jurnal geo. ekonomi. batubara. alistiqomah. h 2013.pdf

Upload: istiqomah

Post on 02-Mar-2016

474 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP

    PEREKONOMIAN MASYARAKAT DAN KERUSAKAN LINGKUNAGAN DI

    KALIMANTAN

    Oleh : Alistiqomah (130722607356).

    Geografi Offering H

    ([email protected])

    Abstrak

    Pertambangan batubara di Kallimantan memiliki dampak positif maupun negatif

    bagi lingkungan sekitar batubara. Dampak negatifnya berupa kerusakan lingkungan dan

    hutan yang dapat mengakibatkan banjir. Polusi yang timbul dapat mempengaruhi kesehatan

    masyrakat sekitar pertambangan. Akan tetapi, selain dampak negatif yang ditimbulkan oleh

    adanya pertambangan batubara, dampak positifnya berupa meningkatnya pendapatan

    masyarakat sehingga akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, yaitu menurunnya

    nilai ketergantungan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk melakukan analisis

    dampak pertambangan terhadap perekonomian masyarakat dan kerusakan lingkungan yang

    berada di Kalimantan.

    Kata kunci: Kondisi Ekonomi, Kerusakan Lingkungan, Kalimantan.

    PENDAHULUAN

    Batubara merupakan sumber daya alam yang hanya bisa diusahakan sebagai

    perantara atau batu loncatan untuk mendapatkan sumber usaha lain, karena tambang adalah

    sumber daya alam yang tidak bisa diperbahurui. (Sulaiman, Antara Riau).

    Pemanfaatan sumberdaya batubara di Kalimantan untuk menunjang perekonomian

    Indonesia menimbulkan kerusakan lingkungan kawasan kalimantan. Kerusakan lingkungan

    tersebut berupa pencemaran air, udara, tanah, suara dan kerusakan alam.

    Sektor pertambangan batubara di Kalimantan diidentifikasi sebagai salah satu

    kegiatan ekonomi utama yang dapat menopang perekonomian Koridor Ekonomi

    Kalimantan di saat produktivitas sektor migas menurun. Pada tahun 2010, jumlah batubara

  • yang digunakan untuk kebutuhan dalam negeri adalah sebesar 60 juta ton (18 persen dari

    total produksi). Sektor kelistrikan merupakan pengguna batubara terbesar di dalam negeri.

    Sejak tahun 1996 hingga 2010, produksi batubara Indonesia mengalami

    pertumbuhan rata-rata sebesar 14,8 persen per tahun, dan pertumbuhan rata-rata ekspor

    batubara Indonesia adalah 15,1 persen per tahun. Sementara, angka konsumsi batubara

    dalam negeri mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 13,8 persen per tahun dalam

    periode 1996 2010. Di tahun 2010 jumlah produksi batubara mencapai 325 juta ton

    dengan jumlah ekspor 265 juta ton dan penggunaan domestik sebesar 60 juta ton.

    Berdasarkan data tahun 2009, disamping Sumatera, porsi cadangan batubara di Kalimantan

    juga merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Hampir 50 persen dari cadangan

    batubara nasional terdapat di Kalimantan. (Koridor Ekonomi Kalimantan).

    Pertambangan batubara di Kalimantan memberikan dampak positif terhadap

    perekonomian masyarakat dikalimantan. Dengan adanya pertambangan batubara,

    masyarakat didaerah tersebut akan meminimalisir segala bentuk pengagguran yang ada

    pula. Karena pertambangan batubara akan memperluas lapangan pekerjaan di wilayah

    tersebut, guna meningkatkan pendapatan ekonomi dari setiap kepala keluarga. Selain

    dampak positif pertambangan batubara juga dapat menyebabkan dampak negatif,

    diantaranya adalah pencemaran air. Sebagai contoh adalah pencemaran air di daerah sungai

    Mahakam. Pencemaran aktivitas pertambangan terhadap kualitas baku mutu air disungai

    Mahakam semakin menghawatirkan. Selain pencemaran air, dampak dari pertambangan

    adalah rusaknya hutan yang ada dikalimantan yang menjadi faktor utama banjir di

    Kalimantan.

