jurusan manajemen fakultas ekonomi dan ilmu sosial...

130
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA AHMAD DAMAN HURI 105081002410 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

“ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN

RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO

SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA ”

AHMAD DAMAN HURI

105081002410

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

1

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: AHMAD DAMAN HURI

NIM: 105081002410

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB

NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

1430H/2009M

2

ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AHMAD DAMAN HURI

NIM: 105081002410

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB

NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP: 131 474 891

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

1430H/2009M

3

Hari ini Selasa Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 dengan

judul Skripsi ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN

RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM

LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA”. Memperhatikan kemampuan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat ujian memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Titi Dewi Warninda SE, Msi Lies Susanawati, SE, Msi

Ketua Sekertaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 19 januari 1988 Agama : Islam Alamat : Kp.Ketapang Rt. 05/05 Kelurahan Ketapang Kec Cipondoh Kota Tangerang Tlp : 021 97365376 atau 085710892316 Pendidikan Formal:

� SDN Petir 4 Ketapang Cipondoh Kota Tangerang (1993-1999)

� MTs Darussalam Parung Bogor (1999-2002)

� MAN 12 Jakarta Barat (2002-2005)

� Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)

5

ABSTRACT

The research aims to understand the effects of the variable interest and rupiah Exchange, ROI and ROE. The research uses data of finanscial report to look for ROI and ROE semester. Interest and rupiah exchange rate for semester that are obtained from Indonesian Bank. Risk and return stock of join in LQ 45 per semester. with the method of purposive sampling from 45 company in join LQ 45 stock just 15 company that are active, and always that in used sample in the years of research. Statistical examination used in the is path analisys, in which the return and risk stock as dependent variable and variable of interest, rupiah exchange rate, ROI, dan ROE become independent variable with the level of significance 5%.

The result of the research suggest that variable of interest, Exchange rate and ROI effect significantly the performance of the return stock and variable of ROE does not effect. variable of interest and Exchange rate effect significantly the performance of the risk stock and variable of ROI, ROE, and return stock does not effect. Interest become the most important to return adnd risk stock. Keyword : Interest rate, Exchange rate Rupiah, ROI, ROE Return and Risk stock.

6

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Variabel Suku bunga, Kurs, ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) Terhadap Return dan resiko saham. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Untuk mencari ROI dan ROE per semester, Suku bunga dan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Persemester yang diperoleh dari Bank Indonesia, Return Perdagangan Saham dan Resiko Saham yang tergabung dalam saham LQ 45 Persemester. Dengan menggunakan purposive sampling, dari 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 hanya 15 perusahaan yang aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana return dan resiko sebagai variabel dependen dan variabel Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, serta ROE menjadi variabel independen dengan level signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga, Kurs, dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham sedangkan ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Suku Bunga dan Kurs Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap Resiko Saham sedangkan ROI, ROE, dan Return Saham tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai Kurs Rupiah paling dominan terhadap Return dan Resiko Saham.

Kata kunci: Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, ROE, Return dan Resiko Saham.

7

KATA PENGANTAR

Assalmualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih

lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami

sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami

jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,

bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki

sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta

tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan

terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang

ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam

lindungan-Nya.

1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Damiri serta Ibunda Munati yang telah

memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan

sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM selaku dosen pembimbing I yang selalu

memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap

kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.

3. Bapak Indoyama Nasarudin SE. MAB selaku ketua jurusan manajemen

dan juga sebagai dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan

waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat

bermanfaat.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8

5. Serta segenap bapak dan Ibu dosen selaku pengajar pada Fakultas

Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik yang mengajar langsung

maupun tidak langsung.

6. Seluruh staf dan jajaran bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada segenap keluarga, khususnya Keluarga Besar Almarhum KH.

Mursan, Bapak Endang dan Ibu Aisyah, H. Uen Djunaedi beserta

keluarga, adik-adikku, Encang dan Encing, yang telah memberikan

semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.

8. Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan, perbankan

dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005, Oji, Maharis,

Doni, Ilham, Arif, Mashari, Bramantio, Fahmi, Ristiandi, dan yang lainnya

yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta

saya ke kalian semua.

9. Spesial untuk my special girl Corry Imelda Uca yang selalu cerewet

memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya

skripsi ini.

Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini

mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan

skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran

dalam lingkungan akademisi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta Juni 2009

Penulis Ahmad Daman Huri

9

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………......……………...1

ABSTRACT.............................................................................................................5

ABSTAKSI..............................................................................................................6

KATA PENGANTAR.............................................................................................7

DAFTAR ISI…….………...………………………………..……..……………....9

DAFTAR TABEL..................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................13

DAFTAR GRAFIK................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian........................................................15

B. Perumusan Masalah.................................................................24

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar modal, Tujuan, serta Jenis-Jenisnya.............28

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal...................31

C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham......32

1. Pendekatan Analisis Teknikal..............................................35

2. Pendekatan Analisis Fundamental.......................................36

D. Tingkat Suku Bunga .................................................................36

1. Teori Klasik..........................................................................37

2. Teori Keynes........................................................................37

10

E. Rasio Profitabilitas.....................................................................38

1. ROI.......................................................................................39

2. ROE......................................................................................40

F. Nilai Mata Uang (kurs) .............................................................40

G. Keuntungan (return)…………………………..........................42

H. Resiko Saham............................................................................43

I. Penelitian Sebelumnya................................................................48

J. Kerangka Pemikiran...................................................................52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................55

B. Metode Pemilihan Sampel.......................................................55

C. Metode Pengumpulan Data......................................................56

D. Metode Analisis.......................................................................56

E. Uji Hipotesis.............................................................................62

F. Uji Signifikan Koefisien Jalur (t-test)......................................63

G. Operasional Variabel Penelitian...............................................64

a. Menghitung Return......................................................64

b. Resiko Sistematis Saham.............................................65

c. Tingkat Suku Bunga.....................................................65

d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar......................................66

e. Menghitung ROI..........................................................66

f. Menghitung ROE.........................................................67

11

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................68

B. Analisis Deskriptif Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Rasio Profitabilitas Terhadap Return dan Resiko Saham

LQ 45.....................................................................................69

C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis......................................86

I. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham................86

A. Pengujian Hipotesis Persamaan I ..........................86

B. Pembahasan Hipotesis............................................91

II. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Rasio Profitabilitas Terhadap Resiko Saham .............92

A. Pengujian Hipotesis Persamaan I I.........................92

B. Pembahasan Hipotesis.............................................98

D. Interpretasi..............................................................................99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan............................................................................101

B. Implikasi.................................................................................102

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Nama-Nama Emiten 69

Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga 70

Tabel 4.3 Kurs Rupiah 72

Tabel 4.4 NI/T. Asset 74

Tabel 4.5 NI/Eqiuty 76

Tabel 4.6 Return Saham 80

Tabel 4.7 Resiko Saham 83

Tabel 4.8 Nilai t Hitung Persamaan I 86

Tabel 4.9 Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap

Return 89

Tabel 4.10 Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap

Return 90

Tabel 4.11 Nilai t Hitung Persamaan II 93

Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko

Saham 96

Tabel 4.13 Matriks Korelasi Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap

Resiko Saham 87

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur 52

Gambar 4.1 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang

Signifikan Pada Indikator Return Saham 73

Gambar 4.2 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang

Signifikan Pada Indikator Resiko Saham 97

14

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.2 Tingkat Suku Bunga 71

Grafik 4.3 Kurs Rupiah 73

Grafik 4.4 NI/ Total Asset 75

Grafik 4.5 NI/ Equity 78

Grafik 4.6 Return Saham 81

Grafik 4.7 Resiko Saham 84

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu wahana untuk memobilisasi dana, dari

mereka yang kelebihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Seperti

halnya pasar pada umumya, pasar modal merupakan tempat bertemu antar

pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka

pendek umumnya diperoleh di pasar uang, misalnya bank komersial. Pasar

modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana

jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Iqbal

Fadillah, 2007:1).

Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana aloksi dana yang produktif

untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana

yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat

meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana.

Upaya-upaya yang sering dilakukan oleh manajemen keuangan pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam

memperoleh dana tambahan di dalam menjalankan roda produksi pada suatu

perusahaan, selain melalui penjualan saham, dan obligasi mereka juga menjual

right issue. Bagi investor, melakukan investasi di dunia pasar modal yang

sebenarnya penuh dengan unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu

dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.

Dalam keadaan yang semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut

16

menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan

adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya,

dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan

menyimpang dari hasil yang diharapkan. (Iqbal Fadillah, 2007:2)

Sebagaimana halayaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi

sebagai tempat berbelanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi

dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relaven

agar dapat mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi. Sehubungan dengan

itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi yang efisien. Hanya

kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang

tertinggi (sesuai dengan resikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para

peminjam. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar

modal merupakan alternatif pendanaan ekstren dengan biaya yang lebih

rendah dari pada sistem perbankan.

Dari sisi pemodal, pemodal dapat mendapatkan tingkat pendapatan yang

tinggi dari tingkat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito. Sejak

BAPEPAM didirikan tahun 1977, pasar modal di indonesia terus berkembang,

hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan frefekuensi perdagangan dan

bertambahnya jumlah emiten yang tercatat di BEI. Hadirnya UU no.8 tahun

1995 tentang pasar modal makin memberikan peluang yang lebih besar, baik

bagi investor untuk beribvestasi maupun bagi perusahaan-perusahaan terutama

yang go public untuk mendapatkan dan bagi usahanya.

17

Dalam menanamkan investasi dipasar modal faktor eksternal sangat

berpengaruh terhadap gejolak harga saham. Faktor eksternal tersebut

diantaranya adalah resiko politis, resiko nilai tukar, likuiditas, control devisa,

perbedaan akuntansi, perlakuan pajak dan yang lainnya. (Budi H, 2006:3)

Para investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi

untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu.

Untuk investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang diperoleh

berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk investasi pada surat

hutang, return yang diperoleh berupa pendapatan bunga. Penelitian ini

difokuskan pada pengembalian investasi berupa dividen. Keterbatasan dalam

penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai

devident.

Return yang diperoleh dari kegiatan investasi yang berupa dividen

bukanlah hal yang mudah untuk diprediksi, karena kebijakan dividen

merupakan kebijakan yang sulit bagi manajemen perusahaan. Keputusan

mengenai dividen terkadang dikaitkan dengan keputusan pendanaan dan

keputusan investasinya. Van Horne (1986: 50) menjelaskan bahwa besarnya

pembayaran dividen akan berfluktuasi dari periode ke periode sesuai dengan

fluktuasi dalam jumlah kesempatan investasi yang dapat diterima yang

tersedia bagi perusahaan tersebut. Jika kesempatan ini berlimpah, persentase

pembayaran dividen mungkin nol. Sebaliknya, jika perusahaan tesebut tidak

mampu menemukan kesempatan investasi yang menguntungkan, pembayaran

dividen akan menjadi 100 persen. Dijelaskan pula oleh Van Horne (1986:51),

18

kaitannya dengan dividen sebagai residu pasif, apabila kesempatan investasi

menjanjikan hasil pengembalian yang besar daripada pengembalian yang

mereka syaratkan, para investor akan lebih senang jika perusahaan menahan

laba. Jika hasil pengembalian sama dengan pengembalian yang disyaratkan,

mereka akan merasa indifferen antara penahanan laba dan dividen.

Sebaliknya, jika hasil pengembalian lebih kecil daripada hasil pengembalian

yang disyaratkan, mereka akan lebih suka jika dividen dibagikan. Oleh karena

itu, memang penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk

mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan.

Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan

menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari

nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

perbedaan return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas

tersebut. Orang seringkali mengibaratkan return dan risiko sebagai dua sisi

dalam mata uang dimana return yang tinggi akan mempunyai risiko yang

tinggi dan return yang rendah akan mempunyai risiko yang rendah juga.

Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda dan saham

merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko yang tinggi

dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko saham antar

perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor ingin berinvestasi

maka selain melihat return yang akan didapat maka mereka juga harus

mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Salah satu

pertimbangan dalam melakukan investasi saham adalah memperkecil risiko.

19

Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua investor

suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung risiko investasi

yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor yang tidak menyukai

risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk tidak berinvestasi di pasar

modal. Namun sebenarnya risiko investasi di pasar modal dapat dikurangi jika

mereka mengerti mengenai risiko itu sendiri.

Mao (1970) dalam Harmono (1999) menyatakan bahwa investor yang

realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan

tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan

dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. Sedangkan Trone dan

Albright (1996) dalam Harmono (1999) berpendapat bahwa investor yang

rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi

saat ini; mendesain portofolio optimal, menyusun kebijakan investasi,

mengimplementasikan strategi investasi, memonitor dan melakukan supervisi

pada kinerja khusus para manajer keuangan.

Menurut Halim (2003,23) Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko

yang dapat didiversifikasi (unique risk) dan risiko yang tidak dapat

didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik adalah risiko yang terjadi hanya

diperusahaan tersebut, contohnya adalah aksi mogok karyawan, tuntutan

pengadilan, dsb. Sedangkan risiko sistematik adalah risiko yang menimpa

semua perusahaan, contohnya adalah inflasi, resesi, krisis moneter, dsb.

Seperti sudah disebutkan investor ingin memperkecil risiko sehingga jenis

20

risiko yang bisa dikurangi adalah risiko unik dengan cara membentuk

portofolio.

Risiko dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Beta sekuritas

menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap

perubahan-perubahan pasar. Oleh sebab itu dalam menganalisis sekuritas atau

portofolio harus juga mengetahui betanya. Di dalam pasar modal bukan hanya

variabel fundamental saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-

variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan GDP

yang ikut mempengaruhi risiko suatu perusahaan ( Dedi Haryanto dan Riyatno

(2007:25)

Oleh karenanya siklus pasar modal tak lepas dari hukum ekonomi

yakni permintaan dan penawaran. Ketika banyak investor banyak menaruh

uangnya di saham maka perdagangan saham secara otomatis akan naik.

Sebaliknya, jika investasi di saham berkurang maka nilai volume perdagangan

saham akan berkurang. Tingkat suku bunga dan kurs rupiah menjadi

merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan perdagangan

saham yang tercatat di bursa efek indonesia. Dalam melakukan investasi

dibursa efek, nilai saham menjadi pertimbangan saham yang penting. Untuk

itu ada 2 faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham yaitu faktor

mikro dan makro.

Penelitian Tandelilin (1997) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:25)

membuktikan bahwa variabel makro juga mempengaruhi risiko. Variabel yang

dipakai adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan perubahan GDP.

21

Walaupun secara bersama-sama variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh

signifikan terhadap risiko sistematik namun tingkat suku bunga secara parsial

terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Penelitian lain yang

membuktikan bahwa variabel ekonomi mempengaruhi risiko sistematis

ditunjukkan oleh Widjaja (2004). Widjaja (2004) dalam Haryanto dan Riyanto

(2007:25) menunjukkan bahwa variabel inflasi mempengaruhi risiko saham.

Peneliti menggunakan saham yang tergolong dalam LQ 45 dengan periode

penelitian dari tahun 2001 sampai 2002.

Beberapa penelitian mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai faktor-

faktor yang termasuk risiko unik seperti variabel fundamental perusahaan.

Sedangkan penelitian ini ingin menguji mengenai peran variabel-variabel

ekonomi atau makro dalam mempengaruhi risiko saham. Perbedaan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya adalah kebanyakan penelitian menggunakan

variabel fundamental seperti divideen payout, growth, leverage, liquidity,

asset size, variability in earnings dan beta akuntansi (Gudono dan Nurhayati

(2001), return on Asset, rasio hutang terhadap modal dan nilai buku saham

Natarsyah (2000: 297).

Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan

berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko sistematis

dapat membantu perusahaan atau investor dalam penambilan keputusan-

keputusan bisnis. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko

sistematis biasanya merupakan faktor makro ekonomi.

