jurnal teknik pomits (2013) 1-5 studi potensi air tanah di … · dibudidayakan di perairan payau,...

5
JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 1 AbstrakPesisir Indonesia memiliki potensi perikanan air payau yang tinggi. Tetapi, belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu indikatornya adalah pemanfaatan lahan wilayah pesisir untuk perikanan masih kurang. Faktor yang sangat penting dalam budiaya perikanan adalah kualitas air yang meliputi salinitas, kandungan oksigen, derajat keasaman (pH), temperatur, nitrat, nitrit, hidrogen sulfida, amoniak dan pospat. Penelitian kualitas air di Pesisir Surabaya Timur ini merupakan salah satu sarana untuk mengetahui potensinya sebagai daerah budidaya perikanan air payau. Sampel air adalah air tanah yang diambil dengan cara dibor menggunakan auger hand bor, kemudian dilakukan pengukuran kualitas air dengan cara insitu (langsung di lokasi pengambilan sampel) dan laboratorium. Penentuan besarnya potensi budidaya perikanan air payau di Surabaya Timur dilakukan berdasarkan sebaran kualitas air yang didapatkan. Sebaran kualitas air tanah yang memenuhi parameter budidaya perikanan air payau diinterpolasikan untuk mendapatkan daerah yang potensial untuk budidaya perikanan air payau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pesisir Surabaya Timur memiliki daerah yang berpotensi tinggi, sedang, dan tidak berpotensi untuk budidaya perikanan air payau yang ditunjukkan pada peta potensi budidaya perikanan air payau di Surabaya Timur. Kata Kuncibudidaya perikanan air payau, kualitas air tanah, peta potensi I. PENDAHULUAN ndonesia sudah lama dikenal sebagai negara kepualauan terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia, yakni 81.000 km (DKP, 2003). Namun, pada kenyataannya Indonesia masih belum memaksimalkan hasil potensi kelautan atau perairan yang dimilikinya dengan baik. Salah satunya di bidang perikanan. Dibandingkan dengan peringkat pertama yang diduduki oleh China, Indonesia masih menghasilkan kurang dari sepertiga dari jumlah yang dihasilkan oleh China. Padahal China memiliki panjang garis pantai hanya 32.000 km, jauh lebih kecil dibanding panjang garis pantai Indonesia. Potensi lain terkait perikanan Indonesia yang belum dimaksimalkan adalah potensi lahan budidaya tambak. Menurut data pada buku statistik perikanan budidaya Indonesia tahun 2009 dan 2010, jumlah potensi lahan untuk tambak di Indonesia adalah 2.963.717 Ha, namun yang dimanfaatkan baru 682.857 Ha. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengoptimalan dari pemanfaatan lahan budidaya tambak di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir, dimana pesisir dimungkinkan memiliki potensi untuk 3 jenis tambak, yaitu tambak air tawar, air asin, atau air payau. Salah satu wilayah pesisir yang dapat dilakukan penelitian adalah di wilayah Surabaya Timur. Pesisir Surabaya Timur dimungkinkan dapat dijadikan sebagai daerah untuk budidaya ikan air payau, oleh karena itu perlu diadakah penelitian terkait kualitas air tanah yang ada di wilayah Surabaya Timur. Kualitas air tanah di wilayah pesisir tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh air laut. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian air tanah di wilayah Surabaya Timur untuk budidaya ikan air payau. II. URAIAN PENELITIAN A. Studi Literatur Melakukan studi literatur mengenai pengaruh air laut terhadap air tanah berupa sifat-sifat air yang ada di dalamnya, serta kualitas air yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya perikanan air payau. B. Pengambilan Data Melakukan pengambilan sampel air tanah di beberapa titik yang telah ditentukan di wilayah Surabaya Timur: Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel air tanah Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau Arif Setiyono, Wahyudi, Suntoyo Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] I

Upload: buidieu

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 Studi Potensi Air Tanah di … · dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan bandeng dan udang vaname. Setelah mengaji beberapa referensi,

JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5

1

Abstrak—Pesisir Indonesia memiliki potensi perikanan air payau

yang tinggi. Tetapi, belum dimanfaatkan secara optimal. Salah

satu indikatornya adalah pemanfaatan lahan wilayah pesisir

untuk perikanan masih kurang. Faktor yang sangat penting

dalam budiaya perikanan adalah kualitas air yang meliputi

salinitas, kandungan oksigen, derajat keasaman (pH),

temperatur, nitrat, nitrit, hidrogen sulfida, amoniak dan pospat.

