jurnal pbl & ekspositori
TRANSCRIPT
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN
EKSPOSITORI
Oleh:
Dita Pratiwi Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Tahun Lulus 2010 dan Guru di SMK Bina Informatika Bintaro
Rusmono Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing I
E.S. Triday Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing II
Ditulis Ulang Oleh:
Syaefur Rozak (5215097003) Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Abstract
This study aimed to determine whether there are differences in learning
outcomes between the Basic Competency Vocational students who are
studying with Problem Based Learning teaching strategies and expository
strategy. This research was done in SMK Negeri 1 Jakarta in academic year
2009/2010. The research method used was a quasi experiment. Study
sample included 21 students and 21 classroom learners experimental
control class. The research instrument was a multiple choice test as many as
25 questions with 5 alternative answers. Reliability coefficient of 0.89
calculated using K-20 formula. The validity of the instrument is calculated
by the formula point biserial on significance level (α = 0,05) and n = 12
was obtained 0,576 . Liliefors normality test using the test with data
retrieved from post-test result. In the experimental class and control class
is 0,173. Because at Lo < Ltable then concluded the two groups of data in
normal distribution. Results showed that at 5% significance level, the price
of to,975 and dk 40 , got value ttable = 2.0 while tvalue = 2,89. Because price of t
between -2,02 and 2,02, so we can conclude the study by using the PBL
learning strategy provides substantial effect on improving learning
outcomes Basic Competency Vocational subjects.
Kata Kunci:strategi pembelajaran, problem based learning, ekspositori.
Pendidikan merupakan proses
kompleks dimana kompleksitasnya
selalu beriringan dengan
perkembangan manusia. Melalui
pendidikan, aspek kehidupan
dikembangkan dengan serangkaian
proses perubahan tingkah laku pada
diri seseorang diakibatkan oleh
PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 2
transfer pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Perubahan tingkah laku
tersebut dapat diperoleh dalam dunia
pendidikan yakni dengan adanya
proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dapat mempengaruhi
peserta didik dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yaitu
menghantarkan para peserta didik
menuju pada perubahan tingkah laku
intelektualitas moral maupun sosial
agar dapat hidup mandiri sebagai
individu dan makhluk sosial. Namun
lemahnya proses pembelajaran
menjadi salah satu masalah yang
dihadapi dalam dunia pendidikan.
Dimana, peserta didik kurang
didorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir. Proses
pembelajaran di kelas diarahkan
kepada kemampuan peserta didik
untuk menerima informasi, tanpa
dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya untuk
menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya,
ketika peserta didik lulus dari
sekolah, mereka pintar teoritis tetapi
mereka miskin aplikasi. Pada
umumnya, strategi pembelajaran
yang digunakan sekolah adalah
strategi pembelajaran ekspositori.
(Ruseffendi, 1991) mengutarakan
metode ekspositori ini sama dengan
cara mengajar yang tradisional.
Kegiatan selanjutnya guru
memberikan contoh soal dan
penyelesaiannya, kemudian memberi
soal-soal latihan, dan peserta didik
disuruh mengerjakannya. Kegiatan
guru yang utama adalah
menerangkan dan peserta didik
mendengarkan. (Subiyanto, 1988)
menjelaskan bahwa kelas dengan
pembelajaran secara biasa
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Pembelajaran secara klasikal, para
peserta didik tidak mengetahui apa
tujuan mereka belajar pada hari itu.
Dasar Kompetensi Kejuruan adalah
salah satu mata pelajaran pokok pada
sekolah kejuruan. Dimana didalamya
terdapat dasar-dasar ilmu kejuruan
yang sesuai dengan bidangnya
sehingga dapat menunjang peserta
didik agar dapat memahami ilmu
dasar dari jurusan masing-masing
pada sekolah menengah kejuruan.
Dalam proses pembelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan masih
menggunakan strategi pembelajaran
ekspositori. Sehingga pembelajaran
hanya berfokus pada guru
bersangkutan yang mengakibatkan
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 3
peserta didik menjadi jenuh dan
kurang memahami tujuan akhir dari
materi yang diajarkan serta berakibat
pada hasil belajar peserta didik.
Untuk meningkatkan hasil belajar
Dasar Kompetensi Kejuruan tersebut
dibutuhkan sebuah perubahan
strategi pembelajaran yang menuntut
peserta didik untuk lebih berperan
aktif dalam menyelesaikan program
pembelajarannya. PBL merupakan
strategi pembelajaran yang
menawarkan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran dengan PBL, peserta
didik diharapkan untuk terlibat
dalam proses penelitian yang
mengharuskannya untuk
mengidentifikasi permasalahan,
mengumpulkan data dan
menggunakan data tersebut untuk
pemecahan masalah (Panen, 2007).
