara mahasiswa dan

dosen menunjukkan keakraban karena dosen yang memanggil mahasiswa

dengan panggilan“dek”. Penutur bertanya untuk memastikan informasi jadwal

pengerjaan kegiatan PKM. Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi

konteks memberikan informasi sebab terjadinya tuturan. Hal itu merujuk pada

konteks tuturan penutur sebagai mahasiswa yang memastikan informasi kepada

mitra tutur sebagai dosen terkait jadwal pengerjaan PKM. Tuturan disebabkan

karena penutur bermaksud untuk memastikan waktu pengerjaan PKM sehingga

penutur bertanya kepada mitra tutur. Tuturan antara mahasiswa dan dosen pada

akhirnya memastikan informasi dengan melakukan tindakan dalam

memutuskan rencana jadwal pengerjaan kegiatan PKM.

4.2.3.3 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

Fungsi Memberi informasi tambahan adalah fungsi konteks dalam

tuturan yang menyampaikan informasi secara lebih lanjut dan tidak terbatas

dari informasi sebelumnya dengan harapan mitra tutur akan memperoleh

tambahan pemahaman informasi lebih lanjut. Berikut merupakan sampel dari

empat data konteks tuturan yang mengandung fungsi konteks memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

110

informasi tambahan dalam menentukan maksud berkomunikasi antara

mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017/2018.

Data tuturan d1

A : Esensi pembuatan keputusan itu apa dan apakah setiap manusia tidak

ada masalah?

B: Esensi pembuatan keputusan itu karena adanya persoalan atau kondisi

sehingga memunculkan solusi-solusi dan membuat keputusan kalau di

teorikan memilih alternatif solusi karena adanya persoalan. Jadi, tidak

ada kehidupan saya yang tidak ada masalah pak semua hal sederhana

menjadi masalah.

A: Jalu punya teman cewek atau pacar?

B: Banyak pak kalau teman cewek kalau pacar enggak ada sudah 5 bulan.

A: Terkait permasalahan kamu itu, sekarang kamu deskripsikan kira-kira

masalah apa yang membuat kamu tidak punya pacar dan tentukan

keputusan yang harus dia ambil.

B: Saya belum punya pacar karena ingin fokus belajar, kurang percaya diri

dan lebih suka berteman saja sedangkan keputusan yang diambil harus

lebih percaya diri.

A : Ya, itu adalah kesimpulan menurut teman kalian.

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada hari Kamis di ruang S2 401 pukul

09.45 WIB dalam suasana formal perkuliahan perencanaan management.

Berlangsung tuturan antara penutur, yaitu seorang dosen Pendidikan

Akutansi berjenis pria pria berusia 45 tahun dan mitra tutur, yaitu

seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun. Tuturan

mahasiswa. O1 dan O2 memiliki kedudukan atau kekuasaan yang

berbeda, O1(dosen) memiliki status sosial lebih tinggi dari O2

(mahasiswa). Maksud tuturan O1 bertanya kepada O2 kemudian O2

menjawab dengan menjelaskan informasi terkait pembuatan dan

pengambilan keputusan berdasarkan masalah pribadi).

Tuturan berlangsung tuturan antara penutur adalah seorang dosen

Pendidikan Akutansi berjenis pria berusia 45 tahun dan mitra tutur, yaitu

seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 19 tahun. Tuturan konteks O1

dan O2 menunjukkan adanya konteks sosietal, yaitu konteks yang faktor

penentunya kedudukan atau kekuasaan merujuk teori Poedjosoedarmo (1985).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

111

penutur sebagai dosen Pendidikan Akutansi dan O2 sebagai mahasiswa,

sehingga terlihat kedudukan O1 lebih tinggi dari O2. Berdasarkan kedudukan

tersebut mempengaruhi urutan berbicara bahwa tuturan dosen lebih luas dari

tuturan mahasiswa. O1 memiliki hubungan keakraban dengan O2 karena dalam

tuturan menyebut nama O2 karena telah kenal. Tuturan terjadi menggunakan

bahasa lisan dengan ragam bahasa formal karena tuturan terjadi pada hari

Kamis di ruang S2.401 pukul 09.45 WIB dalam suasana formal perkuliahan

perencanaan managemen. Tuturan dosen menanyakan informasi kepada

mahasiswa. Dengan dasar tuturan tersebut mahasiswa mencoba menjawab

pertanyaan mitra tutur dengan menjelaskan informasi terkait pembuatan dan

memberikan informasi tambahan ihwal pengambilan keputusan berdasarkan

masalah pribadi.

Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberi informasi

tambahan. Hal itu merujuk pada tuturan penutur yang bertanya esensi

pengambilan keputusan kepada mitra tutur kemudian mitra tutur menanggapi

dengan menjelaskan esensi pengambilan keputusan selanjutnya mitra tutur

memberikan informasi tambahan ihwal pengambilan keputusan atas masalah

yang ada. Dari penjelasan informasi tersebut penutur memahami maksud

informasi mitra tutur.

Data Tuturan d2

A : Menurut kalian manakah yang terlebih dahulu, visi atau misi?

B : Visi pak.

A : Sebenarnya tergantung dari pembuatan visi misinya. Terkadang

ada misi yang didahulukan dari visi tapi ada juga visi yang disusul

misi. Jadi yang membuatnya mengatur rencananya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

112

B : Pak, berarti tidak selalu visi misi tetapi bisa misi visi?

A : Ya.

(konteks tuturan : tuturan antara penutur sebagai dosen Pendidikan Fisika

berusia 50 tahun, berjenis kelamin pria dan mitra tutur adalah mahasiswa

Pendidikan Fisika semester 3 berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun.

Kedudukan O1 sebagai dosen lebih tinggi dari O2 sebagai mahasiswa

sehingga O1 terlebih dahulu berbicara dan lebih bebas berbicara dari O2.

Tuturan menggunakan sarana lisan dengan ragam bahasa formal karena

tuturan terjadi di K.415 pada hari Jumat, pukul 09.00 WIB. Pada tuturan

membicarakan proses pembutan visi misi. si A bertanya tentang pembuatan

visi atau misi duluan kemudian si B menjawab visi selanjutnya si A

menjelaskan informasi terkait urutan pembuatan).

Tuturan berlangsung antara penutur adalah dosen Pendidikan Fisika

berusia 50 tahun, berjenis kelamin pria dan mitra tutur adalah mahasiswa

Pendidikan Fisika semester 3 berjenis kelamin wanita, berusia 20 tahun. O1

sebagai dosen memiki kedudukan atau kekuasaan yang lebih tinggi dari O2

sebagai mahasiswa sehingga O1 memulai pembicaraan dan lebih bebas

berbicara dari O2. Tuturan menggunakan sarana lisan dengan ragam bahasa

formal karena tuturan terjadi di K.415 pada hari Jumat, pukul 09.00 WIB. Pada

tuturan membicarakan proses pembuatan visi misi dengan tujuan tuturan dosen

bertanya visi atau misi yang terlebih dahulu kemudian mahasiswa menanggapi

dengan menjawab visi selanjutnya, dosen memberikan penjelasan dan

informasi tambahan bahwa urutan pembuatan visi misi yang berbeda-beda itu

tergantung pada yang membuatnya rumusan.

Konteks tuturan di atas, mengandung fungsi memberikan informasi

tambahan. Hal itu merujuk pada konteks tuturan yang diujarkan oleh penutur

kepada mitra tutur, penutur bertanya urutan pembuatan visi misi kepada mitra

tutur kemudian mitra tutur memberikan jawaban, selanjutnya penutur memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

113

informasi tambahan untuk memperjelas informasi kepada mitra tutur bahwa

cara pembuatan perumusan visi dan misi yang berbeda didasarkan pengetahuan

yang merumuskan atau membuatnya. Jadi dalam perumusan pembuatan urutan

visi misi bisa dilakukan visi kemudian misi namun, bisa juga misi lalu visi.

4.3 Pembahasan

Setelah peneliti menganalisis data tuturan terkait elemen dan fungsi

konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa

dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018, data yang telah dianalisis akan dibahas untuk mengetahui elemen

konteks sosietal apa saja yang terdapat dalam tuturan, pola elemen apa saja

yang terdapat pada tuturan, dan fungsi apa saja yang diperankan konteks

sosietal. Pada bagian pembahasan ini, peneliti memaknai elemen, pola elemen,

dan fungsi yang terkandung dalam konteks sosietal.

Berdasarkan hasil analisis 50 data tuturan, peneliti menemukan tidak

semua data tuturan lengkap. Melainkan peneliti menemukan tujuh data yang

mengandung kelengkapan elemen dan peneliti juga menemukan elemen

konteks lainnya, yaitu sembilan elemen, sepuluh elemen, dan sebelas elemen

konteks yang merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). Elemen yang

ditemukan tersebut mengandung konteks sosietal, yaitu adanya kedudukan atau

kekuasaan yang terdapat di dalam elemen konteks pada data tuturan. Elemen

konteks yang terdapat pada tuturan, yaitu (1) adanya O1 atau orang ke-1

sebagai penutur, (2) adanya mitra tutur sebagai O2 atau orang ke-2 lawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

114

bicara penutur, (3) adanya O3, (4) emosi penutur karena marah, gugup, dan

sebagainya, (5) maksud dan tujuan tuturan, (6) urutan tutur yang berkaitan

dengan siapa yang berbicara dulu dan kemudian, (7) bab atau pokok

pembicaraan, (8) instrumen atau sarana tutur, (9) citarasa tutur, (10) adegan

tutur yang berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa tutur, (11) register

atau bentuk wacana yang sudah mapan, dan (12) aturan atau norma kebahasaan

lainnya. Setiap elemen yang telah dianalisis di dalamnya mengandung konteks

sosietal, yaitu adanya faktor penentu kedudukan atau kekuasaan (Mey, 1983)

dalam (Rahardi, 2005). Kedudukan hadir antara O1 dan O2 sehingga

mempengaruhi urutan berbicara dan norma kebahasaan.

Hasil analisis elemen konteks, peneliti menemukan pola elemen

konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa

dan dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018. Pola elemen konteks dikategorikan menjadi empat kategori, yaitu

pola yang mengandung dua belas elemen, sembilan elemen, sepuluh elemen,

dan sebelas elemen konteks. Pola yang mengandung dua belas elemen konteks,

yaitu pola O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, R, A. Pola tersebut terbentuk karena

kelengkapan elemen merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). Pola yang

membentuk sembilan elemen, yaitu O, O, M, U, B, I, C, A, A. Pola elemen

tersebut, terbentuk karena adanya sembilan elemen dan ketidakhadiran elemen

emosi penutur, O3, dan register dalam pertuturan. Selain itu, dalam elemen

konteks terdapat konteks sosietal, yaitu adanya kedudukan antara O1 dan O2

yang mempengaruhi kebebasan dalam berbicara, dan norma kebahasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

115

Konteks yang mengandung sepuluh elemen membentuk dua pola elemen, yaitu

pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A karena tidak adanya elemen O3 dan

register, sedangkan pola kedua, yaitu O, O, M, A, U, B, I, C, A, A karena tidak

adanya elemen emosi penutur dan register. Pola elemen tersebut merujuk pada

teori Poedjosoedarmo (1985). Pola yang mengandung sebelas elemen konteks

membentuk dua pola elemen, yaitu pola O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A dan

pola O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, A. Pola pertama terbentuk karena elemen

konteks O3 yang tidak hadir dalam pertuturan, sedangkan pola kedua terbentuk

karena tidak adanya elemen register pada pertuturan antara mahasiswa dan

dosen FKIP.

Setelah mengetahui elemen dan pola konteks sosietal, peneliti

menganalisis data tuturan untuk menemukan fungsi yang diperankan konteks

sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan

dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017/2018. Peneliti

menemukan fungsi yang diperankan oleh konteks sosietal dengan dasar latar

belakang pemahaman yang sama antara penutur dan mitra tutur (Rahardi,

2005). Fungsi konteks, yaitu fungsi memberikan penjelasan informasi rinci,

memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur, memberikan informasi

sebab terjadinya tuturan, dan memberikan informasi tambahan. Fungsi

memberikan penjelasan informasi rinci terdapat 20 data tuturan. Fungsi ini

adalah fungsi yang menjelaskan secara rinci mengenai adanya pengetahuan

penutur maupun mitra tutur tentang topik yang dibicarakan, baik tentang suatu

peristiwa, pengalaman, informasi, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

116

Fungsi memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur

terkandung 16 data tuturan. Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang

menerangkan situasi penutur ataupun mitra tutur pada saat pertuturan

berlangsung. Fungsi konteks ini, dijabarkan kondisi fisik, seperti raut wajah

atau ekspresi, gerakan-gerakan tubuh atau bahasa verbal peserta tutur. Fungsi

memberikan informasi sebab terjadinya tuturan terkandung 10 data tuturan.

Fungsi ini merupakan fungsi yang menandai bahwa ada suatu peristiwa,

kejadian, atau kondisi yang menjadi alasan tuturan tersebut berlangsung.

Fungsi memberi informasi tambahan terkandung 4 data tuturan. Fungsi konteks

ini adalah fungsi dalam tuturan yang menyampaikan informasi secara lebih

lanjut dan tidak terbatas dari informasi sebelumnya dengan harapan mitra tutur

akan memperoleh tambahan pemahaman informasi lebih lanjut

Berdasarkan penjabaran fungsi konteks yang dominan hadir, yaitu

fungsi memberikan penjelasan informasi rinci dan memberikan informasi

situasi dan kondisi peserta tutur. Fungsi tersebut hadir karena mengandung

informatif diawali dengan pertanyaan oleh penutur tentang suatu hal yang

menuntut adanya penjelasan dari mitra tutur, sehingga dalam tuturan tersebut

penutur yang bertanya, mendapatkan informasi, dan mitra tutur yang

menjawabnya, memberikan informasi atau sebaliknya. Teori dalam

menganalisis fungsi ini juga digunakan dalam penelitian relevan dengan

penelitian ini, yaitu penelitian milik Pranowo (2015) ihwal konteks yang

penentunya adalah dasar pemahaman yang sama antara pelibat tutur. Dari

paparan yang telah dijabarkan, peneliti menemukan adanya kelengkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

117

elemen pada tuturan sejalan dengan teori Poedjosoedarmo (1985) dan

terbentuknya pola leemen berdasarkan elemen konteks yang hadir pada

pertuturan, sedangkan pada hasil analisis fungsi konteks peneliti menambahkan

teori sebelumnya ihwal konteks yang dikemukakan Rahardi (2005) sebagai

dasar analisis untuk menemukan fungsi konteks yang baru pada konteks

tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

118

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini memaparkan dua hal pokok yaitu, (1) simpulan, (2) saran.

Simpulan berisi rangkuman secara keseluruhan isi dari penelitian ini. Saran

berisi hal-hal relevan yang perlu diperhatikan pada penelitian selanjutnya, baik

bagi peneliti jurusan Bahasa Sastra Indonesia maupun peneliti lainnya. Berikut

pemaparan dua hal pokok tersebut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV mengenai elemen konteks, pola elemen

konteks, dan fungsi konteks sosietal yang digunakan dalam ranah pendidikan.

