kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · penyusunan laporan ini tidak terlepas dari...

94
Vol. 3 No. 4 Triwulanan Oktober - Desember 2017 (terbit Februari 2018) Triwulan IV 2017 ISSN 2460 - 490813 e-ISSN 2460 - 598816 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Upload: lammien

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

Vol. 3 No. 4 Triwulanan

Oktober - Desember 2017 (terbit Februari 2018)

Triwulan IV 2017 ISSN 2460 - 490813

e-ISSN 2460 - 598816

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

i

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan

independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan

atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 2~

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai

strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian

nasional

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap

perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan

aspek perluasan akses dan kepentingan nasional

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi

nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang

berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

ii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

5.

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua

dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua pada bulan Februari, Mei, Agustus,

dan November. Sebelum dipublikasikan, materi Kajian dari

berbagai provinsi telah terlebih dahulu dikompilasi melalui

mekanisme kerja internal Bank Indonesia untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan moneter, sistem

pembayaran, serta pengawasan perbankan dan sistem

keuangan secara makroprudensial. Publikasi ini berfungsi

sebagai media untuk menyampaikan penjelasan kepada para

pemangku kepentingan dan publik di daerah mengenai

perkembangan kondisi terkini, prospek perekonomian, serta isu

yang berkembang dan perlu dicermati.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 9 Jayapura 99111

T +62 967 534 581 F +62 967 535 201

ISSN Online 2460-598816

ISSN Cetak 2460-490813

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs www.bi.go.id.

Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama,

silakan mengirimkan surel ke [email protected] dengan subyek

a mencantumkan nama, instansi, dan jabatan.

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

iii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Dewan Redaksi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua

Penanggung Jawab : Joko Supratikto (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua)

Pemimpin Redaksi : Fauzan (Deputi Kepala Perwakilan/Kepala Tim Asesmen Ekonomi dan Keuangan)

Mitra Bestari : Ronny Widijarto Purubaskoro (Peneliti Ekonomi Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Erwin Syafii (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Frida Yunita Sinurat (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Evy Marya Deswita Siburian (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Hayatullah Khumeini (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Andree Breitner Makahinda (Analis / Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Donny Hendri Pratama (Analis / Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Penyunting : Arya Jodilistyo (Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Arya Jodilistyo (Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Widi Januar Pratama (Analis Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Kontributor : Yudi Prasetiyo (Analis / Manajer Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan)

Yon Widiyono (Analis / Manajer Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM)

Gariska (Analis / Manajer Fungsi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah serta Keuangan Inklusif dan Perlindungan Konsumen)

Jaffry Agust Waluyan (Kasir Senior Unit Pengelolaan Uang Rupiah)

Inrayanto Ariandos (Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM)

Willy Togi (Analis Fungsi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah serta Keuangan Inklusif dan Perlindungan Konsumen)

I Gusti Agung Bagus Artayasa (Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM)

Sekretaris : Monika Randalinggi (Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan)

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

iv

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas rahmat dan berkat-Nya, Kajian

Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua Periode Februari 2018 ini dapat terbit tepat

waktu. Di tengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian yang meliputi analisis

makroekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah

menjadi penting terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dan kalangan akademisi, maupun

masyarakat luas.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui Kata

Pengantar ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terbitnya Kajian ini. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik tersebut tetap dapat terpelihara

di masa mendatang. Akhirnya, besar harapan kami agar Kajian pada triwulan ini bermanfaat bagi

semua pihak dalam memahami kondisi perekonomian Papua.

Jayapura, Februari 2018

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI PAPUA

Joko Supratikto

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

v

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................................. v

Daftar Grafik .........................................................................................................................viii

Daftar Tabel .......................................................................................................................... xii

Tabel Indikator Makroekonomi Provinsi Papua ........................................................................xiii

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ..................................................................................xiii

B. Perbankan .....................................................................................................................xiv

C. Sistem Pembayaran ........................................................................................................ xv

Ringkasan Eksekutif ...............................................................................................................xvi

Perkembangan Makro Ekonomi Daerah ................................................................................... 1

1.1 Kondisi Umum .............................................................................................................. 2

1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan ....................................................................... 3

1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga ....................................................................................... 4

1.2.2. Konsumsi Pemerintah ............................................................................................ 6

1.2.3. Investasi ................................................................................................................ 6

1.2.3. Net Ekspor ............................................................................................................. 8

1.3. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ................................................................11

1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian .....................................................11

1.3.2 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ............................................13

1.3.3 Lapangan Usaha Konstruksi ...................................................................................14

1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor

......................................................................................................................................15

1.3.5 Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib.16

Keuangan Pemerintah ...........................................................................................................18

2.1 Realisasi APBN di Lingkup Provinsi Papua ......................................................................19

2.1.1 Realiasasi Pendapatan APBN ...................................................................................19

2.1.2 Realiasasi Belanja APBN ..........................................................................................20

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Papua .....................................................................21

2.2.1 Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Papua .....................................................21

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

vi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

2.2.2 Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Papua ............................................................23

Inflasi ....................................................................................................................................27

3.1 Inflasi Umum ................................................................................................................28

3.2 Disagregasi Inflasi .........................................................................................................31

3.2.1 Kelompok Inti (core) ...............................................................................................31

3.2.2 Kelompok Makanan Bergejolak (Volatile Food) .......................................................32

3.2.3 Kelompok Harga Yang Diatur Pemerintah (Administered Prices) ..............................34

3.3 Inflasi Spasial ................................................................................................................35

3.3.1 Kota Jayapura ........................................................................................................35

3.3.2 Kabupaten Merauke ..............................................................................................36

3.4 Program Pengendalian Inflasi Papua ..............................................................................37

Stabilitas Sistem Keuangan ....................................................................................................41

4.1 Asesmen Sektor Korporasi ............................................................................................42

4.1.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi ....................................................................42

4.1.2. Kinerja Korporasi ..................................................................................................42

4.1.3. Eksposure Perbankan Sektor Korporasi ..................................................................50

4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga ...................................................................................52

4.2.1. Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga ............................................................52

4.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga ..........................................................................53

4.2.3. Eksposure Perbankan dalam Rumah Tangga ..........................................................53

4.3. Akses Keuangan UMKM ..............................................................................................55

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah .......................................57

5.1 Sistem Pembayaran ......................................................................................................58

5.1.1 Transaksi SKNBI .....................................................................................................58

5.1.2 Transaksi BI-RTGS ..................................................................................................59

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah .............................................................................................59

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar ..................................................................................59

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar ...........................................................................................59

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli .......................................................................................60

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah .....................................................................60

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan .......................................................................................64

6.1 Ketenagakerjaan ..........................................................................................................65

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

vii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

6.1.1 Tenaga Kerja .........................................................................................................65

6.1.2 Pengangguran .......................................................................................................66

6.2 Kesejahteraan ..............................................................................................................67

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan .................................................................................67

6.2.2 Kesejahteraan Petani ..............................................................................................68

Prospek Ekonomi Daerah .......................................................................................................70

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................71

7.2. Prospek Inflasi .............................................................................................................72

Lampiran Tabel ......................................................................................................................75

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010

(dalam miliar rupiah) ..........................................................................................................76

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua ...........................................................77

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua .........................................................78

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Provinsi Papua) ..................79

Daftar Istilah ..........................................................................................................................80

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

viii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional ............................................................. 2

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Tambang dan Tanpa Tambang ............................... 2

Grafik 1.3 PDB dan PDRB Papua Keseluruhan Tahun ................................................................ 2

Grafik 1.4 Perkembangan IKK dan Penghasilan Saat Ini ............................................................ 4

Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen Papua ........................................................................... 4

Grafik 1.6 Perkembangan Penyaluran Kredit Konsumsi ............................................................ 5

Grafik 1.7 Impor Barang Konsumsi di Papua ............................................................................ 5

Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen ............................................................................................. 5

Grafik 1.9 Perkiraan ITK Triwulan I 2018 .................................................................................. 5

Grafik 1.10 Realisasi Belanja selain Belanja Modal .................................................................... 6

Grafik 1.11 Perkembangan PMTB Berdasarkan Jenisnya ........................................................... 7

Grafik 1.12 Penyaluran Kredit Investasi .................................................................................... 7

Grafik 1.13 Impor Barang Modal ............................................................................................. 8

Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor .......................................................................................... 8

Grafik 1.15 Pangsa Ekspor Triwulan IV 2017 ............................................................................ 8

Grafik 1.16 Perkembangan Impor ........................................................................................... 9

Grafik 1.17 Bongkar Muat Barang Papua ................................................................................ 9

Grafik 1.18 Pangsa Impor Triwulan IV 2017 ............................................................................10

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ........................................................................11

Grafik 1.20 Pertumbuhan Ekonomi Lapangan Usaha ..............................................................11

Grafik 1.21 Produksi Konsentrat Tembaga dan Emas ..............................................................12

Grafik 1.22 Penjualan Konsentrat Tembaga dan Emas ............................................................12

Grafik 1.23 Realisasi Usaha Pertanian Papua ...........................................................................13

Grafik 1.24 Perkembangan Investasi Tanaman Pangan ............................................................13

Grafik 1.25 Tinggi Gelombang Periode Februari 2018 .............................................................14

Grafik 1.26 Belanja Modal dan Pertumbuhan Konstruksi .........................................................14

Grafik 1.27 Penjualan Semen di Provinsi Papua .......................................................................15

Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Konstruksi ..........................................................................15

Grafik 1.29 Perkembangan SKDU Perdagangan ......................................................................16

Grafik 1.30 Indeks Pembelian Durable Goods ........................................................................16

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

ix

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Penerimaan APBN Papua Tw IV 2017 ................................19

Grafik 2.2 Pangsa Pendapatan APBN Papua Berdasarkan Jenisnya Tw IV 2017 .........................19

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan IV 2017 (Nominal) ...............20

Grafik 2.4 Pangsa Belanja APBN Papua Berdasarkan Jenisnya Triwulan IV 2017 .......................20

Grafik 2.5 Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan IV 2017 ......................................................21

Grafik 2.6 Realisasi Belanja APBN Papua Tahun 2017 ..............................................................21

Grafik 2.7 Realisasi Pendapatan APBD Lain-lain Pendapatan Daerah .....................................22

Grafik 2.8 Pangsa Pendapatan APBD Papua triwulan IV 2017 ..................................................22

Grafik 2.9 Realisasi Pendapatan APBD Dana Perimbangan ....................................................23

Grafik 2.10 Realisasi Pendapatan APBD Pendapatan Asli daerah ...........................................23

Grafik 2.11 Realisasi Belanja APBD Papua 2017 ......................................................................24

Grafik 2.12 Pangsa Pendapatan APBD Papua triwulan IV 2017 ................................................24

Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran Dana Desa Tahun 2017 .................................................25

Grafik B1.2 Jumlah Dana Desa Yang Diterima Kabupaten/Kota di Papua 2017 ........................26

Grafik B1.3 Realisasi Penyaluran Dana Desa di Papua Tahun 2017 ...........................................26

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Papua ..................................................................................28

Grafik 3.2 Quadrant Analysis Inflasi Papua 2017 (mtm) ...........................................................30

Grafik 3.3 Curah Hujan Papua 2015-2017 ..............................................................................30

Grafik 3.4 Disagregasi Inflasi Papua (yoy) ................................................................................31

Grafik 3.5 Perkembangan Indeks Konsumen ...........................................................................31

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Pangan dan Nonpangan (yoy) ...............................................31

Grafik 3.7 Indeks Perkiraan Harga 3 Bulan ..............................................................................32

Grafik 3.8 Perkembangan Komoditas Utama Volatile Food ......................................................32

Grafik 3.9 Prakiraan Curah Hujan Maret 2018 ........................................................................33

Grafik 3.10 Inflasi Angkutan Udara ........................................................................................34

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura (yoy) ............................................................35

Grafik 3.12 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke (yoy) ............................................................35

Grafik B2.1 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang ...........................................39

Grafik B2.2 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat .................................................39

Grafik B2.3 Inflasi Angkutan Udara ........................................................................................40

Grafik 4.1 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison.....................................................................42

Grafik 4.2 Perkembangan Akses Kredit, Likuiditas dan Rentabilitas ..........................................49

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

x

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Grafik 4.3 % Korporasi Berdasar Likuiditas per Sektor .............................................................49

Grafik 4.4 % Korporasi Berdasar Rentabilitas per Sektor .........................................................49

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi per Sektor ...............................................................50

Grafik 4.6 Perkembangan NPL per Sektor ...............................................................................50

Grafik 4.7 Perkembangan DPK, Kredit dan NPL .......................................................................50

Grafik 4.8 % Proporsi Kredit per Sektor ..................................................................................50

Grafik 4.9 % Proporsi Kredit Berdasar Penggunaan ................................................................51

Grafik 4.10 Kinerja Kredit dan NPL Berdasar Penggunaan .......................................................51

Grafik 4.11 Perkembangan DPK .............................................................................................51

Grafik 4.12 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ........................................................52

Grafik 4.13 Perkembangan Indikator SK Lainnya .....................................................................52

Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran Masyarakat ..........................................................................52

Grafik 4.15 Alokasi penggunan Pengeluaran Berdasarkan Tingkat Pengeluaran/bulan ..............52

Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK, Kredit dan NPL Rumah Tangga ...............................................54

Grafik 4.17 % Proporsi Kredit Rumah Tangga ........................................................................54

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga .....................................................................54

Grafik 4.19 Perkembangan NPL Rumah Tangga ......................................................................54

Grafik 4.20 Perkembangan Kredit UMKM dan NonUMKM ......................................................55

Grafik 4.21 Kredit UMKM Berdasarkan Penggunaan ...............................................................55

Grafik 4.22 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha ................................55

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI 2014-2017 ............................................................58

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS 2016-2017 .........................................................58

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui KPw BI Papua ................................................................59

Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) di Papua .......................60

Grafik B3.1 Penggunaan Kartu Kredit di Papua berdasarkan Jenis Transaksi .............................62

Grafik 6.1 Komposisi pekerja berdasarkan Lapangan Usaha ....................................................65

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Papua Berdasarkan Lapangan Usaha ..........65

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Lapangan Usaha Berdasarkan SKDU ................................66

Grafik 6.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ......................................66

Grafik 6.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lama Bekerja ......................................................66

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan ..............................................67

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin Papua .............................................................................67

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Grafik 6.8 Indeks Gini Papua ..................................................................................................67

Grafik 6.9 Indeks Kedalaman dan keparahan Kemiskinan Papua .............................................68

Grafik 6.10 Garis Kemiskinan Papua .......................................................................................68

Grafik 6.11 Garis Kemiskinan Kota dan Desa di Papua ............................................................68

Grafik 6.12 Garis Kemiskinan Makanan dan Nonmakanan ......................................................68

Grafik 6.13 Perkembangan NTP Papua ...................................................................................69

Grafik 6.14 NTP Papua Berdasarkan Jenisnya ..........................................................................69

Grafik 7.1 Realisasi Penjualan Komoditas Tambang Papua .......................................................71

Grafik 7.2 Estimasi Penjualan Komoditas Tambang 2018 ........................................................71

Grafik 7.3 Ekspektasi Masyarakat terhadap Inflasi dan Pengeluaran .........................................73

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

DAFTAR TABEL Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Komponen Penyusun Konsumsi RT Provinsi Papua (% yoy) .......... 4

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Di Lingkup Provinsi Papua Triwulan IV 2017 ...................19

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Di Lingkup Provinsi Papua Triwulan IV 2017 ..........................20

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua Tahun 2017* .......................................................22

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua Tahun 2017* ..............................................................23

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas (yoy) ................................28

Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Papua.....................................................................29

Tabel 4.1 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat ................................................................53

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua ..............................60

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama ....................................65

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Dunia ...........................................................................72

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xiii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

TABEL INDIKATOR

MAKROEKONOMI PROVINSI

PAPUA A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

2016 2016 2017

I II III IV Total I II III IV TotalPertumbuhan Ekonomi (%, yoy) (0.72) (5.17) 20.44 21.41 9.21 3.36 4.91 3.40 4.78 4.64

Menurut Penggunaan

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5.56 6.54 6.17 5.14 5.84 5.16 6.55 7.53 5.69 5.43

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8.24 5.56 5.39 6.93 6.52 7.07 9.17 9.69 13.54 9.95

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.61 5.31 0.92 0.05 2.08 0.13 1.37 7.70 6.86 4.20

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.75 6.78 5.37 7.01 6.47 6.78 5.78 4.69 5.06 5.41

Perubahan Inventori 89.81 5.11 84.62 448.18 23.51 (408.68) (643.38) 4,913.50 (2,767.70) (75.25)

Ekspor Luar Negeri (2.27) (38.88) (3.05) 96.07 6.74 (8.78) 50.78 (44.45) 2.51 (5.49)

Impor Luar Negeri (4.59) 35.79 (12.55) 3.16 4.64 (26.48) (41.30) (32.84) (40.07) (36.03)

Net Ekspor Antar Daerah (281.23) (16.02) (189.40) 167.61 (488.92) 78.35 (675.39) (10.23) 74.65 (47.85)

Menurut Kategori Lapangan Usaha

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.18 3.69 0.02 2.05 2.21 1.35 1.83 2.93 5.71 3.98

Pertambangan dan Penggalian (10.50) (20.80) 40.77 44.50 13.15 0.36 6.75 2.67 3.28 3.90

Industri Pengolahan 6.98 1.12 4.94 5.15 4.51 4.56 6.55 6.07 7.81 6.46

Pengadaan Listrik, Gas 27.14 12.81 8.53 1.86 11.86 1.21 0.94 8.14 6.45 4.11

Pengadaan Air 3.70 3.77 2.59 3.45 3.37 4.96 5.13 6.77 8.57 6.38

Konstruksi 4.71 7.00 12.13 10.93 8.81 9.42 3.84 2.99 5.99 5.18

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.54 6.96 9.51 8.39 6.91 5.32 5.46 5.69 6.56 6.24

Transportasi dan Pergudangan 4.30 8.08 9.73 10.08 8.13 4.97 5.32 5.52 5.84 5.98

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.09 8.15 6.83 6.09 6.54 5.35 5.91 6.20 6.61 6.04

Informasi dan Komunikasi 6.28 2.95 4.18 0.64 3.42 6.59 5.32 6.92 9.04 6.99

Jasa Keuangan 3.60 16.39 (0.01) 6.03 6.08 2.79 5.00 0.89 1.02 2.61

Real Estate 5.42 5.86 8.30 8.35 7.02 3.83 4.41 6.06 6.26 5.60

Jasa Perusahaan 5.80 6.20 5.42 5.37 5.68 5.43 5.39 5.56 6.62 5.77

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13.91 10.86 9.88 4.98 9.64 4.42 1.86 1.82 5.78 4.36

Jasa Pendidikan 6.24 10.66 9.48 5.20 7.83 4.93 5.01 5.01 5.62 5.55

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.91 13.05 10.35 3.60 8.08 4.64 4.73 4.15 6.32 5.20

Jasa lainnya 6.06 9.19 7.03 3.83 6.43 4.30 5.22 6.38 6.44 5.62

Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%, yoy) 4.92 5.18 5.01 4.94 5.02 5.01 5.01 5.06 5.19 5.07

Inflasi Papua (% yoy) 3.76 5.23 4.72 3.26 3.26 3.89 3.10 1.43 2.11 2.11

Kota

Jayapura 3.81 5.24 4.21 4.13 4.13 3.16 2.58 1.73 2.41 2.41

Merauke 3.62 5.19 6.14 0.83 0.83 5.93 4.58 0.57 1.25 1.25

Disagregasi Komponen

Inflasi Inti (Core Inflation ) 4.49 4.47 5.70 4.00 3.50 3.11 2.76 2.12 2.31 2.31

Harga Pangan Bergejolak (Volatile Food ) 0.66 3.58 11.60 8.13 1.86 5.92 (1.68) (1.70) (2.05) (2.05)

Harga Yang Diatur Pemerintah (Administered Prices ) 6.81 10.99 11.60 5.76 6.24 3.69 10.46 3.86 7.04 7.04

Kelompok Komoditas

Bahan Makanan 4.78 8.36 6.84 2.68 2.68 6.58 (0.41) (1.16) (1.36) (1.36)

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4.62 4.35 6.74 7.10 7.10 6.47 6.17 3.75 4.24 4.24

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2.53 1.67 2.80 2.26 2.26 3.18 4.35 3.49 3.26 3.26

Sandang 2.43 3.14 3.05 1.03 1.03 1.86 0.95 0.60 1.19 1.19

Kesehatan 4.19 3.29 3.06 2.29 2.29 1.41 1.32 0.67 0.87 0.87

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.63 2.62 0.78 0.59 0.59 1.64 1.81 2.48 2.50 2.50

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 4.20 8.66 5.73 6.67 6.67 1.72 6.11 1.07 4.15 4.15

Indikator2017

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xiv

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

B. Perbankan

I II III IV I II III IV

Total Asset (Rp miliar) 47,139 52,589 53,135 47,785 47,791 55,057 55,058

DPK (Rp miliar) 35,919 39,108 39,199 37,817 35,925 39,608 40,173 38,653

Giro (Rp miliar) 12,015 13,781 13,246 9,329 10,864 13,782 14,334 8,606

Tabungan (Rp miliar) 15,705 16,309 16,538 20,266 16,884 17,094 17,194 21,288

Deposito (Rp miliar) 8,200 9,018 9,415 8,223 8,177 8,732 8,645 8,760

Penyaluran Kredit di Provinsi Papua (Rp miliar) 22,432 23,705 23,935 24,617 24,366 24,883 25,912 33,708

Oleh Kantor Bank di Prov. Papua 20,511 21,695 22,199 22,855 22,427 22,642 23,399 32,343

Oleh Kantor Bank Luar Prov. Papua 1,921 2,010 1,737 1,762 1,939 2,242 2,513 1,365

Kredit Penggunaan (Rp miliar) 21,441 22,712 23,282 23,991 23,504 23,785 24,605 33,708

Modal Kerja 8,822 9,480 8,952 9,016 8,639 8,907 9,119 9,869

Investasi 2,352 2,535 3,344 3,348 3,299 3,134 3,195 4,396

Konsumsi 10,268 10,697 10,985 11,627 11,566 11,744 12,290 13,043

Kredit Sektoral (Rp miliar) 21,441 22,712 23,282 23,991 23,504 23,785 24,605 33,708

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 696 718 691 709 709 580 538 1,577

2. Pertambangan dan Penggalian 61 59 41 39 31 34 30 55

3. Industri Pengolahan 316 333 334 387 391 405 406 404

4. Pengadaan Listrik dan Gas 33 34 35 24 19 39 39 962

5. Pengadaan Air 5 5 8 5 6 4 6 6

6. Konstruksi 1,156 1,534 1,687 1,539 1,258 1,391 1,512 1,739

7. Perdagangan Besar dan Eceran 6,122 6,487 6,571 6,631 6,627 6,778 6,868 7,849

8. Transportasi dan Pergudangan 589 615 646 609 627 633 761 1,021

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 672 694 706 719 716 715 708 816

10. Informasi dan Komunikasi 9 9 9 2 2 14 108 147

11. Perantara Keuangan 94 84 77 76 65 94 80 976

12. Real Estate dan Usaha Persewaan 232 275 282 287 289 285 302 651

13. Jasa Perusahaan 172 171 183 189 186 170 155 151

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 17 1 38 82 62 41 20 812

15. Jasa Pendidikan 12 10 11 6 6 7 7 7

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 33 38 38 39 35 33 36 99

17. Sektor Lainnya dan Bukan Lapangan Usaha 11,221 11,645 11,926 12,648 12,474 12,561 13,029 16,435

Kredit UMKM 8,584 9,027 8,941 10,583 10,291 10,187 10,251 10,347

Kredit Rumah Tangga 10,223 10,405 10,540 11,827 11,874 12,167 12,483 12,989

KPR/KPA 1,846 1,958 2,025 2,275 2,375 2,491 2,569 2,653

Kredit Ruko/Rukan 183 189 197 196 195 198 214 227

KKB 7 10 10 16 16 78 116 142

Multiguna 6,659 6,745 6,743 4,871 5,224 5,646 6,062 6,738

Lainnya 1,527 1,502 1,564 4,469 4,064 3,755 3,522 3,229

Non Performing Loan (Rp miliar) 1,142 1,260 1,283 1,087 1,373 1,304 1,354 1,393

NPL Ratio (%) 5.33 5.55 5.51 4.53 5.84 5.48 5.50 4.31

LDR 59.69 58.08 59.39 63.44 67.82 62.82 64.50 87.21

Suku Bunga Simpanan Tertimbang (% per tahun)

Kantor Bank di Provinsi Papua 3.31 3.16 3.30 2.67 2.88 2.89 2.86 2.67

Nasional 4.21 3.93 3.97 3.64 3.69 3.62 3.65 3.37

Suku Bunga Kredit Tertimbang (% per tahun)

Kantor Bank di Provinsi Papua 12.76 12.65 12.52 12.33 12.28 12.32 12.24 12

Nasional 11.48 11.24 11.11 10.9 10.84 10.71 10.60 10.27

Jumlah Rekening (dalam ribu)

Rekening Dana Pihak Ketiga

Papua 1,835 1,898 2,008 2,071 2,189 2,326 2,404 2,579

Nasional 178,087 183,459 194,287 199,403 212,484 228,977 240,871 299,914

Rekening Kredit

Papua 223 227 228 231 238 237 237 238

Nasional 41,440 41,454 41,290 41,862 42,294 42,954 42,893 42,515

20172016Provinsi Papua

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xv

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

C. Sistem Pembayaran

I II III IV I II III IV

Pengelolaan Uang (Kartal) Rupiah

Inflow (Rp miliar) 2,417 813 1,566 918.21 2,394 1,298 1,520 1,577.75

Outflow (Rp miliar) 513 2,995 2,015 4,373.26 562 3,213 1,936 4,834.50

Pemusnahan UTLE (Rp miliar) 537 249 142 104.26 366 64 234 128.64

Kliring

Total

Nominal (Rp juta) 3,988,679 4,501,125 3,405,812 3,871,349 3,050 2,562 2,718 3,097

Volume (lembar) 72,319 83,853 78,073 86,988 79,942 75,560 81,443 87,818

1. Kliring Kredit

Nominal (Rp juta) 2,700,541 3,292,808 2,102,334 2,237,577 1,803 1,729 1,810 2,157

Volume (lembar) 47,396 59,053 53,400 61,479 55,447 54,769 59,438 65,668

2. Kliring Debit

Nominal (Rp juta) 1,288,139 1,208,317 1,303,478 1,633,772 1,246 833 907 940

Volume (lembar) 24,923 24,800 24,673 25,509 24,495 20,791 22,005 22,150

2.1 Kliring Debit Penyerahan

Nominal (Rp juta) 1,326,098 1,233,455 1,339,871 1,709,380 1,298 859 927 956

Volume (lembar) 25,336 25,288 25,069 25,783 24,865 21,388 22,423 22,469

2.2 Kliring Debit Pengembalian

Nominal (Rp juta) 37,959 25,139 36,393 75,608 52 26 20 15

Volume (lembar) 413 488 396 274 370 597 418 319

Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

Outflow (from)

Nominal (Rp miliar) 1,094 1,121 1,141 2,152 1,278 1,251 1,736 2,826

Volume (lembar) 584 568 1,349 1,906 1,574 1,713 1,931 2,368

20172016Indikator Sistem Pembayaran

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xvi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Daerah

Kinerja perekonomian Provinsi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami penguatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Tercatat perekonomian Provinsi Papua pada triwulan laporan tumbuh

sebesar 4,78% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy).

Kenaikan ekspor luar negeri menjadi pendorong kenaikan ekonomi Papua pada triwulan IV 2017

sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan. Selain itu, peningkatan

kinerja juga terjadi pada lapangan usaha konstruksi dan administrasi pemerintahan sejalan

dengan perbaikan kinerja investasi. Sementara, kinerja lapangan usaha pertanian terpantau

mengalami kenaikan yang didorong oleh panen di beberapa daerah. Perayaan natal dan tahun

baru pada triwulan IV 2017 menjadi pendorong kinerja lapangan usaha perdagangan.

Sementara untuk keseluruhan tahun 2017, regulasi izin ekspor mineral masih menjadi faktor

utama penahan kinerja lapangan usaha pertambangan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja

perekonomian Papua secara keseluruhan. Selain itu, peralihan pemerintahan pasca pilkada

menyebabkan penyerapan anggaran selama tahun 2017 kurang optimal.

Memasuki triwulan I 2018, kinerja perekonomian Papua diperkirakan mengalami kenaikan.

Optimalisasi kinerja pertambangan dan ekspor diperkirakan menjadi faktor utama pendorong

perekonomian Papua. Sementara itu, berlalunya perayaan natal dan tahun baru serta panen

menjadi faktor penahan kinerja ekonomi pada triwulan I 2018.

Keuangan Pemerintah

Realisasi APBN dan di lingkup Provinsi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami peningkatan, baik

pada pos pendapatan maupun pos belanja dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Pada

triwulan IV 2017 sumber pendapatan terbesar berasal dari pajak dalam negeri. Sementara itu,

realisasi belanja terbesar pada triwulan IV 2017 berasal dari belanja modal.

Selain itu, Realisasi APBD Papua pada triwulan IV 2017 secara umum mengalami peningkatan.