Strategi pembelajaran berdasarkan
masalah dapat digunakan dalam
pembelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan sebagai salah satu upaya
menjembatani kesulitan-kesulitan
yang dihadapi peserta didik. Strategi
pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran. Belajar merupakan suatu
proses kompleks yang terjadi pada
setiap individu dan berlangsung
secara terus-menerus. Belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku
melalui interaksi dengan lingkungan.
Di dalam interaksi tersebut terjadi
serangkaian pengalaman belaar.
Menurut Piaget, interaksi yang terus-
menerus antara individu dan
lingkungan itulah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan suatu proses
bukan suatu ‘barang’. Oleh karena
itu, untuk memperoleh pengetahuan,
individu dituntut untuk mengenali
dan menjelaskan bagaimana cara
berinteraksi dengan lingkungan.
Menurut psikologi kognitif,
belajar dipandang sebagai suatu
usaha untuk mengerti tentang
sesuatu. Peserta didik dituntut secara
aktif dalam usaha untuk mengerti
tentang sesuatu tersebut. Keaktifan
tersebut dapat berupa mencari
informasi, mencari pengalaman,
memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktikkan,
PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 4
mengabaikan dan respon-respon
lainnya sehingga dapat mencapai
tujuan.
Belajar adalah tujuan
langsung, proses mengalami,
menemukan pengetahuan. Dimana,
motivasi sebagai kekuatan internal
dalam proses belajar. Dalam teori
kognitif, Bruner berpendapat bahwa
terdapat tiga proses yang terlibat
secara simultan dalam proses belajar,
yaitu (1) Diperolehnya informasi
baru, (2) Transformasi pengetahuan,
dan (3) Pengkajian pengetahuan.
Informasi baru dapat diperoleh
melalui penghalusan pengetahuan
yang telah terlebih dahulu ada atau
dari hal yang bersifat bergerak kea
rah yang berbeda dengan informasi
yang telah dimilikinya. Transformasi
oengetahuan dimaksudkan sebagai
manipulasi pangetahuan terhadap
tugas-tugas baru yang menyebabkan
seseorang interpolasi dan ektrapolasi
pengetahuannya.
Pembentukan pengetahuan
menurut konstruktivistik memandang
peserta didik aktif menciptakan
struktur-struktur kognitif dalam
interakinya dengan lingkungan.
Dengan bantuan struktur kognitif ini,
peserta didik menyusun pengertian
realitasnya. Interaksi kognitif akan
tejadi sejauh realita tersebut disusun
melalui struktur kognitif yang
diciptakan oleh subyek itu sendiri.
Struktur kognitif senantiasa harus
diubah dan disesuaikan berdasarkan
tuntutan lingkungan dan organime
yang berubah. Proses penyesuaian
diri terjadi secara terus menerus
melalui proses rekonstruksi.
Yang terpenting dalam teori
konstruktivisme adalah bahwa dalam
proses pembelajaran, peserta didik
yang harus mendapatkan penekanan.
Peserta didik yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan
mereka dan yang bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
Menurut Piaget,
perkembangan kognitif dalam belajar
dipengaruhi oleh tiga proses dasar:
asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
Asimilasi adalah pemaduan data baru
dengan struktur kognitif yang ada
dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep ataupun
pengalaman baru ke dalam skema
atau pola yang sudah ada dalam
pikirannya. Akomodasi adalah
penyesuaian struktur kognitif
terhadap situasi baru. Dalam proses
akomodasi, peserta didik menyusun
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 5
dan membangun kembali atau
mengubah apa yang diperolehnya.
Akomodasi terjadi untuk membentuk
skema baru yang cocok dengan
rangsangan yang baru. Sedangkan
ekuilibrasi merupakan penyesuaian
kembali yang terus dilakukan antara
asimilasi dan akomodasi.
METODE PENELITIAN
Quasi eksperimen merupakan
metode yang penulis gunakan dalam
penelitian kali ini. Adapun quasi
eksperimen adalah metode
eksperimen yang tidak mengontrol
semua variabel yang mempengaruhi
jalannya penelitian seperti faktor
internal peserta didik, proses
kematangan, interaksi peserta didik
dengan lingkungan. Adapun
langkah-langkah penelitian ini
meliputi:
1) Menentukan terlebih dahulu kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang
dilakukan secara acak dengan
menganggap kemampuan awal yang
sama. 2) Mengadakan pre-test
sebagai langkah awal penelitian. 3)
Menerapkan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Problem Based
Learning yang selanjutnya disingkat
menjadi (PBL) untuk seluruh peserta
didik kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan strategi
ekspositori untuk seluruh peserta
didik kelas kontrol.