Peneliti menemukan adanya tuturan yang mengandung elemen konteks, pola

elemen konteks sosietal, dan fungsi konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Temuan tersebut

disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil pada analisis data tuturan, peneliti menemukan elemen konteks

sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan

dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018. Adapun elemen konteks, yaitu (1) O, O, E, M, U, B, I, C, A, R,

A, (2) O, O, M, U, B, I, C, A, A, (3) O, O, E, M, U, B, I, C, A, A, dan (4)

O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

119

2. Peneliti menemukan bahwa setiap elemen konteks membentuk pola

elemen yang berbeda. Pola elemen konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018, yaitu pola yang

mengandung dua belas elemen, artinya pola tersebut memiliki

kelengkapan elemen dengan bentuk pola O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A.

Pola yang mengandung sembilan elemen terbentuk karena ketidakhadiran

elemen O3, emosi penutur, dan register sehingga membentuk pola O, O,

M, U, B, I, C, A, A. Pola yang mengandung sepuluh elemen membentuk

dua pola, yaitu pola elemen O, O, E, M, U, B, I, C, A, A karena tidak

adanya elemen O3 dan register, sedangkan pola kedua, yaitu O, O, M, A,

U, B, I, C, A, A karena tidak adanya elemen emosi penutur dan register.

Pola yang mengandung sebelas elemen konteks membentuk dua pola,

yaitu pola O, O, E, M, U, B, I, C, A, R, A karena tidak adanya O3 dan pola

O, O, E, M, A, U, B, I, C, A, A karena tidak adanya register.

3. Fungsi yang diperankaan konteks sosietal dalam menentukan maksud

berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018, yaitu fungsi memberikan

penjelasan informasi rinci, memberikan informasi situasi dan kondisi

peserta tutur, memberikan informasi sebab terjadinya tuturan, dan

memberikan informasi tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

120

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, peneliti memberikan beberapa

saran. Berikut adalah saran dari peneliti.

1. Penelitian ini memberikan masukan kepada para praktisi, mahasiswa, dan

dosen untuk menjaga hubungan dalam berkomunikasi. Dalam

berkomunikasi harus memperhatikan elemen dan fungsi konteks sehingga

maksud tuturan tersampaikan.

2. Penelitian ini meneliti tentang kajian elemen dan fungsi konteks sosietal

dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Peneliti menemukan kelengkapan elemen konteks walaupun tidak semua

data tuturan mengandung elemen yang lengkap, dan setiap elemen

membentuk pola elemen, serta terdapat empat fungsi konteks sosietal

dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan subjek dan ranah

lingkungan yang berbeda, seperti lingkungan masyarakat dan keluarga.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan elemen konteks baru,

pola elemen, dan fungsi konteks yang baru pada konteks tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

121

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Baryadi, I Praptomo. 2015. Teori-teori Linguistik Pascastruktural

Memasuki Abad Ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Asdi Mahasatya.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dhieni, Nurbiana dan Fridani, Lara. 2015. “Hakikat Perkembangan

Bahasa Anak”(25/10/17).

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya:

Usaha Nasional.

Geertz, Clifford. 1981. Terjemahan: Abangan, Santri, Priyayi dalam

Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Harmoko, Danang Dwi. 2015. Analisa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Komunikasi antar Negara Anggota Asean. ABA BSI Jakarta.

(http://lppm.bsi.ac.id/SNIT2015/BidangD/D01_01-06_2015-

SNIT_DanangDwiHarmoko_BAHASA%20INDONESIA%20S

EBAGAI%20BAHASA%20KOMUNIKASI.pdf. Diunduh pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Ibrahim. (2015). Makna dalam Komunikasi.

(http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/view

/85/79) diunduh pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 16.00

WIB.

Lubis, Hasan Hamid. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Angkasa

Bandung: Bandung.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: PT RajaGafindo Persada.

Mey, Jacob L. 1993. Pragmatics An Introduction. Oxford

Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

122

Mulyana & Rakhmat, Jalaluddin. 2014. Komunikasi Antarbudaya:

Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda

Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penellitian Pragmatik.Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media

Grup.

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa

Jurusan Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.

Malang: Dioma.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode & Alih Kode.

Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Rahardi, Kunjana, Yulia Setyaningsih dan Rishe Purnama Dewi. 2015.

“Prosiding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan

Sastra Indonesia PIBSI (XXXVII): Optimalisasi Fungsi Bahasa

Indonesia sebagai Wahana Pembentukan Mental dan Karakter

Bangsa di Era Globalisasi Menuju Indonesia Emas 2045.

2015”. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Rahardi, Kunjana. 2015. Menemukan Hakikat Konteks Pragmatik.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

(https://repository.usd.ac.id/1651/1/1781_Kunjana_menemukan+hakikat+

konteks_makalah+UNS_pembicara.pdf) diunduh pada tanggal 8

September 2017, pukul 16.00 WIB.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sugiyono. 2006. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 1989. Kedudukan dan Fungsi Bahasa. Bandung:

Angkasa.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUNIVERSITRS SRNRTR DHREIMRYOGYRKRRTR

, [1 5 p"rttKajwtnns r-f t.!o1_l

Permohonan Izin Penelitian

Yth. Segenap Ketua Program Studi

di lingkungan FKIP

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Dcngan hormat,

Dengan ini kami memohonkan izin bagi mahasisrva kami,

Lastri Rrndiyantika

ru1224458

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Pendidikan Bahasa dan Seni

7 ('tujuh )

untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Tugas Akhir jalur SkripsiiMakalah.),dengan ketentuan sebagai berikut:

: Dosen dan Mahasiswa Fakultas Keg:ruan dan IImu PendidikanUniversitas Sanata Dharma

Oktober-November 2017

Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosieral dalam Menentukan MaksudBerkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen F'KIP di Universitas SanataDharma Tahun Akademik 201712018

Atas perhatian dan izinyang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 12 Oktober 2017Dekan,

Pendidikan Bahasa dan Seni

Ternbusan Yth:1.

2.

3.

4.

NomorLamp.Hal

Nama

No. MhsProgram Studi

Jurusan

Semester

Waktu :

Topik / Judul TA :

*) hapus salah satu

Lokasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Yogyakarta, 22 November 2017

Yth. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

Dosen Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Dengan Hormat

Saya, Lastri Rindiyantika, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma sedang menyusun skripsi yang berjudul Kajian

Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi Dosen dan

Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Tahun Akademik 201112018. Saya memohon

kesediaan triangulator untuk mengecek keabsahan data penelitian saya.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesedian Bapak untuk berkenan menjadi

triangulator skripsi saya yang berjudul Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam

Menentukan Maksud Berkomunikasi Dosen dan Mahasiswa FKIP di Universitas Sanata

Dharma Tahun Akademik 201112018.

Demikian surat ini saya buat, atas dan kesediaan kerjasama Bapak saya ucapkan

terima kasih.

Hormat saya

Lastri Rindiyantika

Mengetahui,

Rahardi" M.Hum"

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian

Skripsi dengan judul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi

antara Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”

Oleh: Lastri Rindiyantika

Dosen pembimbing: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

Petunjuk Triangulasi

1. Berilah tanda centang ( ) pada kolom “ Ya” atau “Tidak” yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis

elemen dan fungsi konteks sosietal.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis elemen dan fungsi konteks sosietal.

Keterangan Data Tuturan

1. A : penutur /orang pertama dalam tuturan

2. B : mitra tutur /orang kedua dalam tuturan

3. B1 : mitra tutur O1

4. B2 : mitra tutur O2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

No

Data Tuturan

Deskripsi

Konteks

Tuturan

Elemen Konteks

Fungsi Konteks

Identifikasi

Elemen dan

Fungsi Konteks

Triangulator Komentar

YA TIDAK

1. A: kamu kalau mau

membuat piagam

untuk lomba mading

lebih baik tulisannya

depan belakang, jadi

bagian depan

diberikan kepada

kelas dan

belakangnya nama

peserta.

B: Ya baik bu,

A: Ya,. nanti tak lihat

dulu piagammu

sudah bener belum

sebelum di kasih ke

sekolah.

B: Baik bu

(menganggungkan

kepala)

TMKS/PBSI/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 13.20

WIB di ruang

sekretariat PBSI.

Tuturan O1

dosen

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia,

berusia 30 tahun,

berjenis kelamin

wanita.

dan O2

mahasiswa

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia ,

semester 7,

berjenis kelamin

pria, berusia 22

tahun.

O1: latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia,

berusia 30 tahun,

berjenis kelamin

wanita.

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia ,

semester 7,

berjenis kelamin

pria, berusia 22

tahun.

E: sedikit takut bila

salah maka

meminta O2

bertemunya

sebelum jadi

sertifikat.

M: O1

Memberikan

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A.

Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks pada

tuturan yakni

memberikan

informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

O1

menyampaikan

informasi secara

rinci kepada O2

tentang cara

pembuatan

piagam lomba

PPL integratif

mading siswa.

memberikan

informasi cara

pembuatan piagam

kepada O2.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa.

B: pembuatan

piagam lomba PPL

integratif.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

A: Adegan tutur

berlangsung di

ruang sekretariat

PBSI, pada hari

Senin pukul 13.20

WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan menggunakan

paralinguistik

kepada mitra

tutur

berdasarkan

pengetahuan

yang

dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

menganggukkan

kepala.

2. A: Gimana kalian

mengajar disekolahan

ada banyak kesulitan

enggak ?

B: ya banyak

kesulitan pak, siswa-

siswa di sana kalau

dikasih alat peraga

enggak diperhatikan

dengan baik pak.

A: Ya dimaklumi aja

masih SMP kalian

harus memahami

karakter siswa.

TMD/PMAT/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Rabu,

pukul 11. 00

WIB dalam

suasana santai di

ruang sekretariat

MIPA.

Penutur O1

adalah

mahasiswa

Pendidikan

Matematika

semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia

21 tahun dan

mitra tutur

adalah seorang

dosen

Matematika dan

dosen

pembimbing

PPL, berusia 53

tahun, berjenis

kelamin pria.

Tuturan O1

O1: latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan

Matematika dan

dosen pembimbing

PPL, berusia 53

tahun, berjenis

kelamin pria.

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Matematika

semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia 21

tahun.

M: penutur

bertanya tentang

kesulitan mengajar

dan mitra tutur

memberikan

informasi rinci

kesuliatan apa

yang dialami mitra

tutur.

E: sedikit kecewa

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A.

Dan elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A,

R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

terkait

kesulitan

mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

bertanya terkait

kesulitan O2

dalam mengajar

kemudian O2

menjelaskan

bahwa ia

mengalami

kesulitan

terutama pada

saat penggunaan

alat peraga.

sehingga meminta

O2 untuk bersabar.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa. Jadi

tuturan mahasiswa

berada di belakang

tuturan dosen.

B: kesulitan dalam

mengajar.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal.

A: adegan tutur di

ruang sekretariat

MIPA, Pada hari

Rabu, pukul 11. 00

WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan antara

O1 dan O2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

menarik.

3. A: Pak, mau tanya

mata kuliah

kesehatan sekolah

besok masuk

enggak?

B: enggak mbak tapi

ada tugas besok

dikerjakan ya!

A: Baik pak,

tugasnya

dikumpulkan kapan

pak?

B: Dikumpulkan

pada saat pertemuan

selanjutnya. Teman-

teman segera

diberitahukan ya

A: Baik pak, terima

kasih.

TMD/PGSD/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 10.00

WIB di depan

ruang sekretariat

PGSD dalam

suasana ramai

mahasiswa

keluar masuk

ruang

sekretariat.

Tuturan

berlangsung

antara penutur

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusia

21 tahun dan

mitra tutur

seorang dosen

program studi

PGSD berjenis

kelamin laki-laki

berusia 49 tahun.

Tuturan yang

O1: latar belakang

mahasiswa jurusan

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 21 tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Guru Sekolah

Dasar, berjenis

kelamin pria,

berusia 49 tahun.

M: penutur

bertanya terkait

tugas mata kuliah

kesehatan sekolah

kemudian mitra

tutur memberi

informasi rinci

terkait pertanyaan

penutur.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa (O1)

kemudian

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

informasi secara

rinci terkait

mata kuliah

kesehatan

sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

berlangsung

antara O1 dan

O2

membicarakan

tentang

pengerjaan tugas

mata kuliah

kesehatan

sekolah.

ditanggapi oleh

dosen PGSD (O2).

B: tugas mata

kuliah kesehatan

sekolah.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

santai

A: adegan tutur di

depan ruang

sekretariat PGSD,

suaasana pagi hari

yang ramai pukul

10.00 WIB.

A: norma

kebahasaan kurang

sopan karena O1

memilih

penggunaan kata

„enggak‟ kepada

orang yang lebih

tua dalam situasi

formal.

4. A : Permisi Pak, ada

Pak Mudayen ? ini

mau memberikan

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 11.40

O1: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

surat untuk Pak

Mudayen.

B : Pak Mudayen

sedang pergi ke Bali

Senin baru ada mbak.

suratnya titip ke

sekre aja. nanti kamu

hubungi Pak

Mudayen.

A : Oh ya sudah pak,

ini suratnya saya titip

nanti saya hubungi

lewat whatsapp aja.

Makasih pak.

B : Ya.

TMKS/PIPS/FKIP

WIB di ruang

sekretariat

Pendidikan

Ekonomi.

Berlangsung

komunikasi

antara mahasiwa

berjenis kelamin

wanita dan

dosen berjenis

kelamin pria

berusia 47 tahun

dengan topik

pembicaraan

bertanya

keberadaan

dosen karena

O1ingin bertemu

untuk

pemberiaan

surat.

Ekonomi semester

9, berjenis kelamin

wanita, berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

karyawan dosen

Pendidikan

Ekonomi berjenis

kelamin pria,

berusia 47 tahun.

M: bertanya

dengan tujuan

mencari

keberadaan dosen.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen ekonomi.

B: mencari

keberadaan dosen

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang MKK, pada

hari Senin, pukul

11.40 WIB

peserta tutur elemen dan

fungsi tuturan.

elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, A,

U, B, I, C, A, A.

Sedangkan

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E,

R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

Memberikan

informasi terkait

keberadaan

salah satu dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

peristiwa tutur

12.30 WIB.

I : sarana bahasa

lisan dan bahasa

non-verbal

(menunjuk ke arah

pintu).

A: nma kebahsaan

topik pembicaraan

jelas dan awal tutur

menyapa lawan

tutur.

5. A: Bu, mau tanya

pengumpulan batas

terakhir revisi tugas

tidak hari ini kan bu?

B: Belum mbak,

nanti hari Jumat

mbak. Teman-teman

bilangi ya!

A: baik bu.

B: Tugasnya

diperbaiki jangan

banyak yang salah

lagi.

TMD/PBI/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Rabu,

pukul 10.00

WIB di ruang

dosen

berlangsung

komunikasi

antara

mahasiswa

Pendidikan

Ekonomi

semester 5,

berjnis kelamin

wanita, berusia

21 tahun dan

dosen

O1: latar belakang

Mahasiswa

Pendidikan

EkonomiI semester

5, berjenis kelamin

wanita, berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

dosen, berjenis

kelamin wanita,

berusia 50 tahun.

