jurnal infrastrukturdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...sistem manual operasi dan pemeliharaan b...

JURNAL INFRASTRUKTUR

Volume 1, Nomor 1, Oktober 2015 ISSN : 2476-9339

DAFTAR ISI

Susunan Redaksi....................................................................................................................................... ii

Daftar Isi..................................................................................................................................................... iii

Sistem Manual Operasi Dan Pemeliharaan dan Pemeliharaan Bendungan Telaga Tunjung (Dwi Ariyani)...............................................................................................................................................

1 – 12

Analisis Karakteristik dan Perilaku Pejalan Kaki dan Pengemudi Kendaraan pada Fasilitas Penyeberangan Pelican Fixed Time (Dita Pratiwi, Imam Hagni Puspito)............................................................................................................

13 – 21

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Estimator dalam Memperkirakan Harga Kontrak pada Metode Konstruksi (Eggi Rona Uthami, Akhmad Dofir)............................................................................................................

22 – 27

Evaluasi Kinerja Perjalanan Kereta Rangkaian Listrik (KRL) Commuter Line Lintas Tanah Abang – Serpong (Florens Sirait, Arnoldus Markus Pattinaja)................................................................................................

28 – 37

Penyebab dan Dampak Variation Order (Vo) pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Hasbyallah Daeng P, Achmad Sarwiyana Sastratenaya).........................................................................

38 – 43

Analisa Disparitas Harga Penawaran terhadap Harga Perkiraan Sendiri pada Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Jalan Layang di DKI Jakarta (Studi Kasus: Pekerjaan Pembangunan Jalan Layang Kapten Tandean - Blok M – Ciledug di DKI Jakarta) (Selvi Januarti, Jonbi).................................................................................................................................

44 – 49

Analisis Perencanaan Fasilitas Pedestrian (Studi Kasus: Jl. Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan) (Ratih Wijayanti, F.X. Ferry Munaf)............................................................................................................

50 – 56

Analisis dan Kaji Banding Aspek Karakteristik Momen-Rotasi Monotonik Sistem Beton Pracetak Hibrida vs Sistem Beton Monolit (Setriwaldi, Binsar Hariandja).....................................................................................................................

57 – 70

Pedoman Penulisan Naskah Jurnal Infrastruktur

J.Infras.1(1):1-12

1

SISTEM MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN TELAGA TUNJUNG

(MANUAL SYSTEM OPERATION AND MAINTENANCE IN TELAGA TUNJUNG DAM)

Dwi Ariyani1

¹Program Studi Teknik Sipil Universitas Pancasila E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dalam kegiatan keamanan bendungan ada tiga unsure pokok yang perlu diperhatikan oleh pemilik/pengelola bendungan yaitu: a) keamanan struktur dan kondisi fisik bendungan (desain kontruksi), b) Rencana tindak darurat, dan c) operasi dan pemeliharaan bendungan. Operasi dan pemeliharaan dalam hal ini adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan, dalam kondisi ekstrim kesalahan dalam pengoperasian bendungan/waduk dapat berakibat fatal. Bendungan akan runtuh atau jebol dan menimbulkan banjir besar yang dapat merusak sarana dan prasarana bahkan korban jiwa yang terdapat dihilir bendungan. Untuk mencegah hal-hal tersebut disamping dilakukannya system operasi yang baik juga perlu dilakukan pemeliharaan, pemantauan dan pengamatan. Bangunan bendungan, bangunan pelengkapnya serta sarana dan prasarananya adalah aset yang sangat berharga yang harus dipelihara/dikelola dengan baik, berkelanjutan, guna memperoleh hasil maksimal fungsi dan manfaat selama mungkin sesuai umur layanan rencana. Untuk mencapai hal tersebut diatas,maka diperlukan suatu Sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan untuk mengevaluasi kinerja organisasi,efektifitas dan efisiensi pelaksanaan OP, sistem pelaporan,dokumentasi serta perencanaan berikut pembiayaannya. Baik buruknya sistem yang dijalankan dapat dievaluasi dengan cara pengamatan yaitu pemeriksaan terus menerus kondisi bendungan dan bangunan pelengkapnya. Dalam hal ini termasuk juga evaluasi sistem yang telah berjalan serta prosedur pemantauan/monitoring sehingga kecenderungan kondisi kritis yang mungkin terjadi dapat diketahui lebih dini. Kata kunci: Manual operasi dan pemeliharaan, Bendungan Telaga Tunjung, Banjir, dan lain-lain

ABSTRACT In the dam safety activities, there are three basic elements that need to be considered by the owner / manager of the dam, namely: a) security structures and the physical condition of the dam (construction design), b) emergency action plan, and c) the operation and maintenance of the dam. Operation and maintenance in this case is a very important thing that must be done, in extreme conditions fault in the operation of the dam / reservoir can be fatal. Dam will collapse or break and cause major flooding that can damage infrastructure and even fatalities which are downstream of the dam. To prevent these things in addition to doing a good operating system also needs to do maintenance, monitoring and observation. Building the dam, ancillary buildings and facilities and infrastructure is a valuable asset that must be maintained / managed, sustainable, in order to obtain maximum results and benefits function may be appropriate for the service life of the plan. To achieve the above, it would require an Operations and Maintenance Management System to evaluate the organization's performance, effectiveness and efficiency of the implementation of the Operation nd maintenance (OP), the reporting system, the following planning dokumentasiserta financing. Both the poor run system can be evaluated by observation that continuously checks the condition of the dam and ancillary buildings. In this case as well as the evaluation of the system has been running as well as procedures for monitoring so that the tendency of critical conditions that may occur can be known earlier. Keywords: Mannual Operation and Maintanance, Telaga Tunjung Dam, Flood, and etc

Sistem Manual Operasi dan Pemeliharaan Bendungan....................................................................................................Dwi Ariyani

