skripsi optimasi pertumbuhan sp yang dibudidayakan …

49
SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN Caulerpa sp YANG DIBUDIDAYAKAN PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA SYAMSURIJAL 1059400596 11 JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

SKRIPSI

OPTIMASI PERTUMBUHAN Caulerpa sp YANG DIBUDIDAYAKANPADA SUBSTRAT YANG BERBEDA

SYAMSURIJAL1059400596 11

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

OPTIMASI PERTUMBUHAN Caulerpa sp YANG DIBUDIDAYAKAN

PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA

SKRIPSI

SYAMSURIJAL1059400596 11

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan padaProgram Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015

Page 3: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : OPTIMASI PERTUMBUHAN Caulerpa sp YANG

DIBUDIDAYAN PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA

Nama : Syamsurijal

NIM : 1059400596 11

Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Telah Diperiksa dan Disetujui

Komisi Pembimbing

Diketahui

Tanggal Pengesahan :

Pembimbing Utama

(Ir. Darmawati, M.Si)

Pembimbing Anggota

(Rahmi, S.Pi., M.Si)

Ketua Program Studi

(Murni, S.Pi.,M.Si)NIDN : 0903037304

Dekan

( Ir.H. Saleh Molla, M.M)

Page 4: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : OPTIMASI PERTUMBUHAN Caulerpa sp YANG

DIBUDIDAYAN PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA

Nama : Syamsurijal

NIM : 1059400596 11

Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Muhammadiyah Makassar

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Darmawati, M.Si ( )Pembimbing 1

2. Rahmi, S.Pi., M.Si ( )Pembimbing 2

3. Murni, S.Pi., M.Si ( )Peguji I

4. H. Burhanuddin, S.Pi., MP ( )Penguji 2

Page 5: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : Syamsurijal

NIM : 1059400 596 11

Program Studi : Budidaya Perairan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Bontonompo, 1 Juni 2015

Syamsurijal

Page 6: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

ABSTRAK

SYAMSURIJAL. Optimasi pertumbuhan Caulerpa sp yang

dibudidayakan pada substrat yang berbeda (dibimbing oleh DARMAWATI dan

RAHMI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui substrat dasar yang sesuai dan

layak terhadap pertumbuhan dan produksi Caulerpa sp. Rancangan perekayasaan

yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Terdapat 3 (Tiga) percobaan (substrat), yaitu; A. Subsrat Pasir ; B. Substrat

Pecahan Karang; C. Substrat Lumpur. Tiap perlakuan diulang 3 (tiga) kali,

sehingga terdapat 9 unit percobaan. rata-rata pertumbuhan mutlak Caulerpa sp

selama penelitian , diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan B (Substrat Pecahan

karang) yaitu 123,5 gr dan terendah pada perlakuan A (Substrat pasir) yaitu 78,3

gr. Rata-rata pertumbuhan mutlak pada perlakuan B (substrat pecahan karang)

jauh lebih tinggi dibanding dengan perlakuan A (substrat pasir) dan C (Substrta

lumpur) yang masing-masing pertumbuhan mutlak yaitu 78,3 gr dan 80,8 gr.

Adapun kisaran parameter kualitas air selama perekayasaan masih dalam kisaran

yang dapat ditolerir terhadap pertumbuhan biomassa Caulerpa sp.

Kata kunci : substrat, pertumbuhan, Caulerpa sp

Page 7: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang

telah memberikan hidayah dan rahmatnya, tak lupa pula penulis kirim salam dan

shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW selaku pengembang amanah mulia

dan guru ilmu pengetahuan bagi umat manusia, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Optimasi pertumbuhan Caulerpa sp

yang dibudidayakan pada substrat yang berbeda, Di Balai Perikanan

Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar.

Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak

sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Olehnya itu, penulis dengan segala

kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang selalu

memberi dukungan, motivasi dan doa yang tulus kepada penulis. Sebagai

penghargaan atas segala bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini, maka penulis dengan tulus dan ikhlas menyampaikan terima kasih

kepada pembimbing dan penguji: Ibu Ir. Darmawati, M.Si selaku pembimbing

pertama yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

arahan, dan saran dalam menyusun skripsi ini, Ibu Rahmi, S.Pi, M,Si selaku

pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan

bimbingan, arahan, dan saran dalam menyusun skripsi ini, Ibu Murni, S.Pi, M.Si

selaku penguji pertama yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji,

memberikan arahan, dan saran dalam menyusun skripsi ini, Burhanuddin, S. pi

MP selaku penguji kedua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji,

memberikan arahan, dan saran dalam menyusun skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pihak pembaca

terutama bagi penulis sendiri dan selalu mendapat ridho Allah SWT.

Amin….

Bontonompo, 1 Juni 2015

Syamsurijal

Page 9: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul......................................................................................... i

Halaman Pengesahan .............................................................................. ii

Halaman Pengesahan Komisi Penguji .................................................... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................... iv

Abstrak .................................................................................................... v

Kata Pengantar ........................................................................................ vi

Daftar Isi.................................................................................................. viii

Daftar Tabel ............................................................................................ x

Daftar Gambar......................................................................................... xi

Daftar Lampiran ...................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Dan Morfologi Caulerpa sp................................... 4

2.2 Habitat Dan Penyebaran ........................................................... 6

2.3 Sistem Reproduksi Caulerpa sp................................................ 9

2.4 Kualitas air Caulerpa sp ........................................................... 9

2.4.1 Suhu ................................................................................ 9

2.4.2 Salinitas........................................................................... 11

2.4.3 Kedalaman ...................................................................... 12

2.4.4 Kecerahan ....................................................................... 13

2.4.5 Arus................................................................................. 14

2.5 Pertumbuhan Caulerpa sp.......................................................... 15

2.6 Menfaat Caulerpa sp ................................................................. 15

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat ................................................................... 17

3.2 Alat Dan Bahan......................................................................... 17

Page 10: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

3.3 Prosedur Kerja .......................................................................... 18

3.3.1 Wadah dan media Penelitian ............................................ 18

3.3.2 Tanaman Uji ..................................................................... 18

3.3.3 Persiapan Air Media ......................................................... 19

3.4 Pengukuran Pertumbuhan Caulerpa sp .................................... 19

3.5 Rancangan Percobaan ............................................................... 20

3.6 Analisa Data.............................................................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran pertumbuhan mutlak Caulerpa sp 22

4.2 Laju pertumbuhan harian Caulerpa sp .................................... 23

4.3 Kualitas Air............................................................................... 26

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 29

5.2 Saran ......................................................................................... 29

VI. DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 30

VII. DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. 32

Page 11: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ............................................... 17

