galian c kota jayapura

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sumber daya alam merupakan semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan bagi kesejateraan manusia. Pengolahan sumber daya alam haruslah diarahkan, tidak saja untuk kepentingan jangka pendek melainkan untuk kepentingan jangka panjang dalam skala yang lebih luas. Bahan galian golongan C adalah salah satu dari sumber daya alam yang harus dikelola untuk dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Saat ini pembangunan sedang dijalankan dengan titik beratnya pada otonomi khusus dimana kewenangan daerah lebih luas untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Kewenangan yang lebih luas berarti pula tanggung jawab yang lebih besar bagi daerah dan rakyat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur 1

Upload: andre-casper

Post on 21-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

USTJ

TRANSCRIPT

Page 1: Galian C Kota Jayapura

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sumber daya alam merupakan semua kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan bagi kesejateraan manusia. Pengolahan sumber daya alam

haruslah diarahkan, tidak saja untuk kepentingan jangka pendek melainkan

untuk kepentingan jangka panjang dalam skala yang lebih luas. Bahan galian

golongan C adalah salah satu dari sumber daya alam yang harus dikelola untuk

dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.

Saat ini pembangunan sedang dijalankan dengan titik beratnya pada otonomi

khusus dimana kewenangan daerah lebih luas untuk mengatur dan mengurus

dirinya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang – undangan. Kewenangan yang lebih luas berarti pula tanggung

jawab yang lebih besar bagi daerah dan rakyat untuk menyelenggarakan

pemerintahan dan mengatur pemanfaatan daerah. Sehubungan dengan

diberikannya otonomi khusus bagi daerah, dalam hal ini daerah Kabupaten

Jayapura sesuai undang – undang nomor 21 Tahun 2001 memberikan peluang

untuk pengelolaan sumber daya alam lestari yang berorientasi pada

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat adat.

Dalam hal pemanfaatan sumber daya alam, maka saat ini Pemerintah Daerah

(PEMDA) Kabupaten Jayapura mengelola bahan galian golongan C sesuai

Peraturan Daerah (PERDA) No 4 tahun 1998 mengenai Pajak Pengambilan

bahan galian golongan C sebagai salah satu jenis objek pajak untuk

1

Page 2: Galian C Kota Jayapura

peningkatan sumber pendapatan asli daerah yang dilaksanakan oleh Dinas

Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Jayapura. Bahan galian golongan C

yang dikelola antara lain; Pasir, batu kali/gunung, batu ciping/kerikil, pasir

batu/sirtu batu karang dan tanah urukan /timbunan. Disamping itu masyarakat

juga mempunyai hak untuk mengelola dan menikmati sumber daya alam untuk

kepentingan ekonominya, disisi lain mempunyai kewajiban melindungi

lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang – undang Nomor 23

tahun 1997 pasal 6 ayat 1. “ Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian

lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup”. Lokasi penambangan bahan galian golongan C

di Kabupaten Jayapura menyebar pada daerah hak ulayat masyarakat.

Kegiatan penambangan bahan galian golongan C memberikan dampak

terhadap keselamatan manusia dan lingkungan sekitar berupa saat aktifitas

penggalian dan pengangkutan. Dimana pada saat aktifitas penggalian akan

berakibat terjadinya perubahan bentangan alam, penurunan debit air, erosi dan

pelumpuran serta sedimentasi, menurunkan kualitas air, debu penggalian,

kebisingan serta gelombang kejutan saat peledakan. Sedangkan pada aktifitas

pengangkutan bahan galian golongan C dapat mengakibatkan debu dan

kebisingan. Upaya dalam penanggulangan dampak pengambilan bahan galian

golongan C saat ini belum optimal dilakukan oleh berbagai pihak karena

mengalami berbagai kendala yaitu antara lain belum adanya Perda yang

mengatur tentang pembatasan penambangan bahan galian golongan C, hak

ulayat masyarakat yang mana masyarakat adat memiliki hak bersama untuk

mengelola dan menikmati hasil sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

2

Page 3: Galian C Kota Jayapura

ada, dalam hal ini bahan galian golongan C untuk meningkatkan taraf

hidupnya serta kurang adanya kesadaran dari para pengusaha dan masyarakat

mengenai dampak yang akan timbul akibat penambangan yang melebihi batas

dan tidak memperhatikan peraturan yang berlaku mengenai teknik – teknik

penambangan yang baik dan terarah.