2

PENDAHULUAN Bangunan bendungan, bangunan pelengkapnya serta sarana dan prasarananya adalah aset yang sangat berharga yang harus dipelihara/dikelola dengan baik, berkelanjutan, guna memperoleh hasil maksimal fungsi dan manfaat selama mungkin sesuai umur layanan rencana. Untuk mencapai hal tersebut diatas,maka diperlukan suatu Sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan (Sistem POP) untuk mengevaluasi kinerja organisasi,efektifitas dan efisiensi pelaksanaan OP, sistem pelaporan,dokumentasiserta perencanaan berikut pembiayaannya. Baik buruknya sistem yang dijalankan dapat dievaluasi dengan carapengamatanyaitu pemeriksaan terus menerus kondisi bendungan dan bangunan pelengkapnya. Kegagalan atau keruntuhan suatu bendungan tidak saja akan menimbulkan bencana di hilir bendungan tetapi menimbulkan kerugian besar atas hilangnya investasi biaya bendungan tersebut. Kegagalan bendungan seringkali terjadi akibat tidak memadainya pelaksanaan OP . Pelaksanaan kegiatan OP tidak sewajamya yang mengakibatkan bendungan cepat rusak dan tidak berfungsi. Dalam rangka menghindari kejadian tersebut di atas, operasi bendungan/waduk harus mengikuti prosedur dan standar operasional serta pelaksanaan pemeliharaan yang layak/berkesinambungan. Untuk itu harus dilakukan/diadakan biaya OP yang layak, terprogram dan sesuai dengan kebutuhannya.Dalam hal ini termasuk juga evaluasi sistem yang telah berjalan serta prosedur pemantauan/monitoring sehingga kecenderungan kondisi kritis yang mungkin terjadi dapat diketahui lebih dini. Sistem manual operasi dan pemeliharaan bendungan Telaga Tunjung digunakan sebagai acuan bagi Pemilik/Pengelola untuk Pelaksanaan Operasi, Pemeliharaan, Pemantauan dan Pengamatan Bendungan sehingga fungsi bendungandapat dipertahankan dan berkesinambungan. Sistem

operasi dan pemeliharaan bendungan telaga tunjung ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemilik/Pengelola Bendungan Telaga Tunjung untuk Pelaksanaan Operasi, Pemeliharaan, Pemantauan dan Pengamatan Bendungan sehingga fungsi bendungan dapat dipertahankan dan berkesinambungan. yang mencakup penyusunan program, organisasi, pelaksanaan, perhitungan biaya Operasi dan Pemeliharaan, serta sistem pengendalian operasi, pengelolaan dan pemeliharaannya. Dengan adanya sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan (POP) diharapkan kinerja organisasi dan pelaksanaan OP dapat ditingkatkan antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: � Terbentuknya organisasi OP yang

mantap,efektip,efisien dan berkelanjutan. � Biaya pemeliharaan secara keseluruhan

lebih murahkarena berkurangnya kegiatan perbaikan akibat kerusakan.

� Keamanan bendungan lebih terjamin sehingga kondisi darurat dan kecelakaan jarang terjadi atau dapat dihindari.

� Recana kerja dan biaya dapat disusun dengan realistik,sistematik dan berkesinambungan.

� Distribusi penggunaan air dapat dijadwalkan sesuai kebutuhan dan waktu.

� Dapat sebagai acuan atau informasi dalam rangka peningkatan desain,konstruksi,OP bendungan untuk waktu yang akan datang.

. METODOLOGI Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu berupa analisa system operasi dan pemeliharaan di Bendungan Telaga Tunjung. Dimulai dari pengamatan, pengumpulan data meliputi investigasi, desain, kontruksi, panduan Operasi dan pemeliharaan, pengamatan, pengkajian, dan sebagainya, yang dapat dilihat lebih lengkap pada diagram dibawah ini :

Sistem Manual Operasi dan Pemeliharaan B

Gambar 1.

Lokasi Penelitian. Lokasi kegiatan Bendungan Telaga Tunjung terletak pada Kecamatan Krambitan, Kabupaten Tabanan, yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Lokasi Bendungan Telaga Tunjung Operasi Waduk. a) Operasi Harian Rutin, dibuat prosedur operasi dengan mempertimbangkan: Ketersediaan air wadukKebutuhan air jumlah dan waktu, b) Bila operasi pintu perlu ijin khusus dari yang berwenangharus diinformasikan kepada operator. c) Petunjuk Operasi harus dipatuhi dandiikuti dengan konsisten,sebab jika dilanggar dapat berbahaya bagi konstruksi khususnya dan bendungan umumnya. d) Selama kejadian banjir maka pintu dibuka untuk irigasi Meliling,begitu juga untuk Gadungan/Sungsang selama air masih melimpas Spillway. Sesudpada E1.199.00 atau tidak lagi melimpas di Spillway, pengaturan pintu dan debit kembali diatur sesuai kebutuhan sebelum banjir.ada operasi khusus pembukaan pintu,hanya

Sistem Manual Operasi dan Pemeliharaan Bendungan.....................................................................................

3

Diagram alir kegiatan dan analisa data system O&PSumber : Laporan O&P Telaga Tunjung

Lokasi kegiatan Bendungan Telaga Tunjung terletak pada Desa Timpag, Kecamatan Krambitan, Kabupaten Tabanan, yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Lokasi Bendungan Telaga Tunjung

Operasi Harian Rutin, dibuat prosedur operasi dengan

Ketersediaan air waduk, , Operasi Banjir.

Bila operasi pintu perlu ijin khusus dari yang berwenangharus diinformasikan kepada

Petunjuk Operasi harus dipatuhi dan diikuti dengan konsisten,sebab jika dilanggar dapat berbahaya bagi konstruksi khususnya dan

Selama kejadian banjir maka pintu dibuka untuk irigasi Meliling,begitu juga untuk Gadungan/Sungsang selama air masih melimpas Spillway. Sesudah muka air pada E1.199.00 atau tidak lagi melimpas di Spillway, pengaturan pintu dan debit kembali diatur sesuai kebutuhan sebelum banjir. e) Tidak ada operasi khusus pembukaan pintu,hanya

perlu diketahui agar tak terjadi kavitasipembukaan pintu harus lebtebal pintu. f)Pola operasi waduk diperlukan untuk melihat keseimbangan antara aliran air masuk (inflow),penyimpanan (storage)dan pelepasan air (outflow) dalam suatu periode musim tanam untuk keperluandan listrik mikro hidrKebutuhan air, waktu dan debit yang dikeluarkan lewat pintu air.. Perkiraan air masuk dan pelaporan banjir a) Perkiraan Air Masuk. Untuk meramalkan aliran masuk ke waduk

