bab ii landasan teori a. metode pembelajaran ekspositori

27
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori 1. Pengertian Pembelajaran Ekspositori Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompak siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. 1 Roy Killen sebagaimana dikutip oleh Harmuni menyatakan bahwa menanamkan metode ekspositori ini dengan istilah metode pembelajaran langsung. Hal ini karena materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. 2 Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran ekspositori. Pertama; Dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan pembelajaran ini. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep- konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utama dari pembelajaran ini adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses 1 Harmuni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, (Yogyakarta: Investidaya, 2012), 116. 2 Ibid., 117.

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Ekspositori

1. Pengertian Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompak siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pembelajaran secara optimal.1 Roy Killen sebagaimana dikutip

oleh Harmuni menyatakan bahwa menanamkan metode ekspositori ini

dengan istilah metode pembelajaran langsung. Hal ini karena materi

pembelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut untuk

menemukan materi itu.2

Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran ekspositori. Pertama;

Dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,

artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan

pembelajaran ini. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan

adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-

konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk

berfikir ulang. Ketiga, tujuan utama dari pembelajaran ini adalah

penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses

1Harmuni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, (Yogyakarta:

Investidaya, 2012), 116. 2Ibid., 117.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

15

pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan

benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah

diuraikan.3

Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembalajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered

approach). Dikatakan demikian, karena dalam pembelajaran ini guru

memegang peran yang sangat dominan. Melalui pembalajaran model

seperti ini guru menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan itu

dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama dari pembelajaran ini

adalah kemampuan akademik siswa. Pembelajaran ekspositori akan

efektif apabila :

a. Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan

yang akan dan harus dipelajari siswa.

b. Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai kemampuan

intelektual tertentu.

c. Jika bahan pelajaran yang disampaikan cocok untuk dipresentasikan.

Artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran itu hanya

mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru

secara verbal.

d. Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik

pembelajaran tertentu.

3Harmuni, Strategi dan Model-Model., 117.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

16

e. Guru menginginkan untuk mendemostrasikan suatu teknik atau

prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.

f. Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama,

sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.

g. Apabila guru akan mengajar kepada sekelompok siswa yang rata-rata

memiliki kemampuan yang rendah.

h. Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan

pendekatan yang berpusat pada siswa.4

Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi seperti ini

bukan hanya sekedar mengajar, melainkan harus menjadi manajer

belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu

menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas

siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimetode dan multi sumber

agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.5

2.Aspek-Aspek Pembelajaran Ekspositori

Menurut Roy Killen dalam proses pembelaaran ekspositori terdapat

beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh setiap guru diantaranya :

a. Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama

dalam strategi pembelajaran, namun tidak berarti proses penyampaian

4Ibid., 118.

5Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2010), 78.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

17

materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus

menjadi pertimbangan utama dalam pengunaan strategi ini. Tujuan

pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat

diukur pada kompetisi yang harus dicapai siswa. Seperti guru

meberikan instruksi mengerjakan soal latihan dan guru memimpin

diskusi dikelas. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan

yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektifitas

penggunaan metode pembelajaran.

b. Komunikasi Verbal

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses

komunikasi yang merujuk pada proses penyampaian pesan dari

seseorang kepada seseorang atau sekelompok orang. Pesan yang ingin

disampaikan adalah materi pembelajaran yang diorganisir dan disusun

sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses

komunikasi guru berfungsi sebagai sumber penyampaian materi secara

verbal, mengatur lamanya durasi penjelasan materi dan menyimpulkan

materi pelajaran.

c. Kesiapan Materi Pelajaran

Kesiapan merupakan satu dari hukum belajar. Inti dari hukum

belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat

dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.

