jurnal putusan ultra petita dalam perkara pidana … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi...

11
JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA Diajukan Oleh: Rosalia Devi Kusumaningrum NPM : 130511354 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan Pidana FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2017

Upload: trinhlien

Post on 11-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

JURNAL

PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA

Diajukan Oleh:

Rosalia Devi Kusumaningrum

NPM : 130511354

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Peradilan Pidana

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017

Page 2: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat
Page 3: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

1

JURNAL

PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA

Rosalia Devi Kusumaningrum

Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

email: [email protected]

ABSTRACT

The criminal justice system is simply a process carried out by the state against those whoviolate the criminal law. Judges in general courts have the authority to examine, to judge and todecide the case in accordance with the provisions of the applicable legislation. Examination of thetrial should be based on the indictments. In fact, there are some decisions handed down by the judgeoutside the chapter indicted by the public prosecutor. The verdict which is not charged by the publicprosecutor can cause so many controversy, which is why the judge's ruling in ultra petita can bearised in criminal justice. The objective of this research is to determine the criminal law expertopinion regarding ultra petita ruling in a criminal case and to know the basic consideration in thejudge ruled by ultra petita in a criminal case. The type of this research is a legal normative research,which including reviewing on the applicable norms or focusing on the positive legal norms in theform of legislation related to the ultra petita ruling in a criminal case. The results of the study is thatthe type of criminal procedural law ruling in ultra petita is not all prohibited, it’s still allowed onlyif it has to be observed under the applicable law and regulations.

Keyword: ultra petita, indictments, criminal cases, prosecutors

1. PENDAHULUAN

Hakim peradilan umum dalam prosespemeriksaan di persidangan berwenanguntuk memeriksa, mengadili dan memutusperkara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Ketika hakimmemutus suatu perkara, hukum dijadikansebagai sarana sedangkan keadilan adalahtujuannya.1 Hakim dalam melakukanpemeriksaan di persidangan harusdidasarkan pada surat dakwaan. Suratdakwaan dibuat oleh jaksa penuntut umumberdasarkan Berita Acara Pemeriksaan(BAP) pendahuluan oleh penyidik. Hakimpada prinsipnya tidak dapat menjatuhkanhukuman kepada terdakwa apabila

1 Zulkarnain, 2013, Praktik PeradilanPidana,Penerbit Setara Press, Malang, hlm 4 dan 5.

perbuatan tersebut tidak didakwakan olehjaksa penuntut umum dalam suratdakwaannya.2

Dalam mengadili terdakwa,pembuktian dan fakta-fakta di persidanganyang akan menentukan terbukti tidaknyaseseorang bersalah melakukan suatu tindakpidana sebagaimana disebutkan dalam suratdakwaan dari penuntut umum. Dalampembuktian di persidangan, apabilakesalahan terdakwa terbukti secara sah danmeyakinkan menurut hukum sesuairumusan dalam surat dakwaan, makapengadilan akan menjatuhkan pidana sesuaidengan Pasal 193 ayat (1) KUHAP.Sebaliknya, apabila terdakwa tidak terbuktisecara sah dan meyakinkan menurut hukum

2Lilik Mulyadi, 1996, Hukum Acara Pidana, PenerbitPT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.39.

Page 4: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

2

atau perbuatan tersebut tidak dirumuskandalam surat dakwaan, maka pengadilanakan membebaskan terdakwa.

Dalam kenyataannya, munculbeberapa putusan mengenai hakim yangmenjatuhkan putusan di luar dari yangdidakwakan oleh jaksa penuntut umumataupun mengabulkan tuntutan melebihidari yang didakwa oleh jaksa penuntutumum. Putusan yang melebihi daridakwaan jaksa penuntut umum disebutdengan putusan ultra petita. Putusan ultrapetita terdapat dalam Putusan denganNomor 314/Pid.Sus/2015/PN Rap danputusan dengan nomor perkara17/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT.PST.