perlu pengamatan secara teratur, penidan perkiraan. Untuk ditempuh prosedur: hidrologi, kondisi Daerah Pengaliran Sungai (DPS), prosedur analisis serta prosedur merubah perkiraan untuk perencanaan operasi. (ii) Perkiraan air masuk adalah proses yang terus menerus, oleh sharus selalu ada kajian baru atas data dan prosedur dalam proses tersebut.perkiraan air masuk digunakan data hasil pencatatan debit selama pra operasi. Data dapat digunakan selama tidak ada perubahan yang cukup berarti pada kondisi hidrologis di lapangan. Jika terdapat perubahan iklim yang signifikan maka diperlukan perhitungan kembali

b) Prosedur dan Pelaporan Banjir atau Muka Air Tinggi di Waduk. (i) maka tidak ada pengaturan muka air khusus pada bendungan Telaga Tunjungbanjir sepenuhnya melimpas lewat Spillway

endungan....................................................................................................Dwi Ariyani

kegiatan dan analisa data system O&P

perlu diketahui agar tak terjadi kavitasipembukaan pintu harus lebih besar dari

Pola operasi waduk diperlukan eseimbangan antara aliran air

masuk (inflow),penyimpanan (storage)dan pelepasan air (outflow) dalam suatu periode musim tanam untuk keperluan irigasi, air baku

rik mikro hidro (jika dipasang). Kebutuhan air, waktu dan debit yang dikeluarkan lewat pintu air..

Perkiraan air masuk dan pelaporan banjir.

Untuk meramalkan aliran masuk ke waduk perlu pengamatan secara teratur, peni-laian dan perkiraan. Untuk maksud tersebut harus

(i) Pengumpulan data hidrologi, kondisi Daerah Pengaliran Sungai (DPS), prosedur analisis serta prosedur merubah perkiraan untuk perencanaan

(ii) Perkiraan air masuk adalah proses yang terus menerus, oleh sebab itu harus selalu ada kajian baru atas data dan prosedur dalam proses tersebut. Untuk perkiraan air masuk digunakan data hasil pencatatan debit selama pra operasi. Data dapat digunakan selama tidak ada perubahan yang cukup berarti pada kondisi

is di lapangan. Jika terdapat perubahan iklim yang signifikan maka diperlukan perhitungan kembali Prosedur dan Pelaporan Banjir atau Muka Air

Ketika terjadi banjir maka tidak ada pengaturan muka air khusus pada bendungan Telaga Tunjung, karena air banjir sepenuhnya melimpas lewat Spillway


4

tanpa pintu. Karena tampungan waduk kecil maka kelebihan air banjir dapat dimanfaatkan secara periodik untuk menguras sediment yang masuk waduk dengan membuka pintu penguras berkapasitas 4 s/d 5 m3/dt. Ketika banjir mulai surut sampai dengan El. 199.00, maka pintu penguras ditutup kembali. (ii)Selama banjir berlangsung operator harus mencatat segala kejadian, antara lain: �Tinggi muka air dan perkembangan, serta penyurutannya. � Kondisi Cuaca, �Kondisi Tubuh Bendungan, �Bangunan Pelengkap dan Peralatannya, �Tebing-tebing di sekeliling bendungan, �Rembesan, �Kejadian penting lain dan kejadian yang mengkuatirkan. (iii)Komunikasi dan Informasi. Pemberitahuan dan kondisi banjir harus diberitahukan kepada pihak berwenang/Instansi Pemerintah dan masyarakat yang terkena dampak banjir.

Bangunan Pelengkap dan Peralatan. Banagunan Pelengkap terdiri dari bangunan pelimpah (spillway), bangunan intake, bangunan penguras, bangunan outlet, dan peralatan pengendali/mekanik/listrik. Bangunan-bangunan peralatan dilengkapi dengan rencana operasi, urutan pengoperasian, urutan pembukaan pintu/klep, operasi alternative, dan batasam-batasan operasi. Keadaan Darurat. Tanda peringatan bahaya harus dibunyikan oleh Operator pada kondisi tidak normal atau kondisi membahayakan. Pada kondisi tertentu tanda peringatan bahaya harus dibunyikan. Tanda bahaya yang dibunyikan Operator harus didengar dan dimengerti maksudnya oleh masyarakat di daerah bahaya dan sekitarnya. �Tindakan Darurat mencakup; tindak pencegahan sementara, rincian operasi darurat peralatan, dan alat komunikasi untuk memperingatkan organisasi terkait dan masyarakat umum mengenai keadaan darurat bendungan. �Penjelasan rinci mengenai prosedur pelaporan keadaan darurat �Organisasi dan Pejabat yang harus dihubungi seperti fasilitas Puskesmas/Rumah Sakit, Pemadam Kehakaran, Hansip, SAR Pemeriksaan Rutin. Pemeriksaan rutin oleh petugas operasional harus dilakukan secara teratur dan sebaiknya dilakukan dengan selang waktu tidak lebih dari 3 bulan. Lingkungan Hidup. Perlu perhatian kelestarian lingkungan hidup antara lain perikanan dan satwa liar. Waktu pembangunan waduk terdapat satwa liar seperti seperti ayam hutan di sekitar waduk dan diharapkan selama operasi waduk satwa ini tetap dilindungi dan dibiarkan berkembang secara alami. Untuk perikanan diusahakan jangan memakai keramba, karena bahan makanan ikan dalam keramba banyak

mengandung bahan campuran kimiawi yang dapat merusak kualitas air. Rencana Pengelolaan Rekreasi. Rencana pengelolaan rekreasi di areal waduk dan sekitarnya harus aman, tanpa mengganggu fungsi dan keamanan bendungan. Perlu juga pengaturan sesuai undang-undang yang berlaku, agar biaya masuk/fasilitas rekreasi dalam areal bendungan/waduk dimanfaatkan sebagian untuk membantu biaya OP bendungan Rencana Pemeliharaan. Mencakup rincian rencana pemeliharaan yang harus dilakukan rutin atau dengan selang waktu tertentu terhadap Bendungan dan Bangunan Pelengkap serta Peralatannya,termasuk referensi pabrik pembuat alat. OPERASI DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN TELAGA TUNJUNG Manfaat Bendungan Telaga Tunjung. 1) Bendungan Telaga Tunjung dimanfaatkan

untuk keperluan irigasi, air baku, potensi listrik mikrohidro. a) Irigasi langsung Meliling II 420 ha b) Irigasi Suplesi: � Irigasi Gadungan 485 ha � Irigasi Sungsang 430 ha Total

1.335 ha c) Air Baku 120 lt/dt d) Listrik mikrohidro 150 kw

Kebutuhan air termasuk efisiensi: Irigasi Meliling II 543 l/dt Irigasi Suplesi Gadungan/Sungsang 1.182 l/dt Air Baku 141 l/dt Total 1.866 l/dt Debit untuk listrik mikrohidro berasal dari keluaran debit suplesi untuk irigasi Gadungan dan Sungsang yang berada di hilir Bendungan Telaga Tunjung sebesar 1.182 1/dt dapat menghasilkan daya listrik 150 KW.