Realisasi Pendapatan dan Belanja mengalami peningkatan baik secara nominal maupun

persentase realisasi. Berdasarkan pangsanya, postur pendapatan APBD Papua mayoritas berasal

dari lain-lain pendapatan daerah yang sah dengan komposisi terbesarnya berasal dari dana

otonomi khusus. Dari sisi belanja, peningkatan terbesar berasal dari peningkatan belanja tidak

langsung. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan belanja barang dan jasa

serta belanja modal.

Perkembangan Inflasi

Tekanan inflasi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami kenaikan dibanding dengan triwulan III

2017 namun masih lebih rendah dibanding inflasi Nasional. Sementara itu, secara tahunan,

selama 2017 inflasi Papua mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016.

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xvii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Terkendalinya inflasi Papua pada triwulan IV 2017 disebabkan oleh terjaganya inflasi kelompok

komoditas inti dan deflasi kelompok volatile food. Disisi lain, terjadi peningkatan inflasi kelompok

komoditas administered prices pada triwulan IV 2017.

Secara spasial, kedua kota inflasi di Papua mengalami inflasi. Pada triwulan IV 2017, inflasi Kota

Jayapura lebih tinggi dibanding inflasi di Kabupaten Merauke. Secara umum inflasi kedua wilayah

tersebut terutama disebabkan oleh inflasi kelompok komoditas administered prices dan

komoditas inti.

Mencermati risiko peningkatan harga di Papua, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah

berkoordinasi melaksanakan berbagai kegiatan guna melaksanakan pengendalian harga di Papua.

Stabilitas Sistem Keuangan Daerah

Kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga pada triwulan IV 2017 terjaga dengan baik

dan menjadi penopang stabilitas sistem keuangan secara umum di Papua.

Kinerja sektor korporasi di Papua pada triwulan IV 2017 relatif mengalami kenaikan dibanding

triwulan III 2017. Peningkatan kinerja lapangan usaha tambang menjadi penopang stabilitas

keuangan di sektor korporasi di tengah rendahnya realisasi belanja pemerintah. Kinerja perbankan

di sektor Korporasi Papua pada triwulan IV 2017 masih relatif terjaga dengan kualitas kredit yang

sedikit membaik.

Sementara kinerja sektor Rumah Tangga pada triwulan IV 2017 masih tumbuh positif, tercermin

dari kondisi dan risiko keuangan di sektor Rumah Tangga yang relatif terjaga. Perkembangan

indikator perbankan di sektor rumah tangga pada triwulan IV 2017 menunjukkan peningkatan,

khususnya DPK dan penyaluran kredit. Sementara, kualitas kredit NPL relatif terjaga dalam batas

ketentuan Bank Indonesia.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Perkembangan transaksi system Klining Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Papua pada triwulan

IV 2017 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, baik secara volume dan nominal.

Transaksi melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan

laporan juga tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, aliran uamg

kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua menunjukkan posisi net

outflow pada triwulan IV 2017 sebesar Rp3.257 miliar.

Kondisi tersebut salah satunya disebabkan pencairan dana desa di provinsi Papua dan tingginya

kebutuhan uang tunai terkait perayaan hari raya natal dan tahun baru.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Jumlah tenaga kerja di Papua pada triwulan IV 2017 mengalami peningkatan dibanding periode

yang sama tahun 2017 namun disertai kenaikan tingkat pengangguran terbuka.

Secara umum kesejahteraan masyarakat Papua cenderung membaik dan jumlah penduduk miskin

menurun. Tingkat kesenjangan menunjukan kecenderungan menurun walaupun masih berada di

atas nilai rata-rata nasional. Disamping itu, garis kemiskinan juga mengalami peningkatan

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

xviii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

walaupun tidak signifikan. Di sisi lain, penurunan terjadi pada nilai tukar petani yang

mengindikasikan terjadinya penurunan kesejahteraan petani di Papua.

Prospek Ekonomi Daerah

Perekonomian Papua pada triwulan II 2018 diperkirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan

triwulan I 2018. Izin ekspor konsentrat tembaga yang berakhir pada Februari 2018 diperkirakan

menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja lapangan usaha pertambangan dan ekspor luar

negeri. Sementara, peralihan pemerintahan pasca pilkada berpotensi membuat kinerja lapangan

usaha konstruksi, konsumsi pemerintah dan realisasi investasi tumbuh terbatas. Di sisi lain,

pelaksanaan puasa dan lebaran menjadi faktor penopang perekonomian seiring kenaikan kinerja

lapangan usaha perdagangan dan konsumsi masyarakat. Untuk keseluruhan tahun 2018,

penambahan kuota ekspor, kenaikan UMP dan rencana eksplorasi tambang secara umum menjadi

faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2018 diperkirakan lebih tinggi dari triwulan I 2018.

Perayaan pauasa dan lebaran menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan harga. Untuk

keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua diperkirakan mengalami kenaikan dibanding tahun 2017.

Kenaikan UMP dan pengaruh base effect menjadi faktor yang dapat memicu inflasi. Di sisi lain,

kebijakan perubahan harga oleh pemerintah yang relatif minimal menjadi faktor yang dapat

meredam tekanan inflasi pada tahun 2018.

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

1

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

PERKEMBANGAN

MAKRO EKONOMI

DAERAH Kinerja perekonomian Provinsi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami penguatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat perekonomian Provinsi Papua pada triwulan laporan tumbuh sebesar 4,78% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy).

Kenaikan ekspor luar negeri menjadi pendorong kenaikan ekonomi Papua pada triwulan IV 2017 sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan. Selain itu, peningkatan kinerja juga terjadi pada lapangan usaha konstruksi dan administrasi pemerintahan sejalan dengan kenaikan konsumsi pemerintah dan perbaikan kinerja investasi. Sementara, kinerja lapangan usaha pertanian terpantau mengalami kenaikan yang didorong oleh panen di beberapa daerah. Perayaan natal dan tahun baru pada triwulan IV 2017 menjadi pendorong kinerja lapangan usaha perdagangan.

Sementara untuk keseluruhan tahun 2017, regulasi izin ekspor mineral masih menjadi faktor utama penahan kinerja lapangan usaha pertambangan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian Papua secara keseluruhan. Selain itu, peralihan pemerintahan pasca pilkada menyebabkan penyerapan anggaran selama tahun 2017 kurang optimal.

Memasuki triwulan I 2018, kinerja perekonomian Papua diperkirakan mengalami kenaikan. Optimalisasi kinerja pertambangan dan ekspor diperkirakan menjadi faktor utama pendorong perekonomian Papua. Sementara itu, berlalunya perayaan natal dan tahun baru serta panen menjadi faktor penahan kinerja ekonomi pada triwulan I 2018.

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

2

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

1.1 KONDISI UMUM

Realisasi Triwulan IV 2017

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua

triwulan IV 2017 mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat

pertumbuhan perekonomian Provinsi Papua

pada triwulan laporan mencapai 4,78%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,87%

(yoy). Meskipun demikian, realisasi

pertumbuhan ekonomi Papua pada periode

laporan lebih rendah jika dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang

mencapai 5,19% (yoy) pada triwulan IV 2017.

Dari sisi permintaan, kenaikan kinerja ekspor

luar negeri menjadi pendorong pertumbuhan

ekonomi Papua pada triwulan laporan. Selain

itu, kinerja konsumsi rumah tangga yang

terjaga positif juga menjadi penopang

perekonomian Papua pada triwulan IV 2017.

Dari sisi lapangan usaha, kinerja

pertambangan pada triwulan IV 2017 lebih

tinggi dibanding triwulan sebelumnya

sehingga mendorong kenaikan pertumbuhan

ekonomi Papua, seiring tingginya pangsa

pertambangan dalam perekonomian Papua.

Selain itu, seluruh lapangan usaha utama

dalam perekonomian Papua, yaitu pertanian,

perdagangan, konstruksi dan administrasi

pemerintahan juga mengalami peningkatan

kinerja, lebih tinggi dibanding periode

sebelumnya.

Perekonomian papua tanpa lapangan usaha

pertambangan pada triwulan IV 2017 tumbuh

sebesar 6,13% (yoy) lebih tinggi dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

mencapai 4,02% (yoy).

Realisasi Tahun 2017

Untuk keseluruhan tahun 2017, ekonomi

Papua tumbuh sebesar 4,64% (yoy), jauh lebih

rendah dibanding pertumbuhan pada tahun

2016 yang mencapai 9,14% (yoy).

Dari sisi panggunaan, kinerja ekspor luar

negeri Papua pada tahun 2017 mengalami

kontraksi sebesar -5,49% (yoy), lebih rendah

dibanding tahun 2016 yang tumbuh mencapai

6,74% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan

kurang optimalnya kinerja lapangan usaha

pertambangan. Selain itu, pertumbuhan

konsumsi rumah tangga Papua pada tahun

2017 sebesar 5,43% (yoy) melambat

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Tambang dan Tanpa Tambang

Sumber: BPS, diolah Sumber: Liaison KPw BI Papua, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional

Grafik 1.3 PDB dan PDRB Papua Keseluruhan Tahun

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB Nontambang

% yoy

4.0

4.2

4.4

4.6

4.8

5.0

5.2

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

PDRB Papua (setahun) PDRB Papua PDB Indonesia - Sk. Kanan

% yoy % yoy

8.55

3.65

7.35

9.14

4.64

5.565.01 4.88 5.02 5.07

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2013 2014 2015 2016 2017

PDRB Papua PDB

%yoy

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

3

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

dibandingkan tahun 2016 yang mencapai

5,84% (yoy). Kondisi tersebut salah satunya

disebabkan oleh kurang optimalnya

perekonomian secara keseluruhan sehingga

menahan permintaan dan optimisme

masyarakat.

Dari sisi lapangan usaha, perlambatan kinerja

perekonomian Papua pada tahun 2017

terutama disebabkan oleh belum optimalnya

kinerja lapangan usaha pertambangan. Untuk

keseluruhan tahun 2017, tercatat

pertumbuhan lapangan usaha pertambangan

sebesar 3,90% (yoy), lebih rendah dibanding

pertumbuhan selama tahun 2016 yang

mencapai 13,10% (yoy). Perundingan

divestasi saham dan pengalihan izin usaha

yang belum menemui kesepakatan serta aksi

demonstrasi pekerja yang terjadi pada 2017

berdampak pada penurunan kinerja produksi

pertambangan. Selain itu, kinerja lapangan

usaha konstruksi selama 2017 juga mengalami

perlambatan dibanding kinerja 2016, dari

8,81% (yoy) menjadi 5,18% (yoy).

Penyelesaian beberapa proyek infrastruktur

pada 2017 menjadi salah satu penyebab

perlambatan kinerja lapangan usaha

konstruksi.

Tracking Triwulan I 2018

Pada triwulan I 2018 pertumbuhan PDRB

Papua diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dibanding triwulan IV 2017.

Dari sisi permintaan, ekspor luar negeri

diperkirakan tumbuh lebih tinggi seiring

optimalisasi penjualan konsentrat menjelang

berakhirnya batas waktu izin ekspor pada

Februari 2018 dan kualitas hasil tambang (ore)

yang diperkirakan meningkat. Sementara itu,

berlalunya perayaan natal dan tahun baru

membuat permintaan masyarakat kembali

normal sehingga menahan pertumbuhan

konsumsi masyarakat ditengah kenaikan UMP

sebesar 9,39% (yoy). Pada triwulan I 2018,

kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan

masih tertahan seiring proses penetapan

anggaran pemerintah daerah masih berjalan

sehingga mayoritas proyek pembangunan

belum optimal.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan

ekonomi masih akan ditopang oleh kinerja

sektor pertambangan yang diperkirakan

mengalami kenaikan. Senada dengan ekspor

luar negeri, pelaku usaha pertambangan

diperkirakan akan mengoptimalikan produksi

untuk memenuhi batas izin total kuota ekspor

konsentrat sebesar 1,1 juta ton yang akan

berakhir pada Februari 2018. Sementara itu,

berlalunya panen dan tingginya gelombang

laut di awal tahun diperkirakan menyebabkan

perlambatan kinerja lapangan usaha

pertanian. Pertumbuhan yang terbatas pada

triwulan I 2018 diperkirakan juga dialami oleh

lapangan usaha konstruksi, seiring terbatasnya

belanja pemerintah di awal tahun.

1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

PENGGUNAAN

Struktur perekonomian Provinsi Papua dari sisi

penggunaan masih didominasi oleh konsumsi

rumah tangga. Tercatat pangsa komponen

konsumsi rumah tangga terhadap

perekonomian Provinsi Papua pada triwulan IV

2017 mencapai 35,57%. Sementara pangsa

terbesar kedua adalah komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang

sebesar 23,94% serta disusul oleh komponen

ekspor dan konsumsi pemerintah dengan

pangsa masing masing sebesar 22,30% dan

17,93%.

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

4

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga

Realisasi Konsumsi Rumah Tangga Triwulan IV

2017

Konsumsi pada triwulan IV 2017 tumbuh

5,69% (yoy), relatif stabil dibandingkan

triwulan III 2017 yang tumbuh sebesar 5,69%

(yoy). Berdasarkan komponennya, kenaikan

konsumsi pada triwulan IV 2017 terutama

terjadi pada komponen makanan dan

minuman dan komponen transportasi dan

komunikasi. Pelaksanaan even musiman natal

dan tahun baru menjadi salah satu faktor

pendorong konsumsi pada kedua kelompok

tersebut.

Kenaikan konsumsi rumah tangga juga

terkonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen yang

masih mencatatkan angka indeks jauh di atas

batas optimisme (garis 100). Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) dan indeks penghasilan

masyarakat mengalami kenaikan di akhir

triwulan.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di triwulan IV

2017 turut mengkonfirmasi terjaganya kinerja

konsumsi. Tercatat ITK Provinsi Papua triwulan

IV 2017 mencapai 118,90 meningkat dari

triwulan sebelumnya dengan angka indeks

sebesar 107,72. Selain itu, indeks pendapatan

rumah tangga pada triwulan laporan

mencapai 127,15 naik signifikan dari triwulan

sebelumnya dengan indeks sebesar 108,67.

Indikator lain yang memperkuat

perkembangan konsumsi rumah tangga

adalah perkembangan penyaluran kredit

konsumsi. Realisasi kredit konsumsi pada

triwulan IV 2017 secara nominal mencapai

Rp13,8 triliun lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang mencapai Rp13,1 triliun.

Meskipun demikian, pertumbuhan kredit

konsumsi pada triwulan IV 2017 lebih lambat

periode sebelumnya, dari 19,59% (yoy)

menjadi 18,67% (yoy). Selain itu, impor

barang konsumsi pada triwulan IV 2017

mengalami perbaikan meskipun masih berada

di level negatif.

Sumber : Survei Konsumen, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.4 Perkembangan IKK dan Penghasilan Saat Ini

Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen Papua

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Komponen Penyusun Konsumsi RT Provinsi Papua (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2016 2017

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Penghasilan Saat Ini

Garis 100

Optimistis

Pesimistis

60

70

80

90

100

110

120

130

I II III IV I II III IV

2016 2017

ITK

Pendapatan RT

Pengaruh Inflasi thdp. Konsumsi

Garis 100

Optimistis---------------Pesimistis

2016 2016 2016 2016

I II III IV I II III IVMakanan dan Minuman selain Restoran 6.18 7.21 7.10 5.75 6.55 5.86 5.70 5.56 5.59 5.67

Pakaian dan Alas Kaki 5.92 6.55 5.94 5.15 5.88 5.17 4.74 6.59 5.45 5.50

Perumahan dan Perlengkapan RT 6.01 6.91 5.75 4.73 5.83 4.79 5.53 7.45 5.61 5.86

Kesehatan dan Pendidikan 3.71 4.24 3.57 3.26 3.69 3.27 2.73 2.63 4.15 3.20

Transportasi dan Komunikasi 3.97 5.02 4.86 4.04 4.47 4.08 3.98 5.82 7.19 5.30

Restoran dan Hotel 5.46 6.12 4.74 3.95 5.04 4.02 5.12 4.32 3.36 4.20

Lainnya 5.78 7.38 7.60 7.66 7.12 6.58 5.32 6.59 6.95 6.37

2017Komponen Konsumsi RT2017

2016

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

5

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Realisasi Konsumsi Rumah Tangga Tahun

2017

Untuk keseluruhan tahun 2017, kinerja

konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar

5,43% (yoy), lebih lambat dari tahun 2016

yang tumbuh sebesar 5,84% (yoy). Kondisi

perekonomian yang kurang optimal menjadi

salah satu faktor yang menahan laju

permintaan dan optimisme masyarakat.

Hal tersebut juga diperkuat oleh

perkembangan impor barang konsumsi di

Papua, dimana secara agregat pada tahun

2017 impor barang konsumsi mengalami

kontraksi sebesar -48,78% (yoy). Selain itu,

rata-rata ITK pada tahun 2017 sebesar 107,07

lebih rendah disbanding tahun 2016 yang

mencapai 108,39. Pendapatan rumah tangga

juga menunjukkan hal serupa, dimana rata-

rata indeks pendapatan rumah tangga pada

tahun 2017 sebesar 109,98 lebih rendah

dibanding rata-rata tahun 2016 yang

mencapai 110,2.

Tracking Konsumsi Rumah Tangga Triwulan I

2018

Kinerja konsumsi masyarakat pada triwulan I

2018 diperkirakan melambat dibanding

triwulan IV 2017. Berlalunya perayaan natal

dan tahun baru menjadi salah satu faktor yang

menahan pertumbuhan konsumsi rumah

tangga. Hal tersebut diperkuat oleh perkiraan

ITK triwulan I 2018 yang jauh lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya.

Sumber: Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.6 Perkembangan Penyaluran Kredit Konsumsi

Grafik 1.7 Impor Barang Konsumsi di Papua

Sumber : Survei Konsumen, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen Grafik 1.9 Perkiraan ITK Triwulan I 2018

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Kredit KonsumsiPertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV

2016 2017

Nilai Impor Konsumsi

Pertumbuhan [sk. kanan]

juta USD % yoy

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV

2016 2017

INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ( IEK ) Indeks Penghasilan Konsumen

Indeks Ketersediaan lapangan kerja Indeks Kegiatan Usaha

Optimistis-------------Pesimistis

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

I II III IV I II III IV Ip

2016 2017 2018

ITK

Pendapatan RT

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

6

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

1.2.2. Konsumsi Pemerintah

Realisasi Konsumsi Pemerintah Triwulan IV

2017

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017

tumbuh sebesar 6,86% (yoy), lebih rendah

dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang mencapai 7,70% (yoy). Perlambatan

kinerja konsumsi pemerintah tersebut

tercermin dari penurunan realisasi belanja

nonmodal yang kembali mengalami kontraksi

pada triwulan IV 2017 sebesar -28,60% (yoy),

lebih dalam dibanding kontraksi triwulan III

2017 sebesar -4,80% (yoy).

Meskipun demikian, pengaruh rendahnya

realisasi pada periode yang sama tahun

sebelumnya (base effect) menjadi salah satu

faktor yang membuat tingkat pertumbuhan

konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017

masih berada di level positif.

Realisasi Konsumsi Pemerintah Tahun 2017

Realisasi konsumsi pemerintah Papua di

keseluruhan tahun 2017 tercatat tumbuh

sebesar 4,20% (yoy), lebih tinggi dibanding

kinerja 2016 yang tumbuh sebesar 2,08%

(yoy). Relatif membaiknya kinerja belanja

pemerintah pada tahun 2017 salah satunya

dipengaruhi oleh pencairan kembali Dana

Alokasi Umum (DAU) setelah pemberlakuan

kebijakan penundaan penyaluran DAU pada

tahun 2016.

Meskipun demikian, realisasi belanja

nonmodal pemerintah Papua untuk

keseluruhan tahun 2017 mengalami kontraksi

sebesar -10,60% (yoy) jauh lebih rendah

dibandingkan realisasi pada tahun 2016 yang

mencapai 16,70% (yoy). Peralihan

pemerintahan pasca pelaksanaan pilkada di

beberapa daerah di Papua pada tahun 2017

menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

realisasi belanja pemerintah kurang optimal.

Tracking Konsumsi Pemerintah Triwulan I

2018

Sesuai dengan pola historisnya, kinerja

konsumsi pemerintah pada triwulan I 2018

diperkirakan tumbuh lebih rendah dibanding

triwulan IV 2017, seiring masih

berlangsungnya proses penetapan APBD

tahiun anggaran 2018.

Meskipun demikian, rendahnya realisasi

konsumsi pemerintah pada triwulan I 2017,

yang sebesar 0,22% (yoy), akan memberikan

pengaruh base effect dalam kinerja konsumsi

pemerintah pada triwulan I 2018. Selain itu,

terdapat beberapa proyek pembangunan

pemerintah yang telah berjalan sejak 2017

dan akan berlanjut pada 2018 yang salah

satunya terkait dengan persiapan PON XX.

1.2.3. Investasi

Realisasi Investasi Triwulan IV 2017

Pertumbuhan komponen investasi Papua,

yang tercermin dari kinerja Penanaman Modal

Tetap Bruto (PMTB), pada triwulan IV 2017

tumbuh sebesar 5,06% (yoy), lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 4,69% (yoy).

Berdasarkan komponennya, pangsa PMTB

bangunan hingga triwulan IV 2017 mencapai

69%, sementara PMTB nonbangunan

memiliki pangsa sebesar 31%. Pada triwulan

Sumber : BPKAD Prov. Papua, diolah

Grafik 1.10 Realisasi Belanja selain Belanja Modal

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Total Belanja Selain Belanja Modal Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

7

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

IV 2017, pertumbuhan kedua komponen

PMTB tersebut masing-masing mencapai

5,42% dan 4,25% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mencapai 5,36% dan

3,21% (yoy). Kenaikan kinerja PMTB pada

triwulan IV 2017 tersebut sejalan dengan pola

historis peningkatan penyerapan anggaran

belanja pemerintah di akhir tahun dan realisasi

investasi swasta.

Terkait investasi swasta, salah satu bentuk

investasi yang dilakukan pada triwulan IV

2017 adalah penambahan peralatan (crane)

pelabuhan untuk mendukung optimalisasi

operasional pelabuhan.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) juga mengkonfirmasi kondisi tersebut.

Terdapat 12 proyek Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) di Papua pada triwulan IV 2017

dengan total nilai mencapai Rp41,74 triliun.

Keseluruhan dari nilai investasi pada triwulan

IV 2017 tersebut dialokasikan pada sektor

primer, khususnya tanaman pangan dan

perkebunan. Nilai realisasi PMDN tersebut jauh

lebih rendah apabila dibandingkan dengan

nilai triwulan III 2017 yang mencapai

Rp730,62 triliun. Hal tersebut salah satunya

disebabkan tingginya investasi di sektor

tersier, khususnya listrik, gas dan air, seiring

berjalannya proyek pembangunan

pembangkit listrik.

Sementara itu, Penanaman Modal Asing

(PMA) yang masuk ke Papua pada triwulan IV

2017 tercatat sebanyak 75 proyek dengan

nilai sebesar USD498,06 miliar. Tercatat 92%

dari nilai realisasi tersebut dialokasikan ke

sektor primer, khususnya pertambangan. Hal

tersebut sejalan dengan persiapan eksplorasi

underground mining salah satu perusahaan

tambang dominan di Papua yang

direncanakan akan mulai beroperasi pada

2018. Realisasi PMA pada triwulan IV 2017

tersebut relatif lebih rendah apabila

dibandingkan dengan realisasi nilai PMA pada

triwulan III 2017 yang sebesar USD562,21

miliar.

Sementara itu, peningkatan kinerja investasi

swasta juga tercermin dari kenaikan

penyaluran kredit investasi. Tercatat,

penyaluran kredit investasi meningkat dari

110,93% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi

133,04% (yoy) pada triwulan laporan. Di sisi

lain, nilai impor barang modal sepanjang

triwulan IV 2017 mencapai USD8 juta,

terkontraksi sebesar -75,61% (yoy) jauh lebih

dalam dibanding triwulan III 2017 yang juga

mengalami kontraksi sebesar -12,25% (yoy).

sumber: BPS, diolah sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan PMTB Berdasarkan Jenisnya

Grafik 1.12 Penyaluran Kredit Investasi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

I II III IV I II III IV

2016 2017

PMTB Bangunan PMTB Nonbangunan

Pertumbuhan Bangunan (sk. Kanan) Pertumbuhan Nonbangunan (sk. Kanan)

Rp Miliar %yoy

-50

0

50

100

150

200

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Kredit Investasi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

8

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Realisasi Investasi Tahun 2017

Pertumbuhan PMTB untuk keseluruhan tahun

2017 masih terjaga positif, namun lebih

rendah dibandingkan kinerja 2016.

Tercatat pertumbuhan PMTB secara agregat

pada 2017 sebesar 5,41% (yoy), melambat

dibanding 2016 yang tumbuh sebesar 6,47%

(yoy).

Terdapat dua faktor utama yang

menyebabkan perlambatan kinerja PMTB

Papua pada 2017, yaitu (1) ketidakpastian

proses negosiasi izin usaha pertambangan

yang menyebabkan pelaku usaha terkait

pertambangan menahan investasi dan (2)

transisi pemerintahan pasca pelaksanaan

Pilkada di beberapa daerah1 yang

menyebabkan realisasi APBD kurang optimal.

1 Daerah yang melaksanakan Pilkada pada 2017 adalah kab. Intan Jaya, kab. Tolikara, kab. Mappi, Kota Jayapura, Kab. Lanny Jaya, Kab. Nduga, kab. Dogiyai, Kab. Jayapura, Kab. Yapen, Kab. Puncak Jaya dan kab. Sarmi.

Tracking Investasi Triwulan I 2018

Kinerja investasi pada triwulan I 2018

diperkirakan melambat dibanding triwulan IV

2017. Kondisi tersebut salah satunya

dipengaruhi oleh pola pencairan anggaran,

dimana pada awal tahun relatif belum

optimal.

Data dari BCI Asia, salah satu lembaga

penyedia informasi industri konstruksi di Asia

Pasifik, menunjukkan bahwa mayoritas proyek

di Papua, baik pemerintah maupun swasta,

pada awal 2018 masih berada di tahap

persiapan untuk proses lelang.

1.2.3. Net Ekspor

Realisasi Net Ekspor Triwulan IV 2017

Net ekspor pada triwulan IV 2017 tumbuh

signifikan sebesar 30,17% (yoy) jauh lebih

tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar -44,02% (yoy).

Perbaikan kinerja ekspor luar negeri menjadi

faktor pendorong kenaikan net ekspor pada

triwulan IV 2017. Selain itu, ekspor antar

daerah pada periode tersebut juga terpantau

tumbuh positif. Sementara di sisi lain, impor

luar negeri mengalami terkontraksi.

Ekspor luar negeri pada triwulan IV 2017

tumbuh 2,51% (yoy), naik signifikan

dibanding triwulan III 2017 yang mengalami

kontraksi sebesar -44,45% (yoy). Kondisi

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.13 Impor Barang Modal

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Grafik 1.15 Pangsa Ekspor Triwulan IV 2017

-90

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV

2016 2017

Nilai Impor Barang Modal

Pertumbuhan [sk. kanan]

USD juta % yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

200

400

600

800

1,000

1,200

I II III IV I II III IV

2016 2017

Nilai ekspor Nontambang

Nilai ekspor pertambangan

Pertumbuhan ekspor tambang [sk. kanan]

USD juta % yoy

28%

23%19%

16%

12%

1% 1%

Jepang

India

Tiongkok

Filipina

Korea Selatan

Amerika Serikat

Arab Saudi

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

9

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

tersebut seiring izin ekspor mineral yang

kembali dibuka sejak Oktober 2017. Kebijakan

tersebut memberikan pengaruh yang

signifikan dalam pencapaian kinerja ekspor

Papua, mengingat komoditas bijih tembaga

merupakan komoditas ekspor utama Papua

dengan pangsa ekspor pada triwulan IV 2017

mencapai 98%. Sementara komoditas lain

yang juga menjadi komoditas ekspor Papua

adalah kayu olahan dengan pangsa ekspor

hanya 2%.

Tercatat nilai ekspor pertambangan pada

triwulan laporan mencapai USD1,1 miliar jauh

lebih tinggi dari triwulan III 2017 yang

mencapai USD393,93 juta atau tumbuh

65,18% (yoy). Sementara ekspor komoditas

nontambang pada periode yang sama

mencapai USD24,56 juta, tumbuh sebesar

27,65% (yoy), lebih tinggi dari triwulan III

2017 yang tumbuh sebesar 10,97% (yoy).

Berdasarkan tujuan ekspor, negara tujuan

terbesar untuk bijih tembaga adalah Jepang

(28,91%), India (23,29%), Tiongkok (19,19%)

dan Filipina (16,93%). Penentuan negara

tujuan ekspor ekspor tersebut ditentukan oleh

pihak eksportir dengan mempertimbangkan

ketersediaan teknologi smelter dan kapasitas

pengolahan yang memadai. Sementara itu

tujuan ekspor komoditas kayu olahan terbesar

pada triwulan laporan adalah AS, Arab Saudi

dan Korea Selatan, sebesar 48,09%, 32,78%

dan 17,02%.

Pada triwulan IV 2017, kenaikan ekspor antar

daerah memperkuat kinerja net ekspor Papua.

