jurnal … · imunisasi polio henni safrida sitompul pengaruh olahraga jalan santai terhadap kadar...

39
ISSN : 2089-0400 JURNAL COLUMBIA ASIA Volu m e IX N o : 18 Juli 2018 Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Poliklinik Anak RSIA Stella Maris Medan Sontina Saragih Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018 Lili Suryani Tumanggor Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pada Bayi Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Desa Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun Derma Wani Damanik Diterbitkan Oleh: AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN Jalan Bunga Lau No 26-28 Kelurahan Kemenangan Tani, Medan Tuntungan Kode Pos 20136 Website: uca.ac.id Email: [email protected]

Upload: others

Post on 27-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

ISSN : 2089-0400

JURNAL

COLUMBIA ASIA

Volu m e IX N o : 18 Juli 2018

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Di Poliklinik Anak RSIA Stella Maris Medan

Sontina Saragih

Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas

Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Lili Suryani Tumanggor

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pada Bayi Yang Tidak Mendapat

Imunisasi Polio

Henni Safrida Sitompul

Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes

Melitus

Ruminta Sirait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Desa

Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun

Derma Wani Damanik

Diterbitkan Oleh:

AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN

Jalan Bunga Lau No 26-28 Kelurahan Kemenangan Tani, Medan Tuntungan

Kode Pos 20136

Website: uca.ac.id

Email: [email protected]

Page 2: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No: 18 Januari 2018

JURNAL COLUMBIA ASIA

Penanggung Jawab Yayasan Gleni

Pimpinan Umum Lili Suryani Tumanggor, S. Kep, Ners., M. Kep

Pimpinan Redaksi Sontina Saragih S. Kep, Ners., MKM

Sekretaris Redaksi Isabella T. Sembiring, S. Sos

Alamat Redaksi:

AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN

Jalan Bunga Lau No 26-28 Kelurahan Kemenangan Tani, Medan Tuntungan

Kode Pos 20136

Website: uca.ac.id

Email: [email protected]

Page 3: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No : 18 Juli 2018

DAFTAR ISI

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Di Poliklinik Anak RSIA Stella Maris Medan

Sontina Saragih

Hal 1 - 11

Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Sigompul

Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Lili Suryani Tumanggor

Hal 12 - 18

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pada Bayi Yang Tidak Mendapat Imunisasi

Polio

Henni Safrida Sitompul

Hal 19 - 22

Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes

Melitus

Ruminta Sirait

Hal 23 - 27

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Desa

Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun

Derma Wani Damanik

Hal 28 - 33

Page 4: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Volume IX No: 18 Januari 2018

Jurnal Columbia Asia

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Di Poliklinik Anak RSIA Stella Maris Medan

Sontina Saragih

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

Abstrak

Pemberian ASI secara Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan minum dan makanan lain sampai bayi berumur 6 bulan.

Menurut Word Health Organization (WHO) Tahun 2012, menyatakan bahwa ASI Eksklusif selama 6 bulan

pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Secara global kurang dari 40% bayi yang berusia di bawa 6 bulan

yang menyusui secara eksklusif dan selebihnya bayi sudah diberikan pendamping selain ASI. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. populasi pada

pada penelitian ini adalah ibu menyusui dengan jumlah sampel 32 responden dengan uji analisis chi-

square.jenis data yang digunakan adalah data primer, data sekunder dan data tersier, sedangkan analisa data

yang digunakan univariat dan bivariat. Dari hasil statistic uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dengan

𝑎 =0,05 diperoleh ⍴ =0,038, maka ⍴ (0,009) < 𝑎 (0,05). artinya ada hubungan pengetahuan ibu menyusui

dengan ASI Eksklusif di Polikinik Anak RSIA Stella Maris Medan. Kesimpulan dan hasil penelitian ini maka

di sarankan bagi tenaga kesehatan agar lebih sering untuk melakukan kegiatan penyuluhan terhadap ibu-ibu

dalam pemberian ASI Eksklusif, tentang konseling dan edukasi mengenai penting nya ASI Eksklusif sehingga

pengetahuan ibu lebih baik.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI Eksklusif

The Relationship Of Nursing Mothers’ Knowledge In Giving Breastmilk Exclusive In Child Polyclinic

Rsia Stella Maris Medan

Abstract

Exclusive breastfeeding is breastfeeding (breast milk) as early as possible after delivery, provided

without a schedule and not be drinking and other foods until the baby is 6 months old. According to the Word

Health Organization (WHO) in 2012, states that exclusive breastfeeding during the first 6 months of the baby's

life is the best. Globally less than 40% of infants aged 6 months bring exclusive breastfeeding and the rest of

the baby is given a companion other than breast milk. This study research used analytic survey with cross

sectional approach. population in this research was nursing mothers with a sample of 32 respondents by using

chi-square test. Data of this study used primary data, secondary data and data tertiary, while analysis of the

data used univariate and bivariate. From the results of chi-square test statistic at the 95% confidence level

with 𝑎 = 0.05 was obtained ⍴ = 0.038, then ⍴ (0.009) < a (0.05). meaning there hunbugan knowledge of

nursing mothers with exclusive breastfeeding in the Siti Kholijah Hasibuan clinic Medan. It is suggested for

health workers to be more frequently to conduct outreach to mothers on exclusive breastfeeding, about

counseling and education about the importance of exclusive breastfeeding so his mother knowledge better.

Keywords: Knowledge, Exclusive Breastfeeding

Page 5: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

PENDAHULUAN

Anak merupakan anugrah terindah dari

Tuhan, Kelahiran seorang bayi merupakan sangat

penting dan menggembirakan bagi orang tua.

Kebutuhan nutrisi bayi sampai usia dapat kita

penuhi hanya dengan memberikan air susu ibu

(ASI) saja atau dikenal sebagai “ASI

EKSKLUSIF”. Asi Eksklusif adalah pemberian

Asi tanpa makanan tambahan lain pada bayi

berumur 0-6 bulan.

Pemberian ASI secara Eksklusif adalah

pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin

setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan

tidak diberikan minum dan makanan lain sampai

bayi berumur 6 bulan. Bayi hanya diberi asi

eksklusif saja selama 0-6 bulan tanpa memberi

makanan lain seperti air teh,jeruk,madu dan air

putih.(1)

Pengetahuan ibu menyusui berarti

menjalani kasih sayang ibu dan anak. Pemberian

ASI sangat penting mengingat air susu ibu adalah

satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk

bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupanya.

Bayi harus segera disusui setelah lahir, Ibu

hendaknya dapat menyusui anaknya sering

mungkin dengan demikian ASI bertambah dan

cukup untuk kebutuhan bayi.(1)

Menurut World Health Organization

(WHO) tahun 2012, menyatakan bahwa ASI

Eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi

adalah yang terbaik. Secara global kurang dari 40%

bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang menyusui

secara eksklusif dan selebihnya bayi sudah

diberikan pendamping selain ASI.

Menurut United Nations International

Children’s Emergency Fund (UNICEF) laporan

anak dunia tahun 2011 yaitu dari 136,7 juta bayi

lahir di seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka

yang menyusui secara eksklusif dalam 6 bulan

pertama. Sedangkan di Negara industri, bayi yang

tidak diberi ASI Eksklusif lebih besar meninggal

dari pada bayi yang di beri ASI Eksklusif.

Sementara di Negara berkembang hanya 39% ibu

yang memberikan ASI Eksklusif.(2)

Menurut Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012, Jumlah Angka

Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 per 1000

(0,32)% kelahiran hidup. Usaha dalam pencapaian

target dalam penurunan angka kematian bayi

(AKB), dapat di lakukan dengan cara pemberian

ASI Eksklusif pemberian ASI dapat di lakukan

dengan cara pemberian ASI Eksklusif. Pemberian

ASI dapat menekan angka kematian bayi dengan

mengurangi sebesar 30.000 kematian bayi di

indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia

melalui pemberian ASI selama 6 bulan jam

pertama kelahirannya tanpa diberikan makanan

tambahan lainnya kepada bayi. Dari Data SDKI

Tahun 2007 menunjukkan cangkupan ASI

Eksklusif bayi 0-6 bulan sebesr 32 %.

Riset kesehatan dasar (RIKESDAS)

Indonesia Tahun 2013, mendapatkan 30,2% bayi

0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam

terakhir. Angka yang relatif sangat sedikit, padahal

dengan ASI dan menyusui baik ibu dan bayinya

akan mendapatkan banyak manfaat.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatra Utara Tahun 2012 menunjukkan,

dari bulan januari sampai Desember tahun 2012

didapati daerah yang melakukan pemberian ASI

Eksklusif adalah di Daerah Langkat yaitu 23,4%

dan rendahnya pemberian ASI Eksklusif di daerah

Nias Utara yaitu 40,0% presentase ibu yang

memberikan ASI Eksklusif di Medan adalah

sebanyak 20,0%.(2)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan

penulis pada bulan Februari Tahun 2018 terdapat

32orang ibu yang memiliki bayi, 18 ibu (61%)

yang tidak memberikan ASI Eksklusif, dan 14 ibu

(38,89%) yang memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan latar belakang diatas,

penelitian merasa tertarikmelakukan penelitian

“Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Poliklinik

RSIA Stella Maris Medan Pada Tahun 2018”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas,

maka penulis merumuskan masalah penelitian ini

yaitu“Apakah hubungan Pengetahuan ibu

menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif

terhadap bayi di RSIA Stella Maris MedanTahun

2018.

Tujuan Penelitan

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

Page 6: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

pengetahuan ibu menyusui di Poliklinik RSIA

Stella Maris Medan pada Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dengan

pemberian Asi Eksklusif di Eksklusif di RSIA

Stella Maris Medan pada Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

hubungan antara Pengetahuan dengan

pemberian ASI Eksklusif di RSIA Stella Maris

Medan pada Tahun 2018.

TINJAUAN TEORITIS

Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian asi saja

pada bayai usia 6 bulan tanpa memberikan cairan

ataupun makanan lain. ASI bemanfaat bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketika anak

sedang menyusui pada ibunya, mulutnya mesti

terhubung ke payudara secara tepat

ASI mampu memberi perlindungan baik

secara aktif maupun secara pasif, Asi juga

mengandung zat anti infeksi bayi akan terlindung

dari berbagai macam infeksi, ASI eksklusif adalah

suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose

baik yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur

atau parasit. Asi sangat dianjurkan terlebih saat 4

pertama,tetapi bila memungkinkan Asi diberi

selama 6 bulan. ASI Eksklusif adalah suatu emulsi

dalam larutan protein, laktose dan garam-garam

organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air

susu ibu adalah stadiumm laktasi, ras keadaan

Nutrisi dan diit ibu. Air susu ibu menurut stadium

laktasi adalah kolostrum, air susu transisi/

peralihan dan air susu.

Kolostrum

Kolostrum adalah cairanberwarna kuning

kental dan mengandung zat kekebalan tubuh

(antibodi). Biasanya, kolostrum sudah diproduksi

pada tahap akhir kehamilan sehingga sudah ada

segera setelah melahirkan sampai hari ke7

kelahiran.Kolostrum memiliki kandungan zat-zat

berikut.

1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama

IgA untuk melindungi dari berbagai penyakit

infeksi terutama Diare

2. Kolostrum yang diproduksi bervariasi

tergantung dari hisapan bayi pada hari pertama

kelahiran.

3. Kolostrum mengandung protein, vitamin A

yang tinggi

4. Membantu mengeluarkan mekonium seperti

kotoran bayiASI adalah asi yang dihasilkan

selama 21setelah melahirkan

Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu

:

Kolostrum

Cairan kental berwarna kekuning-

kuningan yang dihasilkan pada hari pertama

sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan

sebagai "imunisasi" pertama yang diterima bayi

karena banyak mengandung protein untuk daya

tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman

dalam jumlah tinggi.Kadarnya 17 kali

dibandingkan dengan ASI matur.

Susu Transisi

Adalah air susu ibu yang di produksi

setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai dengan

hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat

Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan

konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum tetapi

konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi,

vitamin lemak berkurang, vitamin larut air

meningkat. Bentuk atau warna susu lebih putih dari

kolostrum.

Susu masa Peralihan

Susu matur adalah susu yang keluar

setelah hari ke-10. Berwarna putih kental.

Komposisi ASI yang keluar pada isapan-isapan

pertama (foremilk)mengandung lemak dan

karbohidratnya lebih banyak dibandingkan

hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan

terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan

bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila

ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum

habis.

Air Susu Matur

Air susu matur merupakan ASI yang

dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi yang

terus berubah disesuaikan dengan perkembangan

bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih

kebiru-biruan seperti susu krim.

Kandungan Nutrisi ASI

Page 7: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Adapun beberapa kandungan dari ASI

adalah:

Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein

(protein yang sulit dicerna) dan dari pada formula.

Untuk itu bayi yang di anjurkan pemberian ASI

Eksklusif sampai berumur 6 bulan

Lemak

Lemak Asi berfungsi sebagai penghasilan

kalori/ energi utama, yang merupakan komponen

zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah di

cerna karena sudah dalam bentuk emulsi.

Karbohidrat-Laktosa

Merupakan jenis karbohidrat yang utama

dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber

energi dan berperan dalam perkembangan sistem

sarafbayi.

Vitamin A

Asi mengandung vitamin yang cukup

lengkap yang diperlukan bayi sampai 6 bulan

kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya

belum mampu membentuk vitamin.

