jurnal pbl & ekspositori

9
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN EKSPOSITORI Oleh: Dita Pratiwi Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Tahun Lulus 2010 dan Guru di SMK Bina Informatika Bintaro Rusmono Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing I E.S. Triday Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing II Ditulis Ulang Oleh: Syaefur Rozak (5215097003) Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Abstract This study aimed to determine whether there are differences in learning outcomes between the Basic Competency Vocational students who are studying with Problem Based Learning teaching strategies and expository strategy. This research was done in SMK Negeri 1 Jakarta in academic year 2009/2010. The research method used was a quasi experiment. Study sample included 21 students and 21 classroom learners experimental control class. The research instrument was a multiple choice test as many as 25 questions with 5 alternative answers. Reliability coefficient of 0.89 calculated using K-20 formula. The validity of the instrument is calculated by the formula point biserial on significance level (α = 0,05) and n = 12 was obtained 0,576 . Liliefors normality test using the test with data retrieved from post-test result. In the experimental class and control class is 0,173. Because at L o < L table then concluded the two groups of data in normal distribution. Results showed that at 5% significance level, the price of t o,975 and dk 40 , got value t table = 2.0 while t value = 2,89. Because price of t between -2,02 and 2,02, so we can conclude the study by using the PBL learning strategy provides substantial effect on improving learning outcomes Basic Competency Vocational subjects. Kata Kunci:strategi pembelajaran, problem based learning, ekspositori. Pendidikan merupakan proses kompleks dimana kompleksitasnya selalu beriringan dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan, aspek kehidupan dikembangkan dengan serangkaian proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang diakibatkan oleh

Upload: baehaqialanawa

Post on 24-Jul-2015

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN

STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN

EKSPOSITORI

Oleh:

Dita Pratiwi Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Tahun Lulus 2010 dan Guru di SMK Bina Informatika Bintaro

Rusmono Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing I

E.S. Triday Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing II

Ditulis Ulang Oleh:

Syaefur Rozak (5215097003) Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

Abstract

This study aimed to determine whether there are differences in learning

outcomes between the Basic Competency Vocational students who are

studying with Problem Based Learning teaching strategies and expository

strategy. This research was done in SMK Negeri 1 Jakarta in academic year

2009/2010. The research method used was a quasi experiment. Study

sample included 21 students and 21 classroom learners experimental

control class. The research instrument was a multiple choice test as many as

25 questions with 5 alternative answers. Reliability coefficient of 0.89

calculated using K-20 formula. The validity of the instrument is calculated

by the formula point biserial on significance level (α = 0,05) and n = 12

was obtained 0,576 . Liliefors normality test using the test with data

retrieved from post-test result. In the experimental class and control class

is 0,173. Because at Lo < Ltable then concluded the two groups of data in

normal distribution. Results showed that at 5% significance level, the price

of to,975 and dk 40 , got value ttable = 2.0 while tvalue = 2,89. Because price of t

between -2,02 and 2,02, so we can conclude the study by using the PBL

learning strategy provides substantial effect on improving learning

outcomes Basic Competency Vocational subjects.

Kata Kunci:strategi pembelajaran, problem based learning, ekspositori.

Pendidikan merupakan proses

kompleks dimana kompleksitasnya

selalu beriringan dengan

perkembangan manusia. Melalui

pendidikan, aspek kehidupan

dikembangkan dengan serangkaian

proses perubahan tingkah laku pada

diri seseorang diakibatkan oleh

Page 2: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 2

transfer pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Perubahan tingkah laku

tersebut dapat diperoleh dalam dunia

pendidikan yakni dengan adanya

proses pembelajaran. Proses

pembelajaran dapat mempengaruhi

peserta didik dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan yaitu

menghantarkan para peserta didik

menuju pada perubahan tingkah laku

intelektualitas moral maupun sosial

agar dapat hidup mandiri sebagai

individu dan makhluk sosial. Namun

lemahnya proses pembelajaran

menjadi salah satu masalah yang

dihadapi dalam dunia pendidikan.