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian 17

3. Pertumbuhan mutlak Caulerpa sp selama penelitian 22

4. Laju rata-rata pertumbuhan harian Caulerpa sp 24

5. Kisaran Parameter Kualitas Air Media Pemeliharaan Rumput

Laut Caulerpa sp Setiap Perlakuan 26

Page 12: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar Caulerpa sp 4

2. Gambar Caulerpa sp tallus yang berbeda 5

3. Posisi wadah penelitian setelah pengacakan 21

4. Grafik pertumbuhan mutlak rata rata perlakuan Caulerpa sp 22

5. Grafik Laju pertumbuhan harian Caulerpa sp pada setiap perlakuan 25

Page 13: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Pertumbuhan Caulerpa sp setiap perlakuan selama penelitian ..........32

2. Rata-rata Pertumbuhan harian Caulerpa sp setiap ............................33Perlakuan selama penelitian

3. Analisis data ANOVA........................................................................34

4. Gambar Penelitian 35

Page 14: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makroalga yang umum dijumpai di laut terkenal pula dengan nama rumput

laut. Rumput laut sudah menjadi komoditas primadona bagi masyarakat pesisir

mengingat kontribusi positifnya terhadap serapan tenaga kerja dan peningkatan

pendapatan. Rumput laut merupakan salah satu produsen pantai dan jenis-jenis

yang ditemukan di pantai berbatu karang umumnya adalah dari kelas

Chlorophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae. Salah satu rumput laut dari

kelas Chlorophyceae yaitu Caulerpa sp merupakan sumberdaya hayati.

Salah satu makroalga dari kelas Chlorophyceae yaitu Caulerpa sp

merupakan sumber daya hayati kelautan. Pada umumnya Caulerpa sp tumbuh di

laut dangkal dan di aliran air yang tenang. Menurut Prud’homme Van Reine dan

Trono (2001) distribusi Caulerpa sp secara luas tersebar di pantai daerah tropik

sampai subtropik dengan keanekaragaman paling besar adalah di daerah tropik.

Marga Caulerpa sp banyak dijumpai pada daerah pantai yang mempunyai rataan

terumbu karang. Tumbuh pada substrat yang mati, Pecahan karang mati, Pasir

lumpur dan lumpur serta Caulerpa sp tumbuh pada subtrat pasir. Kebanyakan

jenis ini tidak tahan pada kekeringan tumbuh pada kedalaman perairan yang pada

saat pasang surut terendah dan masih tergenang oleh air (Kadi dan Atmaja, 1988).

Menurut Svendelius dan Borgersen dalam Sabhithah (1999), Caulerpa sp

berdasarkan habitatnya di bagi menjadi 3 kategori yaitu 1) Jenis yang terdapat

dalam lumpur dan tumbuh epitit pada akar mangrove misalnya Caulerpa

Page 15: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

verticilara, 2) jenis yang terdapat pada subtrat lumpur diperairan dangkal

misalnya Caulerpa crassifolia, dan 3) jenis yang menempel pada batu karang

misalnya Caulerpa racemosa. Sedangkan menurut Kadi (1995) bahwa makroalga

hijau lebih banyak dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman 1–200

cm. Caulerpa sp tumbuh pada bagian tengah sampai bagian bawah zona eutorial

dengan subtrat lumpur atau pasir. Tetapi ditemui juga tumbuh soliter pada batuan

mati. Caulerpa sp tumbuh pada subtrat pasir dan panjangnya dapat mencapai 2 M.

Menurut Prud’homme Van Reine dan Trono (2001) distribusi vertikal

Caulerpa sp sangat luas. Sedangkan Pong Masak, dkk., 2007), Caulerpa sp

membutuhkan substrat sebagai fungsi akar yang dimiliki untuk menyerap unsur

hara dari dalam tanah. Selanjutnya pengembangan budidaya Caulerpa sp karena

harus dalam substrat, maka lahan-;lahan tambak terlantar yang berbatasan

langsung dengan pantai dapat dimanfaatkan.

Melihat kenyataan bahwa informasi tentang percobaan budidaya rumput

laut jenis Caulerpa sp masih sedikit yang meneliti dan mengembangkan. Untuk

itu diperlukan penelitian budidaya rumput laut Caulerpa sp dengan beberapa jenis

substrat dasar sebagai media dalam budidaya.

Page 16: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan substrat dasar yang

memberikan pertumbuhan Caulerpa sp tertinggi.

Sedangkan manfaat dari hasil penelitiaan ini diharapkan sebagai data dan

informasi bagi pembudidaya untuk menjamin kontinuitas produksi, disamping

diharapkan pula dapat memberikan pengetahuan terhadap para pembudidaya

Caulerpa sp.

Page 17: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi Dan Morfologi

2.1.1. Taksonomi

Klasifikasi dari rumput laut Caulerpa sp menurut Dawson (1946) dalam

Soegiarto dkk. (1978) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Caulerpales

Famili : Caulerpaceae

Genus : Caulerpa

Spesies : Caulerpa racemosa

Gambar 1. Caulerpa sp

Page 18: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Gambar 2. Caulerpa sp : tallus yang berbeda.

Keterangan : F = Frond (frond primer)

FR = Cabang frond (frond sekunder)

B = Branclets (juga dinamakan ramuli)

S = Stolon

RP = Rhizoidal pillars (percabangan stolon berbentuk kerucut

memiliki sejumlah rhizoid yang tipis)

R = Rhizoid

Caulerpa sp merupakan salah satu genus alga laut dari Famili

Caulerpaceae dan termasuk spesies dari Kelas Chlorophyceae (alga hijau)

(Atmadja dkk. 1996). Caulerpa sp secara luas terdistribusi di daerah tropis hingga

subtropis (Verlaque, 2003). Analisis genetik menunjukkan tidak seperti

C.taxifolia, yang hampir semua berasal dari satu sumber, populasi Caulerpa sp di

Laut Mediterania menunjukkan variasi genetic.

Page 19: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

2.1.2. Morfologi

Ciri umum Caulerpa sp adalah:

1. Tallus utama tumbuh menjalar

2. Ruas batang ditumbuhi akar menyerupai akar serabut

3. Bentuk percabangan seperti bentuk daun yang beragam menyerupai daun

tunggal bundar seperti anggur, seperti daun pakis, seperti daun kelapa dan

seperti daun ketela pohon.

Caulerpa sp yang memiliki ciri-ciri khusus, yaitu : Tanaman tumbuh yang

dapat mencapai ketinggian 8,5 Cm dan cabang yang berdiri memiliki bentuk daun

seperti anggur. Caulerpa sp memiliki tallus yang menjalar dan pada bagian-

bagian tertentu dan terdapat akar rambut yang berfungsi mengambil makanan dari

substrat. Biasanya tumbuh dilaguna dangkal, bisa tumbuh di substrat karang, atau

batu, hingga substrat berpasir hingga berlumpur.

Caulerpa sp adalah salah satu genus alga yang dapat diidentifikasi

berdasarkan bentuk pertumbuhan dan morfologinya. Semua spesies dan sub

spesies Caulerpa sp hidup di laut, tetapi ada juga yang dapat hidup di laguna

(Silva 2003). Laporan mengenai jumlah spesies Caulerpa sp bervariasi antara 70-

100 species.