O1 dan O2

memiliki

keakraban yang

cukup dekat karena

berada dalam

Memberi

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E,

M,U, B, I, C, A,

A. Sedangkan

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A,

R.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Pendidikan

Ekonomi,

berjenis kelamin

wanita berusia

50 tahun.

Dengan topik

pembicaraan O1

dan O2 batas

pengumpulan

revisi tugas.

Maksud tuturan

O1 bertanya

terkait batas

pengumpulan

tugas revisi

kemudian O2

memberi

informasi

rincian.

jurusan Pendidikan

Ekonomi.

M: tujuan tuturan

O1 bertanya terkait

batas pengumpulan

tugas.

E: sedang khawatir

menerima

informasi baru.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen.

B: pokok

pembicaraan batas

pengumpulan

revisi tugas

I: sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang dosen, pada

hari Rabu, pukul

10.00 WIB.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan yaitu

Memberi

informasi secara

rinci terkait

pengumpulan

revisi tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik menarik.

6. A: Airnya mati

enggk bu?

B: Kayaknya mati

deh soalnya krannya

diputar-putar enggk

bisa, kayaknya rusak.

A : Ya bu, tadi saya

coba mutar-mutar

tapi enggak bisa. Oh

ya bu, airnya masih

ada enggk?

B: Masih ada ko

mbak tapi enggak

banyak banget.

TKD/PBSI/PBI

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 11.39

WIB dalam

suasana santai

depan ruang

sekretariat PBSI

dan PBI .

karyawan

sekretariat PBI

bertanya kepada

dosen PBSI

yang baru keluar

dari toilet

sehingga si A

secara langsung

bertanya terkait

kondisi air di

toilet kemudian

si B memberikan

informasi rinci

kondisi air di

toilet.

O1: status sosial

sebagai dosen

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia,

berjenis kelamin

wanita, berusia 50

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai karyawan

sekretariat program

studi Pendidikan

Bahasa Inggris,

berjenis kelamin

wanita.

E: penutur

menunjukkan rasa

kecewa karena

kran air yang

rusak.

M: bertanya

kondisi air dan

mitra tutur .

U : urutan dalam

bertutur dimulai

Memberi

informasi situasi

dan kondisi

situasi tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan yaitu

memberi

informasi situasi

dan kondisi

situasi tutur

terkait kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

oleh karyawan

sekretariat dan

diikuti oleh dosen.

I : instrumen atau

sarana tutur adalah

bahasa lisan

B:terkait kondisi

air di toilet.

C: citrasa penutur

menggunakan

ragam bahasa non-

formal.

A: adegan tutur

Senin, pukul 11.39

WIB dalam susana

santai di depan

ruang sekretariat

PBSI dan PBI .

A: aturan

menggunakan

lambang

paralinguistik

senyuman.

air di toilet.

7. A : Kira-kira ini

tugas kita bisa cepat

selesai enggak ya

mbak?

B : Kayaknya

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

di ruang salah

satu dosen

Bimbingan

O1: latar belakang

dosen Bimbingan

Konseling berjenis

kelamin wanita,

berusia 39 tahun.

Memberi

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

sebentar aja ini bu

tinggal desain aja.

A : Ya karena saya

harus segera ke

rumah sakit. saya

mau ajak anak saya

kontrol.

B : Oh ya baik bu

A : Kalian juga harus

jaga kesehatan

jangan sampai sakit

ya.

TMD/PBK.FKIP

Konseling dalam

suasana siang

hari yang panas.

Berlangsung

tuturan antara

penutur, yaitu

seorang dosen

Bimbingan

Konseling

berjenis kelamin

wanita, berusia

39 tahun dan

mitra tutur, yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

21 tahun. O1

dan O2

membicarakan

waktu

pengerjaan tugas

selesai.

Maksud tuturan

O1 bertanya

terkait waktu

pengerjaan tugas

selesai kepada

O2 karena O1

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bimbingan

Konseling

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 20 tahun.

E: penutur cemas

khawatir kondisi

anaknya yang

sakit.

M: bertanya dan

meminta mitra

tutur untuk segera

menyelesaikan

tugas.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

BK kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: O1

mempertanyakan

berapa lama tugas

selesai kepada O2.

I : sarana tutur

menggunakan

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, B, U, I,

C, A, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

informasi sebab

terjadinya

tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

mau mengantar

anaknya kontrol.

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal

A: adegan tutur di

ruang dosen BK,

peristiwa tutur

siang hari.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik.

8. A: Bu, minta softfile

atau hardfile untuk

laporan PPL?

B1: Saya softfile aja,

mahasiswa PPL dan

mahasiswa skripsi

kalau sama saya itu

selalu saya minta

softfile karena enggk

semua mahasiswa

punya printer kan?.

Jadi saya

mempermudah kerja

kalian aja.

A: Ya betul bu

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 10.15

WIB dalam

suasana santai di

depan ruang

laboratorium

biologi. Tuturan

berlangsung

antara penutur

adalah

mahasiswa

Pendidikan

Biologi semester

7, berusia 22

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Biologi

semester 7, berusia

22 tahun, berjenis

kelamin wanita.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Biologi

dan dosen

pembimbing PPL

berjenis kelamin

wanita berusia 35

tahun. O1 dan O2

memiliki hubungan

Memberi

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, A,

U, I, C, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu R: jenis

wacana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B2: Oh iya bu, guru

pamong saya malah

menyuruh membuat

4 laporan PPL bu

B1: Untuk siapa saja

itu? sudah enggk

usah banyak-banyak

satu aja untuk

sekolah mbak kalau

untuk kamu kan bisa

simpan file aja.

B2 : Ya bu

TMD/PPBIO/FKIP

tahun, berjenis

kelamin wanita

dan mitra tutur

adalah dosen

Pendidikan

Biologi berjenis

kelamin wanita

berusia 35 tahun.

O1 dan O2

memberi

informasi terkait

format laporan

PPL yang

diberikan kepada

dosen. Tuturan

O1 bermaksud

untuk bertanya

bentuk format

laporan PPL

kepada O2.

keakraban karena

O2 dosen prodi

dan dosen

pembimbing PPL

O1 dan O3.

E: kecewa dengan

permintaan pihak

sekolah

M: O1 bertanya

bentuk laporan

untuk dosen

kepada O2

kemudian O2

memberikan

informasi rinci

kepada O2.

A : adanya O3

dengan

pengubahan kode

bahasa dengan

maksud

menyalahkan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

tetapi tuturan

belum mapan,

dan A: tuturan

kurang sopan

karena adanya

penggunaan kata

malah dan nada

O3 yang sedikit

meninggi.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan yaitu

memberi

penjelasan

informasi secara

rinci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

dosen lebih bebas

daripada tuturan

mahasiswa.

B: format laporan

yang diberikan

oleh mahasiswa

PPL kepada dosen.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-fomal.

A: pada hari Senin,

pukul 10.15 WIB

adegan tutur di

depan ruang

laboratorium

biologi.

9. A: Bu saya mau

minta tanda tangan

untuk proposal SPD

(service Program

Design)

B: Ok, saya baca

dulu ya. Untuk

bagian pendahuluan

diperbaiki

penggunaan

Tuturan terjadi

di ruang ketua

program studi

Pendidikan

Bahasa Inggris,

pukul 11.00

WIB

Berlangsung

tuturan antara

penutur yaitu

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Bahasa

Inggris semester 7,

berjenis kelamin

pria, berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai kaprodi

PBI berjenis

Memberi

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kalimatnya, estimasi

anggaran terlalu

rendah ini.

A: Ya bu, untuk

estimasi anggaran

kami sudah ada

perjanjian bersama

dengan cafe di

Malioboro.

A: Oh ya sudah kalau

begitu. Semoga

berhasil.

TMK/PPBI/FKIP

mahasiswa

berjenis kelamin

pria, berusia 22

tahun, semester

7 dengan mitra

tutur yaitu ketua

program studi

Pendidikan

Bahasa Inggris

berjenis kelamin

wanita, berusia

50 tahun dengan

topik

pembicaran

perincian

proposal SPD.

kelamin wanita,

berusia 50 tahun.

M: penutur

bermaksud

meminta

persetujuan dan

mitra tutur

memberi informasi

terkait isi proposal

SPD.

E: kesal sehingga

melakukan

pembelaan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi kaprodi

PBI tetapi tuturan

kaprodi PBI lebih

bebas dari tuturan

mahasiswa.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan,

yaitu, A: tidak

adanya orang

ke-3, dan R:

register yang

belum mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

penjelasan

informasi secara

rinci tentang

proposal SPD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

ruangan kaprodi

Pendidikan Bahasa

Inggris, pukul

11.00 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik sehingga

dipahami oleh O1

dan O2.

10. A : Siang bu.

B : Ya ada apa, nak?

A : Begini bu,

kemarin saya sudah

memberitahukn

melalui whatsapp

kalau tanggal 29

September 2017 akan

dilakukan penarikan.

Jadi saya mau tanya

apakah ibu bisa

datang?

A : Sekolahnya apa?

B: SMP Negeri 1

Sleman

A : Sebentar ya, saya

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 11.00

WIB di ruang

sekretariat

MIPA dalam

situasi sepi.

Berlangsung

tuturan antara

penutur, yaitu

mahasiswa

Pendidikan

Matematika

berjenis kelamin

perempuan

berusia 22 tahun

O1 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Matematika

semester 7,

berjenis kelamin

wanita, berusia 22

tahun.

O2: latar belakang

dosen Bilogi

berjenis kelamin

wanita, berusia 40

tahun. Tuturan O1

dan O2 memiliki

hubungan

keakraban akraban

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan,

yaitu E: emosi

penutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

cek dulu. Oh ya,

tanggal 29 September

dengan jumlah

mahasiswa praktikan

8 orang ya ? ya besok

saya usahakan hadir

ya kmu siapkan aja

susunan acara

penarikan.

B : Ya bu. Terima

kasih pak.

TMKD/PMAT/FKIP

dan mitra tutur,

yaitu seorang

dosen

Pendidikan

Biologi jenis

kelamin

perempuan

berusia 40 tahun.

Tuturan O1 dan

O2 memiliki

hubungan

keakraban

akraban O2

menyapa O1

dengan “nak”

dengan topik

pembicaran

laporan

penarikan PPL.

Maksud tuturan

O1

memberitahukan

informasi dan

bertanya terkait

laporan

penarikan PPL.

O2 menyapa O1

dengan “nak”.

M: O1

memberitahukan

informasi dan

bertanya tentang

penarikan PPL.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen Biologi.

B: penarikan PPL

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal

A: adegan tutur di

ruang sekretariat

MIPA pukul 10.00

WIB.

A : norma

kebahasaan

kejelasan dalam

berbicara dan

menggunakan

masih stabil, A:

adanya orang

ke-3, R: jenis

wacana belum

mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

tentang

ketidakhadiran

dosen pada saay

penarikan PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

sapaan sebelum

memulai inti

pembicaraan.

11. A: Gimana, kalian

isi apa saja kotak

P3K nya?

B1: Obat-obatan

standar bu, seperti

obat merah, alkohol,

plaster, gitu aja bu

A: Habis berapa beli

kayak gini?

B2: 160 ribu bu, ini

Kepseknya minta

ditambahin lagi bu.

A: Ya sudah, kalian

beli minyak kayu

putih yang kecil dan

obat-obatan demam,

sakit kepala aja.

B2: Ya bu

TMD/PPBIO/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 10.15

WIB di depan

ruang

laboratorium

biologi, dosen

Pendidikan

Biologi. Maksud

tuturan O1

bertanya

kemudian O2

memberikan

informasi rinci

terkait isi kotak

P3K yang di

minta pihak

sekolah.

O1: latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Biologi

dan dosen

pembimbing PPL,

berusia 35 tahun,

berjenis kelamin

wanita.

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Biologi

semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia 21

tahun.

E: kecewa pihak

sekolah meminta

alat P3K kepada

mahasiswa.

M: bertanya isi

kotak P3K dan

memberi

informasi.

A: adanya O3,

yaitu mahasiswa

Memberikan

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 11

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, A, U, B, I,

C, A.

dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu R: jenis

wcana belum

mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

informasi rinci

isi kotak P3K.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

pendidikan Biologi

dengan

menggunakan kode

bahasa yang

bermaksud

menyindir

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa.

Tuturan mahasiswa

berada di belakang

tuturan dosen.

B: isi kotak P3K

yang di minta

pihak sekolah.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal

A: adegan tutur di

depan ruang

laboratorium

biologi, Pada hari

Jumat, pukul 10.15

WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik.

12. A: Tugas yang

kemarin saya kasih

sudah kamu kirim ke

email saya belum?

B: Belum pak, maaf

belum sempat

A: Segera dikirimkan

ke email saya ya!

mau saya baca.

jangan di tunda-

tunda.

B : Ya pak.

TMD/PGSD/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Selasa,

pukul 11.00

WIB di ruang

Xaverius dalam

situasi formal

perkuliahan

suasana pagi

menjelang siang

hari.

Berlangsung

tuturan antara

penutur, yaitu

seorang dosen

berjenis kelamin

pria berusia 40

tahun dan mitra

tutur, yaitu

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusia

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Guru Sekolah

Dasar, berjenis

kelamin pria,

berusia 40 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa jurusan

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 20 tahun.

M: O1 bertanya

dan menyuruh O2

kemudian O2

memberi informasi

lanjutan terkait

pen.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A. Selain

elemen konteks

tersebut terdapat

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E,

A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks

memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

20 tahun.

Tuturan O1 dan

O2 pengiriman

data melalui

email.

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: pengiriman data

melalui email.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang Xaverius,

pukul 11.00 WIB

dalam suasana

formal perkulian.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

informasi sebab

terjadinya

tuturan

tentang

pengiriman data.

13. A: Permisi pak,

apakah ada Bu

Indah?

B: Belum datang

mungkin setengah 2

nanti datang. Ada apa

mbak?

B: Berarti dari tadi

belum ada di kampus

pak? Saya dihubungi

disuruh datang

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 14.00

WIB di ruang

sekretariat BK

berlangsung

tuturan antara

mahasiswa dan

karyawan

serketariat BK.

Penutur sebagai

O1: latar belakang

Mahasiswa

Bimbingan

Konseling

semester 5,

berjenis kelamin

wanita, berusia 20

tahun.

O2 : latar belakang

dosen Bimbingan

Konseling, berjenis

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M , U, B, I, C,

A, A. Selain

elemen konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

menemui beliau pak

A: oh ya sudah

tunggui aja.

TMKS/PBK.FKIP

mahasiswa BK

semester 5

berjenis kelamin

wanita, berusia

20 tahun

sedangkan mitra

tutur dosen Bk

jenis kelamin

pria berusia 38

tahun. Tuturan

O1 dan O2

berbicara

keberadaan salah

satu dosen.

Tujuan tuturan

memastikan

keberadaan

dosen.

kelamin pria,

berusia 38 tahun.

