jus tekno - jurnal.sttdb.ac.idjurnal.sttdb.ac.id/save.php?file=v2n3 328-345.pdf · dengan cara...
TRANSCRIPT
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 328
ISSN 2580-2801
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi
PERHITUNGAN LOADING DOCK KAPASITAS 10 TON
Taufik
Program Studi Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa
ABSTRAKSI
Melihat proses loading atau unloading part atau barang hasil produksi yang akan dikirim
dengan menggunakan truk disebuah perusahaan yang mengalami kesulitan serta
memakan waktu yang lama. Karena desain area serta layout yang kurang mendukung
akan mempengaruhi waktu loading, hal ini menjadi permasalahan pada perusahaan.
Maka disini kami mempunyai gagasan untuk membuatkan sebuah penghubung antara
lantai gedung dengan truk pengangkut. Disini kami akan membuatkan loading dock atau
adjustable loading dock yang akan difungsikan sebagai penyelaras antara ketinggian truk
pengangkut dengan lantai dasar atau landasan. Dalam hal ini perancangan loading dock
harus didesain dengan benar, karena fatal akibatnya bila terjadi kesalahan. Langkah
utama menentukan konsep desain yang sesuai dengan kapasitas beban yang ditentukan,
dengan cara menghitung kekuatan dan kekakuan bahan yang akan digunakan untuk
colom dan tiang penyangga. Selanjutnya menentukan aksesoris apa saja yang akan
digunakan dilanjutkan dengan pengujian alat terhadap beban yang telah ditentukan.
Desain loading dock dengan kapasitas 10 ton ini Dalam perancangannya menggunakan
dua buah Colum yang disusun sejajar dengan bahan ss400 profil I bim d x bf = 450mm x
175mm. Dalam perancangan ini menggunakan tiang berjumlah enam buah. perhitungan
beban berjalan beban terberat mencapai 85.043 N.
Keywords: Loading Dock
1.2 Ruang Lingkup Penulisan.
Menghitung kekuatan konstruksi loading
dock
1. Perhitungan balok loading dock.
2. Menentukan profil loading dock.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 329
3. Perhitungan beban berjalan.
4. Perhitungan plat landasan.
1.3 Batasan masalah
Hal – hal yang akan dilakukan pada
penulisan laporan ini dibatasi pada masalah
yang akan dibahas, yaitu ;
Perhitungan main frame
Perhitungan support
1.4 Tujuan penulisan
Tujuan dalam perancangan loading
dock ini mempunyai tujuan untuk
memudahkan system loading unloading
pada suatu perusahaan. Karena proses
loading un loading tersebut sangat
berpengaruh di sebuah perusahaan. Selain
untuk memudahkan, juga untuk
mempercepat proses loadin unloading. Juga
untuk mengetahui perhitungan kekuatan
material yang dipakai dalam perancangan
loading dock.
1.5 Manfaat penulisan
Memberikan pengalaman tentang
cara perancangan dan perhitungan
pembuatan loading dock.
Mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh selama dibangku
perkuliahan secara ilmiah dan
sistematis
Memperoleh pengetahuan tentang
dunia kerja dibidang konstruksi.
Mengetahui tentang cara pemilihan
material yang sesuai dengan
kegunaan
Memahami tentang desain
konstruksi.
Menjadi referensi bila akan
merancang loading dock.
Memberikan wawasan terhadap
kemajuan teknologi konstruksi.
1.6 Metode penelitian
untuk mencapai tujuan penelitian,
maka dalam penulisan ini penulis
menggunakan metode metode sebagai
berikut :
1. Metode observasi
Yaitu metode pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan atau
datang langsung ke lokasi
penelitian.
2. Studi kepustakaan
Yaitu pengumpulan buku buku yang
dijadikan sebagai acuan untuk
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 330
pembuatan dan penyampaian
informasi.
3. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data
melalui pertanyaan pertanyaan
kepada pihak pihak terkait yang
berhubungan dengan kegiatan
perancangan.