Mineral

ASI mengandung yang lengkap walaupun

kadarnya rendah, tetapi bisa mencakupi kebutuhan

bayi sampai berumur 6 bulan.(6)

Kandungan ASI sebagai Zat Pelindung

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih

dan bebas terkontaminasi. ASI

mengandung beberapa zam pelindung berikut ini;

1. Faktor Bifidus

faktor bifidus adalah : fasilitas

pertumbuhan lactobacillus

bifidus(melawan bakteri patogen dalam

usus). Zat ini penting untuk merangsang

pertumbuhan bakteri Lactobasillus yang

membantu yang melindungin usus bayi

dari peradangan atau penyakit yang

ditumbulkan oleh infeksi beberapa jenis

bakteri merugikan, seperti keluarga coli.

2. Laktobasilus Bifidus

Berfungsi menghambat pertumbuhan

mikroganisme dalam tubuh bayi yang

dapat menyebabkan beragai penyakit atau

gangguan kesehatan bakteri ini.(7)

Manfaat Pemberian ASI

Manfaat ASI Bagi Bayi

Pemberian ASI membantu bayi memulai

kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong

atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat

untuk mencegah infeksi dan membuat bayi

menjadi kuat. Penting sekali memberikan ASI pada

bayi pada jam pertama sesudah lahir kemudian

setidaknya setiap dua tahun tiga jam.

ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh

baik hal ini disebabkan karena zat-zat dalam ASI

dapat melawan langsug serangan penyakit, dan

juga bermanfaat buat kecerdasan bayi karena, ASI

mengandung AA (Asam Arakhidonat) dan DHA

terbaik, selain laktosa dapat berfungsi untuk proses

menunjang pertumbuhan otak bayi.

Cara Memperbanyak Produksi ASI

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh

para ibu menyusui untuk melakukan cara tips

a. Agar ASI banyak dan berlimpah yaitu dengan :

b. Menyusui sesering mungkin

c. Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi

d. Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan

produksi ASI juga dapat direncanakan dari

jauh-jauh hari

e. Penggunaan BH yang terlalu sempit akan

mempengaruhi produksi ASI

f. Segera sehabis melahirkan maka sang bayi

langsung diperkenalkan dengan payudara ibu

atau lebih dikenal dengan istilah Inisiasi

menyusui dini Untuk mengatasi keterbatasan

ASI perbanyaklah makan daun katuk, bayam,

daun turi sayuran hijau lainnya yang banyak

mengandung zat untuk memperbanyak

produksi ASI

Proses Terbentuknya ASI

Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proes

laktasi mencakup

1. Mammognesis : Terjadi pertumbuhan

payudara baik dari ukuran maupun berat dari

payudara mengalami peningkatan

2. Laktogenesis

a. Tahap 1(kehamilan akhir): sel alveolar

berubah menjadi sel sekretoris

b. Tahap2(hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran)

mulai terjadi sekresi susu payudara

menjadi penuh dan hangat kotrolendokrin

beralih menjadi autokrin

3. Involution komposisi ASI ideal untuk bayi.

Page 8: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi

ASI

1. Makanan ibu

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh

makanan yang dimakan ibu, apabila makan ibu

secara teratur dan cukup mengandung gizi yang

diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI,

karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja

dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.

Untuk membentuk produksi ASI yang baik,

makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori,

protein, lemak dan vitamin serta mineral yang

cukup, selain ibu dianjurkan minum lebih banyak

kurang lebih 8-12 liter/per hari

2. Ketenangan jiwa dan pikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh

faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan

tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai

bentuk ketegangan emosional akan menurunkan

volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi

ASI

3. Laktoferin

Adalah protein yang berkaitan dengan zat

besi. Laktoferin yaitu sejenis protein yang

merupakan komponen zat kekebalan yang

meningkat zat besi didalam saluran pencernaan dan

menyerap FE dari saluran pencernaan, mengurangi

suplai C. Albicans dan E. COLI. Laktoferin

berfungsi menghambat perkembangan jamur

kandidat dan bakteri stfilokokus yang merugikan

kesehatan bayi.

4. Enzim

Enzim yang melindungi bayi terhadap

bakteri dan virus. Jimlah liisozim dalam ASI 300

kali lebih banyak. Lisozim adalah enzim yang

dapat mencegah dinding bakteri dan, bekerja sama

dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang

E-COLI dan sebagian spesies salmonela.

5. Imunoglobim (Antibody)

6. Sel-sel darah putih hidup

Sel darah putih pada bayi ASI pada 2

minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil yang

terdiri dari 3 macam yaitu, antibodi pernafasan,

antibodi saluran Tissue (MALT)

a. Perawatan payudara

Perawatan payudara adalah dengan merangsang

buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk

mengeluarkan hormon progesteron dan

estrogen lebih banyak lagi dan oxyticin.

b. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu menyusui bayinya penggunaan alat

kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena

pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat

mempengaruhi produksi ASI.

Ibu Menyusui

Ibu menyusui adalah suatu seni yang harus

dipelajari kembali. Untuk keberhasilan menyusui

tudak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya

yang mahal karna yang diperlukan hanyalah

kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui,

dan dukungan dari lingkungan terutama suami.

Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan

memulai kehidupan dengan cara yang sehat.

Manfaat Menyusui

Adapun manfaat menyusui adalah;

1. Menyusui dapat membantu wanita

mengurangi berat badan tambahan yang

diperoleh sewaktu hamil

2. Membantu rahim kembali keukuran

normal dengan lebih cepat.

3. Melindungin wanita dari kanker dari

payudara kelak

4. Menyusui juga dapat mengurangi resiko

patah tulang pinggul dan kanker ovarium

kelak.

5. Melindungin kesehatan ibu (mengurangi

pendarahan pasca persalinan, mengurangi

resiko kanker payudara dan induk telur,

mengurangi anemia).

6. Memperpanjang kehamilan berikutnya.

7. Menghemat waktu.(8)

Langkah-langkah Menyusui Yang Benar

Adapun langkah-langkah menyusui yang

benar adalah:

1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada puting dan aerola

sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat

sebagai desinfekta dan m enjaga kelembapan

puting susu.

2. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila

duduk lebih baik menggunakan kursi yang

lebih rendah, (agar kaki ibu tidak

Page 9: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

menggsantung) ibu bersandar pada pada

sandaran kursi

3. bayi dipegang pada belakang bahunya dengan

satu lengan, kepala bayi terletak pada engkung

siku ibu. Satu tangan bayi diletakkan

dibelakang badan ibu dan yang satu didepan.

4. perut bayi menempel pada badan ibu.

Kepala bayi menghadap payudara. Telinga

dan lengan bayi terletak pada satu garis

lurus

5. payudara dipegang dengan ibu jari lain

menompang dibawah, jangan menekan

puting susu atau kalangan payudara saja.

Bayi diberi rangsangan agar membuka

mulut dengan cara menyentuh pipi dengan

puting susu atau sisi mulut bayi.

Cara Menyusui Bayi Yang Benar

1. Tetekan bayi segera atau selambatnya setengah

janin setelah bayi lahir.

Mintalah kepada bidan untuk membantu

melakukan hal ini.

2. Biasakan mencuci tangan dengan memakai

sabun setiap kali sebelum meneteskan

3. Sebelum menyusui asi dikeluarkan sedikit,

dioleskan pada putting susudan aereola

sekitarnya

4. Ibu duduk atau tiduran/ berbaring dengan

santai.

5. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan

posisi

a. Perut bayi menempel dibadan ibu

b. Bagu bayi menempel kepayudara ibu

c. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu

garis lurus

d. Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah

gelap sekitar puting susu

6. Usahakan sebagai besar aereola dapat masuk

kedalam mulut bayi sehingga puting susu

berada di bawah langit-langit dan lidah bayi

akan menekan ASI keluar dari tempat

penampungan ASI yang terletak dibawah

areola

7. Setelah bayi mulai mengisap payudara, tak

perlu dipegang atau disangga lagi

8. Berikan ASI dari satu payudara lainnya

9. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara

yang belum kosong

Bayi Menolak Menyusui

a. Tanda-tanda bayi menyusui

1. Bayi yang menolak payudara

2. Bayi mencium bau yang baru/berbada pada

ibu

3. Bayi tidak merasa nyaman

4. Bayi sedang sakit atau tumbuh gigi

5. Posisi menyusui yang tidak nyaman

6. Binggung puting

7. Payudara ibu bengkak atau terbanam

b. Penyebab bayi menolak menyusui

a. Bayi mengonsumsi obat-obat

b. Obat-obatan yang sedang dikonsumsikan

oleh ibu

c. Ibu sedang stres

d. Proses persalinan yang sulit

.

Posisi Menyusui Yang Benar

Ada berbagai macam posisi menyusui

yang biasa dilakukan adalah dengan cara duduk,

berdiri atau berbaring. Ada posisi yang berkaitan

dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi

kembar dilakukan dengan seperti memegang bola

dimana kedua bayi disusu bersamaan kiri dan

kanan. Pada ASI yang penuh, bayi ditengkurapkan

diatas dada ibu , tangan ibu sedikit menahan kepala

bayi dengan posisi ini bayi tidak akan tersedap.

Sendawakan bayi setiap kali selesai

menyusui. Menyendawakan bayi diperlukan untuk

mengeluarkan udara dari lambung bayi agar tidak

muntah, karena kemungkinan ia akan muntah

sehabis menyusui.

Pengeluaran ASI

Apa bila ASI berlebihan sampai keluar

memancar, maka sebelum menyusui ASI

dikeluarkan terlebih dahulu, untuk menghindari

bayi tersedap atau enggan menyusui.

a. Pengeluaran ASI dengan tangan, cara ini yang

lazim digunakan karena tidak banyak

membutuhkan saran dan lebih mudah.

b. Pengeluaran dengan dipompa payudara dengan

menekan bola karet untuk mengeluarkan

udara,ujung leher diletakkan payudara dengan

puting susu tepat ditengah, dan tabung benar-

benar melekat pada kulit. Bola karet dilepas,

sehingga puting susu dan kalang payudara

tertarik kedalam, tekan dan lepas beberapa

Page 10: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

kali, sehingga ASI akan keluar dan terkumpul

pada lekukan penampung pada sisi tabung.

Masalah Dalam Menyusui

1. Puting Susu Datar Atau Terbenam

Untuk mengetahui apakah putting susu

datar cubitlah areola disisi puting susu yang normal

akan menonjol, namun putting susu akan datar

tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting

susu mengalami kesulitan besar waktu menyusui.

2. Puting susu yang tidak lentur

Akan menyulitkan bayi untuk menyusui.

Meskipun demikian, putting susu yang lentur

pada awal kehamilan serig kali akan menjadi

lentur (normal) pada saat menjelang atau saat

persalinan, sehingga tidak memerlukan

tindakan khusus

3. Puting Susu Lecet

Puting susu lecet dapat disebabkan teraoma

pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi

retak dan pembentukkan celah-celah.

4. Payudara bengkak

Hal ini terjadi karena edema ringan oleh

hambatan fena atau saluran limfe akibat ASI

yang menumpuk didalam payudara. Jika hal

seperti itu terjadi dapat dilakukan dengan

menyusui bayi bayi sampai payudara kosong,

dan menggunakan BH nyaman dan dapat

menompang dan dapat mengopres air dingin

dan melakukan pemijatan pada payudara.

5. Saluran Susu Tersumbat

Saluran susu tersumbat adalah dimana terjadi

sumbatan pada satu atau lebih saluran susu

atau duktus Laktiferus yang dapat disebabkan

oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari , pada

bayi payudara waktu meyusui, pemakaian BH

yang terlalu ketat, dan komplikasi pada

payudara yang bengkak yang menyebabkan

terjadinya sumbatan. Sumbatan saluran susu

dapat dicegah dengan cara. Melakukan

perawatan pada payudara pasca persalinan

teratur. Memakai BH yang menompang dan

tidak terlalu ketat. (9)

Jenis-jenis posisi menyusui yang benar:

1. Posisi cradle adalah : atau mendekap salah

satu tangan bayi seperti memeluk ibu, ibu

dianjurkan menggunakan bantal biasa atau

bantal menyusui agar dapat membantu ibu

menyangga tangan

2. Posisi football Hold adalah : berguna juga

pada kasus menyusui pada bayi kurang bulan/

dengan otot hipotanus/lemas karena ibu dapat

menyangga badan bayi sepenuhnya.

3. Posisi Cross Cradle adalah : posisi ini

bermanfaat pada kondisi lengan ibu pendek,

dengan posisi ini dapat disangga dengan meja

untuk menyangga dengan bayi diletakkan

diatas meja.

4. Posisi Sadle Atau Duduk adalah : posisi ini

bermanfaat untuk kondidsi khusus seperti

aliran ASI ibu yang deras, dan bayi yang

mempunyai masalah menelan/sesak karena

posisis ini menghindari bayi tersedak.(10)

Konsep Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil

mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali

suatu kejadian yang pernah dialami baik secara

sengaja maupun tidak sengaja dan ini sudah terjadi

setelah orang melakukan kontak atau pengamatan

terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan adalah hasil dari tahun dan

ini terjadi setelah orang melakukan

pengindaraanterhadap suatu objek tertentu.

Pengindaraan terjadi melalui panca indra

penglihatan, penciuman, rasa dan raba.

Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara selain angka menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

atau responden.

Hipotesis

Apakah ada hubungan pengetahuan ibu

menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di

RSIA Stella Maris MedanTahun 2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah survei analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelsi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point

Page 11: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Time Apporoach), Artinya,tiap subjek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

terhadap suatu karakter atau variabel subjek pada

saat pemeriksaan.(12)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di RSIA

Stella Maris Medan

Waktu Penelitian

Telah dilaksanakan mulai bulan Maret

sampai dengan Juni 2018.