2.2. Habitat Dan Penyebaran

Marga Caulerpa sp banyak dijumpai pada daerah pantai yang mempunyai

rataan terumbu karang. Tumbuh pada substrak yang mati, Pecahan karang mati,

Pasir lumpur dan lumpur. Kebanyakan jenis ini tidak tahan pada kekeringan,

Page 20: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

tumbuh pada kedalaman perairan yang pada saat pasang surut terendah dan masih

tergenang oleh air (Kadi dan Atmaja, 1988).

Beberapa spesies Caulerpa sp memiliki bentuk morfologi dan fisiologi

yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Spesies Caulerpa sp

yang bersifat endemis pada habitat laguna, cenderung memiliki jarak rhizoma

antar assimilator yang lebih panjang, sementara itu Caulerpa sp yang tumbuh

pada ekosistem terumbu karang dengan energi gelombang yang tinggi, cenderung

memperlihatkan bentuk yang rapi dan tersusun rapat. Caulerpa sp yang hidup

pada lingkungan dengan intensitas cahaya yang tinggi memiliki kandungan

klorofil yang lebih rendah, dibandingan spesies seperti Caulerpa verticillata yang

beradaptasi untuk tumbuh rapat dengan alga lain atau rumput laut lain (Collado,

dkk, 1999).

Beberapa karakteristik biologi spesies Caulerpa sp meliputi :

1. Kecepatan pertumbuhan yang tinggi

Jumlah meristem stolon Caulerpa sp yang tumbuh di Pelabuhan Hutingon,

California adalah 727/m2. Tingginya kepadatan meristem ini menunjukkan

kemampuan untuk melintasi sedimen dan melewati organisme lain (Williams,

2002).

2. Kemampuan membelah diri

Implikasi ekologi dari reproduksi membelah diri adalah adanya gangguan

seperti badai atau pemangsaan oleh hewan herbivora dapat menghasilkan

fragmen-fragmen yang dapat menyebar dan menjadi Caulerpa sp yang baru

Page 21: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

(Smith 1999). Kemampuan spesies untuk membelah diri dapat menjadi

keuntungan dalam berkompetisi dengan makhluk hidup multiseluler yang

bereproduksi secara seksual (Vroom, 2001). Kesuksesan penyebaran melalui

fragmentasi tampaknya menjadi faktor kritis bagi spesies Caulerpa sp untuk

mengkolonisasi area yang baru (Smith, 1999).

3. Kemampuan mengambil nutrien dari sedimen

Kebanyakan makroalga yang menempel pada sedimen dan mengambil

nutrient dari kolom air, spesies dari genus Caulerpa sp memiliki rhizoid yang

dapat masuk ke dalam sedimen dan mengambil nutrient dari sedimen. Rhizoid

dari C.taxifolia yang menyerupai akar dari tanaman berpembuluh dapat secara

langsung mengikat karbon, nitrogen, dan fosfor dari substrat. Kemampuan

mengakses nutrient dari substrat membuat Caulerpa sp menjadi kompetitor

unggulan di lingkungan yang miskin nutrient.

4. Kemampuan mentolerir temperatur air yang rendah

Spesies Caulerpa sp adalah salah satu alga yang dapat menyebar luas baik

di perairan tropis ataupun subtropis (Silva, 2003). Kemampuan spesies Caulerpa

sp untuk bertahan pada temperatur yang relatif rendah menyebabkan spesies ini

dapat mengeksploitasi tempat hidup yang baru jika mereka diintroduksi.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 12 dari 14

spesies Caulerpa sp yang biasa tersedia untuk diperdagangkan di California

Selatan memiliki distribusi alami yang luas hingga ke perairan tropis (Frish,

2003).

Page 22: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

5. Konsumen Herbivor

Vetebrata dan invetebrata di daerah subtropis ditemukan mudah sekali

terkena senyawa toksik dari Caulerpa sp (caulerpenyne) sehingga mereka tidak

dapat memangsa Caulerpa sp (Paul, 1986).

2.3 Sistem Reproduksi Caulerpa sp

Caulerpa sp diketahui bereproduksi secara seksual maupun aseksual

dengan fragmentasi acak. Caulerpa sp dapat menyebar melalui fragmentasi

(Smith dan Walters 1999 ; Ceccherelli 2001 dalam Capiomont, 2005). Penelitian

menunjukkan bahwa Caulerpa racemosa tidak berkompetisi dengan Caulerpa

taxifolia dan kehadiran Caulerpa taxifolia dapat memfasilitasi penyebaran

Caulerpa racemosa (Ceccherelli 2002). Pada lingkungan yang sama Caulerpa

racemosa memiliki kecepatan penyebaran yang lebih tinggi dibandingkan

Caulerpa taxifolia yang mengindikasikan tingginya potensi penyebaran dari

Caulerpa racemosa (Piazzi dkk. 2001).

2.4. Kualitas Air Caulerpa sp

2.4.1 Suhu

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudera, suhu bervariasi

secara horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertikal sesuai dengan

kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur

proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang

secara kolektif disebut metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang

Page 23: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

relative sempit biasanya antara 0-40°C, meskipun demikian bebarapa beberapa

ganggang hijau biru mampu mentolerir suhu sampai 85°C. Selain itu, suhu juga

sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi

baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Oleh karena

itu, tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat

di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu.

Ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut

bersifat euryterm. Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat

stenoterm. Sebagai contoh ikan di daerah sub-tropis dan kutub mampu mentolerir

suhu yang rendah, sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat.

Suhu optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan yang berada

pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang lebih baik. Caulerpa sp

hidup di pantai pada suhu air hangat 250C-30oC (Piazzi 2002).

Menurut Kausar dan Ali (1986) dalam Ravsi (2003) dalam budidaya

Rumput Laut Coulerpa sp sebaiknya temperatur air dikelola pada 27-30 0C untuk

produksi yang oktimum. Gattuso dan jaubert, 1985 dalam. Li, dkk. (2008) bahwa

suhu optimum dari Caulerpa sp 300C. Sedangkan menurut Taylor, (1967) dalam

Lie, dkk. (2008) Caulerpa sp dapat terus hidup diperairan dari suhu 120C-250C.

Suhu mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan pertumbuhan

rumput laut.

Rumput laut tersebut memerlukan sinar matahari untuk pertumbuhannya,

sehingga hanya mungkin hidup pada kedalaman sejauh sinar matahari masih

mampu mencapainya (lapisan fotik). Selain kecerahan yang diperlukan rumput

Page 24: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

laut dalam proses fotosintesis, parameter lain yang sangat penting adalah suhu.

Rumput laut mempunyai kisaran suhu yang spesifik karena adanya enzim pada

rumput laut. Rumput laut akan tumbuh subur pada daerah yang sesuai dengan

suhu laut. Pada daerah tropis rumput laut dapat tumbuh pada kisaran suhu 20-

300C.( Efendi, 2011).