METODOLOGI PERANCANGAN
Pada bab ini diuraikan secara
sistematis mengenai langkah – langkah yang
dilakukan dalam penelitian tentang
perancangan loading dock. Adapun langkah
– langkah yang dilakukan dalam penelitian
di tunjukkan dalam gambar diagram alir
dibawah ini
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 331
Menentukan Tema Perancangan
Hal palin awal yang harus ditentukan
adalah tema dari perancangan yang akan
dibuat. Tema ini akan mewakili pikiran
utama kearah mana alat ini akan dibuat.
Dalam perancangan ini tema yang akan
diambil yaitu perancangan loading dock.
Identifikasi awal bertujuan untuk
memperoleh gambaran permasalahan
langsung di lapangan. Identifikasi awal
dilakukan dengan mengkaji pentingnya
loading dock pada suatu perusahaan.
Dengan mengamati cara loading dan
unloading pada suatu perusahaan
membutuhkan waktu yang relatife lama dan
penuh dengan potensi bahaya, karena
dilakukan dengan cara yang kurang safety.
Identifikasi dan Analisa Kebutuhan.
Alat yang akan dibuat sebaiknya memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Mudah dalam pengoperasian.
2. Mempercepat waktu loading
unloading
3. Meminimalisir bahaya kecelakaan
4. Kuat dalam menumpu beban yang
bekerja
Pembatasan Permasalahan
Batasan masalah digunakan untuk
membatasi pembahasan dalam penelitianini,
sehingga lebih focus dan terarah pada tujuan
yang akan dicapai. Alat yang akan dirancang
hanya untuk beban kerja maksimal 10 Ton.
Perhitungan yang akan dibahas dalam
perancangan ini hanya mengenai beban
berjalan, perhitungan profil kolom dan
perhitungan profil tiang penyangga.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 332
Study literature
Studi literature digunakan untuk
memahami dasar- dasar teori yang
berhubungan dengan perancangan loading
dock. Sehingga diharapkan mampu
memberikan gambaran dalam pembuatan
desain loading dock. Studi literatur
dilakukan dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dari buku, jurnal
dan artikel baik dari perpustakaan maupun
internet.
Studi lapangan dilakukan untuk
memperdalam gambaran mengenai
permasalahan yang dibahas dalam
perancangan. study lapangan dilakukan
dengan observasi atau pengamatan langsung
proses loading unloading pada sebuah
perusahaan.
Membuat konsep desain awal
Segala pemikiran maupun ide – ide
yang akan dituangkan dalam suatu desain
awal yang disebut juga sketsa gambar.
Gambar 3.1 Konsep Desain Awal
Analisa desain awal
Dari desain awal yang telah dibuat,
dianalisa untuk mengetahui berbagai
kemungkinan dalam pengerjaannya, apakah
bias digunakan, kendala yang terjadi, cara
mengatasi dan alternative yang akan
digunakan.
Membuat desain akhir
Setelah desain awal dinanlisa
kemudian ditentukan model seperti apa yang
akan dibuat, maka dibuatlah desain akhir
yang digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan loading dock. Desain akhir yang
akan digunakan untuk acuan dalam
perancangan dapat dilihat gambar dibawah
ini.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 333
Gambar 3.2 Desain Akhir
Pembuatan urutan pengerjaan
Urutan pengerjan perlu dibuat untuk
mempermudah dalam pembuatan alat,
sehingga proses pengerjaan dapat dilakukan
secara sistematis.
Pengadaan komponen
Komponen yang belum ada perlu
disediakan, karena menyangkut kesiapan
alat. Apabila ada salahsatu komponen yang
belum tersedia maka akan mengganggu
terselesainya alat tepat pada waktunya.
