jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan ilmu...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PERAN FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM
OPERASIONAL MANAJEMEN RISIKO PADA PERBANKAN SYARIAH
Darngiyanto Wahyudi
205082000213
Akuntansi/Audit
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010
Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal Dalam Operasional Manajemen
Risiko Pada Perbankan Syariah
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Darngiyanto Wahyudi
205082000213
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof, Dr. Abdul Hamid, MS Rahmawati, SE, MM. NIP. 195706171985031002 NIP. 197708142006042003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H/2010 M
i
Hari ini Rabu, Tanggal Sepuluh Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh, telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Darngiyanto Wahyudi NIM: 205082000213 dengan judul skripsi “EFEKTIFITAS PERAN FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM OPERASIONAL MANAJEMEN RISIKO PADA PERBANKAN SYARIAH”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si Yusro Rahma, SE., M.Si Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
ii
Hari ini Selasa, Tanggal Lima Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh, telah dilakukan ujian skipsi atas nama Darngiyanto Wahyudi NIM: 205082000213 dengan judul skripsi “EFEKTIFITAS PERAN FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM OPERASIONAL MANAJEMEN RISIKO PADA PERBANKAN SYARIAH”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skipsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Rahmawati, SE., MM Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si Yusro Rahma, SE., M.Si Penguji Ahli I Penguji Ahli II
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Darngiyanto Wahyudi
2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1987
3. Alamat :Jl. Madrasah (IKPN) RT 001/012,
Bintaro.Jakarta Selatan 12330
4. No. Telepon Rumah : (021) 7379491
5. No. Telepon Handphone : (021) 91281112
6. Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
B. DATA PENDIDIKAN
1. Tahun : 1993 – 1999 SDN 05 Pagi Jakarta
2. Tahun : 1999 – 2002 SMPN 161 Jakarta
3. Tahun : 2002 – 2005 SMAN 87 Jakarta
4. Tahun : 2005 – 2010 FEIS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
iv
"Effectiveness of Internal Audit Function Roles Operational Risk Management in Islamic Banking "
By:
Darngiyanto Wahyudi
ABSTRACT
Purpose of this study is to analyze the effectiveness of the internal audit function in the role of operational risk management in Islamic banking. This study used a qualitative descriptive method by presenting a list of direct questions (questionnaire) to the internal audit The results of questioners show that the answer with the level of effectiveness of 78.82%. This means that the role of internal audit is very important in operational risk management in Islamic banking. Based on the calculation of average effectiveness rate of 78.97% are located in quadrant II in the Cartesian diagram shows that the internal audit role in operational risk management has been effective. Keywords: Role of Internal Audit, Operational Risk Management
v
“Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal Dalam Operasional Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah”
Oleh:
Darngiyanto Wahyudi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas peran fungsi audit internal dalam operasional manajemen risiko pada perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan cara menyajikan daftar pertanyaan langsung (kuesioner) kepada audit internal. Hasil kuesioner menunjukkan jawaban dengan tingkat efektivitas sebesar 78,82%. Hal ini berarti bahwa peran audit internal sangat penting dalam operasional manajemen risiko pada perbankanan syariah. Berdasarkan perhitungan rata-rata tingkat efektivitas sebesar 78,97% yang terletak pada kuadran II dalam diagram kartesius menunjukkan bahwa peran audit internal pada operasional manajemen risiko telah efektif. Kata Kunci: Peran Audit Internal, Operasional Manajemen Risiko
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih, saying dan
rasa sabar yang selalu menjadikan pengantar penulis dalam menyelesaikan skipsi
ini. Shalawat serta salam tak lupa pula dihanturkan keharibaan Rosulullah
Muhammad SAW, beserta keluarganya yang telah menuntun umatnya menempuh
jalan yang ridho dan diridhoi Allah SWT.
Skripsi ini di susun guna memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Alhamdulillahi Robill’Aalamiin atas segala pertolongan dan petunjuk
Allah swt, skripsi dengan judul “Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal Dalam
Operasional Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah” dapat terselesaikan
dengan baik walaupun di dalamnya terdapat beberapa kekurangan yang masih
harus diperbaiki dan jauh dari kesempurnaan, disamping itu telah banyak pihak
yang memebantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, untuk itu ucapan
terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada:
1. Bapak dan Ibu-ku tercinta serta seluruh keluarga yang senantiasa selalu
memberikan do’a, semangat, serta dukungan materil yang tak terhingga
sehingga satu tahap lagi dalam kehidupan-ku dapat terlewatkan dengan baik.
Rabbighfirli wa li walidayya warhamhuma ka ma rabbayani shaghira.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih
atas waktu, arahan dan bimbingan Bapak selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Rahmawati, SE, MM. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan dorongan kepada penulis agar segera
menyelesaikan skipsi ini. (Terima kasih atas kesabaran dan keramahan Ibu
menghadapi mahasiswa, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan berkah
kepada Ibu dan keluarga). Amiiiin
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Tim penguji ujian komprehensif: Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni., Bapak Afif
Sulfa, SE., Ak.,M.Si., dan Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si.
vii
6. Tim penguji ujian skipsi: Bapak Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si dan Ibu Yusro
Rahma, SE., M.Si.
7. Seluruh Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis dan
menjadi motivator penulis dalam memandang suatu fenomena dan
memberikan solusi yang terbaik atas berbagai permasalahan yang penulis
hadapi.
8. Pitri Yanti yang sudah memberikan do’a, semangat dan dukungan yang besar.
Makasih ya Yank! (Aku Selalu Sayang Kamu)
9. Sahabat terbaiku: B-doel, Ocul, Bibir, Padank, Ega. Makasih atas perhatian
dan kebersamaan kita, semoga kita tetap menjadi sahabat sampai kapanpun!
10. Kawan perjuangan kompre dan skipsi: Arya, Ardi, Ajij, Teguh, Rendy, Asep,
Abe dan mas Iwan. Makasih atas do’a dan supportnya ya. Kita Wisuda bareng
ya!
11. Kawan-kawan seperjuangan di Akuntansi A: B-doel, Ocul, Bibir, Padank,
Ega, Arya, Ardi, Ajij, Teguh, Rendy, Abe, Iwan, Aditiyo, Arifin, Irfan, Yuli,
Icha, Sari, Kokom, Ita, Devi, Maya, Bedha, Aini, Asti, Indah, Ana, Dewi.
Makasih untuk semua kegilaan dan kebersamaan kita, sungguh moment yang
takkan pernah terlupakan.
Terima kasih yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada semua
pihak yang begitu banyak membantu penulis dalam berbagai hal dalam kehidupan
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi
rasa hormat, cinta dan terima kasih yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis sangat menyadari berbagai
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis nantikan demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Jakarta, Juni 2010
Darngiyanto Wahyudi
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian... .............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal ......................................................................... 10
1. Pengertian Audit ............................................................. 10
2. Pengertian Audit Internal. ............................................... 13
3. Standar Audit Internal..................................................... 17
ix
4. Peran Audit Internal ........................................................ 18
5. Fungsi dan Tujuan Audit Internal ................................... 20
6. Audit Internal Dalam Organisasi .................................... 22
7. Kedudukan Audit Internal dalam Struktur organisasi..... 23
8. Ruang Lingkup Audit Internal ........................................ 27
B. Manajemen Risiko ................................................................. 30
1. Pengertian Risiko ............................................................ 30
2. Pengertian Manajemen Risiko ........................................ 33
3. Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah. ................. 37
4. Manajemen Risiko Yang Efektif..................................... 39
5. Ruang Lingkup Manajemen Risiko Operasional ............ 40
6. Identifikasi Risiko Operasional....................................... 41
C. Efektivitas. ............................................................................. 42
1. Pengertian Efektivitas ..................................................... 42
2. Pengukuran Efektivitas ................................................... 43
D. Kerangka Pemikiran............................................................... 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel.................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 47
1. Data Primer ..................................................................... 47
2. Data Sekunder ................................................................. 48
D. Metode Analisis. .................................................................... 48
x
1. Metodelogi Analisis Data................................................ 48
2. Teknik Pengolahan Data ................................................. 48
a. Uji Validitas ............................................................. 49
b. Uji Reliabilitas ......................................................... 50
3. Analisis Data Hasil Penelitia........................................... 50
E. Operasional Variabel Penelitian............................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif ................................................................. 64
B. Analisis Deskriptif ................................................................. 64
C. Uji Kualitas Data.................................................................... 67
1. Uji Validitas .................................................................... 67
2. Uji Reliabilitas ................................................................ 70
3. Analisis Data Angket ...................................................... 71
4. Penilaian Efektivitas Kinerja .......................................... 97
5. Diagram Kartesius........................................................... 101
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................ 106
B. Implikasi................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .108
LAMPIRAN......................................................................................................111
xi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi ........... 26
2.2 Kerangka Pemikiran.................................................................... 45
3.1 Diagram The Performance-Ranting Analisis.............................. 53
4.1 Tingkat Efektivitas Pada Kuadran .............................................. 100
4.2 Diagram Kartesius ..................................................................... 102
xii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
3.1 Opersional Variabel Penelitian .................................................. 56
3.2 Pengukuran Terhadap Efektivitas Peran Auditor Internal ......... 62
3.3 Pengukuran Terhadap Operasional Manajemen Risiko.............. 63
4.1 Daftar Nama Perbankan Syariah................................................. 64
4.2 Gambaran Distribusi Kuesioner.................................................. 65
4.3 Gambaran Distribusi Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner 65
4.4 Statistik Deskriptif Identitas Responden..................................... 66
4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Efektifitas Peran Fungsi Auditor
Internal ........................................................................................ 67
4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Operasional Manajemen Risiko.. 69
4.7 Hasil Uji Reliabilitas Data .......................................................... 70
4.8 Tingkat Kepatuhan Para Pegawai ............................................... 71
4.9 Penilaian Pelaksanaan Kebijaksanaan Prosedur Kerja .............. 72
4.10 Penilaian Terhadap Pekerjaan, Operasional atau Program......... 73
4.11 Verifikasi Pada Ketelitian, Keandalan Data. .............................. 74
4.12 Review Terhadap Keandalan Data .............................................. 75
4.13 Verifikasi Terhadap Laporan-Laporan Keuangan ...................... 75
4.14 Meningkatkan Keandalan Data Keuangan ................................. 76
4.15 Review Terhadap Keefektifan Sistem Pengendalian .................. 77
4.16 Memperbaiki Kerja Yang Tidak Efesien .................................... 78
4.17 Penilaian Terhadap Keekonomisan dan Keefesienan
Penggunaan Sumber Daya Yang Ada ........................................ 79
4.18 Kebenaran Dari Data Keuangan ................................................. 80
4.19 Kebaikan dan Ketepatan Pelaksanaan Pengendalian Akuntansi. 80
4.20 Evaluasi Untuk Menemukan Kelemahan Dalam Pengendalian
Internal ........................................................................................ 81
4.21 Merekomendasikan Suatu Rangkaian Tindakan......................... 82
4.22 Rekomendasi Fase Kerja............................................................. 82
xiii
4.23 Tingkat Koordinasi dan Kerjasama ............................................ 83
4.24 Kebijaksanaan Operasi Kerja perusahaan................................... 84
4.25 Operasi Perusahaan Yang Paling Efesien ................................... 84
4.26 Strategi Kontrol Berdasarkan Pertimbangan Toleransi
Terhadap Risiko .......................................................................... 86
4.27 Strategi Kontrol Berdasarkan Pertimbangan Filosofi Terhadap
Risiko .......................................................................................... 87
4.28 Strategi Kontrol Berdasarkan Pertimbangan Akuntabilitas
Risiko .......................................................................................... 87
4.29 Disiplin Manajemen Risiko ........................................................ 88
4.30 Integritas Manajemen Risiko ...................................................... 89
4.31 Strategi Penyesuaian Risiko........................................................ 89
4.32 Sistem Peringatan Dini ............................................................... 90
4.33 Kerangka kerja Untuk Implementasi Strategi Risiko ................. 91
4.34 Menentukan Difinisi Kerugian ................................................... 91
4.35 Implementasi Mekanisme Pengumpulan Data............................ 92
4.36 Pemetaan Kerugian Kedalam Kategori Risiko ........................... 93
4.37 Pengawasan Aktif ....................................................................... 94
4.38 Kebijakan dan Prosedur Risiko................................................... 94
4.39 Prosedur Pengendalikan Risiko. ................................................. 95
4.40 Struktur Informasi Manajemen. .................................................. 96
4.41 Struktur Pengawasan Internal ..................................................... 96
4.41 Tingkat Efektivitas (%)............................................................... 98
4.42 Rata-rata Skor ............................................................................. 101
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN No Keterangan Halaman
1 Surat Permohonan Melaksanakan Penelitian ............................. 111
2 Surat Ijin Penelitian..................................................................... 113
3 Kuesioner .................................................................................... 114
4 Matrik Tabulasi Data .................................................................. 123
5 Hasil Uji Validitas Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal ....... 125
6 Hasil Uji Reability Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal ....... 128
7 Hasil Uji Validitas Operasional Manajemen Risiko................... 132
8 Hasil Uji Reability Operasional Manajemen Risiko................... 135
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan karakteristik dan fungsi bank, dapat dikatakan bahwa
industri perbankan identik dengan industri risiko. Oleh karena itu,
ketersediaan suatu sistem dan prosedur yang mengendalikan dan mengelola
risiko adalah merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bank, agar bank
terhindar dari kerugian, baik kerugian materi maupun non materi, seperti
memburuknya citra atau reputasi dari suatu bank di mata masyarakat. Pada
tingkatan yang lebih tinggi, risiko dapat dikelola sedemikian rupa untuk
memberikan penghasilan yang lebih besar bagi bank (Surbakti,2004 dalam
Habiburrochman, 2007).
Beberapa kasus yang muncul belakangan ini adalah misalnya kasus
kredit macet di Bank Mandiri, pembobolan Bank BNI, serta permasalahan
intern Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi citra dan kredibilitas dunia
perbankan yang mengandalkan hidup matinya kepada kepercayaan publik.
Pada dasarnya kasus-kasus tersebut bersumber dari lemahnya kontrol yang
ada terhadap sistem yang berjalan. Jadi bukannya sistemnya yang tidak bagus,
melainkan kontrol atas sistem tersebut yang dirasakan sangat minim.
Untuk dapat memainkan peran tersebut auditor internal suka tidak
suka harus memahami konsep manajemen risiko dan memahami pendekatan
audit berbasis manajemen risiko, sebagai pedoman dalam menilai efektivitas
1
proses manajemen risiko yang dirancang dan dilakukan oleh manajemen.
Kerangka kerja manajemen risiko menghendaki fungsi audit internal menjadi
salah satu komponen yang bertugas melakukan pemantauan terhadap kinerja
proses manajemen, sebagai dasar untuk memberikan masukan bagi perbaikan
secara terus-menerus terhadap proses tersebut.
Peranan auditor internal dalam suatu organisasi terhadap manajemen
risiko berubah sepanjang waktu dan peranan auditor internal antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena
tidak semua organisasi memandang risiko dengan cara yang sama atau tidak
semua organisasi memiliki kompleksitas manajemen risiko pada level yang
sama. Agar manajemen risiko yang dimiliki oleh organisasi berjalan secara
efektif, maka auditor internal harus menentukan peranan yang paling sesuai
dengan kondisi manajemen risiko yang ada pada organisasinya. Auditor
internal harus memperhatikan persyaratan profesi agar tetap independent dan
obyektif. (Slamet Susanto, 2003)
Sirens and Beelde (2006) dalam Habiburrochman (2007)
mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dalam persepsi auditor internal
tentang peran khusus mereka dalam manajemen risiko. Penelitian tersebut
membandingkan antara peran auditor internal di perusahaan Amerika dan
Belgia. Hasil penelitian kualitatif tersebut menunjukan bahwa auditor internal
Belgia lebih fokus pada kelemahan yang parah dalam sistem manajemen
risiko sehingga dapat menunjukkan nilai peran mereka. Auditor internal
2
memainkan peran penting dalam membuat kesadaran yang tinggi atas risiko
dan kontrol dengan lebih memformalkan sistem manajemen risiko, sedangkan
di Amerika Serikat, tujuan evaluasi dan opini yang dilakukan auditor internal
merupakan masukan yang bernilai untuk memenuhi internal control review
dan pengungkapan sebagaiman yang diatur dalam Sarbanes Oxley Act.
Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi auditor internal dan aturan yang
melingkupinya mempengaruhi cara kerjanya dalam menjalankan manajemen
risiko.
Statements on Internal Auditing Standards (SIAS) No. 9 tentang Risk
Assessment, Guidelines 520.04 menguraikan aktivitas penaksiran risiko yang
harus dilakukan oleh fungsi audit internal dalam rangka penyusunan jadwal
pekerjaan audit. Penaksiran risiko didefinisikan sebagai proses penaksiran dan
pengintegrasian pertimbangan-pertimbangan professional (professional
judgements) tentang kemungkinan timbulnya kondisi-kondisi dan atau
peristiwa-peristiwa yang merugikan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut
menjadi urgensi bagi fungsi audit internal akan perlunya suatu metodologi
audit yang memasukkan proses penaksiran risiko sebagai centerpiece dari
keseluruhan tahapan audit. Sesungguhnya, konsep fungsi audit internal yang
banyak dianut selama ini tidaklah sangat tertinggal. Secara perlahan tapi pasti,
urgensi dan relevansi fungsi audit internal telah memasuki jiwa banyak
professional pengelola bisnis, jika tidak bisa dibilang bahwa sekarang saatnya
fungsi audit internal menjadi primadona yang diandalkan.
3
Audit internal menekankan evaluasi kinerja mulai dari saat
perencanaan hingga hasil akhir dari setiap keputusan, kebijakan dan stategi
yang diimplementasikan oleh manajemen. Lagipula, konsep audit internal
yang maju tidak lagi sekedar menguji apakah yang dilaksanakan oleh
manajemen telah sesuai dengan apa yang telah ditentukan (compliance),
namun justru terkait dengan analisis kemampuan organisasi bereaksi terhadap
keadaan yang berubah dan dengan penyediaan saran imparsial kepada senior
manajemen terhadap seluruh aspek implementasi kebijakan (vanables &
impey, 1988 dalam Usmansyah 2003). Jelasnya, audit internal berorientasi
pada pemberian saran komprehensif yang mengarah pada tercapainya operasi
perusahaan secarta efesien, ekonomis dan efektif. Maka, saran inilah yang
seyogyanya menjiwai setiap kegiatan audit internal dan yang harus dipahami
oleh setiap jajaran manajemen termasuk pemilik usaha, akan pentingnya
fungsi audit internal.