Penelitian kualitas air di Pesisir Surabaya Timur ini merupakan

salah satu sarana untuk mengetahui potensinya sebagai daerah

budidaya perikanan air payau. Sampel air adalah air tanah yang

diambil dengan cara dibor menggunakan auger hand bor,

kemudian dilakukan pengukuran kualitas air dengan cara insitu

(langsung di lokasi pengambilan sampel) dan laboratorium.

Penentuan besarnya potensi budidaya perikanan air payau di

Surabaya Timur dilakukan berdasarkan sebaran kualitas air

yang didapatkan. Sebaran kualitas air tanah yang memenuhi

parameter budidaya perikanan air payau diinterpolasikan untuk

mendapatkan daerah yang potensial untuk budidaya perikanan

air payau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pesisir

Surabaya Timur memiliki daerah yang berpotensi tinggi, sedang,

dan tidak berpotensi untuk budidaya perikanan air payau yang

ditunjukkan pada peta potensi budidaya perikanan air payau di

Surabaya Timur.

Kata Kunci—budidaya perikanan air payau, kualitas air

tanah, peta potensi

I. PENDAHULUAN

ndonesia sudah lama dikenal sebagai negara kepualauan

terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki garis pantai

terpanjang keempat di dunia, yakni 81.000 km (DKP,

2003). Namun, pada kenyataannya Indonesia masih belum

memaksimalkan hasil potensi kelautan atau perairan yang

dimilikinya dengan baik. Salah satunya di bidang perikanan.

Dibandingkan dengan peringkat pertama yang diduduki oleh

China, Indonesia masih menghasilkan kurang dari sepertiga

dari jumlah yang dihasilkan oleh China. Padahal China

memiliki panjang garis pantai hanya 32.000 km, jauh lebih

kecil dibanding panjang garis pantai Indonesia.

Potensi lain terkait perikanan Indonesia yang belum

dimaksimalkan adalah potensi lahan budidaya tambak.

Menurut data pada buku statistik perikanan budidaya

Indonesia tahun 2009 dan 2010, jumlah potensi lahan untuk

tambak di Indonesia adalah 2.963.717 Ha, namun yang

dimanfaatkan baru 682.857 Ha.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengoptimalan dari

pemanfaatan lahan budidaya tambak di Indonesia, khususnya

di wilayah pesisir, dimana pesisir dimungkinkan memiliki

potensi untuk 3 jenis tambak, yaitu tambak air tawar, air asin,

atau air payau. Salah satu wilayah pesisir yang dapat

dilakukan penelitian adalah di wilayah Surabaya Timur.

Pesisir Surabaya Timur dimungkinkan dapat dijadikan

sebagai daerah untuk budidaya ikan air payau, oleh karena itu

perlu diadakah penelitian terkait kualitas air tanah yang ada di

wilayah Surabaya Timur. Kualitas air tanah di wilayah pesisir

tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh air laut. Oleh

karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat

kesesuaian air tanah di wilayah Surabaya Timur untuk

budidaya ikan air payau.

II. URAIAN PENELITIAN

A. Studi Literatur

Melakukan studi literatur mengenai pengaruh air laut

terhadap air tanah berupa sifat-sifat air yang ada di dalamnya,

serta kualitas air yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya

perikanan air payau.

B. Pengambilan Data

Melakukan pengambilan sampel air tanah di beberapa titik

yang telah ditentukan di wilayah Surabaya Timur:

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel air tanah

Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya

Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau

Arif Setiyono, Wahyudi, Suntoyo

Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

I

Page 2: JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 Studi Potensi Air Tanah di … · dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan bandeng dan udang vaname. Setelah mengaji beberapa referensi,

2

C. Pengujian Sampel Air Tanah

Sampel yang telah diambil diuji secara dengan 2 metode,

yaitu metode insitu (langsung di lapangan) dan eksitu (di

laboratorium).

