jurnal skripsi wulan

5
1. Pendahuluan Sektor industri telekomunikasi sebagai infrastruktur pertukaran informasi memiliki peran penting pada masa-masa ini. Pulsa seluler sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Selain bisa digunakan untuk membeli layanan pesan singkat (sms) dan telepon, pulsa seluler juga bisa digunakan untuk membeli data koneksi internet. Adanya peningkatan penggunaan teknologi komunikasi dari tahun 2003-2008. Sehingga penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler (provider) pun bermunculan mencoba meraup pangsa pasar yang potensial. Dalam persaingan industri layanan seluler, manajemen pemasaran adalah salah satu aspek yang wajib diperhatikan selain pengembangan proses bisnis secara internal. Dengan pemasaran yang baik, reputasi merek(brand) yang kuat dan basis loyalitas konsumen yang mantap dapat diperoleh (Kotler, 2012). Goi (2009) berpendapat bahwa 4Ps of Marketing yang terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place tetap menjadi konsep dasar yang tak tergantikan dalam bauran pemasaran (marketing mix). Konsep yang pertama kali diajukan oleh McCarthy pada tahun 1964 ini dapat dipakai dalam penyusunan strategi sekaligus evaluasi kegiatan pemasaran. Hampir semua pelaku usaha modern menggunakan rumusan ini untuk menjalankan aktivitas pemasaran mereka, tak terkecuali provider seluler. Dari perspektif konsumen, untuk layanan data, sebanyak 85% dari pengguna internet di rumah dan 84% pengguna mobile mau membayar lebih untuk koneksi internet yang lebih cepat dan lancar menurut survai Accenture Digital Consumer tahun 2014. Hal ini menandai kecenderungan konsumen terhadap kualitas dibandingkan harga. Promosi dan keserbatersediaan lokasi penjualan (point of sales) telah menjadi standar bagi industri telekomunikasi untuk tetap bertahan. Tanpa adanya promosi (iklan counter) yang disediakan oleh provider seluler dalam persaingan pemasaran dari kompetitor akan menurun loyalitas pelanggan. Begitu juga lokasi penjualan pulsa yang tersebar di lingkungan masyaraat dengan mudah, seperti: counter pulsa, direct selling, minimarket, ATM,

