jurnal untuk memenuhi syarat memperoleh ... - ilmu...

58
ANALISA KEBIJAKAN JALUR TRANSJAKARTA (BUSWAY) DALAM MEWUJUDKAN KEAMANAN, KESELAMATAN, KETERTIBANDAN KELANCARAN LALU LINTAS DKI JAKARTA JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Ilmu Kepolisian OLEH YUDHO HUNTORO, SIK NIM : 2013246002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN TEKNOLOGI KEPOLISIAN PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN J A K A R T A 2015

Upload: ngodang

Post on 03-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

ANALISA KEBIJAKAN JALUR TRANSJAKARTA (BUSWAY)

DALAM MEWUJUDKAN KEAMANAN, KESELAMATAN,

KETERTIBANDAN KELANCARAN LALU LINTAS DKI JAKARTA

JURNAL

Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Magister Ilmu Kepolisian

OLEH

YUDHO HUNTORO, SIK

NIM : 2013246002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN TEKNOLOGI KEPOLISIAN

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

J A K A R T A

2015

Page 2: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya kebijakan dari

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang transportasi angkutan umum yaitu

Transjakarta (busway) yang merupakan implementasi dari MRT (mass rapid

transit) yang dapat mengangkut penumpang lebih banyak untuk mewujudkan

pelayanan dibidang transportasi publik yang cepat, selamat, nyaman dan aman.

MRT (mass rapid transit) secara harfiah diartikan sebagai moda angkutan yang

mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak (massal) dengan

frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT

dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway),

subway, tram, dan monorail. Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan

biasa dan kendaraan lain karena biasanya merupakan shuttle bus yang memiliki

rute perjalanan tertentu dan beroperasi pada lajur khusus, sehingga sering

disebut buslane/busway. Pemisahan lajur ini dilakukan agar penumpang tidak

mengalami penundaan waktu perjalanan dan tidak terganggu oleh aktivitas moda

angkutan lain yang melintasi rute perjalanan yang sama.

Maka dari pada itu menurut undang-undang nomor 38 tahun 2004 Pasal

5, peran jalan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1). Sebagai prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam

bidang ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, politik, hankam, serta

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2) Sebagai

prasarana distibusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara. 3). Merupakan satu kesatuan sistem

jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh Wilayah Republik

Indonesia.

Page 3: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

2

Timbulah jasa angkutan untuk memenuhi kebutuhan perangkutan (trans-

portasi) dari satu tempat ke tempat lain. Sehingga Fungsi Transportasi (Regional

dan Lokal) Transportasi dapat mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi

antara tempat asal dan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem

transportasi dan komunikasi, dalam wujud sarana (kendaraan) dan prasarana

(jalan). Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup

menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat

kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman, dan lancar selain

mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan

perekonomian kota.

Maka tujuan dari Transportasi menurut Salim (2006: 1-2) dapat di

klasifikasikan,http://www.academia.edu/5077479/buku_hukum_lalulintas_dan_jal

an._kurniawan_tri_wibowo_sh_Menurut Salim (2006: 1-2) adalah:

Transportasi memegang peranan dalam usaha mencapai tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi suatu negara. 1) Tujuan Ekonomi meliputi: a) Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara pendidikan, bidang-bidang usaha dan daerah b) Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah c)

Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta menyediakan pasaran dalam negeri d) Menciptakan dan memelihara tingkatan kerja bagi masyarakat 2) Tujuan Non Ekonomi meliputi: a) Untuk mempertinggi integritas bangsa b) Untuk mempertinggi ketahanan dan pertahanan nasional

Mengacu pada pengertian dan tujuan transportasi tersebut maka

kebijakan di bidang transportasi merupakan suatu kebijakan yang memiliki

dampak yang besar pada berbagai bidang kehidupan manusia, maka dengan

adanya fenomena yang terjadi di DKI Jakarta mengenai kemacetan dan

kurangnya sarana angkutan yang mempunyai pola pelayanan terbaik dari segi

kenyaman dan ketepatan waktu perjalanan. Dengan keseriusan untuk

membenahi transportasi yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,

Page 4: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

3

sosial, budaya, lingkungan hidup, politik, hankam, serta dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun

2004 Pasal 5 peran jalan, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempunyai

terobosan, yaitu mewujudkan transportasi yang di banggakan oleh masyarakat

Ibukota. Disinilah terwujud bus yang memiliki jalur tersendiri dari kendaraan lain,

saat ini disebut Transjakarta (busway) dan transportasi angkutan umum

Transmilenio yang sukses di Bogota, Kolombia.

Transjakarta (busway) sebagai sebuah subsistem transportasi juga

dipengaruhi oleh berbagai subsistem yang lain yang akan mempengaruhi

keberhasilan implementasinya. Dengan memahami berbagai subsistem yang ada

dalam implementasi Transjakarta (busway) maka akan diketahui berbagai

permasalahan yang terjadi di dalamnya. Salah satu pendukung implementasi

Transjakarta (busway) adalah pembangunan jalur Transjakarta (busway), maka

yang menjadi pendukung utama penunjang agar transportasi publik berjalan

secara khusus agar dapat meningkatkan pelayanan kepada penumpangnya

untuk terbebas dari kemacetan dan kecelakaan lalulintas. Jalur Transjakarta

(busway) di DKI Jakarta dibuat secara khusus dengan dipisahkan dengan

berbagai kendaraan yang lain. Peningkatan pelayanan Transjakarta (busway)

akan dapat mengurangi kemacetan dengan ditandai perpindahan penumpang

mobil pribadi ke Transjakarta (busway). Jalur Transjakarta (busway) dibangun

secara bertahap dengan menyesuaikan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah

Daerah DKI Jakarta.

Jalur Transjakarta (busway) menghubungkan antar berbagai tempat

yang ada di DKI Jakarta khususnya terkait permintaaan transportasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat (demand). Jalur Transjakarta (busway) tersebut

membentuk suatu jaringan lalulintas yang terkait dengan berbagai jaringan jalan

lainnya. Jaringan jalan menurut UU No 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan

Page 5: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

4

Angkutan Jalan adalah “Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah

serangkaian Simpul dan/atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk

penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Jalur Transjakarta (busway)

dibangun berdasarkan skala prioritas dengan mengetahui demand transportasi

yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kondisi ini dapat diketahui dari penelitian

sebelum penerapan jalur Transjakarta (busway) dengan melihat kepada lalulintas

terkait tujuan berbagai lokasi yang ada di DKI Jakarta. Dengan skala prioritas

maka akan memudahkan implementasi jalur Transjakarta (busway) yang tepat

dan akan mudah diketahui dampak dari kebijakan dari jalur Transjakart (busway)

tersebut.

Dampak berupa kemacetan lalulintas yang terjadi di DKI jakarta

memberikan pengaruh dari berbagai segi kehidupan. Mulai dari segi ekonomi

terkait pemborosan bahan bakar dan biaya karena waktu tempuh yang lama

dalam distribusi barang maupun mobilitas manusia sampai dengan

permasalahan lingkungan hidup. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi warga

Jakarta merupakan dampak lainnya dari kemacetan yang terjadi. Banyak warga

jakarta yang kehilangan waktu dengan keluarga maupun berkurang

produktifitasnya dalam sekolah maupun bekerja karena banyaknya waktu yang

dihabiskan di jalan raya. Study on Integrated Transportation Master Plan

(SITRAMP) oleh JICA/Bappenas (2012) menunjukkan :

Jika sampai tahun 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem

transportasi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi),

maka estimasi kerugian ekonomi yang terjadi sebesar Rp. 28,1 Triliun dan

kerugian nilai waktu perjalanan yang mencapai 36,9 Triliun

Selain kerugian terkait materi, kemacetan lalulintas di DKI Jakarta juga

berdampak pada kerusakan lingkungan seperti polusi udara dan suara yang

berdampak pada kesehatan manusia.

Page 6: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

5

Kemacetan lalulintas yang sedemikian parah terjadi di Jakarta menuntut

perhatian pemerintah DKI Jakarta untuk membuat kebijakan terkait penyelesaian

permasalahan kemacetan yang terjadi. Salah satu bentuk kebijakan yang diambil

oleh DKI Jakarta adalah implementasi transportasi publik (public transport) yang

berupa Transjakarta (busway) yang di sebut di Jakarta adalah Transjakarta.

Implementasi Transjakarta (busway) atau Transjakarta diharapkan mampu

merubah tradisi warga masyarakat jakarta yang selama ini menggunakan

transportasi dengan kendaraan pribadi beralih pada kendaraan angkutan masal

yang berupa Transjakarta (busway). Peralihan tradisi penggunaan mobil pribadi

dengan transportasi publik diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang

terjadi di Jakarta. Setelah implementasi kebijakan penggunaan transportasi

publik yang dirintis oleh era Gubernur Sutiyoso pada tahun 2004 dengan ditandai

adanya Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2004

Tentang Pola Transportasi Makro (PTM). Pergub tersebut didasarkan pada

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Lalulintas dan

Angkutan Jalan.

Implementasi Transjakarta (busway) yang sudah dimulai pada tahun 2004

dan hingga pada saat ini sudah berlangsung selama satu dekade belum

memberikan hasil yang maksimal dalam mengatasi kemacetan di jalan Jakarta.

Kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin menilai

://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/05/10343151/Jakarta.Kota.Termacet.In

i.Komentar.Dirlantas.Polda. Direktorat Lalulintas Polda Metro membenarkan

adanya peningkatan kemacetan yang sangat signifikan di Ibukota Jakarta.

Sehingga kondisi lalulintas DKI Jakarta mengalami kemacetan yang terjadi pada

saat jam sibuk seperti pagi, siang atau kemacatan yang terjadi pada sore hari

pada saat pulang kerja. Fenomena tersebut mendiskripsikan bahwa kabijakan

Page 7: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

6

Transjakarta (busway) belum mampu memberikan solusi terbaik terkait

kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta.

Kebijakan implementasi Transjakarta (busway) juga masih menyisakan

berbagai permasalahan terkait jalur Transjakarta (busway) pada saat ini. Salah

satu bentuk permasalahan tersebut adalah terjadinya kecelakaan lalulintas yang

terjadi pada jalur transportasi publik tersebut. Kecelakaan lalulintas yang terjadi

di Jalur Transjakarta (busway)) merupakan suatu peristiwa yang terjadi setelah

implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) di DKI Jakarta.

