jurnal its pengolahan pasir besi

7
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012 Analisa Proses Reduksi Besi Oksida Dengan Variasi Reduktor ( Arang, Batubara, Grafit ) dan lama penyinaran Menggunakan Gelombang Mikro Dimas Nur Muharram 1 , Sungging Pintowantoro, ST., M.T., Ph.D. 2 , Ir. Muctar Karokaro, M.Sc 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS 2 Dosen Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS ABSTRAK ABSTRAK Besi dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijih besi, salah satunya pasir besi. Proses reduksi pasir besi dengan penyinaran gelombang mikrodengan daya 800 watt ini menggunakan variabel reduktor arang, batubara, grafit serta lama penyinaran 40 menit, 50 menit, dan 60 menit. Sampel hasil reduksi diamati perubahan fasa dengan pengujian XRD dan perubahan mikrostrukturnya dengan pengujian SEM-EDX untuk menjelaskan mekanisme terjadinya proses reduksi pada pasirbesi dan reduktor . Dari hasil tersebut didapatkan waktu tinggal reduksi yang paling optimal yaitu 60 menit. Serta untuk variasi reduktor yang optimum yangdigunakan adalah grafit dengan mencapai peningkatan kadar Fe 76,703 % . dan dengan semakin lama penyinaran didapatkan semakin peningkatan kadar Fe. Kata kunci : Pasir Besi, Microwave, Reduksi PENDAHULUAN Dalam industri baja dikenal adanya proses metalurgi. Metalurgi itu sendiri didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral, pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu. Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, salah satunya dikenal sebagai metalurgi ekstraksi. Metalurgi ekstraksi banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan untuk menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia. Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah pirometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi) dan hidrometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan). Pemanfaatan pasir besi di dalam negeri sampai saat ini sebagai bahan baku pembuatan semen, sedangkan pemanfaatannya diluar negeri untuk bahan baku pembuatan besi telah dilakukan sejak lama yaitu oleh pabrik besi baja di Selandia Baru dan RRC. Mineralnya berupa titaomagnetite yang bersifat ferromagnet. Karena kandungan Fe yang rendah, maka harus dilakukan suatu cara untuk meningkatkan kandungan Fe dari konsentrat pasir besi. Sebuah teknologi revolusioner pembuatan baja telah dikembangkan oleh para peneliti berdasarkan penggunaan energi microwave. Teknologi ini dapat menghasilkan DRI (Direct Reduced Iron) dari besi atau baja dari campuran, yang terdiri dari bubuk oksida besi, karbon bubuk dan flux agent. Teknologi ini dapat diproyeksikan untuk menghilangkan banyak langkah produksi baja saat ini, seperti pembuatan kokas, sintering, iron making dengan BF (Blast Furnace). METODOLOGI Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah XRF test untuk mengetahui

Upload: hariman-el-emir

Post on 24-Nov-2015

88 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    Analisa Proses Reduksi Besi Oksida Dengan Variasi Reduktor ( Arang, Batubara, Grafit ) dan

    lama penyinaran Menggunakan Gelombang Mikro Dimas Nur Muharram

    1, Sungging Pintowantoro, ST., M.T., Ph.D.

    2, Ir. Muctar Karokaro, M.Sc

    2

    1 Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

    2 Dosen Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

    ABSTRAK

    ABSTRAK

    Besi dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijih besi, salah satunya pasir besi. Proses reduksi pasir besi dengan penyinaran gelombang mikrodengan daya 800 watt ini menggunakan variabel

    reduktor arang, batubara, grafit serta lama penyinaran 40 menit, 50 menit, dan 60 menit. Sampel

    hasil reduksi diamati perubahan fasa dengan pengujian XRD dan perubahan mikrostrukturnya

    dengan pengujian SEM-EDX untuk menjelaskan mekanisme terjadinya proses reduksi pada pasirbesi dan reduktor . Dari hasil tersebut didapatkan waktu tinggal reduksi yang paling optimal yaitu 60

    menit. Serta untuk variasi reduktor yang optimum yangdigunakan adalah grafit dengan mencapai

    peningkatan kadar Fe 76,703 % . dan dengan semakin lama penyinaran didapatkan semakin peningkatan kadar Fe.