Dimana, peserta didik kurang

didorong untuk mengembangkan

kemampuan berfikir. Proses

pembelajaran di kelas diarahkan

kepada kemampuan peserta didik

untuk menerima informasi, tanpa

dituntut untuk memahami informasi

yang diingatnya untuk

menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya,

ketika peserta didik lulus dari

sekolah, mereka pintar teoritis tetapi

mereka miskin aplikasi. Pada

umumnya, strategi pembelajaran

yang digunakan sekolah adalah

strategi pembelajaran ekspositori.

(Ruseffendi, 1991) mengutarakan

metode ekspositori ini sama dengan

cara mengajar yang tradisional.

Kegiatan selanjutnya guru

memberikan contoh soal dan

penyelesaiannya, kemudian memberi

soal-soal latihan, dan peserta didik

disuruh mengerjakannya. Kegiatan

guru yang utama adalah

menerangkan dan peserta didik

mendengarkan. (Subiyanto, 1988)

menjelaskan bahwa kelas dengan

pembelajaran secara biasa

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Pembelajaran secara klasikal, para

peserta didik tidak mengetahui apa

tujuan mereka belajar pada hari itu.

Dasar Kompetensi Kejuruan adalah

salah satu mata pelajaran pokok pada

sekolah kejuruan. Dimana didalamya

terdapat dasar-dasar ilmu kejuruan

yang sesuai dengan bidangnya

sehingga dapat menunjang peserta

didik agar dapat memahami ilmu

dasar dari jurusan masing-masing

pada sekolah menengah kejuruan.

Dalam proses pembelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan masih

menggunakan strategi pembelajaran

ekspositori. Sehingga pembelajaran

hanya berfokus pada guru

bersangkutan yang mengakibatkan

Page 3: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 3

peserta didik menjadi jenuh dan

kurang memahami tujuan akhir dari

materi yang diajarkan serta berakibat

pada hasil belajar peserta didik.

Untuk meningkatkan hasil belajar

Dasar Kompetensi Kejuruan tersebut

dibutuhkan sebuah perubahan

strategi pembelajaran yang menuntut

peserta didik untuk lebih berperan

aktif dalam menyelesaikan program

pembelajarannya. PBL merupakan

strategi pembelajaran yang

menawarkan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Strategi

pembelajaran dengan PBL, peserta

didik diharapkan untuk terlibat

dalam proses penelitian yang

mengharuskannya untuk

mengidentifikasi permasalahan,

mengumpulkan data dan

menggunakan data tersebut untuk

pemecahan masalah (Panen, 2007).

Strategi pembelajaran berdasarkan

masalah dapat digunakan dalam

pembelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan sebagai salah satu upaya

menjembatani kesulitan-kesulitan

yang dihadapi peserta didik. Strategi

pembelajaran berdasarkan masalah

merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar

tentang cara berfikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensial dari materi

pelajaran. Belajar merupakan suatu

proses kompleks yang terjadi pada

setiap individu dan berlangsung

secara terus-menerus. Belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku

melalui interaksi dengan lingkungan.

Di dalam interaksi tersebut terjadi

serangkaian pengalaman belaar.

Menurut Piaget, interaksi yang terus-

menerus antara individu dan

lingkungan itulah pengetahuan.

Pengetahuan merupakan suatu proses

bukan suatu ‘barang’. Oleh karena

itu, untuk memperoleh pengetahuan,

individu dituntut untuk mengenali

dan menjelaskan bagaimana cara

berinteraksi dengan lingkungan.

Menurut psikologi kognitif,

belajar dipandang sebagai suatu

usaha untuk mengerti tentang

sesuatu. Peserta didik dituntut secara

aktif dalam usaha untuk mengerti

tentang sesuatu tersebut. Keaktifan

tersebut dapat berupa mencari

informasi, mencari pengalaman,

memecahkan masalah, mencermati

lingkungan, mempraktikkan,

Page 4: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 4

mengabaikan dan respon-respon

lainnya sehingga dapat mencapai

tujuan.

Belajar adalah tujuan

langsung, proses mengalami,

menemukan pengetahuan. Dimana,

motivasi sebagai kekuatan internal

dalam proses belajar. Dalam teori

kognitif, Bruner berpendapat bahwa

terdapat tiga proses yang terlibat

secara simultan dalam proses belajar,

yaitu (1) Diperolehnya informasi

baru, (2) Transformasi pengetahuan,

dan (3) Pengkajian pengetahuan.