Jalur Transjakarta (busway) sebagai jalur khusus memiliki payung hukum

yang tertera dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 8 Tahun 2007

Tentang Ketertiban Umum. Larangan bagi kendaraan lain untuk melintas di jalur

Transjakarta (busway) sendiri tertuang dalam Pasal 2 ayat (7) yang menyatakan

bahwa : “Kendaraan bermotor roda dua atau lebih dilarang memasuki jalur

Transjakarta (busway)”. Sedangkan hukuman atau sanksi terhadap larangan

tersebut tertuang dalam Pasal 61 ayat (3) yaitu:

Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (7),

Pasal 3 huruf g, huruf h, huruf j, Pasal 5 huruf b, huruf c, Pasal 6, Pasal

12 huruf b, huruf d, huruf g, Pasal 19 huruf a. Pasal 20, Pasal 22 huruf b,

huruf f, Pasal 23 ayat (1), Pasal 24 ayat (1), Pasal 36 ayat (3), Pasal 37

ayat (1), ayat (2) dan Pasal 43 dikenakan ancaman pidana kurungan

paling singkat 30 (tiga puluh) hari dan paling lama 180 (Seratus delapan

puluh) hari atau denda paling sedikit Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

dan paling banyak Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).

Penegakan hukum terkait pelanggaran aturan penerobosan Transjakarta

(busway) dapat dilakukan oleh Dinas perhubungan (PPNS) bekerjasama dengan

kepolisian RI dalam hal ini fungsi Lalu lintas.

Kebijakan pembangunan jalur khusus Transjakarta (busway) merupakan

salah satu bentuk tindakan pemerintah daerah DKI Jakarta untuk mengatasi

kemacetan dan kecelakaan lalulintas yang terjadi di ibukota sehingga terwujud

Page 8: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

7

keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalulintas. Pada jalur khusus

Transjakarta (busway) diharapkan mampu menjawab perkembangan

permasalahan lalulintas sebagai dampak perkembangan pada sektor ekonomi

dan kebutuhan masyarakat terkait moda transportasi. Perkembangan

perekonomian di DKI Jakarta yang senantiasa mengalami peningkatan dan

diikuti perkembangan jumlah penduduk membutuhkan pengembangan teknologi

dan manajemen transportasi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat yang diharapkan oleh pemerintah DKI Jakarta.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan

masalah dalam tesis ini penulis adalah menganalisa bagaimana kebijakan yang

pada saat itu dengan adanya jalur Transjakarta (busway) sampai sekarang dan

sudah beroperasi apakah dapat mengatasi permasalahan kemacetan dan

mewujudkan peralihan menggunakan kendaraan pribadi berpindah ke angkutan

Transjakarta (busway) atau menambah kemacetan di Ibukota Jakarta. Mengacu

pada pokok permasalahan tersebut penulis merumuskan dengan menentukan

persoalan-persoalan yang meliputi, yakni : Bagaimana tahap dari perencanaan

kebijakan jalur Transjakarta (busway) setelah itu implementasi yang

dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan di DKI Jakarta dan juga meliputi faktor

yang mempengaruhi implementasi dalam rangka mewujudkan keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalulintas.

1.3. Kerangka Teori

Dalam kajian ini adalah mengenai analisa kebijakan jalur transjakarta

(busway) untuk dapat mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan

Kelancaran lalulintas di DKI Jakarta. Dengan menganalisa kebijakan jalur

Page 9: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

8

Transjakarta (busway) yang masih belum dapat mewujudkan harapan untuk

mengatasi kemacetan dan mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke

angkutan Transjakarta (busway), sehingga acuan yang digunakan dalam tesis ini

adalah mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran

lalulintas dengan menggunakan dalam tesis ini meliputi: 1) teori perencanaan

strategis; 2) management strategis; 3) teori perumusan kebijakan publik; 4) teori

implementasi kebijakan publik; dan 5) teori faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan publik.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah dapat memperoleh hasil yang relevan dengan

melakukan analisa tentang kebijakan jalur Transjakarta (busway) dalam

mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas

apakah mengatasi kemacetan atau menimbulkan kemacetan di DKI Jakarta

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis bagi Pemerintah DKI dan Polri, khususnya dalam

mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas di

DKI Jakarta.

1.5.1 Secara Teoritis

Secara Teoritis, penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memiliki

beberapa manfaat, antara lain : (a) bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang transportasi publik dari hasil suatu kebijakan publik oleh

pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maupun secara umum bagi kemajuan

transportasi nasional bangsa dan Negara Indonesia, khususnya dalam hal

mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas; (b)

Page 10: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

9

penelitian dan pengetahuan diharapkan juga dapat menambah wawasan dan

pengetahuan para pembaca khususnya yang berminat dengan pengetahuan

mengenai kebijakan publik dalam bidang transportasi berfokus kepada moda

angkutan masal yaitu Transjakarta (busway) yang dalam beroperasinya dapat

mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas bagi

pengguna jalan lain; (c) hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

landasan dan bahan kajian bagi pelaksanaan penulisan penulisan selanjutnya

dalam mengalisa pengoperasian Transjakarta (busway) dan program

programnya dengan maksud dapat memperbaiki dengan membenahi

kekurangan yang ada.

1.5.2 Secara Praktis

Secara praktis didalam penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat

bagi :

1. Pemerintah

Penelitian yang dilaksanakan akan diharapkan dapat

menghasilkan berupa rekomendasi yang bermanfaat sebagai

saran, masukan, dan bahan pertimbangan bagi pemerintah,

khususnya pemerintah DKI Jakarta, dalam rangka mengevaluasi

kebijakan jalur Transjakarta (busway) yang sesuai dengan

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas di

wilayah DKI Jakarta.

2. Masyarakat

Memberikan gambaran kepada warga masyarakat kota Jakarta

selalu mendukung kebijakan implementasi jalur Transjakarta

(busway) di DKI Jakarta sehingga mendukung pemerintah daerah

untuk menerapkan moda transportasi massal yang berbentuk

Page 11: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

10

Transjakarta (busway) sehingga dapat mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas di DKI Jakarta.

3. Kepolisian Negara Republik Indonesia

Polri sebagaimana UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

negara republik Indonesia yang tertuang dalam Pasal 14 ayat (1)

huruf b yang menyatakan bahwa : menyelenggarakan segala

kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran

lalulintas di jalan. Maka penelitian ini diaharapkan mampu

memberikan kontribusi dalam memberikan masukan kepada Polri

Khususnya Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya dengan selalu

melakukan upaya upaya seperti sterilisasi jalur Transjakarta

(busway), pemberlakuan three in one, dan menjalankan program

ERI (electronic registration indification) dalam mengelola

permasalahan lalulintas di DKI Jakarta agar dapat mewujudkan

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas

1.6. Asumsi-asumsi

Bahwa dengan situasi dan kondisi lalulintas di DKI Jakarta yang sudah

mengalami permasalahan dalam kemacetan hampir seluruh ruas jalan di Ibukota,

ini disebabkan tidak adanya penambahan ruas dan pelebaran jalan yang

berkenaan dengan adanya kebijakan jalur Transjakarta (busway) maupun

melakukan pengananalisaan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri

sebagai aktor dalam membuat kebijakan tersebut yang masih belum

mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas.

Page 12: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

11

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun dalam rangka memberikan gambaran

atas penulisan tesis yang dilakukan penulis dalam bentuk yang terbagi dalam

7(tujuh) bab . Masing-masing bab dalam sistematika penulisan ini saling terkait

satu sama lain dalam rangka menjelaskan tentang analisa kebijakan jalur

Transjakarta (busway) dalam rangka untuk mewujudkan keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalulintas di DKI Jakarta. Adapun

sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :

Bab I Berisi pendahuluan, mencakup latar belakang dilakukannya penelitian,

rumusan masalah, kerangka teori, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan Tesis.

Bab II Berisi tinjauan pustaka/kerangka dasar teoritik berisi tentang semua

teori yang menjadi landasan berpikir dan pisau analisis dari penulis

dalam menganalisa dan menjelaskan semua fenomena serta fakta

yang ditemukan oleh penulis terkait dengan topik dan permasalahan

penelitian.

Bab III Berisi tentang gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep

yang akan diteliti yang dapat memudahkan penulis dalam menjelaskan

topik dan permasalahan penelitian. Cara menjelaskan konsep-konsep

tersebut adalah dengan definisi yang bertitik tolak dari referensi dan

merupakan suatu pengertian yang relatif lengkap tentang suatu istilah

serta mempunyai ruang lingkup yang tegas, sehingga tidak boleh ada

kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan.

Bab IV Berisi metode penelitian yang merupakan pendekatan umum untuk

mengkaji topik penelitian, dimana meliputi proses, prinsip dan prosedur

yang digunakan oleh penulis dalam mendekati permasalahan dan

mencari jawabannya. Metode penelitian mencakup tentang

Page 13: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

12

pendekatan penelitian, sumber informasi, instrumen pengumpulan

data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan ruang lingkup.

Bab V Berisi gambaran umum mengenai kondisi transportasi di kota Jakarta

sampai dikeluarkan kebijakan jalur Transjakarta (busway) sebagai

acuan transportasi umum yang diterapkan di Jakarta. Dan hasil berupa

data pendukung tentang transjakarta (busway), maupun wawancara

kepada intansi terkait Direktorat lalulintas polda metreo jaya, dinas

perhubungan DKI Jakarta dan PT. Transjakarta.

Bab VI Pembahasan yang dilakukan adalah terhadap perencanaan kebijakan

jalur Transjakarta (busway) yang diterapkan di DKI Jakarta dalam

mewujubkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran

lalulintas;

Bab VII Berisi penutup yaitu kesimpulan dan saran sebagai hasil penulisan.

Kesimpulan memuat inti temuan penelitian dan analisa yang telah

dilakukan, sedangkan saran memuat berbagai tindakan sebagai

masukan dalam peningkatan implementasi kebijakan jalur Transjakarta

(busway).

Page 14: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

13

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan kepustakaan digunakan dalam rangka mempersiapkan

penelitian yang akan dilaksanakan meliputi kepustakaan penelitian dan

kepustakaan konseptual. Peneliti mencari tinjauan kepustakaan dari berbagai

penelitian sejenis yang telah dilaksanakan sebelumnya. Menurut Sukardi

(2003:36), hasil penelitian yang ada dan substansi lainnya dalam hasil penelitian

dapat diambil sebagai acuan kepustakaan. Acuan yang berasal dari jurnal

maupun laporan hasil penelitian dapat digunakan untuk menyusun struktur studi

literatur dan kerangka teoritis. Dengan adanya tinjauan kepustakaan yang sejenis

maka penelitian yang saat ini dilakukan akan lebih bermanfaat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan karena bersifat mengambangkan dari

penelitian sebelumnya.

