jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 5 a

5
Inventarisasi dan Identifikasi Phaeophyta di Perairan Teluk Lombok Sangatta Maria Gaudensia N. K, Jumartang Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda Abstrak. Phaeophyta adalah alga bewarna cokelat. Warna cokelat dikarenakan oleh pigmen fikosantin yang dominan. Phaeophyta juga mengandung pigmen lain yaitu klorofil a dan b, karoten serta santofil. Phaeophyta adalah alga yang mempunyai ukuran lebih besar apabila dibandingkan Chlorophyta dan Rhodophyta. Phaeophyta termasuk salah satu sumber daya hayati laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Phaeophyta memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena memiliki peranan penting baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Namun demikian, phaeophyta juga termasuk organisme yang rentan terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi dan identifikasi jenis-jenis phaeophyta di pantai Teluk Lombok Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2013 di pantai Teluk Lombok Sangatta. Metode yang digunakan adalah deskriptif serta teknik pengambilan sampel dengan pembuatan garis transek. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3 spesies dari divisi Phaeophyta, yaitu Padina sp. sebanyak 1 spesies, Stypopodium sp. sebanyak 1 spesies dan Turbinaria sp. sebanyak 6 spesies. Kata kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Phaeophyta, Teluk Lombok. PENDAHULUAN Pantai Teluk Lombok terletak di Kabupaten Kutai Timur, Kota Sangatta, Kalimantan Timur. Luas wilayah ini adalah 35.747,50 km². Secara administratif, pantai Teluk Lombok masuk ke dalam wiayah Desa Sangkima. Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1" LS-1°52'39" LU. Pantai Teluk Lombok bersubstrat pasir dan memiliki padang lamun yang cukup luas dengan biota- biota yang berasosiasi di dalamnya. Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan dan tempat pemijahan biota-biota laut (Bold and Wyne, 1985). Alga makro memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan dalam bidang industri, makanan, obat-obatan dan energi. Sehingga permintaan untuk komoditi alga makro semakin meningkat. Untuk memenuhi keperluan tersebut tidak hanya bergantung pada potensi produksi alam saja, tetapi masyarakat harus melakukan budidaya alga makro, sehingga spesies-spesies alga makro tersebut perlu diketahui potensi dan pengembangan produksinya sesuai dengan yang diperlukan, untuk itu pelatihan mengenal spesies-spesies alga laut Indonesia perlu dilakukan terutama di kalangan pendidikan dan perguruan tinggi, sehingga tentunya dapat membantu pengembangan ilmu dan pendidikan (Sulistijo, 2009). Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Dan kebanyakan bersifat autotrof (Abidin, 2012).

Upload: mulawarman-university

Post on 12-Jul-2015

600 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A

Inventarisasi dan Identifikasi Phaeophyta di Perairan Teluk Lombok Sangatta

Maria Gaudensia N. K, Jumartang

Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda

Abstrak. Phaeophyta adalah alga bewarna cokelat. Warna cokelat dikarenakan oleh

pigmen fikosantin yang dominan. Phaeophyta juga mengandung pigmen lain yaitu

klorofil a dan b, karoten serta santofil. Phaeophyta adalah alga yang mempunyai ukuran

lebih besar apabila dibandingkan Chlorophyta dan Rhodophyta. Phaeophyta termasuk

salah satu sumber daya hayati laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia.

Phaeophyta memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena memiliki peranan

penting baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Namun demikian, phaeophyta juga

termasuk organisme yang rentan terhadap perubahan lingkungan yang dapat

mempengaruhi keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi dan

identifikasi jenis-jenis phaeophyta di pantai Teluk Lombok Sangatta, Kabupaten Kutai

Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2013 di pantai Teluk Lombok

Sangatta. Metode yang digunakan adalah deskriptif serta teknik pengambilan sampel

dengan pembuatan garis transek. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3 spesies dari

divisi Phaeophyta, yaitu Padina sp. sebanyak 1 spesies, Stypopodium sp. sebanyak 1

spesies dan Turbinaria sp. sebanyak 6 spesies.