Menurut Aslan (1995) bahwa kisaran suhu yang dibutuhkan dalam

budidaya rumput laut di tambak adalah berkisar antara 18 oC – 30oC. Namun pada

umumnya rumput laut tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai

kisaran suhu 26 oC-30 oC (Kamiso dkk, 2004). Menurut Fritsch (1986), kisaran

temperatur untuk pertumbuhan alga yang baik adalah 21 – 31,2 0˚C

2.4.2 Salinitas

Parameter kimia lain yang sangat berperan dalam budidaya rumput laut

adalah salinitas. Salinitas merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan

rumput laut. Mekanisme osmoregulasi pada rumput laut dapat terjadi dengan

menggunakan asam amino atau jenis-jenis karbohidrat. Kisaran salinitas yang

rendah dapat menyebabkan pertumbuhan rumput laut menjadi tidak normal.

Caulerpa sp berada di perairan yang tenang dengan salinitas antara 25- 30 ppt

(Carruthers, 1993).

Menurut Lobban dan Harrison (1994) dan Choi dkk. (2010) parameter

kualitas air yang sangat berperan terhadap pertumbuhan, pembetukan tallus dan

perkembangan morfogenetik rumput laut adalah salinitas, karena terkait langsung

dengan osmoregulasi yang terjadi di dalam sel. Kepekatan yang berbeda antara

cairan di dalam dan di luar sel, mendorong badan golgi untuk terus berusaha

Page 25: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

menyeimbangkan hingga menjadi isotonis. Hal tersebut berdampak pada

pemanfaatan energi yang lebih besar sehingga berpengaruh terhadap rendahnya

pertumbuhan dan perkembangan rumput laut (Xiong dan Zhu, 2002).

Menurut Choi dkk. (2010) rumput laut akan mengalami pertumbuhan yang

lambat, apabila salinitas terlalu rendah (kurang 15 ppt) atau terlalu tinggi (lebih 35

ppt) dari kisaran salinitas yang sesuai dengan syarat hidupnya hingga jangka

waktu tertentu. Menurut Hurtado dkk. (2009) pertumbuhan eksplan yang lambat

bisa disebabkan oleh penyerapan nutrien tidak optimal akibat kondisi media kultur

kurang sesuai untuk pertumbuhan rumput laut. ( Rumampuk dkk. 2004)

menyatakan kondisi media kultur yang kurang sesuai dengan kisaran hidup

rumput laut dapat mengganggu kerja enzim dan turunnya tekanan turgor di dalam

sel yang pada akhirnya menghambat pembelahan sel. Menurut Choi dkk. (2010)

perbedaan salinitas mempengaruhi mekanisme fisiologi dan biokimia, sebab

proses perubahan tekanan osmosis berkaitan erat dengan peran membran sel

dalam proses transpor nutrien.

Dalam kondisi di laboratorium, Caulerpa sp berhenti tumbuh ketika

salinitas turun hingga 20 ppt, tetapi tidak mati hingga dua puluh hari. Caulerpa sp

dapat bertahan sebentar ketika terkena paparan salinitas yang lebih rendah dari 20

ppt (Carruthers, dkk. 1993).

2.4.3. Kedalaman

Kedalaman perairan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan

kemampuan organisme untuk berinteraksi dengan cahaya (kedalaman tumbuh),

kedalaman antara organisme (rumput laut) dengan substrat adalah jarak antara

Page 26: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

tanaman rumput laut dengan dasar perairan, sedangkan kedalaman perairan adalah

jarak dari permukaan air hingga ke dasar perairan. Pengukuran terhadap

kedalaman tumbuh dan kedalaman antara organisme dengan substrat (dasar

perairan) dilakukan. Kondisi ini merupakan hal penting untuk diketahui karena

berkaitan dengan faktor cahaya yang masuk ke perairan untuk proses fotosintesis.

Untuk penanaman di dekat permukaan perairan, kedalaman saat

penanaman disesuaikan terhadap permukaan air laut sehingga kedalaman

penanaman tidak secara nyata mempangaruhi pertumbuhan rumput laut dan aspek

pencahayaan (fotosintesis) kecuali dari aspek suplai nutrisi (pengadukan).

Kedalaman antara organisme dengan substrat merupakan hal yang penting

untuk diketahui karena berkaitan dengan kondisi substrat perairan (berkarang,

berlumpur, berpasir) dan nutrisi yang mendukung pertumbuhan rumput laut. Pada

kondisi ini yang perlu diperhatikan adalah jarak antara organisme dengan substrat

untuk menjaga agar tidak terjadi kekeruhan berkepanjangan yang menghambat

pertumbuhan dari rumput laut tersebut. Dengan perkataan lain agar ada

pengadukan yang mensuplai nutrisi bagi rumput laut tetapi tidak sampai suatu

kekeruhan.

Kebanyakan Caulerpa sp jenis ini tidak tahan pada kekeringan, tumbuh

pada kedalaman perairan yang pada saat pasang surut terendah dan masih

tergenang oleh air (Kadi dan Atmaja, 1988).

2.4.4. Kecerahan

Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan

cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami

Page 27: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan aktifitas fotosintesis.

Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesa dan produksi primer

dalam suatu perairan. Seperti diketahui fotosintesa rumput laut sangat

membutuhkan cahaya dan apabila aktifitas fotosintesa terganggu maka akan

mengakibatkan pertumbuhan rumput laut yang tidak optimal.

Kecerahan perairan merupakan kebalikan dari kekeruhan. Kecerahan air

memberikan petunjuk tentang daya tembus atau penetrasi cahaya ke dalam air

laut. Perairan yang keruh mempunyai banyak partikel-partikel halus yang

melayang didalam air dan banyak partikel-partikel tersebut menempel pada tallus,

sehingga dapat menghambat penyerapan makanan dan proses fotosintesis.

2.4.5. Arus

Arus merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan rumput laut

dimana arus mempunyai peranan dalam transportasi unsur hara sebagai sumber

makanan. Jika gerakan air yang bagus maka akan membawa nutriens yang cukup

dan dapat mencuci kotoran-kotoran halus yang menempel pada tallus. Sebaliknya

dalam pengembangan usaha budidaya rumput laut perlu diperhatikan kondisi

lokasi agar terlindung dari arus yang kuat. kecepatan arus untuk budidaya

Caulerpa sp. adalah 13-39 cm/detik. Kadi dan Atmadja (1988) yang menyatakan

bahwa kecepatan arus yang baik untuk budidaya Caulerpa sp adalah 20-40

cm/detik. Adanya arus air yang baik dapat menjamin tersedianya makanan yang

tetap bagi rumput laut.

Kecepatan arus yang sering berfluktuasi, hal ini disebabkan oleh kondisi

perairan, gaya hidrologi dan pengaruh fisika oseanografi lainnya.

Page 28: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

2.5. Pertumbuhan Caulerpa sp

Caulerpa sp bisa tumbuh antara 10-13 kali setelah 3 bulan masa

pemeliharaan (berat awal 500 gr menjadi 6000 gr). Dengan bibit awal 120-140 kg,

bisa dipanen setelah 20 hari, mencapai 900 kg–1400 kg dan berikutnya bisa

dipanen tiap hari (40 kg-80kg) selama 15 hari (Putra, dkk. 2012).