Terhadap kasus tersebut, hakimmenjatuhkan putusan di luar dari yangdidakwakan oleh jaksa penuntut umum.Sedangkan menurut KUHAP, dalammenjatuhkan putusan hakim harusmemperhatikan beberapa pertimbangan,seperti yang tercantum dalam Pasal 182ayat (4) Kitab Undang-Undang HukumAcara Pidana bahwa musyawarah hakimuntuk menjatuhkan putusan harusdidasarkan atas surat dakwaan dan segalasesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan disidang. Hakim yang menjatuhkan putusandi luar pasal yang tidak didakwakan olehjaksa penuntut umum, maka hakimdianggap membuat dakwaan sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka permasalahannya dapat dirumuskansebagai berikut:

a. Bagaimana pendapat ahli hukum pidanaterhadap putusan ultra petita dalamperkara pidana?

b. Apakah dasar pertimbangan hakimdalam menjatuhkan putusan ultra petitadalam perkara pidana?

2. METODE PENELITIAN

a. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalahjenis penelitian hukum normatif, fokuspenelitian ini berdasarkan padaperaturan perundang-undangan terkaitdengan putusan ultra petita dalamperkara pidana.

b. Metode Pengumpulan DataSumber data dalam penelitian hukumnormatif berupa data sekunder yangterdiri atas bahan hukum primer yangberupa peraturan perndang-undangandan bahan sukum sekunder yangberupa fakta hukum, pendapat hukumdalam literatur, jurnal, hasil penelitian,surat kabar, internet, dan putusanmengenai ultra petita.

c. Analisis DataAnalisis data dilakukan terhadapbahan hukum primer yang dilakukandengan deskripi hukum positif,sistematisasi hukum positif, analisishukum positif, interprestasi hukumpositif, dan menilai hukum positif.

d. Proses BerpikirProses berpikir yang digunakan adalahdeduktif, yaitu bertolak dari proposisiumum yang kebenarannya telahdiketahui dan berakhir pada suatukesimpulan yang bersifat khusus.Dalam hal ini yang umum berupaperaturan perundang-undanganmengenai putusan ultra petita dalamperkara pidana, khususnya berupahasil penelitian mengenai putusn ultrapetita dalam perkara pidana.

3. TINJAUAN PUSTAKAa. Pengertian Putusan Ultra Petita

Ultra petita berasal dari bahasa latin,yakni ultra yang berarti sangat, sekali,ekstrim, berlebihan dan petita yang

Page 5: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

3

berarti permohonan.3 Putusan ultrapetita adalah suatu putusan atasperkara melebihi dari yang dituntutatau diminta oleh jaksa penuntutumum. Ultra petita merupakanpenjatuhan putusan atas perkara yangtidak dituntut atau mengabulkan lebihdaripada yang diminta. Ultra petitamenurut I.P.M.Ranuhandoko adalahmelebihi yang diminta. 4

b. Jenis Putusan Ultra Petita

Putusan merupakan akhir dari prosespemeriksaan di dalam persidangan.Dalam hukum acara pidana terdapatbermacam-macam putusan, salahsatunya adalah putusan pidana yangbersifat ultra petita. Putusan pidanayang bersifat ultra petita terdiri daribeberapa jenis, yaitu:1) Putusan pengadilan yang

menjatuhkan pidana melebihilamanya tuntutan pidana yangdiajukan oleh penuntut umum.Hakim dapat menjatuhkan pidanamelebihi tuntutan yang diajukanoleh jaksa penuntut umum denganmemberikan hukumanmaksimum sebagaimanaditentukan oleh undang-undang.

2) Putusan pengadilan yangmenyatakan bersalah danmenjatuhkan pidana terhadapterdakwa, namun bukanberdasarkan pasal yangdidakwakan oleh penuntut umum.Terhadap jenis putusan ultrapetita ini bertentangan denganketentuan Pasal 182 ayat (4)KUHAP, bahwa musyawarahhakim harus didasarkan atas suratdakwaan dan segala sesuatu yang

3 https:fatahilla.blogspot.co.id/2011/02/ultra-petita.html, diakses pada tanggal 01 Desember2016, Pukul 12.00.4 www.suduthukum.com, diakses pada tanggal 31Januari 2017, pukul 12.00

terbukti dalam pemeriksaan disidang, sehingga seharusnyahakim dalam menjatuhkanputusan harus berdasarkandakwaan yang diajukan oleh jaksapenuntut umum bukan mencari-cari pasal yang lain yang tidakdidakwakan terhadap perbuatanterdakwa.