Dimana guru memberikan pertanyaan berupa kuis, memberikan bahan

diskusi dan memberikan tugas. Yang dapat ditarik dari hukum belajar

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

18

ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang

diberikan, terlebih dahulu harus memosisikan dirinya dalam keadaan

siap, baik secara fisik maupun psikis guna untuk menerima pelajaran.

d. Keberkelanjutan Materi Pelajaran

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa

untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Yang telah

dibekali materi berupa data dan materi berupa fakta oleh guru.

Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, tetapi juga untuk

waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah apabila melalui

proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak

seimbangan, sehingga mendorong mereka untuk mencari dan

menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.6

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Metode Pembelajaran

Ekspositori

Menurut Syarif Sumantri yang mempengaruhi metode pembelajaran

ekspositori adalah:

a. Pelajar (yang berbagai-bagai tingkat kematangan);

b. Tujuan (yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya);

c. Situasi (yang berbagai-bagai keadaannya);

d. Fasilitas (yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya);

6Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2006), 177-178.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

19

e. Pengajar atau guru (yang pribadi serta kemampuan profesionalnya

berbeda-beda).

Selain itu, dalam metode pembelajaran Ekspositori disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain:7

a. Tujuan yang berbeda pada setiap mata pelajaran sesuai dengan

jenis, fungsi, sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing.

b. Perbedaan latar belakang individual anak, baik dari segi

kehidupan/keturunan, tingkat usia perkembangan/kematangan,

maupun tingkat kemampuan berfikirnya.

c. Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung,

baik berupa lembaga pendidikan (sekolah) yang berbeda, letak

geografis maupun sosial cultural, yang kesemuanya ikut

menentukan metode yang dipakai oleh guru.

d. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru masing-masing.

e. Fasilitas yang berbeda baik kualitas maupun kuantitas.

Karakteristik metode pembelajaran ekspositori terdapat

beberapa karakteristik antara lain :

a. Langkah ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat

utama dalam melakukan metode ini.

7Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha

Nasional,1984), 73-74.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

20

b. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang

sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang

harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk bertutur ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa

diharapkan dapat memahaminya dengan benar dan dapat

mengungkapkan kembali materi yang sudah diuraikan.

4. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori

Langkah-langkah dalam penerapan strategi ekspositori meliputi :

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa

untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah

persiapan merupakan langkah yang sangat penting.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat tergantung dari

langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan

persiapan yaitu :

1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif

2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

3. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa

4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

b. Penyajian(Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi

pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

21

harus difikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah

bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah

ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Penguasaan bahasa

2. Intonasi suara

3. Menjaga kontak mata dengan siswa

4. Menggunaka joke-joke yang menyegarkan

5. Korelasi pembelajaran dengan pengalaman siswa

6. Menyimpulkan materi pelajaran.8

5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi

pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Dalam hal ini

disebabkan dalam strategi ini memiliki beberapa keunggulan

diantaranya :

a. Dari segi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan

dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat

mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran

yang telah disampaikan.

8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standart Proses Pendidikan,

(Bandung: Kencana Prenada Media, 2006), 185.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

22

b. Strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif jika materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu

waktu yang dimiliki siswa untuk belajar sangatlah terbatas.

c. Melalui pembelajaran ekspositori siswa dapat mendengar melalui

penuturan tentang materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat

melihat dan mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi.

d. Strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas

yang besar.9

Disamping memiliki keunggulan strategi ekspositori juga

memiliki kelemahan, antara lain :

1. Strategi ini hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki

kemampuan mendengar dan menyimak dengan baik.

2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan individu baik

perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, bahasa, dan

gaya belajar.

3. Sulit mengembangkan kemampuan sosialisasi, hubungan

interpersonal, dan berpikir kritis siswa.

4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori tergantung dengan

apa yang dimiliki oleh guru, seperti persiapan, rasa percaya diri,

pengetahuan, antusiasme, motivasi dan kemampuan mengelola

kelas.10

9Harmuni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran.,128.