Peralatan Utama untuk hidromekanik di Bendungan Telaga Tunjung adalah pintu-pintu, katup dan pipa-pipa utama, pipa pembagi dan pipa pengurasan. Jumlah pintu dan katup untuk operasi hidromekanikal di Bendungan Telaga Tunjung adalah 10 buah seperti teriihat pada Gambar 4.1. Dari 10 buah pintu tersebut, yang termasuk dalam peralatan utama ada 3 buah pintu sorong type bonnete. Dua dari 3 pintu sorong tersebut ditempatkan di sisi hulu pada bangunan Intake Tower dan 1 ditempatkan pada sisi hilir pada bangunan Control House.Satu pintu pada Intake Tower digunakan untuk mengatur penyaluran air lewat bendungan dalam rangka pengendalian banjir atau pengosongan waduk dan satu pintu lagi difungsikan sebagai penyaluran air irigasi.


5

Sedangkan pintu utama JetFlow yang ada di Control House difungsikan sebagai pengontrol debit yang keluar baik itu dari pintu JetFlow itu sendiri maupun ke pipa pembagi ke arah saluran irigasi Meliling II.

Gambar 3. Susunan Pintu di Bendungan Telaga

Tunjung Keterangan: No. 1 adalah pintu Stoplog Inlet No. 2 adalah pintu Emergency type Bonnet No. 3 adalah Guard Valve No.4 adalah pintu Pelayanan JetFlow type

Bonnet No. 5 adalah Guard Valve No. 6 adalah Control Valve No. 7 adalah Bypass Valve No. 8 adalah pintu Stoplog Flushing No. 9 adalah pintu Emergency type Bonnet No. 10 adalah Guard Valve PINTU STOPLOG. Bendungan Telaga Tunjung mempunyai 2 (dua) pintu Stoplog yang masing-masing dioperasikan di menara pengambilan (Intake Tower). Penutupan pintu ini dilakukan bila ada pekerjaan perbaikan pintu atau bagian-bagian lain yang berada di bagian hilir pintu stoplog (lihat gambar). Data Teknis Pintu Stoplog no. 1

• Lokasi : conduit sebelah kin depan pintu Flushing

• Type : Pintu Baja

• Penggerak : Manual dengan Electrical Crane Hoist Tali

• Pengangkat : Slink baja

• Dimensi : 1.2 mx 1.2 m Kecepatan Naik

• Kecepatan Turun : 0.15m/menit

Data Teknis Pintu Stoplog no.2

• Lokasi : conduit sebelah kin depan BellMouth Inlet

• Type : Pintu Baja

• Penggerak : Manual dengan Electrical Crane Hoist

• Tali Pengangkat : Slink baja

• Dimensi : 1.2 m x 1.2 m

• Kecepatan Naik : 0.15m/menit

• Kecepatan Turun : 0.15m/menit

Cara Pengoperasian A) Persiapan Cara pengoperasian pintu Stoplog 1 dan 2

adalah sama, dimana operasi buka/tutup pintu digerakkan oleh electrical Crane Hoist. Pada saat akan dilakukan penurunan pintu Stoplog, pengait dari crane hoist harus sudah dipasang pada pintu Stoplog. Pemasangan kait Crane hoist dilakukan pada saat pintu stoplog dalam keadaan docking / posisi parkir di docking area. Bilamana sudah terkait dan terkunci rapat, barulah kunci pengaman pintu Stoplog dilepas dan pintu siap untuk diturunkan.

Hal-hal yang periu diperhatikan sebelum mengoperasikan pintu stoplog ini adalah: a. Pastikan bahwa aliran listrik yang tersedia

cukup untuk melakukan operasi b. Periksa seluruh fungsi system pengaman. c. Periksa seluruh kondisi peralatan

penggerak elektrik, mekanik dan pintu yang meliputi:

• Periksa tegangan listrik penggerak Crane Hoist

• Periksa baut-baut, jika longgar kencangkan

• Periksa kondisi pelumas tali pengangkat wire rope

• Periksa kondisi rangka pengarah (guide frame), apakah ada benda-benda yang bisa menghalangi pergerakan daun pintu.

d. Pastikan bahwa kondisi operasi akan aman dan semua system dalam keadaan baik dan memenuhi standar operasi.

B) Pengoperasian secara elektrik Pengoperasian secara elektrik dilakukan

melalui panel control ruang genset dan panel lokal yang tersedia. a. Pastikan bahan bakar diesel untuk genset

no.1 dalam keadaan cukup dan tegangan batere penuh dan siap untuk melakukan starting genset.

b. Buka kunci penutup (cover) handle switch dan penutup panel distribusi yang ada di ruang genset dan atur MCB untuk Intake Tower pada posisi •OFF

c. Lakukan start genset dengan menekan tombol start dan pastikan semua jarum penunjukkan seperti tegangan, frekwensi bekeria dengan benar.

d. Tekan tombol Test Lamp' pada panel distribusi untuk memastikan semua lampu indicator bekeria dengan baik dan benar.

e. Atur MCB yang ada pada panel Utama Genset untuk Intake Tower pada posisi 'ON'

f. Operator harus jalan menuju ke Intake Tower. Buka panel local, set Main MCB pada posisi 'ON'. Pastikan lampu indicator tegangan R, S, T yang berada pada panel


6

local Intake Tower menyala dan semua penunjuk tegangan berada pada ± 380V

g. Atur MCB untuk Crane Hoist pada posisi 'ON' Ambil handle control dan coba beberapa gerakan Hoist kiri-kanan, maju-mundur dan naik-turun.

h. Bilamana langkah pada point h sudah dilakukan dan tidak menunjukkan kesalahan operasi, matikan crane hoist.

i. Arahkan hoist ke pintu stoplog yang akan diturunkan dan pasang katrol pengait pada pintu stoplog serta pastikan pegangan katrol pada posisi yang benar dan kuat.

j. Lepaskan kunci pengaman docking yang ada dipintu Stoplog.

k. Naik atau turunkan pintu secara hati-hati dengan menggunakan control hoist dan arahkan pada guide frame sesuai lokasi pintu Stoplog.