    Salah satu metode penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah dengan

    menggunakan Google map. Dengan adanya google map kita dapat mengetahui dampak

    kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan akibat adanya pertambangan batubara di

    Kalimantan. Tujuan dari penggunaan google map adalah untuk mengetahui persebaran

    kerusakan hutan dan lingkungan di daerah kalimantan akibat adanya pertambangan

    batubara,diantaranya adalah kerusakan hutan dan pencemaran air terutama didaerah sekitar

    sungai Mahakam. Selain menggunakan google map, metode yang digunakan adalah dengan

  • mengumpulkan data yang ada kemudian menganalisis data tersebut, sehingga kita bisa

    mendapatkan segala informasi yang ada.

    Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui kerusakan hutan dan pencemaran

    lingkungan di daerah Kalimantan. Dengan kita mengetahui segala bentuk kerusakan

    lingkungan yang ada kita dapat melakukan perbaikan atau mengurangi segala resiko yang

    ada agar tidak berdampak terhadap perekonomian masyarakat yang ada di Kalimantan.

    II. METODE PENELITIAN

    Metode yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, yang meliputi:

    1. Metode Google Map

    Metode yang digunakan adalah menggunakan pemetaan dengan google map, hal ini

    dilakukan guna mendapatkan peta persebaran kerusakan lingkungan yang ada di

    Kalimantan, terutama di sekitar Sungai Mahakam. Google map adalah layanan aplikasi dan

    teknologi peta berbasis web yang disediakan oleh Google secara gartis (bukan untuk

    kepentingan komersial), temasuk di dalamnya website Google Map

    (http://maps.google.com), Google Ride Finder, Google Transit, dan peta yang dapat

    disisipkan pada website lain melalui Google. (Simanjutak,2010). Dalam pembuatan peta

    dengan google map yang perlu dilakukan adalah dengan membuka website google map,

    kemudian memasukkan alamat yang ingin dituju sehingga muncul daerah atau wilayah

    tersebut.

    Berikut adalah peta hasil dari google map,yang merupakan gambaran dari kawasan

    yang mengalami kerusakan hutan dan pencemaran air sungai di daerah sekitar sungai

    Mahakam yang ada di Kalimantan.

  • Dari peta diatas terlihat bahwa dengan menggunakan google map kita bisa

    mengetahui kawasan pertambangan yang ada di sekitar sungai mahakam dan kerusakan

    hutan yang ada di daerah tersebut,sehingga dapat menyebabkan banjir.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah pengumpulan data yang berasal dari berbagai

    sumber yang digunakan untuk analisis suatu wilayah atau daerah yang dikaji. Dalam

    menggunakan metode ini penulis melakukan pengumpulan data baik berupa kuantitatif

    maupun kualitatif kemudian dianalisis kembali data tersebut guna mendapatkan informasi

    yang diinginkan. Dalam melakukan pengkajian mengenahi kondisi ekonomi di Kalimantan,

    maka dari itu penulis membutuhkan data-data kuantitatif. Data-data yang sudah diperoleh

    akan dijadikan satu dan dianalisis kembali.

  • III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan data yang diperoleh dari google map dan data kuantitatif mengenahi

    kerusakan hutan dan pencemaran air yang ada di Kalimantan dapat kita ketahui bahwa

    kerusakan hutan dan pencemaran air terjadi akibat adanya pertambangan batubara. Berikut

    pembahasan mengenahi dampak pertambangan batubara terhadap perekonomian

    masyarakat di Kalimantan.