Basel Committee on Banking Supervision (2003) dalam Fernandez
(2007) mengeluarkan dokumen “Sound Practices for The Management and
Supervision of Operasional Risk”. Dimana semua bank-bank didorong untuk
memenuhi sejumlah prinsip. Dua dari sepuluh prinsip-prinsip diusulkan: Bank
harus memastikan manajemen risiko operasional harus tunduk kepada internal
audit. Fungsi audit internal tidak boleh secara langsung bertanggungjawab
atas manajemen risiko operasional. Pelaksanaanya: Di satu sisi direksi harus
memastikan bahwa staf audit internal harus berkualitas dan memiliki
4
keterampilan yang diperlukan agar menjamin efektivitas entitas strategi risiko
operasinal. Tapi dalam prakteknya, audit internal pada beberapa bank
(terutama yang kecil) tidak memiliki keterampilan yang diperlukan. Dalam
keadaan ini direksi harus mempertimbangkan apakah fungsi ini harus
outsourcing. Di sisi lain, dewan direksi harus memastikan bahwa
kemerdekaan fungsi audit dipertahankan. Fungsi Audit dapat memberikan
masukan yang berharga untuk mereka yang bertanggungjawab atas
manajemen risiko operasional, tetapi seharusnya tidak dengan sendirinya
memiliki tanggung jawab manajemen risiko operasional langsung. Namun
demikian, dalam prakteknya, terutama di bank-bank yang lebih kecil, fungsi
audit mungkin awalnya diadakan tanggung jawab untuk mengembangkan
program manajemen risiko operasinal. Tanggung jawab untuk hari ke hari
manajemen risiko operasional harus dipindahkan ke tempat lain dalam waktu
yang tepat, meskipun masih timbul masalah jika fungsi audit diperlukan untuk
memvalidasi proses mereka.
Dari laporan hasil penelitian BI (2001) dalam Habiburachman (2007)
yang membahas tentang pengawasan internal di BPR Syariah disebutkan
bahwa BPR Syariah di Jawa Timur memiliki struktur organisasi yang berbeda
dalam menempatkan auditor internnya. Terdapat BPR Syariah yang
menempatkan auditor internal di bawah direksi sedangkan BPR Syariah yang
lain menempatkan auditor internal langsung di bawah komisaris. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perbedaan tersebut hanya terbatas
5
pada perbedaan pengertian kontrol internal, sebagai fungsi operasional direksi
dan sebagai fungsi pengawasan komisaris. Simpulan tersebut menyiratkan
bahwa tidak ada suatu masalah mengenai penempatan posisi internal auditor
di BPR Syariah. Namun simpulan tersebut bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pratt and Beaulieu (1992) dalam
Habiburochman (2007) yang menyatakan bahwa fungsi perusahaan yang
dibedakan antara keuangan dan non-keuangan mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap budaya perusahaan. Hasil penelitian Pratt and Beaulieu tersebut
mengemukakan bahwa perbedaan budaya perusahaan dipengaruhi oleh
perbedaan bidang fungsional yang ada dalam suatu perusahaan.
Maka, harus ada perubahan signifikan pada posisi audit internal. Audit
internal tidak lagi berada di posisi di bawah Direksi atau Senior Manajer.
Audit internal butuh ruang gerak yang lebar dan fleksibel untuk dapat secar
obyektif melakukan fungsinya. Pada sisi lain, perubahan signifikan juga harus
dilakukan terhadap perilaku tidak peduli dan tidak berkehendak
menindaklanjuti temuan audit secara obyektif. Audit internal harus mengakui
pentingnya manajemen risiko sebagai kunci pengendalian dalam proses
organisasi yang mengharuskan profesi auditor internal mengubah
paradigmanya agar lebih fokus pada risiko.
Hasil survey yang dilakukan oleh KPMG (2002,www.kpmg.com) di
delapan Negara eropa menyatakan bahwa lebih dari 60% responden percaya
sistem manajemen risiko dan internal kontrol dapat memberi nilai tambah
6
bagi organisasi perusahaan. Nilai tambah terpenting bagi perusahaan adalah
berujung pada peningkatan reputasi perusahaan sekaligus meningkatkan
efektifitas fungsi internal auditor. Peningkatan reputasi dan efektifitas
memerlukan pemahaman internal auditor yang baik tentang manajemen risiko.
Hasil riset dari Ana Fernandez-Laviada (2007) tentang internal audit
function role in operational risk management menyatakan, bahwa sebuah
kerangka kerja manajemen risiko operasional yang efesien akan
meningkatkan dan memperkuat pengendalian internal organisasi. Jadi, audit
internal harus waspada terhadap seluruh proses pelaksanaan sistem pada
manajemen risiko operasional. Oleh karena itu, sebuah bank harus
mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk mengelola risiko operasional.
Kerangka kerja tersebut mancakup kebijakan bank dan mengurai pendekatan
untuk mengidentifikasi, menilai, pemantauan dan pengendalian yang dapat
mengurangi risiko.
Hasil penelitian dari Nurmayunita (2009) tentang analisis efektivitas
peran auditor internal dalam meningkatkan kinerja perusahaan menyatakan,
bahwa peran auditor internal penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Peran auditor sangat penting pada suatu perusahaan, sehingga dalam
melaksanakan fungsinya atau tugasnya auditor internal harus kompeten
bersikap independent. Kedudukan dan posisi auditor interal yang baik tidak
boleh berada dibawah manajer atau bagian kepala keuangan, karena dapat
mempengaruhi sikap independensi dalam malaksanakan fungsinya pabila
7
terjadi kecurangan. Maka, kedudukan dan posisis auditor internal sebaiknya
berada dibawah Dewan Komisaris. Sehingga auditor internal tetap bersikap
independen dalam menjalankan fungsinya sebagai pihak yang langsung
berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya dan
bertanggungjawab langsung kepada Dewan Komisaris.
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh
penulis adalah “Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal Dalam
Operasional Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana efektivitas peran fungsi audit internal dalam operasional
manajemen risiko pada perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas peran fungsi audit internal dalam
operasional manajemen risiko pada perbankan syariah.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan bahwa penelitian ini dapat menghasilkan
manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
bagaimana menerapkan audit internal yang baik sebagai upaya
pengembangan untuk meningkatkan manajemen risiko operasional pada
perbankan syariah
8
9
2. Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk melakukan pengembagan penelitian lebih lanjut dan juga dapat
menambah khasanah pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan
dalam bidang audit internal dan manajemen risiko.
3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pengaruh audit internal dalam penerapan manajemen
risiko pada perbankan nasional, serta dapat mengaplikasikan teori yang
pernah didapatkan selama kuliah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
1. Pengertian Audit
Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa
dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien.
Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau
menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat
memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan
atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(Agoes, 2004:3).
Arens (2008:4), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Menurut Halim (2001) dalam Nurbaedah (2009), definisi audit yang
sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement of
Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing sebagai: Suatu
proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara
10
obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada
para pemakai yang berkepentingan.
Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan audit, yaitu:
a. Proses Yang Sistematik.
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,
terstruktur dan terorganisir.
b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif.
Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk
menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu
maupun entitas.
c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi.
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan
secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan
tersebut.
d. Menentukan Tingkat Kesesuaian (Degree of Correspondence).
Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk
menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
11
e. Kriteria yang ditentukan.
Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk
mempertimbangkan (judgment) asersi atau representasi.
f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya.
Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang
mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah
ditentukan.
g. Para Pemakai yang Berkepentingan.
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan
yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan
melalui laporan audit, dan laporan lainnya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen
fundamental dalam auditing, yaitu:
a. Seorang auditor harus independen.
b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung
pendapatnya.
c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report).
Menurut Susan (2008:2) audit adalah “suatu proses yang sistematis
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai
kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari informasi keuangan suatu
perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan laporan mengenai
adanya tingkat persediaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang
12
telah ditetapkan sebelumnya dan pernah dilakukan oleh orang-orang
independen dan kompeten.
Maka, dapat disimpulkan pengertian audit adalah suatu proses yang
sistimatis dan teratur untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti
audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan informasi keuangan
suatu perusahaan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.
2. Pengertian Audit Internal
Audit internal yang berada di seluruh dunia melakukan pekerjaan
mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan
manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang
dilakukan auditor. Institute of internal auditor (2001) dalam Nurbaedah
(2009), audit internal di definisikan sebagai berikut: Suatu aktivitas
independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang
yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya dengan
membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan
pengelolaan organisasi.
Pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: 1) internal
menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi
oleh para internal auditor, 2) fungsi penilaian independen membuat auditing
13
menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan pada
pertimbangan auditor, 3) ditetapkan menyatakan bahwa entitas secara
khusus memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit, 4) menguji
dan mengevaluasi menjelaskan sifat internal audting pertama mencari fakta
dan evaluasi hasil, 5) aktivitas menunjukan bahwa seluruh aktivitas
organisasi berada dalam lingkup internal audit, dan 6) jasa kepada
organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada untuk membantu
atau memberi manfaat kepada organisasi.
Menurut Susan (2008:6) ”Auditor internal adalah proses
pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap
pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan
sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan.
Menurut Mulyadi (2008:29) “Auditor internal adalah auditor yang
bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta)
yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan
efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan
keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian berbagai organisasi.
Menurut Amin (2008:2) konsorsium organisasi profesi auditor
internal di indonesia mendefinisikan audit internal sebagai berikut: Audit
internal adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen dan
14
obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang
sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance.
Lembaga auditor internal (institute of internal auditors IIA)
mendefinisikan audit internal sebagai fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai
aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan. Auditor internal adalah
sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi perubahan dalam
lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
struktur, proses dan teknologi organisasinya. Professionalisme dan
komitmen terhadap keunggulan di fasilitasi dengan operasi dalam kerangka
kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal
auditor. Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang
beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran,
maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan
ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi.
Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of
internal auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai
tanggung jawab auditor internal.
15
Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal
adalah suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan
konsultasi yang dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi
suatu organisasi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan
berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi,
profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul
dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh
the institute of internal auditor.
Definisi terbaru tersebut bisa diketahui betapa auditor internal sudah
berkembang dan berubah dari hanya proses reperforming contols menjadi
suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal
diharapkan mampu membantu mengantisipasi perubahan di dalam
lingkungan usahanya dan melalui peran mereka, perusahaan mampu
menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang berubah. Tidak hanya itu
saja, auditor yang dulunya hanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan
keuangan historis, sekarang auditor berkepentingan untuk memberikan nilai
yang berguna bagi perusahaan untuk masa sekarang dan juga yang akan
datang. Auditor diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi
manajemen perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang
akan datang juga dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis
perusahaan.
16
Menurut Susan (2008:6) ”Audit internal adalah proses pemeriksaan
audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan
keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga
dapat dipercaya dan pengendalian internal perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian audit internal diatas dapat
disimpulkan audit internal adalah suatu aktivitas pemeriksaan audit yang
dilakukan oleh bagian auditor internal secara independen dan obyektif
untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan.
3. Standar Audit Internal
Berdasarkan Institute of Internal Auditor (2001) yang dikutip dari
Nurbaedah (2009), tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi
kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan, serta
menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar
dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas
tanggung jawab auditor internal:
a. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional
dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur,
diklasifikasi dan dilaporkan.
b. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan
kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum,
dan peraturan yang berlaku.
17
c. Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan
memverifikasi keberadaan asset tersebut.
d. Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa
efektif dan efisien mereka digunakan.
e. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk
menetapkan apakah mereka telah dilakukan sesuai dengan rencana dan
apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.
4. Peran Audit Internal
Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan
peran dari auditor intern dalam perusahaan (Tugiman, 2006:17 dalam
Nurbaedah, 2009):
a. Compliance
Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepatuhan para
pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan dan
praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan
pemerintah yang mempunyai aturan.
b. Verifikasi
Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data
manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi
kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan
pisik serta hasil operasi perusahaan.
18
c. Evaluasi
Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan
perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan
operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas
pelaksanaannya.
d. Merekomendasi
Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen.
Dalam melaksanakan peranan audit internal tersebut perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu (Slamet, 2003):
a. Internal auditor harus menentukan peranan yang paling sesuai untuk
organisasinya.
b. Internal auditor harus memperhatikan persyaratan profesi agar tetap
independen dan obyektif.
c. Internal auditor juga harus juga merasa yakin bahwa mereka memiliki
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan peranan
tersebut.
d. Internal auditor sepatutnya memberikan umpan balik kepada
manajemen sebagai bagian dari proses pelaporan hasil audit, bilamana
terdapat resiko baru yang telah dididentifikasikanoleh internal audit
selama pekerjaan auditnya.
19
e. Internal audit mendukung kebutuhan untuk mengembangkan proses
manajemen risiko terdefinisi secara jelas, bilamana suatu organisasi
tidak mempunyai proses manajemen risiko yang redefinisi secara jalas.
5. Fungsi dan Tujuan Audit Internal
Manahan (2003) menyatakan bahwa audit internal merupakan salah
satu unsur dari pengawasan yang dibina oleh manajemen dengan fungsi
utama adalah untuk menilai apakah pengawasan internal telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi audit internal secara
menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja internal dalam mencapai
tujuannya, yaitu:
a. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
b. Menyakinkan apakah pelaksanaan telah sesuai dengan kebijaksanaan,
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
c. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan atau organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap
segala kemungkinan resiko kerugian.
d. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi.
e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang telah
dibebankan.
20
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dan
luas pemeriksaan internal tersebut dapat membantu semua anggota
manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan
menyediakan data yang obyektif mengenai hasil analisa, penilaian,
rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Oleh karena
itu, audit internal haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan
perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha
pencapaian tujuan perusahaan.
Adapun tujuan audit internal yang dikemukakan oleh Manahan
(2003) adalah:
a. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan
yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja
perusahaan.
b. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan
dari prosedur internal.
c. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efesien.
d. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase
kerja.
e. Menentukan sejauhmana perlindunag pencatatan dan pengamanan harta
kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
f. Menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan
manajemen.
21
6. Audit Internal Dalam Organisasi
McNamee (1998) dalam Habiburrochman (2007) dalam artikel
Changing Paradigm mengemukakan bahwa organisasi yang dinamis
memerlukan pengendalian atas risiko bisnis lebih fleksibel. Untuk itu perlu
pemahaman paradigma baru dalam praktek pengendalian internal (audit
internal) mengingat audit internal dan risk management saling berkaitan
dalam isu risiko bisnis global dalam kaitannya dengan pengelolaan
perusahaan yang baik (good corporate governance).
Committee of Sponsoring Organizations (COSO), (1996)
mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai lainnya yang
didesain untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait dengan tujuan
(a). efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi, (b). kehandalan dari
pelaporan keuangan, (c).ketaatan peraturan perundangan dan kebijakan
terkait. Paradigma yang berkembang dalam audit internal dapat dibagi
dalam tiga paradigma dominan (McNamee:1998). Pertama, paradigma
audit internal yang fokus pada observasi dan hitungan (reperformance).
Sejak lama audit intern disamakan dengan menghitung dan mengobservasi
item fisik atau angka yang merepresentasikan item tersebut. Paradigma
kedua dikenalkan oleh Brink (1941) dalam McNamee (1998) bahwa auditor
intern fokus pada kontrol. Paradigma ketiga didasarkan pada audit proses
bisnis melalui fokus pada risiko. Adanya perbedaan paradigma dan internal
22
auditor akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dari suatu data yang
sama. Paradigma yang tidak cocok akan menimbulkan ketidakefektifan
audit intern dalam organisasi.
Dari kedua hal yang dinyatakan oleh McNamee dan Committee of
Sponsoring Organizations (COSO) dalam Habiburrochman (2007) dapat
disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang melibatkan
seluruh manajemen. Salah satu bagian manajemen yang berperan
memberikan masukan tentang jalannya pengendalian dalam perusahaan
adalah internal auditor. Dalam aktivitasnya Mc Namee(1998) menyarankan
agar auditor intern berpandangan lebih luas dengan mendasarkan auditnya
atas risiko bisnis perusahaan.
7. Kedudukan Audit Internal Dalam Struktur Organisasi
Secara garis besar ada tiga (3) alternatif posisi atau kedudukan dari
audit internal dalam struktur organisasi menurut Agus (1998), yaitu:
a. Berada dibawah Dewan Komisaris
Audit internal bertanggungjawab pada Dewan Komisaris. Ini
disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan
pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk Direktur Utama dapat
diteliti oleh audit internal. Auditor internal merupak alat pengendali
terhadap performance manajemen yang dimonitori oleh komisaris
perusahaan dengan demikian auditor internal mempunyai kedudukan
yang kuat dalam organisasi.
23
b. Berada dibawah Direktur Utama
Menurut sistem ini, auditor internal bertanggingjawab pada Direktur
Utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai, mengingat Direktur Utama
terlalu sibuk dengantugas-tugas yang berat. Kemungkinan tidak sempat
untuk mempelajari laporan yang dibuat auditor internal.
c. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan
Menurut sistem ini, kedudukan auditor internal dalam struktur
organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian
keuangan. Bagian auditor internal bertanggungjawab sepenuhnyan
kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai
Controller. Tapi perli juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian
keuangan tersebut juga bertanggungjawab pada persoalan keuangan dan
akuntansi.
Kedudukan atau posisis auditor internal dalam struktur organisasi
perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas fungsi yang dapat dijalankan
dan dipengaruhi independensi dalam melaksanakan fungsinya. Seperi yang
telah dijelaskan sebelumnya semakin tinggi kedudukan auditor internal
dalam struktur organosasi perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas
fungsi yang dapat dijalankan dan mempengaruhi independensi dalam
melaksanakan fungsinya.