10Ibid.,129.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

23

Sedangkan menurut pedapat Wina Sanjaya kelemahan dan

kekurangan metode pembelajaran ekspositori adalah :

a. Kelebihan

1. Guru dapat dengan mudah menguasai kelas

2. Mudah mengorganisasikan tepat duduk siswa dikelas

3. Dapat diikuti oleh siswa dengan jumlah yang besar

4. Mudah mempersiapkan dan menjelaskannya

5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

b. Kekurangan

1. Mudah mengalami kesalah pahaman dalam pengertian

kata-kata.

2. Bila terlalu lama digunakan siswa akan mudah

mengalami kejenuhan dan kebosanan.

3. Dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses

belajar.

4. Visual menjadi rugi dan auditif (mendengar) lebih besar

menerimanya.11

11

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran.,148.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

24

B. Burnout Belajar

1. Pengertian Burnout Belajar

Burnout belajar merupakan suatu keadaan dimana sistem akal tidak

dapat bekerja secara optimal dalam mengelola item-aitem informasi

sehingga kemajuan belajar siswa nyaris tidak tampak dan bahkan tidak ada

perubahan yang dialami oleh siswa.12

Dimana keadaan siswa yang tidak

memiliki minat atau kekurangan dalam antusiasme untuk belajar, tetapi

tidak bisa tidak melakukannya, meskipun dalam keadaan jenuh, hanya

kelelahan dan perasaan penuh berkepanjangan yang ada dalam fikirannya.

Burnout memiliki arti kejenuhan, padat atau penuh sehingga

menyebabkan kapasitas yang hendak diterima atau dimasukan tidak

mencukupi lagi. Selain itu jenuh juga dapat diartikan sebagai sikap yang

menjemukan atau membosankan. Seorang siswa yang mengalami burnout

belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh

dari belajar tidak ada kemejuan. Tidak adanya kemajuan dalam belajar ini

pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu

tertentu saja.13

2. Aspek-Aspek Burnout Belajar

Menurut Hakim burnout belajar mempunyai tanda-tanda yang

sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu, dan tidak

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), 162. 13

Ibid.,166.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

25

bergairah untuk belajar. Sedangkan menurut Reber gejala-gejala

kejenuhan belajar yaitu :14

a. Merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari

proses belajar tidak ada kemajuan. Siswa yang mulai memasuki

kejenuhan dalam belajarnya merasa seakan-akan pengetahuan dan

kecekapan yang diperolehnya dalam belajar tidak meningkat, sehingga

siswa merasa sia-sia dengan waktu belajarnya.

b. Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan

dalam memprose informasi atau pengalaman sehingga mengalami

stagnan dalam kemajuan belajarnya. Seorang siswa yang sedang dalam

keadaan jenuh, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang

diharapkan dalam memproses berbagai informasi yang diterima atau

pengalaman baru yang didapat.

c. Kehilangan motivasi dan konsolidasi. Siswa merasa bahwa dirinya

tidak lagi mempunyai motivasi yang dapat membuat bersemangat untuk

meningkatkan pemahamannya terhadap pelajaran yang diterimanya

atau dipelaarinya.

Menurut Maslach dan Laiter mengemukakan bahwa burnout

mempunyai empat aspek yakni :15

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, 165 15

Ita Vitasari, ”Kejenuhan Belajar Ditinjau Dari Kesepian dan Kontrol Diri siswa Kelas XI

SMAN 9 YOGYAKARTA”. E-Jurnal, (2016), Vol, 7: 63-64.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

26

a. Kelelahan Emosional

Menurut Maslach kelelahan emosional ditandai dengan perasaan

lelah yang dialami individu entah itu kelelahan emosional maupun fisik.