Pembuatan alat
Setelah semua tersedia, termasuk
perkakas yang akan dipakai, maka langkah
selanjutnya adalah pembuatan ataupun
perakitan alat. Pada proses ini memakan
waktu yang cukup lama. Pada proses
perakitan ini merupakan proses yang sangat
fital, karena menentukan hasil jadi yang
harus sesuai dengan desain yang sudah
ditentukan. Pada proses ini tidak boleh ada
hal yang menyimpang sekecil apapun karena
akan fatal akibatnyya.
Trial alat
Usaha ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan alat yang telah dibuat, apakah
sudah sesuai dengan desain yang telah
dibuat baik dimensi, fungsi dan kekuatan.
Karena bila tidak sesuai dengan desain maka
secepatnya harus dilakukan perbaikan agar
sesuai dengan desain.
Analisa kegagalan dan tindakan
perbaikan
Tidak selamanya trial alat bisa
langsung mendapatkan hasil yang sesuai
desain. Oleh karena itu bila menemui hasil
yang tidak sesuai perlu dilakukan analisa
kegagalan dan tindakan perbaikannya.
Mencari penyebab kegagalan dan
menentukan tindakan selanjutnya untuk
perbaikan.
Analisa kerja alat
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 334
Dalam pengambikan data kita bisa
mengetahui apakah alat yang dibuat dapat
berfungsi dengan baik dengan melihat hasil
atau data yang diambil. Apakah terjadi
penyimpangan yang cukup segnifikan
diantara data – data yang sama.
Kesimpulan
Setelah data diambil kemudian
dilakukan analisa terhadap hasil pengujian,
maka akan didapat suatu kesimpulan yang
bisa diambil dengan berdasarkan atas data –
data yang telah ada. Tujuan perancangan
ditetapkan agar perancangan yang dilakukan
dapat menjawab dan menyelesaikan
rumusan masalah yang dihadapi. Tujuan
perancangan yang ditetapkan dari hasil
perumusan masalah adalah menghasilkan
rancangan loading dock untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan kapasitas loading
unloading di perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Desain loading dock
4.1 Perhitungan beban pada masing -
masing sumbu roda pada forklift
Kapasitas forklift 5 ton.
Kapasitas loading dock 10 ton.
P = M x g
Rumus 4.1
Jadi P = 10000 kg x 9,8 m/
P = 98000 N
Berdasarkan perhitungan Rumus (4.1)
Jadi kapasitas loading dock sebesar 98000
N.
Gambar 4.2 DBB Forklif
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 335
𝚺MB = 0
B x 0 + l1 x P + l2 x A = 0 (Rumus 4.2)
-130mm x 98000N + 2250mm x A = 0
Jadi A =
A = 5662,22 N
𝚺F = 0 +
B - P + A = 0
JAdi B = 98000N – 5662,22N = 92337,88N
Berdasarkan perhitungan rumus (4.2)
Jadi beban pada masing – masing sumbu
forklift adalah :
Sumbu depan 92337,88 N
Sumbu belakang 5662,22 N
Perhitungan beban berjalan
Gambar 4.3 DBB Loading Dock
Sudut kemiringan loading dock
Jadi beban yang terjadi
P = m x g x CosQ
Rumus 4.3
Dimana :
m = massa
g = grafitasi
cos Q sudut miring
P = 10000kg x 9,8 m/ x cos
P = 96793 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.3
didapat hasil nilai P = 96793 N.
Beban berjalan 1
Gambar 4.4 DBB Beban Berjalan 1
Dimana L 2628mm
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 336
B x L – F2 (l1 + l2) –F1 x l1 = 0 (Rumus
4.4)
B x 2628mm – (5596,48N x ( 189mm x
2250mm )) – ( 91200N x 189mm)=0
Jadi B = 15752 N
𝚺MB = 0
A x L – F1 ( l2 x l3) – (F2 x l3) = 0
A x 2628mm – (91200N x 2439mm) –
(5592N x 189mm) = 0
Jadi A = 85043 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.4
maka didapat hasil beban di titik A 85043 N
dan dititik B 15752 N.