24
Apabila posisi atau kedudukan auditor internal itu perlu
digambarkan dalam skema, maka letak kedudukannya dalam struktur
organisasi perusahaan sebagai berikut:
25
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
AUDITOR INTERNAL
AUDITOR INTERNAL
PERSONALIA
AUDITOR INTERNAL
KEUANGAN
STANDARD/BUDGED
PRODUKSI LAINNYA
PEMBUKUAN
AKUNTANSI
DIREKTUR UTAMA
AUDITOR INTERNAL
AUDITOR INTERNAL
PERSONALIA
AUDITOR INTERNAL
KEUANGAN
STANDARD/BUDGED
PRODUKSI LAINNYA
PEMBUKUAN
AKUNTANSI
DEWAN KOMISARIS
Gambar 2.1 Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi Sumber: Hariyanto (1998) dalam Nurmayunita (2009)
26
Keterangan:
1. Internal Auditor berada dibawah Dewan Komisaris
2. Internal Auditor berada dibawah Direktur Utama
3. Internal Auditor berada dibawah Kepala Bagian Keuangan
8. Ruang Lingkup Audit Internal
The Institute of Internal Auditor yang dikutip dari Hariyanto
(1998:52) memberi batasan tentang ruang lingkup audit internal, yaitu;
a. Audit internal harus melakukan penelaahan tentang keandalan integritas
informasi keuangan dan operasi dan saran-saran yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan
informasi.
b. Audit internal harus melakukan penelaahan struktur pengendalian
internal yang ditetapkan untuk menyakinkan ketaatan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, undang-undang dan peraturan-peratuan
yang memiliki dampak yang signifikan pada operasi dan laporan, serta
harus menentukan apakah organisasi telah mematuhi ketentuan-
ketentuan tersebut.
c. Audit internal harus melakukan penelaahan sarana pengaman aktiva dan
perlu juga melakukan verifikasi, pengamanan aktiva tersebut.
d. Audit internal harus mempertimbangkan nilai ekonomi dan efisiensi
dalam menggunakan sumber daya.
27
e. Audit internal harus melakukan penelaahan operasi-operasi atau
program-program untuk memastikan apakah hasil –hasilnya konsisten
dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan apakah operasi-operasi
atau program-program telah dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan
audit internal dalam menyediakan informasi sanagt besar. Dengan adanya
audit internal dalam struktur organisasi perusahaan, maka kecil
kemungkinan bahwa informasi yang disediakan didalam mengambil
keputusan (perencanaan) yang menyesatkan, sehingga ada dua hal yang
penting yang harus dimiliki audit internal agar informasi yang dihasilkan
oleh manajemen dapat dimanfaatkan dengan baik yaitu kompetensi dan
idependensi. Kompetensi menyangkut kehlian auditor internal dalam
bidang-bidang yang ditanganinya, sedangkan idependensi memungkinkan
auditor internal menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak.
Committee of Sponsoring Organizations of the Tredway Commicion
(COSO) Internal Committee of Sponsoring Organizations (1998:80) dalam
Soetjipto (2004), ruang lingkup audit internal yaitu:
a. Mereview reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi,
dan alat yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur,
menggolongkan dan melaporkan informasi tersebut.
28
b. Mereview sistem yang digunakan untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan-peraturan yang
mempunyai pengaruh pada operasi dan laporan serta menentukan
apakah organisasi tergolong baru.
c. Mereview alat-alat untuk pengamanan asset yang tepat dan
memverifikasi keberadaan asset tersebut.
d. Menilai ekonomi dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya.
e. Mereview operasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya
telah konsisten dengan sasaran dan tujuan yang telah ditentukan dan
apakah operasi atau program dlaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
Menurut Soetjipto (2004), untuk melaksanakan audit sesuai dengan
penjelasan yang ada dalam scope, maka yang harus dilakukan oleh audit
internal adalah:
a. Merencanakan setiap audit yang dilakukan,
b. Mamariksa dan menilai informasi,
c. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan dan
d. Menindaklanjuti hasil audit.
29
B. Manajemen Risiko
1. Pengertian Risiko
Berdasarkan bahasa, risiko mempunyai makna akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan (kamus besar bahasa indonesia). Istilah (risk) risiko memiliki
berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Vaughan (1978) dalam Irfa (2006) mengemukakan beberapa definisi risiko
sebagai berikut:
a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan)
terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance
dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya
situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat
perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal
chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak
ada.
b. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada
diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam
analisis secara kuantitatif.
30
c. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective
uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
d. Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko
merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan
sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
e. Risk is the probability of any outcome different from the one expected
(Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome
yang diharapkan).
Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian
tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari
yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan,
atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan
adanya ketidakpastian. Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan
reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional,
31
manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen
dari organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi
berasal dari risiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik. Risiko
terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi dan operasional seperti keterbatan fasilitas kantor. Risiko yang
terjadi akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi
tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik. Risiko diyakini tidak
dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut
transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko
yang dihadapi instansi Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat.
Oleh karenanya, pemahaman terhadap risiko menjadi keniscayaan untuk
dapat menentukan prioritas strategi dan program dalam pencapaian tujuan
organisasi. Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui
manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat
mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate
governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
32
2. Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Ferry (2008:5) manajemen risiko didefinisikan sebagai
suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifkasi,
menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dalam
Irfa (2006), risk management (manajemen resiko) dapat diartikan sebagai:
“a process, effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives.”
Definisi risk management di atas dapat dijabarkan lebih lanjut
berdasarkan kata-kata kunci sebagai berikut:
a. On going process
Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor
secara berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang
dilakukan sesekali (one time event).
b. Effected by people
Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di
lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, risk
management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.
33
c. Applied in strategy setting
Risk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi
oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan risk
management, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang
dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.
d. Applied across the enterprise
Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk management diaplikasikan
dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada
organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka
penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-
masing bagian.
e. Designed to identify potential events
Risk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau
keadaan yang secara potensial menyebabkan terganggunya pencapaian
tujuan organisasi.
f. Provide reasonable assurance
Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan
bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara
optimal.
g. Geared to achieve objectives
Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
34
Menurut McNamee (1998) dalam Habiburrochman (2007)
mendefinisikan risk sebagai “a concept used to express uncertainty about
events and/or their outcomes that could have a material effect on the goals
of the organization”. Ketidakpastian yang menimbulkan dampak material
perlu dikelola untuk mengamankan tujuan perusahaan. Dalam operasi
perusahaan yang semakin komplek dan adanya globalisasi, pemahaman atas
risiko bisnis merupakan elemen penting dalam pengelolaan perusahaan.
Pemahaman atas risiko menjadi penting karena dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain, kemungkinan timbulnya
risiko harus dapat diidentifikasi, diukur dan mendapatkan perhatian
prioritas (risk assesment) yang selanjutnya dikelola (risk management) agar
dapat dihindari atau dikurangi. (Selim and McNamee, 1999 dalam
Habiburrochman, 2007).
Aktivitas manajemen risiko merupakan suatu tindakan dengan
penuh pertimbangan untuk menghilangkan keanehan keanehan demi
kepentingan bersama, meningkatkan hasil yang baik dan mengurangi hasil
yang buruk Borge (Subakti, 2002). Sedangkan menurut Culp (2001:14)
dalam Habiburrochman (2007) melihat manajemen risiko adalah proses
seseorang mencoba untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang dihadapi
adalah risiko-risiko yang diyakininya kemungkinan dapat terjadi sehingga
diperlukan langkah-langkah nyata agar tujuan perusahaan tetap tercapai.
35
Dari berbagai uraian di atas serta dihubungkan dengan pengertian
risiko sendiri maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa manajemen risko
merupakan serangkaian tindakan identifikasi dari kejadian-kejadian yang
kemungkinan menimbulkan dampak buruk bagi tercapainya tujuan
perusahaan. Diperlukan persiapan, pendekatan dan pemahaman yang baik
untuk mengendalikan risiko agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan
tercapai. Definisi ini mempunyai relevansi dengan ungkapan Culp
(2001,14) dalam Habiburrochman (2007) yang menyatakan bahwa
manajemen risiko merupakan bagian yang terintegrasi dengan strategi
perusahaan dan keuangan perusahaan.
Paradigma baru dalam pengendalian intern yang memandang risiko
sebagai pemicu dari aktivitas organisasi. Aktivitas organisasi usaha
berbeda-beda sehingga pemahaman risiko mengikuti industrinya masing-
masing. McNamee (1998) dalam Habiburrochman (2007) mengemukakan 3
(tiga) elemen yang harus diperhatikan agar pemahaman dan pengelolaan
lingkungan risiko berjalan sukses yaitu:
a. A means to thoroughly understand the business process.
b. A framework and language for discussing risk among managers and
auditors.
c. A process to open up the imagination about significant risk potential
36
3. Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah
Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial,
baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat
diperkirakan (unanticipated), yang berdampak negatif terhadap pendapatan
dan modal bank. Bank harus memperhatikan dengan serius potensi risiko
yang dihadapinya dan mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi,
mengontrol, dan mengelola risiko-risiko tersebut. Pengembangan budaya
manajemen risiko pada bank merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
tanggung jawab otoritas pengawasa dan regulator. Oleh karena itu, otoritas
pengawas juga harus mengenal baik karakter risiko bank syariah dan turut
serta dalam pengembangan manajemen risiko yang efisien
a. Shariah Risk
Risiko operasional yang timbul dari lemahnya pengawasan
internal dan tata kelola perusahaan (corporate governance) juga dapat
menyebabkan jatuhnya pendapatan arus kas bersih bank dibandingkan
dengan apa yang diharapkan atau ditargetkan, sehingga menimbulkan
masalah manajemen. Bank syariah akan menghadapi risiko yang
berkaitan dengan persoalan fikih dikarenakan perkembangan perbankan
syariah begitu cepat, sehingga diperlukan system legitimasi syariah
yang efisien dan cepat dari bank, dari sisi lain dewan pengawas syariah
di perbankan syariah belum memahami secara keseluruhan konsep
manajemen risiko dan sistem-sistem lainnya, sehingga pemahaman
37
yang komprehensif agar perbankan syariah tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah dalam hal inovasi produk. Salah satu yang
diperlukan pada masa modern sekarang di perbankan syariah adalah
kepatuhan terhadap fatwa syariah dan penjelasan atau pernyataan
syariah terhadap audit yang dilakukan.
b. Pertimbangan Operasional
1) Bank Syariah harus menetapkan manajemen risiko yang
komprehensif dan pelaporan proses untuk menilai dampak potensi
dari faktor-faktor pasar yang mempengaruhi tingkat pengembalian
aset dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan bagi
pemegang rekening investasi (IAH).
2) Bank Syariah harus mengambil langkah yang diperlukan untuk
memastikan bahwa manajemen yang berkaitan dengan proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan, pelaporan dan pengendalian
tingkat risiko kembali (termasuk struktur yang sesuai) berada di
tempat. Karena tingkat risiko pengembalian yang berasal dari
berbagai posisi neraca, Bank Syariah harus menempatkan staf yang
kompeten untuk melakukan analisis eksposur risiko yang timbul
dari aktivitas mereka neraca konsolidasian.
3) Bank Syariah harus menyadari faktor-faktor yang menimbulkan
rate of return risk. Bentuk utama rate of return risk ke yang terkena
terdiri Bank Syariah meningkatkan tingkat bunga tetap jangka
38
panjang di pasar. Secara umum, tingkat laba yang diperoleh atas
aktiva mencerminkan benchmark periode sebelumnya dan tidak
sesuai segera untuk perubahan tarif benchmark meningkat.
4) Bank Syariah harus menilai pengaruh tingkat ketergantungan
mereka pada dana pemegang rekening berjalan. Meskipun tidak ada
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang rekening giro,
penarikan mendadak dana tersebut akan berdampak negatif pada
tingkat potensi keseluruhan kembali untuk Bank Syariah.
4. Manajemen Risiko Yang Efektif
Menurut Ferry (2008:6) manajemen risiko yang efektif membantu
suatu organisasi untuk dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi risiko dan kontrol secara komprehensif berdasarkan
pertimbangan yang terkait pada:
1) Toleransi terhadap risiko, yaitu kejelasan tantang berapa besar risiko
yang bersedia ditanggung dan risiko apa yang harus dihindari.
2) Filosofi terhadap risiko, yaitu menentukan cara pandang atau sikap
dan tindakan terhadap risiko.
3) Akuntabilitas risiko, yaitu kemampuan dalam penanganan risiko.
b. Disiplin manajemen risiko pada selurus entitas organsasi yang
mencakup:
1) Kesatuan bahasa dalam mengartikan risiko, yaitu menyatukan
bahasa apakah risiko sebagai bahaya atau risiko sebagai peluang.
39
2) Pengetahuan manajemen risiko yang melekat pada setiap individu di
dalam organisasi.
c. Integrasi manajemen risiko didalam kerangka kerja tata kelola
perusahaan (corporate governance).
d. Strategi penyesuaian risiko (risk-adjusted) pada saat pengambilan
keputusan.
e. Kemampuan manajemen senior untuk memahami dampak risiko
terhadap keuntungan dan nilai saham.
f. Peningkatan identifikasi portofolio dan rencana aksi (action plan).
g. Memahami proses bisnis kunci.
h. Sistem peringatan dini dan respons bencana yang efektif.
i. Peningkatan keamanan informasi.
5. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Dewan direksi setiap bank mempunyai tugas untuk menetapkan
bahwa risiko perbankan dalam menjalankan bisnis diatur dalam suatu tata
cara yang efektif. Dalam pelaksanaan tugas tersebut dibutuhkan (Ferry,
2008:53):
a. Pengawasan aktif dari dewan komisaris, dewan direksi dan oleh
personil manajemen risiko yang terkait yang dipilih oleh bank.
b. Penetapan kebijakan dan prosedur untuk menentukan batas untuk risiko
yang dilaksanakan oleh bank.
40
c. Penetapan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko.
d. Penetapan dari sturktur informasi manajemen yang serasi dalam
mendukung manajemen terhadap risiko.
e. Penetapan dari suatu struktur pengawasan intern untuk mengatur risiko
6. Identifikasi Risiko Operasional
Identifikasi risiko yang efektif harus mempertimbangkan baik faktor
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan bank. Karena itu audit internal
harus mempertimbangkan faktor risiko berikut (Ferry, 2008:8):
a. Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi stategi risiko secara
keseluruhan.
b. Menentukan definisi kerugian.
c. Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme pengumrulan data.
d. Membuat pemetaan kerugian kedala kategori risiko yang dapat diterima
dan tidak dapat diterima.
e. Memadai struktur organisasi yang tidak memfasilitasi pemisahan fungsi
atau memonitor dan menganalisis kegiatan yang dikembangkan dalam
entitas;
f. Kurangnya suara tata kelola perusahaan yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan;
g. Kurangnya kode etik yang mengatur kinerja seluruh entitas;
41
h. Tidak adanya mekanisme pemantauan yang efektif untuk operasional
dan proses.
C. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Definisi efektivitas sangat berhubungan dengan tujuan ataupun
sasaran yang ingin dicapai organisasi. Menurut Husein (1987:54) dalam
Pujianingsih (2007), efektivitas organisasi adalah:
“Tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan
atau sasaran. Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep
yang luas mencakup beberapa factor didalam dan diluar organisasi”.
Menurut Alijoyo (2002:9) Pujianingsih (2007) efektivitas adalah
“Effectiveness is a measure of success in meeting asset of established
gool”. Hal ini dapat diartikan sebagai ukuran mengenai seberapa baik atau
tepat sasaran atau rencana yang telah ditetapkan dapat direalisasikan.
Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang penting untuk
melihat gambaran suatu organisasi karena dapat menunjukkan tingkat
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya. Pengukuran efektivitas
organisasi merupakan suatu hal yang sangat rumit karena dalam organisasi
yang sangat besar dengan banyak bagian yang sifatnya berbeda dan
mempunyai sasaran yang berbeda antara satu sama lain.
42
2. Pengukuran Efektivitas
Penilaian suatu efektivitas atau kinerja adalah penentuan secara
periodic baik untuk efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
operasional dan karyawan berdasarkan sasaran, standard an criteria yang
ditentukan sebelimnya. Menurut Yuwono (2002:23) dalam Pujiatiningsih
(2007), pengukuran efektivitas/kinerja adalah:
“Tindakan pengukuran yang dilakukan berbagai aktivitas dalam rantai yang ada pada perusahaan/organisasi, yang hasil pengukuranya akan digunakan dalam umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan tingkat saat organisasi memerlukan penyesuaian saat aktivitas perencanaan dan pengendaliaan”.
Pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda, mengasumsikan bahwa
organisasi akan menugaskan input yang berasal dari lingkungannya melaui
suatu proses internal menjadi output yang akan dilemparkan kembali
kelingkungannya. Pengukuran efektivitas dalam berbagai organisasi
dilakukan melalui:
a. Pendekatan sasaran (Goal Approach) dalam pengukuran efektivitas
memusatkan pada output yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam
mencapai tingkatan output yang telah direncanakan.
b. Pendekatan sumber (Resources Approach) lebih memusatkan pelatihan
pada input yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapat
sumber yang dibutuhkan untuk pencapaiaan performa yang baik.
43
c. Pendekatan proses (Process Approach) lebih memusatkan perhatian
pada aspek kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas
melalui berbagai indicator internal.
D. Kerangka Pemikiran
Abdul Hamid (2007:26) kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi
atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.
Dengan demikian variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini
akan dikembangkan dalam sebuah kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai berikut:
44
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
45
Peran Fungsi Audit Internal Pada Perbankan Syariah
1. Compliance 2. Verifikasi 3. Evaluasi 4. Rekomendasi
Tingkat Pelaksanaan Tingkat Kepentingan
Analisis Kuadran
Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang memiliki
auditor internal dan manajemen risiko. Penelitian ini dilakukan untuk
mengungkapkan efektivitas peran fungsi audit internal dalam operasional
manajemen risiko pada perbankan syariah. Adapun objek penelitiannya
adalah perbankan syariah.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan sampel populasi, dimana semua populasi yang bersangkutan
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Populasi menurut Sugiyono (2005)
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.populasi dalam penelitian ini
adalah audit internal. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Slovin (Maryanto, 2001:35 dalam Nurmayunita, 2009)
N n = 1 + N (e)
46
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e = Error
C. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan
dalam observasi.
Menurut Sugiyono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
”sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui orang lain
atau melihat dokumen”.
Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Data Primer
Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data
primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan
meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah
47
dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala ordinal.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui responden dengan
mengajukan dan menyebarkan beberapa pertanyaan secara tertulis.
Adapun yang menjadi responden penelitian ini adalah audit internal.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak
langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari
berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap memilki
hubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis
1. Metode Analisis Data
Analisis kualitatif merupakan cara untuk mempelajari dan menguji
apakah teori yang berhubungan dengan masalah penelitian telah
diterapkan. Dalam hal ini, penelitian menggunakan metode deskriptif yang
menjelaskan tentang seberapa besar efektivitas peran audit internal dalam
operasional manajemen risiko pada perbankan syariah.