Upload: yayan-puji-riyanto

Post on 26-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Skripsi 4P

TRANSCRIPT

1. PendahuluanSektor industri telekomunikasi sebagai infrastruktur pertukaran informasi memiliki peran penting pada masa-masa ini. Pulsa seluler sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Selain bisa digunakan untuk membeli layanan pesan singkat (sms) dan telepon, pulsa seluler juga bisa digunakan untuk membeli data koneksi internet. Adanya peningkatan penggunaan teknologi komunikasi dari tahun 2003-2008. Sehingga penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler (provider) pun bermunculan mencoba meraup pangsa pasar yang potensial. Dalam persaingan industri layanan seluler, manajemen pemasaran adalah salah satu aspek yang wajib diperhatikan selain pengembangan proses bisnis secara internal. Dengan pemasaran yang baik, reputasi merek(brand) yang kuat dan basis loyalitas konsumen yang mantap dapat diperoleh (Kotler, 2012). Goi (2009) berpendapat bahwa 4Ps of Marketing yang terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place tetap menjadi konsep dasar yang tak tergantikan dalam bauran pemasaran (marketing mix). Konsep yang pertama kali diajukan oleh McCarthy pada tahun 1964 ini dapat dipakai dalam penyusunan strategi sekaligus evaluasi kegiatan pemasaran. Hampir semua pelaku usaha modern menggunakan rumusan ini untuk menjalankan aktivitas pemasaran mereka, tak terkecuali provider seluler.Dari perspektif konsumen, untuk layanan data, sebanyak 85% dari pengguna internet di rumah dan 84% pengguna mobile mau membayar lebih untuk koneksi internet yang lebih cepat dan lancar menurut survai Accenture Digital Consumer tahun 2014. Hal ini menandai kecenderungan konsumen terhadap kualitas dibandingkan harga.Promosi dan keserbatersediaan lokasi penjualan (point of sales) telah menjadi standar bagi industri telekomunikasi untuk tetap bertahan. Tanpa adanya promosi (iklan counter) yang disediakan oleh provider seluler dalam persaingan pemasaran dari kompetitor akan menurun loyalitas pelanggan. Begitu juga lokasi penjualan pulsa yang tersebar di lingkungan masyaraat dengan mudah, seperti: counter pulsa, direct selling, minimarket, ATM, internet banking, dll. Tanpa menyediakan produk pada saluran-saluran ini maka provider seluler akan mengalami kerugian komparatif (comparative disadvantage) dikarenakan semua provider seluler telah melakukannya dan menjadikannya standar industri.Salah satu pangsa pasar paling potensial dan paling gesit peralihannya menuju layanan data adalah mahasiswa. Meskipun penggunaan cara komunikasi seluler yang lebih tradisional (telepon, SMS) masih dilakukan, tetapi jumlahnya semakin turun. Para mahasiswa kini menggantungkan pencarian informasi mereka, mulai dari kegiatan belajar, komunikasi dengan rekan sejawat maupun dosen, hingga hiburan, dari internet. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai potensi investasi loyalitas produk yang besar, dikarenakan selain penggunaan layanan data mereka besar, di masa akan datang mahasiswa sebagai deseminator penggunaan layanan data di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Selain itu mahasiswa juga dikatakan sebagai medan uji coba (test-case) dari efektivitas strategi bauran pemasaran provider seluler bagi pangsa pasar dalam kategori lainnya. Dalam perilaku pembelian pulsa seluler, mahasiswa bersifat gampang berubah (volatil) dan rasional dalam mengevaluasi berlimpahnya informasi di sekitar, apakah suatu produk seluler mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara yang paling menguntungkan.Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengangkat topik untuk mengadakan penelitian tentang seberapa jauh hubungan antara faktor-faktor 4Ps of Marketing (Product/Produk, Price/Harga,Promotion/Promosi,dan Place/Lokasi) terhadap minat pembelian pulsa pada mahasiswa. 2. Telaah Pustaka2.1 Konsep 4Ps of MarketingGagasan yang awal mulanya disebut istilah bauran pemasaran (marketing mix) dengan berasal dari satu P (price/Harga) yang berasal dari teori mikroekonomi (Chong, 2003). McCarthy menawarkan bauran pemasaran, yang disebut 4Ps (Four Ps/Empat P), sebagai sebuah cara untuk menerjemahkan perencanaan pemasaran dalam praktik bisnis. Konsep ini bukanlah teori ilmiah melainkan kerangka konseptual yang mengidentifikasi elemen-elemen yang harus ditentukan oleh pelaku bisnis dalam menawarkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Banyak ahli telah mengusulkan perubahan, perbaikan, atau revisi dari konsep ini. Ada tiga cara perubahan yaitu menambahkan elemen yang berawal huruf P yang lain, menambah elemen dengan huruf lain selain P, dan mengubah sama sekali formulasi model atau akronim.

Meskipun banyak ahli menawarkan modifikasi 4P, banyak juga ahli yang menyokong konsep awal 4Ps sebab dinilai 4Ps mudah diadaptasi dan karenanya dapat diterapkan secara universal dalam bentuk kekinian. Alasan utama bauran pemasaran menjadi konsep yang kokoh adalah karena konsep ini membuat usaha pemasaran terkesan mudah ditangani, memungkinkan pemisahan pemasaran dari aktivitas lain perusahaan dan penyerahan urusan pemasaran ke ahlinya, serta komponen bauran pemasaran dapat mengubah posisi kompetitif perusahaan (Grnroos, 1994). Masih bertahannya konsep ini selama lebih dari lima puluh tahun mengindikasikan dukungan yang kuat atas relevansinya dengan keadaan kekinian (Fitzgerald, Cavanaugh, dan Bhiro, 2014).2.2 Konsep Keputusan Pembelian