D. Analisa dan Pembahasan

Melakukan analisa dan pembahasan dari hasil data yang

diperoleh. Analisa yang dilakukan meliputi beberapa hal,

yaitu:

- pengaruh air laut terhadap kualitas air tanah

- memetakan sebaran kualitas air tanah dari data yang telah

didapatkan

- melakukan klasifikasi parameter yang akan digunakan untuk

melihat daerah yang berpotensi sebagai budidaya perikanan

air payau sesuai dengan referensi yang telah didapatkan

- membuat peta daerah yang berpotensi untuk budidaya

perikanan air payau

Pemetaan data sebaran dilakukan dengan bantuan software

yang diperlukan, misalnya surfer 10 atau arcGIS 10. Surfer 10

biasa digunakan untuk memetakan kontur, namun juga dapat

digunakan untuk melihat sebaran parameter yang lain. Namun

kelemahannya, surfer 10 tidak memiliki fasilitas untuk

melakukan overlay berbagai parameter sehingga didapat

sebuah formula parameter secara umum yang dapat

menunjukkan tingkat potensi daerah untuk budidaya perikanan

air payau. Oleh karena itu, proses overlay dilakukan dengan

bantuan software arcGIS 10. Sebelum melakukan overlay,

parameter-parameter yang ada perlu diklasifikasikan terlebih

dahulu, kemudian dibobotkan pada masing-masing

parameternya untuk melihat tingkat kepentingan atau

parameter yang dominan untuk budidaya perikanan air payau.

Dalam hal ini parameter yang dominan adalah salinitas,

temperatur, kandingan oksigen (DO), dan pH.

E. Hasil dan Kesimpulan

Menarik hasil dan kesimpulan dari semua data yang sudah

disesuaikan dengan parameter kualitas air untuk budidaya

perikanan air payau. Dari hasil tersebut dapat dilihat apakah

kualitas air di Surabaya Timur cocok untuk budidaya

perikanan air payau atau tidak.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sebaran Kualitas Air Tanah di Surabaya Timur

Penelitian dilakukan di Surabaya Timur, dimana daerah

yang akan diambil sampel airnya sudah direncanakan

sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

mencari titik sesuai dengan koordinat yang ditunjukkan oleh

peta menggunakan GPS. Rencana Daerah pengambilan sampel

dapat dilihat pada gambar 1.

Namun, setelah melakukan survey pendahuluan untuk

mencari lokasi pengambilan sampel air, daerah yang

memungkinkan untuk dapat dijangkau dan dilakukan

pengambiln sampel air sedikit berubah. Perubahan yang ada

tidak terlalu signifikan, tetap pada daerah di sekitar yang

direncanakan dengan kisaran jarak antar titik adalah 1 km.

Peta lokasi pengambilan sampel air dapat dilihat pada gambar

2.

Gambar 2. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Tanah

Sampel air yang digunakan pada penelitian ini adalah

sampel air tanah yang diambil dengan cara dibor. Namun,

untuk beberapa titik tertentu sampel air yang dapat diambil

adalah air sumur karena lokasi yang sudah penuh dengan

perumahan, sehingga tidak ada lahan yang bisa dibor. Hal ini

yang menjadi salah satu penyebab perubahan daerah

pengambilan sampel dari rencana awal titik-titik pengambilan

sampel. Selain itu, pada daerah yang sangat dekat dengan bibir

pantai, sampel air juga tidak dapat diambil karena tidak ada

akses untuk menuju kesana. Daerah yang berada di pinggir

bibir pantai adalah daerah hutan rawa, sehingga tidak dapat

dijangkau untuk pengambilan sampel. Total sampel air tanah

yang diambil berjumlah 70 sampel pada 70 titik yang berbeda.

Tiap titik memiliki jarak rata-rata 1 km. Sebaran kualitas air

diolah dengan metode interpolasi kriging, sehingga sampel

yang teambil pada tiap titik akan berpengaruh relatif pada

kualitas air di daerah yang berada di sekitarnya. Berikut ini

adalah beberapa persebaran parameter dominan untuk

budidaya perikanan air payau yang telah diambil dari hasil

survey penelitian:

a. derajat keasaman pH

Gambar 3. Sebaran pH air tanah Surabaya Timur

Page 3: JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 Studi Potensi Air Tanah di … · dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan bandeng dan udang vaname. Setelah mengaji beberapa referensi,

JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5

3

b. oksigen terlarut (DO)

Gambar 4. Sebaran DO air tanah Surabaya Timur

c. temperatur

Gambar 5. Sebaran temperatur air tanah Surabaya Timur

d. salinitas

Gambar 6. Sebaran salinitas air tanah Surabaya Timur

Salah satu kualitas air yang dapat dilihat dan dijadikan

parameter untuk melihat pengaruh air laut terhadap air tanah

adalah salinitas. Sebaran salinitas pada peta di atas dapat

menunjukkan bahwa daerah yang mendekati bibir pantai

relatif memiliki salinitas yang lebih tinggi dibanding daerah

yang lebih jauh dari bibir pantai. Hal ini menunjukkan bahwa

ada pengaruh air laut yang cukup dominan sehingga

menyebabkan salinitas air di daerah pantai relatif lebih tinggi.