Di Kabupaten Jayapura terdapat 3 daerah lokasi penambangan bahan

galian golongan C antara lain Distrik Sentani Timur,Distrik Sentani dan Distrik

Sentani Barat. Berdasarkan latar tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian

mengenai “ Studi kerusakan lingkungan akibat pengambilan bahan galian

golongan C di Kabupaten Jayapura “ sebagai bahan penulisan tugas akhir.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pengambilan

bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

2. Bagaimana korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume

pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

3. Bagaimana korelasi antara kerusakan lingkungan dengan pajak

pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

3

Page 4: Galian C Kota Jayapura

1.3. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pengambilan bahan

galian golongan C.

2. Mengetahui korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume

pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

3. Mengetahui korelasi antara kerusakan lingkungan dengan pajak

pengambilan bahan galain golongan C di Kabupaten Jayapura.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengukuran

kerusakan lingkungan pada Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura dengan

menggunakan standard KepMen LH No : Kep – 43/ MenLH/10/1996 tentang

Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Atau Kegiatan Penambangan

Bahan Galian Golongan C.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari tujuan penelitian ini adalah :

1. Pengembangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya almamaterKu

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Lingkungan dan Kesehatan

Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.

2. Masukan kepada Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Jayapura agar

dapat melihat dampak yang timbul akibat pengambilan bahan galian

golongan C tehadap keselamatan manusia dan lingkungan sekitar

4

Page 5: Galian C Kota Jayapura

mengingat bahan galian golongan C dibutuhkan dalam jangka waktu yang

sangat panjang bukan hanya dikelola sebagai sumber pendapatan asli

daerah saja tetapi bagaimana supaya bahan galian golongan C dapat

dimanfaatkan secara optimal sehingga kerusakan lingkungan dapat

diperkecil sedini mungkin dan juga penegakkan hukum lingkungan harus

ditingkatkan dalam hal ini pembuatan Perda yang mengatur tentang

penambangan bahan galian golongan C.

3. Sebagai masukan bagi para pengusaha dan masyarakat yang melakukan

penambangan bahan galian golongan C mengenai dampak yang akan

timbul akibat pengambilan bahan galian golongan C terhadap keselamatan

manusia dan lingkungan sekitar.

5

Page 6: Galian C Kota Jayapura

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Galian

Berdasarkan Undang – undang Nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan

- ketentuan pertambangan bahan galian tambang diklasifikasikan kedalam 3

golongan yakni : golongan bahan galian strategis (A), golongan bahan galian

vital (B) dan golongan bahan galian yang tidak termasuk A dan B atau lebih

dikenal dengan bahan galian golongan C.

Pengusahaan bahan galian adalah semua bahan galian yang terdapat

didalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan endapan

atau sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah kekayaan nasional Bangsa

Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh negara untuk

sebesar – besarnya kemakmuran rakyat (Undang – undang Nomor 11 tahun

1967 pasal 1).

Berdasarkan Undang – undang Nomor Republik Indonesia Nomor 23

tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 6 ayat 1” Setiap

orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta

mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

2.2 Bahan Galian Golongan C

Bahan galian golongan C adalah Bahan galian yang berupa tanah urug,

pasir, sirtu tras dan batu apung (KepMen LH Nomor

Kep.43/MENLH/10/1996).

6

Page 7: Galian C Kota Jayapura

Bahan galian golongan C adalah Bahan galian golongan C sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku dan Peraturan

Daerah Nomor 4 tahun 1998) yang meliputi 34 jenis diantaranya yang

terbanyak di Kabupaten Jayapura adalah batu kapur, pasir, kerikil, tanah liat

dan tanah serap.

2.3 Jenis – Jenis Bahan Galian Golongan C

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah nomor 4 tahun 1998 bahan

galian golongan C terdiri dari : Asbes, Batu tulis, Batu setengah permata,

Batu kapur, Batu apung, Batu permata, Bantonit, Dolomite, Feldspar, Garam

batu (halife), Garfit, Granit, Gips, Kalsit, Kaolin, Leusit, Magnesit, Mika,

Marmer, Nitrat, Opsidient, Oker, Pasir dan Kerikil, Pasir kuarsa, Perlit,

Phospat, Talk, Tanah serap, Tanah diatome, Tanah liat, Tawas (alum), Tras,

Yarosit, Zeolit.

