kajian ekonomi dan keuangan regional kalbar tw i 2014

Upload: hidayat-kalijar

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    1/88

    KAJIAN EKONOMI DANKEUANGAN REGIONAL

    PROVINSI KALIMANTAN BARATTRIWULAN I 2014

    KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN BARAT

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    2/88

    Penanggung Jawab:

    Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan UAEK) Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan BaratJl. Ahmad Yani No.2, PontianakTelp : 0561 - 734134 ext 8207, 8203, 8238Faks : 0561 732033

    Versi softcopy buku ini dapat diunduh melalui www bi go id

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    3/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 i

    KATA PENGANTAR

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2014

    merupakan gambaran tentang kondisi perekonomian dan sistem keuangan Provinsi KalimantanBarat pada triwulan I 2014. Kajian ini meliputi perkembangan ekonomi, keuangan pemerintah,

    inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan

    pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, serta prospek perekonomian daerah

    pada triwulan mendatang.

    Kami menyadari penyusunan kajian ini masih belum sempurna, dan menjadi tekad kami

    untuk terus berupaya memperbaikinya. Oleh karena itu, segala masukan, sumbangan

    pemikiran, dan koreksi dari pembaca merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami dimasa mendatang. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah

    Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan semua instansi yang telah membantu dalam penyediaan

    data, seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian

    Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Tenaga

    Kerja, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, PT. Angkasa Pura II

    (Persero), Gapkindo, PT. Pelindo II Cabang Pontianak, serta pihak lain yang tidak dapat kami

    sebutkan disini, kami mengucapkan terima kasih.

    Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

    Pontianak, Mei 2014

    KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

    PROVINSI KALIMANTAN BARAT

    Hilman Tisnawan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    4/88

    ii Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    5/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI iii

    DAFTAR TABEL vi

    DAFTAR GRAFIK viii

    RINGKASAN UMUM 1

    Perkembangan Perekonomian Daerah 1

    Perkembangan Inflasi Daerah 1

    Perkembangan Sistem Keuangan dan Pengembangan Akses Keuangan 2

    Perkembangan Keuangan Pemerintah 3Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 3

    Prospek Perekonomian Daerah 4

    I. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH 7

    1.1 Kajian Umum 7

    1.2 PDRB Menurut Penggunaan 7

    1.3.1 Konsumsi 8

    1.3.2 Investasi 9

    1.3.3 Ekspor - Impor 10

    1.3 PDRB Sektoral 12

    1.3.1 Sektor Pertanian 13

    1.3.2 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 15

    1.3.3 Sektor Angkutan dan Komunikasi 16

    1.3.4 Sektor Industri Pengolahan 16

    1.3.5 Sektor Lainnya 18

    BOKS: DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PENGATURAN EKSPOR BARANG TAMBANGMINERAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT 20

    II. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 23

    2.1. Gambaran Umum 23

    2.2. Inflasi Triwulanan 24

    2.2.1. Kelompok Bahan Makanan 25

    2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 27

    2.2.3. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 28

    2.3. Inflasi Tahunan 302.4. Disagregasi Inflasi 30

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    6/88

    iv Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    2.4.1. Faktor Fundamental 31

    2.4.2. Faktor Non Fundamental 33

    III. SISTEM KEUANGAN DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN 35

    3.1 Perkembangan Indikator Umum Perbankan 35

    3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 35

    3.3 Penyaluran Kredit Sektor Produktif 37

    3.4 Penyaluran Kredit Rumah Tangga 41

    3.5 Pengembangan Akses Keuangan dan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) 43

    3.6 Perkembangan Sistem Pembayaran 44

    3.6.1 Perkembangan Transaksi Melalui BI-RTGS 45

    3.6.2 Perkembangan Transaksi Melalui Kliring 46

    3.6.3 Perkembangan Penyelenggaraan Transfer Dana Non Bank dan Pedagang ValutaAsing (PVA) 46

    3.6.4 Perkembangan Pengelolaan Uang 47

    3.6.4.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui BI 47

    3.6.4.2 Pelaksanaan Kebijakan Penyediaan Uang Layak Edar 49

    3.6.4.3 Pemusnahan 52

    3.6.4.4 Perkembangan Temuan Uang Rupiah Palsu 53

    IV. PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH 554.1. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 56

    4.2. Realisasi Belanja Daerah 58

    V. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 61

    5.1 Ketenagakerjaan 61

    5.2 Kesejahteraan 63

    5.2.1 Nilai Tukar Petani (NTP) 63

    5.2.1.1 Pergerakan NTP Bulan Maret 2014 64

    5.2.1.2 Perbandingan Dengan Provinsi Lain di Kalimantan 66

    VI. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 68

    6.1 Prospek Perekonomian Daerah 69

    6.2 Perkiraan Inflasi Daerah 71

    LAMPIRAN xiii

    DAFTAR ISTILAH xv

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    7/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 v

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    8/88

    vi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. 1 PDRB Penggunaan Provinsi Kalimantan Barat (Miliar Rp) ........................................... 7

    Tabel 1. 2 Perkembangan Realisasi Investasi di Kalimantan Barat (Rp Triliun) .............................. 9

    Tabel 1. 3 Nominal Ekspor Luar Negeri Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (ribu USD) ............. 10

    Tabel 1. 4 Volume Impor Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (Ton) ......................................... 12

    Tabel 1. 5 Pertumbuhan PDRB Sektoral (%-yoy) ..................................................................... 12

    Tabel 1. 6 PDRB Sektor Pertanian (Nominal-Miliar Rp) ............................................................. 13

    Tabel 2.1 Tendensi Inflasi Triwulanan I 2014 Kalimantan Barat (%-qtq) ................................... 31

    Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Umum Perbankan Kalimantan Barat (Rp Miliar) .................. 35

    Tabel 3. 2 Jumlah DPK dan Pangsa DPK Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan

    Barat (Miliar Rupiah) ........................................................................................... 37 Tabel 3.3 Jumlah Kredit dan Pangsa Kredit Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di

    Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) .......................................................................... 39

    Tabel 3.4 Perkembangan Persentase NPLs Gross Kota/Kabupaten di Kalimantan Barat ............. 40

    Tabel 3.5 Perkembangan Penyaluran Kredit Rumah Tangga (Rp Miliar) .................................... 41

    Tabel 3.6 Jumlah dan Pangsa Kredit Sektor Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota diKalimantan Barat ................................................................................................ 42

    Tabel 3.7 Transaksi Melalui Real Time Gro ss Sett lement (RTGS) ............................................... 45

    Tabel 3.8 Transaksi Melalui Kliring ......................................................................................... 46 Tabel 3.9 Kegiatan Penukaran Uang Melalui Loket Penukaran Bank Indonesia (Uang Masuk) ... 50

    Tabel 3.10 Kegiatan Kas Keliling ............................................................................................ 51

    Tabel 3.11 Penemuan Uang Palsu di Kalimantan Barat............................................................ 53

    Tabel 4.1 Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013 (Rp Miliar) ............. 55

    Tabel 4.2 Indikator Kemandirian Fiskal Provinsi Kalimantan Barat 2013 (Rp Miliar) ................... 57

    Tabel 5.1 Indikator Ketenagakerjaan Kalimantan Barat (ribu jiwa) ........................................... 61

    Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Per Sektor ................................................................................... 65

    Tabel 5.3 Perbandingan NTP dengan Provinsi Lain di Kalimantan ............................................ 67

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    9/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 vii

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    10/88

    viii Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1. 1 PDRB Provinsi Kalimantan Barat .............................................................................. 7

    Grafik 1. 2 Indeks Harga Yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga ................................. 8

    Grafik 1. 3 Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan ...................... 8

    Grafik 1. 4 Impor Barang Modal Kalimantan Barat .................................................................... 9

    Grafik 1. 5 Ekspor Karet ........................................................................................................ 11

    Grafik 1. 6 Ekspor Bauksit ...................................................................................................... 11

    Grafik 1. 7 Harga Internasional Karet (USD Cent/kg) ............................................................... 11

    Grafik 1. 8 Kontribusi Terhadap Pertumbuhan ........................................................................ 13

    Grafik 1. 9 Pangsa Tiap Sektor Terhadap PDRB ....................................................................... 13

    Grafik 1. 10 Luas Panen Padi ................................................................................................. 14Grafik 1. 11 Produksi Tandan Buah Segar Sawit ..................................................................... 14

    Grafik 1. 12 Volume Bongkar Barang (dalam ton) ................................................................... 15

    Grafik 1. 13 Volume Petikemas .............................................................................................. 15

    Grafik 1. 14 Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara ................................................ 16

    Grafik 1. 15 Perkembangan Jumlah Penumpang .................................................................... 16

    Grafik 1. 16 Produksi Karet Kalimantan Barat ......................................................................... 17

    Grafik 1. 17 Produksi CPO Kalimantan Barat .......................................................................... 17

    Grafik 1. 18 Harga Internasional Karet dan CPO ..................................................................... 17

    Grafik 1. 19 Pengadaan Semen di Kalimantan Barat ............................................................... 18

    Grafik 1. 20 Kredit Konstruksi Kalimantan Barat ..................................................................... 18

    Grafik 1. 21 Aset Perbankan di Kalimantan Barat ................................................................... 18

    Grafik 1. 22 Perolehan Pajak Hiburan & Reklame .................................................................... 19

    Grafik 2. 1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional ..................................................... 23

    Grafik 2. 2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional .................................................. 23

    Grafik 2. 3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional ...................................................... 23Grafik 2. 4 Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa .... 24

    Grafik 2.5 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut Kelompok BahanMakanan ............................................................................................................ 25

    Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan Kota Pontianak dan Singkawang ...... 26

    Grafik 2.7 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut KelompokMakanan Jadi...................................................................................................... 27

    Grafik 2.8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi Kota Pontianak dan Singkawang .......... 28

    Grafik 2.9 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut Kelompok Transpor ............................................................................................................. 29

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    11/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 ix

    Grafik 2.10 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor Kota Pontianak dan Singkawang ................ 29

    Grafik 2.11 SPH Komoditas Tiket Angkutan Udara (Rp) ........................................................... 31

    Grafik 2.12 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga menurut Konsumen di KalimantanBarat .................................................................................................................. 32

    Grafik 2.13 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Konsumen Menurut KelompokKomoditas di Kalimantan Barat ........................................................................... 32

