jurusan manajemen fakultas ekonomi dan ilmu sosial...
TRANSCRIPT
“ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO
SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA ”
AHMAD DAMAN HURI
105081002410
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
1
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: AHMAD DAMAN HURI
NIM: 105081002410
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430H/2009M
2
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AHMAD DAMAN HURI
NIM: 105081002410
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP: 131 474 891
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430H/2009M
3
Hari ini Selasa Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 dengan
judul Skripsi ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM
LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA”. Memperhatikan kemampuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat ujian memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Titi Dewi Warninda SE, Msi Lies Susanawati, SE, Msi
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 19 januari 1988 Agama : Islam Alamat : Kp.Ketapang Rt. 05/05 Kelurahan Ketapang Kec Cipondoh Kota Tangerang Tlp : 021 97365376 atau 085710892316 Pendidikan Formal:
� SDN Petir 4 Ketapang Cipondoh Kota Tangerang (1993-1999)
� MTs Darussalam Parung Bogor (1999-2002)
� MAN 12 Jakarta Barat (2002-2005)
� Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)
5
ABSTRACT
The research aims to understand the effects of the variable interest and rupiah Exchange, ROI and ROE. The research uses data of finanscial report to look for ROI and ROE semester. Interest and rupiah exchange rate for semester that are obtained from Indonesian Bank. Risk and return stock of join in LQ 45 per semester. with the method of purposive sampling from 45 company in join LQ 45 stock just 15 company that are active, and always that in used sample in the years of research. Statistical examination used in the is path analisys, in which the return and risk stock as dependent variable and variable of interest, rupiah exchange rate, ROI, dan ROE become independent variable with the level of significance 5%.
The result of the research suggest that variable of interest, Exchange rate and ROI effect significantly the performance of the return stock and variable of ROE does not effect. variable of interest and Exchange rate effect significantly the performance of the risk stock and variable of ROI, ROE, and return stock does not effect. Interest become the most important to return adnd risk stock. Keyword : Interest rate, Exchange rate Rupiah, ROI, ROE Return and Risk stock.
6
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Variabel Suku bunga, Kurs, ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) Terhadap Return dan resiko saham. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Untuk mencari ROI dan ROE per semester, Suku bunga dan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Persemester yang diperoleh dari Bank Indonesia, Return Perdagangan Saham dan Resiko Saham yang tergabung dalam saham LQ 45 Persemester. Dengan menggunakan purposive sampling, dari 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 hanya 15 perusahaan yang aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana return dan resiko sebagai variabel dependen dan variabel Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, serta ROE menjadi variabel independen dengan level signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga, Kurs, dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham sedangkan ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Suku Bunga dan Kurs Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap Resiko Saham sedangkan ROI, ROE, dan Return Saham tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai Kurs Rupiah paling dominan terhadap Return dan Resiko Saham.
Kata kunci: Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, ROE, Return dan Resiko Saham.
7
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih
lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami
sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami
jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki
sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta
tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan
terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang
ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam
lindungan-Nya.
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Damiri serta Ibunda Munati yang telah
memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan
sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap
kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.
3. Bapak Indoyama Nasarudin SE. MAB selaku ketua jurusan manajemen
dan juga sebagai dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan
waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat
bermanfaat.
4. Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
5. Serta segenap bapak dan Ibu dosen selaku pengajar pada Fakultas
Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik yang mengajar langsung
maupun tidak langsung.
6. Seluruh staf dan jajaran bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada segenap keluarga, khususnya Keluarga Besar Almarhum KH.
Mursan, Bapak Endang dan Ibu Aisyah, H. Uen Djunaedi beserta
keluarga, adik-adikku, Encang dan Encing, yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.
8. Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan, perbankan
dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005, Oji, Maharis,
Doni, Ilham, Arif, Mashari, Bramantio, Fahmi, Ristiandi, dan yang lainnya
yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta
saya ke kalian semua.
9. Spesial untuk my special girl Corry Imelda Uca yang selalu cerewet
memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya
skripsi ini.
Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini
mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan
skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran
dalam lingkungan akademisi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta Juni 2009
Penulis Ahmad Daman Huri
9
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………......……………...1
ABSTRACT.............................................................................................................5
ABSTAKSI..............................................................................................................6
KATA PENGANTAR.............................................................................................7
DAFTAR ISI…….………...………………………………..……..……………....9
DAFTAR TABEL..................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................13
DAFTAR GRAFIK................................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian........................................................15
B. Perumusan Masalah.................................................................24
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar modal, Tujuan, serta Jenis-Jenisnya.............28
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal...................31
C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham......32
1. Pendekatan Analisis Teknikal..............................................35
2. Pendekatan Analisis Fundamental.......................................36
D. Tingkat Suku Bunga .................................................................36
1. Teori Klasik..........................................................................37
2. Teori Keynes........................................................................37
10
E. Rasio Profitabilitas.....................................................................38
1. ROI.......................................................................................39
2. ROE......................................................................................40
F. Nilai Mata Uang (kurs) .............................................................40
G. Keuntungan (return)…………………………..........................42
H. Resiko Saham............................................................................43
I. Penelitian Sebelumnya................................................................48
J. Kerangka Pemikiran...................................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................55
B. Metode Pemilihan Sampel.......................................................55
C. Metode Pengumpulan Data......................................................56
D. Metode Analisis.......................................................................56
E. Uji Hipotesis.............................................................................62
F. Uji Signifikan Koefisien Jalur (t-test)......................................63
G. Operasional Variabel Penelitian...............................................64
a. Menghitung Return......................................................64
b. Resiko Sistematis Saham.............................................65
c. Tingkat Suku Bunga.....................................................65
d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar......................................66
e. Menghitung ROI..........................................................66
f. Menghitung ROE.........................................................67
11
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................68
B. Analisis Deskriptif Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan
Rasio Profitabilitas Terhadap Return dan Resiko Saham
LQ 45.....................................................................................69
C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis......................................86
I. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan
Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham................86
A. Pengujian Hipotesis Persamaan I ..........................86
B. Pembahasan Hipotesis............................................91
II. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan
Rasio Profitabilitas Terhadap Resiko Saham .............92
A. Pengujian Hipotesis Persamaan I I.........................92
B. Pembahasan Hipotesis.............................................98
D. Interpretasi..............................................................................99
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan............................................................................101
B. Implikasi.................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Nama-Nama Emiten 69
Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga 70
Tabel 4.3 Kurs Rupiah 72
Tabel 4.4 NI/T. Asset 74
Tabel 4.5 NI/Eqiuty 76
Tabel 4.6 Return Saham 80
Tabel 4.7 Resiko Saham 83
Tabel 4.8 Nilai t Hitung Persamaan I 86
Tabel 4.9 Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap
Return 89
Tabel 4.10 Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap
Return 90
Tabel 4.11 Nilai t Hitung Persamaan II 93
Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko
Saham 96
Tabel 4.13 Matriks Korelasi Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap
Resiko Saham 87
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur 52
Gambar 4.1 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang
Signifikan Pada Indikator Return Saham 73
Gambar 4.2 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang
Signifikan Pada Indikator Resiko Saham 97
14
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.2 Tingkat Suku Bunga 71
Grafik 4.3 Kurs Rupiah 73
Grafik 4.4 NI/ Total Asset 75
Grafik 4.5 NI/ Equity 78
Grafik 4.6 Return Saham 81
Grafik 4.7 Resiko Saham 84
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan salah satu wahana untuk memobilisasi dana, dari
mereka yang kelebihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Seperti
halnya pasar pada umumya, pasar modal merupakan tempat bertemu antar
pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka
pendek umumnya diperoleh di pasar uang, misalnya bank komersial. Pasar
modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Iqbal
Fadillah, 2007:1).
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana aloksi dana yang produktif
untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana
yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana.
Upaya-upaya yang sering dilakukan oleh manajemen keuangan pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam
memperoleh dana tambahan di dalam menjalankan roda produksi pada suatu
perusahaan, selain melalui penjualan saham, dan obligasi mereka juga menjual
right issue. Bagi investor, melakukan investasi di dunia pasar modal yang
sebenarnya penuh dengan unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
Dalam keadaan yang semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut
16
menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan
adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya,
dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan
menyimpang dari hasil yang diharapkan. (Iqbal Fadillah, 2007:2)
Sebagaimana halayaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi
sebagai tempat berbelanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi
dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relaven
agar dapat mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi. Sehubungan dengan
itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi yang efisien. Hanya
kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang
tertinggi (sesuai dengan resikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para
peminjam. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar
modal merupakan alternatif pendanaan ekstren dengan biaya yang lebih
rendah dari pada sistem perbankan.
Dari sisi pemodal, pemodal dapat mendapatkan tingkat pendapatan yang
tinggi dari tingkat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito. Sejak
BAPEPAM didirikan tahun 1977, pasar modal di indonesia terus berkembang,
hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan frefekuensi perdagangan dan
bertambahnya jumlah emiten yang tercatat di BEI. Hadirnya UU no.8 tahun
1995 tentang pasar modal makin memberikan peluang yang lebih besar, baik
bagi investor untuk beribvestasi maupun bagi perusahaan-perusahaan terutama
yang go public untuk mendapatkan dan bagi usahanya.
17
Dalam menanamkan investasi dipasar modal faktor eksternal sangat
berpengaruh terhadap gejolak harga saham. Faktor eksternal tersebut
diantaranya adalah resiko politis, resiko nilai tukar, likuiditas, control devisa,
perbedaan akuntansi, perlakuan pajak dan yang lainnya. (Budi H, 2006:3)
Para investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi
untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu.
Untuk investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang diperoleh
berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk investasi pada surat
hutang, return yang diperoleh berupa pendapatan bunga. Penelitian ini
difokuskan pada pengembalian investasi berupa dividen. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai
devident.
Return yang diperoleh dari kegiatan investasi yang berupa dividen
bukanlah hal yang mudah untuk diprediksi, karena kebijakan dividen
merupakan kebijakan yang sulit bagi manajemen perusahaan. Keputusan
mengenai dividen terkadang dikaitkan dengan keputusan pendanaan dan
keputusan investasinya. Van Horne (1986: 50) menjelaskan bahwa besarnya
pembayaran dividen akan berfluktuasi dari periode ke periode sesuai dengan
fluktuasi dalam jumlah kesempatan investasi yang dapat diterima yang
tersedia bagi perusahaan tersebut. Jika kesempatan ini berlimpah, persentase
pembayaran dividen mungkin nol. Sebaliknya, jika perusahaan tesebut tidak
mampu menemukan kesempatan investasi yang menguntungkan, pembayaran
dividen akan menjadi 100 persen. Dijelaskan pula oleh Van Horne (1986:51),
18
kaitannya dengan dividen sebagai residu pasif, apabila kesempatan investasi
menjanjikan hasil pengembalian yang besar daripada pengembalian yang
mereka syaratkan, para investor akan lebih senang jika perusahaan menahan
laba. Jika hasil pengembalian sama dengan pengembalian yang disyaratkan,
mereka akan merasa indifferen antara penahanan laba dan dividen.
Sebaliknya, jika hasil pengembalian lebih kecil daripada hasil pengembalian
yang disyaratkan, mereka akan lebih suka jika dividen dibagikan. Oleh karena
itu, memang penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk
mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan.
Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan
menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari
nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah
perbedaan return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas
tersebut. Orang seringkali mengibaratkan return dan risiko sebagai dua sisi
dalam mata uang dimana return yang tinggi akan mempunyai risiko yang
tinggi dan return yang rendah akan mempunyai risiko yang rendah juga.
Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda dan saham
merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko yang tinggi
dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko saham antar
perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor ingin berinvestasi
maka selain melihat return yang akan didapat maka mereka juga harus
mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Salah satu
pertimbangan dalam melakukan investasi saham adalah memperkecil risiko.
19
Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua investor
suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung risiko investasi
yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor yang tidak menyukai
risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk tidak berinvestasi di pasar
modal. Namun sebenarnya risiko investasi di pasar modal dapat dikurangi jika
mereka mengerti mengenai risiko itu sendiri.
Mao (1970) dalam Harmono (1999) menyatakan bahwa investor yang
realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan
tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan
dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. Sedangkan Trone dan
Albright (1996) dalam Harmono (1999) berpendapat bahwa investor yang
rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi
saat ini; mendesain portofolio optimal, menyusun kebijakan investasi,
mengimplementasikan strategi investasi, memonitor dan melakukan supervisi
pada kinerja khusus para manajer keuangan.
Menurut Halim (2003,23) Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko
yang dapat didiversifikasi (unique risk) dan risiko yang tidak dapat
didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik adalah risiko yang terjadi hanya
diperusahaan tersebut, contohnya adalah aksi mogok karyawan, tuntutan
pengadilan, dsb. Sedangkan risiko sistematik adalah risiko yang menimpa
semua perusahaan, contohnya adalah inflasi, resesi, krisis moneter, dsb.
Seperti sudah disebutkan investor ingin memperkecil risiko sehingga jenis
20
risiko yang bisa dikurangi adalah risiko unik dengan cara membentuk
portofolio.
Risiko dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Beta sekuritas
menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap
perubahan-perubahan pasar. Oleh sebab itu dalam menganalisis sekuritas atau
portofolio harus juga mengetahui betanya. Di dalam pasar modal bukan hanya
variabel fundamental saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-
variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan GDP
yang ikut mempengaruhi risiko suatu perusahaan ( Dedi Haryanto dan Riyatno
(2007:25)
Oleh karenanya siklus pasar modal tak lepas dari hukum ekonomi
yakni permintaan dan penawaran. Ketika banyak investor banyak menaruh
uangnya di saham maka perdagangan saham secara otomatis akan naik.
Sebaliknya, jika investasi di saham berkurang maka nilai volume perdagangan
saham akan berkurang. Tingkat suku bunga dan kurs rupiah menjadi
merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan perdagangan
saham yang tercatat di bursa efek indonesia. Dalam melakukan investasi
dibursa efek, nilai saham menjadi pertimbangan saham yang penting. Untuk
itu ada 2 faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham yaitu faktor
mikro dan makro.
Penelitian Tandelilin (1997) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:25)
membuktikan bahwa variabel makro juga mempengaruhi risiko. Variabel yang
dipakai adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan perubahan GDP.
21
Walaupun secara bersama-sama variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap risiko sistematik namun tingkat suku bunga secara parsial
terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Penelitian lain yang
membuktikan bahwa variabel ekonomi mempengaruhi risiko sistematis
ditunjukkan oleh Widjaja (2004). Widjaja (2004) dalam Haryanto dan Riyanto
(2007:25) menunjukkan bahwa variabel inflasi mempengaruhi risiko saham.
Peneliti menggunakan saham yang tergolong dalam LQ 45 dengan periode
penelitian dari tahun 2001 sampai 2002.
Beberapa penelitian mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai faktor-
faktor yang termasuk risiko unik seperti variabel fundamental perusahaan.
Sedangkan penelitian ini ingin menguji mengenai peran variabel-variabel
ekonomi atau makro dalam mempengaruhi risiko saham. Perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah kebanyakan penelitian menggunakan
variabel fundamental seperti divideen payout, growth, leverage, liquidity,
asset size, variability in earnings dan beta akuntansi (Gudono dan Nurhayati
(2001), return on Asset, rasio hutang terhadap modal dan nilai buku saham
Natarsyah (2000: 297).
Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan
berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko sistematis
dapat membantu perusahaan atau investor dalam penambilan keputusan-
keputusan bisnis. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko
sistematis biasanya merupakan faktor makro ekonomi.
22
Tingkat suku bunga akan membuat para investor cendrung
menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan yang tidak memiliki resiko
yang tinggi. Hal ini akan memberikan tekanan jual pada saham-saham yang
ada di psar modal, sehingga terjadinya over supplied (tingginya penawaran)
dari saham. Dengan adanya kelebihan penawaran dibandingkan permintaan ini
menyebabkan turunya harga-harga saham secara individual, yang secara
global akan mengakibatkan turunnya indeks perdagangan saham yang
tercermin pada indeks saham LQ 45, demikian juga sebaliknya. Dalam
poenelitian ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
karena SBI adalah suatu instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan
benchmark aatu tolak ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional dan
swasta asing dalam menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan
pinjaman kepada para nasabah.
Apabila kurs rupiah terhadap dollar AS melemah maka investor akan
menginvestasikan danaya dalam bentuk mata uang asing (money market). Dan
para spekulan juga akan melakuakn hal serupa dengan tujuan memperoleh
keuntungan dalam keadaan yang akan cepat berubah itu. Keadaan itu juga
akan memberikan tekananpada pasar modal yang mengakibatkan tekanan pada
pergerakan perdagangan suatu saham di indeks saham LQ 45.
Dalam pasar modal dan manajemen investasi modern kita mengetahui
adanya dua jenis resiko yaitu : (1). Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan
risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return
23
suatu investasi (kondisi makro). (2). Risiko tidak sistematis (risiko
perusahaan) merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar
secara keseluruhan. Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro
perusahaan emiten. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko
perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada
sekian banyak jenis sekuritas.
Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.
Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28) menyatakan bahwa
beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas return portofolio
terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return-return
sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga dapat
diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham
berubah karena adanya perusahaan di pasar.
Hartono dan Suriatno (1999) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28)
membuktikan bahwa beta sekuritas untuk pasar modal yang sedang
berkembang merupakan Beta yang biasa dikarenakan perdagangan yang tidak
sinkron. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan
menghasilkan 74 perusahaan yang terdaftar dalam kurun waktu 22 Mei 1995
sampai 22 Mei 1997 sebagai sampel penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa
beta sekuritas yang terdaftar di BEJ adalah bias. Dari tiga metode Sholes dan
Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983), metode
Fowler dan Rorke yang paling baik digunakan untuk mengkoreksi Beta di
BEJ. Penelitian ini juga menemukan bahwa biasa yang terjadi di Beta juga
24
diperkuat oleh data return yang berdistribusi tidak normal. Untuk data retrun
tersebut diperlukan periode koreksi yang cukup panjang yaitu empat periode
mundur (lag) dan mundur (lead), sedangkan data return yang berdistrirbusi
normal hanya membutuhkan satu periode maju dan mundur saja.
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang
menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini
selanjutnya digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Bukti empiris
(Elton dan Gruberm 1994) menunjukkan bahwa beta historis mampu
menyediakan informasi tentang beta masa depan Hartono (2000) dalam
Haryanto dan Riyanto (2007:28).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang
berbeda. perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin
disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati.
Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas
terhadap return dan resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada saham
katagori LQ 45.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio
profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) )
25
mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap return saham?
2. Dari variabel determinan return saham tersebut, variabel apa yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham?
3. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio
profitabilitas (Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE) ) dan
return saham mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap resiko saham?
4. Dari variabel determinan resiko saham tersebut, variabel apa yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi return saham, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs
rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan
Return On Equity (ROE) )
2. Untuk menganalisa dari variabel-variabel tersebut, variabel apa saja
yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham
26
3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi resiko saham, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs
rupiah), rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return
On Equity (ROE) ) dan return saham
4. Untuk menganalisa dari kelima variabel tersebut, variabel apa saja yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memperluas dan menambah wawasan akan tentang return dan
resiko saham terutama masalah pengaruh variabel makro ekonomi
(suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On
Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) ) terhadap return dan
resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah dan waktu
investasi untuk meminimalkan resiko.
3. Bagi Akademis
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami return dan
resiko saham pada suatu investasi.
4. Bagi ilmu manajemen, Khususnya ilmu keuangan :
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah
mengenai return dan resiko (beta) saham.
27
5. Bagi Perusahaan
Sebagai dampak antisipasi dari perubahan-perubahan faktor makro
dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham secara
keseluruhan.
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal, Tujuan Serta Jenis-jenisnya
Pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar kongkrit
atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang
memerlukan dana jangka panjang yaitu diatas jangka waktu satu tahun
(Dahlan Siamat, 2006:249). Menurut Suad Husnan (2001:3) pasar modal
adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang
yang bisa di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publick authorities maupun perusahaan
swasta. Sedangkan definisi lain tentang pasar modal Menurut Darmawan
Sjahrial (2006:15) pasar modal dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem
keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua
perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan
pendek.
Definisi pasar modal menurut tjiptono darmaji (2001:1) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.. Sedangkan menurut
Iskandar Z Alwi (2003:14) Pasar Modal adalah sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan,
baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
29
Sekuritas atau efek adalah selembar kertas yang menunjukan hak
pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (UU Nomor 8 Tahun 1995).
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu
pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek
atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan kegiatan perdagangannya dilakukan di bursa.
Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy m (2001:17) Bursa efek adalah
lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan/menyediakan fasilitas
sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar
berbagai perusahaan/perorangan yang terlibat dengan tujuan
memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa
efek. Bursa efek adalah istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan
membeli surat-surat berharga efek serta sistem yang menjalankannya.
Menurut Darmawan Sjahrial (2006:21) tujuan Pasar Modal adalah :
1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam
pemilikan saham perusahaan.
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan
saham.
3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.
30
Surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok (Darmawan Sjahrial, 2006:22)
yaitu :
1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan,
imbalanya adalah deviden.
2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang
mengeluarkannya dan imbalanya berupa bunga.
3. Sekuritas yang lainnya dapat disebut Sekuritas Kredit, seperti right,
warrant, opsi, dan lain-lain.
Adapun jenis-jenis pasar modal terdiri atas :
1. Pasar Perdana (primary market) adalah pasaar modal dimana saham-
saham dan sekuritas yang lainnya dijual pertama kali (penawaran
umum) sebelumnya saham tersebut dicatatkan dibursa efek.
2. Pasar Sekunder (Secondary market) adalah pasar yang berbentuk bursa
efek, dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas
kepada umum, setelah saham tersebut melalui masa penjualan dipasar
perdana.
3. Pasar Ketiga (Third market) adalah pasar modal yang merupakan
tempat untuk memperdagangkan saham dan sekuritas lain diluar bursa
efek. Pasar modal ini disebut Over The Counter Market atau di
Indonesia disebut Bursa Paralel.
4. Pasar Keempat (Fourth market) pada hakikatnya merupakan
perdagangan saham antara pemodal kepada pemegang saham lainnya,
31
tanpa melalui perantara, seperti pialang atau perantara pedagang efek.
(M. Amsari, 1993: 23-24) dalam (Novi Z, 2005:12).
B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Suad Husnan (2001:8) Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar
modal antara lain :
a. Supplay sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.
b. Demand sekuritas
Harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang
cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi
Kondisi yang stabil dan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang
akhirnya mempengaruhi supplay dan demand akan sekuritas.
d. Masalah hukum dan peraturan
Pembelian sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi
yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas,
karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping
kecepatan dan kelengkapan informasi.
e. Keberadaan pengawas yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal
dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara
efisien. Transaksi harus dilakukan secara efisien dan dapat diandalkan.
32
C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT) (Suad Husnan 2001:285). Pengertian lain
menurut Tjiptono Darmaji dan Hendi M (2006:5) saham merupakan sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan
(Darmawan Sjahrial, 2006:22)
Didalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham, yang dibedakan
menurut cara peralihannya dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
Ditinjau dari peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas tunjuk dan
saha atas nama, saham atas tunjuk adalah saham yang didalam sertifikatnya
tersbut tidak dicatat nama pemiliknya agar mudah dipindah-tangankan dari
seorang investor keinvestor lainnya. Sedangkan saham atas nama adalah
saham yang didalam lembaranya tertulis nama pemiliknya.
Ditinjau dari segi manfaat untuk pemiliknya saham digolongkan menjadi
saham biasa dan saham preferen. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M
(2001:71) saham biasa merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan
seperti hasil yang dikehendaki. Pemilik menentukan apakah akan menerima
deviden atau menduduki posisi di dalam perusahaan.
33
Jenis – jenis saham biasa adalah sebagai berikut :
1. Blue chip stock adalah saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenisnya,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
2. Speculative stock adalah saham emiten yang tidak secara konsisten
menghasilkan deviden namun jenis saham ini harganya selalu
berfluktuasi, dan terkadang memberikan deviden yang sangant
tinggi.
3. Income stock adalah tipe saham kurang peka terhadap kondisi pasar.
Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M (2001 : 6) saham preferen adalah
saham yang memiliki karakter gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti buanga obligasi, tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Sebelum seorang investor melakukan investasi dalam saham, maka
penting kiranya bila ia mengetahui nilai dari saham tersebut sebagai salah satu
pedoman agar investasi yang dilakukannya itu penuh perhitungan. Menurut
Tandelin (2001) dalam Umi dan Shinta (2006:7) Ada beberapa cara
perhitungan nilai saham, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Nilai pasar adalah nilai saham yang berlaku dipasar ataupun lantai
bursa. Nilai pasar ini selalu berubah-ubah bergantung kepada
penawaran dan permintaan di bursa. nilai pasar adalah nilai saham
dipasar yang ditunjukan oleh harga saham tersebut dipasar.
34
2. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present value
arus kas yang diharapkan dari saham tersebut atau nilai saham yang
sebenarnya atau seharusnya terjadi..
3. Nilai pari adalah nilai saham sebagaimana tercantum dalam
sertifikat saham.
4. Nilai buku adalah nilai saham yang dihitung berdasarkan total asset
atau pembukuan perusahaan yang dikurangkan dengan total hutang
dan saham preferen dan dibagi dengan jumlah saham beredar.
Menurut Suad Husnan (2001:288) Analisis penilaian saham bertujuan
untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian
membandingkannya dengan harga saham tersebut pada saat ini. Sedangkan
nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan
dari suatu saham. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli
atau ditahan.
b) Apabila NI < harga pasar sat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan layak untuk dijual.
c) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
wajar.
Tujuan dari investasi tentunya adalah keuntungan, potensi keuntungan
yang didapat dari investasi saham adalah dividen dan capital gain, keuntungan
dari dividen didapat karena kinerja perusahaan, sedangkan keuntungan dari
35
capital gain dari pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor
sebelum mementukan nilai saham, sebelum para pemodal (investor)
melakukan transaksi dipasar modal, baik pasar perdana maupun pasar
sekunder para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten
(perusahaan) yang menerbitkan (menawarkan) saham di bursa (Umi dan
Shinta, 2006:10).
Ada dua pendekatan analisis yang dapat digunakan yakni :
1. Pendekatan Analisis Tehnikal
Menurut Mustafa dan Reny (2007 : 97) analisis tehnikal adalah
sebagai metode untuk memprediksi (forecasting) terhadap fluktuasi pada
harga saham, baik saham individual maupun pasar secara keseluruhan.
Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang sudah
dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga
saham gabungan (IHSG), serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Karenanya pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market
analysis) atau analisis internal (internal analysis)
Sasaran pendekatan analisi teknikal adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatau
indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada
perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih
diusahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut. Pemikiran
yang mendasari analisis teknikal adalah harga saham mencerminkan
informasi yang releven, informasi itu ditunjukan oleh perubahan harga
36
diwaktu lalu, dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu
dan pola tersebut akan terulang.
2. Pendekatan analisis Fundamental
Menurut Silvia dan Toto (2004 : 116) analisis fundamental adalah
suatu metode peramalan yang dapat memberikan informasi mengenai
kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi atas
harga saham tersebut.
Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa
setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu
fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat
padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan
dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang
sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu
meraih return dengan bereaksi terlebih dahulu sebelum pasar merefleksi
informasi yang sesungguhnya. Informasi yang sering digunakan dalam
melakukan anlisis ini antara lain adalah kondisi makro ekonomi, kinerja
perusahaan dan kondisi dari perusahaan emiten (Mustafa dan Reny, 2007 :
97) .
D. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga disuatu negara biasanya ditetapkan pemerintah yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Menurut
Edward dan Khan dalam (Ali rama, 2007:67) ada 2 jenis faktor yang
37
menetukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal meliputi pendapatan
nasional, jumlah uang beredar dan inflasi sedangkan faktor eksternal
merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta
asing. Sedangkan menurut Boediono (2000 : 76) ada beberapa teori yang
menerangkan mengenai terjadinya tingkat suku bunga :
1. Teori Klasik
Menurut teori ini suku bunga merupakan harga dari penggunaan
dana yang tersedia untuk dipinjamkan (ianablefund). Harga ini terjadi di
“pasar dan investasi” istilah pasar dan investasi dapat dijelaskan bahwa
dalam suatu periode ada suatu anggota masyarakat yang menerima
pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya. Masyarakat tersebut
kemudian menabung kelebihan pendapatannya, jumlah seluruh tabungan
mereka berbentuk penawaran akan dana yang akan dipinjamkan. Di pihak
lain, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat atau pengusaha
yang memerlukan dana untuk investasi.
2. Teori Keynes
Teori yang dikemukakan oleh keynes ini lebih dikenal dengan liquidity
preference. Menurut Iskandar Putong (2000:158) ada 3 motif mengapa
orang memegang uang tunai. Tiga motif tersebut antara lain :
a. Motif transaksi (Transaksion Motive)
b. Motif Berjaga-jaga (Precautinory Motive)
c. Motif Spekulasi (Spekulation Motive)
38
Ketiga motif inilah yang menyebabkan tumbuhnya permintaan akan
uang yang oleh keynes diberi nama liquidity prefernce.
Teori keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya
menginginkan dirinya tetap liquid dalam memenuhi ketiga faktor tersebut.
Keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang bersedia membayar
harga tersebut disebut bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan
spekulasi.
menurut Boediono (2000 : 80) Fungsi suku bunga pada suatu
perekonomian antara lain :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi atau
lembaga yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan.
b. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi
pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor
ekonomi.
c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar
dalam sutu perekonomian.
d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk
meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat
digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.
E. Rasio Profitabilitas
Menurut Darmawan Sjahrial (2006 : 38) analisis rasio adalah suatu metode
perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status
39
perusahaan. Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba satu-satunya ukuran
profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan
kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan
menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang.
Sedangkan menurut Weshton dan Brigham (1998:34) berpendapat bahwa
profitabilitas sekelompok rasio yang menunjukan pengaruh gabungan dari
likuiditas, pengelola aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil
operasi. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
a. Return on Assets atau Return on Investmant (ROI)
Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) hasil pengembalian total aktiva atau total
investasi disebut juga ROA menunjukan kinerja manajemen dalam
menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan
mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang
digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan
alternatif dari dana tersebut sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin
tinggi hasil pengembalian maka semakin efektif perusahaanya. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus :
40
Laba Bersih ROI = -------------------- x 100 % Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) rasio ini menunjukan keberhasilan atau
kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil
pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil
pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini disebut
juga dengan rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa. Darsono dan
Ashari ( 2005 : 37) semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.