Kata kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Phaeophyta, Teluk Lombok.

PENDAHULUAN

Pantai Teluk Lombok terletak di

Kabupaten Kutai Timur, Kota Sangatta,

Kalimantan Timur. Luas wilayah ini

adalah 35.747,50 km². Secara

administratif, pantai Teluk Lombok

masuk ke dalam wiayah Desa Sangkima.

Kutai Timur terletak di wilayah

khatulistiwa dengan koordinat di antara

115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1"

LS-1°52'39" LU. Pantai Teluk Lombok

bersubstrat pasir dan memiliki padang

lamun yang cukup luas dengan biota-

biota yang berasosiasi di dalamnya.

Alga merupakan salah satu

sumberdaya alam hayati laut yang

bernilai ekonomis dan memiliki peranan

ekologis sebagai produsen yang tinggi

dalam rantai makanan dan tempat

pemijahan biota-biota laut (Bold and

Wyne, 1985).

Alga makro memiliki manfaat yang

sangat banyak yang digunakan dalam

bidang industri, makanan, obat-obatan

dan energi. Sehingga permintaan untuk

komoditi alga makro semakin

meningkat. Untuk memenuhi keperluan

tersebut tidak hanya bergantung pada

potensi produksi alam saja, tetapi

masyarakat harus melakukan budidaya

alga makro, sehingga spesies-spesies

alga makro tersebut perlu diketahui

potensi dan pengembangan produksinya

sesuai dengan yang diperlukan, untuk itu

pelatihan mengenal spesies-spesies alga

laut Indonesia perlu dilakukan terutama

di kalangan pendidikan dan perguruan

tinggi, sehingga tentunya dapat

membantu pengembangan ilmu dan

pendidikan (Sulistijo, 2009).

Phaeophyta adalah salah satu

ganggang yang tersusun atas zat warna

atau pigmentasinya. Phaeophyta ini

berwarna coklat karena mengandung

pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya

seperti tumbuhan tinggi. Ganggang

coklat ini mempunyai talus (tidak ada

bagian akar, batang dan daun), terbesar

diantara semua ganggang ukuran

tulusnya mulai dari mikroskopik sampai

makroskopik. Dan kebanyakan bersifat

autotrof (Abidin, 2012).

Page 2: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A

Tubuhnya selalu berupa talus yang

multiseluler yang berbentuk filamen,

lembaran atau menyerupai semak

(pohon) yang dapat mencapai beberapa

puluh meter, terutama jenis-jenis yang

hidup didaerah beriklim dingin. Sel

vegetatif mengandung kloroplas

berbentuk bulat panjang, seperti pita,

mengandung klofil serta xantofil

(Abidin, 2012).

Kloroplas berbentuk bulat, bulat

panjang, seperti pita; mengandung

khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa

santofil misalnya fukosantin. Cadangan

makanan berupa laminarin dan manitol.

Dinding sel mengandung selulose dan

asam alginat. Sel-sel ganggang hijau

mempunyai khloroplas yang berwarna

hijau, dan mengandung klorofil a dan b

serta karetinoid. Pada chloroplas

terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa

tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel

yang merupakan koloni berbentuk

benang yang bercabang-cabang.

Hidupnya ada yang diair tawar, air laut

dan juga pada tanah yang lembab atau

yang basah. Setiap organisme tersusun

dari salah satu diantara dua jenis sel

yang secara struktural berbeda, sel

prokariotik dan sel eukariotik (Abidin,

2012).

Alga/ganggang coklat ini umumnya

tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis

saja yang hidup di air tawar yang agak

dingin dan sedang, terdampar dipantai,

melekat pada batu-batuan dengan alat

pelekat (semacam akar). Bila di laut

yang iklimnya sedang dan dingin,

talusnya dapat mencapai ukuran besar

dan sangat berbeda bentuknya. Ada

yang hidup sebagai epifit pada talus lain.