C) Pengoperasian Darurat a. Jika terjadi gangguan suplai tenaga

(power supply), maka langkah yang dilakukan adalah mengalihkan MCB Crane di panel local ke posisi 'OFF' (0).

b. Jika terjadi kelebihan beban, maka secara otomatis pembatas arus akan rnemutus aliran sehingga Hoist tidak dapat dioperasikan dan lampu 'overload' akan menyala.

D) Pemeliharaan Tabel 1. Item Pemeriksaan dan Tindakan

Pemeliharaan

Periode Operasi

Item Pemeriksa

an

Tindakan Pemeliharaan

10 Jam

Baut-baut

Kencangkan Bushing

Pelumasan Wire rope

Pelumasan

50 Jam

Tombol di Panel Control

Periksa, perbaiki bila rusak

Oli / gemuk pada gigi

Periksa, tambah bila kurang

Wire rope & Pully

Setting ulang

Overload Device

Periksa, perbaiki bila rusak

Slack rope & Clamp wire rope

Periksa kondisi, perbaiki bila fungsinya

Penunjuk posisi

Periksa dan Stel 250 Jam

Seluruh struktur winch

Periksa,ganti/perbaiki bila rusak

Wire rope Winch


Kabel kelistrikan


500 Jam

Oli Gearbox Crane Hoist

Ganti

Sekring Pengaman

Ganti

Operasi Pintu Irigasi. Operasi pintu pertama kali dilakukan pada saat penggenangan (emponding). Urutan yang harus diikuti dalam pengoperasian pintu adalah sebagai berikut: 1. Pintu no. 8 /Stoplog harus dalam keadaan

terbuka atau docking. Docking yaitu menempatkan pintu stoplog di ruang control Intake Tower

2. Pintu no. 9 /Emergency harus dalam keadaan tertutup penuh

3. Pintu no. 10 /Guard Valve harus dalam tertutup

4. Pintu no. 1, 2, 3, dan 5 harus dalam keadaan terbuka penuh sedangkan pintu no. 4 harus dalam keadaan tertutup sempuma. Setelah permukaan air mulai mendekati EL 190, air akan mulai masuk kedalam penstock menuju irigasi Gadungan, Meliling II dan PDAM.

5. Buka pintu no. 4 periahan-lahan dengan mengikuti table untuk mendapatkan debit air yang diinginkan untuk irigasi Gadungan

6. Ukur debit air pada saluran Meliling II apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Bila belum, atur bukaan pintu no. 5 periahan-lahan sampai didapat debit air yang diinginkan. Bilamana kondisi sudah tercapai, kunci posisi stang pemutar katup dengan gembok

7. Ukur debit air pada saluran PDAM apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Bila belum, atur bukaan pintu no. 6 periahan-lahan sampai didapat debit air yang diinginkan. Bilamana kondisi sudah tercapai, kunci posisi stang pemutar katup dengan gembok

Operasi Pintu JetFlow. Untuk operasi pintu JetFlow setelah mengalami pemeliharaan. urutannya harus mengikuti procedure sebagai berikut: 1. Pastikan posisi pintu JetFiow masih dalam

keadaan tertutup yang mana ditandai dengan lampu "Bottom Position" pintu JetFlow yang ada di panel local menyala

2. Buka katup no. 7/Bypass Valve dan pastikan air sudah mengalir dalam pipa bypass dan air sudah penuh dalam 'JetFlow Cone' hal ini dapat ditandai dengan mengetuk pipa. Bilamana terdengar suara berat, berarti air sudah penuh

3. Tutup katup no. 7/Bypass Valve dan pastikan tertutup sempurna. Hal ini dapat diketahui dengan tidak dapat diputar lagi tuas pemutar.

4. Buka pintu no. 3 periahan-lahan sampai terbuka penuh yang mana ditandai dengan


7

lampu "Top Position" Guard Valve yang ada di panel local menyala

5. Buka pintu no. 4 periahan-lahan dengan mengikuti table untuk mendapatkan debit air yang diinginkan untuk irigasi Gadungan

6. Ukur debit air pada saluran Meliling II apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Bila belum, atur bukaan pintu no. 5 periahan-lahan sampai didapat debit air yang diinginkan. Bilamana kondisi sudah tercapai, kunci posisi stang pemutar katup dengan gembok

7. Ukur debit air pada saluran PDAM apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Bila belum, atur bukaan pintu no. 6 periahan-lahan sampai didapat debit air yang diinginkan. Bilamana kondisi sudah tercapai, kunci posisi stang pemutar katup dengan gembok

Pemeliharaan Pintu Pelayanan JetFlow. Pada pemeliharaan pintu, diberlakukan pada pintu-pintu yang mengalami perlakuanekstrem yaitu pintu pelayanan JetFlow dan pintu emergency. Untuk pemeliharaan Pintu Pelayanan JetFlow adalah sebagai berikut: 1. Buka gembok yang mengunci pemutar katup

no. 5 kemudian putar ke posisi bukaan maksimum kemudian kunci pemutar dengan gembok

2. Tutup periahan-lahan katup no. 4 sampai tertutup sempuma yang mana ditandai dengan tidak ada air yang mengalir ke irigasi Gadungan

3. Tutup periahan-lahan katup no. 3 dan pastikan katup tertutup sempurna yang mana ditandai dengan lampu "Bottom Position" yang ada di panel local menyala

4. Buka pintu no. 4 periahan-lahan sampai terbuka penuh yang mana ditandai dengan lampu "Top Position" pintu JetFlcw yang ada di panel local menyala

5. Pintu JetFlow siap untuk dilakukan perawatan berkala seperti pelumasan, periksa seal dan pembersihan atau pengecatan pintu.

