jurusan ekonomi islam/manajemen perbankan …
TRANSCRIPT
PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, DAN JASA JASA TERHADAP PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi
Islam/Manajemen Perbankan
ELA KADASIH SIPITRI
NIM: SES.141289
JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
MOTTO
يمه ٱ لرحمنٱ لله ٱ بسم د ٱ ١ لرحه مح ه لح ه رب يمه لر ٱ لرحمنٱ ٢ لحعلمهي ٱلله ه ٱملهكه يوحمه ٣ حه ٤ ينه ل تعهي إهياك ب د وإياك نسح ناٱ ٥نعح ده رط ٱ هح ه ح ٱ لص تقهيم ل سح رط ٦ م لهين ٱ صه
ه أ يحههمح غيح
ت عل نحعمحوبه ٱ حمغحض يحههمح ول ل
هي ٱعل ٧ لضال
(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai
di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat) (Al-Qur’an dan terjemahannya )
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada allah SWT, dan nabi muhammad SAW,
skripsi saya dipersembahkan dan diperuntukan khusus untuk orang-orang yang
dikasihi dan disayangi yaitu:
1. Ayahanda Alm.Sahak dan ayah tiri ku ayahanda Baharuddin dan Ibunda
Nurhasanah tercinta yang telah membimbing dari waktu kecil hingga sekarang
dengan penuh kasih sayang.
2. Nenek dan kakek tercinta Chehek Bil Ma’ruf Dan Sabeana yang telah memotivasi
saya dari awal kuliah sampai saat ini, terimakasih atas doa dan semangatnya.
3. Tante dan oomku Syamsiah Spd dan Rauf arifin sebagai motivasi, trimakasih atas
semangat dan dukungannya sehinnga penulis tetap teguh dalam berjuang.
4. Adikku Auliya Nurazizah trimakasih telah menjadi teman berbagi ku selama ini.
5. Keluarga besar ibu Hj.William Fs yang senantiasa memberikan restu, doa ,
motivasi dan dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik
6. Sahabat seperjuangan khususnya jurusan Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
selalu memberikan semangat dan informasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
V
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah
dan berarti kebutuhan ekonomi terus bertambah, sehingga dibutukan penambahan
pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (
barang dan jasa) atau produk domestik regional bruto ( PDRB) setiap tahun. Untuk
melaksanakkan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya
harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak
pengganda ( multiplier effect ) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau
perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
sektor, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-
jasa terhadap pertumbuhan PDRB di kota jambi sebagai bahan informasi dan pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data skunder
berupa runtutan waktu ( time series) dari produk domestik regional bruto (PDRB) Kota
Jambi 2010-2016. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model analisis
regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS) yang meliputi
pengujian serempak (uji –f), pengujian individu ( uji-t) dan pengujian ketepatan perkiraan (
R2 )dan uji asumsi klasik; multikolinieritas, heteroskedestisitas dan autokorelasi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode ordinary least squere (OLS). Variable ,
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa- jasa
berpengaruh positif terhadap PDRB Kota Jambi. Secara teori apabila ,sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa- jasa meningkat maka
akan mendorong keinginan para pelaku konsumen untuk menggunakan suatu barang atau
jasa- jasa yang otomatis akan meningkatkan PDRB Kota Jambi.
Kata Kunci : , Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda
Motor, Sek
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat serta salam
penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan
bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I ibu Dr. Rofiqoh Ferawati Se. M.Ei dan
Dosen Pembimbing 2 bapak Youdhi Prayogo, Se.,M.EI maka skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini,
terutama sekali kepada yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN
STS Jambi.
3. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.ME., dan Ibu Dr. Halimah
Djafar, M.Fil.I, selaku Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, M.A, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy, selaku
Ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di UIN STS Jambi.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Batasan Masalah ................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
E. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 9
F. Landasan Teori ...................................................................................... 9
1. Pengertian Koperasi Syariah ............................................................ 9
2. Prinsip dan Peran Koperasi .............................................................. 15
3. Pengertian Usaha, Kecil dan Menengah........................................... 20
4. Jenis-Jenis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah................................ 25
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian....................................................................... 29
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel......................................................................... 30
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 32
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data ............................................... 35
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 36
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Koperasi Syariah ....................................................................... 37
B. Sejarah Koperasi Syariah Al-Kautsar ..................................................... 39
C. Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi Koperasi
Syariah Al-Kautsar ................................................................................. 40
D. Pembiayaan Koperasi Syariah Al-Kautsar ............................................. 44
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Jenis Usaha Koperasi Syariah Al-Kautsar di Bidang Mikro,
Kecil dan Menengah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ................... 50
B. Peran Koperasi Syariah Al-Kautsar Mengembangkan Usaha
Anggota Bidang Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur ........................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 78
B. Rekomendasi ........................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL
KURICULUM VITAE
Nama Lengkap : Ela Kadasih Sipitri
Jenis Kelamin : Perempuan
Nim : Ses 141289
Tempat/Tanggal Lahir : Dendang, 28 juni 1996
Alamat : Rantau Indah Rt.03 Rw.01 Kel. Rantau indah. Kec.
Dendang
No Tlp/Wa : 082176455676
Nama Ayah :Alm. Sahak
Nama Ibu : Nurhasanah
Alamat Orang Tua : Rantau Indah Rt.03 Rw.01 Kel. Rantau indah. Kec.
Dendang Kab. Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi
Alamat Email : [email protected]
Fb/Ig : Ela Khadesiy Shafitrie/ Ela Khadesiy Shafitri
PENDIDIKAN
1. SD No. 01/X Rantau Indah (2003-3008)
2. MTS Suasta Kecamatan Dendang (2009-2011)
3. MA suasta Kec Dendang (2012-1014)
4. S1UIN STS Jambi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (2014s/d sekarang)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi
daerah. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan berarti
kebutuhan ekonomi juga bertambah , sehinngga dibutukan penambahan
pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan
output agregat ( barang dan jasa ) atau Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) setiap tahun. Untuk melaksanakan pembangunan dengan
sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan
kepada pembangunan sektor sektor yang memberikan dampak pengganda
(multiplier effect ) yang besar terhadap sektor sektor lainnya atau
perekonomian secara keseluruhan. 1
Pembangunan nasional mempuyai dampak atas pembangunan
daerah,sebab daerah merupakan bagian integral dari suatu negara.
Indonesia adalah negara kesatuan, dimana rencana-rencana pembangunan
meliputi rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan.
regional.2 Padadasarnya pembagunan regional. berkaitan dengan
1Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado, Jurnal Fakulyas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi , Manado 2Sri Subanti, Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara: Pendekatan Sektor Basis Dan Analisis Input- Output Jurnal Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia Hal 1
2
pembagunan nasional. Otanomi daerah memberikan kesempatan bagi
daerah untuk memberikan sumberdaya yang dimiliki untuk meningkatkan
kesejahtraan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dan
masyarakatnya harus bersama-sama berpartisipasi membagun daerahnya
dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang ada didaerah untuk
kemakmuran rakyat dan mendorong perekonomiaan daerah.3
Pembagunan daerah berdasarkan otonomi daerah diatur dalam
undang-undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah kemudian
direfisi menjadi Undang- Undang No 32 tahun 2004 dan Undang-Undang
No 5 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah dan direvisi kembali menjadi Undang-Undang N0 33tahun
2004. Undang-Undang tersebu tmerupakan landasan bagi daerah untuk
membagun daerahnya secara mandiri dengan lebih mengandalkan
kemampuaan danpotensi yang dimiliki daerah. Undang-Undang ini juga
memberikan wewenangan yang lebih besar (localdirection) kepada daerah
untuk merancang berbagai program pembagunan yang sesuai dengan
keinginan masyarakat stempat (local needs).
Perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi secara agregat yang dapat dihitung melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang rata-rata tertimbang dari tingkat
pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila suatu sektor mempunyai
3Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel, Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Hal 1-2
3
kontribusi besar dan pertumbuhan sangat lambat maka hal ini akan lambat
maka hal ini dapat menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara
agregatif. Sebaliknya apabila sektor tersebut mempuyai tingkat
pertumbuhanan yang tinggi dan sekaligus dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.4 PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.
PDRB menurut lapangan usaha dikelompokan dalam 16 sektor
ekonomi sesuai dengan Badan Pusat Statistik Kota Jambi sebagai berikut:.