    Kata kunci : Pasir Besi, Microwave, Reduksi

    PENDAHULUAN

    Dalam industri baja dikenal adanya

    proses metalurgi. Metalurgi itu sendiri

    didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk

    memperoleh sampai pengolahan logam yang

    mencakup tahapan dari pengolahan bijih

    mineral, pemerolehan (ekstraksi) logam,

    sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan

    sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang

    dipersyaratkan dalam pemakaian untuk

    pembuatan produk rekayasa tertentu.

    Berdasarkan tahapan rangkaian

    kegiatannya, salah satunya dikenal sebagai

    metalurgi ekstraksi. Metalurgi ekstraksi

    banyak melibatkan proses-proses kimia, baik

    yang temperatur rendah dengan cara pelindian

    maupun pada temperatur tinggi dengan cara

    proses peleburan untuk menghasilkan logam

    dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga

    metalurgi kimia. Adapun proses-proses dari

    ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu

    sendiri antara lain adalah pirometalurgi (proses

    ekstraksi yang dilakukan pada temperatur

    tinggi) dan hidrometalurgi (proses ekstraksi

    yang dilakukan pada temperatur yang relatif

    rendah dengan cara pelindian dengan media

    cairan).

    Pemanfaatan pasir besi di dalam

    negeri sampai saat ini sebagai bahan baku

    pembuatan semen, sedangkan pemanfaatannya

    diluar negeri untuk bahan baku pembuatan

    besi telah dilakukan sejak lama yaitu oleh

    pabrik besi baja di Selandia Baru dan RRC.

    Mineralnya berupa titaomagnetite yang

    bersifat ferromagnet. Karena kandungan Fe

    yang rendah, maka harus dilakukan suatu cara

    untuk meningkatkan kandungan Fe dari

    konsentrat pasir besi.

    Sebuah teknologi revolusioner pembuatan

    baja telah dikembangkan oleh para peneliti

    berdasarkan penggunaan energi microwave.

    Teknologi ini dapat menghasilkan DRI (Direct Reduced Iron) dari besi atau baja dari

    campuran, yang terdiri dari bubuk oksida besi,

    karbon bubuk dan flux agent. Teknologi ini dapat diproyeksikan untuk menghilangkan

    banyak langkah produksi baja saat ini, seperti

    pembuatan kokas, sintering, iron making dengan BF (Blast Furnace).

    METODOLOGI

    Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah XRF test untuk mengetahui

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    komposisi dari spesimen yang dilakukan pada

    Reduksi pasiir besi dengan berbagai reduktor Kemudian dilakukan pengujian XRD untuk

    mengetahui senyawa apa yang terbentuk

    kemudian dilakukan uji SEM untuk

    mengetahui morfologi permukaan dari sampel. Spesimen yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah spesimen Pasir besi dari

    lumajang yang telah di sparasi sebanyak 2 kali agar didapat biji besi yang maksimal,

    sedangkan reduktornya yaitu arang, batubara,

    dan grafit..

    a. Tes XRF

    Setelah spesimen dilakukan

    penyinaran gelombang mikro maka perlu diketahui unsur apa yang ada pada tiap sampel.

    Oleh karena itu Untuk mengetahui unsur hasil

    reduksi tersebut pada sampel dapat diketahui dengan melakukan pengujian XRF.

    Dari pengujian XRF yang dilakukan, maka didapatkan hasil suatu % unsur, hal ini

    dilakukan agar dapat mengetahui berapa

    banyak perubahan kandungan unsur Fe yang

    terdapat pada setiap variabel reduktor dan lama penyinaran. Serta juga mengetahui

    seberapa banyak kandungan slug atau

    pengotor pada setiap sampel.

    b. Tes XRD Setelah spesimen dilakukan

    penyinaran gelombang mikro maka perlu

    diketahui bagaimana reduksi yang terjadi pada

    tiap sampel. Untuk mengetahui gambaran reaksi reduksi pada sampel dapat diketahui

    dengan melakukan pengujian XRD.