    A. Kondisi Ekonomi

    Pendapatan per kapita penduduk merupakan indikator penting tingkat

    kesejahteran suatu masyarakat. Untuk itu, dalam rangka mendapatkan data lapangan

    yang mendekati kebenaran, maka dilakukan juga pendekatan pengeluaran yang justru

    lebih akurat. Untuk itu kami melakukan analisis data yang telah kami peroleh dari

    penelitian yang telah dilakukan oleh Warman dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Mulawarman. Berikut adalah sampel data rata- rata pendapatan penduduk di

    daerah Bontang, Kalimantan Timur :

  • Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan perkapita

    penduduk di daerah Bontang, Kalimantan Timur adalah sebesar 5.874.679 ini berarti bahwa

    jika melihat gambaran tingkat pendapatan masyarakat di wilayah tersebut dengan

    menggunakan kreteria kemiskinan Sayogyo (1992), yang menetapkan bahwa:

    kriteria miskin adalah dengan tingkat pendapatan perkapita pertahun setara beras sama atau

    kurang dari 480 kg beras. Dengan asumsi bahwa harga beras di wilayah studi sebesar

    Rp. 6.000,- per kg, maka pendapatan tersebut setara dengan 979,113 kg beras per kapita

    per tahun. Berdasarkan kriteria Sayogyo (1992), pendapatan tersebut berada di atas

    garis kemiskinan, karena masih di atas 480 kg per kapita per tahun. Artinya, untuk level

    ekonomi rumah tangga, secara umum penduduk di wilayah tersebut pada tahun 2010 tidak

    tergolong miskin. Pendapatan terendah Rp. 800.000,-per bulan dan pendapatan tertinggi

    Rp. 5.000.000,-per bulan.

    Dengan adanya data tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan masyarakat yang

    mata pencaharian utamanya adalah penambang batubara memiliki pendapatan yang berada

    pada tingkat menengah keatas, artinya masyarakat tidak tergolong miskin. Hal ini

    merupakan dampak positif adanya pertambangan batubara, yaitu meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat.

    Dengan adanya perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di wilayah

    Kalimantan, membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Dan kehadiran perusahaan

    pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap kesempatan bekerja

  • masyarakat pada sektor pertambangan, tetapi dalam skala yang sangat kecil. Meskipun

    demikian, pandangan masyarakat terhadap perusahaan pertambangan batubara cenderung

    tidak memiliki dampak yang positif. Peluang yang ada dapat memberikan nilai tersendiri

    bagi sebagian masyarakat yang membuka usaha warung sembako, warung makan dan

    bengkel. Peluang ini muncul seiring dengan berkembangnya perusahaan pertambangan

    batubara, diikuti dengan pertumbuhan penduduk Kalimantan. Dengan pergerakan penduduk

    setiap harinya membuat masyarakat melihat adanya peluang dalam membantu peningkatan

    pendapatan mereka. Masyarakat yang memanfaatkan peluang usaha ini, berpandangan

    bahwa dengan berdiriya perusahaan pertambangan batubara memberikan dampak yang

    positif terhadap pendapatan mereka, walaupun tidak terlalu signifikan. Selain peluang

    usaha disektor perdagangan, ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan kehadiran

    perusahaan pertambangan dengan membangun rumah kost yang di sewa oleh karyawan

    perusahaan. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samuel, (2013).

    B. Kondisi Wilayah Sekitar Pertambangan Batubara

    Dari google map dapat diketahui bahwa kondisi wilayah sekitar pertambangan

    batubara mengalami kerusakan yang cukup berat dan dapat merugikan masyarakat sekitar

    pertambangan. Seperti halnya banjir di samarinda yang faktor utamanya dalah kerusakan

    hutan akibat adanya pertambangan yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan

    hanya mengutamakan keuntungan saja. Hal inilah menjadikan faktor utama kerusakan

    hutan di Kalimantan.

    Pertambangan batubara telah mengakibatkan meluasnya penggundulan hutan, erosi

    tanah, kehilangan sumber air, polusi udara, dan rusaknya keutuhan sosial masyarakat yang

    tinggal di dekat lokasi pertambangan. Pertambangan batubara yang dilakukan secara besar-

    besaran dapat mengikis habis tanah, menurunkan tingkat permukaan air, dan menghasilkan

    jutaan ton limbah beracun,serta menggusur masyarakat adat dari tempat hidupnya dari

    generasi ke generasi sepanjang puluhan tahun bahkan ratusan tahun.

  • Kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Kalimantan, saat ini, adalah fakta hidup dan

    bukti empiris tak terbantahkan dari begitu dasyatnya kerusakan yang diakibatkan oleh

    pertambangan batubara.

    Hutan sekitar kawasan pertambangan yang sudah rusak dapat menimbulkan dampak

    erosi yang dapat berakibat buruk terhadap lahan dan ekosistem dikawasan tersebut.

    Kawasan hutan yang sudah tidak memiliki tegakan pohon, hempasan air hujan akan

    langsung menumbuk permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya erosi. Tumbukan air

    hujan secara terus menerus dapat mengikis lapisan atas tanah (top soil) dan mengakibatkan

    tingginya nilai TSS pada aliran sungai sekitar area pertambangan. Hal ini didasari oleh

    penelitian Ety Parwaty dkk, 2011, dalam Muchlis, 2013, di kawasan aliran sungai dekat

    lokasi pertambangan dengan kondisi hutan yang sudah gundul. Hasil analisis nilai TSS

    dapat dilihat pada tabel 2.5 dimana dari tahun 1994 sampai 2006 terjadi peningkatan nilai

    TSS seiring meluasnya lahan pertambangan batubara dan peralihan penggunaan lahan di

    kawasan tersebut.

    Pertambangan batubara di Kalimantan Timur telah mengakibatkan kerusakan besar

    pada lahan pertanian, lahan basah, sungai dan hutan. Ketika tutupan vegetasi hancur, tanah

    tidak lagi menyerap dan mempertahankan air. Limpasan meningkatkan banjir secara

    dramatis. Sebagian besar pendapatan pemerintah dari pertambangan hilang karena

    pengeluaran yang diperlukan untuk menanggulangi banjir, serta biaya ekonomi bangunan

    yang hancur akibat banjir, aktivitas perekonomian kota-kota yang terkena dampak menjadi

    terhenti, dan bahkan korban jiwa.

    Bahkan lahan pertanian yang terhindar oleh tambang itu sendiri terdampak karena

    sungai yang digunakan sebagai sumber air irigasi ikut rusak. Greenpeace telah

    mendokumentasikan beberapa desa di Kalimantan Timur di mana air yang berpotensi

    terkontaminasi dari tambang batu bara digunakan untuk irigasi, dan para petani melaporkan

    panen yang menurun dan peningkatan kebutuhan penggunaan kapur. (Arif,2014).

    Dengan adanya kerusakan hutan di kalimanatan akan memberikan dampak negatif

    bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar, dan hal tersebut akan menjadikan kepunahan

    hewan, tumbuhan maupun sumber daya batubara yang terus di eksplor secara besar-besaran

    tanpa adanya perbaikan kembali.

  • Faktor yang berpengaruh selain kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan adalah

    limbah yang di keluarkan oleh pertambangan batubara. Akibat adanya pembakarran batu

    bara dapat menyebabkan perubahan iklim kita. Pembakaran batu bara akan meninggalkan

    jejak kerusakan yang tak kalah dahsyatnya. Air yang digunakan dalam pengoperasian

    PLTU dapat mengakibatkan kelangkaan air di sekitar pertambangan batubara. Polutan yang

    dikeluarkan dapat menimbulkan pencemaran dan menggagu kesehatan masyarakat. Partikel

    halus yang berupa debu batubara dapat menjadi faktor penyebab utama penyakit

    pernapasan, merkuri perusak perkembangan saraf anak-anak balita dan janin dalam

    kandungan ibu hamil yang tinggal di sekitar PLTU. Dan pembakaran batubara di PLTU

    merupakan sumber utama gas rumah kaca yang menjadi penyebab perubahan iklim seperti

    karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan metana yang memperburuk

    kondisi iklim kita. (greenpaeace)