22

Tingkat suku bunga akan membuat para investor cendrung

menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan yang tidak memiliki resiko

yang tinggi. Hal ini akan memberikan tekanan jual pada saham-saham yang

ada di psar modal, sehingga terjadinya over supplied (tingginya penawaran)

dari saham. Dengan adanya kelebihan penawaran dibandingkan permintaan ini

menyebabkan turunya harga-harga saham secara individual, yang secara

global akan mengakibatkan turunnya indeks perdagangan saham yang

tercermin pada indeks saham LQ 45, demikian juga sebaliknya. Dalam

poenelitian ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

karena SBI adalah suatu instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan

benchmark aatu tolak ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional dan

swasta asing dalam menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan

pinjaman kepada para nasabah.

Apabila kurs rupiah terhadap dollar AS melemah maka investor akan

menginvestasikan danaya dalam bentuk mata uang asing (money market). Dan

para spekulan juga akan melakuakn hal serupa dengan tujuan memperoleh

keuntungan dalam keadaan yang akan cepat berubah itu. Keadaan itu juga

akan memberikan tekananpada pasar modal yang mengakibatkan tekanan pada

pergerakan perdagangan suatu saham di indeks saham LQ 45.

Dalam pasar modal dan manajemen investasi modern kita mengetahui

adanya dua jenis resiko yaitu : (1). Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan

risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara

keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return

23

suatu investasi (kondisi makro). (2). Risiko tidak sistematis (risiko

perusahaan) merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar

secara keseluruhan. Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro

perusahaan emiten. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko

perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada

sekian banyak jenis sekuritas.

Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.

Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28) menyatakan bahwa

beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas return portofolio

terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return-return

sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga dapat

diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham

berubah karena adanya perusahaan di pasar.

Hartono dan Suriatno (1999) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28)

membuktikan bahwa beta sekuritas untuk pasar modal yang sedang

berkembang merupakan Beta yang biasa dikarenakan perdagangan yang tidak

sinkron. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan

menghasilkan 74 perusahaan yang terdaftar dalam kurun waktu 22 Mei 1995

sampai 22 Mei 1997 sebagai sampel penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa

beta sekuritas yang terdaftar di BEJ adalah bias. Dari tiga metode Sholes dan

Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983), metode

Fowler dan Rorke yang paling baik digunakan untuk mengkoreksi Beta di

BEJ. Penelitian ini juga menemukan bahwa biasa yang terjadi di Beta juga

24

diperkuat oleh data return yang berdistribusi tidak normal. Untuk data retrun

tersebut diperlukan periode koreksi yang cukup panjang yaitu empat periode

mundur (lag) dan mundur (lead), sedangkan data return yang berdistrirbusi

normal hanya membutuhkan satu periode maju dan mundur saja.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang

menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini

selanjutnya digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Bukti empiris

(Elton dan Gruberm 1994) menunjukkan bahwa beta historis mampu

menyediakan informasi tentang beta masa depan Hartono (2000) dalam

Haryanto dan Riyanto (2007:28).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang

berbeda. perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin

disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati.

Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan

menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas

terhadap return dan resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada saham

katagori LQ 45.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio

profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) )

25

mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap return saham?

2. Dari variabel determinan return saham tersebut, variabel apa yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham?

3. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio

profitabilitas (Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE) ) dan

return saham mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap resiko saham?

4. Dari variabel determinan resiko saham tersebut, variabel apa yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi return saham, baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs

rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan

Return On Equity (ROE) )

2. Untuk menganalisa dari variabel-variabel tersebut, variabel apa saja

yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham

26

3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi resiko saham, baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs

rupiah), rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return

On Equity (ROE) ) dan return saham

4. Untuk menganalisa dari kelima variabel tersebut, variabel apa saja yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Memperluas dan menambah wawasan akan tentang return dan

resiko saham terutama masalah pengaruh variabel makro ekonomi

(suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On

Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) ) terhadap return dan

resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah dan waktu

investasi untuk meminimalkan resiko.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami return dan

resiko saham pada suatu investasi.

4. Bagi ilmu manajemen, Khususnya ilmu keuangan :

Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah

mengenai return dan resiko (beta) saham.

27

5. Bagi Perusahaan

Sebagai dampak antisipasi dari perubahan-perubahan faktor makro

dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham secara

keseluruhan.

28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar Modal, Tujuan Serta Jenis-jenisnya

Pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar kongkrit

atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang

memerlukan dana jangka panjang yaitu diatas jangka waktu satu tahun

(Dahlan Siamat, 2006:249). Menurut Suad Husnan (2001:3) pasar modal

adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang

yang bisa di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,

baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publick authorities maupun perusahaan

swasta. Sedangkan definisi lain tentang pasar modal Menurut Darmawan

Sjahrial (2006:15) pasar modal dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem

keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua

perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

pendek.

Definisi pasar modal menurut tjiptono darmaji (2001:1) merupakan pasar

untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual

belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.. Sedangkan menurut

Iskandar Z Alwi (2003:14) Pasar Modal adalah sebagai pasar untuk berbagai

instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan,

baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri yang diterbitkan oleh

pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

29

Sekuritas atau efek adalah selembar kertas yang menunjukan hak

pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan

lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (UU Nomor 8 Tahun 1995).

Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu

pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek

atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai

kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Sedangkan kegiatan perdagangannya dilakukan di bursa.

Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy m (2001:17) Bursa efek adalah

lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan/menyediakan fasilitas

sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar

berbagai perusahaan/perorangan yang terlibat dengan tujuan

memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa

efek. Bursa efek adalah istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan

membeli surat-surat berharga efek serta sistem yang menjalankannya.

Menurut Darmawan Sjahrial (2006:21) tujuan Pasar Modal adalah :

1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam

pemilikan saham perusahaan.

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan

saham.

3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan

penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.

30

Surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal dapat

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok (Darmawan Sjahrial, 2006:22)

yaitu :

1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan,

imbalanya adalah deviden.

2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang

mengeluarkannya dan imbalanya berupa bunga.

3. Sekuritas yang lainnya dapat disebut Sekuritas Kredit, seperti right,

warrant, opsi, dan lain-lain.

Adapun jenis-jenis pasar modal terdiri atas :

1. Pasar Perdana (primary market) adalah pasaar modal dimana saham-

saham dan sekuritas yang lainnya dijual pertama kali (penawaran

umum) sebelumnya saham tersebut dicatatkan dibursa efek.

2. Pasar Sekunder (Secondary market) adalah pasar yang berbentuk bursa

efek, dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas

kepada umum, setelah saham tersebut melalui masa penjualan dipasar

perdana.

3. Pasar Ketiga (Third market) adalah pasar modal yang merupakan

tempat untuk memperdagangkan saham dan sekuritas lain diluar bursa

efek. Pasar modal ini disebut Over The Counter Market atau di

Indonesia disebut Bursa Paralel.

4. Pasar Keempat (Fourth market) pada hakikatnya merupakan

perdagangan saham antara pemodal kepada pemegang saham lainnya,

31

tanpa melalui perantara, seperti pialang atau perantara pedagang efek.

(M. Amsari, 1993: 23-24) dalam (Novi Z, 2005:12).

B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2001:8) Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar

modal antara lain :

a. Supplay sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan

sekuritas di pasar modal.

b. Demand sekuritas

Harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang

cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang

ditawarkan.

c. Kondisi politik dan ekonomi

Kondisi yang stabil dan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang

akhirnya mempengaruhi supplay dan demand akan sekuritas.

d. Masalah hukum dan peraturan

Pembelian sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi

yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas,

karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping

kecepatan dan kelengkapan informasi.

e. Keberadaan pengawas yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal

dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara

efisien. Transaksi harus dilakukan secara efisien dan dapat diandalkan.

32

C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas (PT) (Suad Husnan 2001:285). Pengertian lain

menurut Tjiptono Darmaji dan Hendi M (2006:5) saham merupakan sebagai

tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan

atau perseroan terbatas. Dengan demikian kalau seorang investor membeli

saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan

(Darmawan Sjahrial, 2006:22)

Didalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham, yang dibedakan

menurut cara peralihannya dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.

Ditinjau dari peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas tunjuk dan

saha atas nama, saham atas tunjuk adalah saham yang didalam sertifikatnya

tersbut tidak dicatat nama pemiliknya agar mudah dipindah-tangankan dari

seorang investor keinvestor lainnya. Sedangkan saham atas nama adalah

saham yang didalam lembaranya tertulis nama pemiliknya.

Ditinjau dari segi manfaat untuk pemiliknya saham digolongkan menjadi

saham biasa dan saham preferen. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M

(2001:71) saham biasa merupakan saham yang memiliki karakteristik

gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan

pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan

seperti hasil yang dikehendaki. Pemilik menentukan apakah akan menerima

deviden atau menduduki posisi di dalam perusahaan.

33

Jenis – jenis saham biasa adalah sebagai berikut :

1. Blue chip stock adalah saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenisnya,

memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar

deviden.

2. Speculative stock adalah saham emiten yang tidak secara konsisten

menghasilkan deviden namun jenis saham ini harganya selalu

berfluktuasi, dan terkadang memberikan deviden yang sangant

tinggi.

3. Income stock adalah tipe saham kurang peka terhadap kondisi pasar.

Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M (2001 : 6) saham preferen adalah

saham yang memiliki karakter gabungan antara obligasi dan saham biasa,

karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti buanga obligasi, tetapi juga

bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Sebelum seorang investor melakukan investasi dalam saham, maka

penting kiranya bila ia mengetahui nilai dari saham tersebut sebagai salah satu

pedoman agar investasi yang dilakukannya itu penuh perhitungan. Menurut

Tandelin (2001) dalam Umi dan Shinta (2006:7) Ada beberapa cara

perhitungan nilai saham, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nilai pasar adalah nilai saham yang berlaku dipasar ataupun lantai

bursa. Nilai pasar ini selalu berubah-ubah bergantung kepada

penawaran dan permintaan di bursa. nilai pasar adalah nilai saham

dipasar yang ditunjukan oleh harga saham tersebut dipasar.

34

2. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present value

arus kas yang diharapkan dari saham tersebut atau nilai saham yang

sebenarnya atau seharusnya terjadi..

3. Nilai pari adalah nilai saham sebagaimana tercantum dalam

sertifikat saham.

4. Nilai buku adalah nilai saham yang dihitung berdasarkan total asset

atau pembukuan perusahaan yang dikurangkan dengan total hutang

dan saham preferen dan dibagi dengan jumlah saham beredar.

Menurut Suad Husnan (2001:288) Analisis penilaian saham bertujuan

untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian

membandingkannya dengan harga saham tersebut pada saat ini. Sedangkan

nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan

dari suatu saham. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli

atau ditahan.

b) Apabila NI < harga pasar sat ini, maka saham tersebut dinilai

overvalued (harganya terlalu mahal), dan layak untuk dijual.

c) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

wajar.

Tujuan dari investasi tentunya adalah keuntungan, potensi keuntungan

yang didapat dari investasi saham adalah dividen dan capital gain, keuntungan

dari dividen didapat karena kinerja perusahaan, sedangkan keuntungan dari

35

capital gain dari pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor

sebelum mementukan nilai saham, sebelum para pemodal (investor)

melakukan transaksi dipasar modal, baik pasar perdana maupun pasar

sekunder para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten

(perusahaan) yang menerbitkan (menawarkan) saham di bursa (Umi dan

Shinta, 2006:10).

Ada dua pendekatan analisis yang dapat digunakan yakni :

1. Pendekatan Analisis Tehnikal

Menurut Mustafa dan Reny (2007 : 97) analisis tehnikal adalah

sebagai metode untuk memprediksi (forecasting) terhadap fluktuasi pada

harga saham, baik saham individual maupun pasar secara keseluruhan.

Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang sudah

dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga

saham gabungan (IHSG), serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.

Karenanya pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market

analysis) atau analisis internal (internal analysis)

Sasaran pendekatan analisi teknikal adalah ketepatan waktu dalam

memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatau

indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada

perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih

diusahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut. Pemikiran

yang mendasari analisis teknikal adalah harga saham mencerminkan

informasi yang releven, informasi itu ditunjukan oleh perubahan harga

36

diwaktu lalu, dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu

dan pola tersebut akan terulang.

2. Pendekatan analisis Fundamental

Menurut Silvia dan Toto (2004 : 116) analisis fundamental adalah

suatu metode peramalan yang dapat memberikan informasi mengenai

kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi atas

harga saham tersebut.

Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa

setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu

fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk

menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat

padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan

dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang

sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu

meraih return dengan bereaksi terlebih dahulu sebelum pasar merefleksi

informasi yang sesungguhnya. Informasi yang sering digunakan dalam

melakukan anlisis ini antara lain adalah kondisi makro ekonomi, kinerja

perusahaan dan kondisi dari perusahaan emiten (Mustafa dan Reny, 2007 :

97) .

D. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga disuatu negara biasanya ditetapkan pemerintah yang

bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Menurut

Edward dan Khan dalam (Ali rama, 2007:67) ada 2 jenis faktor yang

37

menetukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal meliputi pendapatan

nasional, jumlah uang beredar dan inflasi sedangkan faktor eksternal

merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta

asing. Sedangkan menurut Boediono (2000 : 76) ada beberapa teori yang

menerangkan mengenai terjadinya tingkat suku bunga :

1. Teori Klasik

Menurut teori ini suku bunga merupakan harga dari penggunaan

dana yang tersedia untuk dipinjamkan (ianablefund). Harga ini terjadi di

“pasar dan investasi” istilah pasar dan investasi dapat dijelaskan bahwa

dalam suatu periode ada suatu anggota masyarakat yang menerima

pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya. Masyarakat tersebut

kemudian menabung kelebihan pendapatannya, jumlah seluruh tabungan

mereka berbentuk penawaran akan dana yang akan dipinjamkan. Di pihak

lain, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat atau pengusaha

yang memerlukan dana untuk investasi.

2. Teori Keynes

Teori yang dikemukakan oleh keynes ini lebih dikenal dengan liquidity

preference. Menurut Iskandar Putong (2000:158) ada 3 motif mengapa

orang memegang uang tunai. Tiga motif tersebut antara lain :

a. Motif transaksi (Transaksion Motive)

b. Motif Berjaga-jaga (Precautinory Motive)

c. Motif Spekulasi (Spekulation Motive)

38

Ketiga motif inilah yang menyebabkan tumbuhnya permintaan akan

uang yang oleh keynes diberi nama liquidity prefernce.

Teori keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya

menginginkan dirinya tetap liquid dalam memenuhi ketiga faktor tersebut.

Keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang bersedia membayar

harga tersebut disebut bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan

spekulasi.

menurut Boediono (2000 : 80) Fungsi suku bunga pada suatu

perekonomian antara lain :

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi atau

lembaga yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan.

b. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi

pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor

ekonomi.

c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam

rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar

dalam sutu perekonomian.

d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk

meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat

digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.

E. Rasio Profitabilitas

Menurut Darmawan Sjahrial (2006 : 38) analisis rasio adalah suatu metode

perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status

39

perusahaan. Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) Profitabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba satu-satunya ukuran

profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan

kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan

menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang.

Sedangkan menurut Weshton dan Brigham (1998:34) berpendapat bahwa

profitabilitas sekelompok rasio yang menunjukan pengaruh gabungan dari

likuiditas, pengelola aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil

operasi. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan

operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan

(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan

indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang

dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang

menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

a. Return on Assets atau Return on Investmant (ROI)

Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) hasil pengembalian total aktiva atau total

investasi disebut juga ROA menunjukan kinerja manajemen dalam

menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan

mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang

digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan

alternatif dari dana tersebut sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin

tinggi hasil pengembalian maka semakin efektif perusahaanya. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus :

40

Laba Bersih ROI = -------------------- x 100 % Total Aktiva

b. Return on Equity (ROE)

Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) rasio ini menunjukan keberhasilan atau

kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil

pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil

pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini disebut

juga dengan rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa. Darsono dan

Ashari ( 2005 : 37) semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena

memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.