Populasi Dan Sampel

Populasi

Populasi adalah yang menjadi sasaran

penelitian berhubungan dengan sekelompok

subjek, baik manusia, gejala, nilai, tes benda-

benda, ataupun peristiwa. Popoulasi yang diteliti

mungkin terbatas, mungkin pula tidak, bergantung

kepada perumusan penelitian.

Populasi yang di ambil dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di RSIA

Stella Maris Medan. Namun peneliti hanya

mengambil pada bulan Maret-Mei 2018 yang

berjumlah 32 orang ibu menyusui.

Sampel

Sampel adalah sekelompok orang yang

terpapar dengan faktor resiko, kemudian sampel

diambil dari populasi.Peneliti melaksanakan sistem

penelitian kuesioner dengan total sampling dengan

total populasi 32 orang ibu menyusui.

Kerangka Konsep

Hubungan Pengetahuan ibu menyusui

dengan pemberian Asi Eksklusif pada bayi yang

baru lahir di RSIA Stella Maris Medan tahun 2018.

Kerangka konsep:

Independen Dependen

Gambar 1.Kerangka Konsep

Definisi Operasional Dan Aspek Pengukuran

Tabel 1.

Definisi operasional dan aspek pengukuran

Variabel

Indepen

dent

Defenisi

Operasional

Alat

Uku

r

Hasil

Ukur

Kategor

i

Bobot

nilai

Skala

Pengukuran

Pengetah

uan ibu

menyusu

i

Pemahaman

atau

kemampuan ibu

menyusui:

Pengertian

pengetahuan

adalah

merupakan

hasil tahu dan

ini terjadi

setelah orang

mengadakan

penginderaan

tehadap suatu

objek tertentu.

Kuesi

oner

(10

soal

Pertan

yaan

piliha

n

ganda

a.b,c)

Baik

(7-10)

Cukup

(4-6)

Kurang

(1-3)

3

2

1

0rdinal

Variabel

Depende

n

Defenisi

Operasional

Alat

Uku

r

Hasil

ukur

Karegori

bobot

nilai

Skala

Pengukuran

pemberia

n Asi

Eksklusi

f

Pemberian Asi

saja tanpa

tambahan

cairan lain

selama 0-6

bulan.

Kues

ioner

(1

pery

ataan

)

1.Diber

ikan =1

2.Tida

k

Diberik

anan=0

1

0

0rdinal

Teknis Analisa Data

Analisis Univariat

Analisis hasil penelitian univariat

digunakan untuk mendeskripsikan

datangdilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian. Data disajikan dalam tabel

distribusifrekuensi terdiri dari

inisial,umur,pendidikan,pekerjaan,alamat. (15)

Analisa Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-

masing Variabel pada penelitian ini analisis

dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk

mengetahui hubungan (korelasi) antara Variabel

bebas (independent Variable) dengan variabel

terikat (dependent).

Untuk membuktikan adanya hubungan

yang signifikan antara bebas dengan Variabel

terikat digunakan analisis Chi-square. Pada batas

kemaknaan perhitungan perhitungan statistik P

Value (0,050). Apabila hasil perhitungan

menunjukan nilai P< P Value (0,05) dikatakan

(HO) ditolak, artinya kedua Variabel secara

Statistik mempunyai hubungan yang signifikan

kemidian untuk menjelaskan adanya hubungan

Pemberian Asi

Eksklusif

Pengetahuan

Ibu Menyusui

Page 12: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

antara Variabel Terikat dengan Variabel Bebas

digunakan Analisis Tabulasi.(15)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tabel 2.

Distribusi ,frekuensiKarakteristik Responden ibu

menyusui di Poliklinik RSIA Stella Maris Medan

Tahun 2018.

No Karakteristik

Responden

Jumlah

F %

1

2

3

Usia

20-38 Tahun

Pendidkan

SD

SMP

SMA

Diploma

Sarjana

Pekerjaan

Wiraswasta

Petani

PNS

32

4

8

13

4

3

9

19

4

100,0

12,5

25,0

40,6

12,5

9,4

28,1

59,4

12,5

Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 2.diatas dapat di lihat

bahwa dari 32 responden, Mayoritas usia 20-38

Tahun sebanyak 32 responden (100%),

berpendidikan SD sebanyak 4 responden (12,5%),

pendidikan SMP sebanyak 8 responden (25,o%),

pendidikan SMA sebanyak 13 responden (40,5%),

pendidikan Diploma sebanyak 4 responden

(12,5%), berpendidikan Sarjana sebanyak 3

responden (9,4%), pekerjaan wiraswasta sebanyak

9 responden (28,1%), petani sebanyak 19

responden (59,4%), PNS sebanyak 4 responden

(12,5%).

Univariat

Tabel 3.

Distribusi frekuensi Pengetaahuan ibu menyusui di

RSIA Stella Maris Medan Tahun 2018.

No Pengetahuan Ibu Jumlah

F %

1 Kurang 5 15,6

2 Cukup 11 34,4

3 Baik 16 50,0

Total 32 100,0

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa

dari 32 responden ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan

di RSIA Stella Maris Medan 2018, diketahui

bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kategori

baik sebanyak 16 responden (50,0)%, sedangkan

pengetahuan dengan kategori cukup berjumlah 11

responden (34,4%), dan yang berpengetahuan

kurang berjumlah sebanyak 5 responden (15,6%).

TABEL 4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pemberian ASI eksklusif di RSIA Stella Maris

Medan Tahun 2018.

No Pemberian Asi

Ekslusif

Jumlah

f %

1 Tidak dilakukan 15 46,9

2 Dilakukan 17 53,1

Total 32 100,0

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa

dari 32 responden ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan

di Poliklinik RSIA Stella Maris Medan 2018, di

ketahui bahwa sebagian besar ibu yang

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 17

responden (53,1%) dan yang tidak melakukan ASI

Eksklusif sebanyak 15 responden (46,9%).

Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan dengan

berkolerasi antara pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif di Poliklinik RSIA Stella

Maris Medan 2018 dengan menggunakan uji chi-

square untuk memperlihatkan Hubungan antara

variabel Indenpenden dan Variabel Dependen.

TABEL 5.

Tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI eksklusif Berdasarkan Hubungan

di Poliklinik RSIA Stella MarisTahun 2018.

N0

Pengetahua

n Ibu

Menyusui

Pemberian ASI Eksklusif

Tidak

diberikan Diberikan Total

signifik

an

f % f % f %

0,009

1 Kurang 5 15,6 0 0 5 15,6

2. Cukup 2 6,3 9 28,1 11 34,4

3 Baik 8 25,0 8 25,0 16 50,0

Total 15 46,9 17 53,1 32 100,0

Berdasarkan Tabel 5. tabel tabulasi silang

antara pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

eksklusif di RSIA Stella MarisTahun 2018,

diketahui 16 ibu-ibu yang menyusui

berpengetahuan baik terdapat 8 0rang ibu-ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif. dan 8 0rang ibu

yang memberikan ASI Eksklusif. dari 11 ibu yang

Page 13: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

memberikan baik dapat 2 0rang yang tidak

memberikan ASI Eksklusif.dan 9 0rang yang

memberikan ASI Eksklusif dan yang memberikan

ASI Eksklusif 5 0rang. dan yang tidak memberikan

ASI Eksklusif 0.

PEMBAHASAN PENELITIAN

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa

distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Eksklusif sebanyak 32 Responden

Mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 5

responden (15,6%) dan mayoritas ibu

berpengetahuan cukup sebanyak 11

responden(34,4%) dan yang berpengetahuan baik

sebanyak 16 responden (50,0%).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan

penelitian yang dilakukan di RSIA Stella Maris

Medan Tahun 2018 dapat diketahui bahwa

banyaknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang

tentang ASI Eksklusif yang kemungkinan

disebabkan oleh kurangnya ingin rasa tahu ibu

tentang pentingnya ASI Eksklusif dan juga

pendidikan ibu yang rendah sehingga banyak ibu

yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya.

Berdasarkan Jumlah Ibu yang Memberikan

ASI Eksklusif

Dari hasil penelitian yang dilakukan di

RSIA Stella Maris Medan Tahun 2018,

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa dari

32 responden yang memiliki bayinya 0-6 bulan, ibu

yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 17

responden (53,1%), dan yang tidak memberikan

ASI Eksklusif sebanyak 15 responden (46,9%)

ASI Eksklusif adalah suatu emulsi dalam

larutan protein, lactose dan garam-garam organic

dan disekresi oleh kedua belah kelenjar oleh

payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan

peneliti yang dilakukan di RSIA Stella MarisTahun

2018 dapat diketahui bahwa banyaknya ibu yang

memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya

hingga berusia 0-6 bulan tanpa memberi

makanan,dan minuman lainya seperti susu

formula.

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan

Pemberian ASI Eksklusif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di

RSIA Stella Maris Medan Tahun 2018,

Berdasarkan Tabel tabulasi silang 4.3. dapat

diketahui bahwa sebagian besar ibu memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden

(15,6%) ,dimana ibu yang memberikan ASI

Eksklusif sebanyak 5 responden (15,6%),dan tidak

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 8 resonden

(25.0%). Sedangkan sebagian kecil ibu memiliki

pengetahuan baik sebanyak 16 responden (50,0%),

dimana ibu yang memberikan ASI Eksklusif

sebanyak 8 responden (25,0%), dan tidak

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 8 responden

(25,0%).

Menurut asumsi peneliti bahwa

pengetahuan ibu sangat mempengaruhi tindakan

pemberian ASI Eksklusif bukan hanya

pengetahuan baik,cukup,kurang ,namun keinginan

ibu untuk mempengaruhi informasi juga

berpengaruh. Semakin banyak ibu yang

berpengetahuan baik tentang ASI Eksklusif maka

semakin rendah lah ibu yang memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya.

Berdasarkan hasil uji statistic chi-square

pada tingkat keperjayaan 95% dengan α=0,05

diperoleh p=0,007, maka P (0,007)<α (0,05).

Dimana hasil yang diperoleh adalah adanya

hubungan antara pengetahuan ibu tentang

menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi 0-6 bulan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah

dilakukan oleh peneliti mengenai hubungan

Pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

di RSIA Stella Maris Medan Tahun 2018 maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 5

responden (15,6%), sedangkan pengetahuan

dengan kategori cukup berjumlah 11

responden (34,4%), dan yang paling sedikit

berada pada pengetahuan baik yang berjumlah

16 responden (50,0%).

Page 14: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

2. ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak

7 responden (53,1%), dan yang memberikan

ASI Eksklusif sebanyak 15 responden

(46,9%)

3. Hasil uji statistik chi-square pada tingkat

kepercayaan 95% dan nilai α=0.05, maka

dapat diketahui nilai p=0,007, maka p

(0,009)< α (0,05), Dimana Ha diterima yaitu

hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan

yang signifikan Hubungan Pengetahuan ibu

menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.

Saran

Bagi Tempat Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat

bermanfaat bagi petugas kesehatan danIbu yang

melahirkan di RSIA Stella Maris tentang

pengetahuan masyarakat tersebut tentang

pentingnya pamberian ASI Eksklusif.

Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan kepada pihak tenaga

kesehatan agar lebih meningkatkan informasi dan

pelayanan mengenai pentingnya ASI Eksklusif.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar

meneliti dengan pengkajian yang lebih dalam dan

cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Utami R. mengenal asi eksklusif. 1st ed. sudarno

Y, editor. jakarta: Trubus

Angriwidia,Anggota IKAPI; 2013.

Dwi s. buku pintar ASI Eksklusif. cetakan

pertama ed. haniah m, editor. jogjakarta;

2012.

Winly s. hubungan pengetahuan ibu menyusui

dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

2013.

Chairani sr. hubungan karakteristik ibu menyusui

dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi. 2015.

Taufan n. ASI dan tumor payudara. cetakan

pertama ed.yogyakarta; 2011.

Aiyeyeh r. asuan kebidanan III. cetakan pertama

ed. jakarta timur; 2012.

H.s.ronald. pedoman dan perawatan balita.

cetakan pertama ed. bandung; 2010.

Weni k. ASI menyusui dan sadari sujiantini ,

editor.yongyakarta; 2011.

Yunisa P. Merawat bayi tanpa baby siswa

pertama c, editor. jakarta ; 2010.

Proverawati atikah ren. kapita selekta ASI dan

menyusui pertama c, editor. Yongyakarta ;

2010.

Kurniadi anwar , Notoatmodjo 2010. manajemen

keperawatan dan prospektifnya pertama c,

editor. jakarta; 2013.

Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Sigompul Kec.

Lintong Nihuta Tahun 2018

Lili Suryani Tumanggor

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

Abstrak

Prevalensi status gizi kurang pada balita di dunia sangat tinggi, terutama di negara-negara berkembang

termasuk Indonesia oleh karena itu status gizi kurang pada balita memerlukan perhatian serius dari semua

pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Upaya penanggulangan gizi kurang pada balita telah banyak

dilakukan, tetapi belum menunjukkan penurunan yang berarti. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar

ibu belum menyadari pentingnya pencegahan status gizi kurang pada balita serta bahaya yang

ditimbulkan.Sesuai data yang didapatkan dari Puskesmas Sigompul bahwa prevalensi gizi kurang pada tahun

2016 sebesar 33.5 % dari 80 balita dan untuk gizi kurang sebesar 24,3 % dari 56 balita. Sedangkan data yang

didapatkan pada tahun 2017 terakhir sebesar 3.2 % dari 65 balita dan untuk gizi kurang 3,8 % dari 85

Page 15: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

balita.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pola asuh ibu dengan status gizi

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sigompul Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini

sebanyak 64 orang. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

sebanyak 32 orang. Analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil uji

statistikdidapatkan nilai signifikan sebesar 0.00. yang menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pola asuh

ibu dengan status gizi pada balita di Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018.