Proses keputusan membeli biasanya dilalui dalam lima tahap (Five-Stage Model): Pengenalan Masalah (Kebutuhan), Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif (Pertimbangan Pilihan-pilihan Lain), Keputusan Membeli, dan Perilaku Pascabeli (Kotler, 2012). Konsumen tidak harus melalui keseluruhan lima tahap, bisa saja ada beberapa tahap yang dilewati atau bahkan secara acak. Misalnya: membeli pasta gigi, maka dimulai pengenalan masalah (kebutuhan akan pasta gigi) langsung ke keputusan pembelian. Lain dengan membeli ponsel, secara keseluruhan lima tahap digunakan.2.3 Penelitian Terdahulu3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksplanatif. Subjek yang ditelliti yaitu mahasiswa perguruan tinggi di bekasi dan objek yang diambil persepsi akan 4Ps dan keputusan pembelian pulsa seluler. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari; elemen-elemen 4Ps of marketing (Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Lokasi (X4)) dan variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian pulsa seluler (Y).Alat pengumpulan data primer penelitian ini adalah kuesioner. Masing-masing item pernyataan yang telah dikembangkan dalam operasionalisasi variabel akan diberikan alternatif jawaban dengan mengacu kepada model skala semantik diferensial berdimensi tujuh (7),menurut Siregar (2014).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa perguruan tinggi di Kota Bekasi yang menggunakan jasa layanan provider seluler. Penelitian ini akan menggunakan sampel kuota (quota sampling) termasuk sampel nonprobabilistik untuk menentukan jumlah responden yang akan diteliti. Jumlah sampel terbagi empat (4) universita perguruan tinggi di bekasi yaitu universitas gunadarma (UG), Pergutuan Tinggi Bani Saleh (STAI dan STMIK Bani Saleh), Bina Sarana Informatika (BSI), dan Universitas Islam Empat-Lima (Unisma). Masing-masing perguruan tinggi yang dipilih adalah tiga puluh (30) responden, sehingga total kuota sampel berjumlah seratus dua puluh (120).

Uji instrument penelitian ini menggunakan uji validitas yang hasilnya menggunakan rumus korelasi product moment pearson. Dari 25 butir pertanyaan yang diujikan, 2 butir dinyatakan gugur dan sisanya 23 butir dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach didapat nilai r kritis 0,374. Nilai alpha cronbach (r hitung) seluruh variabel melebihi nilai r kritis product moment yaitu berkisar antara 0,473 hingga 0,827, sementara r tabel adalah 0,374. 4. Hasil dan Pembahasan

Sebelum dilakukan analisis regresi perlu dipastikan data lolos dari uji asumsi klasik terlebih dahulu, diantaranya: (1) uji normalitas yakni dengan perolehan hasil asymp signifikan 0,687 > 0,05 (nilai signifikan) dan sebaran data berhimpit garis diagonal dengan melihat plot probabilitas normal menunjukkan data melalui uji normalitas berhasil, (2) uji linearitas menunjukkan semua variabel independen memiliki nilai signifikansi linearitas melebihi 0,05 sehingga uji linearitas berhasil dipuaskan, (3) uji heteroskedastisitas menunjukkan tak ada variabel independen yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan sebaran data bersifat acak pada scatterplot maka tak ada gejala heteroskedastisitas, (4) uji multikolinearitas menunjukkan tak ada variabel independen yang memiliki diatas nilai VIF sebesar 10 atas variabel dependen, sehingga tidak ditemukan gejala multikolinearitas.

Dalam uji regresi linear berganda dihasilkan tiga keluaran (output) melaluibantuan alat program IBM SPSS Statistics19:

Berdasarkan hasil diatas, 5. Simpulan