kajian kekakuan beton

Upload: donny04

Post on 30-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Metode Penelitian

  • Disusun oleh :

    Mohamad Amar FaizI1112060Rahmat Budiyanto I1112072Robbi Kurniawan K.I1112080

  • Latar BelakangSecara struktural beton memiliki tegangan tekan yang cukup tinggi, tetapi beton memiliki kuat tarik yang sangat rendah dan bersifat getas, sehingga untuk menahan gaya tarik beton diberi tulangan baja Penambahan tulangan belum memberikan hasil yang benar-benar memuaskan karena retak-retak halus masih sering timbul disekitar baja yang menahan tegangan tarik

  • Salah satu cara untuk membuat sifat beton menjadi lebih baik adalah dengan menambahan serat dalam campuran beton tersebut.

  • Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap kekakuan (stiffness) beton normal.Bagaimana pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap keuletan (toughness) beton normal.

  • Batasan Masalah

    Semen yang digunakan adalah Semen PPCBerat galvalum yang ditambahkan adalah 0 % ; 0,33% ; 0,66% ; dan 1 % dari volume adukan beton.Mutu Beton Rencana fc 29,05 MpaUkuran serat Galvalum AZ 150 adalah 2 mm x 50 mmAgregat alam yang digunakan adalah yang berbentuk pecah dan bulat.Umur Beton pengujian untuk beton adalah umur 28 hari.

  • Tujuan Penelitian

    Mengetahui pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap nilai kekakuan (stiffness) beton normal.Mengetahui pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap nilai keuletan (toughness) beton normal.

  • Manfaat Penelitian

    Menambah pengetahuan tentang beton normal berserat galvalum AZ 150 ditinjau dari kekakuan (stiffness) dan keuletan (toughness).Mengembangkan pengetahuan mengenai sifat sifat beton serat.Memperoleh data propertis mengenai sifat sifat beton normal berserat galvalum AZ 150

  • Tinjauan PustakaBeton berserat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen,agregat,air dan sejumlah serat yang tersebar secara acak. Prinsip penambahan serat adalah memberi tulangan pada beton yang disebar merata ke dalam adukan beton dengan orientasi acak (Random) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan.

  • Landasan TeoriBeton NormalBeton normal adalah beton yang cukup berat dengan berat jenis 2400 kg/m3, kuat tekan 15 MPa sampai 40 MPa dan dapat menghantarkan panas. Beton Serat Tipe serat secara umum menurut (ACI Committee 544), yaitu :

    SFRC (Steel Fiber Reinforced Concrete). GFRC (Glass Fiber Reinforced Concrete). SNFRC (Synthetic Fiber Reinforced Concrete). NFRC (Natural Fiber Reinforced Concrete).

  • Material Penyusun Beton Normal Berserat Galvalum AZ 150Semen PortlandAgregat ( Halus dan Kasar )AirBahan Tambah ( Galvalum AZ 150 )

  • Semen PortlandSemen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (PUBI-1982, dalam Tjokrodimuljo, 1996). Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang padat dan juga untuk mengisi rongga-rongga antar butir agregat.

  • Agregat Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat dibagi menjadi 2 jenis :

    Agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil antara 0,15 mm dan 5 mm.

    Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar antara 5 mm dan 40 mm.

  • Air Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan.

    Jika diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan pemeriksaan secara visual yang menyatakan bahwa air tidak berwarna, tidak berbau, dan cukup jernih. Menurut Tjokrodimuljo (1996).

  • Bahan Tambah ( Galvalum AZ 150 ) Bahan tambah merupakan bahan selain air, agregat, semen dan perkuatan dengan menggunakan serat yang digunakan sebagai bahan campuran semen untuk memodifikasi sifat beton segar, waktu pengerasan, dan kinerja beton saat keras dan ditambahkan ke dalam adukan sebelum atau selama proses pencampuran (mixing) (ASTM C 125, 2003).

    Beberapa sifat dan perilaku beton yang dapat diperbaiki setelah penambahan serat adalah : Kekuatan terhadap lentur dan tarik Ketahanan terhadap beban kejut Sifat daktilitas beton Ketahanan terhadap keausan Kekuatan geser beton

  • Kekakuan (Stiffness)

    Stiffness adalah kemampuan suatu elemen untuk bersifat kaku / tidak elastis (Kekakuan). Stiffness balok didefinisikan sebagai hasil bagi antara beban dan lendutan dari uji lentur dan dihitung dengan persamaan :K = P / Dimana :K : Stiffness (KN/mm)P : Beban (KN) : Lendutan (mm)

  • Keuletan (Toughness)

    Toughness merupakan energi yang diserap oleh sebuah elemen struktural pada saat pembebanan, dimana hal ini menunjukan seberapa besar kemampuan sebuah elemen struktur untuk menyebarkan secara merata energi yang diterimanya akibat pembebanan ke seluruh elemen struktur.

    Nilai toughness didapat dari perhitungan luas daerah dibawah grafik hubungan antara beban P (KN) dengan lendutan (mm).

  • BAB 3 METODE PENELITIAN

    Uraian Umum Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan suatu data atau hasil yang menghubungkan antara variabel yang diselidiki.

  • Tempat Penelitian

    Penelitian ini bertempat di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

    Benda Uji Penelitian

    Benda uji yang digunakan dalam pengujian kekakuan (stiffness) dan keuletan (toughness) adalah benda uji balok berukuran alas 10 cm x 10 cm dengan tinggi 40 cm sebanyak 12 benda uji dengan 3 benda uji untuk masing-masing kondisi. Dengan kadar penambahan galvalum AZ150 adalah 0 %; 0,33 %; 0,66 %; dan 1 % dari volume adukan.

  • Pengujian Toughness

    Pengujian toughness dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Hal-hal yang akan diamati dalam pengujian touhgness ini adalah besarnya (P) maksimum atau beban pada saat beton mulai retak dan defleksi yang terjadi dengan menggunakan alat uji kuat lentur (Bending Testing Machine).Pengujian dilakukan berdasarkan ASTM C-78 yaitu metode pengujian kuat lentur beton dengan bentang terbagi dua akibat adanya roda yang bekerja pada tiap jarak 1/3 bentang.

  • Pengujian Kekakuan (Stiffness)Pengujian dilakukan pada semua benda uji balok beton dengan tujuan untuk mengetahui nilai stiffness pada benda uji yang berupa balok beton.

    Setting balok pada pengujian stiffness ini sama dengan pengujian toughness yaitu metode pengujian kuat lentur beton dengan terbagi dua akibat adanya rode yang bekerja pada 1/3 bentang

  • Tahap Penelitian Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :Tahap I (Tahap persiapan)Tahap II (Tahap pengujian Bahan)Tahap III (Tahap pembuatan Benda Uji)Tahap IV (Tahap perawatan Benda uji )Tahap V (Tahap Pengujian benda Uji)Tahap VI (Tahap Analisis Data dan Pembahasan)Tahap VII (Kesimpulan)

  • Alat yang Digunakan

    TimbanganAyakanMesin penggetar ayakanOven merk binderCorong konikCorong / kerucut abramsMesin los angelosCetakan benda ujiAlat bantuDial gaugeAlat uji kuat lentur

  • TERIMA KASIH