Hal ini dapat memicu kurangnya energi yang dimiliki untuk menghadapi

berbagai kegiatan dan pekerjaan yang dimilikinya. Berdasarkan pada MBI

mengemukakan bahwa kelelahan emosional ini disebabkan oleh tuntutan

yang berlebihan yang dihadapi oleh siswa dan ditunjukan oleh perasaan

dan beban fikiran yang berlebihan.

b. Kelelahan Fisik

Penderita burnout mulai merasakan adanya anggota badan yang

sakit dan gejala kelelahan fisik kronis yang disertai dengan sakit kepala,

mual, insomnis, bahkan kehilangan selera makan.

c. Kelelahan Kognitif

Demerouti dkk menyatakan bahwa kelelahan kognitif ini siswa

yang sedang mengalami kejenuhan cenderung sedang mendapat beban

yang terlalu berat pada otak. Hal ini kemudian berdampak seperti yang

diungkapkan kahlil yakni ketidak mampuan untuk berkonsentrasi, mudah

lupa, dan kesulitan dalam membuat keputusan.

d. Kehilangan Motivasi

Menurut Bahrer-Kohler menyatakan bahwa kehilangan motivasi

pada siswa ditandai dengan hilangnya idealisme, siswa yang sadar dari

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

27

impian mereka yang tidak realistis, dan kehilangan semangat. Dari gejala

diatas maka siswa sudah dianggap kehilangan motivasi adalah penarikan

diri secara psikologis sebagai respon dari stres yang berlebihan dan rasa

ketidak puasan.

Sedangkan menurut Arman T, Fabella burnout belajar mempunyai

menjadi dua aspek, yaitu secara fisik dan secara kejiwaan perilaku :

a. Secara Fisik

Siswa yang mengalami burnout merasakan adanya anggota badan

yang sakit dan gejala kelelahan fisik yang ditandai dengan letih, merasa

badan semakin lemah, sakit kepala, gangguan pencernaan, sukar tidur,

nafas pendek dan berat badan naik turun. Hal ini sejalan dengan Baroon

dan Greenberg bahwa kelelahan fisik ditandai dengan sakit kepala, mual,

susah tidur, dan kurang nafsu makan.

b. Secara Kejiwaan Perilaku

Dalam keadaan kejiwaan perilaku pada siswa yang sedang

mengalami burnout cenderung mendapat beban mental yang terlalu berat.

Hal ini ditandai dengan kerja makin berat tapi prestasi makin menurun,

merasa bosan dan bingung, semangat rendah merasa tidak nyaman,

mempunyai perasaan sia-sia, sukar membuat keputusan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Bahrer-Kohler menyatakan bahwa siswa yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

28

mengalami burnout ditandai dengan hilangnya idealisme, siswa yang sadar

dari impian mereka yang tidak realistis, dan kehilangan semangat.16

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Burnout Belajar

a. Faktor yang mempengaruhi burnout belajar

1) Karena burnout siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan

oleh keletihan itu sendiri.

2) Karena burnout terhadap standart keberhasilan bidang studi tertentu

yan dianggap terlalu yang di anggap terlalu tinggi terutama ketika

siswa tersebut sedang merasa bosan mempelajari bidang studi tadi.

3) Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat

dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat.

4) Siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum,

sedangkan dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan

ketentuan yang ia bikin sendiri.17

b. Faktor yang mempengaruhi burnout belajar

Secara garis besar Suryabrata menyatakan dapat digolongkan

menjadi dua yaitu:

1) Faktor berasal dari dalam diri pembelajaran yang meliputi:

a) Faktor fisiologis

1. Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada kesiapan dan

aktivitas belajar orang yang keadaan jasmaninya segar akan

siap dan aktif dalam belajar, sebaiknya orang yang keadaan

17Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, 182.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

29

jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan untuk

menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk belajar.

2. Keadaan fungsi fisiologis tertentu terutama kesehatan

pancaindra akan mempengaruhi belajar. Indra yang terpenting

dalam hal ini merupakan mata dan telinga karena keduanya

merupakan pintu gerbang masuknya informasi yang diperlukan

dalam proses belajar.

b) Faktor psikologis

1. Minat, adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan

mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai

hasil belajar yang maksimal.18

Jadi minat dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa

siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lain, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas.Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan

diperoleh kemudian.19

2. Motivasi, adanya Motivasi belajar seseorang akan

menentukan hasil belajar yang dicapainya. Maslow

mengemukakan motif belajar yaitu: adanya kebutuhan fisik,

adanya kebutuhan rasa aman, adanya kebutuhan kecintaan

dan penerimaan dari orang lain, adanya kebutuhan

mendapat kehormatan, aktualisasi diri.