Pertumbuhan Caulerpa sp menunjukkan peningkatan ketika kepadatan

meningkat, tetapi dengan derajat yang lebih rendah dibandingkan Caulerpa

taxifolia (Piazzi, 2002). Bagaimanapun, pada penelitian kompetisi menunjukkan

ketika Caulerpa racemosa dan Caulerpa taxifolia hadir bersama- sama, Caulerpa

racemosa akan menjadi spesies yang lebih unggul (Piazzi, 2002).

2.6. Manfaat Caulerpa sp

Keberadaan ganggang dalam perairan air tawar seringkali menjadi gulma

sebagai penyaing dan gangguan tumbuhan budidaya, namun alga atau ganggang

laut sangatlah berarti bagi pemenuhan kebutuhan manusia , misalnya sebagai

bahan makanan, obat-obatan misalnya, obat bius ikan, anti oksidan anti tumor dan

penurunan tekanan darah serta sebagai pupuk.

Selain sebagai bahan pangan Caulerpa sp dapat digunakan sebagai pakan

ternak dan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan obat reumatik

(Novaczek 2001 dalam Chew dkk. 2008), Peranan antioksi dan sangat penting

dalam menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan sel dan juga merusak biomolekul, seperti DNA, protein, dan lipoprotein

di dalam tubuh yang akhirnya dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif,

Page 29: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

seperti kanker, jantung, artritis, katarak, diabetes dan hati (Novaczek 2001 dalam

Chew dkk. 2008). Penelitian menunjukkan bahwa radikal bebas pada manusia

dapat menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap molekul lain seperti lemak,

protein, dan asam nukleat yang merupakan bagian dari fase inisiasi beberapa

penyakit degenaratif. Menyikapi hal tersebut peranan antioksidan menyita banyak

perhatian sebagai kandidat yang dapat menghambat penyakit tertentu dan

mencegah proses penuaan (Slater 1991 dalam Yee dkk. 2007). Karaginan

merupakan suatu jenis galaktan dan berbentuk garam apabila bereaksi dengan

sodium, kalsium dan potassium, umum digunakan pada industri makanan,

khususnya sebagai emulsifier pada industri minuman (Ricohermoso dkk., 2007).

Di negara Jepang dan Philipina, Caulerpa sp dijadikan sebagai salah satu

komoditas perikanan budidaya. Caulerpa sp mengandung Iodium 480,665 µg

dalam 100 g berat basah. Kandungan Iodium ini lebih tinggi dibanding jenis yang

lain, yaitu: Gracilaria gigas, G. verrucosa, Sargassum sp. dan Eucheuma cottoni.

Unsur ini diperlukan oleh manusia untuk perkembangannya. Selanjutnya di

Jepang dan Filiphina, Caulerpa sp dimanfaatkan sebagai substansi yang

memberikan efek anastetik dan sebagai bahan campuran untuk obat anti jamur.

Page 30: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Januari

2015 pada di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar. Desa

Mappakalompo, Kec. Galesong, Kab. Takalar.

1.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat–alat yang digunakan dalam penelitian

No. Nama Alat Kegunaan1 Baskom Plastik Wadah penelitian2 Mistar Alat mengukur3 Gunting Memotong tallus4 Instalasi Aerasi Suplay oksigen5 Thermometer Mengukur suhu6 Timbangan elektrik Menimbang sample7 pH Meter Mengukur pH air media8 Hand Refraktometer Mengukur salinitas

Tabel 2. Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Nama Alat Kegunaan1 Rumput laut jenis Caulerpa sp Tanaman uji2 Substrat pecahan karang Substrat uji3 Substrat pasir Substrat uji4 Substrat lumpur Substrat uji5 Aquadest Penetralisir alat ukur6 Tissu Pembersih alat

Page 31: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Wadah dan Media Penelitan

Berat awal Caulerpa sp yang digunakan pada setiap perlakuan dalam

penelitian ini adalah 100 gram/wadah yang akan digunakan pada metode

percobaan ini adalah baskom plastik sebanyak 9 buah. Sebelum pengisian substrat

terlebih dahulu baskom dilubangi pada bagian dinding bertujuan agar pada saat

dilakukan pengisian air, air yang kotor bisa keluar melalui bocoran tersebut

dengan menggunakan soulder setelah itu barulah diisi dengan masing-masing

substrat dasar yang berbeda yang sudah sesuai dengan hasil dari pencampuran

substrat yang telah dirancanakan. Substrat dasar dalam percobaan adalah, Pasir,

pecahan karang, dan lumpur.

3.3.2 Tanaman Uji

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah makroalga jenis

Caulerpa sp (Caulerpa racemosa), yang didapatkan dari tambak pembudidaya di

Desa Laikang Kabupaten Takalar. Sebelum penelitian dilakukan diadakan

adaptasi lebih dahulu dengan lingkungan tempat penelitian kurang lebih selama 1

hari di Bangsal Pembenihan, demi untuk menjaga kesegaran kemudian

dimasukkan kedalam bak pemeliharaan Caulerpa sp di Balai Budidaya Air Payau

Takalar demi untuk memperbaiki kualitas dan mutu bibit.

Page 32: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

3.3.3. Persiapan Air Media dan pemeliharaan

Air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan dalam penelitian ini

yakni air yang dipompa langsung dari laut melalaui sistem sumur atau penggalian

dasar laut kemudian dimasukkan pipa yang sudah diberi saringan ijuk pada ujung

pipa kedalam galian tersebut, kemudian dialirkan melewati filter fisik dan

kemudian ditampung di tandom. Perlu diketahui bahwa pada salinitas dibawah 20

ppt warna akan berubah menjadi kuning dan lama kelamaan akan menyebabkan

kematian massal. Sehingga harus dijaga serta dipastikan salinitas/kadar garamnya

dipastikan diatas 25 ppt, pergantian airnya dilakukan satu kali dalam satu minggu

air dimasukkan kedalam baskom sampai penuh agar air keluar melalui bocoran

yang ada pada dinding baskom.

3.3.4. Pengukuran pertumbuhan Caulerpa sp

1. Pertumbuhan Mutlak

Pengukuran pertumbuhan mutlak Caulerpa sp dihitung dengan rumus

Effendi(1997)

H= Wt-Wo .............(1)

Dimana : H = Pertumbuhan Mutlak

Wt = Berat Caulerpa sp pada akhir penelitian (gr)

Wo = Berat Caularpa sp pada awal penelitian (gr)

Page 33: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

2. Laju Pertumbuhan Harian

Pengukuran laju pertumbuhan harian (DGR) dilakukan dengan cara

penimbangan bobot rumput laut pada setiap minggu, dengan rumus sebagai

berikut (Hurtado, et., al. 2001) :

........ .....