Adapun rasio ini dapat dihitung dengan rumus (weston dan Brigham,
1990:35) sebagai berikut :
Laba Bersih ROE = -------------------- x 100 % Modal Sendiri
F. Nilai Mata Uang ( kurs)
Setiap negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri, setiap mata uang ini
mempunyai nilai yang masing-masing berbeda satu sama lain pada saat mata
uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang tersebut. Menurut (Dahlan
siamat, 2005:234), nilai tukar mata uang adalah harga suatu mata uang yang
dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan Menururt Purnomo Sugiantoro
(2004:111) nilai kurs adalah harga uang (domestik) terhadap mata uang asing.
Kurs memilki peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena
kurs memungkinkan kita membandingkan harga-harga seluruh barang dan jasa
41
yang dihasilkan oleh berbagai negara. Menurut Hamdy Hady (2007 : 61)
Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal ada dua jenis
mata uang , yaitu :
a. Hard currency adalah mata uang yang nilainya relatif stabil dan
kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai
dibandingkan dengan mata uang lainnya.. Mata uang ini pada
umumnya berasal dari negara maju.
b. Soft currency adalah mata uang yang bersifat lemah yang jarang
digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena
nilainya relatif tidak stabil dan kadang-kadang mengalami
depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Mata uang ini biasanya
berasal dari negara berkembang.
Kurs yang ditransaksikan di pasar uang terbagi menjadi tiga jenis.
Menurut Agus Sartono (2001 : 71) bahwa jenis kurs dapat dibedakan
menjadi 3 transaksi yaitu :
1. Kurs jual dan kurs beli
kurs jual adalah kurs yang ditawarkan bank untuk menjual suatu
mata uang dan biasanya lebih tinggi dari kus beli, sedangkan kurs beli
adalah kurs dimana bank bersedia untuk membeli suatu mata uang.
2. Kurs silang
adalah kurs antara dua mata uang asing yang ditentukan dengan
menggunakan mata uang lain sebagai pembanding
42
3. Kurs spot dan kurs forward
Kurs spot adalah kurs mata uang dimana mata uang asing dapat
dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada hari yang sama
atau maksimal 48 jam . Sedangkan kurs forward adalah kurs yang
ditentukan sekarang untuk pengiriman sejumlah mata uang di masa
mendatang berdasarkan kontrak forward.
G . Keuntungan (return)
Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian atas investasi (return)
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat berupa
return realisasi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan
akan terjadi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2000 : 109). Sedangkan
menurut (Horne dan John M, 2005 : 145) Pengembalian (return) merupakan
Penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan
harga pasar yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar
awal dari investasi tersebut.
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung berdasarkan data historis. Biasanya retrun realisasi digunakan sebagai
salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan
capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suaru investasi.
Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberi keuntungan
43
(kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+) (Dedi Haryanto dan
Riyanto, 2007 : 26) . Secara matematis return total suatu investasi adalah:
Return total = yield + capital gain (loss)
Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari
berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005: 45). Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return ekspektasi ini
sifatnya belum terjadi. Return ekspektasi dapat diestimasi dengan
menggunakan return-return historis. Berdasarkan pengertian return bahwa
return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara
menghitung selisih harga saham periode barjalan dengan periode sebelumnya
dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus : Ross (2003:238)
Pt - Pt - 1
Ri = -------------------- Pt - 1
H. Resiko Saham
Tujuan (motivasi) investor berinvestasi yaitu mendapatkan return dan
sebagai konsekuensinya harus berani menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Investor perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi
sebagai dasar pembuatan keputusan investasi.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaan artinya semakin besar risiko investasi tersebut. Van Horne dan John
M (2005 : 145) mendefiniskan risiko adalah sebagai perbedaan antara
pengembalian aktual dengan pengembalian yang diharapkan. Sedangkan
44
menurut Suad Husnan (2001) resiko merupakan sebagai kemungkinan
keuntungan yang sebenarnya menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.
Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu
investasi (Dahlan Siamet, 2005 : 276) sebagai berikut :
1. Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan
turun, dan sebaliknya. Alasannya jika suku bunga naik maka return
investasi yang terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik.
Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.
2. Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan
oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar
diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau
perubahan politik (pemilu).
3. Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah
yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut
tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli
yang dialaminya.
4. Risiko bisnis. Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu
jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh
karakteistik industri tekstil.
5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi
45
utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang
dihadapi perusahaan.
6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan seuatu sekuritas
yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang
dihadapi perusahaan.
7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Istilahnya currency
risk atau exchange rate risk.
8. Risiko negara. Risikoini sering disebut risiko politik, karena sangat
berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang
beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara
bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara
yang terlalu tinggi.
Beta saham merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu
portofolio aktiva. Brigham dan Weston (1993) beta saham merupakan resiko
yang dieliminasi atau disebut juga resiko sistematis. Beta mengukur
sensitifitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar. Beta
teoritis dari CAPM didefinisikan sebagai alat ukur kovarians diharapkan suatu
aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik.
Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.
Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyatno (2007 : 28) menyatakan bahwa
beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return
46
portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai fluktuasi
dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.
Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian
suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.
Beta pasar diperoleh dari hasil perhitungan koefisien regresi antara tingkat
pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian pasar Lestari dan
Christiani (2005 : 24) . Tingkat pengembalian saham dihitung:
Pit-1 - Pit
Rit = ---------------------- Pit
Keterangan:
Rit = Tingkat Pengembalian
Pit-1 = Harga Saham pada t-1
Pit = Harga Saham pada t
Tingkat pengembalian pasar diturunkan dari portofolio pasar. Portofolio
pasar tidak hanya meliputi semua saham biasa yang ada pada suatu
perekonomian, tetapi juga meliputi bentuk investasi lain, seperti obligasi,
saham preferen, real estate, emas, dan sebagainya. Besaran untuk menyatakan
portofilio pasar saham biasanya dinyatakan dalam bentuk angka indeks.
Tingkat pengembalian banyak digunakan sebagai standar evaluasi kinerja
umum. Manajer investasi dan klien mereka sering membandingkan hasil kerja
manajer dengan tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar
47
saham untuk Bursa Efek Jakarta dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
IHSG t+1 - IHSG t
Rmt = -----------------------------
IHSGt
Dimana :
Rmt = Tingkat Pengembalian Pasar Saham
IHSGt+1 = IHSG pada tahun t
IHSG t = IHSG pada tahun t
Dari hasil perhitungan kedua tingkat pengembalian tersebut, kemudian di
regresikan sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Rit = ait + ßi Rmt + eit
Di mana :
Rit = Tingkat pengembalian saham ke-I pada periode t
ait = intersep
ßi = slope
Rmt = Tingkat pengembalian pasar ke-I pada periode ke –t
Eit = Kesalahan residual random saham ke-I pada periode ke-t
t = Periode ke 1, 2, 3, …., N
Sedangkan menghitung beta ( β ) sahamnya menurut Muhammad Samsul
(2006 : 102) adalah sebagai berikut :
Cov Ri . Rm
β = -----------------------------
Var Rm
Di mana :
48
Ri = Tingkat pengembalian saham
Rm = Tingkat pengembalian pasar
I. Penelitian Sebelumnya
Natarsyah (2000) meneliti pengaruh variabel ROA, rasio utang terhadap
modal dan nilai buku saham terhadap beta. Ia menggunakan sampel
perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi di BEJ periode 1990-
1997. Banyaknya sampel yang menjadi penelitiannya adalah 16 perusahaan.
Hasil menunjukkan bahwa semua variabel secara parsial mempengaruhi beta
secara signifikan.
Gudono dan Nurhayati (2001) mereplikasi penelitian Beaver, Kettler dan
Scholes (1970) dengan mengadakan penelitian di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian mereka menggunakan 35 saham teraktif pada tahun 1995 dengan
pengujian menggunakan multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa
hanya variabel growth saja yuang mempunyai hubungan signifikan dengan
beta saham.
Setiawan (2003) menguji pengaruh variabel fundamental terhadap beta
saham pada periode sebelum krisi moneter (1992-1996) dan periode selama
krisis moneter (1998-2001). Variabel fundamental yang digunakan adalah
asset growth, leverage, likuiditas, total asset turn over dan return on
investment. Sampel yang digunakan adalah 56 perusahaan untuk periode
sebelum krisis moneter dan 105 perusahaan untuk periode selama krisis
moneter. Perhitungan beta menggunakan data retun perusahaan bulanan dan
return pasar bulanan. Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakkonsistenan
49
yaitu pada periode sebelum krisis moneter faktor fundamental secara simultan
berpengaruh terhadap beta. Secara parsial faktor fundamental yang
berpengaruh adalah total asset turn over dan return on investment. Sedangkan
pada periode selama krisis moneter, faktor fundamental secara simultan tidak
berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengujian secara parsial hanya
leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Peneliti kemudian
menyarankan agar menguji pengaruh variabel makro seperti gross domestic
product, tingkat inflasi dan suku bunga terhadap beta supaya dapat dilihat
lebih komprehensif.
Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio
profitabilitas dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Sampel dari
penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk dalam Jakarta
islamic Indeks (JII). Ada 30 perusahaan yang menjadi sampel. Metode yang
digunakan untuk menganalisis data adalah multipel regrgession, dan untuk
menguji hiptesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap beta saham. Hal ini disebabkan dalam perhitungan
tampak bahwa nilai beta rata-rata samel lebih besar dari satu dan R-square
yang rendah menunjukkan adanya faktor lain yang lebih dominan
mempengaruhi beta saham.
Widjaja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makro yaitu inflasi
terhadap tingkat risiko saham. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang
termasuk dalam kategori LQ-45 secara terus menerus dari tahun 2001 sampai
50
2002. Risiko dinyatakan dalam pengukuran beta yang berasal dari hubungan
antara tingkat keuntungan suatu saham dan pasar. Beta diukur menggunakan
model CAPM yang kemudian dilakukan regresi time series antara tingkat
return masing-masing saham dan tingkat keuntungan indeks pasar (IHSG).
Hasil menunjukkan bahwa inflasi memilik pengaruh yang signifikan terhadap
risiko saham selama periode penelitian. Namun jika dilihat dari R-square
inflasi hanya menjelaskan risiko saham sebesar 1,5%. Artinya masih banyak
variabel makro lainnya yang mempengaruhi risiko seperti GNP, suku bunga
dan kurs tukar mata uang.
Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah (2006) peneliti ini mencoba meneliti
karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap return dan
beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta. Pengujian regresi secara linear
berganda pada return saham syariah menghasilkan F hitung sebesar 1,589
dengan tingkat signifikansi 11,6% dan pada beta saham syariah menghasilkan
F hitung sebesar 6,229 dengan tingkat signifikansi 0%. Hal ini berarti
variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak
berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap return saham syariah
tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham
syariah. Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukkan bahwa
tidak ada satu pun variabel- variabel karakteristik perusahaan, industri dan
ekonomi makro berpengaruh secara signifikan pada return saham syariah,
sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi
makro terhadap beta saham saham yang mempunyai pengaruh signifikan pada
51
tingkat 5 % adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan Produk
Domestik Bruto (PDB).
Felli Lamono (2007) Peneliti ini mencoba meneliti pengaruh karakteristik
perusahaan (profitabilitas, size, tangibility, volatility, dan growth oppurtunity)
terhadap stuktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode tahun 2000-2004. Hasil dari pengolahan data dengan
menggunakan metode statistik regresi berganda menunjukan bahwa
profitability, size, dan votality mempunyai pengaruh positif yang tidak
signifikan dan growth oppurtunity mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap struktur modal.
52
J. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang disesuaikan
dengan konsep jalur, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Awal penelitian ini dilakukan dengan mengamati perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 dan menyeleksi perusahaan-perusahaan yang terus-
menerus masuk didalamnya selama empat periode, yakni dari tahun 2004
Return On Investment (ROI)
(X3)
Return Saham (Y1)
Resiko Saham (Y2)
Suku Bunga (X1)
Nilai Kurs(Rp/$) (X2)
Return On Equity (ROE)
(X4)
53
sampai 2007. pengamatan tersebut menunjukan terdapat 15 perusahaan yang
termasuk dalam katagori LQ 45 yang mengeluarkan laporan keuangan per
semester. Selanjutnya dari laporan tersebut peneliti mengambil data laporan
keuangannya berupa total asset, total equity, dan laba bersih. , Selanjutnya
mendapatkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh BI (Bank Indonesia)
per semester dan Kurs silang antara rupiah dan dollar, selanjutnya mencari
nilai return saham dari masing-masing perusahaan dan resiko saham dari
tingkat return saham perusahaan dan return pasar. Data tersebut akan diolah
untuk mendapatkan variabel endogen pertama (Y1) yakni return saham meiliki
4 variabel eksogen antara lain suku bunga, kurs, ROI, dan ROE. Lalu variabel
endogen kedua (Y2) memiliki 5 variabel exsogen antara lain suku bunga, kurs,
ROI, ROE dan return.
Setelah variabel-variabel tersebut diperoleh, lalu dilakukan pengujian
dengan metode jalur. Metode ini digunakan untuk menjelaskan pangaruh
langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung dari X1 ke Y1 ditunjukan
oleh koefisien jalur melalui uji t (yang signifikan), yaitu ρy1x1 kali ρy1x1,,
pengaruh langsung dari X2 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x2 kali
ρy1x2,, pengaruh langsung dari X3 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x3
kali ρy1x3,, pengaruh langsung dari X4 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur
ρy1x4 kali ρy1x4, dan seterusnya.
Pengaruh langsung dari X1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur yaitu
ρy2x1 kali ρy2x1, Pengaruh langsung dari X2 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien
jalur yaitu ρy2x2 kali ρy2x2, Pengaruh langsung dari X3 ke Y2 ditunjukan oleh
54
koefisien jalur yaitu ρy2x3 kali ρy2x3, pengaruh langsung dari X4 ke Y2
ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x4 kali ρy1x4.
pengaruh langsung dari Y1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2y1 kali
ρy2y1.
Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y1 melalui X2 ditunjukan oleh
koefisien jalur ρy1x1 kali r x2x2 kali ρ y1x2. Pengaruh tidak langsung dari dari X2
ke Y1 melalui X3 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x2 kali r x2x3 kali ρ y1x3, dan
Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y1 melalui X4 ditunjukan oleh
koefisien jalur ρy1x3 kali r x2x4 kali ρ y1x4..
Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh
koefisien jalur ρy2x1 kali r x2x1 kali ρ y2x1, Pengaruh tidak langsung dari dari X2
ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2x2 kali r x2x2 kali ρ y2x2.,
Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh
koefisien jalur ρy2x3 kali r x2x3 kali ρ y2x3., Pengaruh tidak langsung dari dari
X4 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2x4 kali r x4x4 kali ρ y2x4.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan menggunakan return perdagangan saham dan resiko saham perusahaan
yang tergabung dalam saham LQ 45 per semester, tingkat suku bunga dan
nilai kurs rupiah terhadap dollar AS per semester pada tahun 2004-2007.
Sedangkan untuk menghitung Return on Invesment (ROI) dan Return on
Equity (ROE) dibutuhkan data laporan keuangan perusahaan yang tergabung
dalam saham LQ 45 per semester pada tahun 2004-2007 yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia.
B. Metode Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel
tergantung dari kepentingan penelitian.
Berdasarkan data bursa efek indonesia (BEI) bahwa terdapat 45
perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 yang memilki indeks saham
dengan liquiditas (liquid) tinggi. Kriteria ini diseleksi melalui beberapa
kriteria pemilihan :
1. Masuk dalam 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-
rata) nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.