E: penutur gugup

sehingga maksud

tuturan kurang

jelas

M: tujuan tuturan

bertanya dan

memperjalas

maksud tuturan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen BK.

B: mencari

keberadaan dosen.

I: sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang sekretariat

BK, pada hari

Jumat, pukul 14.00

WIB.

tersebut terdapat

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan, yaitu R

: jenis wacana

yang belum

mapan dan A:

adanya orang

ke-3.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan,yaitu

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan karena

O1 mencari

keberadaan

salah satu dosen

BK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A:aturan atau

norma kebahasaan

kurang sopan

karena O1 tidak

menggunakan kata

sapaan dalam

tuturan dan kurang

terdapat kejelasan

dalam berbicara

sehingga O2 tidak

memahami maksud

O1.

14. A : Pak permisi, mau

tanya ruangan Pak

Teguh dimana ya

pak?

B : Itu mbak

(menunjuk ke pintu).

Coba di ketuk aja

mbak, tadi baru

datang dari

sekretariat IPS. saya

lewat pintunya

sedang terbuka.

A : Oh ya pak,

makasih pak.

Tuturan terjadi

pada hari Rabu,

pukul 12.30 di

ruang MKK.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur

yaitu mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

20 tahun dan

mitra tutur yaitu

dosen

Pendidikan

Ekonomi,

berjenis kelamin

O1: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Ekonomi semester

5, berjenis kelamin

wanita, berusia 20

tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Ekonomi berjenis

kelamin pria,

berusia 58 tahun.

M: bertanya

keberadaan ruang

dosen.

U : urutan bicara

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan

elemen dan

fungsi 9 tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M,U,

B, I, C, A, A.

Selain elemen

konteks tersebut

terdapat elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, A, R.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

TMKS/PIPS/FKIP pria, berusia 58

tahun. Tuturan

O1 dan O2

bermaksud

untuk bertanya

ruangan salah

satu dosen

Pendidikan

Ekonomi.

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen Pendidikan

Ekonomi

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang MKK,

peristiwa tutur

12.30 WIB.

B: mencari

informasi

keberadaan ruang

dosen.

I : sarana bahasa

lisan dan bahasa

non-verbal

(menunjuk ke arah

pintu).

A: norma

kebahasaan sopan

dan adanya

kejelasan

pembicaraan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan yaitu

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

15. A : Selamat pagi,

sudah dirumuskan

Tuturan terjadi

pada hari Kamis

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Memberi

informasi situasi

Pada data

tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

tugas minggu

kemarin? apakah

mengalami kesulitan,

Rangga? (sambil

menunjuk ke arah

mahasiswa)

B: Oh ya pak

A: Kesulitannya

bagian apa? silahkan

diceritakan

kesulitanmu.

B: Bagian

menetapkan rumusan

pak.

A: Ya, nanti bukunya

dibaca lagi ya kalau

masih kesulitan

belajar ke temanmu

yang lainnya.

TMD/PPAK/FKIP

di ruang S2. 401

pukul 09.15

WIB dalam

suasana formal

perkuliahan

perencanaan

managemen.

Berlangsung

tuturan anatara

penutur yaitu

seorang dosen

Pendidikan

Akutansi

berjenis kelamin

pria berusia 48

tahun dan mitra

tutur yaitu

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

pria berusia 19

tahun.

Kedudujan O1

lebih tinggi dari

O2 sehingga O1

lebih bebas

berbicara.

Tuturan O1

Akutansi berjenis

kelamin pria,

berusia 48 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Akutansi semester

1 berjenis kelamin

pria, berusia 19

tahun. O1 dan O2

memiliki

keakraban karena

O1 adalah dosen

pembimbing O2.

Kedudukan O1

lebih tinggi

daripada O2.

E: sedikit kesal

sehingga penutur

menyuruh O2

membaca buku

lagi.

M: tujuan tuturan

untuk

mempertanyakan

informasi kepada

O2.

U : urutan bicara

dan kondisi

peserta tutur

melibatkan 11

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C,A, R, A. Selain elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan, yaitu A

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks yaitu

memberi

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

memberi

informasi

tentang kesulitan

mengerjakan

tugas yang

dihadapi oleh

O2.

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa karena

kedudukan dosen

lebih tinggi dari

mahasiswa.

B: kesulitan

mengerjakan tugas.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang S2. 401

pukul 09.15 WIB.

R: bentuk wacana

cukup mapan

karena tuturan

dalam suasana

kuliah.

A: norma

kebahasaan topik

pembicaraan jelas.

16. A : Pagi Amel.

B1: Oh ya pak, pagi.

Mau kemana pak?

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

di dekat

O1: latar belakang

dosen Bimbingan

Konseling berjenis

Memberi

informasi situasi

dan kondisi

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A : Ini ada urusan di

Mrican, kalian lagi

ngapain di sini?

B2 : Lagi nunggu

jam 11 pak ada

kuliah lagi.

A: oh, tidak pergi

makan dulu?

B1: enggk pak tdi

jajan di kopma.

A : Ya sudah, saya

pergi dulu ya

B2: Ya pak.

TMW/ PBK/FKIP

sekretariat BK

dalam suasana

siang hari

menunggu jam

masuk kuliah.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur

yaitu seorang

dosen program

studi Bimbingan

Konseling

berjenis kelmain

pria, berusia 40

tahun dan mitra

tutur (1) yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

21 tahun dan

mita tutur (2)

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

21 tahun.

Tuturan O1

menanyakan

kesibukan O2

kelamin pria,

berusia 40 tahun.

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bimbingan

Konseling

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 21 tahun.

Hubungan

kearaban O1 dan

O2 dilihat dari kata

sapaan O1 kepada

O2 dengan

menyebut nama.

Kedudukan O1

(dosen) lebih tinggi

dari O2

(mahasiswa).

M : tujuan tuturan

untuk menyapa dan

bertanya secara

sekilas tentang

kesibukan dosen

dan mahasiswa.

A : adanya O3

U : urutan bicara

peserta tutur elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

konteks tersebut

seperti O1, O2,

A, M, U, B, I,

C, A, A. Elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E: emosi

penutur yang

tidak mengubah

dan R: jenis

wacana.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

tentang

kesibukan

mahasiswa dan

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

dan O2

menanyakan

kesibukan O1.

dimulai oleh dosen

BK kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa karena

kedudukan atau

kekuasaan dosen

lebih tinggi.

B: kesibukan

dosen dan

mahasiswa.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

santai.

A: adegan tutur di

dekat sekretariat

BK, peristiwa

tutur di pagi hari.

A: norma

kebahasaan sopan

walaupun dalam

suasana santai dan

saling menyapa

sebelum pada inti

pembicaraan.

17. A : Hallo Dewi

B : Hallo pak

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

O1: latar belakang

dosen Pendidikan

Memberikan

penjelasan

Pada data

tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A : Bagaimana PPL

nya?

B : Beres pak, tinggal

integratif

A : Apa itu

integratif?

B : Gabungan PPL

reguler dan KKN

pak.

A : Oh begitu, sukses

ya.

B : Makasih pak

TMD/PPBI/FKIP

pukul 14.00

WIB di kantin

realino dalam

suasana santai.

Berlangsung

komunikasi

anatara penutur,

yaitu dosen

berjenis kelamin

pria, berusia 37

taun dan mitra

tutur, yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

22 tahun dengan

topik

pembicaraan

kegiatan PPL.

Tuturan O1

bermaksud

menyapa dan

bertanya tentang

kegiatan PPL

kemudian O2

memberi

informasi rinci

ihwal kegiatan

Bahasa Inggris

Bimbingan

berjenis kelamin

pria, berusia 37

tahun.

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia semester

7, berjenis

kelamin wanita,

berusia 22 tahun.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: kegiatan PPL

integratif.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

santai

A: adegan tutur di

kantin realino,

peristiwa tutur

informasi secara

rinci

melibatkan 9

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A. Elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan,

yaitu E: emosi

penutur, A:

adanya orang

ke-3, dan R:

jenis wacana

yang belum

mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

informasi secara

rinci kegiatan

PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

PPL.

pukul 14.00 WIB.

A: norma

kebahasaan topik

pembicaraan

menarik dan

maksud tuturan

belum jelas.

18. A: Mbak, ini buku

penilaian nanti

diserahkan ke dosen

pembimbingnya ya !

B: Oh, yang

memberikan ini kami

sendiri bu tidak

dikirim pihak

sekolah? (memegang

buku penilaian).

A: Ya, nanti kalian

kasihkan aja ke dosen

untuk dilihat nilai

kalian.Nanti saya

juga hubungi

dosenmu.

B: Baik bu.

TMD/PPBIO/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 10.15

WIB di ruang

laboratorium

Biologi SMP N

1 Sleman. O1

adalah dosen

Pendidikan

Biologi, berjenis

kelamin wanita

berusia 36 tahun

Dan O2 adalah

Tuturan O1

memberikan

informasi rinci

terkait

penyerahan buku

penilaian kepada

dosen

pembimbing.

O1 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan

Biologi, berjenis

kelamin wanita

berusia 36 tahun

O2: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Matematika

semester 7, berusia

22 tahun, berjenis

kelamin wanita.

M: menyuruh

menyerahkan buku

penilaian.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa

Memberikan

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A. Elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E,

A, dan R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan,yaitu

memberikan

informasi rinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B: menyerahkan

buku penilaian

kepada dosen

pembimbing.

I : sarana tutur.

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang laboratorium

Biologi SMP N 1

Sleman, pada hari

Jumat, pukul 10.15

WIB setelah dosen

mengajar.

A: tuturan sopan

dan topik

pembicaraan

menarik.

terkait

penyerahan

buku penilaian

kepada dosen

pembimbing.

19. A: Pak permisi, saya

mau kosultasi skripsi.

B: Ya, skripsimu

ditinggal aja dulu ya!

besok pagi baru

diambil saya sedang

sibuk.

A: Ya pak, makasih.

Tuturan terjadi

pada hari Senin

pukul 13.00

WIB di salah

satu ruangan

dosen

Pendidikan

Sejarah.

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Sejarah

semester 12,

berjenis kelamin

wanita, berusia 24

tahun.

O2 : latar belakang

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M,U,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

TMD/PPSEJ/FKIP

Berlangsung

tuturan antara

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita dan mitra

tutur dosen

Pendidikan

Sejarah berusia

40 tahun.

Tuturan O1 dan

O2 topik

pembicaraan

tentang

konsultasi

skripsi.

Maksud tuturan

O1 mau

konsultasi

skripsi tetapi

kondisi mitra

tutur yang sibuk

membuat O1

tidak bisa

melakukan

bimbingan.

sebagai dosen

Pendidikan Sejarah

berjenis kelamin

pria, berusia 48

tahun

Kedudukan O2

(dosen) lebih tinggi

dari O1

(mahasiswa).

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

tetapi tuturan

dosen lebih bebas

dari mahasiswa.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruangan dosen,

pukul 13.00 WIB.

A: tuturan sopan

dan topik

pembicaran jelas.

B, I, C, A, A. Elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E,

A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

20. A: Bu, apakah boleh

penarikan bila

laporan PPL belum

selesai dikerjakan?

B: Tidak boleh, itu

kan sudah ditegaskan

pada saat

pembekalaan prodi

dan fakultas.

A: Ya bu tapi teman-

teman minta

penarikan terlebih

dahulu tu bu.

B: Saya tidak

mengizinkan karena

itu sudah ada

peraturannya diawal.

TMD/PPBIO/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 10.00

WIB di ruang

laboratorium

biologi Paingan

tuturan antara

dosen

Pendidikan

Biologi berjenis

kelamin wanita,

berusia 35 tahun.

dan mahasiswa.

Tuturan O2

memberikan

informasi secara

rinci

bahwa penarikan

tidak boleh

dilaksanakan

bila laporan PPL

belum selesai

dikerjakan.

O1: status sosial

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Biologi semester

7, berjenis kelamin

wanita berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Biologi

dan dosen

pembimbing PPL,

berjenis kelamin

wanita, berusia 35

tahun.

E: warna emosi O1

pada saat tuturan

sedang gugup

sehingga memilih

kata „tu‟.

M: maksud tuturan

bertanya dan

menolak keinginan

penutur.

U: urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa dan

diikuti oleh dosen.

Memberikan

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A. Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R,

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

tuturan, yakni

memberikan

informasi secara

rinci prosedur

penarikan PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Jadi dalam tuturan

dosen lebih lelusa

berbicara daripada

mahasiswa.

B: pokok

pembicaraan

prosedur penarikan

PPL.

I: sarana tutur

ialah bahasa lisan.

C: citarasa penutur

menggunakan

ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang laboratorium

biologi Paingan,

pukul 10.00 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik.

21. A: Selamat siang bu,

maaf mengganggu

waktunya. saya mau

minta tanda tangan

Tuturan terjadi

pada hari Rabu,

pukul 12.50 di

ruang rapat

O1 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Matematika, jenis

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

lembar jadwal skripsi

B: Mbak sebentar

lagi mau rapat lo ni.

A : Ya bu, maaf

mengganggu

waktunya. Terima

kasih bu.

TMK/PPBSI/FKIP

Pendidikan

Matematika

dalam suasana

santai makan

siang.

Berlangsung

tuturan antara

dosen berjenis

kelamin wanita

dan mitra tutur,

yaitu mahasiswa

berjenis kelamin

wanita dengan

topik

pembicaraan

memberikan

informasi bahwa

sebentar lagi

akan diadakan

rapat prodi.

kelamin wanita

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan

Matematika, jenis

kelamin wanita.

E : O1 sedang

gugup sehingga

menggunakan

pemilihan kata

“maaf” secara

berulang-ulang

M: maksud tuturan

dalam bentuk

menyindir O1

C : ragam bahasa

formal

U : urutan

berbicara

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen.

B: pemberitahuan

akan ada rapat

prodi.

I : sarana bahasa

yang digunakan

peserta tutur

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A

danR.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks yaitu

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

karena O2

sedang istiraht

siang dan akan

dilakukan rapat

prodi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

bahasa lisan

C : ragam bahasa

yang digunakan

bahasa formal.

A: adegan tutur di

ruang rapat PBSI,

pukul 12.50 WIB

A: norma

kebahasaan

kejelasaan dalam

berbicara dan

diawal tuturan

menyapa serta

diakhir tuturan

mengucapkan

terima kasih.

22. A: Mbak Dev, besok

penarikannya jam

berapa dan di

ruangan mana?

B1: Jam 09 di

ruangan laboratorium

biologi bu.

A: Oh ya, besok

saya usahakan datang

ya karena pak Andy

enggk bisa datang.

B2: Baik bu, besok

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 10.00

WIB di

sekretariat

MIPA tuturan

berlangsung

antara dosen

Pendidikan

Biologi dan

dosen

pembimbing

O1: latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Biologi

dan dosen

pembimbing PPL,

berusia 35 tahun

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Biologi semester

7, berjenis kelamin

wanita berusia 22

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

mengandung

kelengkapan

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

A, U, B, I, C, A,

R, A. Elemen

konteks yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kami tunggu ibu di

pintu depan.