18

Nyanyu Kholidah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), 59. 19

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2014), 101.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

30

3. Intelegensi, merupakan model utama dalam melakukan

aktivitas belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal.

4. Memori, Kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan

mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari akan

sangat membantu dalam proses balajar.

5. Emosi, Penelitian tentang otak menunjukan bahwa emosi

yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk

“merekatkan”apa yang dipelajari kedalam memori. Karena

informasi pelajaran yang dikirim dari pusat memori melalui

amygdale sebagai pusat emosi berjalan tanpa halangan.

2) Faktor yang berasal dari luar diri pembelajaran yang meliputi:

a. Faktor sosial

1. Orang tua, sangat berperan penting dalam belajar anak,

fasilitas belajar yang disediakan, perhatian, motivasi,

dukungan belajar yang harus diberikan untuk kesuksesan

anak.

2. Guru, Professional guru sangat berpengaruh pada proses dan

hasil belajar yang dicapai anak didik.

3. Teman atau orang disekitar lingkungan belajar, kehadiran

orang lain secara langsung maupun tidak dapat berpengaruh

buruk dan baik pada belajar seseorang.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

31

b. Faktor non sosial

1. Keadaan udara, suhu, cuaca. Keadaan udara, suhuyang terlalu

panas dapat membuat seseorang tidak nyaman belajar

sehingga tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Waktu (pagi, siang, malam) sebagian besar orang lebih mudah

memahami pelajaran diwaktu pagi hari dibanding pada waktu

siang atau sore.

3. Tempat (letak dan pergedungannya) seseorang biasanya sulit

belajar di tempat yang ramai dan bising.

4. Alat-alat atau perlengkapan belajar. Dalam pelajaran tertentu

yang memerlukan alat, belajar tidak akan mencapai hasil yang

maksimal jika tanpa alat tersebut. 20

4. Faktor Penyebab Burnout Belajar

Adapun faktor penyebab burnout belajar yang dialami siswa

bersumber dari dua faktor yaitu faktor internal (bersumber dari diri siswa

sendiri), dan faktor eksternal (bersumber dari luar diri sendiri).

a. Faktor Internal

Faktor internal yang bersumber dari diri siswa dibagi lagi menjadi

dua macam yaitu faktor fisik dan faktor psikis.

20

Ibid., 101-129

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

32

1. Faktor fisik

Faktor fisik atau jasmani dipengaruhi oleh pola kesehatan pada

anak misalnya pemenuhan gizi, gangguan pada otak, gangguan pada

panca indra maupun cacat fisik.

2. Faktor Psikis

Faktor psikis disebabkan oleh kepribadian siswa yang bebeda-

beda sehingga sifat mereka juga mempengaruhi hasil belajar, biasanya

berupa gangguan intelegensi, perhatian pada guru sehingga akan

memicu kesulitan belajar pada anak.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar yang meliputi keluarga, teman,

sarana dan prasarana di sekolah dan kondisi sosial masyarakat. Kondisi

keluarga menjadi faktor yang penting dalam menciptakan kenyamanan

belajar pada siswa. Keluarga yang harmonis dan sadar akan pentingnya

pendidikan pada anak pasti mampu menciptakan suasana tenang

sehingga anak dapat konsentrasi belajar dan menjadi motivator utama

agar anak dapat meraih prestasi.