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan dan
Penggalian,Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan
Air, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi dan Perawatan
Mobil danSepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa
Keuangan, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial 5
Pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi sebagian besar ditopang
oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
4Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus Ketintang Surabaya. Hal 2
5http://www.jambi kota ac.id
4
motor dan sektor jasa-jasa. Sehinnga kota ini memiliki potensi sebagai
kota bisnis hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1
Data Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan
Sepeda Motor Kota Jambi Tahun 2010-2016 (Dalam Juta Rupiah)
Tahun Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kota Jambi
(Juta Rupiah
Pertumbuhan
PER (%)
sher
2010 2.562.046,20 23. 143,275,53
2011 2.793.035,08 8,27 % 23.406,455,59
2012 3.039,039,39 8,09% 23.653,530,89
2013 3.318,509,55 8,42 % 23,806,105,35
2014 3.763,510,19 11,84% 24.956.583,88
2015 4.219,917,98 10,82% 26.505.008,48
2016 4.544.458,55 7,14% 26.723.023,20
Rata-
Rata
3.462.930,99 9,09% 24.786.250,95
5
Sumber : bps data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016
terendah adalah 2.562.046,20 juta rupiah pada tahun 2010, dan terus
mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah
4.544.458,55 pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini disebabkan semakin
besarnya kebutuhan masyarakat, dan semakin banyaknya kendaraan
sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan atas reparasi mobil dan
sepeda motor. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 11,82% pada tahun
2014, dan terendah sebesar 7,14% pada tahun 2016. Rata-rata sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota
Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 3.462.930,99 juta, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 9,09%.
Tabel 2
Data Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi Tahun 2010-2016
(Dalam Juta Rupiah)
Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
JS- JS (%)
sher
2010 1.880.161,80 16.983.742,75
2011 2.061.952,70 8,82 % 17.279.764,82
2012 2.219.238,11 7,04 % 17.272.833,84
2013 2.337.086,34 6,64% 18.370.438,03
2014 2.492.564,01 4 63 % 16.528.687,99
6
2015 2.636.320,66 5,45 % 16.558.544,62
2016 2.861.461,10 7,87 % 16.826.404.53
Rata-
Rata
2.361.254,96 6,75 % 16.900.900,16
Sumber: bps kota jambi data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun
2010-2016 terendah adalah Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010, dan
terus mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah Rp.
2.861.461,10 juta pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini menunjukkan
bahwa kebutuhan atas jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan,
pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, dan jasa lainnya semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sektor jasa-jasa terbesar Rp. 2.861.461,10
juta pada tahun 2016, dan terkecil Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010.
Pertumbuhan sektor jasa-jasa tertinggi sebesar 8,82% pada tahun 2011,
dan terendah sebesar 4,63% pada tahun 2014 dengan rata-rata sektor jasa-
jasa tahun 2010-2016 adalah Rp. 2.361.254,96 dan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,75%.
Bedasarkan gambaran dan latar belakang masalah tersebut maka
penulis tertarikuntuk meneliti Di Badan Pusat Statistik Kota Jambi yang
berjudul: Pengaruh Sektor Perdagangan Perdagangan Besar Dan
Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor Dan Jasa-Jasa Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto Kota Jambi.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka permasalahan
penelitian ini sapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh sektor, Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi
Mobil Dan Sepeda Motor dan sektor jasa- jasa terhadap Produk Dometik
Regional Bruto (PDRB) kota jambi?
2. Bagaimana pengaruh kontribusi Perdagangan Besar Dan Eceran,
Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan jasa- jasa secara simultan
terhadap pruduk domestik regional kota jambi?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui apakah sektor perdagangan, Perdagangan Besar Dan
Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor, dan sektor jasa-jasa
berpengaruh terhadap Produk Dometik Regional Bruto (PDRB)kota
jambi.
2. Ingin mengetahui pengaruh kontribusi perdagagan Besar Dan Eceran,
Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa secara simultan
terhadap produk domestik regional bruto kota jambi.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah dan intansi-intansi terkait,diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam
penyusunan perencanaan daerah pembangunan ekonomi Kota Jambi
secara lebih terpadu dan sinergi.
2. Hasil penelitian ini juga sebagai referensi bagi peneliti yang akan
meneliti lebih lanjut yang bersangkutan dengan judul ini.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Konseptual
1. Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
pengumpulan dan penjualan kembali (tanpa perubahan bentuk). Sub sektor
perdagangan besar dan eceran dipicu oleh kegiatan konsumsi rumah
tangga musiman seperti perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran,
Natal dan Tahun Baru. Selain itu peningkatan jumlah toko-toko eceran
juga turut menyebabkan intensitas perekonomian pada sektor ini terus
bertambah biasanya sub sektor diukur dengan satuan rupiah (Rp) per
tahun.
2. Jasa- Jasa
Jasa merupakan tindakan perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intengible (
tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilakan kepemilikan suatu yang
diukur dengan satuan rupiah ( Rp) pertahun.
3. Produk Domestic Regional Bruto (PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh saluran unit produksi dalam suatu
wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
10
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Pertumbuhan ekonomi juga sebagai tolak ukur dalam
mengetahui seberapa maju dan berkembangnya suatu wilayah. Tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternal.Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pendapatan
yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan
jasa.Setelah mengetahui pengertian pertumbuhan ekonomi, tentunya
seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang
tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang
dan jasa.6
6Duma Lasmaria Siagian “Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran (Study Kasus Di Provinsi Sumatera Utara)”. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi ,
Fakultas Ekonomi Pascasarjana,hal. 5.
11
B. Kerangka Teori
Tujuan utama dari usaha-usaha pembagunan ekonomi selain
menciptakan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus
atau mengurangi tingkat kemiskinan,ketimpangan pendapatan, dan tingkat
pengangguran.7
Teori pertumbuhan Karl Bucher sebagaimana yang dikutip dalam
buku (siagian 2004) adalah Pertumbuhan ekonomi melalui tiga tingkat
yaitu : Produksi untuk kebutuhan sendiri, Perekonomian kota, dimana
pertukaran sudah meluas dan perekonomian nasional dimana peranan
perdagangan-perdagangan tampak makin kecil.8
Menurut pandangan ekonomi klasik mengemukakan bahwa pada
dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas
tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat teknoligi yang digunakan.9Alat untuk
mengukur keberhasilan perekonomiaan suatu wilayah adalah pertumbuhan
ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomiaan wilayah akan mengalami
kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya penambahan pada faktor
produksi.selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga
akan meningkat dari tahun ketahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan
maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
7 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,
MitraWacana Media; 2015) hlm 27 8Yulianto, Analisis PDRB Kabupaten Kebumen Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Atas
Dasar Harga Yang Berlaku Tahun 2008-2013, Yogyakarta 9Richard T. Gill, Ekonomi Pembangunan Dulu Dan Sekarang,( Jakarta, Balai Aksara; Ghalia
Indonesia; 1983) Hal 51
12
1. Teori pertumbuhan Endogen
Teori Pertumbuhan endogen merupakan suatu teori pertumbuhan
yang menjelaskan bahwa pertumbuhan dalam jangka panjang ditentukan
dari dalam model dari pada oleh beberapa variabel pertumbuhan yang
dianggap eksogen.10 Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth
theory) muncul dikarenakan kinerja teori neo Klasik yang tidak
memuaskan dalam menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
jangka panjang yang telah menyebabkan kekecewaan yang meluas
terhadap teori pertumbuhan ekonomi neoKlasik. Teori pertumbuhan
endogen atau secara lebih sederhana disebut dengan teori pertumbuhan
baru (new growth theory), menyajikan suatu kerangka teoritis untuk
menganalisis pertumbuhan endogen atau proses pertumbuhan Gross
National Product (GNP) yang bersumber dari suatu sistem yang mengatur
proses produksi. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan GNP itu
sebenarnya merupakan suatu konsekuensi alamiah atas adanya ekulibrium
jangka panjang.11
2. Teori Pembangunan Daerah
Istilah pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh satu orang
dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lainnya bahkan
antara negara satu dengan negara yang lain. Secara tradisonal
10Sri Isnowati “Penerapan Model Kweka Dan Morissey Dalam Menerangkan Pertumbuhan
Ekonomi (Study Kasus Di Jawa Tengah)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 19.No. 1, (2012), hal.
27. 11Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM
Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.
25.
13
pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus-menerus pada Gross
Domestic Product (GNP)atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
suatu negara. Untuk daerah makna pembangunaan yang tradisional
difokuskan pada peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB)
suatu provinsi, kabupaten atau kota.
Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk
memberdayakan masyarakat diseluruh daerah sehingga terciptannya
lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas
kehidupan yang lebih baik, maju, tentram,dan sekaligus memperluas
pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan
harkat,martabat,dan harga diri.
Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. (1) dari segi
pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan nasional yang
dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang
dilaksanakan didaerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi
daerah. (2) dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan
pedesaan sebagai pusat dan kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut.
(3) pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahan. Tujuan
pembangunan deerah hanya dapat dicapai apabila pemerintah daerah dapat
melaksanakannya dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan daerah
merupakan usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintah daerah
dalam rangka makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis
serasi dan bertanggung jawab.
14
Pemahaman pembangunan daerah sebagai penjabaran dari
pembangunan nasional, kinerja pembangunan nasional merupakan agregat
dari kinerja dari pembangunan diseluruh daerah. Pencapaian semua
provinsi, dan pencapaian tujuan di tingkat provinsi merupakan agregasi
pencapaian tujuan di tingkat Kabupaten/Kota. Dengan demikian tangung
jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembanguan nasional
menjadi kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional. Singkronisasi kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sangat penting untuk menstabilkan
pengelolaan dan pemerataan sumber daya yang terbatas.
Pembangunan regional sebaiknya lebih memperhatikan
keunggulan-keungguulan dan karekteristik khusus suatu daerah.
Pembangunan juga harus dapat meningkatkan pendapatan perkapita dari
penduduk tersebut dan akan meningkatkan daya tarik daerah untuk
menarik investor-investor baru untuk menanamkan modalnya didaerah,
yang pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
12
3 Teori Ekonomi Neo Klasik
Menurut teori ini ada dua konsep pokok dalam pembangunan
ekonomi daerah yaitu keseimbangan ( equilibrium) dan mobilitas faktor
produksi daerah. Artinya, sistem perekonomiaan akan mencapai
12Kuncoro,Mudrajad,Ekonomi Pembagunan Teori, Masalah, Dan Kebijakan, (UPP AMP
Yogyakarta; 2000) Hal 18
15
keseimabangan alamiahnya jika modal bias mengalir tanpa retriksi/
pembatasan.13 Oleh karena itu modal akan mengalir dari daerah yang ber
upah tinggi menuju daerah yang ber upah rendah.
Model pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik Solow merupakan pilar
yang sangatmemberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan Neo-Klasik
sehingga penggagasnya, Robert Solow, dianugrahi hadiah Nobel bidang
ekonomi
Robert Solow berbeda dari model Harrod-Domar yang
mengasumsikan skala hasil tetap dengan koefisien baku, model
pertumbuhan Neo-Klasik Solow berpegang skala hasil yang terus
berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal jika
keduanya dianalisis secara terpisah, jika keduanya dianalisis secara
bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi skala hasil tetap
tersebut.
Menurut Schumpeter para pengusaha merupakan golongan yang
akan terus-menerus membuat perubahan atau inovasi dalam kegiatan
ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu
barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar-pasaran yang baru,
mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan- perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi
keefisien kegiatan perusahaan.
13Arsyad.L,Ekonomi Pembangunan Edisi Ke Empat,(STIE YKPN,Yogyakarta;2004) 98
16
Schumpeter juga menambahkan makin tinggi tingkat kemajuan
sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan
inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya. Pada
akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang yang dalam
pandangan Schumpeter keadaan tersebut akan terjadi pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi.14
4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Produk domestik
bruto (PDB)
Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu priode tertentu
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat
Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh saluran unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan
indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas
dasar konstan dan PDRB atas dasar berlaku. PDRB atas dasar harga
konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun
tertentu sebagi dasar/reverensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
14Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM
Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.
23-24.
17
dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa. Ada tiga pendekatan yang
digunakan dalm perhitungan PDRB, yaitu:
a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah
pada suatu priode tertentu ( biasanya satu tahun). 17 lapangan
usaha yaitu : (1) pertanian kehutanan dan perikanan, (2)
pertambangan dan penggalian, (3)industri pengolahan, (4)
pengolahan listrik, (5)pengadaan air, pengolahan sampah, limbah
dan daur ulang, ( kontruksi, (7) perdagangan besar dan eceran,
reparasi , mobil dan sepeda motor, (8) transportasi dan
pergudangan (9) penyediaan akomodasi maknanan dan minuman,
(10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan dan asuransi,
(12) real estate, (13) jasa perusahaan, (14) administrasi pemerintah,
pertahanan dan jaminan social wajib, (15) jasa pendidikikan (16)
jasa kesehatan dan kegiatan lainnya, (17) jasa lainnya.
b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua kompenen
permintaan akhir disuatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu.
Komponen permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi
rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembanga suasta nir laba,
18
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
Domestik Bruto, perubahan inventori/stok, ekspor neto.15
c. Pendekatan Pendapatanan
Produk domestik bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima
oleh faktor- faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi
disuatu Negara dalam jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun )
balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan; sebelumnya sebelum dipoting pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini , PDB
mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto ( pajak
tidak langsung dikurangi subsidi)
PDB berdasarkan penggunaan dikelompokan dalam 7 komponen
yaitu:
1. Penggeluaaran konsumsi rumah tangga , mencakup semua
pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan
penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah
tangga selama priode tertentu.
2. Pengeluaran lembanga nonprofit yang melayani rumah tangga ,
mencakup kegiatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh
lembaga nirlaba yang konsentrasi konsumenya adalah rumah
tangga, seperti yayasan dan lainya.
15Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan
Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus
Ketintang Surabaya
19
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , mencakup pengeluaran
untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik
pemerintah pusat dan daerah , tidak termasuk penerimaan dari
produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data yang dipakai
adalah realisasi APBN.
4. Pembentukan modal tetap domestik bruto, mencakup
pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dalam
negeri dan barang modal bekas atau barang dari luar negeri.
Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.
5. Perubahan inventori. Perubahan stok dihitung dari PDB hasil
penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen
permintaan akhir lainya.
6. Ekspor barang dan jasa ekspor barang dinilai menurut harga.
Free on board (fob)
7. Impor barang dan jasa. Impor barang dinilai menurut cost
insurance freight (cif)
5. Teori Permintaan Dan Penawaran
Secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu
penawaran (supply) dan permintaan ( demand). Dalam perdagangan
internasional disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
dapat dilihat dari permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, ekspor
dipengaruhi harga ekspo, nilai tukar riil,pendapatan kebijakan devaluasi.
20
Sedangkan dari sisi penawaran,ekspor dipengaruhi oleh hargaekspor,
harga domestik, nilsi tuksr riil, kapasitas produksi melalui investigasi,
impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi.16
6. Teori Jasa-Jasa
Secara defenitife jasa merupakan kegiatan yang ditawarkan kepada
suatu pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan suatu apapun, serta produksi jasa mungkin
berkaitan atau mungkin tidak berkaitan dengan fisik. 17
Komponen jasa bisa merupakan bagian kecil atau bagian utama
dari keseluruhan penawaran. Membedakan penawaran sektor ini menjadi
lima kategori: pertama disebut penawaran barang berwujud murni, yang
penawarannya hanya terdiri atas barang berwujud, dan tidak ada jasa yang
menyertai produk yang ditawarkan itu. Kedua disebut penawaran barang
berwujud disertai jasa. Penawaran ini terdiri atas barang berwujud disertai
satu atau sejumlah jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan. Ketiga
disebut campuran yang menjelaskan penawaran yang terdiri atas barang
dan jasa dengan proporsi yang sama misalnya restoran yang didukung oleh
pelayananya. Keempat jasa utama disertai barang dan jasa tambahan.
Penawaran ini terdiri atas jasa utama dengan jasa tambahan serta barang
pelengkap. Kelima ialah jasa murni, penawaran ini hanya terdiri atas jasa.
Misalnya jasa psikoterapi, jasa memijit, atau jasa menjaga bayi.
16SadonoSukirno, MikroekonomiTeoriPengantarEdisiKetiga, ( Jakarta; RajawaliPres, 2015) hlm
125 17Philip kothler, Manajemen Pemasaran Jilit 1 ( JAKARTA,PT,Indeks, GRAMEDIA,2005) Hal 40
21
7. Teori Basis Ekonomi
Pengertian basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis
melainkan dinamis, maksudnya pada tahun tertentu mungkin saja sektor
tersebut merupakan sektor basis, namun pada tahun berikutnya belum
tentu sektor tersebut secara otomatis menjadi sektor basis. Sektor basis
bisa mengalami kemajuan atau kemunduran. Adapun sebab sebab kemjuan
sektor basis adalah perkembangan jaringan tranportasi dan komunikasi;
perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah ; perkembangan
teknologi; dan adanya perkembangan prasarana ekonomi dan sosial.