Ekspor antar daerah tercatat tumbuh 74,65%

(yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan III 2017

yang mengalami kontraksi sebesar -32,39%

(yoy). Serupa dengan ekspor luar negeri,

komoditas utama ekspor antar daerah di

Papua adalah konsentrat tembaga. Tingginya

angka pertumbuhan tersebut didorong oleh

lancarnya ekspor konsentrat tembaga ke

Gresik, Jawa Timur seiring kinerja smelter yang

terjaga.

Di sisi lain, impor luar negeri pada triwulan IV

2017 mengalami penurunan. Pada periode

tersebut, impor luar negeri terkontraksi

sebesar -40,07% (yoy), jauh lebih dalam dari

triwulan III 2017 yang mengalami kontraksi

sebesar -32,84% (yoy).

Hal tersebut tercermin dari penurunan impor

nonmigas, dimana seluruh komponennya,

yaitu impor konsumsi, barang modal dan

bahan baku penolong mengalami kontraksi

pada triwulan IV 2017, sehingga

menyebabkan nilai impor nonmigas secara

keseluruhan mengalami kontraksi -59,32%

(yoy). Dari ketiga komponen impor nonmigas,

pangsa terbesar dimiliki oleh bahan baku

penolong yang mencapai 83%, dimana pada

triwulan IV 2017 mengalami kontraksi sebesar

-55% (yoy). Kondisi tersebut relatif sejalan

dengan kondisi pelaku usaha pertambangan

yang cenderung menahan investasi seiring

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.16 Perkembangan Impor Grafik 1.17 Bongkar Muat Barang Papua

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV

2016 2017

Impor NonmigasImpor Barang Modal dan AntaraPertumbuhan Nonmigas [sk. kanan]

USD juta % yoy

-200

0

200

400

600

800

1000

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

2017

Total Muat Barang Total Bongkar Barang

g Muat Barang g Bongkar Barang

% yoy

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

10

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

masih adanya ketidakpastian izin usaha

pertambangan. Selain itu, penyelesaian

beberapa proyek menyebabkan impor luar

negeri mengalami penurunan. Salah satu

kelompok komoditas (HS2 digit) yang

mengalami penurunan nilai impor terbesar

adalah mesin listrik yang terkontraksi 55,93%

(yoy).

Berdasarkan negara asalnya, 66,67%

komoditas impor pada triwulan IV 2017

berasal dari Australia dengan jenis produk

berupa logam hasil industri. Jepang dan

Tiongkok berada diperingkat kedua dan ketiga

untuk negara asal impor komoditas.

Dinamika ekspor impor juga tercermin dari

arus bongkar muat barang yang melalui

pelabuhan Jayapura dan Merauke. Tercatat

volume muat di akhir triwulan IV 2017 naik

13,90% (yoy) mencapai 20 ribu ton, lebih

tinggi dari akhir triwulan III 2017 yang

terkontraksi sebesar -28,92% (yoy). Kondisi ini

memperkuat kenaikan ekspor di Papua.

Sementara, volume bongkar pada akhir

triwulan IV 2017 terkontraksi sebesar -

36,08% (yoy), lebih dalam dari triwulan III

2017 yang mengalami kontraksi sebesar -

12,62% (yoy).

Realisasi Net Ekspor Tahun 2017

Perkembangan net ekspor Papua untuk

keseluruhan tahun 2017 jauh lebih rendah

dibandingkan kondisi tahun 2016. tercatat net

ekspor pada tahun 2017 tumbuh sebesar

1,51% (yoy), jauh lebih rendah dari

pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai

42,14% (yoy).

Berdasarkan komponennya, kontraksi ekspor

luar negeri dan ekspor antar daerah pada

tahun 2017 memberikan pengaruh terhadap

rendahnya realisasi net ekspor. Tercatat

kontraksi pada kedua komponen tersebut

sebesar -5,49% dan -47,85% (yoy).

Penurunan kinerja ekspor luar negeri pada

tahun 2017 disebabkan kebijakan pelarangan

izin ekspor konsentrat yang berlaku di awal

tahun 2017. Selain itu, pada pertengahan

tahun 2017, terjadi aksi unjuk rasa pekerja

tambang yang berpengaruh pada penurunan

produksi perusahaan tambang terbesar di

Papua. Sementara itu, kontraksi ekspor antar

daerah salah satunya disebabkan kendala

operasional smelter di Gresik di awal tahun

2017.

Kinerja impor luar negeri pada tahun 2017

mengalami kontraksi -36,03% (yoy), jauh

lebih rendah dibanding tahun 2016 yang

tumbuh 4,64% (yoy). Kondisi tersebut relatif

sejalan dengan perkembangan PMTB pada

periode yang sama, dimana investasi pada

tahun 2017 cenderung melambat dibanding

tahun 2016. Transisi pemerintahan pasca

pelaksanaan Pilkada di beberapa daerah yang

menyebabkan realisasi proyek menjadi kurang

optimal.

Selain itu, terdapat lonjakan pelemahan nilai

tukar rupiah yang relatif tinggi terhadap

Australian Dollar (AUD) dan US Dollar (USD)

yang digunakan untuk transaksi ekspor/impor

selama tahun 2017. Pada akhir Juli 2017, nilai

tukar rupiah terhadap AUD mengalami

pelemahan secara signifikan mencapai kisaran

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.18 Pangsa Impor Triwulan IV 2017

66.67%

14.54%

12.77%4.76%

0.66%

0.61%

Australia

Jepang

Tiongkok

Filipina

Amerika Serikat

Lainnya

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

11

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

level Rp10.500/AUD. Kemudian disusul

pelemahan rupiah terhadap USD pada akhir

September 2017 hingga mencapai kisaran

level Rp13.500/USD. Kondisi tersebut

tentunya akan mempengaruhi keputusan

pelaku usaha dalam melakukan kegiatan

ekspor impor.

Tracking Net Ekspor Triwulan I 2018

Pada triwulan I 2018, ekspor netto Papua

diperkirakan lebih tinggi dibanding kinerja

triwulan IV 2017. Pada periode tersebut,

kinerja ekspor luar negeri diperkirakan

meningkat lebih tinggi dibandingkan kenaikan

impor luar negeri. Sementara di sisi lain,

ekspor antar daerah diperkirakan mengalami

penurunan sehingga menahan kenaikan net

ekspor.

Kenaikan ekspor luar negeri pada triwulan I

2018 diperkirakan akan lebih dari 60% (yoy).

Izin ekspor konsentrat yang berlaku hingga

Februari 2018 menjadi salah satu faktor

pendorong utama kenaikan kinerja ekspor luar

negeri seiring optimalisasi penjualan hasil

produksi konsentrat yang diperkirakan akan

dilakukan oleh pelaku usaha pertambangan di

Papua.

Sementara, kenaikan impor luar negeri

diperkirakan lebih dari 40% (yoy). Pelaksanaan

beberapa proyek yang masih berlanjut pada

2018 menjadi salah satu faktor bagi pelaku

usaha untuk melakukan impor bahan baku

penolong dari luar negeri. Selain itu, pengaruh

rendahnya realisasi impor luar negeri pada

triwulan I 2017 menyebabkan perhitungan

tingkat kenaikan pada triwulan I 2018 menjadi

lebih tinggi (base effect).

1.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

LAPANGAN USAHA

Struktur perekonomian Provinsi Papua dari sisi

lapangan usaha masih didominasi oleh

pertambangan dan penggalian. Tercatat

pangsa lapangan usaha pertambangan

terhadap perekonomian Provinsi Papua pada

triwulan IV 2017 mencapai 46,64%.

Sementara pangsa terbesar kedua adalah

lapangan usaha konstruksi yang sebesar

10,30% serta disusul oleh lapangan usaha

pertanian dan administrasi pemerintah

dengan pangsa masing masing sebesar

9,86% dan 7,85%.

1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan

Penggalian

Realisasi Lapangan Usaha Pertambangan

Triwulan IV 2017

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan IV 2017 tumbuh lebih tinggi

sumber: Bank Indonesia, diolah sumber: BPS, diolah

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Grafik 1.20 Pertumbuhan Ekonomi Lapangan Usaha

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

13.8

9.7

9.9

10.1

10.3

10.5

10.7

10.9

03-J

an-1

7

30-M

ar-1

7

07-J

ul-1

7

04-O

ct-1

7

30-D

ec-1

7

Ribu RupiahRibu Rupiah

AUD/IDR USD/IDR [sk. Kanan]

-10

-5

0

5

10

15

20

25

(8,000)

(3,000)

2,000

7,000

12,000

17,000

22,000

27,000

32,000

37,000

42,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Lainnya Adm. Pemerintahan dan Jaminan Sosial

Transportasi dan Pergudangan Perdagangan dan Reparasi

Konstruksi Pertambangan dan Penggalian

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertumbuhan Ekonomi [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

12

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

dibanding triwulan III 2017. Tercatat

pertumbuhan lapangan usaha pertambangan

pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 3,28%

(yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan III

2017 yang mencapai 2,68% (yoy).

Kenaikan kinerja pada periode tersebut sejalan

dengan produksi yang berjalan lancar dengan

kendala yang relatif minimal dan dapat

terkelola dengan baik. Selain itu, izin ekspor

konsentrat yang kembali dibuka pada Oktober

2017 hingga Februari 2018 mendorong

pelaku usaha untuk meningkatkan produksi

dan mengoptimalkan penjualan. Volume

produksi konsentrat tembaga pada triwulan

laporan mencapai 337 juta pound, lebih tinggi

dari triwulan III 2017 yang mencapai 293 juta

pound. Sementara, volume produksi emas

pada triwulan IV 2017 mencapai 413 ribu ribu

ounce, relatif stabil jika dibandingkan dengan

produksi emas pada triwulan III 2017 yang

sebesar 412 ribu ounce.

Dari sisi penjualan, konsentrat tembaga

mengalami kontraksi penjualan sebesar -

0,28% (yoy), relatif tidak sedalam kontraksi

triwulan III 2017 yang sebesar -22,29% (yoy).

Sementara itu, penjualan konsentrat emas

masih terjaga positif dengan angka

pertumbuhan sebesar 45,64% (yoy). Informasi

resmi dari perusahaan tambang dominan di

Papua, hal tersebut salah satunya dikarenakan

kualitas kandungan bijih (ore) emas yang lebih

baik dibanding tembaga pada periode yang

sama dan bijih (ore) emas pada periode tahun

sebelumnya.

Realisasi Lapangan Usaha Pertambangan

Tahun 2017

Untuk keseluruhan tahun 2017, kinerja

lapangan usaha pertambangan mengalami

perlambatan dibandingkan tahun 2016.

Tercatat pertumbuhan lapangan usaha

pertambangan sebesar 3,90% (yoy) pada

tahun 2017, lebih rendah dibanding tahun

2016 yang tumbuh sebesar 13,10% (yoy).

Dari sisi produksi, terdapat tiga faktor yang

menyebabkan perlambatan tersebut, yaitu

pelarangan izin ekspor konsentrat tembaga di

triwulan I 2017, aksi unjuk rasa karyawan yang

terjadi pada triwulan II 2017, dan kendala

operasional smelter di Gresik yang disebabkan

juga oleh aksi unjuk rasa karyawan selama

hampir 2 bulan sejak awal tahun 2017.

Sementara dari sisi penjualan, kualitas bijih

(ore) konsentrat tembaga yang lebih tinggi

dibanding tahun 2016 menjadi salah satu

faktor penahan penurunan kinerja lapangan

usaha pertambangan. Rilis resmi dari

perusahaan tambang terbesar di Papua

menyatakan bahwa rata-rata kualitas ore

tembaga pada tahun 2017 sebesar 1,01%,

lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebesar

0,91%. Kondisi serupa juga terlihat pada ore

Sumber : FCX Quarterly Reports, diolah Sumber: FCX Quarterly Reports, diolah

Grafik 1.21 Produksi Konsentrat Tembaga dan Emas

Grafik 1.22 Penjualan Konsentrat Tembaga dan Emas

-100

-50

0

50

100

150

200

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Produksi Konsentrat Tembaga (Cu) Produksi Konsentrat Emas (Au)

Pertumbuhan Tembaga [sk. kanan] Pertumbuhan Emas [sk. kanan]

Cu: juta poundAu: ribu ounce

% yoy

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 630.00

Penjualan Konsentrat Tembaga (Cu) Penjualan Konsentrat Emas (Au)

Pertumbuhan Cu [sk. kanan] Pertumbuhan Au [sk. kanan]

Cu: juta poundAu: ribu ounce

% yoy

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

13

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

emas, dimana rata-rata kualitas ore emas pada

tahun 2017 sebesar 1,15 gram per metric ton,

lebih tinggi dari tahun 2016 dengan rata-rata

kualitas sebesar 0,68 gram per metric ton.

Tracking Lapangan Usaha Pertambangan

Triwulan I 2018

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan I 2018 diperkirakan lebih tinggi dari

triwulan IV 2017. Pertumbuhan lapangan

usaha pertambangan pada triwulan I 2018

diperkirakan berkisar 7,93% - 8,33% (yoy).

Regulasi izin ekspor konsentrat tembaga yang

berlaku hingga Februari 2018 menjadi faktor

utama yang mendorong kinerja lapangan

usaha pertambangan pada periode tersebut.

Selain itu, kualitas ore konsentrat yang

cenderung lebih baik seiring dimulainya

eksplorasi underground mining turut

memperkuat perkiraan peningkatan kinerja

pertambangan.

1.3.2 Lapangan Usaha Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan

Realisasi Lapangan Usaha Pertanian Triwulan

IV 2017

Kinerja lapangan usaha pertanian pada

triwulan IV 2017 tumbuh lebih tinggi

dibanding triwulan III 2017.

Tercatat pertumbuhan lapangan usaha

pertanian pada triwulan IV 2017 mencapai

5,71% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan

triwulan III 2017 yang sebesar 3,94% (yoy).

Hal tersebut juga diperkuat dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), dimana saldo

bersih tertimbang pada triwulan IV 2017

berada di level 4,52% lebih tinggi dibanding

triwulan sebelumnya yang mencapai 3,68%

(qtq).

Kenaikan kinerja lapangan usaha pertanian,

salah satunya didorong oleh panen yang

terjadi di beberapa daerah di Papua. Di wilayah

Jayapura setidaknya terdapat 560 hektar lahan

padi dan 900 hektar lahan palawija yang

memasuki masa panen pada triwulan IV 2017.

Kenaikan kinerja lapangan usaha pertanian,

sejalan dengan peningkatan realisasi investasi

di lapangan usaha ini. Pada triwulan IV 2017,

nilai PMA yang dialokasikan pada sektor

primer, khususnya tanaman pangan dan

perkebunan, sebesar USD65,5 juta lebih tinggi

dari triwulan III 2017 yang sebesar USD23,0

juta. Alokasi PMDN ke lapangan usaha

pertanian pada triwulan IV 2017 tercatat

sebesar Rp41,7 miliar, meningkat dari triwulan

III 2017 yang sebesar Rp5,13 miliar.

Realisasi Lapangan Usaha Pertanian Tahun

2017

Lapangan usaha pertanian pada tahun 2017

tumbuh lebih tinggi dari tahun 2016. Tercatat

pertumbuhan lapangan usaha pertanian naik

dari 1,7% (yoy) pada tahun 2016 menjadi

4,0% (yoy) pada tahun 2017.

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha, diolah Sumber: BKPM, diolah

Grafik 1.23 Realisasi Usaha Pertanian Papua Grafik 1.24 Perkembangan Investasi Tanaman Pangan

-5

0

5

10

I II III IV I II III IV

2016 2017PDRB Pertanian (yoy)Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan

%

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

I II III IV

2017

PMA (USD Ribu) PMDN (Rp juta)

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

14

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Angka Ramalan (ARAM) II memperkuat

kondisi tersebut. Produksi padi Papua pada

tahun 2017 mencapai 264,6 ribu ton, lebih

tinggi dari tahun 2016 yang mencapai 233,6

ribu ton. Selain itu, penyelesaian

pembangunan jaringan irigasi di beberapa

daerah menjadi pendukung kinerja pertanian

pada tahun 2017.

Tingkat NTP perikanan yang masih terjaga di

tahun 2017 turut mendukung kinerja

lapangan usaha pertanian secara luas. Secara

rata-rata, NTP perikanan Papua pada tahun

2017 berada di level 104,65. Hasil produksi

klaster ikan tangkap binaan Bank Indonesia

juga selama 2017 juga relatif terjaga, dimana

total produksinya secara total mencapai 74

ton.

Tracking Lapangan Usaha Pertanian Triwulan I

2018

Memasuki triwulan I 2018, kinerja lapangan

usaha pertanian diperkirakan mengalami

perlambatan.

Berlalunya panen padi menjadi salah satu

faktor penyebab perlambatan lapangan usaha

ini. Selain itu, curah hujan dan gelombang laut

yang relatif tinggi di awal tahun 2018

menyebabkan penurunan produksi perikanan

tangkap. Hal ini sejalan dengan pola siklus

cuaca, dimana pada periode Desember-

Februari dan periode Juni-Agustus gelombang

laut di wilayah Indonesia cenderung lebih

tinggi.

1.3.3 Lapangan Usaha Konstruksi

Realisasi Lapangan Usaha Konstruksi Triwulan

IV 2017

Pada triwulan IV 2017, kinerja lapangan usaha

konstruksi Papua mengalami akselerasi.

Tercatat lapangan usaha konstruksi tumbuh

sebesar 5,99% (yoy) pada periode tersebut,

lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,87%

(yoy). Percepatan pembangunan berbagai

proyek pemerintah dan swasta di akhir tahun

menjadi salah satu faktor pendorong kinerja

lapangan usaha ini.

Data penjualan semen memperkuat kondisi

tersebut, dimana pada triwulan IV 2017

mengalami kenaikan signifikan mencapai

68,82% (yoy). Hasil liaison yang dilakukan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua relatif sejalan dengan kenaikan

kinerja lapangan usaha konstruksi. Mayoritas

contact liaison di bidang perhotelan sejak

triwulan III 2017 telah melakukan realisasi

pembangunan untuk mendukung kebutuhan

operasional ke depan, khususnya dalam

menghadapi PON 2020.

Penyaluran kredit konstruksi pada triwulan IV

2017 tumbuh 13,00% (yoy), lebih tinggi dari

Sumber : BMKG Sumber: BPKAD dan BPS, diolah

Grafik 1.25 Tinggi Gelombang Periode Februari 2018

Grafik 1.26 Belanja Modal dan Pertumbuhan Konstruksi

0

2

4

6

8

10

12

14

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Belanja Modal Pertumbuhan Konstruksi (sb. kanan)

Rp miliar % yoy

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

15

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

triwulan III 2017 yang tumbuh 11,60% (yoy).

Penyaluran kredit konstruksi sebagian besar

digunakan untuk pembangunan jalan raya,

jembatan, landasan, irigasi dan bangunan sipil

lainnya.

Realisasi Lapangan Usaha Konstruksi Tahun

2017

Untuk keseluruhan tahun 2017, kinerja

lapangan usaha konstruksi melambat. Tercatat

pertumbuhan lapangan usaha ini pada tahun

2017 sebesar 5,18% (yoy), lebih rendah

dibanding tahun 2016 yang tumbuh sebesar

8,81% (yoy).

Peralihan pemerintahan pasca pilkada di

beberapa daerah menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan melambatnya kinerja

lapangan usaha konstruksi pada tahun 2017.

Selain itu, indeks kemahalan konstruksi di

Papua pada tahun 2017 berada di level yang

tinggi mencapai 229,82. Secara spasial, lima

daerah di wilayah pegunungan Papua memiliki

nilai indeks kemahalan konstruksi tertinggi di

Indonesia, kelima daerah tersebut adalah

Puncak (469,96), Puncak Jaya (436,94), Intan

Jaya (412,52), Memberamo Tengah (403,74)

dan Pegunungan Bintang (391,44).

Sementara di sisi lain, penyelesaian beberapa

proyek yang telah berjalan sebelumnya

menjadi penahan penurunan kinerja lapangan

usaha konstruksi di tahun 2017. Data BCI

menunjukkan setidaknya terdapat 26 proyek

pembangunan yang selesai pada triwulan IV

2017 dengan nilai berkisar Rp453 miliar.

Tracking Lapangan Usaha Konstruksi Triwulan

I 2018

Sejalan dengan perkembangan investasi dan

konsumsi pemerintah, kinerja lapangan usaha

konstruksi pada triwulan I 2018 diperkirakan

lebih rendah dibanding triwulan IV 2017.

Pola pelaksanaan proyek di awal tahun yang

kurang optimal menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja lapangan usaha ini.

Berdasarkan data BCI Asia, terdapat 54 proyek

pembangunan di Papua pada triwulan I 2018.

Namun hanya 11 proyek yang sudah

memasuki tahap penunjukkan pelaksana

pekerjaan. Sementara mayoritas proyek

lainnya masih dalam tahap persiapan lelang.

1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar

Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda

Motor

Realisasi Lapangan Usaha Perdagangan

Triwulan IV 2017

Lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran pada triwulan IV 2017 mengalami

kenaikan seiring perayaan natal dan tahun

baru di akhir triwulan. Tercatat lapangan

usaha perdagangan tumbuh sebesar 6,56%

(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 6,24% (yoy).

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 1.27 Penjualan Semen di Provinsi Papua Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Konstruksi

-40

-20

0

20

40

60

80

-

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV

2016 2017

Penjualan Semen Pertumbuhan [sk. kanan]

ribu ton %, yoy

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

I II III IV I II III IV

2016 2017

Kredit Konstruksi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

16

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Hasil SKDU mencerminkan kondisi tersebut,

dimana saldo bersih tertimbang dari

responden terhadap realisasi usaha pada

triwulan IV 2017 mencapai 1,54%, naik dari

triwulan sebelumnya yang berada di level -

0,68%. Sejalan dengan kondisi tersebut, hasil

Survei Konsumen pada triwulan IV 2017 juga

menunjukkan kenaikan. Indeks pembelian

barang tahan lama pada periode tersebut

sebesar 110,67, lebih tinggi dari triwulan III

2017 yang sebesar 102,67. Selain itu, data BPS

menunjukkan indeks pendapatan rumah

tangga pada triwulan laporan mengalami

kenaikan signifikan dari triwulan sebelumnya.

Peningkatan kinerja lapangan usaha

perdagangan juga tercermin dari arus bongkar

muat barang pelabuhan yang relatif tinggi.

Volume bongkar secara kumulatif pada akhir

triwulan IV 2017 sebesar 358,38 ribu ton,

sementara volume muat sebesar 78,18 ribu

ton.

Realisasi Lapangan Usaha Perdagangan Tahun

2017

Pada tahun 2017, lapangan usaha

perdagangan mengalami perlambatan.

Pembatasan izin ekspor mineral di awal tahun

menahan pertumbuhan lapangan usaha ini

seiring penurunan ekspor luar negeri Papua

selama tahun 2017. Namun demikian,

terjaganya konsumsi dan inflasi yang

terkendali menjadi faktor peredam penurunan

kinerja lapangan usaha perdagangan selama

tahun 2017.

Tracking Lapangan Usaha Perdagangan

Triwulan I 2018

Memasuki triwulan I 2018, kinerja lapangan

usaha perdagangan diperkirakan lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya. Normalisasi

permintaan masyarakat pasca perayaan Natal

dan tahun baru diperkirakan menjadi faktor

utama yang menahan kinerja lapangan usaha

perdagangan pada periode tersebut.

Namun demikian, batas izin ekspor konsentrat

tembaga yang dapat dilakukan hingga

Februari 2018 diperkirakan dapat menjadi

salah satu faktor pendorong kinerja lapangan

usaha perdagangan di awal tahun 2018.

1.3.5 Lapangan Usaha Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib

Realisasi Lapangan Usaha Administrasi

Pemerintahan Triwulan IV 2017

Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan

pada triwulan IV 2017 tumbuh lebih baik

dibandingkan triwulan III 2017. Tercatat

pertumbuhan lapangan usaha ini meningkat

dari 3,75% (yoy) menjadi 5,78% (yoy).

Kenaikan kinerja lapangan usaha ini sejalan

dengan kondisi realisasi belanja pemerintah

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha, diolah Sumber: Survei Konsumen, diolah

Grafik 1.29 Perkembangan SKDU Perdagangan Grafik 1.30 Indeks Pembelian Durable Goods

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV

2016 2017

PDRB Perdagangan (yoy) Perdagangan

%

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2016 2017

Optimistis

Pesimistis

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

17

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

yang cenderung meningkat di akhir tahun.

Selain itu, penyelesai beberapa proyek di akhir

tahun semakin menambah realisasi di

lapangan usaha administrasi pemerintah.

Realisasi Lapangan Usaha Administrasi

Pemerintahan Tahun 2017

Pada tahun 2017, kinerja lapangan usaha

administrasi pemerintahan jauh lebih rendah

dari tahun 2016.

Pengadaan lelang yang terlambat akibat

Pilkada 2017, keterlambatan pengesahan

APBD dan adanya Pemungutan Suara Ulang

(PSU) menjadi faktor penghambat kinerja

lapangan usaha administrasi pemerintahan

selama 2017. Namun demikian, percepatan

pembangunan proyek pemerintah pada

pertengahan tahun 2017 menjadi faktor

peredam penurunan kinerja pada lapangan

usaha ini.

Tracking Lapangan Usaha Administrasi

Pemerintahan Triwulan I 2018

Pada triwulan I 2018, kinerja lapangan usaha

administrasi pemerintah diperkirakan tumbuh

lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Pelaksanaan lelang proyek yang telah

dilakukan pada periode sebelumnya

diperkirakan dapat mendorong kinerja

lapangan usaha ini pada awal tahun 2018. Hal

ini sejalan dengan percepatan pembangunan

dalam menghadapi Pon 2020. Namun

demikian, proses pengalihan kepala daerah

menjelang Pilkada serentak sejak Februari

2018, berpotensi membuat pelaksanaan

proyek kembali menghadapi kendala dalam

pengambilan keputusan dan administrasi.

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

18

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

KEUANGAN

PEMERINTAH

Realisasi APBN dan di lingkup Provinsi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami peningkatan, baik

pada pos pendapatan maupun pos belanja dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Pada

triwulan IV 2017 sumber pendapatan terbesar berasal dari pajak dalam negeri. Sementara itu,

realisasi belanja terbesar pada triwulan IV 2017 berasal dari belanja modal.

Selain itu, Realisasi APBD Papua pada triwulan IV 2017 secara umum mengalami peningkatan.

Realisasi Pendapatan dan Belanja mengalami peningkatan baik secara nominal maupun

persentase realisasi. Berdasarkan pangsanya, postur pendapatan APBD Papua mayoritas berasal

dari lain-lain pendapatan daerah yang sah dengan komposisi terbesarnya berasal dari dana

otonomi khusus. Dari sisi belanja, peningkatan terbesar berasal dari peningkatan belanja tidak

langsung. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan belanja barang dan jasa

serta belanja modal.

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

19

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

2.1 Realisasi APBN Di Lingkup Provinsi

Papua

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua

mengalami peningkatan, baik pada pos

pendapatan maupun pos belanja pada

triwulan IV 2017 dibandingkan periode yang

sama tahun 2016.

2.1.1 Realiasasi Pendapatan APBN

Secara nominal realisasi pendapatan APBN di

lingkup Provinsi Papua pada triwulan IV 2017

mengalami peningkatan dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Pada

triwulan IV 2017 tercatat realisasi pos

pendapatan APBN sebesar Rp3,467 triliun

naik 10,34% (yoy) dibanding periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,142

triliun.

Berdasarkan jenisnya, pada triwulan IV 2017

sumber pendapatan terbesar berasal dari

pajak dalam negeri sebesar Rp2,316 Triliun

atau mencapai 66,82% dari total pendapatan

APBN Papua. Penerimaan pajak dalam negeri

pada triwulan IV 2017 turun sebesar 7,76%

(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar Rp2,511 triliun.

Penurunan penerimaan pajak dalam negeri

terutama disebabkan oleh penurunan

pendapatan PPh, PPN dan PBB. Sementara

itu, pos pendapatan lainnya mengalami

kenaikan dibanding tahun lalu yaitu pajak

perdagangan internasional yang naik sebesar

84,31% dan penerimaan negara bukan pajak

yang juga naik sebesar 73,97%. Peningkatan

pajak perdagangan internasional terutama

disebabkan oleh naiknya pendapatan bea

keluar seiring peningkatan ekspor hasil

pertambangan di Papua oleh perusahaan

tambang terbesar di Papua. Sementara itu

peningkatan penerimaan negara bukan pajak

disebabkan oleh meningkatnya pendapatan

jasa seperti jasa kesehatan, pendidikan dan

transportasi di Papua.