6. Bilamana perawatan pintu JetFlow sudah selesai, pintu diturunkan kembali sampai pada posisi tertutup penuh yang mana yang mana ditandai dengan lampu "Bottom Position" pintu JetFlow yang ada di panel local menyala.

Gambar 4. Indikator Meter pada Panel Local Pintu Flushing dan Pintu Irigasi

Gambar 5. Main Circuit Breaker pada Panel Local Pintu Flushing dan Pintu Irigasi

Gambar 6. Indikator pada Panel Local Pintu Flushing dan Pintu Irigasi

Operasi Pintu Flushing (Pembukaan Pintu No. 9). Operasi pintu Flushing bilamana otorita menetapkan untuk melakukan pengurasan waduk dari endapan lumpur. Urutan yang harus diikuti dalam pengoperasian pintu adalah sebagai berikut:

1. Operator harus berjalan dan turun ke conduit kanan dari arah hilir

2. Menyalakan lampu lorong conduit dengan menaikkan saklar putar yang ada di conduit kanan

3. Pastikan lampu-lampu yang ada di lorong conduit dalam keadaan nyala

4. Putar Guard Valve sampai pada posisi terbuka maksimum. Hal ini dapat diketahui dengan tidak dapat diputar lagi tuas pemutar.

5. Operator harus kembali kearah h'lir dan naik ke rumah control dan menekan tombol "Guard Valve' Flushing sampai lampu 'Flushing' menyala.


8

6. Operator menyalakan generator 1. Generator no. 1 merupakan suplai daya ke actuator intake Tower

7. Setelah Genset nyala, pastikan tegangan dan frekwensi sudah sesuai. Kemudian pada Panel Distribusi yang ada pada Rumah Genset, set MCB 'Intake Tower' pada posisi ON

8. Operator menuju ke Intake Tower. Buka panel control dan pindahkan contactor Main (lihat gambar 5.7) dari posisi OFF ke posisi ON. Amati tegangan keluaran dan frekwensi, apakah sudah menunjukkan suatu harga yang telah ditentukan? Pastikan lampu indicator RST dipanel harus nyala.

9. Bila tegangan dan frekwensi sudah sesuai, set MCB 'Bonnet 2' ke posisi ON (lihat gambar 5.6)

10. Tekan tombol 'UP' pada panel local (lihat gambar 5.8) untuk actuator Flushing dan amati indicator pergerakan pintu (lihat gambar 5.6) dan pastikan ada pergerakan pintu tersebut. Pada saat pintu Bonnet dalam keadaan naik, lampu 'B/R' (Bonnet Rise) akan menyala. Bilamana pintu Bonnet dalam keadaan turun, lampu 'B/L' (Bonnet Low) akan menyala.

11. Bila tidak terjadi sesuatu selama menjalankan actuator tersebut, lanjutkan ke step 13

12. Bila terjadi sesuatu selama menjalankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu '0/L' Overload (lihat gambar 5.6) maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'DOWN' dan amati lampu 'Overload'. Bilamana lampu 'Overload' padam, teruskan proses penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya lampu 'BOTTOM' untuk pintu Bonnet Flushing. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 10

13. Biarkan proses beriangsung sampai lampu 'F/R' Full Rise actuator flushing menyala dan actuator berhenti sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

14. Set MCB 'Bonnet 2' ke posisi OFF (lihat gambar 5.7)

15. Operator harus menuju ruang Genset untuk set MCB 'Intake Tower' pada posisi OFF

16. Mematikan Generator no. 1 17. Proses Flushing berhasil dilakukan.

Operasi Pintu De-Flushing (Penutupan Pintu No. 9). Operasi pintu De-Flushing bilamana otorita menetapkan untuk melakukan pengurasan waduk dari endapan lumpur. Urutan yang hams diikuti dalam pengoperasian pintu adalah sebagai berikut:

1. Operator menyalakan generator 1 yang berada pada ruang Genset. Generator no. 1 merupakan suplai daya ke actuator intake Tower


3. Operator menuju ke Intake Tower dan mengamati indicator tegangan dan frekwensi, apakah tegangan dan frekwensi sudah menunjukkan suatu harga yang telah ditentukan?

4. Bila tegangan dan frekwensi sudah sesuai, set MCB 'Bonnet 1' ke posisi ON

5. Tekan tombol 'DOWN' untuk actuator Flushing dan amati indicator pergerakan pintu dan pastikan ada pergerakan pintu tersebut.

6. Bila tidak terjadi sesuatu selama menjalankan actuator tersebut, lanjutkan ke step8

7. Bila terjadi sesuatu selama menjalankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu '0/L' Overload (lihat gambar 5.6) maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'UP' dan amati lampu '0/L'. Bilamana lampu 'Overload' padam, teruskan proses penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya tampu 'F/R' untuk pintu Bonnet Flushing. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 10

8. Biarkan proses beriangsung sampai lampu 'F/L' actuator flushing menyala dan actuator berhenti sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

9. Set MCB 'Crane' dan 'Actuator' ke posisi OFF

10. Operator harus menuju ruang Genset untuk set MCB 'Intake Tower* pada posisi OFF

11. Mematikan Generator no. 1 12. Operator hams berjalan dan turun ke

conduit kanan dari arah hilir 13. Menyalakan lampu lorong conduit dengan

menaikkan saklar putar yang ada di conduit kanan

14. Pastikan lampu-lampu yang ada di lorong conduit dalam keadaan nyala

15. Putar Guard Valve sampai pada posisi tertutup maksimum. Hal ini dapat diketahui dengan tidak dapat diputar lagi tuas pemutar.

16. Operator harus kembali kearah hilir dan naik ke rumah control dan menekan tombol 'Guard Valve' Flushing sampai lampu 'Flushing' padam


9

17. Menyalakan lampu lorong conduit dengan menaikkan saklar putar yang ada di conduit kanan

18. roses De-Flushing berhasil dilakukan.

Pemeliharaan Pintu Emergency (Pintu No. 9). Pada pemeliharaan pintu, diberiakukan pada pintu-pintu yang mengalami periakuan ekstrem yaitu pintu pelayanan JetFlow dan pintu emergency sedangkan pintu stoplog pemeliharaannya dapat dilakukan pada saat docking. Untuk pemeliharaan Pintu Pelayanan Emergency adalah sebagai berikut:

1. Operator menyalakan generator 1. di ruang GenSet. Generator no. 1 merupakan suplai daya ke actuator intake Tower


3. Operator menuju ke Intake Tower dan mengamati indicator tegangan dan frekwensi, apakah tegangan dan frekwensi sudah menunjukkan suatu harga yang telah ditentukan?