Sedangkan penyebab kemunduran sektor basis adalah adanya perubahan
permitaan dari luar daerah, dan kehabisan cadangan sumber daya18.
8. Model Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
situasi dan kondisi yang terjadi. Secara umum model pertumbuhan
lebih bersifat mekanistis dari pada empiris. Suatu model mekanistis
biasanya dikembangkan dari asumsi-asumsi tentang jenis
pertumbuhannya, yaitu dengan cara menurunkan persamaan diferensial
atas asumsi-asumsi yang ditetapkan untuk mendapatkan model
pertumbuhannya. Di lain pihak, suatu pihak empiris dipilih agar
menghampiri secara empiris terhadap model mekanistis yang belum
diketahui. Bentuk yang diinginkan dari modal pertumbuhan harus dapat
mewakili penyederhanaan fakta di lapangan serta paling sederhana.
18 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,
MitraWacana Media; 2015) hlm 79
22
Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu
peningkatan kemampuan perekonomian dalam memproduksi barang dan
jasa yang bersifat perubahan kuantitatif dan biasanya diukur dengan
menggunakan data pendapatan perkapita.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertumbuhan endogen, teori
neo klasik, dan teori ekonomi klasik.
23
C. Tinjauan Pustaka
No Nama
Peneliti
Judul Variabel Metode
Analisis
Temuan
1. Akhmad
Ghofir
Afandi
Pengaruh
industri
pengolahan
,
perdaganga
n,hotel,dan
restoran
dan
pertanian
terhadap
PDRB
Kabupaten
Mojokerto
Independen:
industri
pengolahan,perd
agangan hotel
dan restoran dan
pertanian
Dependen :
PDRB
Kabupaten Mojokerto
Metode
kuantitatif Hasil dari penelitian
ini menunjukan ada
pengaruh positif
industri pengolahan
terhap PDRB sebesar
0,4 %. Perdagangan
hotel dan restoran
berpengaruh positif
sebesar 1,3%
sedangkan pertanian
berpengaruh positif
sebesar 2,3%19
2. Desak
Ayusriar
y
Bhegaw
ati
Analisis
pengaruh
tiga sektor
utama
ekonomi
terhadap
pertumbuh
an ekonomi
kabupaten
badung
Independen:
tiga sektor utama
ekonomi (sektor
pertanian,
perdagangan
hotel dan
restoran dan
jasa-jasa)
Dependen:
pertumbuhan
ekonomi
kabupaten
badung
Metode
Kuantitatif
.
Dari analisi yang
telah disimpulkan
bahwa kontribusi
sektor pertanian
sektor perdagangan
hotel dan restoran
serta sektor jasa
secara simultan
berpengaruh terhadap
perumbuhan ekonmin
kabupaten badung
yakni dilihat dari
nilai koefisien yang
di stadarisasikan
sebesar 94.9 %20
3. Claudya
Pingkan
Lomban
Analisis
pengaruh
sektor
keuangan,
real estate,
jasa
keuangan,
dan sektor
Independen:
Sektor keuangan
real estate, jasa
keuangan, dan
sektor jasa-jasa
Dependen:
PAD Kota
Metode
Kuantitatif
Sesktor keuangan,
real esate, jasa
keuangan lebih
berpengaruh terhadap
PDRB, sedangkan
sektor jasa
pengaruhnya lebih
kecil terhadap PDRB
19Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan
Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus
Ketintang Surabaya 20 Desak Ayu Sriary Bhegawati, Analisis Pengaruh Tiga Sektor Utama Ekonomi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung, Jurnal Universitas Mahasaraswati, Denpasar
24
jasa-jasa
terhadap
pendapatan
asli daerah
kota
manado
Manado dan untuk hubungan
positif dan
signifikan.21
4. Jasman
Saripudi
n
Hasibua
n
Analisis
kontribusi
sektor
industri
terhadap
PDRB
Kota
Medan
Independen:
Sektor industri
Dependen:
PDRB Kota
Medan
Metode
Kuantitatif
Nilai produksi kota
Medan mengalami
peningkatan tetapi
kontribusi sektor
industri terhadap
PDRB mengalami
penurunan ini
dikarenakan semakin
besarnya sektor
sektor lain yang
memberikan
kontribusi besar
kepada PDRB. 22
D. Krangka Pemikiran
Berdasasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan landasan teori yang telahdikemukakan diatas maka
hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam
sebuah pemikiran yang dapat ditunjukan oleh gambar sebagai berikut :
21Claudya Pingkan Lomban, Analisis Pengaruh Sektor Keuangan, Real Estate, Jasa Keuangan,
Dan Sektor Jasa-Jasa Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Manado 22Jasman Saripudin Hasibuan, Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kota Medan,
Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
PER
(X1) PDRB
(Y)
JASA JASA
(X2)
25
Keterangan:
X1 = PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor
X2 = Jasa- Jasa
Y = Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
E. Hipotesis
H0 = Tidakadapengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-
jasa terhadaap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi.
Ha = Terdapatpengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-
jasa terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun definisi kedua
variabel tersebut yaitu:
a. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel yang menjadi pusat penelitian utama peneliti.Hakikat sebuah
masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen
yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah
Y : Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
b. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengaruh positif maupun yang pengaruhnya negative. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu PerdagnaganBesar Dan
Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa Dengan
desain penelitian:
X1 : PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda
Motor Tahun 2010-2016
27
X2 : jasa- jasa tahun 2010-2016
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara member arti, atau menspesifikasikan
kejelasan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional bertujuan
untuk dapat menjelaskan dan menjabarkan variabel apa saja yang timbul
dalam indikator yang terperinci. Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dilakukan untuk
mengetahui nilai suatu variabel independen tanpa membandingkan atau
menghubungkan dengan variabel independen lain.
Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap istilah dari variabel
yang digunakan pada penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi
operasional untuk tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut :
a. PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda
Motor Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-2016.
b. Jasa-jasa di Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-
2016.
c. Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Jambi dalam satuan
persen dari tahun 2010-2016.
28
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan
diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam sebuah penelitian dalam menyusun karya
ilmiah ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa data primer dan
sekunder.Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah
terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau
literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan
penelitian.23Data sekunder merupakan data yang bukan di usahakan sendiri
pengumpulanya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, Koran,
keterangan-keterangan atau publikasi lainya.Data Sekunder merupakan
data yang diperoleh melalui pengambilan pengumpulan atau pengolahan
data yang biasanya bersifat studi dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya
harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam
menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen
penlitian.24Sumber data merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan
23Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung
Persada Pers, 2008), hlm. 77 24Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 155
29
dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian,
sumber data bersifat umum yang memiliki informasi tentang objek
penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa data tahun 2010-2016, yaitu meliputi data sektor
Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan
jasa-jasa kota Jambi data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
C. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan
hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data
yang diperoleh, akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif-
deskriptif.
1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Sebelum masuk pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan
diuraikan hasil dari analisis deskriptif untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara
30
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.25
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi
satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk mendeteksi
masalah autokorelasi dalam model regresi penelitian ini digunakan
metode dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji serial
correlation LM. Jika nilai chi square (X) hitung > chi square (X²) tabel
maka hipotesis yang digunakan yang menyatakan bahwa model bebas
dari masalah autokorelasi adalah ditolak dan sebaliknya.
b. Uji Normalitas
Model yang baik dalam regresi adalah model dimana datanya
tersebar secara normal.Model regresi yang diperoleh harus dilakukan
uji normalitas melalui test normality pada residual test histogram. Cara
mendeteksi apakah residualnya normal atau tidak dengan
membandingkan nilai Jarque (JB) dengan Chi Square (X²) tabel, yaitu :
Jika Nilai JB > Chi Square (X²) tabel maka residualnya berdistribusi
tidak normal dan sebaliknya.