    Grafik 2.14 Perkembangan Inflasi Negara Mitra Dagang ......................................................... 33

    Grafik 2.15 Perkembangan Harga Komoditas Emas Internasional ............................................ 33

    Grafik 2.16 SPH Beras, Minyak Goreng dan Gula Pasir ............................................................ 33

    Grafik 2.17 SPH Daging Ayam, Telur dan Daging Sapi ............................................................ 33

    Grafik 2.18 SPH Komoditas Bumbu ........................................................................................ 34

    Grafik 2.19 SPH Komoditas Ikan ............................................................................................ 34

    Grafik 2.20 Perkembangan Rata-rata Harga Beras di Kota Pontianak ....................................... 34

    Grafik 2.21 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Ayam Ras dan Gula Pasir di Kota Pontianak34

    Grafik 3.1 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) .............. 36

    Grafik 3.2 Perkembangan Suku Bunga Deposito Kalimantan Barat terhadap BI Rate ................ 36

    Grafik 3.3 Struktur DPK Menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ................................. 36

    Grafik 3.4 Sebaran DPK Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ............... 37

    Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Modal Kerja dan Investasi di Kalimantan Barat ...................... 38

    Grafik 3.6 Pangsa Kredit Menurut Sektor Ekonomi di Kalimantan Barat .................................. 38Grafik 3.7 Pernyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek dan lokasi kantor bank (Rp Miliar) ...... 39

    Grafik 3.8 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Produktif Kalimantan Barat ......................... 40

    Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Kalimantan Barat ...................................... 42

    Grafik 3.10 Perkembangan NPL Gross Kredit Sektor Rumah Tangga di Kalimantan Barat ......... 42

    Grafik 3.11 Perkembangan Kredit UMKM Kalimantan Barat ................................................... 43

    Grafik 3.12 Perkembangan Kredit UMKM Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat (RpMiliar) ................................................................................................................. 43

    Grafik 3.13 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit UMKM ..................................................... 44Grafik 3.14 Perkembangan Jumlah Outflow Uang Kertas Pecahan Kecil .................................. 48

    Grafik 3.15 Perkembangan Inflow dan Outflow Kalimantan Barat ........................................... 49

    Grafik 3.16 Perkembangan Inflow dan Outflow melalui Kas Titipan ........................................ 51

    Grafik 3.17 Perkembangan Inflow , Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar dan RasioPemusnahan Uang Tidak Layak Edar Terhadap Inflow ........................................... 53

    Grafik 4. 1 Realisasi Belanja dan Pendapatan Triwulan I 2014 ................................................. 55

    Grafik 4. 2 Realisasi Pendapatan Daerah (Rp Miliar) ................................................................ 56

    Grafik 4. 3 Realisasi Pendapatan Daerah (Rp Miliar) ................................................................ 56

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    12/88

    x Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    Grafik 4. 4 Realisasi Komponen Dana Perimbangan (Rp Miliar) ............................................... 57

    Grafik 4. 5 Pangsa Realisasi Belanja Per Komponen ............................................................... 58

    Grafik 4. 6 Realisasi Belanja Tidak Langsung (Rutin) .............................................................. 58

    Grafik 4. 7 Realisasi Belanja Langsung (Non Rutin) ................................................................ 59

    Grafik 5.1 Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan (Ribu Jiwa) ................... 62

    Grafik 5.2 Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Kalimantan Barat Berdasarkan Sektor ................. 62

    Grafik 5.3 NTP Petani Kalimantan Barat................................................................................. 64

    Grafik 5.4 Indeks Dibayar dan Indeks Diterima Petani ............................................................ 64

    Grafik 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat (yoy) ....................................... 69

    Grafik 6.2 Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Barat ......................................................... 69

    Grafik 6.3 Harga Internasional Karet dan Crude Palm Oil ........................................................ 70

    Grafik 6.4 Perkembangan Ekspektasi Harga Konsumen .......................................................... 71Grafik 6.5 Perkembangan Harga Komoditas Global ................................................................ 72

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    13/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 1

    RINGKASAN UMUM

    Perkembangan Perekonomian Daerah

    Pada triwulan I 2014, perekonomian Kalimantan Barat tercatat tumbuh 4,69% (yoy),

    lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di triwulan IV 2013 yang tercatat mencapai

    6,37% (yoy). Pertumbuhan Kalimantan Barat tersebut bahkan tercatat lebih rendah

    dibandingkan pertumbuhan nasional yang berada pada level 5,21% (yoy), setelah tiga triwulan

    berturut-turut selalu berada di atas pertumbuhan nasional. Perlambatan tersebut terutama

    dipengaruhi oleh sisi eksternal dimana kinerja ekspor melambat sementara impor tumbuh rlatif

    signifikan. Di sisi lain, permintaan domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi

    Kalimantan Barat pada periode laporan.

    Di sisi sektoral k inerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014

    ditandai dengan perlambatan kinerja pada hampir semua sektor, kecuali sektor

    bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), dibandingkan triwulan

    sebelumnya. Kedua sektor tersebut bersama dengan sektor pertanian memberikan kontribusi

    terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sebesar 3,03% dari angka

    pertumbuhan secara keseluruhan sebesar 4,69%(yoy). Perlambatan terutama terjadi pada

    sektor pertanian, yang dipengaruhi oleh perlambatan kinerja subsektor tabama dan perkebunan

    karet, serta kontraksi pada sektor pertambangan seiring dengan diimplementasikannya

    Peraturan Menteri ESDM No.1 Tahun 2014 terkait ekspor barang tambang mineral mentah.

    Sementara itu, struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Barat masih didominasi oleh sektor

    pertanian, sektor PHR dan sektor industri pengolahan, yang membentuk pangsa 63,58%

    terhadap total PDRB.

    Perkembangan Inflasi Daerah

    Mengawali tahun 2014, inflasi Kalimantan Barat di triwulan I 2014 berada di level yang

    cukup tinggi. Kondisi tersebut tercermin dari laju inflasi triwulanan yang lebih tinggi dibanding

    triwulan sebelumnya, dari 1,05% (qtq) menjadi 2,17% (qtq). Tingginya tekanan inflasi pada

    triwulan I 2014 tersebut salah satunya dipicu oleh kondisi cuaca yang mempengaruhi pasokan

    bahan makanan sehingga menyebabkan inflasi tahunan di Kalimantan Barat pada triwulan I

    2014 mencapai 8,98% (yoy)

    Secara triwulanan, laju inflasi di triwulan I 2014 terutama bersumber dari inflasi BahanMakanan, seiring pasokan yang relatif terbatas. Kondisi tersebut tercermin dari andil

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    14/88

    2 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    kelompok Bahan Makanan yang pada triwulan laporan mencapai 1,78% (qtq). Tekanan harga

    subkelompok komoditas Sayuran dan Bumbu menjadi salah satu pemicu kenaikan harga. Di sisi

    lain, kelompok komoditas Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memiliki andil deflasi

    terendah pada triwulan laporan, mencapai 0,66% (qtq). Deflasi yang terjadi pada kelompok

    komoditas ini terutama disebabkan koreksi tarif tiket angkutan udara seiring berlalunya

    perayaan Cap Go Meh di akhir triwulan I 2014.

    Perkembangan Sistem Keuangan dan Pengembangan Akses Keuangan

    Secara triwulanan, perkembangan volume usaha perbankan Kalimantan Barat pada

    triwulan I 2014 tercatat mencapai Rp43,95 Triliun, atau tumbuh sebesar 14,70% (yoy).

    Pertumbuhan total aset tersebut tercatat relatif melambat dibandingkan pertumbuhan

    pada triwulan IV 2013 yang mencapai 15,34% (yoy). Perlambatan yang terjadi dipengaruhioleh perlambatan baik pada sisi aktiva, yaitu penyaluran kredit, maupun sisi pasiva pada

    penghimpunan dana pihak ketiga. Penyaluran kredit perbankan Kalimantan Barat tercatat

    tumbuh 19,19% (yoy) menjadi sebesar Rp30,70 Triliun atau lebih lambat dibandingkan triwulan

    IV 2013 yang tumbuh mencapai 22,53% (yoy). Sementara itu, dari sisi pasiva, penghimpunan

    dana pihak ketiga perbankan Kalimantan Barat tumbuh 12,34% (yoy), lebih lambat

    dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,35% (yoy). Perlambatan pada penyaluran kredit

    yang lebih dalam dibandingkan penghimpunan DPK mendorong peningkatan rasio penyaluran

    kredit terhadap penghimpunan DPK ( Loan t o Deposit Ratio/ LDR) dari 83,55% pada triwulan IV

    2013 menjadi 84,33% pada triwulan laporan.

    Secara triwulanan, perkembangan sistem pembayaran non tunai di Provinsi

    Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 mengalami penurunan . Nominal transaksi kliring

    mengalami kontraksi sebesar 8,82% (qtq) menjadi sebesar Rp9,93 Triliun. Sementara transaksi

    Real Time Gross Sett lement ( RTGS) juga mengalami kontraksi, baik dari sisi nominal maupun

    pada jumlah transaksi yang dilakukan, masing-masing sebesar 10,89% (qtq) dan 13,53% (qtq).

    Dari sisi sistem pembayaran tunai di Provinsi Kalimantan Barat, selama triwulan I 2014nominal transaksi mengalami peningkatan pada sisi jumlah uang masuk ( in f low ) ,

    namun mengalami penurunan pada sisi jumlah uang yang diedarkan ( o u t f l o w ) . Jumlah

    uang masuk mengalami peningkatan yang relatif signifikan sebesar 318,51% (qtq) menjadi

    sebesar Rp1,86 Triliun. Sementara itu, jumlah uang yang diedarkan oleh Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mengalami kontraksi 74,54% (qtq) menjadi sebesar

    Rp629,83 Miliar. Perkembangan aliran uang kartal tersebut menunjukkan posisi net inflow ,

    dimana jumlah uang yang masuk lebih besar dibandingkan jumlah uang yang diedarkan. Jika

    ditinjau secara tahunan, transaksi sistem pembayaran tunai di Kalimantan Barat mengalami

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    15/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 3

    kenaikan di sisi inflow yaitu sebesar 33,30% (yoy), begitupula di sisi outflow juga mengalami

    kenaikan sebesar 20,30% (yoy).

    Perkembangan Keuangan Pemerintah

    Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014

    menunjukkan perkembangan yang baik terutama dari sisi realisasi belanja. Pada

    triwulan I 2014, realisasi pendapatan Provinsi Kalimantan Barat mencapai 23,46% dari target

    APBD, lebih rendah dibanding realisasi triwulan I 2013. Sementara itu realisasi penyerapan

    belanja Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 masih belum optimal karena baru

    mencapai 6,88% dari target APBD 2014 meski rasio penyerapan tersebut lebih tinggi dari

    triwulan I 2013 yang mencapai 6,49%.

    Berdasarkan komponennya, kenaikan realisasi pendapatan pada triwulan I 2014

    terutama didorong oleh peningkatan realiasasi Dana Perimbangan. Tercatat realisasi

    Dana Perimbangan pada triwulan I 2014 mencapai Rp 765,18 miliar meningkat 9,86% (yoy)

    dari triwulan I 2013 yang mencapai Rp391,47 triliun. Selain itu, komponen Pendapatan Asli

    Daerah (PAD) dan Lain-lain Pendapatan yang Sah juga mengalami kenaikan realisasi pada

    triwulan I 2014, masing-masing mencapai 5,58% dan 8,44% (yoy). Dibandingkan dengan

    target APBD 2013, realisasi ketiga komponen pendapatan tersebut relatif baik, masing-masing

    mencapai 18,42%, 28,46% dan 24,87%. Sementara itu, realisasi penyerapan belanjapemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 relatif lebih baik dari

    periode sebelumnya. Tercatat rasio penyerapan anggaran provinsi Kalimantan Barat pada

    triwulan I 2014 mencapai 8,92% dari target anggaran belanja 2014. Rasio tersebut relatif

    meningkat dibanding triwulan I 2013 yang mencapai 8,47.

    Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

    Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS bulan Februari 2014,

    jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat adalah sebanyak 2.369 ribu orang,

    atau mengalami peningkatan sebesar 0,89% (yoy) jika dibandingkan hasil survei pada

    bulan Februari 2013. Dengan jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang

    tercatat meningkat 1,61% (yoy) menjadi sebanyak 3.280 ribu orang, maka Tingkat Partisipasi

    Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah

    penduduk usia kerja menurun dari 72,74% pada Februari 2013 menjadi 72,21% pada Februari

    2014. Jumlah penduduk bekerja mengalami peningkatan 1,45% (yoy) dibandingkan Februari

    2013 menjadi sebanyak 2.309 orang. Namun demikian, jumlah pengangguran mengalami

    penurunan sebesar 17,81% (yoy) dibandingkan Februari 2013, menjadi sebanyak 60 ribu

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    16/88

    4 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    orang. Secara keseluruhan, penurunan tersebut mengakibatkan Tingkat Pengangguran Terbuka

    Kalimantan Barat pada Februari 2013 menurun menjadi sebesar 2,53%, dibandingkan Februari

    2012 sebesar 3,09%.

    Berdasarkan pemantauan harga di pedesaan pada akhir triwulan I 2014, atau bulan Januari 2013, NTP Gabungan Kalimantan Barat tercatat sebesar 96,40 . Nilai tersebut

    mengalami peningkatan sebesar 0,15% (qtq) dibandingkan NTP gabungan bulan Desember

    2013 yang tercatat sebesar 96,26. Peningkatan NTP pada periode laporan dipengaruhi oleh

    peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar dari peningkatan indeks harga yang

    dibayar petani. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,63% (qtq)

    dibandingkan dengan bulan Desember 2013 yang tercatat sebesar 108,02. Sementara indeks

    harga yang diterima petani juga meningkat lebih besar, yaitu sebesar 1,77% (qtq) dibandingkan

    dengan posisi Desember 2013 yang tercatat sebesar 103,99.

    Prospek Perekonomian Daerah

    Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan mengalami

    akselerasi jika dibandingkan triwulan I 2014 yang tumbuh 4,69% (yoy). Perekonomian

    Kalimantan Barat pada triwulan mendatang diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,4

    5,6% (yoy). Akselerasi diperkirakan didorong oleh meningkatnya aktivitas bisnis pada triwulan

    mendatang. Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan terutama didorong oleh konsumsi,baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah, sebagai dampak dari pelaksanaan

    Pemilihan Umum Calon Anggota Legislatif pada April 2014. Konsumsi swasta juga diperkirakan

    meningkat seiring dengan periode liburan sekolah pada akhir triwulan II 2014. Komponen

    permintaan lainnya, yaitu investasi, juga diperkirakan mengalami akselerasi khususnya di sektor

    perkebunan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan masih

    belum optimal. Dari sisi sektoral, sektor yang diperkirakan mendorong akselerasi perekonomian

    di triwulan II 2014 adalah sektor angkutan dan jasa seiring dengan pelaksanaan Pemilihan

    Umum Calon Anggota Legislatif.

    Inflasi Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan masih berada pada

    level yang cukup tinggi. Kondisi tersebut diperkuat oleh hasil Survei Konsumen pada triwulan

    I 2014, ekspektasi masyarakat terhadap inflasi baik untuk jangka pendek maupun jangka

    panjang berada di level yang relatif tinggi. Beberapa hal yang diperkirakan berpotensi menjadi

    faktor pemicu inflasi pada triwulan II 2014 diantaranya adalah kenaikan tarif listrik khususnya

    untuk industri yang akan direalisasikan mulai bulan Mei 2014, rencana kenaikan tarif angkutan

    kapal laut sebesar 10%-27% dan musim liburan sekolah. Di sisi lain, beberapa faktor yangberpotensi menjadi peredam inflasi di triwulan II 2014, antara lain pengaruh pelaksanaan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    17/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 5

    pemilu yang relatif minimal, tren penurunan harga komoditas global dan nilai tukar Rupiah

    berada di level yang relatif stabil pada kisaran Rp11.000 per USD. Berdasarkan beberapa

    faktor tersebut, inflasi Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan

    berada pada kisaran 8,0%-8,5% (yoy). Sementara untuk keseluruhan tahun 2014,

    inflasi Kalimantan Barat diperkirakan berada pada kisaran 7%+1% (yoy). Beberapa

    faktor yang diperkirakan menjadi peredam ( dow n side r isk ) tekanan inflasi hingga akhir tahun

    2014 antara lain (1) relatif minimalnya wacana terkait kebijakan penyesuaian harga energi

    strategis. (2) Ekspektasi masyarakat terhadap inflasi relatif terkelola dengan baik. (3) Relatif

    meredanya kondisi supercycle harga komoditas internasional. (4) Kondisi cuaca pada 2014

    diperkirakan cenderung stabil, meskipun dibayangi potensi terjadinya El Nino dan (5) Berlalunya

    pengaruh kenaikan harga BBM pada 2013. Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor

    resiko yang berpotensi memicu ( up sid e risk ) inflasi 2014 menjadi lebih tinggi dari perkiraan,

    antara lain (1) Disparitas harga antar daerah dan pelaku ekonomi masih relatif lebar. (2) Nilai

    tukar masih berpotensi mengalami fluktuasi sehingga memicu tekanan imported inf lation dan

    (3) kondisi sosial politik pasca pemilu presiden.

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    18/88

    6 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    Ekonomi Makro Regional

    Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 6.67 5.43 5.87 5.29 4.48 6.73 6.70 6.37 4.69

    Berdasarkan Sekto r (M iliar Rp) : 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091

    - Pertanian 2,299 1,776 2,037 2,117 2,364 1,978 2,210 2,281 2,466 - Pertambangan & Penggalian 146 146 152 162 153 153 159 169 152 - Industri Pengolahan 1,302 1,313 1,387 1,399 1,351 1,384 1,435 1,463 1,395 - Listrik, Gas & Air Bersih 35 36 36 37 37 37 38 39 38 - Bangunan 701 730 784 857 768 770 802 911 826 - Perdagangan, Hotel & Restoran 1,750 1,794 1,846 1,871 1,816 1,879 1,985 1,974 1,919 - Pengangkutan & Komunikasi 783 823 841 870 825 877 909 941 870 - Keuangan, Persewaan & Jasa 463 481 489 498 487 520 524 523 501 - Jasa 834 1,016 1,046 1,152 882 1,063 1,136 1,233 924

    Berdasarkan Permint aan (Miliar Rp) : 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091 - Konsumsi Rumah Tangga 4,401 4,427 4,552 4,615 4,676 4,715 4,813 4,893 4,988 - Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 78 79 83 85 81 85 88 90 101 - Konsumsi Pemerintah 941 979 1,047 1,238 1,013 1,073 1,163 1,303 1,119 - PMTB 2,300 2,346 2,436 2,465 2,357 2,392 2,491 2,655 2,590

    - Perubahan Stok 348 (44) 453 445 213 (17) 476 350 236 - Ekspor 2,581 2,651 2,577 2,697 2,645 2,723 2,710 2,861 2,695 - Impor 2,337 2,324 2,530 2,583 2,301 2,310 2,545 2,619 2,638

    Ekspor- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 336 365 261 346 326 339 346 351 210 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 3,313 2,724 2,156 4,381 3,340 4,356 4,910 4,218 750

    Impor- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 44 88 80 123 63 47 81 50 74 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 32 58 47 65 54 58 83 91 134

    Indeks Harga Konsumen- Kota Pontianak 97.54 98.96 101.32 101.84 103.98 105.99 110.48 111.74 113.94- Kota Singkawang 99.13 100.1062 100.30 100.67 103.26 103.92 106.46 107.31 110.67

    Laju Inflasi Tahunan (%,yoy)- Kota Pontianak 5.72 6.83 5.82 6.75 6.61 7.10 9.05 9.71 9.58- Kota Singkawang 6.34 7.77 3.90 4.21 4.17 3.81 6.14 6.59 7.17

    Perbankan

    Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar) 28,856 30,352 31,060 32,000 32,407 33,509 34,720 36,273 36,407 - Tabungan 15,709 16,669 17,492 19,824 18,676 18,465 19,438 22,004 20,213 - Giro 5,663 6,345 6,206 4,628 5,970 6,780 6,688 4,873 6,368 - Deposito 7,485 7,337 7,362 7,548 7,761 8,264 8,595 9,396 9,826

    Kredit (Rp Miliar) - Berdasarkan Lokasi Proyek 19,217 21,071 21,918 23,826 24,757 26,390 27,452 28,923 28,108 - Modal Kerja 6,704 7,620 7,699 8,811 8,569 9,369 9,501 10,135 9,969 - Investasi 4,221 4,536 4,646 4,993 5,791 6,076 6,471 7,034 6,180 - Konsumsi 8,292 8,915 9,572 10,022 10,397 10,945 11,480 11,753 11,959

    Kredit UMKM (Rp Miliar) 6,108 6,629 6,759 7,368 7,649 8,696 9,011 9,624 10,039 - Modal Kerja 4,106 4,595 4,861 5,380 5,609 6,141 6,365 6,763 6,910 - Investasi 1,970 2,001 1,870 1,961 2,018 2,538 2,634 2,851 3,128 - Konsumsi 32 34 28 28 22 17 13 10 1

    Loan to Deposit Ratio (%) 69.42 72.23 73.48 77.30 79.49 82.34 82.84 83.55 84.33 NPL Gross (%) 0.98 0.96 0.94 0.80 1.44 1.45 1.47 1.12 1.24

    Sistem Pembayaran

    Transaksi RTGS- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 897 1,142 1,160 1,399 1,093 1,175 1,167 1,197 952 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 790 918 987 1,180 965 972 886 938 956

    Transaksi Kliring- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 122 141 188 157 139 142 160 183 170 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 3,745 4,227 4,937 5,383 3,859 3,982 4,018 4,412 3,944

    Indikator2012 2013

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    19/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 7

    I. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH

    1.1 Kajian Umum

    Pada triwulan I 2014, perekonomian

    Kalimantan Barat tercatat tumbuh 4,69%

    (yoy), lebih lambat dibandingkan

    pertumbuhan di triwulan IV 2013 yang

    tercatat mencapai 6,37% (yoy).

    Pertumbuhan Kalimantan Barat tersebut

    bahkan tercatat lebih rendah dibandingkan

    pertumbuhan nasional yang berada pada

    level 5,21% (yoy), setelah tiga triwulanberturut-turut selalu berada di atas

    pertumbuhan nasional. Pada sisi permintaan,

    pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan

    permintaan domestik, sementara perlambatan terutama dipengaruhi dari sisi eksternal. Di sisi sektoral,

    pertumbuhan semua sektor tercatat mengalami perlambatan, kecuali sektor perdagangan, hotel dan

    restoran (PHR) dan sektor konstruksi/bangunan.

    1.2 PDRB Menurut Penggunaan

    Tabel 1. 1 PDRB Penggunaan Provinsi Kalimantan Barat (Miliar Rp)

    Sum ber : Data BPS Prov. Kalim antan Barat

    Pada sisi permintaan, komponen yang dominan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Barat

    bersumber dari permintaan domestik, yaitu konsumsi dan investasi, yang memiliki pangsa mencapai

    96,78% dari total PDRB. Konsumsi mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,

    baik dari sisi konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Investasi juga menunjukkan

    akselerasi yang cukup tinggi. Sementara itu, perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Barat

    menunjukkan perlambatan kinerja, dimana ekspor mengalami perlambatan namun impormenunjukkan akselerasi yang relatif tinggi.

    2014

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1Konsumsi Rumah Tangga 4,401 4,427 4,552 4,615 4,676 4,715 4,813 4,893 4,988

    Konsumsi Nirlaba 78 79 83 85 81 85 88 90 101

    Konsumsi Pemerintah 941 979 1,047 1,238 1,013 1,073 1,163 1,303 1,119

    PMTB 2,300 2,346 2,436 2,465 2,357 2,392 2,491 2,655 2,590

    Perubahan Stok 348 (44) 453 445 213 (17) 476 350 236

    Diskrepansi - - - - - - - - -

    Ekspor 2,581 2,651 2,577 2,697 2,645 2,723 2,710 2,861 2,695

    Dikurangi Impor 2,337 2,324 2,530 2,583 2,301 2,310 2,545 2,619 2,638 PDRB 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091

    20132012Jenis Penggunaan

    Sum ber : Data BPS Provinsi Kaliman tan Barat

    Grafik 1. 1 PDRB Provinsi Kalimantan Barat

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    %

    M i l i a r

    R p

    Nilai g Nasional (yoy)g Kalbar (yoy)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    20/88

    8 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    1.3.1 Konsumsi

    Pada triwulan I 2014, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 6,66% (yoy), lebih tinggi

    dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,04% (yoy). Konsumsi pemerintah juga mencatat

    pertumbuhan yang lebih tinggi mencapai 10,51% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yangtumbuh hanya 5,22% (yoy). Terjaganya konsumsi rumah tangga secara keseluruhan di Kalimantan

    Barat pada periode laporan antara lain didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring

    dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), kenaikan gaji PNS sebesar 6% serta adanya

    pembayaran kompensasi guru. Peningkatan konsumsi masyarakat juga meningkat seiring dengan

    perayaan hari Raya Imlek, Cap Go Meh dan Sembahyang Kubur (Ceng Beng). Selain itu, konsumsi

    rumah tangga juga didorong oleh pelaksanaan masa kampanye Pemilihan Umum Calon Anggota

    Legislatif. Peningkatan konsumsi masyarakat diindikasikan oleh peningkatan Indeks Keyakinan

    Ekonomi (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) masing-masing menjadi 135,78 dan 131,89pada triwulan laporan dari 133,58 dan 122,83 pada triwulan IV 2013. Selain itu, indeks pembelian

    barang konsumsi tahan lama juga menunjukkan peningkatan menjadi 137,17 dari 119,50 pada

    triwulan sebelumnya. Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga ditunjukkan oleh peningkatan

    indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan

    menjadi 110,83 pada triwulan I 2014 dari 105,18 pada tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi

    rumah tangga tersebut terutama pada konsumsi bahan makanan, makan jadi serta transportasi dan

    komunikasi. Data BPS Provinsi Kalimantan Barat juga menunjukkan indeks tendensi konsumen (ITK)

    Kalimantan Barat meningkat menjadi 114,80 pada triwulan laporan dibandingkan triwulan

    sebelumnya 111,47 dan tahun sebelumnya 107,69. Sementara itu, tingginya konsumsi pemerintah

    didorong oleh penyerapan anggaran pemerintah pusat di daerah untuk rangkaian pelaksanaan Pemilu

    Calon Anggota Legislatif serta pembangunan infrastruktur.

    Sum ber : BPS Kaliman tan Barat , dio lah

    Grafik 1. 2 Indeks Harga Yang Dibayar PetaniKonsumsi Rumah Tangga

    Sum ber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

    Grafik 1. 3 Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi

    Makanan dan Bukan Makanan

    96

    98

    100

    102

    104

    106

    108

    110

    112

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Indeks Harga Yang Dibayar Petani

    Konsumsi Rumah Tangga

    95.00

    105.00

    115.00

    125.00

    135.00

    145.00

    155.00

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Indeks Keyakinan Konsum en (IKK)

    Indeks Kon disi Ekonomi Saat Ini (IKE)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    21/88

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    22/88

    10 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    52,63% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 69,29% (yoy).

    Impor barang modal Kalimantan Barat tersebut terutama berasal dari negara Tiongkok dan Korea

    Selatan.

    1.3.3 Ekspor - Impor

    Kinerja ekspor Kalimantan Barat menunjukkan perlambatan, dimana pada triwulan laporan tumbuh

    1,86% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2013 yang tumbuh mencapai 6,08% (yoy) dan

    triwulan I tahun sebelumnya yang tumbuh 2,49% (yoy). Pada sisi lain, impor Kalimantan Barat pada

    triwulan I 2014 tumbuh cukup signifikan mencapai 14,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang tumbuh hanya 1,40% (yoy), dan triwulan I 2013 yang mengalami kontraksi 1,53%

    (yoy). Net ekspor tercatat mengalami kontraksi hingga mencapai 83,40% (yoy) menjadi hanya sebesar

    Rp57 Miliar pada triwulan laporan.

    Penurunan kinerja ekspor diindikasikan oleh penurunan ekspor Kalimantan Barat ke luar negeri,

    dimana pada triwulan laporan nominal ekspor tercatat sebesar 210,33 juta USD atau mengalami

    kontraksi 35,45% (yoy). Dari sisi volume, data ekspor juga menunjukkan penurunan yang signifikan,

    dimana pada triwulan laporan volume ekspor Kalimantan Barat ke luar negeri tercatat mencapai

    750,45 ribu ton atau mengalami kontraksi hingga mencapai 77,88% (yoy). Kontraksi tersebut

    terutama terjadi akibat kontraksi pada ekspor komoditas bauksit dan karet sebagai komoditas ekspor

    utama Kalimantan Barat.

    Tabel 1. 3 Nominal Ekspor Luar Negeri Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (ribu USD)

    Sum ber : Bank Indonesia, diolah

    2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    Karet dan Barang dari Karet (HS40) 167,815 224,422 130,604 144,244 155,725 136,685 124,495 153,081 127,473

    Bijih, Kerak, dan Abu Logam (HS26) 96,845 74,938 70,221 136,281 104,795 137,937 163,950 137,140 18,880

    Kayu, Barang dari Kayu (HS44) 61,682 48,525 45,508 46,019 49,475 45,452 40,500 46,323 39,454

    Ampas/Sisa Industri Makanan (HS23) 1,647 1,730 2,443 2,239 2,512 2,263 2,784 3,547 3,813

    Kapal Laut dan Bangunan Terapung (HS89) - 6,812 295 - - - 3,490 3,490 1,988

    Tembakau (HS24) 390 4,913 1,420 2,149 2,769 2,224 2,819 2,678 -

    Ikan dan Udang (HS03) 2,998 1,945 1,822 2,717 1,233 2,292 1,582 1,929 2,866

    Perabot, penerangan rumah (HS94) 258 771 717 1,003 540 357 490 690 646

    Olahan dari Tepung (HS19) 673 356 602 622 523 561 239 476 262

    Biji-bijian berminyak (HS12) 805 384 536 698 774 604 615 443 1,026

    Total 10 Golongan 333,112 364,796 254,169 335,971 318,347 328,373 340,964 349,800 196,408

    Total Ekspor 335,578 370,017 260,695 346,137 325,828 339,475 345,516 351,195 210,328

    Golongan Barang (HS)2012 2013

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    23/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 11

    Sumb er : Bank Indon esia, diolah

    Grafik 1. 5 Ekspor Karet

    Sum ber : Bank Indon esia, diolah

    Grafik 1. 6 Ekspor Bauksit

    Pada triwulan laporan, nominal ekspor karet

    mengalami kontraksi 18,14% (yoy)

    dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

    cukup baik 6,13% (yoy). Kontraksi pada ekspor

    karet tersebut antara lain didorong oleh

    perlambatan permintaan seiring dengan

    perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara

    tujuan ekspor utama karet Kalimantan Barat.

    Selain itu, kinerja ekspor karet masih dibayangi

    oleh pelemahan harga karet, dimana pada

    triwulan I 2014 harga internasional karet masih

    berada pada tren penurunan dimana tercatat

    sebesar 243,78 USD Cent/kg, lebih rendah

    dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 243,87 USD Cent/kg.

    Sementara itu, komoditas ekspor utama Kalimantan Barat lainnya, yaitu bauksit, pada triwulan

    laporan mengalami kontraksi nominal ekspor hingga mencapai 81,98% (yoy). Kontraksi tersebut

    terjadi pasca optimalisasi ekspor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan bauksit

    pada tahun 2013. Pada periode laporan, dimana ketentuan pelarangan ekspor barang tambang

    mineral mentah sudah diimplementasikan, ekspor bauksit otomatis sudah tidak dapat dilakukan oleh

    para pelaku usaha. Namun demikian, pelaku usaha masih diperbolehkan melakukan ekspor sampai

    -60%

    -50%

    -40%

    -30%-20%

    -10%

    0%

    10%

    20%

    30%

    -

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I

    2012 2013 2014

    Nominal (ribu USD)

    Growth-RHS (yoy)

    -100%

    -50%

    0%

    50%

    100%

    150%

    -

    20,000

    40,000

    60,00080,000

    100,000

    120,000

    140,000

    160,000

    180,000

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I

    2012 2013 2014

    Nominal (ribu USD)

    Growth-RHS (yoy)

    Sumb er : Bloom berg, diolah

    Grafik 1. 7 Harga Internasional Karet (USD Cent/kg)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    24/88

    12 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    tanggal 12 Januari 2014 2, sehingga masih tercatat data ekspor bauksit pada triwulan I 2014 dengan

    nominal sebesar 18,88 juta USD.

    Dari sisi impor, peningkatan signifikan impor provinsi Kalimantan Barat diindikasikan oleh impor luar

    negeri Kalimantan Barat yang menunjukkan peningkatan relatif signifikan. Volume impor luar negeriKalimantan Barat pada triwulan laporan tercatat mencapai 133,56 ribu ton atau menunjukkan

    peningkatan yang signifikan mencapai 149,19% (yoy). Dari sisi nominal, impor luar negeri Kalimantan

    Barat tercatat sebesar 74,06 juta USD atau tumbuh 18,09% (yoy). Impor Kalimantan Barat didominasi

    oleh impor komoditas garam, belerang dan kapur, kapal serta pupuk.

    Tabel 1. 4 Volume Impor Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (Ton)

    Sumb er : Bank Indon esia, diolah

    1.3 PDRB Sektoral

    Tabel 1. 5 Pertumbuhan PDRB Sektoral (%-yoy)

    Sum ber : Data BPS Provinsi Kaliman tan Barat

    Kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat secara sektoral pada triwulan I 2014

    ditandai dengan perlambatan kinerja pada hampir semua sektor, kecuali sektor bangunan

    dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), dibandingkan triwulan sebelumnya.

    Kedua sektor tersebut bersama dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap

    pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sebesar 3,03% dari angka pertumbuhan secara keseluruhan

    IInformasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Barat

    2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    Garam, Belerang, Kapur (HS25) 5,016 12,079 18,603 29,876 28,261 35,622 43,319 49,948 55,903

    Kapal Laut dan Bangunan Terapung (HS89) 5,583 8,776 8,571 1,498 607 9,046 10,174 10,812 17,424

    Bahan kimia anorganik (HS28) 24 303 48 2 342 492 720 5,629 6,753

    Pupuk (HS31) 8,385 10,704 6,064 12,718 2,206 1,650 3,353 4,845 14,145

    Bahan bakar mineral (HS27) - - - - - - 5 3,537 1,000

    Batu, Semen dan Mika (HS68) 9 237 105 65 136 25 155 2,998 125

    Mesin-mesin/pesawat mekanik (HS84) 3,038 10,707 3,026 9,701 3,993 1,990 2,967 2,477 1,846

    Biji-bijian berminyak (HS12) 1,527 2,077 2,448 1,494 2,653 1,660 1,115 2,151 1,001

    Besi dan Baja (HS72) 2,988 4,842 1,537 3,682 292 2,107 4,626 1,966 2,219

    Bahan Ampas/Sisa Industri Makanan (HS23 684 493 727 629 8,136 1,680 1,158 1,653 4,463

    Total 10 Golongan Barang 27,255 50,217 41,130 59,666 46,625 54,272 67,591 86,016 104,878

    Total Impor 32,019 60,238 46,700 64,598 53,598 58,111 82,698 91,136 133,562

    Golongan Barang (HS)2012 2013

    2014Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    1. Pertanian 4.82% 0.96% 5.28% 4.06% 2.84% 11.39% 8.45% 7.76% 4.30%2. Pertambangan & Penggalian 6.47% 4.48% 4.73% 4.99% 5.33% 4.92% 4.32% 4.28% -1.09%3. Industri Pengolahan 6.03% 2.16% 3.30% 1.78% 3.82% 5.37% 3.41% 4.59% 3.23%4. Listrik,Gas & Air Bersih 5.32% 4.52% 3.78% 4.85% 4.13% 3.89% 4.85% 5.02% 2.81%5. Bangunan 12.07% 8.64% 8.94% 9.72% 9.57% 5.42% 2.31% 6.39% 7.58%6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6.91% 6.70% 6.59% 6.23% 3.79% 4.79% 7.56% 5.46% 5.70%7. Angkutan & Komunikasi 6.49% 9.44% 5.61% 4.91% 5.44% 6.45% 8.07% 8.14% 5.40%8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.96% 7.35% 7.29% 5.50% 5.28% 8.18% 7.17% 5.02% 2.78%9. Jasa - jasa 8.20% 9.85% 6.79% 7.62% 5.76% 4.58% 8.54% 7.05% 4.85%

    PDRB 6.67% 5.43% 5.87% 5.29% 4.48% 6.73% 6.70% 6.37% 4.69%

    Sektor20132012

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    25/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 13

    sebesar 4,69%(yoy). Sementara itu, struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Barat masih

    didominasi oleh sektor pertanian, sektor PHR dan sektor industri pengolahan, yang membentuk

    pangsa 63,58% terhadap total PDRB.

    1.3.1 Sektor Pertanian

    Tabel 1. 6 PDRB Sektor Pertanian (Nominal-Miliar Rp)

    Sum ber : BPS Prov. Kalbar, d iolah

    Sektor pertanian Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 tumbuh sebesar 4,30% (yoy), atau melambat

    dibandingkan triwulan IV 2013 yang tercatat tumbuh mencapai 7,76% (yoy). Meskipun demikian,

    pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 2,84% (yoy).Secara umum, kinerja sektor pertanian di Kalimantan Barat didominasi oleh tanaman bahan makanan

    (tabama), khususnya padi, dan tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit dan karet.

    Kinerja tabama pada periode laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,90% (yoy), atau lebih

    lambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan kinerja tersebut antara lain diindikasikan oleh

    luas panen padi yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 225,04 ribu Ha, atau mengalami

    kontraksi sebesar 8,41% (yoy). Kontraksi tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca kering sejak awal

    tahun yang membuat sejumlah lahan di hampir seluruh sentra produksi padi di Kalimantan Baratmengalami kerusakan. Selain permasalahan iklim, serangan hama penggerek dan ulat juga menjadi

    2014

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 PERTANIAN 2,299 1,776 2,037 2,117 2,364 1,978 2,210 2,281 2,466

    a. Tanaman Bahan Makanan 1,111 527 750 817 1,110 665 822 922 1,154

    b. Tanaman Perkebunan 708 758 784 801 772 814 874 845 818

    c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 217 222 228 229 216 229 236 240 228

    d. Kehutanan 88 92 94 90 88 90 91 89 87

    e. Perikanan 173 176 181 180 177 180 187 185 179

    2012 2013Sektor

    Sum ber : Data BPS Prov. Kalbar, d iolah

    Grafik 1. 8 Kontribusi Terhadap Pertumbuhan

    Sum ber : Data BPS Prov. Kalbar, d iolah

    Grafik 1. 9 Pangsa Tiap Sektor Terhadap PDRB

    1.17%

    -0.02%

    0.50%

    0.01%

    0.67%

    1.19%

    0.51%

    0.16%

    0.49%

    Pertanian

    Pertambangan

    Industri

    LGA

    Bangunan

    PHR

    Angkutan

    Keuangan

    Jasa

    Pertanian27.12%

    Pertambangan

    1.67%

    Industri15.35%

    LGA0.42%

    Bangunan9.09%

    PHR21.11%

    Angkutan &Komunikasi

    9.57%

    Keuangan,Persewaan &

    JasaPerusahaan

    5.51%

    Jasa - jasa10.17%

    Lainnya,36.08%

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    26/88

    14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    penyebab utama rendahnya produktivitas sektor tabama. Perlambatan kinerja tabama juga

    dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas sayuran di Kalimantan Barat akibat kualitas air payau yang

    berdampak pada kerusakan tanaman.

    Sum ber : Distan Prov. Kalbar, diolah

    Grafik 1. 10 Luas Panen Padi

    Sum ber : Disbun Prov. Kalbar, dio lah

    Grafik 1. 11 Produksi Tandan Buah Segar Sawit

    Sementara itu, kinerja subsektor tanaman perkebunan menunjukkan akselerasi, dimana pada triwulan

    laporan subsektor tanaman perkebunan tumbuh 5,93% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang tumbuh 5,53% (yoy). Akselerasi tersebut didorong oleh kinerja subsektor

    perkebunan kelapa sawit, dimana produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mencapai 961,84

    ribu ton, atau tumbuh 18,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya dimanapertumbuhan tercatat negatif. Pengaruh cuaca yang lebih baik pada periode dua tahun sebelumnya

    berdampak pada membaiknya produktivitas tanaman sawit pada periode laporan. Dari sisi harga,

    pergerakan harga TBS juga menunjukkan peningkatan, dimana pada triwulan laporan harga rata-rata

    TBS tercatat pada level Rp1.724/kg, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pada

    level Rp1.507/kg.

    Di sisi lain, produktivitas tanaman karet relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

    Perlambatan produksi karet dipengaruhi oleh periode wintering atau gugur daun tanaman karet. Darisisi harga, harga internasional karet juga masih menunjukkan tren penurunan. Pada triwulan laporan,

    harga internasional karet tercatat pada level 243,78 USD cent/kg, lebih rendah dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang tercatat di level 267,17 USD cent/kg. Kinerja perkebunan karet pun masih dibayangi

    perlambatan seiring dengan perkiraan perlambatan perekonomian Tiongkok serta kondisi lahan

    tanaman karet di Kalimantan Barat yang membutuhkan peremajaan.

    -80%

    -60%

    -40%

    -20%

    0%

    20%

    40%

    60%80%

    -

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    H e

    k t a r

    Luas PanenPertumbuhan-yoy (RHS)

    -20.00%

    -10.00%

    0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    -

    200,000

    400,000

    600,000

    800,000

    1,000,000

    1,200,000

    1,400,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    T o n

    Produksi gProduksi-RHS (yoy)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    27/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 15

    1.3.2 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

    Pada triwulan I 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 5,70% (yoy) atau

    menunjukkan akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,46% (yoy) dan triwulan I 2014

    yang tumbuh 3,79% (yoy). Berdasarkan subsektornya, peningkatan kinerja terjadi pada seluruhsubsektor, baik perdagangan, hotel maupun restoran.

    Kinerja subsektor perdagangan tumbuh 5,71% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang tumbuh 5,52% (yoy). Peningkatan tersebut tercermin dari peningkatan volume

    bongkar barang melalui pelabuhan Kota Pontianak sebesar 21,27% (yoy) menjadi sebesar 1,56 juta

    ton dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,29 juta ton. Selain itu, peningkatan

    subsektor perdagangan juga diindikasikan oleh peningkatan volume petikemas yang mengalami

    akselerasi 29,69% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,28%

    (yoy). Peningkatan kinerja subsektor perdagangan antara lain didorong oleh peningkatan konsumsi

    masyarakat pada triwulan laporan dimana terdapat perayaan Imlek, Cap Go Meh dan Sembahyang

    Kubur.

    Sum ber : PT. Pelindo II Cab. Pont ianak, dio lah

    Grafik 1. 12 Volume Bongkar Barang (dalam ton)

    Sum ber : PT. Pelindo II Cab. Pont ianak , dio lah

    Grafik 1. 13 Volume Petikemas

    -10%

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    -

    200,000

    400,000

    600,000

    800,000

    1,000,000

    1,200,000

    1,400,000

    1,600,000

    1,800,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    V. Bongkar (ton)V. Impor (ton)Pertumbuhan-RHS (yoy)

    0

    100000

    200000

    300000

    400000

    500000

    600000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    TonDlm Ne ge ri Lu ar Nege ri

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    28/88

    16 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    1.3.3 Sektor Angkutan dan Komunikasi

    Sum ber: BPS Prov. Kalim ant an Barat

    Grafik 1. 14 Perkembangan Jumlah WisatawanMancanegara

    Sum ber: PT. Pelindo II Cab. Pont ianak

    PT. An gkasa Pura II Pont ianak

    Grafik 1. 15 Perkembangan Jumlah Penumpang

    Kinerja sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan laporan tumbuh melambat sebesar 5,40%

    (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mencapai 8,14% (yoy). Perlambatan tersebut

    antara lain diindikasikan oleh penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke

    Kalimantan Barat, dimana pada triwulan laporan tercatat 7.002 orang, sementara pada triwulan IV

    2013 mencapai 8.570 orang. Sementara itu, mobilitas penumpang, baik yang menggunakan pesawat

    udara maupun kapal laut, juga menunjukkan kontraksi, dimana jumlah penumpang kedua moda

    transportasi tersebut yang berangkat dari Kalimantan Barat tercatat sebanyak 315,18 ribu penumpang

    pada triwulan I 2014, atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mencapai

    326,81 ribu orang.

    1.3.4 Sektor Industri Pengolahan

    Kinerja sektor industri pengolahan menunjukkan perlambatan pada triwulan laporan dimana sektor

    industri pengolahan tumbuh 3,23% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

    tumbuh 4,59% (yoy) dan tahun sebelumnya yang tumbuh 3,82% (yoy). Perlambatan terutamadipengaruhi oleh perlambatan pada sektor industri pengolahan karet, dimana produksi pada triwulan

    laporan tercatat mencapai 59,90 ribu ton atau tumbuh 12,43% (yoy), lebih lambat dibandingkan

    triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 28,25% (yoy). Perlambatan tersebut selain dipengaruhi

    oleh relatif rendahnya produksi karet pada periode laporan, juga dipengaruhi oleh potensi

    perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai konsumen utama produksi karet olahan Kalimantan Barat.

    Tren penurunan harga karet yang masih berlangsung juga berdampak pada perlambatan kinerja

    industri karet di Kalimantan Barat.

    -

    2,000

    4,000

    6,000

    8,000

    10,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Orang

    290,000

    300,000

    310,000

    320,000

    330,000

    340,000

    350,000

    360,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Orang

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    29/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 17

    Sementara itu, kinerja sektor industri CPO

    menunjukkan akselerasi , dimana pada triwulan I

    2014 produksi CPO tercatat tumbuh positif

    setelah selama tahun 2013 terus mengalami

    kontraksi. Pertumbuhan produksi CPO tercatat

    sebesar 16,34% (yoy) menjadi sebesar 215,91

    ribu ton, lebih tinggi dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang mengalami kontraksi 10,41%

    (yoy). Selain didorong oleh peningkatan produksi

    TBS, meningkatnya permintaan domestik yang

    didorong oleh komitmen pemerintah dalam

    mendorong penggunaan biodiesel untuk

    menekan impor minyak juga berdampak positif

    terhadap kinerja subsektor industri pengolahan CPO. Dari sisi harga, harga CPO internasional

    menunjukkan peningkatan, dimana pada triwulan laporan harga CPO tercatat sebesar 813,66

    USD/metric ton, atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pada

    level 783,16 USD/metric ton. Peningkatan harga CPO internasional antara lain didorong oleh stok

    minyak nabati yang berkurang akibat cuaca buruk serta stok CPO di Malaysia yang mengalami

    penurunan.

    Sum ber : Gapkindo Prov. Kalbar

    Grafik 1. 16 Produksi Karet Kalimantan Barat

    Sum ber : Dinas Perkebunan Kalbar, d iolah

    Grafik 1. 17 Produksi CPO Kalimantan Barat

    Sumb er : Bloom berg

    Grafik 1. 18 Harga Internasional Karet dan CPO

    -40%

    -20%

    0%

    20%

    40%

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Ton Volum e gVolum e-RHS (yoy)

    -20%

    -10%

    0%

    10%

    20%

    30%

    -

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Produksi (ton) gProduksi-RHS (yoy)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    USDcent/kg

    USD/metricton

    CPOKaret (RHS)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    30/88

    18 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    1.3.5 Sektor Lainnya

    Sum ber : Asosiasi Semen Indon esia

    Grafik 1. 19 Pengadaan Semen di Kalimantan Barat

    Sum ber : LBU Bank Ind onesia, diol ah

    Grafik 1. 20 Kredit Konstruksi Kalimantan Barat

    Kinerja sektor konstruksi di Kalimantan Barat pada triwulan laporan tercatat tumbuh 7,58% (yoy) ,

    atau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,39% (yoy). Akselerasi

    tersebut antara lain dipengaruhi oleh perkembangan kinerja investasi di Kalimantan Barat yang

    menunjukkan peningkatan. Kinerja sektor konstruksi pada triwulan laporan antara lain diindikasikan

    oleh realisasi pengadaan semen di Kalimantan Barat yang tercatat mencapai 254,94 ribu ton atau

    mengalami kontraksi 0,43% (yoy), tidak sedalam kontraksi di triwulan sebelumnya yang mencapai

    6,15% (yoy). Selain itu, penyaluran kredit konstruksi juga menunjukkan akselerasi sebesar 29,83%

    (yoy) pada triwulan laporan mencapai Rp835 Miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

    yang tumbuh sebesar 27,30% (yoy).

    Pada triwulan I 2014, kinerja sektor keuangan,

    persewaan dan jasa perusahaan mencatat

    pertumbuhan sebesar 2,78% (yoy), atau lebih

    lambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

    tumbuh 5,02% (yoy). Perlambatan tersebut

    antara lain ditandai dengan perlambatan kinerja

    perbankan. Pada periode laporan, aset

    perbankan di Kalimantan Barat yang tercatat

    sebesar Rp43,95 Triliun atau tumbuh 11,97%

    (yoy), lebih lambat dibandingkan periode tahun

    sebelumnya yang tercatat tumbuh 12,46% (yoy).

    -20%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    -

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    T o n

    VolumePertumbuhan-RHS (yoy)

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    -100200300400500600700

    800900

    1,000

    TW I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I

    2012 2013 2014

    %

    M i l i a r

    R p

    Kredit KonstruksiPertumbuhan (yoy)

    Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah

    Grafik 1. 21 Aset Perbankan di Kalimantan Barat

    0.00%

    5.00%

    10.00%

    15.00%

    20.00%

    25.00%

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    TW I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I

    2012 2013 2014

    M i l i a r

    R p

    Total AsetGrowth-RHS (yoy)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    31/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 19

    Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan baik pada sisi penghimpunan DPK maupun

    penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Barat. Meskipun demikian, kinerja perbankan tersebut

    masih cukup terjaga.

    Sementara itu, pada triwulan laporan, sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang

    melambat, sebesar 4,85% (yoy), atau lebih

    lambat dibandingkan triwulan IV 2013 yang

    tercatat sebesar 7,05% (yoy). Perlambatan

    kinerja sektor jasa tersebut terjadi baik pada

    sektor jasa swasta maupun sektor jasa

    pemerintah, masing-masing sebesar 5,08%

    (yoy) dan 2,26% (yoy). Perlambatan tersebut

    antara lain ditandai dengan pertumbuhan pajak

    hiburan dan reklame di Kota Pontianak yang

    tumbuh 3,22% (yoy), lebih lambat

    dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,15% (yoy).

    Sum ber : LBU Bank Ind onesia, diolah

    Grafik 1. 22 Perolehan Pajak Hiburan & Reklame

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    -

    1,000

    2,000

    3,000

    4,000

    5,000

    6,000

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    Total Pajak Hiburan dan ReklamePertumbuhan (yoy)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    32/88

    20 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    BOKS: DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PENGATURAN EKSPOR BARANG TAMBANGMINERAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT

    Pasca terbitnya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral danBatubara serta Peraturan Menteri ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral

    Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri, ekspor barang tambang mineral

    tidak lagi diperkenankan untuk dilakukan mulai tanggal 12 Januari 2014. Implementasi ketentuan tersebut

    dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah material tambang, meningkatkan Penerimaan

    Negeri Bukan Pajak (PNBP), menyerap tenaga kerja serta mengembangkan industri dalam negeri. Namun

    demikian, dampak pemberlakuan peraturan tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

    pertambangan di Kalimantan Barat yang memiliki komoditas tambang utama yaitu bauksit dan bijih besi.

    Bauksit yang diekpor oleh perusahaan pertambangan di Kalimantan Barat umumnya merupakan bijihbauksit olahan ( benefication ore ) dengan kandungan Al 2O3 di kisaran minimum 42%. Namun demikian,

    peraturan tersebut di atas mensyaratkan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan

    dan pemurnian dengan batasan minimum produk bauksit untuk ekspor adalah smelter grade alumina

    (>98% Al 2O3), chemical grade alumina ( ≥ 90% Al 2O3 atau ≥ 90% Al(OH) 3), atau logam alumunium (Al ≥

    99%).

    Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah

    Grafik Perkembangan Sektor Pertambangan

    Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah

    Grafik Perkembangan Ekspor Bauksit

    Dampak langsung tercermin pada pertumbuhan sektor pertambangan yang mencatat kontraksi sebesar -

    1,09% (yoy). Selain kinerja sektor pertambangan, ekspor Kalimantan Barat juga tercatat mengalami

    perlambatan, terutama disebabkan oleh kontraksi pada ekspor luar negeri komoditas bauksit sebesar

    81,98% (yoy). Kondisi ini disebabkan oleh terhentinya operasi perusahaan-perusahaan pertambangan di

    Kalimantan Barat karena perusahaan-perusahaan tersebut belum memiliki pabrik smelter. Selain dampak

    ekonomi, dampak sosial juga dirasakan dimana sejumlah perusahaan memberlakukan kebijakan

    pengurangan tenaga kerja dengan merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

    karyawannya. Permasalahan tenaga kerja tidak hanya terjadi pada sektor pertambangan, tetapi pada

    -2%

    -1%

    0%

    1%

    2%

    3%

    4%

    5%

    6%

    7%

    130

    135

    140

    145

    150

    155

    160

    165

    170

    175

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

    2012 2013 2014

    PDRB SektorTambanggSektorTambang(RHS) - yoy

    -100%

    -50%

    0%

    50%

    100%

    150%

    -

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000120,000

    140,000

    160,000

    180,000

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I TwII

    TwIII

    TwIV

    Tw I

    2012 2013 2014

    Nominal (ribu USD)

    Growth-RHS (yoy)

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    33/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 21

    sektor-sektor pendukungnya, terutama sektor angkutan.

    Berdasarkan hasil liaison dan quick survey Bank Indonesia terhadap sejumlah perusahaan pertambangan,

    seluruh responden menyatakan terdapat sejumlah kendala dalam upaya pembangunan smelter, yang

    terdiri dari:1. Tingginya nilai investasi yang harus dilakukan oleh para pengusaha. Pembangunan smelter

    membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi, untuk smelter dengan kapasitas produksi 1 juta ton

    alumina membutuhkan biaya investasi mencapai lebih dari Rp10 Triliun, sementara umumnya

    perusahaan pertambangan di Kalimantan Barat beroperasi dengan modal pada kisaran Rp10 Miliar.

    2. Tidak memiliki sumber daya yang memadai, baik dari sisi tenaga kerja ahli maupun dari sisi teknologi

    industri.

    3. Keterbatasan infrastruktur , terutama infrastruktur listrik, dimana untuk mengoperasikan membangun

    pabrik smelter diperlukan kapasitas listrik yang besar. Terbatasnya infrastruktur listrik memaksa parapengusaha untuk juga membangun powerplant sendiri.

    4. Adanya tumpang tindih lahan dengan lahan perkebunan.

    Selain kendala-kendala tersebut, pengusaha juga mengkhawatirkan terbatasnya pasar untuk komoditas

    alumina baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mengingat Tiongkok sebagai negara importir utama

    bauksit sudah memiliki industri pengolahan alumina sendiri.

    Meskipun demikian, sejumlah perusahaan sudah melakukan pembangunan smelter, antara lain:

    No. Perusahaan Lokasi Komoditas Keterangan

    1. PT. Indonesia Chemical Alumina Tayan,Kab. Sanggau

    Bauksit Commissioning

    2. PT. Eka Tambang Utama Kinande,Kab. Bengkayang

    Emas Produksi

    3. PT. Segoro Global Mandiri Sei Raya,Kab. Kubu Raya

    Emas Konstruksi

    4. PT. Mulia Bravo Wajok,Kab. Pontianak

    Pasir zircon Produksi

    5. PT. Sibelco Capkala,Kab. Bengkayang

    Ball clay Produksi

    6. Well Harvest Winning Kendawangan,

    Kab. Ketapang

    Bauksit Konstruksi

    Sum ber : Dinas Pertam bang an dan Energi Provinsi Kalimant an Barat

    Sejumlah perusahaan lain juga sudah merencakan pembangunan smelter, antara lain PT. ANTAM (Tbk.),

    Putra Mining Group dan PT. Mekko Mining Group untuk komoditas bauksit, dan beberapa perusahaan

    tambang lainnya. Sementara perusahaan lainnya menempuh strategi lain untuk mengatasi hambatan

    dalam pembangunan smelter, diantaranya dengan mengalihkan penjualan ke pasar domestic (untuk

    komoditas bijih besi) dan bekerja sama dengan perusahaan lain untuk melakukan investasi pembangunan

    smelter.

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    34/88

    22 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    35/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 23

    II. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 3

    2.1. Gambaran Umum

    Mengawali tahun 2014, inflasi Kalimantan Barat di triwulan I 2014 berada di level yangcukup tinggi mencapai 2,17% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan

    inflasi triwulan sebelumnya yang masing-masing mencapai 1,41% dan 1,05% (qtq).

    Tingginya tekanan inflasi pada triwulan I 2014 tersebut salah satunya dipicu oleh kondisi cuaca

    yang mempengaruhi pasokan bahan makanan sehingga menyebabkan inflasi tahunan di

    Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 mencapai 8,98% (yoy) (Grafik 3.1 dan 3.2 ).

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2. 1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat danNasional

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2. 2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Baratdan Nasional

    Berdasarkan dinamika inflasi bulanan

    di Kalimantan Barat selama triwulan I

    2014, terlihat bahwa inflasi tertinggi

    terjadi pada pertengahan triwulan

    (Grafik 3.3). Tercatat inflasi Kalimantan

    Barat pada bulan Februari 2014 mencapai

    2,56% (mtm). Tingginya laju inflasi pada

    bulan Februari 2014 tersebut terutama

    dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada

    kelompok komoditas Transpor, Komunikasi

    dan Jasa Keuangan, dari deflasi 6,19%

    (mtm) pada bulan Januari 2014 menjadi inflasi 8,37% (mtm) pada Februari 2014. Kenaikan tarif

    3 Mulai 2014, BPS melakukan perubahan tahun dasar dari 2007 menjadi 2012. Dikarenakan data IHK dengan tahundasar 2012 belum sepenuhnya tersedia setiap bulan, maka perhitungan ( rebase ) inflasi triwulanan dan tahunanpada periode laporan berdasarkan angka inflasi bulanan yang dirilis resmi oleh BPS.

    5.53 6.15

    8.538.90 8.98

    5.025.41

    7.90 8.087.32

    I II III IV I

    2013 2014

    %-yoy Kalbar Nasional

    1.422.07

    0.41

    2.09

    1.69

    3.81

    1.05

    2.17

    0.79

    1.39

    0.63

    2.13

    1.17

    3.78

    0.80

    1.41

    II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    %-qtq Kalbar Nasional

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2. 3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat danNasional

    -1.00

    -0.50

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    3.00

    3.50

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

    2013 2014

    %-mtm Kalbar Nasional

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    36/88

    24 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    angkutan udara seiring berlangsungnya perayaan Cap Go Meh harga, Imlek dan Sembahyang

    Kubur pada pertengahan triwulan menjadi salah satu faktor pemicu inflasi. Tercatat sumbangan

    inflasi angkutan udara pada bulan Februari 2014 mencapai 1,69% (mtm). Pada akhir triwulan I

    2014, pengaruh tekanan tarif angkutan udara relatif mereda, seiring berlalunya even Cap Go

    Meh , Imlek dan Sembahyang Kubur sehingga menyebabkan deflasi pada bulan Maret 2014

    sebesar 0,70% (mtm).

    2.2. Inflasi Triwulanan

    Secara triwulanan, laju inflasi di triwulan I

    2014 terutama bersumber dari inflasi

    Bahan Makanan, seiring pasokan yang

    relatif terbatas. Kondisi tersebut tercermin

    dari andil kelompok Bahan Makanan yang

    pada triwulan laporan mencapai 1,78% (qtq).