Metode pembelajaran yang kurang ideal juga dapat

menyebabkan burnout belajar pada siswa. Misalnya seperti pembawaan

pola mengajar guru yang kurang menarik, guru yang lebih

memperhatikan siswanya yang berprestasi dan aktif di kelas sehingga

mengabaikan siswa yang lainnya. Guru harus mengerti budaya

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

33

akademisi, metode mengajar, dan tingkat pengajaran. Kondisi sarana

dan prasarana yang kurang memadai juga menjadi pemicu burnout

belajar siswa yang menyebabkan penyampaian pelajaran kurang efektif

dan inovatif.21

Kondisi lingkungan masyarakat juga berpengaruh pada

perkembangan sosial siswa, sebab lingkungan pergaulan sangatlah

mempengaruhi moralitas belajar siswa di dalam kelas. Faktor-faktor

yang menyebabkan kejenuhan belajar menurut Muhibbin Syah :22

1. Terlalu lama waktu untuk belajar tanpa atau kurang istirahat.

Belajar secara rutin atau monoton tanpa variasi.

2. Lingkungan belajar yang buruk atau tidak mendukung.

Lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan motivasi

belajar begitu pula dengan lingkungan yang kurang

mendukung dapat menyebabkan kejenuhan belajar.

3. Lingkungan yang baik menimbulkan suasana belajar yang

baik, sehingga kejenuhan dalam belajar akan berkurang,

begitupun sebaliknya.

4. Konflik. Adanya konflik dalam lingkungan belajar anak baik

itu konflik dengan guru atau teman.

5. Tidak adanya umpan balik positif terhadap belajar. Gaya

belajar yang berpusat pada guru atau siswa tidak diberi

21

Djaali, Psikologi Pendidikan.,165. 22

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan., 164.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

34

kesempatan dalam menjelaskan maka siswa dapat merasa

jenuh dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa.

Sedangkan menurut Hakim faktor penyebab kejenuhan belajar

adalah: 23

1. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.

2. Belajar hanya di tempat tertentu.

3. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.

4. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.

5. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat

belajar.

Dari faktor di atas disebutkan bahwa lingkungan belajar dapat

menyebabkan kejenuhan belajar. Lingkungan belajar yang kurang nyaman

dapat menyebabkan kejenuhan belajar begitu pula sebaliknya, lingkungan

belajar yang nyaman dapat membuat suasana belajar menjadi

menyenangkan.

Sedangkan menurut Zhang Shu penyebab burnout belajar yang

dialami siswa dalam proses belajar di sekolah dibagi menjadi dua yaitu :24

1. Faktor Eksternal (motode pengajaran guru)

a. Salah satu penyalah gunaan pendidikan adalah untuk menekankan

teori namun mengabaikan praktik.

23

Thursan, Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2004), 63. 24

Weidong Wu ”Study on College Students’ Learning Burout, ” Departemen Of Education,

Dezhou University, Vol. 6, No. 3, (China: March, 2010), 133.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

35

b. Pengaturan kursus belum Menekankan tuntutan aktual masyarakat

dan siswa, tapi terlalu banyak kursus teoritis, tanpa praktis.

c. Dalam metode pengajaran, guru hanya menjelaskan pengetahuan

teoritis, namun mengabaikannya praktik.

d. Tingkat pendidikan dari seorang guru juga mempengaruhi

pembelajaran siswa.

e. Moral kerja guru, budaya individu, metode pengajaran, dan tingkat

pengajaran, yang juga dapat membuat siswa mengalami burnout

belajar sampai batas tertentu.

f. Guru terlalu lama dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga

kebebasan berfikir siswa dalam menerima pelajaran kurang

maksimal.

