jurnal halusinasi

4

Click here to load reader

Upload: immachilles

Post on 21-Jul-2015

609 views

Category:

Healthcare


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Halusinasi

1

Universitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi.

Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi

yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang

agak sempurna. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap

tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan

misalnya bersifat tiduran (Nasution, 2003).

Sensori dan persepsi yang dialami pasien tidak bersumber dari kehidupan

nyata. Pada umumnya pasien mendengar suara-suara yang membicarakan

mengenai keadaan pasien atau yang dialamatkan pada pasien itu. (Ilham, 2005).

Jumlah penderita schizophrenia di Indonesia adalah tiga sampai lima per

1000 penduduk. Mayoritas penderita berada di kota besar. Ini terkait dengan

tingginya stress yang muncul di daerah perkotaan. Dari hasil survey di rumah

sakit di Indonesia, ada 0,5-1,5 perseribu penduduk mengalami gangguan jiwa

(Hawari 2009, dikutip dari Chaery 2009). Pada penderita skizophrenia 70%

diantaranya adalah penderita halusinasi (Marlindawany dkk., 2008).

Menurut Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada

pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang

berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Pada pasien

Page 2: Jurnal Halusinasi

2

Universitas Sumatera Utara

gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan

persepsi sensori; halusinasi (Nasution 2003).

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi

adalah kehilangan kontrol dirinya. Dimana pasien mengalami panik dan

perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat

melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan

merusak lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan, dibutuhkan

penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009, dikutip dari Chaery 2009).

Pelaksanaan pengenalan dan pengontrolan halusinasi dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu secara kelompok dan individu. Secara kelompok selama ini

dikenal dengan istilah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dan secara individu

dengan cara face to face (Gunderson, 1984 dikutip dari Daley & Salloum, 2001).

Ada empat terapi aktifitas kelompok yaitu : terapi aktifitas kelompok

sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita. Menurut

Keliat dan Akemat (2005) dikutip dari Hamid (2008), TAK yang sesuai untuk

pasien dengan masalah utama perubahan sensori persepsi : halusinasi adalah

aktivitas berupa stimulasi dan persepsi.

Terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau

kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004).

Hasil penelitian TAK stimulasi persepsi yang pernah dilakukan di Rumah

Sakit Grhasia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan adanya

perubahan (penurunan) yang signifikan gejala halusinasi pasien jiwa sebelum

Page 3: Jurnal Halusinasi

3

Universitas Sumatera Utara

dengan setelah TAK stimulasi persepsi. Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi

Persepsi mampu menurunkan gejala halusinasi pasien jiwa di Rumah Sakit

Grhasia Provinsi DIY sebesar= 46,745% (Chikma, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSJ Daerah

Provsu Medan, TAK sudah dilakukan di ruang MPKP (Model Praktek

Keperawatan Profesional). TAK sudah dilakukan tetapi belum memberikan

pengaruh terhadap perkembangan pasien.

Maka penelitian ini dianggap penting dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi memberikan pengaruh terhadap

kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

2. Perumusan Masalah

Sejauhmana terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi memberi

pengaruh terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap

kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi ?

4. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi di RSJ Daerah Provsu

Medan.

Page 4: Jurnal Halusinasi

4

Universitas Sumatera Utara

5. Manfaat Penelitian

1. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi

perawat dalam memberikan terapi aktivitas kelompok yang tepat dan benar

sesuaidengan kelompok pasien sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan penyakit.

2. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai masukan kepada bagian

keperawatan jiwa dalam mempersiapkan mahasiswa keperawatan menetapkan

jenis terapi yang tepat dan benar, serta dapat memodifikasi kegiatan yang akan

dipilih untuk diterapkan pada pasien.

3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi

penelitian berikutnya yang terkait dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi

persepsi.

6. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini hipotesa yang dibuat adalah hipotesa kerja (hipotesa

alternatif), yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi mempengaruhi

peningkatan kontrol halusinasi pada pasien.