    Pengujian XRD dilakukan dengan

    mengambil sample yang berupa serbuk

    sebanyak 0.05 gram menggunakan alat Philips Analytical Pengujian dilakukan dengan sinar

    X menggunakan range sudut yang tergolong

    panjang, yakni 5o-90

    o dan menggunakan

    panjang gelombang sebesar 1.54056 .

    c. Ujis SEM-EDX SEM-EDX dilakukan setelah uji XRF

    dilakukan. Spesimen. Analisa SEM

    menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) FEI, Inspect-S50. Spesimen dipreparasi

    dengan dilapisi emas dan dilakukan

    pengamatan pada 15-20 kV. Selama pengujian

    SEM, morfologi permukaan profil diamati

    untuk memperoleh informasi tentang

    morfologi produk korosi. Perbesaran gambar spesimen 5000 kali.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Uji XRF Dari pengujian XRF yang dilakukan,

    maka didapatkan hasil suatu % unsur, hal ini

    dilakukan agar dapat mengetahui berapa banyak perubahan kandungan unsur Fe yang

    terdapat pada setiap variabel reduktor dan

    lama penyinaran. Serta juga mengetahui seberapa banyak kandungan slug atau

    pengotor pada setiap sampel.

    Tabel 1 Hasil uji XRF komposisi pasir besi dan arang 40 : 11,4 gram ( dalam % berat )

    Mn P S Si Fe C

    40

    men

    it

    0,62

    7

    0,00

    9

    0,01

    1

    14,9

    64

    69,6

    58

    3,6

    5

    50

    men

    it

    0,62

    8

    0,01

    0

    0,00

    6

    13,0

    05

    72,2

    33

    2,0

    5

    60

    men

    it

    0,48

    8

    0,00

    9

    0,11

    9

    9,02

    2

    74,4

    60

    2,1

    9

    Tabel 2 hasil uji XRF komposisi pasir besi

    dan batubara 40 : 10,84 gram ( dalam % berat)

    Mn P S Si Fe C

    40

    men

    it

    0,56

    5

    0,02

    0

    0,00

    3

    11,2

    0

    70,7

    92

    1,5

    3

    50

    men

    it

    0,47

    5

    0,01

    2

    0,11

    6

    9,50

    8

    74,2

    62

    1,4

    8

    60

    men

    it

    0,469

    0,012

    0,081

    9,915

    74,123

    1,63

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    Tabel 3 hasil uji XRF komposisi pasir besi

    dan grafit 40 : 9,04 gram ( dalam % berat )

    Mn P S Si Fe C

    40

    men

    it

    0,486

    0,013

    0,005

    7,974

    73,014

    1,38

    50

    men

    it

    0,49

    2

    0,01

    3

    0,00

    3

    9,28

    5

    74,5

    33

    0,6

    5

    60

    men

    it

    0,47

    0

    0,01

    8

    0,07

    1

    11,6

    03

    76,7

    03

    0,7

    3

    Pada hasil uji XRF tabel 1 terlihat

    adanya peningkatan kadar Fe. Komposisi pasir besi dan arang 40 : 11,4 gram untuk waktu

    penyinaran gelombang mikro selama 40 menit

    terdapat kadar Fe sebesar 69,658%. Pada waktu penyinaran selama 50 menit mengalami

    peningkatan kadar Fe yaitu sebesar 72,233%

    namun peningkatan yang signifikan ini terjadi

    pada waktu penyinaran selam 60 menit yaitu kadar Fe hanya berubah menjadi 74,460%.

    Pada hasil uji XRF tabel 2 terlihat adanya peningkatan kadar Fe. Komposisi pasir

    besi dan batubara 40 : 10,84 gram untuk waktu

    penyinaran gelombang mikro selama 40 menit terdapat kadar Fe paling besar yaitu 70,792%.

    Pada waktu penyinaran selama 50 menit

    mengalami peningkatan kadar Fe cukup besar

    yaitu sebesar 74,262% dan pada waktu penyinaran selam 60 menit yaitu kadar Fe

    mengalami sedikit penurunan menjadi

    74,123%.

    Pada tabel 3 Saat komposisi 40 : 9,04

    gram dilakukan penyinaran selama 40 menit,

    peningkatan kadar Fe menjadi 73,014%.

    Peningkatan kadar Fe juga terjadi kembali

    pada lama penyinaran gelombang mikro

    selama 50 menit dan 60 menit yaitu sebesar

    74,533% dan 76,703%.

    Pada perbedaaan variasi reduktor antara

    arang, batubara, dan grafit yang dipakai dapat diketahui peningkatan kadar Fe yang terjadi

    dengan melihat hasil dari pengujian XRF.