3) Putusan pengadilan yangmenyatakan terdakwa bersalahmelakukan tindak pidana atas apayang didakwakan oleh penuntutumum dan kemudianmenjatuhkan pidana melebihi dariancaman maksimal ataupundibawah ancaman minimum pasalyang didakwakan.5

c. Larangan Putusan Ultra PetitaDalam Hukum Acara PidanaPutusan ultra petita dalam hukumacara pidana terdiri dari beberapajenis sebagaimana telah dipaparkandiatas. Ada putusan ultra petitayang diperbolehkan dan ada jugayang tidak diperbolehkan. terhadapputusan ultra petita yang tidakdiperbolehkan dalam hukum acarapidana, antar lain:

1) Putusan yang dijatuhkan olehhakim diluar pasal yangdidakwakan oleh jaksapenuntut umum. Adanyaputusan di luar pasal yangtidak didakwakan oleh jaksapenuntut umum tentu akanmenimbulkan suatuketidakadilan, karenaterdakwa dinyatakan bersalahdan dijatuhi pidana atasperbuatan yang sama sekali

5

https;//sektiekaguntoro.wordpress.com/2014/07/01/ultra-petita-dalam-perkara-pidana/, diakses padatanggal 15 November 2016, Pukul 11.45

Page 6: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

4

tidak didakwakan oleh jaksapenuntut umum. Selain itu,tentu akan merugikan hakterdakwa karena tidak dapatmelakukan pembelaan untukmempertahankan hak-haknyadipersidangan. Dalam aturanhukum acara pidana Pasal 182ayat (4) telah jelas diaturbahwa hakim dalammenjatuhkan putusan harusberdasarkan pada suratdakwaan jaksa penuntutumum. Dengan adanyaputusan yang dijatuhkan olehhakim di luar pasal yang tidakdidakwakan oleh jaksapenuntut umum tentunya telahbertentangan dengan Pasal 182ayat (4) KUHAP.

2) Putusan pidana yangdijatuhkan oleh hakimmelebihi ancaman maksimumataupun dibawah ancamanminimum yang dituangkandalam pasal undang-undanghukum pidana yangdipergunakan oleh jaksapenuntut umum dalamdakwaannya. Meskipun hakimmemiliki kebebasan, namunkewenangan hakim dibatasioleh peraturan perundang-undangan. Hakim dalammelakukan pemeriksaandipersidangan di batasi denganadanya surat dakwaan dandalam menjatuhkan putusanpemidanaan hakim dibatasidengan adanya ancamanpidana minimum sampaidengan ancaman pidanamaksimum sebagaimana telahditentukan dalam peraturanperundang-undangan. Hakimdalam menjatuhkan putusanpemidanaan tidak bolehmenjatuhkan putusan pidanamelebihi ancaman pidana

maksimum maupun dibawahancaman pidana minimum,karena dalam setiap peraturanperundang-undangan telahdiatur batas minimum danbatas maksimum yang dapatdijatuhkan bagi terdakwasehingga apabila hakimmenjatuhkan putusan pidanamelebihi batas maksimum ataudibawah batas minimum,maka hakim dianggap telahmelampaui bataskewenangannya.

Dalam hukum acara pidanatidak semua jenis putusan yang bersifatultra petita dilarang. Ada putusan ultrapetita yang diperbolehkan, yaitu putusanpidana yang dijatuhkan melebihi darituntutan jaksa penuntut umum, namundengan syarat tidak melebihi batas ancamanpidana maksimum maupun dibawahancaman pidana minimum sebagaimanatelah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan berdasarkan dakwaan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Aturan Hukum Positif MengenaiPutusan Ultra Petita1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Inonesia Pasal 24 ayat(1) Kekuasaan kehakimanmerupakan kekuasaan yangmerdeka. Prinsip ini menghendakikekuasaan kehakiman yang bebasdari campur tangan pihak manapundan dalam bentuk apapun, sehinggadalam menjalankan tugas dankewajibannya ada jaminanketidakberpihakan. Dengandemikian, hakim memilikikemandirian dan kebebasan dalammenjatuhkan putusan yang sedangditanganinya, namun kebebasanyang dimiliki oleh hakim dibatasioleh peraturan perundang-undangan.