2. Teknik Pengolahan Data
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Instrumen yang valid
dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliable. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika
48
instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur dan reliabilitas
menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu instrumen
dikatakan reliable jika menghasilkan data yang sama walaupun digunakan
beberapa kali pada obyek yang sama pada beberapa periode yang berbeda
(Indriantoro dan Bambang, 2002:180-181)
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana
data yang terdapat dikuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
Pengujian validitas dilakukan terlebih dahulu dengan mempersiapkan
tabulasi jawaban responden atas pernyataan penelitian, dihitung angka
korelasional atau r hitung dari jawaban tiap responden untuk tiap butir
pertanyaan dengan jumlah nilai jawaban keseluruhan pertanyaan untuk
tiap responden. Angka korelasional tersebut dibandingkan dengan
angka kritis atau r kritis untuk seluruh responden dengan tingkat
signifikan 0.05 % pada tabel product Moment yang digunakan sebagai
rumus korelasi sebagai rumus korelasi. Suatu instrumen (setiap butir
pertanyaan atau pernyataan) dikatakan valid bila angka korelasional
yang diperoleh dari perhitungan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel.
Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni
jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel
49
pada taraf signifikasi 0.05%. Dan begitu juga sebaliknya, jika r hitung
lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid (Ghazali, 2005:45).
b. Uji Reliabilitas
Setelah menentukan validitas instrumen penelitian tahap
selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen
penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang
dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika
jawaban seseorang terhadap adalah konsisten dari waktu ke waktu
(Ghazali 2005: 45).
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu
instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi
internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengukur koefisien Cronbach’s Alpha. Penelitian menggunakan
bantuan program SPSS dalam menghitung koefisien Cronbach’s
Alpha, yaitu menggunakan tabulasi jawaban responden.
3. Analisis Data Hasil Penelitian
Teknik pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif, karena penelitian ini adalah penelitian
deskriftif. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas peran audit
internal dalam operasional manajemen risiko pada perbankan syariah.
50
Rumus yang digunakan dalam mengukur tingkat kesesuaian
menurut Supranto (1997:241-243) dalam Nurmayunita (2009) adalah
sebagai berikut:
Keretangan:
Tk1 = Tingkat Kesesuaian Responden
X1 = Skor Penilaian Efektivitas Peran Audit Internal
Y1 = Skor Penilaian Operasional Manajemen Risiko
Berdasarkan hasil kuesioner yang ada, akan dicari nilai atau sekor
rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
= Skor Rata-rata Efektivitas Peran Audit Internal
= Skor Rata-rata Operasional Manajemen Risiko
51
n = Jumlah Responden
Selain itu, dibuat diagram kartesius yang merupakan suatu
bangun yang dibagi oleh dua garis yang berpotongan tegak luruds pada
titik (X,Y), dimana X1 merupakan ratar-rata dari skor efektivitas peran
audit internal dan Y1 merupakan ratar-rata dari skor operasional
manajemen risiko. Dan rumus selanjutnya adalah:
Keterangan:
K = Banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi
efektivitas peran audit internal. ( K = 35 )
I = 1, 2, 3, ................. N
Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan masing-
masing fakta tersebut, kemudian ditempatkan pada diagram kartesius
secara berurutan dari nilai tertinggi sampai terendah, dalam 4 (empat)
kategori kuadran seperti tampak pada gambar berikut ini:
52
Diagram Kartesius
Kepentingan
A
Pertahankan Prestasi
B
Prioritas
C
Berlebihan
D
1
1 (Operasional Manajemen Risiko)
( Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal )
Gambar 3.1 Diagram The Performance-Rating Analisis
Sumber: John A. Martilla dan John C. James (1997:77-79) dalam Nurmayuntia (2009)
Keterangan:
1. Kuadaran A menunjukkan peran audit internal termasuk unsur-
unsurnya yang dianggap penting, namun perusahaan telah
melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku namun tidak
efektif.
2. Kuadaran B menunjukkan peran audit internal yang telah berhasil
dilaksanakan untuk itu unsur ini mutlak diperlukan. Dianggap sangat
penting dan efektif.
53
3. Kuadran C menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting
pengaruhnya bagi peran audit internal sehingga pelaksanaannya
dianggap biasa saja. Dianggap kurang efektif.
4. Kuadran D menunjukkan faktor yang mempengaruhi menunjukkan
peran audit internal kurang penting, tetapi pelaksanaannya
berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat efektif.
E. Operasional Variabel Penelitian
Abdul Hamid (2007:3) Batasan operasional variabel merupakan
pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan.
Menurut Sugiyono (2005) variabel penelitian adalah atribut dari sekelompok
orang atau obyek penelitian yang mempunyai kriteria yang sama. Penelitian
yang dilakukan penulis merupakan penelitian deskriptif.
Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kali
ini variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen.
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang
disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
54
1. Variabel Dependen : Operasional Manajemen Risiko
Menurut Komite Basel dalam (Fery, 2008:195) menetapkan definisi
operasional sebagai resiko yang baik secara langsung maupun tidak langsung
yang berasal dari ketidakmampuan atau kegagalan proses internal, sumber
daya manusia dan sistem maupun yang berasal dari kejadian-kejadian
eksternal.
Operasional manajemen risiko adalah pengelolaan risiko operasional
yang merupakan bagian integral dari manajemen risiko yang terkait dengan
aktivitas bisnis ditujukan untuk meminimalkan kemungkinan kerugian, tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau
adanya problem eksternalyang mempengaruhi operasional bank.
2. Variabel Independen : Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal
Peran fungsi audit internal adalah aktivitas pemeriksaan internal
yang berperan dalam membantu manajemen dalam melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efesien dengan obyektif mengenai hasil analisa, penilaian,
rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.
Efektivitas peran fungsi audit internal dapat dijabarkan dengan
indikator pada tabel :
55
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
a. Menilai sejauh mana
tingkat kepatuhan para
pegawai tentang
kebijaksanaan dan
prosedur kerja.
1
b. Menilai pelaksanaan telah
sesuai dengan
kebijaksanaan, rencana dan
prosedur yang ditetapkan
2
c. Melakukan rivew terhadap
kecukupan sistem
pengendalian internal
3
Efektivitas
Peran
Fungsi
Audit
Internal
(Tugiman,
2006:17)
1. Compliance
(Tugiman,
2006:17)
d. Melakukan penilaian
terhadap pekerjaan
operasional 4
Interval
2. Verifikasi
(Tugiman,
2006:17)
a. Melakukan verifikasi pada
ketelitian, keandalan
berbagai data manajem 5
Interval
Tabel 3.1 Opersional Variabel Penelitian
56
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
b. Melakukan riview
keandalan informasi
finansial dan operasional
6
c. Melakukan verifikasi
terhadap dokumen-
dokumen, catatan-catatan
akuntansi, dan laporan-
laporan keuangan
7
d. Meningkatkan keandalan
data keuangan
8
a. Melakukan revew terhadap
keefektifan sistem
pengendalian
9
b. Auditor internal
memperbaiki kerja yang
tidak efesien.
10
3. Evaluasi
(Tugiman,
2006:17)
c. Melakukan penilaian
terhadap keekonomisan
dan keefesienan
penggunaan sumber daya
yang ada.
11
Interval
57
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
d. Menentukan kebenaran
dari data keuangan yang
dibuat dan keefektifan dari
prosedur internal.
12
e. Membahas dan menilai
kebaikan dan ketepatan
pelaksanaan pengendalian
akuntansi, keuangan serta
operasi.
13
f. Melaksanakan evaluasi
pengendalian internal yang
ada
14
a. Merekomendasikan suatu
rangkaian tindakan kepada
pihak manajemen
15
b. Membuat rekomendasi
perubahan yang diperlukan
dalam beberapa fase kerja
16
4. Rekomendasi
(Tugiman,
2006:17)
c. Menentukan tingkat
koordinasi dan kerjasama
dari kebijkan manajemen.
17
Interval
58
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
d. Membantu manajemen
untuk mendapatkan
administrasi perusahaan
yang paling efesien
18
e. Memberikan bantuan
kepada manajemen dalam
mencapai operasi
perusahaan yang paling
efesien.
19
a. Melakukan strategi control
secara komprehensif
berdasarkan pertimbangan
toleransi terhadap risiko.
1
b. Melakukan strategi control
secara komprehensif
berdasarkan pertimbangan
filosofi terhadap risiko.
2
Operasional
Manajemen
Risiko
1. Manajemen
risiko yang
efektif
(Fery,
2008:6)
c. Melakukan strategi control
secara komprehensif
berdasarkan pertimbangan
akuntabilitas risiko
3
Interval
59
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
d. Melakukan disiplin
manajemen risiko pada
selurus entitas organsasi
4
e. Adanya integrasi
manajemen risiko didalam
kerangka kerja
5
f. Adanya strategi
penyesuaian risiko (risk-
adjusted) pada saat
pengambilan keputusan.
6
g. Adanya sistem peringatan
dini dan respons bencana
yang efektif.
7
a. Manajemen risiko
menetapkan kerangka kerja 8
b. Manajemen risiko
menentukan definisi
kerugian.
9
2. Identifikasi
dan pemetaan
risiko.
(Fery,
2008:53)
c. Manajemen risiko
menyusun dan melakukan
implementasi mekanisme
pengumpulan data
10
Interval
60
Tabel 3.1 (Lanjutan) Opersional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Kuesioner Skala
d. Manajemen risiko
membuat pemetaan
kerugian kedalam kategori
risiko
11
a. Adanya pengawasan aktif 12 3. Pelaksanaan
tugas
(Fery,
2008:8)
b. Penetapan kebijakan dan
prosedur untuk
menentukan batas untuk
risiko yang dilaksanakan
oleh bank.
13
c. Penetapan prosedur untuk
mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko.
14
d. Penetapan dari sturktur
informasi manajemen yang
serasi dalam mendukung
manajemen terhadap risiko.
15
e. Penetapan dari suatu
struktur pengawasan intern
untuk mengatur risiko. 16
Interval
61
Adapun pengukuran variabel yang digunakan adalah skala Likert, yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005). Perangkat utama untuk
mendapatkan data primer dari responden dan kuesioner. Dengan skala Likert
memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkat pada setiap butir
pertanyaan. Dalam skala penilaian terlihat keragaman penilaian yang berkisar
antara 1 sampai dengan 5. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengukuran Terhadap Efektivitas Peran Auditor Internal
BOBOT KRITERIA
5 Sangat Efektif (SE)
4 Efektif (E)
3 Cukup Efektif (CE)
2 Kurang Efektif (KE)
1 Tidak Efektif (TE)
62
63
Tabel 3.3 Pengukuran Terhadap Operasional Manajemen Risiko
BOBOT KRITERIA
5 Sangat Penting (SP)
4 Penting (P)
3 Cukup Penting (CP)
2 Kurang Penting (KP)
1 Tidak Penting (TP)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini penulis mengirimkan sebanyak 50 buah yang
disampaikan langsung kepada 5 Perbankan Syariah (Bank Muamalat, Bank
BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah dan BPRS Al-
Salaam). Seluruh kuesioner yang diterima digunakan dalam analisis data.
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.1 Daftar Nama Perbankan Syariah
No. Nama Bank
1 Bank Muamalat
2 Bank BRI Syariah
3 Bank Mandiri Syariah
4 Bank Mega Syariah
5 BPR Syariah Al-Salaam
Sumber: Data primer yang diolah
B. Analisis Deskriptif
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian melalui
kuesioner yang dibagikan sebanyak 50 buah kepada Auditor Internal.
64
Kuesioner yang kembali sebanyak 38 buah (76%), sedangkan yang tidak
kembali sebanyak 20 buah (24%) yang berarti dapat dianalisis.
Tabel 4.2 Gambaran Distribusi Kuesioner
No. Kuesioner Jumlah Persentase(%)
1 Kuesioner yang dikirim 50 100
2 Kuesioner yang kembali 38 76
3 Kuesioner yang tidak kembali 12 24
4 Kuesioner yang dapat diolah 38 76
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 Gambaran Distribusi Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
No. Nama Bank Kirim Kembali
1 Bank Muamalat 10 7
2 Bank BRI Syariah 10 8
3 Bank Mandiri Syariah 10 7
4 Bank Mega Syariah 10 7
5 BPR Syariah Al-Salaam 10 9
Sumber: Data primer yang diolah
Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini
disajikan secara lengkap dalam tabel 4.4.
65
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Identitas Responden
Identitas Responden Jumlah Persentase
Jumlah kuesioner
38 100%
Usia
< 20 Tahun 20-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun
0 20 17 1
0% 52.63% 44,74% 2,63%
Jenis Kelamin
Pria Wanita
22 16
57.9% 42.1%
Lama Bertugas
1-4 Tahun 5-8 Tahun 9-12 Tahun > 12 Tahun
3 20 14 1
7.9% 52.63% 36,74% 2,63%
Pendidikan Terakhir
D3 S1 S2 S3
0 27 11 0
0% 71.05% 28.95%
0% Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jumlah responden pria lebih
banyak dari jumlah responden wanita, yaitu sebanyak 22 orang (57.9%)
responden pria sedangkan responden wanita sebanyak 16 orang (42.1%).
Usia responden yang paling banyak adalah antara 20-30 tahun sebanyak 20
orang (52,63%), kemudian yang berumur 31-40 tahun sebanyak 17 orang
(44,74%) dan yang berumur diatas 40 tahun sebanyak 1 orang (2,63%).
Berdasarkan tingkat pendidikan responden, yang paling banyak adalah
66
lulusan Strata Satu (S1) sebanyak 27 orang atau 71.05% dan sisanya
sebanyak 11 orang (28,95%) adalah Strata Dua S2.
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika signifikan dibawah
0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapatdikatakan valid. Tabel 4.8 dan
table 4.9 akan menunjukkan hasil uji validitas.
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Hasil Uji Validitas Instrumen Efektifitas Peran Fungsi Auditor Internal
Pernyataan Sig Pearson Corelation Keterangan
EPA1 0.001 0.512** Valid
EPA2 0.006 0.437** Valid
EPA3 0.177 0.223 Tidak Valid
EPA4 0.000 0.604** Valid
EPA5 0.000 0.562** Valid
EPA6 0.000 0.643** Valid
EPA7 0.003 0.476** Valid
EPA8 0.000 0.636** Valid
EPA9 0.001 0.520** Valid
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen
Efektifitas Peran Fungsi Auditor Internal
67
Tabel 4.5 (Lanjutan) Hasil Uji Validitas Instrumen
Efektifitas Peran Fungsi Auditor Internal
Pernyataan Sig Pearson Corelation Keterangan
EPA10 0.005 0.448** Valid
EPA11 0.000 0.614** Valid
EPA12 0.000 0.658** Valid
EPA13 0.000 0.551** Valid
EPA14 0.002 0.488** Valid
EPA15 0.015 0.393** Valid
EPA16 0.001 0.515** Valid
EPA17 0.001 0.514** Valid
EPA18 0.000 0.713** Valid
EPA19 0.000 0.775** Valid
Ket: **Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS
Berdasarkan table 4.5 di atas menunjukan bahwa tidak seluruh
pertanyaan valid, karena terdapat 1 variabel yang memiliki nilai signifikan
diatas 0.05, sehingga harus dikeluarkan dari perhitungan penelitian.
68
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen
Operasional Manajemen Risiko
Pernyataan Sig Pearson Corelation Keterangan
OMR1 0.000 0.773** Valid
OMR2 0.000 0.819** Valid
OMR3 0.000 0.733** Valid
OMR4 0.000 0.692** Valid
OMR5 0.000 0.704** Valid
OMR6 0.000 0.673** Valid
OMR7 0.000 0.768** Valid
OMR8 0.000 0.709** Valid
OMR9 0.000 0.619** Valid
OMR10 0.000 0.563** Valid
OMR11 0.000 0.749** Valid
OMR12 0.000 0.560** Valid
OMR13 0.000 0.360** Valid
OMR14 0.000 0.513** Valid
OMR15 0.000 0.647** Valid
OMR16 0.000 0.642** Valid
Ket: **Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS
69
Berdasarkan table 4.6 di atas menunjukkan bahwa seluruh
pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Pengujian validitas yang digunakan
oleh peneliti pada penelitian ini menggunakan korelasi peorson. Butir
pertanyaan dinyatakan valid jika nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05 dan
0,01 (Nunnally dalam Ghozali, 2001).
2. Uji Reliabilitas
Hasil dari uji reliabelitas untuk variabel efektivitas peran fungsi
auditor internal dan operasional manajemen risiko dapat dilihat pada table
4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Data
Instrumen Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha On Standardized
Items
N of Items Ket
Efektivitas Peran Fungsi Auditor Internal
0.871 0.872 18 Reliabel
Operasional Manajemen Risiko
0.911 0.913 16 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS
Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6
(Nunnally dalam Ghozali, 2001), yang berarti bahwa seluruh variabel
tersebut adalah realiabel.
70
3. Analisis Data Angket
a. Peran Fungsi Auditor Internal (PFAI)
Pernyataan yang diajukan mengenai efektifitas peran fungsi
auditor internal (PFAI) adalah sebanyak 19 butir dari 4 butir tentang
complience, 4 butir tentang verifikasi, 6 butir tentang evaluasi dan 5
butir tentang rekomendasi yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Compliance
Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauhmana tingkat
kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur,
peraturan-peraturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-
undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.
a) Tingkat Kepatuhan Para Pegawai Tentang Kebijaksanaan dan
Prosedur Kerja
Tabel 4.8 Tingkat Kepatuhan Para Pegawai
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui sebanyak 6
responden menyatakan sangat efektif, 27 responden menyatakan
Keterangan Frekuensi % Skor SE 6 15.79 30E 27 71.05 108
CE 5 13.16 15KE 0 0.00 0TE 0 0.00 0
38 100.00 153
71
efektif, 5 responden menyatakan cukup efektif dan tidak ada
responden yang menyatakan kurang efektif dan tidak efektif. Ini
berarti output data dari PFAI dapat digunakan auditor internal
untuk mengetahui sejauhmana tingkat kepatuhan para pegawai
tentang kebijaksanaan dan prosedur kerja di dalam perbankan
syariah.
b) Penilaian Pelaksanaan Kebijakan Prosedur Kerja
Tabel 4.9 Penilaian Pelaksanaan Kebijaksanaan Prosedur Kerja
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui sebanyak 8
responden menyatakan sangat efektif, 24 responden menyatakan
efektif, 5 responden menyatakan cukup efektif, 1 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
digunakan auditor internal untuk mengetahui tingkat
pelaksanaan telah sesuai dengan kebijakan, rencana dan
prosedur yang ditetapkan oleh perbankan syariah.