A: Oh ya

(menganggukan

kepala). Makasih bu.

TMD/PPBIO/FKIP

PPL, berusia 35

tahun dan

mahasiswa

Pendidikan

Biologi

semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia

22 tahun.

Tuturan O1,

O2dan O3

membicarakan

penarikan PPL.

O1 bermaksud

bertanya waktu

penarikan PPL

dan

memberitahukan

informasi dosen

lainnya tidak

bisa hadir.

tahun.

A: adanya O3

sebagai mahasiswa

yang hadir dalam

pertuturan.

Kedudukan O1

berbeda dari O2

dan O3 yang

memiliki

kedudukan lebih

tinggi, yaitu dosen.

E: Penutur sedikit

kesal saat

mengetahui bahwa

dosen lain tidak

bisa hadir

sedangkan ia juga

belum memastikan

bisa hadir.

U : urutan bicara

dimulai dari dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa karena

kedudukan yang

lebih tinggi

biasanya bebas

dalam pertuturan

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

tuturan yakni

memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan ihwal

penarikan PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

sehingga tuturan

yang muncul dari

mulut mahasiswa

terbatas.

M: bertanya

tempat dan waktu

penarikan dan

memberikan

informasi bahwa

dosen matematika

tidak bisa hadir.

B: penarikan PPL.

I: sarana tutur

yang digunakan

bahasa lisan

dengan bahasa

non-verbal

(menganggukan

kepala).

C: citara penutur

menggunakan

ragam bahasa

santai.

A: adegan tutur di

sekretariat MIPA,

Pada hari Kamis,

pukul 10.00 WIB.

R: register belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

mapan karena

urutan tuturan bisa

saja berubah

menurut penutur.

A: norma

kebahasaan

menggunakan sifat

paralinguistik

mengangguk

kepala dan

menggunakan

tingkat tutur

madya.

23. A: Siang pak, mau

minta tanda tangan

untuk surat izin

penelitian

B: Oh ya sini, nanti

satu lembar

diserahkan ke dekan

dan sekretariat prodi

ya.

A: Ya pak, ini yang

satu lembar nanti

untuk arsip di dekan.

TMD/PBIO/FKIP

Tuturan terjadi

Pada hari Selasa

pukul 10.00

WIB di ruang

dosen

Pendidikan

Biologi dalam

sistuasi ramai

mahasiswa

keluar masuk

ruangan karena

bimbingan

skripsi.

Berlangsung

tuturan antara

O1 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Pendidikan Fisika

semester 7,

berjenis kelamin

pria, berusia 23

tahun.

O2: latar belakang

dosen Pendidikan

Biologi berjenis

kelamin laki-laki

berusia 40 tahun.

Kedudukan O2

lebih tinggi dari

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E,

A, R.

Selain elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

penutur, yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

pria berusia 23

tahun dan mitra

tutur, yaitu

dosen

Pendidikan

Biologi berjenis

kelamin laki-laki

berusia 40 tahun.

Kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1. Tuturan O1

dan O2

membicarakan

tentang

pembagian surat

izin penelitian.

Maksud tuturan

O1 meminta

tanda tangan

kemudian O2

memberikan

informasi.

O1 sehingga

mempengaruhi

pertuturan.

M: tujuan tuturan

untuk meminta

tanda tangan

terkait surat

penelitian.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen tetapi dosen

lebih bebas

berbicara.

B: surat izin

penelitian

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang sekretariat

dekanat

Pendidikan dan

ilmu keguruan

juga terdapat

fungsi konteks,

yaitu

memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan karena

ingin meminta

tanda tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

pukul 10.00 WIB.

A: tuturan sopan

dan adanya

kejelasan dalam

berbicara.

24. A: Kamu kapan

penarikan?

B: Hari Jumat besok

pak.

A: Itu tanggal

berapa?

B: Tanggal 29

September,

rencananya jam

09.00 WIB pak

A: Wah, hari Jumat

saya tidak bisa hadir

ya karena saya hari

kamis ke Jakarta.

B : Baik pak.

TMD/PBSI/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 16.40

WIB di ruang

dosen pada saat

tanda tangan

laporan PPL. O1

adalah dosen

PBSI dan dosen

pembimbing

PPL, berusia 51

tahun dan

Pendidikan

Matematika

semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia

22 tahun.

kedudukan O1

lebih tinggi dari

O2 sehingga O1

memulai terlebih

dahulu berbicara

O1: latar belakang

sebagai dosen

PBSI dan dosen

pembimbing PPL,

berusia 51 tahun

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

PBSI semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia 22

tahun.

Kedudukan O1

sebagai dosen lebih

tinggi daripada O2

mahasiswa.

E: rasa kecewa

karena tidak bisa

hadir

M:memberitahuka

n penutur tidak

bisa hadir.

U : urutan bicara

dimulai dari dosen

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A. Sedangkan

elemen yang

tidak terdapat

dalam konteks,

yaitu A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yakni

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

karena mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kemudian O2.

Tuturan A

memastikan

jadwal penarikan

PPL karena tidak

bisa hadir

kepada B.

Maksud tuturan

memberitahukan

penutur tidak

bisa hadir

kemudian

ditanggapi

mahasiswa. Jadi

urutan berbicara

mahasiswa

dibelakang sang

dosen.

B: jadwal

penarikan PPL.

I: sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: citarasa penutur

menggunakan

bahasa non-formal.

A: adegan tutur di

ruang rapat dosen,

pada hari Senin,

pukul 16.40 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

tutur tidak hadir

penarikan PPL.

25. A: Selamat pagi bu,

saya mau minta

pendapat ibu terkait

ada 20 sekolah untuk

lomba debat.

B1: Lo, jangan hanya

Tuturan terjadi

pada hari Senin,

pukul 09.00

WIB di ruang

Kaprodi

Pendidikan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia

semester 5,

berjenis kelamin

Memberikan

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan

elemen dan

fungsi 10

konteks tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

20 sekolah melainkan

lebih dari 20 sekolah.

A: Ya bu tapi target

kami 20 sekolah

B2:Ya bu kami

rencananya

mengambil sekolah

SMA di DIY dan

Jawa Tengah

bolehkan ya bu?

B1: Oh, boleh itu

kalau se-DIY dan

Jateng.

TMK/PPBSI/FKIP

Bahasa Sastra

Indonesia

berlangsung

tuturan antara

mahasiswa

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia

berjenis kelamin

wanita, berusia

20 tahun dan

mitra tutur B1,

yaitu dosen dan

ketua program

studi pendidikan

Bahasa

Indonesia

berjenis kelamin

wanita, berusia

45 tahun dan

mitra tutur B2

adalah

mahasiswa

berusia 20

dengan topik

jumlah peserta

sekolah yang

mengikuti lomba

wanita, berusia 20

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen dan

kaprodi Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia berjenis

kelamin wanita,

berusia 38 tahun.

Kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1 karena O2

dosen sekaligus

kaprodi.

M: bertanya

meminta pendapat

dosen.

A: adanya O3

dengan

pengubahan kode

bahasa untuk

merayu O2 untuk

mengizinkan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, A,

U, B, I, C, A, A. Elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, R.

Selain elemen

juga terdapat

fungsi tuturan,

yakni memberi

informasi secara

rinci terkait

dengan jumlah

peserta lomba

debat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

debat. dosen sekaligus

kaprodi Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia.

B: jumlah sekolah

peserta lomba

debat.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang kaprodi

PBSI, pukul 09.00

WIB.

A: norma

kebahasaan

menggunakan

tingkat tutur

bentuk hormat

dengan

penggunaan kata

sapaan, kata „saya‟.

26. A: Data yang saya

minta kemarin sudah

dibawa belum?

B: Sudah saya bawa

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 11.00

WIB di ruang 1

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Guru Sekolah

Dasar, berjenis

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

bu tapi belum di

fotocopy, ibu mau

yang asli atau

fotocopyan?

A: Fotocopyan saja

tidak apa-apa tapi

segera diserahkan ya!

B: Ya bu kalau gitu

saya fotocopy dulu.

A: Ya, saya tunggu.

Terima kasih.

TMD/PGSD/FKIP

PGSD 2 dalam

suasana pagi hari

setelah

perkuliahan.

Berlangsung

tuturan antara

penutur seorang

dosen program

studi PGSD

berjenis kelamin

wanita berusia

38 tahun dan

mitra tutur

seorang

mahasiswa pria

berusia 22 tahun.

O1 memiliki

kedudukan lebih

tinggi dari O2.

Tuturan O1 dan

O2 dengan topik

pembicaraan

penyerahan data

yang diminta

oleh dosen.

kelamin wanita,

berusia 38 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 21 tahun.

O1 memiliki

kedudukan lebih

tinggi dari O2

E: warna emosi

penutur

menunjukkan rasa

kecewa karena

pada ujaran O1

meminta O2 segera

menyerahkan data

M: penutur

bermaksud

meminta data

kepada mitra tutur .

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa. Jadi

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan, yaitu

A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yaitu

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan tentang

data yang

diminta dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

tuturan mahasiswa

berada di belakang

tuturan dosen.

B: data yang

diminta oleh

dosen.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang 1 PGSD 2,

pukul 11.00 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

27. A: Anas, besok kamu

mengajar berapa

jam?

B: tiga jam pak

A: ya sudah, saya

hanya bisa menilai 1

jam

saja.

B : Ya pak, ini

handout RPP saya

mengajar pak.

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 09.00

WIB di ruang

salah satu dosen

Pendidikan

Fisika.

Berlangsung

tuturan antara

penutur yaitu

dosen berjenis

O1 : latar

belakang, dosen

Pendidikan Fisika,

jenis kelamin pria,

berusia 60 tahun

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

semester 7, jenis

kelamin wanita

berusia 22 tahun.

keduduka O1 lebih

Memberi

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A.

Dan terdapat

elemen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

A : ya, kamu

maksimalkan saja ya

mengajarnya.

TMD/PPFIS/FKIP

kelamin pria dan

mitratutur yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita. Tuturan

O1 dan O2

dengan topik

pembicaran

waktu mengajar

karena tidak

bisa menilai

dalam waktu

lama. O1 dan O2

memiliki

hubungan

keakraban

karena berada di

program studi

yang sama, yaitu

Pendidikan

Fisika dan

kedudukan yang

berbeda O1 lebih

tinggi dari O2.

Maksud tuturan

O1 bertanya dan

menyuruh O2

mengajar secara

tinggir dari O2.

E: penutur kecewa

karena

kesibukanya

sehingga hanya

bisa menilai 1 jam.

M : maksud

percakapan

menggunakan

pemilihan tingkat

tutur ngoko

dengan kata

keakraban „saja‟

yang diucapkan O1

dengan tujuan

untuk menyuruh

O2 mengajar

dengan maksimal.

U : urutan

berbicara dimulai

oleh dosen

kemudian

mahasiswa.

B: waktu mengajar

untuk penilaian.

I : bahasa lisan.

C : bahasa formal

A: adegan tutur di

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks pada

tuturan yakni

Memberi

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

terkait waktu

penilaian

mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

optimal karena

ia tidak bisa

menilai 3 jam.

ruang dosen

Pendidikan Fisika,

pukul 09.00 WIB

A: norma

kebahasaan dilihat

dari penggunaan

kata “kamu” dan

adanya kejelasaan

pembicaraan antara

tuturan O1 dan O2.

28. A: Selamat pagi pak,

saya mau minta izin

untuk melaksanakan

penilitian di lingkup

prodi IPS. Ini surat

pengantarnya pak.

B: Oh, ini suratnya

ditujukkan ke ketua

program studi IPS

mbak, jadi mbaknya

langsung saja ketemu

kepada kaprodinya

A: Baik pak, apakah

beliau ada diruangan

bu?

B: Bapaknya lagi

enggak ada di

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 09.00

WIB di depan

ruang sekretariat

IPS dalam

situasi formal

penutur A

(mahasiswa)

berusia 21 tahun

bertanya terkait

permohonan izin

penelitian mitra

tutur B (dosen

Pendidikan

Sejarah) .

Kedudukan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

PBSI, berjenis

kelamin wanita,

berusia 22 tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Sejarah

berjenis kelamin

pria, berusia 43

tahun.

M: penutur

meminta izin

penelitian dan

mitra tutur

memberikan

informasi.

Memberikan

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

ruangan sedang

penarikan mahasiswa

PPL di Bantul

katanya karyawan

sekre.

TMKS/PIPS/FKIP

antara O1 dan

O2 terlihat

karena O2

adalah dosen dan

O1 adalah

mahasiswa

sehingga dalam

pertuturan O2

memiliki

kekebabasan

berbicara

daripada O1.

Maksud O1

bertemu kaprodi

untuk meinta

izin penelitian di

lingkungan IPS.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan dan

non verbal

C: ragam bahasa

formal

A : adegan tutur

berlangsung di

depan ruangan

sekretariat IPS,

pukul 09.00 WIB.

A: noma

kebahasaan sudah

jelas dalam aturan.

konteks dalam

tuturan yaitu

memberikan

penjelasan

informasi rinci

terkait

keberadaan

kaprodi IPS.

29. A: siang bu

B: Siang, kamu cari

siapa?

A: mau bertemu Bu

Rishe bu.

B: Bu Rishe lagi

rapat. Nanti jam 1

baru selesai.

A: oh ya bu, makasih

Pada hari Jumat,

pukul 11.00

WIB di depan

ruangan

sekretariat PBSI.

Tuturan

berlangsung

antara

mahasiswa

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia

semester 9, berusia

23 tahun, berjenis

kelamin pria.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

bu.

TMD/PBSI/FKIP

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia

semester 9,

berusia 23 tahun,

berjenis kelamin

pria dan dosen

PBSI berjenis

kelamin wanita

berusia 52 tahun.

Tujuan tuturan

untuk menyapa

dan memberi

informasi terkait

keberadaan

Kaprodi.

Tuturan O1 dan

O2 memiliki

hubungan

keakraban

karena berada

dalam jurusan

yang sama, yaitu

PBSI. Tuturan

O1 dan O2

berlangsung

dengan topik

pembicaraan

PBSI, berjenis

kelamin wanita

berusia 52 tahun.

O1 dan O2

memiliki hubungan

yang akrab karena

dalam prodi yang

sama. kedudukan

O2 lebih tinggi

dari O1.

M: maksud

percakapan untuk

menyapa dan

bertanya terkait

maksud

kedatangan O2

serta memberi

informasi lanjutan .

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen.

Tuturan mahasiswa

cenderung terbatas

karena O2

memiliki

kedudukan lebih

Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, A, R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

keberadaan

ketua program

studi Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia yang

sedang

mengikuti rapat.

Selain itu, O1

memberi

informasi

tambahan bahwa

kaprodi selesai

rapat jam 2.

tinggi.

B: memberikan

informasi

keberadaan ketua

program studi

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal

A: adegan tutur di

depan ruangan

sekretariat PBSI,

pada hari Jumat,

pukul 11.00 WIB.

A: norma

kebahasaan

menggunakan sifat

paralingustik,

seperti senyuman

antara O1 dan O2.

