k2 dan lingkungan hidup.pdf

Upload: amrul-arifin

Post on 08-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1 - ENJINER

    PEMBANGKITAN THERMAL

    RESUME :

    K2 DAN LINGKUNGAN HIDUP

    OLEH :

    NAMA : AMRUL ARIFIN

    KELAS : EP

    NO. TEST : 1409/MKS/JF/S1/ELE/14652

  • Phenomenal

    1. TUJUAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA

    Keselamatan Kerja adalah Suatu bidang yang ditujukan untuk mencegah suatu

    bentuk kecelakaan dilingkungan dan keadaan kerja. Secara umum tujuan keselamatan kerja

    adalah untuk mencegah atau mengurangi kejadian insiden/kecelakaan yang merugikan. Oleh

    karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan umum dari program keselamatan kerja adalah

    meliputi :

    a. Kemanusiaan, mencegah cidera atau kematian

    b. Ekonomi, mencegah kerusakan harta, mencegah pemborosan biaya,

    meningkatkan moral kerja pegawai dan produktivitas perusahaan.

    c. Sosial, memenuhi tanggung jawab perusahaan untuk ikut menjaga

    kelestarian lingkungan, kesejahteraan dan ketentraman masyarakat, serta memenuhi

    peraturan/hukum yang berlaku.

    Agar tujuan umum ini dapat diterapkan, maka ia harus dijabarkan lagi ke dalam bentuk tujuan-

    tujuan yang lebih nyata dan dapat diukur berdasarkan perkembangan persahaan dimasa

    mendatang.

    Tujuan program keselamatan ini harus dibagi menjadi: a. Tujuan jangka pendek Yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah keselamatan kerja yang ada pada saat ini,

    terutama yang membutuhkan penanganan segera, seperti misal:

    Menemukan bahaya yang ada dalam pabrik

    House keeping ds.

    b. Tujuan jangka panjang

    Yang berbentuk usaha untuk memudahkan usaha keselamatan kerja kedalam kegiatan produksi

    serta menjaga kesinambungan. Jika tujuan ini dapat dicapai, maka bukan hanya

    kecelakaan/incident saja yang dapat dicegah, tetapi akan diperoleh juga keuntungan

    ekonomis dalam bentuk peningkatan gairah kerja,penghematan dana akibat kerusakan

    barang, peningkatan effisiensi dan produktivitas perusahaan

  • Phenomenal

    2. DASAR KESELAMATAN KERJA PLN Dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai dan

    lingkungan, maka PLN mewajibkan kepada setiap unit administrasinya untuk mengikuti

    norma- norma keselamatan kerja.

    Adapun yang mendasari kewajiban keselamatan kerja di PLN

    adalah :

    a. Undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun 1970

    b. Pengumuman Direksi no. 023/PST/75 tentang keselamatan memasuki dan bekerja

    didalam ruangan sentral pembangkit tenaga listrik.

    c. Surat Edaran No. 016/PST/78 tentang peningkatkan tugas para pengawas pekerjaan

    d. Surat Edaran No. 055/PST/82 tentang kewajiban memakai alat pengaman kerja dan

    sangsinya.

    e. Instruksi Direksi No. 002/84 tentang membudayakan keselamatan dan kesehatan

    kerja dilingkungan PLN

    3. KECELAKAAN KERJA

    Adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja

    dan kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

    3.1 Alasan Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja

    Ada 3 ( tiga ) alasan utama pencegahan kecelakaan kerja:

    1. Alasan Kemanusian

    Yaitu adanya penderitaan individu /keluarga akibat cacat seumur hidup

    atau kehilangan kemampuan untuk mencari penghasilan.

    2. Alasan Ekonomi

    Yaitu adanya biaya yang diperlukan atas kerusakan peralatan, ganti rugi

    dan kehilangan waktu kerja selama kejadian dan penyelesaiannya, serta biaya

    pengobatan.

    3. Alasan Manajemen.

    Yaitu perlu adanya pertanggung jawaban resmi dan membawa nama baik perusahaan.