25Moh. Hariyadi, Statistik:Panduang Lengkap dari Design sampai Analisis Statistik
Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2010), 54
31
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linear antara variabel
independen di dalam regresi.Masalah multikolinearitas muncul jika
terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel
atau semua variabel independent dalam model.Pada kasus
multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan
pengaruh murni dari variabel independent dalam model.Ada beberapa
model untuk mendeteksi adanya multikolinearitas.Untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas dalam model persamaan dalam penelitian ini
digunakan korelasi antara variabel independent.
d. Uji Heterokedastisitas
Dalam regresi berganda salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar
taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best, Liniar,
Unbiased, dan Estimator) adalah Var (ui) = o2 mempunyai variasi
berubah-ubah. Cara mendeteksi gejala heterokedastisitas dengan model
regresi pada penelitian ini dilakukan uji heterokedastisitas melalui
metode whitw tanpa cross terms.26
3. Analisis Data
Penggunaan analisis Kuantitatif dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa rumus statistik diantaranya sebagai berikut:
26Ira Ruli Yanti, Analisis Impor Bawang Merah Di Indonesia, Proposal Universitas Jambi,
(2018), hlm.30-34.
32
a. Regresi Linier Berganda
Pada bagian ini dibicarakan metode-motode untuk menghitung
hubungan linier tiga atau lebih variabel. Jika variabel dependen
dihubungkan dengan dua variabel independen atau lebih, akan banyak
hal yang bayak dicapai (dijabarkan) dari analisa bersama variabel
tersebut pada waktu bersamaan.
Dalam analisa regresi linier berganda, hanya dua variabel
didalamnya;variabel dependen dinyatakan dengan “ Y” dan variabel
independen dinyatakan dengan “X” dalam analisa berganda, akan
digunakan ‘X’ yang menggambarkan seluruh variabel yang termasuk
didalam analisa. Hanya ada satu variabel dependen tetap, yang
dinyatakan dengan X1. Variabel Independen dinyatakan dengan
X1,X2 .... dan seterusnya. 27
Untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen dan
independen, maka pengelolaan data dilakukan dengan metode analisis
regresi berganda.28 Dalam analisa ini dilakukan dengan bantuaan
program SPSS untuk menganalisis hubungan antar variabel dependen
dan independen, maka pengelolaan data dilakukan dengan medel
Ordinary Least Square ( OLS). Metode OLS digunakan untuk
memperoleh estimasi parameter dalam menganalisis pengaruh
27Bambang kustituanto, statistik analisa rentut waktu dan regresi-korelasi, (YOGYKARTA,BPFE
1984) Hal 227 28Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif DAN R & D ( Bandung, Alfabeta; 2009) hal
120
33
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Metode OLS
dipilih karena merupakan salah satu metode sederhana dengan analisis
regresi yang kuat dan popular, dengan asumsi-asumsi tertentu. Adapun
persamaan regresi yaitu: dalam penelitian ini meliputi pengujian
serempak (uji-f) pengujian individu (uji-t) dan pengujian ketetapan
perkiraan ( R2 ) dan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinieritas,
heteroskedastistas dan autokorelasi.
LnY = 𝛽𝜎 + 𝐿𝑛𝛽1𝑃𝐸� + 𝐿𝑛𝛽2𝐽� + 𝜀 Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
X1 = Sektor PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil
Dan Sepeda Motor
X2 = Sektor Jasa-jasa
βο = Konstanta
β1-2 = Koefisien persial untuk masing-masing variabel PER, JS
ε = Error term
b. Uji T
Uji t adalah pengujian koefisien regresi persial individual yang
digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara
individual mempengaruhi variabel dependen (Y).
c. Uji Simultan ( Uji F)
Signifikasi model regresi secra simultan diuji dengan melihat nilai
signifikansi ( sig) dimana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F statistik
34
digunakan untuk membuktikan ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan.
d. Uji koefisien determinasi (R2 )
Koefisien determinasi, yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu
ukuran yang penting dalam regresi.Determinasi (R2) mencerminkan
kemampuan variabel dependen.Tujuan analisis ini adalah untuk
menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Nilai R2 menunjukan seberapa besar proporsi dari total
fariasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel
penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi
dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi geografis
Kota jambi merupakan ibukota provinsi jambi yang lebih dikenal
dengan sebutan jambi kota beradat. Wilayah kota jambi dikelilingi oleh
wilayah kabupaten muaro jambi baik dari arah utara, seatan, barat maupun
disebelah timur.Secara geografi wilayah kota jambi terletak diantara :
103ο30’1,67 bujur timur sampai 103ο40’0,22’’ bujur timur 01ο30’2,98’’
lintas selatan sampai 01ο4s0’1,07 lintang selatan dengan luas wilayah
205,38 Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas provinsi Jambi.
Wilayah kota jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan
luas 20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Tepografi wilayah kota jambi
terdiri atas wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang
dengan kemiringan 2 hingga 15% dan curam dengan kemiringan 15
hingga 40% dengan luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai
berikut:
1. Datar ( 1-2%)= 11.326 ha (55%)
2.Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1)
3.Curam (15-40%) = 41 ha (0,002%)
koordinat tersebut menunjukan keberadaan kota jambii yang
terletak ditengah-tengah pulau sumatra. Secara geomorfologis kota jambi
terletak dibagiaan barat cekungan sumatra bagian seatan yang disebut sub-
cekungan jambi, yang merupakan daratan rendah disumatra timur. Dititik
36
dari tepografinya, kota jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas
permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota,
sedangkan daerah rawa terdapat di aliran sungai batanghari, yang
merupakan sungai terpanjang di pulau sumatra dengan panjang
keseluruhan 1.700 km dari danau atas – danau bawah ( sumatra barat )
menuju selat berhala ( 11 km yang berada di wilayah Kota Jambi ) dengan
kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai batanghari membelah kota jambi
menjadi dua bagian dari disisi utara dan selatannya. Secara administratif
berbatasan langsung dengan kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Jambi.
Kota jambi sebagai ibu kota provinsi dan pusat pemerintah srta
pusar perdagangan dan jasa mempunyai mobilitas penduduk yang tinggi,
terutama dari daerah tetanga ( mobilitas skunder ). Disamping sarana dan
prasarana transportasi yang sudah relatif lebih baik, maka faktor jarak juga
sangat menentukan.
B. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk mrupakan modal dasar dalam pembangunan
namun jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan peningkatan
kualitasnya justru dapat menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu
masalah kependudukan harus mendapat perhatian yang serius, sehinga
dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai modal pembangunan. Kota
jambi sebagai ibu kota provinsi terdiri dari 11 kecamatan dan 62 kelurahan
dan 1577 rukun tetanga (RT) dengan distribusi wilayah sebagai berikut:
37
Tabel 3.2
Luas Daerah Dan Pembangian Wilayah Dan Pembagian Daerah
Administrasi Menurut Kecamatan Di Kota Jambi Tahun 2016
Kecamatan Luas wilayah persentase Jumah
kelurahan
Jumlah
RT
Kota Baru 36,11 17,56 5 171
Alam Berajo 41,67 20,27 5 191
Jambi Selatan 11, 41 5,55 5 149
Paal Merah 27,13 13,20 5 217
Jelutung 7,92 3,85 7 233
Pasar Jambi 4,02 1,96 4 58
Telanaipura 22,51 10,95 6 126
Danau Sipin 7,88 3,83 5 150
Danau Teluk 15,7 7,64 5 44
Pelayangan 15,29 7,44 6 46
Jambi Timur 15,94 7.75 9 192
Jumlah 205,58 100,00 62 1.577
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi
B. Struktur ekonomi
Struktur perekonomian masyarakat kota jambi pada kurun waktu
2012-2016 masih didominasi sektur sekunder dan tersier, besarnya
peranan masing-masing kategori terhadap pembentukan PDRB jambi
terlihat dari tabel 3.1 sumbangan kategori terbesar dihasulkan oleh
kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor. Hal itu
bias ilihat dari tabel 3.1 di bawah ini :
38
Tabel 3.1
Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha ( Persen ) 2012- 2016
Lapangan usaha Distribusi Persentase PDRB per 2010
menurut lapangan usaha (persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, kehutanan perikanan 1,33 1,34 1,37 1,34 1,27
Pertambangan dan pengaliaan 5,78 5,64 4,98 2,82 2,31
Industri pengolahan 12,58 11,99 11,88 11,56 10,86
Perdagangan listrik dan gas 0,1 0,15 0,16 0,18 0,20
Pengadaan air, pengolahan
sampah,limbah dan daur ulang
0,28 0,28 0,27 0,26 0,25
Kontruksi 8,57 10,16 9,65 9,04 8,55
Perdagangan besar dan eceran reparasi
mobil dan motor
24,73 24,85 26,46 28,09 29,58
Transportasi pergudangan 11,71 11,84 11,39 11,88 12,57
Penyedia akomodasi dan makan minum 2,13 2,15 2,31 2,27 2,28
Informasi dan komunikasi 4,61 4,35 4,16 4,41 4,56
Jasa keuangan dan asuransi 6,29 6,57 6,22 5,86 6
Real estate 2,80 2,64 2,53 2.47 2,40
Jasa perusahaan 3,13 3 2,92 2,97 2,98
Administrasi pemerintah, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
7,62 7,29 8,42 9,47 8,81
Jasa pendidikan 5,36 4,91 4,83 4,84 4,46
Jasa kesehatan dan kegiatan social 2,11 2,09 2,21 2,22 2,23
Jasa lainnya 0,79 0,74 0,69 0,70 0,69
Sumber : Angka perbaikan; angka sementra ( Bps kota jambi)
C. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian kota jambi pada tahun 2016 mengalami kenaikan
yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB Kota jambi tahun 2016 mencapai 6,81 persen
sedangkan tahun 2015 mencapai 5,58 persen. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai oleh kategori transportasi dan pergudangan sebesar 12,42
persen mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 5,7 persen ( 2015) hal ini dikarenakan jumlah
39
penerbangan di kota jambi meningkat lebih dari 30 persen. Secara umum
seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2016 mencatat
pertumbuhan yang positif, terkecuali untuk kategori pertambangan dan
penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,86 persen. Hal
ini si sebabkan oleh penurunan produksi pada sub kategori penggalian,
banyaknya perusahaan penggalian yang di tutup di kota jambi. Hal ini
bias dilihat dari tabel 3,2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha ( Persen ),
2012-2016
Lapangan usaha Laju pertumbuhan PDRB seri 2010
menurut lapangan usaha ( persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, kehutanan perikanan 3,98 4,43 5,45 2,58 1,78
Pertambangan dan pengaliaan 1,55 2,87 0,78 -
22,30
-2,8
Industri pengolahan 7,62 6,05 6,58 5,17 4,23
Perdagangan listrik dan gas 11,60 9,03 17,53 6,55 5,87
Pengadaan air, pengolahan
sampah,limbah dan daur ulang
1,05 1,52 3,26 2,97 4,17
Kontruksi 16,74 27,58 4,07 2,50 4,13
Perdagangan besar dan eceran reparasi
mobil dan motor
8,81 9,20 13,41 12,13 7,69
Transportasi pergudangan 9,01 8,58 8,21 5,70 12,42
Penyedia akomodasi dan makan minum 9,02 6,35 20,07 4,10 8,24
Informasi dan komunikasi 2,17 5,43 3,82 9,36 8,65
Jasa keuangan dan asuransi 11,18 12,18 3,35 1,85 12,11
Real estate 5,33 4,20 4,02 2,43 4,90
Jasa perusahaan 4,30 2,49 6,16 6,82 6,54
Administrasi pemerintah, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
3,02 1,16 14,63 6,42 2,98
Jasa pendidikan 7,71 2,81 1,32 7,64 6,33
Jasa kesehatan dan kegiatan social 4,39 10,77 15,51 10,28 7,14
Jasa lainnya 3,16 2,56 3,25 7,99 6,28
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO
7,67 8,50 8,18 5,58 6,81
Sumber : Bps kota jambi (angka perbaikan; angka sementara)
40
D. PDRB Per Kapita
Indkator yang diguakan untuk melihat keberhasilan pembangunan
suatu daerah tidak hanya dengan melihat pertumbuhan ekonomi saja tetapi
juga biasa demgan melihat besarnya pendapatan perkapita.
Tabel 3.3
PDRB per kapita ADHB menurut lapangan usaha ( juta RP) 2012-
2016
URAIAN PDRB Perkapita ADHB Menurut
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, kehutanan perikanan 0,35 0,39 0,46 0,50 0,53
Pertambangan dan pengaliaan 1,52 1,64 1,67 1,04 0,97
Industri pengolahan 3,30 3,49 3,97 4,28 4,55
Perdagangan listrik dan gas 0,04 0,04 0,05 0,07 0,08
Pengadaan air, pengolahan
sampah,limbah dan daur ulang
0,07 0,08 0,09 0,10 0,11
Kontruksi 2,25 2,96 3,22 3,35 3,58
Perdagangan besar dan eceran reparasi
mobil dan motor
6,49 7,24 8,84 10,41 12,40
Transportasi pergudangan 3,07 3,45 3,81 4,40 5,27
Penyedia akomodasi dan makan minum 0,56 0,63 0,77 0,84 0,96
Informasi dan komunikasi 1,21 1,27 1,39 1,63 1,91
Jasa keuangan dan asuransi 1,65 1,91 2,08 2,17 2,51
Real estate 0,73 0,77 0,85 0,91 1,01
Jasa perusahaan 0,82 0,87 0,98 1,10 1,25
Administrasi pemerintah, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
2,00 2,12 2,81 3,51 3,69
Jasa pendidikan 1,41 1,43 1,46 1,66 1,87
Jasa kesehatan dan kegiatan social 0,55 0,61 0,74 0,82 0,83
Jasa lainnya 0,21 0,21 0,23 0,26 0,29
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO
26,24 29,13 33,41 37,07 41,90
Sumber : Bps kota jambi (angka perbaikan; angka sementara)
PDRB perkapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk selama satu priode ( satu tahun) dan ini
41
dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran /
kesejahtraan masyarakat. Besarnya PDRB perkapita tergantung pada
kemampuan suatu daerah dalam menciptakan nilai tambah dan juga
bearnya penduduk di daerah tersebut.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukan nilai PDRB setiap
satu orang penduduk. Pada tahun 2016 PDRB perkapita Kota Jambi
mencapai 41,90 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 13 persen
dibandingkan PDRB perkapita tahun 2015 yang sebesar 37,07 juta rupiah
E. Sumber pertumbuhan
Sumber pertumbuhan ini merupakan sumbangan masing- masing
kategori terhadap laju pertumbuhan ekonomi pada waktu tertentu yang
diukur dengan persentase. Dimana penjumlahan sumber pertumbuhan
semua kategori sama dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, maka kategori perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor merupakan penyumbang
terbesar dengan 2,02 persen mengalami peningkatan di banding tahun
sebelumnya yaitu 1,64 persen pada tahun 2015.
42
Tabel 4.1
sumber pertumbuhan ekonomi Kota Jambi tahun 2015-2016 ( persen)
Uraian 2015 2016
Pertanian, kehutanan perikanan 0,08 0,09
Pertambangan dan pengaliaan 0,16 0,16
Industri pengolahan 0,67 0,74
Perdagangan listrik dan gas 0,01 0,01
Pengadaan air, pengolahan sampah,limbah
dan daur ulang
0,02 0,02
Kontruksi 0,53 0,58
Perdagangan besar dan eceran reparasi
mobil dan motor
1,64 2,02
Transportasi pergudangan 0,69 0,86
Penyedia akomodasi dan makan minum 0,13 0,16
Informasi dan komunikasi 0,26 0,31
Jasa keuangan dan asuransi 0,34 0,41
Real estate 0,14 0,16
Jasa perusahaan 0,17 0,20
Administrasi pemerintah, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
0,54 0,60
Jasa pendidikan 0,26 0,30
Jasa kesehatan dan kegiatan social 0,13 0,15
Jasa lainnya 0,04 0,05
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO
5,81 6,81
Deskripsi Data
1. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
Rata-rata pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah
sebesar 9,09%, dengan rincian sebagai berikut:
43
Tabel 4.1.
Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kota Jambi Tahun 2010-2016
Tahun
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kota
Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
PER
(%)
2010 2.562.046,20 -
2011 2.793.035,08 8,27
2012 3.039.039,39 8,09
2013 3.318.509,55 8,42
2014 3.763.510,19 11,82
2015 4.219.917,98 10,82
2016 4.544.458,55 7,14
Rata-Rata 3.462.930,99 9,09
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016
terendah adalah 2.562.046,20 juta rupiah pada tahun 2010, dan terus
mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah
4.544.458,55 pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini disebabkan semakin
besarnya kebutuhan masyarakat, dan semakin banyaknya kendaraan
sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan atas reparasi mobil dan
sepeda motor. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 11,82% pada tahun
2014, dan terendah sebesar 7,14% pada tahun 2016. Rata-rata sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota
Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 3.462.930,99 juta, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 9,09%.