    Dengan variasi reduktor yang memiliki fix karbon yang sama yaitu 99,7 % mengalami

    peningkatan kadar Fe dimana terjadi

    peningkatan yang cukup signifikan dari kadar awal 69.07 %. Kenaikan kandungan Fe yang

    baik ke-1 terjadi pada kompossi pasir besi dan

    grafit sebesar 40 : 9,04 gram dengan lama

    Penyinaran gelombang mikro selama 60 menit pada komposisi ini terjadi peningkatan yang

    cukup besar yaitu sebesar 76,703% Fe.

    Kemudian yang baik ke-2 Pada waktu 50 menit dengan komposisi pasir besi dan grafit

    40 : 9,04 gram dengan peningkatan 74,533%

    Fe. Peningkatan terbesar ke-3 terjadi pada penyinaran gelombang mikro selama 60 menit

    dengan perbandingan pasir besi dan grafit 40 :

    11,4 gram yaitu sebesar 74,460% Fe. Pada

    reduktor arang memiliki hasil kadar Fe yang paling rendah, hal ini dikarenakan

    kemungkinan masih adanya senyawa pengotor

    yang lain yang terbentuk pada proses reduksi. Grafik peningkatan kadar Fe pada berbagai

    perbandingan reduktor ini dapat dilihat pada

    gambar 1.

    Gambar 1 Grafik peningkatan kadar Fe pada

    berbagai reduktor ( arang, batubara, grafit )

    Grafik yang sangat signifikan pada

    peningkatan kadar Fe terjadi pada kompossi

    pasir besi dan grafit 40 : 9,04 gram dengan

    lama Penyinaran gelombang mikro selama 60

    menit.

    b. Hasil uji XRD

    Setelah spesimen dilakukan

    penyinaran gelombang mikro maka perlu diketahui bagaimana reduksi yang terjadi pada

    tiap sampel. Untuk mengetahui gambaran

    reaksi reduksi pada sampel dapat diketahui dengan melakukan pengujian XRD.

    65

    70

    75

    80

    0 40 50 60

    Kad

    ar F

    e (

    % )

    Waktu Lama Penyinaran ( menit )

    arang

    batubara

    grafit

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    Gambar 4 Hasil Uji XRD sample komposisi

    pasir besi dan arang 40 : 11,4 dengan lama penyinaran 40 menit, 50 menit dan 60 menit

    Gambar 5 Hasil Uji XRD sample komposisi pasir besi dan grafit 40 : 9,04

    dengan lama penyinaran 40 menit, 50 menit

    dan 60 menit

    Gambar 6 Hasil Uji XRD sample komposisi

    pasir besi dan batubara 40 : 10,8 dengan lama

    penyinaran 40 menit, 50 menit dan 60 menit

    Dari analisa XRD untuk komposisi

    pasir besi dan arang dengan perbandingan 40 : 11,4 gram pada lama penyinaran gelombang

    mikro selama 60 menit nampak senyawa yang

    terbentuk berupa magnetit (Fe3O4) dan ferrit

    (Fe). Namun senyawa wustit (FeO) tidak terlihat. Akan tetapi unsur ferrit (Fe) nampak

    pada gambar 4 dengan tinggi puncak/peak 100

    paling tinggi. Pada penyinaran gelombang mikro selama 50 menit, senyawa magnetit

    tereduksi lebih baik dengan ditandai dengan

    semakin banyaknya unsur besi yang terbentuk. Ini ditandai dengan unsur Fe berada pada peak

    yang lebih banyak dibandingkan pada

    penyinaran gelombang mikro selama 40 menit.

    Pada komposisi 40 : 9,04 dalam lama penyinaran gelombang mikro yang berbeda

    yaitu selama 40 menit, 50 menit, dan 60 menit

    terlihat masih sedikitnya terbentuk unsur Fe. Senyawa magnetit yang terbentuk masih

    belum tereduksi secara menyeluruh sehingga

    pertumbuhan wustite tidak terjadi dengan maksimal. Namun Hal ini dapat dilihat pada

    gambar 5 bahwasannya unsur Fe yang banyak

    terjadi dan terbentuk pada lama penyinaran

    mikrowave selama 60 menit. Akan tetapi pada lama penyinaran 50 menit senyawa wustit

    belum muncul dikarenakan senyawa magnetit

    yang tereduksi kurang maksimal, dan pada lama penyinaaran 40 menit senyawa magnetit

    yang ada dan sedikit Fe yang terjadi.