56
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan
jumlah hari transaksi di pasar regular.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Setiap 3
bulan review pergerakan rangking saham dalam kalkulasi indeks LQ 45.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enem bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus.
C. Metode Pengumpulan data
Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data
sekunder dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan penelitian lapangan pada Bursa Efek Indonesia melalui pusat
pelayanan informasi pada pusat referensi pasar modal dan pengambilan
data mengenai harga saham perusahaan.
2. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur
ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
D. Metode Analisis
1. Identifikasi Variabel, terdapat dua Variabel yaitu :
57
a. Variabel endogen
Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
eksogen dan merupakan variabel antara. Ada dua variabel endogen dalam
penelitian yaitu return saham (Y1), dan resiko saham (Y2).
b. Variabel eksogen
Variabel eksogen adalah variabel yang diduga secara berpengaruh
terhadap variabel endogen, yaitu: return saham (Y1), dan resiko saham
(Y2), suku bunga (X1), kurs (X2), Roi (X3), dan Roe (X4).
2. Analisys Jalur ( Path Analisys)
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh
perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis jalur (Path
Analisys). Tujuan dari analisis jalur adalah menerangkan akibat langsung
dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variable independen
terhadap variabel dependen. Model ini di gunakan karena penulis ingin
mengetahui tentang pengaruh variabel ekonomi makro dan rasio
profitabilitas terhadap return dan resiko saham LQ 45. Besarnya pengaruh
langsung dan tidak langsung secara relatif dinyatakan oleh besaran
numerik koefisien jalur (path analysis).
Langkah pertama dalam analisis jalur adalah dengan merancang
paradigma penelitian berdasarkan fakta,konsep dan teori. Adapun
formulasi model analisis jalur (path analysis) secara simultan maupun
secara parsial dengan formula sebagai berikut :
58
Struktur I
Y1 = ρY1 X1 + ρY1 X2 + ρY1 X3 + ρY1 X4 + Є1
Dimana : Y1 = Return Saham
X1 = Suku Bunga
X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)
X3 = ROI
X4 = ROE
Є1 = Error/residu
Struktur II
Y2 = ρY2 X1 + ρY2 X2 + ρY2 X3 + ρY2 X4 + ρY2 Y1 + Є2
Dimana : Y2 = Resiko Saham
X1 = Suku Bunga
X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)
X3 = ROI
X4 = ROE
Y1 = Return Saham
Є2 = Error/residu
Langkah kedua dalam analisis jalur adalah memeriksa asumsi-asumsi
yang mel;andasi analisis jalur. Asumsi yang melandasi analisis jalur (Hair,
Anderson, Tatham dan Black, 1998) dalam Indoyama N (2004 :505) adalah :
59
a) Hubungan antar variabel adalah berbentuk linear dan bersifat adetif. Linier
secara sederhana tergambarkankan bahwa pangkat dari variabel
indevenden adalah satu.
b) Model yang dipertimbangkan adalah model rekursif. Artinya, sistem aliran
adalah dalam bentuk kausal satu arah. Sedangkan model yang
mengandung kausal resiprokal (dua arah) tidak dapat dilakukan analisis
melalui jalur. Asumsi dalam model rekursif ini adalah nilai Є1 saling
bebas, dan diantara Є1 dengan X1 juga saling bebas.
c) Semua variabel minimal dalam skala ukuran interval. Dengan demikian
berlaku juga dalam skala ukuran rasio. Jika skala ukur ordinal, maka skala
ukur diubah lebih dulu menjadi skala ukur interval.
d) Observad variabels diukur tanpa ada kesalahan. Dalam artian bahwa
instrumen pengukurannya harus valid dan reliable.
e) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori dan
konsep-konsep yang releven.
Langkah ketiga adalah pendugaan parameter atau perhitungan koefisien
jalur antar variabel. Perhitungan pengaruh yang ditunjukan dengan anah panah
satu arah menggunakan perhitungan regresi variabel yang dibakukan secara
parsial pada masing-masing persamaan. Dari perhitungan ini diperoleh
koefisien jalur bsebagai pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta
pengaruh secara keseluruhan. Perhitungan koefisien jalur dapat dilakukan
dengan langkah berikut:
a. Menghitung matriks korelasi antar variabel dengan rumus:
60
1 rx1x2 rx1x3 ...... rx1x1
1 rx2x3 ........ rx2x1
R = 1 ..... rx3x1
1 .....
1
b. Menghitung matrik invers R1 ¹
C11 C12 C13 ... C1n
C122 C23 ... C2n
R1 ¹ C33 ... C3n
... C4n
Cmn
c. Menghitung semua koefisien jalur
Py1x1 C11 C12 C13 ... C1n ry1x1
Py2x2 C122 C23 … C2n ry2x2
Py3x3 = C33 … C3n X ry3x3
.... ... C4n .....
Py1x1 Cmn rymxn
d. Menghitung koefisien determinasi total antara X1, X2, .... XN dengan Y,
misalnya dengan rumus:
61
ry1x1
ry2x2
R² y ( x1, x2,…) = (pyx1, pyx2, ....., p xnxn) ry3x3
…..
rymxn
Koefisien jalur sama dengan √1 - R² y ( x1 , x2,....xn)
Jika matrik korelasi berukuran dua kali dua, perhitungan matrik inverse
dan matrik pengaruh secara manual akan dengan mudah dapat dilakukan.
Akan tetapi jika matrik korelasi berukuran n kali n, akan sangat sulit
dihitung secara manual. Untuk mengatasi kesulitan ini, program SPSS,
Amos dan Lisrel dapat membantu untuk menghitung angka korelasi
maupun pengaruh antar variabel yang dianalisis.
Langkah keempat adalah pemeriksaan validasi odel. Valid tidaknya
model tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasi, seperti
yang dilakukan dalam langkah kedua. Terdapat dua indikator valid tidaknya
model, yaitu koefisien determinasi secara total dan terpenuhinya
teoriTrimming (Agusty, 2002). Total keragaman data yang dapat dijelaskan
oleh model diukur dengan :
Rm² = 1 – P ε1 ², P ε2 ² .... P εn²
Interprestasi terhadap Rm² dilakukan sama dengan interprestasi dalam
koefisien determinasi (R²) pada analisis regresi. Teori Trimming dimaksudkan
untuk menguji kebermaknaan (test of significance) setirp koefisien jalur yang
62
telah dihitung. Jika demikian, perhitungan diulang kembali dengan cara
menghitung jalur yang menurut hasil pengujian ternyata tidak bermakna atau
tidak signifikan. Langkah pengujiannya adalah dengan terlebih dahulu
menyusun hipotesis statistik atau sering disebut hipotesis operasional.
Langkah terakhir adalah dengan melakukan interprestasi atas hasil
analisis berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Yaitu berapa
besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. Variabel mana
saja yang paling dominan, dalam arati yang memberikan pengaruh paling
besar atau pengaruh paling kuat terhadap variabel endogen yang
dikonfirmasikan. Bila perlu menyusun model lain yang sesuai dengan hasil
analisis tersebut
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dibuat melalui penyusunan uji hipotesis, yaitu:
1. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap
return saham
Perumusan Hipotesisnya adalah :
a. Ho : ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4 = 0 artinya tidak dapat pengaruh signifikan
antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.
b. H1: ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4 ≠ 0 artinya ter dapat pengaruh signifikan
antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.
2. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, roe dan return
terhadap resiko saham.
63
Perumusan Hipotesisnya adalah :
a. Ho : ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4, ρy1y1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh
signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe dan return terhadap resiko
saham.
b. H1: ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4, ρy1y1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh
signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe, dan return terhadap resiko
saham.
Hipotesis ini kemudian diuji dengan menggunakan statistik uji t,
menghitung nilai ρ (ρ-value) kemudian dibuat kesimpulan dengan Trimming
Theory tersebut.
Pengujian terhadap poerbedaan besarnya koefisien jalur dalam sebuah
persamaan juga perlu dilakukan untuk mengetaui variabel eksogen mana yang
memiliki penmgaruh dominan atau pengaruh yang lebih besar terhadap
variabel endogen (Joreskog, 1993 dan Dag Sorbom, 1995) dalam Indoyama N
(2004 : 508).
F. Uji Signifikasi Koefisien Jalur (t-test)
Uji Statistik-t pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu
variabel indevenden secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel
dependen. Menurut Husaini dan Purnomo (2006:149) uji t digunakan untuk
mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata, maka uji rata-rata digunakan
untuk mencari perbedaan atau persamaan beberapa rata-rata.
Hipotesis :
64
1. Ho : Koefisien jalur tidak signifikan.
2. H1 : Koefisien jalur signifikan
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel:
1. Jika t hitung > t-tabel, atau t-hitung < t-tabel, maka Ho ditolak dan H1
diterima.
2. Jika t hitung < t-tabel, atau t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan H1
ditolak.
Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikan:
1. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa
suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa
suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
G. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah :
a) Menghitung Antar Return Saham pada hari ke-t
Pt - Pt - 1
Ri = -------------------- Pt - 1
Dimana : Ri = Aktivitas return saham i pada waktu t
Pt = Harga saham i pada waktu t
Pt - 1 = Harga saham i sebelum waktu t
65
b. Risiko Sistematis Saham
Risiko sistematis saham adalah beta saham. Beta saham dihitung
dengan menggunakan teknik regresi dengan model indeks tunggal.
Persamaan regresinya adalah :
Ri = ai + βi . RM + ei
dimana = Ri = Retrun saham perusahaan
RM = Return pasar (IHSG)
ai = Konstanta
βi = Beta saham i
ei = Residual
Sedangkan untuk menghitung beta pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Cov Ri . Rm
β = -----------------------------
Var Rm
Di mana :
Ri = Tingkat pengembalian saham
Rm = Tingkat pengembalian pasar
c. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang
ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Besar kecilnya suku bunga sangat
66
tergantung dari kondisi makro yang berkembang di indonesia. Peningkatan
suku bunga diduga mempunyai korelasi dengan naiknya volume penjualan
saham. Tingkat suku bunga yang ideal jika besarnya berada dibawah
kisaran angka 10. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan dari
adanya investasi akan menurun dengan cepat jika tingkat bunga
meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat
suku bunga adalah semakin baik.
d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar.
Kurs adalah harga satuan mata uang asing (US $) terhadap mata
uang domestik misal rupiah (Rp). Kurs mata uang asing diukur dengan
menggunakan kurs jual rupiah terhadap dollar. Ukuran kurs pada biasanya
menggunakan ukuran relatif yaitu selisih kurs tahun ini (t) dikurangi kurs
tahun kemarin (t-1) dibagi dengan kurs tahun kemarin (t-1). Besarnya
selisih kurs membuat orang mengalihkan investasinya ke pasar modal.
Tetapi pada penelitian ini mencari kurs rupiah terhadap dollar
menggunakan nilai kurs tengah yaitu kurs jual dikurangi kurs beli dibagi 2.
e. Menghitung ROI (Return on Invesment)
ROI ditentukan dengan perhitungan :
Laba Bersih
ROI = -------------------- x 100 % Total Asset/Investasi
67
f. Menghitung ROE (Return on Equity)
ROE ditentukan dengan perhitungan :
Laba Bersih
ROE = -------------------- x 100 % Total Equitas
68
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan konsolidasi per
semester yang berakhir setiap tanggal tutup buku 30 juni dan 31 desember
pada perusahaanperusahaan yang tergabung dalam katagori LQ 45 yang
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dan telah diaudit oleh auditor
indevenden. Alasan bursa efek Indonesia dipilih sebagai sumber dari objek
penelitian ini. Karena Bursa Efek Indonesia merupakan bursa tertua yang
ada di indonesia. Sejarah Bursa Efek Indonesia awalnya pada saat
pemerintahaan Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14
Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de
Effectenhandel. Pada tanggal 11 januari 1925 dibuka Bursa Efek di
surabaya, dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada
tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian pada tahun 1956 pemerintah
mengaktifkan pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi.
Pada Tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Indonesia diswastakan
kemudian pada tahun 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistem
perdagangan yang disebut JATS (Jakarta Automated Trading System)
sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secara fair dan
transparan sehingga informasi dapat terserap oleh investor dengan cepat,
69
dan pada tahun 2002 Bursa Efek Indonesia juga mulai menerapkan sistem
perdagangan jarak jauh yang disebut (remote trading system). Sebagai
upaya meningkatkan akses pasar, kecepatan, dan frekuensi perdaganan.
Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Analisa Deskriptif Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio
profitabilitas terahadap return dan resiko saham LQ 45.
Sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 15
perusahaan yang terus-menerus kompeten masuk kedalam saham katagori LQ
45 dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Pada Tabel ini menunjukan perusahaan
yang diteliti pada penelitian ini.
Tabel 4.1
Nama-Nama Emiten LQ 45 Tahun 2004-2007
NO Kode Nama Emiten
1 AALI Astra Argo Lestari Tbk
2 ASII Astra Internasional Tbk
3 BNBR Bakrie & Brother Tbk
4 BUMI Bumi Resources Tbk
5 GGRM Gudang Garam Tbk
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
8 INKP Indak Kiat Pulp & Paper Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 PNBN Bank Pan Indonesia tbk
12 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
13 SMCB Semen Cibinong Tbk
14 UNTR United Tractors Tbk
15 UNVR Unilever Indonesia Tbk
70
1. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang
ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).Besar kecilnya suku bunga sangat
tergantung dari kondisi makro yang berkembang di indonesia.
Pada tabel 4.2 menunjukan nilai suku bunga per bulan dari Januari
sampai dengan Desember pada tahun 2004-2007.
Tabel 4.2
Tingkat Suku Bunga BI Rate Tahun 2004-2007
NO Keterangan 2004 2005 2006 2007
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
7,86
7,48
7,42
7,33
7,32
7,34
7,36
7,37
7,39
7,41
7,41
7,43
7,42
7,42
7,43
7,53
7,81
7,98
8,50
8,75
10,00
11,00
12,25
12,75
12,75
12,75
12,75
12,75
12,50
12,50
12,25
11,75
11,25
10,75
10,25
9,75
9,50
9,25
9,00
9,00
8,75
8,50
8,25
8,25
8,25
8,25
8,25
8,25
Sumber : Bank Indonesia
71
Grafik 4.2
Tingkat Suku Bunga BI Rate
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jan
Feb Mar
Apr
Mei
Jun
Juli
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Bulan
Tin
gk
at
Su
ku
Bu
ng
a
2004
2005
2006
2007
Sumber : Bank Indonesia
Untuk tahun 2004 nilai suku bunga perbulan menunjukan tingkat
yang bervariasi dimana tingkat suku bunga tertinggi adalah sebesar 7,86 %
pada bulan Januari dan suku bunga terendah adalah sebesar 7,32 % pada
bulan Mei. pada tahun 2005 suku bunga tertinggi adalah sebesar 12,75 %
pada bulan Desember dan suku bunga terendah adalah sebesar 7,42 %
pada bulan Januari dan Februari.
pada tahun 2006 suku bunga tertinggi adalah sebesar 12,75 % pada
bulan Januari sampai April dan suku bunga terendah adalah sebesar 9,75
% pada bulan Desember. pada tahun 2007 suku bunga tertinggi adalah
sebesar 9,50 % pada bulan Januari sampai April dan suku bunga terendah
adalah sebesar 8,25 % pada bulan Juli sampai Desember
72
2. Kurs Rupiah
Kurs Rupiah adalah pembelian mata uang asing bila harganya
rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi.