4. Bila tegangan sudah sesuai, set MCB 'Crane' dan •Actuator' ke posisi ON

5. Turunkan dan arahkan pengait Hoist dengan menggunakan 'Hand Control' ke lokasi pintu Stoplog Flushing.

6. Kaitkan katrol pada pintu Stoplog dan pastikan pengait pada posisi yang benar dan kuat.

7. Lepaskan pengunci pintu Stoplog 8. Buka lantai grating dengan hati-hati 9. Pasang sabuk pengaman dan ikatkan di

Handrail yang sudah disediakan. 10. Dengan hati-hati angkat pintu Stoplog dan

arahkan ke 'block out' dan atur sehingga pintu tepat pada alur guide frame.

11. Turunkan perlahan-lahan pintu sampai ke dasar frame. Indikasi pintu sudah sampai di dasar adalah slink baja katrol mengendur.

12. Tekan tombol 'UP' untuk actuator Flushing dan amati indicator pergerakan pintu dan pastikan ada pergerakan pintu tersebut.


14. Bila terjadi sesuatu selama menjatankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu 'Overload' maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'DOWN' dan amati lampu 'Overload'. Bilamana lampu 'Overload' padam, teruskan proses penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya lampu 'BOTTOM' untuk pintu Bonnet Flushing. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 10

15. Biarkan proses berlangsung sampai lampu 'TOP' actuator flushing menyala dan actuator berhenti sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

16. Operator harus turun Re lantai dasar sampai ke frame pintu emergency dengan membawa periengkapan kunci-kunci untuk membuka mur

17. Kendorkan semua mur pengikat frame bonnet sampai teriihat daun pintunya

18. Periksa seal yang ada diujung bagian bawah dari daun pintu, bilamana masih dalam keadaan baik, tutup kembali frame. Pemeliharaan selesai

19. Bilamana kondisi seal sudah tidak memenuhi syarat, buka penjepit seal dan ganti seal dengan material yang baru.

20. Setelah selesai melakukan penggantian seal, kencangkan semua baut dan mur penjepit

21. Tutup kembali frame bonnete dan pintu siap ditutup kembali.

22. Operator kembali ke ruang control local dan tekan tombol 'DOWN' pada control actuator Flushing

23. Pastikan pintu Emergency turun dengan cara mengamati indicator Ampere. Bilamana tidak terjadi sesuatu selama menjalankan actuator pintu Emergency teruskan ke step 23

24. Bilamana terjadi sesuatu selama menjalankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu 'Overload' maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'UP' dan amati lampu 'Overload'. Bilamana lampu 'Overload' padam, teruskan proses penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya lampu TOP' untuk pintu Bonnet Flushing. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 20

25. Biarkan proses berlangsung sampai lampu 'DOWN' actuator flushing menyala dan actuator berhenti sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

26. Naikkan pintu Stoplog Flushing secara periahan dengan menggunakan control Hoist sampai pintu keluar dari guide frame.

27. Arahkan pintu Stoplog Flushing ke docking area dan turunkan periahan

28. Bilamana pintu Stoplog Flushing sudah berada pada docking area dan kunci Pintu Stoplog ke docking frame.

29. Lepaskan pengait dan arahkan Hoist ditempat yang aman.

30. Tutup kembali lantai grating 31. Buka sabuk pengaman dan simpan

ditempat yang sudah disediakan


10

32. Set MCB 'Crane' dan •Actuator' pada posisi 'OFF'

33. Prosedure perawatan pintu Emergency Flushing selesai

Pemeliharaan Pintu Emergency (Pintu No. 2). Pada pemeliharaan pintu, diberiakukan pada pintu-pintu yang mengalami periakuan ekstrem yaitu pintu pelayanan JetFlow dan pintu emergency sedangkan pintu stoplog pemeliharaannya dapat dilakukan pada saat docking. Untuk pemeliharaan Pintu Pelayanan Emergency adalah sebagai berikut;

1. Operator menyalakan generator 1. di ruang GenSet. Generator no. 1 merupakan suplai daya ke actuator intake Tower


3. Operator mengamati indicator tegangan dan frekwensi, apakah tegangan dan frekwensi sudah menunjukkan suatu harga yang telah ditentukan?

4. Operator harus jalan menuju ke Intake Tower. Buka panel local, set Main MCB pada posisi 'ON' (lihat gambar 5.7). Pastikan lampu indicator tegangan R, S, T yang berada pada panel local Intake Tower menyala dan semua penunjuk tegangan berada pada + 380V (lihat gambar 5.6)

5. Atur MCB untuk Crane Hoist pada posisi 'ON' (lihat gambar 5.7)

6. Turunkan dan arahkan pengait Hoist dengan menggunakan 'Hand Control' ke lokasi pintu Stoplog Flushing.

7. Kaitkan katrol pada pintu Stoplog dan pastikan pengait pada posisi yang benar dan kuat.

8. Lepaskan pengunci pintu Stoplog 9. Buka lantai grating dengan hati-hati

10. Pasang sabuk pengaman dan ikatkan di Handrail yang sudah disediakan.

11. Dengan hati-hati angkat pintu Stoplog dan arahkan ke 'block out' dan atur sehingga pintu tepat pada alur guide frame.

12. Turunkan periahan-lahan pintu sampai ke dasar frame. Indikasi pintu sudah sampai di dasar adalah slink baja katrol mengendur.

13. Tekan tombol 'UP' untuk actuator Inlet dan amati indicator pergerakan pintu dan pastikan ada pergerakan pintu tersebut.


