jurnal degradsi hutan mangrove dewi rhomila,b,2012

Upload: dewi-damara

Post on 10-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perkembangan Wilayah

TRANSCRIPT

Degradasi hutan mangrove dan upaya rehabilitasi di kabupaten probolinggoAbstrakHutan mangrove terbentang dari di daerah ujung pesisir timur hingga ujung barat kabupaten probolinngo, untuk itu bagaimana peran dan manfaat hutan bakau bagi ekosistem. Serta faktor-faktor apa sajakah yang menyebab kerusakan ekosistem hutan bakau di Kabupaten Probolinggo dan bagaiman dampak yang ditimbulkan akibat dari kerusakan ekosistem hutan bakau kemudian apa sajkah upaya rehabilitasi hutan bakau di Kabupaten Probolinggo.Metode metode deskriptif dengan teknik survey yang digunakan Di kabupaten probolinggo terdapat 2 jenis mangrove yaitu bakau ( Rhizopora spp), api-api (avicennia spp). Hutan mangrove dari tahun mengalmi peningkatan seluas 95,08 hektar dan penurunan 10,66% hektar dari tahun 2001-2011. Pada saat ini daerah kalibuntu dan pajrakan juga mengalami degradasi. Penyebab degradasi adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah probolinggo dengan masyarakat setempat seperti petani tambak udang , serta masyarakat yang kurang peduli serta menebang mangrove untuk dijadikan arang, serta pembuatan pelabuhan yang terjadi dikalibuntu serta tidak adanya kepedulian sebagian masyarakat terhadap mangrove. Adpun upaya yang telah dilakukaan sosialisasi kepada msayrakata akan pentingnya hutan mangrove, digalakan penanaman 3000 bbit mangrove, penanaman mangrove dengan berkrjasama dengan jawa power YTL dengan siswa sma smp.