Adapun rasio ini dapat dihitung dengan rumus (weston dan Brigham,

1990:35) sebagai berikut :

Laba Bersih ROE = -------------------- x 100 % Modal Sendiri

F. Nilai Mata Uang ( kurs)

Setiap negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri, setiap mata uang ini

mempunyai nilai yang masing-masing berbeda satu sama lain pada saat mata

uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang tersebut. Menurut (Dahlan

siamat, 2005:234), nilai tukar mata uang adalah harga suatu mata uang yang

dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan Menururt Purnomo Sugiantoro

(2004:111) nilai kurs adalah harga uang (domestik) terhadap mata uang asing.

Kurs memilki peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena

kurs memungkinkan kita membandingkan harga-harga seluruh barang dan jasa

41

yang dihasilkan oleh berbagai negara. Menurut Hamdy Hady (2007 : 61)

Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal ada dua jenis

mata uang , yaitu :

a. Hard currency adalah mata uang yang nilainya relatif stabil dan

kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai

dibandingkan dengan mata uang lainnya.. Mata uang ini pada

umumnya berasal dari negara maju.

b. Soft currency adalah mata uang yang bersifat lemah yang jarang

digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena

nilainya relatif tidak stabil dan kadang-kadang mengalami

depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Mata uang ini biasanya

berasal dari negara berkembang.

Kurs yang ditransaksikan di pasar uang terbagi menjadi tiga jenis.

Menurut Agus Sartono (2001 : 71) bahwa jenis kurs dapat dibedakan

menjadi 3 transaksi yaitu :

1. Kurs jual dan kurs beli

kurs jual adalah kurs yang ditawarkan bank untuk menjual suatu

mata uang dan biasanya lebih tinggi dari kus beli, sedangkan kurs beli

adalah kurs dimana bank bersedia untuk membeli suatu mata uang.

2. Kurs silang

adalah kurs antara dua mata uang asing yang ditentukan dengan

menggunakan mata uang lain sebagai pembanding

42

3. Kurs spot dan kurs forward

Kurs spot adalah kurs mata uang dimana mata uang asing dapat

dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada hari yang sama

atau maksimal 48 jam . Sedangkan kurs forward adalah kurs yang

ditentukan sekarang untuk pengiriman sejumlah mata uang di masa

mendatang berdasarkan kontrak forward.

G . Keuntungan (return)

Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian atas investasi (return)

merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat berupa

return realisasi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan

akan terjadi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2000 : 109). Sedangkan

menurut (Horne dan John M, 2005 : 145) Pengembalian (return) merupakan

Penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan

harga pasar yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar

awal dari investasi tersebut.

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini

dihitung berdasarkan data historis. Biasanya retrun realisasi digunakan sebagai

salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan

capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan

aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suaru investasi.

Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan kenaikan

(penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberi keuntungan

43

(kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+) (Dedi Haryanto dan

Riyanto, 2007 : 26) . Secara matematis return total suatu investasi adalah:

Return total = yield + capital gain (loss)

Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari

berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005: 45). Berbeda

dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return ekspektasi ini

sifatnya belum terjadi. Return ekspektasi dapat diestimasi dengan

menggunakan return-return historis. Berdasarkan pengertian return bahwa

return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara

menghitung selisih harga saham periode barjalan dengan periode sebelumnya

dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus : Ross (2003:238)

Pt - Pt - 1

Ri = -------------------- Pt - 1

H. Resiko Saham

Tujuan (motivasi) investor berinvestasi yaitu mendapatkan return dan

sebagai konsekuensinya harus berani menanggung risiko atas investasi yang

dilakukannya. Investor perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi

sebagai dasar pembuatan keputusan investasi.

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang

diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan

perbedaan artinya semakin besar risiko investasi tersebut. Van Horne dan John

M (2005 : 145) mendefiniskan risiko adalah sebagai perbedaan antara

pengembalian aktual dengan pengembalian yang diharapkan. Sedangkan

44

menurut Suad Husnan (2001) resiko merupakan sebagai kemungkinan

keuntungan yang sebenarnya menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.

Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu

investasi (Dahlan Siamet, 2005 : 276) sebagai berikut :

1. Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas

return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan

turun, dan sebaliknya. Alasannya jika suku bunga naik maka return

investasi yang terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik.

Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.

2. Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi

variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan

oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar

diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau

perubahan politik (pemilu).

3. Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah

yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut

tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli

yang dialaminya.

4. Risiko bisnis. Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu

jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh

karakteistik industri tekstil.

5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk

menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi

45

utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang

dihadapi perusahaan.

6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan seuatu sekuritas

yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.

Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang

dihadapi perusahaan.

7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai

tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Istilahnya currency

risk atau exchange rate risk.

8. Risiko negara. Risikoini sering disebut risiko politik, karena sangat

berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang

beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara

bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara

yang terlalu tinggi.

Beta saham merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu

portofolio aktiva. Brigham dan Weston (1993) beta saham merupakan resiko

yang dieliminasi atau disebut juga resiko sistematis. Beta mengukur

sensitifitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar. Beta

teoritis dari CAPM didefinisikan sebagai alat ukur kovarians diharapkan suatu

aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik.

Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.

Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyatno (2007 : 28) menyatakan bahwa

beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return

46

portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai fluktuasi

dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.

Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian

suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.

Beta pasar diperoleh dari hasil perhitungan koefisien regresi antara tingkat

pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian pasar Lestari dan

Christiani (2005 : 24) . Tingkat pengembalian saham dihitung:

Pit-1 - Pit

Rit = ---------------------- Pit

Keterangan:

Rit = Tingkat Pengembalian

Pit-1 = Harga Saham pada t-1

Pit = Harga Saham pada t

Tingkat pengembalian pasar diturunkan dari portofolio pasar. Portofolio

pasar tidak hanya meliputi semua saham biasa yang ada pada suatu

perekonomian, tetapi juga meliputi bentuk investasi lain, seperti obligasi,

saham preferen, real estate, emas, dan sebagainya. Besaran untuk menyatakan

portofilio pasar saham biasanya dinyatakan dalam bentuk angka indeks.

Tingkat pengembalian banyak digunakan sebagai standar evaluasi kinerja

umum. Manajer investasi dan klien mereka sering membandingkan hasil kerja

manajer dengan tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar

47

saham untuk Bursa Efek Jakarta dapat dihitung dengan formula sebagai

berikut:

IHSG t+1 - IHSG t

Rmt = -----------------------------

IHSGt

Dimana :

Rmt = Tingkat Pengembalian Pasar Saham

IHSGt+1 = IHSG pada tahun t

IHSG t = IHSG pada tahun t

Dari hasil perhitungan kedua tingkat pengembalian tersebut, kemudian di

regresikan sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Rit = ait + ßi Rmt + eit

Di mana :

Rit = Tingkat pengembalian saham ke-I pada periode t

ait = intersep

ßi = slope

Rmt = Tingkat pengembalian pasar ke-I pada periode ke –t

Eit = Kesalahan residual random saham ke-I pada periode ke-t

t = Periode ke 1, 2, 3, …., N

Sedangkan menghitung beta ( β ) sahamnya menurut Muhammad Samsul

(2006 : 102) adalah sebagai berikut :

Cov Ri . Rm

β = -----------------------------

Var Rm

Di mana :

48

Ri = Tingkat pengembalian saham

Rm = Tingkat pengembalian pasar

I. Penelitian Sebelumnya

Natarsyah (2000) meneliti pengaruh variabel ROA, rasio utang terhadap

modal dan nilai buku saham terhadap beta. Ia menggunakan sampel

perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi di BEJ periode 1990-

1997. Banyaknya sampel yang menjadi penelitiannya adalah 16 perusahaan.

Hasil menunjukkan bahwa semua variabel secara parsial mempengaruhi beta

secara signifikan.

Gudono dan Nurhayati (2001) mereplikasi penelitian Beaver, Kettler dan

Scholes (1970) dengan mengadakan penelitian di Bursa Efek Jakarta.

Penelitian mereka menggunakan 35 saham teraktif pada tahun 1995 dengan

pengujian menggunakan multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa

hanya variabel growth saja yuang mempunyai hubungan signifikan dengan

beta saham.

Setiawan (2003) menguji pengaruh variabel fundamental terhadap beta

saham pada periode sebelum krisi moneter (1992-1996) dan periode selama

krisis moneter (1998-2001). Variabel fundamental yang digunakan adalah

asset growth, leverage, likuiditas, total asset turn over dan return on

investment. Sampel yang digunakan adalah 56 perusahaan untuk periode

sebelum krisis moneter dan 105 perusahaan untuk periode selama krisis

moneter. Perhitungan beta menggunakan data retun perusahaan bulanan dan

return pasar bulanan. Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakkonsistenan

49

yaitu pada periode sebelum krisis moneter faktor fundamental secara simultan

berpengaruh terhadap beta. Secara parsial faktor fundamental yang

berpengaruh adalah total asset turn over dan return on investment. Sedangkan

pada periode selama krisis moneter, faktor fundamental secara simultan tidak

berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengujian secara parsial hanya

leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Peneliti kemudian

menyarankan agar menguji pengaruh variabel makro seperti gross domestic

product, tingkat inflasi dan suku bunga terhadap beta supaya dapat dilihat

lebih komprehensif.

Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio

profitabilitas dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Sampel dari

penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk dalam Jakarta

islamic Indeks (JII). Ada 30 perusahaan yang menjadi sampel. Metode yang

digunakan untuk menganalisis data adalah multipel regrgession, dan untuk

menguji hiptesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap beta saham. Hal ini disebabkan dalam perhitungan

tampak bahwa nilai beta rata-rata samel lebih besar dari satu dan R-square

yang rendah menunjukkan adanya faktor lain yang lebih dominan

mempengaruhi beta saham.

Widjaja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makro yaitu inflasi

terhadap tingkat risiko saham. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang

termasuk dalam kategori LQ-45 secara terus menerus dari tahun 2001 sampai

50

2002. Risiko dinyatakan dalam pengukuran beta yang berasal dari hubungan

antara tingkat keuntungan suatu saham dan pasar. Beta diukur menggunakan

model CAPM yang kemudian dilakukan regresi time series antara tingkat

return masing-masing saham dan tingkat keuntungan indeks pasar (IHSG).

Hasil menunjukkan bahwa inflasi memilik pengaruh yang signifikan terhadap

risiko saham selama periode penelitian. Namun jika dilihat dari R-square

inflasi hanya menjelaskan risiko saham sebesar 1,5%. Artinya masih banyak

variabel makro lainnya yang mempengaruhi risiko seperti GNP, suku bunga

dan kurs tukar mata uang.

Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah (2006) peneliti ini mencoba meneliti

karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap return dan

beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta. Pengujian regresi secara linear

berganda pada return saham syariah menghasilkan F hitung sebesar 1,589

dengan tingkat signifikansi 11,6% dan pada beta saham syariah menghasilkan

F hitung sebesar 6,229 dengan tingkat signifikansi 0%. Hal ini berarti

variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak

berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap return saham syariah

tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham

syariah. Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukkan bahwa

tidak ada satu pun variabel- variabel karakteristik perusahaan, industri dan

ekonomi makro berpengaruh secara signifikan pada return saham syariah,

sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi

makro terhadap beta saham saham yang mempunyai pengaruh signifikan pada

51

tingkat 5 % adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan Produk

Domestik Bruto (PDB).

Felli Lamono (2007) Peneliti ini mencoba meneliti pengaruh karakteristik

perusahaan (profitabilitas, size, tangibility, volatility, dan growth oppurtunity)

terhadap stuktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI selama periode tahun 2000-2004. Hasil dari pengolahan data dengan

menggunakan metode statistik regresi berganda menunjukan bahwa

profitability, size, dan votality mempunyai pengaruh positif yang tidak

signifikan dan growth oppurtunity mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap struktur modal.

52

J. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang disesuaikan

dengan konsep jalur, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Awal penelitian ini dilakukan dengan mengamati perusahaan yang

tergabung dalam LQ 45 dan menyeleksi perusahaan-perusahaan yang terus-

menerus masuk didalamnya selama empat periode, yakni dari tahun 2004

Return On Investment (ROI)

(X3)

Return Saham (Y1)

Resiko Saham (Y2)

Suku Bunga (X1)

Nilai Kurs(Rp/$) (X2)

Return On Equity (ROE)

(X4)

53

sampai 2007. pengamatan tersebut menunjukan terdapat 15 perusahaan yang

termasuk dalam katagori LQ 45 yang mengeluarkan laporan keuangan per

semester. Selanjutnya dari laporan tersebut peneliti mengambil data laporan

keuangannya berupa total asset, total equity, dan laba bersih. , Selanjutnya

mendapatkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh BI (Bank Indonesia)

per semester dan Kurs silang antara rupiah dan dollar, selanjutnya mencari

nilai return saham dari masing-masing perusahaan dan resiko saham dari

tingkat return saham perusahaan dan return pasar. Data tersebut akan diolah

untuk mendapatkan variabel endogen pertama (Y1) yakni return saham meiliki

4 variabel eksogen antara lain suku bunga, kurs, ROI, dan ROE. Lalu variabel

endogen kedua (Y2) memiliki 5 variabel exsogen antara lain suku bunga, kurs,

ROI, ROE dan return.

Setelah variabel-variabel tersebut diperoleh, lalu dilakukan pengujian

dengan metode jalur. Metode ini digunakan untuk menjelaskan pangaruh

langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung dari X1 ke Y1 ditunjukan

oleh koefisien jalur melalui uji t (yang signifikan), yaitu ρy1x1 kali ρy1x1,,

pengaruh langsung dari X2 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x2 kali

ρy1x2,, pengaruh langsung dari X3 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x3

kali ρy1x3,, pengaruh langsung dari X4 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur

ρy1x4 kali ρy1x4, dan seterusnya.

Pengaruh langsung dari X1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur yaitu

ρy2x1 kali ρy2x1, Pengaruh langsung dari X2 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien

jalur yaitu ρy2x2 kali ρy2x2, Pengaruh langsung dari X3 ke Y2 ditunjukan oleh

54

koefisien jalur yaitu ρy2x3 kali ρy2x3, pengaruh langsung dari X4 ke Y2

ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x4 kali ρy1x4.

pengaruh langsung dari Y1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2y1 kali

ρy2y1.

Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y1 melalui X2 ditunjukan oleh

koefisien jalur ρy1x1 kali r x2x2 kali ρ y1x2. Pengaruh tidak langsung dari dari X2

ke Y1 melalui X3 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy1x2 kali r x2x3 kali ρ y1x3, dan

Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y1 melalui X4 ditunjukan oleh

koefisien jalur ρy1x3 kali r x2x4 kali ρ y1x4..

Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh

koefisien jalur ρy2x1 kali r x2x1 kali ρ y2x1, Pengaruh tidak langsung dari dari X2

ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2x2 kali r x2x2 kali ρ y2x2.,

Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh

koefisien jalur ρy2x3 kali r x2x3 kali ρ y2x3., Pengaruh tidak langsung dari dari

X4 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur ρy2x4 kali r x4x4 kali ρ y2x4.

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan menggunakan return perdagangan saham dan resiko saham perusahaan

yang tergabung dalam saham LQ 45 per semester, tingkat suku bunga dan

nilai kurs rupiah terhadap dollar AS per semester pada tahun 2004-2007.

Sedangkan untuk menghitung Return on Invesment (ROI) dan Return on

Equity (ROE) dibutuhkan data laporan keuangan perusahaan yang tergabung

dalam saham LQ 45 per semester pada tahun 2004-2007 yang diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia.