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Di Lingkup Provinsi Papua Triwulan IV 2017

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Penerimaan APBN Papua Tw IV 2017

Grafik 2.2 Pangsa Pendapatan APBN Papua Berdasarkan Jenisnya Tw IV 2017

IV 2016 IV 2017

Pajak Dalam Negeri 2.511,96 2.316,92 -7,56 66,82%

Pajak Perdagangan Internasional 508,98 938,12 16,35 27,05%

Penerimaan Negara Bukan Pajak 121,52 211,40 76,39 6,10%

Total 3.142,45 3.467,47 0,79 100,00%

sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan

Realisasi (Rp Miliar)Detail Pendapatan APBN

Perubahan Pagu

(%yoy)

Struktur

IV 2017

2.511,96

508,98

121,52

2.316,92

938,12

211,40

Pajak DalamNegeri

Pajak PerdaganganInternasional

PenerimaanNegara Bukan

Pajak

IV 2017 IV 2016 Rp. miliar

66,82%

27,05%

6,10%

Pajak Dalam Negeri

Pajak Perdagangan Internasional

Penerimaan Negara Bukan Pajak

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

20

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Secara kumulatif total realisasi pos

pendapatan APBN selama tahun 2017

sebesar Rp8,156 triliun naik sebesar 0,79%

(yoy) dibanding realisasi sepanjang 2016

sebesar Rp8,449 Triliun. Peningkatan

tersebut terutama didorong oleh

peningkatan pajak perdagangan

internasional dan penerimaan negara bukan

pajak yang masing-masing tumbuh sebesar

16,35% dan 76,39%.

Berdasarkan jenisnya, pajak dalam negeri

menjadi penyumbang utama pendapatan

selama tahun 2017 sebesar Rp5,890 Triliun

dengan pangsa sebesar 69,17% dari total

pendapatan APBN. Jumlah tersebut menurun

sebesar -7,56% (yoy) dibandingkan tahun

2016 yang mencatatkan pendapatan sebesar

Rp6,372 Triliun. Sementara itu pajak

perdagangan internasional dan penerimaan

negara bukan pajak masing-masing tumbuh

sebesar 16,35% (yoy) dan 76,39% (yoy).

2.1.2 Realiasasi Belanja APBN

Pada triwulan IV 2017 secara umum realisasi

belanja APBN mengalami peningkatan

dibanding periode yang sama tahun 2016.

Tercatat realisasi belanja APBN pada triwulan

IV 2017 sebesar Rp6,253 triliun tumbuh

sebesar 22,23% (yoy) dari periode yang sama

tahun 2016 sebesar Rp 5,116 Triliun.

Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja

terbesar pada triwulan IV 2017 adalah

belanja modal mencapai Rp 3,460 triliun yang

tumbuh sebesar 35,74% (yoy) dibanding

periode yang sama tahun 2016. Peningkatan

tersebut terutama didorong oleh

peningkatan belanja modal infrastruktur

seperti jalan, jembatan, pembebasan tanah

dan infrastruktur penunjang lainnya untuk

mendukung penyelenggaraan PON XX yang

akan diselenggarakan di Papua pada tahun

2020. Pos belanja lainnya mencatatkan

pertumbuhan terbesar adalah belanja bansos

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Di Lingkup Provinsi Papua Triwulan IV 2017

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan IV 2017 (Nominal)

Grafik 2.4 Pangsa Belanja APBN Papua Berdasarkan Jenisnya Triwulan IV 2017

Perubahan Pagu Struktur

IV 2016 IV 2017 (%yoy) IV 2017

Belanja Pegawai 831,15 843,46 2,10 13,49

Belanja Barang 1.624,21 1.887,29 (13,44) 30,18

Belanja Modal 2.549,46 3.460,60 4,28 55,34

Belanja Bansos 23,49 28,22 (4,60) 0,45

Belanja Lainnya 87,84 34,09 (19,13) 0,55

Total Belanja 5.116,16 6.253,66 (1,91) 100,00

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan

Belanja APBNRealisasi (Rp Miliar)

831,15

1.624,21

2.549,46

23,49

87,84

843,46

1.887,29

3.460,60

28,22

34,09

BelanjaPegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Belanja Lainnya

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Rp. Miliar

13,49%

30,18%

55,34%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Belanja Bansos Belanja Lainnya

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

21

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

dan belanja barang yang tumbuh masing-

masing sebesar 20,14% (yoy) dan 16,20%

(yoy).

Pada triwulan IV 2017, realisasi belanja APBN

Papua mencapai 42,64% dari pagu anggaran

2017, lebih tinggi dari realisasi belanja APBN

Papua pada periode yang sama tahun 2016

yang mencapai 37,75%. Sementara itu

secara kumulatif, pada tahun 2017 realisasi

belanja APBN Papua mencapai 91,99%

sedikit lebih rendah dari realisasi belanja

APBN pada tahun 2016 yang sebesar

93,04%.

Penurunan realisasi belanja secara kumulatif

terutama disebabkan oleh turunnya realisasi

belanja pegawai baik secara nominal maupun

persentasenya. Selama tahun 2017, pos

belanja yang mencatatkan realisasi terbesar

adalah belanja modal sebesar Rp6,238 triliun

atau mencapai 46,25% dari seluruh belanja

APBN Papua tahun 2017.

Selanjutnya adalah belanja barang dan

belanja pegawai dengan realisasi masing-

masing sebesar Rp3,885 triliun dan Rp3,300

triliun dengan presentasi realisasi sebesar

28,80% dan 24,47%. Peningkatan belanja

modal terutama ditujukan untuk

meningkatkan konektivitas di Papua melalui

pembangunan infrastruktur jalan, jembatan,

irigasi dan infrastruktur strategis untuk

menunjang PON XX di Papua.

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi

Papua

Realisasi APBD Papua pada triwulan IV 2017

secara umum mengalami peningkatan.

Realisasi Pendapatan dan Belanja mengalami

peningkatan baik secara nominal maupun

persentase realisasi. Secara kumulatif,

realisasi pendapatan 2017 mencapai 92,49%

dari pagu anggaran, sedangkan realisasi

belanja mencapai 88,05%.

2.2.1 Realisasi Pendapatan Pemerintah

Provinsi Papua

Pendapatan pemerintah Papua pada triwulan

IV 2017 tercatat sebesar Rp3,338 triliun lebih

rendah dari periode yang sama tahun 2016

yang sebesar Rp4,791 triliun. Berdasarkan

pangsanya, postur pendapatan APBD Papua

mayoritas berasal dari lain-lain pendapatan

daerah yang sah sebesar 60,7% yang

komposisi terbesarnya berasal dari dana

otonomi khusus sebesar Rp 1,368 triliun.

Penyumbang terbesar selanjutnya adalah

dana perimbangan dengan pangsa sebesar

33,2% pendapatan APBD Papua. Di sisi lain,

pendapatan asli daerah (PAD) Papua hanya

menyumbang sebesar 10,9%.

Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.5 Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan IV 2017

Grafik 2.6 Realisasi Belanja APBN Papua Tahun 2017

24,28%

43,44%

40,70%

69,13%

95,06%

23,85%

42,25%

52,81%

79,94%

45,62%

BelanjaPegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Belanja Lainnya

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Rp. Miliar93,04%

97,09%

91,91%

91,48%

92,88%

95,06%

91,99%

93,33%

86,98%

95,21%

89,62%

45,62%

Total Belanja

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Belanja Lainnya

2016 2017

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

22

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Berdasarkan jenisnya, pos pendapatan yang

mengalami penurunan terdalam terjadi pada

pos pendapatan lain-lain pendapatan daerah

yang sah yang turun sebesar -16,97% (yoy).

Tercatat pada triwulan IV 2017 pos

pendapatan lain-lain pendapatan daerah

yang sah sebesar Rp2,027 triliun menurun

dari sebelumnya Rp2,441 triliun pada periode

yang sama tahun 2016. Hal tersebut terjadi

karena terjadi pengurangan dana tambahan

infrastruktur sebesar Rp431,25 triliun.

Sementara itu penurunan juga terjadi pada

PAD yang turun sebesar -39,80%

dibandingkan periode yang sama tahun

2016. Seluruh komponen PAD mengalami

penurunan, tercatat penurunan terdalam

terjadi pada lain-lain PAD yang sah yang

mengalami penurunan sebesar -88,49%.

Secara kumulatif, pendapatan APBD Papua

tahun 2017 meningkat sebesar 2,95%

dibanding tahun 2016. Tercatat pos

pendapatan APBD Papua mencapai

Rp13,056 meningkat dari sebelumnya

Rp12,681 triliun pada tahun 2016.

Peningkatan tersebut terutama disebabkan

oleh naiknya pendapatan dari dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah yang masing-masing

mengalami kenaikan sebesar 5,16% dan

3,24%. Di sisi lain, PAD Papua mengalami

penurunan sebesar -6,08%. Berdasarkan hal

tersebut, dapat dilihat bahwa pendapatan

APBD Papua masih sangat bergantung

terhadap dana transfer dari Pemerintah

Pusat. Di sisi lain, PAD Papua masih sangat

rendah dinilai masih belum optimal sehingga

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua Tahun 2017*

Sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD), diolah *Data sementara

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD), diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.7 Realisasi Pendapatan APBD Lain-lain Pendapatan Daerah

Grafik 2.8 Pangsa Pendapatan APBD Papua triwulan IV 2017

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017 Tw-IV 2016 Tw-IV 2017 Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

PENDAPATAN 4.791,60 3.338,25 13.065,98 14.116,82 12.681,82 13.056,27

Pendapatan Asli Daerah 605,62 364,61 1.161,42 1.362,34 1.133,63 1.064,67

Pajak daerah 455,69 346,09 879,02 1.045,48 794,32 761,25

Retribusi daerah 18,49 3,50 83,19 82,93 58,30 65,58

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 0,95 - 52,81 52,81 53,51 0,72

Lain-lain PAD yang sah 130,50 15,02 146,40 181,12 227,51 237,13

Dana Perimbangan 722,49 1.109,20 3.949,27 4.543,83 3.595,09 3.780,55

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 154,49 168,98 921,39 606,16 764,47 413,01

Dana Alokasi Umum 417,07 308,84 2.502,45 2.570,12 2.502,45 2.338,20

Dana Alokasi Khusus 150,92 631,38 525,43 1.367,55 328,17 1.029,34

Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 2.441,39 2.027,10 7.822,62 8.210,65 7.953,10 8.211,04

Pendapatan Hibah 5,13 0,14 7,50 0,68 5,31 0,74

Dana Otonomi Khusus 1.348,76 1.368,29 5.395,05 5.580,15 5.395,05 5.580,15

Dana Tambahan Infrastruktur 1.087,50 656,25 1.987,50 2.625,00 1.987,50 2.625,00

Lain - Lain Pendapatan Daerah Lainnya - 2,42 432,57 4,83 - 5,15

sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD)

Realisasi (Rp Miliar)KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH

Pagu (Rp Miliar) Realisasi Kumulatif (Rp Miliar)

31,21%

68,42%

25,00%

54,72%

0,00%

24,69%

20,90%

24,52%

25,00%

0,00%

Lain - Lain PendapatanDaerah Yang Sah

Pendapatan Hibah

Dana Otonomi Khusus

Dana TambahanInfrastruktur

Lain - Lain PendapatanDaerah Lainnya

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

10,9%

33,2%

60,7%

PAD Dana Perimbangan Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

23

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

harus dicari sumber-sumber pendapatan baru

untuk meningkatkan PAD Papua.

Berdasarkan realisasinya, secara kumulatif

2017 pos pendapatan APBD mencapai

92,49% lebih rendah dari realiasasi tahun

2016 yang mencapai 97,06%. Realisasi

terbesar tercatat pada pos lain-lain

pendapatan daerah yang sah yang

mencatatkan realisasi lebih dari 100%.

Sementara itu realisasi dana perimbangan

dan PAD berturut-turut sebesar 83,20% dan

78,15%. Realisasi PAD yang rendah

disebabkan oleh realisasi hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan yang

sangat rendah hanya sebesar Rp720 juta atau

1,36% dari Pagu yang telah ditetapkan. Hal

tersebut terjadi karena terjadi masalah pada

BUMD di Papua, dimana 5 dari 7 BUMD

Papua dipailitkan akibat selalu merugi.

2.2.2 Realisasi Belanja Pemerintah

Provinsi Papua

Realisasi belanja APBD Papua pada triwulan

IV 2017 mengalami peningkatan dibanding

periode yang sama tahun 2016. Tercatat

pada triwulan IV 2017 Belanja APBD Papua

naik 29,53% menjadi Rp 6,837 triliun dari

sebelumnya Rp 5,278 triliun pada periode

yang sama tahun 2016. Peningkatan terbesar

berasal dari peningkatan belanja tidak

langsung yang naik sebesar 50,88% (yoy)

dan peningkatan belanja langsung sebesar

16,80% (yoy).

Berdasarkan jenisnya, pada triwulan IV 2017

belanja APBD Papua didominasi oleh belanja

langsung sebesar 57% dari seluruh total

belanja. Tercatat belanja langsung mencapai

Rp 3,876 meningkat dari sebelumnya

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD), diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.9 Realisasi Pendapatan APBD Dana Perimbangan

Grafik 2.10 Realisasi Pendapatan APBD Pendapatan Asli daerah

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua Tahun 2017*

Sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD), diolah *Data sementara

18,29%

16,77%

16,67%

28,72%

24,41%

27,88%

12,02%

46,17%

Dana Perimbangan

Bagi Hasil Pajak/BagiHasil Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

52,14%

51,84%

22,22%

1,80%

89,14%

26,76%

33,10%

4,21%

0,00%

8,29%

TOTAL PAD

Pajak daerah

Retribusi daerah

Hasil pengelolaankekayaan daerah yang

dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

Tw-IV 2016 Tw-IV 2017 Tw-IV 2016 Tw-IV 2017 Tw-IV 2016 Tw-IV 2017

Belanja 5.278,86 6.837,57 13.613,70 15.083,88 11.957,23 13.281,81

Belanja Tidak Langsung 1.959,84 2.957,04 7.507,78 8.072,07 6.777,45 7.604,43

Belanja Pegawai 358,08 463,14 1.082,23 1.358,39 981,81 1.103,63

Belanja Subsidi dan Bantuan Sosial 67,26 15,11 153,75 131,51 145,77 96,90

Belanja Hibah 225,86 501,14 1.172,68 1.089,14 1.077,61 1.026,06

Belanja Bagi Hasil Pajak daerah kepada kabupaten/Kota 207,45 165,24 362,83 383,67 313,26 306,39

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/

Kota/Pemerintah Kampung dan Partai Politik

1.101,14 1.812,41 4.730,79 5.094,36 4.258,95 5.071,45

Belanja Tidak Terduga 0,05 - 5,52 15,00 0,05 -

Belanja Langsung 3.319,02 3.876,78 6.105,92 7.011,81 5.179,78 5.363,51

Belanja Pegawai 134,35 149,52 261,79 278,96 235,14 247,33

Belanja Barang dan Jasa 1.500,63 1.947,00 2.890,28 3.202,63 2.454,30 3.098,61

Belanja Modal 1.684,05 1.780,26 2.953,85 3.530,22 2.490,33 2.327,71

Aset lainnya - - - - - -

sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD)

KOMPONEN BELANJA DAERAHPagu (Rp Miliar)Realisasi (Rp Miliar) Realisasi Kumulatif (Rp Miliar)

Grafik 2.13 Realisasi Belanja APBD Papua Triwulan IV 2017

Grafik 2.14 Pangsa Belanja APBD Papua Triwulan IV 2017

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

24

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Rp3,319 triliun. Peningkatan tersebut

terutama didorong oleh peningkatan belanja

barang dan jasa serta belanja modal dengan

realisasi masing-masing sebesar Rp 1,947

triliun dan Rp 1,780 triliun. Peningkatan

belanja pada pos belanja barang dan jasa dan

belanja modal sejalan dengan program

pemerintah Provinsi Papua dalam mendorong

pembangunan infrastruktur dasar. Salah satu

proyek pembangunan infrastruktur yang

telah selesai dibangun pada triwulan IV 2017

adalah pembangunan jembatan Kali Kabur 3

di Kabupaten Yahukimo dengan nilai proyek

sebesar Rp84,847 miliar. Selain itu,

pemerintah juga melakukan percepatan

pembangunan sarana-prasarana pendukung

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua

yang akan diselenggarakan pada tahun 2020.

Secara kumulatif, realisasi belanja APBD

Papua tahun 2017 sebesar Rp13,281 triliun

naik 11,08% (yoy) dibanding realisasi pada

periode yang sama tahun 2016. Secara

keseluruhan realisasi tersebut mencapai

88,05% dari pagu anggaran 2017 yang

sebesar Rp 15,083 triliun. pencapaian

tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan

realisasi tahun 2016 yang mencapai 87,83%.

Peningkatan realisasi tersebut terutama

didorong oleh realisasi belanja tidak langsung

yang mencatatkan realisasi sebesar 94,21%

lebih tinggi dari tahun 2016 sebesar 90,27%.

Peningkatan belanja tidak langsung pada

tahun 2017 disebabkan oleh naiknya belanja

bantuan keuangan kepada pemerintah

daerah dan desa serta partai politik sebesar

19,08% (yoy).

Sementara itu, realisasi belanja langsung

meningkat secara nominal namun menurun

secara persentase penyerapannya. Tercatat

belanja langsung mencapai Rp5,363 triliun

dengan persentase realisasi sebesar 76,49%.

Peningkatan realisasi belanja langsung

terutama didorong oleh naiknya belanja

barang dan jasa sebesar 26,25%

dibandingkan tahun 2016.

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD), diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik 2.11 Realisasi Belanja APBD Papua 2017 Grafik 2.12 Pangsa Pendapatan APBD Papua triwulan IV 2017

87,83%

90,27%

84,83%

89,82%

84,92%

84,31%

88,05%

94,21%

76,49%

88,66%

96,75%

65,94%

Belanja

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

Pegawai

Barang dan Jasa

Modal

TO

TAL

Bel

anja

Lan

gsu

ng

2016 2017Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

57%43%

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Sumber : Dispenda dan BPKAD Provinsi Papua

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

25

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

BOKS

PENYALURAN DANA DESA DI PAPUA

Dana Desa Sebagai Pendorong

Kemandirian Desa

Sebagai wujud pengakuan Negara terhadap

Desa, khususnya dalam rangka memperjelas

fungsi dan kewenangan desa, serta

memperkuat kedudukan desa maka

disusunlah UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa yang salah satunya diatur mengenai

penyaluran dana desa.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari

APBN yang diperuntukkan bagi desa yang

ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan

digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat (PP 8 Tahun 2016).

Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara

pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum

Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum

Daerah (RKUD) yang selanjutnya dilakukan

pemindahbukuan Rekening Kas Desa (RKD).

Penyaluran Dana Desa dilakukan secara

bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut:

tahap I (60%), dilakukan secepatnya bulan

Maret dan selambatnya bulan Juli dan tahap

II dilakukan pada bulan Agustus sebesar

40%.

Dana Desa di Papua

Di Papua, dana desa merupakan salah satu

komponen pendapatan daerah yang

digunakan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa. Tercatat

pada tahun 2017 total pagu anggaran dana

desa di Papua sebesar Rp4,3 triliun atau

sekitar Rp1,52 juta perkapita naik 27%

dibanding pagu anggaran dana desa tahun

2016 sebesar Rp3,37 triliun untuk 5.420

kampung.

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran Dana Desa Tahun 2017

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

26

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2018

Sampai dengan triwulan IV 2017, realisasi

penyaluran dana desa di Papua baru

mencapai Rp3,35 triliun atau 77,9% dari

pagu anggaran dana desa Papua tahun 2017.

Realisasi tersebut jauh lebih rendah dari

realisasi tahun 2016 sebesar 98,8%.

Penyaluran dana desa terbesar di Papua di

Kabupaten Tolikara sebesar Rp406,52 miliar,

sedangkan yang terendah di Kota Jayapura

sebesar Rp15,89 miliar.

Terdapat 9 Kabupaten yang realisasi dana

desanya kurang dari 60%, mayoritas berada

di wilayah pegunungan Papua, yaitu Kab.

Puncak Jaya, Kab. Mappi, Kab. Keerom, Kab.

Tolikara, Kab. Waropen, Kab. Yahukimo,

Kab. Memberamo Tengah, Kab. Dogiyai,

Kab. Yalimo dan Kab. Nduga. Tercatat

realisasi terendah penyaluran dana desa ada

di Kabupaten Dogiyai yang hanya sebesar

Rp36,65 miliar atau sekitar 55% dari seluruh

pagu anggaran.

Secara umum terdapat 3 faktor utama yang

menjadi kendala dalam penyaluran dana desa

di Papua antara lain:

1. Kendala dalam pertanggung jawaban

dana desa di periode sebelumnya.

2. Kurangnya pengetahuan perangkat desa

mengenai administrasi penggunaan dana

desa.

3. Kondisi kemanan yang tidak kondusif

akibat permasalahan internal daerah.

Upaya Optimalisasi

Ke depannya ada beberapa upaya yang dapat

dilaksanakan untuk mengoptimalkan

penyaluran dana desa. Upaya optimalisasi

tersebut adalah:

1. Penggunaan dana desa diarahkan pada

sektor prioritas.

2. Peningkatan kapasitas SDM perangkat

desa.

3. Peningkatan kapasitas pendamping desa

lokal.

4. Meningkatkan pengawasan

penggunaan dana desa

Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah Sumber : Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, diolah

Grafik B1.2 Jumlah Dana Desa Yang Diterima Kabupaten/Kota di Papua 2017

Grafik B1.3 Realisasi Penyaluran Dana Desa di Papua Tahun 2017

-

50

100

150

200

250

300

KA

B. L

AN

NY

JAYA

KA

B. J

AYA

WIJ

AYA

KA

B. T

OLI

KA

RA

KA

B. Y

AH

UK

IMO

KA

B. B

IAK

-NU

MFO

R

KA

B. A

SMA

T

KA

B. P

AN

IAI

KA

B. P

EGU

NU

NG

AN

BIN

TAN

G

KA

B. P

UN

CA

K J

AYA

KA

B. Y

ALI

MO

KA

B. P

UN

CA

K

KA

B. N

DU

GA

KA

B. J

AYA

PU

RA

KA

B. M

IMIK

A

KA

B. K

EPU

LAU

AN

YA

PEN

KA

B. B

OV

EN D

IGO

EL

KA

B. M

ERA

UK

E

KA

B. I

NTA

N J

AYA

KA

B. M

AP

PI

KA

B. S

AR

MI

KA

B. N

AB

IRE

KA

B. D

EIYA

I

KA

B. M

AM

BER

AM

O R

AYA

KA

B. W

AR

OP

EN

KA

B. K

EER

OM

KA

B. D

OG

IYA

I

KA

B. M

AM

BER

AM

O T

ENG

AH

KA

B. S

UP

IOR

I

KO

TA J

AYA

PU

RA

Rp miliar

79

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

KA

B. L

AN

NY

JAYA

KA

B. J

AYA

WIJ

AYA

KA

B. B

IAK

-NU

MFO

R

KA

B. A

SMA

T

KA

B. P

AN

IAI

KA

B. J

AYA

PU

RA

KA

B. B

OV

EN D

IGO

EL

KA

B. M

ERA

UK

E

KA

B. I

NTA

N J

AYA

KA

B. D

EIYA

I

KA

B. M

AM

BER

AM

O R

AYA

KA

B. S

UP

IOR

I

KO

TA J

AYA

PU

RA

KA

B. N

AB

IRE

KA

B. M

IMIK

A

KA

B. S

AR

MI

KA

B. K

EPU

LAU

AN

YA

PEN

KA

B. P

UN

CA

K

KA

B. P

EGU

NU

NG

AN

BIN

TAN

G

KA

B. T

OLI

KA

RA

KA

B. Y

AH

UK

IMO

KA

B. P

UN

CA

K J

AYA

KA

B. Y

ALI

MO

KA

B. N

DU

GA

KA

B. M

AP

PI

KA

B. W

AR

OP

EN

KA

B. M

AM

BER

AM

O T

ENG

AH

KA

B. K

EER

OM

KA

B. D

OG

IYA

I

%

Prov. Papua

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

27

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

INFLASI

Tekanan inflasi Papua pada triwulan IV 2017 mengalami kenaikan dibanding dengan triwulan

III 2017 namun masih lebih rendah dibanding inflasi Nasional. Sementara itu, secara tahunan,

selama 2017 inflasi Papua mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016.

Terkendalinya inflasi Papua pada triwulan IV 2017 disebabkan oleh terjaganya inflasi

kelompok komoditas inti dan deflasi kelompok volatile food. Di sisi lain, terjadi peningkatan

inflasi kelompok komoditas administered prices pada triwulan IV 2017.

Secara spasial, kedua kota inflasi di Papua mengalami inflasi. Pada triwulan IV 2017, inflasi

Kota Jayapura lebih tinggi dibanding inflasi di Kabupaten Merauke. Secara umum inflasi

kedua wilayah tersebut terutama disebabkan oleh inflasi kelompok komoditas administered

prices dan komoditas inti.

Mencermati risiko peningkatan harga di Papua, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah

berkoordinasi melaksanakan berbagai kegiatan guna melaksanakan pengendalian harga di

Papua.

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

28

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

3.1 Inflasi Umum

Tekanan inflasi Papua secara agregat pada

triwulan IV 2017 mengalami kenaikan

dibanding dengan triwulan III 2017 namun

masih lebih rendah dibanding inflasi Nasional.

Realisasi Inflasi Triwulan IV 2017

Realisasi inflasi pada triwulan IV 2017 sebesar

2,11% (yoy) lebih tinggi dari triwulan III 2017

yang sebesar 1,43% (yoy) namun masih lebih

rendah dari inflasi nasional sebesar 3,61%

(yoy).

Secara umum peningkatan inflasi pada

triwulan IV 2017 disebabkan oleh

meningkatnya permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa menjelang perayaan

natal dan tahun baru. Peningkatan harga

terutama terjadi pada kelompok komoditas

Administered Prices dan inflasi komoditas inti.

Inflasi kelompok Administered Prices pada

triwulan IV 2017 mencapai 7,04 % (yoy) dan

inflasi kelompok inti mencapai 2,31% (yoy). Di

sisi lain, penurunan harga terjadi pada

kelompok komoditas volatile food sebesar -

2,05% (yoy).

Berdasarkan jenisnya, Inflasi Papua terutama

dipengaruhi oleh inflasi kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

serta kelompok komoditas transpor,

komunikasi dan jasa keuangan yang

mencatatkan inflasi masing-masing sebesar

4,24% (yoy) dan 4,15% (yoy). Peningkatan

kedua kelompok komoditas tersebut

terutama disebabkan oleh tingginya

permintaan masyarakat menjelang perayaan

hari natal dan tahun baru.

Di sisi lain terjadi deflasi pada kelompok

komoditas bahan makanan sebesar -1,35%

(yoy). Produksi yang optimal akibat cuaca

yang mendukung bagi sebagian besar

komoditas dan distribusi yang lancar turut

mendukung penyediaan bahan makanan

sehingga sepanjang triwulan IV 2017

harganya sangat terkendali.

Jika dilihat perbulan selama triwulan IV 2017,

pergerakan inflasi Papua cenderung

mengalami peningkatan. Tercatat pada bulan

Oktober 2017 inflasi Papua sebesar 1,57%

(yoy) kemudian menurun pada bulan

November 2017 menjadi 1,52% (yoy) dan

kembali meningkat menjadi 2,11% (yoy) pada

bulan Desember 2017.

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Papua

I II III IV I II III IV I II III IV

Bahan Makanan 6,27 10,48 11,67 4,34 4,78 8,36 6,84 2,68 6,58 (0,41) (1,16) (1,36)

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8,63 8,74 6,30 5,26 4,62 4,35 6,74 7,10 6,47 6,17 3,75 4,24

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 7,06 7,59 5,12 3,16 2,53 1,67 2,80 2,26 3,18 4,35 3,49 3,26

Sandang 4,37 4,73 3,21 3,91 2,43 3,14 3,05 1,03 1,86 0,95 0,60 1,19

Kesehatan 6,73 7,67 7,46 5,93 4,19 3,29 3,06 2,29 1,41 1,32 0,67 0,87

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 4,58 4,57 4,75 3,29 2,63 2,62 0,78 0,59 1,64 1,81 2,48 2,50

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 7,29 8,48 6,20 0,50 4,20 8,66 5,73 6,67 1,72 6,11 1,07 4,15

UMUM 6,85 8,20 7,07 3,57 3,76 5,23 4,72 3,26 3,89 3,10 1,43 2,11

sumber: BPS, diolah

20172016Kelompok Komoditas

2015

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Papua Jayapura Merauke Nasional%

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

29

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Selama triwulan IV 2017 terdapat beberapa

komoditas yang memberikan sumbangan

utama inflasi di Papua. Tercatat dari bulan

Oktober sampai Desember 2017, tarif listrik

dan harga mobil selalu menjadi penyumbang

utama inflasi di Papua.

Tarif Listrik secara berturut-turut dari bulan

Oktober sampai Desember 2017 memberikan

andil sebesar 0,74% (yoy), 0,73% (yoy) dan

0,66% (yoy). Peningkatan tarif listrik sejak

bulan Maret 2017 menyebabkan inflasi

tahunan pada triwulan IV juga mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Sementara itu harga mobil selalu mengalami

peningkatan di awal tahun akibat adanya

kenaikan biaya operasional dan pengaruh

lainnya, akibatnya inflasi tahunan mobil pada

triwulan IV juga naik seiring dengan

peningkatan yang terjadi dari awal tahun.

Pada bulan Desember 2017, peningkatan tarif

angkutan udara mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, tercatat tarif angkutan

udara memberikan andil sebesar 0,39% (yoy).

Tingginya permintaan masyarakat menjelang

perayaan natal dan tahun baru dan

terbatasnya frekuensi penerbangan menjadi

penyebab utama peningkatan tarif angkutan

udara di Papua.