Tapi ada juga yang hidup sebagai

endofit. Di daerah subtropis, alga

cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu

daerah literal sampai sublitoral. Di

daerah tropis, alga cokelat biasanya

hidup di kedalaman 220 meter pada air

yang jernih (Abidin, 2012).

Tujuan penelitian ini yaitu untuk

menginventarisasi serta mengidentifikasi

jenis-jenis Phaeophyta yanga ada di

pantai Teluk Lombok Sangatta. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi

penelitian awal untuk pengembangan

potensi sumberdaya laut, khususnya

Phaeophyta di pantai Teluk Lombok

Sangatta.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pantai

Teluk Lombok Sangatta Kabupaten

Kutai Timur pada tanggal 29 Desember

2013.

Metode Penelitian

1. Penetapan Lokasi Sampel

Pada lokasi penelitian dibuat 1 garis

transek dengan jarak antara satu

transek dengan transek berikutnya

adalah 20 m. Dari 1 garis transek

dibuat 4 plot berbentuk lingkaran

dengan diameter 20 m. Garis transek

ditarik dari surut laut terendah yang

diambil ± 10 m dari bibir pantai.

2. Pengumpulan Data

Pada setiap plot dihitung jumlah

spesies alga yang ditemukan.

Identifikasi jenis dilakukan di

laboratorium dengan menggunakan

buku-buku identifikasi alga pada

tanggal 31 Desember 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan 3 spesies

alga makro yang tersebar pada 4 plot

dari divisi Phaeophyta yaitu Padina sp.

Stypopodium sp. dan Turbinaria sp..

Secara umum dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

Page 3: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A

Tabel 1. Jumlah Spesies Setiap Plot

No. Jenis Plot

I II III IV

1. Padina sp. 1

2. Stypopodium sp. 1

3. Turbinaria sp. 5 1

Total 5 3

Tabel 2. Jenis-Jenis Phaeophyta

No. Famili Jenis Warna Morfologi

1. Dictyotaceae Padina sp. Coklat Dapat terlihat multiseluler

2. Dictyotaceae Stypopodium sp. Coklat

kehitaman Dapat terlihat multiseluler

3. Sargassaceae Turbinaria sp. Coklat Dapat terlihat multiseluler

1. Padina sp. (Ganggang Pirang)

Ganggang ini ditemukan di Pantai

Teluk Lombok Sangatta pada plot 3

dengan jumlah 1 spesies Padina sp.

Ganggang Pirang (Padina sp.)

merupakan ganggang pirang. Dalam

kromatofornya terkandung klorofil –a,

karotin, dan xanofisil, tetapi terutama

fikosanin yang menutupi warna lain

yang menyebabkan ganggang ini

berwarna pirang. Talus berbentuk pita

bercabang-cabang menggarpu.

Mempunyai alat perekat yang disebut

rhizoid. Habitatnya dilaut dan pada

talusnya terdapat garis-garis konsentris.

Terdiri dari sel yang berbentuk

menyerupai kipas dengan bagian tepi

menggulung, terdapat rambut halus yang

tersusun konsentris sebagai tempat

gametangia dan sporangia. Habitat dari

spesies ini adalah di laut khususnya di

perairan pantai dan hidup menempel

pada batu karang. Termasuk dalam ordo

Dictyotales karena sporofit dan

gametofit bergiliiran dan beraturan, dan

keduanya mempunyai thallus yang

berbentuk pita yang bercabang-cabang

menggarpu.

2. Stypopodium sp. (Ganggang Coklat

Kehitaman)

Ganggang ini memiliki tinggi sekitar

3,6 sampai dengan 4,5 dm, berwarna

coklat kehitaman tetapi ganggang ini

terlihat berwarna-warni apabila didalam

air. Rizoid berbentuk kipas tipis,

panjang lebarannya 1 samapi 5 cm

dengan margin tidak teratur, tali

berbentuk segmen dengan luas 1 sampi

5 cm. Thalus pada interval yang tidak

teratur dengan panjang sekitar 3 sampai

15 mm dan sporangia tidak teratur.