B. Metode Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel

tergantung dari kepentingan penelitian.

Berdasarkan data bursa efek indonesia (BEI) bahwa terdapat 45

perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 yang memilki indeks saham

dengan liquiditas (liquid) tinggi. Kriteria ini diseleksi melalui beberapa

kriteria pemilihan :

1. Masuk dalam 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-

rata) nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.

56

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan

jumlah hari transaksi di pasar regular.

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja

komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Setiap 3

bulan review pergerakan rangking saham dalam kalkulasi indeks LQ 45.

Penggantian saham akan dilakukan setiap enem bulan sekali, yaitu pada awal

bulan Februari dan Agustus.

C. Metode Pengumpulan data

Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data

sekunder dengan cara sebagai berikut :

1. Melakukan penelitian lapangan pada Bursa Efek Indonesia melalui pusat

pelayanan informasi pada pusat referensi pasar modal dan pengambilan

data mengenai harga saham perusahaan.

2. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur

ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan

penelitian ini.

D. Metode Analisis

1. Identifikasi Variabel, terdapat dua Variabel yaitu :

57

a. Variabel endogen

Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

eksogen dan merupakan variabel antara. Ada dua variabel endogen dalam

penelitian yaitu return saham (Y1), dan resiko saham (Y2).

b. Variabel eksogen

Variabel eksogen adalah variabel yang diduga secara berpengaruh

terhadap variabel endogen, yaitu: return saham (Y1), dan resiko saham

(Y2), suku bunga (X1), kurs (X2), Roi (X3), dan Roe (X4).

2. Analisys Jalur ( Path Analisys)

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh

perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis jalur (Path

Analisys). Tujuan dari analisis jalur adalah menerangkan akibat langsung

dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variable independen

terhadap variabel dependen. Model ini di gunakan karena penulis ingin

mengetahui tentang pengaruh variabel ekonomi makro dan rasio

profitabilitas terhadap return dan resiko saham LQ 45. Besarnya pengaruh

langsung dan tidak langsung secara relatif dinyatakan oleh besaran

numerik koefisien jalur (path analysis).

Langkah pertama dalam analisis jalur adalah dengan merancang

paradigma penelitian berdasarkan fakta,konsep dan teori. Adapun

formulasi model analisis jalur (path analysis) secara simultan maupun

secara parsial dengan formula sebagai berikut :

58

Struktur I

Y1 = ρY1 X1 + ρY1 X2 + ρY1 X3 + ρY1 X4 + Є1

Dimana : Y1 = Return Saham

X1 = Suku Bunga

X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)

X3 = ROI

X4 = ROE

Є1 = Error/residu

Struktur II

Y2 = ρY2 X1 + ρY2 X2 + ρY2 X3 + ρY2 X4 + ρY2 Y1 + Є2

Dimana : Y2 = Resiko Saham

X1 = Suku Bunga

X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)

X3 = ROI

X4 = ROE

Y1 = Return Saham

Є2 = Error/residu

Langkah kedua dalam analisis jalur adalah memeriksa asumsi-asumsi

yang mel;andasi analisis jalur. Asumsi yang melandasi analisis jalur (Hair,

Anderson, Tatham dan Black, 1998) dalam Indoyama N (2004 :505) adalah :

59

a) Hubungan antar variabel adalah berbentuk linear dan bersifat adetif. Linier

secara sederhana tergambarkankan bahwa pangkat dari variabel

indevenden adalah satu.

b) Model yang dipertimbangkan adalah model rekursif. Artinya, sistem aliran

adalah dalam bentuk kausal satu arah. Sedangkan model yang

mengandung kausal resiprokal (dua arah) tidak dapat dilakukan analisis

melalui jalur. Asumsi dalam model rekursif ini adalah nilai Є1 saling

bebas, dan diantara Є1 dengan X1 juga saling bebas.

c) Semua variabel minimal dalam skala ukuran interval. Dengan demikian

berlaku juga dalam skala ukuran rasio. Jika skala ukur ordinal, maka skala

ukur diubah lebih dulu menjadi skala ukur interval.

d) Observad variabels diukur tanpa ada kesalahan. Dalam artian bahwa

instrumen pengukurannya harus valid dan reliable.

e) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori dan

konsep-konsep yang releven.

Langkah ketiga adalah pendugaan parameter atau perhitungan koefisien

jalur antar variabel. Perhitungan pengaruh yang ditunjukan dengan anah panah

satu arah menggunakan perhitungan regresi variabel yang dibakukan secara

parsial pada masing-masing persamaan. Dari perhitungan ini diperoleh

koefisien jalur bsebagai pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta

pengaruh secara keseluruhan. Perhitungan koefisien jalur dapat dilakukan

dengan langkah berikut:

a. Menghitung matriks korelasi antar variabel dengan rumus:

60

1 rx1x2 rx1x3 ...... rx1x1

1 rx2x3 ........ rx2x1

R = 1 ..... rx3x1

1 .....

1

b. Menghitung matrik invers R1 ¹

C11 C12 C13 ... C1n

C122 C23 ... C2n

R1 ¹ C33 ... C3n

... C4n

Cmn

c. Menghitung semua koefisien jalur

Py1x1 C11 C12 C13 ... C1n ry1x1

Py2x2 C122 C23 … C2n ry2x2

Py3x3 = C33 … C3n X ry3x3

.... ... C4n .....

Py1x1 Cmn rymxn

d. Menghitung koefisien determinasi total antara X1, X2, .... XN dengan Y,

misalnya dengan rumus:

61

ry1x1

ry2x2

R² y ( x1, x2,…) = (pyx1, pyx2, ....., p xnxn) ry3x3

…..

rymxn

Koefisien jalur sama dengan √1 - R² y ( x1 , x2,....xn)

Jika matrik korelasi berukuran dua kali dua, perhitungan matrik inverse

dan matrik pengaruh secara manual akan dengan mudah dapat dilakukan.

Akan tetapi jika matrik korelasi berukuran n kali n, akan sangat sulit

dihitung secara manual. Untuk mengatasi kesulitan ini, program SPSS,

Amos dan Lisrel dapat membantu untuk menghitung angka korelasi

maupun pengaruh antar variabel yang dianalisis.

Langkah keempat adalah pemeriksaan validasi odel. Valid tidaknya

model tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasi, seperti

yang dilakukan dalam langkah kedua. Terdapat dua indikator valid tidaknya

model, yaitu koefisien determinasi secara total dan terpenuhinya

teoriTrimming (Agusty, 2002). Total keragaman data yang dapat dijelaskan

oleh model diukur dengan :

Rm² = 1 – P ε1 ², P ε2 ² .... P εn²

Interprestasi terhadap Rm² dilakukan sama dengan interprestasi dalam

koefisien determinasi (R²) pada analisis regresi. Teori Trimming dimaksudkan

untuk menguji kebermaknaan (test of significance) setirp koefisien jalur yang

62

telah dihitung. Jika demikian, perhitungan diulang kembali dengan cara

menghitung jalur yang menurut hasil pengujian ternyata tidak bermakna atau

tidak signifikan. Langkah pengujiannya adalah dengan terlebih dahulu

menyusun hipotesis statistik atau sering disebut hipotesis operasional.

Langkah terakhir adalah dengan melakukan interprestasi atas hasil

analisis berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Yaitu berapa

besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. Variabel mana

saja yang paling dominan, dalam arati yang memberikan pengaruh paling

besar atau pengaruh paling kuat terhadap variabel endogen yang

dikonfirmasikan. Bila perlu menyusun model lain yang sesuai dengan hasil

analisis tersebut

E. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dibuat melalui penyusunan uji hipotesis, yaitu:

1. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap

return saham

Perumusan Hipotesisnya adalah :

a. Ho : ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4 = 0 artinya tidak dapat pengaruh signifikan

antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.

b. H1: ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4 ≠ 0 artinya ter dapat pengaruh signifikan

antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.

2. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, roe dan return

terhadap resiko saham.

63

Perumusan Hipotesisnya adalah :

a. Ho : ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4, ρy1y1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh

signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe dan return terhadap resiko

saham.

b. H1: ρy1x1, ρy1x2, ρy1x3, ρy1x4, ρy1y1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh

signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe, dan return terhadap resiko

saham.

Hipotesis ini kemudian diuji dengan menggunakan statistik uji t,

menghitung nilai ρ (ρ-value) kemudian dibuat kesimpulan dengan Trimming

Theory tersebut.

Pengujian terhadap poerbedaan besarnya koefisien jalur dalam sebuah

persamaan juga perlu dilakukan untuk mengetaui variabel eksogen mana yang

memiliki penmgaruh dominan atau pengaruh yang lebih besar terhadap

variabel endogen (Joreskog, 1993 dan Dag Sorbom, 1995) dalam Indoyama N

(2004 : 508).

F. Uji Signifikasi Koefisien Jalur (t-test)

Uji Statistik-t pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu

variabel indevenden secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel

dependen. Menurut Husaini dan Purnomo (2006:149) uji t digunakan untuk

mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata, maka uji rata-rata digunakan

untuk mencari perbedaan atau persamaan beberapa rata-rata.

Hipotesis :

64

1. Ho : Koefisien jalur tidak signifikan.

2. H1 : Koefisien jalur signifikan

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel:

1. Jika t hitung > t-tabel, atau t-hitung < t-tabel, maka Ho ditolak dan H1

diterima.

2. Jika t hitung < t-tabel, atau t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan H1

ditolak.

Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikan:

1. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa

suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

2. Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa

suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

G. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah :

a) Menghitung Antar Return Saham pada hari ke-t

Pt - Pt - 1

Ri = -------------------- Pt - 1

Dimana : Ri = Aktivitas return saham i pada waktu t

Pt = Harga saham i pada waktu t

Pt - 1 = Harga saham i sebelum waktu t

65

b. Risiko Sistematis Saham

Risiko sistematis saham adalah beta saham. Beta saham dihitung

dengan menggunakan teknik regresi dengan model indeks tunggal.

Persamaan regresinya adalah :

Ri = ai + βi . RM + ei

dimana = Ri = Retrun saham perusahaan

RM = Return pasar (IHSG)

ai = Konstanta

βi = Beta saham i

ei = Residual

Sedangkan untuk menghitung beta pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Cov Ri . Rm

β = -----------------------------

Var Rm

Di mana :

Ri = Tingkat pengembalian saham

Rm = Tingkat pengembalian pasar

c. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang

ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Besar kecilnya suku bunga sangat

66

tergantung dari kondisi makro yang berkembang di indonesia. Peningkatan

suku bunga diduga mempunyai korelasi dengan naiknya volume penjualan

saham. Tingkat suku bunga yang ideal jika besarnya berada dibawah

kisaran angka 10. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan dari

adanya investasi akan menurun dengan cepat jika tingkat bunga

meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat

suku bunga adalah semakin baik.

d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar.

Kurs adalah harga satuan mata uang asing (US $) terhadap mata

uang domestik misal rupiah (Rp). Kurs mata uang asing diukur dengan

menggunakan kurs jual rupiah terhadap dollar. Ukuran kurs pada biasanya

menggunakan ukuran relatif yaitu selisih kurs tahun ini (t) dikurangi kurs

tahun kemarin (t-1) dibagi dengan kurs tahun kemarin (t-1). Besarnya

selisih kurs membuat orang mengalihkan investasinya ke pasar modal.

Tetapi pada penelitian ini mencari kurs rupiah terhadap dollar

menggunakan nilai kurs tengah yaitu kurs jual dikurangi kurs beli dibagi 2.

e. Menghitung ROI (Return on Invesment)

ROI ditentukan dengan perhitungan :

Laba Bersih

ROI = -------------------- x 100 % Total Asset/Investasi

67

f. Menghitung ROE (Return on Equity)

ROE ditentukan dengan perhitungan :

Laba Bersih

ROE = -------------------- x 100 % Total Equitas

68

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan konsolidasi per

semester yang berakhir setiap tanggal tutup buku 30 juni dan 31 desember

pada perusahaanperusahaan yang tergabung dalam katagori LQ 45 yang

dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dan telah diaudit oleh auditor

indevenden. Alasan bursa efek Indonesia dipilih sebagai sumber dari objek

penelitian ini. Karena Bursa Efek Indonesia merupakan bursa tertua yang

ada di indonesia. Sejarah Bursa Efek Indonesia awalnya pada saat

pemerintahaan Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14

Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de

Effectenhandel. Pada tanggal 11 januari 1925 dibuka Bursa Efek di

surabaya, dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada

tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian pada tahun 1956 pemerintah

mengaktifkan pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi.

Pada Tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Indonesia diswastakan

kemudian pada tahun 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistem

perdagangan yang disebut JATS (Jakarta Automated Trading System)

sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secara fair dan

transparan sehingga informasi dapat terserap oleh investor dengan cepat,

69

dan pada tahun 2002 Bursa Efek Indonesia juga mulai menerapkan sistem

perdagangan jarak jauh yang disebut (remote trading system). Sebagai

upaya meningkatkan akses pasar, kecepatan, dan frekuensi perdaganan.

Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah menjadi

Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Analisa Deskriptif Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio

profitabilitas terahadap return dan resiko saham LQ 45.

Sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 15

perusahaan yang terus-menerus kompeten masuk kedalam saham katagori LQ

45 dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Pada Tabel ini menunjukan perusahaan

yang diteliti pada penelitian ini.

Tabel 4.1

Nama-Nama Emiten LQ 45 Tahun 2004-2007

NO Kode Nama Emiten

1 AALI Astra Argo Lestari Tbk

2 ASII Astra Internasional Tbk

3 BNBR Bakrie & Brother Tbk

4 BUMI Bumi Resources Tbk

5 GGRM Gudang Garam Tbk

6 GJTL Gajah Tunggal Tbk

7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

8 INKP Indak Kiat Pulp & Paper Tbk

9 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

10 KLBF Kalbe Farma Tbk

11 PNBN Bank Pan Indonesia tbk

12 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

13 SMCB Semen Cibinong Tbk

14 UNTR United Tractors Tbk

15 UNVR Unilever Indonesia Tbk

70

1. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang

ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui

Sertifikat Bank Indonesia (SBI).Besar kecilnya suku bunga sangat

tergantung dari kondisi makro yang berkembang di indonesia.

Pada tabel 4.2 menunjukan nilai suku bunga per bulan dari Januari

sampai dengan Desember pada tahun 2004-2007.

Tabel 4.2

Tingkat Suku Bunga BI Rate Tahun 2004-2007

NO Keterangan 2004 2005 2006 2007

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

7,86

7,48

7,42

7,33

7,32

7,34

7,36

7,37

7,39

7,41

7,41

7,43

7,42

7,42

7,43

7,53

7,81

7,98

8,50

8,75

10,00

11,00

12,25

12,75

12,75

12,75

12,75

12,75

12,50

12,50

12,25

11,75

11,25

10,75

10,25

9,75

9,50

9,25

9,00

9,00

8,75

8,50

8,25

8,25

8,25

8,25

8,25

8,25

Sumber : Bank Indonesia

71

Grafik 4.2

Tingkat Suku Bunga BI Rate

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Jan

Feb Mar

Apr

Mei

Jun

Juli

Agst

Sept

Okt

Nov

Des

Bulan

Tin

gk

at

Su

ku

Bu

ng

a

2004

2005

2006

2007

Sumber : Bank Indonesia

Untuk tahun 2004 nilai suku bunga perbulan menunjukan tingkat

yang bervariasi dimana tingkat suku bunga tertinggi adalah sebesar 7,86 %

pada bulan Januari dan suku bunga terendah adalah sebesar 7,32 % pada

bulan Mei. pada tahun 2005 suku bunga tertinggi adalah sebesar 12,75 %

pada bulan Desember dan suku bunga terendah adalah sebesar 7,42 %

pada bulan Januari dan Februari.

pada tahun 2006 suku bunga tertinggi adalah sebesar 12,75 % pada

bulan Januari sampai April dan suku bunga terendah adalah sebesar 9,75

% pada bulan Desember. pada tahun 2007 suku bunga tertinggi adalah

sebesar 9,50 % pada bulan Januari sampai April dan suku bunga terendah

adalah sebesar 8,25 % pada bulan Juli sampai Desember

72

2. Kurs Rupiah

Kurs Rupiah adalah pembelian mata uang asing bila harganya

rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi.