Page 7: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

5

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981 tentang Hukum AcaraPidana

Dalam penjatuhan putusan,kebebasan hakim dibatasi olehsurat dakwaan dari penuntut umumsebagaimana diatur dalam Pasal182 ayat (4) KUHAP mengenaimusyawarah hakim dalammenjatuhkan putusan harusberdasarkan pada surat dakwaan.Hakim yang menjauhkan putusandi luar pasal yang tidak didakwakanoleh jaksa penuntut umum tentusaja bertentangan dengan Pasal 182ayat (4) KUHAP.

Dalam proses pengambilanputusan oleh hakim, tidak terlepasdari keberadaan penuntut umumkarena dalam proses peradilanpenuntut umum mempunyaikewenangan untuk melakukanpenuntutan, sebagaimana diaturdalam Pasal 137 KUHAP. Dalampasal ini telah jelas diatur bahwayang mempunyai wewenangmelakukan penuntutan adalahpenuntut umum. Ketika hakimmenjatuhkan putusan di luardakwaan jaksa penuntut umummaka dapat dikatakan bahwa hakimtelah mengambil alih peran darijaksa penuntut umum karenadianggap membuat dakwaansendiri terhadap pasal yang tidakdidakwakan oleh jaksa penuntutumum.

Dalam pemeriksaan dipersidangan, apabila perbuatanyang didakwakan terhadapterdakwa tidak terbukti secara sahdan meyakinkan sebagaimana yangtercantum dalam pasal 191 ayat (1)KUHAP, maka seharusnya hakimmenjatuhkan putusan bebas karenadalam menjatuhkan putusan, hakimharus tetap berdasarkan pada suratdakwaan dari jaksa penuntutumum. Namun, apabila dari hasilpemeriksaan di sidang pengadilan,

kesalahan terdakwa atas perbuatanyang didakwakan kepadanyaterbukti secara sah dan meyakinkanmaka hakim dapat menjatuhkanputusan pemidanaan sebagaimanadiatur dalam Pasal 193 ayat (1)KUHAP. Penjatuhan pidana hanyadapat dilakukan apabila terdakwabersalah melakukan tindak pidanayang didakwakan. Ketika hakimberpendapat bahwa terdakwa tidakbersalah melakukan tindak pidanasebagaimana yang didakwakannya,maka hakim tidak bolehmenjatuhkan putusan pemidanaan.

b. Putusan Ultra Petita Dalam PerkaraPidana

1) Putusan No. 314/Pid.Sus/2015/PNRap. Terhadap putusan tersebutterdakwa Sukmadani alias Sumoditangkap polisi karena menyimpannarkotika golongan I jenis ganjayang disimpan oleh terdakwa didalam kamar mandi. Terdakwamengaku ganja tersebut diperolehdengan cara membeli dari NasirLubis melalui Dedi Siregar padahari Minggu tanggal 01 Februari2015. Terdakwa didakwa olehJaksa Penuntut Umum dengandakwaan alternatif, yaitu dakwaanpertama menggunakan Pasal 114ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun2009 tentang Narkotika ataudakwaan kedua menggunakanPasal 111 ayat (1) UU RI No.35tahun 2009 tentang Narkotika.Namun, dalam putusannya hakimmenggunakan Pasal 127 ayat (1)huruf a UU No.35 Tahun 2009tentang Narkotika.

Pertimbangan hakimmenjatuhkan putusan di luar pasalyang tidak didakwakan oleh jaksapenunut umum yaitu bahwa pasalyang didakwakan oleh jaksapenuntut umumtidak terbukti dalampemeriksaaan di persidangan, akan

Page 8: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

6

tetapi berdasarkan pengakuanterdakwa yang menerangkanmengetahui adanya larangan daripemerintah untuk menggunakannarkotika sehingga seharusnyaterdakwa sebagai warga negarayang menegetahui adanya larangantersebut seharusnya ikutmendukung program pemerintahdalam hal pemberantasan Narkoba,oleh karenanya Majelis Hakimberpendapat seharusnya terdakwajuga harus dihukum sesuai denganperbuatannya.