2. Faktor Internal (pada diri siswa sendiri)

a. Siswa Tidak bisa menyesuaikan motode pembelajaran yang

dipraktikkan oleh guru sehingga menjadikan siswa gagal dalam

menerima pelajaran.

b. Siswa merasa gagal dalam menerima pelajaran

c. Antusiasme siswa dalam belajar berkurang dan

d. Siswa merasa mempunyai kemampuan yang rendah.

e. Banyak siswa memiliki pengetahuan rendah terhadap pengetahuan

pelajaran.

f. Siswa berpikir bahwa pengetahuan dalam pelajaran tidak memiliki

nilai praktis.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

36

5. Ciri-ciri Burnout Belajar

a. Kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda timbulnya rasa

enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar, lelah yang luar

biasa, bercampur dengan perasaan sinisme.

b. Siswa yang mulai memasuki kejenuhan dalam belajarnya merasa

seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperolahnya dalam

belajar tidak meningkat, sehingga siswa merasa sia-sia dengan waktu

belajarnya.

c. Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan

dalam memproses informasi atau pengalaman, sehingga mengalami

stagnan dalam kemajuan belajarnya.25

6. Upaya Mengatasi Burnout Belajar

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout

belajar yaitu:

a. Memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi, dengan harapan

mampu meningkatkan motivasi belajar.

b. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.

c. Mengadakan ice breaking untuk mengurangi rasa bosan.

d. Melakukan istirahat untuk beberapa saat.

e. Apabila muncul burnout belajar yang disebabkan oleh cara guru

mengajar, maka solusinya adalah memperbaiki cara mengajar.26

25

Kelley Chappell, Lisa Cree, Barry B, “Work Stress, Hardiness, And Burnout Among

Nursing Faculty”,Proquest Information and Learning Company, 1, (April, 2008), 222.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

37

C. Hubungan Metode Pembelajaran Ekspositori dengan Burnout

Belajar Siswa

Metode pembelajaran ekspositori sering kali diartikan sebagai

metode pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian

materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompak siswa dengan

maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara

optimal.27

Sedangkan burnout belajar memiliki arti jenuh, padat atau

penuh sehingga menyebabkan siswa yang tidak memiliki minat atau

kekurangan dalam antusiasme untuk belajar.28

Timbulnya rasa burnout belajar pada siswa salah satunya disebabkan

oleh penerapan metode pembelajaran yang kurang efektif, hal ini di

sampaikan oleh Thursan, Hakim penyebab burnout belajar diantaranya

adalah cara atau metode belajar yang tidak bervariasi, Belajar hanya di

tempat tertentu dan Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.29

Sedangkan menurut Muhibbin dikarenakan terlalu lamanya waktu untuk

belajar tanpa atau kurang istirahat dan belajar secara rutin atau monoton

tanpa variasi.30

Sedangkan menurut pedapat Wina Sanjaya kelemahan

dan kekurangan metode pembelajaran ekspositori adalah kelebihan; guru

dapat dengan mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tepat

duduk siswa dikelas, dapat diikuti oleh siswa dengan jumlah yang besar,

26

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam., (Jakarta: PT Grafindo persada), 163. 27

Harmuni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan., (Yogyakarta:

Investidaya, 2012), 116. 28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.,162. 29

Thursan, Hakim, Belajar Secara Efektif., (Jakarta: Puspa Swara, 2004), 63. 30

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan., 164.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

38

mudah mempersiapkan dan menjelaskannya, guru mudah menerangkan

pelajaran dengan baik. sedangkan kekurangan dari metode ekspositori

adalah; mudah mengalami kesalah pahaman dalam pengertian kata-kata,

bila terlalu lama digunakan dan monoton siswa akan mudah mengalami

kejenuhan dan kebosanan, dapat menyebabkan siswa menjadi pasif

dalam proses belajar, visual menjadi rugi dan auditif (mendengar) lebih

besar menerimanya.31

Dalam penerapannya metode pembelajaran ekspositori, masih

terlihat fenomena beberapa siswa kelas XI mengalami burnout belajar, hal

ini dapat dilihat seperti bentuk tingkah laku yang diwujudkan para siswa

yang tidak memperhatikan proses pembelajaran yaitu terlihat ngantuk,

bosan, sering izin ke kamar mandi, ngobrol dengan temannya saat guru

sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.32

Selain itu menurut hasil penelitian dari yang di lakukan oleh Diyah

puspitasari dengan judul “ Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa Dalam

Metode Ekspositori Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadist Di MAN 2 Wates

Kulon Progo” berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tingkat

kejenuhan belajar yang dialami siswa pada saat guru menggunakan model

pembelajaran ekspositori berada dalam rentang nilai termasuk dalam

kategori tinggi yakni natara 83,33 sampai dengan 100, model

pembelajaran ekspositori menyebabkan kejenuhan belajar pada siswa,

31

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses pendidikan.