Informasi baru dapat diperoleh

melalui penghalusan pengetahuan

yang telah terlebih dahulu ada atau

dari hal yang bersifat bergerak kea

rah yang berbeda dengan informasi

yang telah dimilikinya. Transformasi

oengetahuan dimaksudkan sebagai

manipulasi pangetahuan terhadap

tugas-tugas baru yang menyebabkan

seseorang interpolasi dan ektrapolasi

pengetahuannya.

Pembentukan pengetahuan

menurut konstruktivistik memandang

peserta didik aktif menciptakan

struktur-struktur kognitif dalam

interakinya dengan lingkungan.

Dengan bantuan struktur kognitif ini,

peserta didik menyusun pengertian

realitasnya. Interaksi kognitif akan

tejadi sejauh realita tersebut disusun

melalui struktur kognitif yang

diciptakan oleh subyek itu sendiri.

Struktur kognitif senantiasa harus

diubah dan disesuaikan berdasarkan

tuntutan lingkungan dan organime

yang berubah. Proses penyesuaian

diri terjadi secara terus menerus

melalui proses rekonstruksi.

Yang terpenting dalam teori

konstruktivisme adalah bahwa dalam

proses pembelajaran, peserta didik

yang harus mendapatkan penekanan.

Peserta didik yang harus aktif

mengembangkan pengetahuan

mereka dan yang bertanggung jawab

terhadap hasil belajarnya.

Menurut Piaget,

perkembangan kognitif dalam belajar

dipengaruhi oleh tiga proses dasar:

asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.

Asimilasi adalah pemaduan data baru

dengan struktur kognitif yang ada

dimana seseorang mengintegrasikan

persepsi, konsep ataupun

pengalaman baru ke dalam skema

atau pola yang sudah ada dalam

pikirannya. Akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif

terhadap situasi baru. Dalam proses

akomodasi, peserta didik menyusun

Page 5: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 5

dan membangun kembali atau

mengubah apa yang diperolehnya.

Akomodasi terjadi untuk membentuk

skema baru yang cocok dengan

rangsangan yang baru. Sedangkan

ekuilibrasi merupakan penyesuaian

kembali yang terus dilakukan antara

asimilasi dan akomodasi.

METODE PENELITIAN

Quasi eksperimen merupakan

metode yang penulis gunakan dalam

penelitian kali ini. Adapun quasi

eksperimen adalah metode

eksperimen yang tidak mengontrol

semua variabel yang mempengaruhi

jalannya penelitian seperti faktor

internal peserta didik, proses

kematangan, interaksi peserta didik

dengan lingkungan. Adapun

langkah-langkah penelitian ini

meliputi:

1) Menentukan terlebih dahulu kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang

dilakukan secara acak dengan

menganggap kemampuan awal yang

sama. 2) Mengadakan pre-test

sebagai langkah awal penelitian. 3)

Menerapkan pembelajaran dengan

strategi pembelajaran Problem Based

Learning yang selanjutnya disingkat

menjadi (PBL) untuk seluruh peserta

didik kelas eksperimen dan

pembelajaran dengan strategi

ekspositori untuk seluruh peserta

didik kelas kontrol.

Populasinya adalah semua

siswa kelas X SMK Negeri 1 Jakarta

kelompok teknik Instalasi Tenaga

Listrik tahun ajaran 2009/2010

sebanyak dua kelas. Dari dua kelas

tersebut ditentukan sampel kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan

simple random sampling yakni

dengan cara mengundi. Ukuran

sampel sebanyak 21 Peserta didik

dari kelas eksperimen yang belajar

dengan strategi pembelajaran PBL

dan 21 Peserta didik dari kelas

kontrol yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori. Sampel

diambil berdasarkan hasil pre-test

peserta didik degan nilai yang sama

yakni antara 32 sampai 64.