2) Putusan dengan nomor perkara17/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT.PST. Terhadap putusan tersebutterdakwa Susi alias uci bersama-sama dengan M.Akil Mochtarselaku hakim konstitusi melakukanatau turut serta lakukan perbuatanyang menerima hadiah atau janji,yaitu menerima uang sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyarrupiah), padahal diketahui ataupatut diduga bahwa hadiah ataujanji tersebut diberikan untukmempengaruhi putusan perkarayang diserahkan kepadanya untukdiadili, yaitu hadiah atau janjitersebut diberikan oleh TubagusChaeri Wardana Chasan dan RatuAtut Chosiyah kepada M.AkilMochtar melalui terdakwa denganmaksud agar M.Akil Mochtarselaku hakim MahkamahKonstitusi dan selaku Ketua PanelHakim membatalkan KeputusanKomisi Pemilihan Umum (KPU)Kabupaten Lebak tentangRekapitulasi Hasil PenghitunganPerolehan Suara TingkatKabupaten pada Pemilihan UmumBupati dan Wakil BupatiKabupaten Lebak tahun 2013 danmemerintahkan KPU KabupatenLebak untuk melaksanakanPemungutan Suara Ulang diseluruhtempat pemungutan suara di KabLebak. Selain itu terdakwa

bersama-sama dengan M.AkilMochtar selaku Hakim Konstitusipada Mahkamah KonstitusiRepublik Indonesia (melakukanatau turut serta melakukanperbuatan yang menerima hadiahatau janji, yaitu menerima uangsebesar Rp 500.000.000,00 (limaratus juta rupiah), padahal diketahuiatau patut diduga bahwa hadiahatau janji tersebut diberikan untukmempengaruhi putusan perkarayang diserahkan kepadanya untukdiadili, yaitu hadiah atau janjitersebut diberikan oleh RyckoMenoza dan Eki Setyanto kepadaM.Akil Mochtar melalui Terdakwadengan maksud agar M. AkilMochtar selaku Ketua Panel Hakimmemutus permohonan PerkaraKonstitusi terkait keberatan atasRekapitulasi Hasil PerhitunganPerolehan Suara TingkatKabupaten Lampung SelatanTahun 2010 tidak dapat diterima.

Atas perbuatan tersebut,terdakwa didakwa oleh jaksapenuntut umum denganmenggunakan bentuk dakwaankumulatif, yaitu dakwaan kesatudan kedua menggunakan Pasal 12huruf c Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 31 Tahun 1999tentang Pemberantasan TindakKorupsi sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2001tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Korupsi.Namun dalam putusannya hakimmenggunakan Pasal 6 ayat (1) hurufa dan Pasal 13 UU Tipikor.

Pertimbangan hakimmenjatuhkan putusan di luar pasalyang tidak didakwakan oleh jaksapenuntut umum yaitu, dalampemeriksaan di persidangan pasalyang didakwakan tidak terbukti,

Page 9: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

7

sehingga hakim akan menggunakanpasal yang dipandang lebih tepatditerapkan bagi perbuatan terdakwaserta pasal yang digunakan olehhakim tidak merugikan terdakwakarena ancaman pidananya lebihringan daripada pasal yangdidakwakan oleh jaksa penuntutumum.

Terhadap kedua putusan tersebuthakim menjatuhkan putusan yang tidak didakwakan oleh jaksa penuntut umum.Dalam hukum acara pidana, putusan diatastidak diperbolehkan karena menyimpangdari beberapa asas-asas dalam hukum acarapidana serta bertentangan dengan ketentuandalam Pasal 137, Pasal 182 ayat (4), Pasal191 ayat (1), dan Pasal 193 ayat (1)KUHAP.

Dalam aturan KUHAP Pasal 182ayat (4), bahwa musyawarah hakim harusdidasarkan atas surat dakwaan dan segalasesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan disidang. Adanya putusan diatas, terlihatbahwa ada penyimpangan yang dilakukanoleh hakim yang menjatuhkan putusandalam kasus diatas, karena hakimmenjatuhkan putusan terhadap pasal-pasalyang tidak didakwakan oleh jaksa penuntutumum. Apabila perbuatan terdakwa dalampemeriksaan di persidangan sebagaimanaterdapat dalam surat dakwaan perbuatanterdakwa tidak terbukti secara sah danmeyakinkan, maka seharusnya terdakwadibebaskan, aturan tersebut telah jelasdiatur dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP.Serta dalam ketentuan Pasal 193 (1) hakimdapat menjatuhkan pidana apabilaperbuatan yang didakwakan terbukti secarasah dan meyakinkan, apabila perbuatanterdakwa tidak terbukti maka terdakwaseharusnya dibebaskan dan tidak dapatdijatuhi pidana.