Beban Berjalan 2
Gambar 4.5 DBB Beban Berjalan 2
𝚺MA = 0
B x L – F2 (l1 + l2) –F1 x l1 = 0 (Rumus
4.5)
B x 2628mm – (5596,48N x 2628mm) – (
91200N x 378mm)=0
Jadi B = 18714 N
𝚺MB = 0
A x L – F1 ( l2 x l3) – (F2 x l3) = 0
A x 2628mm – (91200N x 2250mm) –
(5592N x 0) = 0
Jadi A = 78082 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.5
didapat hasil beban di titik A 78082 N dan
dititik B 18714 N.
Beban berjalan 3
Gambar 4.6 DBB Beban Berjalan 3
𝚺MA = 0
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 337
B x L – F2 (l1 + l2) –F1 x l1 = 0 (Rumus
4.6)
B x 2628mm – (5596,48N x 2250mm) – 0
=0
Jadi B = 4788 N
𝚺MB = 0
A x L – F1 ( l2 x l3) – (F2 x l3) = 0
A x 2628mm – (91200N x 2628mm) –
(5592N x 378mm) = 0
Jadi A = 92004 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.6
didapat hasil beban di titik A 92004 N dan
dititik B 4788 N.
Beban berjalan 4
Gambar 4.7 DBB Beban Berjalan 4
𝚺MA = 0
B x L – F2 (l1 + l2) –F1 x l1 = 0 (Rumus
4.7)
B x 2628mm – (5596,48N x 2350mm) – (
91200N x 100mm)=0
Jadi B = 8471 N
𝚺MB = 0
A x L – F1 ( l2 x l3) – (F2 x l3) = 0
A x 2628mm – (91200N x 2528mm) –
(5592N x 278mm) = 0
Jadi A = 88321 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.7
didapat hasil beban di titik A 88321 N dan
dititik B 8471 N.
4.2 Mencari profil bentangan balok
Bahan balok ss400
σt = 2200kg/
Panjang bentangan colom 2628mm
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 338
Gambar 4.8 DBB Balok
P = 96793 N
σb = 1,2 x σt
Rumus 4.8
σb = tegangan bengkok
σt = tegangan Tarik
σb = 1,2 x 2200kg/
σb =2620 kg/
σb =24908 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.5 didapat
hasil σb =24908 N.
Menghitung kekuatan balok
Rumus 4.9
Dimana :
b = tegangan bengkok
L = panjang bentangan
P = Beban yang terjadi
Sx = sections modulus
Nilai 255,31
Berdasarkan perhitungan rumus 4.9
didapat hasil sx 255,31 . Karena nilai sx
255,31 tidak tersedia maka nilai sx
dinaikkan menggunakan 300 maka ketemu
profil baja kanal U ukuran d x bf 240 mm x
85 mm.
Menghitung kekakuan balok
δ =
Rumus 4.10
δ = lendutan / kekakuan
L = panjang bentangan
δ = = 3,28mm
Berdasarkan perhitungan rumus 4.10 didapat
hasil δ = 3,28mm.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 339
δ =
Rumus 4.11
δ = lendutan / kekakuan
P = beban yang terjadi
L = panjang bentangan
E = modulus elastisitas
I = inersia
0,328cm =
Jadi Ix = 5313,56
Berdasarkan perhitungan rumus 4.11di
dapat nilai Ix dengan nilai 5313,56 , karena
pada table baja tidak tersedia maka diambil
nilai Ix 6120 maka didapat baja dengan
profil H bim ukuran d x bf 244 mm x 175
mm.
4.3 Mencari profil tiang / kaki
Gambar 4.10 DBB Tiang
Perhitungan kekuatan
P = 10000 kg x 9,8 m/x cos 9
P = 96793 N
P =
Rumus 4.12
P = Beban yang terjadi
E = Modulus elastisitas
I = inersia
L = Tinggi tiang
96793 N =
Iy = 26,16
Berdasarkan perhitungan rumus 4.12
di dapat nilai Iy dengan nilai 26,16 , karena
pada table baja tidak tersedia maka diambil
nilai Iy 29 maka didapat baja dengan profil
H bim ukuran d x bf 125 mm x 60 mm.