Pada tabel 4.3 menunjukan nilai kurs rupiah perbulan dari Januari
sampai Desember pada tahun 2004-2007.
Tabel 4.3
Kurs Rupiah Tahun 2004-2007
NO Keterangan 2004 2005 2006 2007
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
8.441
8.447
8.587
8.661
9.210
9.415
9.168
9.328
9.170
9.090
9.018
9.290
9.165
9.260
9.480
9.570
9.495
9.713
9.819
10.240
10.310
10.090
10.035
9.830
9.395
9.230
9.075
8.775
9.220
9.300
9.070
9.100
9.235
9.110
9.165
9.020
9.090
9.160
9.118
9.083
8.828
9.054
9.186
9.410
9.137
9.103
9.376
9.419
Sumber : Bank Indonesia
73
Grafik 4.3
Kurs Rupiah Tahun 2004-2007
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nov Des
Bulan
Ku
rs R
up
iah 2004
2005
2006
2007
Sumber : Bank Indonesia
Untuk Pada tahun 2004 nilai kurs rupiah terhadap dollar per bulan
menunjukan nilai yang bervariasi dimana nilai kurs tertinggi adalah sebesar
Rp. 9.415 pada bulan Juni dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.441
pada bulan Januari, pada tahun 2005 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.
10.310 pada bulan September dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 9.165
pada bulan Januari, pada tahun 2006 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.
9.395 pada bulan Januari dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.775
pada bulan April, pada tahun 2007 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.
9.419 pada bulan Desember dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.828
pada bulan Mei.
74
3. Return 0n Invesment (ROI)
Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. ROI/ROA dihitung
dengan membagi laba bersih dan total Asset. Berikut akan disajikan tabel
4.4 perhitungan ROI dari tahun 2004-2007.
Tabel 4.4
Data Hasil Perhitungan NI/Asset
ROI
2004 2005 2006 2007 KODE
SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II
AALI 0.0848 0.2362 0.0567 0.2476 0.1185 0.2152 0.1674 0.2351
ASII 0.0713 0.2691 0.0676 0.2312 0.0318 0.0643 0.0434 0.1128
BNBR 0.1854 0.0512 0.0325 0.0412 0.0104 0.0203 0.9257 0.0163
BUMI 0.0938 0.0771 0.0674 0.0721 0.0431 0.0882 0.2782 0.2794
GGRM 0.0852 0.0466 0.0516 0.0604 0.0514 0.0862 0.0516 0.0854
GJTL 0.0946 0.0752 0.0303 0.0463 0.0171 0.0216 0.0831 0.1176
INDF 0.0521 0.1523 0.0991 0.0562 0.0527 0.1112 0.1801 0.1236
INKP 0.1301 0.0736 0.0256 0.0157 0.0127 0.0357 0.0622 0.1665
INTP 0.0112 0.0828 0.0301 0.0555 0.0335 0.0356 0.0362 0.0277
KLBF 0.1613 0.1064 0.0856 0.1389 0.0771 0.1465 0.0792 0.1378
PNBN 0.0125 0.0362 0.0112 0.0272 0.0862 0.2103 0.0101 0.1695
PTBA 0.0535 0.1764 0.0642 0.1648 0.0417 0.1566 0.0529 0.1935
SMCB 0.0672 0.0702 0.0291 0.0453 0.0306 0.0245 0.0214 0.0231
UNTR 0.0266 0.1625 0.0617 0.0981 0.0474 0.0804 0.0443 0.1142
UNVR 0.2024 0.0413 0.2041 0.1147 0.1832 0.3722 0.1983 0.2743
Sumber : Laporan Keuangan, data diolah
75
Grafik 4.4
Net Income/Total Asset
Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester I
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn o
n I
nve
stm
en
t
2004
2005
2006
2007
Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester II
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
AALI
ASII
BNBR
BUMI
GGRM
GJT
L
INDF
INKP
INTP
KLBF
PNBN
PTB
A
SM
CB
UNTR
UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn o
n In
vestm
en
t
2004
2005
2006
2007
Sumber : Laporan Keuangan, data diolah
76
Pada tahun 2004 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh PT.
BNBR , Tbk senilai 0.1854 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INTP, Tbk
dan sebesar 0.0112. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai
oleh PT. ASII, Tbk dengan nilai senilai 0.2691 dan nilai terendah dicapai
oleh PT PNBN, Tbk sebesar 0.0362. Pada tahun 2005 semester I NI/TA
tertinggi dicapai oleh PT. INDF , Tbk senilai 0.0991 dan nilai terendah
dimiliki oleh PT. PNBN, Tbk sebesar 0.0112. Sedangkan pada semester II.
Nilai tertinggi dicapai oleh PT. AALI, Tbk dengan nilai senilai 0.2476 dan
nilai terendah dicapai oleh PT. INKP ,Tbk, sebesar 0.0157. Pada tahun
2006 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh PT. UNVR , Tbk senilai
0.1832 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0104.
Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk
dengan nilai senilai 0.3722 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk
sebesar 0.0203. Pada tahun 2007 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh
PT. BNBR, Tbk senilai 0.9257 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. PNBN
Tbk sebesar 0.0101. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai
oleh PT.BUMI, Tbk dengan nilai senilai 0.2794 dan nilai terendah dicapai
oleh PT. BNBR sebesar 0.0163.
4. Return On Equity (ROE)
Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya tingkat
pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal
dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
77
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegangsaham.
ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas.
Perhitungan rasio ROE pada tabel 4.5 yang disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.5
Data Hasil Perhitungan NI/Equity
ROE
2004 2005 2006 2007 KODE
SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II
AALI 0.0554 0.3872 0.1154 0.3112 0.1270 0.1830 0.1780 0.2010
ASII 0.0916 0.3724 0.0831 0.3212 0.0422 0.2116 0.0523 0.0823
BNBR 0.1645 0.1394 0.0667 0.0705 0.0210 0.0484 0.5273 0.0456
BUMI 0.0334 0.0923 0.0474 0.0922 0.3026 0.0616 0.8162 0.7134
GGRM 0.0523 0.0466 0.0872 0.0923 0.0802 0.1468 0.0972 0.1446
GJTL 0.0187 0.1532 0.1182 0.1702 0.0586 0.0553 0.0338 0.2801
INDF 0.2462 0.1771 0.1329 0.0730 0.0820 0.1521 0.2123 0.1536
INKP 0.0575 0.1924 0.0147 0.0313 0.0203 0.0989 0.1824 0.0472
INTP 0.0263 0.1932 0.0622 0.0394 0.0595 0.0623 0.0574 0.0471
KLBF 0.0523 0.2812 0.2051 0.2732 0.1564 0.2253 0.1272 0.2186
PNBN 0.0696 0.1936 0.0812 0.1151 0.0617 0.1286 0.0652 0.1139
PTBA 0.0812 0.2485 0.0994 0.2273 0.0672 0.2112 0.0724 0.2713
SMCB 0.2334 0.2571 0.1116 0.1813 0.1620 0.0801 0.0693 0.0752
UNTR 0.0828 0.3517 0.0165 0.2566 0.1249 0.2021 0.1112 0.2601
UNVR 0.4195 0.6582 0.3963 0.6621 0.4111 0.7265 0.4362 0.7394
Sumber : Laporan keuangan, data diolah
78
Grafik 4.5
Net Income/Total Equity
Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester I
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn o
n E
qu
ity
2004
2005
2006
2007
Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester II
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Re
turn
on
Eq
uit
y
2004
2005
2006
2007
Sumber : Laporan keuangan/data diolah
79
Pada tahun 2004 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh PT.
UNVR, Tbk senilai 0.4195 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL, Tbk
sebesar 0.0187. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh
PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.6582 dan nilai terendah dicapai
oleh PT. GGRM, Tbk sebesar 0.0466. Pada tahun 2005 semester I NI/E
tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk senilai 0.3963 dan nilai terendah
dimiliki oleh PT. INKP, Tbk sebesar 0.0147. Sedangkan pada semester II.
Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.6621
dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0705. Pada
tahun 2006 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk senilai
0.4111 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INKP, Tbk sebesar 0.0203.
Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk
dengan nilai senilai 0.7265 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR
sebesar 0.0484. Pada tahun 2007 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh
PT. BNBR, Tbk senilai 0.5273 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL,
Tbk sebesar 0.0338. Sedangkan pada semester II Nilai tertinggi dicapai
oleh PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.7294 dan nilai terendah
dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0456.
5. Return Saham
Return saham merupakan suatu pendapatan saham atau tingkat
keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga saham periode tertentu
80
dan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham pada
periode sebelumnya.
Pada tabel 4.6 menunjukan adanya kenaikan dan penurunan Return
saham pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2005.
Tabel 4.6
Return Saham Tahun 2004-2007
RETURN
2004 2005 2006 2007 KODE
SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II
AALI 0.0578 0.0517 0.05 0.07 0.05 0.12 0.13 0.13
ASII 0.02 0.11 0.05 -0.03 0.06 0.09 0.02 0.09
BNBR 0.01 0.04 0.52 0.02 0.05 0.01 0.12 0.01
BUMI 0.04 0.06 0.01 -0.01 0.01 0.03 0.17 0.19
GGRM 0.02 0.02 0.03 -0.01 -0.03 0.01 0.02 -0.04
GJTL -0.02 0.05 0.04 -0.05 -0.01 0.02 0.01 -0.03
INDF -0.02 0.02 0.06 -0.02 0.01 0.08 0.08 0.04
INKP 0.02 0.11 0.05 -0.03 -0.03 0.01 0.04 -0.05
INTP -0.06 0.15 0.05 0.01 0.04 0.05 0.02 0.05
KLBF 0.01 0.08 0.03 0.09 0.05 0.01 0.03 -0.01
PNBN -0.01 0.09 0.05 0.01 -0.01 0.07 0.02 0.01
PTBA -0.04 0.16 0.02 0.02 0.11 0.02 0.12 0.12
SMCB -0.06 0.13 0.01 -0.02 0.03 0.04 0.06 0.11
UNTR 0.02 0.13 0.09 0.02 0.07 0.03 0.04 0.05
UNVR 0.02 -0.04 0.04 0.01 0.01 0.08 0.01 0.03
Sumber : Harga saham, data diolah
81
Grafik 4.6
Return Saham Tahun 2004-2007 Semester I
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Kode Perusahaan
Retu
rn
2004
2005
2006
2007
Return Saham Tahun 2004-2007 Semester II
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
Kode Perusahaan
Retu
rn
2004
2005
2006
2007
Sumber : Harga saham, data diolah
82
Pada tahun 2004 semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT.
AALI, Tbk senilai 0.05 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INTP, Tbk
dan PT. SMCB, Tbk sebesar -0.06. Sedangkan pada semester II. Nilai
return tertinggi dicapai oleh PT. PTBA, Tbk dengan nilai senilai 0.16 dan
nilai terendah dicapai oleh PT. UNVR, Tbk sebesar -0.04. Pada tahun
2005 semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT. BNBR, Tbk senilai
0.52 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dan PT. SMCB, Tbk
sebesar 0.01. Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai
oleh PT. KLBF, Tbk dengan nilai senilai 0.09 dan nilai terendah dicapai
oleh PT. GJTL, Tbk sebesar -0.05. Pada tahun 2006 semester I nilai
Return tertinggi dicapai oleh PT. PTBA, Tbk senilai 0.11 dan nilai
terendah dimiliki oleh PT. GGRM, Tbk dan PT. PNBN, Tbk sebesar -0.03.
Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai oleh PT. AALI,
Tbk dengan nilai senilai 0.12 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR,
Tbk, PT. GGRM, Tbk PT. INKP, Tbk sebesar 0.01. Pada tahun 2007
semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT. BUMI, Tbk senilai 0.17
dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL, Tbk dan PT. UNVR, Tbk
sebesar 0.01. Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai
oleh PT. BUMI, Tbk dengan nilai senilai 0.19 dan nilai terendah dicapai
oleh PT. GGRM, Tbk sebesar -0.04
83
6. Resiko Pasar (Beta)
Resiko pasar merupakan resiko yang tidak dapat dieliminasi atau
resiko yang tidak dapat didiversifikasi atau juga disebut resiko sistematis.
Pada tabel 4.7 menunjukan adanya kenaikan dan penurunan resiko
pasar (beta) pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007.
Tabel 4.7
Resiko Saham Tahun 2004-2007
RESIKO
2004 2005 2006 2007 KODE
SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II
AALI 0.0700 0.0290 0.0210 0.2100 0.2800 -0.4150 0.7700 0.9140
ASII 0.0430 -0.0960 0.0530 0.0940 0.8540 0.8180 0.4400 0.8450
BNBR 0.0670 -0.0210 -0.1990 0.8220 0.4700 -0.7960 0.3570 0.8350
BUMI -0.1790 0.0410 0.0600 0.4550 0.8100 -0.3160 -0.4530 0.8760
GGRM 0.0810 0.0630 0.0110 0.0950 0.3140 0.5210 -0.4370 0.3270
GJTL 0.0500 -0.2290 0.0790 0.8570 0.9040 -0.3710 0.3670 0.8470
INDF 0.0560 0.0650 0.0440 0.0660 0.8600 -0.1700 -0.2770 0.5500
INKP 0.0710 0.0100 0.0630 0.7250 0.9660 -0.4110 0.6820 0.7590
INTP 0.0910 0.0890 0.0750 0.0620 0.6840 0.6900 0.1500 0.6270
KLBF 0.0850 0.0730 0.0360 0.5440 0.6850 -0.3680 -0.3710 0.6280
PNBN 0.0800 0.0850 0.0300 0.0880 0.8720 -0.7270 0.4890 0.6980
PTBA 0.0490 0.0840 0.0280 -0.6170 0.4470 -0.1490 0.3730 0.6590
SMCB 0.0880 0.0930 0.6270 0.1520 0.7250 -0.4150 0.2810 0.6610
UNTR 0.0700 -0.0240 0.5300 0.0730 0.8060 -0.7510 0.3390 0.7930
UNVR 0.0300 0.0670 0.0440 0.1310 0.8120 0.7750 0.4640 0.5310
Sumber : Data diolah
84
Grafik 4.7
Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester I
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI
ASII
BNBR
BUMI
GGRM
GJT
LIN
DF
INKP
INTP
KLB
F
PNBN
PTBA
SMCB
UNTR
UNVR
Kode Perusahaan
Resik
o
2004
2005
2006
2007
Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester II
-0.8
-0.7
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Resik
o
2004
2005
2006
2007
Sumber : data diolah
85
Pada tahun 2004 semester I nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. INTP,
Tbk senilai 0.0910 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dengan
nilai sebesar -0.1790 . Sedangkan pada semester II. nilai resiko tertinggi
dicapai oleh PT. SMCB, Tbk dengan nilai sebesar 0.0930 dan nilai terendah
dicapai oleh PT. GJTL, Tbk sebesar -0.2290. Pada tahun 2005 semester I
nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. SMCB, Tbk senilai 0.6270 dan nilai
terendah dimiliki oleh PT. BNBR, Tbk dengan nilai sebesar -0.1990 .
Sedangkan pada semester II. nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT. GJTL,
Tbk dengan nilai sebesar 0.8570 dan nilai terendah dicapai oleh PT. PTBA,
Tbk sebesar -0.6170. Pada tahun 2006 semester I nilai Resiko tertinggi
dicapai oleh PT. INKP, Tbk senilai 0.9660 dan nilai terendah dimiliki oleh
PT. AALI, Tbk dengan nilai sebesar 0.2800. Sedangkan pada semester II.
nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT. ASII, Tbk dengan nilai sebesar 0.8180
dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar -0.7960. Pada tahun
2007 semester I nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. AALI, Tbk senilai
0.7700 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dengan nilai sebesar
-0.4530. Sedangkan pada semester II nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT.