    Hasil uji XRD Pada komposisi pasir besi dan

    batubara dengan perbandingan 40 : 10,8 masih

    banyak terdapatnya senyawa magnetit dan

    wustit hal ini dapat dilihat pada gambar 6, hal ini dikarenakan Peningkatan senyawa magnetit

    sehubungan dengan pertambahan waktu

    penyinaran gelombang mikro. Wustite yang terbentuk masih belum tereduksi secara

    maksimal. Namun kandungan Fe pun juga

    mengalami peningkatan terutama pada lama

    penyinaran 60 menit. Dari hasil uji XRD terhadap semua kompisisi, Peningkatan

    reduksi yang paling besar terdapat pada

    komposisi pasir besi dan grafit 40 : 9,04 gram pada waktu penyinaran selama 60 menit,

    seperti terlihat pada gambar 4.3 yaitu unsur Fe

    yang terbentuk dengan baik berada pada sudut 2 Theta sebesar 45

    o dengan besar

    intensitas/peak 110 disertai dengan persebaran

    unsur Fe yang banyak. Pembentukan unsur Fe

    terjadi seiring dengan reduksi magnetite menjadi wustite dengan baik.

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    c. Hasil uji SEM-EDX Berikut adalah Hasil uji SEM-EDX

    Gambar 7. Mikrostruktur rasio pasir besi dan

    Arang dengan lama penyinaran 60 menit

    Gambar 8. Mikrostruktur rasio pasir besi dan

    Batubara dengan lama penyinaran 60 menit

    Gambar 9. Mikrostruktur rasio pasir besi dan

    Grafit dengan lama penyinaran 60 menit

    Pada pengujian SEM EDX yang

    ditunjukkan pada gambar 7, gambar 8, serta

    gambar 9 menunjukkan bahwa tiap area yang ditandai sebagian besar terkandung unsur Fe,

    O, dan C. Pada gambar 4.4 daerah yang

    ditandai terkandung %Wt Fe sebesar 41,12, %Wt O sebesar 22,95, serta %Wt C sebesar

    03,01. Pada gambar 4.4 juga didapat %At Fe

    sebesar 22,14 %At O sebesar 43,15, serta %At

    C sebesar 07,53.

    Pada gambar 8 terjadi kenaikan baik

    pada %Wt maupun %At untuk unsur Fe dan unsur C jika dibandingkan dengan gambar 7

    %Wt Fe menjadi 29,60, %Wt O berubah

    menjadi sebesar 36,59, serta %%Wt C menjadi

    56,32. %At Fe pada gambar 4.5 sebesar 13,05, %At O sebesar 56,32, serta %At C sebesar

    09,65.

    Pada gambar 9 besaran %Wt maupun

    %At tidak terlalu berubah jika dibandingkan

    dengan gambar 4.5. %Wt Fe sebesar 71,33, %Wt O sebesar 13,98, serta %Wt C sebesar

    9,86. Pada skala atomik %At Fe sebesar 49,49,

    %At O sebesar 33,84, serta %At C sebesar

    19,30.

    Dari pengujian yang dilakukan pada tiap rasio pasir besi dan kokas dengan lama

    penyinaran yang bervariasi antara 40, 50, 60 menit terdapat kandungan Fe pada tiap pasir

    besi dan variasi reduktor (arang, batubara,

    grafit) sebesar 40:11,4 gram , 40 : 10,88 gram ,

    serta40 : 9,04.

    KESIMPULAN

    Secara keseluruhan telah terjadi

    peningkatan kadar Fe seiring dengan dilakukannya lama penyinaran gelombang

    mikro terhadap pasir besi dan berbagai

    reduktor.

    Berdasarkan hasil uji XRF Kandungan

    konsentrat Fe paling besar terdapat pada

    kompossi pasir besi dan garfit sebesar 40 :

    9,04 gram dengan lama Penyinaran gelombang

    mikro selama 60 menit yaitu sebesar 76,703 %

    Fe.