Pada tabel 4.3 menunjukan nilai kurs rupiah perbulan dari Januari

sampai Desember pada tahun 2004-2007.

Tabel 4.3

Kurs Rupiah Tahun 2004-2007

NO Keterangan 2004 2005 2006 2007

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

8.441

8.447

8.587

8.661

9.210

9.415

9.168

9.328

9.170

9.090

9.018

9.290

9.165

9.260

9.480

9.570

9.495

9.713

9.819

10.240

10.310

10.090

10.035

9.830

9.395

9.230

9.075

8.775

9.220

9.300

9.070

9.100

9.235

9.110

9.165

9.020

9.090

9.160

9.118

9.083

8.828

9.054

9.186

9.410

9.137

9.103

9.376

9.419

Sumber : Bank Indonesia

73

Grafik 4.3

Kurs Rupiah Tahun 2004-2007

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nov Des

Bulan

Ku

rs R

up

iah 2004

2005

2006

2007

Sumber : Bank Indonesia

Untuk Pada tahun 2004 nilai kurs rupiah terhadap dollar per bulan

menunjukan nilai yang bervariasi dimana nilai kurs tertinggi adalah sebesar

Rp. 9.415 pada bulan Juni dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.441

pada bulan Januari, pada tahun 2005 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.

10.310 pada bulan September dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 9.165

pada bulan Januari, pada tahun 2006 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.

9.395 pada bulan Januari dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.775

pada bulan April, pada tahun 2007 nilai kurs tertinggi adalah sebesar Rp.

9.419 pada bulan Desember dan nilai kurs terendah adalah sebesar Rp. 8.828

pada bulan Mei.

74

3. Return 0n Invesment (ROI)

Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas

perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam

menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. ROI/ROA dihitung

dengan membagi laba bersih dan total Asset. Berikut akan disajikan tabel

4.4 perhitungan ROI dari tahun 2004-2007.

Tabel 4.4

Data Hasil Perhitungan NI/Asset

ROI

2004 2005 2006 2007 KODE

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

AALI 0.0848 0.2362 0.0567 0.2476 0.1185 0.2152 0.1674 0.2351

ASII 0.0713 0.2691 0.0676 0.2312 0.0318 0.0643 0.0434 0.1128

BNBR 0.1854 0.0512 0.0325 0.0412 0.0104 0.0203 0.9257 0.0163

BUMI 0.0938 0.0771 0.0674 0.0721 0.0431 0.0882 0.2782 0.2794

GGRM 0.0852 0.0466 0.0516 0.0604 0.0514 0.0862 0.0516 0.0854

GJTL 0.0946 0.0752 0.0303 0.0463 0.0171 0.0216 0.0831 0.1176

INDF 0.0521 0.1523 0.0991 0.0562 0.0527 0.1112 0.1801 0.1236

INKP 0.1301 0.0736 0.0256 0.0157 0.0127 0.0357 0.0622 0.1665

INTP 0.0112 0.0828 0.0301 0.0555 0.0335 0.0356 0.0362 0.0277

KLBF 0.1613 0.1064 0.0856 0.1389 0.0771 0.1465 0.0792 0.1378

PNBN 0.0125 0.0362 0.0112 0.0272 0.0862 0.2103 0.0101 0.1695

PTBA 0.0535 0.1764 0.0642 0.1648 0.0417 0.1566 0.0529 0.1935

SMCB 0.0672 0.0702 0.0291 0.0453 0.0306 0.0245 0.0214 0.0231

UNTR 0.0266 0.1625 0.0617 0.0981 0.0474 0.0804 0.0443 0.1142

UNVR 0.2024 0.0413 0.2041 0.1147 0.1832 0.3722 0.1983 0.2743

Sumber : Laporan Keuangan, data diolah

75

Grafik 4.4

Net Income/Total Asset

Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester I

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn o

n I

nve

stm

en

t

2004

2005

2006

2007

Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester II

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

AALI

ASII

BNBR

BUMI

GGRM

GJT

L

INDF

INKP

INTP

KLBF

PNBN

PTB

A

SM

CB

UNTR

UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn o

n In

vestm

en

t

2004

2005

2006

2007

Sumber : Laporan Keuangan, data diolah

76

Pada tahun 2004 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh PT.

BNBR , Tbk senilai 0.1854 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INTP, Tbk

dan sebesar 0.0112. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai

oleh PT. ASII, Tbk dengan nilai senilai 0.2691 dan nilai terendah dicapai

oleh PT PNBN, Tbk sebesar 0.0362. Pada tahun 2005 semester I NI/TA

tertinggi dicapai oleh PT. INDF , Tbk senilai 0.0991 dan nilai terendah

dimiliki oleh PT. PNBN, Tbk sebesar 0.0112. Sedangkan pada semester II.

Nilai tertinggi dicapai oleh PT. AALI, Tbk dengan nilai senilai 0.2476 dan

nilai terendah dicapai oleh PT. INKP ,Tbk, sebesar 0.0157. Pada tahun

2006 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh PT. UNVR , Tbk senilai

0.1832 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0104.

Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk

dengan nilai senilai 0.3722 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk

sebesar 0.0203. Pada tahun 2007 semester I NI/TA tertinggi dicapai oleh

PT. BNBR, Tbk senilai 0.9257 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. PNBN

Tbk sebesar 0.0101. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai

oleh PT.BUMI, Tbk dengan nilai senilai 0.2794 dan nilai terendah dicapai

oleh PT. BNBR sebesar 0.0163.

4. Return On Equity (ROE)

Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya tingkat

pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal

dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena

77

memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegangsaham.

ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas.

Perhitungan rasio ROE pada tabel 4.5 yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Data Hasil Perhitungan NI/Equity

ROE

2004 2005 2006 2007 KODE

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

AALI 0.0554 0.3872 0.1154 0.3112 0.1270 0.1830 0.1780 0.2010

ASII 0.0916 0.3724 0.0831 0.3212 0.0422 0.2116 0.0523 0.0823

BNBR 0.1645 0.1394 0.0667 0.0705 0.0210 0.0484 0.5273 0.0456

BUMI 0.0334 0.0923 0.0474 0.0922 0.3026 0.0616 0.8162 0.7134

GGRM 0.0523 0.0466 0.0872 0.0923 0.0802 0.1468 0.0972 0.1446

GJTL 0.0187 0.1532 0.1182 0.1702 0.0586 0.0553 0.0338 0.2801

INDF 0.2462 0.1771 0.1329 0.0730 0.0820 0.1521 0.2123 0.1536

INKP 0.0575 0.1924 0.0147 0.0313 0.0203 0.0989 0.1824 0.0472

INTP 0.0263 0.1932 0.0622 0.0394 0.0595 0.0623 0.0574 0.0471

KLBF 0.0523 0.2812 0.2051 0.2732 0.1564 0.2253 0.1272 0.2186

PNBN 0.0696 0.1936 0.0812 0.1151 0.0617 0.1286 0.0652 0.1139

PTBA 0.0812 0.2485 0.0994 0.2273 0.0672 0.2112 0.0724 0.2713

SMCB 0.2334 0.2571 0.1116 0.1813 0.1620 0.0801 0.0693 0.0752

UNTR 0.0828 0.3517 0.0165 0.2566 0.1249 0.2021 0.1112 0.2601

UNVR 0.4195 0.6582 0.3963 0.6621 0.4111 0.7265 0.4362 0.7394

Sumber : Laporan keuangan, data diolah

78

Grafik 4.5

Net Income/Total Equity

Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester I

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn o

n E

qu

ity

2004

2005

2006

2007

Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester II

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Re

turn

on

Eq

uit

y

2004

2005

2006

2007

Sumber : Laporan keuangan/data diolah

79

Pada tahun 2004 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh PT.

UNVR, Tbk senilai 0.4195 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL, Tbk

sebesar 0.0187. Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh

PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.6582 dan nilai terendah dicapai

oleh PT. GGRM, Tbk sebesar 0.0466. Pada tahun 2005 semester I NI/E

tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk senilai 0.3963 dan nilai terendah

dimiliki oleh PT. INKP, Tbk sebesar 0.0147. Sedangkan pada semester II.

Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.6621

dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0705. Pada

tahun 2006 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk senilai

0.4111 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INKP, Tbk sebesar 0.0203.

Sedangkan pada semester II. Nilai tertinggi dicapai oleh PT. UNVR, Tbk

dengan nilai senilai 0.7265 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR

sebesar 0.0484. Pada tahun 2007 semester I NI/E tertinggi dicapai oleh

PT. BNBR, Tbk senilai 0.5273 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL,

Tbk sebesar 0.0338. Sedangkan pada semester II Nilai tertinggi dicapai

oleh PT. UNVR, Tbk dengan nilai senilai 0.7294 dan nilai terendah

dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar 0.0456.

5. Return Saham

Return saham merupakan suatu pendapatan saham atau tingkat

keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga saham periode tertentu

80

dan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham pada

periode sebelumnya.

Pada tabel 4.6 menunjukan adanya kenaikan dan penurunan Return

saham pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2005.

Tabel 4.6

Return Saham Tahun 2004-2007

RETURN

2004 2005 2006 2007 KODE

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

AALI 0.0578 0.0517 0.05 0.07 0.05 0.12 0.13 0.13

ASII 0.02 0.11 0.05 -0.03 0.06 0.09 0.02 0.09

BNBR 0.01 0.04 0.52 0.02 0.05 0.01 0.12 0.01

BUMI 0.04 0.06 0.01 -0.01 0.01 0.03 0.17 0.19

GGRM 0.02 0.02 0.03 -0.01 -0.03 0.01 0.02 -0.04

GJTL -0.02 0.05 0.04 -0.05 -0.01 0.02 0.01 -0.03

INDF -0.02 0.02 0.06 -0.02 0.01 0.08 0.08 0.04

INKP 0.02 0.11 0.05 -0.03 -0.03 0.01 0.04 -0.05

INTP -0.06 0.15 0.05 0.01 0.04 0.05 0.02 0.05

KLBF 0.01 0.08 0.03 0.09 0.05 0.01 0.03 -0.01

PNBN -0.01 0.09 0.05 0.01 -0.01 0.07 0.02 0.01

PTBA -0.04 0.16 0.02 0.02 0.11 0.02 0.12 0.12

SMCB -0.06 0.13 0.01 -0.02 0.03 0.04 0.06 0.11

UNTR 0.02 0.13 0.09 0.02 0.07 0.03 0.04 0.05

UNVR 0.02 -0.04 0.04 0.01 0.01 0.08 0.01 0.03

Sumber : Harga saham, data diolah

81

Grafik 4.6

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Kode Perusahaan

Retu

rn

2004

2005

2006

2007

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

Kode Perusahaan

Retu

rn

2004

2005

2006

2007

Sumber : Harga saham, data diolah

82

Pada tahun 2004 semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT.

AALI, Tbk senilai 0.05 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. INTP, Tbk

dan PT. SMCB, Tbk sebesar -0.06. Sedangkan pada semester II. Nilai

return tertinggi dicapai oleh PT. PTBA, Tbk dengan nilai senilai 0.16 dan

nilai terendah dicapai oleh PT. UNVR, Tbk sebesar -0.04. Pada tahun

2005 semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT. BNBR, Tbk senilai

0.52 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dan PT. SMCB, Tbk

sebesar 0.01. Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai

oleh PT. KLBF, Tbk dengan nilai senilai 0.09 dan nilai terendah dicapai

oleh PT. GJTL, Tbk sebesar -0.05. Pada tahun 2006 semester I nilai

Return tertinggi dicapai oleh PT. PTBA, Tbk senilai 0.11 dan nilai

terendah dimiliki oleh PT. GGRM, Tbk dan PT. PNBN, Tbk sebesar -0.03.

Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai oleh PT. AALI,

Tbk dengan nilai senilai 0.12 dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR,

Tbk, PT. GGRM, Tbk PT. INKP, Tbk sebesar 0.01. Pada tahun 2007

semester I nilai Return tertinggi dicapai oleh PT. BUMI, Tbk senilai 0.17

dan nilai terendah dimiliki oleh PT. GJTL, Tbk dan PT. UNVR, Tbk

sebesar 0.01. Sedangkan pada semester II. Nilai return tertinggi dicapai

oleh PT. BUMI, Tbk dengan nilai senilai 0.19 dan nilai terendah dicapai

oleh PT. GGRM, Tbk sebesar -0.04

83

6. Resiko Pasar (Beta)

Resiko pasar merupakan resiko yang tidak dapat dieliminasi atau

resiko yang tidak dapat didiversifikasi atau juga disebut resiko sistematis.

Pada tabel 4.7 menunjukan adanya kenaikan dan penurunan resiko

pasar (beta) pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007.

Tabel 4.7

Resiko Saham Tahun 2004-2007

RESIKO

2004 2005 2006 2007 KODE

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

AALI 0.0700 0.0290 0.0210 0.2100 0.2800 -0.4150 0.7700 0.9140

ASII 0.0430 -0.0960 0.0530 0.0940 0.8540 0.8180 0.4400 0.8450

BNBR 0.0670 -0.0210 -0.1990 0.8220 0.4700 -0.7960 0.3570 0.8350

BUMI -0.1790 0.0410 0.0600 0.4550 0.8100 -0.3160 -0.4530 0.8760

GGRM 0.0810 0.0630 0.0110 0.0950 0.3140 0.5210 -0.4370 0.3270

GJTL 0.0500 -0.2290 0.0790 0.8570 0.9040 -0.3710 0.3670 0.8470

INDF 0.0560 0.0650 0.0440 0.0660 0.8600 -0.1700 -0.2770 0.5500

INKP 0.0710 0.0100 0.0630 0.7250 0.9660 -0.4110 0.6820 0.7590

INTP 0.0910 0.0890 0.0750 0.0620 0.6840 0.6900 0.1500 0.6270

KLBF 0.0850 0.0730 0.0360 0.5440 0.6850 -0.3680 -0.3710 0.6280

PNBN 0.0800 0.0850 0.0300 0.0880 0.8720 -0.7270 0.4890 0.6980

PTBA 0.0490 0.0840 0.0280 -0.6170 0.4470 -0.1490 0.3730 0.6590

SMCB 0.0880 0.0930 0.6270 0.1520 0.7250 -0.4150 0.2810 0.6610

UNTR 0.0700 -0.0240 0.5300 0.0730 0.8060 -0.7510 0.3390 0.7930

UNVR 0.0300 0.0670 0.0440 0.1310 0.8120 0.7750 0.4640 0.5310

Sumber : Data diolah

84

Grafik 4.7

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI

ASII

BNBR

BUMI

GGRM

GJT

LIN

DF

INKP

INTP

KLB

F

PNBN

PTBA

SMCB

UNTR

UNVR

Kode Perusahaan

Resik

o

2004

2005

2006

2007

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.8

-0.7

-0.6

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Resik

o

2004

2005

2006

2007

Sumber : data diolah

85

Pada tahun 2004 semester I nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. INTP,

Tbk senilai 0.0910 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dengan

nilai sebesar -0.1790 . Sedangkan pada semester II. nilai resiko tertinggi

dicapai oleh PT. SMCB, Tbk dengan nilai sebesar 0.0930 dan nilai terendah

dicapai oleh PT. GJTL, Tbk sebesar -0.2290. Pada tahun 2005 semester I

nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. SMCB, Tbk senilai 0.6270 dan nilai

terendah dimiliki oleh PT. BNBR, Tbk dengan nilai sebesar -0.1990 .