  • Phenomenal

    3.2 Macam-macam Bahaya.

    a. Mekanik: Bahaya terjepit, terpotong, terjatuh, tertimpa benda dan lain-lain

    b. Phisik: Suhu panas/dingin, kelembaban, radiasi, getaran, bising dan lain-lain

    c. Listrik: aliran listrik, binga api listrik penyebab kematian dan lain-lain

    d. Kebakaran & Ledakan: Bahaya ledakan botol bertekanan, bejana tekan,

    bahan peledak, kebakaran minyak, kebakaran bangunan dan lain-lain.

    3.3 Jenis Kecelakaan

    - Terjatuh

    - Tertimpa

    - Tertumpuk benda.

    - Terjepit

    - Terbakar atau kena ledakan

    - Kontak dengan bahan beracun

    - Terkena radiasi atau tegangan listrik

    3.4 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Tindakan Pencegahannya Manusia, metoda dan tempat kerja, merupakan sumber bahaya yang paling potensial. Suatu

    kecelakaan maupun kejadian yang tidak diharapkan adanya ketimpangan unsur-unsur

    produksi, yang antara lain berupa:

    Manusia

    - Tidak cocoknya manusia dengan peralatan.

    - Kurangnya motivasi

    - Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan

    - Dan lain-lainnya.

    Peralatan

    - Kesalahan perencanaan

    - Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan

    - Dan lain-lain.

    Lingkungan/Tempat Kerja

    - House keeping yang tidak baik

    - Kurangnya ventilasi, penerangan, bising.

    - Suhu yang panas atau terlalu dingin

    - Dan lain-lain

  • Phenomenal

    3.5. Bekerja Dengan Peralatan Tangan Alat-alat Tangan (Hand Tools) Dalam kegiatan kerja, Manusia tidak dapat terlepas dari alat-alat pembantu seperti tang, obeng,

    kunci pas, palu dan sebagainya, kecelakaan sangat sering terjadi dari penggunaan alat-alat

    tangan, walupun sifat kecelakaan biasanya ringan.

    Tetapi mengingkat bagian yang cidera justru sangat ital untuk bekerja seperti jari tangan, maka

    waktu yang hilang juga menjadi besar, Antara lain karena pekerja yang mengalami cedera/luka

    tidak bisa bekerja buat sementara waktu.

    Kecelakaan oleh alat-alat tangan biasanya timbul karena:

    - Terlepas waktu digunakan

    - Alat-alat yang rusak (patah, bergerigi, aus)

    - Alat-alat yang tidak sesuai

    - Cara pemakaian yang salah pada waktu bekerja

    - Penyimpanan yang kurang baik Syarat-syarat dalam penggunaan alat-alat tangan adalah :

    - Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan yang berkwalitas baik dan

    memenuhi syarat

    - Alat-alat tangan harus digunakan sesuai dengan fungsinya. (jangan

    menggunakan kunci pas untuk memukul)

    - Jangan menggunakan alat-alat tangan yang rusak seperti longgar, patah,

    aus, bergerigi dan sebagainya.

    3.6. Bekerja dengan peralatan listrik

    Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Listrik Peraturan-peraturan ini menetapkan tindakan pencegahan yang harus diambil sebelum belerja

    pada alat-alat listrik. Dalam alat-alat listrik yang bertegangan, maka bagian alat-alat yang

    dikerjakan harus:

    a. Mati

    b. Isolasi dan lakukan langkah-langkah untuk mengunci/mematikan dari

    konduktor yang bertegangan listrik.

  • Phenomenal

    c. Hubungkan ke tanah secara effisiensi semua titik pemutus pasok listrik pada

    alat-alat tersebut dan tempat-tempat bekerja.

    d. Dilindungi dimana perlu untuk mencegah bahaya dan pasang tanda serta

    peringatan bahaya

    e. Lakukan kerja setelah keluar/terbit izin untuk bekerja atau izin untuk pengujian

    pada alat-alat listrik.

    f. Petugas yang melaksanakan pekerjaan harus benar-benar mengenai sifat dan

    juga luas pekerjaan yang harus dikerjaan.

    Ijin bekerja pada alat-alat listrik harus diterbitkan oleh petugas senior berwenang yang

    bertanggung jawab jawab menjamin bahwa seluruh syart-syarat ini dipenuhi dan semua

    tindakan-tindakan pencegahan untuk keselamatan kerja yang releven sudah dijalankan. Di

    Pusat pembangkit petugas ini bisa jadi seorang Charge Engineer yang telah berkecimpung

    pada pengujian penelitian atas lokasi pengetahuannya tentang uni dan peralatan pada lokasi

    dia bekerja sebelum ditunjuk sebagai seorang petugas senior berwenang.