Menghitung kekakuan tiang
δ =
Rumus 4.13
δ = = 1,28mm
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 340
Berdasarkan perhitungan rumus 4.13 maka
di dapat δ = 1,28mm
δ =
Rumus 4.14
δ = kekakuan
P = beban yang terjadi
L = tinggi tiang
E = modulus elastisitas
I = inersia
0,128 cm =
Jadi Iy = 12674
Berdasarkan perhitungan rumus 4.14
maka di dapat Iy dengan nilai 12674 ,
karena nilai tersebut tidak tersedia maka
diambil nilai Iy 13600 maka didapat baja
dengan profil H bim ukuran d x bf 350 mm
x 350 mm.
4.4 Balok Melintang
Gambar 4.11 DBB Balok Melintang
Bahan ss 400
σt = 2200kg/.
Panjang bentangan balok 2329 mm.
P = 96793 N
σb = 1,2 x σt
Rumus 4.15
σb = tegangan bengkok
σt = tegangan Tarik
σb = 1,2 x 2200kg/
σb =2620 kg/
σb =24908 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.15 didapat
hasil σb =24908 N.
Menghitung kekuatan balok
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 341
Rumus 4.16
Dimana :
b = tegangan bengkok
L = panjang bentangan
P = Beban yang terjadi
Sx = sections modulus
Nilai 2262,63
Berdasarkan perhitungan rumus 4.16
didapat hasil sx 2262,63 . Karena nilai sx
2262,63 tidak tersedia maka nilai sx
dinaikkan menggunakan 2303 maka ketemu
profil baja H bim ukuran d x bf 350 mm x
350 mm.
Menghitung kekakuan balok melintang
δ =
Rumus 4.10
δ = lendutan / kekakuan
L = panjang bentangan
δ = = 2,91mm
Berdasarkan perhitungan rumus 4.10 didapat
hasil δ = 2,91mm.
δ =
Rumus 4.11
δ = lendutan / kekakuan
P = beban yang terjadi
L = panjang bentangan
E = modulus elastisitas
I = inersia
0,291cm =
Jadi Ix = 4168,68
Berdasarkan perhitungan rumus 4.11di
dapat nilai Ix dengan nilai 4168 , karena
pada table baja tidak tersedia maka diambil
nilai Ix 4720 maka didapat baja dengan
profil H bim ukuran d x bf 200 mm x 200
mm.
4.7 Reinforce (rusuk)
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 342
Gambar 4.12 DBB Reinforce
Penambahan reinforce pada jarak 500 mm /
50 cm
Perhitungan reinforce
Bahan ss 400
σt = 2200kg/.
Panjang bentangan rusuk 500 mm.
P = 96793 N
σb = 1,2 x σt
Rumus 4.15
σb = tegangan bengkok
σt = tegangan Tarik
σb = 1,2 x 2200kg/
σb =2620 kg/
σb =24908 N
Berdasarkan perhitungan rumus 4.15 didapat
hasil σb =24908 N.
Menghitung kekuatan reinforce
Rumus 4.16
Dimana :
b = tegangan bengkok
L = panjang bentangan
P = Beban yang terjadi
Sx = sections modulus
Nilai 48,57
Berdasarkan perhitungan rumus 4.16
didapat hasil sx 48,57 . Karena nilai sx
28,57 tidak tersedia maka nilai sx dinaikkan
menggunakan 49,89 maka ketemu profil
baja L ukuran 130 mm x 130 mm.
Menghitung kekakuan reinforce
δ =
Rumus 4.10
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 343
δ = lendutan / kekakuan
L = panjang bentangan
δ = = 0,625mm
Berdasarkan perhitungan rumus 4.10 didapat
hasil δ = 0,625 mm.