44
2. Sektor-Jasa-Jasa
Rata-rata sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp.
2.361.254,96 juta dengan pertumbuhan sektor jasa-jasa adalah sebesar
6,75%, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi Tahun 2010-2016
Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
JS-JS (%)
2010 1.880.161,80
2011 2.061.952,70 8,82
2012 2.219.238,11 7,09
2013 2.377.086,34 6,64
2014 2.492.564,01 4,63
2015 2.636.320,66 5,45
2016 2.861.461,10 7,87
Rata-Rata 2.361.254,96 6,75
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun
2010-2016 terendah adalah Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010, dan
terus mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah Rp.
2.861.461,10 juta pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini menunjukkan
bahwa kebutuhan atas jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan,
pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, dan jasa lainnya semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sektor jasa-jasa terbesar Rp. 2.861.461,10
juta pada tahun 2016, dan terkecil Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010.
Pertumbuhan sektor jasa-jasa tertinggi sebesar 8,82% pada tahun 2011,
dan terendah sebesar 4,63% pada tahun 2014 dengan rata-rata sektor jasa-
jasa tahun 2010-2016 adalah Rp. 2.361.254,96 dan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,75%.
45
3. PDRB Kota Jambi
Rata-rata PDRB Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp.
13.971.173,63 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,90%, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 4.3. PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016
Tahun PDRB Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
PDRB (%)
2010 11.070.369,60
2011 11.932.755,54 7,23
2012 12.848.141,30 7,12
2013 13.939.735,25 7,83
2014 15.080.229,53 7,56
2015 15.921.206,06 5,28
2016 17.005.778,13 6,38
Rata-Rata 13.971.173,63 6,90
Dari tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kota Jambi tahun 2010-
2016 terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan
dengan pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa yang terus meningkat pada periode
tersebut. PDRB Kota Jambi terbanyak adalah Rp. 17.005.778,13 juta pada
tahun 2016, dan terkecil adalah Rp. 11.070.369,60 juta pada tahun 2010.
Sedangkan pertumbuhan PDRB Kota Jambi terbesar adalah 7,83% pada
tahun 2013, dan terendah adalah sebesar 5,28% pada tahun 2015. Rata-rata
PDRB Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 13.971.173,63 juta dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 6,90%.
46
F. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah variabel bebas penelitian normal atau
tidak diperlukan uji normalitas. Adapun bentuk pengujian yang telah
dilakukan adalah :
a. Analisis Grafik
Untuk mendeteksi normalitas data, cara pertama adalah dengan
menganalisa grafik normal probality plot berikut :
Gambar 4.1. Normal Probability Plot
Pada gambar di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya.Hal
menunjukkan bahwa pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
47
Gambar 4.2. Grafik Histogram
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada grafik histogram terlihat kurva
yang berbentuk lonjong menyerupai lonceng terbalik dengan data yang
condong ke kiri, yang menunjukkan bahwa data yang diteliti berdistribusi
normal.
b. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan untuk mendeteksi normalitas data adalah
dengan melakukan analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Hasil
yang diperoleh dari pengujian ini adalah sebagai berikut
Tabel 4.4. Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 7
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .00855600
Most Extreme Differences
Absolute .187 Positive .187 Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z .495 Asymp. Sig. (2-tailed) .967
48
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,967 yang lebih besar
dari 0,05. Hal itu menandakan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi
linear) diantara independen variabel perlu dilakukan uji
multikolinieritas.Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai R-square
dan, Fhitung tinggi, sedangkan nilai thitung banyak yang tidak signifikan (uji
tanda yang berubah tidak sesuai dengan yang ditetapkan).
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil
pengujian multikolinieritas sebagai berikut :
Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
(Constant) 2.839 .914 .250
9.373 1 PER .346 .127
JAS .573 .188 .250 9.373
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF sebesar 9,373
lebih kecil dari 10,00 dan nilai tolerance 0,250 lebih besar dari 0,10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinierity.
3. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini menggunakan scatterplot untuk menguji
Heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti
49
titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
Gambar 4.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar di atas dapat terlihat bahwa titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan
metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Pengujian autokolerasi dalam penelitian ini menggunakan uji
Durbin Watson.Besarnya koefisien Durbin Watson adalah antara 0-
4.Kalau koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak
ada korelasi, kalau besarnya mendekati 0, maka terdapat autokorelasi
positif dan jika besarnya mendekati empat maka terdapat autokorelasi
negatif. Berdasarkan pengujian diperoleh :
50
Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .999a .997 .996 .01048 1.403
Dari tabel di atas diperoleh nilai pengujian untuk autokorelasi sebesar
1,403. Berdasarkan tabel Durbin Watson, maka didapatkan :
dL = 0,294
dU = 1,676
4-dU = 2,324
4-dL = 3,706
Penempatan hasil pengujian Autokorelasi sebesar 1,403 berada antara dL
dan dU, yang berarti tidak terjadi autokorelasi..
G. Uji Hipotesis
1. Regresi Linier Ganda
Dalam analisis data penulis menggunakan analisis regresi berganda
untuk mengetahui pengaruh variabel sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa terhadap PDRB Kota
Jambi. Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.839 .914 .472
3.106 .036
1 PER .346 .127 2.717 .053
JAS .573 .188 .530 3.048 .038
51
Dari hasil Analisis pada tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
LnPDRB = 2,839 + 0,346LnPER + 0,0,573LnJAS + e
Keterangan:
PDRB = Pertumbuhan PDRB Kota Jambi
2,839 = Konstan
PER = Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor
JAS = Sektor Jasa-Jasa
e = Error term
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstan sebesar 2,839 dan bertanda positif artinya jika sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
dan sektor jasa-jasa dimaksimalkan maka dapat meningkatkan
PDRB Kota Jambi sebesar 2,839%.
2. Koefisien regresi variabel sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,346 dan bertanda positif
artinya jika variabel jasa-jasa nilainya tetap dan variabel sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
mengalami peningkatan sebesar 1%, maka PDRB Kota Jambi akan
mengalami peningkatan sebesar 0,346. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara sektor perdagangan besar
52
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan PDRB,
semakin meningkat sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor maka PDRB Kota Jambi akan semakin
meningkat.
3. Koefisien regresi variabel jasa-jasa sebesar 0,537 dan bertanda
positif artinya jika variabel sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor nilainya tetap dan sektor jasa-jasa
mengalami peningkatan sebesar 1%, maka PDRB Kota Jambi akan
mengalami peningkatan sebesar 0,537%. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara sektor jasa-jasa dengan
PDRB Kota Jambi, semakin meningkat sektor jasa-jasa maka
PDRB Kota Jambi akan semakin meningkat.
2. Uji t
Untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi
signifikan atau tidak terhadap dependent variabel digunakan Uji t. Dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan, digunakan hipotesis
sebagai berikut :
Ho : b1 = 0, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel
terikat
Ha : b1 ≠ 0, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel terikat
53
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Ho diterima apabila thitung< ttabel artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima apabila thitung> ttabel artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh
thitung pada tabel 4.7. Dari tabel tersebut dapat dilihat seberapa besar
pengaruh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor dan sektor jasa-jasa terhadap PDRB Kota Jambi, dengan derajat
kebebasan (n-k = 7-3 = 4), maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,776 pada
taraf signifikansi 5%, dan 2,132 pada taraf signifikansi 10%. Maka
berdasarkan hasil pengujian diperoleh :
a. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor terhadap PDRB Kota Jambi
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh thitung sebesar 2,717 yang
lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,776,
dan lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 10% yaitu sebesar
2,132 dengan signifikansi sebesar 0,053. Dengan demikian maka
Ha diterima, artinya variabel sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor secara parsial berpengaruh
terhadap variabel PDRB Kota Jambi pada taraf signifikansi 10%.
54
b. Pengaruh Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota Jambi
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh thitung sebesar 3,048 yang
lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,776
maupun pada taraf signifikansi 10%, yaitu sebesar 2,132 dengan
signifikansi sebesar 0,038. Dengan demikian maka Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya variabel sektor jasa-jasa secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel PDRB Kota
Jambi pada taraf signifikansi 5% maupun 10%.