Adanya putusan yang diajtuhkanoleh hakim di luar pasal yang tidakdidakwakan oleh jaksa penuntut umumterdapat perbedaan pendapat bahwamenurut bapak Putu AgusWiranta,S.H.,M.H selaku hakim,Prof.Dr.Eddy OS Hiariej,S.H.,M.Hum

selaku ahli hukum pidana, DanielKristanto,S.H selaku jaksa, dan HillariusNG Merro,S.H selaku advokat tidak setujukarena terdakwa mempunyai hak untukmembela diri dan membuktikan bahwa iatidak bersalah, dengan adanya putusan diluar dakwaan jaksa penuntut umum makahak-hak terdakwa telah dilanggar. Jadi,apabila perbuatan terdakwa dalampemeriksaan di persidangan tidak terbuktisecara sah dan meyakinkan maka terdakwaharus dibebaskan, karena hakim dalampemeriksaan dipersidangan dibatasi olehsurat dakwaan dari jaksa penuntut umumsehingga dalam menjatuhakn putusanhakim juga harus berdasarkan pada suratdakwaan. Namun, menurut Prof.Dr.Drs.Paulinus Soge,S.H.,M.Hum selaku ahlihukum pidana, hakim dapat menjatuhkanputusan di luar pasal yang tidakdidakwakan oleh jaksa penuntut umumkarena hakim memiliki kebebasan yangmerdeka untuk menegakkan hukum dankeadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 1angka 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Adanya putusan yang dijatuhkanoleh hakim di luar pasal yang tidakdidakwakan oleh jaksa penuntut umum,menurut penulis tidak hanya melanggarketentuan dalam peraturan hukum acarapidana saja, namun juga menyimpang daribeberapa asas-asas dalam hukum acarapidana, antara lain:

a) Asas Equality Before The Law dalamsistem pembuktian accusatoir, yaituadanya persamaan kedudukandihadapan hukum, baik penuntutumum maupun terdakwa mempunyaihak yang sama untuk membuktikandalilnya. Adanya jenis putusan di luardakwaan jaksa penuntut umummenyimpang dari asas Equality BeforeThe Law, karena dalam asas ini telahjelas sekali bahwa seharusnyaterdakwa diberikan kesempatan untukmembuktikan bahwa ia tidak bersalah,namun adanya putusan ultra petita hakasasi manusia terdakwa dilanggar

Page 10: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

8

karena terdakwa tidak diberikankesempatan untuk membuktikanbahwa ia tidak bersalah. Dalam hal ini,tentunya terdakwa juga tidak dapatmembela diri ketika dalampemeriksaan dipersidangan. Tidakdiberikannya kesempatan bagiterdakwa untuk membuktikan bahwaia tidak bersalah melakukan perbuatanyang tidak didakwakan, maka sistempembuktian yang digunakan bukanlahaccusatoir, tetapi menggunakan sisteminquisitoir yaitu hakim bertindaksebagai penyidik, penuntut umum, danpengadil.

b) Asas actori in kupit onus probandimemberi pengertian bahwa siapa yangmendakwa ia yang wajibmembuktikan, dalam hal ini adalahjaksa penuntut umum. Dengan adanyaasas tersebut telah jelas bahwa dalamputusan ultra petita, hakim telahmengambil peran dari jaksa penuntutumum karena hakim tidakmemberikan kesempatan kepada jaksapenuntut umum untuk membuktikandakwaannya. Dalam pemeriksaandipersidangan seharusnya pihak yangharus membutikan dakwaan kepadaterdakwa adalah penuntut umum,bukan hakim.