Berbagai penelitian sebelumnya yang digunakan oleh peneliti dalam

sebagai tinjauan kepustakaan adalah sebagai berikut:

2.1 Kepustakaan Penelitian

Kepustakan penelitian mengacu kepada hasil hasil penelitian yang

terdahulu yang dilakukan oleh para mahasiswa pascasarjana dalam

menyelesaikan tugas akhir dalam pembuatan tesis. Dalam penelitian yang akan

dilaksanakan, dimana peneliti berupaya untuk mencari berbagai referensi yang

berupa beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya yang peneliti anggap memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

akan dilakasanakan tentang kesamaan konsep yang digunakan dan walaupun

berlainan dalam menelitinya. Penelitian yang dapat penulis jadikan acuan antara

lain adalah :

Page 15: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

14

1. Peneliti Susy Susilawaty (2007)

Peneliti merupakan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi

Administrasi Kebijakan Kesehatan Peminatan Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Universitas Diponegoro 2007. Dalam judul penelitinya adalah

“Analisis Kebijakan Publik Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Kota

Tasikmalaya”. Tenaga kerja mempunyai resiko sakit maupun kecelakaan pada

waktu berangkat, bekerja, dan pulang bekerja. Kebijakan publik bidang

keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan untuk memberdayakan pekerja dan

melindungi pekerja,yang menjadi pernyataan masalah di kota tasikmalaya adalah

belum adanya kebijakan pemerintah daerah dalam bidang keselamatan dan

kesehatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkompilasi dan

menyusun pemetaan tupoksi dinas terkait dengan kebijakan K3 di Pemkot

Tasikmalaya, menganalisis kebutuhan perda di bidang K3, menyusun draf

kebijakan K3, mengkompilasi hasil tanggapan untuk memperbaiki draf usulan

kebijakan K3 serta menyampaikan usulan kebijakan K3 melalui diseminasi di

jajaran pemerintah kota tasikmalaya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kualitatif.

Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan observasi

participant, wawancara,dan studi dokumentasi. Responden dalam penelitian ini

adalah kabid sosbud, kabid ketenagakerjaan,kasi ketenagakerjaan, kabid P2PL

serta kabid pengawasan, kabag kesra. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

menyatakan pelaksanaan K3 di kota Tasikmalaya belum optimal untuk itu perlu

dukungan berupa Peraturan daerah atau Surat Keputusan Walikota tentang

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Namun sampai saat ini

pelaksanaan tugasnya baru berdasarkan tupoksi yang ada dalam dinas terkait

dengan bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 16: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

15

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat disimpuilkan bahwa

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat dibutuhkan berupa

kerjasama dari berbagai pihak melalui kegiatan sosialisasi, pembinaan dan

penyuluhan. Adapun kebutuhan yang sangat mendesak adalah tenaga

fungsional yang menangani K3, anggaran yang cukup, sarana dan prasarana

yang memadai dan tentu sangat perlu adanya suatu kebijakan daripemerintah

daerah untuk mengatur secara teknis yang disesuaikan dengan kondisi daerah

berupa Peraturan Daerah ( Perda ) tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

Hal Lain yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini

bahwa Pemerintah sebagai regulator dan sebagai agen pelayan publik, maka

pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja di Kota Tasikmalaya agar

berjalan dengan baik yang sesuai dengan kondisi serta menguntungkan semua

pihak perlu dibuat suatu regulasi atau suatu kebijakan yang mengikat berupa

Peraturan Daerah atau Surat Keputusan Walikota yang mengikat terhadap

pelaksanaan Kesaelamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Penelitian oleh Widiyanto (2012)

Peneliti merupakan mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia

program Kajian Ilmu Kepolisian, dan untuk memenuhi persyaratan kelulusannya

maka peneliti diharuskan membuat penelitian yang dijadiakan suatu acuan

kelulusan tersebut. Disini peneliti mengambil judul tentang, yaitu :

“Implementasi Kebijakan Transjakarta (busway) Terhadap Kemacetan

Lalulintas Di Jakarta”, ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini adalah

kebijakan transportasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi

permasalahan lau lintas yang difokuskan pada implementasi Peraturan Gubenur

Provinsi DKI Jakarta Nomer 52 tahun 2011 tentang pembentukan Organisasi dan

tata kerja unit pengelola Transjakarta (busway), kendala-kendala implementasi

Page 17: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

16

TransJakarta (busway), upaya-upaya setralisasi jalur Transjakarta (busway) dan

kendalanya serta peran Polantas, lokasi penelitian dilakukan pada koridor 1,

koridor 3, koridor 7. Tesis ini mengimplemtasikan berbagai teori yang berkenaan

dengan kebijakan publik, manajemen transportasi, dan konsep Bus Rapid Transit

serta konsep Sterilisasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini , yaitu metode kualitatif-

deskritif untuk memperoleh data primer dan skunder yang selanjutnya dianalisa

sehingga diperoleh jawaban yang holistik dan dapat menjelaskan permasalahan

implementasi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan

apa saja yang menjadikan upaya-upaya stelisasi jalur dan kendala-kendala yang

dihadapinya.

Tidak sterilisasinya jalur Transjakarta (busway) dikarenakan oleh

insfratruktur yang tidak memadainya, kondisi lalu lintas yang tidak kondisif pula

dan rendahnya budaya berlau lintas, dan kurang optimalnya penegakkan hukum

dan juga seringnya dilakukan diskresi oleh petugas polantas terhadap kendaraan

tertentu sehungga Transportasi Transjakarta (busway) ini menjadi kurang optimal

sebagai moda angkuatan yang diandalkan di DKI Jakarta.

2.2. Kepustakaan Konseptual

Kepustakan konseptual mengacu terhadap teori-teori dan kosep-konsep

yang akan digunakan dalam penelitian. Sebagai kepustakaan konseptual bagi

penelitian yang akan dilaksanakan, penelitian menggunakan beberapa teori dan

konsep sebagai sarana dan bakal peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Fungsi teori menurut Snelbecker (1974:28-31) sebagaimana yang dikutip oleh.

Lexy J. Moleong (2009) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, adalah:

1. Mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian; 2. Menjadi

pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing

Page 18: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

17

peneliti mencari jawaban-jawaban; 3. Membuat ramalan atas dasar

penemuan; 4. Menyajikan penjelasan dan dalam hal ini untuk menjawab

pertanyaan mengapa.

Menurut Pred N. Kerlinger dalam bukunya Asas-asas Penelitian

Behavioral (1996:14), bahwa : “Teori adalah seperangkat konstruk (konsep),

batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang

fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan

menjelaskan dan memprediksikan gejala itu”. Pada penelitian ini, landasan teori

yang dipakai adalah:

2.2.1 Teori perencanaan

Perencanaan menurut Terry (1986: 163) meliputi tindakan memilih dan

menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi

mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan

aktivitas-aktivias yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil

yang diinginkan.

2.2.2 Konsep perencanaan strategis

Perencanaan strategis Depdagri, LAN RI, BAPPENAS dan BPKP

(2001:44) mengemukakan : Perencanaan strategis yang disusun oleh suatu

instansi pemerintah harus mencakup : (1) Pernyataan visi, misi strategis, dan

faktor-faktor keberhasilan organisasi, (2) Rumusan tentang tujuan, sasaran dan

uraian aktivitas organisasi, dan (3) Uraian tentang cara mencapai tujuan dan

sasaran tersebut. Dengan visi, misi dan strategis yang jelas maka diharapkan

instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan

kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis bersama dengan pengukuran

kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang

penting.

Page 19: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

18

2.2.3 Teori Management Strategis

Fred R David (2011: 5) menyebutkan bahwa perencanaan strategis

merupakan sinonim dari manajemen strategis. Manajamen strategis menurut

David didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-

fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Namun

perbedaan yang disampaikan oleh David terkait dua istilah adalah manajemen

strategis merujuk pada perumusan, implementasi dan evaluasi strategi

sedangkan perencanaan strategis menunjuk pada perumusan strategis.

Tahapan dalam manajemen strategis dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi, misi, identifikasi

peluang dan ancaman ekternal suatu organisasi, kesadaran akan

kekuatan dan kelemahan internal, penentuan jangka panjang, pencarian

strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan.

b. Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan

tujuan tahuan, membuat kebijakan, meotivasi karyawan dan

mengalokasikan sumber daya sehinga strategi-strategi yang telah

dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi mencakup

pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur

organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran,

penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem

informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja

organisasi.

c. Penilaian strategi adalah tahap akhir dalam menajemen strategis.

Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan

baik; penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk

memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk

Page 20: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

19

dimodifikasi dimasa yang akan datang karena berbagai faktor ekternal

dan internal terus-menerus berubah. Tiga aktifitas penilaian strategi

yang mendasar adalah:

1) Peninjauan ulang faktor-faktor ekternal dan internal yang menjadi

landasan bagi strategi saat ini,

2) Pengukuran kinerja;

3) Pengambilan langkah korektif.

Teori yang disampaikan oleh David terkait manajemen strategis tersebut

merupakan suatu bentuk Cycle Management yang secara terus menerus ke

arah yang lebih baik bagi organisasi. Secara mudahnya berdasarkan analisis

penulis manajemen strategis. Teori ini akan digunakan oleh peneliti untuk melihat

bagaimana perencanaan strategis terkait perencanaan transjakarta yang akan

diterapkan di DKI Jakarta. Peneliti menyajikan Teori Manajemen Strategis secara

lengkap karena memiliki keterkaitan dengan analisa implementasi jalur

Transjakarta (busway) apabila dihubungkan dengan kebijakan publik.

2.2.4 Teori formulasi kebijakan

Proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang kompleks karena

melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji (Winarno,

2005:28). Lebih lanjut Winarno (2005:81) mengemukakan bahwa suatu

keputusan kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga

resmi untuk menyetujui, mengubah, atau menolak suatu alternatif kebijakan yang

dipilih. Winarno (2005:82-84) menuliskan bahwa tahapan-tahapan dalam

perumusan kebijakan terdiri dari : Perumusan masalah (defining problem),

Agenda kebijakan, Pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah

dan Penetapan kebijakan. Teori ini akan digunakan oleh peneliti untuk melihat

proses atau tahapan perumusan kebijakan publik jalur Transjakarta (busway).