    Penggunaan mikrowave dengan daya

    800 watt pada penyinaran gelombang mikro

    belum bisa mereduksi secara sempurna pasir

    besi menjadi Fe. Karena pada Proses reduksi

    yang terjadi dengan penggunaan daya 800 watt

    masih banyak terdapat magnetite (Fe3O4)

    % berat Fe = 41,12 O = 22,95 C = 03,01 % atom Fe = 22,14 O = 43,15 C = 07,53

    % berat Fe = 29,60 O = 36,59 C = 04,70 % atom Fe = 13,05 O = 56,32 C = 09,65

    % berat Fe = 71,33 O = 13,98 C = 9.86 % atom Fe = 49,49 O = 33,85 C = 19.30

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    SARAN

    1. Proses reduksi selanjutnya sebaiknya

    menggunakan microwave dengan daya

    yang lebih besar.

    2. Proses reduksi selanjutnya sebaiknya

    dilakukan dengan variasi waktu yang

    agak lama.

    3. Penambahan pyrometer pada

    mikrowave untuk mengetahui

    kenaikan temperatur tiap detik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hendarto, Arie. Pemamfaatan Biji Besi

    Untuk Industri Baja, Iptek Voice,

    The Sound of Science, 2010.

    Pickles, C. A. Microwaves In Extractive

    Metallurgy Part 1 Review of

    Fundamentals, Departement of

    Mining Engineering, Queens

    University, Goodwin Hall, Kingston,

    Ontario, Canada K7L 3N6. Minerals

    Engineering 22 (2009) 1102-1111.

    Haque, Kazi E. Microwave Energy For

    Mineral Treatment Processes A

    Brief Review, CANMET, 555 Booth

    Street, Ottawa, Ontario, Canada K1A

    0G1, International Journal Of Mineral

    Processing, 57_1999, 1-24.

    Herdianti, Hedi. Studi Pendahuluan Reduksi

    Pasir Besi dengan rduktor batubara,

    Tugas Akhir ITB,2007.

    Takayama,S.,Matubara,A. And

    Sano,Saburo,microwave frequency

    effect for reduction of

    magnetite.2008.

    K. Nagata, R. Kojima, T Murakami, M. Susa

    and H. Fukuyama: ISIJ nt., 41

    (2001)1316.

    J. Jimbo, H. Tanaka, T. Sakaguchi and Y.

    Kuwata: Kobelco Tech.Rev,.22

    (1990),60.

    T. Coetsee,P.C. Pistorius and E.E. de Villiers:

    Miner. Eng., 15(2002),919.

    T. Harada, H. Tanaka and H. Sugitatsu: Kobe

    Steel Eng.,Rep., 51(2001),23.

    Y. Sawa,T. Yamamoto,K.Takeda and H. Itaya:

    Itaya: ISIJ int.,41(2001),S17.

    K.Takeda: Kinzoku, 75 (2005),547.

    Kelly, R. A., and Rowson, N.A. Microwave

    Reduction of Oxidised Ilmenite

    Concentrates, School of Chemical

    Engineering, The University of

    Birmingham, Birmingham BT15 2TT,

    UK. Mineral Engineering, Vol. 8, No.

    11, pp 1427-1438, 1995.

    M. A. M. Kharaisheh, T.J.R. Cooper and T. R.

    A Magee: J. Food Eng.,33 (1997),207

  • Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

    A. Idris,K. Khalid and W. Omar: Appl.

    Therm.Eng.,24(2004),905

    W. H. Sutton: Ceram. Bull., 68 (1989),376.

    R. Roy, R. Peelamedu, l. Hurtt, J. Cheng and

    D. Agrawal: Matel.Res.

    Innovate.,6(2002),128.

    N. Standish and W. Huang: ISIJ Int., 31

    (1991),241

    S. Zhong, H. E. Geotsman and R. L. Bleifuss:

    Miner. Metall. Process., 300

    (1996),174.

    K. Nagata, K Ishizaki and T. Hayashi: Proc.

    Of the 5th japan-BrazilZymp. On Dust

    Processing Energy Enviroment in

    Metallurgical industries,1, (2004),617.

    J. Chen, L. Liu, J. Zeng, R. Ren and J. Liu:

    Iron steel, 39 (2004),1.

    K. Morita, M. Guo, N. Oka and N. Sano: J.

    Mater. Cycles wastemanag., 9 (2002),

    93.

    Sandy, Herman. Analisis Ukuran Partikel

    campuran ( pasir besi, batubara, dan

    CaO ) dan lama penyinaran 2011.