c) Asas actore non probante reusabsolvitur yang menyatakan bahwa,jika terdakwa tidak terbukti makaharus diputus bebas. Asas ini sejalandengan ketentuan dalam Pasal 191 ayat(1) KUHAP, apabila dalampemeriksaan di persidangan perbuatanyang didakwakan terhadap terdakwatidak terbukti secara sah danmeyakinkan maka terdakwa diputusbebas. Putusan hakim di luar dakwaanjaksa penuntut umum telah jelasmenyimpang dari asas ini, karenahakim tidak menjatuhkan putusanbebas meskipun perbuatan terdakwatidak terbukti. Hal tersebut tentunyasangat melanggar hak asasi manusia

terdakwa, karena terdakwa dianggaptelah melakukan perbuatan yang tidakdidakwakan oleh jaksa penuntutumum.

Dampak buruk dari adanyaputusan di luar pasal yang didakwakanjaksa penuntut umum menurut penulis,yaitu adanya pelanggaran terhadap hakasasi manusia terdakwa sertamencerminkan suatu ketidakadilan bagiterdakwa karena terdakwa tidak melakukanapa yang tidak didakwakan kepadanya.Seharusnya dalam penegakkan hukum tidakboleh sampai mengorbankan hak terdakwa,yaitu hak untuk membela diri danmembuktikan bahwa ia tidak bersalah.Selain itu, dampak yang lain adalahmencerminkan ketidakadilan, karena fungsihukum dalam sistem peradilan adalahmencapai kebenaran, oleh sebab itu jikamemang perbuatan terdakwa sebagaimanadalam surat dakwaan berdasarkanpembuktian dihadapan sidang tidakterbukti, maka hakim harus menjatuhkanputusan bebas.

Adanya putusan yang bersifat ultrapetita tidak semata-mata kesalahan hakimdalam menjatuhkan putusan pidana, namunada penyebab lain yang menimbulkanmunculnya putusan ultra petita, yaitu jaksapenuntut umum ketika dalam menyusunsurat dakwaan kurang cermat dan kurangteliti sehingga dalam menuntut dakwaantidak sesuai dengan fakta, padahal faktanyaterdakwa harus dipidana. Kurangcermatnya dalam penyusunan suratdakwaan, maka akan berakibat terdakwaakan dibebaskan, padahal seharusnyaperbuatan terdakwa dapat dipidana.

5. KESIMPULAN

a. Terdapat perbedaan pendapat ahlihukum pidana mengenai putusan yangdijatuhkan oleh hakim di luar pasalyang tidak didakwakan oleh jaksapenuntut umum, ada yang menolakkarena hakim dalam mencarikebenaraan materiil tidak sebebas-bebasnya yang membatasi adalah

Page 11: JURNAL PUTUSAN ULTRA PETITA DALAM PERKARA PIDANA … · deduktif, yaitu bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat

9

peraturan perundang-undangan. Selainitu ada yang menerima, karena hakimmemiliki kekuasaan yang merdekaguna menegakkan hukum dankeadilan.

b. Dasar pertimbangan hakimmenjatuhkan putusan di luar pasalyang tidak didakwakan oleh jaksapenuntut umum yaitu bahwa pasalyang didakwakan oleh jaksa penuntutumum dalam pemeriksaan dipersidangan tidak terbukti sehinggahakim menggunakan pasal yang lainyang dipandang lebih tepat diterapkanbagi perbuatan terdakwa. Selain itu,pasal yang digunakan oleh hakimdalam menjatuhkan putusan tidakmerugikan terdakwa karena ancamanpidananya lebih ringan daripadaancaman pidana terhadap pasal yangdidakwakan oleh jaksa penuntutumum.

REFERENSI

Buku:

Mulyadi, Lilik, 1996, Hukum Acara Pidana,Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,Bandung.

Zulkarnain, 2013, Praktik PeradilanPidana,Penerbit Setara Press, Malang.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana

Website:

https:fatahilla.blogspot.co.id/2011/02/ultra-petita.html, diakses pada tanggal 01 Desember2016, Pukul 12.00.

www.suduthukum.com, diakses pada tanggal 31Januari 2017, pukul 12.00

https://sektiekaguntoro.wordpress.com/2014/07/01/ultra-petita-dalam-perkara-pidana/, diaksespada tanggal 15 November 2016, Pukul 11.45