Di sisi lain terdapat beberapa komoditas yang

memberikan sumbangan deflasi utama di

Papua. Tercatat dari bulan Oktober sampai

Desember 2017 terdapat 4 komoditas yang

selalu memberikan sumbangan terbesar yaitu

ikan ekor kuning, mujair, bawang merah dan

gula pasir. Membaiknya tangkapan ikan

seiring cuaca dan gelombang laut yang

kondusif menyebabkan suplai ikan laut

terjaga. Sementara itu curah hujan yang

rendah menyebabkan pertanian bawang

merah dapat panen dengan optimal sehingga

dapat mencukupi seluruh permintaan di

Papua.

Realisasi Inflasi Tahun 2017

Selama tahun 2017 inflasi Papua mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2016.

Tercatat inflasi Papua tahun 2017 sebesar

2,11% (yoy), lebih rendah dari tahun 2016

yang sebesar 3,26% (yoy).

Penurunan Inflasi Papua terutama disebabkan

oleh turunnya kelompok inti dan kelompok

volatile food. Tercatat inflasi kelompok inti

menurun dari tahun 2016 sebesar 3,50 (yoy)

menjadi 2,31% (yoy) pada tahun 2017. Hal

yang sama terjadi pada kelompok volatile

food yang turun dari 1,86% (yoy ) menjadi -

2,05% (yoy).

Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Papua

Sumber: BPS, diolah

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Tarip Listrik 0,74 Tarip Listrik 0,73 Tarip Listrik 0,66

Udang Basah 0,23 Mobil 0,20 Angkutan Udara 0,39

Mobil 0,20 Udang Basah 0,15 Mobil 0,21

Tomat Sayur 0,18 Tarip Pulsa Ponsel 0,13 Angkutan Dalam Kota 0,12

Tarip Pulsa Ponsel 0,14 Roti Tawar 0,11 Roti Tawar 0,11

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Ekor Kuning -0,47 Ekor Kuning -0,30 Ekor Kuning -0,30

Mujair -0,23 Mujair -0,19 Bawang Merah -0,23

Bawang Merah -0,16 Bawang Merah -0,18 Mujair -0,13

Gula Pasir -0,11 Gula Pasir -0,09 Gula Pasir -0,10

Angkutan Udara -0,09 Semen -0,08 Bawang Putih -0,10

INFLASI

DEFLASI

Oktober November Desember

Oktober November Desember

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

30

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Secara keseluruhan tahun 2017, terdapat

beberapa komoditas yang memberikan

sumbangan yang besar dengan frekuensi

yang tinggi antara lain adalah tarif angkutan

udara dan tarif listrik.

Selama tahun 2017, tarif listrik secara rata-

rata menyumbang inflasi sebesar 0,77% (yoy)

dengan frekuensi sebanyak 8 kali.

Peningkatan tarif listrik terutama disebabkan

oleh penyesuaian tarif listrik oleh pemerintah

untuk golongan 900VA yang telah dilakukan

pada bulan Maret, Mei dan Juli 2017.

Sementara itu, komoditas tarif angkutan

udara secara rata-rata memberikan

sumbangan sebesar 0,19% (yoy). Hal tersebut

terutama disebabkan oleh naiknya tarif

menjelang perayaan hari besar keagamaan

serta momen libur panjang seperti Idul Fitri,

Idul Adha, natal dan tahun baru.

Tracking Inflasi Triwulan I 2018

Sepanjang triwulan I 2018, inflasi secara

umum diperkirakan mencapai 0,67 - 1,07%

(yoy), lebih rendah dari triwulan IV 2017.

Normalisasi tarif angkutan udara dan

permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa pasca perayaan Natal dan tahun baru

menjadi faktor peredam inflasi Papua pada

triwulan I 2018. Kemudian kelompok

komoditas nonmakanan dan energi masing

masing sebesar 171,95 dan 162,19.

Di sisi lain, kenaikan UMP 2018 sebesar

8,71% (yoy) dan kenaikan cukai rokok sebesar

10%, menjadi salah satu faktor pemicu

tekanan inflasi pada triwulan I 2018,

khususnya pada inflasi inti (core) dan

administered price.

Kondisi Inflasi Januari 2018

Realisasi inflasi Papua pada bulan Januari

2018 sebesar -0,60% (mtm) atau secara

tahunan sebesar 1,13% (yoy), lebih rendah

dari bulan Desember 2017 yang mencatatkan

inflasi sebesar 1,94% (mtm).

Deflasi Papua pada bulan Januari 2018

terutama disebabkan oleh turunnya harga

kelompok administered prices yang mencapai

-4,14% (mtm). Penurunan terdalam terjadi

pada komoditas tarif angkutan udara yang

memberikan sumbangan sebesar -0,41%

(mtm) dengan tingkat deflasi sebesar -

16,81%. Berlalunya momen perayaan Natal

dan tahun baru pada bulan Desember 2017

menyebabkan turunnya permintaan

masyarakat terhadap jasa angkutan udara, hal

tersebut yang menyebabkan tarif angkutan

terkontraksi cukup dalam.

Sementara itu, komoditas inti dan volatile

food mengalami inflasi masing-masing

sebesar 0,02% (mtm) dan 0,67% (mtm).

Sumber : BPS, diolah Sumber : Kementerian Pertanian, diolah

Grafik 3.2 Quadrant Analysis Inflasi Papua 2017 (mtm)

Grafik 3.3 Curah Hujan Papua 2015-2017

Angkutan Udara0,77

Tarif Listrik0,11

Cabai Rawit0,14Mujair

0,10

Bawang Putih0,13

Mobil0,19

0,0

0,5

1,0

0 6 12

Frekuensi Inflasi dalam 1 tahun (kali)

Rat

a-r

ata

Sum

ban

gan

In

flas

i (%

, mtm

)

HIGH

LOWHIGH

Komoditas Lain

225,0

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Janu

ari

Feb

ruari

Mar

et

Ap

ril

Mei

Juni

Juli

Ag

ust

us

Sep

tem

ber

Okto

ber

No

vem

ber

Dese

mber

Jan

uar

i

Feb

ruari

Mar

et

Ap

ril

Mei

Juni

Juli

Ag

ust

us

Sep

tem

ber

Okto

ber

No

vem

ber

Dese

mber

Jan

uar

i

Feb

ruari

Mar

et

Ap

ril

Mei

Juni

Juli

Ag

ust

us

Sep

tem

ber

Okto

ber

No

vem

ber

Dese

mber

2015 2016 2017

mm

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

31

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

3.2 Disagregasi Inflasi

Inflasi Papua selama triwulan IV 2017 tercatat

dalam level yang terkendali sebesar 2,11%

(yoy). Terkendalinya inflasi pada triwulan IV

2017 disebabkan oleh terjaganya inflasi

kelompok komoditas inti dan deflasi

kelompok volatile food. Di sisi lain, terjadi

peningkatan inflasi kelompok komoditas

administered prices pada triwulan IV 2017.

3.2.1 Kelompok Inti (core)

Realisasi Triwulan IV 2017

Inflasi kelompok inti pada triwulan IV 2017

tercatat meningkat dibanding triwulan

sebelumnya dari 2,12% (yoy) menjadi 2,31%

(yoy). Tingginya konsumsi masyarakat

menjelang perayaan Natal dan tahun baru

menjadi pemicu utama peningkatan harga-

harga kelompok inti.

Selain itu, ekspektasi masyarakat terhadap

perubahan harga jangka pendek juga relatif

tinggi berada di level 154,67 walaupun lebih

rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar

156,67.

Selanjutnya, jika diuraikan berdasarkan

komponen pangan dan nonpangan,

kelompok inflasi inti pangan pada triwulan IV

2017 mencatatkan inflasi sebesar 3,41% lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar

2,59% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan

dengan meningkatnya konsumsi pangan oleh

masyarakat selama berlangsungnya perayaan

hari natal dan tahun baru. Di sisi lain, terjadi

penurunan pada inflasi kelompok inti

nonpangan dari 2,06% (yoy) pada triwulan III

2017 menjadi 2,02% (yoy) pada triwulan IV

2017.

Berdasarkan komoditasnya, peningkatan

inflasi kelompok inti terutama disumbang

oleh meningkatnya harga mobil, roti tawar

dan ikan bakar dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,207% (yoy), 0,106% (yoy)

dan 0,090% (yoy). Hal ini sejalan dengan

informasi dari Kementerian Perindustrian

dimana kenaikan harga kendaraan bermotor

mengalami kenaikan setiap tahun yang

diakibatkan oleh meningkatnya ongkos

produksi dan faktor lainnya seperti nilai tukar

dan pajak kendaraan.

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Pangan dan Nonpangan (yoy)

Sumber : BPS, diolah Sumber : Survei Konsumen BI, diolah

Grafik 3.4 Disagregasi Inflasi Papua (yoy) Grafik 3.5 Perkembangan Indeks Konsumen

2,31

-2,05

7,04

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Headline Inflation Core Inflation

Volatile Food Administered Prices

% (yoy)

132,67

150,67 147,33137,33

160,00 154,67

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Oct-17 Nov-17 Dec-17

Perkiraan Pengeluaran untuk konsumsi 3 bulan yang akan datang

Perkiraan perubahan harga barang dan jasa secara umum pada 3 bulan yang akan datang

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

32

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Realisasi Tahun 2017

Selama 2017, inflasi inti mengalami

penurunan dibanding tahun 2016. Tercatat

inflasi inti pada tahun 2017 sebesar 2,31%

(yoy) lebih rendah dari tahun 2016 sebesar

3,50% (yoy).

Komoditas utama penyumbang inflasi

kelompok inti adalah tarif pulsa ponsel, roti

tawar dan mobil dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,18% (yoy), 0,13% (yoy) dan

0,11% (yoy). Peningkatan harga roti tawar

seiring dengan naiknya rata-rata harga

gandum dari $176,3 per ton pada tahun 2016

menjadi $178,18 per ton pada tahun 2017.

Secara keseluruhan inflasi inti di Papua selalu

berapada pada level yang rendah dan stabil.

Terjaganya ekspektasi masyarakat sepanjang

tahun menjadi faktor utama terkendalinya

inflasi inti selama 2017.

Tracking Triwulan I 2018

Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia,

inflasi kelompok komoditas inti diperkirakan

mencapai 1,95-2,45% (yoy) lebih rendah dari

triwulan IV 2017.

Tidak adanya momen perayaan hari besar dan

libur panjang diperkirakan menjadi peredam

inflasi kelompok inti pada triwulan I 2017.

Selain itu, indeks ekpektasi masyarakat

terhadap perubahan harga 3 bulan yang akan

datang pada bulan Desember 2017 lebih

rendah dari bulan September 2017.

3.2.2 Kelompok Makanan Bergejolak

(Volatile Food)

Realisasi Triwulan IV 2017

Pada triwulan IV 2017, kelompok volatile food

tercatat mengalami deflasi sebesar -2,05%

(yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya

yang juga mengalami deflasi sebesar -1,70%

(yoy).

Sejak bulan Oktober sampai Desember 2017

kelompok komoditas volatile food terus

mengalami deflasi berturut-turut sebesar -

2,53% (yoy), -2,35% (yoy) dan -2,05% (yoy).

Bahkan pada bulan Oktober 2017 merupakan

deflasi terendah selama 3 tahun terakhir.

Komoditas utama penyumbang deflasi

kelompok komoditas volatile food antara lain

adalah ikan ekor kuning, bawang merah,

mujair, bawang putih dan cabai rawit dengan

sumbangan masing-masing sebesar -0,299%

(yoy), -0,231% (yoy), -0,126% (yoy), -0,099%

(yoy) dan -0,098% (yoy).

Rendahnya inflasi tersebut salah satunya

disebabkan oleh membaiknya tangkapan hasil

laut yang didukung gelombang laut yang

masih ideal terutama di sekitar perairan

Arafuru dan perairan utara Jayapura dengan

tinggi gelombang sekitar 1-1,5m. Selain itu

Sumber : Survei Konsumen BI, diolah Sumber : PIHPS, diolah

Grafik 3.7 Indeks Perkiraan Harga 3 Bulan Grafik 3.8 Perkembangan Komoditas Utama Volatile Food

137,33

160154,67

100

110

120

130

140

150

160

170

180

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

2016 2017

Perkiraan perubahan harga 3 bulan YAD

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

33

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

terjaganya produksi pertanian dan

hortikultura membuat kondisi pasokan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil pemantauan harga dalam

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

(PIHPS) menunjukkan mayoritas komoditas

volatile food cenderung stabil sepanjang

triwulan IV 2017, hanya bawang merah yang

mengalami kenaikan. Sementara itu, daging

ayam dan cabai rawit mengalami penurunan

dan beras tidak mengalami perubahan harga.

Realisasi Tahun 2017

Selama 2017 inflasi kelompok volatile food

mengalami kenaikan inflasi tertinggi pada

triwulan I sebesar 5,92% (yoy) dan kemudian

terus mengalami penurunan sampai mencapai

deflasi pada triwulan II sebesar -1,68% (yoy).

Inflasi yang terjadi pada triwulan I 2017

disebabkan oleh tingginya curah hujan di

Papua.

Tercatat pada bulan Januari 2017 merupakan

puncak musim hujan di papua dengan

intensitas sebesar 1000-1200 mm, hal

tersebut menyebabkan beberapa ladang

pertanian rusak dan tidak bisa di tanami.

Selain itu beberapa kota dan kabupaten di

Papua mengalami banjir pada bulan Maret

sampai April 2017. Kemudian sejak bulan Juni

sampai Desember 2017, kelompok komoditas

volatile food mengalami deflasi dan mencapai

titik terendahnya pada bulan Oktober 2017

sebesar -2,53% (yoy). Penurunan tersebut

seiring dengan membaiknya cuaca Papua

sehingga pada triwulan III dan IV sehingga

komoditas pertanian bisa berproduksi secara

normal.

Berdasarkan komoditasnya, cabai rawit

menjadi penyumbang utama inflasi kelompok

volatile food. Tercatat sumbangan inflasi cabai

rawit selama 2017 sebesar 0,75% (yoy), lebih

tinggi dari tahun 2016 sebesar 0,09% (yoy).

Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi

salah satu faktor penghambat produksi cabai

rawit.

Di sisi lain, ikan ekor kuning menjadi

penyumbang utama deflasi kelompok volatile

food tahun 2017. Tercatat, pada tahun 2017

ikan ekor kuning memberikan sumbangan

rata-rata sebesar -0,27% (yoy), lebih rendah

dari tahun 2016 yang sebesar 0,46% (yoy).

Terjaganya produksi tangkapan ikan di

perairan Jayapura Utara menjadi faktor utama

terjaganya inflasi ikan ekor kuning pada tahun

2017.

Tracking Triwulan I 2018

Inflasi kelompok komoditas volatile food pada

triwulan I 2018 diperkirakan lebih rendah dari

triwulan IV 2017 yaitu sebesar -5,34 s.d. -

4,84% (yoy). Berdasarkan informasi, klaster

komoditas bawang dan cabai rawit binaan

Bank Indonesia pada triwulan I 2018 akan

mengalami puncak panen. Berdasarkan

informasi tersebut, terjaganya pasokan

menjadi faktor utama terkendalinya inflasi

volatile foods pada triwulan I 2018.

Di sisi lain, curah hujan di Papua mengalami

peningkatan dan mencapai puncaknya pada

triwulan I 2018. Hal tersebut dapat menjadi

risiko peningkatan inflasi komoditas volatile

food pada triwulan ini. Proyeksi inflasi

Sumber : BMKG, diolah

Grafik 3.9 Prakiraan Curah Hujan Maret 2018

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

34

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

kelompok volatile food diperkirakan bias ke

atas.

3.2.3 Kelompok Harga Yang Diatur

Pemerintah (Administered Prices)

Realisasi Triwulan IV 2017

Kelompok komoditas administered prices

pada triwulan IV mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan triwulan

sebelumnya dari 3,86% (yoy) menjadi 7,04%

(yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi

antara lain adalah tarif listrik, angkutan udara

dan angkutan dalam kota dengan sumbangan

masing-masing sebesar 0,656% (yoy),

0,388% (yoy), 0,207% (yoy) dan 0,121%

(yoy).

Peningkatan tarif listrik telah dilakukan sejak

bulan Mei 2017 dengan frekuensi sebanyak 3

kali. Berdasarkan hal tersebut, tarif listrik di

triwulan IV menjadi lebih tinggi dibanding

triwulan yang sama tahun 2016.

Sementara itu, peningkatan tarif angkutan

udara dan tarif dalam kota seiring dengan

berlangsungnya perayaan hari natal dan

Tahun baru di akhir triwulan IV 2017.

Terbatasnya frekuensi penerbangan dari dan

ke wilayah Papua disertai dengan tingginya

permintaan menyebabkan harga tiket

angkutan udara selalu mengalami kenaikan.

Berdasarkan informasi, pihak operator

penerbangan telah melakukan pengajuan

penambahan frekuensi dan destinasi namun

terkendala jadwal dan jam operasional

bandara yang terbatas. Pihak pengelola

bandara telah mengusahakan agar

penambahan frekuensi dan destinasi dapat

dilaksanakan pada tahun 2018 sehingga

dapat menekan tarif angkutan udara

terutama menjalang hari besar dan libur

panjang.

Realisasi Tahun 2017

Selama 2017, inflasi kelompok administered

prices berada pada level yang cukup tinggi.

Tercatat inflasi kelompok administered prices

pada tahun 2017 sebesar 7,04% (yoy), lebih

tinggi dari tahun 2016 sebesar 6,24% (yoy).

Peningkatan inflasi kelompok administered

prices pada tahun 2017 terutama disumbang

oleh komoditas tarif listrik dan tarif angkutan

udara.

Tercatat, inflasi tarif listrik pada tahun 2017

memberikan sumbangan sebesar 0,77%

(yoy), lebih tinggi dari tahun 2016 yang

sebesar 0,04% (yoy). Inflasi tarif listrik dipicu

oleh naiknya tarif dasar listrik golongan 900

VA sejak bulan Maret 2017.

Selain itu, peningkatan inflasi kelompok

administered prices juga disebabkan oleh

naiknya inflasi tarif angkutan udara. Tercatat,

tarif angkutan udara pada tahun 2017

memberikan sumbangan rata-rata sebesar

0,19% (yoy), lebih rendah dari 2016 yang

memberikan sumbangan sebesar 0,74%

(yoy).

Inflasi tarif angkutan udara dipicu oleh

meningkatnya permintaan masyarakat

terhadap angkutan udara menjelang

perayaan hari besar keagamaan seperti Idul

Fitri, Idul Adha, Natal dan tahun baru.

Terbatasnya frekuensi penerbangan dan

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.10 Inflasi Angkutan Udara

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-2

-1

-1

0

1

1

2

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2016 2017

Umum Inflasi tanpa angkutan udara Inflasi Angkutan Udara (sk. Kanan)

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

35

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

minimnya jam operasional bandara

menyebabkan harga angkutan udara

melambung tinggi diatas batas atas yang

ditentukan oleh pemerintah.

Tracking Triwulan I 2018

Memasuki triwulan I 2018, inflasi kelompok

komoditas administered prices diperkirakan

akan naik berkisar 8,57%-9,07% (yoy).

Kenaikan tersebut disebabkan oleh naiknya

harga beberapa komoditas antara lain naiknya

cukai rokok per 1 Januari 2018 sebesar 10%

sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 146/PMK.010/2017 tentang

Tarif Cukai Hasil Tembakau. Selain itu, wacana

peningkatan tarif dasar listrik untuk golongan

nonsubsidi juga diperkirakan akan menjadi

pemicu inflasi pada kelompok komoditas

administered prices.

3.3 Inflasi Spasial

Pada triwulan IV 2017, inflasi kota Jayapura

lebih tinggi dibanding inflasi di kabupaten

Merauke. Secara umum inflasi kedua wilayah

tersebut terutama disebabkan oleh inflasi

kelompok komoditas administered prices dan

komoditas inti.

3.3.1 Kota Jayapura

Realisasi Triwulan IV 2017

Kota Jayapura pada triwulan IV 2017

mencatatkan inflasi sebesar 2,41% (yoy).

Inflasi tersebut terutama disebabkan oleh

inflasi pada komoditas administered prices

dan komoditas inti yang masing-masing

mencatatkan inflasi sebesar 7,20% (yoy) dan

2,45% (yoy).

Inflasi pada komoditas administered prices

terutama disebabkan oleh kenaikan tarif listrik

dan tarif angkutan dengan sumbangan

masing-masing sebesar 0,682% (yoy) dan

0,593% (yoy). Peningkatan tarif listrik dipicu

oleh naiknya tarif dasar listrik 900 VA yang

telah naik sejak bulan Mei 2017. Sementara

itu, peningkatan tarif angkutan udara

disebabkan oleh naiknya permintaan tiket

angkutan udara menjelang perayaan natal

dan tahun baru.

Sementara itu inflasi kelompok inti

disebabkan oleh komoditas roti tawar, ikan

bakar dengan sumbangan masing-masing

sebesar 0,143% (yoy) dan 0,122% (yoy).

Tingginya permintaan masyarakat terhadap

makanan jadi pada perayaan hari natal dan

tahun baru menjadi pendorong utama

terjadinya inflasi pada triwulan IV 2017 di kota

Jayapura.

Realisasi Tahun 2017

Selama tahun 2017, Inflasi kota Jayapura

sebesar 2,41% (yoy), lebih rendah dari

realisasi tahun 2016 sebesar 4,13% (yoy).

Penurunan inflasi kota Jayapura pada tahun

Sumber : BPS, diolah Sumber : PIHPS, diolah

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura (yoy)

Grafik 3.12 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke (yoy)

2,41

2,45

(1,76)

7,20

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017

UMUM Core Volatile Food Administered Prices

1,25

1,93

(1,76)

6,58

-5

0

5

10

15

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017

UMUM Core VF AP

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

36

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

2017 terutama disebabkan oleh turunnya

inflasi kelompok inti dan volatile food.

Tercatat, kelompok inti mengalami inflasi

sebesar 2,45% (yoy), lebih rendah dari tahun

2016 sebesar 3,30% (yoy). Sementara itu,

kelompok volatile food mengalami deflasi

sebesar -1,76% (yoy), menurun dari tahun

2016 sebesar 5,39% (yoy). Secara umum,

penurunan inflasi kelompok inti disebabkan

oleh terjaganya ekspektasi masyarakat

terhadap inflasi selama tahun 2017.

Sementara itu, penurunan penurunan inflasi

kelompok volatile food disebabkan oleh

terjaganya pasokan sepanjang tahun.

Komoditas utama penyumbang inflasi kota

Jayapura pada tahun 2017 adalah komoditas

cabai rawit. Tercatat sumbangan rata-rata

komoditas cabai rawit sebesar 0,99% (yoy),

meningkat dari tahun 2016 sebesar 0,16%

(yoy). Inflasi komoditas cabai rawit dipicu oleh

berkurangnya pasokan yang disebabkan oleh

kondisi cuaca yang tidak menentu selama

tahun 2017.

Selain itu, inflasi tarif listrik juga menjadi

penyumbang utama inflasi Kota Jayapura.

Tercatat, inflasi tarif listrik memberikan

sumbangan rata-rata sebesar 0,77% (yoy),

meningkat dari tahun 2016 sebesar 0,04%

(yoy).

Tracking Triwulan I 2018

Pada triwulan I 2018, risiko inflasi terutama

bersumber dari kelompok volatile food.

Berdasarkan hasil tracking Survei Pemantauan

Harga (SPH) sampai minggu ke-3 Februari

2018, tercatat inflasi kota Jayapura sebesar

0,78% (mtm).

Kelompok volatile food menjadi penyumbang

utama inflasi dengan sumbangan sebesar

0,67% (mtm). Berdasarkan jenisnya,

komoditas cabai merah dan cabai rawit

menjadi penyumbang utama kelompok

volatile food dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,19% (mtm) dan 0,15%

(mtm). Intensitas hujan yang tinggi selama

triwulan I 2018 diperkirakan dapat

menggangu produksi dan pasokan kelompok

volatile food.

Sementara itu, kelompok administered prices

memberikan sumbangan sebesar 0,11%

(mtm) yang terutama dipicu oleh Angkutan

udara dengan sumbangan inflasi sebesar

0,13% (mtm).

Di sisi lain, kelompok inti memberikan

sumbangan sebesar -0,004% (mtm).

Terjaganya inflasi kelompok inti disebabkan

oleh terjaganya ekspektasi masyarakat

terhadap perubahan harga selama triwulan I

2018, seiring berlalunya even musiman.

3.3.2 Kabupaten Merauke

Realisasi Triwulan IV 2017

Kabupaten Merauke pada triwulan IV 2017

mencatatkan inflasi sebesar 1,25% (yoy),

lebih tinggi dari tahun 2016 sebesar 0,83%

(yoy). Inflasi Kabupaten Merauke terutama

disebabkan oleh inflasi pada komoditas

administered prices dan komoditas inti yang

masing-masing mencatatkan inflasi sebesar

6,58% (yoy) dan 1,93% (yoy).

Inflasi pada kelompok administered prices

terutama disebabkan oleh peningkatan harga

tarif listrik, angkutan dalam kota dan rokok

kretek filter dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,569% (yoy), 0,463% (yoy)

dan 0,135% (yoy). Tingginya mobilitas

masyarakat menjelang perayaan natal dan

tahun baru menyebabkan tarif angkutan

dalam kota meningkat. Sementara naiknya

tarif dasar listrik golongan 900 VA sejak bulan

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

37

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Mei 2017 menyebabkan peningkatan harga

listrik secara tahunan juga meningkat.

Sementara itu, inflasi komoditas inti

disebabkan oleh peningkatan biaya jaringan

saluran tv dan batu bata dengan sumbangan

masing-masing sebesar 0,123% (yoy) dan

0,100% (yoy). Peningkatan tarif saluran tv

sejalan dengan naiknya tarif listrik yang

menyebabkan biaya operasional provider

yang juga meningkat.

Realisasi Tahun 2017

Selama tahun 2017, inflasi Kabupaten

Merauke sebesar 1,25% (yoy), lebih tinggi

dari tahun 2016 sebesar 0,82%. Peningkatan

inflasi kabupaten Merauke terutama

disebabkan oleh inflasi kelompok

administered prices.

Tercatat, inflasi administered prices tahun

2017 sebesar 6,58% (yoy), lebih rendah dari

tahun 2016 sebesar 9,12% (yoy). Komoditas

utama kelompok administered prices yang

memberikan sumbangan inflasi terbesar

adalah komoditas tarif listrik dan tarif

angkutan udara.

Komoditas tarif listrik menjadi penyumbang

inflasi terbesar di kabupaten Merauke dengan

rata-rata sumbangan sebesar 0,77% (yoy),

lebih tinggi dari tahun 2016 sebesar 0,06%

(yoy). Peningkatan inflasi tarif listrik dipicu,

naiknya tarif dasar listrik golongan 900 VA

sejak bulan Mei 2017.

Selain itu, inflasi kabupaten Merauke

disebabkan oleh tarif angkutan udara.

Tercatat sumbangan rata-rata tarif angkutan

udara pada tahun 2017 memberikan

sumbangan masing-masing sebesar 0,51%

(yoy), menurun dari tahun 2016 sebesar

0,96% (yoy).

Tracking Triwulan I 2018

Pada triwulan I 2018, inflasi kabupaten

Merauke diperkirakan lebih tinggi dari

triwulan IV 2017. Peningkatan harga

kelompok volatile food diperkirakan menjadi

penyumbang utama inflasi Kabupaten

Merauke.

Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga

(SPH), komoditas cabai merah dan cabai rawit

mengalami peningkatan harga tertinggi.

Tercatat, di pasar tradisional inflasi komoditas

cabai merah dan cabai rawit mengalami inflasi

sebesar 95,65% (mtm) dan 51,61% (mtm).

Sementara itu, di pasar modern inflasi

komoditas cabai merah dan cabai rawit

sebesar 20,00% (mtm) dan 37,50% (mtm).

Peningkatan harga komoditas cabai merah

dan cabai rawit disebabkan oleh intensitas

hujan yang tinggi di kabupaten Merauke

sehingga menggangu produksi komoditas

cabai merah dan cabai rawit.

3.4 Program Pengendalian Inflasi Papua

Koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank

Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu

terus diperkuat terutama dalam menghadapi

berbagai risiko yang dapat terjadi baik karena

faktor alam seperti cuaca yang tidak menentu

yang dapat mengakibatkan gagal panen serta

risiko kenaikan harga-harga yang diatur

pemerintah. Selama periode triwulan IV 2017

Bank Indonesia bersama dengan TPID di

Papua melaksanakan berbagai kegiatan yaitu:

Mendorong pembentukan klaster padi dan

cabai di Merauke untuk meningkatkan

ketahanan pangan di Merauke.

Mendorong pembentukan klaster bawang

putih di kabupaten Jayawijaya.

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

38

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Melaksanakan rapat teknis TPID Provinsi

Papua dan kota Jayapura menjelang natal

dan tahun baru.

Bank Indonesia bersama dengan satgas

pangan telah melakukan operasi pasar dan

sidak langsung ke lapangan untuk

memastikan kesiapan stok pangan

menjelang natal dan tahun baru.