    Dari penelitian yang dilakukan oleh arsad, 2013, mengenahi kasus pencemaran

    lingkungan yang ada dikalimantan adalah sebanyak 39 data dan terbanyak adalah

    disebabkan oleh perusahaan tambang batu bara. Kasus tersebut masih di tangani dan belum

    selesai. Bila meninjau dari kasus tersebut, sebaiknya pemerintah provinsi seharusnya bisa

    lebih aktif lagi untuk mengusut kasus itu dan dapat diselesaikan dengan cepat. Karena efek

    langsung yang dapat terjadi di masyarakat adalah : banjir di daerah perkotaan, khususnya

    Kota Samarinda, yang semakin parah. Berikut adalah kasus pencemaran yang dilakukan :

    KASUS PENCEMARAN

    1. Kukar: 26 kasus

    2. Kutim: 5 kasus

    3. Berau: 5 kasus

    4. Paser: 1 kasus

    5. Bulungan: 1 kasus

    6. Nunukan: 1 kasus

    Total: 39 kasus.

  • Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qomariah (2002) dampak akibat

    aktivitas pertambangan batubara bukan hanya menimbulkan pencemaran udara yang

    mengakibatkan penurunan kesehatan saja, melainkan juga timbulnya cekungan besar yang

    dikelilingi tumpukan tanah bekas galian yang telah bercampur dengan sisa-sisa bahan

    tambang (tailing). Pada saat musim hujan, cekungan tersebut dialiri air dan berubah

    menjadi danau. Sisa-sisa bahan tambang mengalir ke sungai-sungai dan menutupi lahan

    pertanian serta areal perkebunan. Hal ini mengakibatkan hilangnya vegetasi (tanaman)

    populasi satwa liar dan menurunnya kualitas air. Sementara itu di daerah bagian hilir pasca

    tambang, rawan terjadinya bencana erosi akibat sedimentasi tanah.

    Dari hasil penelitian ditemukan bahwa di kawasan pertambangan selalu terjadi

    perusakan pencemaran lingkungan dan penggerogotan kedaulatan- kedaulatan negara.

    Sehingga sering terjadi pro kontra yang memiliki analisis yang bertolak dari substansi yang

    berbeda. Kelompok pro pertambangan melupakan aspek lingkungan hidup dan lebih

    diaksentuasikan pada aspek ekonomi. Kelompok kontra tambang lebih menegaskan pada

    aspek keseimbangan lingkungan hidup dan keberpihakan kepada sosial ekonomi

    masyarakat kawasan. Tak dapat di pungkiri bahwa sektor pertambangan menjadi

    primadona yang telah membuat negara menganaktirikan sektor seperti pertanian,

    perkebunan, perikanan dan kehutanan. Pertambangan dianggap gampang mendatangkan

    uang tunai tanpa membebani pemerintah dengan pengadaan infrastruktur.

    C. Analisis Dampak Kerusakan Lingkungan terhadap Perekonomian Masyarakat

    Berdasarkan data-data diatas dapat dianalisis bahwa dengan meluasnya pertambangan

    batubara dapat menyebabkan meningkatnya perekonomian masyarakat, hal ini dikarenakan

    bahwa semakin meluasnya pertambangan akan memperluas lapangan pekerjaan juga. Dan

    dengan meluasnya area pertambanga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan di daerah

    sekitar pertambangan. Kerusakan lingkungan tersebut berupa penggundulan hutan,

    pencemaran air, pencemaran tanah, dan polutan yang dapat menggaggu kesehatan

    masyarakat. Dengan meluasnya kerusakan hutan dapat menyebabkan banjir dan punahnya

    hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar area pertambangan. Karena hutan tempat

  • mereka tinggal telah rusak, tanah tempat mereka tumbuh juga telah tercemar, dan air yang

    merupakan sumber kebutuhan hidup mereka juga tercemar. Sehingga lambat laun makhluk

    hidup yang ada disana akan punah.

    Dilihat dari ekonominya daerah tersebut memang memiliki ekonomi menengah

    keatas, tetapi jika dilihat dari sisi lingkungannya keberlangsungan hidup mereka akan

    terancam. Apabila tidak ditanggulangi dengan cara yang baik, maka daerah tersebut lambat

    laun akan rusak berat dan terjadi pencemaran yang tinggi. Seharusnya perusahaan yang

    berdiri disana serta pemerintah daerah peduli mengenahi hal ini.