30. A : Anak saya

kemarin habis

operasi lalu kami

menggunakan BPJS

(menunjukkan kartu

Tuturan O1 dan

O2 terjadi pada

hari Selasa, di

ruang

laboratorium BK

O1: latar belakang

dosen Bimbingan

Konseling berjenis

kelamin wanita,

berusia 40 tahun.

Memberikan

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

BPJS) ini sangat

membantu makanya

kalau punya BPJS

kalau sakit di pakai.

B: Ya bu, tapi BPJS

kalau dari luar daerah

enggk bisa di pakai

kalau di Jogja bu

A : Kalau saya

enggak salah ingat,

BPJS bisa di pakai

dimana saja tapi ada

prosedur yang harus

di lalui dulu. Nanti

kalau saya tahu saya

diskusikan dengan

kalian ya.

B : Baik bu, terima

kasih.

TMD/PGSD/FKIP

dalam suasana

pagi hari.

Berlangsung

tutran antara

penutur adalah

dosen program

studi Bimbingan

Konseling

berjenis kelamin

wanita, berusia

40 tahun dan

mitra tutur

adalah

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

21 tahun.

Tuturan yang

berlangsung

dengan topik

pembicaraan

pemberitahuan

pentingnya

penggunaan

BPJS.Maksud

tuturan O1 untuk

mengajak O2

menggunakan

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bimbingan

Konseling

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 21 tahun.

Keduduka O1 lebih

tinggi daro O2.

E: kecewa pada

saat mitra tutur

mengatakan BPJS

tidak bisa

digunakan dimana

pun.

M: penutur

bermaksud

mengajak mitra

tutur untuk

menggunakan

BPJS.

A: barang lain

dalam komunikasi,

yaitu kartu BPJS.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

BK kemudian

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

A, U, I, C, A, R,

A. Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

penjelasan

informasi rinci

ihwal

penggunaan

BPJS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kartu BPJS pada

saat sakit.

ditanggapi oleh

mahasiswa. Jadi

tuturan dosen lebih

bebas.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

laboratorium BK,

peristiwa tutur pagi

hari.

R: jenis wacana

cukup mapan

karena dalam

suasana

perkuliahan.

A: norma

kebahasaan kurang

sopan karena

penggunaan kata

„enggak‟ dalam

situasi formal.

31. A: Pak kalau saya

ambil judul

pengenalan

reproduksi wanita

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pada situasi

formal dalam

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Sekolah Dasar

Memberikan

penjelasan

informasi secara

rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 12

elemen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

sama tidak dengan

menjaga kebersihan

reproduksi wanita

B: Sama, maksudmu

itu gimana?

A: Anak SD kan

suka pipis

sembarangan pak

jadi saya mau

mengenalkan itu

sebagai masalah.

B: Oh, kamu itu

seharusnya ambil

judul pengenalan dan

perubahan primer

sekunder pada anak

kecil saja lalu

dianalisis

berdasarkan

pengalaman mu itu.

A: Ya pak, terima

kasih.

TMD/PGSD/FKIP

perkulian di

ruang 1 PGSD 2,

pukul 17.40

WIB. Tuturan

berlangsung

antara penutur

seorang

mahasiswa

berusia 20 tahun

dan mitra tutur

seorang dosen

berusia 28 tahun.

O1 dan O2

membicarakan

tentang

pemilihan judul

biologi dasar.

Maksud O1

bertanya terkait

judul yang

dipilih oleh O2

kemudian O2

memberi

informasi judul

yang harus

dikerjakan O1.

semester 5,

berjenis kelamin

wanita, berusia 20

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan

Sekolah Dasar

berjenis kelamin,

pria berusia 28

tahun.

E: warna emosi

tutur O1 gugup

sehingga O2 tidak

memahami maksud

O1.

M: penutur

bertanya judul dan

mitra tutur

memberikan

informasi lanjutan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

tetapi tuturan

mahasiswa

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A, R, A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

dalam tuturan,

yaitu tidak A:

adanya orang

ke-3 dan A:

aturan atau

norma

kebahasaan O1

dalam kejelasan

berbicara belum

jelas sehingga

menimbulkan

pertanyaan

mendalam oleh

mitra tutur.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

terbatas.

B: pemilihan judul

biologi dasar.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

R: cukup mapan

karena jenis

tuturan dalam

suasana kuliah.

A: adegan tutur di

ruang 1 PGSD 2,

pukul 17.40 WIB.

memberi

penjelasan

informasi secara

rinci.

32. A: Permisi pak, saya

sudah memohon izin

kepada ketua

program studi

Pendidikan Akutansi

dan memilih kelas

bapak sebagai

penelitian saya. Jadi

apakah bapak

mengizinkan saya

masuk kelas ?

B: Oh ya, jadi

penelitianmu itu

Tuturan terjadi

pada hari Selasa,

pukul 12.30

WIB di ruang

dosen

Pendidikan

Akutansi dalam

suasana istirahat

siang.

Berlangsung

tuturan antara

penutur yaitu

mahasiswa

O1: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia,

semester 7 berjenis

kelamin wanita,

berusia 22 tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Akutansi, berjenis

kelamin pria,

berusia 52 tahun.

Memberikan

informasi

tambahan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, I, C, A,

A. Dan elemen

konteks yang

tidak terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

gimana, apa yang

mau diteliti?

A: Saya hanya

meneliti tuturan

antara bapak dan

mahasiswa atau

sebaliknya dan saya

tidak mengganggu

waktu pembelajaran

bapak saya hanya

merekam atau

mendengarkan

tuturan saja pak.

B : Hanya

mendengarkan ? ya

sudah besok jam

09.00 WIB ya masuk

kelas saya.

A: Ya pak hanya

mendengarkan, baik

pak

B : Untuk

ruangannya kamu

lihat di pintu ya.

A : Baik pak. Terima

kasih.

TMD/PPAK/FKIP

berjenis kelamin

perempuan

berusia 22 tahun

dan mitra tutur,

yaitu dosen

berjenis kelamin

pria berusia 45

tahun. Tuturan

O1 dan O2

kurang memiliki

hubungan

keakraban

karena berbeda

jurusan, dalam

tuturan ini

membicarakan

informasi

sistematika

penelitian di

kelas.

Maksud tuturan

O1 meminta izin

dan O2 bertanya

sehingga O1

memberi

informasi

lanjutan terkait

sistematika

M: O1 meminta

izin O2 bertanya

kemudian O1

memberikan

informasi

sistematika

penelitian kepada

dosen di dalam

kelas.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen.

B: Pokok

pembicaraan antara

mahasiswa dan

dosen terkait

penelitian di kelas.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang dosen

Pendidikan

dalam tuturan

yaitu A : orang

ke-3, E: emosi

penutur dan R:

jenis wacana

belum mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

Memberikan

informasi

tambahan

sistematika

penelitian di

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

penelitian di

kelas dosen.

Akutansi, pukul

12.30 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik.

33. A: Bu permisi, saya

mau minta tanda

tangan

B: Untuk apa?

A: Ini untuk

PARGEM (Parade

Gamelan Anak)

B: Oh ya, gimana

perkembangan

PARGEM sekarang?

A: Baik bu, tapi

panitia masih

bingung untuk

tempat acara di

auditorium atau di

realino

B: Lebih baik di

putuskan saja di

auditorium soalnya

dari atas meminta di

Tuturan terjadi

pada hari Selasa,

pukul 14.00

WIB di ruang

dosen 2 dalam

suasana siang

hari yang

hening.

Berlangsung

tuturan antara

penutur, yaitu

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusia

20 tahun dan

mitra tutur ,

yaitu seorang

dosen berjenis

kelamin wanita

O1: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 20 tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Guru Sekolah

Dasar, berjenis

kelamin wanita,

berusia 35 tahun.

O1 dan O2

memiliki

keakraban cukup

dekat karena

berada dalam prodi

yang sama, yakni

PGSD dan

Memberikan

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A. Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E : emosi

penutur yang

tidak mengubah

tuturan, A:

adanya orang

ke-3, dan R:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

auditorium dengan

pertimbangan cuaca

dan keamanan anak-

anak.

B: Baik bu, nanti

saya sampaikan ke

panitia lain (sambil

mengganggukkan

kepala). Makasih bu.

TMD/PGSD/FKIP

berusia 35 tahun.

kedudukan O1

dan O2 berbeda

O2 lebih tinggi

dari O1. Tuturan

berlangsung

dengan topik

pembicaraan

kegiatan

PARGEM dan

rencana tempat

pelaksaan

kegiatan.

Maksud tuturan

O1 meminta

tanda tangan

proposal

kemudian O2

memberi

informasi

lanjutan terkait

perkembangan

PARGEM.

Pokok

pembicaraan O1

dan O2 adalah

Kegiatan

PARGEM.

kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1.

M: O1 meminta

tanda tangan

kemudian O2

memberikan

informasi tentang

tempat kegiatan

PARGEM.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen.

B: kegiatan

PARGEM.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: citarasa tutur

menggunakan

ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang dosen, pukul

14.00 WIB dalam

jenis wacana

belum mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yaitu

memberi

informasi

lanjutan terkait

tempat kegiatan

PARGEM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

suasana siang hari

yang hening.

A: aturan

kebahasaan sopan

karena sebelum

ujaran

menyampaikan

“permisi”.

34. A: Selamat siang,

kalian hari ini

kerjakan tripoint aja

ya!

B: Siang pak,

mailepost yang

keberapa pak?

A: Lanjutkan unit of

work yang minggu

kemarin saja, kalau

masih ada yang

kesulitan silahkan

ditanyakan ya dan

dikerjakan dengan

baik.

B: Baik pak, ini

dikumpulkan kapan

pak?

A: Dikerjakan saja

dulu yang baik ya!

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 15.00

WIB di ruang 1

PGSD 2 dalam

suasana sore hari

yang mendung.

Tuturan

berlangsung

antara penutur

seorang dosen

program studi

PGSD berjenis

kelamin pria,

berusia 40 tahun

dan mitra tutur

(A) seorang

mahasiswa

seorang

mahasiwa

O1: latar belakang

dosen Pendidikan

Guru Sekolah

Dasar, berjenis

kelamin pria,

berusia 40 tahun.

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

semester 5,

berjenis kelamin

wanita, berusia 21

tahun. kedudukan

O1 lebih tinggi

dari O2.

E: kesal karena

belum

mengerjakan O2

bertanya

Memberikan

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 12

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, A, U, I,

B, C, R, A, A. Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberikan

penjelasan

informasi rinci

untuk

mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B: Ya pak.

TMD/PGSD/FKIP

berjenis kelamin

wanita berusia

21 tahun dan

mitra tutur (B)

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

pria berusia 21

tahun. Maksud

tuturan O1

menyapa dan

meyuruh O2

mengerjakan

tugas.

Tuturan O1

menyuruh

dengan memberi

informasi

lanjutan tentang

pengerjaan

danpengumpulan

tugas tripoint.

pengumplan tugas.

M: O1 menyapa

dan menyuruh O2

mengerjakan tugas.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: bab yang

dibicarakan O1

menggunakan

kode bahasa

Inggris

mengerjakan tugas.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

ruang 1 PGSD 2,

situasi sore hari

yang mendung.

A: norma

kebahasaan kurang

halus karena suara

dalam tuturan

tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

cukup keras.

35. A: Pernah

mendengar negara

kita punya rencana

dan bagaimana

rencananya?. Coba

berikan contohnya!

B : Program KB pak

A : Ya, kalau

berbicara tentang

program pasti

berhubungan dengan

rencananya seperti

yang sudah disebutkn

tadi tentang program

KB yang

direncanakan

pemerintah. Nah,

kemarin saya minta

Anda merumuskan

10 tahun kedepan

apakah semua sudah

merumuskanny?

B: Rencana jangka

panjang pak agar

tujuan yang kita

inginkan tercapai.

Tuturan terjadi

pada hari Kamis

di ruang S2. 401

pukul 09.15

WIB dalam

suasana formal

perkuliahan

perencanaan

management.

Berlangsung

tuturan anatara

penutur. yaitu

seorang dosen

Pendidikan

Akutansi

berjenis kelamin

pria berusia 48

tahun dan mitra

tutur, yaitu

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

pria berusia 19

tahun. Tuturan

O1 dan O2

merinci

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Akutansi berjenis

kelamin pria,

berusia 48 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Akutans semester 1

berjenis kelamin

wanita, berusia 19

tahun.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: penjelasan

materi perumusan

rencana.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

Memberi

penjelasan

informasi rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B I, C, A,

R, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E:

emosi penutur

yang masih

stabil dan A:

tidak adanya

O3.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

tuturan, yaitu

memberi

informasi secara

rinci terkait

penjelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Rencana saya 10

tahun kedepan

bekerja menjadi

orang sukses dan

menikah pak.

TMD/PPAK/FKIP

perumusan

rencana 10 tahun

kedepan.

ruang S2. 401

pukul 09.25 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

materi

perumusan dan

pengambilan

keputusan.

36. A: Permisi pak, saya

mahasiswa PBSI mau

minta izin penelitian

di kelas bapak.

B: Mau penilitian

kapan? kalau dalam

waktu dekat ini

kayaknya enggak

bisa ya.

A : Itu tidak bisa

karena apa ya pak?

B: Ya enggk bisa

karena hampir semua

dosen PBI sibuk

mengurus PPG jadi

mungkin bisa

penelitiannya akhir

November mbak,

gimana?

A: Baik pak terima

Tuturan terjadi

pada hari Jumat

di ruang rapat

PBI, pukul 13.00

WIB dalam

suasana istirahat

siang.

Berlangsung

tuturan antara

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita, berusia

22 tahun dan

mitra tutur

seorang dosen

pendidikan

Bahasa Inggris

berjenis kelamin

pria, berusia 38

tahun dengan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia

semester 7,

berjenis kelamin

wanita, berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan Bahasa

Inggris berjenis

kelamin pria,

berusia 38 tahun.

E: penutur kecewa

karena tidak

mendapat izin dari

O2

M: maksud tuturan

penutur meminta

Memberikan

situasi dan

kondisi peserta

tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, M, U,

B, I, C, A, A. Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu A, R.

fungsi konteks,

yaitu

memberikan

situasi dan

kondisi peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kasih. Nanti saya

konfirmasi lagi kalau

mau penelitian.

TMD/PPBI/FKIP

topik

pembicaraan

informasi izin

penelitian yang

tidak diterima

karena

kesibukan

dosen.

izin penelitian.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

B: pokok

pembicaraan

permohonan izin

penelitian kelas

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang rapat

Pendidikan Bahasa

Inggris, pukul

13.00 WIB.

A: norma

kebahasaan sopan

keran pada akhir

tuturan penutur

menyampaikaan

terima kasih.

tutur

tentang izin

penelitian yang

ditolak.

37. A: Bu, mau tanya

apakah ada bu Septi

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Memberikan

informasi sebab

Pada data

tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

di ruangannya?

B: Bu Septinya

belum datang mbak

mungkin sebentar

lagi.

A: Oh ya, makasih ya

bu.