Sedangkan pada semester II. nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT. GJTL,

Tbk dengan nilai sebesar 0.8570 dan nilai terendah dicapai oleh PT. PTBA,

Tbk sebesar -0.6170. Pada tahun 2006 semester I nilai Resiko tertinggi

dicapai oleh PT. INKP, Tbk senilai 0.9660 dan nilai terendah dimiliki oleh

PT. AALI, Tbk dengan nilai sebesar 0.2800. Sedangkan pada semester II.

nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT. ASII, Tbk dengan nilai sebesar 0.8180

dan nilai terendah dicapai oleh PT. BNBR, Tbk sebesar -0.7960. Pada tahun

2007 semester I nilai Resiko tertinggi dicapai oleh PT. AALI, Tbk senilai

0.7700 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. BUMI, Tbk dengan nilai sebesar

-0.4530. Sedangkan pada semester II nilai resiko tertinggi dicapai oleh PT.

AALI, Tbk dengan nilai sebesar 0.9140 dan nilai terendah dicapai oleh PT.

GGRM, Tbk sebesar 0,3270.

86

C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

Untuk menguji Persamaan diatas maka dapat dilakukan pengujian dengan

menggunakan komputer melalui program SPSS, adapun hasil pengujian

statistik sebagai berikut :

1. Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas terhadap

return saham.

A. Pengujian Hipotesis Persamaan I

Pengujian pertama dilakukan dengan uji t, untuk mengetahui

apakah terjadi trimming antara variabel endogen dengan variabel

eksogen, yaitu pengaruh suku bunga, kurs, ROI, dan ROE terhadap

return saham. Adapun hasil output perhitungan dengan SPSS sebagai

berikut :

Tabel 4.8

Nilai t Hitung

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) -.594 .172 -3.456 .001

sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041

kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001

roi .137 .069 .216 1.998 .048

1

roe .010 .045 .025 .229 .819

a. Dependent Variable:

return

87

Langkah berikutnya adalah melakukam pemeriksaan validasi

model yaitu return saham dengan koefisien jalur yang dihitung. Jika

tidak signifikan, maka terjadi trimming. Dalam output SPSS pada tabel

4.8 menunjukan bahwa :

1. Hubungan antara variabel suku bunga dan return saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar

2.068 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung

sebesar 2.068 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0

ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara

variabel suku bunga dengan return saham. Besarnya pengaruh

nilai suku bunga terhadap return saham sebesar 18,1 %. Hal ini

tidak terjadi trimming sehingga model layak digunakan.

2. Hubungan antara variabel kurs dan return saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar

3.368 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung

sebesar 3.368 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0

ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara

variabel kurs dengan return saham. Besarnya pengaruh nilai

kurs terhadap return saham sebesar 28.9 %. Hal ini tidak terjadi

trimming sehingga model layak digunakan.

3. Hubungan antara variabel ROI dan return saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar

1.998 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung

88

sebesar 1.998 > t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0

ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan linear antara

variabel Roi dengan return saham. Besarnya pengaruh nilai

Roi terhadap return saham sebesar 21,6 %. Hal ini tidak terjadi

trimming sehingga model layak digunakan.

4. Hubungan antara variabel ROE dan return saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar

0.229 dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung

sebesar 0.229 < t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0

diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan linear

antara variabel ROE dengan return saham. Besarnya pengaruh

nilai Roi terhadap return saham sebesar 2 % dianggap tidak

signifikan. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak

digunakan dan harus dibuang dari model.

Jadi variabel yang harus dikeluarkan dari model return saham yaitu

variabel ROE. Oleh karena itu perhitungan diualang kembali dengan cara

menghilangkan jalur yang menurut hasil pengujian ternyata tidak

signifikan.

Selain dilakukan perhitungan uji t, juga dilakukan perhitungan

matrik korelasi masing-masing variabel. Pehitungan dilakuakn untuk

mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen

terhadap variabel endogen.Pengaruh langsung dapat diperoleh dari

koefisien Beta dari kolom standardizet coefficient dengan mengkuadratkan

89

nilai koefisien tersebut, sedangkan untuk pengaruh tidak langsung

diperoleh dari matriks korelasi. Korelasi ini merupakan hubungan antar

variabel yang menunjukan pengaruh dari suatu variabel eksogen terhadap

variabel endogenmelalui hubungan korelasional yang lemah. Adapun hasil

perhitungan return setelah dilakukan trimming sebagai berikut :

Tabel 4.9

Pengaruh Suku Bunga, Kurs dan ROI Terhadap

Return Saham

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.591 .171 -3.463 .001

sukubunga .667 .307 .186 2.176 .032

kurs 6.441E-5 .000 .288 3.374 .001

1

roi .147 .053 .231 2.771 .007

a. Dependent Variable: return

90

Tabel 4.10

Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs dan ROI Terhadap

Return Saham

Correlations

sukubunga kurs roi

Pearson Correlation 1.000 .203* .009

Sig. (2-tailed) .026 .921

sukubunga

N 120.000 120 120

Pearson Correlation .203* 1.000 -.012

Sig. (2-tailed) .026 .893

kurs

N 120 120.000 120

Pearson Correlation .009 -.012 1.000

Sig. (2-tailed) .921 .893

roi

N 120 120 120.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Setelah dilakukan pengujian berdasarkan data empirik dengan

melihat nilai variabel-variabel yang signifikan, maka dapat dibuat

konsturksi model pada gambar berikut :

91

Gambar 4.1

Konstruksi Model Penelitiaan Berdasarkan Variabel yang Signifikan pada

Indikator retrun saham

є

B. Pembahasan Hipotesis

Pembahasan hipotesis ini maksudnya adalah melakukan interprestasi

atas hasil analisis berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian,

yaitu dengan mencari pengaruh langsung dan tidak langsung antar

variabel. Lalu melihat variabel mana saja yang paling dominan, dalam arti

yang memberikan pengaruh paling besar atau paling kuat terhadap variabel

endogen.

1. Pengaruh langsung antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return

saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham

X1 Y1 = 0.186

Return On Investment (ROI)

(X3)

Return Saham

(Y1)

Nilai Kurs(Rp/$) (X2)

0.231

0.288

0.203

-0.012

Suku Bunga (X1)

0.186

0.009

92

- Pengaruh variabel kurs terhadap return saham

X2 Y1 = 0.288

- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham

X3 Y1 = 0.231

2. Pengaruh tidak langsung antara suku bunga, kurs, ROI, terhadap return

saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.

X1 Y1 X2 = 0.186 x 0.288 = 0.053

- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.

X2 Y1 X3 = 0.288 x 0.231 = 0.066

- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham melalui suku bunga.

X3 Y1 X2 = 0.231 x 0.288 x 0.009 = 0.000

3. Pengaruh total antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return

saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.

X1 Y1 X2 = 0.186 + 0.288 = 0.474

- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.

X2 Y1 X3 = 0.288 + 0.231 = 0.519

- Pengaruh variabel ROI terhadap return saham melalui suku bunga.

X3 Y1 X2 = 0.231 + 0.288 + 0.009 = 0.528

4. Dari ke tiga variabel tersebut yang paling dominan mempengaruhi

return saham adalah kurs rupiah

93

2. Pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas terhadap

resiko saham.

A. Pengujian Hipotesis Persamaan II

Pengujian pertama dilakukan dengan uji t, untuk mengetahui

apakah terjadi trimming antara variabel endogen dengan variabel

eksogen, yaitu pengaruh suku bunga, kurs, ROI, dan ROE, return saham

terhadap resiko saham. Adapun hasil output perhitungan dengan SPSS

sebagai berikut :

Tabel 4.11

Uji t

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -3.117 1.140 -2.734 .007

sukubunga -4.412 2.028 .206 2.176 .032

kurs .000 .000 .292 3.065 .003

roi -.103 .441 -.027 -.234 .816

roe .247 .284 .101 .869 .387

1

return -.384 .589 -.064 -.652 .516

a. Dependent Variable: resiko

Langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan validasi model yaitu

resiko saham dengan koefisien jalur yang dihitung. Jika tidak signifikan,

maka terjadi trimming. Dalam output SPSS pada tabel 4.11 menunjukan

bahwa :

1. Hubungan antara variabel suku bunga dan resiko saham

94

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 2.176

dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 2.176 >

t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima,

berarti ada hubungan linear antara variabel suku bunga dengan resiko

saham. Besarnya pengaruh nilai suku bunga terhadap resiko saham

sebesar 20,6 %.. Hal ini tidak terjadi trimming sehingga model layak

di gunakan.

2. Hubungan antara variabel kurs dan resiko saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 3.065 dan

t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 3.065 > t

tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima,

berarti ada hubungan linear antara variabel kurs dengan return

saham. Besarnya pengaruh nilai kurs terhadap resiko saham sebesar

29.2 %. Hal ini tidak terjadi trimming sehingga model layak di

gunakan.

3. Hubungan antara variabel ROI dan resiko saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar -0.234

dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar -0.234

< t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,

berarti tidak ada hubungan linear antara variabel Roi dengan resiko

saham. Besarnya pengaruh nilai Roi terhadap resiko saham sebesar

-2 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak di

gunakan dan harus di buang dari model.

95

4. Hubungan antara variabel ROE dan resiko saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 0.869 dan

t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar 0.869 < t

tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,

berarti tidak ada hubungan linear antara variabel ROE dengan resiko

saham. Besarnya pengaruh nilai ROE terhadap resiko saham sebesar

10 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak di

gunakan dan harus di buang dari model..

5. Hubungan antara variabel return saham dan resiko saham

Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesa -0.652

dan t tabel sebesar 1.980. dengan demikian t hitung sebesar -0.652

< t tabel sebesar 1.980. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak,

berarti tidak ada hubungan linear antara variabel return dengan

resiko saham. Besarnya pengaruh nilai return terhadap resiko saham

sebesar -0,6 %. Hal ini terjadi trimming sehingga model tidak layak

di gunakan dan harus di buang dari model..

Jadi variabel yang harus dikeluarkan dari model resiko saham yaitu

variabel ROI, ROE, dan Return saham. Oleh karena itu perhitungan

diualang kembali dengan cara menghilangkan jalur yang menurut hasil

pengujian ternyata tidak signifikan.

Selain dilakukan perhitungan uji t, juga dilakukan perhitungan

matrik korelasi masing-masing variabel. Pehitungan dilakukan untuk

96

mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Pengaruh langsung dapat diperoleh dari

koefisien Beta dari kolom standardized coefficient dengan

mengkuadratkan nilai koefisien tersebut, sedangkan untuk pengaruh tidak

langsung diperoleh dari matriks korelasi. Korelasi ini merupakan

hubungan antar variabel yang menunjukan pengaruh dari suatu variabel

eksogen terhadap variabel endogenmelalui hubungan korelasional yang

lemah. Adapun hasil perhitungan return setelah dilakukan trimming

sebagai berikut :

Tabel 4.12

Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko Saham

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.809 1.073 -2.618 .010

sukubunga -4.290 1.929 .200 2.224 .028

1

kurs .000 .000 .268 2.972 .004

a. Dependent Variable: resiko

97

Tabel 4.13

Matriks Korelasi Variabel Suku Bunga dan Kurs

Terhadap Resiko Saham

Correlations

sukubunga kurs

Pearson Correlation 1.000 .203*

Sig. (2-tailed) .026

sukubunga

N 120.000 120

Pearson Correlation .203* 1.000

Sig. (2-tailed) .026

kurs

N 120 120.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Gambar 4.2

Konstruksi Model Penelitiaan Berdasarkan Variabel yang Signifikan pada

Indikator resiko saham

є

Nilai Kurs(Rp/$) (X2)

0.268

0.026

Suku Bunga (X1)

0.200 Resiko Saham

(Y1)

98

B. Pembahasan Hipotesis

Pembahasan hipotesis ini maksudnya adalah melakukan

interprestasi atas hasil analisis berdasarkan perumusan masalah dan tujuan

penelitian, yaitu dengan mencari pengaruh langsung dan tidak langsung

antar variabel. Lalu melihat variabel mana saja yang paling dominan,

dalam arti yang memberikan pengaruh paling besar atau paling kuat

terhadap variabel endogen.

1. Pengaruh langsung antara suku bunga dan kurs terhadap resiko saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap resiko saham

X1 Y1 = 0.200

- Pengaruh variabel kurs terhadap resiko saham

X2 Y1 = 0.268

2. Pengaruh tidak langsung antara suku bunga, kurs, ROI, terhadap return

saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap return saham melalui nilai kurs.

X1 Y1 X2 = 0.200 x 0.268 = 0.053

- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap return saham melalui ROI.

X2 Y1 X1 = 0.200 x 0.268 x 0.026 = 0.001

3. Pengaruh total antara suku bunga, kurs, ROI, ROE terhadap return

saham :

- Pengaruh variabel suku bunga terhadap resiko saham melalui kurs.

X1 Y1 X2 = 0.200 + 0.268 = 0.0.468

99

- Pengaruh variabel nilai kurs terhadap resiko saham melalui suku

bunga.

X2 Y1 X1 = 0.200 + 0.268 + 0.026 = 0.0.494

4. Dari kedua variabel tersebut yang memiliki pengaruh paling dominan

terhadap resiko saham adalah kurs rupiah.

D. Interpretasi

Faktor-faktor determinan suku bunga, kurs rupiah, ROI, dan ROE untuk

persamaan pertama, setelah dilakukan penelitian terhadap 15 perusahaan yang

tergabung dal LQ 45 menunjukan terdapat satu variabel yang tidak memiliki

pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap return saham yakni

ROE. Kemudian untuk persamaan kedua Faktor-faktor determinan suku

bunga, kurs rupiah, ROI, ROE dan return saham menunjukan terdapat tiga

variabel yang tidak memiliki pengaruh (baik langsung maupun tidak

langsung) terhadap resiko saham.

Hasil ini dapat di interperstasikan bahwa untuk variabel profitabilitas

yaitu ROI dan ROE tidak mempunyai pengaruh baik langsung dan tidak

langsung terhadap reiko, hasil ini konsisten dengan peneliitian Aruzzi dan

Bandi (2003) yang menunjukan hasil bahwa rasio profitabilitas tidak memiliki

pengaruh terhadap resiko.

Sedangkan untuk variabel suku bunga dan kurs rupiah terhadap resiko

saham dapat di interprestasikan mempunyai pengaruh baik langsung maupun

tidak langsung. Hasil ini konsisten dengan penelitian M.Y. Dedi Haryanto dan

100

Riyatno (2007) yang menunjukan hasil bahwa variabel makro yaitu suku

bunga dan kurs rupiah mempengaruhi risiko.Penelitian ini memberikan bukti

empiris bahwa tinggi rendahnya nilai kurs dan suku bunga dapat

mempengaruhi besar kecilnya risiko. Hasil menunjukan bahwa semakin tinggi

nilai kurs maka risiko akan semakin tinggi juga. Nilai kurs mempengaruhi

perdaganagan. Sedangkan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return

suatu investasi jika suku bunga meningkat maka harga saham akan turun dan

sebaliknya.

Variabel lain yaitu suku bunga, kurs dan return on invesment (ROI) dapat

di iterprestasikan mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung

terhadap return saham, untuk kurs rupiah hasil ini konsisten dengan penelitian

Robiatul Auliyah dan Ardi H (2006) yang menunjukan hasil bahwa kurs

rupiah berpengaruh terhadap return saham, sedangkan untuk suku bunga dan

ROI terjadi ketidakkonsistenan dengan penelitian sebelumnya, hal ini

dikarenakan adanya perbedaan penelitian, baik dari objek yang diteliti maupun

dari waktu penelitian.

101

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs

rupiah), dan rasio profitabilitas ( Return On Investment (ROI) dan Return On

Equitry (ROE) ) terhadap return dan resiko saham dengan menggunakan

analisis jalur dan pengujian statistik dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa return saham dipengaruhi

oleh suku bunga, kurs rupiah dan ROI secara signifikan sedangkan ROE

ternyata tidak signifikan mempengaruhi return saham.

2. Variabel kurs rupiah menjadi variabel yang paling dominan

mempengaruhi return saham

3. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa resiko saham dipengaruhi

oleh suku bunga dan kurs rupiah secara signifikan, sedangkan ROI, ROE

dan return saham ternyata tidak signifikan mempengaruhi resiko saham.

4. Variabel Kurs rupiah menjadi variabel yang paling dominan

mempengaruhi resiko saham.

102

B. Implikasi

1. Bagi Praktisi

Hubungan yang signifikan antara suku bunga, kurs dan ROI

yang mempengaruhi return saham dan suku bunga dan kurs yang

mempengaruhi resiko saham dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

suatu perusahaan atau Investor dalam mengambil keputusan yang

tepat.

2. Bagi Akademisi

Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya dengan menambah

variabel yang lain atau menggunakan model analisis yang beragam

untuk mengetahui factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi return

dan resiko saham selain yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Bagi Bank Indonesia

Dapat memilih waktu yang tepat dalam menaikan atau menurunkan

tingkat suku bunga dikarenakan hal ini dapat berdampak pada kegiatan

pasar modal di Indonesia.

103

DAFTAR PUSTAKA

Abdul halim, 2005, Analisis Investasi, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

Alwi, Iskandar, 2003, Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Nasindo Internusa, Jakarta.

Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Graha Indonesia,

Jakarta Ashari dan Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,

Yogyakarta Bani,, Iqbal, dan M. Aruzzi, 2003, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio

Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah di

BEJ. Procending SNA VI, IAI Kompartemen Akuntansi Pendidik, 16-17 Oktober Surabaya, Hal 647-658.

Boediono, 2000, Ekonomi Makro, Yogyakarta : BPFE, 2000 Brigham,F.E dan Weston J.F. 1998, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi

ke sembilan Jilid I, Erlangga, Budiantara,M, 2003, Hubungan Antara Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Suku

Bunga dan Harga Saham Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Kinerja Volume 7, No.2, Tahun 2003, hal.1-12.

Christiani dan Lestari, 2005. Analisa Pengaruh Nilai Saham Beredar, Stuktur

Modal, Resiko Pasar dan Suku Bunga Terhadap Return Saham BEJ,

Dengan Pendekatan Model Dinamis ( Study Kasus Pada Sektor Aneka Industri Tahun 1996-2002), Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No,1.

Darmaji, Tjiptono dan M. Hendy, 2001, Pasar Modal di Indonesia, Salemba

Empat, Jakarta. Doddy, Setiawan, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko

Sistematis Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter, Procending SNA VI, IAI Kompatemen Akuntan Pendidik, 16-17 oktober. Surabaya, Hal. 563-574

Fadillah. Iqbal, 2007. Resiko Return Saham Mengikuti Perubahan Struktur

Modal Untuk Kasus Pengumuman obligasi dan Right Issue Pada Perusahaan yang Tercatat di BEJ Periode Tahun 2000-2005 , Fakultas Ekonomi , Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

104

Gudono dan N. Ninik, 2001. The Assocition Betwen Market-Determinan and

Accounting- Determined Risk Measure:Evidence From indonesia, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen & Akuntansi, 1 Agustus, Hal.171-176.

Hamdy, Hady, 2005, Manajemen Keuangan Internasional, Cetakan keempat,

Mitra Wacana Media, Jakarta. Harmono, 1999. Analisis Portofolio Saham Untuk Menentukan Return Optimal

dan Resiko Minimal (study empiris di PT. Bursa Efek Jakarta),

Proceding SNA II, IAI, Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September 1999, Malang

Haryanto, Budi. 2006. Pengaruh Kurs Rupiah Per Dollar AS dan Tingkat Suku

Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEJ, JurnalEkonomi, Universitas Petra.

Haymans, Adler Manurung, 2004, Siklus Bursa Saham (Sebuah Penelitian

Empiris Di BEJ Januari 1988-2004), Director Funt Manajemen, PT. Nikko Securities Indonesia, Januari 2004.

Husaini, Usman & Purnomo, 2006. Pengantar Statistik,Edisi Kedua, Bumi

Aksara, Jakarta. Husnan, Suad, 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis securitas, Edisi

ketiga, Yogyakarta: UUP AMP YKPN

Jogiyanto, 2000. Teori portofolio dan Analisis Investasi, Edisi II, BPFE, Yogyakarta.

Murtini, Umi dan M. Shinta, 2006, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Perubahan Harga Saham , Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Volume:1, No.1 Juli.

M.John dan Horne.C.Van.James, 2005. Prisip-Prinsip Manajemen Keuangan.

Salemba Empat, Jakarta. Nasarudin, Indoyama, 2004. Pengaruh Return On Equity ( ROE) dan Earning

Grawth Rate (EGR) Terhadap Price To Book Value (PBV): Pengaruh

Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Dalam Analisis Jalur, Jurnal FEIS, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Nasution , Mustafa dan M, Reny, 2007, Hubungan Kausalitas Antara Variabel

Makro dan Harga Saham Syariah Islamic Index (JII), Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam.

105

Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental

dari Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang

Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Indonesia 15 Juli, Hal. 294-312. Prakarsa, Wahyudi, 2006, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide, dan

Kontrol, Graha Ilmu, Jakarta. Putong, Iskandar, 2000, Pengantar Ekonomi Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta Rama, Ali, 2007, Analisis Determinasi Fluktusi Kurs Rupiah Terhadap Dollar

Amerika Serikat: UIN Syrif Hidatullah, Jakarta Robiatul, A dan Ardi Hamzah, 2006, Analisa Karakteristik Perusahaan,

Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return dan Beta Saham Syariah

di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 Agustus Hal 1-16.

Riyanto & M.Y. Dedi Hartono, 2007, Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikasi

Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Resiko Sistematis

Perdagangan Saham LQ 45 di BEJ, Jurnal keuangan dan bisnis,(1 Maret), Hal 24-40

Ross, A. Stephen : Westerfield Randolph W. Jordan, Brodford, 2003.

Fundamental Of Corporate Finance, Sixth Edition. New york, MC. Graw hill.

Samsul, Muhammad 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga. Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE,

Yogyakarta. Sarwono, Jonathan, 2005. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS.

Jakarta Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, FEUI Sugiantoro P, 2004. Manajemen Keuangan Internasional, FEUI Sugiharto, Toto dan Silvia, 2004, Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinerja

Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan

Perdagangan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan

Komputer.No.3 Fakultas Eonomi Universitas Gunadarma. Syahrial Darmawan, 2006: Pengantar Manajemen Keuangan, Mitra Wacana

Media. Jakarta.

106

Tandelin, Eduardus, 1997, Determinant of Systematic Risk: The Experience of

Some Indonesia Common Stock, Kelola, 16/IV, Hal 101-114. Takatoshi Ito, Kiyotaka Sato, 2007, Exchange Rate Changes and Inflasion in

Post-Crisis Asian Economic : VAR Analysis of the Exchange Rate Pass-

Through, Graduet schoolof Economic, university of tokyo, Japan. Telli, Lamono, 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Stuktur

Modal Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal By Airlangga University Labrary.

Widjaja, Emilia, 2004. Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Risiko

Saham (Study Kasus Pada Saham-Saham Katagori LQ 45 Tahun 2001-

2002), ATMA nan JAYA, Tahun XVIX no.1, Januari-Juni 2004. Hal 55-67.

Yusgiantora, Purnomo. 2004, manajemen Keuangan Internasional, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Zubaidah, Siti, 2005. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Nilai Kurs

Terhadap Beta Saham Syariah Pada Perusahaan Ynag Terdaftar di

Jakrta Islamic Index (JII), Jurnal Keuangan dan Akuntansi, Mei 2005. Zulfayanti, Novi, 2005. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara

Keputusan Dengan Analisis Ex Devident (Studi Empiris Di Bursa Efek

Jakarta. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

107

LAMPIRAN - LAMPIRAN

108

Output Return sebelum Trimming

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 roe, kurs,

sukubunga, roia

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: return

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .438a .192 .164 .06112

a. Predictors: (Constant), roe, kurs, sukubunga, roi

b. Dependent Variable: return

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .102 4 .025 6.827 .000a

Residual .430 115 .004

1

Total .532 119

a. Predictors: (Constant), roe, kurs, sukubunga, roi

b. Dependent Variable: return

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.594 .172 -3.456 .001

sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041

kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001

roi .137 .069 .216 1.998 .048

1

roe .010 .045 .025 .229 .819

109

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.594 .172 -3.456 .001

sukubunga .652 .315 .181 2.068 .041

kurs 6.475E-5 .000 .289 3.368 .001

roi .137 .069 .216 1.998 .048

1

roe .010 .045 .025 .229 .819

a. Dependent Variable: return

Correlations

Correlations

sukubunga kurs roi roe

Pearson Correlation 1.000 .203* .009 .164

Sig. (2-tailed) .026 .921 .074

sukubunga

N 120.000 120 120 120

Pearson Correlation .203* 1.000 -.012 -.032

Sig. (2-tailed) .026 .893 .725

kurs

N 120 120.000 120 120

Pearson Correlation .009 -.012 1.000 .623**

Sig. (2-tailed) .921 .893 .000

roi

N 120 120 120.000 120

Pearson Correlation .164 -.032 .623** 1.000

Sig. (2-tailed) .074 .725 .000

roe

N 120 120 120 120.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

110

Output Return sesudah Trimming

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 roi, sukubunga,

kursa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: return

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .102 3 .034 9.160 .000a

Residual .430 116 .004

1

Total .532 119

a. Predictors: (Constant), roi, sukubunga, kurs

b. Dependent Variable: return

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.591 .171 -3.463 .001

sukubunga .667 .307 .186 2.176 .032

kurs 6.441E-5 .000 .288 3.374 .001

1

roi .147 .053 .231 2.771 .007

a. Dependent Variable: return

111

Coefficient Correlationsa

Model roi sukubunga kurs

roi 1.000 -.012 .015

sukubunga -.012 1.000 -.203

Correlations

kurs .015 -.203 1.000

roi .003 .000 1.479E-8

sukubunga .000 .094 -1.189E-6

1

Covariances

kurs 1.479E-8 -1.189E-6 3.644E-10

a. Dependent Variable: return

112

Output Resiko Sebelum Trimming

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 return, roe,

sukubunga, kurs,

roia

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: resiko

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.879 5 .376 2.521 .033a

Residual 16.990 114 .149

1

Total 18.869 119

a. Predictors: (Constant), return, roe, sukubunga, kurs, roi

b. Dependent Variable: resiko

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -3.117 1.140 -2.734 .007

sukubunga -4.412 2.028 .206 2.176 .032

kurs .000 .000 .292 3.065 .003

roi -.103 .441 -.027 -.234 .816

roe .247 .284 .101 .869 .387

1

return -.384 .589 -.064 -.652 .516

a. Dependent Variable: resiko

113

Correlations

sukubunga kurs roi roe return

Pearson Correlation 1.000 .203* .009 .166 .246**

Sig. (2-tailed) .026 .921 .070 .007

sukubunga

N 120.000 120 120 120 120

Pearson Correlation .203* 1.000 -.012 -.031 .322

**

Sig. (2-tailed) .026 .893 .736 .000

kurs

N 120 120.000 120 120 120

Pearson Correlation .009 -.012 1.000 .624** .229

*

Sig. (2-tailed) .921 .893 .000 .012

roi

N 120 120 120.000 120 120

Pearson Correlation .166 -.031 .624** 1.000 .181

*

Sig. (2-tailed) .070 .736 .000 .048

roe

N 120 120 120 120.000 120

Pearson Correlation .246** .322

** .229

* .181

* 1.000

Sig. (2-tailed) .007 .000 .012 .048

return

N 120 120 120 120 120.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

114

Output Resiko Setelah Trimming

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 kurs,

sukubungaa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: resiko

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.698 2 .849 5.787 .004a

Residual 17.171 117 .147

1

Total 18.869 119

a. Predictors: (Constant), kurs, sukubunga

b. Dependent Variable: resiko

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.809 1.073 2.618 .010

sukubunga -4.290 1.929 .200 2.224 .028

1

kurs .000 .000 .268 2.972 .004

a. Dependent Variable: resiko

115

Coefficient Correlationsa

Model kurs Sukubunga

kurs 1.000 -.203 Correlations

sukubunga -.203 1.000

kurs 1.443E-8 -4.705E-5

1

Covariances

sukubunga -4.705E-5 3.722

a. Dependent Variable: resiko

116

DATA HARGA SAHAM 2004-2007

TAHUN AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL

Desember 28,000.00 27,300.00 290.00 6000.00 8,500.00 490.00

November 25,450.00 25,000.00 295.00 5650.00 8,400.00 495.00 Oktober 22,500.00 25,600.00 315.00 4800.00 10,000.00 550.00

September 16,800.00 19,250.00 300.00 3575.00 9,400.00 530.00

Agustus 14,300.00 17,850.00 270.00 2550.00 9,550.00 520.00 Juli 15,350.00 18,750.00 305.00 2700.00 10,000.00 590.00

Juni 13,750.00 16,900.00 295.00 2275.00 11,150.00 600.00

Mai 15,100.00 16,400.00 300.00 1750.00 11,100.00 570.00 Aprl 15,750.00 14,400.00 240.00 1380.00 10,850.00 540.00

Maret 12,600.00 13,200.00 187.00 1330.00 10,600.00 510.00

Februari 12,550.00 14,050.00 182.00 1210.00 10,850.00 540.00

TAHUN 2007

Januari 13,200.00 14,850.00 172.00 1080.00 10,350.00 570.00

Desember 12,600.00 15,700.00 155.00 900.00 10,200.00 580.00

November 10,650.00 15,950.00 130.00 810.00 9,950.00 560.00

Oktober 9,750.00 13,400.00 155.00 770.00 9,850.00 600.00

September 9,100.00 12,450.00 150.00 740.00 10,350.00 600.00

Agustus 9,200.00 11,100.00 165.00 750.00 10,100.00 530.00

Juli 8,350.00 9,600.00 170.00 830.00 9,300.00 540.00 Juni 6,500.00 9,750.00 150.00 770.00 9,500.00 520.00

Mai 6,500.00 9,800.00 170.00 830.00 9,550.00 540.00

Aprl 6,600.00 11,950.00 170.00 910.00 10,550.00 700.00 Maret 6,150.00 11,450.00 170.00 890.00 10,150.00 650.00

Februari 5,900.00 9,800.00 130.00 840.00 11,000.00 630.00

TAHUN 2006

Januari 5,050.00 10,400.00 130.00 850.00 10,800.00 630.00

Desember 4,900.00 10,200.00 120.00 760.00 11,650.00 560.00

November 5,500.00 9,100.00 105.00 690.00 10,950.00 510.00

Oktober 5,400.00 9,300.00 110.00 780.00 10,200.00 530.00 September 5,125.00 9,750.00 100.00 900.00 10,900.00 560.00

Agustus 4,075.00 10,150.00 95.00 780.00 11,000.00 540.00

Juli 4,125.00 13,200.00 140.00 830.00 12,850.00 740.00 Juni 3,975.00 12,700.00 120.00 830.00 12,650.00 790.00

Mai 3,650.00 11,700.00 105.00 830.00 12,900.00 740.00

Aprl 3,600.00 10,550.00 150.00 760.00 15,100.00 680.00

Maret 4,000.00 10,500.00 215.00 780.00 16,100.00 860.00

Februari 3,100.00 10,800.00 40.00 850.00 15,400.00 850.00

TAHUN 2005

Januari 3,000.00 10,050.00 200.00 920.00 16,850.00 710.00

Desember 3,100.00 9,600.00 200.00 800.00 13,550.00 650.00 November 3,300.00 9,000.00 200.00 800.00 13,350.00 650.00