    Tidak boleh ada keselahan dalam pekerjaan listrik tegangan tinggi dan hal ini penting bahwa

    petugas kompoten yang menerima izin bekerja mengerti betul batas-batas dari pekerjaannya,

    sehingga ijin ini mengatur dan menjaganya secara keras.

    Tidak jarang penyelidiki terhadap kecelakaan yang telah menunjukkan bahwa korbannya telah

    keluar dari batas yang dientukan ijin bekerja, dengan pemikiran membantu pekerjaan tapi

    mengalami keslutian sebagai akibat dari maksud baiknya.

    a. Mengenal saklar-saklar dari isolator

    b. Membuka dan mengeluarkan sekring

    c. Memasang pemberitahuan yang sesuai sehingga jelas terilhat peralatan yang

    sedang dipadamkan untuk melaksanakan pekerjaan.

    Sering harus bekerja pada alat-alat listrik tegangan rendah dan menengah yang bertegangan

    sehingga perlu tindakan pencegahan dilakukan dan tidak ada alasan untuk melaksanakan

    pekerjaan seperti itu dengan tidak aman.

    Penggunaan tangga yang terisolasi, sarung tangan karet dan sepatu boot yang cocok, tang

    terisolasi dan perkakas lain bersama-sama dengan pembatas dari sirkit bertegangan yang

    berbatasan dapat dilakukan sepanjang terpisah dari bahaya listrik bertegangan.

  • Phenomenal

    Meskipun ijin-ijin bekerja tidak diterbitkan untuk pekerjaan listrik tegangan rendah dan

    menengah, pembatasan surat masuk dapat dikeluarkan yang mungkin merinci pekerjaan yang

    pasti dikerjaan dan jika perlu diambil langkah-langkah pencegahan. Juga petugas kompeten

    yang menerima pembatasan kartu harus mengerti secara pasti apa yang harus dikerjakan dan

    bagaimana mengerjakannya.

    Hanya dengan menjaga pekerjaan listrik di bawah pengawasan yang ketat, kecelakaan dapat

    diatasi dan hal ini harus diperkirakan setiap saat dalam hal kerusakan unit maupun luka

    terhadap petugas.

    3.7. Bekerja Dengan Peralatan Mesin Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Mekanik Peraturan-peraturan ini memilki obyek yang sama seperti peraturan untuk peralatan listrik,

    meningkatkan keselamatan dalam bekerja, dimana unit harus dibuat aman sebelum pekerjaan

    dilaksanakan.

    Peraturan-peraturan mekanik khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pengoperasian

    atau emeliharaan pusat pembangkit dan rinciannnya adalah perlu.

    Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap bagian dari unit, maka isolasi fisik dan pemblokiran unit

    dari semua sumber bahaya harus diambil sebagai tindakan keselamatan utama.

    Pada sebuah pusat pembangkit, banyak terdapat situasi dimana pekerjaan pemeliharaan tidak

    dapat dimulai sampai dengan persiapan-persiapan extensif dilakukan untuk menjamin bahwa

    bahaya-bahaya potensial sudah dihilangkan, misalnya.

    Pipa-pipa dan bejana harus diberi tekanan atmosfir dan bila perlu dikosongkan

    Ruang bakar cerobong dan sebagainya harus diberi ventilasi

    Peralatan pembakaran harus dibuat tidak beroperasi

    Sirkir pendinginan hidrogen harus dipurge dengan gas dan diisi dengan

    udara.

    Tindakan-tindakan ini perlu sebelum izin bekerja peralatan mekanik ditertibkan dimana

    diatur secara jelas cara-cara dalam unit yang sudah diisolasi, dibuat aman dan tertutup/terkunci.

  • Phenomenal

    Banyak pesiapan nyata yang melibatkan operator alat bantu di bawah pengarahan enginer

    yang seterusnya menerbitkan izin kerja.