Page 4: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A

Habitat dari spesies ini adalah di laut

khususnya di perairan pantai dan hidup

menempel pada batu karang. Termasuk

dalam ordo Dictyotales karena sporofit

dan gametofit bergiliiran dan beraturan.

3. Turbinaria sp. (Ganggang Pirang)

Ganggang ini ditemukan di Pantai

Teluk Lombok Sangatta pada plot 1

dengan jumlah 5 dan pada plot 3 dengan

jumlah 1.

Ganggang Pirang (Turbinaria sp.)

termasuk ke dalam classis Phaeophyceae

karena berwarna pirang karena dalam

kromatoforanya terkandung klorofil a,

karoten, dan santofil, tetapi terutama

fikosantin yang menutupi warna lainnya

dan yang menyeabkan ganggang itu

berwarna pirang. Turbinaria sp.

termasuk dalam Ordo Fucales karena

talusnya berbentuk pita, kaku seperti

kulit, bercabang-cabang menggarpu dan

melekat dengan alat pelekat yang

berbentuk cakram. Ujung-ujung talus

agak membesar dan mempunyai

lekukan-lekukan yang disebut

konseptakel. Tubunhya seperti pohon

atau semak yang seolah mempunyai

akar batang dan daun. Bentuk talus

seperti terompet.

Habitat dari Turbinaria sp.

(ganggang pirang) yaitu di laut.

Daunnya menggangsing melebar hingga

distal akhir membentuk batas helaian

mahkota melalui barisan gigi. Vesikula

berada di tengah mahkota. Gametangia

berongga pada permukaan reseptakel,

talus bercabang mempunyai filoid

seperti piramida atau corong yang

melekat pada sumbu utama. Gelembung

udara terletak pada filoid.

Pada umumnya spesies ini ditemukan

pada karang dengan pasang surut rendah

dan area subtidal sampai ke daerah ke

ombak sedang hingga ombak tinggi atau

zona tenang. Termasuk dalam ordo

Fucales karena mempunyai talus

berbentuk pita yang di tengah-tengahnya

diperkuat oleh suatu rusuk tengah, kaku

seperti kulit, bercabang-cabang

menggarpu dan melekat pada batu

dengan alat pelekat yang berbentuk

cakram.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa

makroalga yang ditemukan di Pantai

Teluk Lombok Sangatta sebanyak 3

jenis yang terdapat didua plot, yaitu

Padina sp. sebanyak 1, Stypopodium sp.

sebanyak 1 yang terdapat di plot 1 dan

Turbinaria sp. sebanyak 6 yang terdapat

di plot 2 dan 3.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. N. 2012. Divisi Phaeophyta.

Universitas Muhammadiyah

Malang. Malang.

Anonim, 2011. Laporan Praktikum

tentang Lumut, Algae, dan

Tumbuhan Paku. http://

wiwiscuapzbintipran.blogspot.co

m/2011/01/laporan-praktikum

tentang-lumut-algae.html. Diakses

pada tanggal 03 Januari 2014 di

Samarinda.

Bold, H.C. and M.J. Wyne. 1985.

Introduction to The Algae:

Structure and Reproduction.

2nd ed. Prentice Hall, Inc.,

Englewood Cliffs.

Marianingsih, P., E. Amelia., T. Suroto.

2013. Inventarisasi dan

Identifikasi makroalga di

Perairan Pulau Untung Jawa.

Page 5: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A

Program studi Pendidikan

Biologi, FKIP – UNTIRTA.

Jakarta.

Sulistijo, 2009. Pelayara Kebangsaan

Ilmuwan Muda. Pusat Penelitian

Oseanografi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia. Jakarta.