.......... (2)

Dimana : DGR = Laju pertumbuhan harian (%/hari)

Wt = Bobot sampel (rata/rata) pada waktu t (gram)

Wo = Bobot sampel awal (gram)

T = lama pemeliharaan (hari)

3. Pengukuran Kualitas Air

Sebagai data penunjang, maka dilakukan pengukuran parameter kualitas

air seperti: Salinitas, pH, dan Suhu. pengukuran ini akan dilakukan satu kali

dalam satu minggu sekali dalam penelitian dengan menggunakan alat

pengukurannya masing-masing di laboratorium.

3.3.5. Perlakuan dan Perancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pengukuran

berulang sebagai rancangan utama penelitiaan. Perlakuan berupa berbagai substrat

dasar budidaya Caulerpa sp terdiri atas 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan

diulang 3 kali, sehingga ada 9 unit percobaan.

DGR =lnWt - lnWo

Tx 100%

Page 34: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah substrat dasar

yang berbeda, Substrat yang akan digunakan dalam metode percobaan tersebut

adalah :

Perlakuan A = Substrat Pasir

Perlakuan B = Substrat Pecahan Karang

Perlakuan C = Substrat Lumpur

Desain percobaan

Gambar 3. Posisi wadah penelitian setelah dilakukan pengacakan

3.3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA).

Apabila perlakuan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT untuk

mengetahui perlakuan terbaik. Data parameter kualiatas air dianalisis secara

deskriptif sesuai kelayakan tumbuh rumput laut Caulerpa sp.

A 1 C1 B 2

C 3 B 1 A 3

B 3 A 2 C 2

Page 35: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengukuran pertumbuhan mutlak Caulerpa sp

Pengukuran hasil penimbangan pertumbuhan mutlak rata-rata bobot basah

Caulerpa sp selama penelitian berbagai jenis substrat disajikan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3. Pertumbuhan mutlak Caulerpa sp selama penelitian.

PERLAKUANULANGAN (gr)

JumlahRata-rata

(gr)1 2 3

A 76,9 94 64 234,9 78,3

B 193,5 98,3 78,7 370,5 123,5

C 164,4 26 52 242,4 80,8

Gambar 4. Grafik pertumbuhan mutlak rata rata perlakuan Caulerpa sp

Berdasarkan gambar 4, rata-rata pertumbuhan mutlak Caulerpa sp selama

penelitian , diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan B (Substrat Pecahan karang)

yaitu 123,5 gr dan terendah pada perlakuan A (Substrat pasir) yaitu 78,3 gr.

78.3

123.5

80.8

0

20

40

60

80

100

120

140

A B C

Rat

a-ra

ta (g

r)

perlakuan

pertumbuhan mutlak

Page 36: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Rata-rata pertumbuhan mutlak pada perlakuan B (substrat pecahan karang) jauh

lebih tinggi dibanding dengan perlakuan A (substrat pasir) dan C (Substrat

lumpur) yang masing-masing pertumbuhan mutlak yaitu 78,3 gr dan 80,8 gr. Hal

ini diduga bahwa pertumbuhan mutlak Caulerpa sp yang dicobakan sesuai dengan

pertumbuhan yang terjadi di alam. Pada substrat pecahan karang mengalami

pertumbuhan relatif agak tinggi dari substrat lain karena pecahan karang

mempunyai bentuk yang keras sehingga batang Caulerpa sp dapat menempel kuat

pada dasar pecahan karang, serta air media pada substrat karang lebih jernih

sehingga Caulerpa sp dapat berfotosintesis dengan baik. Sedangkan pada substrat

pasir dan lumpur air media yang digunakan agak keruh sehingga membuat

Caulerpa sp tdk dapat berkembang dengan baik.

Berdasarkan hasil uji ANOVA terlihat bahwa pertumbuhan mutlak

Caulerpa sp selama penelitian masing-masing perlakuan tidak berpengaruh

terhadap substrat. Hal ini dikarenakan substrat pada masing-masing perlakuan

masih dalam kondisi yang layak bagi pertumbuhan Caulerpa sp. Dengan

demikian sesuai pernyataan Pong Masak, dkk., (2007), Caulerpa sp

membutuhkan substrat sebagai fungsi akar yang dimiliki untuk menyerap unsur

hara dari dalam tanah, pecahan karang mati, pasir berlumpur dan lumpur.

4.2 Laju Pertumbuhan Harian Caulerpa sp

Laju pertumbuhan harian rat-rata rumput laut Caulerpa sp pada setiap

interval perminggu selama delapan minggu (56 hari) pengamatan selama

Page 37: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

penelitian. Adapun rata-rata laju pertumbuhan harian bobot basah Caulerpa sp

setiap perlakuan dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4. Laju rata-rata pertumbuhan harian Caulerpa sp

PERLAKUANULANGAN (gr)

Jumlah Rata-rata1 2 3

A 1,37 1,67 1,14 4,18 1,39

B 3,45 1,75 1,35 6,55 2,18

C 2,93 0,46 0,92 4,31 1,43

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan pertumbuhan harian rata-rata Caulerpa

sp nilai tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu substrat pecahan karang sebesar

2,18 gram dan yang terendah adalah perlakuan A(substrat pasir) yaitu hanya 1,39

gr. Rata-rata laju pertumbuhan harian perlakuan B lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan C (substrat lumpur) dengan laju pertumbuhan yang hanya 1,43

gr.

Laju pertumbuhan harian Caulerpa sp pada setiap perlakuan selama

penelitian dapat dilihat pada gambar 5.

Page 38: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Gambar 5. Laju pertumbuhan harian Caulerpa sp pada setiap perlakuan

Berdasarkan gambar 5. Bahwa pertumbuhan harian Caulerpa sp terjadi

peningkatan sejak penebaran mulai minggu pertama(7 hari) sampai dengan

minggu ke tujuh (49 hari). Pada minggu ke 7 perlakuan B (substrat pecahan

karang) diperoleh laju pertumbuhan harian tertinggi 3,1 gr per hari, sedangkan

pada pada perlakuan A(substrat pasir) dan perlakuan C(substrat tanah) diperoleh

laju pertumbuhan tertinggi pada minggu ke 6 (hari 42) dengan laju pertumbuhan

harian tertinggi perlakuan A dengan pertumbuhan harian 2,1 gr per hari dan

perlakuan C dengan 1,8 gr per hari. Namun, pada minggu ketujuh sampai akhir

penelitian semua perlakuan mengalami penurunan laju pertumbuhan harian.