    Tekanan harga subkelompok komoditas

    Sayuran dan Bumbu menjadi salah satu pemicu

    kenaikan harga. Tercatat inflasi triwulanan

    kedua subkelompok komoditas tersebut

    masing-masing mencapai 31,27% dan

    14,19% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi

    triwulan IV 2013 yang mencapai 4,12% dan

    0,51% (qtq). Kelompok lain yang memiliki

    andil inflasi relatif besar pada triwulan I 2014 adalah kelompok Makanan Jadi, mencapai 0,45%

    (qtq). Berdasarkan komoditasnya, seluruh subkelompok komoditas yang menjadi komponen

    pembentuk inflasi Makanan Jadi mengalami kenaikan harga pada triwulan laporan, inflasi

    tertinggi terjadi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol sebesar 3,86% (qtq). Di sisi lain,

    kelompok komoditas Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memiliki andil deflasi terendahpada triwulan laporan, mencapai 0,66% (mtm). Deflasi yang terjadi pada kelompok komoditas

    ini terutama disebabkan koreksi tarif tiket angkutan udara seiring berlalunya perayaan Cap Go

    Meh di akhir triwulan I 2014

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2. 4 Inflasi Triwulanan dan Andil InflasiKalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa

    7.37

    2.56

    1.55

    1.57

    1.55

    0.89

    -3.91

    2.17

    -1.74

    1.13

    2.67

    -1.53

    2.44

    0.47

    4.34

    1.05

    1.78

    0.45

    0.36

    0.10

    0.08

    0.06

    -0.66

    2.17

    -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

    Bahan Makanan

    Makanan Jadi

    Perumahan

    Sandang

    Kesehatan

    Pendidikan

    Transpor

    Umum

    % (qtq)

    Andil I-2014

    IV-2013

    I-2014

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    37/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 25

    2.2.1. Kelompok Bahan Makanan

    Setelah mengalami deflasi pada

    triwulan IV 2013, kelompok Bahan

    Makanan kembali mengalami inflasipada triwulan I 2014. Tercatat inflasi

    kelompok Bahan Makanan pada triwulan I

    2014 mencapai 7,37% (qtq) dengan andil

    terhadap inflasi umum sebesar 1,78% (qtq).

    Laju inflasi pada kelompok Bahan Makanan

    tersebut lebih tinggi dibanding triwulan IV

    2013 yang mengalami deflasi sebesar

    1,74% (qtq).

    Kenaikan harga pada Subkelompok Sayur-

    sayuran menjadi salah satu faktor pemicu

    inflasi kelompok Bahan Makanan. Tercatat,

    inflasi subkelompok Sayur-sayuran pada

    triwulan I 2014 mencapai 31,27% (qtq)

    naik signifikan dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2013 yang mencapai 3,31% (qtq). Kondisi

    cuaca yang cenderung kering menyebabkan air yang digunakan untuk pengairan menjadipayau sehingga mempengaruhi produksi dan pasokan, terutama pada komoditas sawi hijau

    dan kangkung.

    Pengaruh cuaca juga terlihat pada komoditas Bumbu-bumbuan dan Ikan Segar yang masing-

    masing mengalami inflasi sebesar 14,19% dan 6,6% (qtq) dengan andil inflasi mencapai 0,81%

    dan 1,25% (qtq). Terkait dengan kenaikan harga komoditas Bumbu-bumbuan, selain faktor

    cuaca, faktor lain yang memicu kenaikan harga adalah bencana banjir yang terjadi di beberapa

    daerah sentra produksi. Sementara berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Barat dengan salah satu kelompok

    petani tambak di wilayah Kabupaten Mempawah 4, diketahui bahwa panen ikan pada Maret

    2014 mengalami penurunan yang signifikan, terutama disebabkan oleh perubahan kualitas air

    menjadi lebih asam, sebagai akibat adanya kebakaran lahan di daerah sekitar pada saat curah

    hujan relatif rendah.

    Sementara itu, komoditas Daging dan Telur secara triwulanan juga mengalami kenaikan harga

    meskipun pasokan relatif terkendali, khususnya komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras.

    4 Kabupaten Mempawah merupakan salah satu sentra produksi ikan di Kalimantan Barat, khususnya ikanNila dan ikan Mas yang dibudidayakan dalam tambak.

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2.5 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 menurut Kelompok Bahan Makanan

    -1.74

    -0.50

    -13.01

    -1.61

    5.09

    -1.84

    3.31

    2.42

    -0.50

    0.71

    3.67

    1.57

    7.37

    1.50

    1.28

    6.60

    -2.11

    5.99

    31.27

    5.91

    7.77

    14.19

    3.35

    9.01

    1.78

    0.33

    0.16

    1.25

    -0.07

    0.81

    2.72

    0.17

    0.48

    0.81

    0.17

    0.03

    -20 -10 0 10 20 30 40

    BAHAN MAKAN

    Padi-padian

    Daging

    Ikan Segar

    Ikan Diawetkan

    Telur, Susu

    Sayur

    Kacang

    Buah

    Bumbu

    Lemak dan Minyak

    Lainnya

    Andil

    I-2014

    IV-2013

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    38/88

    26 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    Tercatat, inflasi kedua komoditas tersebut pada triwulan I 2014 masing-masing mencapai

    1,28% dan 5,99% (qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 0,16% dan 0,81% (qtq).

    Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat,

    produksi telur di wilayah Kalimantan Barat, mencapai 168 ton per hari, sementara daya serap

    masyarakat sebesar 128 ton per hari sehingga mengalami kelebihan pasokan sebesar 40 ton

    per hari. Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas daging ayam yang mengalami kelebihan

    pasokan mencapai 440 ribu ekor ayam per bulan.

    Berdasarkan daerahnya, kedua kota

    yang menjadi dasar perhitungan inflasi

    di Kalimantan Barat mengalami

    kenaikan inflasi dari triwulan

    sebelumnya. Inflasi yang terjadi di Kota

    Pontianak pada triwulan I 2014 terutama

    disebabkan oleh kenaikan harga pada

    subkelompok Ikan Segar, Sayuran dan

    Bumbu, masing-masing sebesar 3,46%,

    15,97% dan 12,34% (qtq). Kondisi serupa

    juga terlihat di Kota Singkawang, dimana inflasi kelompok Bahan Makanan dipicu oleh

    kenaikan inflasi pada subkelompok Ikan Segar, Sayuran dan Bumbu yang masing-masingmencapai 12,45%, 29,33% dan 12,36% (qtq). Di sisi lain, komoditas Telur di Kota Singkawang

    mengalami deflasi sebesar 3,12% (qtq), semakin dalam dibanding deflasi triwulan IV 2013 yang

    mencapai 0,39% (qtq). Hal tersebut disebabkan pasokan telur ayam ras yang cukup besar di

    Kota Singkawang yang juga merupakan sentra produksi ayam di Kalimantan Barat. Kondisi

    tersebut menyebabkan inflasi bahan makanan di Kota Pontianak dan Singkawang mencapai

    5,30% dan 6,74% (qtq).

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Kelompok BahanMakanan Kota Pontianak dan Singkawang

    1.97

    3.14

    0.0

    1.0

    2.0

    3.0

    4.0

    5.0

    II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    % (qtq)

    Pontianak

    Singkawang

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    39/88

    Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 27

    2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

    Kelompok Makanan Jadi Minuman

    Rokok dan Tembakau pada triwulan I

    2014 kembali mengalami inflasi. Tercatatinflasi kelompok Makanan Jadi Minuman

    Rokok dan Tembakau pada triwulan I 2014

    mencapai 2,56% (qtq) dengan andil

    terhadap inflasi umum sebesar 0,45% (qtq).

    Laju inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan

    inflasi triwulan IV 2013 yang mencapai

    1,13% (qtq).

    Mayoritas subkelompok komoditas dalam

    Makanan Jadi Minuman Rokok dan

    Tembakau pada triwulan laporan mengalami kenaikan inflasi dibandingkan triwulan

    sebelumnya. Sumbangan inflasi tertinggi dialami oleh subkelompok Makanan Jadi, sebesar

    1,26%. Sementara laju inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol,

    serta Tembakau dan Minuman Beralkohol, masing-masing mencapai 3,86% dan 3,23% (qtq).

    Kenaikan inflasi subkelompok Makanan Jadi tidak terlepas dari pengaruh inflasi bahan makanan

    sebagai bahan baku utama, dimana pada triwulan I 2014 berada di level yang relatif tinggi. Terkait dengan inflasi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol, salah satu komoditas

    yang memicu kenaikan inflasi adalah es. Berdasarkan hasil survei singkat yang dilakukan KPwBI

    Provinsi Kalimantan Barat, dapat diketahui bahwa rendahnya curah hujan berdampak terhadap

    kualitas air yang menjadi payau. Kondisi tersebut direspon oleh pelaku usaha (penjual/produsen

    es) yang beralih menggunakan air mineral dalam pembuatan es, sehingga mendorong kenaikan

    harga jual es. Sementara, kenaikan pajak tembakau daerah sebesar 10%, menjadi salah satu

    faktor pemicu kenaikan harga rokok sehingga menyebabkan inflasi subkelompok Tembakau

    Minuman Beralkohol mengalami kenaikan.

    Sumber: BPS Kalbar, diolah

    Grafik 2.7 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 menurut Kelompok Makanan Jadi

    1.13

    0.69

    2.09

    1.40

    2.56

    2.19

    3.86

    3.23

    0.45

    1.26

    0.69

    0.79

    0 1 2 3 4 5

    Makanan jadi, minuman, rokokdan tembakau

    Makanan jadi

    Minuman tidak beralkohol

    Tembakau dan minumanberalkohol

    % (qtq)

    andil I-2014

    I-2014

    IV-2013

  • 8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014

    40/88

    28 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014

    Kenaikan inflasi kelompok Makanan Jadi,

    Minuman, Rokok dan Tembakau di

    Kalimantan Barat tercermin di kedua kota

    yang menjadi dasar perhitungan inflasi.

    Tercatat inflasi Makanan Jadi di Kota

    Pontianak dan Kota Singkawang pada triwulan

    I 2014 masing-masing mencapai 3,09% dan

    0,87% (qtq), naik dibandingkan triwulan IV

    2013 yang mencapai 1,23% dan 0,72% (qtq).

    Secara umum, inflasi mayoritas kelompok

    komoditas Makanan Jadi, Minuman, Rokok

    dan Tembakau di Kota Pontianak mengalami kenaikan. Subkelompok Makanan Jadi serta

    Tembakau dan Minuman Beralkohol mengalami inflasi sebesar 1,99% dan 3,63% (qtq), lebih

    tinggi dibandingkan triwulan IV 2013 yang mencapai 0,74% dan 1,57% (qtq). Sementara

    inflasi tertinggi di