TMKS/PBSI/FKIP

pukul 09.30

WIB di ruangan

sekretariat PBSI

tuturan antara

mahasiswa

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia,

semester 7,

berusia 22 tahun,

berjenis kelamin

pri dan dosen

PBSI. Tuturan

O1 dan O2

keberadaan salah

satu dosen PBSI,

berjenis kelamin

wanita berusia

50 tahun.

Maksud tuturan

O1 bertanya

keberadaan

dosen kemudian

O2 memberi

informasi

dengan

memastikan

dosen belum

Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia,

semester 7, berusia

22 tahun, berjenis

kelamin pria.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

PBSI, berjenis

kelamin wanita

berusia 50 tahun.

M: bertanya

keberadaan dosen.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

PBSI.

B: keberadaan

dosen.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruangan sekretariat

PBSI, pada hari

terjadinya

tuturan

melibatkan 9

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen konteks

dalam tuturan

tersebut, yaitu

O1, O2, M, U,

I, B, C, A, A.

Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu E, A, R.

Selain elemen

kontek juga

terdapat fungsi

konteks yaitu

memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

keberadaan

salah satu dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

datang. Jumat, pukul 09.30

WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

38. A: Ibu bagaimana

rencana PKM kita?

B : Oh ya, gimana ya

dek kapan kita atur

waktu?

A : Untuk minggu ini

saya tidak bisa bu

tapi hari Rabu saya

sudah selesai

magang. Jadi hari

Rabu saya kosong

bu.

B : Oh ya dek, kita

kerja hari Rabu saja

ya.

A : Baik bu.

makasih.

TMD/PBK/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 15.00

WIB di lorong

kelas K.415

dalam suasana

santai selesai

perkualihan.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur,

yaitu seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusia

21 tahun dan

mitra tutur, yaitu

seorang dosen

program studi

Bimbingan

Konseling

berjenis kelamin

wanita berusia

O1 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Bimbingan

Konseling

semester 5 berjenis

kelamin wanita,

berusia 21 tahun.

O2: latar belakang

dosen Bimbingan

Konseling berjenis

kelamin wanita,

berusia 33 tahun.

Hubungan O1 dan

O2 sudah akrab

dengan kata sapaan

„dek‟. kedudukan

O2 lebih tinggi

dari O1.

E: penutur kecewa

karena belum ada

kepastian

pengerjaan tugas

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 11

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yakni

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

ihwal

pengaturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

33 tahun.

Tuturan O1 dan

O2 memastikan

jadwal

pengerjaan tugas

PKM.

Kesibukan O1

dan O2 membuat

pengerjaan tugas

PKM tertunda.

M: bertanya

mengatur

perjanjian untuk

bertemu.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen.

B: perjanjian waku

PKM.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

lorong kelas

K.415, pukul 15.00

WIB.

A: norma

kebahasaan

menggunakan

tuturan yang

sopan, ramah dan

menggunakan

paralinguistik

jadwal

pengerjaan

PKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

senyuman.

39. A: Pak gimana

apakah bisa ujian

lisannya hari ini?

B: Emangnya sudah

janji ya?

A: Ya pak, saya

sudah nunggui bapak

dari tadi pagi lo.

B: Ditunda aja ya

ujiannya hari Rabu

jam 14.00 WIB.

TMD/PPSEJ/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 14.00

WIB di depan

ruang skretariat

IPS berlangsung

tuturan antara

dosen dosen

Pendidikan

Sejarah, berjenis

kelamin pria

berusia 37 tahun

dan mahasiswa

mahasiswa

Pendidikan

Sejarah,

semester 14,

berusia 23 tahun,

berjenis kelamin

wanita.

Kedudukan O2

lebih tinggi daro

O1 sehingga

tuturan O2 lebih

bebas daan luas.

Tuturan O1 dan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan

Sejarah, semester

14, berusia 23

tahun, berjenis

kelamin wanita.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Pendidikan

Sejarah, berjenis

kelamin pria

berusia 37 tahun.

kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1 sehingga

tuturan O2 lebih

bebas dan luas.

E: emosi penutur

kecewa dengan

ujaran yang

disampaikan mitra

tutur.

M: penutur

bertanya dan mitra

tutur menolak.

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A, A. Elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A,

R.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yaitu

untuk

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

terkait

penundaan

jadwal ujian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

O2

membicarakan

tentang

memastikan

jadwal ujian

lisan.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen.

Tuturan mahasiswa

cenderung terbatas.

B: pokok

pembicaraan

adalah ujian lisan.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

non-formal.

A: tempat tutur di

depan ruang

skretariat IPS,

waktu tutur pada

hari Jumat, pukul

14.00 WIB.

A: norma

kebahasaan kurang

sopan karena

penutur

menggunakan

pilihan kata “lo”

kepada dosen atau

lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

orang yang lebih

tua.

40. A: Gimana mbak?

ada yang bisa

dibantu.

B1: Ya pak, saya

mau minta tanda

tangan surat izin

penelitian yang

kemarin.

A: Oh ya

B2: Ini ada dua

lembar titipan surat

teman untuk

ditandatangi pak

A: Ok

MKJ/PBSI/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Kamis,

pukul 10.00

WIB dalam

situasi formal di

ruang dosen

jurusan PBI.

Penutur A dosen

PBI berusia 48

tahun dan mitra

tutur adalah

mahasiswa PBSI

semester 7

berjenis kelamin

wanita, berusia

21 tahun.

Tuturan penutur

menjelaskan

maksud

kedatangan

karena meminta

tanda tangan

surat penelitian.

O1: latar belakang

sebagai dosen

PBI, berjenis

kelamin pria,

berusia 48 tahun.

O2 : latar belakang

sebagai mahasiswa

PBSI semester 7

berjenis kelamin

wanita, berusia 21

tahun. Keakraban

O1 dan O2 dengan

pemilihan kata

sapaan “mbak”.

M: meminta tanda

tangan setelah

surat diperbaiki

A: adanya O3

dengan kode

maksud bahasa

meminta

kesanggupan O1

tanda tangan.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, A, U, B,

I, C, A, A. Selain elemen

tersebut terdapat

elemen yang

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu, R.

Selain elemen

juga terdapat,

fungsi konteks

tuturan yakni

memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

ditanggapi

mahasiswa. Jadi

tuturan.

B: perbaikan surat

izin penelitian.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur

Pada hari Kamis

pukul 10.00 WIB

dalam situasi

formal di ruang

dosen jurusan PBI.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara.

41. A : Terkait judul

skripsi, “ judul yang

konjungsi” sudah

tidak memberi

kontribusi apa-apa “.

kita butuh

pembaharuan. jadi

carilah judul-judul

yang memuat

Tuturan terjadi

pada hari Selasa,

19 September

2017 pukul

15.30 WIB di

ruang k.22

dalam suasana

formal

perkuliahan

O1: latar belakang

pendidikan sebagai

dosen PBSI, jenis

kelamin pria

dengan usia 51

tahun dan memiliki

keahlian dibidang

kebahasaan.

O2 : mahasiswa

Memberi

penjelasan

informasi

secara rinci

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, R, A,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kebaharuan paham?

B: Paham, pak!

TMD/PPBSI/FKIP

seminar.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur

yaitu dosen

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia

berjenis kelamin

pria dan mitra

tutur yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusi 22

tahun. Tuturan

O1 menjelaskan

judul yang akan

diangkat

menjadi skripsi

jangan selalu

terpaku pada

judul skripsi

dahulu yang

tidak ada

pembaharuan

PBSI, semester 7.

O2 mrmiliki

hubungan

keakraban karena

bimbingan O1

adalah bimbingan

O2.

M : maksud dan

tujuan tuturan

untuk

mempertegas

menyampaikan

judul skripsi yang

baik.

U : urutan bicara

dimulai dosen (O1)

kemudian

ditanggapi

mahasiswa (O2).

B: pemilihan judul

skripsi.

I : sarana lisan

C : ragam bahasa

formal

A : tempat tuturan

di ruang K.22

Universitas Sanata

Dharma, Mrican,

A. Selain

elemen tersebut

terdapat elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yakni A.

Selain elemen

tuturan juga

terdapat fungsi

tuturan konteks

yaitu memberi

penjelasan

informasi

secara rinci

terkait judul

skripsi yang

dipilih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

pukul 15.30 WIB

R: bentuk wacana

cukup mapan

karena suasana

tuturan pada situasi

kuliah.

A : topik

pembicaraan

memilih judul

skripsi

42. A: Apa maksudnya

mbak bersikap

kurang sopan

membuka pintu sekre

dengan keras begitu,

mbak semester

berapa?

B: Semester 7 bu,

kan sudah jam 13.00

WIB tapi kenapa

belum dibuka.

A: Ini belum ada jam

13.00 WIB lo mbak,

bisa sabar dan sopan

santun enggk? kalau

sudah waktunya juga

pasti dibuka.

Tuturan terjadi

pada hari Rabu

pukul 12.50

WIB pada saat

jam istirahat

siang menunggu

pintu sekretariat

prodi PBSI&PBI

dibuka.

Berlangsung

tuturan antara

O1 adalah

dosen PBI

berjenis kelamin

wanita berusia

50 tahun dan O2

adalah

O1: dosen PBI

berjenis kelamin

wanita berusia 50

tahun.

O2: mahasiswa

semester 7,

berjenis kelamin

wanita.

E: Sedang marah.

M: antara penutur

dan mitra tutur

saling

mengungkapkan

kekecewaan

dengan bertanya.

U: urutan bicara

dimulai oleh dosen

Memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A,

A. Selain

elemen tersebut

terdapat elemen

yang tidak

terdapat dalam

tuturan, yaitu

A: tidak ada O3,

R: jenis wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B: Ya, maaf bu.

TMKS/PBSI/FKIP

mahasiswa

semester 7,

berjenis

kelaminwanita.

Tuturan O1

meminta

penjelasan

maksud tindakan

sikap O2.

kemudian

mahasiswa.

B: pembukaan

pintu sekretariat.

I : sarana bahasa

yang digunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

santai

R: register

percakapan belum

mapan karena

urutan tuturan

langsung pada isi

A: adegan tutur di

depan sekretariat

PBSI dan PBI,

pada hari Rabu

pukul 12.50 WIB

pada saat jam

istirahat siang.

aturan atau norma

kebahasaan yang

tidak sopan karena

nada suara yang

meninggi.

yang belum

mapan, dan A:

konteks juga

terdapat fungsi

tuturan konteks,

yakni

memberikan

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

terkait sikap

O2.

43. A : Pada bab 2 harus

ada pembahasan

Tuturan terjadi

pada hari Selasa,

O1: latar belakang

pendidikan sebagai

Memberi

penjelasan

Pada data

tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

terkait teori-teori

yang diambil. Pada

penelitian yang

relevan peneliti harus

memposisikan diri”,

paham?

B: Ya, pak!

TMD/PPBSI/FKIP

pukul 15.50

WIB di ruang

k.22 dalam

suasana formal

perkuliahan

seminar.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur

yaitu dosen

Pendidikan

Bahasa Sastra

Indonesia

berjenis kelamin

pria dan mitra

tutur yaitu

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusi 22

tahun. Pada

tuturan si A

menjelaskan

informasi terkait

isi bab 2 kepada

si B.

dosen, jenis

kelamin pria

dengan usia 51

tahun dan memiliki

keahlian dibidang

kebahasaan.

O2 : mahasiswa

bimbingan

matakuliah

seminar O1

E: penutur pada

saat mengatakan “

paham”.

M : maksud dan

tujuan

mempertegas teori-

teori untuk

memposisikan diri

pada bab 2

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi

mahasiswa. Jadi

urutan bicara sang

mahasiswa adalah

di belakang sang

dosen.

informasi

secara rinci

melibatkan 11

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, U, B, I,

C, A, R, A. Selain elemen

tersebut terdapat

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yakni

A.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

tuturan, yakni

untuk memberi

penjelasan

terkait isi teori

pada bab 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B: teori isi bab 2.

I : sarana tutur

adalah bahasa lisan

C : ragam bahasa

formal

A : Tempat tuturan

di K.22, waktu

tuturan pukul

15.50 WIB.

R: bentuk wacana

cukup mapan

karena suasana

tuturan pada

kuliah.

A : topik

pembiaraan

menarik dan ada

kejelasan dalam

berbicara.

44. A : Esensi pembuatan

keputusan itu apa dan

apakah setiap

manusia tidak ada

masalah?

B1: Esensi

pembuatan keputusan

itu karena adanya

persoalan atau

Tuturan terjadi

pada hari Kamis

di ruang S2 401

pukul 09.45

WIB dalam

suasana formal

perkuliahan

perencanaan

management.

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Akutansi berjenis

kelamin pria,

berusia 48 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Akutansi semester

Memberikan

informasi

tambahan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 12

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E,

M,A, U, B, I, C,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

kondisi sehingga

memunculkan solusi-

solusi dan membuat

keputusan kalau di

teorikan memilih

alternatif solusi

karena adanya

persoalan. Jadi, tidak

ada kehidupan saya

yang tidak ada

masalah pak semua

hal sederhana

menjadi masalah

A: Jalu punya teman

cewek atau pacar?

B2 : Banyak pak

kalau teman cewek

kalau pacar enggak

ada.

A: Terkait

permasalahan Jalu

itu, sekarang kamu

deskripsikan kira-kira

masalah apa yang

membuat dia tidak

punya pacar dan

tentukan keputusan

yang harus diambil.

Berlangsung

komunikasi

antara penutur

yaitu seorang

dosen

pendidikan

akutansi berjenis

pria pria berusia

45 tahun dan

mitra tutur, yaitu

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

pria berusia 19

tahun. O1 dan

O2 cukup dekat

sehingga O1

sudah hafal

nama

mahasiswanya.

dan O1 memiliki

kedudukan lebih

tinggi daripada

mahasiswa.Tutur

an O1 dan O2

membicarakan

mendeskripsikan

masalah dan

1 berjenis kelamin

pria, berusia 19

tahun. O1 dan O2

cukup dekat

sehingga O1 sudah

hafal nama

mahasiswanya.

kedudukan O1

lebih tinggi dari

O2.

M: O1 bertanya

untuk memancing

mitra tutur

menjawab tentang

pembuatan

keputusan.

A: adanya O3

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa karena

O1 statusnya lebih

tinggi..

B:mendeskripsikan

masalah dan

pengambilan

keputusan.

A R, A.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks, yaitu

memberi

informasi

tambahan

terkait

pembuatan

keputusan

berdasarkan

masalah yang

dialami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

B1: Jalu belum punya

pacar karena ingin

fokus belajar, kurang

percaya diri dan lebih

suka berteman saja

sedangkan keputusan

yang diambil harus

lebih percaya diri.

A : Ya, itu adalah

kesimpulan menurut

teman kalian.

TMD/PPAK/FKIP

pengambilan

keputusan.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

C: ragam bahasa

formal.

R: cukup mapan

karena dalam

suasana kuliah.

A: adegan tutur di

ruang S2. 401

pukul 09.45 WIB.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan topik

pembicaraan

menarik.

45. A : Mas

(memanggil

mahasiswa

Pendidikan Akutansi)

B : Ya pak

(memberikan bendel)

A: Yang sama saya

sudah saya upload

semalam, yang itu

sudah belum ?