Pada sebuah kasus, ada beberapa titik yang memiliki

salinitas sangat tinggi, padahal titik-titik tersebut berada relatif

lebih dari bibir pantai. Contohnya adalah pada titik 60, 59, dan

67. Pada titik-titik tersebut salinitas dapat mencapai nilai 47

ppt. Padahal salinitas air laut di laut lepas saja hanya berkisar

35 ppt. Hal ini dimungkinkan karena daerah tersebut menjadi

endapan laut. Kandungan air berkurang dengan cara menguap

atau meresap ke tempat lain sehingga konsentrasi garam yang

ada disana menjadi lebih tinggi. Hal ini yang menyebabkan

salinitas di beberapa titik tersebut menjadi sangat tinggi.

Gambar 7. Sebaran salinitas tertinggi

Namun, sebaran salinitas secara umum untuk melihat

pengaruh air laut terhadap air tanah yang ada di Surabaya

Timur, maka metode yang bisa digunakan adalah metode

interpolasi local polynonial, metode ini kurang lebih

menggambarkan kondisi secara umum dengan pendekatan

linear dari satu titik menuju titik yang lain. Hasil sebaran dari

metode tersebut dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 8. Sebaran salinitas secara umum air tanah akibat pengaruh air laut

Page 4: JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 Studi Potensi Air Tanah di … · dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan bandeng dan udang vaname. Setelah mengaji beberapa referensi,

4

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa semakin

mendekati laut, maka salinitas dari air tanah tersebut akan

semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh air laut

terhadap air tanah yang berada lebih dekat dengan bibir pantai

relatif lebih besar dibandingkan dengan air tanah yang berada

lebih jauh dari biir pantai.

B. Parameter Budidaya Perikanan Air Payau

Setiap jenis budidaya, baik perikanan air tawar, air payau,

ataupun air asin selalu memiliki parameter yang berbeda.

Penulis mengambil beberapa referensi untuk parameter

budidaya perikanan air payau. Paramaeter yang digunakan

adalah parameter air payau secara umum dan parameter air

yang sesuai dengan kebutuhan jenis hewan yang

dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan

bandeng dan udang vaname.

Setelah mengaji beberapa referensi, maka parameter

budidaya perikanan air payau yang digunakan dalam

penelitian ini akan diklasifiaksi menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. kelompok daerah berpotensi tinggi

b. kelompok daerah berpotensi rendah, dan

c. kelompok daerah tidak berpotensi

Pengelompokan di atas berdasaran parameter kualitas air

yang dapat dihuni oleh lebih banyak jenis ikan. Daerah

berpotensi tinggi artinya daerah yang dapat dihuni oleh udang

windu, ikan bandeng dan udang vaname. Sedangkan daerah

yang berpotensi sedang adalah daerah yang hanya dapat

dihuni ikan jenis bandeng.

Tabel 1. Parameter Budidaya Perikanan Air Payau Surabaya Timur

No Parameter Potensi Tinggi Potensi Sedang

1 Temperature 31 - 32 27 - 31 2 pH 7,8 - 9 6,5 - 7,8

3 kandungan oksigen (DO) 5,0 - 8,5 3 - 5 4 Salinitas 29 - 34 10 - 29

5 Nitrit ≤ 1 ppm ≤ 1 ppm

6 Nitrat ≤ 60 ppm ≤ 60 ppm 7 Sulfide ≤ 0,002 mg/l ≤ 2 mg/l

8 Pospat < 0,3 mg/l < 0,3 mg/l

9 Amoniak < 0,2 mg < 0,2 mg

Salah satu hal yang menjadi perhatian pada penelitian ini

adalah kandungan oksigen yang relatif rendah dari seluruh

hasil pengamatan sampel air tanah. Sebagian besar masuk

pada parameter klasifikasi daerah berpotensi sedang dan tidak

berpotensi. Hal ini disebabkan oleh kondisi letak dari air yang

berada di bawah tanah, sehingga kandungan udara termasuk

oksigen di dalamnya relatif rendah. Oleh karena itu, perlu

diadakan perlakuan khusus untuk menambah kadar kandungan

oksigen. Pada umumnya, kadar oksigen dapat ditingkatkan

dengan cara aerasi. Aerasi adalah upaya penambahan oksigen

ke dalam air dengan menggunakan udara bebas atau oksigen

murni, baik dengan cara difusi atau membuat agitasi pada

permukaan air.