Bahan galian golongan C yang dikelola/ditarik pajak oleh Pemerintah

Daerah Kebupaten Jayapura antara lain : Pasir, batu kali/gunung, pasir

batu/sirtu, batu ciping/kerikil, batu karang, tanah urugkan/timbunan dan tanah

sirap.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1980

bahan galian golongan C terdiri dari : Nitrat, Pospat, Garam Batu, (halife),

Asbes, Talk, Mika, Grafit, Magnesit, Yarosit, Leusit, Tawas, Oker, Batu

permata, Batu setengah permata, Pasir kuarsa, Kaolin, Felspar, Gips, Bentonit,

Batu apung, Tras, Opsidient, Perlit, Tanah diantome, Tanah Serah, Marmer,

7

Page 8: Galian C Kota Jayapura

Batu Tulis, Batu kapur, Polomit., Kalsit, Granit, Andesit, Basal., Trakhit, Tanah

liat dan Pasir sepanjang tidak mengandung unsur - unsur golongan 2 dan 3.

8

Page 9: Galian C Kota Jayapura

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Konsep dalam penelitian ini didasarkan pada kerangka penelitian yang

dapat dilihat pada Gambar 3.1 :1

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

9

Nilai korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume serta pajak pengambilan bahan galian

golongan C

Analisis Data

Lokasi- Distrik Sentani

Timur Kabupaten Jayapura

Pustaka

Studi Pendahuluan/Observasi

Penentuan judul

Penentuan Variabel Topografi Tanah Vegetasi

Pengumpulan data

Identifikasi Kerusakan Lingkungan

Kesimpulan

Rekomendasi

Page 10: Galian C Kota Jayapura

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu

suatu cara yang tujuannya semata-mata untuk memberikan gambaran yang tepat dari

suatu gejala dan pokok perhatiannya adalah pengukuran yang cermat dari satu atau

lebih variabel yang terkait dalam suatu kelompok itu.

3.3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan mulai bulan oktober hingga

bulan Desember 2005 dengan lokasi penelitian dilakukan pada Distrik Sentani

Timur Kabupaten Jayapura yang mengalami kerusakan lingkungan akibat

pengambilan bahan galian golongan C. Waktu penelitian dan penyusunan

laporan dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

    Waktu BulanNo Kegiatan Oktober November Desember     1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14                         1 Persiapan                        

                       2 Pengumpulan data                        

                       3 Analisa Data                        

                       4 Penyusunan laporan                        

                         

10

Page 11: Galian C Kota Jayapura

3.4 Populasi dan Sampel.

3.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah titik – titik aktifitas

penggalian bahan galian golongan C yang ada di Distrik Sentani Timur yang

menimbulkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan hasil survey lapangan

diperoleh jumlah titik aktifitas penggalian sebanyak 8 (delapan) titik.

3.4.2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampling purposive yaitu

sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga relevan dengan tujuan. Dari

jumlah yang ada maka diambil 40 % sebagai sampel yaitu 5 (lima) .

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada

pedoman pemantauan dan Kepmen Lingkungan Hidup No. Kep - 43 /

MENLH /10 /1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan akibat

Pengambilan Bahan Galian Golongan C dengan aspek/sifat fisik dan hayati

lingkungan yang diidentifikasi berupa topografi, tanah, vegetasi dengan

parameter yang diidentifikasi antara lain :

1. Topografi

1.1. Lubang galian : kedalaman, jarak.

1.2. Dasar galian : perbedaan relief dasar galian, kemiringan dasar galian.

1.3. Dinding galian : tebing teras, dasar teras.

11

Page 12: Galian C Kota Jayapura

2. Tanah : tanah yang dikembalikan sebagai tanah penutup.

3. Vegetasi : tutupan tanaman diatasnya

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Alat ukur (meter)

- Kamera

- Waterpass

- Alat tulis, spidol, dan buku catatan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

3.7.1. Pengumpulan data primer

Data primer dalam penelitian ini adalah meliputi hasil pengukuran

kerusakan lingkungan akibat pengambilan bahan galian golongan C pada

tiap sampel di Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.

3.7.2. Pengumpulan Data Sekunder.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi

pustaka pada buku-buku dan laporan yang berkaitan serta mendukung

penelitian ini.

12

Page 13: Galian C Kota Jayapura

3.8 Metode Analisa Data

3.8.1 Identifikasi kerusakan lingkungan akibat pengambilan bahan

galian golongan C.

Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan akibat pengambilan

bahan galian golongan C maka digunakan standart baku Kepmen. LH

No : Kep-43/ MenLH/10/1996 tentang Kriteria Kerusakan

Lingkungan Bagi Usaha/atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian

Golongan C sebagai acuan dalam mengidentifikasi kerusakan

lingkungan yang terjadi dengan variabel berupa topografi, tanah dan

vegetasi.(dapat dilihat pada lampiran).