Populasinya adalah semua
siswa kelas X SMK Negeri 1 Jakarta
kelompok teknik Instalasi Tenaga
Listrik tahun ajaran 2009/2010
sebanyak dua kelas. Dari dua kelas
tersebut ditentukan sampel kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan
simple random sampling yakni
dengan cara mengundi. Ukuran
sampel sebanyak 21 Peserta didik
dari kelas eksperimen yang belajar
dengan strategi pembelajaran PBL
dan 21 Peserta didik dari kelas
kontrol yang belajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori. Sampel
diambil berdasarkan hasil pre-test
peserta didik degan nilai yang sama
yakni antara 32 sampai 64.
Tabel 1. Distribusi frekuensi hasil
belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan Siswa yang mengikuti
Strategi Pembelajaran PBL
No. Kelas
Interval
Titik
Tengah
Frekuensi
Absolut Relatif
(%)
1 56 - 63 59.5 2 9.52
2 64 – 71 67.5 2 9.52
3 72 – 79 75.5 7 33.33
PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 6
4 80 – 87 83.5 6 28.57
5 88 - 95 91.5 4 19.05
Jumlah 21 100
Tabel 1. Memperlihatkan
bahwa sebanyak 33,33% siswa
memperoleh skor sekitar rata-rata
dalam hasil belajar Dasar
Kompetensi Kejuruan, Sebanyak
47,62% siswa memperoleh skor
diatas rata-rata, dan sebanyak
19,04% siswa memperoleh skor di
bawah rata – rata.
Tabel 2. Distribusi frekuensi hasil
belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan Siswa yang Mengikuti
Strategi Pembelajaran Ekspositori
No. Kelas
Interval
Titik
Tengah
Frekuensi
Absolut Relatif
(%)
1 52 – 58 55 3 14,29
2 59 – 65 62 2 9,52
3 66 – 72 69 7 33,33
4 73 – 79 76 6 28,57
5 80 - 86 83 3 14,29
Jumlah 21 100
Tabel 2. Memperlihatkan
bahwa sebanyak 33,33% siswa
memperoleh skor sekitar rata-rata
dalam hasil belajar Dasar
Kompetensi Kejuruan, sebanyak
42,86% siswa memperoleh skor
diatas rata-rata, dan sebanyak
23,81% siswa memperoleh skor
dibawah rata-rata.
Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Negeri 1 Jakarta, Jalan Budi
Utomo No.7 Jakarta Pusat. Dan
dilaksanakan pada bulan Maret
sampai Mei 2010.
Desain penelitian ini, variabel
terikat terbagi dalam dua kelompok
yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kemudian untuk
memperoleh perbedaan hasil belajar,
maka data hasil belajar dibandingkan
antara kelas yang belajar dengan
strategi pembelajaran PBL dan
kelompok lain diberi perlakuan
dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
Adapun variabel penelitian
ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel
terikat dan variabel bebas. Hasil
belajar Dasar Kompetensi Kejuruan
kelas X SMK Negeri 1 Jakarta
digunakan sebagai variabel terikat,
sedangkan variabel bebasnya adalah
Strategi pembelajaran, dibedakan
menjadi dua yaitu strategi
pembelajaran PBL dan strategi
pembelajaran ekspositori.
Adapun instrumen penelitian
ini adalah tes objektif dalam bentuk
pilihan ganda dengan 5 buah
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 7
alternatif jawaban. Instrumen
penelitian ini bertujuan untuk
mengukur hasil belajar Kompetensi
Dasar Kejuruan dari aspek ranah
kognitif dengan indikator
pengetahuan, pemahaman, penerapan
dan analisa. Dalam memperoleh nilai
dari tes hasil belajar Kompetensi
Dasar Kejuruan dilakukan
penyekoran terhadap hasil tes denga
skor 1 untuk jawaban benar dan skor
0 untuk jawaban salah.