Tabel 1. Distribusi frekuensi hasil

belajar Dasar Kompetensi

Kejuruan Siswa yang mengikuti

Strategi Pembelajaran PBL

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Frekuensi

Absolut Relatif

(%)

1 56 - 63 59.5 2 9.52

2 64 – 71 67.5 2 9.52

3 72 – 79 75.5 7 33.33

Page 6: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 6

4 80 – 87 83.5 6 28.57

5 88 - 95 91.5 4 19.05

Jumlah 21 100

Tabel 1. Memperlihatkan

bahwa sebanyak 33,33% siswa

memperoleh skor sekitar rata-rata

dalam hasil belajar Dasar

Kompetensi Kejuruan, Sebanyak

47,62% siswa memperoleh skor

diatas rata-rata, dan sebanyak

19,04% siswa memperoleh skor di

bawah rata – rata.

Tabel 2. Distribusi frekuensi hasil

belajar Dasar Kompetensi

Kejuruan Siswa yang Mengikuti

Strategi Pembelajaran Ekspositori

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Frekuensi

Absolut Relatif

(%)

1 52 – 58 55 3 14,29

2 59 – 65 62 2 9,52

3 66 – 72 69 7 33,33

4 73 – 79 76 6 28,57

5 80 - 86 83 3 14,29

Jumlah 21 100

Tabel 2. Memperlihatkan

bahwa sebanyak 33,33% siswa

memperoleh skor sekitar rata-rata

dalam hasil belajar Dasar

Kompetensi Kejuruan, sebanyak

42,86% siswa memperoleh skor

diatas rata-rata, dan sebanyak

23,81% siswa memperoleh skor

dibawah rata-rata.

Penelitian ini dilaksanakan di

SMK Negeri 1 Jakarta, Jalan Budi

Utomo No.7 Jakarta Pusat. Dan

dilaksanakan pada bulan Maret

sampai Mei 2010.

Desain penelitian ini, variabel

terikat terbagi dalam dua kelompok

yakni kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kemudian untuk

memperoleh perbedaan hasil belajar,

maka data hasil belajar dibandingkan

antara kelas yang belajar dengan

strategi pembelajaran PBL dan

kelompok lain diberi perlakuan

dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

Adapun variabel penelitian

ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel

terikat dan variabel bebas. Hasil

belajar Dasar Kompetensi Kejuruan

kelas X SMK Negeri 1 Jakarta

digunakan sebagai variabel terikat,

sedangkan variabel bebasnya adalah

Strategi pembelajaran, dibedakan

menjadi dua yaitu strategi

pembelajaran PBL dan strategi

pembelajaran ekspositori.

Adapun instrumen penelitian

ini adalah tes objektif dalam bentuk

pilihan ganda dengan 5 buah

Page 7: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 7

alternatif jawaban. Instrumen

penelitian ini bertujuan untuk

mengukur hasil belajar Kompetensi

Dasar Kejuruan dari aspek ranah

kognitif dengan indikator

pengetahuan, pemahaman, penerapan

dan analisa. Dalam memperoleh nilai

dari tes hasil belajar Kompetensi

Dasar Kejuruan dilakukan

penyekoran terhadap hasil tes denga

skor 1 untuk jawaban benar dan skor

0 untuk jawaban salah.

Berdasarkan kaian teoritis

dan kerangka berfikir penelitian ini,

maka hipotesis penelitian yang akan

diajukan adalah adanya perbedaan

hasil belajar Dasar Kompetensi

Kejuruan antara siswa yang belajar

dengan strategi pembelajaran

Problem Based Learningdan yang

belajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diketahui bahwa data hasil

penelitian berdistribusi normal dan

homogeny, maka selanjutnya

dilakukan uji t dua pihak. Dari

analisis data penelitian diperoleh

nilai simpangan baku gabungan

sebesar 9,19. Dari nilai rata-rata hasil

belajar kelas eksperimen 78,55 dan

kelas rata-rata kelas kontrol 70,33

dan jumlah masing-masing sampel

sebanyak 21 maka diperoleh thitung =

2,89. Harga ttabel yang diperoleh dari

tabel nilai distribusi t untuk uji t dua

pihak pada taraf signifikansi 5% (α =

0,05), harga t0,975 dengan dk = 40

diperoleh ttabel = 2,02. Kriteria

pengujian adalah: Terima Ho jika t

terletak antara -2,02 dan 2,02 dan

tolak Ho jika t memiliki harga-harga

lain. Dari penelitian didapat t = 2,89,

Ho ditolak maka dapat dikatakan

bahwa hipotesis H1 diterima artinya

terdapat perbedaan hasil belajar

Dasar Kompetensi Kejuruan antara

siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran PBL dan yang belajar

dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

Dari hasil penelitian yang

diperoleh, tampak bahwa terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar

Dasar Kompetensi Kejuruan siswa

yang belajar dengan strategi PBL dan

siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori, dimana

rata-rata kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol.