(Bandung: Kencana Prenada Media), 2006, 148. 32

Wawancara dengan Farid, di SMA Negeri 1 Loceret, Mushola Sekolah, 9 Juni 2016.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

39

karena siswa lebih banyak mendengar penjelasan dari guru dan siswa

kurang lebih terlihat secara aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian

juga pernah dilakukan oleh Edwin Hardiyanto, dengan judul “Kejenuhan

Belajar Dan Cara Mengatasinya Studi Kasus Terhadap Pelaksanaan

Pembelajaran Tarikh”. Penelitian ini difokuskan pada penyebab kejenuhan

siswa dan metode mengatasinya. Hasil penelitian tersebut menyebutkan

bahwa kejenuhan yang dialami oleh siswa dikarenakan adanya kelelahan

pada fisik dan mental yang di akibatkan oleh aktivitas sekolah yang sangat

padat, tempat belajar yang tidak berubah sehingga mudah mengalami

kebosanan dan metode yang dipakai guru dalam menyampaikan materi

kurang variatif sehingga terkesan monoton. Upaya untuk mengatasi

burnout belajar yang di alami siswa diantaranya dengan menerapkan

metode-metode yang lebih variatif dan memanfaatkan media pembelajaran

yang ada di sekolah dengan maksimal.33

Sedangkan menurut Zhang Shu faktor eksternal penyebab burnout

belajar yang dialami siswa diantaranya meliputi, guru terlalu lama dalam

menjelaskan materi pelajaran, sehingga kebebasan berfikir siswa dalam

menerima pelajaran kurang maksimal, moral kerja guru, budaya individu,

metode pengajaran, dan tingkat pengajaran, yang juga dapat membuat

siswa mengalami burnout belajar sampai batas tertentu. selanjutnya

dalam metode pengajaran, guru hanya menjelaskan pengetahuan secara

33

Edwin Hardiyanto “Burnout Belajar dan Cara Mengatasinya Studi Kasus Terhadap

Pelaksanaan Pembelajaran Tarikh Di SMP Muhammadiyah 3 Sleman”, Character, Vol 2

No 1 (2013),6.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Ekspositori

40

teoritis, namun mengabaikan praktiknya. Dan faktor internal yang muncul

menurut Zhang Shu diantaranya siswa tidak bisa menyesuaikan motode

pembelajaran yang dipraktikkan oleh guru sehingga menjadikan siswa

gagal dalam menerima pelajaran.34

Sedangkan menurut Djaali dalam buku

psikologi pendidikan faktor ekternal yang dapat menimbulkan burnout

belajar siswa yaitu meliputi metode pembelajaran yang kurang ideal,

seperti pembawaan pola mengajar guru yang kurang menarik, guru yang

lebih memperhatikan siswanya yang berprestasi dan aktif dikelas

sehingga mengabaikan siswa yang lainnya.35

Guru juga harus mengerti

budaya akademisi, metode mengajar, dan tingkat pengajaran. Sedangkan

menurut Hakim faktor penyebab burnout belajar adalah, Cara atau metode

pembelajaran yang tidak bervariasi.36

Melihat dari penjelasan yang sudah dipaparkan dan penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

antara metode pembelajaran ekspositori dengan burnout belajar yang di

alami siswa kelas XI pada mata pelajaran bimbingan dan konseling di

SMA Negeri 1 Loceret.

34

Weidong Wu., Study on College, 133. 35

Djaali., Psikologi Pendidikan, 101. 36

Hakim., Belajar Secara Efektif , 63.