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    a. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

    Secara umum penduduk di wilayah tersebut pada tahun 2010 tidak tergolong

    miskin. Pendapatan terendah Rp. 800.000,-per bulan dan pendapatan tertinggi

    Rp. 5.000.000,-per bulan. Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan bahwa

    pendapatan masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah penambang

    batubara memiliki pendapatan yang berada pada tingkat menengah keatas, karen

    pertambangan batubara dapat memperluas lapamnmgan pekerjaan.

    Pertambangan batubara telah mengakibatkan meluasnya penggundulan

    hutan, erosi tanah, kehilangan sumber air, polusi udara, dan rusaknya keutuhan

    sosial masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pertambangan.

    Dengan meluasnya kerusakan hutan dapat menyebabkan banjir dan

    punahnya hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar area pertambangan. Karena

    hutan tempat mereka tinggal telah rusak, tanah tempat mereka tumbuh juga telah

    tercemar, dan air yang merupakan sumber kebutuhan hidup mereka juga tercemar.

    Sehingga lambat laun makhluk hidup yang ada disana akan punah.

  • b. Saran

    1. Bagi perusahaan pertambangan batubara, meningkatkan kepedulian dan rasa

    tanggung jawab kepada masyarakat Kalimantan dan juga mempedulikan

    lingkungan dan kelestarian alam.

    2. Masyarakat Kalimantan, lebih berperan aktif dalam menanggapi fenomena

    yang terjadi dan jangan tergiur dengan penawaran perusahaan untuk

    mengalih fungsikan lahan mereka, tetapi hendaknya lahan pertanian sebagai

    sumber kehidupan antar generasi tetap dipertahankan.

    3. Bagi pemerintah daerah, dalam mengambil kebijakan sebaiknya lebih

    mempertimbangkan dampak positif dan negatif. Pentingnya peran serta

    masyarakat dalam pengambilan kebijakan sebagai salah satu bentuk

    partisipasi masyarakat. Kebijakan yang diputuskan sebaiknya tidak

    merugikan sosial ekonomi masyarakat dan berpihak pada kepentingan

    masyarakat banyak.

    DAFTAR RUJUKAN

    Simanjutak, hakim. Pengertian Google Map. (Online).

    (http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/06/pengertian-google-map.html).

    Diakses 1 Mei 2014.

    Risal,dkk. 2012. Analisis Dampak Pertambangan Batubara terhadap Kehidupan Sosial

    Ekonomi Masyarakat Makroman, (Online),

    (http://journal.feunmul.in/ojs/index.php/kinerja/article/download/3/3), diakses

    tanggal 1 Mei 2014.

    Antara Riau.Batubara Kalimantan Selatan Diprediksi Segera Redup. 2012. (Online),

    (http://antarariau.com/berita/20412/batubara-kalsel-diprediksi-segera-redup.html),

    diakses 1 Mei 2014.

  • Muchlis. 2013. Makalah Dampak Pertambangan di Berau. (Online), (http://muchlis-

    pattiwara.blogspot.com/2013/12/makalah-dampak-pertambangan-di-berau.html),

    diakses tanggal 31 Mei 2014.

    Warman. 2012. Kondisi Sosial Masyarakat di Sekitar Daerah Pertambangan Batubara.

    (Online), pdf. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman

    Arsad, Sugita. 2013. Pencemaran Lingkungan di Samarinda. (Online),

    (http://pencemaranbatubara.blogspot.com/2013/04/pencemaran-lingkungan-di-

    samarinda.html), diakses 31 Mei 2014.

    Qomariah, Retna. 2003. Dampak Kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) Batubara

    Terhadap Kualitas Sumber Daya lahan dan Sosial Ekonomi Masyarakat Di

    Kabupaten BanjarKalimantan Selatan (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

    Greenpeace. Perubahan IklimGlobal Akibat Batubara.

    (Online),(http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-

    global/Energi-Batu-Bara-yang-Kotor/)