    Sebagaimana di dalam hal ijin bekerja untuk peralatan listrik.Untuk menertibkan ijin bekerja

    peralatan mekanik pada dasarnnya adalah sama, yaitu menjamin orang yang menerima ijin

    bekerja tahu dengan pasti bagian dari unit di ijinkan untuk dikerjakan dan kemudian bekerja

    dengan pasti dalam batas yang diatur.

    3.8. Bekerja Pada Bahan Kimia Terdapat beberapa macam bahan kimia, minyak dan gas yang digunakan di PLTU. Untuk itu

    diperlukan prosedure penanganan material (Zat) tersebut diatas sesuai dengan peraturan

    keselamatan kerja. Pejabat yang berwenang membuat prosedur dan memberi rekomendasi

    penanganan material tersebut adalah ahli kimia PLTU.

    Pekerjaan pemaliharaan peralatan yang mengandung material tersebut diatas atau berada

    didekatnya harus mendapat rekomendasi ahli kimia. Tanpa rekomendasi dari pejabat ahli kimia

    pekerjaan tidak boleh dilaksanakan.

    Petugas pemeliharaan listrik atau mesin yang akan bekerja pada electrostatic precipitatorn (EP)

    harus meminta rekomendasi pada ahli kimia PLTU. Ahli kimia harus memeriksa dan menguji

    keadaan didalam EP dan sekitarnya. Fungsi EP adalah menangkap debu yang terkandung dalam

    EP dan sekitarnya.

    Fungsi EP adalah menagkap e\debu yang terkandung dalam aliran gas buang. Didalam gas

    buang terdapat unsur bahan kimia dan sisa bahan bakar yang tidak terbakar yang dapat

    membahayakan manusia.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut ahli kimia menetapkan apakah ruangan

    EP dapat dimasuki orang (petugas) pemeliharaan. Termasuk ketentuan lain, seperti seberapa

    lama petugas pemeliharaan boleh bekerja di dalam EP, menggunakan peralatan perbafasan atau

    tidak, apakah diperlukan vent tamabahn atau tidak, dsb.

    Selama didalam ruangan EP terdapat petugas pemeliharaan, ahli kimia harus memantau terus

    sampai kondisi ruangan tersebut benar-benarr bebas dari gas beracun, cukup oksigen dan

    layak dimasuki orang tanpa batas waktu.

  • Phenomenal

    Serupa dengan ruangan EP, generator berpendingin hidrigen juga diperlukan sama. Tidak

    boleh ada orang bekerja pada generator berpendinginan hidrogen tanpa mendapat

    rekomendasi dari ahli kimia.

    Ahli kimia bertugas memeriksa dan menguji kandungan gas hidrogen pada generator dan

    sekitarnya. Dan juga memerintahkan dilakukan tindakan pencegahan tertentu untuk

    mengamankan terhadap kemungkinan ledakan.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian serta tindakan pencegahan yang telah

    dilakukan, ahli kimia menetapkan dan memberi rekomendasi bahwa pada generator dan sekitar

    nya sudah tidak berbahaya untuk dilakukan pekerjaan.

    Tugas lain ahli kimia yang berhubungan dengan pekerjaan pemeliharaan adalah memberi

    rekomendasi untuk memasuki (bekerja) pada peralatan (ruang) terytutup yang mengandung

    bahan kimia beracun atau kurang oksigen. Misalnya untuk memasuki tangki bahan bakar

    minyak, minyak pelumas, saluran air pendingin, dsb.

    4. TINDAK LANJUT JIKA TERJADI KECELAKAAN. Terdapat 3 (tiga) kecelakaan yang perlu diperhatikan, dan segera diambil tindak lanjutnya 4.1. Kecelakaan Yang Mengakibatkan Suatu Kerusakan Peralatan Tetapi Tidak Menimbulkan Luka Manusia. Tindakan yang diambil: Menghentikan pengoperasian peralatan tersebut, jika kerusakan tersebut menyebabkan

    kerusakan yang lebih besar.

    a. Melaporkan kepada Atasan, Seksi/Urusan Keselamatan Kerja, atau Tenaga Ahli.

    b. Menemukan penyebab kecelakaan itu :

    - Cari dan kumpulkan informasi dari orang yang melihat langsung.