Dalam mengantisipasi tekanan inflasi ke

depan, TPID akan melaksanakan berbagai

kegiatan guna melaksanakan pengendalian

harga di daerah yaitu:

Melaksanakan High Level Meeting TPID

untuk membahas pengendalian harga

barang dan tarif angkutan udara dengan

rekomendasi sebagai berikut :

1. Untuk menjaga kestabilan harga dan

kecukupan stok kebutuhan komoditas

pangan, diperlukan tindakan operasi

pasar dan inspeksi di lapangan

sehingga pemantauan harga dapat

lebih optimal utamanya dalam

menekan aksi penimbunan dan

spekulasi oleh distributor, produsen

maupun pedagang di lapangan.

2. Diperlukan sosialisasi dan publikasi

kepada masyarakat baik melalui

media cetak maupun elektronik

tentang kondisi pasokan, harga dan

kegiatan TPID dalam melakukan pasar

murah di seluruh wilayah Papua. Hal

tersebut bertujuan untuk mengurangi

asimetri informasi sehingga pola

konsumsi masyarakat dapat lebih

rasional terutama dalam menghadapi

hari besar keagamaan dan even

musiman.

3. Diperlukan komunikasi dan koordinasi

yang baik antar Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) dan instansi terkait

dalam penyusunan program sehingga

tercipta sinergi / sinkronisasi

pelaksanaan program pengendalian

inflasi dan menghindari tumpang

tindih kegiatan.

4. Melihat kecenderungan naiknya harga

tiket pada saat perayaan hari raya

keagamaan dan di akhir tahun, maka

operasional bandara perlu lebih

dioptimalkan, termasuk juga

penambahan armada penerbangan

dari/ke Jayapura. Pengalihan

pengelolaan bandara kepada Angkasa

Pura dapat menjadi pertimbangan

untuk optimalisasi bandara ke depan.

Selain itu, upaya pembentukan TPID tetap

perlu direalisasikan dalam upaya sinkronisasi

program pengendalian inflasi di daerah.

Sebagai informasi, hingga Februari 2018 telah

terbentuk 28 TPID dari 29 kabupaten/kota di

Papua, hanya kabupaten Mappi yang secara

resmi belum membentuk TPID.

Terkait pembentukan TPID tersebut, KPwBI

Provinsi Papua akan terus mengoptimalkan

peran TPID di masing-masing daerah dalam

mengendalikan inflasi, misalnya melalui rapat

koordinasi daerah dan capacity building.

Selain itu, KPwBI Provinsi Papua akan terus

mendorong pembentukan TPID di kabupaten

Mappi yang belum memiliki TPID.

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

39

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

BOKS

PENGARUH TRANSPORTASI UDARA TERHADAP INFLASI DI PAPUA

Sistem transportasi udara merupakan bagian

integral dari sektor transportasi suatu negara.

Di Indonesia, sistem transportasi udara, selain

untuk memindahkan penumpang dan barang

(cargo), juga memiliki peran penting yaitu

mengembangkan dan meningkatkan

perekonomian suatu daerah dan membantu

membuka akses kepada daerah-daerah

terpencil yang hanya bisa dijangkau oleh

transportasi udara seperti di Papua.

Kondisi geografis Papua yang relatif sulit

dijangkau dengan moda trasportasi darat

menjadikan kendala terbesar dalam distribusi

di Papua hingga saat ini. Salah satu cara

mengatasi kendala ini adalah dengan

menggunakan transportasi udara yang

menjadi salah satu moda transformasi utama

yang digunakan untuk menjangkau daerah-

daerah di Papua. Di sisi lain, hingga saat ini,

harga tiket pesawat relatif tinggi dan

berfluktuasi.

Saat ini terdapat 11 maskapai nasional yang

beroperasi di Papua melayani angkutan

penumpang & barang (cargo) yaitu Airlines

PNG, Batik Air, Express Air, Garuda Indonesia,

Lion Air, Sriwijaya Air, Susi Air, Trigana Air

Service, Wings Air, Citilink dan NAM Air.

Maskapai-maskapai ini melayani sejumlah

rute di Papua baik tingkat kabupaten maupun

ibukota provinsi. Jumlah ini belum termasuk

penerbangan-penerbangan perintis dan

penerbangan khusus barang (cargo) yang

banyak terdapat di Papua guna mendukung

konektivitas antar daerah.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara per Oktober 2017

tercatat sebanyak 25.051 pesawat datang ke

Bandar Udara Sentani di Jayapura, sedangkan

sebanyak 25.702 pesawat keluar dari Bandar

Udara Sentani di Jayapura. Sejalan dengan hal

tersebut jumlah penumpang yang datang

lebih sedikit dibanding jumlah penumpang

yang berangkat yaitu sebanyak 828.042

orang sedangkan penumpang yang

berangkat sebanyak 831.401 orang.

Menggunakan pendekatan market potensial,

dapat diketahui potensi permintaan

masyarakat terhadap tiket pesawat di

Jayapura. Dari sisi permintaan, pada Agustus

2017 terdapat 1.699.000 pekerja di Jayapura

yang diasumsikan berpotensi menggunakan

pesawat terbang. Sementara dari sisi pasokan,

Sumber : Dirjen Perhubungan Udara, diolah Sumber : Dirjen Perhubungan Udara, diolah

Grafik B2.1 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang

Grafik B2.2 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat

688,932

441,664

780,498

847,585 828,024 736,268

535,012

809,742

912,343

831,401

400,000

600,000

800,000

1,000,000

2013 2014 2015 2016 2017

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

25,091

19,511

28,183

30,967

25,051

25,134

19,690

28,660

31,641

25,702

19,000

21,000

23,000

25,000

27,000

29,000

31,000

33,000

2013 2014 2015 2016 2017

Kedatangan Pesawat Keberangkatan Pesawat

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

40

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

diasumsikan mayoritas pesawat akan berjenis

Boeing 737-800 dengan jumlah kursi 150.

Mengacu pada data keberangkatan pesawat,

maka dapat diketahui bahwa jumlah

ketersediaan kursi pesawat di Jayapura dalam

satu bulan berkisar 385.500 buah. Hal ini

menggambarkan rasio kursi dan penumpang

sekitar 1:4, yang artinya setiap 1 kursi pesawat

akan diperebutkan oleh 4 orang.

Perbandingan di atas menunjukan tingginya

permintaan oleh masyarakat, yang cenderung

mengalami peningkatan signifikan menjelang

hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal

dan tahun baru. Tingginya permintaan

memicu kenaikan dan fluktuatif tarif pesawat

yang akan berdampak kepada inflasi Papua.

Tercatat pada tahun 2017, rata-rata

sumbangan tarif angkutan udara dalam inflasi

mencapai 0,77% dan 6 kali menjadi

komoditas dengan sumbangan inflasi

tertinggi.

Pemerintah telah melakukan upaya untuk

mengendalikan tarif angkutan udara melalui

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM

14 tahun 2016 dengan menetapkan tarif

batas bawah dan tarif batas atas. Untuk jenis

pesawat jet dengan penerbangan rute Jakarta

Jayapura ataupun sebaliknya, tarif batas

bawah dan atas masing-masing ditetapkan

sebesar Rp1.642.000 dan Rp5.473.000.

Penetapan ini dilakukan dengan tujuan

mengendalikan harga agar maskapai tidak

menjual tiket di atas tarif normal.

Namun masih ditemukan harga tiket yang

lebih tinggi dari batas tersebut terutama saat

perayaan hari besar keagamaan. Melihat hal

ini, perlu adanya tindakan nyata serta solusi

bersama dari seluruh pemangku kebijakan

untuk mengendalikan tarif angkutan udara di

Papua.

Berdasarkan pembahasan yang telah

dilakukan oleh TPID Papua terdapat beberapa

upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah

dan instansi serta lembaga terkait,

diantaranya:

Penambahan jam operasional Bandar

Udara Sentani memungkinkan

bertambahnya slot dan frekuensi

penerbangan dari/ke Jayapura. Diharapkan

dengan semakin banyaknya frekuensi

penerbangan dan maskapai yang

beroperasi di Papua, tarif angkutan udara

akan semakin terkendali dan stabil.

Mempercepat proses pengalihan bandara

Sentani yang selama ini dikelola oleh

Kementerian Perhubungan kepada PT.

Angkasa Pura I yang diharapkan

pengelolaan bandara menjadi lebih

profesional dan efisien.

Penggunaan jenis pesawat yang lebih

besar sehingga mampu menampung

jumlah penumpang lebih banyak.

Sumber : BPS, diolah

Grafik B2.3 Inflasi Angkutan Udara

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-2

-1

-1

0

1

1

2

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2016 2017

Umum Inflasi tanpa angkutan udara Inflasi Angkutan Udara (sk. Kanan)

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

41

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga pada triwulan IV 2017 terjaga

dengan baik dan menjadi penopang stabilitas sistem keuangan secara umum di Papua.

Kinerja sektor korporasi di Papua pada triwulan IV 2017 relatif mengalami kenaikan

dibanding triwulan III 2017. Peningkatan kinerja lapangan usaha tambang menjadi

penopang stabilitas keuangan di sektor korporasi di tengah rendahnya realisasi belanja

pemerintah. Kinerja perbankan di sektor Korporasi Papua pada triwulan IV 2017 masih

relatif terjaga dengan kualitas kredit yang sedikit membaik.

Sementara kinerja sektor Rumah Tangga pada triwulan IV 2017 masih tumbuh positif,

tercermin dari kondisi dan risiko keuangan di sektor Rumah Tangga yang relatif terjaga.

Perkembangan indikator perbankan di sektor rumah tangga pada triwulan IV 2017

menunjukkan peningkatan, khususnya DPK dan penyaluran kredit. Sementara, kualitas

kredit NPL relatif terjaga dalam batas ketentuan Bank Indonesia.

STABILITAS SISTEM

KEUANGAN

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

42

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

4.1 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

4.1.1. Sumber Kerentanan Sektor

Korporasi

Seiring perbaikan perekonomian, sumber

kerentanan terhadap stabilitas keuangan

daerah di Papua pada triwulan IV 2017

dinilai masih terjaga.

Terdapat dua faktor yang masih

mempengaruhi kerentanan korporasi Papua

pada triwulan IV 2017, yaitu (i) kinerja

lapangan usaha tambang yang masih diliputi

ketidakpastian, dan (ii) realisasi belanja

pemerintah.

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan IV 2017 menunjukkan peningkatan

yang didukung oleh kenaikan realisasi

ekspor konsentrat. Sementara itu, realisasi

konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017

mengalami perlambatan. Kondisi tersebut

tercermin dari realisasi belanja nonmodal

yang kembali mengalami kontraksi pada

triwulan IV 2017. Penyesuaian stuktur

pemerintahan pasca pilkada pada

pertengahan 2017 memberikan pengaruh

pada realisasi belanja pemerintah. Kondisi

tersebut perlu mendapat perhatian,

mengingat keterlambatan penyerapan

belanja dapat berdampak pada kinerja

finansial korporasi.

Sementara itu, hasil liaison yang dilakukan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua menunjukkan bahwa tingkat

penjualan domestik mengalami kenaikan.

Rata-rata utilisasi mesin produksi terlihat

mengalami kenaikan yang signifikan.

Sementara, hasil Survei Konsumen

menunjukkan bahwa optimisme masyarakat

terhadap kondisi ekonomi mengalami

peningkatan.

4.1.2. Kinerja Korporasi

Secara umum, kinerja sektor korporasi di

Papua pada triwulan IV 2017 mendukung

peningkatan perekonomian Papua. Hal

tersebut tercermin dari hasil liaison yang

dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua. Beberapa indikator

kinerja perusahaan pada triwulan IV 2017

menunjukkan kondisi kenaikan.

Penjualan Domestik dan Investasi

Penjualan domestik pada triwulan IV 2017

mengalami kenaikan dibanding triwulan III

2017. Tercatat likert scale pada triwulan

laporan sebesar 0,17, lebih tinggi dibanding

triwulan III 2017 yang berada di level -0,5.

Kenaikan penjualan domestik terutama

terjadi pada lapangan usaha Perdagangan

Besar, sejalan dengan pelaksanaan perayaan

natal dan tahun baru. Selain itu, kenaikan

realisasi belanja pemerintah di akhir tahun

juga menjadi faktor pendorong peningkatan

penjualan domestik.

Sementara itu, kinerja komponen investasi

pada triwulan IV 2017 berada di level positif

sebesar 0,83, lebih tinggi dari triwulan III

2017 yang sebesar 0,63. Peningkatan

investasi salah satunya dilakukan oleh

contact liaison di bidang jasa pengangkutan

Sumber : Liaison KPw BI Papua, diolah

Grafik 4.1 Kinerja Korporasi Berdasarkan

Liaison

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

PenjualanDomestik

utilisasi Investasi Harga Jual TenagaKerja

Upah BiayaBahan Baku

BiayaEnergi

QI 2016 s.d. QIV 2017Likert Scale

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

49

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

berupa penambahan Rubber Tyred Gantry

(RTG) Crane yang bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas bongkar muat

petikemas di Pelabuhan Jayapura.

Sementara, contact liaison di lapangan

usaha perdagangan, hotel dan restoran

menyatakan bahwa investasi cenderung

stabil.

Biaya dan Harga Jual

Dari sisi biaya, hasil liaison menunjukkan

bahwa komponen biaya bahan baku

mengalami kenaikan pada triwulan IV 2017.

Indeks kemahalan konstruksi di Papua pada

tahun 2017 merupakan salah satu yang

tertinggi secara nasional.

Di sisi lain, harga jual mengalami kenaikan.

Contact liaison menyatakan bahwa kenaikan

tersebut salah satunya disebabkan oleh

peningkatan permintaan seiring

berlangsungnya even natal dan tahun baru.

Kondisi Keuangan

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua menunjukkan

bahwa kondisi keuangan korporasi pada

triwulan IV 2017 secara umum masih relatif

terjaga. Komponen likuiditas, rentabilitas

dan akses kredit pada triwulan laporan

berada dalam kondisi positif, lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya.

Dari sisi likuiditas, 68% korporasi

menyatakan bahwa kondisi likuiditas

perusahaan masih stabil. Sementara itu,

kenaikan tingkat likuiditas terutama terjadi

pada pelaku usaha di lapangan usaha

perdagangan dan hotel, dimana 18% pelaku

usaha menyatakan bahwa likuiditas

perusahaan mengalami kenaikan. Even

perayaan natal dan tahun baru menjadi salah

satu faktor pendorong kenaikan likuiditas

pada periode laporan.

Dari sisi rentabilitas, 68% korporasi

menyatakan bahwa laba yang dihasilkan

melalui pemanfaatan aset/modal pada

triwulan IV 2017 relatif stabil. Sementara itu,

kenaikan tingkat rentabilitas terutama terjadi

pada korporasi di lapangan usaha

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Papua, diolah

Grafik 4.2 Perkembangan Akses Kredit,

Likuiditas dan Rentabilitas

Sumber : Liaison KPw BI Papua, diolah Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Papua, diolah

Grafik 4.3 % Korporasi Berdasar Likuiditas per

Sektor

Grafik 4.4 % Korporasi Berdasar Rentabilitas per

Sektor

18

.18

0

11

.76

-2.6

7

-33

.33

-18

.18 -7

.69

18

.75

35

.85

28

.13

42

.86

46

.38

27

.54

21

.79

24

.32

24

.36

37

.74

29

.69

40

.00

49

.28

34

.78

23

.08

25

.68

29

.49

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV

2016 2017

Akses Kredit Likuiditas korporasi Rentabilitas korporasi

% SBT

0% 20% 40% 60% 80% 100%

LGA

Bangunan

Perdagangan

Hotel

Angkutan

Jasa

Naik Stabil Turun

0% 20% 40% 60% 80% 100%

LGA

Bangunan

Perdagangan

Hotel

Angkutan

Jasa

Naik Stabil Turun

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

50

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

perdagangan yang dinyatakan oleh 9% dari

responden. Kenaikan tersebut relatif sejalan

dengan kondisi likuiditas, dimana even natal

dan tahun baru menjadi faktor pendorong

kenaikan rentabilitas.

4.1.3. Eksposure Perbankan Sektor

Korporasi

Sejalan dengan perbaikan kinerja korporasi,

intermediasi perbankan kepada sektor

korporasi mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dari akselerasi pertumbuhan kredit

kepada debitur korporasi. Lebih lanjut, risiko

kredit korporasi yang tercermin dari rasio

NPL mengalami perbaikan walaupun masih

tercatat di atas batas aman. Sementara itu,

Dana Pihak Ketiga (DPK) milik korporasi di

perbankan mengalami kenaikan lebih tinggi

didorong oleh akselerasi deposito dan giro.

Pada periode laporan, DPK korporasi secara

signifikan tumbuh sebesar 83,41% (yoy)

lebih tinggi dibanding pertumbuhan

triwulan III 2017 yang mencapai 10,09%

(yoy). Sementara kredit tumbuh 2,32% (yoy)

setelah mengalami kontraksi pada triwulan

sebelumnya yang sebesar -4,01% (yoy). Di

sisi lain, kualitas kredit mengalami

penurunan, tercermin dari Non Performing

Loans (NPL) yang meningkat dan masih

berada diatas ketentuan Bank Indonesia

sebesar 5%.

Dari sisi kredit, mayoritas kredit korporasi

masih disalurkan ke lapangan usaha

perdagangan, konstruksi dan pertanian. Dari

ketiga lapangan usaha dominan tersebut,

hanya perdagangan yang tumbuh lebih

tinggi disbanding triwulan sebelumnya.

Kenaikan penyaluran kredit pada lapangan

usaha perdagangan sejalan dengan

perayaan natal dan tahun baru. Sementara,

lapangan usaha konstruksi dan pertanian

mengalami kontraksi pada triwulan ini.

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.7 Perkembangan DPK, Kredit dan NPL Grafik 4.8 % Proporsi Kredit per Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi per

Sektor

Grafik 4.6 Perkembangan NPL per Sektor

10%

11%

12%

13%

14%

15%

16%

17%

18%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

DPK (yoy) Kredit (yoy) NPL (sb.kanan)

yoy NPL

16.74% 16.02% 16.20% 17.41% 18.27%13.72% 12.95% 12.80%

21.23% 24.09% 24.74% 21.54% 17.79%21.27% 23.16% 20.43%

26.64%26.82% 26.14% 28.08% 29.74% 32.08% 29.31% 30.14%

6.98% 6.08% 6.52% 6.18% 7.22% 6.86% 10.91% 12.08%

12.46% 11.00% 10.17% 9.54% 8.74% 7.60% 6.88% 6.21%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

-50%

-25%

0%

25%

50%

75%

100%

125%

150%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

yoy

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

51

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Kinerja keuangan daerah yang kurang

optimal menjadi salah satu penyebab

kontraksi pada lapangan usaha konstruksi.

Dari sisi kualitas kredit, terlihat bahwa

mayoritas lapangan usaha memiliki NPL

diatas 5%. Hanya lapangan usaha pertanian

dan perdagangan yang memiliki NPL

dibawah 5%. Secara mendalam dapat

diketahui bahwa penurunan NPL lapangan

usaha pertanian terjadi sejak triwulan II

2017. Berdasarkan informasi dari Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), penurunan NPL yang

signifikan tersebut lebih disebabkan oleh

koreksi pembukuan oleh pihak perbankan.

Dari sisi penggunaan, tidak terdapat

perubahan struktur penyaluran kredit,

dimana lebih dari 60% kredit korporasi yang

disalurkan digunakan untuk modal kerja dan

lebih dari 30% untuk kredit investasi.

Penyaluran kredit korporasi untuk modal

kerja pada triwulan IV 2017 tumbuh sebesar

mencapai 0,56% (yoy), mengalami

perbaikan dibanding triwulan III 2017 yang

terkontraksi sebesar 8,04% (yoy). Sementara

itu, kredit investasi meningkat sebesar

8,18% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih

tinggi dari triwulan III 2017 yang tumbuh

sebesar 7,75% (yoy). Kondisi tersebut relatif

sejalan dengan realisasi berbagai proyek

pembangunan yang cenderung meningkat

di akhir tahun.

Sementara itu, kualitas kredit baik modal

kerja maupun investasi pada triwulan

laporan belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan dan masih berada diatas 5%.

Perbaikan NPL tersebut sejalan dengan siklus

pencairan belanja pemerintah di akhir tahun

sehingga kemampuan pembayaran

korporasi relatif meningkat.

Dari sisi DPK, komposisi giro masih menjadi

yang paling dominan pada triwulan IV 2017

dengan persentase penempatan lebih dari

50%. Sementara penempatan dana pada

komponen tabungan dan deposito di

triwulan III 2017 masing-masing sebesar

22,5% dan 13,7%.

Dalam perkembangannya, giro tumbuh

sebesar 75,08% (yoy) pada triwulan laporan.

Demikian juga dengan deposito yang

tumbuh positif sebesar 66,64% (yoy).

Sementara, tabungan mengalami

pertumbuhan signifikan sebesar 110,63%

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.9 % Proporsi Kredit Berdasar

Penggunaan

Grafik 4.10 Kinerja Kredit dan NPL Berdasar

Penggunaan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.11 Perkembangan DPK

75.53% 75.83%66.24% 64.72% 63.35% 64.66% 63.46% 63.61%

23.58% 23.14%32.28% 34.09% 36.19% 35.00% 36.23% 36.04%

0.89% 1.03% 1.48% 1.19% 0.46% 0.34% 0.31% 0.35%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017

Modal Kerja Investasi Konsumsi

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV

2016 2017

g Modal Kerja (sb.kanan) g Investasi (sb.kanan) NPL Modal Kerja NPL Investasi

yoy

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Giro (sb.kanan) Tabungan (sb.kanan) Deposito (sb.kanan)

g Giro g Tabungan g Deposito

yoy Pangsa

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

52

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

III 2017 yang sebesar 35,69% (yoy).

4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA

4.2.1. Sumber Kerentanan Sektor Rumah

Tangga

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kerentanan sektor Rumah Tangga, yaitu

pendapatan, tingkat konsumsi dan persepsi

terhadap harga. Berdasarkan hasil Survei

Konsumen (SK) pada triwulan IV 2017 yang

dilakukan oleh KPwBI Provinsi Papua, dapat

diketahui bahwa tingkat keyakinan

masyarakat terhadap kondisi perekonomian

cenderung semakin optimis.

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

optimisme masyarakat di ketiga komponen

pembentuk IKE pada periode laporan

mengalami kenaikan yang relatif tinggi.

Perayaan natal dan tahun baru menjadi salah

satu faktor pendorong optimisme

masyarakat.

Sementara itu, ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi ekonomi ke depan (IEK)

masih terjaga. Dari ketiga komponen

pembentuk IEK, masyarakat sangat optimis

bahwa ketersediaan lapangan kerja ke

depan akan relatif lebih baik. Namun di sisi

lain, tingkat pendapatan ke depan

dipersepsikan lebih rendah seiring

penurunan ketersediaan lapangan kerja.

Sumber : Survei Konsumen, diolah Sumber: Survei Konsumen, diolah

Grafik 4.12 Perkembangan Indeks Keyakinan

Konsumen

Grafik 4.13 Perkembangan Indikator SK Lainnya

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Sumber: Survei Konsumen, diolah

Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran Masyarakat Grafik 4.15 Alokasi penggunan Pengeluaran

Berdasarkan Tingkat

Pengeluaran/bulan

100

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN ( IKK )

INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI ( IKE )

INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ( IEK )

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Ekspektasi EkonomiKondisi Ekonomi Saat Ini

Pes

imis

Op

tim

is

Indeks

Indeks Penghasilan Konsumen

Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Penghasilan Konsumen (Ekspektasi)

Indeks Kegiatan Usaha

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (Ekspektasi)

60.6 58.4 60.7 65.7 50.0 52.6 50.73 55.860.7 58.37 58.2 57.0

8.2 11.99.7 8.0 3.6 4.7 4.53 4.3

10.4 12.93 14.0 12.8

33.2 34.3 30.7 31.0 22.3 22.1 20.07 21.9 28.9 28.70 27.8 30.2

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

I 201

7II

20

17

III 2

017

IV 2

01

7

Rp1 - 2 jt Rp2,1 - 3 jt Rp3,1 - 4 jt Rp4,1 - 5 jt Rp5,1-6 jt Rp6,1-7 jt Rp7,1-8 jt >Rp8 jt

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

53

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Berlalunya perayaan natal dan tahun baru

menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kondisi tersebut.

Dari sisi pengeluaran, tidak terdapat

perubahan struktur alokasi pengeluaran

pada triwulan IV 2017, dimana pangsa

komponen konsumsi masih mendominasi.

Berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan

dapat diketahui bahwa pada triwulan IV

2017, seluruh tingkatan pengeluaran

memiliki persentase alokasi konsumsi

dengan kisaran 30%-62% dari total

pengeluaran. Alokasi tabungan berkisar

28% hingga 50% dari total pengeluaran.

Sementara, alokasi pembayaran cicilan

berkisar 6% hingga 28% dari total

pengeluaran. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa daya beli

masyarakat relatif terjaga dan mampu untuk

memenuhi berbagai kewajibannya.

4.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Pada triwulan IV 2017, pengelolaan

keuangan rumah tangga relatif stabil jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Persentase alokasi tabungan di atas 10%

dari pengeluaran masih dominan dan berada

pada kisaran 23%-33%. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa masyarakat masih

menjaga prinsip kehati-hatian dalam

pengelolaan keuangan.

Dilihat dari perilaku berutang, terdapat

kenaikan nilai utang masyarakat, dimana

jumlah masyarakat yang memiliki debt to

service ratio (DSR) >10% mengalami

penurunan dibanding triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, persentase masyarakat dengan

DSR <10% mengalami kenaikan. Kondisi

tersebut mengindikasikan bahwa

pengelolaan utang masyarakat masih relatif

terjaga.

4.2.3. Eksposure Perbankan dalam

Rumah Tangga

Perkembangan indikator perbankan di

sektor rumah tangga pada triwulan IV 2017

menunjukkan peningkatan. DPK tumbuh

signifikan sebesar 16,66% (yoy) lebih tinggi

dari triwulan III 2017 yang tumbuh sebesar

6,12% (yoy). Demikian juga dengan kredit

yang tumbuh 10,56% (yoy) pada triwulan

laporan, lebih tinggi dari triwulan III 2017

yang sebesar 6,00% (yoy). Sementara, NPL

cenderung meningkat dan mencapai 3,40%

pada triwulan IV 2017. Meskipun demikian,

tingkat NPL tersebut masih berada di bawah

batas ketentuan Bank Indonesia (5%).

Secara lebih mendalam terlihat bahwa

pangsa kredit multiguna, KPR dan kredit

lainnya pada triwulan IV 2017 masih

Tabel 4.1 Alokasi Utang dan Tabungan

Masyarakat

sumber : Survei Konsumen, diolah

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

Rp1 - 2 jt 28.2% 5.1% 4.4% 2.7% 5.3% 7.6% 12.4% 15.1%

Rp2,1 - 3 jt 27.8% 3.1% 4.2% 3.3% 5.6% 8.0% 10.9% 14.0%

Rp3,1 - 4 jt 7.8% 2.0% 1.6% 1.6% 1.6% 3.3% 5.1% 2.9%

Rp4,1 - 5 jt 1.6% 0.4% 0.9% 1.1% 1.3% 1.1% 0.7% 0.9%

Rp5,1-6 jt 1.8% 0.0% 0.4% 0.4% 0.2% 0.9% 0.9% 0.7%

Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0%

Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.4% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0%

>Rp8 jt 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.0%

Total 67.3% 10.9% 12.0% 9.8% 14.4% 21.6% 30.4% 33.6%

Rp1 - 2 jt 38.9% 2.9% 6.7% 2.7% 5.3% 15.6% 15.1% 15.1%

Rp2,1 - 3 jt 22.4% 4.2% 4.4% 2.2% 6.2% 8.0% 8.0% 11.1%

Rp3,1 - 4 jt 8.2% 1.1% 1.8% 1.3% 2.0% 1.8% 3.6% 5.1%

Rp4,1 - 5 jt 2.2% 0.0% 0.0% 0.4% 0.0% 0.9% 0.9% 0.9%

Rp5,1-6 jt 0.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.4%

Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

>Rp8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Total 72.2% 8.2% 12.9% 6.7% 13.6% 26.2% 27.6% 32.7%

Rp1 - 2 jt 31.8% 4.4% 5.8% 4.0% 4.2% 12.4% 12.7% 16.7%

Rp2,1 - 3 jt 18.2% 7.3% 8.2% 4.7% 7.1% 12.9% 10.9% 7.6%

Rp3,1 - 4 jt 8.9% 2.2% 2.2% 1.3% 2.4% 6.0% 4.7% 1.6%

Rp4,1 - 5 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.2%

Rp5,1-6 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Rp7,1-8 jt 0.0% 0.2% 0.0% 0.0% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0%

>Rp8 jt 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.0%

Total 59.1% 14.2% 16.4% 10.2% 14.2% 31.3% 28.4% 26.0%

Rp1 - 2 jt 29.8% 4.0% 9.6% 4.2% 8.7% 10.4% 12.7% 15.8%

Rp2,1 - 3 jt 22.7% 3.6% 7.1% 4.4% 5.6% 9.8% 10.2% 12.2%

Rp3,1 - 4 jt 8.9% 1.8% 1.1% 0.2% 2.0% 3.1% 2.2% 4.7%

Rp4,1 - 5 jt 0.7% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.2% 0.9% 0.0%

Rp5,1-6 jt 0.0% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.2%

Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Rp7,1-8 jt 0.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.4%

>Rp8 jt 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.4%

Total 62.4% 10.0% 18.4% 9.1% 16.4% 23.6% 26.2% 33.8%

IV 2017

I 2017

Tabungan

III 2017

II 2017

PeriodePengeluaran/

bln

Debt Service Ratio (DSR)

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

54

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

dominan. Dari ketiga komponen yang

dominan tersebut, pertumbuhan kredit

multiguna dan KPR mengalami

pertumbuhan positif, masing-masing

sebesar 38,33% dan 16,60% (yoy).