Penurunan laju pertumbuhan harian terjadi pada minggu ketujuh dan kedelapan

akibat adanya perubahan warna keputihan pada stolon dan remuli lepas pada

stolon rumput laut yang dipelihara. Perubahan terjadi pada seluruh rumpun stolon

dan ramuli yang mulai agak kecoklatan. Walaupun demikian masih menyisahkan

0

0.4

0.9

1.41.6

2.0 2.1

1.701.39

0 0.10.5

1.51.9

2.4

2.83.1

2.2

0 0.10.4

0.91.2

1.61.8 1.6 1.5

0

1

2

3

4

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Laju

pert

umbu

han

haria

n(%

per

har

i)

Waktu pengamatan

Pertumbuhan Harian

A

B

C

Page 39: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

potongan-potongan stolon yang masih terdapat pada wadah penelitian. Selain itu,

pada minggu ketujuh dan kedelapan ketersedian unsur hara pada stolon dan ramuli

Caulerpa sp sudah berkurang sehingga terjadi penurunan laju pertumbuhan

harian, akibatnya pertumbuhan Caulerpa sp menjadi menurun. ini juga sesuai

dengan yang dilakukan para petambak budidaya Caulerpa sp dimana biasanya

pemaneman Caulerpa sp dilakukan pada umur kurang lebih satu bulan untuk

mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini sesui dengan petunjuk Azizah (2006)

bahwa laju pertumbuhan Caulerpa sp semakin menurun dengan bertambahnya

umur pemeliharaan. Hal ini tampak jelas pada umur tanaman Caulerpa sp mulai

menurun pada minggu ketujuh dan kedelapan . keadaan ini juga sesuai yang

dikemukakan Mubarak (1982) bahwa pertumbuhan berjalan cepat pada awal

percobaan dan semakin lambat sejalan dengan umur pemeliharaan.

4.4 Kualitas air

Pengukuran parameter kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5. Kisaran Parameter Kualitas Air Media Pemeliharaan Rumput Laut

Caulerpa sp Setiap Perlakuan.

Parameter

Suhu

pH

Salinitas

Perlakuan

A

27,21-31,59

7.0-8.6

31-35

B

28,71-32,49

7.0-8.5

32-35

C

28,15-32,07

7.0-8.6

31-36

Page 40: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Parameter suhu air media pemeliharaan yang diperoleh selama penelitian

berkisar 28,71-32,490C. Kisaran suhu pada media penelitian masih dapat ditolerir

untuk budidaya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Piazzi, 2002 dalam Fithriani,

2009), Caulerpa sp hidup di pantai pada suhu air hangat 25-300C. Sedangkan

menurut (Kausar, et al, 1986 dalam Fithriani, 2009), budidaya Caulerpa sp

sebaiknya temperatur air dikelola pada suhu 25-30 oC. Suhu perairan yang tinggi

dapat menyebabkan kematian pada rumput laut seperti dalam proses fotosintesis,

kerusakan enzim dan membran yang bersifat labil, sedangkan pada suhu rendah.

membran protein dan lemak dapat mengalami kerusakan sebagai akibat

terbentuknya kristal di dalam sel, sehingga mempengaruhi kehidupan rumput laut

(Luning, 1990 dalam Fithriani, 2009).

pH air media pemeliharaan yang diperoleh selama perekayasaan berkisar

7,0-8,6. Kisaran pH air media ini ternyata masih berada dalam ambang batas

toleransi mendukung pertumbuhan dan kehidupan rumput laut Caulerpa sp. Hal

ini sesuai penyataan (Luning, 1990 dalam Setiaji, 2012), rumput laut Caulerpa sp

tumbuh pada pH berkisar antara 6,5-9,6. Selanjutnya menurut (Odum, 1971 dalam

Azizah, 2006), pH yang baik untuk pertumbuhan alga adalah 5-8. Sedangkan

menurut (Effendi, 2003 dalam Budiyani, 2012), menyatakan pH yang berkisar

5,0-5,5 akan menghambat nitrifikasi.

Kisaran salinitas air media pemeliharaan yang didapatkan selama

penelitian berkisar 32-35 ppt dan hal ini masih dalam kisaran yang layak menurut

(Sadhori, 1992 dalam Budiyani et.al, 2012), kisaran salinitas yang layak bagi

pertumbuhan rumput laut adalah 33-35 g/L. Namun, dalam kondisi di

Page 41: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

laboratorium. Sedangkan menurut (Azizah, 2006), bahwa salinitas di laut berkisar

antara 33,28-34,33 ppt, selanjutnya Caulerpa sp berada di perairan yang tenang

dengan salinitas antara 25- 30 ppt (Carruthers, et al, 1993 dalam Fithriani, 2009).

Page 42: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Implementasi berbagai jenis substrat dasar sebagai media produksi tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas rumput laut Caulerpa sp

2. Pertumbuhan mutlak terbaik didapat pada perlakuan substrat B (substrat

pecahan karang) yaitu 123,5 gr.

4. Kisaran parameter kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang

dapat ditolerir terhadap pertumbuhan biomassa Caulerpa sp.

5.2. Saran

Pemeliharaan rumput laut Caulerpa sp pada tempat terkontrol belum bisa

memberikan pertumbuhan yang sesuai dengan pertumbuhan di alam, dan perlu

dilakukan penelitian lanjutan dengan metode yang lain seperti sirkulasi atau

resirkulasi untuk memperoleh pertumbuhan optimal rumput laut Caulerpa sp.

Page 43: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Profil rumput laut Indonesia. Direktorat Jenderal PerikananBudidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan. 152 pp.

Azizah, R.T.N. 2006. Percobaan Berbagai Macam Metode Budidaya LatohCaulerpa racemosa Sebagai Upaya Menunjang Kontinuitas Produksi.ILMU KELAUTAN. Vol. 11 (2): 101–105. ISSN 0853–7291. JurusanIlmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UniversitasDiponegoro, Kampus Tembalang, Semarang, Indonesia.

Brandt K, Molgaard JP. 2001. Organic agriculture: Does it enhance or reduce thenutritional value of plant foods?. Journal of Science Food Agricultural 81:924-931.

Budiyani, F., B., Sunaryo, Suwartimah, K., 2012. Pengaruh PenambahanNitrogen dengan Konsentrasi yang Berbeda terhadap Laju PertumbuhanRumput Laut Caulerpa racemosa var. uvifera. Journal Of MarineResearch. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10-18 Online di:http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr.

Carruthers, T.J.B., Walker D.I., and Huisman J.M. 1993. Culture studies on twomorphological types of Caulerpa (Chlorophyta) from Perth, WesternAustralia, with a description of a new species. Botanica Marina 36: 589-596.

Ceccherelli, Giulia. 2002. The spread of Caulerpa taxifolia in the Mediterranean:Dispersal strategy, interactions with native species, and competitive ability.Proceedings of International Caulerpa taxifolia Conference. San Diego, 31Jan–1 Feb 2002. San Diego :C.A USA.

Chong, C., 2005. Experiences with wastes and composts in Nursery subtrates.Jurnal 739.full COELERPA.pdf

Collado-Vides, Liga and Robledo, Daniel. 1999. Morphology and photosynthesisnof Caulerpa (Chlorophyta) in relation to growth form. Journal ofPhycology 35: 325-330.

Davis, AR, Roberts DE, Cummins SP. 1997. Rapid invasion of a sponge-dominated deep-reef by Caulerpa scalpelliformis (Chlorophyta) in BotanyBay, New South Wales; Aust. Journal of Ecology. 22:146-150.