    - Kumpulkan alat-alat yang dipergunakan untuk bekerja. 4.2. Kecelakaan Yang Tidak mengakibatkan Kerusakan Pada Peralatan dan Tidak Menimbulkan Luka Pada Manusia. Tindakan yang diambil:

  • Phenomenal

    - Menemukan penyebab kecelakaan itu, agar tidak terjadi kecelakaan yang

    sama pada waktu yang akan datang.

    - Menghilangkan bahaya dengan segera. 4.3. Kecelakaan Yang Mengakibatkan Luka Pada Manusia Tindakan yang diambil:

    - Bagi sipenolong, harus mempunyai kemampuan dan keyakinan akan dirinya

    sendiri

    - Bersikap tenang, lakukan cara-cara segera tepat dan benar, Haln ini

    akan menambah rasa aman bagi penderita dan mencegah kepanikan pada orang-

    orang disekitarnya.

    - Berikan pertolongan pertama pada orang yang mengalamim kecelakaan

    seperti membantu pernafasan, menghentikan pendarahan. Bila orang

    mengalami patah tulang , usahakan agar tidak memindah orang tersebut,

    biarkan ia duduk/tidur dengan posisi yang baik dan tunggu sampai dokter

    datang.

    - Bila perlu kirim ke Rumah Sakit dengan segera.

    - Berikan informasi pada atasan anda, urusan/seksi keselamatan kerja, bagian

    teknik dan orang-orang yang berkepentingan lainnya.

    Selidiki penyebabnya dari kecelakaan.

    - Bila mungkin cari informasi dari orang yang mengalami kecelakan

    mengenai kejadiannya.

    - Temui orang-orang yang menjadi saksi untuk wawancara pada waktun yang

    akan datang

    - Kumpulkan peralatan dan informasiyang berkaitan dengan kejadian itu.

    5. ALAT PELINDUNG/KESELAMATAN

    Alat pelindung/keselamatan ada 2 (dua) macam yaitu :

    Untuk mesin dan alat tenaga

    Untuk Manusia/pekerja

  • Phenomenal

    5.1. Alat Pelindung untuk Mesin dan Alat Kerja

    Peralatan ini sudah disediakan sendiri oleh pabrik yang membuat dan yang

    mengeluarkan mesin-mesin serta alat tenaga.

    Berikut ini beberapa contoh Alat Pelindung/Pengaman:

    Safety valve/katub pengaman untuk pressure part/bejana tekan.

    Kap pelindung sabuk transmisi, V-belt

    5.2. Alat pelindung Untuk Manusia/Pekerja

    1. Pakaian Kerja

    2. Helm/Topi Keselamatan

    3. Kacamata pengaman 4. Sarung Tangan

    5. Masker

    6. Tutup Telinga

    7. Sabuk Pengaman

    8. Safety Shoes/Sepatu Keselamatan

    6. KECELAKAAN DINAS Ketentuan Umum Kecelakaan dinas adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk

    penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu:

    Kecelakaan dinas pada waktu kerja a. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan

    pulang ke rumah melalu jalan maupun diluar kerja. b. Kecelakaan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas, kewajiban dan tanggung jawab

    sehari-hari baik ditempat kerja maupun di luar kerja. c. Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas di dalam negeri atau diluar negeri yang harus

    dibuktikan dengan surat perintah perjalanan dinas, kecuali perjalanan pengobatan dan

    perjalanan pensiun.

  • Phenomenal

    d. Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk perjalanan ditempat kerja sampai

    iba di Rumah Sakit, tetapi belum sempat mendapat perolehan dari dokter dengan catatan

    bahwa yang bersangkutan dari rumah dalam keadaan sehat. e. Perkelahian ditempat kerja yang disebabkan pegawai yang bersangkutan mendapat serangan

    dari fihak lain yang tidak diperkirakan sebelumnya atau melakukan reaksi dari aksi yang

    dilakukan fihak lain. f. Kecelakaan yang terjadi pada waktu instirahat antara jam-jam kerja dilingkungan kerja. Kecelakaan Dinas di luar waktu kerja : a. Kegiatan Olah raga yang merupakan tugas dari perseroan.

    b. Mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perseroan

    c. Pemberian penghasilan dan hak-hak kepegawaian lainnya sebagaimana dimaksud

    dalam Angka II 1.2 Edaran ini diberikan untuk waktu paling lama 18 (delapan belas)

    bulan