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Balita

Relationship Between The Mother's Parenting With Nutrition Status In Puskesmas Sigompul Kec.

Lintong Nihuta In 2018

Abstract

The prevalence of malnutrition in children in the world is very high, especially in developing countries

including Indonesia. Therefore, malnutrition in infants requires serious attention from all parties involved in

health services. Efforts to overcome malnutrition in children under five have been widely carried out but have

not shown a significant decline. This is possible because most mothers have not yet realized the importance of

preventing undernourished status in infants and the dangers posed. According to the data obtained from 56

toddlers in Sigompul Health Center that the prevalence of malnutrition in 2016 was 33.5% of 80 children and

for malnutrition was 24.3%. While the data obtained in the last 2017 amounted to 3.2% of 65 toddlers and for

malnutrition 3.8% of 85 toddlers. The purpose of this study was to determine the relationship between the level

of parenting mothers with nutritional status of children in the work area of Sigompul Health Center in 2018.

The research design used in this study was descriptive correlation with the Cross Sectional approach. The

population in this study were 64 people. While the sample was taken using a purposive sampling technique

that is as many as 32 people. Data analysis using the Chi-Square test. Based on the results of statistical tests

obtained a significant value of 0.00 which indicates that there is a relationship between the level of parenting

mothers with nutritional status in children under five in the Sigompul Health Center Kec. Lintong Nihuta in

2018

Keywords: maternal parenting, nutritional status of children.

PENDAHULUAN

Pembangunan Nasional adalah

pembangunan manusia seutuhnya. Upaya

pembangunan manusia seutuhnya harus dimulai

sedini mungkin, yakni sejak manusia itu masih

berada dalam kandungan dan masih balita. Salah

satu upaya yang harus dilakukan adalah perbaikan,

peningkatan gizi, dan kesehatan (DepKes RI,

2010).

Namun salah satu masalah pokok

kesehatan di negara-negara sedang berkembang

adalah masalah gangguan terhadap kesehatan

masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan

protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga

tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)

(Almatsier, 2010).

Gizi buruk dapat disebabkan oleh daya beli

keluarga rendah/ekonomi lemah, lingkungan

rumah yang kurang baik, pengetahuan gizi kurang,

perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang serta

penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan yang

masih kurang (Almatsier, 2010).

Beberapa hal dapat menyebabkan

terjadinya gizi buruk ini secara langsung maupun

tidak langsung, antara lain jenis dan kebiasaan

makan, fluktuasi iklim, serta keadaan lingkungan

seperti sanitasi yang buruk, pemukiman padat, dan

infeksi yang berulang. Dilihat dari faktor-faktor di

atas maka negara berkembang seperti Indonesia

cenderung mempunyai kemungkinan lebih besar

mengalami banyak kasus gizi buruk (Markum,

2010).

Menurut Djamarah (2014), pola asuh

orang tua adalah upaya orang tua yang konsisten

dan persisten dalam menjaga dan membimbing

Page 16: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

anak dari sejak dilahirkan hingga remaja. Pola asuh

orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan

perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi,

berkomunikasi selama mengadakan kegiatan

pengasuhan. Orang tua memiliki cara dan pola

tersendiri dalam mengasuh dan membimbing

anaknya. Konsep dan pola asuh orang tua untuk

anaknya harus mempunyai jiwa yang bisa

merawat, membantu, mendidik, membimbing dan

melatih anak agar menjadi anak yang tumbuh

kembang secara kreatif, baik dan patuh, bisa

menjadikan anak merasa mempunyai tanggung

jawab serta percaya diri dan dapat menerima pahit

manisnya kehidpan ketika dewasa kelak.

Status gizi normal merupakan suatu

ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan

antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh

dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai

dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke

dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat,

protein, lemak dan zat gizi lainnya. Status gizi

normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan

oleh semua orang (Apriadji, 2008).

Status gizi kurang atau yang lebih

disebutundernutrition merupakan keadaan gizi

seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih

sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat

terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih

sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw,

2010).

Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang, pada saat ini mengalami beban ganda

masalah gizi,ketika permasalahan gizi

kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan

gizi lebih (Novita, 2008).

Prevalensi overweight anak laki-laki usia 6-14

tahun sebesar 9,5% dari 145.723 balita (2009)

meningkat menjadi 10,7% dari 157.213 balita

(2010) dan pada perempuan sebesar 6,4% dari

156.235 balita (2011) meningkat menjadi 7,7%

dari 186.342 balita (2012). Prevalensi gizi buruk

dan gizi kurang di Indonesia, berdasarkan data

hasil hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013

mengalami peningkatan yaitu sebesar 19,8% dari

187.103 balita, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan

13,9% gizi kurang, sedangkan angka prevalensi

nasional pada tahun 2010 yaitu 17,9% dari 188.675

balita (Riskesdas, 2013).

Di Jawa Barat prevalensi gizi

kurang pada tahun 2010 sebesar 13% dengan

rincian 3,1% gizi buruk dan sebesar 9,9% gizi

kurang, sedangkan pada hasil Riskesdas 2013

prevalensi gizi kurang11,3% dan gizi buruk

sebesar 4,4% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan

rekapitulasi Bulan Penimbangan Balita (BPB) di

Kabupaten Cianjur tahun 2014 dari 186.71 balita

yang ditimbang, yang mengalami gizi sangat

kurang diperoleh sebanyak 1297 (0,70%), dan

yang mengalami gizi kurang sebanyak 12.489

(8,71%). Dari 45 Puskesmas di Kabupaten Cianjur,

Puskesmas Gekbrong adalah salah satu Puskesmas

dengan jumlah balita gizi kurangnya cukup

banyak. Pada tahun 2014 dari sebanyak 5.050

balita, yang diukur BB mengalaami gizi sangat

kurang sebanyak 70 balita (1,39%), sedangkan gizi

kurang sebanyak 664 (13,15%) (Dinkes Cianjur,

2015).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian ini menggunakan Deskriptif

Korelasi. Desain ini digunakan untuk mengetahui

Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status

Gizi Pada Balita. Populasi dalam

penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita

sebanyak 46 orang. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan cara Purposive

Sampling

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sigompul Lintong Nihuta Tahun 2018

Pendidikan Ibu Frekuensi (f) Presentase (%)

SD

SMP

SMA

S1

1

7

22

2

3.1%

21.9%

68.8%

6.3%

Page 17: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Total 32 100.0%

Berdasarkan tabel 1. diatas hasil penelitian didapatkan mayoritas responden berada pada pendidikan

SMA sebanyak 22 orang (68,8%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)

IRT

Petani

Wiraswasta

PNS

12

18

1

1

37.5%

56.3%

3.1%

3.1%

Total 32 100.0

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah petani sebanyak 18 orang (56.3%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Informasi Frekuensi (f) Presentase (%)

Media cetak

Media massa

31

1

96.9%

3.1%

Total 32 100.0%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasrkan informasi

menunjukkan bahwa mayoritas informasi responden adalah media cetak sebanyak 31 orang (96,9%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Tingkat Pola Asuh Frekuensi (f) Presentase (%)

Baik

Cukup

Kurang

13

15

4

40.6%

46.9%

12.5%

Total 32 100.0%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pola asuh ibu dengan status gizi pada balita yaitu

baik sebanyak 13 orang (40,6%), pola asuh cukup sebanyak 15 orang (46,9%), dan kurang sebanyak 4 orang

(12,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pola asuh ibu dengan status gizi balita adalah cukup.

Table 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigompul

Kec.Lintong Nihuta Tahun 2018

Status Gizi Frekuensi (f) Presentase (%)

Page 18: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Gizi Baik

Gizi Kurang

Gizi Buruk

10

12

10

31.3%

37.5%

31.3%

Total 32 100.0%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat keadaan status gizi balita mengalami gizi kurang sebanyak 12

orang (37,5%), gizi buruk sebanyak 10 orang (31,3%), dan gizi baik sebanyak 10 orang (31,3%).

Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Chi-Square Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Status Gizi

Total

P

Gizi

Baik

Gizi

Kurang

Gizi

Buruk

Tingkat Pola Asuh

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

10

0

0

3

9

0

0

6

4

13

15

4

0.00

Total 10 12 10 32

Berdasarkan tabel 6 diatas hasil uji statistik Chi Square dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

tingkat pola asuh ibu dengan status gizi pada balita. Pada tingkat pola asuh didapat sig = 0,00 dimana sig<0,05.

Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pola asuh ibu

dengan status gizi pada balita.

PEMBAHASAN

Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Pada

Balita Di Puskesmas Sigompul Kec. Lintong

Nihuta Tahun 2018

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan kepada 32 responden ibu yang memiliki

anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sigompul

kec. Lintong Nihuta Tahun 2018 berdasarkan hasil

penelitian, mayoritas tingkat pola asuh cukup hal

ini dipengaruhi oleh adanya pendidikan, pekerjaan

dan informasi (media cetak& media massa) tentang

pola asuh pada anak balita. Menurut peneliti

tingkat pola asuh yang cukup dikarenakan oleh

pengetahuan orangtua tentang pola asuh yang

kurang baik.

Menurut peneliti pola asuh yang baik akan

mempengaruhi status gizi yang baik, pola asuh

adalah suatu tindakan, perbuatan, dan interaksi

orang tua untuk mendorong pertumbuhan dan

perkembangan anak agar mereka tumbuh dan

berkembang dengan baik dan benar. Status gizi

sering dihubungkan dengan pola asuh ibu karena

pola asuh ibu tersebut sangat berpengaruh pada

status gizi balita tersebut.

Menurut Djamarah (2014), pola asuh

orang tua adalah upaya orang tua yang konsisten

dan persisten dalam menjaga dan membimbing

anak dari sejak dilahirkan hingga remaja. Pola asuh

orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan

perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi,

berkomunikasi selama mengadakan kegiatan

pengasuhan. Orang tua memiliki cara dan pola

tersendiri dalam mengasuh dan membimbing

anaknya. Konsep dan pola asuh orang tua untuk

anaknya harus mempunyai jiwa yang bisa

merawat, membantu, mendidik, membimbing dan

melatih anak agar menjadi anak yang tumbuh

kembang secara kreatif, baik dan patuh, bisa

menjadikan anak merasa mempunyai tanggung

jawab serta percaya diri dan dapat menerima pahit

manisnya kehidupan ketika dewasa kelak. Untuk

Page 19: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

ibu bapak agar bisa menjadi orang tua yang positif,

kreatif dan aktif dalam tumbuh kembang anak

anda.

Menurut Gunarsa (2012), aspek-aspek

yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap

anaknya adalah : 1) Karakter orang tua dan anak,

2) Kepribadian orang tua dan anak. 3) Temperamen

orang tua dan anak. 4) Kemauan dan kemampuan

anak untuk menerima perubahan. 5) Asal usul dan

latar belakang. orang tua. 6) Pendidikan orang tua.

7) Budaya yang diterapkan di keluarga. 8)

Demografi dan domisili keluarga. 9) Sistem religi

yang dianut oleh keluarga. 10) Tekanan dan

dukungan dari keluarga dan masyarakat. 11)

Pekerjaan dan karier atau jabatan orang tua. 12)

Kemampuan penalaran anggota keluarga.

Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Sigompul

Kec. Lintong Nihuta Tahun 2018

Hasil penelitian menunjukkan dari 32

responden ibu yang memiliki anak balita yang

mayoritas mengalami status gizi kurang dengan

jumlah 12 orang (37,5%). Menurut peneliti hal ini

dikarenakan kurangnya pemahaman orang tua

dalam melakukan pola asuh yang benar.

Menurut Nix (2015) status gizi normal

merupakan suatu ukuran status gizi dimana

terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang

masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan

dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.

Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal

dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi

lainnya.

Keadaan status gizi kurang di Puskesmas

Sigompul Kec. Lintong Nihuta penyebab salah

satunya adalah kurangnya pola asuh ibu terhadap

balita. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Djamarah (2014), yang

menyatakan bahwa keadaan tumbuh kembang anak

dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pola asuh

ibu.

Hubungan Tingkat Pola Asuh Ibu Dengan

Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta

Tahun 2018

Berdasarkan hasil uji Chi-square

didapatkan nilai signifikan (p) dengan dengan nilai

0.00 (< 0.05) yang artinya berarti Ha diterima. Hal

ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat

pola asuh ibu dengan status gizi pada balita hal ini

sangat signifikan dimana apabila ibu mempunyai

tingkat pola asuh yang cukup maka dapat

mempengaruhi dan menyebabkan status gizi yang

kurang pada balita.

Berdasarkan penelitian (Dewi, 2011)

terdapat hubungan antara status gizi dengan

perkembangan anak karena gizi pada masa anak

sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang,

bahkan sejak dalam kandungan. Berdasarkan

penelitian (Syatyawati R, 2013) terdapat hubungan

antara Status gizi dengan prestasi belajar anak,

status gizi juga merupakan keadaan akibat

keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat

gizi dan penggunaan zatzat gizi tersebut, atau

keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi

dalam seluruh tubuh.