(menunjuk satu

Pada hari Selasa,

11.50 WIB di

sekretariat IPS

dalam suasana

menjelang

istirahat siang.

Berlangsung

tuturan antara

penutur, yaitu

dosen

Pendidikan

O1 : latar belakang

dosen Pendidikan

Akutansi berjenis

kelamin pria,

berusia 48 tahun.

O2: latar belakang

mahasiswa

Pendidikan

Akutansi semester

1 berjenis kelamin

pria, berusia 19

Memberikan

informasi sebab

terjadinya

tuturan

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 11

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E, M, A, U, B,

I, C, A, A. Elemen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

bendel yang di

tangan mahasiswa)

B: Belum pak, saya

baru mengambil di

sekre setelah ini saya

upload pak kalau

sudah selesai saya

hubungi bapak lagi.

A: Oh ya. Tolong ya

mas saya ngecek

yang ini dulu.

B: Ya pak.

TKD/PPBSI/FKIP

Akutansi

berjenis kelamin

pria, berusia 48

tahun dan mitra

tutur, yaitu

mahasiswa

Pendidikan

Akutansi

semester 1

berjenis kelamin

pria, berusia 19

tahun.

kedudukan O1

lebih tinggi dari

O2 sehingga O1

lebih bebas

berbicara.

Tuturan O1 dan

O2 Dengan

topik

pembicaraan

pengiriman data

yang dilakukan.

Maksud tuturan

O1 untuk

menyapa dan

bertanya tentang

pengiriman data

tahun.

M: tujuan tuturan

untuk

mempertanyakan

informasi.

E: sedikit kesal

sehingga

menyuruh untuk

segera dikirim

A: barang yang

hadir dalam

percakapan, yaitu

bendel berkas.

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa.

B: pengiriman

data.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

ruang S2. 401

pukul 11.50 WIB.

tidak terdapat

dalam tuturan

yaitu R: jenis

wacana belum

mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

penjelasan

informasi antara

penutur dan

mitra tutur

terkait

pengiriman data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

yang harus

dilakukan oleh

O2.

A: norma

kebahasaan sopan

dengan kata sapaan

dan kejelasan dalan

berbicara.

46. A: Bu, buku refleksi

punya saya sudah di

baca belum?

B1: Sudah saya baca

tapi yang refleksi

minggu ini digabung

dengan refleksi

minggu depan ya

B2: Oh ya bu, saya

mau bertanya terkait

pengabdian

masyarakat gimana

itu bu prosedurnya?

B1: Oh itu, kapan-

kapan aja saya

jelaskan. Nanti

ketemu saya lagi ya

untuk membahas

kelanjutan

B2: Baik bu. Terima

kasih.

Tuturan terjadi

pada pukul

12.00 WIB di

ruang K.37

dalam situasi

formal. Tuturan

berlangsung

antara penutur

seorang

mahasiswa

berjenis kelamin

wanita berusia

19 tahun dan

mitra tutur B1

seorang dosen

berjenis kelamin

wanita berusia

50 tahun dan

mitra tutur B2

wanita berusia

20 tahun. O2

memiliki

kedudukan lebih

O1: latar belakang

mahasiswa jurusan

Pendidikan

Matematika,

semester 3 berjenis

kelamin wanita,

berusia 19 tahun.

O2 : latar belakang

dosen Pendidikan

Matematika,

berjenis kelamin

wanita, berusia 50

tahun.

Kedudukan terlihat

antara O2 (dosen)

dan O1

(mahasiswa) yang

mempengaruhi

pembicaraan.

E: penutur kecewa

terlihat pada ujaran

“ oh ya”

A : adanya O3

Memberi

informasi situasi

dan kondisi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 12

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

A, U, B, I, C, A,

R, A. Selain

elemen konteks

juga terdapat

fungsi konteks,

yaitu memberi

penjelasan

informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

TMD/PMAT/FKIP

tinggi dari O1.

Maksud tuturan

O1 memberi

penjelasan buku

refleksi dan

kegiatan

pengabdian

masyarakat

dengan bertanya

kepada O2.

mengalihkan topik

pembicaraan.

M: bertanya

informasi dan

memperoleh

informasi.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi oleh

dosen (O2) dan

mitra tutur

mahasiswa (O3).

B: topik

pembicaraan baru

tentang prosedur

pengabdian

masyarakat.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

menggunakan alat

bicara

C: ragam bahasa

formal.

R: sudah mapan

karena tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

berlangsung pada

saat perkuliahan

A: adegan tutur di

ruang K.37, saat

situasi sore hari

yang mendung

pada saat

perkuliahan.

A: norma

kebahasaan sopan

dan berbicara

sesuai dengan

tempat tuturan.

47. A: Bu maaf, mau

tanya lihat Pak

Hendra tidak?

B: Kan Pak Hendra

rapat di LPPM mbak,

selesainya nanti

sampai jam 15.00

WIB.

A: Oh ya, makasih

bu.

TMD/PPSEJ/FKIP

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 09.00

WIB di ruang

sekretariat IPS.

Tuturan

berlangsung

antara seorang

mahasiswa

Pendidikan

Sejarah semester

11, berusia 23

tahun, berjenis

kelamin wanita

dan

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Pendidikan Sejarah

semester 11,

berusia 23 tahun,

berjenis kelamin

wanita.

O2 : latar belakang

sebagai

dosenPenddikan

Sejarah, berjenis

kelamin wanita

berusia 57 tahun.

M: O1 bertanya

O2 terkait

Memberi

penjelasan

pengetahuan

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

M, U, B, I, C,

A, A. dan

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu E:

emosi penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

dosenPenddikan

Sejarah, berjenis

kelamin wanita

berusia 57 tahun.

O1 bertanya

kepada O2

kemudian O2

menjelaskan

keberadaan

dosen

Pendidikan

Sejarah yang

dicari oleh O1.

keberadaan dosen.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi dosen

Pendidikan

Sejarah.

B: Mencari

informasi

keberadaan dosen

Pendidikan

Sejarah.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal

A: Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 09.00 WIB

di ruang sekretariat

IPS.

A: norma

kebahasaan sopan

dan ramah.

stabil, A: adanya

O3, dan R: jenis

wacana yang

belum mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

menjelaskan

informasi

tentang

keberadaan

salah satu dosen.

48. A: Pak apakah

kaprodi Sekretariat

Tuturan terjadi

pada hari Jumat

O1: latar belakang

sebagai mahasiswa

Memberi

penjelasan

Pada data

tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

IPS sudah ada di

ruangannya? saya

mau bertemu minta

tanda tangan surat

izin penelitian.

B: Belum datang

mbak ini kami juga

sedang menghubungi

dari tadi tapi belum

ada balasan.

A: Baik pak

(menganggukkan

kepala dan

senyuman).

TMKS/PIPS/FKIP

pukul 14.00

WIB di ruangan

sekretariat IPS

dalam suasana

formal. penutur

A seorang

mahasiswa PBSI

angkatan 2014

bertanya

keberadaan

kaprodi IPS dan

penutur B

(karyawan

sekretariat IPS)

berusia 50 tahun,

berjenis kelamin

pria dengan

topik

pembicaran

keberadaan

kaprodi IPS.

Pendidikan

Akutansi, berjenis

kelamin pria,

berusia 21 tahun.

O2 : latar belakang

sebagai karyawan

sekretariat IPS

berjenis kelamin

pria, berusia 51

tahun.

E: kecewa tetapi

tidak diungkapkan.

M: penutur

bertanya untuk

bertemu kaprodi.

U : urutan bicara

dimulai oleh

mahasiswa

kemudian

ditanggapi

karyawan

sekretariat IPS.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan

C: ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur di

informasi melibatkan 9

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Dan

elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A. Elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan, yaitu

A: adanya orang

ke-3, dan R:

jenis wacana

belum mapan.

Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memmberi

penjelasan

tentang

keberadaan

kaprodi IPS

dengan

bertanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

ruangan sekretariat

IPS, pada hari

Jumat pukul 14.00

WIB dalam

suasana formal.

A: tuturan sopan,

adanya kejelasan

dalam berbicara

dan menggunakan

paralinguistik

menganggukkan

kepala.

49. A : Menurut kalian

manakah yang

terlebih dahulu, visi

atau misi?

B : Visi kemudian

misi pak.

A: Pro kontra

pembuatan visi dan

misi itu sebenarnya

tergantung dari yang

merumuskannya.

Terkadang ada misi

yang didahulukan

dari visi tapi ada juga

visi yang disusul

misi. Jadi yang

Tuturan terjadi

pada hari Jumat,

pukul 09.00

WIB di K.415

berlangsung

tuturan antara

dosen

Pendidikan

Fisika berusia 50

tahun, berjenis

kelamin pria dan

mahasiswa

Pendidikan

Fisika semester

3 berjenis

kelamin wanita,

O1: latar belakang

Dosen Pendidikan

Fisika, berjenis

kelamin pria,

berusia 50 tahun.

O2 : latar belakang

mahasiswa

Pendidikan Fisika

semester 3,

berjenis kelamin

wanita, berusia 21

tahun. Kedudukan

O1 lebih tinggi

dari O2 sehingga

O1 bebas berbicara

daripada O2.

Memberi

informasi

peserta tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 12

elemen dan

fungsi konteks

tuturan. Elemen

tuturan tersebut

seperti O1, O2,

E M, A, U, B, I,

C, R, A, A. Selain elemen

konteks juga

terdapat fungsi

konteks dalam

tuturan, yaitu

memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

membuatnya

mengatur rencananya

karena pada dasarnya

visi misi atau misi

visi sama saja.

B2: Pak, berati tidak

selalu visi misi tetapi

bisa misi visi?

A: Ya. Jadi yang

membuatnya

mengatur

perumusannya karena

pada dasarnya visi

misi atau misi visi

sama saja. Yang

penting kalian harus

tahu definisi visi dan

misi serta isi

didalamnya.

TMD/PFIS/FKIP

berusia 20 tahun.

Kedudukan O2

lebih tinggi

daripa O2 karena

O1 adalah dosen

sedangkan O2

mahasiswa

bimbingan O1.

O1 dan O2

berlangsung

tuturan dengan

topik

pembicaraan

ketentuan

pembuatan visi

misi. Maksud

tuturan O1

bertanya kepada

O2 terkait

perumusan

pembuatan visi

misi kemudian

O1 memberi

penjelasan

proses

pembuatan visi

dan misi.

M: penutur

bertanya dan

memberi

penjelasan terkait

proses pembuatan

visi dan misi.

E: penutur

menjelaskan

berdasarkan itu

tergantung

pemaham mitra

tutur

U : urutan bicara

dimulai oleh dosen

kemudian

ditanggapi oleh

mahasiswa. Jadi

tuturan mahasiswa

berada di belakang

tuturan dosen

sehingga tuturan

dosen lebih bebas.

I : sarana tutur

menggunakan

bahasa lisan.

B: ketentuan

pembuatan visi

misi.

penjelasan

informasi terkait

pembuatan visi

dan misi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

C: ragam bahasa

formal

A: adegan tutur di

K.415, peristiwa

tutur pagi hari

Jumat, pukul 09.00

WIB.

R: jenis wacana

mapan karena

bentuk wacana

pada suasana

kuliah.

A: norma

kebahasaan dengan

topik yang

dibicarakan

menarik penutu

rmaupun lawan

tutur.

50. A: Pagi bu, kami

mau memberitahukan

informasi penarikan

PPL di SMP N 1

Sleman”

B: Pagi mbak, mau

penarikan tanggal

berapa?

A: Penarikan tanggal

Tuturan terjadi

pada hari Rabu,

di ruang dosen.

Tuturan

berlangsung

antara

mahasiswa dan

dosen

pendidikan

O1: status sosial

sebagai mahasiswa

Pendidikan Fisika

, semester 7,

berjenis kelamin

wanita berusia 22

tahun.

O2 : latar belakang

sebagai dosen

Fungsi Konteks

Memberikan

Informasi Sebab

Peserta Tutur

Pada data

tuturan tersebut

melibatkan 10

elemen dan

fungsi tuturan.

Elemen tuturan

tersebut seperti

O1, O2, E, M,

U, B, I, C, A, A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

29 September mbak,

B: Semua laporan

dan dosen yang

datang sudah

dipastikan kah?

A: Belum bu, laporan

masih dalam proses

tanda tangan

B: Ya sudah

dipastikan dulu

A: Oh ya bu.

TMKD/PPFIS/FKIP

fisika. Hal ini

terlihat bahwa

kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1. Maksud

tuturan O1

adalah

memberitahukan

informasi

penarikan tetapi

O2 menyuruh

menyelesaikan

semua laporan

terlebih dahulu.

Pokok

pembicaraan

penjelsan

prosedur

penarikan PPL.

fisika, berjenis

kelamin wanita,

berusia 26 tahun.

Kedudukan O2

lebih tinggi dari

O1 sehingga

mempengarui

bentuk tuturan.

E: emosi penutur

kecewa karena

dosen meminta

menyelesaikan

laopran terlebih

dahulu.

M: penutur

bertanya dan mitra

tutur memperoleh

informasi terkait

administrasi

penarikan.

U: urutan bicara

oleh mahasiswa

kemudian dosen

tetapi dosen lebih

bebas berbicara

karena kedudukan

O2 lebih tinggi.

I: sarana tutur

Sedangkan

elemen konteks

yang tidak

terdapat dalam

tuturan yaitu A,

R,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

Keterangan Pengkodean

Prodi Pendidikan Fisika : PPFIS

Prodi Pendidikan Biologi : PPBIO

Prodi Pendidikan Matematika : PPMAT

Prodi Pendidikan Ekonomi : PPE

Prodi Pendidikan Akutansi : PPAK

Prodi Pendidikan Bimbingan Konseling : PPBK

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : PPBSI

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris : PPBI

Prodi Pendidikan Sejarah : PPS

menggunakan

bahasa lisan

C: citarasa penutur

menggunakan

ragam bahasa

formal.

A: adegan tutur

berlangsung

diruang dosen,

pada hari Rabu.

A: norma

kebahasaan sopan

karena sebelum

pada isi

pembicaraan saling

menyapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

(B

Etr(c

--=

€',''E

^-1 =

E\<

-EA

FI

r-Nl-i(.)()

z(dti>,

oo'rl;JB()>

'()a

-,dobooZ

t4)+<

ztrvlr

b0EOEioaol-.1

lfi$r!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIETAL DALAM … · telah Cisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Januari 2018 ... 2.7 Hakikat

BIOGRAFI PENULIS

Lastri Rindiyantika lahir di Srimulyo, 04 September 1994.

Anak kedua dari dua bersaudara pasangan Siswanto dan Sari.

Penulis menempuh pendidikan SD Negeri 004 Srimulyo pada

tahun 2001-2007. Penulis melanjutkan pendidikan menengah

pertama di SMP Negeri 3 Sendawar pada tahun 2007-2010.

Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri

1 Sendawar pada tahun 2010-2013.

Pada tahun 2014 tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi berjudul “Kajian Eleman dan Fungsi Konteks Sosietal dalam Menentukan Maksud

Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI