k3 a

10
PPPK DAN MASALAH KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI Mohammad Sultoni Yusuf Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang, email: [email protected] 1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan suatu proyek konstruksi banyak menggunakan tenaga kerja manusia, dan setiap kegiatan pekerjaan konstruksi sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik pekerja serta area kerja yang terbuka, seperti iklim, cuaca, dan lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek konstruksi sangat rawan terhadap terjadinya kecelakaan kerja hingga akhirnya PPPK diperlukan dalam hal ini. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau biasa disebut PPPK merupakan tindakan kecil yang sangat besar manfaatnya tetapi sering tidak diterapkan dalam dunia kerja. Padahal tindakan PPPK mampu meminimalisir luka atau sakit seseorang yang terrimpa kecelakaan, bahkan mampu menyelamatkan nyawa seseorang. Tentunya tindakan PPPK harus sesuai dengan langkah dan prosedur dan benar. Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi dapat terpenuhi dengan baik Masalah keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek konstruksi sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh managemen k3 yang ada di dalam proyek tidak sempurna sehingga sistem kerja tidak berjalan dengan baik yang akhirnya timbul berbagai macam kecelakaan kerja. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan tentunya makalah ini kurang dari sempurna oleh karena itu kami meminta saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik. 2. Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat- syarat keslamatan dan

Upload: tony-yusuef

Post on 08-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tentang k3 konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: k3 a

PPPK DAN MASALAH KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

Mohammad Sultoni Yusuf

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang, email: [email protected]

1. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan suatu proyek konstruksi banyak menggunakan tenaga kerja manusia, dan setiap kegiatan pekerjaan konstruksi sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik pekerja serta area kerja yang terbuka, seperti iklim, cuaca, dan lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek konstruksi sangat rawan terhadap terjadinya kecelakaan kerja hingga akhirnya PPPK diperlukan dalam hal ini.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau biasa disebut PPPK merupakan tindakan kecil yang sangat besar manfaatnya tetapi sering tidak diterapkan dalam dunia kerja. Padahal tindakan PPPK mampu meminimalisir luka atau sakit seseorang yang terrimpa kecelakaan, bahkan mampu menyelamatkan nyawa seseorang. Tentunya tindakan PPPK harus sesuai dengan langkah dan prosedur dan benar. Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi dapat terpenuhi dengan baik

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek konstruksi sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh managemen k3 yang ada di dalam proyek tidak sempurna sehingga sistem kerja tidak berjalan dengan baik yang

akhirnya timbul berbagai macam kecelakaan kerja. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan tentunya makalah ini kurang dari sempurna oleh karena itu kami meminta saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik.

2. Cakupan Masalah Konstruksi BangunanPekerjaan kontruksi bangunan

merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.

Penggalian. Penyebab kecelakaan yang timbul dari pekerjaan penggalian antara lain, pekerjan yang disa tertimbun dan terkubur di dalamnya akibat runtuhnya dinding galian, pekerja tertimpa dan luka akibat terjatuhnya material di dalam galian, kondisi tidak aman baik di dalam maupun diluar galian akibat licinnya galian.

Pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan suatu kegiatan pemasangan struktur bawah bangunan yang dapat digunakan untuk menahan beban bangunan.

Page 2: k3 a

Pekerjaan Beton. Pada saat proses pengecoran berlangsung pada umumnya pekerja selalu pada posisi tetinggian tertentu yang dapat berakibat pekerja terjatuh, material pencampur yang tidak boleh bersinggungan dengan kulit bahkan terhirup oleh pernapasan pekerja.

Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.

Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja dapat tertimpa atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.

3. Pedoman Dasar Hukum K3 Konstruksi

a. Undang-undang Dasar 1945b. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Pemerintah telah sejak lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja, yaitu melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan pekerjayaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan

Aspek ketenagakerjaan dalam hal K3 pada bidang konstruksi, diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Peraturan ini mencakup ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja secara umum maupun pada tiap bagian konstruksi

bangunan. Peraturan ini lebih ditujukan untuk konstruksi bangunan, sedangkan untuk jenis konstruksi lainnya masih banyak aspek yang belum tersentuh. Di samping itu, besarnya sanksi untuk pelanggaran terhadap peraturan ini sangat minim yaitu senilai seratus ribu rupiah.

d.Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No   Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986 tentang K3 Tempat Kegiatan  Kontruksi Bangunan

Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Menakertrans tersebut, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi” ini merupakan pedoman yang dapat dianggap sebagai standar K3 untuk konstruksi di Indonesia. Pedoman K3 Konstruksi ini cukup komprehensif, namun terkadang sulit dimengerti karena menggunakan istilah-istilah yang tidak umum digunakan, serta tidak dilengkapi dengan deskripsi/gambar yang memadai. Kekurangan-kekurangan tersebut tentunya sangat menghambat penerapan pedoman di lapangan, serta dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan perselisihan di antara pihak pelaksana dan pihak pengawas konstruksi.

4. PPPKDisetiap lokasi pekerjaan

konstruksi perlu disiapkan kemampuan untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) serta tindak lanjutnya. Pada lokasi proyek perlu adanya orang yang dapat melakukan PPPK, alat dan bahan PPPK. Daftar nama, alamat, nomor telepon pekerja, instansi yang harus dihubungi bila terjadi

Page 3: k3 a

kecelakaan atau musibah seperti klinik, rumah sakit, pemadam kebakaran dll. Disamping itu di lokasi proyek perlu disediakan petunjuk untuk mengatasi bila terjadi kecelakaan atau musibah.

a. Orang yang dapat melakukan tindakan PPPK

Orang ini dapat sebagai petugas khusus menangani PPPK atau mereka yang pernah mengikuti diklat PPPK. Mereka itu dapat seorang staff kontraktor maupun para tukang yang bekerja di proyek. Oleh karena itu mereka yang pernah mengikuti PPPK didaftar dan bila dipandang perlu mengirimkan orang untuk mengikuti diklat PPPK.

b. Alat dan bahan

Alat dan bahan PPPK dilokasi proyek harus disediakan oleh pihak pemborong. Setidak-tidaknya tersedia kotak PPPK. Kotak PPPK perlu dicek secara teratur baik isi maupun jumlahnya.

c. Daftar nama, alamat dan nomor telepon

Pada kantor proyek harus tersedia daftar nama, alamat, nomor kantor instansi yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan kerja.

d. Contoh Pertolongan Pertama

Gangguan Pernapasan adalah Kesulitan Bernapas sampai tidak dapat bernapas karena sumbata jalan pernapasan, kelemahan atau kejang otot pernapasan atau menghisap gas beracun. Lokasi gangguan

terletak di rongga hidung, mulut, kerongkongan sampai paru-paru. memberikan nafas buatan. Bila terjadi pernafasan terhenti, maka dapat diatasi dengan memberikan nafas buatan antara lain dengan cara mulut ke mulut sebagai berikut :

Menghindarkan sesuatu yang menghambat pada mulut korban, dengan jalan membuka mulut korban dengan jari dan jari harus dalam keadaan bersih.

Memegang tengkuk atau leher korban dengan hati-hati dan membaringkannya sambil kepala dikebawahkan.

Tekan sudut rahangnya kedepan dari belakang untuk meyakinkan bahwa lidahnya terjulur dan jalan nafasnya bebas.

Buka mulutnya lebar-lebar dan tarik nafas dalam-dalam. Pijit kedua lubang hidungnya dan padukan mulut anda ke mulut korban dengan posisi menyilang. Hembuskan dengan keras kedalam paru-parunya sampai penuh. Lepaskan mulutnya dan perhatikan gerakan-gerakan korban. Ulangi cara-cara tersebut diatas hingga korban bernafas kembali.

e. Tujuan PPPK Menyelamatkan jiwa korban Meringankan penderitaan

korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan

Page 4: k3 a

Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan lebih baik diberikan Membawa korban pada tim medis terdeka

f. Pokok Tindakan Tidak panik, amati dan

kumpulkan keterangan kejadian

Perhatikan pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu

Hentikan pendarahan bila ada

Tenangkan korban dan hindarkan shock

Pertolongan dilakukan ditempat kejadian dan tidak tergesa-gesa memindahkan korban.

5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan

Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat proyek atau konstruksi, para pelaksana konstruksi wajib melaksanakan syarat-syarat teknis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Konstruksia. Pekerjaan penggalian

Ketentuan Umum: Stabilitas tanah harus diuji dahulu

sebelum dilakukan penggalian Melakukan pemeriksaan atas segala

instalansi bawah tanah Prasarana umum harus dimatikan atau

diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka prasarana tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi

Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain

Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus melebihi 1 hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan hujan lebat.

Jalan keluar masuk yang aman Dilarang bekerja di tanah lepas yang

kemiringannya terlalu terjal Harus ada konstruksi penyangga yang

cukup Ada penerangan yang cukup Galian bebas dari air Ada jalan keluar untuk

menyelamatkan diri Tidak ada yang diizinkan masuk ruang

bawah tanah yang belum diuji bebas gas

Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat-alat pernapasan

Ventilasi mekanis harus disediakan Tindakan penceghan harus diambil

untuk melindungi runtuhnya bangunan

b. Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :

Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya 45derajat

Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu

Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu struktur.

Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian

Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian

Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam galian

Tersedia penerangan yang cukup Pekerja harus diinformasikan secara

jelas tentang prosedur penggalian Menggunakan pelindung kepala dan

kaki saat penggalian berlangsung

Page 5: k3 a

Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi llistrik, gas, air dsb

Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak 50 cm dari pipa gas

b.      Pekerjaan PondasiPersyaratan Umum: Mesin pemancang harus ditumpu oleh

dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik

Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca

Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya

c.       Pengerjaan BetonPersyaratan Umum Konstruksi beton bertulang yang berat

untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya harus didasarkan pada gambar rencana

Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya

d.      Pekerjaan Konstruksi BajaPersyaratan umum Penjaminan keselamatan pekerja

dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang, peralatan kerja tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring pengaman

Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya

i. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Bangunan

a.       Perancah

Peraturan umum

Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bias dikerjakan secara aman dalam ketinggian

Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas yang ahli.

b.      Pelataran Tempat KerjaPeraturan umum

 Semua perancah harus dilengkapi dengan platform untuk bekerja

 Pelataran paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 cm dari sisi dinding bangunan

Penyediaan tempat yang bebas dari rintangan dan timbunan

Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman kakai berukuran tebal min 2,5 cm dan lebar min 15 cm

Harus benar-benar berkonstruksi kuat

ii. Peralatan yang Safety

a.       Plambing/Pemipaan

Fungsi instalansi plambing:

·      penyediaan air bersih

·        membuang air kotor

Jenis-jenis plambing

·  Instalansi plambing air bersih

·Instalansi plambing air kotor

·   Instalansi plambing air hujan

Pemeriksaan dan pengujian

Objek pemeriksaan dan pengujian adalah

instalansi pipa penyalur, tangki, hydrostos,

alat-alat perlengkapan dan pengaman

Pengesahan

Sebelum instalansi plambing dipakai,

pemilik mengajukan permohonan

pengesahan penggunaan kepada Dinas

Page 6: k3 a

Tenaga Kerja Kabupaten/Kota.  Sebelum

dikeluarkan pengesahan, harus dilakukan

pemeriksaan dan pengujian pertama.

6.  Pengawasan K3 Konstruksi dan

Sarana Bangunan

a.       Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek

Konstruksi Bangunan. Setiap pekerjaan

konstruksi bangunan yang akan dilakukan

wajib dilaporkan kepada direktur atau

pejabat yang ditunjuk

b.      Akte Pengawasan Ketenagakerjaan

Proyek Konstruksi Bangunan

 i.      Pengertian

Terdiri dari: data pelaksana

konstruksi/pengawas-perencana

konstruksi, data teknis proyek,

berita acara pemeriksaan, kartu

pemeriksaan dan lembaran

pemeriksaan.

  ii.      Batasan

Tempat kerja/pekerjaan konstruksi

bangunan dengan waktu proyek 6

bulan atau lebih harus diterbitkan

akte ini dan akte harus diserahkan

Pelaksana Konstruksi kepada

Pemberi Tugas/Pemilik setelah

proyek selesai

 iii.      Pengesahan Akte

1.      Setelah meneliti wajib lapor

pekerjaan proyek/konstruksi

bangunan

2.      Melakukan pemeriksaan K3

proyek oleh pengawas spesialis K3

konstruksi

3.      Menerbitkan akte pengawasan

4.      Melakukan pemeriksaan

berkala, sampai proyek selesai.

7. KesimpulanDisetiap lokasi pekerjaan

konstruksi perlu disiapkan kemampuan untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) serta tindak lanjutnya serta perlu adanya orang yang dapat melakukan tindakan PPPK, alat dan bahan PPPK. Daftar nama, alamat, nomor telepon pekerja, instansi yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan atau musibah seperti klinik.

Usaha pencegahan akibat kekurangan segi teknis di bidang konstruksi dapat dilakukan dengan desain kerja yang baik dan organisasi / pengaturan kerja.

Tujuan PPPK antara lain

1. Menyelamatkan jiwa korban

2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan

3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan lebih baik diberikan

4. Membawa korban pada tim medis terdekat

Untuk meminimmalisir masalah keselamatan dan kesehatan pada proyek

Page 7: k3 a

konstruksi hubungan yang baik antara pegawai proyek, perusaahaan dan pemerintah itu mutlak harus diperhatikan. Sehingga perpaduan antara pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) dari pegawai, manejemen yang baik dari perusahaan dan penyulhan dari pemerintah tentang K3 untuk pegawai proyek maupun perusahaan sangat dibutuhkan demi keselamatan dan kepentingan bersama.

8. Saran

Di lokasi proyek perlu ada PPPK serta klinik. Gunanya untuk meminimalisir resiko yang di timbulkan dari kecelakaan, sehingga para pekerja proyek maupun non pekerja proyek derajat kesehatanya dapat terjamin serta tidak terjadi hal-hal yang fatal.