Page 21: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

20

2.2.5 Teori implementasi kebijakan publik.

Implementasi kebijakan menurut Nugroho terdapat dua pilihan untuk

mengimplementasikannya, yaitu langsung mengimplementasikannya dalam

bentuk program-program dan melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan

dari kebijakan tersebut (Nugroho, 2004:158). Oleh karena itu, implementasi

kebijakan yang telah dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua pilihan, dimana

yang pertama langsung mengimplementasi dalam bentuk program dan pilihan

kedua melalui formulasi kebijakan. Implementasi merupakan salah satu tahap

dalam proses kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah

sebuah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah

suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada

masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana

yang diharapkan (Gaffar, 2009: 295). Implementasi kebijakan sebagaimana

dikatakan Arif (2009 : 77) bahwa : “sesungguhnya tidak semata – mata terbatas

pada mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur

rutin melalui saluran birokrasi, tetapi terkait dengan masalah konflik, yaitu siapa

memperoleh apa dalam suatu kebijakan, bahkan pelaksanaan kebijakan

merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan kemungkinan jauh lebih

penting daripada pembuatan kebijakan”. Suatu kebijakan jika tidak segera

diimplementasikan, tidak akan dapat diketahui tingkat keberhasilannya untuk

orang banyak. Sehingga kebijakan hanya akan menjadi rencana bagus yang

akan tersimpan rapi dalam tumpukan arsip-arsip lainnya. Daniel A. Mazmanian

dan Paul A. Sabatier (1979) yang dikutip oleh (Wahab, 2004 : 64-65)

menjelaskan makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa: memahami

apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-

Page 22: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

21

kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-

pedoman kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat dan dampak nyata

pada masyarakat atau kejadian-kejadian. Menurut Wibawa (1994: 14)

implementasi kebijakan merupakan pengejawantahan keputusan mengenai

kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu undang-undang,

namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif yang penting atau

keputusan perundangan. Menurut Tangkilisan (2008:7) implementasi kebijakan

adalah bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Dalam

mengimplementasikan kebijakan dimaksud diperlukan input berupa :

a. Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan.

b. Sumber daya manusia sebagai pelaksana.

c. Sumber daya keuangan yang akan mendukung pelaksanaan kebijakan.

d. Komitmen pelaku-pelaku yang terkait.

e. Standar operating prosedur (SOP).

2.2.6 Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan

Teori Implementasi menurut Edward III (1980) dan Emerson, Grindle,

serta Mize (dalam Tangkilisan, 2008:13) menjelaskan bahwa terdapat empat

variabel kritis dalam implementasi kebijakan publik atau program diantaranya:

1. Komunikasi atau kejelasan informasi, dan Konsistensi informasi

(communications),

2. Ketersediaan sumberdaya dalam jumlah dan mutu tertentu (resources),

3. Sikap dan komitment dari pelaksana program atau kebijakan birokrat

(disposition), dan

4. Struktur birokrasi atau standar operasi yang mengatur tata kerja dan tata

laksana (bureaucratic strucuture).

Page 23: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

22

Variabel-variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan

implementasi kebijakan.

2.3. Kerangka berfikir

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian analisa kebijakan jalur

transjakarta (busway) dalam rangka untuk mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas di DKI Jakarta dimulai dari

permasalahan lalulintas di DKI Jakarta dengan permasalahan utama kemacetan

dan kecelakaan lalulintas. Fenomena ini kemudian ditindak lanjuti oleh

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dengan mengambil kebijakan implementasi

Pola Tarnsportasi Makro (PTM) yang saat ini telah dilaksanakan adalah dengan

adanya penggunaan jalur transjakarta (busway). Kondisi ini menarik minta

penleiti untuk mengetahui proses dari kebijakan jalur transjakarta (busway)

tersebut yang dimulai dari perencanaan jalur transjakarta (busway), implementasi

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proses tersebut akan peneliti analisa

dengan berbagai teori dan konsep sehingga akan diketahui sejauh mana

efektifitas kebijakan jalur Transjakarta dalam mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran lalulintas di DKI Jakarta.

Page 24: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

23

Kerangka berpikir tersebut dapat diganbarkan dalam alur bagan sebagai

berikut:

Gambar 4

Kerangka berpikir

Keamanan,

Keselamatan,

Ketertiban, dan

Kelancaran lalulintas

Permasalahan

Lalulintas DKI Jakarta

Kebijakan Jalur

Transjakarta

Implementasi

Kebijakan Jalur

Transjakarta

Perencanaan

Kebijakan Jalur

Transjakarta

Faktor Yang

Mempengaruhi

Implementasi

Teori Implementasi

Publik Teori Perencanaan

Strategis Dan Teori

Perumusan

Kebijakan

Teori Yang

Mempengaruhi

Implementasi

Kebijakan Publik

Terwujudnya Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban, Dan

Kelancaran Lalulintas

Terhadap Visi Kebijakan Jalur

Transjakarta

Page 25: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

24

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Kerangka konsepsional menurut Amiruddin (2004:48) merupakan

gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti. Cara

menjelaskan konsep-konsep tersebut adalah dengan definisi yang bertitik tolak

dari referensi dan merupakan suatu pengertian yang relatif lengkap tentang suatu

istilah serta mempunyai ruang lingkup yang tegas, sehingga tidak boleh ada

kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan.

Menurut Pred N. Kerlinger dalam bukunya Asas-asas Penelitian Behavioral

(1996:4), bahwa:“Konsep adalah kata yang menyatakan abstraksi yang

digeneralisasikan dari gejala-gejala tertentu”.

Selain itu, yang dimaksud dengan konsep menurut Farouk Muhammad dan

Djaali dalam buku Metodologi Penelitian Sosial, (2005: 8) adalah :

Definisi dari apa yang perlu diamati atau diteliti; konsep menentukan variabel-variabel mana yang ada hubungan empiriknya. Konsep ada yang sederhana, ada pula yang rumit. Misalnya konsep meja, kursi, rumah, kuda, ayam dan sebagainya, mudah diterangkan, cukup dengan menunjukkan benda atau hewan yang dimaksud. Sebaliknya ada konsep yang tidak dapat dilihat, karena memerlukan pengertian abstrak yang disebut konstruk (constructs), adalah sangat rumit dan artinya hanya dapat diperoleh secara tidak langsung (Koentjaraningrat, 1981). Dalam ilmu sosial konsep jenis konstruk inilah yang merupakan unsur utama penelitian. Misalnya konsep kedudukan, peranan, interaksi sosial, mobilitas sosial, partisipasi, dan sebagainya, merupakan konstruk.

Selanjutnya menurut Farouk Muhammad dan Djaali, bahwa konsep-konsep

yang digunakan dalam suatu penelitian semestinya dinyatakan dalam bahasa

variabel. Hal tersebut misalnya :

konsep badan, bukan variabel karena badan tidak mengandung pengertian adanya nilai yang bervariasi, akan tetapi berat badan, tinggi badan adalah variabel karena memiliki nilai yang bervariasi. Konsep-konsep yang tidak mengandung pengertian nilai yang beragam biasanya dapat diubah menjadi variabel dengan memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut. Konsep kontrasepsi dapat diubah menjadi variabel dengan mengubahnya menjadi penggunaan kontrasepsi.

Page 26: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

25

Mengacu pada pendapat para ahli diatas maka konsep yang dituangkan dalam

penelitian ini merupakan bentuk definisi dari berbagai variabel yang ada dalam

judul penilitain.

3.1. Konsep Kebijakan Publik

James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009:17)

mengungkapkan bahwa kebijakan adalah: “a purposive course of action followed

by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern” yaitu

serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan

dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan

suatu masalah tertentu. Istilah publik menurut Zaenal (2002: 20) dalam

rangkaian public policy mengadung tiga konotasi yaitu pemerintah, masyarakat

dan lingkungan. Hal ini dilihat dari dimensi subyek, obyek dan lingkungan. Dalam

dimensi subyek kebijakan publik adalah kebijakan pemerintah. Maka salah satu

ciri kebijakan adalah “what goverment do or not do” kebijakan dari pemerintah

dianggap kebijakan resmi dan dengan demikian memiliki kewenangan yang

dapat memaksa masyarakat untuk mematuhinya. Dalam dimensi lingkungan

yang dikenai kebijakan pengertian publik disini adalah masyarakat. Pengertian

Kebijakan Publik menurut Mustopadidjaja (2002:47) adalah suatu keputusan

yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam

suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan.

Pada sudut pandang lain, Hakim (2003:55) mengemukakan bahwa studi

kebijakan publik mempelajari keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi

suatu masalah yang menjadi perhatian publik. Sedangkan Easton memberikan

definisi kebijakan publik sebagai the authoritative allocation of values for the

whole society atau sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada

Page 27: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

26

seluruh anggota masyarakat. Menurut Dunn (1994), proses analisis kebijakan

adalah serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan yang bersifat politis.

Aktivitas politis tersebut diartikan sebagai proses pembuatan kebijakan dan

divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling tergantung, yaitu (a)

penyusunan agenda, (b) formulasi kebijakan, (c) adopsi kebijakan, (d)

implementasi kebijakan, dan (e) penilaian kebijakan. Konsep kebijakan dalam

Budiardjo (2009:20) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh

seseorang atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk

mencapai tujuan itu. Menurut Santosa (2009:40) model perumusan kebijakan

berorientasi pada tujuan, yaitu : a. Tetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam

jangka waktu tertentu. b. Periksa kecukupan sumber daya yang tersedia,

khususnya waktu, manusia, sistem dan dana. c. Susunlah kebijakan yang

mendukung pengelolaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan. Proses

pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena

melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji

3.2 Konsep Transportasi Perkotaan

Selain faktor-faktor tersebut di atas, untuk menunjang pengembangan

sistem angkutan kota yang terjangkau dan berkelanjutan harus memperhatikan

aspek-aspek pengembangan angkutan umum sebagai berikut:

http://artikel-kumpulan-artikel.blogspot.com/2009/01/konsep-kebijakan-

pengembangan.html

a. Keterpaduan sistem angkutan umum kota

b. Pemilihan moda yang sesuai

c. Memperhatikan kebutuhan dari seluruh lapisan masyarakat

Page 28: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

27

d. Memperhatikan kemungkinan peran serta masyarakat

e.Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Dalam penjelasaanya yaitu : (a). Sebagaimana dibahas di atas bahwa

untuk suatu kota sering dibutuhkan pelayanan angkutan umum kota dengan lebih

satu moda sesuai karakteristik kota itu sendiri. Oleh karena itu dalam

mengadakan perencanaan pengembangan sistem angkutan umum ini harus

terpadu antara berbagai sub-sistem (moda) tersebut. Sehingga tidak terjadi

tumpang tindih antara moda satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh,

berbaurnya berbagai moda di beberapa kota di Indonesia tanpa memperhatikan

hirarki dan fungsi jaringan jalan serta akan menimbulkan persaingan yang tidak

sehat dalam pengoperasiannya. (b). Pemilihan moda yang sesuai juga akan

menunjang efektifitas dan efisiensi penyediaan pelayanan angkutan umum kota.

Untuk kota yang mempunyai kepadatan penduduk dan intensitas tata guna lahan

yang tinggi akan lebih sesuai bila dilayani dengan sistem angkutan massal,

sedangkan untuk kota yang tingkat kepadatan penduduk dan intensitas tata guna

lahannya rendah akan lebih sesuai bila dilayani dengan angkutan yang

berkapasitas sedang seperti mikrolet. (c). Penyediaan angkutan umum kota perlu

juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan segenap lapisan masyarakat

yang berbeda-beda. Setiap lapisan masyarakat berhak mendapat manfaat dari

pelayanan sistem angkutan umum sehingga harus diperhatikan keterjangkauan

baik secara spatial maupun ekonomi. Sebagai contoh, pelayanan untuk orang

mampu lebih diutamakan kepada kenyamanan sedangkan untuk orang yang

kurang mampu lebih mempertimbangkan moda transportasi yang murah. Namun

demikian, penyediaan sarana angkutan umum yang murah atau terjangkau

tentunya diperlukan adanya kebijakan dari pemerintah, misalnya mekanisme

subsidi silang dari penyediaan angkutan umum non-ekonomis kepada angkutan

Page 29: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

28

umum ekonomis. (d). Dalam penyediaan pelayanan angkutan umum kota,

peranan swasta/masyarakat juga perlu dirangsang keterlibatannya mengingat

keterbatasan dana pemerintah. Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk mendukung

hal ini perlu digariskan dengan memperhatikan adanya keseimbangan antara

tujuan pelayanan swasta yang ‘profit-oriented’ dan pelayanan pemerintah yang

‘public-orriented’. (e). Aspek yang tidak kalah penting adalah dampak lingkungan

yang ditimbulkan oleh angkutan umum. Misalnya mempertahankan angkutan

murah dengan tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan yang

ditimbulkannya (polusi udara dan polusi suara). Salah satunya adalah

mengembangkan peranan para-transit tak bermotor untuk melayani angkutan

lokal dan terjangkau bagi masyarakat kelas bawah.

3.3 Konsep Jalur Transjakarta (busway)

Menurut Sukirman (1994), Jalur lalu lintas adalah keseluruhan

bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur

lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane) kendaraan. Lajur lalu lintas yaitu

bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh satu

rangkaian kendaraan dalam satu arah. Lebar lalu lintas merupakan bagian jalan

yang paling menentukan lebar melintang jalan secara keseluruhan. Dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, yang dimaksud dengan Jalur adalah bagian

jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan, sedangkan Lajur adalah

bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki

lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda

motor.

Page 30: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

29

Jalur Transjakarta (busway) adalah bagian jalan yang digunakan secara

khusus untuk kendaraan Transjakarta (busway) sehingga kendaraan lain berupa

roda dua atau lebih dilarang masuk. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum, Pasal 2 ayat

(7) menyebutkan bahwa Kendaraan bermotor roda dua atau lebih dilarang

memasuki jalur Transjakarta (busway).

Pada saat ini jalur Transjakarta sudah mencapai 15 (lima belas) koridor

yang meliputi:

1) Blok M - Kota

2) Pulo Gadung - Harmoni

3) Kalideres- Harmoni

4) Pulo Gadung- Dukuh Atas

5) Kampung Melayu -Ancol

6) Ragunan-Kuningan

7) Kampung Melayu- Kampung Rambutan

8) Lebak Bulus- Harmoni

9) Pinangranti - Pluit

10) Cililitan-Tanjung Priuk

11) Ciledug-Blok M

12) Kalimalang- Blok M

13) Depok- Manggarai

14) Pulo Gebang- Kampung Melayu

15) Tanjung Priok- Pluit

Page 31: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

30

3.4 Konsep Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu

Lintas

Sebelum memahami terkait pengertian tentang Keamanan, Keselamatan,

Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas maka konsep yang terkat adalah konsep

lalulintas dan angkutan jalan. Menurut Undang-undang No 22 Tahun 2009

Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan , yang dimaksud dengan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas,

Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta

pengelolannya. Selanjutnya Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di

Ruang Lalu Lintas Jalan. Angkutan sendiri adalah perpindahan orang dan atau

barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di

Ruang Lalu Lintas Jalan.

Undang-undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan

Jalan ini mendefinisikan tentang Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan

Kelancaran Lalu Lintas secara terpisah yaitu:

a. Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan

terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari gangguan

perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.

b. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan

terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas

yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan.

c. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu

lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban

setiap Pengguna Jalan.

Page 32: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

31

d. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu

lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan

kemacetan di Jalan.

Dari berbagai definisi diatas maka Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan

Kelancaran Lalu Lintas dapat digambarkan sebagai suatu kondisi setiap barang,

kendaraan dan orang yang terbebas dari gangguan, terhindar dari kecelakaan

karena adanya lalulintas yang teratur dan bebas hambatan.

Page 33: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

32

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian yang

akan dilaksanakan. Mengenai penelitian kualitatif, Creswell (2002:1)

mendefinisikannya sebagai:

“Sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah-masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam sebuah latar alamiah”.

Suparlan (1997:6) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif sasaran

kajiannya adalah pola-pola yang berlaku yang merupakan prinsip-prinsip secara

umum dan mendasar berlaku serta menyolok berdasarkan atas perwujudan dari

gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia. Sementara itu, Farouk

Muhammad dan Djaali (2003:100) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan secara khusus terhadap suatu

masalah atau kasus yang spesifik yang akan diangkat ke permukaan tanpa

adanya maksud untuk generalisasi.

Pendekatan kualitatif yang dipilih oleh peneliti dalam analisa kebijakan

jalur Transjakarta (busway) dalam rangka untuk mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di DKI Jakarta memiliki

alasan bahwa dengan pendekatan ini akan mampu memperoleh informasi yang

akurat terkait proses kebijakan jalur Tranjakarta yang diambil oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta dalam mewujdukan Kamseltibcarlantas karena lebih bersifat

deskriptif.

Page 34: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

33

4.2 Metode Penelitian

Babbie (2004) dalam Etta Sangadji dan Sopiah (2010:4) menyatakan

bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya, Etta M.

Sangadji dan Sopiah (2010:4) menambahkan bahwa:

“Cara ilmiah mempunyai karakteristik rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal dan terjangkau penalaran atau logika manusia, empiris berarti penelitian dilakukan berdasarkan fakta-fakta di lapangan yang dapat diuji oleh orang lain atau pihak lain, sedangkan sistematis berarti penelitian merupakan proses tertentu yang logis”.

Guna mendapatkan data-data sesuai dengan tujuan penelitian secara

rasional, empiris, dan logis dalam menjawab permasalahan-permasalahan

penelitian yang telah ditentukan serta mendukung pendekatan kualitatif yang

telah dipilih, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dalam

penelitian analisa kebijakan jalur Transjakarta (busway) dalam rangka untuk

mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di

DKI Jakarta yang dilaksanakan. Studi kasus, menurut Creswell (2002:11), ialah

menggali fenomena tunggal yang dibatasi waktu dan aktivitas kelompok sosial,

serta mengumpulkan informasi secara rinci, dengan berbagai pengumpulan data.

4.3 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian yaitu: data primer

dan data sekunder. Data primer (primary data) merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media

perantara), sedangkan data sekunder (secondary data) merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data primer yang akan peneliti gunakan dalam penelitian yang akan

Page 35: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

34

dilaksanakan ialah data subyek. Menurut Etta Sangaji dan Sopiah (2010) bahwa

data subyek ialah data yang diperoleh dari melalui lisan, tertulis, dan ekspresi.

Sumber data subyek sebagai data primer dalam penelitian yang akan

dilaksanakan berasal dari para informan. Informan-informan dalam penelitian

yang akan dilaksanakan antara lain:

a. Ir. Masdess Arouffy MT. Jabatan Kabag manajemen dan Rakayasa

lalulintas dan Trasnportasi Provinsi DKI Jakarta

b. Ir anthon Rante Parura MT. Jabatan sekertaris Dinas Perhubungan

dan Transportasi DKI Jakarta.

c. Ir Zulkifli MT. Kasi Faskung MRLL Dishub DKI Jakarta

d. Dra Titik. B Staf Humas PT Transjakarta

e. Kompol Bambang Gatot S. SH Kasie Langgar Ditlantas Polda Metro

Jaya.

f. Kompol H. Miyanto SH MH. Kasie Yanmas Laka Ditlantas Polda

Metrojaya.

Lalu untuk data sekunder, yakni dalam penelitian yang akan dilaksanakan

berasal dari undang undang dan peraturan yang mendukung adanya kebijakan

jalur Transjakarta (busway) adalah:

a. Undang undang nomer 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas Angkutan

Jalan.

b. kebijakan jalur Transjakarta Transjakarta (busway) adalah Peraturan

Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Lalulintas dan

Angkutan Jalan;

c. Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2004

Tentang Pola Transportasi Makro (PTM),

d. Pergub Nomor 103 Tahun 2007 Tentang Pola Transportasi Makro

(PTM).

Page 36: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

35

e. Keputusan Gubernur (SK Gub) DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2003

tentang Badan Pengelola Transjakarta,

f. Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Nomor 48 Tahun 2006 Tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja BLU Transjakarta

Transjakarta (busway);

g. Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 52 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola (UP)

Transjakarta Transjakarta (busway).

4.4 Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview)

Teknik penelitian ini digunakan dalam rangka memperoleh data yang

tajam dengan cara melakukan wawancara langsung di lapangan

kepada sumber informasi yang sudah peneliti sampaikan pada

sebelumnya. Teknik wawancara dilakukan melalui wawancara tidak

terstruktur mengacu pada pedoman wawancara yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara ini dilaksanakan dengan

berpedoman pada pedoman yang telah disediakan/dipersiapkan

sebelum pelaksanaan. Pedoman ini berisi petunjuk tentang kegiatan

yang harus dilakukan dan daftar pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

dengan teratur dan berurutan sesuai dengan data, fakta, informasi yang

diperlukan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

bagaimana perencanaan dan implementasi kebijakan jalur Transjakarta

Page 37: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

36

(busway) dalam rangka untuk mewujudkan Keamanan, Keselamatan,

Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di DKI Jakarta.

2. Observasi

Teknik ini digunakan peneliti dengan langsung mengadakan

pengamatan guna mengetahui dan menangkap apa-apa yang dilakukan

oleh seseorang atau situasi kondisi jalur Transjakarta sebagai obyek

penelitian. Dalam melakukan observasi penulis berusaha melihat dari

dekat implementasi jalur Transjakarta (busway) dan sekaligus

membandingkannya atau menguatkan hasil wawancara dengan

informan. Langkah tersebut ditempuh guna menguatkan informasi yang

diberikan oleh informan sehingga validitas dan akurasi data tidak

diragukan. Selama melakukan observasi penulis melengkapi diri

dengan kamera, alat perekam, dan buku catatan untuk membantu

dalam observasi yang penulis lakukan agar gejala yang penulis amati

dapat terekam dalam catatan penulis.

3. Studi dokumen/telaah dokumen

Teknik ini digunakan dengan cara mempelajari dan meneliti bahan-

bahan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah,

seperti buku-buku, peraturan perundang-undangan, artikel-artikel yang

berasal dari surat kabar, majalah ataupun dari media internet yang

terkait dengan masalah implementasi kebijakan jalur Transjakarta

(busway).

Page 38: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

37

4.5 Teknik Analisis Data

Sebagaimana disampaikan oleh Farouk dan Djaali (2003:106), analisa

dalam penelitian kualitatif akan tergantung pada kemampuan peneliti. Oleh

sebab itu, dalam penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti akan secara

maksimal melakukan analisis data yang diperoleh sesuai dengan kemampuan

peneliti. Teknik analisis data yang akan dilaksanakan meliputi: mengorganisir

data, mengembangkan kategori dalam proses reduksi data, menyajikan data ke

dalam pola, dan melakukan verifikasi data atau konklusi.

Analisis data dilaksanakan sejak dalam proses pengumpulan data, yakni

terhadap hasil studi pendahuluan dan data sekunder, serta analisis terhadap

jawaban dalam wawancara yang dilakukan. Analisa data dalam wawancara

dilakukan dengan melanjutkan pertanyaan terhadap jawaban yang belum

memuaskan, sampai diperoleh data dan informasi yang diperlukan. Reduksi data

dilakukan dengan mengelompokkan data dalam kategori tertentu, mengambil

data yang dianggap penting dan diperlukan, serta meninggalkan data yang

dianggap tidak relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kegiatan ini diawali

dengan mengkompulir seluruh data sesuai kategorinya, yaitu berupa pembuatan

transkrip hasil wawancara, pengolahan data jawaban kuesioner, dan pengolahan

data dari dokumen.

Langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk uraian

singkat, bagan atau diagram, hubungan-hubungan, dan lain-lain yang dianggap

perlu. Peneliti akan menitikberatkan pada penyajian data dalam bentuk teks yang

bersifat naratif. Cara tersebut dipilih karena cara tersebut merupakan cara yang

paling sering dilakukan dalam penelitian kualitatif dan agar lebih efektif untuk

dapat memberikan gambaran yang utuh, serta menarik untuk dibaca. Setelah itu,

peneliti melakukan verifikasi data dan menarik kesimpulan dari data yang

diperoleh.

Page 39: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

38

4.6 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian telah dilaksanakan dalam 90 (sembilan puluh) hari

setelah disetujuinya proposal penelitian. Kegiatan penelitian meliputi

pengumpulan data, penganalisaan data dan penginterpretasian tentang hasil

penelitian secara cermat, teliti, dan mendalam. Kegiatan penelitian dibagi

menjadi 3 (tiga) tahap yaitu tahap persiapan (bulan November 2014), tahap

pelaksanaan (bulan Januari sampai dengan Maret 2015), dan tahap pengakhiran

(bulan April 2015).

Tahap persiapan sudah dimulai sejak pertengahan bulan November 2014

dengan melakukan persiapan berupa pembuatan usulan penelitian. Selanjutnya

dilakukan seminar usulan penelitian sesuai dengan judul yang telah dipilih oleh

peneliti pada pertengahan bulan Desember 2014.

Tahap pelaksanaan dimulai sejak Januari 2015. Dalam tahap ini penulis

terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan

PT. Transjakarta. Selain itu peneliti juga mewawancarai bagian humas PT.

Transjakarta, melakukan wawancara dengan para informan, mengumpulkan

serta memeriksa dokumen yang memiliki relevansi dengan permasalahan

penelitian.

Tahap penyelesaian dimulai sejak minggu pertama bulan April 2015

hingga kegiatan pengumpulan naskah pada batas waktu yang ditetapkan oleh

STIK-PTIK. Dalam tahap ini peneliti menganalisis data-data yang berhasil

dikumpulkan pada tahap kedua. Seluruh data akan diklafisikasikan dan kemudian

dianalisa, kemudian hasilnya disusun dalam pelaporan yang ilmiah, sistematis

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 40: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

39

4.7 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di tempat-tempat dan di lokasi-lokasi yang

terkait dengan proses implementasi Jalur Transjakarta (busway). Lokasi-lokasi

tersebut meliputi: 1) Dinas Perhubungan DKI Jakarta ; 2) jalur Transjakarta

(busway); 3) Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya; dan 4) Tempat-tempat lain

yang ada kaitannya dengan kepentingan penelitian.

Page 41: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Situasi Dan Kondisi DKI Jakarta

DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia berdasarkan

Undang-Undang No 29 tahun 2007 tentang pemerintah Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.1.1 Luas Wilayah DKI Jakarta

Wilayah DKI Jakarta berdasarkan SK Gubenur No. 171 Tahun 2007

memiliki daratan seluas 662,33 Km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 Km2.

Wilayah DKI memiliki tidak kurang 110 buah pulau yang tersebar di kepulauan

Seribu serta dilalui 27 (dua puluh tujuh) aliran sungai dari wilayah Bodetabek.

Luas Luas daerah dan pembagian daerah administrasi DKI Jakarta terbagi me

njadi 5 (lima) daerah yaitu:

1. Jakarta Selatan dengan luas 145,73 Km2, terbagi menjadi 10

(sepuluh) Kecamatan dan terdiri dari 65 (enam puluh lima) Kelurahan.

2. Jakarta Timur dengan luas 187,73 Km2, terbagi menjadi 10 (sepuluh)

Kecamatan dan terdiri dari 65 (enam puluh lima) Kelurahan.

3. Jakarta Pusat dengan luas 47,90 Km2, terbagi dalam 8 (delapan)

Kecamatan dan terdiri dari 44 (empat puluh empat) Kelurahan.

4. Jakarta Barat dengan luas 126,15 Km2, terbagi dalam 8 (delapan)

Kecamatan dan terdiri dari 56 (lima puluh enam) Kelurahan.

5. Jakarta Utara dengan luas 142,20 Km2, terbagi menjadi 6 (enam)

Kecamatan dan terdiri dari 31 (tiga puluh satu) kelurahan.

Page 42: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

41

6. Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 Km2 terbagi menjadi 2 (dua)

Kecamatan dan terdiri dari 6 (enam) kelurahan.

Provinsi DKI Ibukota Jakarta memiliki batas-batas: (a). sebelah utara

dengan Laut Jawa; (b). sebelah timur dengan Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi

Provinsi Jawa Barat; (c). sebelah selatan dengan Kota Depok Provinsi Jawa

Barat; dan (d). sebelah barat dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang

Provinsi Banten.

5.1.2 Jumlah Penduduk DKI Jakarta

Komposisi penduduk DKI Jakarta Tahun 2014 berjumlah 10.090.301

Jiwa, yang terdiri Laki-Laki Jiwa 5.087.087 dan Perempuan Jiwa 5.003.214 oleh

penduduk usia produktif 15-64 tahun sebesar 72,52 persen. Dari jumlah

kepadatan penduduk, Jakarta Pusat & Jakarta Barat memiliki uraian satuan pada

tahun 2014 Jumlah Penduduk Jiwa 10090301 Jakarta Barat memiliki kepadatan

diatas 18ribu per km2. Persentase penduduk yang belum produktif (0-14tahun)

Pertumbuhan Penduduk % 0.99 Sex Ratio % 101,7 Jumlah rata-rata 2.614.900

Rata Rata ART (Jiwa /Ruta) 386 & yang tidak produktif lagi atau melewati masa

pensiun di tahun 2013 terus meningkat dibanding tahun 2010. Kondisi ini

menandakan semakin baik Rata-Rata Jiwa/Ruta) 3,86 Umur (0-14 tahun) Jiwa

2.429.343 15 tahun Jiwa 7317 938 Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, Hasil

Sensus Penduduk 2013 derajat kesehatan masyarakat baik penduduk usia

belum produktif atau anak / usia muda & juga semakin lanjut usia penduduk di

Jakarta. Jumlah Penduduk Penduduk Dependency Ratio (DR) tahun 2013

sebesar 37,88 ini berarti dari 100 penduduk usia produktif di DKI Jakarta akan

menanggung secara ekonomi sebesar 37,88 penduduk usia tidak produktif.

Page 43: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

42

5.2 Situasi dan Kondisi Lalulintas DKI Jakarta

Dengan situasi sangat memprihatinkan kepadatan kendaraan pribadi

yang tidak sebanding dengan pembangunan jalan, maka kondisi lalulintas saat

ini di ibukota Jakarta sudah mengalami berbagai macam masalah seperti

kemacetan, kecelakaan dan pelanggaran lalulintas di berbagai ruas jalan di DKI

Jakarta.

5.2.1 Pertumbuhan Kendaraan di DKI Jakarta

Jumlah kendaraan di DKI Jakarta mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Berdasarkan data Ditalantas Polda Metro Jaya (2014) kenaikan jumlah

kendaraan mencapai 9,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi

mencakup dengan adanya penambahan 14,9 juta kendaraan di Jakarta

mencakup 11,9 juta kendaraan roda dua dan 3 juta mobil. Jumlah kendaraan

bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit

kendaraan per hari. Jumlah tersebut didominasi oleh pertambahan sepeda motor

yang mencapai 4.000 hingga 4.500 per hari. Sedangkan kendaraan roda empat

mengalami pertumbuhan sebanyak 1.600 unit per hari. Jumlah peningkatan

kendaraan tersebut dihitung berdasarkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

yang dikeluarkan Samsat Polda Metro Jaya setiap harinya.

5.2.2 Kondisi Jalan di DKI Jakarta

Berdasarkan data Dinas perhubungan DKI Jakarta (2014), Panjang jalan

di DKI Jakarta adalah 6.864. 915 m, sedangkan luasnya mencapai 42.420.701

m2. Pertumbuhan jalan di DKI Jakarta pertahun mencapai 0,01 %. Panjang dan

luas jalan di DKI Jakarta. Panjang dan luas total Jalan di DKI Jakarta tersebut

diatas merupakan gabungan jenis jalan yang berupa tol, jalan negara dan jalan

Page 44: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

43

propinsi. Klasifikasi jalan menurut status tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut: Jalan tol, Jalan Negara/ Nasional, Jalan Propinsi.

5.2.3 Kebutuhan Transportasi Masyarakat DKI Jakarta

Mobilitas perjalanan warga masyarakat di DKI Jakarta, termasuk yang

tinggal di Jakarta dan sekitarnya antara lain: Bogor, Tanggerang, Depok dan

Bekasi (Bodetabek) sangat tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan

data Study On Integrated Transportation Masters Plan For Jabodetabek

(SITRAMP) menunjukan bahwa pada tahun 2002 jumlah perjalanan dengan

menggunakan kendaraan pribadi dari arah Bogor, Tanggerang dan Bekasi

masing-masing baru mencapai 7,3 juta perjalanan/hari, selanjutnya data pada

Tahun 2010 sudah menunjukkan peningkatan drastis sebesar 21,9 juta

perjalanan/hari.

5.3 Kondisi Tata Kelola Organisasi Transjakarta

Transjakarta (busway) yang merupakan bentuk reformasi pelayanan

angkutan umum dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta. Seiring perkembangan

waktu terjadi beberapa perubahan tata kelola organisasi yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Badan Pengelola Transjakarta (busway)

2. Badan Layanan Umum Transjakarta (busway)

3. Unit Pengelola Transjakarta (busway)

4. PT. Transjakarta (busway)

5.4 Fenomena Kemacetan dan Kecelakaan Lalulintas di DKI Jakarta

Fenomena kemacetan yang dirasakan setiap hari oleh masyarakat DKI

Jakarta ini sebagai pertumbuhan kendaraan meningkat dan aktifitas masyarakat

Page 45: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

44

di sekitaran wilayah DKI Jakarta yang mempunyai kegiatan di Ibukota Jakarta

dan juga dampak dari kemacetan ini pada akhirnya kesadaran berlalulintas pun

menurun sehingga dapat timbulnya kecelakaan lalulintas.

5.4.1 Kemacetan Lalulintas di DKI Jakarta

Kemacetan lalulintas merupakan suatu kondisi yang terjadi secara merata

di DKI Jakarta mulai dari pinggiran kota sampai pusat kota, bahkan terjadi

didaerah sekitar jakarta seperti Bogor, depok, Tangerang dan Bekasi

(Bodetabek). Kemacetan di Jakarta membuat pemerintah pusat melakukan

intervensi karena melihat fakta di lapangan. Berbagai dampak yang ditimbulkan

oleh kemacetan diatas mulai dari ekonomi, psikologi dan kesehatan merupakan

permasalahan serius yang harus ditangani oleh pemerintah DKI Jakarta agar

dapat mengurangi kemacetan yang terjadi.

5.4.2 Kecelakaan Lalulintas di DKI Jakarta

Angka Mortalitas Kematian karena kecelakaan lalu lintas jalan meningkat,

dan saat ini menjadi penyebab utama kedelapan kematian secara global dan

penyebab utama kematian pada kelompok usia 15-29 tahun, dikarenakan

kelompok usia ini merupakan fase yang paling aktif dalam kehidupan, fisik dan

sosial, dan intensitasnya melebihi pengguna jalan lainnya (Singha et all, 2014).

Menurut WHO (2013), setiap tahun 1,24 juta jiwa meninggal dikarenakan

kecelakaan lalu lintas, 23% merupakan pengendara sepeda motor, 22% pejalan

kaki, 5% pengendara sepeda, 31% pengendara mobil, dan 19% sisanya yaitu

pengguna jalan yang tidak ditentukan. Jumlah kecelakaan yang terjadi di Tahun

2014 pada dasarnya telah mengalami penurunan yang cukup signifikan bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Page 46: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

45

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Analisis Perencanaan Kebijakan JalurTransjakarta (busway)

Perencanaan atau perumusan kebijakan publik merupakan suatu proses

dalam berbagai tahapan dalam rangka menyelesaikan suatu permasalahan

publik. Dalam rangka menjawab persoalan bagaimana perencanaan kebijakan

jalur Transjakarta (busway) yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan di DKI

Jakarta dalam rangka mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan

Kelancaran Lalu Lintas, Peneliti menggunakan pola pikir sebagai berikut:

Pola pikir menjawab Persoalan I

Pola pikir yang peneliti susun di atas dalam rangka menjawab persoalan

penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Perencanaan jalur Transjakarta (busway) meliputi berbagai tahapan yaitu

dimulai adanya: 1) fenomena permasalahan lalulintas di Jakarta; 2)

Page 47: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

46

perencanaan pola transportasi Makro; 3) Studi Banding ke Bogota; dan 4)

perencanaan jalur Transjakarta .

B. Fokus penelitian yang dilaksanakan adalah terkait proses dalam

perumusan kebijakan jalur Transjakarta (busway) dan isi dari

perencanaan jalur Transjakarta (busway)

C. Dalam proses perumusan kebijakan jalur Transjakarta (busway) akan

diketahui apakah tahapan yang dilalui sesuai dengan tahapan perumusan

kebijakan publik yang baik dan sejauh mana kualitas perencanaan yang

telah dibuat.

D. Jika proses perumusan kebijakan jalur transjakarta sesuai dengan proses

perumusan kebijakan publik yang baik dan memiliki isi perencanaan yang

baik maka akan memudahkan dalam proses implementasi kebijakan.

6.2. Analisis Implementasi Kebijakan Jalur Transjakarta (busway)

Implementasi kebijakan Jalur Transjakarta (busway) merupakan realisasi

dari perencanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta

dalam menangani permasalahan lalulintas di Jakarta. Dalam rangka menjawab

persoalan bagaimana implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) yang

telah diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mewujudkan

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas, Peneliti

menggunakan pola pikir sebagai berikut:

Page 48: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

47

Pola pikir menjawab Persoalan II

Pola pikir yang peneliti susun di atas dalam rangka menjawab persoalan

penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) memiliki beberapa

tahapan yang meliputi input, proses pelaksanaan kebijakan dan output

(dampak yang dihasilkan) dari pelaksanaan kebijakan.

B. Fokus penelitian ini pada berbagai elemen dalam lingkup input yang terdiri

dari (Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan; Sumber daya

manusia sebagai pelaksana; Sumber daya keuangan yang akan mendukung

pelaksanaan kebijakan; Komitmen pelaku-pelaku yang terkait; dan Standar

operating prosedur (SOP), kemudian hasil pelaksanaan pembangunan jalur

Transjakarta (busway) dan dampak pembangunan jalur Transjakarta

(busway).

C. Dalam implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) akan diketahui

apakah elemen yang ada dalam input dan pelaksanaan kebijakan

Transjakarta (busway) mampu mendukung penyampaian tujuan terwujudnya

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas atau tidak.

D. Jika tidak mampu mencapai sasaran atau tujuan terwujudnya Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas dimungkinkan ada

faktor yang menghambat di dalamnya.

Page 49: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

48

6.3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Jalur Transjakarta (Busway).

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasis kebijakan jalur

Transjakarta (busway) merupakan hal yang menentukan keberhasilan sebuah

kebijakan publik. Dalam rangka menjawab persoalan apakah faktor yang

mempengaruhi implementasi jalur Transjakarta (busway) di DKI Jakarta dalam

mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas

maka disusun pola pikir sebagai berikut:

Pola pikir menjawab persoalan III

Pola pikir yang peneliti susun di atas dalam rangka menjawab persoalan

penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi kebijakan Jalur

Transjakarta (busway) dapat dipeoleh 4 (empat) aspek yaitu komunikasi,

komitmen, sumber daya, dan birokrasi.

B. Fokus penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui faktor-fatktor tersebut

dan pengaruhnya dalam implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway).

C. Berbagai faktor tersebut dengan dianalisa melalui teori faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan publik sehingga diketahui apakah sebagai faktor

Page 50: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

49

yang menghambat maupun yang mendukung implementasi kebijakan jalur

Transjakarta (busway).

Pola pikir di atas disusun oleh peneliti berdasarkan asumsi awal peneliti yaitu

bahwa terdapat berbagai faktor penghambat yang mempengaruhi implementasi

jalur Transjakarta (busway) di DKI Jakarta sehingga belum mampu mewujudkan

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas. Berdasarkan

hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

kebijakan jalur Transjakarta (busway) dapat dilakukan analisa sebagai berikut:

Teori Implementasi menurut Edward III (1980) dan Emerson, Grindle,

serta Mize (dalam Tangkilisan, 2008:13) menjelaskan bahwa terdapat empat

variabel kritis dalam implementasi kebijakan publik atau program diantaranya;

komunikasi atau kejelasan informasi, dan Konsistensi informasi

(communications); Ketersediaan sumberdaya dalam jumlah dan mutu tertentu

(resources); sikap dan komitment dari pelaksana program atau kebijakan birokrat

(disposition), danStruktur birokrasi atau standar operasi yang mengatur tata kerja

dan tata laksana (bureaucratic structure).

Page 51: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

50

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Dalam tesis ini penulis telah mencoba untuk menunjukkan dengan hasil

menganalisa dari kebijakan Gubenur DKI Jakarta yang pada saat itu

mengeluarkan kebijakan tentang adanya jalur Transjakarta (busway), dalam

mengatasi kemacetan lalulintas dan kecelakaan lalulintas yang terjadi di DKI

Jakarta yang pada hasilnya belum terwujudnya Keamanan, Keselamatan,

Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di Jalan raya. Permasalahan sosial

tersebut yang ditindak lanjuti oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk

mengimplementasikan Pola Tarnsportasi Makro (PTM). Dimana Pola transportasi

Makro tersebut mengintegrasikan empat sistem transportasi umum yaitu Bus

Priority, Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) serta Angkutan

Sungai Danau dan penyeberangan (ASDP). Salah satu bentuk kebijakan yang

diambil oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta adalah dengan

mengimplementasikan jalur Transjakarta (busway) sebagai salah satu moda

transportasi yang pertama kali dibangun dengan berbagai alasan pertimbangan

yang lebih menguntungkan, efiesiensi dan tingkat keberhasilannya dibandingkan

dengan moda transportasi lainnya.

Sehingga tesis ini tentang analisa kebijakan jalur Transjakarta (busway)

dalam rangka mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran

Lalu Lintas DKI Jakarta mengambil problem statement bahwa kebijakan

implementasi Transjakarta (busway) belum mampu mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di DKI Jakarta. Teori yang

digunakan oleh Peneliti dalam penulisan ini meliputi: 1) teori perencanaan

strategis; 2) management strategis; 3) teori perumusan kebijakan publik; 4) teori

Page 52: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

51

implementasi kebijakan publik; dan 5) teori faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan publik.

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya terkait data yang

diperoleh dan analisa teori teori yang digunakan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa:

Implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) yang dilaksanakan

oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta belum mampu memberikan

kontribusi yang efektif dalam rangka mewujudkan Keamanan,

Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di Jakarta.

Kesimpulan di atas dirumuskan berdasarkan pengolahan data serta teori dengan

didukung berbagai gejala sebagai berikut:

1. Bahwa perencanaan kebijakan jalur Transjakarta (busway) yang

dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah sesuai dengan

pentahapan dalam proses perumusan kebijakan publik yang meiliputi

perumusan masalah, agenda kebijakan, pemilihan alternatif dan

penetapan kebijakan. Namun terkait isi perencanaan masih terdapat

beberapa kelemahan karena tidak ditemukan data terkait visi, misi,

identifikasi peluang dan ancaman ekternal suatu organisasi, kesadaran

akan kekuatan dan kelemahan internal, penentuan jangka panjang,

pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi untuk

mencapai tujuan.

2. Bahwa elemen-elemen yang dibutuhkan dalam implementasi kebijakan

Jalur Transjakarta (busway) telah tersedia dengan baik, namun pada saat

implementasi terdapat kendala berupa keterlambatan dalam

pembangunan koridor jalur Transjakarta (busway) dan oprasionalnya.

Dampak lalulintas di DKI Jakarta adalah berkurangnya kecelakaan

lalulintas, meningkatnya kemacetan dan menurunnya pengguna moda

Page 53: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

52

transportasi umum. Mengacu pada hal ini kecelakaan lalulintas berkurang

karena semakin padatnya kendaraan bukan karena dampak positif dari

implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway). Selain itu

implementasi jalur Transjakarta (busway) juga menimbulkan terjadinya

pelanggaran dan kecelakaan lalulintas yang tidak pernah ada

sebelumnya di jalur Transjakarta (busway).

3. Bahwa dalam implementasi kebijakan jalur Transjakarta (busway) oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didukung oleh aspek komunikasi internal

dan ekternal, sumber daya manusia dan anggaran, komitmen yang kuat

dari masing-masing gubernur pada setiap periode dan birokasi yang kuat.

Namun keterlambatan pembangunan koridorTransjakarta (busway) terjadi

pada era Fauzi Bowo yang saat itu juga ingin mengembangkan jalan

layang dan tol sehingga sampai saat ini jalur Transjakarta (busway)

belum selesai pembangunannya menjadi salah satu inskonistensi yang

sampai saat ini Transjakarta (busway) belum mampu memberikan

kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban

masyarakat.

Dengan demikian, sebagai penutup tesis ini, dari berbagai uraian yang

telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan mengenai belum terwujudnya secara

optimal Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas di

Jakarta disebabkan dari kebijakan mengenai jalur Transjakarta (busway) yang

kurang adanya sistem pengawasan terhadap pengoperasian Transjakarta

(busway) dan pengendalian yang berkenaan dengan anggaran, pemeliharaan

dan perawatan pendukung bus Transjakarta tersebut.

Page 54: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

53

7.2. Saran

Adapun saran dari hasil penelitian pada tesis ini dapat dijelaskan sebagai

berikut :

(1) Membuat perencanaan masih terdapat beberapa kelemahan karena

tidak ditemukan data terkait visi, misi, identifikasi peluang dan

ancaman ekternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan

kelemahan internal, penentuan jangka panjang, pencarian strategi-

strategi alternatif dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan.

(2) Harus adanya komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk

menjalankan kebijakan jalur transjakarta (busway) sehingga pada

implementasinya tidak terdapat kendala yang berupa keterlambatan

dalam pembangunan koridor jalur Transjakarta (busway) dan

pengoprasionalnya. Hal ini berdampak kepada lalulintas di DKI

Jakarta dengan berkurangnya kecelakaan lalulintas, dan dapat

mengatasi kemacetan yang ada saat ini dan juga dapat mengalihkan

dari pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum yaitu

transjakarta (busway).

(3) Pembenahan dengan melakukan anev terhadap implementasi jalur

transjakarta (busway) agar mewujudkan keberlajutan program

pembangunan Transjakarta (busway) sebagai bentuk peningkatan

pelayanan publik di bidang transportasi kepada warga masyarakat.

(4) Bagi kepolisian harus melakukan peningkatkan penegakkan hukum

bagi pengguna kendaraan yang memasuki jalur transjakarta

(busway), yang merupakan konsekwensi terwujudnya ketertiban,

kelancaran, kenyamanan dan ketepatan waktu bagi pengguna moda

transporatsi angkutan umum transjakarta (busway).

Page 55: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

54

Maka mengenai kebijakan jalur transjakarta (busway) yang dapat

mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kelancaran berlalulintas harus

melakukan pembenahan dari sumberdaya manusia didalam organisasi PT.

Transjakarta (busway) yang mencakup rekruitmennya, dan untuk dinas

perhubungan DKI Jakarta selalu melakukan anev dari implementasi yang sudah

dilaksanakan seperti pembangunan koridor-koridor transjakarta (busway) dengan

dampak dibidang lalulintas sekarang supaya dapat mengetahui apakah dengan

kebijakan jalur transjakarta (busway) ini efektif atau menimbulkan permasalahan

baru yang mengakibatkan kemacetan yang lebih parah di DKI Jakarta.

Page 56: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

55

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abbas Salim, H.A. 2006. Manajemen Transportasi, Rajawali Pers, Jakarta Salim

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik. Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan

Pancur Siwah

Amirin, M.Tatang. 2003, Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada

Arman Hakim Nasution. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Cetakan Kedua. Surabaya. Guna Widya

Arif Rohman. 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang

Mediatama

Asikin, Zainal dan Amiruddin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Budiarjo, Mariam, 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik.Jakarta:.PT.gramedia pustaka

utama

Creswell, John W, 2002, Research Design Qualitative & Quantitative

Approaches, terjemahan oleh angkatan IV dan V KIK UI, Jakarta, KIK

Press

Dunn. william, 1994. Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta : Hanindita offset

Fred. R David, (2011), Manajemen Strategis Konsep, Salemba Empat , Buku1

Edisi 12.

Gaffar, Afan, 2009. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi,

Yogyakarta,Cetakan V, Pustaka Pelajar

George R. Terry, 2008, “Prinsip-Prinsip Manajemen“ alih bahasa J. Smith

Jakarta, PT Bumi akasara

Islamy, M. Irfan, 2009. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.

Jakarta: Bumi Aksara

Kerlinger. Fred N. 2004. “Asas-asas Penelitian Behavioral”. Yogyakarta:

Universitas Gadjahmada

Moeloeng, Lexi J., 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya Bandung, Cetakan Dua Puluh

Muhammad, Farouk & Djaali., 2003, Metodologi Penelitian Sosial: Bunga

Rampai, Cetakan Pertama, Jakarta, PTIK Press dan CV. Restu Agung

Page 57: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

56

Mustopadidjaja, 2002. Manajemen Proses Kebijakan Publik. Jakarta: Lembaga

Administrasi

Nugroho D., Riant. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan

Formulasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suparlan, Parsudi, 1997, Metode Penelitian Kualitatif, Proagram Pasca Sarjana

Universitas Indonesia, Jakarta

Sangadji, Etta M. dan Sofiah. 2010, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis

dalam Penelitian, Yogyakarta, Penerbit Andi Yogyakarta

Santosa, Pandji. 2009. Administrasi Publik : Teori dan Aplikasi Good

Governance. Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama.

Sukirman, Silvia. 1994. Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,

Bandung, Indonesia,.

Tangkilisan, S, Nogi, Hessel. 2008. Kebijakan dan Manajemen Otonomi Daerah.

Yogyakarta: Penerbit Lukman Offset.

Vuchic, V.R., 1981, Urban Public Transportation Systems and Technology,

Prentice - Hall Inc., New Jersey

Wahab, Solichin Abdul, 2004, Analisa Kebijakan : Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta : Bumi Aksara.

Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik Proses dan Analisis, Intermedia.

Jakarta : Rajawali Press.Wibawa

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : Media

Pressindo

UNDANG-UNDANG

UU No 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Lalulintas dan

Angkutan Jalan

Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2004 Tentang Pola

Transportasi Makro (PTM)

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 8 Th 2007 Tentang Ketertiban Umum

Page 58: JURNAL Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh ... - Ilmu Kepolisianilmukepolisian.com/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal-Yudho.pdf · Dalam tesis ini penulis ingin menjelaskan terjadinya

57

INTERNET

Tujuan dari transportasi

http://www.academia.edu/5077479/buku_hukum_lalulintas_dan_jalan._kurniawa

n_tri_wibowo_sh_Menurut Salim (2006: 1-2)

Teori perencanaan GR Terry eprints.walisongo.ac.id/2613/3/091311017_Bab2.pd

oleh L Afidah - 2014

Konsep perencanaan strategis.

http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/10/pengertian-perencanaan-

strategis.htmlhttp://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/10/pengertian-perencanaan-

strategis.html

Teori formulasi kebijakan (winarno)Internet map.pasca.uns.ac.id/?p=42

Teori implementasi kebijakan publik......internet PDF]31 BAB II TINJAUAN

PUSTAKA 2.1 Kebijakan Publik ...elib.unikom.ac.id/download.php?id=147097

Teori Pelaksanaan (edward III 1980)http://www.scribd.com/doc/139900659/Teori-

Pelaksanaan-docx

http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-

para.html sementara sumber asli belum ketemu.

Teori Implementasi menurut Edward III (1980) dan Emerson, Grindle,

http://www.tempo.co/read/news/2014/07/03/064590058/Kopaja-Serobot-Jalur-

Transjakarta-Tabrak-Pembatas diakses pada tanggal 15 Februari 2015 jam

20.00 Wib.