Hasil penelitian Fatimah (2010), terdapat

hubungan antara pola asuh dengan perkembangan

anak, karena pola asuh orangtua merupakan

gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan

anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan

memberikan pengasuhan ini, orangtua akan

memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah

dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan

anaknya. Terdapat hubungan pola asuh ibu dengan

status gizi karena peranan orang tua sangat

berpengaruh dalam keadaan gizi anak, pola asuh

memegang peranan penting dalam terjadinya

gangguan pertumbuhan pada anak, asuhan orang

tua terhadap anak mempengaruhi tumbuh kembang

anak melalui kecukupan makanan dan keadaan

kesehatan (Pratiwi, 2016).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada ibu yang

memiliki anak balita di Puskesmas Sigompul Kec.

Lintong Nihuta Tahun 2018, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pola asuh ibu dengan status gizi p

value = 0,00 dimana p<0,05 yang berarti Ha

diterima.

Page 20: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Berdasarkan tingkat pola asuh dan status gizi

adalah:

1. Tingkat pola asuh ibu yang memiliki anak

balita di wilayah kerja Puskesmas

Sigompul Kec. Lintong Nihuta mayoritas

memiliki tingkat pola asuh cukup

sebanyak 15 orang (46,9%).

2. Status gizi pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta

mayoritas memiliki gizi kurang sebanyak

12 orang (37,5%).

3. Hubungan tingkat pola asuh ibu dengan

status gizi pada balita dengan

menggunakan uji Chi Square didapatkan

hasil p = 0.00 < 0.05 yang berarti ada

hubungan.

Saran

1. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai sumber referensi di

perpustakaan dan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Tempat Penelitian

Diharapkan bagi tenaga kesehatan

khususnya perawat atau bidan di

Puskesmas Sigompul Kec. Lintong Nihuta

dapat meningkatkan program penyuluhan

kesehatan tentang pola asuh ibu dan status

gizi pada balita

3. Bagi Responden

Diharapkan kepada ibu yang memiliki

anak balita agar dapat meningkatkan pola

asuh dengan cara meningkatkan

pengetahuan tentang pola asuh yang benar.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai pedoman bagi peneliti dalam

melakukan penelitian selanjutnya

terkhusus dalam bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2010) Prinsip Dasar IlmuGizi.

Jakarta :PT. Gramedia .Pustaka Utama

Aulia, 2011. Mengajarkan Balita Anda Membaca.

Yogyakarta: Intan Media.

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta

Apriadji. (2008) Gizi Dalam Daur Kehidupan.

Jakarta : EGC

Dewi L, (2011). Hubungan Status Gizi Dengan

Perkembangan Anak Usia 3-5 Di

PuskesmasPurwantoro I

Wonogiri.Http//jurnal.akbidmu.ac.id/index.ph

p/jurnalmus/article/download/. Diakses (24

april 2017).

Fatimah. L, (2010). Hubungan Pola Asuh Orang

Tua Dengan Perkembangan Anak Di R.A

Darusalam Desa Sumber Mulyo Joroto

Jombang.http://www.journal.unipdu.ac.id/index.p

hp/seminas/article/download/163/110.

Diakses (4 mei 2017).

Gibson. 2009. “ Hubungan Pola Asuh Dalam

Pemberian Makan dengan Status Gizi pada

Anak Balita Usia 2-5 tahun di Dusun

Mulyosari Balerejo Kecamatan Wonosari

Kabupaten Gunung Kidul”. Yogyakarta :

Stikes Surya Global.

Latifah. (2010) Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Orangtua tentang Gizi Seimbang dengan

Status Gizi Anak Usia Balita Di Dusun

Kleber CaturharjoSleman. SKRIPSI

STKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pendekatan Praktik

Pratiwi. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan

Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Belimbing Kota.

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/artic

le/viewFile/. Diakses (24 April 2017).

Soetjiningsih (2013). Tumbuh kembang Anak dan

remaja. Jakarta: sagung seto

Soegiyanto. (2009) Pangan dan Gizi, Teknologi

dan Konsumen. PT. Gramedia: Jakarta

Supariasa, IGD., et al. (2011). Penilaian Status

Gizi. Jakarta: EGC.

Surbakti. 2012 . Prinsip-prinsip Ilmu Gizi.

Kanisius: Yogyakarta

Siwi. (2015). Hubungan Antara Pola Asuh Dengan

Status Gizi Pada

Balita..Http://Eprints.Ums.Ac.Id/39378/1/NA

SKAH%2520PUBLIKASI.Pdf&Ved=0ahuke

wiq4pgqtcxtahvbqy8khdwjcmuqfggjmam&U

sg. Diakses (27 April 2017).

Page 21: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Yusuf, S. (2014). Psikologi Perkembangan Anak &

Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zulkifli. (2008) Pola Makan Anak Usia 2-3 tahun

di Desa Banaran

Page 22: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pada Bayi Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio

* Eva Ernasari ** Henni Safrida Sitompul

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

Abstrak

Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.upaya kesehatan

terbaik demi tumbuh kembang anak,dan imunisasi merupakan upaya pencegahan yang efektif terhadap

penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan. Makin banyaknya bayi / anak yang

mendapat imunisasi,penyakit yang dicegah tersebut makin jarang terlihat lagi. Menurut data Depkes sampai

dengan 17 juli 2005 telah dilaporkan 291 kasus lumpuh layu, setelah dilakukan pemeriksaan yang ditunjuk,

jumlah kasus politik polio liar berjumlah 149 bayi dan telah tersebar 10 kabupaten di 4 propinsi. Penelitian ini

bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sampel dalam penelitian ini berjumlah

42 responden. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas berpengetahuan cukup pada usia 21-25 tahun,

berdasarkan pendidikan berpengetahuan cukup pada pendidikan dasar,berdasarkan pekerjaan berpengetahuan

cukup pada pekerjaan sebagai IRT. Diharapkan kepada ibu yang memiliki bayi untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya mengenai dampak pada bayi yang tidak mendapat

imunisasi polio

Kata Kunci : Pengetahuan ibu, dampak pada bayi, tidak mendapat imunisasi polio

Description Of Mother's Knowledge About The Impact Of Infants Who Do Not Receive Polio

Immunization

Abstract

Is one of the infectious diseases that can be prevented by immunizing the best health efforts for child growth

and immunization is an effective prevention effort against infectious diseases that can cause death and

disability. The more babies / children, who get immunized, the more preventable diseases are seen again.

According to the Ministry of Health data until July 17, 2005 there were 291 cases of paralysis withered, after

the appointed inspection, the number of cases of political polio was numbered 149 babies and had spread in

10 districts in 4 provinces. This research is descriptive. Methods of data collection using a questionnaire. The

sample in this study amounted to 42 respondents. From the results of the study it was known that the majority

were knowledgeable enough at the age of 21 to 25 years based on sufficient knowledge in basic education,

based on sufficient knowledgeable work on the job as an IRT. It is expected that mothers who have babies to

add insight and knowledge about health, especially regarding the impact on infants who do not get polio

immunization

Keywords: Mother's knowledge, impact on babies, not getting polio immunization.

PENDAHULUAN

Page 23: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Penyakit polio merupakan salah satu

penyakit menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa

penyakit polio udah harus terberantas terutama di

Jawa, Bali dan Sumatera. Pemerintah bersama

orang tua mempunyai kewajiban memberikan

upaya kesehatan terbaik demi tumbuh kembang

anak, dan imunisasi merupakan upaya pencegahan

yang efektif terhadap penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan kematian dan kecacatan. Makin

banyaknya bayi / anak yang mendapat imunisasi,

penyakit yang dicegah tersebut makin jarang

terlihat lagi. Di lain pihak, rasa ketakutan kepada

efek samping vaksinasi menjadi lebih dominan

dibandingkan dengan ketakutan terhadap

penyakitnya. Padahal, akibat dari penyakit, jelas

lebih membahayakan dibandingkan dengan

dampak imunisasi (Rezeki, 2011).

Menurut data yang ada dari kejadian-

kejadian wabah yang terjadi selama ini pada kasus

paralise karena poliomyelitis paling banyak

menyerang anak-anak umur dibawah 3 tahun.

Hasil-hasil penelitian serologis poliomyelitis

dibeberapa tempat di Indonesia juga menunjukkan

bahwa antara 20-60% anak yang berumur kurang

dari 3 tahun tidak mempunyai kekebalan sama

sekali terhadap ketiga tipe virus polio (Momimes,

2002).

Berdasarkan hasil survey Demografi

Kesehatan Indonesia pada tahun 2002/2003 angka

kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup.

Umumnya bayi yang lahir diperkotaan mempunyai

angka kematian lebih rendah dari pada yang lahir

dipedesaan. Kematian bayi yang menjadi penyebab

utamanya adalah infeksi oleh sebab itu dapat

dicegah dengan pemberian imunisasi polio. Jika

dibandingkan dengan angka nasional maka angka

kematian bayi di Sumatera Utara untuk tahun 2004,

relative lebih tinggi dibandingkan dengan angka

kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup.

Pada umumnya tanggung jawab untuk

mengasuh bayi diberikan pada orang tua

khususnya ibu. Pengetahuan Ibu Tentang Dampak

Pada Bayi Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio

dipengaruhi

oleh faktor pendidikan, tingkat penghasilan dan

kebiasaan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu

diharapkan adanya perubahan perilaku yang

diharapkan dapat terwujud. Timbulnya kesadaran

kemampuan untuk hidup sehat disamping faktor

sosial ekonomi masyarakat maupun dipihak tenaga

kesehatan (Hilman, 2005).

Virus polio masuk melalui mulut, virus

tersebut umumnya ditemukan di tenggorokan dan

feses sebelum timbulnya gejala. Satu minggu

setelah timbulnya penyakit, virus dalam jumlah

kecil akan menetap di tenggorokan, tetapi virus

tersebut terus-menerus dikeluarkan bersama feses

dalam beberapa minggu (Nanny , 2011)

DAMPAK PADA BAYI YANG TIDAK

MENDAPAT IMUNISASI POLIO

1. Kerusakan tulang punggung

2. Kerusakan susunan saraf pusat (otak)

3. Kelumpuhan

Defenisi Polio

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus polio. Imunisasi polio belum ada pengobatan

efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat

menyebabkan kelumpuhan ini disebabkan virus

poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya

bisa lewat makanan/minuman yang tercemar virus

polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur

penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.

Virus polio berkembang biak dalam

tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu

masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum

Sebenarnya kondisi suhu yang tinggi

dapat cepat mematikan virus, sebaliknya, pada

keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus

dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan

virus ini di dalam tanah dan air sangat bergantung

pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain.

Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan

air permukaan, bahkan dapat sampai berkili-

kilometer dari sumber penularan.

Meskipun cara penularan utama adalah

akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio

dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini

sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas

(F.P, 2010).

Pencegahan Polio

Menurut Rezeki (2011), beberapa cara

pencegahan penyakit polio yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan hygiene

Page 24: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Karena penyakit polio ditularkan per oral

melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh

kotoran manusia yang mengandung virus, maka

hygiene makanan/ minuman sangat penting.

2. Imunisasi Polio

Imunisasi polio yaitu proses pembentukan

kekebalan terhadap penyakit polio dengan

mempergunakan vaksin polio oral (OPV) maupun

injeksi (IPV). OPV sangat bermanfaat pada saat

KLB, karena selain menimbulkan kekebalan

humoral dan local pada usus resipien juga

mempunyai “ community effect” yaitu virus vaksin

yang berbiak di usus akan ikut menyebar ke anak

sekitarnya, sehingga jangkauan imunisasi makin

meluas. Selain itu virus vaksin yang berbiak akan

menutup PVR (polio virus receptor) di usus selama

100 hari, sehingga virus polio liar tidak dapat

menempel dan menimbulkan infeksi. Rekomendasi

WHO semua anak harus mendapatkan imunisasi

pada saat baru lahir, enam minggu, 10 minggu, dan

14 minggu.

Manfaat Imunisasi Polio

Manfaat imunisasi polio adalah untuk

mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan

kesakitan, kecacatan, bahkan kematian. Sedangkan

manfaat imunisasi bagi keluarga adalah dapat

menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya

pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi dan

anak yang mendapat imunisasi lengkap akan

terlindungi dari beberapa penyakit berbahaya.

Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi

dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang

dapat dicegah dengan vaksin tersebut (Yeyeh,

2010).

Akibat Terjadinya Tidak Mendapat

Imunisasi Polio

Bayi yang tidak mendapat imunisasi polio akan

mudah terkena penyakit infeksi, menjadi cacat

permanen, menderita kekurangan gizi dan bahkan

kematian (F. P, 2010).

KESIMPULAN

Berdasarkan pengetahuan Ibu Tentang Dampak

Pada Bayi Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio

dapat disimpulkan sebagai berikut : mayoritas

berpengetahuan cukup dan minoritas

berpengetahuan baik berdasarkan umur mayoritas

berpengetahuan cukup umur 21-25 minoritas

berpengetahuan umur 21-25 tahun, kurang pada

umur 31-35 tahun. Berdasarkan pendidikan

berpengetahuan baik dan cukup pada tingkat

pendidikan dasar dan kurang pada perguruan tinggi

pekerjaan mayoritas berpengetahuan baik dan

cukup pada Ibu Rumah Tangga. Diharapkan bagi

ibu yang memiliki bayi agar lebih giat mencari

informasi dan banyak bertanya kepada para

petugas kesehatan tentang dampak pada bayi yang

tidak mendapat imunisasi polio. Petugas kesehatan

agar lebih banyak dalam memberikan informasi

tentang dampak pada bayi yang tidak mendapat

imunisasi polio

DAFTAR PUSTAKA

F. P. Anandita, 2010. Mengenal Jenis Imunisasi.

Quadra. Bogor.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2011. Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknik

Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta.