Keterangan Frekuensi % Skor SE 8 21.05 40E 24 63.16 96
CE 5 13.16 15KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 153
72
c) Penilaian Terhadap Pekerjaan, Operasional atau Program
Tabel 4.10 Penilaian Terhadap Pekerjaan, Operasional atau Program
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui sebanyak 6
responden menyatakan sangat efektif, 23 responden
menyatakan efektif, 8 responden menyatakan cukup efektif, 1
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari
PFAI dapat digunakan auditor internal untuk mengetahui
penilaian terhadap pekerjaan, operasional atau program dan
hasil yang telah dicapai.
Keterangan Frekuensi % Skor SE 6 15.79 30E 23 60.53 92
CE 8 21.05 24KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 148
2) Verifikasi
Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan
berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut
relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi
laporan keuangan dan kekayaan pisik serta hasil operasi
perusahaan.
73
a) Verifikasi Pada Ketelitian, Keandalan Data
Tabel 4.11 Verifikasi Pada Ketelitian, Keandalan Data
Keterangan Frekuensi % Skor SE 9 23.68 45E 20 52.63 80
CE 8 21.05 24KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 151
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui sebanyak 9
responden menyatakan sangat efektif, 20 responden menyatakan
efektif, 8 responden menyatakan cukup efektif, 1 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
digunakan auditor internal untuk melakukan verifikasi pada
ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi
apakah data tersebut relevan.
74
b) Review Terhadap Keandalan Data
Tabel 4.12 Review Terhadap Keandalan Data
Keterangan Frekuensi % Skor SE 10 26.32 50E 19 50.00 76
CE 8 21.05 24KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 152Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui sebanyak 10
responden menyatakan sangat efektif, 19 responden menyatakan
efektif, 8 responden menyatakan cukup efektif, 1 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
digunakan auditor internal untuk melakukan review terhadap
keandalan (reabilitas dan integritas) informasi finansial dan
operasional serta cara yang dipergunakan.
c) Verifikasi Terhadap Laporan-Laporan Keuangan
Tabel 4.13 Verifikasi Terhadap Laporan-Laporan Keuangan
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 16 42.11 80E 14 36.84 56
CE 7 18.42 21KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 159
75
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui sebanyak 16
responden menyatakan sangat efektif, 14 responden menyatakan
efektif, 7 responden menyatakan cukup efektif, 1 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
digunakan auditor internal untuk melakukan verifikasi terhadap
dokumen-dokumen, catatan-catatan akuntansi, dan laporan-
laporan keuangan dengan tujuan menentukan apakah laporan
tersebut memang mencerminkan informasi sebenarnya
d) Meningkatkan Keandalan Data Keuangan
Tabel 4.14 Meningkatkan Keandalan Data Keuangan
Keterangan Frekuensi % Skor
SE 3 7.89 15E 22 57.89 88
CE 8 21.05 24KE 5 13.16 10TE 0 0.00 0
38 100.00 137
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui sebanyak 3
responden menyatakan sangat efektif, 22 responden menyatakan
efektif, 8 responden menyatakan cukup efektif, 5 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
76
digunakan auditor internal untuk meningkatkan keandalan data
keuangan dan laporan-laporan baik yang dibuat dan keefektifan
dari prosedur internal.
3) Evaluasi
Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang
ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap
pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil
pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya.
a) Review Terhadap Keefektifan Sistem Pengendalian
Tabel 4.15 Review Terhadap Keefektifan Sistem Pengendalian
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 10 26.32 50E 18 47.37 72
CE 9 23.68 27KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 151
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui sebanyak 10
responden menyatakan sangat efektif, 18 responden menyatakan
efektif, 9 responden menyatakan cukup efektif, 1 responden
menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat
digunakan auditor internal untuk mengevaluasi dengan cara
melakukan review terhadap keefektifan sistem pengendalian
77
untuk memastikan sistem tersebut sesuai dengan yang
diharapkan.
b) Memperbaiki Kerja yang Tidak Efisien
Tabel 4.16 Memperbaiki Kerja Yang Tidak Efesien
Keterangan Frekuensi % Skor SE 12 31.58 60E 13 34.21 52
CE 12 31.58 36KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 150 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui sebanyak 12
responden menyatakan sangat efektif, 13 responden
menyatakan efektif, 12 responden menyatakan cukup efektif, 1
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI
dapat digunakan auditor internal untuk mengevaluasi dengan
cara auditor internal memperbaiki kerja yang tidak efesien.
78
c) Penilaian Terhadap Keekonomisan dan Keefesienan Sumber
Daya Yang Ada
Tabel 4.17 Penilaian Terhadap Keekonomisan dan Keefesienan
Sumber Daya Yang Ada
Keterangan Frekuensi % Skor SE 8 21,05 40E 17 44,74 68
CE 6 15,79 18KE 7 18,42 14TE 0 0,00 0
38 100,00 140
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui sebanyak 8
responden menyatakan sangat efektif, 17 responden
menyatakan efektif, 6 responden menyatakan cukup efektif, 7
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari
PFAI dapat digunakan auditor internal untuk mengevaluasi
dengan cara melakukan penilaian terhadap keekonomisan dan
keefesienan penggunaan sumber daya yang ada untuk
memastikan penggunaan sumber daya yang tepat.
79
d) Kebenaran Dari Data Keuangan
Tabel 4.18 Kebenaran Dari Data Keuangan
Keterangan Frekuensi % Skor SE 11 28,95 55E 20 52,63 80
CE 4 10,53 12KE 3 7,89 6TE 0 0,00 0
38 100,00 153 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui sebanyak 11
responden menyatakan sangat efektif, 20 responden
menyatakan efektif, 4 responden menyatakan cukup efektif, 3
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI
dapat digunakan auditor internal untuk mengevaluasi dengan
cara menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan
keefektifan dari prosedur internal.
e) Kebaikan dan Ketepatan Pelaksanaan Pengendalian Akuntansi.
Tabel 4.19
Kebaikan dan Ketepatan Pelaksanaan Pengendalian Akuntansi
Keterangan Frekuensi % Skor SE 11 28,95 55E 13 34,21 52
CE 12 31,58 36KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 147 Sumber: Data primer yang diolah
80
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui sebanyak 11
responden menyatakan sangat efektif, 13 responden
menyatakan efektif, 12 responden menyatakan cukup efektif, 2
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari PFAI
dapat digunakan auditor internal untuk mengevaluasi dengan
cara membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan
pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
f) Evaluasi Untuk Menemukan Kelemahan Dalam Pengendalian
Internal
Tabel 4.20 Evaluasi Untuk Menemukan Kelemahan Dalam
Pengendalian Internal
Keterangan Frekuensi % Skor SE 7 18,42 35E 24 63,16 96
CE 7 18,42 21KE 0 0,00 0TE 0 0,00 0
38 100,00 152 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui sebanyak 7
responden menyatakan sangat efektif, 24 responden
menyatakan efektif, 7 responden menyatakan cukup efektif,
tidak ada responden yang menyatakan kurang efektif dan tidak
efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat digunakan
auditor internal untuk mengevaluasi dengan cara melaksanakan
evaluasi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang
terdapat dalam pengendalian internal yang ada.
81
4) Rekomendasi
Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada
pihak manajemen.
a) Merekomendasikan Suatu Rangkaian Tindakan
Tabel 4.21 Merekomendasikan Suatu Rangkaian Tindakan
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui sebanyak 10
responden menyatakan sangat efektif, 16 responden
menyatakan efektif, 12 responden menyatakan cukup efektif,
tidak ada responden yang menyatakan kurang efektif dan tidak
efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat digunakan
auditor internal untuk merekomendasikan suatu rangkaian
tindakan kepada pihak manajemen.
b) Rekomendasi Fase Kerja
Tabel 4.22 Rekomendasi Fase Kerja
Keterangan Frekuensi % Skor SE 10 26,32 50E 16 42,11 64
CE 12 31,58 36KE 0 0,00 0TE 0 0,00 0
38 100,00 150
Keterangan Frekuensi % Skor SE 8 21,05 40E 16 42,11 64
CE 14 36,84 42KE 0 0,00 0TE 0 0,00 0
38 100,00 146 Sumber: Data primer yang diolah
82
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui sebanyak 8
responden menyatakan sangat efektif, 16 responden
menyatakan efektif, 14 responden menyatakan cukup efektif,
tidak ada responden yang menyatakan kurang efektif dan tidak
efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat digunakan
auditor internal untuk aktivitas rekomendasi dengan membuat
rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase
kerja.
c) Tingkat Koordinasi dan Kerjasama
Tabel 4.23 Tingkat Koordinasi dan Kerjasama
Keterangan Frekuensi % Skor SE 5 13,16 25E 22 57,89 88
CE 11 28,95 33KE 0 0,00 0TE 0 0,00 0
38 100,00 146
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui sebanyak 5
responden menyatakan sangat efektif, 22 responden
menyatakan efektif, 11 responden menyatakan cukup efektif,
tidak ada responden yang menyatakan kurang efektif dan tidak
efektif. Ini berarti output data dari PFAI dapat digunakan
auditor internal untuk aktivitas rekomendasi dengan
menentukan tingkat koordinasi dan kerjasama dari kebijakan
manajemen.
83
d) Kebijaksanaan Operasi Kerja Perusahaan
Tabel 4.24 Kebijaksanaan Operasi Kerja Perusahaan
Keterangan Frekuensi % Skor SE 13 34,21 65E 17 44,74 68
CE 7 18,42 21KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 156 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui sebanyak 13
responden menyatakan sangat efektif, 17 responden
menyatakan efektif, 7 responden menyatakan cukup efektif, 1
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari
PFAI dapat digunakan auditor internal untuk membantu
manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang
paling efesien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja
perusahaan.
e) Operasi Perusahaan Yang Paling Efisien
Tabel 4.25 Operasi Perusahaan Yang Paling Efisien
Keterangan Frekuensi % Skor SE 14 36,84 70E 18 47,37 72
CE 4 10,53 12KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 158 Sumber: Data primer yang diolah
84
Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui sebanyak 14
responden menyatakan sangat efektif, 18 responden
menyatakan efektif, 4 responden menyatakan cukup efektif, 2
responden menyatakan kurang efektif dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak efektif. Ini berarti output data dari
PFAI dapat digunakan auditor internal untuk memberikan
bantuan kepada manajemen dalam mencapai operasi
perusahaan yang paling efesien.
b. Operasional Manajemen Risiko
Pernyataan yang diajukan mengenai operasional manajemen
risiko (OMR) adalah sebanyak 16 butir dari 7 butir tentang manajemen
risiko yang efektif, 4 butir tentang identifikasi dan pemetaan risiko dan
5 butir tentang pelaksanaan tugas yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Manajemen Risiko Yang Efektif
Menurut Ferry (2008:6) manajemen risiko yang efektif
membantu suatu organisasi untuk dapat melakukan strategi kontrol
secara komprehensif.
85
a) Strategi Kontrol Berdasarkan Pertimbangan Toleransi Terhadap
Risiko.
Tabel 4.26 Strategi Kontrol Berdasarkan Pertimbangan Toleransi
Terhadap Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 5 13,16 25E 19 50,00 76
CE 12 31,58 36KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 141 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui sebanyak 5
responden menyatakan sangat penting, 19 responden menyatakan
penting, 12 responden menyatakan cukup penting, 2 responden
menyatakan kurang penting dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari OMR
dapat digunakan auditor internal untuk memberikan bantuan
kepada manajemen risiko membantu untuk dapat melakukan
strategi kontrol secara komprehensif berdasarkan pertimbangan
toleransi terhadap risiko, yaitu kejelasan tentang berapa besar
risiko yang bersedia ditanggung dan risiko apa yang harus
dihindari.
86
b) Strategi Kontrol Berdasarkan Filosofi Terhadap Risiko
Tabel 4.27 Strategi Kontrol Berdasarkan Filosofi Terhadap Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 5 13,16 25E 21 55,26 84
CE 9 23,68 27KE 3 7,89 6TE 0 0,00 0
38 100,00 142 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui sebanyak 5
responden menyatakan sangat penting, 21 responden menyatakan
penting, 9 responden menyatakan cukup penting, 3 responden
menyatakan kurang penting dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari OMR
dapat digunakan auditor internal untuk memberikan bantuan
kepada manajemen risiko membantu untuk dapat melakukan
strategi kontrol secara komprehensif berdasarkan pertimbangan
filosofi terhadap risiko, yaitu menentukan cara pandang atau
sikap dan tindakan terhadap risiko.
c) Strategi Kontrol Berdasarkan Akuntabilitas Risiko
Tabel 4.28 Strategi Kontrol Berdasarkan Akuntabilitas Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 5 13,16 25E 23 60,53 92
CE 8 21,05 24KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 145
Sumber: Data primer yang diolah
87
Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui sebanyak 5
responden menyatakan sangat penting, 23 responden
menyatakan penting, 8 responden menyatakan cukup penting, 2
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR dapat digunakan auditor internal untuk memberikan
bantuan kepada manajemen risiko membantu untuk dapat
melakukan strategi kontrol secara komprehensif berdasarkan
pertimbangan akuntabilitas risiko, yaitu kemampuan dalam
penanganan risiko.
d) Disiplin Manajemen Risiko
Tabel 4.29 Disiplin Manajemen Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 10 26,32 50E 17 44,74 68
CE 10 26,32 30KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 150 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui sebanyak 10
responden menyatakan sangat penting, 17 responden
menyatakan penting, 10 responden menyatakan cukup penting,
1 responden menyatakan kurang penting dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output
data dari OMR dapat digunakan auditor internal untuk
melakukan disiplin manajemen risiko pada seluruh entitas
organisasi.
88
e) Integritas Manajemen Risiko
Tabel 4.30 Integritas Manajemen Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 11 28,95 55E 19 50,00 76
CE 6 15,79 18KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 153 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui sebanyak 11
responden menyatakan sangat penting, 19 responden
menyatakan penting, 6 responden menyatakan cukup penting, 2
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR harus adanya integrasi manajemen risiko didalam
kerangka kerja tata kelola perusahaan (corporate governance).
f) Strategi Penyesuaian Risiko
Tabel 4.31 Strategi Penyesuaian Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 16 42,11 80E 14 36,84 56
CE 5 13,16 15KE 3 7,89 6TE 0 0,00 0
38 100,00 157 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui sebanyak 16
responden menyatakan sangat penting, 14 responden
menyatakan penting, 5 responden menyatakan cukup penting, 3
89
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR harus melakukan strategi penyesuaian risiko (risk-
adjusted) pada saat pengambilan keputusan
g) Sistem Peringatan Dini
Tabel 4.32 Sistem Peringatan Dini
Keterangan Frekuensi % Skor SE 11 28,95 55E 18 47,37 72
CE 7 18,42 21KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 152
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.32 dapat diketahui sebanyak 11
responden menyatakan sangat penting, 18 responden
menyatakan penting, 7 responden menyatakan cukup penting, 2
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR harus adanya sistem peringatan dini dan respons bencana
yang efektif.
2) Identifikasi Risiko Operasional
Identifikasi risiko yang efektif harus mempertimbangkan baik
faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan bank. Karena
itu audit internal harus mempertimbangkan faktor risiko berikut
(Ferry, 2008:8):
90
a) Kerangka Kerja Untuk Implementasi Strategi Risiko
Tabel 4.33 Kerangka Kerja Untuk Implementasi Strategi Risiko
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 4 10,53 20E 24 63,16 96
CE 9 23,68 27KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 145
Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui sebanyak 4
responden menyatakan sangat penting, 24 responden
menyatakan penting, 9 responden menyatakan cukup penting, 1
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa auditor internal harus menetapkan kerangka kerja
untuk implementasi strategi risiko secara keseluruhan.
b) Menentukan Difinisi Kerugian
Tabel 4.34 Menentukan Difinisi Kerugian
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 9 23,68 45E 14 36,84 56
CE 14 36,84 42KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 145
Berdasarkan tabel 4.34 dapat diketahui sebanyak 9
responden menyatakan sangat penting, 14 responden
menyatakan penting, 14 responden menyatakan cukup penting,
91
1 responden menyatakan kurang penting dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output
data dari OMR bahwa auditor internal harus menentukan
definisi kerugian.
c) Implementasi Mekanisme Pengumpulan Data
Tabel 4.35 Implementasi Mekanisme Pengumpulan Data
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 7 18,42 35E 22 57,89 88
CE 7 18,42 21KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 148
Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui sebanyak 7
responden menyatakan sangat penting, 22 responden
menyatakan penting, 7 responden menyatakan cukup penting, 2
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa auditor internal harus menyusun dan melakukan
implementasi mekanisme pengumpulan data.
92
d) Pemetaan Kerugian Kedalam Kategori Risiko
Tabel 4.36 Pemetaan Kerugian Kedalam Kategori Risiko
Keterangan Frekuensi % Skor SE 13 34,21 65E 17 44,74 68
CE 6 15,79 18KE 2 5,26 4TE 0 0,00 0
38 100,00 155
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui sebanyak 13
responden menyatakan sangat penting, 17 responden
menyatakan penting, 6 responden menyatakan cukup penting, 2
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa auditor internal harus membuat pemetaan kerugian
kedalam kategori risiko yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima.
3) Pelaksanaan Tugas
Dewan direksi setiap bank mempunyai tugas untuk
menetapkan bahwa risiko perbankan dalam menjalankan bisnis
diatur dalam suatu tata cara yang efektif. Dalam pelaksanaan tugas
tersebut dibutuhkan (Ferry, 2008:53):
93
a) Pengawasan Aktif
Tabel 4.37 Pengawasan Aktif
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 17 44,74 85E 13 34,21 52
CE 7 18,42 21KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 160
Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui sebanyak 17
responden menyatakan sangat penting, 13 responden
menyatakan penting, 7 responden menyatakan cukup penting, 1
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa dalam pelaksanaan tugas dibutuhkan adanya
pengawasan aktif dari dewan komisaris, dewan direksi dan oleh
personil manajemen risiko yang terkait yang dipilih oleh bank.
b) Kebijakan dan Prosedur Risiko
Tabel 4.38 Kebijakan dan Prosedur Risiko
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 12 31,58 60E 14 36,84 56
CE 12 31,58 36KE 0 0,00 0TE 0 0,00 0
38 100,00 152
Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui sebanyak 12
responden menyatakan sangat penting, 14 responden
menyatakan penting, 12 responden menyatakan cukup penting
94
dan tidak ada responden yang menyatakan kurang penting dan
tidak penting. Ini berarti output data dari OMR bahwa dalam
pelaksanaan tugas dibutuhkan penetapan kebijakan dan prosedur
untuk menentukan batas untuk risiko yang dilaksanakan oleh
bank.
c) Prosedur Mengendalikan Risiko.
Tabel 4.39 Prosedur Mengendalikan Risiko
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Frekuensi % Skor SE 13 34,21 65E 16 42,11 64
CE 8 21,05 24KE 1 2,63 2TE 0 0,00 0
38 100,00 155
Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui sebanyak 13
responden menyatakan sangat penting, 16 responden
menyatakan penting, 8 responden menyatakan cukup penting, 1
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa dalam pelaksanaan tugas dibutuhkan penetapan
prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko.
95
d) Struktur Informasi Manajemen
Tabel 4.40 Struktur Informasi Manajemen
Keterangan Frekuensi % Skor SE 11 28,95 55E 17 44,74 68
CE 7 18,42 21KE 3 7,89 6TE 0 0,00 0
38 100,00 150
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui sebanyak 11
responden menyatakan sangat penting, 17 responden
menyatakan penting, 7 responden menyatakan cukup penting, 3
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa dalam pelaksanaan tugas dibutuhkan penetapan
struktur informasi manajemen yang serasi dalam mendukung
manajemen terhadap risiko.
e) Struktur Pengawasan Intern
Tabel 4.41 Struktur Pengawasan Internal
Keterangan Frekuensi % Skor SE 9 23.68 45E 24 63.16 96
CE 4 10.53 12KE 1 2.63 2TE 0 0.00 0
38 100.00 155
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui sebanyak 9
responden menyatakan sangat penting, 24 responden
96
menyatakan penting, 4 responden menyatakan cukup penting, 1
responden menyatakan kurang penting dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak penting. Ini berarti output data dari
OMR bahwa dalam pelaksanaan tugas dibutuhkan penetapan
suatu struktur pengawasan intern untuk meminimal risiko.
4. Penilaian Efektivitas Kinerja
Perhitungan rata-rata digunakan untuk memperoleh tingkat
efektivitas secara keseluruhan digunakan analisis statistik rata-rata
(average) adalah niali mewakili himpunan atau sekelompok data (a set of
data), (Supranto dalam Isnaeni, 2006:49)
Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah
Responden
Tingkat Persentase Efektivitas = %100xbiai
Keterangan:
ai = Total Skor ke-i
bi = Jumlah Skor Kriterium ke-i
97
Tabel 4.42 Tingkat Efektivitas (%)
Kategori Persentase
Sangat Efektif 80% - 100%
Efektif 60% -79%
Cukup Efektif 40% - 59%
Tidak Efektif < 40%
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan efektivitas peran
fungsi audit internal adalah sebanyak 19 butir yang diantaranya 18 butir
dinyatakan valid dan 1 butir dinyatakan tidak valid, sehingga skor
ktiterium yang dapat ditetapkan adalah:
Skor kriterium = 5 x 18 x 38
= 3.420
Tingkat Persentase Efektivitas = %10034202702
×
= 78,82%
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data
hasil keluaran PFAI sangat besar manfaatnya dalam pelaksanaan tugas
audit internal. Tingkat efektivitas sebesar 78,82% menunjukkan bahwa
compliance, verifikasi, evaluasi dan rekomendasi sangat membantu dalam
98
tugas audit internal melakukan perannya pada aktivitas pemeriksaan intern
dalam perusahaan perbankan syariah.
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan operasional
manajemen risiko adalah sebanyak 16 butir yang diantaranya 16 butir
dinyatakan valid dan tidak terdapat butir yang dinyatakan tidak valid,
sehingga skor ktiterium yang dapat ditetapkan adalah:
Skor kriterium = 5 x 16 x 38
= 3.040
Tingkat Persentase Efektivitas = %10030402405
×
= 79,11%
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data
hasil keluaran OMR sangat penting manfaatnya bagi audit internal.
Tingkat efektivitas sebesar 79,11% menunjukkan bahwa manajemen
risiko yang efektif, identifikasi dan pemetaan risiko dan pelaksanaan tugas
manajemen risiko dapat mengurangi tingkat risiko yang terjadi pada
operasional mananjemen risiko pada perbankan syariah.
Setelah mengetahui tingkat efektivitas pada masing-masing
variabel, maka dapat ditentukan rata-rata tingkat efektivitas sebagai
berikut:
99
μ = 2
,79%82,78 + %11
= 2
93,157
= 78,97%
Hal ini berarti , rata-rata efektivitas PFAI sebagai faktor
pendukung dalam operasional manajemen risiko pada perbankan syariah
adalah 78,97% yaitu efektif berada pada kuadran II (lihat gambar 4.1).
Gambar 4.1 Tingkat Efektivitas Pada Kuadran
Kuadran I Sangat Efektif 80% - 100%
Kuadran II Efektif
60% - 79%
Kuadran III Kurang Efektif
40% - 59%
Kuadran IV Tidak Efektif
< 40%
100
5. Diagram Kartesius
Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan faktor
tersebut, ditempatkan pada diagram kartesius secara berurutan dari nilai
tertinggi sampai nilai terendah.
Tabel 4.43 Rata-rata Skor
Sumber: Data primer yang diolah
P Skor Rata-Rata
(ΣSkor/Jml Responden)
P Skor Rata-Rata
(ΣSkor/Jml Responden)
1 153 4.03 20 141 3.712 153 4.03 21 142 3.744 148 3.89 22 145 3.825 151 3.97 23 150 3.956 152 4.00 24 153 4.037 159 4.18 25 157 4.138 137 3.61 26 152 4.009 151 3.97 27 145 3.82
10 150 3.95 28 145 3.8211 140 3.68 29 148 3.8912 153 4.03 30 155 4.0813 147 3.87 31 160 4.2114 152 4.00 32 152 4.0015 150 3.95 33 155 4.0816 146 3.84 34 150 3.9517 146 3.84 35 155 4.0818 156 4.1119 158 4.16
134.39Σ
Setelah dilakukan perhitungan tersebut, dapat diketahui nilai skor
rata-rata masing-masing item dan total nilai skor rata-rata seluruh item
(kuesioner) adalah 134,39. sehingga dapat ditentukan titik potong garis
yaitu terletak pada 3,95 (134,39/34), dapat digambarkan sebagai berikut:
101
Gambar 4.2. Diagram Karterisus
Sumber : Data primer yang diolah
Y (Tingkat Kepentingan)
Keterangan:
Diagram kartesius diatas menunjukkan bahwa peran auditor
internal berada pada kuadaran B yaitu efektif, untuk itu wajib
dipertahankan. Dianggap efektif karena perbankan syariah berlandasan
X (Tingkat Kinerja)
10,15,23,34
731
3,95 4,213,61
6,14,26,32
22,27,28
16,17
134,29
1,2,12,2430,33,35
1825
19
5,9
20
11
8
21
3,61
3,95
4,21
102
pada Al-Qur’an dan Hadist agar pemahaman tentang prinsip syariah lebih
komprehensif. Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol atau
pengawasan dalam ajaran Islam. Beberapa ayat-ayat Al Qur’an yang
melandasi pemahaman serta seruan terhadap pentingnya pengendalian
serta pengawasan dalam menjalankan aktivitas di muka bumi ini antara
lain adalah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil.... (Al-Maa’idah: 8)
Ayat tersebut menyeru agar manusia dalam seluruh aktivitasnya
hendaknya menjadi orang yang selalu berpedoman pada jalan Allah,
sehingga sebagai khalifah di muka bumi, manusia berkewajiban selalu
menegakkan kebenaran karena Allah. Untuk membuktikan bahwa yang
dilakukan telah benar dan sesuai dengan ajaran Allah SWT serta aturan
yang ada, maka harus dilakukan pemeriksaan oleh orang yang mengerti
tentang aktivitas tersebut. Dalam konteks operasional bisnis, maka pihak
yang mengerti atas kegiatan bisnis tersebut adalah dewan pengawas baik
auditor internal maupun eksternal. Semua ini dilakukan semata-mata agar
kita menjadi orang yang beriman.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa agar memperoleh
pemahaman yang utuh mengenai tuntunan dalam kewajiban menjalankan
103
audit serta kontrol dalam aktivitas bisnis, maka dua hadits berikut dapat
dijadikan sebagai sebuah perenungan, yaitu;
“Katakanlah kebenaran itu sekalipun pahit.” (al-Hadits)
“Barangsiapa di antaramu rnelihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangan (kekuasaan)-nya. Apabila tidak sanggup, dengan ucapannya. Apabila tidak sanggup, dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman”. (Al Hadits)
Hadits tersebut memberikan tuntunan agar senantiasa menegakkan
kebenaran di jalan Allah. Dalam dunia bisnis yang sangat dekat dengan
kemungkaran, maka kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk selalu
menegakkan kebenaran sesuai dengan peraturan yang berdasarkan
tuntunan Allah.
Mekanisme kepatuhan syariah didukung pula oleh dua konsep
yang mendasari pelaksanaan pengawasan syariah secara internal dalam
bank syariah dalam konteks pemenuhan akuntabilitas secara horizontal
dan transedental, yaitu pertama, adalah konsep shari’a review yang harus
dilakukan oleh dewan pengawas syariah untuk melakukan pengawasan
kepatuhan syariah, dan yang kedua adalah konsep internal shari’a review
dalam bank syariah sebagai salah satu fungsi internal audit dalam bank
syariah untuk menilai kesesuaian operasi dan transaksi dengan prinsip-
prinsip syariah yang telah ditentukan.
Penjelasan mengenai pengawasan internal syariah dalam bank
syariah tersebut di atas memberikan kesimpulan bahwa pengawasan
104
105
internal syariah merupakan suatu mekanisme atau sistem pengendalian
secara internal untuk rnenilai dan menguji seluruh aktivitas dan operasi
serta produk bank syariah terhadap kepatuhan atas prinsip-prinsip dan
aturan syariah yang telah ditetapkan.
Perbankan syariah merupakan instrumen bisnis yang terkait
dengan Tuhan, manusia, dan alam. Adanya keterkaitan dengan Tuhan,
manusia, dan alam ini telah membedakan perbankan syariah dengan
perbankan konvesional, baik nilai yang terkandung di dalamnya maupun
pada bentuk teori dan tujuan dasarnya. Pemahaman yang unik atas
perbankan syariah dilandasi oleh kesadaran bahwa pertanggungjawaban
seluruh aktivitas perbankan tidak hanya pada manusia namun juga pada
Tuhan. Hal ini telah disadari oleh setiap personil, namun mereka tetap
menyadari bahwa selalu saja ada kemungkinan manusia untuk berbuat
kecurangan, sama dengan bisnis konvensional
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan diskripsi, analisis, interprestasi data dan
pengolahan data statistik yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas peran fungsi audit internal
penting dalam operasional manajemen risiko pada perbankan syariah.
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tingkat efektivitas terletak di kuadran
II dalam Diagram Kartesius menunjukkan bahwa peran fungsi audit internal
dalam operasional manajemen risiko pada perbankan syariah telah efektif.
B. Implikasi
Peran fungsi audit internal sangat penting dalam operasional
manajemen risiko pada perbankan syariah, audit internal berorientasi pada
pemberian saran komprehensif yang mengarah pada tercapainya operasional
manajemen risiko secara efisien dan efektif. Maka, saran inilah yang
seyogyanya menjiwai setiap kegiatan audit internal dan harus dipahami oleh
setiap jajaran manajemen, termasuk pemilik usaha, akan pentingnya fungsi
audit internal. Maka, harus ada perubahan signifikan pada posisi audit
internal. Audit internal tak semestinya berada diposisi dibawah Direksi atau
Senior Manajer atau bagian kepala keuangan. Kedudukan dan posisi auditor
internal sebaiknya berada dibawah Dewan Komisaris. Auditor internal butuh
106
107
ruang gerak yang lebar dan fleksibel untuk dapat secara obyektif melakukan
fungsinya. Sehingga, auditor internal tetap bersikap independen dalam
menjalankan fungsinya sebagai pihak yang langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya dan bertanggungjawab
langsung kepada Dewan Komisaris. Salah satu yang diperlukan pada masa
modern sekarang di perbankan syariah adalah kepatuhan terhadap fatwa
syariah dan penjelasan atau pernyataan syariah terhadap audit yang dilakukan.
Bank harus memperhatikan dengan serius potensi risiko yang dihadapinya dan
mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi, mengontrol, dan mengelola
risiko-risiko tersebut. Pengembangan budaya manajemen risiko pada bank
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab otoritas
pengawasa dan regulator. Oleh karena itu, otoritas pengawas juga harus
mengenal baik karakter risiko bank syariah dan turut serta dalam
pengembangan manajemen risiko yang efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Abdul, Hamid. “Pedoman penulisan skripsi” , Jakarta, fakultas ilmu ekonomi dan
sosial UIN Syarif Hidayatullah, 2007.
Agoes, Sukrisno.“Auditing (Pemeriksaan Akuntan)” oleh Kantor Akuntan Publik Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, 2004.
Agus, Hariyanto. ”Kedudukan dan Peran Internal Auditor di dalam Perusahaan”. Semarang, 1998.
Amin Widjaja Tunggal. “Dasar-Dasar Audit Operasional”, harvarindo, Jakarta,
2008. Ana, Fernandez.”Internal Audit Function Role in Operational Risk Management”.
Universitas Cantabria. Journal of Financial Regulation and Compliance Vol. 15 No. 2, 2007
Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. “Auditing: An Integrated Approach”. 8th
edition: Prentice-Hall, Ney Jersey, 2000. Arens, Alvin A, Randal J, Elder, dan Mark S, Beasley. “Auditing dan Jasa
Assurance” Edisi ke Dua belas Jilid 1, Terjemah Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta, 2008.
Bank Indonesia. Baseline Survey: Mengenai kondisi internal, persaingan dan sistem
pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Syariah, BI Surabaya,Hlm 22, 2001. Eskal, Pujiatiningsih. “Analisis Efektivitas Sistem Informasi Perpajakan Sebagai
Faktor Pendukung Dalam Proses Pelaksanaan Pemeriksaan pada kantor Pelayanan pajak Jakarta Cilandak”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005
Ferry, N. Idroes. “Manajemen Risiko Perbankan”. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2008.
108
Fianny, Winata. “Pengaruh Peran Auditor Internal, Serta Faktor-Faktor Pendukungnya terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan”. Bandung, 2002.
Habiburrochman. “Evaluasi Peran Audit Intern Dalam Menilai Risiko Bisnis
Perbankan Di BPR Syariah”. Universitas Airlangga, Jakarta, 2007. Imam, Ghazali. “Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit-Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodelogi Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BRFE, Yogyakarta: 2002. Irfa, Ampri. “Manajemen Risiko Di Lingkungan Pemerintahan”, Jurnal Akuntansi
Pemerintahan, Vol. 2 No. 1, Mei 2006. Kery, Soetjipto. “Perbandingan Standar Internal Auditor Institute of Internal
Auditing (Florida). Penghimpunan Auditor Internal Indonesia dan Badan Pemeriksaan Keuangan”, Jakarta, 2004.
KPMG (2002), “Corporate governance in Europe”,survey 2001/2002,
www.kpmg.com Manahan, Nasution. “Sekilas Tentang Internal Auditor”. Sumatera Utara, 2003. Maryanto. “Business Process Audit, Audit berbasis Manajemen Risiko bagi Auditor
Internal”. Majalah Auditor Internal,Jakarta, 2003. Mulyadi. “Auditing”, Buku Satu, Edisi ke-6, Universitas Gajah Mada, Salemba
Empat, Jakarta, 2008. Nurbaedah. “Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Nurmayunita, ”Analisis Efektifitas Peran Auditor Internal Dalam Meningkatkan
Kinerja Perusahaan”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Sawyer, Lawrence B. “Internal Auditing” edisi 5. Salemba Empat .Jakarta, 2005.
109
110
Slamet, Susanto. “Peranan Internal Auditor dalam Manajemen Risiko”. Majalah Auditor Internal, Jakarta,2003
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2005. Susan, Irawati. “Auditing”, Cetakan Kesatu, Pustaka, Bandung, 2008. Usmansyah. “Re-Aktualisasi Fungsi Audit Internal”. Majalah Auditor Internal,
Jakarta,2003
Lampiran 1: Surat Permohonan Melaksanakan Penelitian
111
112
Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian
113
Lampiran 3: Kuesioner
K U E S I O N E R
EFEKTIVITAS PERAN FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM
OPERASIONAL MANAJEMEN RISIKO PADA PERBANKAN SYARIAH
Diajukan Oleh:
Nama : Darngiyanto Wahyudi
NIM : 205082000213
Konsentrasi : Akuntansi/Audit
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
114
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri Auditor Internal Di Tempat Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir yang sedang saya tempuh, maka bersama ini saya:
Nama : Darngiyanto Wahyudi NIM : 205082000213 Jurusan : Akuntansi/Audit Fakultas : Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bermaksud menyampaikan kuesioner penelitian yang berkaitan dengan topik yang
sedang saya teliti, yaitu “Efektivitas Peran Fungsi Audit Internal Dalam
Operasional Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah”.. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka saya meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner tersebut dengan objektif. Semua informasi yang diberikan hanya digunakan
untuk kepentingan akademik. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan
terima kasih.
Mengetahui, Hormat Saya,
Pembimbing I Peneliti
(Prof.Dr.Abdul Hamid,MS) (Darngiyanto Wahyudi)
115
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri Auditor Internal Di Tempat Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir yang sedang saya tempuh, maka bersama ini saya:
Nama : Darngiyanto Wahyudi NIM : 205082000213 Jurusan : Akuntansi/Audit Fakultas : Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bermaksud menyampaikan kuesioner penelitian yang berkaitan dengan topik yang
sedang saya teliti, yaitu “Efektivitas Peran Audit Internal Dalam Operasional
Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah”. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka saya meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner tersebut
dengan objektif. Semua informasi yang diberikan hanya digunakan untuk
kepentingan akademik. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima
kasih.
Mengetahui, Hormat Saya,
Pembimbing II Peneliti
(Rahmawati,SE.Ak, MM) (Darngiyanto Wahyudi)
116
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya harapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi data-data berikut ini:
Nama Perusahaan :
Umur responden :
Jenis kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Pendidikan terakhir : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2
Jabatan :
Lama bekerja : ( ) < 1 tahun ( ) 1-5 tahun
( ) 6-10 tahun ( ) 11-20 tahun
( ) 21 tahun atau lebih
B. Cara Pengisian Kuesioner
Pernyataan-pernyataan dibawah ini bertujuan untuk mengetahui
pendapat anda tentang efektivitas peran fungsi audit internal. Pada setiap
pertanyaan telah disediakan bagian lima poin skala disampingnya dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Tidak efektif (TE)
2. Kurang efektif (KE)
3. Cukup efektif (CE)
4. Efektif (E)
5. Sangat efektif (SE)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping
pertanyaan sesuai dengan jawaban/keadaan anda dengan cara memberi tanda
silang (X).
117
C. Daftar Pertanyaan
Efektivitas Peran Fungsi Auditor Internal
No Pertanyaan TE KE CE E SE
1
Auditor internal menilai sejauh mana
tingkat kepatuhan para pegawai tentang
kebijaksanaan dan prosedur kerja.
2
Auditor internal menilai pelaksanaan telah
sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan
prosedur yang ditetapkan.
3
Melakukan review terhadap kecukupan
sistem pengendalian internal untuk
menentukan sistem yang ditetapkan telah
memadai.
4
Melakukan penilaian terhadap pekerjaan,
operasional atau program dan hasil yang
telah dicapai.
5
Melakukan verifikasi pada ketelitian,
keandalan berbagai data manajemen dan
evaluasi apakah data tersebut relevan.
6
Melakukan review terhadap keandalan
(reabilitas dan integritas) informasi
finansial dan operasional serta cara yang
dipergunakan.
118
No Pertanyaan TE KE CE E SE
7
Auditor internal melakukan verifikasi
terhadap dokumen-dokumen, catatan-
catatan akuntansi, dan laporan-laporan
keuangan dengan tujuan menentukan
apakah laporan tersebut memang
mencerminkan informasi sebenarnya.
8
Meningkatkan keandalan data keuangan
dan laporan-laporan baik yang dibuat dan
keefektifan dari prosedur internal.
9
Melakukan review terhadap keefektifan
sistem pengendalian untuk memastikan
sistem tersebut sesuai dengan yang
diharapkan
10 Auditor internal memperbaiki kerja yang
tidak efesien.
11
Melakukan penilaian terhadap
keekonomisan dan keefesienan penggunaan
sumber daya yang ada untuk memastikan
penggunaan sumber daya yang tepat.
12
Menentukan kebenaran dari data keuangan
yang dibuat dan keefektifan dari prosedur
internal.
13
Membahas dan menilai kebaikan dan
ketepatan pelaksanaan pengendalian
akuntansi, keuangan serta operasi.
119
No Pertanyaan TE KE CE E SE
14
Melaksanakan evaluasi untuk menemukan
kelemahan dan kekurangan yang terdapat
dalam pengendalian internal yang ada.
15 Merekomendasikan suatu rangkaian
tindakan kepada pihak manajemen.
16 Membuat rekomendasi perubahan yang
diperlukan dalam beberapa fase kerja.
17 Menentukan tingkat koordinasi dan
kerjasama dari kebijakan manajemen.
18
Membantu manajemen untuk mendapatkan
administrasi perusahaan yang paling
efesien dengan memuat kebijaksanaan
operasi kerja perusahaan.
19
Memberikan bantuan kepada manajemen
dalam mencapai operasi perusahaan yang
paling efesien.
120
Operasional Manajemen Risiko
No Pertanyaan TP KP CP P SP
1
Manajemen risiko membantu suatu
organisasi untuk dapat melakukan strategi
kontrol secara komprehensif berdasarkan
pertimbangan toleransi terhadap risiko.
2
Manajemen risiko membantu suatu
organisasi untuk dapat melakukan strategi
kontrol secara komprehensif berdasarkan
pertimbangan filosofi terhadap risiko
3
Manajemen risiko membantu suatu
organisasi untuk dapat melakukan strategi
kontrol secara komprehensif berdasarkan
pertimbangan akuntabilitas risiko.
4 Melakukan disiplin manajemen risiko pada
selurus entitas organsasi
5
Adanya integrasi manajemen risiko
didalam kerangka kerja tata kelola
perusahaan (corporate governance).
6
Melakukan strategi penyesuaian risiko
(risk-adjusted) pada saat pengambilan
keputusan.
7
Adanya sistem peringatan dini dan respons
bencana yang efektif.
121
No Pertanyaan TP KP CP P SP
8
Menetapkan kerangka kerja untuk
implementasi strategi risiko secara
keseluruhan
9 Menentukan definisi kerugian.
10 Menyusun dan melakukan implementasi
mekanisme pengumpulan data
11
Membuat pemetaan kerugian kedalam
kategori risiko yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima.
12
Adanya pengawasan aktif dari dewan
komisaris, dewan direksi dan oleh personil
manajemen risiko yang terkait yang dipilih
oleh bank.
13
Penetapan kebijakan dan prosedur untuk
menentukan batas untuk risiko yang
dilaksanakan oleh bank.
14
Penetapan prosedur untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau
dan mengendalikan risiko.
15
Penetapan struktur informasi manajemen
yang serasi dalam mendukung manajemen
terhadap risiko.
16 Penetapan suatu struktur pengawasan
intern untuk meminimal risiko.
122
Lampiran 4: Matrik Tabulasi Data
PENILAIAN EFEKTIVITAS PERAN FUNGSI AUDIT INTERNAL
R/ Q
Q 1
Q 2
Q 3
Q 4
Q 5
Q 6
Q7
Q8
Q9
Q 10
Q 11
Q 12
Q 13
Q 14
Q 15
Q 16
Q 17
Q 18
Q 19
TOTAL
1 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 72 2 4 4 5 3 3 4 5 5 4 5 2 3 2 4 3 4 3 4 4 71 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 75 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 87 5 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 54 6 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 4 5 3 71 7 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 8 3 3 4 2 4 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 2 2 55 9 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 4 3 4 3 3 4 4 75 10 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 70 11 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 89 12 4 3 4 4 4 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 82 13 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 83 14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 4 4 4 76 15 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 77 16 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 75 17 5 4 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 68 18 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 5 75 19 4 4 4 3 3 5 4 4 5 2 2 5 5 5 5 5 3 5 3 76 20 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 72 21 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 73 22 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 5 81 23 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 83 24 4 4 5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 83 25 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 4 3 4 5 76 26 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 77 27 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 82 28 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 78 29 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 5 79 30 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 82 31 4 5 5 5 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 5 71 32 4 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 84 33 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 78 34 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 79 35 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 2 2 2 4 4 4 3 3 2 59 36 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 76 37 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 84 38 3 4 3 4 4 3 5 3 5 5 2 4 3 4 5 3 4 5 5 74
123
PENILAIAN OPERASIONAL MANAJEMEN RISIKO
R/ Q
Q 1
Q 2
Q 3
Q 4
Q 5
Q 6
Q 7
Q 8
Q 9
Q 10
Q 11
Q 12
Q 13
Q 14
Q 15
Q 16 TOTAL
1 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 5 5 4 4 62
2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 5 5 4 4 4 57
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 68
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 79
5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 45
6 3 3 4 3 5 3 4 3 3 4 4 5 3 4 5 3 59
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 49
8 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 2 2 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 61
10 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 60
11 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 74
12 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 5 4 4 64
13 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 5 4 4 64
14 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 67
15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 67
16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 65
17 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 58
18 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 5 67
19 5 5 5 4 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 65
20 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 56
21 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 5 5 4 4 62
22 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 70
23 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 63
24 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 70
25 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 4 64
26 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 4 62
27 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 71
28 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 75
29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 5 65
30 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 3 4 5 4 72
31 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 3 5 64
32 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 68
33 4 4 4 3 5 4 5 3 3 2 5 5 4 5 5 4 65
34 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 71
35 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 42
36 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 65
37 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 70
38 3 4 4 5 2 4 4 4 3 5 5 5 4 3 2 3 60
124
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal Correlations Q01 Q02 Q03 Q04 Q05 Q06 Q07
Pearson Correlation 1 ,438(**) 0,281 0,224 0,265 ,322(*) 0,108 Sig. (2-tailed) . 0,006 0,088 0,177 0,107 0,049 0,518
Q01
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,438(**) 1 0,285 ,353(*) 0,266 0,103 0,039 Sig. (2-tailed) 0,006 . 0,083 0,029 0,106 0,536 0,816
Q02
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,281 0,285 1 0,268 0,220 0,155 -0,101 Sig. (2-tailed) 0,088 0,083 . 0,104 0,185 0,353 0,548
Q03
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,224 ,353(*) 0,268 1 ,463(**) 0,203 0,270 Sig. (2-tailed) 0,177 0,029 0,104 . 0,003 0,221 0,101
Q04
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,265 0,266 0,220 ,463(**) 1 ,466(**) 0,051 Sig. (2-tailed) 0,107 0,106 0,185 0,003 . 0,003 0,761
Q05
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,322(*) 0,103 0,155 0,203 ,466(**) 1 ,378(*) Sig. (2-tailed) 0,049 0,536 0,353 0,221 0,003 . 0,019
Q06
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,108 0,039 -0,101 0,270 0,051 ,378(*) 1 Sig. (2-tailed) 0,518 0,816 0,548 0,101 0,761 0,019 .
Q07
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,385(*) ,455(**) 0,115 0,163 ,375(*) ,468(**) 0,266 Sig. (2-tailed) 0,017 0,004 0,494 0,328 0,020 0,003 0,106
Q08
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,128 0,103 0,008 0,194 0,044 0,267 ,378(*) Sig. (2-tailed) 0,445 0,540 0,962 0,244 0,791 0,105 0,019
Q09
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation -0,057 0,095 -0,039 0,271 0,167 -0,041 ,387(*) Sig. (2-tailed) 0,736 0,572 0,815 0,100 0,316 0,807 0,016
Q10
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,540(**) 0,319 0,067 ,410(*) 0,301 0,270 0,063 Sig. (2-tailed) 0,000 0,051 0,691 0,011 0,066 0,101 0,706
Q11
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,454(**) 0,181 0,261 ,461(**) ,540(**) ,565(**) 0,248 Sig. (2-tailed) 0,004 0,276 0,114 0,004 0,000 0,000 0,134
Q12
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,172 0,006 -0,097 ,367(*) 0,272 ,387(*) 0,212 Sig. (2-tailed) 0,303 0,972 0,562 0,023 0,098 0,016 0,201
Q13
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,000 0,195 0,000 0,319 0,233 ,342(*) 0,105 Sig. (2-tailed) 1,000 0,242 1,000 0,051 0,158 0,036 0,529
Q14
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation -0,061 0,003 -0,035 0,142 0,231 0,228 0,058 Sig. (2-tailed) 0,715 0,987 0,833 0,394 0,163 0,169 0,731
Q15
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,208 0,114 -0,108 0,123 -0,103 ,325(*) 0,305 Sig. (2-tailed) 0,211 0,495 0,517 0,461 0,540 0,046 0,062
Q16
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,401(*) 0,260 0,122 0,269 0,160 0,000 0,107 Sig. (2-tailed) 0,013 0,115 0,467 0,103 0,337 1,000 0,523
Q17
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,304 0,245 0,018 0,266 0,320 ,703(**) ,417(**) Sig. (2-tailed) 0,063 0,139 0,913 0,106 0,051 0,000 0,009
Q18
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,352(*) 0,283 0,148 ,507(**) ,530(**) ,426(**) ,469(**) Sig. (2-tailed) 0,030 0,085 0,376 0,001 0,001 0,008 0,003
Q19
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,512(**) ,437(**) 0,223 ,604(**) ,562(**) ,643(**) ,476(**) Sig. (2-tailed) 0,001 0,006 0,177 0,000 0,000 0,000 0,003
EPFAI
N 38 38 38 38 38 38 38 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
Correlations (Lanjutan) Q08 Q09 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
Pearson Correlation ,385(*) 0,128 -0,057 ,540(**) ,454(**) 0,172 0,000 Sig. (2-tailed) 0,017 0,445 0,736 0,000 0,004 0,303 1,000
Q01
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,455(**) 0,103 0,095 0,319 0,181 0,006 0,195 Sig. (2-tailed) 0,004 0,540 0,572 0,051 0,276 0,972 0,242
Q02
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,115 0,008 -0,039 0,067 0,261 -0,097 0,000 Sig. (2-tailed) 0,494 0,962 0,815 0,691 0,114 0,562 1,000
Q03
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,163 0,194 0,271 ,410(*) ,461(**) ,367(*) 0,319 Sig. (2-tailed) 0,328 0,244 0,100 0,011 0,004 0,023 0,051
Q04
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,375(*) 0,044 0,167 0,301 ,540(**) 0,272 0,233 Sig. (2-tailed) 0,020 0,791 0,316 0,066 0,000 0,098 0,158
Q05
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,468(**) 0,267 -0,041 0,270 ,565(**) ,387(*) ,342(*) Sig. (2-tailed) 0,003 0,105 0,807 0,101 0,000 0,016 0,036
Q06
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,266 ,378(*) ,387(*) 0,063 0,248 0,212 0,105 Sig. (2-tailed) 0,106 0,019 0,016 0,706 0,134 0,201 0,529
Q07
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 1 0,317 0,216 0,306 0,295 0,218 0,267 Sig. (2-tailed) . 0,053 0,194 0,062 0,073 0,188 0,105
Q08
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,317 1 0,280 0,123 0,200 0,184 ,390(*) Sig. (2-tailed) 0,053 . 0,088 0,463 0,230 0,268 0,015
Q09
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,216 0,280 1 0,296 0,038 0,100 0,257 Sig. (2-tailed) 0,194 0,088 . 0,071 0,819 0,549 0,119
Q10
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,306 0,123 0,296 1 ,377(*) ,419(**) 0,254 Sig. (2-tailed) 0,062 0,463 0,071 . 0,019 0,009 0,124
Q11
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,295 0,200 0,038 ,377(*) 1 ,490(**) 0,101 Sig. (2-tailed) 0,073 0,230 0,819 0,019 . 0,002 0,545
Q12
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,218 0,184 0,100 ,419(**) ,490(**) 1 ,340(*) Sig. (2-tailed) 0,188 0,268 0,549 0,009 0,002 . 0,037
Q13
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,267 ,390(*) 0,257 0,254 0,101 ,340(*) 1 Sig. (2-tailed) 0,105 0,015 0,119 0,124 0,545 0,037 .
Q14
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,222 0,265 0,245 0,048 0,247 ,339(*) 0,286 Sig. (2-tailed) 0,180 0,108 0,139 0,774 0,135 0,037 0,082
Q15
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,289 0,311 0,287 0,285 0,219 0,246 0,291 Sig. (2-tailed) 0,079 0,057 0,080 0,082 0,186 0,137 0,076
Q16
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,238 0,314 ,340(*) ,460(**) 0,015 0,197 0,276 Sig. (2-tailed) 0,150 0,055 0,037 0,004 0,927 0,236 0,094
Q17
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,517(**) ,520(**) 0,123 0,201 ,421(**) ,394(*) 0,275 Sig. (2-tailed) 0,001 0,001 0,461 0,226 0,009 0,015 0,094
Q18
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,454(**) ,340(*) ,506(**) ,467(**) ,555(**) 0,210 0,214 Sig. (2-tailed) 0,004 0,037 0,001 0,003 0,000 0,206 0,198
Q19
N 38 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,636(**) ,520(**) ,448(**) ,614(**) ,658(**) ,551(**) ,488(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,001 0,005 0,000 0,000 0,000 0,002
EPFAI
N 38 38 38 38 38 38 38 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
126
Correlations (Lanjutan) Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 EPFA
Pearson Correlation -0,061 0,208 ,401(*) 0,304 ,352(*) ,512(**)Sig. (2-tailed) 0,715 0,211 0,013 0,063 0,030 0,001
Q01
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,003 0,114 0,260 0,245 0,283 ,437(**)Sig. (2-tailed) 0,987 0,495 0,115 0,139 0,085 0,006
Q02
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation -0,035 -0,108 0,122 0,018 0,148 0,223Sig. (2-tailed) 0,833 0,517 0,467 0,913 0,376 0,177
Q03
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,142 0,123 0,269 0,266 ,507(**) ,604(**)Sig. (2-tailed) 0,394 0,461 0,103 0,106 0,001 0,000
Q04
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,231 -0,103 0,160 0,320 ,530(**) ,562(**)Sig. (2-tailed) 0,163 0,540 0,337 0,051 0,001 0,000
Q05
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,228 ,325(*) 0,000 ,703(**) ,426(**) ,643(**)Sig. (2-tailed) 0,169 0,046 1,000 0,000 0,008 0,000
Q06
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,058 0,305 0,107 ,417(**) ,469(**) ,476(**)Sig. (2-tailed) 0,731 0,062 0,523 0,009 0,003 0,003
Q07
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,222 0,289 0,238 ,517(**) ,454(**) ,636(**)Sig. (2-tailed) 0,180 0,079 0,150 0,001 0,004 0,000
Q08
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,265 0,311 0,314 ,520(**) ,340(*) ,520(**)Sig. (2-tailed) 0,108 0,057 0,055 0,001 0,037 0,001
Q09
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,245 0,287 ,340(*) 0,123 ,506(**) ,448(**)Sig. (2-tailed) 0,139 0,080 0,037 0,461 0,001 0,005
Q10
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,048 0,285 ,460(**) 0,201 ,467(**) ,614(**)Sig. (2-tailed) 0,774 0,082 0,004 0,226 0,003 0,000
Q11
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,247 0,219 0,015 ,421(**) ,555(**) ,658(**)Sig. (2-tailed) 0,135 0,186 0,927 0,009 0,000 0,000
Q12
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation ,339(*) 0,246 0,197 ,394(*) 0,210 ,551(**)Sig. (2-tailed) 0,037 0,137 0,236 0,015 0,206 0,000
Q13
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,286 0,291 0,276 0,275 0,214 ,488(**)Sig. (2-tailed) 0,082 0,076 0,094 0,094 0,198 0,002
Q14
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 1 0,218 0,093 0,229 0,227 ,393(*)Sig. (2-tailed) . 0,188 0,580 0,166 0,171 0,015
Q15
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,218 1 ,396(*) ,522(**) ,346(*) ,515(**)Sig. (2-tailed) 0,188 . 0,014 0,001 0,033 0,001
Q16
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,093 ,396(*) 1 ,405(*) ,409(*) ,514(**)Sig. (2-tailed) 0,580 0,014 . 0,012 0,011 0,001
Q17
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,229 ,522(**) ,405(*) 1 ,468(**) ,713(**)Sig. (2-tailed) 0,166 0,001 0,012 . 0,003 0,000
Q18
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation 0,227 ,346(*) ,409(*) ,468(**) 1 ,775(**)Sig. (2-tailed) 0,171 0,033 0,011 0,003 . 0,000
Q19
N 38 38 38 38 38 38Pearson Correlation ,393(*) ,515(**) ,514(**) ,713(**) ,775(**) 1Sig. (2-tailed) 0,015 0,001 0,001 0,000 0,000 .
EPFAI
N 38 38 38 38 38 38**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
127
Lampiran 6: Hasil Uji Reliability Efektifitas Peran Fungsi Audit Internal Reliability
Warnings
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Case Processing Summary N % Cases Valid 38 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 38 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .871 .872 18
Item Statistics Mean Std. Deviation N Q01 4.0263 .54460 38Q02 4.0263 .67731 38Q04 3.8947 .68928 38Q05 3.9737 .75290 38Q06 4.0000 .77110 38Q07 4.1842 .83359 38Q08 3.6053 .82329 38Q09 3.9737 .78798 38Q10 3.9737 .85383 38Q11 3.7105 1.03735 38Q12 4.0526 .86828 38Q13 3.8684 .90557 38Q14 4.0000 .61512 38Q15 3.9474 .76925 38Q16 3.8421 .75431 38Q17 3.8421 .63783 38Q18 4.1053 .79829 38Q19 4.1579 .82286 38
128
Inter-Item Correlation Matrix Q01 Q02 Q04 Q05 Q06 Q07 Q01 1.000 .438 .224 .265 .322 .108Q02 .438 1.000 .353 .266 .103 .039Q04 .224 .353 1.000 .463 .203 .270Q05 .265 .266 .463 1.000 .466 .051Q06 .322 .103 .203 .466 1.000 .378Q07 .108 .039 .270 .051 .378 1.000Q08 .385 .455 .163 .375 .468 .266Q09 .128 .103 .194 .044 .267 .378Q10 -.057 .095 .271 .167 -.041 .387Q11 .540 .319 .410 .301 .270 .063Q12 .454 .181 .461 .540 .565 .248Q13 .172 .006 .367 .272 .387 .212Q14 .000 .195 .319 .233 .342 .105Q15 -.061 .003 .142 .231 .228 .058Q16 .208 .114 .123 -.103 .325 .305Q17 .401 .260 .269 .160 .000 .107Q18 .304 .245 .266 .320 .703 .417Q19 .352 .283 .507 .530 .426 .469
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Correlation Matrix (Lanjutan) Q08 Q09 Q10 Q11 Q12 Q13 Q01 .385 .128 -.057 .540 .454 .172Q02 .455 .103 .095 .319 .181 .006Q04 .163 .194 .271 .410 .461 .367Q05 .375 .044 .167 .301 .540 .272Q06 .468 .267 -.041 .270 .565 .387Q07 .266 .378 .387 .063 .248 .212Q08 1.000 .317 .216 .306 .295 .218Q09 .317 1.000 .280 .123 .200 .184Q10 .216 .280 1.000 .296 .038 .100Q11 .306 .123 .296 1.000 .377 .419Q12 .295 .200 .038 .377 1.000 .490Q13 .218 .184 .100 .419 .490 1.000Q14 .267 .390 .257 .254 .101 .340Q15 .222 .265 .245 .048 .247 .339Q16 .289 .311 .287 .285 .219 .246Q17 .238 .314 .340 .460 .015 .197Q18 .517 .520 .123 .201 .421 .394Q19 .454 .340 .506 .467 .555 .210
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
129
Inter-Item Correlation Matrix (Lanjutan) Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q01 .000 -.061 .208 .401 .304 .352Q02 .195 .003 .114 .260 .245 .283Q04 .319 .142 .123 .269 .266 .507Q05 .233 .231 -.103 .160 .320 .530Q06 .342 .228 .325 .000 .703 .426Q07 .105 .058 .305 .107 .417 .469Q08 .267 .222 .289 .238 .517 .454Q09 .390 .265 .311 .314 .520 .340Q10 .257 .245 .287 .340 .123 .506Q11 .254 .048 .285 .460 .201 .467Q12 .101 .247 .219 .015 .421 .555Q13 .340 .339 .246 .197 .394 .210Q14 1.000 .286 .291 .276 .275 .214Q15 .286 1.000 .218 .093 .229 .227Q16 .291 .218 1.000 .396 .522 .346Q17 .276 .093 .396 1.000 .405 .409Q18 .275 .229 .522 .405 1.000 .468Q19 .214 .227 .346 .409 .468 1.000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Q01 67.1579 58.191 .441 .650 .867Q02 67.1579 58.137 .345 .492 .869Q04 67.2895 56.211 .529 .544 .863Q05 67.2105 56.171 .480 .680 .865Q06 67.1842 54.965 .577 .845 .861Q07 67.0000 56.378 .406 .574 .868Q08 67.5789 54.575 .567 .528 .861Q09 67.2105 56.225 .449 .523 .866Q10 67.2105 56.711 .367 .587 .870Q11 67.4737 53.121 .526 .674 .864Q12 67.1316 54.063 .575 .736 .861Q13 67.3158 54.871 .482 .596 .865Q14 67.1842 57.722 .434 .574 .867Q15 67.2368 57.861 .316 .333 .871Q16 67.3421 56.393 .458 .560 .866Q17 67.3421 57.420 .448 .732 .866Q18 67.0789 53.696 .668 .838 .857Q19 67.0263 52.783 .727 .746 .854
130
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 71.1842 62.154 7.88380 18
131
Lampiran 7: Uji Validitas Operasional Manajemen Risiko
Correlations Q01 Q02 Q03 Q04 Q05 Q06
Pearson Correlation 1 ,713(**) ,650(**) ,544(**) ,527(**) ,393(*) Sig. (2-tailed) . 0,000 0,000 0,000 0,001 0,015
Q01
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,713(**) 1 ,638(**) ,570(**) ,342(*) ,412(*) Sig. (2-tailed) 0,000 . 0,000 0,000 0,036 0,010
Q02
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,650(**) ,638(**) 1 ,526(**) ,409(*) 0,314 Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 . 0,001 0,011 0,055
Q03
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,544(**) ,570(**) ,526(**) 1 ,452(**) ,405(*) Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,001 . 0,004 0,012
Q04
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,527(**) ,342(*) ,409(*) ,452(**) 1 ,594(**) Sig. (2-tailed) 0,001 0,036 0,011 0,004 . 0,000
Q05
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,393(*) ,412(*) 0,314 ,405(*) ,594(**) 1 Sig. (2-tailed) 0,015 0,010 0,055 0,012 0,000 .
Q06
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,672(**) ,608(**) ,436(**) ,593(**) ,654(**) ,639(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,000
Q07
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,485(**) ,530(**) ,533(**) ,497(**) ,413(**) ,484(**) Sig. (2-tailed) 0,002 0,001 0,001 0,001 0,010 0,002
Q08
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,379(*) ,618(**) ,373(*) ,348(*) 0,284 ,448(**) Sig. (2-tailed) 0,019 0,000 0,021 0,032 0,085 0,005
Q09
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,408(*) ,488(**) 0,294 ,563(**) 0,220 ,361(*) Sig. (2-tailed) 0,011 0,002 0,073 0,000 0,185 0,026
Q10
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,408(*) ,671(**) ,542(**) ,639(**) ,538(**) ,462(**) Sig. (2-tailed) 0,011 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003
Q11
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,222 ,488(**) ,462(**) ,336(*) 0,265 0,204 Sig. (2-tailed) 0,181 0,002 0,003 0,039 0,108 0,220
Q12
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,326(*) 0,313 0,241 0,002 0,041 0,179 Sig. (2-tailed) 0,046 0,055 0,145 0,989 0,809 0,283
Q13
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,425(**) ,407(*) ,474(**) 0,048 0,319 0,304 Sig. (2-tailed) 0,008 0,011 0,003 0,777 0,051 0,063
Q14
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,486(**) ,358(*) ,470(**) 0,295 ,734(**) ,394(*) Sig. (2-tailed) 0,002 0,027 0,003 0,072 0,000 0,014
Q15
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,568(**) ,495(**) ,414(**) ,508(**) ,534(**) ,370(*) Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 0,010 0,001 0,001 0,022
Q16
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,773(**) ,819(**) ,733(**) ,692(**) ,704(**) ,673(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
OMR
N 38 38 38 38 38 38 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
132
Correlations (Lanjutan) Q07 Q08 Q09 Q10 Q11 Q12
Pearson Correlation ,672(**) ,485(**) ,379(*) ,408(*) ,408(*) 0,222 Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 0,019 0,011 0,011 0,181
Q01
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,608(**) ,530(**) ,618(**) ,488(**) ,671(**) ,488(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,001 0,000 0,002 0,000 0,002
Q02
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,436(**) ,533(**) ,373(*) 0,294 ,542(**) ,462(**) Sig. (2-tailed) 0,006 0,001 0,021 0,073 0,000 0,003
Q03
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,593(**) ,497(**) ,348(*) ,563(**) ,639(**) ,336(*) Sig. (2-tailed) 0,000 0,001 0,032 0,000 0,000 0,039
Q04
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,654(**) ,413(**) 0,284 0,220 ,538(**) 0,265 Sig. (2-tailed) 0,000 0,010 0,085 0,185 0,000 0,108
Q05
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,639(**) ,484(**) ,448(**) ,361(*) ,462(**) 0,204 Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 0,005 0,026 0,003 0,220
Q06
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 1 ,495(**) 0,311 ,377(*) ,593(**) ,330(*) Sig. (2-tailed) . 0,002 0,058 0,019 0,000 0,043
Q07
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,495(**) 1 ,483(**) ,449(**) ,466(**) ,417(**) Sig. (2-tailed) 0,002 . 0,002 0,005 0,003 0,009
Q08
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,311 ,483(**) 1 ,436(**) ,402(*) ,441(**) Sig. (2-tailed) 0,058 0,002 . 0,006 0,012 0,006
Q09
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,377(*) ,449(**) ,436(**) 1 ,429(**) 0,203 Sig. (2-tailed) 0,019 0,005 0,006 . 0,007 0,221
Q10
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,593(**) ,466(**) ,402(*) ,429(**) 1 ,579(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,003 0,012 0,007 . 0,000
Q11
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,330(*) ,417(**) ,441(**) 0,203 ,579(**) 1 Sig. (2-tailed) 0,043 0,009 0,006 0,221 0,000 .
Q12
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,200 0,220 0,049 0,274 0,077 0,154 Sig. (2-tailed) 0,229 0,184 0,771 0,096 0,644 0,356
Q13
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,190 0,129 0,299 0,143 0,263 0,249 Sig. (2-tailed) 0,252 0,439 0,068 0,390 0,111 0,131
Q14
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,460(**) ,352(*) 0,311 0,149 ,394(*) 0,229 Sig. (2-tailed) 0,004 0,030 0,057 0,371 0,014 0,167
Q15
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,467(**) ,650(**) 0,316 0,174 ,367(*) 0,303 Sig. (2-tailed) 0,003 0,000 0,054 0,295 0,024 0,064
Q16
N 38 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,768(**) ,709(**) ,619(**) ,563(**) ,749(**) ,560(**) Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
OMR
N 38 38 38 38 38 38 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
133
Correlations (Lanjutan) Q13 Q14 Q15 Q16 OMR
Pearson Correlation ,326(*) ,425(**) ,486(**) ,568(**) ,773(**) Sig. (2-tailed) 0,046 0,008 0,002 0,000 0,000
Q01
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,313 ,407(*) ,358(*) ,495(**) ,819(**) Sig. (2-tailed) 0,055 0,011 0,027 0,002 0,000
Q02
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,241 ,474(**) ,470(**) ,414(**) ,733(**) Sig. (2-tailed) 0,145 0,003 0,003 0,010 0,000
Q03
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,002 0,048 0,295 ,508(**) ,692(**) Sig. (2-tailed) 0,989 0,777 0,072 0,001 0,000
Q04
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,041 0,319 ,734(**) ,534(**) ,704(**) Sig. (2-tailed) 0,809 0,051 0,000 0,001 0,000
Q05
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,179 0,304 ,394(*) ,370(*) ,673(**) Sig. (2-tailed) 0,283 0,063 0,014 0,022 0,000
Q06
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,200 0,190 ,460(**) ,467(**) ,768(**) Sig. (2-tailed) 0,229 0,252 0,004 0,003 0,000
Q07
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,220 0,129 ,352(*) ,650(**) ,709(**) Sig. (2-tailed) 0,184 0,439 0,030 0,000 0,000
Q08
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,049 0,299 0,311 0,316 ,619(**) Sig. (2-tailed) 0,771 0,068 0,057 0,054 0,000
Q09
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,274 0,143 0,149 0,174 ,563(**) Sig. (2-tailed) 0,096 0,390 0,371 0,295 0,000
Q10
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,077 0,263 ,394(*) ,367(*) ,749(**) Sig. (2-tailed) 0,644 0,111 0,014 0,024 0,000
Q11
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,154 0,249 0,229 0,303 ,560(**) Sig. (2-tailed) 0,356 0,131 0,167 0,064 0,000
Q12
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 1 ,458(**) 0,155 0,149 ,360(*) Sig. (2-tailed) . 0,004 0,354 0,372 0,026
Q13
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,458(**) 1 ,484(**) 0,136 ,513(**) Sig. (2-tailed) 0,004 . 0,002 0,417 0,001
Q14
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,155 ,484(**) 1 ,454(**) ,647(**) Sig. (2-tailed) 0,354 0,002 . 0,004 0,000
Q15
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation 0,149 0,136 ,454(**) 1 ,642(**) Sig. (2-tailed) 0,372 0,417 0,004 . 0,000
Q16
N 38 38 38 38 38 Pearson Correlation ,360(*) ,513(**) ,647(**) ,642(**) 1 Sig. (2-tailed) 0,026 0,001 0,000 0,000 .
OMR
N 38 38 38 38 38 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
134
Lampiran 8: Hasil Uji Reliability Operasional Manajemen Risiko Reliability Warnings The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Case Processing Summary N % Cases Valid 38 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 38 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .911 .913 16
Item Statistics Mean Std. Deviation N Q01 3.7105 .76786 38Q02 3.7368 .79472 38Q03 3.7895 .74100 38Q04 3.9474 .80362 38Q05 4.0263 .82156 38Q06 4.1316 .93494 38Q07 4.0263 .85383 38Q08 3.8158 .65162 38Q09 3.8158 .83359 38Q10 3.8947 .76369 38Q11 4.0789 .85049 38Q12 4.2105 .84335 38Q13 4.0263 .78798 38Q14 4.0789 .81809 38Q15 3.9474 .89887 38Q16 4.0789 .67310 38
135
Inter-Item Correlation Matrix Q01 Q02 Q03 Q04 Q05 Q06 Q01 1.000 .713 .650 .544 .527 .393Q02 .713 1.000 .638 .570 .342 .412Q03 .650 .638 1.000 .526 .409 .314Q04 .544 .570 .526 1.000 .452 .405Q05 .527 .342 .409 .452 1.000 .594Q06 .393 .412 .314 .405 .594 1.000Q07 .672 .608 .436 .593 .654 .639Q08 .485 .530 .533 .497 .413 .484Q09 .379 .618 .373 .348 .284 .448Q10 .408 .488 .294 .563 .220 .361Q11 .408 .671 .542 .639 .538 .462Q12 .222 .488 .462 .336 .265 .204Q13 .326 .313 .241 .002 .041 .179Q14 .425 .407 .474 .048 .319 .304Q15 .486 .358 .470 .295 .734 .394Q16 .568 .495 .414 .508 .534 .370
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Correlation Matrix (Lanjutan)
Q07 Q08 Q09 Q10 Q11 Q12 Q01 .672 .485 .379 .408 .408 .222Q02 .608 .530 .618 .488 .671 .488Q03 .436 .533 .373 .294 .542 .462Q04 .593 .497 .348 .563 .639 .336Q05 .654 .413 .284 .220 .538 .265Q06 .639 .484 .448 .361 .462 .204Q07 1.000 .495 .311 .377 .593 .330Q08 .495 1.000 .483 .449 .466 .417Q09 .311 .483 1.000 .436 .402 .441Q10 .377 .449 .436 1.000 .429 .203Q11 .593 .466 .402 .429 1.000 .579Q12 .330 .417 .441 .203 .579 1.000Q13 .200 .220 .049 .274 .077 .154Q14 .190 .129 .299 .143 .263 .249Q15 .460 .352 .311 .149 .394 .229Q16 .467 .650 .316 .174 .367 .303
136
Inter-Item Correlation Matrix (Lanjutan)
Q13 Q14 Q15 Q16 Q01 .326 .425 .486 .568Q02 .313 .407 .358 .495Q03 .241 .474 .470 .414Q04 .002 .048 .295 .508Q05 .041 .319 .734 .534Q06 .179 .304 .394 .370Q07 .200 .190 .460 .467Q08 .220 .129 .352 .650Q09 .049 .299 .311 .316Q10 .274 .143 .149 .174Q11 .077 .263 .394 .367Q12 .154 .249 .229 .303Q13 1.000 .458 .155 .149Q14 .458 1.000 .484 .136Q15 .155 .484 1.000 .454Q16 .149 .136 .454 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Q01 59.6053 61.813 .733 .801 .902Q02 59.5789 60.899 .784 .839 .900Q03 59.5263 62.634 .688 .693 .903Q04 59.3684 62.509 .637 .707 .905Q05 59.2895 62.157 .650 .790 .904Q06 59.1842 61.506 .605 .635 .906Q07 59.2895 60.914 .721 .776 .902Q08 59.5000 63.878 .667 .679 .904Q09 59.5000 63.230 .552 .636 .907Q10 59.4211 64.575 .496 .590 .909Q11 59.2368 61.213 .700 .758 .902Q12 59.1053 63.989 .485 .530 .909Q13 59.2895 67.076 .275 .462 .916Q14 59.2368 64.834 .436 .606 .911Q15 59.3684 62.239 .578 .649 .907Q16 59.2368 64.402 .592 .692 .906
137
138
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 63.3158 71.249 8.44091 16