AALI, Tbk dengan nilai sebesar 0.9140 dan nilai terendah dicapai oleh PT.
GGRM, Tbk sebesar 0,3270.
86
C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis
Untuk menguji Persamaan diatas maka dapat dilakukan pengujian dengan
menggunakan komputer melalui program SPSS, adapun hasil pengujian
statistik sebagai berikut :
1. Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas terhadap
return saham.
A. Pengujian Hipotesis Persamaan I
Pengujian pertama dilakukan dengan uji t, untuk mengetahui
apakah terjadi trimming antara variabel endogen dengan variabel
eksogen, yaitu pengaruh suku bunga, kurs, ROI, dan ROE terhadap
return saham. Adapun hasil output perhitungan dengan SPSS sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Nilai t Hitung
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) -.594 .172 -3.456 .001
sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041
kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001
roi .137 .069 .216 1.998 .048
1
roe .010 .045 .025 .229 .819
a. Dependent Variable:
return
87
Langkah berikutnya adalah melakukam pemeriksaan validasi
model yaitu return saham dengan koefisien jalur yang dihitung. Jika
tidak signifikan, maka terjadi trimming. Dalam output SPSS pada tabel
4.8 menunjukan bahwa :
1. Hubungan antara variabel suku bunga dan return saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar
2.068 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung
sebesar 2.068 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0
ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara
variabel suku bunga dengan return saham. Besarnya pengaruh
nilai suku bunga terhadap return saham sebesar 18,1 %. Hal ini
tidak terjadi trimming sehingga model layak digunakan.
2. Hubungan antara variabel kurs dan return saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar
3.368 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung
sebesar 3.368 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0
ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara
variabel kurs dengan return saham. Besarnya pengaruh nilai
kurs terhadap return saham sebesar 28.9 %. Hal ini tidak terjadi
trimming sehingga model layak digunakan.
3. Hubungan antara variabel ROI dan return saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar
1.998 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung
88
sebesar 1.998 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0
ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara
variabel Roi dengan return saham. Besarnya pengaruh nilai
Roi terhadap return saham sebesar 21,6 %. Hal ini tidak terjadi
trimming sehingga model layak digunakan.
4. Hubungan antara variabel ROE dan return saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar
0.229 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung
sebesar 0.229 < t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0
diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan linear
antara variabel ROE dengan return saham. Besarnya pengaruh
nilai Roi terhadap return saham sebesar 2 % dianggap tidak
signifikan. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak
digunakan dan harus dibuang dari model.
Jadi variabel yang harus dikeluarkan dari model return saham yaitu
variabel ROE. Oleh karena itu perhitungan diualang kembali dengan cara
menghilangkan jalur yang menurut hasil pengujian ternyata tidak
signifikan.
Selain dilakukan perhitungan uji t, juga dilakukan perhitungan
matrik korelasi masing-masing variabel. Pehitungan dilakuakn untuk
mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen
terhadap variabel endogen.Pengaruh langsung dapat diperoleh dari
koefisien Beta dari kolom standardizet coefficient dengan mengkuadratkan
89
nilai koefisien tersebut, sedangkan untuk pengaruh tidak langsung
diperoleh dari matriks korelasi. Korelasi ini merupakan hubungan antar
variabel yang menunjukan pengaruh dari suatu variabel eksogen terhadap
variabel endogenmelalui hubungan korelasional yang lemah. Adapun hasil
perhitungan return setelah dilakukan trimming sebagai berikut :
Tabel 4.9
Pengaruh Suku Bunga, Kurs dan ROI Terhadap
Return Saham
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -.591 .171 -3.463 .001
sukubunga .667 .307 .186 2.176 .032
kurs 6.441E-5 .000 .288 3.374 .001
1
roi .147 .053 .231 2.771 .007
a. Dependent Variable: return
90
Tabel 4.10
Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs dan ROI Terhadap
Return Saham
Correlations
sukubunga kurs roi
Pearson Correlation 1.000 .203* .009
Sig. (2-tailed) .026 .921
sukubunga
N 120.000 120 120
Pearson Correlation .203* 1.000 -.012
Sig. (2-tailed) .026 .893
kurs
N 120 120.000 120
Pearson Correlation .009 -.012 1.000
Sig. (2-tailed) .921 .893
roi
N 120 120 120.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Setelah dilakukan pengujian berdasarkan data empirik dengan
melihat nilai variabel-variabel yang signifikan, maka dapat dibuat
konsturksi model pada gambar berikut :
91
Gambar 4.1
Konstruksi Model Penelitiaan Berdasarkan Variabel yang Signifikan pada
Indikator retrun saham
є
B. Pembahasan Hipotesis
Pembahasan hipotesis ini maksudnya adalah melakukan interprestasi
atas hasil analisis berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian,
yaitu dengan mencari pengaruh langsung dan tidak langsung antar
variabel. Lalu melihat variabel mana saja yang paling dominan, dalam arti
yang memberikan pengaruh paling besar atau paling kuat terhadap variabel
endogen.
1. Pengaruh langsung antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return
saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham
X1 Y1 = 0.186
Return On Investment (ROI)
(X3)
Return Saham
(Y1)
Nilai Kurs(Rp/$) (X2)
0.231
0.288
0.203
-0.012
Suku Bunga (X1)
0.186
0.009
92
- Pengaruh variabel kurs terhadap return saham
X2 Y1 = 0.288
- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham
X3 Y1 = 0.231
2. Pengaruh tidak langsung antara suku bunga, kurs, ROI, terhadap return
saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.
X1 Y1 X2 = 0.186 x 0.288 = 0.053
- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.
X2 Y1 X3 = 0.288 x 0.231 = 0.066
- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham melalui suku bunga.
X3 Y1 X2 = 0.231 x 0.288 x 0.009 = 0.000
3. Pengaruh total antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return
saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.
X1 Y1 X2 = 0.186 + 0.288 = 0.474
- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.
X2 Y1 X3 = 0.288 + 0.231 = 0.519
- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham melalui suku bunga.
X3 Y1 X2 = 0.231 + 0.288 + 0.009 = 0.528
4. Dari ke tiga variabel tersebut yang paling dominan mempengaruhi
return saham adalah kurs rupiah
93
2. Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas terhadap
resiko saham.
A. Pengujian Hipotesis Persamaan II
Pengujian pertama dilakukan dengan uji t, untuk mengetahui
apakah terjadi trimming antara variabel endogen dengan variabel
eksogen, yaitu pengaruh suku bunga, kurs, ROI, dan ROE, return saham
terhadap resiko saham. Adapun hasil output perhitungan dengan SPSS
sebagai berikut :
Tabel 4.11
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -3.117 1.140 -2.734 .007
sukubunga -4.412 2.028 .206 2.176 .032
kurs .000 .000 .292 3.065 .003
roi -.103 .441 -.027 -.234 .816
roe .247 .284 .101 .869 .387
1
return -.384 .589 -.064 -.652 .516
a. Dependent Variable: resiko
Langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan validasi model yaitu
resiko saham dengan koefisien jalur yang dihitung. Jika tidak signifikan,
maka terjadi trimming. Dalam output SPSS pada tabel 4.11 menunjukan
bahwa :
1. Hubungan antara variabel suku bunga dan resiko saham
94
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 2.176
dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 2.176 >
t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima,
berarti ada hubungan linear antara variabel suku bunga dengan resiko
saham. Besarnya pengaruh nilai suku bunga terhadap resiko saham
sebesar 20,6 %.. Hal ini tidak terjadi trimming sehingga model layak
di gunakan.
2. Hubungan antara variabel kurs dan resiko saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 3.065 dan
t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 3.065 > t
tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima,
berarti ada hubungan linear antara variabel kurs dengan return
saham. Besarnya pengaruh nilai kurs terhadap resiko saham sebesar
29.2 %. Hal ini tidak terjadi trimming sehingga model layak di
gunakan.
3. Hubungan antara variabel ROI dan resiko saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar -0.234
dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar -0.234
< t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,
berarti tidak ada hubungan linear antara variabel Roi dengan resiko
saham. Besarnya pengaruh nilai Roi terhadap resiko saham sebesar
-2 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak di
gunakan dan harus di buang dari model.
95
4. Hubungan antara variabel ROE dan resiko saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 0.869 dan
t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 0.869 < t
tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,
berarti tidak ada hubungan linear antara variabel ROE dengan resiko
saham. Besarnya pengaruh nilai ROE terhadap resiko saham sebesar
10 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak di
gunakan dan harus di buang dari model..
5. Hubungan antara variabel return saham dan resiko saham
Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesa -0.652
dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar -0.652
< t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,
berarti tidak ada hubungan linear antara variabel return dengan
resiko saham. Besarnya pengaruh nilai return terhadap resiko saham
sebesar -0,6 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak
di gunakan dan harus di buang dari model..
Jadi variabel yang harus dikeluarkan dari model resiko saham yaitu
variabel ROI, ROE, dan Return saham. Oleh karena itu perhitungan
diualang kembali dengan cara menghilangkan jalur yang menurut hasil
pengujian ternyata tidak signifikan.
Selain dilakukan perhitungan uji t, juga dilakukan perhitungan
matrik korelasi masing-masing variabel. Pehitungan dilakukan untuk
96
mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Pengaruh langsung dapat diperoleh dari
koefisien Beta dari kolom standardized coefficient dengan
mengkuadratkan nilai koefisien tersebut, sedangkan untuk pengaruh tidak
langsung diperoleh dari matriks korelasi. Korelasi ini merupakan
hubungan antar variabel yang menunjukan pengaruh dari suatu variabel
eksogen terhadap variabel endogenmelalui hubungan korelasional yang
lemah. Adapun hasil perhitungan return setelah dilakukan trimming
sebagai berikut :
Tabel 4.12
Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko Saham
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -2.809 1.073 -2.618 .010
sukubunga -4.290 1.929 .200 2.224 .028
1
kurs .000 .000 .268 2.972 .004
a. Dependent Variable: resiko
97
Tabel 4.13
Matriks Korelasi Variabel Suku Bunga dan Kurs
Terhadap Resiko Saham
Correlations
sukubunga kurs
Pearson Correlation 1.000 .203*
Sig. (2-tailed) .026
sukubunga
N 120.000 120
Pearson Correlation .203* 1.000
Sig. (2-tailed) .026
kurs
N 120 120.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Gambar 4.2
Konstruksi Model Penelitiaan Berdasarkan Variabel yang Signifikan pada
Indikator resiko saham
є
Nilai Kurs(Rp/$) (X2)
0.268
0.026
Suku Bunga (X1)
0.200 Resiko Saham
(Y1)
98
B. Pembahasan Hipotesis
Pembahasan hipotesis ini maksudnya adalah melakukan
interprestasi atas hasil analisis berdasarkan perumusan masalah dan tujuan
penelitian, yaitu dengan mencari pengaruh langsung dan tidak langsung
antar variabel. Lalu melihat variabel mana saja yang paling dominan,
dalam arti yang memberikan pengaruh paling besar atau paling kuat
terhadap variabel endogen.
1. Pengaruh langsung antara suku bunga dan kurs terhadap resiko saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap resiko saham
X1 Y1 = 0.200
- Pengaruh variabel kurs terhadap resiko saham
X2 Y1 = 0.268
2. Pengaruh tidak langsung antara suku bunga, kurs, ROI, terhadap return
saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.
X1 Y1 X2 = 0.200 x 0.268 = 0.053
- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.
X2 Y1 X1 = 0.200 x 0.268 x 0.026 = 0.001
3. Pengaruh total antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return
saham :
- Pengaruh variabel suku bunga terhadap resiko saham melalui kurs.
X1 Y1 X2 = 0.200 + 0.268 = 0.0.468
99
- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap resiko saham melalui suku
bunga.
X2 Y1 X1 = 0.200 + 0.268 + 0.026 = 0.0.494
4. Dari kedua variabel tersebut yang memiliki pengaruh paling dominan
terhadap resiko saham adalah kurs rupiah.
D. Interpretasi
Faktor-faktor determinan suku bunga, kurs rupiah, ROI, dan ROE untuk
persamaan pertama, setelah dilakukan penelitian terhadap 15 perusahaan yang
tergabung dal LQ 45 menunjukan terdapat satu variabel yang tidak memiliki
pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap return saham yakni
ROE. Kemudian untuk persamaan kedua Faktor-faktor determinan suku
bunga, kurs rupiah, ROI, ROE dan return saham menunjukan terdapat tiga
variabel yang tidak memiliki pengaruh (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap resiko saham.
Hasil ini dapat di interperstasikan bahwa untuk variabel profitabilitas
yaitu ROI dan ROE tidak mempunyai pengaruh baik langsung dan tidak
langsung terhadap reiko, hasil ini konsisten dengan peneliitian Aruzzi dan
Bandi (2003) yang menunjukan hasil bahwa rasio profitabilitas tidak memiliki
pengaruh terhadap resiko.
Sedangkan untuk variabel suku bunga dan kurs rupiah terhadap resiko
saham dapat di interprestasikan mempunyai pengaruh baik langsung maupun
tidak langsung. Hasil ini konsisten dengan penelitian M.Y. Dedi Haryanto dan
100
Riyatno (2007) yang menunjukan hasil bahwa variabel makro yaitu suku
bunga dan kurs rupiah mempengaruhi risiko.Penelitian ini memberikan bukti
empiris bahwa tinggi rendahnya nilai kurs dan suku bunga dapat
mempengaruhi besar kecilnya risiko. Hasil menunjukan bahwa semakin tinggi
nilai kurs maka risiko akan semakin tinggi juga. Nilai kurs mempengaruhi
perdaganagan. Sedangkan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi jika suku bunga meningkat maka harga saham akan turun dan
sebaliknya.
Variabel lain yaitu suku bunga, kurs dan return on invesment (ROI) dapat
di iterprestasikan mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung
terhadap return saham, untuk kurs rupiah hasil ini konsisten dengan penelitian
Robiatul Auliyah dan Ardi H (2006) yang menunjukan hasil bahwa kurs
rupiah berpengaruh terhadap return saham, sedangkan untuk suku bunga dan
ROI terjadi ketidakkonsistenan dengan penelitian sebelumnya, hal ini
dikarenakan adanya perbedaan penelitian, baik dari objek yang diteliti maupun
dari waktu penelitian.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs
rupiah), dan rasio profitabilitas ( Return On Investment (ROI) dan Return On
Equitry (ROE) ) terhadap return dan resiko saham dengan menggunakan
analisis jalur dan pengujian statistik dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa return saham dipengaruhi
oleh suku bunga, kurs rupiah dan ROI secara signifikan sedangkan ROE
ternyata tidak signifikan mempengaruhi return saham.
2. Variabel kurs rupiah menjadi variabel yang paling dominan
mempengaruhi return saham
3. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa resiko saham dipengaruhi
oleh suku bunga dan kurs rupiah secara signifikan, sedangkan ROI, ROE
dan return saham ternyata tidak signifikan mempengaruhi resiko saham.
4. Variabel Kurs rupiah menjadi variabel yang paling dominan
mempengaruhi resiko saham.
102
B. Implikasi
1. Bagi Praktisi
Hubungan yang signifikan antara suku bunga, kurs dan ROI
yang mempengaruhi return saham dan suku bunga dan kurs yang
mempengaruhi resiko saham dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
suatu perusahaan atau Investor dalam mengambil keputusan yang
tepat.
2. Bagi Akademisi
Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya dengan menambah
variabel yang lain atau menggunakan model analisis yang beragam
untuk mengetahui factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi return
dan resiko saham selain yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Bagi Bank Indonesia
Dapat memilih waktu yang tepat dalam menaikan atau menurunkan
tingkat suku bunga dikarenakan hal ini dapat berdampak pada kegiatan
pasar modal di Indonesia.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdul halim, 2005, Analisis Investasi, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta
Alwi, Iskandar, 2003, Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Nasindo Internusa, Jakarta.
Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Graha Indonesia,
Jakarta Ashari dan Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,
Yogyakarta Bani,, Iqbal, dan M. Aruzzi, 2003, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio
Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah di
BEJ. Procending SNA VI, IAI Kompartemen Akuntansi Pendidik, 16-17 Oktober Surabaya, Hal 647-658.
Boediono, 2000, Ekonomi Makro, Yogyakarta : BPFE, 2000 Brigham,F.E dan Weston J.F. 1998, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
ke sembilan Jilid I, Erlangga, Budiantara,M, 2003, Hubungan Antara Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Suku
Bunga dan Harga Saham Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Kinerja Volume 7, No.2, Tahun 2003, hal.1-12.
Christiani dan Lestari, 2005. Analisa Pengaruh Nilai Saham Beredar, Stuktur
Modal, Resiko Pasar dan Suku Bunga Terhadap Return Saham BEJ,
Dengan Pendekatan Model Dinamis ( Study Kasus Pada Sektor Aneka Industri Tahun 1996-2002), Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No,1.
Darmaji, Tjiptono dan M. Hendy, 2001, Pasar Modal di Indonesia, Salemba
Empat, Jakarta. Doddy, Setiawan, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko
Sistematis Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter, Procending SNA VI, IAI Kompatemen Akuntan Pendidik, 16-17 oktober. Surabaya, Hal. 563-574
Fadillah. Iqbal, 2007. Resiko Return Saham Mengikuti Perubahan Struktur
Modal Untuk Kasus Pengumuman obligasi dan Right Issue Pada Perusahaan yang Tercatat di BEJ Periode Tahun 2000-2005 , Fakultas Ekonomi , Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
104
Gudono dan N. Ninik, 2001. The Assocition Betwen Market-Determinan and
Accounting- Determined Risk Measure:Evidence From indonesia, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen & Akuntansi, 1 Agustus, Hal.171-176.
Hamdy, Hady, 2005, Manajemen Keuangan Internasional, Cetakan keempat,
Mitra Wacana Media, Jakarta. Harmono, 1999. Analisis Portofolio Saham Untuk Menentukan Return Optimal
dan Resiko Minimal (study empiris di PT. Bursa Efek Jakarta),
Proceding SNA II, IAI, Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September 1999, Malang
Haryanto, Budi. 2006. Pengaruh Kurs Rupiah Per Dollar AS dan Tingkat Suku
Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEJ, JurnalEkonomi, Universitas Petra.
Haymans, Adler Manurung, 2004, Siklus Bursa Saham (Sebuah Penelitian
Empiris Di BEJ Januari 1988-2004), Director Funt Manajemen, PT. Nikko Securities Indonesia, Januari 2004.
Husaini, Usman & Purnomo, 2006. Pengantar Statistik,Edisi Kedua, Bumi
Aksara, Jakarta. Husnan, Suad, 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis securitas, Edisi
ketiga, Yogyakarta: UUP AMP YKPN
Jogiyanto, 2000. Teori portofolio dan Analisis Investasi, Edisi II, BPFE, Yogyakarta.
Murtini, Umi dan M. Shinta, 2006, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Harga Saham , Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Volume:1, No.1 Juli.
M.John dan Horne.C.Van.James, 2005. Prisip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Salemba Empat, Jakarta. Nasarudin, Indoyama, 2004. Pengaruh Return On Equity ( ROE) dan Earning
Grawth Rate (EGR) Terhadap Price To Book Value (PBV): Pengaruh
Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Dalam Analisis Jalur, Jurnal FEIS, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Nasution , Mustafa dan M, Reny, 2007, Hubungan Kausalitas Antara Variabel
Makro dan Harga Saham Syariah Islamic Index (JII), Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam.
105
Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental
dari Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang
Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia 15 Juli, Hal. 294-312. Prakarsa, Wahyudi, 2006, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide, dan
Kontrol, Graha Ilmu, Jakarta. Putong, Iskandar, 2000, Pengantar Ekonomi Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta Rama, Ali, 2007, Analisis Determinasi Fluktusi Kurs Rupiah Terhadap Dollar
Amerika Serikat: UIN Syrif Hidatullah, Jakarta Robiatul, A dan Ardi Hamzah, 2006, Analisa Karakteristik Perusahaan,
Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return dan Beta Saham Syariah
di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 Agustus Hal 1-16.
Riyanto & M.Y. Dedi Hartono, 2007, Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikasi
Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Resiko Sistematis
Perdagangan Saham LQ 45 di BEJ, Jurnal keuangan dan bisnis,(1 Maret), Hal 24-40
Ross, A. Stephen : Westerfield Randolph W. Jordan, Brodford, 2003.
Fundamental Of Corporate Finance, Sixth Edition. New york, MC. Graw hill.
Samsul, Muhammad 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga. Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE,
Yogyakarta. Sarwono, Jonathan, 2005. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS.
Jakarta Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, FEUI Sugiantoro P, 2004. Manajemen Keuangan Internasional, FEUI Sugiharto, Toto dan Silvia, 2004, Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinerja
Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan
Perdagangan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan
Komputer.No.3 Fakultas Eonomi Universitas Gunadarma. Syahrial Darmawan, 2006: Pengantar Manajemen Keuangan, Mitra Wacana
Media. Jakarta.
106
Tandelin, Eduardus, 1997, Determinant of Systematic Risk: The Experience of
Some Indonesia Common Stock, Kelola, 16/IV, Hal 101-114. Takatoshi Ito, Kiyotaka Sato, 2007, Exchange Rate Changes and Inflasion in
Post-Crisis Asian Economic : VAR Analysis of the Exchange Rate Pass-
Through, Graduet schoolof Economic, university of tokyo, Japan. Telli, Lamono, 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Stuktur
Modal Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal By Airlangga University Labrary.
Widjaja, Emilia, 2004. Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Risiko
Saham (Study Kasus Pada Saham-Saham Katagori LQ 45 Tahun 2001-
2002), ATMA nan JAYA, Tahun XVIX no.1, Januari-Juni 2004. Hal 55-67.
Yusgiantora, Purnomo. 2004, manajemen Keuangan Internasional, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Zubaidah, Siti, 2005. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Nilai Kurs
Terhadap Beta Saham Syariah Pada Perusahaan Ynag Terdaftar di
Jakrta Islamic Index (JII), Jurnal Keuangan dan Akuntansi, Mei 2005. Zulfayanti, Novi, 2005. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara
Keputusan Dengan Analisis Ex Devident (Studi Empiris Di Bursa Efek
Jakarta. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
108
Output Return sebelum Trimming
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 roe, kurs,
sukubunga, roia
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: return
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .438a .192 .164 .06112
a. Predictors: (Constant), roe, kurs, sukubunga, roi
b. Dependent Variable: return
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .102 4 .025 6.827 .000a
Residual .430 115 .004
1
Total .532 119
a. Predictors: (Constant), roe, kurs, sukubunga, roi
b. Dependent Variable: return
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -.594 .172 -3.456 .001
sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041
kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001
roi .137 .069 .216 1.998 .048
1
roe .010 .045 .025 .229 .819
109
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -.594 .172 -3.456 .001
sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041
kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001
roi .137 .069 .216 1.998 .048
1
roe .010 .045 .025 .229 .819
a. Dependent Variable: return
Correlations
Correlations
sukubunga kurs roi roe
Pearson Correlation 1.000 .203* .009 .164
Sig. (2-tailed) .026 .921 .074
sukubunga
N 120.000 120 120 120
Pearson Correlation .203* 1.000 -.012 -.032
Sig. (2-tailed) .026 .893 .725
kurs
N 120 120.000 120 120
Pearson Correlation .009 -.012 1.000 .623**
Sig. (2-tailed) .921 .893 .000
roi
N 120 120 120.000 120
Pearson Correlation .164 -.032 .623** 1.000
Sig. (2-tailed) .074 .725 .000
roe
N 120 120 120 120.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110
Output Return sesudah Trimming
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 roi, sukubunga,
kursa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: return
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .102 3 .034 9.160 .000a
Residual .430 116 .004
1
Total .532 119
a. Predictors: (Constant), roi, sukubunga, kurs
b. Dependent Variable: return
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -.591 .171 -3.463 .001
sukubunga .667 .307 .186 2.176 .032
kurs 6.441E-5 .000 .288 3.374 .001
1
roi .147 .053 .231 2.771 .007
a. Dependent Variable: return
111
Coefficient Correlationsa
Model roi sukubunga kurs
roi 1.000 -.012 .015
sukubunga -.012 1.000 -.203
Correlations
kurs .015 -.203 1.000
roi .003 .000 1.479E-8
sukubunga .000 .094 -1.189E-6
1
Covariances
kurs 1.479E-8 -1.189E-6 3.644E-10
a. Dependent Variable: return
112
Output Resiko Sebelum Trimming
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 return, roe,
sukubunga, kurs,
roia
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: resiko
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1.879 5 .376 2.521 .033a
Residual 16.990 114 .149
1
Total 18.869 119
a. Predictors: (Constant), return, roe, sukubunga, kurs, roi
b. Dependent Variable: resiko
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -3.117 1.140 -2.734 .007
sukubunga -4.412 2.028 .206 2.176 .032
kurs .000 .000 .292 3.065 .003
roi -.103 .441 -.027 -.234 .816
roe .247 .284 .101 .869 .387
1
return -.384 .589 -.064 -.652 .516
a. Dependent Variable: resiko
113
Correlations
sukubunga kurs roi roe return
Pearson Correlation 1.000 .203* .009 .166 .246**
Sig. (2-tailed) .026 .921 .070 .007
sukubunga
N 120.000 120 120 120 120
Pearson Correlation .203* 1.000 -.012 -.031 .322
**
Sig. (2-tailed) .026 .893 .736 .000
kurs
N 120 120.000 120 120 120
Pearson Correlation .009 -.012 1.000 .624** .229
*
Sig. (2-tailed) .921 .893 .000 .012
roi
N 120 120 120.000 120 120
Pearson Correlation .166 -.031 .624** 1.000 .181
*
Sig. (2-tailed) .070 .736 .000 .048
roe
N 120 120 120 120.000 120
Pearson Correlation .246** .322
** .229
* .181
* 1.000
Sig. (2-tailed) .007 .000 .012 .048
return
N 120 120 120 120 120.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
114
Output Resiko Setelah Trimming
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 kurs,
sukubungaa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: resiko
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1.698 2 .849 5.787 .004a
Residual 17.171 117 .147
1
Total 18.869 119
a. Predictors: (Constant), kurs, sukubunga
b. Dependent Variable: resiko
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -2.809 1.073 2.618 .010
sukubunga -4.290 1.929 .200 2.224 .028
1
kurs .000 .000 .268 2.972 .004
a. Dependent Variable: resiko
115
Coefficient Correlationsa
Model kurs Sukubunga
kurs 1.000 -.203 Correlations
sukubunga -.203 1.000
kurs 1.443E-8 -4.705E-5
1
Covariances
sukubunga -4.705E-5 3.722
a. Dependent Variable: resiko
116
DATA HARGA SAHAM 2004-2007
TAHUN AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL
Desember 28,000.00 27,300.00 290.00 6000.00 8,500.00 490.00
November 25,450.00 25,000.00 295.00 5650.00 8,400.00 495.00 Oktober 22,500.00 25,600.00 315.00 4800.00 10,000.00 550.00
September 16,800.00 19,250.00 300.00 3575.00 9,400.00 530.00
Agustus 14,300.00 17,850.00 270.00 2550.00 9,550.00 520.00 Juli 15,350.00 18,750.00 305.00 2700.00 10,000.00 590.00
Juni 13,750.00 16,900.00 295.00 2275.00 11,150.00 600.00
Mai 15,100.00 16,400.00 300.00 1750.00 11,100.00 570.00 Aprl 15,750.00 14,400.00 240.00 1380.00 10,850.00 540.00
Maret 12,600.00 13,200.00 187.00 1330.00 10,600.00 510.00
Februari 12,550.00 14,050.00 182.00 1210.00 10,850.00 540.00
TAHUN 2007
Januari 13,200.00 14,850.00 172.00 1080.00 10,350.00 570.00
Desember 12,600.00 15,700.00 155.00 900.00 10,200.00 580.00
November 10,650.00 15,950.00 130.00 810.00 9,950.00 560.00