Adapun peruntukan yang dipakai sebagai standard dalam pengukuran

untuk menentukan kerusakan lingkungan yaitu pemukiman dan

daerah industri.Data ini disajikan dalam table dibawah ini :

1. Topografi

1.1 Lubang galian

Parameter Kategori

Bobot Lokasi sampling

1

2

3

4

5

< 1m Baik/memenuhi

standar

1

> 1m Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

Kedalaman = < 1m diatas air muka tanah

13

Page 14: Galian C Kota Jayapura

Jarak = < 5m dari batas SIPD

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

< 5 m Baik/memenuhi

standar

1

> 5m Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

1.2 Dasar galian

Perbedaan relief dasar galian = > 1m

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

> 1m Baik/memenuhi

standar

1

< 1m Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

Kemiringan dasar galian = > 8%

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

> 8 % Baik/memenuhi

standar

1

< 8 % Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

14

Page 15: Galian C Kota Jayapura

1.3 Dinding galian

Tebing teras = tinggi > 3m

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

> 3 m Baik/memenuhi

standar

1

< 3 m Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

Dasar teras = lebar < 6m

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

< 6 m Baik/memenuhi

standar

1

> 6 m Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

2. Tanah

Tanah yang dikembalikan sebagai tanah penutup = < 25cm

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

< 25 cm Baik/memenuhi

standar

1

> 25 cm Rusak/tidak

memenuhi

0

15

Page 16: Galian C Kota Jayapura

standar

3. Vegetasi

Tutupan tanaman budidaya = < 20%

3.8.2. Analisis korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume

pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

Untuk mengetahui korelasi antara kerusakan lingkungan yang terjadi

dengan volume pengambilan bahan galian golongan C maka

digunakan metode analisa korelasi linier sederhana dengan

menggunakan rumus :

1. Menghitung kerusakan lingkungan

KL = Σ (P + Q + R)

Keterangan :

KL = Kerusakan Lingkungan

Σ = Jumlah

Parameter Kategori Bobot Lokasi sampling

1 2 3 4 5

< 20 % Baik/memenuhi

standar

1

> 20 % Rusak/tidak

memenuhi

standar

0

16

Page 17: Galian C Kota Jayapura

P = Bobot untuk variabel topografi

Q = Bobot untuk variabel tanah

R = Bobot untuk variabel vegetasi

Dari rumus diatas maka kriteria kerusakan lingkungan dapat di

kategorikan menjadi 2 yaitu :

Rusak ringan dengan range antara 5,5 - 8

Rusak berat dengan range antara 0 - 5,5

2. Menghitung volume pengambilan bahan galian golongan C

V = Σ A x B

Keterangan :

V = Volume pengambilan bahan galian golongan C

Σ A = Jumlah angkutan yang mengambil bahan galian golongan C

B = Kapasitas angkutan ( 1 truk = 1 ret = 3 m³)

3. Menghitung korelasi linier sederhana

r = Σ X . Y - Σ X . Σ Y /n

√ { Σ X² - (Σ X)² } { Σ Y² - (Σ Y)² /n

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Volume pengambilan bahan galian pada tiap sampel.

Y = Kerusakan lingkungan

n = Jumlah sampel

17

Page 18: Galian C Kota Jayapura

Dalam analisis korelasi akan menghasilkan nilai yang

mengandung dua aspek yaitu, jika :

r ≤ 1 maka memiliki korelasi

r ≤ 0 maka tidak memiliki korelasi

3.8.3. Analisis korelasi antara kerusakan lingkungan dengan pajak

pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.

Untuk mengetahui korelai antara kerusakan lingkungan dengan pajak

pengambilan bahan galian golongan C maka digunakan metode

analisa korelasi linier sederhana dengan menggunakan rumus :

1. Menghitung kerusakan lingkungan

KL = Σ (P + Q + R)

2. Menghitung pajak pengambilan bahan galian golongan C

Np = K . C C = ΣV . B

Keterangan :

Np = Pajak pengambilan bahan galian golongan C

K = Tarif pajak pengambilan bahan galian golongan C yang

ditetapkan dalam PERDA (20 %)

C = Nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C

ΣV = Volume pengambilan bahan galian golongan C

B = Nilai pasar (harga standart yang ditetapkan sesuai PERDA)

18

Page 19: Galian C Kota Jayapura

3. Menghitung korelasi linier sederhana

r = Σ X . Y - Σ X . Σ Y /n

√ { Σ X² - (Σ X)² } { Σ Y² - (Σ Y)² /n

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Volume pengambilan bahan galian pada tiap sampel.

Y = Kerusakan lingkungan

n = Jumlah sampel

19