C. Peta Potensi Budidaya Perikanan Air Payau di Surabaya

Timur

Hasil interpolasi seluruh parameter menunjukkan bahwa

daerah yang berpotensi untuk dijadikan budidaya perikanan air

payau. Daerah interpolasi didapat dengan melakukan penilaian

kelas kesesuaian lahan untuk budidaya perikanan air payau

(kelas daerah berpotensi tinggi, berpotensi rendah, dan tidak

berpotensi). Setelah mendapatkan peta berdasarkan kelas yang

telah ditentukan, maka dilakukan overlay hasil dari masing-

masing parameter budidaya perikanan air payau. Hasil dari

keseluruhan proses adalah peta potensi budidaya perikanan air

payau sebagai berikut:

Gambar 9. Peta potensi budidaya perikanan air payau di Surabaya Timur

IV. KESIMPULAN

Kualitas air tanah yang berada di pesisir dipengaruhi oleh

kualitas air laut yang ada di sekitarnya. Hal ini dibuktikan

dengan kondisi kualitas air tanah yang relatif mendekati

kualitas air laut ketika berada lebih dekat dengan bibir pantai.

Kualitas air di Surabaya Timur memiliki potensi untuk

dijadikan budidaya perikanan air payau. Hal tersebut dapat

dilihat berdasarkan kualitas air tanah yang ada dan dapat

dilihat pada peta potensi budidaya perikanan air payau di

Surabaya Timur di bab sebelumnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis A.S. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia yang telah memberikan dana pada

penelitian ini melalui program hibah penelitian pendukung

unggulan BOPTN ITS 2013.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alifuddin, M. (2003). Modul Pengelolaan Air Tambak. In M. M.

Raswin, Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional.

[2] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. (2006). Standar Sarana,

Fasilitas Fisik dan Operasional Balai Budidaya Udang (BBU), Balai Budidaya Udang Galah (BBUG), Balai Benih Ikan Pantai (BBIP).

Jakarta: Direktorat Perbenihan.

[3] Firmansyah, Z. (2013). Distribusi Sebaran Salinitas dan Nutrisi di Wilayah Pesisir Surabaya Timur. Surabaya: ITS.

[4] John, B. (2008). Aeration 101. Aquaponics Journal .

[5] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2011). Kelautan dan Perikanan dalam Angka. Jakarta.

[6] Makmur, Asaad, A. I., Utoyo, Mustofa, A., Hendrajat, E. A., &

Hasnawi. Karakteristik Kualitas Perairan Tambak di Pontianak. Pontianak: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.

[7] PERMENKES RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010.

[8] Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur. (2009). Teknologi

Pengelolaan Kualitas Air. Bandung: ITB.

Page 5: JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5 Studi Potensi Air Tanah di … · dibudidayakan di perairan payau, contohnya adalah ikan bandeng dan udang vaname. Setelah mengaji beberapa referensi,

JURNAL TEKNIK POMITS (2013) 1-5

5

[9] Pusat Statistik dan Informasi. (2012). Statistik Perikanan Tangkap,

Perikanan Budidaya dan Ekspor-Impor Setiap provinsi Seluruh

Indonesia. Jakarta: Sekertaris Jenderal Kementerian Kelautan dan

perikanan.

[10] Riyadi, D. M. Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Pesisir Sebagai

Alternatif Pembangunan Indonesia Masa Depan. [11] S, Sosrodarsono, & K, Takeda. (1980). Hidrologi.

[12] (2002). Studi Kualitas Air Pada Petakan Pendederan Benih Udang

Windu (Panaeus monodo Fab) di Kabupaten Indramayu. Bandung: Universitas Padjajaran.

[13] Suherman, H., Iskandar, & Astuty, S. (2002). Studi Kualitas Air Pada

Petakan Pendederan Benih Udang Windu di Kabupaten Indramayu. Bandung: Universitas Padjajaran.

[14] Tristian. (2011). Budidaya Ikan Bandeng. Kementerian Kelautan dan

Perikanan