Sementara, kredit lainnya mengalami

kontraksi sebesar 27,75% (yoy). Kondisi

tersebut mengindikasikan bahwa kebutuhan

masyarakat terhadap dana yang mudah

dicairkan di akhir tahun cenderung

meningkat, seiring perayaan natal dan tahun

baru.

Dari sisi kualitas penyaluran kredit, mayoritas

kredit rumah tangga memiliki kualitas yang

relative terjaga, tercermin dari tingkat NPL

berada dibawah 5%. Di sisi lain, kualitas

kredit lainnya mengalami penurunan,

tercermin kenaikan NPL secara signifikan

melebihi batas ketentuan Bank Indonesia

(5%). Ke depan, kenaikan NPL pada kredit

lainnya perlu diwaspadai mengingat 75%

dari kredit ini disalurkan untuk kredit

nonlapangan usaha yang kurang diketahui

secara jelas penggunaannya.

Di sisi penghimpunan dana, DPK rumah

tangga di Papua pada triwulan IV 2017

secara umum mengalami kenaikan.

Berdasarkan komponennya, tabungan yang

merupakan komponen dengan pangsa

dominan dalam DPK rumah tangga pada

triwulan IV 2017 tumbuh sebesar 23,09%

(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

III 2017 yang sebesar 7,21% (yoy). Kinerja

deposito pada periode laporan juga

mengalami kenaikan sebesar 5,66% (yoy)

setelah kontraksi sebesar -0,57% (yoy) pada

triwulan III 2017. Sebaliknya komponen giro

mengalami kontraksi sebesar -1,39% (yoy)

jauh lebih rendah dari triwulan III 2017 yang

tumbuh sebesar 14,51% (yoy). Kondisi

tersebut mengindikasikan bahwa

pengelolaan keuangan masyarakat relatif

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK, Kredit dan NPL

Rumah Tangga

Grafik 4.17 % Proporsi Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Grafik 4.19 Perkembangan NPL Rumah Tangga

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

3.5%

4.0%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

DPK Kredit NPL (sb.kanan)

yoy NPL

18.06% 18.82% 19.22% 19.24% 20.00% 20.03% 20.58% 20.42%

65.14% 64.83% 63.98%

41.18% 44.00% 44.79%48.56% 51.87%

14.94% 14.44% 14.84%

37.79% 34.23% 33.15% 28.22% 24.86%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

-1.0%

-0.5%

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

I II III IV I II III IV

2016 2017

KPR KKB RT. Multiguna Lainnya

yoy

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

I II III IV I II III IV

2016 2017

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

55

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

baik dan cenderung memilih instrument

penempatan dana yang lebih mudah

dicairkan dalam menghadapi natal dan

tahun baru.

4.3. AKSES KEUANGAN UMKM

Pada triwulan IV 2017, penyaluran kredit

kepada UMKM di Papua secara umum

mengalami penurunan. Tercatat penyaluran

kredit UMKM mencapai Rp10,34 triliun,

menurun sebesar -2,23% (yoy)

dibandingkan periode yang sama di tahun

2016 yang mencapai Rp10,58 triliun.

Berdasarkan penggunaannya, kredit UMKM

tersebut mayoritas digunakan sebagai modal

kerja dengan pangsa sebesar 72%

sedangkan sisanya digunakan untuk

investasi dan konsumsi.

Secara sektoral, penurunan penyaluran

kredit UMKM terutama disebabkan oleh

penurunan sektor konstruksi yang

terkontraksi sebesar -14,40%(yoy) disusul

oleh pertanian dan jasa masyarakat yang

masing-masing terkontraksi sebesar -

12,22% (yoy) dan -10,00% (yoy). Di sisi lain

terjadi peningkatan penyaluran kredit

UMKM pada sektor perdagangan dan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.20 Perkembangan Kredit UMKM dan

NonUMKM

Grafik 4.21 Kredit UMKM Berdasarkan

Penggunaan

Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.22 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

NonUMKM UMKM

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Rp Triliun

Modal kerja Investasi

g Modal kerja (sb. kanan) g Investasi (sb. kanan)

yoy

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

Rp Triliun

Pertanian Konstruksi Perdagangan Akomodasi, makanan Transpor, komunikasi Jasa Masyarakat

g Pertanian g Konstruksi g Perdagangan g Akomodasi, makanan g Transpor, komunikasi g Jasa Masyarakat

yoy

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

56

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

transportasi yang tumbuh masing-masing

sebesar 0,07% (yoy) dan 14,39 (yoy).

Dari sisi risiko kredit, secara umum NPL kredit

UMKM mengalami perbaikan, namun masih

diatas ketentukan Bank Indonesia (5%).

Tercatat NPL kredit UMKM pada triwulan IV

2017 sebesar 7,92% lebih rendah dari

triwulan III 2017 yang sebesar 9,13% dan

lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2016

yang sebesar 8,25%.

Berdasarkan sisi penggunaan, penurunan

risiko kredit disebabkan oleh membaiknya

tingkat NPL pada kredit investasi dan kredit

modal kerja. Tercatat, NPL kredit investasi

turun dari 9,80% pada triwulan III 2017

menjadi 9,16% pada triwulan IV 2017. Hal

yang sama terjadi pada kredit modal kerja

yang mengalami penurunan tingkat NPL dari

8,87% pada triwulan IV 2017 menjadi

7,44% pada triwulan IV 2017.

Secara sektoral, penurunan risiko kredit

UMKM terutama disebabkan oleh

membaiknya kualitas kredit sektor

perdagangan dan pertanian dengan tingkat

NPL masing-masing sebesar 3,79% dan

1,30%. Sedangkan sektor lainnya masih

berada di atas 5% dengan NPL terbesar

adalah sektor jasa masyarakat, akomodasi

makan dan minum serta sektor konstruksi

dengan tingkat NPL masing-masing sebesar

21,18%, 20,80% dan 19,66%.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

57

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Perkembangan transaksi system Klining Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Papua pada

triwulan IV 2017 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, baik secara volume dan

nominal. Transaksi melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada

triwulan laporan juga tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu,

aliran uamg kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua

menunjukkan posisi net outflow pada triwulan IV 2017 sebesar Rp3.257 miliar.

Kondisi tersebut salah satunya disebabkan pencairan dana desa di provinsi Papua dan tingginya

kebutuhan uang tunai terkait perayaan hari raya natal dan tahun baru.

PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN

DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

58

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

5.1 SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan transaksi nontunai di Papua

cenderung mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan III 2017, sejalan

dengan kondisi pertumbuhan perekonomian

Papua. Pada triwulan IV 2017, terjadi

peningkatan secara volume maupun

nominal transaksi yang dilakukan melalui

SKNBI dengan nilai yang mencapai Rp3,09

triliun dan volume 87.818 lembar warkat.

Jumlah tersebut meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang mencatatkan nilai

sebesar Rp2,72 triliun dengan volume

81.433 lembar warkat. Bila dibandingkan

dengan periode yang sama tahun lalu,

volume transaksi SKNBI mengalami

peningkatan 0,95% (yoy) sedangkan nilai

transaksi mengalami penurunan sebesar

20,01% (yoy). Hal ini sejalan dengan tren

penggunaan Cek dan Bilyet Giro yang

semakin menurun di Indonesia.

5.1.1 Transaksi SKNBI

Secara spasial, penatausahaan transaksi

kliring di provinsi Papua masih diakomodasi

dari dua wilayah yaitu kota Jayapura dan

kabupaten Biak. Proporsi transaksi kliring

masih didominasi oleh pemenuhan dari kota

2 Pembatasan nominal transaksi SKNBI tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No.17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia. Peraturan tersebut juga telah disampaikan secara detail kepada seluruh peserta BI-RTGS dan SKNBI melalui Surat Edaran No. 17/35/DPSP perihal Batas Nilai Nominal Transfer Dana Melalui BI-RTGS dan SKNBI yang tertanggal 13 November 2015.

Jayapura sebesar 91,85% terhadap

keseluruhan nominal transaksi kliring,

sementara dari kabupaten Biak hanya

mengakomodasi sebesar 8,15%.

Berdasarkan nominalnya, transaksi kliring di

kota Jayapura mencapai Rp2,83 triliun

sedangkan di kabupaten Biak hanya sebesar

Rp250 miliar. Sementara apabila dilihat dari

fisik penukaran warkat, di kabupaten Biak

sepanjang triwulan IV 2017 sebanyak 3.066

lembar warkat yang ditukarkan atau jauh

lebih rendah dibandingkan kota Jayapura

yang mencapai 85.576 lembar warkat.

Volume transaksi SKNBI yang terjadi di tahun

2017 adalah sebesar 324.763 transaksi,

meningkat sebesar 0,82% (yoy)

dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yaitu sebesar 322.134 transaksi, dengan

nominal transaksi Rp11,43 Trilliun, menurun

sebesar 27,82% (yoy) dari tahun sebelumnya

yaitu Rp15,83 trilliun. Hal ini sejalan dengan

pemberlakukan ketentuan yang membatasi

nominal transaksi yang dilakukan melalui

SKNBI yaitu maksimal sebesar Rp500 juta per

transaksi2.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI

2014-2017

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

2016-2017

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

59

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

5.1.2 Transaksi BI-RTGS

Transaksi yang dilakukan melalui Sistem BI-

RTGS di provinsi Papua pada triwulan IV

2017 mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Jumlah nominal yang ditransaksikan melalui

Sistem BI-RTGS selama triwulan IV 2017

sebesar Rp2,83 triliun, naik 31,30% (yoy)

lebih tinggi dari triwulan yang sama pada

tahun sebelumnya. Jumlah ini juga naik

dibandingkan dengan transaksi triwulan III

2017 yang sebesar Rp1,09 triliun. Volume

transaksi yang terjadi pada di triwulan IV

2017 sebanyak 2.368 transaksi, meningkat

24,24% (yoy) lebih tinggi dari triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya. Volume

transaksi Sistem BI-RTGS yang terjadi di

tahun 2017 adalah sebesar 7.586 transaksi,

meningkat sebesar 63,53% (yoy)

dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yaitu sebesar 4.639, dengan nominal

transaksi Rp7,09 Trilliun, meningkat sebesar

18,93% (yoy) dari tahun sebelumnya yaitu

Rp5,96 trilliun.

Peningkatan nominal transaksi yang

dilakukan melalui sistem BI-RTGS sejalan

dengan meningkatnya pertumbuhan

perekonomian provinsi Papua dan mulai

meningkatnya realisasi pembayaran proyek

pemerintah.

5.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar

Aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan

Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Papua

menunjukan posisi net outflow pada

triwulan IV 2017 sebesar Rp3.257 miliar.

Posisi net outflow tersebut menggambarkan

besarnya uang yang keluar dari sistem

pembayaran pada triwulan IV 2017.

Hal ini karena peningkatan peredaran uang

di masyarakat yang tinggi, sejalan dengan

penggunaan pembayaran proyek

pemerintah dan bantuan-bantuan sosial

serta kebutuhan masyarakat menjelang natal

dan tahun baru 2018 yang membentuk pola

historis perbankan yang cenderung menarik

uang kartal dalam jumlah besar menjelang

akhir tahun.

Lebih lanjut, net outflow uang dari KPw BI

Provinsi Papua pada triwulan IV 2017

bersumber dari uang keluar sebesar Rp4,8

triliun, lebih banyak dibandingkan uang

masuk yang tercatat sebesar Rp1,5 triliun.

Dibandingkan dengan kondisi net outflow

sepanjang tahun 2017, kondisi pada

triwulan IV 2017 merupakan yang tertinggi.

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar

Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak

Edar (UTLE) yang dimusnahkan di KPw BI

Provinsi Papua pada triwulan laporan sebesar

Rp128,64 miliar, naik 23,39% (yoy)

dibandingkan triwulan yang sama pada

tahun lalu yang mencapai Rp104,26 miliar.

Hal ini mengindikasikan bahwa UTLE yang

beredar di provinsi Papua relatif menurun.

Pemusnahan UTLE tersebut merupakan

bagian dari kebijakan Clean Money Policy,

yaitu upaya Bank Indonesia untuk menjaga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui KPw BI

Papua

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

60

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

kualitas uang yang beredar di tengah

masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut secara rutin

KPwBI Provinsi Papua melakukan

pemusnahan UTLE menggunakan prinsip

good governance. Selain melakukan

pemusnahan UTLE, KPwBI Provinsi Papua

juga melaksanakan kebijakan kas keliling

yang terdiri dari kas keliling dalam kota yang

rutin diadakan 2 kali seminggu di 4 tempat

di kota Jayapura, serta kas keliling luar kota

yang dilakukan diseluruh kabupaten provinsi

Papua.

Selama triwulan IV 2017, kegiatan kas

keliling yang dilaksanakan oleh KPwBI

Provinsi Papua mengalami penurunan.

Selama triwulan IV 2016 kas keliling

dilakukan sebanyak 60 kali sedangkan pada

triwulan IV 2017 kas keliling yang

dilaksanakan sebanyak 47 kali, dengan

rincian 44 kali kas keliling dalam kota dan 3

kali kas keliling luar kota.

Selain dalam bentuk kas keliling, distribusi

uang di luar KPwBI Provinsi Papua juga

dilakukan dalam bentuk kas titipan. Hingga

triwulan IV 2017, KPwBI Provinsi Papua telah

membuka 7 (tujuh) lokasi kas titipan, yakni

di wilayah Sorong, Merauke, Timika, Biak,

Wamena, Serui, dan Nabire. Tujuan

pembentukan kas titipan adalah untuk

melayani tingginya kebutuhan uang layak

edar di Provinsi Papua.

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli

Jumlah temuan uang palsu (Upal) di KPwBI

Provinsi Papua yang berasal dari laporan

bank maupun laporan dari masyarakat,

menunjukan penurunan yang signifikan dari

triwulan sebelumnya, pada triwulan

sebelumnya tercatat sebanyak 27 lembar,

turun menjadi 7 lembar.

KPwBI provinsi Papua terus berupaya untuk

menekan peredaran Upal di masyarakat,

diantaranya dengan menyelenggarakan

sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah

kepada masyarakat luas di beberapa

kabupaten/kota di provinsi Papua.

Sepanjang tahun 2017, tercatat KPwBI

Provinsi Papua telah melakukan 30 kali

pelaksanaan sosialisasi.

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang

Rupiah

KPwBI Provinsi Papua terus melakukan upaya

untuk menegakkan Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 17/3/PBI/2015 tentang

Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia,

khususnya di wilayah perbatasan RI-PNG.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) di Papua

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua

Sumber:Bank Indonesia, diolah

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

61

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Upaya sosialisasi terus dilakukan, baik yang

dilaksanakan secara mandiri oleh KPwBI

Provinsi Papua maupun bekerjasama dengan

berbagai stakeholder terkait. Selain itu,

KPwBI Provinsi Papua saat ini berupaya

untuk membentuk Satuan Tugas Pengawal

(Satgaswal) Kewajiban Penggunaan Uang

Rupiah di Wilayah NKRI, Perbatasan RI

PNG. Melalui pembentukan Satgaswal,

diharapkan penegakkan kewajiban

penggunaan rupiah dapat dilaksanakan

dengan lebih efektif.

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

62

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

BOKS

PERKEMBANGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI PROVINSI PAPUA

Perkembangan transaksi nontunai di Papua

mengalami peningkatan. Hal ini sejalan

dengan semakin banyaknya jumlah Electronic

Data Capture (EDC) di Papua guna

mengakomodir kebutuhan masyarakat atas

transaksi nontunai.

Jumlah mesin EDC meningkat secara

signifikan dibandingkan dengan tahun 2016.

Jumlah mesin EDC di tahun 2016 adalah

sebanyak 8.493 mesin sedangkan di tahun

2017 adalah sebanyak 30.420 mesin atau

meningkat sebesar 258% (yoy). Jumlah mesin

EDC di Provinsi Papua adalah sebesar 1,53%

dari total mesin EDC di seluruh Indonesia, yang

sebesar 1.982.660 mesin EDC.

Sehubungan dengan penggunaan kartu

kredit di Papua, pada semester II tahun 2017,

nominal transaksi kartu kredit pada semester

II 2017 adalah sebesar menunjukan

peningkatan sebesar Rp797 milyar, meningkat

10,34% dibandingkan dengan semester

sebelumnya. Bila dibandingkan dengan

periode yang sama tahun lalu, nilai transaksi

kartu kredit mengalami peningkatan sebesar

138% (yoy). Namun demikian, terjadi

penurunan pada volume transaksi sebesar

98,10% dari semester sebelumnya, pada

semester I tahun 2017 menunjukan 16,61 juta

transaksi menjadi 315 ribu transaksi pada

semester II tahun 2017. Bila dibandingkan

dengan periode yang sama tahun lalu, volume

transaksi kartu kredit mengalami `penurunan

sebesar 97,64% (yoy). Hal ini menunjukan

3 Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 14/2/PBI/2012

tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan

bahwa pada semester II 2017 rata-rata

nominal per transaksi kartu kredit di Papua

dilakukan dengan nominal yang lebih tinggi

dari semester sebelumnya.

Total nominal transaksi kartu kredit di tahun

2017 adalah sebesar Rp1,52 triliun dengan

sebagian besar transaksi digunakan untuk

penarikan tunai3, yaitu sebesar 42,24% dari

nominal transaksi. Jumlah tersebut

mencerminkan kebutuhan masyarakat di

Papua terhadap uang tunai masih cukup

tinggi.

Mempertimbangkan kebutuhan masyarakat di

Papua terhadap uang tunai yang cukup tinggi.

KPwBI Provinsi Papua senantiasa

melaksanakan sosialisi terkait Gerakan

Nasional Non Tunai (GNNT). Selama tahun

2017, KPwBI Provinsi Papua telah melakukan

sosialisasi melalui berbagai jenis kegiatan,

seperti Pekan GNNT, Pasar Murah GNNT, dan

Fun Run, pada seluruh kegiatan dimaksud,

masyarakat diminta untuk menggunakan alat

pembayaran nontunai untuk setiap transaksi

yang digunakan dalam kegiatan tersebut,

Menggunakan Kartu, yang dimaksud dengan tarik tunai adalah penarikan uang menggunakan kartu kredit di ATM, bukan di alat EDC pedagang/merchant.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik B3.1 Penggunaan Kartu Kredit di Papua

berdasarkan Jenis Transaksi

0

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

Tarik Tunai Belanja Online PembayaranTagihan

Lainnya

Nominal (Rp juta) Volume (ribu)

Nominal Volume

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

63

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

sehingga masyarakat dapat merasakan

kemudahan dalam menyelesaikan transaksi

secara nontunai.

Selanjutnya, walaupun banyak dampak positif

atas penggunaan transaksi nontunai, tetap

perlu diwaspadai terkait dengan potensi fraud

yang terjadi atas transaksi nontunai.

Berdasarkan laporan bank, jumlah fraud

transaksi kartu kredit pada semester II 2017

adalah sebanyak 16 transaksi, meningkat

signifikan dari semester sebelumnya yaitu

sebanyak 2 transaksi fraud.

Sehubungan dengan hal tersebut, KPwBI

Provinsi Papua terus melakukan sosialisasi

terkait dengan peningkatan pemahaman

masyarakat guna meningkatkan keamanan

dalam pelaksanaan transaksi nontunai, seperti

larangan double swiping oleh merchant, selalu

menjaga kerahasiaan password dari APMK,

dan fitur serta cara menjaga keamanan dari

transaksi nontunai lainnya.

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

64

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Jumlah tenaga kerja di Papua pada triwulan IV 2017 mengalami peningkatan dibanding

periode yang sama tahun 2017 namun disertai kenaikan tingkat pengangguran terbuka.

Secara umum kesejahteraan masyarakat Papua cenderung membaik dan jumlah penduduk

miskin menurun. Tingkat kesenjangan menunjukan kecenderungan menurun walaupun masih

berada di atas nilai rata-rata nasional. Disamping itu, garis kemiskinan juga mengalami

peningkatan walaupun tidak signifikan. Di sisi lain, penurunan terjadi pada nilai tukar petani

yang mengindikasikan terjadinya penurunan kesejahteraan petani di Papua.

KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

65

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

6.1 Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja di Papua pada rilis

Agustus 2017 mengalami kenaikan

dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka

pada rilis Agustus 2017 sebesar 3,62% naik

dibandingkan Agustus 2016 sebesar 3,35%.

6.1.1 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja di Papua pada rilis agustus

2017 mencapai 1,69 juta meningkat sebesar

2,08% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun 2016. Seiring dengan peningkatan

jumlah tenaga kerja, tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) di Papua mengalami

peningkatan dari 74,13% pada rilis Agustus

2016 menjadi 76,94% pada rilis Agustus

2017.

Secara komposisi tenaga kerja berdasarkan

lapangan usaha, tidak terdapat perubahan

yang signifikan. Mayoritas penduduk Papua

bekerja pada lapangan usaha pertanian,

perkebunan, kehutanan, perburuan,

perikanan dengan persentase sebesar 68,5%.

Selanjutnya, lapangan usaha jasa

kemasyarakatan, sosial dan perorangan

sebesar 13,6%. Hal tersebut sejalan dengan

struktur ekonomi Papua, dimana lapangan

usaha pertanian menjadi salah satu motor

penggerak ekonomi disamping lapangan

usaha pertambangan.

Sementara itu, dari sisi pertumbuhannya

lapangan usaha industri pengolahan

mencatatkan pertumbuhan terbesar yaitu

sebesar 16,46% (yoy) diikuti oleh lapangan

usaha pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan, perikanan yang tumbuh sebesar

6,18% (yoy) dan lapangan usaha jasa

kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang

juga tumbuh sebesar 3,68%. Peningkatan

penyerapan tenaga kerja lapangan usaha

pertanian didorong oleh masuknya periode

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama

Sumber:BPS, diolah

Sumber: BPS, diolah

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.1 Komposisi pekerja berdasarkan

Lapangan Usaha Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga

Kerja Papua Berdasarkan Lapangan Usaha

Feb Ags Feb Ags Feb Ags

Penduduk Usia 15+ (ribu orang) 2.157 2.189 2.213 2.245 2.269 2.291

Angkatan Kerja (ribu orang) 1.710 1.742 1.743 1.722 1.754 1.763

Bekerja (ribu orang) 1.646 1.672 1.691 1.664 1.684 1.699

Penganggur (ribu orang) 64 69 52 58 69 64

Bukan Angkatan Kerja (ribu Orang) 447 447 470 523 515 528

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 79,26 79,57 78,77 74,13 77,3 76,94

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,72 3,99 2,97 3,35 3,96 3,62

Sumber : BPS

Uraian201720162015

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017

Lainnya

Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi

Industri

Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan

ribu orang

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017

Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan

Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi

Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

Lainnya

Industri [skala kanan]

% %

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

66

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

panen beberapa komoditas seperti beras dan

tanaman holtikultura.

Kondisi yang relatif berbeda terlihat dari hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

dilakukan oleh Bank Indonesia di Papua

selama triwulan IV 2017. Berdasarkan hasil

survei, penyerapan tenaga kerja lapangan

usaha pertanian dan industri pengolahan pada

triwulan IV 2017 relatif stabil dibanding

triwulan sebelumnya. Sementara itu

penyerapan tenaga kerja lapangan usaha jasa

meningkat sebesar 0,12% dibanding triwulan

sebelumnya. Selain itu penyerapan tenaga

kerja lapangan usaha perdagangan pada

triwulan laporan juga naik sebesar 0,15%. Hal

tersebut disebabkan oleh meningkatnya

aktivitas perdagangan menjelang perayaan

Natal dan tahun baru.

Berdasarkan status pekerjaannya, 78,2%

tenaga kerja di Papua bekerja di lapangan

usaha informal dengan rincian pekerja

keluarga/tak dibayar sejumlah 32,4% dan

pekerja lainnya 45,8%. Hal tersebut sejalan

dengan penyerapan tenaga kerja yang

mayoritas bekerja di lapangan usaha pertanian

yang merupakan lapangan usaha informal.

Kemudian dilihat dari lama waktu bekerjanya,

mayoritas tenaga kerja merupakan pekerja

penuh waktu dengan pangsa sebesar

58,81%.

6.1.2 Pengangguran

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Papua

pada triwulan IV naik menjadi 3,62% dari

sebelumnya 3,35% pada periode yang sama

tahun sebelumnya, namun masih lebih rendah

dibanding angka TPT nasional yang mencapai

5,5%.

Berdasarkan tingkat pendidikannya, Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di

Papua pada tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Atas yang mencapai 9,13% lebih

tinggi dari periode yang sama tahun 2016

sebesar 5,71%. Kemudian, hal yang sama

terjadi pada tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Kejuruan yang turun dari 16,41%

menjadi 8,73% serta pada tingkat pendidikan

Diploma I/II/III yang juga mengalami

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Lapangan

Usaha Berdasarkan SKDU

Sumber : BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut

Status Pekerjaan Utama

Grafik 6.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut

Lama Bekerja

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017

PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

JASA - JASA

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017

Informal

Formal

ribu orang

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017

Penuh Waktu

Tidak Penuh Waktu

ribu orang

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

67

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

penurunan dari 7,04% menjadi 5,87%. Hal

tersebut sejalan dengan program pemerintah

untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja

dari sekolah kejuruan dan sekolah vokasi.

Sebaliknya TPT terendah ada pada tingkat

pendidikan Sekolah Dasar ke bawah yaitu

sebesar 1,13% sedikit naik dari periode yang

sama di tahun sebelumnya yang sebesar

1,09%. TPT yang rendah pada tingkat

pendidikan ini disebabkan sebagian besar

tenaga kerja pada tingkat pendidikan ini

bekerja pada lapangan usaha informal yang

tidak memerlukan kualifikasi pendidikan yang

tinggi.

6.2 Kesejahteraan

Secara umum kesejahteraan masyarakat

Papua cenderung membaik dan jumlah

penduduk miskin menurun. Tingkat

kesenjangan menunjukan kecenderungan

menurun walaupun masih berada di atas nilai

rata-rata nasional. Disamping itu, dilihat dari

garis kemiskinan juga mengalami peningkatan

walaupun tidak signifikan. Di sisi lain,

penurunan terjadi pada nilai tukar petani yang

mengindikasikan terjadinya penurunan

kesejahteraan petani di Papua.

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan

Tingkat kemisikinan di Papua cenderung

mengalami penurunan tercermin dari semakin

berkurangnya pangsa penduduk miskin.

Jumlah penduduk miskin Papua berkurang

dari 28,4% pada Agustus 2016 menjadi

27,76% pada Agustus 2017 namun masih

berada di atas tingkat kemiskinan nasional

yang sebesar 10,64%.

Selain itu, tingkat kesenjangan pendapatan

yang tercermin dari indeks Gini menunjukan

sedikit penurunan dari 0,399 pada September

2016 menjadi 0,398 pada September 2017.

Angka pada September 2017 tersebut juga

berada di atas rata-rata nilai Gini Nasional

sebesar 0,391.

Sementara itu, kesenjangan antara

pengeluaran rata-rata penduduk miskin

dengan Garis Kemiskinan (GK) yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) mencapai 6,24 mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya yang mencapai

7,43. Di samping itu, ketimpangan

kesejahteraan di antara kelompok penduduk

Sumber : BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka

Menurut Pendidikan

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin Papua

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.8 Indeks Gini Papua

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017

SD ke Bawah Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan

Diploma I/II/III Universitas

TPT Papua

%

27

27,2

27,4

27,6

27,8

28

28,2

28,4

28,6

28,8

870

875

880

885

890

895

900

905

910

915

920

Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017

Jumlah Penduduk Miskin

Persentase Penduduk Miskin [skala kanan]

ribu jiwa %

0.38

0.395

0.41

0.425

S1 S2 S1 S2 S1 S2

2015 2016 2017

Index Gini Papua

Index Gini Indonesia

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

68

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

miskin (P2) juga mengalami penurunan,

tercermin dari Indeks Keparahan Kemiskinan

yang dirilis oleh BPS pada bulan September

2017 turun menjadi 1,93 dari sebelumnya

2,65 pada September 2016.

Di sisi lain, terjadi peningkatan Garis

Kemiskinan Papua dari Rp440.021 pada

September 2016 menjadi Rp464.056 pada rilis

September 2017. Nilai tersebut jauh lebih

tinggi dari rata-rata garis kemiskinan nasional

yang sebesar Rp370.910. Hal tersebut

menandakan biaya hidup minimal masyarakat

di Papua terus meningkat setiap tahunnya.

Dilihat dari pembagiannya, GK makanan

Papua jauh lebih tinggi dari GK nonmakanan,

artinya biaya hidup untuk makanan

merupakan biaya terbesar yang harus dibayar

oleh masyarakat dibandingkan biaya

nonmakanan seperti sandang, perumahan

dan lainnya. Sementara itu ditinjau dari

lokasinya, GK Kota sebesar Rp508.403 lebih

tinggi dibanding GK Desa sebesar Rp446.994.