Machfoedz, Ircham, 2010. Metodologi Penelitian.

Fitramaya. Yogyakarta

Maryanti Dwi, Sujianti, Tri Budiarti, 2011.

Neonatus Bayi dan Balita. Trans Info Media.

Jakarta.

Muslihatun Nur Wafi, 2010. Asuhan Neonatus

Bayi dan Balita. Fitramaya. Yogyakarta.

Nanny Lia Dewi, Vivian, 2011. Asuhan Neonatus

Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika.

Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar, 2007. Pedoman Pengisian

Kuesioner. Jakarta

Rezeki Sri, 2011. Pedoman Imunisasi Di

Indonesia. Badan Penerbit Ikatan

Dokter Anak Indonesia. Jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo, 2012. Metodologi

Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

, 2012. Promosi Kesehatan

dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

, 2003. Ilmu Kesehatan

Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Wawan , A. Dewi M. 2010. Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Manusia. Nuha

Medika. Yogyakarta.

Yeyeh Ai Rukiyah, Lia Yulianti, 2010. Asuhan

Neonatus Bayi dan Anak

Balita. Trans Info Media. Jakarta.

Page 25: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

http://id.wikipedia.org/wiki/Ibu (diakses tanggal

20/12/2013).

http://id.scribd.com/doc/98589746/Gambaran-

Pengetahuan-Ibu-Tentang-Imunisasi-Polio-

Di-Puskesmas (diakses tanggal 25/12/2013).

http://buletinkesehatan.com/ciri-ciri-dan-gejala-

penyakit-polio-akibat-infeksi- virus (diakses

tanggal

01/02/2014).http://cardiacku.blogspot.com/2

013/06/manfaat-imunisasi-bagi-bayi.html

(diakses tanggal 11/02/2014).

Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus

Ruminta Sirait

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

Abstrak

Page 26: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak dapat

menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh

pankreas. Terdapat 4 cara dalam mengontrol kadar glukosa darah yaitu; terapi farmakologi, terapi nutrisi,

edukasi cara manajemen diabetes mandiri, dan aktifitas fisik. Berjalan kaki adalah cara yang paling sering

ditunjukan sebagai modalitas aktifitas fisik untuk meningkatkan kesehatan.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh olahraga jalan satai terhadap kadar glukosa darah pada pasien

diabetes mellitus pada kegiatan olahraga jalan santai.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sample

sebanyak 68 orang yang mengikuti kegiatan olahraga jalan santai di Prolanis Padimas Surakarta. Pengambilan

sample dilakukan secara purposive sampling. Kegiatan jalan santai dilakukan sejauh 2 km dengan waktu

tempuh 30 menit.

Hasil Penelitian: Hasil uji statistik beda pemeriksaan glukosa sebelum dan sesudah kegiatan olahraga jalan

santai menggunakan uji paired T test didapatkan hasil p<0,001 yang menunjukan bahwa hasil signifikan atau

bermakna dan memiliki nilai korelasi adalah 0,963 yang menunjukan memiliki pengaruh yang sangat kuat.

Kesimpulan: Penelitian ini didapatkan bahwa olahraga jalan santai sejauh 2 km selama 30 menit dapat

menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna pada pasien diabtetes mellitus.

Kata kunci: Diabetes Melitus, Olahraga Jalan Santai, Kadar Glukosa Darah

The Effect Of Relaxing Sports On Blood Glucose Levels In Diabetes Melitus Patients

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that occurs because the pancreas cannot produce

enough insulin or the body cannot effectively use the insulin produced by the pancreas. There are 4 ways to

control blood glucose levels, namely pharmacological therapy, nutrition therapy, educational methods

management of independent diabetes, and physical activity. Walking is the method most often shown as a

modality of physical activity to improve health.

Objective: To determine the effect of relaxed walking exercise on blood glucose levels in patients with diabetes

mellitus in casual walking activities.

Research Methods: This study was an observational analytic with a cross sectional sample approach as many

as 68 people who took part in a casual road sporting activity in Prolanis Padimas Surakarta. Sampling was

done by purposive sampling. Relaxing road activities carried out as far as 2 KM with a travel time of 30

minutes.

Results: The results of statistical tests of different glucose examinations before and after leisurely sports

activities using the paired T test obtained p <0.001 which indicated that the results were significant or

significant and had a correlation value of 0.963 which showed a very strong influence.

Conclusion: From this study it was found that healthy walking as far as 2 KM with a travel time of 30 minutes

can significantly reduce blood glucose levels in patients with diabetes mellitus.

Keywords: Diabetes mellitus, relaxed walking, blood glucose levels.

Page 27: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) atau sering disebut sebagai

penyakit kencing manis merupakan penyakit

kronis yang terjadi karena pankreas tidak dapat

menghasilkan cukup insulin atau karena tubuh

tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

yang dihasilkan oleh pankreas. Hiperglikemia atau

meningkatnya kadar glukosa darah merupakan

efek yang sering terjadi pada pasien DM. Kadar

glukosa darah yang tidak terkontrol dari waktu ke

waktu dapat menyebabkan kerusakan serius pada

banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan

pembuluh darah (World Health Organization

(WHO), 2013).

Pada tahun 2011 dari 110 negara yang dipilih

terdapat 366 juta orang hidup dengan diabetes dan

akan meningkat pesat pada tahun 2030 menjadi

559 juta orang. Prevalensi DM di Indonesia pada

tahun 2011 mencapai 4,7% dari populasi nasional

dan diperkirakan akan mencapai 5,9% dari

populasi nasional pada tahun 2030. Jumlah

penderita DM pada tahun 2011 diperkirakan

mencapai 7,3 juta dan diperkirakan akan menjadi

11,8 juta pada tahun 2030 Kebanyakan orang

dengan diabetes hidup di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah. Negara-

negara ini juga akan melihat peningkatan terbesar

selama 19 tahun ke depan (Whiting et al., 2011).

Antara tahun 2010 dan 2030 akan ada peningkatan

sebesar 69% pada Negara sedang berkembang dan

meningkat 20% pada negara maju (Shaw et al.,

2009).

Penatalaksanaan DM terdapat 4 cara penanganan

untuk menjaga kontrol kadar gula darah. Cara

menjaga kadar gula darah tersebut yaitu; terapi

menggunakan obat atau farmakologi, terapi gizi

dan nutrisi, edukasi cara manajemen diabetes

mandiri, dan aktifitas fisik (American Diabetes

Association (ADA), 2014). Aktifitas fisik

merupakan elemen penting dalam mencegah dan

menejemen DM tipe 2. Hal ini dikarenakan adanya

perbaikan secara akut maupun kronis dari aksi dan

kepekaan sel terhadap insulin (Colberg et al.,

2010).

Olahraga adalah gerakan badan untuk menguatkan

dan menyehatkan tubuh (Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia (Depdiknas), 2014).

Jalan kaki juga merupakan olahraga rekreasi yang

dapat meningkatkan kebugaran karena bersifat

olahraga aerobik (Hasibuan, 2010). Olahraga jalan

santai disini merupakan olahraga jalan kaki santai

dengan jarak 2 kilometer. Dilakukan selama 30

menit. Pengecekan kadar glukosa darah dilakukan

sebelum dan sesudah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh akut dari latihan yang dilakukan

(Hordern et al., 2010).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian

analitik observational dengan pendekatan studi

cross sectional untuk mempelajari adanya

pengaruh olahraga jalan santai terhadap kadar

glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.

Penelitian ini dilakukan di Prolanis Padimas

Surakarta di Kelurahan Sriwedari Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta dengan waktu penelitian

bulan Januari 2015. Populasi target adalah pasien

diabetes mellitus di Prolanis di Surakarta, populasi

aktual adalah pasien diabetes mellitus di Prolanis

Padimas Surakarta.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling. Pengambilan dilakukan sesuai

dengan pertimbangan kriteria restriktif yang dibuat

pada penelitian. Kriteria inklusi yaitu pasien

Diabetes mellitus di Prolanis Padimas Surakarta,

mampu melakukan kegiatan jalan santai, dan

bersedia mengikuti jalannya penelitian. Kriteria

Eksklusi yaitu tidak selesai dalam mengikuti jalan

santai, memiliki kadar glukosa darah sewaktu lebih

dari 250 mg/dl, menderita stres, dan sedang

memiliki infeksi, penyakit, operasi. Subjek

penelitian adalah pasien di Prolanis Padimas yang

mengikuti kegiatan olahraga jalan santai dan sesuai

dengan kriteria restriksi. Estimasi besar sampel

dihitung menggunakan rumus numerik

berpasangan dengan ditetapkan Zα sebesar 5% dan

Zβ sebesar 10%. Sample minimal didapatkan

sebanyak 66 responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara

memeriksa kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah melakukan olahraga jalan santai. Data

yang didapatkan kemudian dilakukan uji statistik

menggunakan uji T berpasangan. Pengolahan uji

statistik menggunakan SPSS versi 17 untuk

windows 2007.

Page 28: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

HASIL

Jumlah subjek penelitian ada 68 sampel pasien di Prolanis Padimas yang mengikuti kegiatan

olahraga jalan santai dan sesuai dengan kriteria restriksi.

Tabel 1. Deskripsi data berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki- laki 34 50

Perempuan 34 50

Total 68 100

Tabel 2. Deskripsi data berdasarkan penggunaan Insulin

Menggunakan Insulin Frekuensi Presentase

Ya 5 7,4

Tidak 63 92,6

Total 68 100

Tabel 3. Deskripsi data berdasarkan usia

Usia Frekuensi Persentase

< 40 1 1,5

41-50 16 23,5

51-60 30 44,1

61-70 15 22,1

>70 6 8,8

Total 68 100

Tabel 4. Deskripsi data hasil pengukuran kadar glukosa darah

Kadar Glukosa Darah Mean Median

Sebelum 147,5 142,0

Sesudah 119,4 115

Selisih 28,13 28,50

Data yang terdistribusi normal memenuhi syarat untuk dilakukan uji t berpasangan. Uji t berpasangan

didapatkan hasil p>0,0001 yang menunjukan bahwa hasil signifikan atau bermakna dan memiliki nilai korelasi

sangat kuat yaitu r 0,963.

DISKUSI

Page 29: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Aktivitas fisik merupakan salah satu pilar yang

dalam penatalaksanaan DM untuk meningkatkan

kepekaan sel terhadap insulin dalam memproses

glukosa menjadi energi (Perkeni, 2011). Orang

dewasa yang mengalami diabetes mellitus

dianjurkan untuk melakukan olahraga aerobik

intensitas sedang selama total 150 menit dalam

seminggu (ADA, 2014). Olahraga aerobik

intensitas sedang ditandai dengan nafas yang mulai

cepat, masih bisa berbicara jelas ketika melakukan

olahraga contohnya ketika melakukan jalan santai

dan bersepeda (NHS, 2013). Jalan kaki merupakan

aktivitas fisik dan juga bisa merupakan olahraga.

Jalan kaki dikategorikan sebagai olahraga apabila

dilakukan secara berkelanjutan selama minimal 30

menit (Hasibuan, 2010).

Olahraga jalan santai yang telah dilakukan pada

penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang

bermakna yaitu dengan nilai p<0,0001 dari hasil uji

t berpasangan yang memiliki nilai signifikan

p<0,050. Penelitian ini melibatkan sebanyak 68

responden. Penelitian lain yang telah dilakukan

oleh Fauzi dan Anggorowati tahun 2013 yang

melibatkan sebanyak 36 pasien DM di paguyuban

diabetes mellitus Ngudi Laras Purbalingga juga

menunjukan bahwa olahraga jalan kaki memiliki

pengaruh yang bermakna terhadap penurunan

kadar glukosa darah yaitu dengan nilai p<0,0001

dari uji yang dilakukan.

Penelitian lain mengenai manfaat olahraga jenis

aerobik terhadap kadar gula darah menunjukan

adanya pengaruh yang bermakna. Penelitian dari

Puji et al tahun 2007 didapatkan bahwa terdapat

pengaruh senam aerobik terhadap penurunan kadar

glukosa darah yang bermakna (p<0,001) pada

pasien DM di Puskesmas Bukateja Purbalingga.

Rata penurunan kadar glukosa darah yang terjadi

adalah 30,14 mg/dl. Penelitian dari Berawi et al

ahun 2013 didapatkan bahwa terdapat pengaruh

senam aerobic terhadap penurunan kadar glukosa

darah puasa yang bermakna (p 0,003) pada peserta

senam aerobik di pusat kebugaran Sonia Bandar

Lampung. Penelitian Ahmad et al tahun 2014

didapatkan bahwa aktifitas fisik intensitas sedang

memberikan kadar glukosa darah yang lebih

terkontrol dibandingkan dengan aktifitas fisik

intensitas ringan di puskesmas Batua dan Bar-

barraya Makassar.

Penelitian ini didapatkan hasil yang sama dengan

penelitian-penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa olahraga aerobik memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penurunan

kadar glukosa darah. Penelitian ini lebih ditujukan

untuk mengamati penurunan kadar glukosa darah

secara akut dengan pengambilan sample dilakukan

langsung pada saat sebelum dan setelah dilakukan

olahraga secara tunggal. Penelitian yang dilakukan

di prolanis Padimas Surakarta ini telah

membuktikan bahwa olahraga jalan santai selama

30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah

yang signifikan.

Penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang

telah ada terdapat kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian

sebelumnya yaitu memiliki kelebihan pada jumlah

sampel yang lebih banyak. Selain itu pengukuran

kadar glukosa darah dapat dilakukan secara

bersamaan antara responden satu dengan lain yang

memiliki selisih waktu hanya beberapa menit saja.

Sehingga responden lebih homogen. Kekurangan

pada penelitian ini diabndingkan penelitian

sebelumnya yaitu penelitian ini menggunkana

metode observasional dengan pendekatan cross

sectional yang hanya mengamati kegiatan olahraga

jalan santai yang telah ada sehingga variabel

perancu yang ada kurang dapat dikendalikan.

Pengendalian variabel hanya dapat delakukan

dengan pengambilan sampel dengan metode

purposive sampling dengan menyisihkan

responden yang tidak bisa dikendalikan dengan

kriteria resktriksi. Selain itu penelititan ini hanya

mengamati efek jangka pendek dari olahraga jalan

santai terhadap kadar glukosa darah yaitu

pemeriksaan kaar gula darah yang hanya dilakukan

satu kali sesaat sebelum dan sesudah olahraga jalan

santai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penurunan kadar glukosa darah yang

bermakna pada pasien diabetes mellitus sebelum

dan sesudah melakukan olahraga jalan santai. Hasil

penurunan kadar gula darah yang bermakna ini

Page 30: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

didukung oleh beberapa penelitian yang

menyatakan terdapat penurunan kadar gula darah

yang bermakna pada pasien DM.

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association., 2013. Stress.

Available in www.diabetes.org. (6

November 2014)

American Diabetes Association., 2014. Standards

of Medical Care in Diabetes 2014.

Diab Care. 37:14-62

Berawi. K.N., Fiana. D.N., Putri. A., 2014.

Pengaruh Senam Aerobik Terhadap

Kadar Glukosa Darah Puasa Pada

Peserta Senam Aerobik di Pusat

Kebugaran Sonia Bandar Lampung.

Med Jour Lamp Univ. 4: 36-43

Colberg. S.R., Sigal.R.J., Fernhall. B.,

Regensteiner.J.G., Blissmer. B.J.,

Rubin.R.R., Taber.R.C., Albright.

A.L., Braun.B., 2010. Exercise and

Type 2 Diabetes. Diab Care. 33:147-

167

Dahlan, S. 2013. Statistik Untuk Kedokteran Dan

Kesehatan Edisi ke 5. Jakarta:

Salemba Medika. Hal. 61-86

Departemen Pendidikan Nasional., 2014. Kamus

Besar Bahasa Indonesia tersedia di

www.badanbahasa.kemdikbud.go.id.

(3 Oktober 2014)

Fauzi. L., Anggorowati. L., 2013. Perbedaan

Intensitas Jalan Kaki Dengan

Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah. J Kes Mas. 8(2):85-91

Hasibuan. R., 2010. Terapi Sederhana Menekan

Gejala Penyakit Degeneratif. J Il Kes.

8(2): 78-93

National Health Servis. 2013. Phsycal Activity

Guidelines forAdults. Available in

www. nhs.uk. (4 Oktober 2014)

Page 31: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No : 18 Juli 2018 28

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Desa Nagori

Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun

Derma Wani Damanik

Akper Kesdam I/BB Pematangsiantar

Email: [email protected]

Abstrak

ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang bayi yang baik, karena ASI

mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan mengandung protein untuk daya tahan tubuh. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif pada

bayi di Desa Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22

April sampai dengan 7 Mei 2018. Jenis penelitian deskriptif korelasi. Sampel penelitian menggunakan total

populasi yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel sebanyak 52 ibu yang mempunyai bayi usia 6-12

bulan . Instrumen berupa kuisioner. Uji hipotesis menggunakan uji korelasi spearmen Rho. Hasil penelitian

yang telah dilakukan di Desa Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun diperoleh hasil bahwa

mayoritas responden berada pada kategori dewasa awal yaitu usia 26-35 tahun, berpendidikan mayoritas

rendah (SD/SMP), mayoritas responden tidak bekerja, tingkat pengetahuan mayoritas baik, dan mayoritas

responden tidak memberikan Asi eksklusif, hasil analisis dengan uji korelasi spearmen Rho diketahui bahwa

faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif adalah: umur, pendidikan dan pengetahuan,

sedangkan pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Disarankan agar petugas

kesehatan dapat membuat perencanaan yang matang dalam meningkatkan motivasi baik pada ibu bekerja

ataupun tidak bekerja agar terjadi perubahan prilaku dalam praktik m pemberian ASI secara Ekslusif.

Kata kunci: Faktor, Asi Ekslusif, Bayi

Factors Related To Giving Exclusive Breastfeding To Babies in Desa Nagori Pematang Kerasan

Kabupaten Simalungun

Abstract

Exclusive breastfeeding is an effort to get a good baby growth, because breast milk contains colostrum which

is rich in antibodies and contains protein for the body's immune system. The purpose of this study was to

determine the factors associated with exclusive breastfeeding in infants in Nagori Village Pematang Kerasaan

Simalungun District. This research was conducted from 22 April to 7 May 2018. This type of research was

descriptive correlation. The study sample used a total population, namely the entire population as a sample of

52 mothers who had babies aged 6-12 months. Instrument in the form of a questionnaire. Hypothesis testing

using spearmen correlation test The results of research that have been done in Nagori Village Pematang

Kerasaan Simalungun District showed that the majority of respondents were in the early adult category,

namely age 26-35 years old, low majority education (elementary / junior high school), the majority of

respondents did not work, level the majority of knowledge is good, and the majority of respondents do not

provide exclusive breastfeeding, the results of the analysis with spearmen correlation tests are known that the

factors associated with exclusive breastfeeding are: age, education and knowledge, while the work has no

relationship with exclusive breastfeeding. It is recommended that health workers can make careful planning

in increasing motivation both for working mothers and not working so that behavior changes occur in the

practice of exclusive breastfeeding.

Keywords: Factor, Breastfeeding, Infant

Page 32: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu Eksklusif atau biasa disebut

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada

bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan

makanan atau minuman tambahan lain (Peraturan

Pemerintah No 33, 2012; Chekol, D.A, Biks, G.A,

Gelaw, Y.A, & Melsew, Y.A, (2017).

ASI eksklusif merupakan salah satu upaya

untuk memperoleh tumbuh kembang bayi yang

baik, karena ASI mengandung kolostrum yang

kaya akan antibodi dan mengandung protein untuk

meningkatkan daya tahan tubuh (Kemenkes RI,

2015).

Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012

pasal 6 menyatakan bahwa setiap ibu yang

melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif

kepada bayi yang dilahirkannya kecuali atas

indikasi medis, yaitu ibu tidak ada atau ibu terpisah

dari bayi. World Health Organization (WHO) juga

merkomendasikan agar bayi disusui secara

eksklusif selama enam bulan pertama. ASI Ekslusif

dianggap sebagai makanan yang ideal untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat.

Kurangnya ASI eksklusif enam bulan pertama,

dianggap sebagai risiko untuk morbiditas dan

mortalitas bayi dan anak (Mututho, L.N, Kiboi,

W.K, & Mucheru, P.K, 2017).

Meskipun pemberian ASI eksklusif telah

terbukti bermanfaat untuk kesehatan ibu dan anak,

namun di sebagian besar negara terutama negara

berkembang praktik pemberian ASI ekslusif masih

tetap rendah (Adeobi, et all, 2017). Penelitian

Chekol, D.A, Biks, G.A, Gelaw, Y.A, & Melsew,

Y.A, (2017) bahwa lebih dari setengah bayi di

Euthopia tidak mendapatkan ASI eksklusif

dikarenakan hambatan dalam pekerjaan.

Dukungan pemberian ASI eksklusif dari

berbagai negara di dunia masih sangat besar. Hal

ini dikarenakan masih rendahnya cakupan

pemberian ASI Ekslusif tersebut. United Nations

International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) (2012) menyatakan bahwa cakupan

rata-rata ASI eksklusif di dunia hanya sebesar

38%.Mengacu pada target program tahun 2014

yaitu sebesar 80%, maka secara nasional cakupan

pemberian ASI eksklusif masih belum mencapai

target hanya berkisar 52,3%, di Indonesia hanya

terdapat satu Provinsi yang berhasil mencapai

target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar

84,7%. Sementara itu Provinsi Jawa Barat, Papua

Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi

dengan capaian ASI ekslusif terendah (Kemenkes

RI, 2015).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI ekslusif diantaranya usia (Mututho,

L.N, Kiboi, W.K, & Mucheru, P.K, 2017),

pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan

ibu (Patel A.B.S, 2015). Semakin tinggi tingkat

pendidikan ibu, maka pengetahuan ibu akan

semakin baik (Sariati, dkk, 2017).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif

korelasi dengan pendekatan pengamatan sewaktu

(cross sectional). Desain korelasi bertujuan untuk

mengidentifikasi hubungan anatara satu variabel

dengan variabel lainnya (Polit & Beck, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Desa

Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten

Simalungun. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12

bulan yang tinggal di Desa Nagori Pematang

Kerasaan Kabupaten Simalungun. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh total

populasi yaitu berjumlah 52 orang.

Instrumen pada penelitian ini menggunakan

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti.

Kuisioner pengetahuan terdiri dari 17 pernyataan

dan kuisioner pemberian ASI ekslusif terdiri dari

satu pernyataan. Pada penelitian ini telah dilakukan

uji validitas dan realibilitas. Uji statistik yang

digunakan adalah spearman Rho.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi

Responden di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun tahun 2018

N

o

Identitas Responden f %

1 Usia

Remaja Akhir (17-25)

Dewasa Awal (26-35)

Dewasa Akhir (36-45)

21

31

0

40,4

59,6

0

Page 33: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

2 Tingkat Pendidikan

Tinggi

Menengah

Rendah

5

15

32

9,6

28,8

61,5

3 Pekerjaan

Bekerja

Tidak bekerja

12

40

23,1

76,9

Jumlah 52 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas

responden berada pada kategori dewasa awal yaitu

usia 26-35 tahun sebanyak 31 responden (59,6%),

berpendidikan mayoritas rendah (SD/SMP)

sebanyak 32 responden (61,5%), dan mayoritas

responden tidak bekerja sebanyak 40 responden

(76,9%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Responden di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun tahun 2018

No Pengetahuan f %

1.

2.

3.

Baik

Cukup

Kurang

24

14

14

46,2

26,9

26,9

Jumlah 52 100

Tabel 2. Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

responden mayoritas berada pada kategori baik

sebanyak 24 responden (46,2%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI

Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun tahun 2018

No Pemberian ASI f %

1.

2.

Eksklusif

Tidak Eksklusif

19

33

36,5

63,5

Jumlah 52 100

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat

bahwa mayoritas responden tidak memberikan Asi

eksklusif sebanyak 33 responden (63,5%) .

Tabel 4. Hubungan umur dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun tahun 2018

Analisis r p

Umur*Pemberian ASI

Ekslusif

-0.289 0.038

Hasil analisis dengan program SPSS

diperoleh nilai statistik p < 0,05 yaitu sebesar

0.038, berarti bahwa korelasi bermakna, yang

artinya ada hubungan antara umur dengan

pemberian ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang

Kerasaan Kabupaten Simalungun.

Tabel 5. Hubungan pendidikan dengan pemberian

ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun

Analisis r p

Pendidikan*Pemberian

ASI Ekslusif

0.698 0.000

Hasil analisis dengan program SPSS

diperoleh nilai statistik p < 0,05 yaitu sebesar

0.000, berarti bahwa ada korelasi bermakna, yang

artinya ada hubungan antara pendidikan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang

Kerasaan Kabupaten Simalungun.

Tabel 6. Hubungan pekerjaan dengan pemberian

ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun tahun 2018

Analisis r p

Pekerjaan*Pemberian

ASI Ekslusif

-0,131 0.354

Analisis dengan program SPSS diperoleh nilai

statistik p > 0,05 yaitu sebesar 0,354, berarti bahwa

korelasi tidak bermakna, yang artinya tidak ada ada

hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun

Tabel 7. Hubungan pengetahuan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang

Kerasaan Kabupaten Simalungun tahun 2018

Analisis r p

Pengetahuan*Pemberian

ASI Ekslusif

-0.472 0.000

Hasil analisis di atas diperoleh nilai statistik p

< 0,05 yaitu sebesar 0.000, yang berarti bahwa

terdapat korelasi bermakna, yang artinya ada

hubungan antara pengetahuan dengan pemberian

ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Kabupaten Simalungun.

PEMBAHASAN

1. Hubungan umur dengan pemberian ASI

Ekslusif

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa ada

hubungan antara umur dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Nagori Pematang Kerasaan

Page 34: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Kabupaten Simalungun. Hal ini dapat dilihat dari

angka koefisien korelasi (r) sebesar -0.289

dengan p < 0.05.

Asumsi peneliti hal ini bisa terjadi

kemungkinan disebabkan oleh faktor usia

responden yang mayoritas sudah berada pada

kategori dewasa awal. Pendapat Joel, A.B,

(2013), bahwa ibu-ibu yang lebih muda

kemungkinan besar tidak menyusui bayinya

secara eksklusif dikarenakan kurangnya

pengalaman. Semakin tua usia responden maka

semakin eksklusif dalam memberikan ASI

kepada bayi (Dewi, A.S.N, 2014).

2. Hubungan pendidikan dengan pemberian Asi

Ekslusif

Hasil analisis dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif di

Desa Nagori Pematang Kerasaan Kabupaten

Simalungun. Hal ini dapat dilihat dari koefisien

korelasi (r) sebesar 0.698 dengan p < 0.05.