Berdasarkan kaian teoritis
dan kerangka berfikir penelitian ini,
maka hipotesis penelitian yang akan
diajukan adalah adanya perbedaan
hasil belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan antara siswa yang belajar
dengan strategi pembelajaran
Problem Based Learningdan yang
belajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah diketahui bahwa data hasil
penelitian berdistribusi normal dan
homogeny, maka selanjutnya
dilakukan uji t dua pihak. Dari
analisis data penelitian diperoleh
nilai simpangan baku gabungan
sebesar 9,19. Dari nilai rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen 78,55 dan
kelas rata-rata kelas kontrol 70,33
dan jumlah masing-masing sampel
sebanyak 21 maka diperoleh thitung =
2,89. Harga ttabel yang diperoleh dari
tabel nilai distribusi t untuk uji t dua
pihak pada taraf signifikansi 5% (α =
0,05), harga t0,975 dengan dk = 40
diperoleh ttabel = 2,02. Kriteria
pengujian adalah: Terima Ho jika t
terletak antara -2,02 dan 2,02 dan
tolak Ho jika t memiliki harga-harga
lain. Dari penelitian didapat t = 2,89,
Ho ditolak maka dapat dikatakan
bahwa hipotesis H1 diterima artinya
terdapat perbedaan hasil belajar
Dasar Kompetensi Kejuruan antara
siswa yang belajar dengan strategi
pembelajaran PBL dan yang belajar
dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
Dari hasil penelitian yang
diperoleh, tampak bahwa terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar
Dasar Kompetensi Kejuruan siswa
yang belajar dengan strategi PBL dan
siswa yang belajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori, dimana
rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol.
Berdasarkan pengujian hipotesis
didapatkan harga thitung = 2,89
dengan ttabel pada taraf signifikansi
PEVOTE, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1 - 9 8
5% = 2,02 dari hasil tersebut nilai
thitung tidak terdapat ada kriteria
pengujian Ho sehingga H0 ditolak
dan diterimanya H1.
Artinya ada perbedaan hasil
belajar Dasar Kompetensi Kejuruan
antara siswa yang belajar dengan
strategi pembelajaran PBL dan yang
belajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
Dengan demikian, tujuan
penelitian ini dapat tercapai yakni
dapat diketahui adanya perbedaan
hasil belajar yang signifikan dari dua
strategi pembelajaran yang berbeda
yakni strategi pembelajaran PBL dan
strategi pembelajaran ekspositori.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai
rata-rata mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran
PBL lebih tinggi dari nilai rata-rata
siswa yang belajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori. Hasil itu
dapat ditunjukkan dengan hasil
belajar rata-rata mata pembelajaran
PBL sebesar 78,55 sedangkan hasil
belajar rata-rata siswa yang belajar
dengan strategi pembelajaran
ekspositori sebesar 70,33.
Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa strategi
pembelajaran PBL akan memiliki
implikasi yang baik, yaitu dapat
memberikan pemahaman lebih,
menyajikan permasalahan nyata
mengenai materi kompetensi
kejuruan, meningkatkan harga jual
kompetensi diri dan dapat menguasai
dengan baik kompetensi khusus yang
mereka pelajari yang dapat membuat
mental peserta didik lebih siap untuk
menghadapi permasalahan nyata
yang mungkin setelah mereka lulus
dari suatu institusi pendidikan akan
mereka hadapi di dunia kerja.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan strategi
pembelajaran PBL memberikan
pengaruh cukup besar terhadap
peningkatan hasil belajar mata
pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan.
Berdasarkan simpulan di atas,
mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan perlu disampaikan atau
dikelola dengan berbagai strategi
pembelajaran. Oleh karena itu
disarankan: 1) Para guru mampu
memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan Ekspositori (Dita Pratiwi) 9
karakteristik mata pelajaran dan
tujuan pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar peserta
didik. 2) Guru mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan
mempertimbangkan penggunaan
strategi pembelajaran dengan PBL
dalam proses pembelajarannya. 3)
Peserta didik dapat lebih
mengembangkan berbagai potensi
dirinya khususnya dalam mata
pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-
dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2005).
Manajemen Penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiono. (2006). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : PT,
Rineka Cipta.
Imron, Ali. (1996). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Pustaka
Jaya.
Marinis, Yamin, dan Maisah.
(2009). Manajemen
Pembelajaran Kelas, Strategi
Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Jakarta : GP
Press.
Masidjo. (1995). Penilaian
Pencapaian Hasil Belajar Siswa
di Sekolah. Yogyakarta :
Karnisius.
Rusmono. (2009). Konsep dan
Implementasi Strategi
Pembelajaran dengan Problem
Based Learning/PBL. [Tesis],
Jakarta : Universitas Negeri
Jakarta.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Sudjana, Nana. (2001). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT, Remaja
Rosdakarya.
Tabrani, Rusyan, Atang Kusdinar,
dan Zainal Arifin. (1989).
Pendidikan dalam proses
belajar mengajar. Bandung :
Remadja Karya CV. j