6.2.2 Kesejahteraan Petani

Tingkat kesejahteraan petani yang diukur

dengan Nilai Tukar Petani (NTP) di Papua

mengalami penurunan. NTP Papua menurun

dari 93,75 pada triwulan III 2017 menjadi

93,26 pada triwulan IV 2017. Berdasarkan

komponennya, perubahan indeks harga

diterima petani (It) lebih kecil dari indeks harga

dibayar petani (Ib) dimana It mengalami

penurunan -0,08% dan Ib yang meningkat

sebesar 0,43%.

Jika dilihat secara sektoral, penurunan NTP

Papua terutama dipengaruhi oleh penurunan

NTP subsektor hortikultura sebesar -5,98%

(yoy). Hal tersebut disebabkan oleh penurunan

indeks kelompok sayur-sayuran sebesar -

Sumber : BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.9 Indeks Kedalaman dan keparahan

Kemiskinan Papua

Grafik 6.10 Garis Kemiskinan Papua

Sumber : BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.11 Garis Kemiskinan Kota dan Desa di

Papua

Grafik 6.12 Garis Kemiskinan Makanan dan

Nonmakanan

0

1

2

3

4

5

6

0

2

4

6

8

10

Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) [skala kanan]

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017

Garis Kemiskinan Papua (Kota+Desa) dlm Ribu Rupiah

Garis Kemiskinan Indonesia

508,403

446,994

0

100

200

300

400

500

600

Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017

Garis Kemiskinan Kota Garis Kemiskinan Desa

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017

GK Nonmakanan

GK Makanan

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

69

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

2,11% dan kelompok buah-buahan sebesar -

2,41%. Penurunan tersebut disebabkan oleh

perubahan (It) sebesar -1,55% sedangkan (Ib)

mengalami kenaikan angka indeks sebesar

0,44%. Perubahan (It) subsektor hortikultura

disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,50%

dan BPPM yang juga mengalami kenaikan

sebesar 0,02%.

Sementara itu, NTP perikanan Papua pada

triwulan IV 2017 mengalami penurunan

dibanding periode yang sama tahun 2016.

Tercatat NTP perikanan pada triwulan IV 2017

sebesar 98,28 lebih rendah sebesar -3,21%

(yoy) dibandingkan triwulan IV 2016 yang

sebesar 101,54. Penurunan tersebut

disebabkan oleh defalsi harga ikan selama

tahun 2017 sebesar -5,29% (yoy).

Deflasi yang terjadi pada komoditas volatile

foods pada 2017 menyebabkan penurunan

pendapatan produsen (petani) akibat nilai jual

yang menurun. Di sisi lain, biaya produksi dan

modal yang cenderung meningkat.

Berdasarkan hal tersebut, NTP Papua secara

umum mengalami penurunan.

Sumber : BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.13 Perkembangan NTP Papua Grafik 6.14 NTP Papua Berdasarkan Jenisnya

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

70

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Perekonomian Papua pada triwulan II 2018 diperkirakan tumbuh lebih rendah

dibandingkan triwulan I 2018. Izin ekspor konsentrat tembaga yang berakhir pada Februari

2018 diperkirakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja lapangan usaha

pertambangan dan ekspor luar negeri. Sementara, peralihan pemerintahan pasca pilkada

berpotensi membuat kinerja lapangan usaha konstruksi, konsumsi pemerintah dan

realisasi investasi tumbuh terbatas. Di sisi lain, pelaksanaan puasa dan lebaran menjadi

faktor penopang perekonomian seiring kenaikan kinerja lapangan usaha perdagangan dan

konsumsi masyarakat. Untuk keseluruhan tahun 2018, penambahan kuota ekspor,

kenaikan UMP dan rencana eksplorasi tambang secara umum menjadi faktor pendorong

pertumbuhan ekonomi.

Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2018 diperkirakan lebih tinggi dari triwulan I 2018.

Perayaan pauasa dan lebaran menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan harga. Untuk

keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua diperkirakan mengalami kenaikan dibanding tahun

2017. Kenaikan UMP dan pengaruh base effect menjadi faktor yang dapat memicu inflasi.

Di sisi lain, kebijakan perubahan harga oleh pemerintah yang relatif minimal menjadi faktor

yang dapat meredam tekanan inflasi pada tahun 2018.

PROSPEK EKONOMI

DAERAH

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

71

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

7.1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II

2018

Perekonomian Papua pada triwulan II 2018

diperkirakan mengalami perlambatan yang

terutama disebabkan terbatasnya kinerja

pertambangan. Pertumbuhan ekonomi

Papua pada periode tersebut diproyeksikan

berada pada kisaran 5,7% - 6,1% (yoy),

lebih rendah dibanding perkiraan

pertumbuhan triwulan I 2018 yang berkisar

6,4%-6,8% (yoy).

Dari sisi permintaan, larangan izin ekspor

konsentrat pasca Februari 2018 diperkirakan

memberikan pengaruh signifikan terhadap

penurunan kinerja komponen ekspor luar

negeri pada triwulan II 2018. Di sisi lain,

kinerja konsumsi rumah tangga diperkirakan

meningkat seiring perayaan puasa dan natal.

Potensi kenaikan konsumsi pemerintah

diperkirakan juga terjadi seiring pelaksanaan

pilkada. Investasi berpotensi meningkat

seiring rencana eksplorasi dan peralihan

underground mining.

Dari sisi lapangan usaha, pengaruh perizinan

ekspor dan peralihan operasional tambang

diperkirakan menjadi faktor yang

mempengaruhi perlambatan kinerja

lapangan usaha pertambangan. Selain itu,

lapangan usaha konstruksi diperkirakan

tumbuh terbatas seiring pelaksanaan pilkada

yang menyebabkan penyesuaian

pemerintahan dan pejabat pemerintah

pengambil keputusan. Namun demikian,

percepatan pembangunan beberapa proyek

pemerintah diperkirakan dapat menahan

pelemahan kinerja lapangan usaha

konstruksi. Di sisi lain, kinerja lapangan

usaha perdagangan berpotensi mengalami

kenaikan seiring pelaksanaan puasa dan

lebaran.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2018

Secara agregat, perekonomian Papua pada

tahun 2018 berpotensi tumbuh lebih tinggi

dari tahun 2017. Kenaikan kuota ekspor dan

proses negosiasi izin usaha pertambangan

yang secara umum sudah menemui

kesepakatan akan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan ekonomi Papua mencapai

kisaran 5,78% - 6,18% (yoy) lebih tinggi

dibanding 2017 yang sebesar 4,64% (yoy).

Selain itu, apabila kondisi sosial-politik

selama pelaksanaan pilkada kondusif, maka

perekonomian Papua secara umum

berpotensi terakselerasi lebih tinggi.

Dari sisi permintaan, ekspor luar negeri

diperkirakan memiliki pengaruh dominan

dalam perekonomian. Kementerian ESDM

pada Februari 2018 telah menerbitkan

Sumber: Freeport, diolah Sumber: Freeport, diolah

Grafik 7.1 Realisasi Penjualan Komoditas

Tambang Papua

Grafik 7.2 Estimasi Penjualan Komoditas

Tambang 2018

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

2015 2016 2017 2018**

Tembaga [Target] Tembaga [Riil] Emas [Target]

Emas [Riil] NTB Tambang (sk. kanan)

Cu: juta poundAu: juta ounce

Rp milyar

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV

2018p

Tembaga (juta pounds) Emas (ribu ounce)

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

72

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

rekomendasi kenaikan kuota ekspor

konsentrat tembaga dari 1,1 juta ton pada

tahun 2017 menjadi 1,2 juta ton pada tahun

2018. Selain itu, berdasarkan perkiraan

konsesus dari IMF dan World Bank, harga

komoditas tembaga pada tahun 2018

diperkirakan mengalami kenaikan seiring

pasokan tembaga dunia yang menipis.

Kinerja konsumsi rumah tangga pada tahun

2018 diperkirakan lebih tinggi dari tahun

2017. Kenaikan UMP sebesar 9,39% (yoy)

menjadi salah satu faktor yang menjaga

tingkat konsumsi masyarakat ditengah

kecenderungan kenaikan inflasi pada tahun

2018.

Proses eksplorasi underground mining yang

direncanakan dimulai sejak awal tahun 2018

akan menjadi faktor pendorong kinerja

investasi pada 2018 selain percepatan

pembangunan beberapa proyek strategis

yang sebelumnya telah berjalan.

Sementara, proses pengalihan pemerintahan

pasca pilkada di pertengahan tahun 2018

diperkirakan akan mempengaruhi

penyerapan belanja pemerintah dan

menahan kinerja konsumsi pemerintah.

Dari sisi lapangan usaha, kenaikan target

penjualan hasil tambang pada tahun 2018

menjadi salah satu indikator optimisme

pelaku usaha tambang dominan di Papua

terhadap kondisi usaha pada tahun 2018.

Tercatat, target penjualan untuk tembaga

dan emas naik 5% dan 50% (yoy)

dibandingkan tahun 2017. Permintaan di

pasar global yang diperkirakan meningkat

juga menjadi faktor pendorong kinerja

produksi pertambangan.

Sementara itu, kinerja konstruksi juga

diperkirakan mengalami kenaikan yang

didorong oleh rencana eksplorasi

underground mining dan percepatan

realisasi proyek PON 2020. Kondisi tersebut

juga akan memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja lapangan usaha

administrasi pemerintahan. Selain itu,

pelaksanaan pilkada pada 2018 juga

semakin memperkuat tendensi peningkatan

kinerja pada lapangan usaha administrasi

pemerintahan.

7.2. PROSPEK INFLASI

Prospek Inflasi Triwulan II 2018

Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2018

diperkirakan mengalami kenaikan dari

triwulan I 2018. Rentang inflasi Papua pada

triwulan II 2018 diperkirakan berkisar 1,9%

- 2,3% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan

I 2018 yang berkisar 0,7% - 1,07% (yoy).

Perayaan puasa dan lebaran menjadi salah

satu faktor pemicu inflasi, khususnya pada

kelompok inflasi inti (core) dan administered

price. Selain itu, pelaksanaan even musiman

tersebut juga bertepatan dengan tahun

ajaran baru sekolah sehingga semakin

menambah tekanan inflasi pada periode

tersebut. Di sisi lain, pasokan komoditas

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Dunia

Sumber: IMF dan World Bank, diolah

I II III IV I II III IV

Batubara ($/mt) 87 84 82 81 82 79 78 76

Tembaga ($/mt) 5,935.4 5,952.2 5,966.0 5,975.0 5,935.4 5,952.2 5,966.0 5,975.0

Nikel ($/mt) 10,664.8 10,725.9 10,785.7 10,844.3 9,281.8 9,335.0 9,387.0 9,438.0

Komoditas

World Bank IMF

2018p 2018p

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

73

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

volatile foods, khususnya pertanian,

diperkirakan masih terjaga sehingga dapat

menjadi peredam tekanan inflasi pada

periode tersebut. Namun demikian,

berdasarkan siklusnya, gelombang laut pada

periode Juni-Agustus diperkirakan lebih

tinggi sehingga berpotensi mengurangi

produksi perikanan tangkap dan menjadi

kendala distribusi.

Prospek Inflasi 2018

Untuk keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua

diperkirakan mengalami kenaikan dibanding

tahun 2017. Perkiraan inflasi Papua pada

tahun 2018 berkisar 4,7%-5,1% (yoy) naik

dari inflasi tahun 2017 yang sebesar 2,1%

(yoy).

Inflasi komoditas volatile foods pada tahun

2018 diperkirakan mengalami kenaikan

yang terutama dikarenakan pengaruh

rendahnya indeks harga pada mayoritas

komoditas di tahun 2017 (base effect).

Sementara itu, tekanan inflasi inti (core)

pada tahun 2017 juga diperkirakan lebih

tinggi sejalan dengan kenaikan UMP yang

memicu lonjakan ekspektasi inflasi dalam

jangka pendek. Di sisi lain, inflasi komoditas

yang diatur pemerintah (administered price)

pada tahun 2018 diperkirakan mengalami

penurunan. Kebijakan perubahan harga oleh

pemerintah yang relatif minimal menjadi

faktor utama penurunan tekanan inflasi

kelompok ini pada tahun 2018, setelah

penyesuaian tarif listrik dan biaya

perpanjangan STNK yang dilakukan pada

tahun 2017.

Secara umum, berbagai kebijakan

pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah dalam hal percepatan realisasi

pembangunan infrastruktur distribusi dan

pengendalian harga (BBM satu harga, HET

beras, semen satu harga, dll) diprakirakan

masih dapat menjadi peredam tekanan

kenaikan inflasi ke depan.

Berbagai upaya tersebut diperkuat juga oleh

pembentukan Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) yang saat ini telah melingkupi

hampir seluruh kabupaten/kota di Papua.

Hingga bulan Februari 2018, tercatat telah

terbentuk 28 TPID di tingkat kabupaten/kota

dan 1 TPID di tingkat provinsi, hanya

kabupaten Mappi yang belum membentuk

TPID. Pembentukan TPID tersebut membuat

upaya koordinasi dan sinergi program

kebijakan pengendalian inflasi menjadi lebih

optimal dan tepat sasaran.

Dalam upaya mengendalikan inflasi ke

depan, beberapa hal yang perlu ditempuh

oleh TPID diantaranya adalah

(a) Penambahan kapasitas dan kualitas

pergudangan untuk mengantisipasi

perubahan cuaca dan menjaga

pasokan.

(b) Pembentukan sentra produksi dan

penguatan akses petani terhadap

teknologi, pasar, dan permodalan.

(c) Mendorong optimalisasi waktu

operasional Bandara di Papua.

(d) Melakukan realisasi kerjasama

perdagangan dengan daerah pemasok

maupun produsen.

Sumber: Survei Konsumen, diolah

Grafik 7.3 Ekspektasi Masyarakat terhadap

Inflasi dan Pengeluaran

100

110

120

130

140

150

160

170

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2016 2017

Perkiraan inflasi 3 bulan yang akan datang

Perkiraan pengeluaran 3 bulan ke depan

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

74

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

(e) Secara rutin menginformasikan

ketersediaan pasokan barang untuk

mengelola ekspektasi masyarakat

terhadap harga.

(f) Melakukan kegiatan rutin pengendalian

harga seperti pasar murah, operasi

pasar dan inspeksi.

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

75

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

LAMPIRAN TABEL

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

76

Februari 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 (dalam miliar rupiah)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOMENURUT PENGGUNAAN I II III IV Total I II III IV Total

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 13,641.7 13,956.8 14,359.5 14,764.7 56,722.7 14,346.2 14,674.9 15,175.9 15,605.4 59,802.4

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 543.5 544.5 563.9 598.8 2,250.7 582.0 594.4 618.6 679.9 2,474.8

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,993.2 6,172.3 6,218.3 7,360.8 25,744.7 6,006.4 6,256.8 6,697.2 7,866.0 26,826.5

Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,021.7 9,289.3 9,516.8 9,996.4 37,824.2 9,631.9 9,773.0 9,963.3 10,501.9 39,870.1

Perubahan Inventori (74.5) 188.8 (46.8) 96.2 163.8 366.4 (979.1) 3,219.8 (2,566.5) 40.5

Ekspor Luar Negeri 3,597.3 4,313.0 7,884.4 9,542.3 25,337.1 3,281.6 6,503.4 4,379.7 9,781.5 23,946.3

Impor Luar Negeri 1,862.2 2,793.5 2,162.9 2,490.4 9,309.1 1,370.7 1,639.7 1,452.6 1,492.4 5,955.4

Net Ekspor Antardaerah (1,140.3) 251.5 2,373.8 2,002.0 3,487.0 (2,018.6) (1,264.4) 1,604.9 3,496.6 1,818.5

MENURUT KATEGORI LAPANGAN USAHAPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,669.3 3,853.4 3,841.3 4,094.0 15,457.9 3,776.0 3,976.1 3,992.6 4,327.7 16,072.4

Pertambangan dan Penggalian 10,551.2 11,667.8 17,808.1 19,813.2 59,840.4 10,684.3 12,740.2 18,285.8 20,463.8 62,174.1

Industri Pengolahan 672.6 670.6 673.2 693.9 2,710.3 701.5 717.9 717.9 748.1 2,885.4

Pengadaan Listrik, Gas 11.6 11.9 11.5 11.7 46.7 11.7 12.0 12.4 12.4 48.6

Pengadaan Air 18.3 18.5 18.8 19.1 74.6 19.2 19.4 20.0 20.8 79.4

Konstruksi 3,471.5 3,721.5 3,960.5 4,264.1 15,417.5 3,713.0 3,869.5 4,113.6 4,519.4 16,215.5

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,593.0 2,738.8 2,859.7 3,010.6 11,202.1 2,751.1 2,904.2 3,038.0 3,208.2 11,901.6

Transportasi dan Pergudangan 1,366.9 1,447.6 1,515.3 1,624.1 5,953.9 1,446.9 1,533.6 1,610.5 1,719.0 6,310.0

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 221.1 231.8 238.6 253.8 945.3 232.9 245.5 253.4 270.6 1,002.4

Informasi dan Komunikasi 1,181.1 1,230.8 1,258.4 1,282.6 4,952.9 1,258.9 1,296.3 1,345.6 1,398.5 5,299.3

Jasa Keuangan 497.4 487.1 508.1 524.4 2,017.0 515.5 511.4 512.9 529.8 2,069.6

Real Estate 788.1 818.0 840.6 882.2 3,329.0 822.5 860.2 895.2 937.5 3,515.4

Jasa Perusahaan 361.9 389.3 401.5 414.6 1,567.3 381.6 410.3 423.8 442.0 1,657.7

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,798.7 3,029.4 3,124.0 3,257.7 12,209.8 2,922.7 3,131.9 3,241.3 3,446.0 12,741.8

Jasa Pendidikan 675.8 718.2 737.0 772.6 2,903.5 710.3 758.3 780.1 816.0 3,064.7

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 497.8 532.6 544.8 562.2 2,137.4 518.0 558.2 574.6 597.8 2,248.6

Jasa lainnya 344.2 355.5 365.7 390.1 1,455.5 359.0 374.1 389.0 415.2 1,537.2

TOTAL 29,720.4 31,922.8 38,707.1 41,870.8 142,221.1 30,825.2 33,919.2 40,206.8 43,872.5 148,823.6

2016 2017

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

77

Februari 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

TABEL 2. IMPOR LUAR NEGERI NONMIGAS PROVINSI PAPUA

I II III IV I II III IV I II III IV

IMPOR

Nilai Impor Nonmigas (juta USD) 115.1 122.3 177.5 174.11 121.5 164.5 143.9 151.48 77.3 88.1 75.3 61.62

Nilai Impor Konsumsi 2.8 3.9 4.2 7.0 3.2 3.9 3.4 5.1 3.0 1.5 1.2 2.2

Nilai Impor Bahan Baku dan Penolong 89.6 97.0 142.8 127.3 94.5 130.9 111.1 113.3 58.8 55.4 47.8 51.2

Nilai Impor Barang Modal 23.2 21.8 30.9 40.5 24.3 30.4 30.0 33.9 16.0 31.2 26.4 8.3

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 13.4 22.3 17.2 65.2 17.6 28.0 18.7 22.4 10.1 11.2 11.7 11.6

Volume Impor Konsumsi 0.3 0.6 0.4 0.5 0.5 0.6 0.5 0.7 0.5 0.3 0.1 0.4

Volume Impor Bahan Baku dan Penolong 11.2 19.9 15.0 62.3 15.9 25.5 16.7 19.7 8.9 9.3 10.2 10.8

Volume Impor Barang Modal 2.0 1.9 1.9 2.5 1.3 2.1 1.6 2.2 0.9 1.6 1.4 0.5

20162015RINCIAN

2017

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

78

Februari 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

TABEL 3. EKSPOR LUAR NEGERI NONMIGAS PROVINSI PAPUA

I II III IV I II III IV I II III IV

EKSPOR

Nilai Ekspor (juta USD) 349.1 608.3 557.5 358.1 226.5 367.6 627.1 689.9 278.1 596.6 409.2 1132.4

KPBC Jayapura 0.1 0.1 0.0 0.5 0.1 0.1 0.3 0.7 1.3 3.6 0.9 1.4

KPBC Merauke 18.4 19.6 11.7 13.5 10.8 12.5 10.3 9.2 10.5 10.5 11.2 11.7

KPBC Amamapare 318.4 575.7 595.6 345.1 271.7 352.3 613.4 670.8 259.0 586.0 395.6 1109.6

KPBC Biak 16.9 18.5 13.2 6.1 11.4 11.8 11.6 15.4 13.0 13.6 9.8 17.7

KPBC Nabire - - - 0.0 - - - 0.0 - - - 0.0

Volume Ekspor (ribu ton) 204.6 335.4 370.8 246.3 232.9 277.9 382.4 361.4 154.3 285.4 198.9 468.4

KPBC Jayapura 0.1 0.1 0.0 0.2 0.0 0.0 0.1 0.4 1.1 2.0 0.8 2.4

KPBC Merauke 19.2 20.9 12.8 15.1 12.5 15.4 13.2 12.6 14.4 14.2 14.1 14.2

KPBC Amamapare 165.0 291.7 337.6 221.0 199.4 241.0 351.0 323.0 115.1 244.7 169.2 425.6

KPBC Biak 20.4 22.7 20.3 10.0 21.0 21.4 18.1 25.5 23.7 24.6 14.8 26.2

KPBC Nabire - - - 0.0 - - - 0.0 - - - 0.0

Total Komoditas (juta USD) 349.1 608.3 557.5 358.1 226.5 367.6 627.1 689.9 278.1 596.6 409.2 1132.4

Kayu Olahan 30.8 32.7 20.0 12.6 9.0 15.3 13.8 19.2 20.0 14.3 15.3 24.6

Bijih Tembaga 318.3 575.5 537.6 326.6 217.5 352.3 613.4 670.7 258.1 581.3 393.9 1107.8

Negara Tujuan Ekspor (juta USD) 349.1 608.3 557.5 358.1 226.5 367.6 627.1 689.9 278.1 596.6 409.2 1,132.4

Amerika Serikat 7.1 7.2 0.0 - - 0.0 3.9 3.9 - 0.1 4.9 11.8

Kayu Olahan 7.1 7.2 - - - - 3.9 3.8 - - 4.9 11.8

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - -

Filipina - 45.8 68.3 69.2 60.6 68.8 76.0 53.6 - 82.7 111.0 187.6

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga - 45.8 68.3 69.2 60.6 68.8 76.0 53.6 - 82.7 111.0 187.6

India 196.5 206.7 227.5 147.5 25.9 48.9 221.6 186.5 132.3 182.1 85.8 258.0

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 196.5 206.7 227.5 147.5 25.9 48.9 221.6 186.5 132.3 182.1 85.8 258.0

Jepang 33.7 154.3 154.5 60.6 56.1 103.3 102.0 227.7 57.3 113.5 134.8 320.3

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 33.7 154.3 154.5 60.6 56.1 103.3 102.0 227.7 57.3 113.5 134.8 320.3

RRT 88.2 105.5 67.9 49.2 43.7 88.5 144.2 184.0 68.9 131.9 40.3 213.1

Kayu Olahan - - - - - - - - 0.4 0.8 0.2 0.5

Bijih Tembaga 88.2 105.5 67.9 49.2 43.7 88.5 144.2 184.0 68.5 130.2 40.1 212.6

Arab Saudi 23.7 23.4 14.3 12.6 7.8 8.9 6.1 6.2 13.1 9.1 7.4 8.1

Kayu Olahan 23.7 23.4 14.3 12.6 7.8 8.9 6.1 6.2 13.1 9.1 7.4 8.1

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - -

Korea Selatan - 65.5 25.0 18.8 32.5 49.1 73.4 28.1 6.4 77.2 25.1 133.5

Kayu Olahan - 2.2 5.7 1.58 1.2 6.5 3.8 9.22 6.4 4.4 2.8 4.18

Bijih Tembaga - 63.4 19.3 17.26 31.2 42.7 69.5 18.92 - 72.8 22.3 129.33

20162015RINCIAN

2017

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

79

Februari 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

TABEL 4. PENYALURAN KREDIT PERBANKAN NASIONAL (LOKASI PROYEK DI PROVINSI PAPUA)

I II III IV I II III IV I II III IV

Menurut Penggunaan

Modal Kerja 7,550 8,178 9,350 9,512 8,822 9,480 8,952 9,016 9,807 10,148 10,901 12,108

Investasi 3,625 3,922 2,813 3,018 2,352 2,535 3,344 3,348 5,895 6,628 7,054 7,802

Konsumsi 9,685 9,921 10,201 10,361 10,268 10,697 10,985 11,627 12,432 12,602 13,137 13,798

Menurut Sektor Lapangan Usaha

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 887 1,082 865 1,134 696 718 691 709 2,541 2,391 2,408 3,305

2. Pertambangan dan Penggalian 79 81 30 43 61 59 41 39 60 68 65 74

3. Industri Pengolahan 308 296 153 352 316 333 334 387 80 48 53 56

4. Pengadaan Listrik dan Gas 38 46 25 36 33 34 35 24 388 389 397 431

5. Pengadaan Air 3 6 2 6 5 5 8 5 33 952 954 969

6. Konstruksi 1,265 1,527 1,140 1,561 1,156 1,534 1,687 1,539 1,598 1,623 1,883 1,739

7. Perdagangan Besar dan Eceran 5,035 5,358 6,550 5,820 6,122 6,487 6,571 6,631 7,262 7,297 7,857 7,850

8. Transportasi dan Pergudangan 671 651 522 641 589 615 646 609 1,163 847 831 817

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 678 708 398 703 672 694 706 719 744 785 1,105 1,169

10. Informasi dan Komunikasi 18 18 1 2 9 9 9 2 302 692 674 976

11. Perantara Keuangan 542 695 608 727 94 84 77 76 514 786 792 802

12. Real Estate dan Usaha Persewaan 187 189 145 208 232 275 282 287 62 41 21 812

13. Jasa Perusahaan 230 224 221 211 172 171 183 189 7 8 8 7

14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 37 2 1 66 17 1 38 82 44 51 53 99

15. Jasa Pendidikan 13 17 11 15 12 10 11 6 713 653 711 669

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 29 35 30 36 33 38 38 39 48 45 56 54

17. Lainnya dan Bukan Lapangan Usaha 10,840 11,086 11,660 11,329 11,221 11,645 11,926 12,648 87 52 40 34

TOTAL 20,860 22,021 22,364 22,891 21,441 22,712 23,282 23,991 28,134 29,379 31,091 33,708

URAIAN20172015 2016

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

80

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

DAFTAR ISTILAH Administered price

Harga barang/jasa yang diatur oleh

pemerintah, misalnya harga bahan bakar

minyak dan tarif dasar listrik.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan

yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Adalah simpanan pihak ketiga bukan bank

yang terdiri dari giro, tabungan dan

simpanan berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

Rasio utang terhadap pendapatan yang

mencerminkan kemampuan

individu/korporasi/negara untuk

menyelesaikan kewajiban membayar

hutang.

Inflasi IHK

Perubahan harga barang dan jasa dalam satu

periode, yang diukur dengan perubahan

Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflasi inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen

volatile foods dan administered prices.

Inflow

Adalah uang yang diedarkan aliran masuk

uang kartal ke Bank Indonesia.

Kontraksi

Kondisi dimana pertumbuhan benilai

negatif.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan

informasi yang dilakukan secara periodik

melalui wawancara langsung/tidak langsung

kepada pelaku usaha/institusi lainnya

mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha dengan cara yang sitematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan

dan likert scale.

Likert Scale

Alat statistik untuk menilai variable/indicator

dengan skala -5 hingga 5. Metode ini

disusun dengan mengacu pada pelaksanaan

di Reserve Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

Posisi uang atau kas perusahaan yang

mencerminkan kemampuan untuk

memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Loan to Value (LTV)

Rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang

dapat diberikan oleh bank terhadap nilai

agunan berupa properti pada saat

pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan

harga penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

Perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari

outflow.

Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet

terhadap total penyaluran pembiayaan atau

kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan

valas. Kriteria NPL adalah (1) kurang lancar,

(2) diragukan, dan (3) macet.

Outflow

Adalah aliran keluar uang kartal dari Bank

Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

Kegiatan pinjam meminjam dana jangka

pendek (dalam satuan malam) antar bank

yang dilakukan melalui jaringan komunikasi

elektronis.

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... 3.3.1 Kota Jayapura ... Grafik B1.1 Peta Realisasi Penyaluran

81

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba melalui pemanfaatan

aset/modal.

Repo

Transaksi penjualan instrumen keuangan

antara dua belah pihak dengan perjanjian

dimana pada tanggal yang telah ditentukan

akan dilaksanakan pembelian kembali atas

instrumen yang sama dengan harga

tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Selisih tersebut kemudian dikalikan bobot

tiap sektor. SBT mencerminkan

perkembangan usaha dari tiap sektor.

Year to Date (ytd)

Sering disebut perubahan kumulatif, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan Desember tahun

sebelumnya.

Year on Year (yoy)

Sering disebut perubahan tahunan, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan yang sama tahun

sebelumnya.