Asumsi peneliti hal tersebut disebabkan oleh

pengetahuan ibu di Desa tersebut mayoritas sudah

berada pada kategori baik. Pendapat Adnan, N &

Muniandy, N.D (2012) level pendidikan ibu dapat

berpengaruh terhadap pemberian ASI Ekslusif

sehingga status nutrisi bayi akan terpenuhi.

. Dewi. A.S.N. (2014) menambahkan bahwa

pendidikan secara umum berkaitan dengan

jumlah informasi dan tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh responden. Semakin tinggi

tingkat pendidikan responden, maka akan

semakin baik tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang. Semakin banyak

pendidikan formal yang diperoleh ibu, semakin

tinggi mereka akan cenderung untuk memberikan

ASI Ekslusif (Joel, A.B, 2013).

Didukung oleh penelitian Acharya, P,

(2015) bahwa terdapat hubungan antara pendidikan

ibu dengan pemberian ASI Ekslusif. Pendidikan

diperlukan untuk meningkatkan program

pemberian ASI eksklusif dalam suatu Negara

(Alfaleh, K.M, 2013). Tingkat pendidikan ibu yang

rendah akan mempersulit ibu untuk memahami

informasi pendidikan kesehatan (AL-Abedi,

N.F.H, & Al-Asadi, K.M.N, 2016).

3. Hubungan pekerjaan dengan pemberian Asi

Ekslusif

Hasil analisis diperoleh nilai statistik p

> 0,05 dan koefesien korelasi (r) sebesar 0,354,

berarti bahwa tidak ada korelasi bermakna, yang

artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan

terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa Nagori

Pematang Kerasaan Kabupaten Simalungun.

Sesuai dengan penelitian Patel, D.V, et all

(2015) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pekerjaan dengan inisiasi menyusui. Jika

fasilitas ditempat kerja memungkinkan waktu ibu

untuk memerah ASI maka laktasi akan dapat

dipertahankan oleh ibu.

Berbeda dengan penelitian Al-Ruzaihan,

S.A, et all, (2017) dan Hardiani, R.S, (2017) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara menyusui

dengan pekerjaan ibu. Pekerjaan ibu dapat

mempengaruhi pengeluaran ASI, dan dianggap

sebagai salah satu penghambat dalam proses

menyusui (Saied, H, Mohamed, A, Suliman, dan A,

Al Anazi, W, 2013). Ibu yang bekerja dilaporkan

memiliki tingkat menyusui lebih rendah

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja

dikarenakan kurangnya waktu yang cukup secara

eksklusif untuk menyusui bayi mereka. Ini

mungkin juga dikaitkan dengan kesulitan dalam

menyeimbangkan antara pekerjaan dan permintaan

menyusui (Mututho, L.N, Kiboi, W.K, & Mucheru,

P.K, 2017).

.

4. Hubungan Pengetahuan dengan pemberian

Asi Ekslusif

Pengetahuan yang memadai tentang

pemberian ASI eksklusif adalah alat utama yang

mengarahkan jalannya stabilitas inisiasi menyusui

diantara ibu-ibu. Jika semakin tinggi pengetahuan

seseorang maka akan semakin luas wawasan yang

dimiliki orang tersebut (Neupane, Z.E, Kiragu, R

& Kandel, S, 2014).

Bedasarkan hasil Analisis dalam

penelitian ini diperoleh nilai statistik p < 0,05 dan

koefesien korelasi (r) sebesar 0,000, yang berarti

bahwa terdapat korelasi bermakna, yang artinya

ada hubungan antara pengetahuan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Desa Nagori Pematang

Kerasaan Kabupaten Simalungun.

Sejalan dengan penelitian Wowor, M,

Laoh.J.M, & Pangemanan D.H.C (2013) bahwa

ada hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI

Ekslusif. Chekol, D.A, Biks, G.A, Gelaw, Y.A, &

Melsew, Y.A, (2017) menambahkan ibu yang

Page 35: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

memiliki pengetahuan kurang lebih kecil

kemungkinannya untuk menyusui secara eksklusif

daripada mereka yang memiliki pengetahuan yang

baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi yaitu faktor umur, pendidikan,

dan faktor pengetahuan, sedangkan factor

pekerjaan tidak berhubungan dengan pemberian

ASI Ekslusif.

Saran

Disarankan agar petugas kesehatan dapat

membuat perencanaan yang matang dalam

meningkatkan motivasi baik pada ibu bekerja

ataupun tidak bekerja agar terjadi perubahan

prilaku dalam praktik pemberian ASI secara

Ekslusif.

DAFTAR PUSTAKA

Acharya, P, Khanal, V. (2015). The effect of

mother’s educational status on early initiation

of breastfeeding: further analysis of three

consecutive Nepal Demographic and Health

Surveys. BMC Public Health. 15(1069). 1-12.

Adaobi, Onyemaechi, B, Chikani, U.N, Ubesie,

A.C, Chime, P.U, Mbanefo, N.R, (2017).

Factors associated with low rate of exclusive

breastfeeding among mothers in Enugu,

Nigeria. International Journal of Research in

Medical Sciences. 5(9).3766-3781.

Adnan, N & Muniandy, N.D. (2012). The

relationship between mother’s educational

level and feeding practice among children in

selected Kindergartens in Selangor Malaysia:

a cross-sectional study.Asian Journal of

clinical nutrition.4 (2). 39-52.

AL-Abedi, N.F.H, & Al-Asadi, K.M.N. (2016).

Assessment of Mother's Knowledge toward

Breastfeeding at AL-Najaf City. International

Journal of Scientific and Research Publications,

6 (12). 31-38.

Alfaleh, K.M. (2013). Perception and knowledge

of breast feeding among females in Saudi

Arabia. Journal of Taibah University Medical

Sciences. 9(2), 139–142.

Al-Ruzaihan, S.A, et all. (2017). Effect of maternal

occupation on breast feeding among females

in Al-Hassa, southeastern region of KSA.

Journal of Taibah University Medical

Sciences.12 (3). Pages 235-240

Chekol, D.A, Biks, G.A, Gelaw, Y.A, & Melsew,

Y.A, (2017). Exclusive breastfeeding and

mothers’employment status in Gondar town,

Northwest Ethiopia: a comparative

crosssectional study. International

Breastfeeding Journal 12 (27). 1-9.

Dewi. A.S.N. (2014). Hubungan karakteristik dan

pengetahuan ibu terhadap pemberian asi

pada ibu menyusui di desa lolong kecamatan

karanganyar kabupaten pekalongan. Jurnal

keperawatan. 7 (1). 25 – 35.

Joel,A.B, (2013). Appraisal of Nursing Mothers’

Knowledge and Practice of Exclusive

Breastfeeding in Yobe State, Nigeria. Journal of

Biology, Agriculture and Healthcare. 3 (20).

75-82.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil

Kesehatan Indonesia 2015. Diakses pada

https://www.google.com/search?. Pada tanggal

2 Januari 2018.

Mututho, L.N, Kiboi, W.K, & Mucheru, P.K.

(2017). Factors associated with exclusive

breastfeeding in Kenya: a systematic review.

Journal of Community Medicine and Public

Health. 4(12). 4358-4362

Neupane, Z.E, Kiragu, R & Kandel, S. (2014).

Knowledge, attitude and challenges of

exclusive breastfeeding among primigravidas:a

literature review.Thesis. Centria University of

Applied Sciences. Diakses pada

https://www.google.com/search?. Pada tanggal

2 Juni 2017.

Patel A.B.S, Pusdekar Y, Esamai F, Krebs,N.F,

Goudar S.S. (2015). Rates and determinants

of early initiation of breastfeeding and

exclusive breast feeding at 42 days postnatal in

six low and middle income countries: A

prospective cohort study. Reproductive

Health. 12(2):1-10

Peraturan Pemerintah RI No 33. (2012). Tentang

Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. Diakses pada

https://www.google.com/search?. Pada tanggal

27 Januari 2018.

PolitD.F, & Beck C.T. (2012). Nursing reseach,

Generating and assesing evidence for

Page 36: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

nursing practice.Ninth Edition.

Philadelphia: J.B. Limpiccot Company.

Sariati, Y, Prastyaningrum, V.Y, Kurniasari, P &

Mustarina, (2017). Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan asi eksklusif 6

bulan pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12

bulan di desa kemantren kecamatan jabung

kabupaten malang. Journal of issues in

midwifery, 1 (1), 19-29.

Saied, H, Mohamed, A, Suliman, dan A, Al Anazi,

W. (2013). Breastfeeding knowledge, Attitude

and Barriers among Saudi Women in Riyadh.

Journal of Natural Sciences Research. Vol.3,

No.12. 2225-0921

Patel, D.V, Bansal, S.C, Nimbalkar, A.S Phatak,

A.G, Nimbalkar, S.M, & Desai. R.G. (2015).

Breastfeeding Practices, Demographic

Variables,and Their Association with

Morbidities in Children. Article. 1-9

UNICEF. (2012). Mari jadikan ASI eksklusif

prioritas nasional. Pusat Media UNICEF.

Diakses pada

http://www.unicef.org/indonesia/id/media_192

65.html. tanggal 20 Januari 2017.

Wowor , M, Laoh. J.M, & Pangamanan D.H.C.

(2013). Hubungan pengetahuan dan sikap

dengan pemberian asi eksklusif pada ibu

menyusui di Puskesmas Bahu kota Manado.

E-jurnal Keperawatan. 1.(1). 1-7

Page 37: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volum IX No : 18 Januari 2018

PANDUAN UNTUK PENULIS NASKAH JURNAL

Jurnal Columbia Asia hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun di luar

negeri. Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif hasil tinjauan pustaka

yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktik keperawatan profesional.

Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dalam bentuk narasi dengan gaya bahasa yang

efektif dan akademis. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut:

• Judul

o Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas

o Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, judul dalam bahasa Indonesia dicetak

dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 11 Times New Roman. Judul

dalam bahasa Indonesia dan tidak semua diketik dengan huruf besar, hanya disetiap awal

kata kecuali kata penghubung.

• Nama penulis

o Diketik tanpa gelar dan konsisten dalam ejaan nama.

• Alamat

o berupa instansi tempat penulis bekerja atau alamat pribadi dilengkapi dengan alamat E-

mail (untuk penulis korespondensi)

• Abstrak

o Diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh

tulisan

o Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (keywords).

• Pendahuluan

o Meliputi latar belakang masalah.

• Bahan dan Metode

o Berisi penjelasan tentang rancangan, populasi, sampel, variabel, alat-alat yang digunakan,

waktu, tempat, dan teknik.

o Metode harus dijelaskan selengkap mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba

ulang.

o Acuan (kepustakaan) diberikan pada metode yang kurang jelas.

• Hasil

o Dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan berkaitan

dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan, gambar, grafik,

diagram), tabel atau foto yang mendukung data

o Sederhana dan tidak terlalu besar.

o Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang lebar

dalam teks.

• Pembahasan

Menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan opini.

Page 38: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volum IX No : 18 Januari 2018

• Kesimpulan

o Berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi tidak diperinci dalam poin-poin

yang mengacu pada tujuan penelitian.

• Pengutipan

o Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Contoh

: (Nursalam, 2008).

• Kepustakaan

o Sumber rujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka terbitan 10 tahun

terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian (skripsi, thesis dan disertasi) dan

artikel ilmiah dalam jurnal/majalah ilmiah.

• Persamaan Matematis

Dikemukakan dengan jelas. Angka Desimal ditandai dengan koma untuk bahasa

Indonesia dan titik untuk bahasa Inggris.

• Tabel

o Sesederhana mungkin, dikirim dalam format MS Word.

o Tabel diberi nomor dan diacu berurutan dalam teks.

o Penomoran tabel diikuti dengan tanda titik (.)

o Judul di tulis di bagian atas tabel, harap ditulis dengan singkat dan jelas dan diawali

dengan huruf besar yang hanya diawal judul tabel.

o Catatan atau keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel, untuk menjelaskan

singkatan-singkatan dalam tabel).

o Semua singkatan pada tabel harap dijelaskan pada catatan kaki.

o Garis-garis pada tabel hanya menggunakan garis horisontal tidak menggunakan garis

vertikal.

o Tabel harus diacu dalam pembahasan.

• Ilustrasi

o Berupa lukisan, gambar, grafik atau diagram diberi nomor dan diacu berurutan pada teks.

o Judul diberikan dengan singkat dan jelas dibawah ilustrasi (tidak di dalam ilustrasinya).

o Keterangan Pada ilustrasi atau foto dibuat tanpa menggunakan border.

• Foto hitam-putih/berwarna

Kontras, tajam, jelas dan sebaiknya diambil dalam format JPEG, atau format digital lain

yang bisa diedit.

Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada kertas HVS

dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210 x 297 mm) dengan jarak 1.15 spasi,

font 11 Times New Roman

Page 39: JURNAL … · Imunisasi Polio Henni Safrida Sitompul Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Ruminta Sirait Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Jurnal Columbia Asia

Volum IX No : 18 Januari 2018

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : ………………………………………………….......................

I n s t a n s i : ………………………………………………….......................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Jurnal yang berjudul : ………………

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

.......................................................................................................................................... adalah

benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Jurnal

tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku dan hal ini tidak menjadi tanggung jawab penerbit dalam hal ini Akademi

Keperawatan Columbia Asia Medan.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan,

Yang membuat pernyataan,

Materei

Rp. 6.000,-

------------------------------------------