Oktober 9,750.00 13,400.00 155.00 770.00 9,850.00 600.00
September 9,100.00 12,450.00 150.00 740.00 10,350.00 600.00
Agustus 9,200.00 11,100.00 165.00 750.00 10,100.00 530.00
Juli 8,350.00 9,600.00 170.00 830.00 9,300.00 540.00 Juni 6,500.00 9,750.00 150.00 770.00 9,500.00 520.00
Mai 6,500.00 9,800.00 170.00 830.00 9,550.00 540.00
Aprl 6,600.00 11,950.00 170.00 910.00 10,550.00 700.00 Maret 6,150.00 11,450.00 170.00 890.00 10,150.00 650.00
Februari 5,900.00 9,800.00 130.00 840.00 11,000.00 630.00
TAHUN 2006
Januari 5,050.00 10,400.00 130.00 850.00 10,800.00 630.00
Desember 4,900.00 10,200.00 120.00 760.00 11,650.00 560.00
November 5,500.00 9,100.00 105.00 690.00 10,950.00 510.00
Oktober 5,400.00 9,300.00 110.00 780.00 10,200.00 530.00 September 5,125.00 9,750.00 100.00 900.00 10,900.00 560.00
Agustus 4,075.00 10,150.00 95.00 780.00 11,000.00 540.00
Juli 4,125.00 13,200.00 140.00 830.00 12,850.00 740.00 Juni 3,975.00 12,700.00 120.00 830.00 12,650.00 790.00
Mai 3,650.00 11,700.00 105.00 830.00 12,900.00 740.00
Aprl 3,600.00 10,550.00 150.00 760.00 15,100.00 680.00
Maret 4,000.00 10,500.00 215.00 780.00 16,100.00 860.00
Februari 3,100.00 10,800.00 40.00 850.00 15,400.00 850.00
TAHUN 2005
Januari 3,000.00 10,050.00 200.00 920.00 16,850.00 710.00
Desember 3,100.00 9,600.00 200.00 800.00 13,550.00 650.00 November 3,300.00 9,000.00 200.00 800.00 13,350.00 650.00
Oktober 2,925.00 7,850.00 200.00 725.00 12,750.00 725.00
September 2,575.00 6,850.00 175.00 750.00 13,000.00 550.00 Agustus 2,525.00 6,350.00 200.00 625.00 12,750.00 525.00
Juli 2,225.00 5,550.00 250.00 575.00 14,250.00 525.00
Juni 2,250.00 5,500.00 175.00 575.00 13,700.00 490.00
Mai 2,500.00 5,800.00 200.00 445.00 14,200.00 525.00
TAHUN 2004
Aprl 2,300.00 5,700.00 275.00 475.00 14,600.00 575.00
117
Maret 1,950.00 5,350.00 275.00 575.00 12,900.00 575.00
Februari 2,000.00 5,400.00 325.00 600.00 14,100.00 550.00
Januari 1,650.00 5,200.00 250.00 470.00 14,800.00 600.00
DATA HARGA SAHAM 2004-2007
TAHUN INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA
Desember 2575.00 840.00 8,200.00 1260.00 680.00 12,000.00
November 2525.00 840.00 7,700.00 1220.00 660.00 12,100.00 Oktober 2200.00 920.00 8,200.00 1360.00 730.00 9,050.00
September 1930.00 940.00 6,100.00 1330.00 700.00 6,550.00
Agustus 1860.00 930.00 6,400.00 1360.00 670.00 5,750.00
Juli 2000.00 1130.00 6,500.00 1490.00 740.00 6,650.00
Juni 2025.00 1130.00 6,250.00 1390.00 640.00 6,550.00
Mai 1730.00 1140.00 5,550.00 1240.00 610.00 5,250.00
Aprl 1640.00 1070.00 5,700.00 1260.00 630.00 3,900.00 Maret 1520.00 870.00 5,100.00 1210.00 550.00 3,450.00
Februari 1560.00 890.00 5,750.00 1220.00 570.00 3,300.00
TAHUN 2007
Januari 1690.00 870.00 5,350.00 1300.00 590.00 3,125.00 Desember 1350.00 940.00 5,750.00 1190.00 580.00 3,525.00
November 1400.00 940.00 5,350.00 1180.00 540.00 3,250.00
Oktober 1330.00 940.00 5,000.00 1360.00 500.00 3,450.00 September 1250.00 900.00 4,925.00 1320.00 475.00 3,375.00
Agustus 1190.00 920.00 4,575.00 1120.00 460.00 3,400.00
Juli 1050.00 890.00 4,200.00 1200.00 430.00 3,275.00 Juni 880.00 880.00 4,200.00 1250.00 385.00 3,150.00
Mai 940.00 980.00 3,850.00 1310.00 430.00 3,350.00
Aprl 1130.00 1140.00 5,000.00 1520.00 520.00 3,000.00
Maret 890.00 1040.00 4,375.00 1360.00 500.00 2,075.00 Februari 840.00 1010.00 4,425.00 1360.00 435.00 2,050.00
TAHUN 2006
Januari 880.00 1080.00 3,950.00 1300.00 480.00 1,960.00
Desember 910.00 1080.00 3,550.00 990.00 420.00 1,800.00
November 850.00 860.00 3,225.00 580.00 375.00 1,690.00
Oktober 820.00 920.00 3,300.00 570.00 375.00 1,780.00
September 730.00 920.00 2,900.00 620.00 485.00 1,630.00 Agustus 790.00 960.00 2,925.00 640.00 415.00 1,740.00
Juli 1090.00 1280.00 3,600.00 700.00 600.00 1,570.00
Juni 1100.00 1350.00 3,450.00 710.00 550.00 1,590.00 Mai 1200.00 1350.00 3,200.00 720.00 470.00 1,560.00
Aprl 1020.00 1250.00 2,650.00 670.00 450.00 1,550.00
Maret 1160.00 1320.00 2,800.00 680.00 465.00 1,520.00 Februari 930.00 1250.00 3,150.00 700.00 505.00 1,660.00
TAHUN 2005
Januari 870.00 1250.00 3,450.00 580.00 520.00 1,650.00
Desember 800.00 1,025.00 3,075.00 550.00 420.00 1,525.00 TAHUN 2004 November 750.00 900.00 2,900.00 550.00 410.00 1,425.00
118
Oktober 675.00 850.00 1,925.00 450.00 355.00 925.00
September 675.00 850.00 1,950.00 410.00 310.00 850.00
Agustus 675.00 700.00 1,600.00 405.00 265.00 775.00 Juli 700.00 700.00 1,600.00 405.00 275.00 725.00
Juni 700.00 600.00 1,425.00 360.00 260.00 675.00
Mai 700.00 575.00 1,550.00 410.00 290.00 750.00
Aprl 750.00 775.00 1,900.00 500.00 360.00 825.00
Maret 800.00 750.00 1,900.00 470.00 345.00 775.00
Februari 850.00 800.00 2,375.00 525.00 350.00 800.00 Januari 850.00 675.00 2,400.00 490.00 345.00 825.00
DATA HARGA SAHAM 2004-2007
TAHUN SMCB UNTR UNVR
Desember 1750.00 10,900.00 6,750.00
November 1650.00 11,250.00 6,650.00
Oktober 1400.00 10,950.00 6,650.00
September 1140.00 8,200.00 6,800.00 Agustus 1030.00 8,100.00 6,800.00
Juli 1010.00 8,600.00 7,550.00
Juni 950.00 8,250.00 6,700.00 Mai 760.00 7,550.00 6,300.00
Aprl 720.00 7,900.00 5,650.00
Maret 660.00 7,400.00 5,700.00
Februari 660.00 6,950.00 5,600.00
TAHUN 2007
Januari 650.00 6,750.00 5,850.00
Desember 670.00 6,550.00 6,600.00
November 540.00 6,450.00 6,000.00 Oktober 580.00 6,550.00 4,800.00
September 570.00 6,050.00 4,600.00
Agustus 530.00 5,750.00 4,475.00 Juli 560.00 5,600.00 4,225.00
Juni 560.00 5,400.00 4,125.00
Mai 550.00 5,400.00 4,025.00
Aprl 680.00 5,450.00 4,575.00
Maret 640.00 4,400.00 4,250.00
Februari 620.00 3,975.00 4,275.00
TAHUN 2006
Januari 570.00 3,825.00 4,300.00
Desember 475.00 3,675.00 4,275.00
November 455.00 3,600.00 4,325.00
Oktober 455.00 3,700.00 4,375.00 September 460.00 3,875.00 4,075.00
Agustus 410.00 3,875.00 4,225.00
Juli 540.00 4,450.00 4,350.00 Juni 570.00 3,725.00 4,075.00
TAHUN 2005
Mai 475.00 3,275.00 4,575.00
119
Aprl 435.00 2,950.00 3,750.00
Maret 470.00 2,875.00 3,825.00
Februari 580.00 3,025.00 3,550.00 Januari 610.00 2,850.00 3,500.00
Desember 575.00 2,275.00 3,300.00
November 520.00 2,000.00 3,325.00
Oktober 415.00 1,850.00 3,275.00
September 370.00 1,450.00 3,250.00
Agustus 305.00 1,375.00 3,350.00 Juli 310.00 1,225.00 3,775.00
Juni 280.00 1,125.00 3,925.00
Mai 305.00 1,100.00 3,600.00 Aprl 385.00 1,650.00 3,675.00
Maret 375.00 1,375.00 3,550.00
Februari 405.00 1,450.00 3,400.00
TAHUN 2004
Januari 410.00 1,250.00 3,825.00
120
DATA IHSG INDEKS LQ 45 TAHUN 2004-2007
KETERANGAN 2004 2005 2006 2006
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
164.652
165.316
159.878
170.650
159.097
160.313
165.110
163.703
177.282
187.089
214.005
217.097
227.733
233.071
233.853
223.136
237.790
246.570
260.867
230.562
235.810
227.828
237.334
254.348
271.632
270.424
292.570
325.100
294.051
289.734
299.074
317.609
336.465
345.845
376.925
393.112
377.097
387.812
390.917
424.574
433.453
442.124
487.590
457.991
498.708
575.508
591.873
599.801
121
Tingkat Suku Bunga BI Rate
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jan
Feb Mar
Apr
Mei
Jun
Juli
Agst
Sep
tOkt
Nov
Des
Bulan
Tin
gk
at
Su
ku
Bu
ng
a
2004
2005
2006
2007
Kurs Rupiah Tahun 2004-2007
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nov Des
Bulan
Ku
rs R
up
iah 2004
2005
2006
2007
122
Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester I
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI
ASII
BNBR
BUM
I
GG
RM
GJT
L
INDF
INKP
INTP
KLB
F
PNBN
PTBA
SMCB
UNTR
UNVR
Kode Perusahaan
Re
turn
on
In
ves
tmen
t
2004
2005
2006
2007
Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester II
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
AALI
ASII
BNBR
BUM
I
GGRM
GJT
L
INDF
INKP
INTP
KLBF
PNBN
PTBA
SMCB
UNTR
UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn o
n In
vestm
en
t
2004
2005
2006
2007
123
Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester I
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Kode Perusahaan
Re
turn
on
Eq
uit
y
2004
2005
2006
2007
Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester II
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn o
n E
qu
ity
2004
2005
2006
2007
124
Return Saham Tahun 2004-2007 Semester I
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Retu
rn
2004
2005
2006
2007
Return Saham Tahun 2004-2007 Semester II
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Re
turn
2004
2005
2006
2007
125
Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester I
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AA
LIASII
BNBR
BUM
I
GG
RM
GJT
L
INDF
INKP
INTP
KLB
F
PNBN
PTBA
SMCB
UN
TR
UN
VR
Kode Perusahaan
Resik
o
2004
2005
2006
2007
Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester II
-0.8
-0.7
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR
Kode Perusahaan
Resik
o
2004
2005
2006
2007
DAFTAR NET INCOME/NI TAHUN 2004-2007
(dalam jutaan rupiah)
2004 2005 2006 2007
KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II
AALI 108.302 800.764 159.902 790.412 682.525 414.677 524.228 608.665 ASII 2.601.589 5.457.285 3.028.812 5.403.766 1.862.649 6.519.273 2.627.703 3.712.097
BNBR 314.777.956 267.455.729 25.740.470 291.632.008 87.034.704 215.500.740 88.641.773 223.357.978
BUMI 358.156 1.079.460 1.000.241 1.222.099 90.429.721 222.304.589 721.892.084 789.003.841 GGRM 956.82 1.007.822 1.070.647 1.443.585 16.916.820 1.790.209 1.070.647 1.889.646
GJTL 23.600.107 478.15 204.352.765 346.835 126.102 118.401 72.649 90.841 INDF 24.225.405 22.256011 20.336.225 23.002.289 21.336.337 19.228.229 20.225.336 19.227.119
INKP 88.978.528 392.490.183 17.416.953 8.033.837 41.390.472 185.296.908 3.391.554 91.833.022 INTP 117.295.171 392.490.183 307.619.954 8.033.837 342.978.343 185.296.908 360.145.198 91.833.022
KLBF 197.742.135 540.697.877 311.230.127 653.329.399 398.387.458 676.581.653 414.984.873 705.694.196
PNBN 273.406 877.086 329.124 505.799 290.316 852.013 464.387 852.252 PTBA 112.392 419.802 170.633 467.06 112.392 485.67 170.633 760.207
SMCB 509.48 533.13 217.592 334.081 852.013 219.918 852.252 14.488 UNTR 190.739 1..099.633 557.731 1.050.729 538.414 930.372 552.346 1.493.097
UNVR 766.964 1.464.182 805.343 1.440.485 877.885 1.721.595 1.053.724 1.964.652
1
TOTAL ASSET TAHUN 2004-2007
(dalam jutaan rupiah)
2004 2005 2006 2007
KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTER II
AALI 800.764 3.382.821 790.415 3.191.715 2.369.258 3.489.469 2.358.147 4.076.641
ASII 36.862.805 2.818.493 45.176.835 2.218.266 58.986.316 63.519.598 60.223.622 57.929.290 BNBR 5.112.564 5.220.119.664 7.792.983 7.012.881 8/.277.556 8.666.760 9.583.662 14.137.255
BUMI 12.524.938 13.903.315 14.767.775 1.222.099 2.074.846.718 2.513.535.949 2.591.820.673 2.819.419.180
GGRM 18.270.327 21.733.034 20.779.634 23.928.968 18.270.327 20.591.389 20.779.634 22.128.851
GJTL 9.558.074.279 6.341.117 6.672.195.282 7.479.373 7.410.162 7.276.025 8.310.093 8.454.693
INDF 52.336.255.258 49.255.369.258 48.225.339.255 56.225.145.258 56.559.369.258 55.259.145.654 57.258.159.257 52.258.2369.25 INKP 874.975.276 5.379.507.183 889.245.036 5.245.667.736 5.283.087.766 5.279.337.449 5.431.207.975 5.487.790.989
INTP 10.256.219.105 5.379.507.859 5.245.667.364 3.626.669.423 10.225.560.406 5.279.337.449 9.784.647.116 5.487.790.989 KLBF 2.781.187.816 4.231.054.215 3.626.669.423 4.728.329.509 5.167.983.818 4.624.619.204 5.202.946.389 5.138.212.506
PNBN 22.066.466 23.937.439 29.807.198 36.919.444 33.446.695 40.514.765 44.552.812 53.470.645
2
PTBA 2.103.764 2.385.141 2.647.514 2.839.690 2.682.098 3.102.734 3.250.122 3.928.071
SMCB 7.547.739 7.520.403 7.319.975 7.324.210 7.105.467 7.065.846 6.848.389 7.208.250
UNTR 7.242.958 6.769.367 9.106.477 10.633.839 11.265.998 11.247.846 12.428.944 13.002.619 UNVR 3.795.294 3.647.098 3.937.103 3.842.351 4.782.880 4.626.000 5.295.963 5.333.406
TOTAL EQUITY TAHUN 2004-2007
(dalam jutaan rupiah)
2004 2005 2006 2007
KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II
AALI 1.268.017 2.065.335 1.517.264 2.622.642 2.336.258 3.258.345 2.259.244 2.498.258
ASII 1.268.017 23.569.972 1.517.264 20.085.029 60.223.622 63.519.596 58.986.318 57.929.290
BNBR 1.915.152.567 5.220.119.664 3.857.904.177 7.012.881.782 4.385.518.046 4.477.938.407 4.570.450.661 14.907.458.378 BUMI 1.075.319 922.233 2.163.166 1.849.273 2.074.846.718 359.946.091 883.771.909 1.121.961.373
3
GGRM 11.359.464 13.157.233 12.292.456 14.119.796 18.270.327 12.183.853 12.292.456 13.111.455
GJTL 1.297.010.326 1.684.537 1.889.178.541 2.029.926 2.140.222 2.135.242 2.198.412 2.385.814
INDF 3.225.269.258 5.369.258.147 4.258.123.365 2.259.159.357 2.258.369.258 3.254.125.259 2.365.215.248 3.259.369.147 INKP 1.551.824.487 2.033.293.487 2.050.729.901 2.041.327.324 1.999.936.852 1.856.030.416 1.859.421.970 1.947.813.438
INTP 4.415.103.615 2.033.293.487 4.968.829.122. 2.041.327.324 5.784.039.002 5.279.337.449 6.228.087.084 1.947.790.989 KLBF 1.025.194.776 1.598.250.449 1.511.942.684 2.389.006.139 2.713.210.921 2.994.816.751 3.257.234.442 3.386.861.941
PNBN 3.925.317 4.521.675 4.054.251 4.384.651 33.446.695 6.614.388 7.050.282 7.500.147
PTBA 1.379.960 1.689.263 1.720.547 2.052.660 1.964.955 2.295.460 2.341.131 2.799.118
SMCB 2.179.190 2.153.557 1.948.169 1.842.429 2.060.280 2.098.668 2.079.761 2.257.357
UNTR 2.320.945 3.103.595 3.595.973 4.105.713 4.333.281 4.594.437 4.932.338 5.733.335 UNVR 1.828.928 2.258.447 2.033.012 2.173.526 2.135.804 2.368.527 2.469.987 2.692.141