Oktober 2,925.00 7,850.00 200.00 725.00 12,750.00 725.00

September 2,575.00 6,850.00 175.00 750.00 13,000.00 550.00 Agustus 2,525.00 6,350.00 200.00 625.00 12,750.00 525.00

Juli 2,225.00 5,550.00 250.00 575.00 14,250.00 525.00

Juni 2,250.00 5,500.00 175.00 575.00 13,700.00 490.00

Mai 2,500.00 5,800.00 200.00 445.00 14,200.00 525.00

TAHUN 2004

Aprl 2,300.00 5,700.00 275.00 475.00 14,600.00 575.00

117

Maret 1,950.00 5,350.00 275.00 575.00 12,900.00 575.00

Februari 2,000.00 5,400.00 325.00 600.00 14,100.00 550.00

Januari 1,650.00 5,200.00 250.00 470.00 14,800.00 600.00

DATA HARGA SAHAM 2004-2007

TAHUN INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA

Desember 2575.00 840.00 8,200.00 1260.00 680.00 12,000.00

November 2525.00 840.00 7,700.00 1220.00 660.00 12,100.00 Oktober 2200.00 920.00 8,200.00 1360.00 730.00 9,050.00

September 1930.00 940.00 6,100.00 1330.00 700.00 6,550.00

Agustus 1860.00 930.00 6,400.00 1360.00 670.00 5,750.00

Juli 2000.00 1130.00 6,500.00 1490.00 740.00 6,650.00

Juni 2025.00 1130.00 6,250.00 1390.00 640.00 6,550.00

Mai 1730.00 1140.00 5,550.00 1240.00 610.00 5,250.00

Aprl 1640.00 1070.00 5,700.00 1260.00 630.00 3,900.00 Maret 1520.00 870.00 5,100.00 1210.00 550.00 3,450.00

Februari 1560.00 890.00 5,750.00 1220.00 570.00 3,300.00

TAHUN 2007

Januari 1690.00 870.00 5,350.00 1300.00 590.00 3,125.00 Desember 1350.00 940.00 5,750.00 1190.00 580.00 3,525.00

November 1400.00 940.00 5,350.00 1180.00 540.00 3,250.00

Oktober 1330.00 940.00 5,000.00 1360.00 500.00 3,450.00 September 1250.00 900.00 4,925.00 1320.00 475.00 3,375.00

Agustus 1190.00 920.00 4,575.00 1120.00 460.00 3,400.00

Juli 1050.00 890.00 4,200.00 1200.00 430.00 3,275.00 Juni 880.00 880.00 4,200.00 1250.00 385.00 3,150.00

Mai 940.00 980.00 3,850.00 1310.00 430.00 3,350.00

Aprl 1130.00 1140.00 5,000.00 1520.00 520.00 3,000.00

Maret 890.00 1040.00 4,375.00 1360.00 500.00 2,075.00 Februari 840.00 1010.00 4,425.00 1360.00 435.00 2,050.00

TAHUN 2006

Januari 880.00 1080.00 3,950.00 1300.00 480.00 1,960.00

Desember 910.00 1080.00 3,550.00 990.00 420.00 1,800.00

November 850.00 860.00 3,225.00 580.00 375.00 1,690.00

Oktober 820.00 920.00 3,300.00 570.00 375.00 1,780.00

September 730.00 920.00 2,900.00 620.00 485.00 1,630.00 Agustus 790.00 960.00 2,925.00 640.00 415.00 1,740.00

Juli 1090.00 1280.00 3,600.00 700.00 600.00 1,570.00

Juni 1100.00 1350.00 3,450.00 710.00 550.00 1,590.00 Mai 1200.00 1350.00 3,200.00 720.00 470.00 1,560.00

Aprl 1020.00 1250.00 2,650.00 670.00 450.00 1,550.00

Maret 1160.00 1320.00 2,800.00 680.00 465.00 1,520.00 Februari 930.00 1250.00 3,150.00 700.00 505.00 1,660.00

TAHUN 2005

Januari 870.00 1250.00 3,450.00 580.00 520.00 1,650.00

Desember 800.00 1,025.00 3,075.00 550.00 420.00 1,525.00 TAHUN 2004 November 750.00 900.00 2,900.00 550.00 410.00 1,425.00

118

Oktober 675.00 850.00 1,925.00 450.00 355.00 925.00

September 675.00 850.00 1,950.00 410.00 310.00 850.00

Agustus 675.00 700.00 1,600.00 405.00 265.00 775.00 Juli 700.00 700.00 1,600.00 405.00 275.00 725.00

Juni 700.00 600.00 1,425.00 360.00 260.00 675.00

Mai 700.00 575.00 1,550.00 410.00 290.00 750.00

Aprl 750.00 775.00 1,900.00 500.00 360.00 825.00

Maret 800.00 750.00 1,900.00 470.00 345.00 775.00

Februari 850.00 800.00 2,375.00 525.00 350.00 800.00 Januari 850.00 675.00 2,400.00 490.00 345.00 825.00

DATA HARGA SAHAM 2004-2007

TAHUN SMCB UNTR UNVR

Desember 1750.00 10,900.00 6,750.00

November 1650.00 11,250.00 6,650.00

Oktober 1400.00 10,950.00 6,650.00

September 1140.00 8,200.00 6,800.00 Agustus 1030.00 8,100.00 6,800.00

Juli 1010.00 8,600.00 7,550.00

Juni 950.00 8,250.00 6,700.00 Mai 760.00 7,550.00 6,300.00

Aprl 720.00 7,900.00 5,650.00

Maret 660.00 7,400.00 5,700.00

Februari 660.00 6,950.00 5,600.00

TAHUN 2007

Januari 650.00 6,750.00 5,850.00

Desember 670.00 6,550.00 6,600.00

November 540.00 6,450.00 6,000.00 Oktober 580.00 6,550.00 4,800.00

September 570.00 6,050.00 4,600.00

Agustus 530.00 5,750.00 4,475.00 Juli 560.00 5,600.00 4,225.00

Juni 560.00 5,400.00 4,125.00

Mai 550.00 5,400.00 4,025.00

Aprl 680.00 5,450.00 4,575.00

Maret 640.00 4,400.00 4,250.00

Februari 620.00 3,975.00 4,275.00

TAHUN 2006

Januari 570.00 3,825.00 4,300.00

Desember 475.00 3,675.00 4,275.00

November 455.00 3,600.00 4,325.00

Oktober 455.00 3,700.00 4,375.00 September 460.00 3,875.00 4,075.00

Agustus 410.00 3,875.00 4,225.00

Juli 540.00 4,450.00 4,350.00 Juni 570.00 3,725.00 4,075.00

TAHUN 2005

Mai 475.00 3,275.00 4,575.00

119

Aprl 435.00 2,950.00 3,750.00

Maret 470.00 2,875.00 3,825.00

Februari 580.00 3,025.00 3,550.00 Januari 610.00 2,850.00 3,500.00

Desember 575.00 2,275.00 3,300.00

November 520.00 2,000.00 3,325.00

Oktober 415.00 1,850.00 3,275.00

September 370.00 1,450.00 3,250.00

Agustus 305.00 1,375.00 3,350.00 Juli 310.00 1,225.00 3,775.00

Juni 280.00 1,125.00 3,925.00

Mai 305.00 1,100.00 3,600.00 Aprl 385.00 1,650.00 3,675.00

Maret 375.00 1,375.00 3,550.00

Februari 405.00 1,450.00 3,400.00

TAHUN 2004

Januari 410.00 1,250.00 3,825.00

120

DATA IHSG INDEKS LQ 45 TAHUN 2004-2007

KETERANGAN 2004 2005 2006 2006

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

164.652

165.316

159.878

170.650

159.097

160.313

165.110

163.703

177.282

187.089

214.005

217.097

227.733

233.071

233.853

223.136

237.790

246.570

260.867

230.562

235.810

227.828

237.334

254.348

271.632

270.424

292.570

325.100

294.051

289.734

299.074

317.609

336.465

345.845

376.925

393.112

377.097

387.812

390.917

424.574

433.453

442.124

487.590

457.991

498.708

575.508

591.873

599.801

121

Tingkat Suku Bunga BI Rate

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Jan

Feb Mar

Apr

Mei

Jun

Juli

Agst

Sep

tOkt

Nov

Des

Bulan

Tin

gk

at

Su

ku

Bu

ng

a

2004

2005

2006

2007

Kurs Rupiah Tahun 2004-2007

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nov Des

Bulan

Ku

rs R

up

iah 2004

2005

2006

2007

122

Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester I

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI

ASII

BNBR

BUM

I

GG

RM

GJT

L

INDF

INKP

INTP

KLB

F

PNBN

PTBA

SMCB

UNTR

UNVR

Kode Perusahaan

Re

turn

on

In

ves

tmen

t

2004

2005

2006

2007

Data Hasil Perhitungan NI/Asset Semester II

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

AALI

ASII

BNBR

BUM

I

GGRM

GJT

L

INDF

INKP

INTP

KLBF

PNBN

PTBA

SMCB

UNTR

UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn o

n In

vestm

en

t

2004

2005

2006

2007

123

Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester I

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Kode Perusahaan

Re

turn

on

Eq

uit

y

2004

2005

2006

2007

Data Hasil Perhitungan NI/Equity Semester II

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn o

n E

qu

ity

2004

2005

2006

2007

124

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Retu

rn

2004

2005

2006

2007

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Re

turn

2004

2005

2006

2007

125

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AA

LIASII

BNBR

BUM

I

GG

RM

GJT

L

INDF

INKP

INTP

KLB

F

PNBN

PTBA

SMCB

UN

TR

UN

VR

Kode Perusahaan

Resik

o

2004

2005

2006

2007

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.8

-0.7

-0.6

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

Resik

o

2004

2005

2006

2007

DAFTAR NET INCOME/NI TAHUN 2004-2007

(dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II

AALI 108.302 800.764 159.902 790.412 682.525 414.677 524.228 608.665 ASII 2.601.589 5.457.285 3.028.812 5.403.766 1.862.649 6.519.273 2.627.703 3.712.097

BNBR 314.777.956 267.455.729 25.740.470 291.632.008 87.034.704 215.500.740 88.641.773 223.357.978

BUMI 358.156 1.079.460 1.000.241 1.222.099 90.429.721 222.304.589 721.892.084 789.003.841 GGRM 956.82 1.007.822 1.070.647 1.443.585 16.916.820 1.790.209 1.070.647 1.889.646

GJTL 23.600.107 478.15 204.352.765 346.835 126.102 118.401 72.649 90.841 INDF 24.225.405 22.256011 20.336.225 23.002.289 21.336.337 19.228.229 20.225.336 19.227.119

INKP 88.978.528 392.490.183 17.416.953 8.033.837 41.390.472 185.296.908 3.391.554 91.833.022 INTP 117.295.171 392.490.183 307.619.954 8.033.837 342.978.343 185.296.908 360.145.198 91.833.022

KLBF 197.742.135 540.697.877 311.230.127 653.329.399 398.387.458 676.581.653 414.984.873 705.694.196

PNBN 273.406 877.086 329.124 505.799 290.316 852.013 464.387 852.252 PTBA 112.392 419.802 170.633 467.06 112.392 485.67 170.633 760.207

SMCB 509.48 533.13 217.592 334.081 852.013 219.918 852.252 14.488 UNTR 190.739 1..099.633 557.731 1.050.729 538.414 930.372 552.346 1.493.097

UNVR 766.964 1.464.182 805.343 1.440.485 877.885 1.721.595 1.053.724 1.964.652

1

TOTAL ASSET TAHUN 2004-2007

(dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTER II

AALI 800.764 3.382.821 790.415 3.191.715 2.369.258 3.489.469 2.358.147 4.076.641

ASII 36.862.805 2.818.493 45.176.835 2.218.266 58.986.316 63.519.598 60.223.622 57.929.290 BNBR 5.112.564 5.220.119.664 7.792.983 7.012.881 8/.277.556 8.666.760 9.583.662 14.137.255

BUMI 12.524.938 13.903.315 14.767.775 1.222.099 2.074.846.718 2.513.535.949 2.591.820.673 2.819.419.180

GGRM 18.270.327 21.733.034 20.779.634 23.928.968 18.270.327 20.591.389 20.779.634 22.128.851

GJTL 9.558.074.279 6.341.117 6.672.195.282 7.479.373 7.410.162 7.276.025 8.310.093 8.454.693

INDF 52.336.255.258 49.255.369.258 48.225.339.255 56.225.145.258 56.559.369.258 55.259.145.654 57.258.159.257 52.258.2369.25 INKP 874.975.276 5.379.507.183 889.245.036 5.245.667.736 5.283.087.766 5.279.337.449 5.431.207.975 5.487.790.989

INTP 10.256.219.105 5.379.507.859 5.245.667.364 3.626.669.423 10.225.560.406 5.279.337.449 9.784.647.116 5.487.790.989 KLBF 2.781.187.816 4.231.054.215 3.626.669.423 4.728.329.509 5.167.983.818 4.624.619.204 5.202.946.389 5.138.212.506

PNBN 22.066.466 23.937.439 29.807.198 36.919.444 33.446.695 40.514.765 44.552.812 53.470.645

2

PTBA 2.103.764 2.385.141 2.647.514 2.839.690 2.682.098 3.102.734 3.250.122 3.928.071

SMCB 7.547.739 7.520.403 7.319.975 7.324.210 7.105.467 7.065.846 6.848.389 7.208.250

UNTR 7.242.958 6.769.367 9.106.477 10.633.839 11.265.998 11.247.846 12.428.944 13.002.619 UNVR 3.795.294 3.647.098 3.937.103 3.842.351 4.782.880 4.626.000 5.295.963 5.333.406

TOTAL EQUITY TAHUN 2004-2007

(dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II

AALI 1.268.017 2.065.335 1.517.264 2.622.642 2.336.258 3.258.345 2.259.244 2.498.258

ASII 1.268.017 23.569.972 1.517.264 20.085.029 60.223.622 63.519.596 58.986.318 57.929.290

BNBR 1.915.152.567 5.220.119.664 3.857.904.177 7.012.881.782 4.385.518.046 4.477.938.407 4.570.450.661 14.907.458.378 BUMI 1.075.319 922.233 2.163.166 1.849.273 2.074.846.718 359.946.091 883.771.909 1.121.961.373

3

GGRM 11.359.464 13.157.233 12.292.456 14.119.796 18.270.327 12.183.853 12.292.456 13.111.455

GJTL 1.297.010.326 1.684.537 1.889.178.541 2.029.926 2.140.222 2.135.242 2.198.412 2.385.814

INDF 3.225.269.258 5.369.258.147 4.258.123.365 2.259.159.357 2.258.369.258 3.254.125.259 2.365.215.248 3.259.369.147 INKP 1.551.824.487 2.033.293.487 2.050.729.901 2.041.327.324 1.999.936.852 1.856.030.416 1.859.421.970 1.947.813.438

INTP 4.415.103.615 2.033.293.487 4.968.829.122. 2.041.327.324 5.784.039.002 5.279.337.449 6.228.087.084 1.947.790.989 KLBF 1.025.194.776 1.598.250.449 1.511.942.684 2.389.006.139 2.713.210.921 2.994.816.751 3.257.234.442 3.386.861.941

PNBN 3.925.317 4.521.675 4.054.251 4.384.651 33.446.695 6.614.388 7.050.282 7.500.147

PTBA 1.379.960 1.689.263 1.720.547 2.052.660 1.964.955 2.295.460 2.341.131 2.799.118

SMCB 2.179.190 2.153.557 1.948.169 1.842.429 2.060.280 2.098.668 2.079.761 2.257.357

UNTR 2.320.945 3.103.595 3.595.973 4.105.713 4.333.281 4.594.437 4.932.338 5.733.335 UNVR 1.828.928 2.258.447 2.033.012 2.173.526 2.135.804 2.368.527 2.469.987 2.692.141