δ =
Rumus 4.11
δ = lendutan / kekakuan
P = beban yang terjadi
L = panjang bentangan
E = modulus elastisitas
I = inersia
0,0625 cm =
Jadi Ix = 0,00198
Berdasarkan perhitungan rumus 4.11di dapat
nilai Ix dengan nilai 0,00198 , karena pada
table baja tidak tersedia maka diambil nilai
Ix 0,80 maka didapat baja dengan profil L
ukuran 120 mm x 120 mm.
Faktor keamanan
0,128 cm =
Jadi P = 51928 N
FK =
Rumus 4.15
FK =
Jadi FK = 1,2
Dari hasil perhitungan dengan rumus
4.15 maka didapat nilai factor keamanan
adalah 1,2.
Dari hasil perhitungan kekakuan dan
kekuatan pada masing – masing bagian
balok maka akan diambil perhitungan profil
balok yang paling besar. Dengan asumsi
agar dapat menumpu seluruh beban yang
terjadi pada masing – masing bagian loading
dock. Maka diambil baja profil H dengan
ukuran 350 x 350.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah data diambil kemudian
dilakukan analisa terhadap hasil
perancangan, maka akan didapat suatu
kesimpulan yang bisa diambil dengan
berdasarkan atas data – data yang telah ada
sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 344
Dalam perancangan loading dock ini
digunakan dua buah balok yang
disusun sejajar. Material yang sesuai
untuk desain loading dock kapasitas
10 ton menggunakan bahan ss400
profil H bim dengan ukuran profil d
x bf = 350 mm x 350 mm.
Berdasarkan perhitungan maka untuk
reinforce menggunakan baja profil L
dengan ukuran 130 mm x 130 mm.
Dari hasil perhitungan, desain
loading dock dengan ukuran profil
baja diatas aman digunakan untuk
menumpu beban 10 ton, karena
mempunyai factor keamanan 2,3.
Dari perhitungan beban berjalan,
beban terberat hanya mencapai
85.043 N. Maka konstruksi loading
dock tersebut sangat aman untuk
digunakan.
Berdasarkan analisa di atas maka
plat landasan menggunakan plat
dengan ketebalan 12 mm.
5.2 Saran
Dalam penulisan penelitian tentang
perancangan loading dock ini masih banyak
kekurangan baik dari analisa maupun
perhitungan. Berdasarkan kesimpulan
penelitian, maka penulis merekomendasikan
berupa saran – saran sebagai berikut :
Sebelum melakukan perancangan
alangkah lebih tepat memahami
tentang tata cara perhitungan dan
memahami karakteristik matrial baja
konstruksi.
Perhitungan las dan baut
penyambung perlu dihitung
kekuatannya karena ini menentukan
kuat tidaknya loading dock tersebut
dalam menerima beban.
Loading dock ini didesain untuk bisa
di setting ketinggiannya
menggunakan hidraulik maka disini
perlu dihitung mengenai kapasitas
motor yang digunakan serta
spesifikasi piston hidraulik tersebut.
Perlu dikaji lagi mengenai
pemakaian material dalam
perancangan loading dock agar biaya
dalam pembangunan loading dock
tersebut dapat lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ferdinan p.Beer.2002.Mechanics of
Materials.The Mcgrow-Hill
Companies.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 03 (2018) 345
2. Gere James M.2000.Mekanika
Bahan.Jakarta:Erlangga.
3. Gieck.2000.Kumpulan Rumus
Teknik.Jakarta:Pradnya Paramita.
4. Hanis Burhan.Stell Frames.Lap
Konstruksi Baja I.T.B.
5. Hanis Burhan.Industrial Building.Lap
Konstruksi Baja I.T.B.
6. N.Rudenco.Mesin
Pengangkat.Jakarta:Erlangga.
7. Robert k. Vierck. 1995.Analisis
Getaran.Bandung:Eresco.
8. Sularso.2004.Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen
Mesin.Jakarta:Prasnya Paramita.
9. Soemitro
reksosudirdjo.1974.Konstruksi
Baja.Yogyakarta.Usaha Teknik
Soemitro.