3. Uji F
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi
secara bersama-sama terhadap dependen variabel digunakanlah uji F
dengan rumus :
𝑏𝑖
𝑡ℎ𝑖��𝑛𝑔 = �𝑏𝑖
bi = Koefisien variabel independen ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Dengan hipotesa sebagai berikut :
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima apabila Fhitung< Ftabel, artinya variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen
Ho : b1 = b2 = b3 … bk = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha : b1≠ b2≠ b3 … bk≠ 0 (ada pengaruh)
55
Ha diterima apabila Fhitung> Ftabel, artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh
Fhitung sebagai berikut :
Tabel 5.16. Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .146 2 .073 666.631 .000b
1 Residual .000 4 .000
Total .147 6
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh Fhitung
sebesar 666,631 yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel.
Dengan derajat kebebasan untuk penyebut = 2 (k-1 = 3-1) dan derajat
kebebasan untuk pembilang = 4 (n-k = 7-3), maka diperoleh Ftabel sebesar
6,94. Dengan demikian diketahui bahwa Fhitung (666,631) > Ftabel (6,94)
dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dapat
disimpulkan bahwa hipotesis Ha yang mengatakan bahwa variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel
dependen dapat diterima.
4. Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar
variasi variabel-variabel independen (sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa) secara
56
bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variasi variabel
dependen (PDRB Kota Jambi).Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 (0 <
R2 < 1). Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.15. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .999a .997 .996 .01048
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,997 menunjukkan bahwa
variabel sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor dan sektor jasa-jasa mampu menjelaskan PDRB Kota Jambi sebesar
99,7%, sedangkan sisanya sebesar 3% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak disertakan dalam pengujian.
H. Pembahasan
1. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016
Secara parsial, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi Tahun
2010-2016. Hal ini terlihat dari nilai thitung (2,717) < ttabel (2,776). Selain
itu, nilai signifikansi sebesar 0,53 lebih besar daripada nilai alpha (0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak mampu menolak hipotesis
57
0 yang mengatakan bahwa sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi.
Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor
jasa-jasa tetap, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor Kota Jambi mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
PDRB Kota Jambi akan mengalami peningkatan sebesar 0,346%. hal ini
menunjukkan bahwa antara sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor dengan PDRB Kota Jambi terdapat hubungan
yang positif yang berarti jika sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor maka PDRB Kota Jambi akan meningkat,
akan tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan.
Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa secara
parsial, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.
Dengan demikian, maka diperlukan variabel lain untuk dapat
meningkatkan PDRB Kota. Dengan demikian, maka hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.
2. Pengaruh Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota Jambi Tahun
2010-2016
Secara parsial, sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016.Hal ini terlihat dari nilai
thitung (3,048) > ttabel (2,776). Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,53 lebih
58
besar daripada nilai alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian
ini mampu menolak hipotesis 0 yang mengatakan bahwa sektor jasa-jasa
tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi, dan mampu menerima
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa sektor jasa-jasa berpengaruh
terhadap PDRB Kota Jambi.
Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tetap, dan
sektor jasa-jasa Kota Jambi mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
PDRB Kota Jambi akan mengalami peningkatan sebesar 0,573%. hal ini
menunjukkan bahwa antara sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota Jambi
terdapat hubungan yang positif yang berarti jika sektor jasa-jasa meningkat
maka PDRB Kota Jambi juga akan meningkat.
Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa secara
jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota
Jambi.Dengan demikian, maka hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa sektor jasa-jasa berpengaruh
positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.
3. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor serta sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota
Jambi Tahun 2010-2016
Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta
sektor jasa-jasa dimaksimalkan, maka dapat meningkatkan PDRB Kota
Jambi sebesar 2,839%. Secara simultan, sektor perdagangan besar dan
59
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa berpengaruh
positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi. Hal ini terlihat dari nilai
Fhitung (666,631) > Ftabel (6,94) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil
menolak hipotesis 0 yang menyatakan bahwa sektor perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa tidak
berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi, dan menerima hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa yang mengatakan bahwa sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta
sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi.
Hal ini menunjukkan bahwa antara sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota
Jambi terdapat hubungan yang positif. Untuk meningkatkan PDRB Kota
Jambi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa
secara bersama-sama. Dengan kata lain, jika sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa mengalami
peningkatan, maka PDRB Kota Jambi juga akan meningkat, demikian pula
sebaliknya jika sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor serta sektor jasa-jasa mengalami penurunan, maka PDRB
Kota Jambi juga akan menurun.
Nilai koefisien determinasi yang dilambangkan dengan r2 sebesar
0,997 menunjukkan bahwa sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
60
mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa bersama-sama mampu
menjelaskan PDRB Kota Jambi sebesar 99,7%, sedangkan sisanya sebesar
3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini,
sedangkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999 menunjukkan bahwa
antara sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor serta sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota Jambi terdapat hubungan
yang sangat baik.
Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta
sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap PDRB Kota Jambi. Dengan demikian, maka untuk meningkatkan
PDRB Kota Jambi diperlukan peningkatan pada sektor perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
serta sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016 yang
ditunjukkan oleh nilai thitung (2,717) > ttabel (2,132) pada taraf signifikansi
10%, dan nilai signifikansi sebesar 0,053.
2. Sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota
Jambi Tahun 2010-2016 yang ditunjukkan oleh nilai thitung (3,048) > ttabel
(2,776) pada taraf signifikansi 5% mapun pada taraf signifikansi 10%
(2,132), dan nilai signifikansi sebesar 0,038.
3. Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
serta sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap PDRB Kota Jambi. Hal ini terlihat dari nilai Fhitung (666,631) >
Ftabel (6,94) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah dan intansi-intansi terkait,diharapkan dapat meningkatkan
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan
62
sektor jasa-jasa, karena sektor-sektor tersebut terbukti membawa pengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Jambi.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kota Jambi selain sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor
jasa-jasa.
DATA TAHUN PDRB KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016
(DALAM JUTA RUPIAH)
Tahun PDRB Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
(%)
2010 11.070.369,60
2011 11.932.755,54 7,23
2012 12.848.141,30 7,12
2013 13.939.735,25 7,83
2014 15.080.229,53 7,56
2015 15.921.206,06 5,28
2016 17.005.778,13 6,38
Rata-Rata 13.971.173,63 6,90
DATA SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016
(DALAM JUTA RUPIAH)
Tahun
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
(%)
2010 2.562.046,20 -
2011 2.793.035,08 8,27
2012 3.039.039,39 8,09
2013 3.318.509,55 8,42
2014 3.763.510,19 11,82
2015 4.219.917,98 10,82
2016 4.544.458,55 7,14
Rata-Rata 3.462.930,99 9,09
DATA SEKTOR JASA-JASA KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016
(DALAM JUTA RUPIAH)
Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
(%)
2010 1.880.161,80
2011 2.061.952,70 8,82
2012 2.219.238,11 7,09
2013 2.377.086,34 6,64
2014 2.492.564,01 4,63
2015 2.636.320,66 5,45
2016 2.861.461,10 7,87
Rata-Rata 2.361.254,96 6,75
HASIL LOG MASING-MASING VARIABEL
Tahun
Sektor Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
Sektor Jasa-Jasa
PDRB
2010 16,22 14,76 14,45
2011 16,29 14,84 14,54
2012 16,37 14,93 14,61
2013 16,45 15,02 14,68
2014 16,53 15,14 14,73
2015 16,58 15,26 14,78
2016 16,65 15,33 14,87
REGRESI LINIER GANDA
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 JAS, PERb . Enter
a. Dependent Variable: PDRB b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .999a .997 .996 .01048
a. Predictors: (Constant), JAS, PER
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .146 2 .073 666.631 .000b
1 Residual .000 4 .000
Total .147 6
a. Dependent Variable: PDRB b. Predictors: (Constant), JAS, PER
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.839 .914 .472
3.106 .036
1 PER .346 .127 2.717 .053
JAS .573 .188 .530 3.048 .038
a. Dependent Variable: PDRB
UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .999a .997 .996 .01048 1.403
a. Predictors: (Constant), JAS, PER b. Dependent Variable: PDRB
UJI MULTIKOLINIERITAS
Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
(Constant) 2.839 .914 .250
9.373 1 PER .346 .127
JAS .573 .188 .250 9.373
a. Dependent Variable: PDRB
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 7
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .00855600 Absolute .187
Most Extreme Differences Positive .187 Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z .495 Asymp. Sig. (2-tailed) .967
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -.478 .432 -1.868
-1.106 .331
1 PER -.042 .060 -.698 .524
JAS .076 .089 2.295 .857 .440
a. Dependent Variable: RES_2
Charts