15. Bila terjadi sesuatu selama menjalankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu '0/L' maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'DOWN' dan amati lampu '0/L'. Bilamana lampu '0/L' padam, teruskan proses

penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya lampu 'F/L' untuk pintu Bonnet Inlet. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 10

16. Biarkan proses beriangsung sampai lampu TOP' actuator Inlet menyala dan actuator bementi sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

17. Operator harus turun ke lantai dasar sampai ke frame pintu emergency dengan membawa perlengkapan kunci-kunci untuk membuka mur

18. Kendorkan semua mur pengikat frame bonnet sampai teriihat daun pintunya

19. Periksa seal yang ada diujung bagian bawah dari daun pintu, bilamana masih dalam keadaan baik, tutup kembali frame. Pemeliharaan selesai

20. Bilamana kondisi seal sudah tidak memenuhi syarat, buka penjepit seal dan ganti seal dengan material yang baru.

21. Setelah selesai melakukan penggantian seal, kencangkan semua baut dan mur penjepit

22. Tutup kembali frame bonnete dan pintu siap ditutup kembali.

23. Operator kembali ke ruang control local dan tekan tombol 'DOWN' pada control actuator Flushing

24. Pastikan pintu Emergency turun dengan cara mengamati indicator Ampere. Bilamana tidak terjadi sesuatu selama menjalankan actuator pintu Emergency teruskan ke step 26

25. Bilamana terjadi sesuatu selama menjalankan actuator seperti overload yang diindikasikan dengan menyalanya lampu '0/L' maka operator harus menekan tombol 'STOP'. Kemudian operator menekan tombol 'UP' dan amati lampu 'Overload'. Bilamana lampu 'Overload' padam, teruskan proses penurunan pintu Emergency tersebut sehingga mencapai kondisi full closed dimana hal ini ditandai dengan nyalanya lampu 'TOP' untuk pintu Bonnet Flushing. Tunggu kurang lebih 10 menit kemudian ulangi step no. 20

26. Biarkan proses beriangsung sampai lampu 'F/L' actuator Inlet flushing menyala dan actuator berhenti sempuma. Berhentinya actuator diindikasikan dengan penunjukkan Ampermeter pada posisi nol

27. Naikkan pintu Stoplog Inlet secara periahan dengan menggunakan control Hoist sampai pintu keluar dan guide frame.

28. Arahkan pintu Stoplog Inlet ke docking area dan turunkan periahan

29. Bilamana pintu Stoplog Flushing sudah berada pada docking area dan kunci Pintu Stoplog ke docking frame.


11

30. Lepaskan pengait dan arahkan Hoist ditempat yang aman.

31. Tutup kembali lantai grating 32. Buka sabuk pengaman dan simpan

ditempat yang sudah disediakan

33. Set MCB 'Crane' dan ‘Actuator' pada posisi 'OFF'

34. Prosedure perawatan pintu Emergency Inlet selesai.

Gambar 7. Potongan Melintang Saluran Intake dan Outlet KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari pensyusunan system manual OP bendungan Telaga Tunjung ini adalah ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan oleh pemilik atau pengelola bendungan yaitu : keamanan struktur atau kondisi fisik bendungan, rencana tindak darurat dan operasi dan pemeliharaan bendungan. Harus dibuat suatu dokumen O & P untuk agar umur bendungan sesuai dengan rencana yang meliputi panduan operasi dan pemeliharaan, catatan prilaku struktur selama kontruksi dan operasional, catatan perubahan dan perbaikan, perluasan maupun rehabilitasi, catatan kecelakaan dqn peristiwa, buku bendungan dan rencana tindak darurat. Laporan penelitian ini ditujukan untuk membuat suatu manual operasi dan pemeliharaan Bendungan Telaga Tunjung. Tingkat bahaya Bendungan Telaga Tunjung termasuk klasifikasi bahaya rendah. Kapasitas tampungan waduk dapat berubah karena terisi oleh sedimen yang masuk kedalam waduk bersama dengan aliran debit air sungai, sehingga secara periodic harus dilakukan pengukuran volume endapan sedimen. Desain banjir di bendungan Telaga Tunjung adalah ½ dari Q PMF dengan nilai Probability maximum Perticipation adalah 600 mm, diambil dari peta PMP Pulau Jawa yang berdekatan dengan Pulau Bali.perhitungan dibit banjir rancangan dihitung dengan metode Gama I sebesar 1552 m

3/detik, Banjir 0,5 PMF sebesar 776 m

3/detik,

banjir 100 tahun sebesar 568 m3/detik

REKOMENDASI Keadaan kondisi bendungan mempengaruhi standart operasi dan pemeliharaan. Dalam suatu bangunan atau kontruksi bedungan perlu dibuat suatu standart operasi dan pemeliharaan, sebagai petunjuk pengoperasian waduk pada saat terjadi banjir, maupun petunjuk pengoperasian pada saat pengisian air waduk dan operasi pintu-pintu. petunjuk operasi harus dipatuhi dan diikuti dengan konsisten, sebab jika dilanggar dapat berbahaya bagi konstruksi khususnya dan bendungan umumnya. Dalam penanganan keadaan darurat harus dijelaskan secara rinsi prosedur pelaporannya dan organisasi dan pejabat yang harus dihubungi pada keadaan darurat adalah fasilitas kesehatan (puskesmas/rumah sakit), pemadam kebakaran, hansip, SAR, Satlak PB. Pengukuran dan observasi yang dilakukan selama konstruksi, pengisian waduk dan selama operasional harus dicatat dengan sistematis dan dilaporkan secara teratur kepada ahli rekayasa yang bertanggung jawab dalam pengamatan bendungan untuk dievaluasi. DAFTAR PUSTAKA Asdak, C. (2002). Hidrologi dan Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soemarto, C.D. (1999). Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.


12

Kreasi Daya, PT. (1994). Preliminary Studies. Denpasar. Bali

Alam Cipta, PT. (1995). System Planning, Economic Study dan Detail Design, Denpasar. Bali

Koei Nippon, Ltd and Associates. (2001)., Design Review and Modification of the Telaga Tunjung Dam and it's Appurtenances, Denpasar. Bali

Sinaro, Radhi dkk. (2007). Menyimak Bendungan Di Indonesia (1910-2006). Yayasan Kilas Teknologi Konstruksi Indonesia, Komite Nasional Untuk Bendungan Besar. Jakarta : Indocamp

Sasrodaersono S Dan Takeda Kesaku. (1981). Bendungan Type Urugan. Jakarta

Ditjen SDA, Balai Bendungan. (2011). Klasifikasi Bahaya Bendungan. Jakarta

Ditjen SDA, Balai Bendungan. (2011). Pedoman Penilaian Resiko Bendungan dan Lampiran. Jakarta

jurnal infrastrukturdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...sistem manual operasi dan pemeliharaan b...

Documents