Meyer KD, Paul VJ (1992). Intraplant variation in secondary metaboliteconcentration in three species of Caulerpa (Chlorophyta: Caulerpales) andits effects on herbivorous fishes. Mar. Ecol. Prog. Ser. 82, 249–257.

Page 44: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

Fithriani, D. 2009. Potensi Anti Oksidan Caulerpa racemosa Diperairan TelukHurun Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Frish, Susan M. 2003. Taxonomic Diversity, Geographic Distribution, andCommercial Availability of Aquarium-Traded Species of Caulerpa(Chlorophyta, Caulerpaceae) in Southern California, USA (Thesis) .Fullerton : California State University.

Heddy, S. 2001. Ekofisiologi Tumbuhan :Suatu Kajian Kuantitatif PertumbuhanTanaman. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.: 154 hal.

Hurtado, A. Q., R. F. Agbayani, R. Sanares, and de Castro-Mallare Ma. 2001. TheSeasonality and Economic Feasibility of Cultivating Kappaphycusstriatum in Panagatan Cays. Caiuya, Antique. Philliphines. Elsevier.Aquaculture 199 : 295–310.

Jaya, I., dan Rasyid, J., A. 2009. Kajian kondisi oseanografi untuk kelayakanbudidaya beberapa spesies rumput laut di perairan pantai barat sulawesiselatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol. 19 (3) Desember 2009:129–136 ISSN: 0853-4489. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.Universitas Hasanuddin.

Page 45: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

LAMPIRAN 1

PERTUMBUHAN MINGGUAN Caulerpa sp selama penelitian

Perlakuan UlanganBerat(gr)/Minggu

0 I II III IV V VI VII VIII

A

A1 100 129,3 184,4 213,2 227 268,1 254,2 206,2 176,9 1659,3

A2 100 107,5 131,6 164,3 174,7 197,6 229,5 217,8194 1417

A3 100 131,4 143,3 161,1 168,5 172,6 174,1 161,9 164 1276,9

Jumlah (gram) A 122,7 153,1 179,5 190,1 212,8 219,3 195,3 178,3

Rata-rata (gram) A

B

B1 100 107,6 134,7 196,5 235,7 278,6 349,5 315,9293,5 1912

B2 100 110,4 128,6 183,6 187,5 210,9 235,8 215,4198,3 1470,5

B3 100 106,8 121,5 173,8 190,1 210,7 185,2 183,8178,7 1350,6

Jumlah (gram) B 108,3 128,3 184,6 204,4 233,4 256,8 238,4 223,5

Rata-rata (gram) B

C

C1 100 101,8 131,7 180,3 212,3 250,6 283,8 278267,4 1705,9

C2 100 102,7 117,7 133,2 144,3 157,3 151,9 136,6 126 1069,7

C3 100 113,6 120 132,1 152,9 160 159,8 156 152 1146,4

Jumlah (gram) C 106,0 123,1 148,5 169,8 189,3 198,5 190,2 181,8

Rata-rata (gram) C

Page 46: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

LAMPIRAN 2

ANALISIS RAGAM ANOVADescriptivesUlangan

N Mean Std.Deviation

Std. Error 95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

LowerBound

UpperBound

A 3 78.3000 15.04892 8.68850 40.9164 115.6836 64.00 94.00B 3 123.5000 61.40879 35.45438 -29.0479 276.0479 78.70 193.50C 3 80.8000 73.55760 42.46850 -101.9272 263.5272 26.00 164.40

Total 9 94.2000 53.25533 17.75178 53.2643 135.1357 26.00 193.50

ANOVAUlangan

Sum ofSquares

df MeanSquare

F Sig.

BetweenGroups

3872.580 2 1936.290 .617 .570

Within Groups 18816.460 6 3136.077Total 22689.040 8

Multiple ComparisonsDependent Variable: UlanganLSD

(I)perlakuan

(J)perlakuan

MeanDifference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% ConfidenceInterval

LowerBound

UpperBound

AB -45.20000 45.72437 .361 -157.0835 66.6835

C -2.50000 45.72437 .958 -114.3835 109.3835

BA 45.20000 45.72437 .361 -66.6835 157.0835C 42.70000 45.72437 .386 -69.1835 154.5835

CA 2.50000 45.72437 .958 -109.3835 114.3835

B -42.70000 45.72437 .386 -154.5835 69.1835

Page 47: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

LAMPIRAN 3

LAJU PERTUMBUHAN HARIAN SETIAP PERLAKUAN

Perlakuan UlanganBerat(gr)/Minggu

0 I II III IV V VI VII VIII

A

A1 100 0,52 1,5 2,02 2,26 3 2,75 1,89 1,37 1659

A2 100 0,13 0,56 1,14 1,33 1,74 2,31 2,11,67 1417

A3 100 0,56 0,77 1,09 1,22 1,29 1,32 1,1 1,14 1277

Jumlah(gram)

A 0 0,4 0,9 1,4 1,6 2,0 2,1 1,70 1,39

Rata-rata (gram) A

B

B1 100 0,13 0,61 1,72 2,42 3,18 4,45 3,85 3,45 1912

B2 100 0,18 0,51 1,49 1,56 1,98 2,42 2,061,75 1471

B3 100 0,12 0,38 1,31 1,6 1,97 1,52 3,281,4 1351

Jumlah(gram)

B 0 0,1 0,5 1,5 1,9 2,4 2,8 3,1 2,2

Rata-rata (gram) B

C

C1 100 0,03 0,56 1,43 2 2,68 3,28 3,17 2,98 1706

C2 100 0,04 0,31 0,59 0,79 1,02 0,92 0,65 0,46 1070

C3 100 0,24 0,35 0,57 0,94 1,07 1,06 10,92 1146

Jumlah(gram)

C 0 0,1 0,4 0,9 1,2 1,6 1,8 1,6 1,5

Rata-rata (gram) C

Page 48: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

LAMPIRAN 4

GAMBAR SELAMA PENELITIAN

Pengambilan sampel kualitas air Gambar Caulerpa sp dalam wadah

Gambar proses sirkulasi air Gambar penimbangan Caulerpa sp

Page 49: SKRIPSI OPTIMASI PERTUMBUHAN sp YANG DIBUDIDAYAKAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 22 Mei 1991 di Ujung

Pandang. Penulis adalah anak kedua dari dua orang

bersaudara, dari pasangan Muhammad Saleh Daeng Ngoyo

dan Subaedah Daeng Ti’no. Pada tahun 1997 penulis bersekolah di SDI

Salekowa, Kab. Gowa dan tamat pada tahu 2003. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Galesong Selatan, Kab. Takalar dan tamat pada

tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Bontonompo Kab. Gowa dan tamat pada tahun 2009.

Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan memilih Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan

Program Studi Budidaya Perairan dan selesai pada tahun 2015.

Penulis telah melaksanakan penelitian di BPBAP Takalar, Kabupaten

Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Desember tahun 2014 sampai

bulan Januari 2015 dan memilih judul “Optimasi pertumbuhan Caulerpa sp

yang dibudidayakan pada substrat yang berbeda”