Berdasarkan pengujian hipotesis

didapatkan harga thitung = 2,89

dengan ttabel pada taraf signifikansi

Page 8: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 8

5% = 2,02 dari hasil tersebut nilai

thitung tidak terdapat ada kriteria

pengujian Ho sehingga H0 ditolak

dan diterimanya H1.

Artinya ada perbedaan hasil

belajar Dasar Kompetensi Kejuruan

antara siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran PBL dan yang

belajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

Dengan demikian, tujuan

penelitian ini dapat tercapai yakni

dapat diketahui adanya perbedaan

hasil belajar yang signifikan dari dua

strategi pembelajaran yang berbeda

yakni strategi pembelajaran PBL dan

strategi pembelajaran ekspositori.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai

rata-rata mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan siswa yang

belajar dengan strategi pembelajaran

PBL lebih tinggi dari nilai rata-rata

siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori. Hasil itu

dapat ditunjukkan dengan hasil

belajar rata-rata mata pembelajaran

PBL sebesar 78,55 sedangkan hasil

belajar rata-rata siswa yang belajar

dengan strategi pembelajaran

ekspositori sebesar 70,33.

Oleh karena itu, dapat

diketahui bahwa strategi

pembelajaran PBL akan memiliki

implikasi yang baik, yaitu dapat

memberikan pemahaman lebih,

menyajikan permasalahan nyata

mengenai materi kompetensi

kejuruan, meningkatkan harga jual

kompetensi diri dan dapat menguasai

dengan baik kompetensi khusus yang

mereka pelajari yang dapat membuat

mental peserta didik lebih siap untuk

menghadapi permasalahan nyata

yang mungkin setelah mereka lulus

dari suatu institusi pendidikan akan

mereka hadapi di dunia kerja.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan strategi

pembelajaran PBL memberikan

pengaruh cukup besar terhadap

peningkatan hasil belajar mata

pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan.

Berdasarkan simpulan di atas,

mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan perlu disampaikan atau

dikelola dengan berbagai strategi

pembelajaran. Oleh karena itu

disarankan: 1) Para guru mampu

memilih dan menerapkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan

Page 9: JURNAL PBL & EKSPOSITORI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 9

karakteristik mata pelajaran dan

tujuan pembelajaran guna

meningkatkan hasil belajar peserta

didik. 2) Guru mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan

mempertimbangkan penggunaan

strategi pembelajaran dengan PBL

dalam proses pembelajarannya. 3)

Peserta didik dapat lebih

mengembangkan berbagai potensi

dirinya khususnya dalam mata

pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-

dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2005).

Manajemen Penelitian. Jakarta :

Rineka Cipta.

Dimyati, Mujiono. (2006). Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta : PT,

Rineka Cipta.

Imron, Ali. (1996). Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : Pustaka

Jaya.

Marinis, Yamin, dan Maisah.

(2009). Manajemen

Pembelajaran Kelas, Strategi

Meningkatkan Mutu

Pembelajaran. Jakarta : GP

Press.

Masidjo. (1995). Penilaian

Pencapaian Hasil Belajar Siswa

di Sekolah. Yogyakarta :

Karnisius.

Rusmono. (2009). Konsep dan

Implementasi Strategi

Pembelajaran dengan Problem

Based Learning/PBL. [Tesis],

Jakarta : Universitas Negeri

Jakarta.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian

Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung : PT, Remaja

Rosdakarya.

Tabrani, Rusyan, Atang Kusdinar,

dan Zainal Arifin. (1989).

Pendidikan dalam proses

belajar mengajar. Bandung :

Remadja Karya CV. j