Latar belakangHutan bakau atau yang disebut hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang tumbuh yang tumbuh di sepanjang pantai di daerah teluk dangkal, muara sungai, delta, bagian terlindung dari anjung dan selat. Peranan hutan mangrove sangat penting karena hutan mangrove memiliki multifungsi salah satunya : memberikan sumbagan berupa bahan organik bagi perairan sekitar, akarmya yang kokoh dapat merendam pengaruh gelombang, menahan lumpur dan melindugi pantai dari erosi dan gelombang pasang angin taufan ( Rokhim dahuri, dkk, 2004). Samaping itu hutan manggrove juga menjadi surga bagi burung air, yang mampu memberikan tempat perlindungan dan pakan untuk perkembangan populasi burung air. Di daerah pembangunan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi wilayah, pesisir pantai mempunyai posisi yang sangat penting. Pusat-pusat industri, lokasi rekreasi, pembangkit tenaga listrik, pemukiman dan sarana pembangunan banyak dibangun di wilayah pesisir.Di era pembangunan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi wilayah, wilayah pesisir menjadi salah satu sasaran untuk dikembangkan lebih lanjut. Untuk itu dalam mendayagunakan wilayah pesisir se efektif mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ada di wilyah pesisir, misalnya dibagunya pemukiman, tempat rekreasi dan lain sebagainya, jika dalam pelaksanaanya tidak dilakukan secara hati-hati dan terkoordinasi maka hal ini dapat menimbulkan dampak negatif. Dimana makin meningkatnya pemanfaatan kawasan bakau di beberapa daerah mengakibtakan terganggunya ekosistem hutan bakau, sehingga hutan bakau tidak mampu berperan sesuai dengan fungsinya. Akibat dari perkembangan penduduk di wilayah pesisir berdampak pada terganggunya kelestarian hutan bakau. Berdasarkan data, sejak tahun 1986 ;ndash; 1990 luas hutan mangrove berkurang menjadi tinggal 60 persen (Rusila Noor dalam Rahmawati, 2003). Berarti dalam kurun waktu tersebut laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia adalah 10 persen per tahun. Khusus di wilayah Kota Probolinggo, luas hutan mangrove diperkirakan 585 hektar dengan laju kerusakan sebesar empat persen (adityo budi W, 2010). Untuk wilayah kabupaten menurut data citra satelit wilayah dengan luas mangrove tahun 2001-2011 terjdi penambahan namun juga terjdi degradasi sebesar 10,66%. Selain itu penyebab terjadinya degradasi hutan magrove adalah adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah probolinggo dengan masyarakat setempat seperti petani tambak udang , serta masyarakat yang kurang peduli serta menebang mangrove untuk dijadikan arang hal ini tidak lain untuk meraip keuntugan untuk memenhi kebutahan hidup serta degradasi yang tejadi akibat perbaikan hutan mangrove itu sendiri.MetodeMetode penelitian mengunakan metode deskriptif dengan teknik survey . Adapun pemilihan metode ini dalam penelitian untuk mendapatkan hasil yang real dan dapat mengamati secara lansung apa yang terjadi. Teknik untuk menjaring data ialah observasi dan studi dokumentasi dengan memanfaatkan catatan lapangan untuk observasi dan wawancara ini peneliti melaksanakan pada tanggal 16 november 2013 teapatnya didaerah kabupten probolinggo . Unit analisis penelitian ini adalah daerah sekitar probolinggo.Hasil dan PembahasanLetak geografis kabupaten probolinggoKabupaten probolinggo merupakam salah satu kabupaten yang berada di provinsi jawatimur, berada pada posisi 112 51' - 113 30' Bujur Timur dan 7 40' - 8 10' Lintang Selatan, dengan luas wilayah sekitar 169,616,65 HA 1.696,17 km. Wilayah kabupaten probolinggo berbatasan dengan : sebelah utara : selat madura, sebelah timur: kabupaten situbondo dan kabupaten jember, sebelah barat: kabupaten passuruan, sebelah selatan : kabupaten malang dan lumajang sedangkan utara bagian tengah terdapat daerah otonom yaitu kota probolinggo. Dilihat dari geografisnya kabupaten probolinggo terletak dilereng pegunungan yang membujur dari barat hingga ketimur, yaitu gunung semeru, argopuro, lamongan dan tengger, selain itu terdapat gunung lainya yaitu gunung bromo,widodoren,gilap,jombang,cemoro lawang,malang dan batu jajar. Dilihat dari ketinggiannya berda pada 0-2500m dpldengan temperatur rata-rata 27 C- 30C dan memiliki dua musim yaitu penghujan dan musim kemarau, wilayah kabupaten probolinggo adalah daerah pesisir dimana didaerah tersebut terdapat ekosistem bakau atau mangrove.Jenis-jenis mangrove di kabupaten probolinggoEkosistem hutan mangrove di indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang termasuk tertinggi didunia, seluruhnya tercatat 89 spesies, 35 jenis jenis berupa pohon dan selebihnya berupa terna 5 jenis, perdu 9 jenis, liana 9 jenis, epifit 29 jenis dan parasit 2 jenis ( Nontji, 1987). Beberapa jenis mangrove yang dapatdi jumpai di indonesia umumnya di wilayah pesisir adalah bakau ( Rhizopora spp), api-api (avicennia spp), pedada (Sonneratia spp), tanjang (bruguiera spp), nyirih ( xylocarpus spp), tengar ( ceriops spp), dan buta-buta (exoecaria spp) (Rokhim dahuri, dkk, 2004). Dari beberapa jenis mangrove yang ada di indonesia,di daerah kabupaten probolinggo didominasi oleh beberapa jenis bakau (rhizopora spp) dan api-api ( avicennia). Bakau adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama lain seperti tancang, tanjang (Jawa.); tinjang (Madura.); bangko (Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar dan lain-lain (Gambar 1).Pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi antara 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5-2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau.Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, Gambar 1. Pohon bakau, Rhizophora racemosa .berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 7-23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau coklat kotor. Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil (Gambar 2 buah bakau) (Anonymousa, 2010).Sedangkan api-api (Avicennia spp) memiliki ciri-ciri akar nafas yaitu, akar udara yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas, terbentuk dari perluasan akar yang tumbuh secara horisontal, memiliki karakteristik akar udara pohon bakau, dikenal sebagai putih abu-abu bakau atau mangrove, memiliki tinggi pohon antara 10-14 meter, tumbuh pada ketinggian sekitar 20 sentimeter, dan diameter dan daunnya tebal, lima sampai 9 sentimeter panjang, cerah, hijau mengkilat di permukaan atasnya. Avicenia ini dibagi menjadi 2 jenis:Pertama : Avicennia alba,BI , jenis ini ketinggian pohonya mencapai 15 M, dengan dauan tungal, bersilang,lanset hingga tipis, ujung daun runcing panjang daun 10-18cm, bunga avicenia alba terdiri dari 10-13 rangkain bunga, panjangnya 1-3 cm,berada diujung atau ketiak daun pada pucuk mahkota 4 bewarna kuning sampai orange, kelopak 5 helai, benang sari 4 dengan diameter 0,4-0,5cm. Serta buahnya berbiji kriptovivipar dan ukuran buah lebar 1,5-2cm, panjang 2,5-4cm berambut halus, buah ini seperti cabe atau biji buah mente, umumnya jenis ini berbunga pada bulan juli-februari dan berbuah pada bulan november-maret(cecep kusuma dkk,2013).Kedua: avicennia marina(forsk) vierh. pohon ini berukuran tinggi 25m dengan diameter mencapai 40cm,pohon ini berdaun tunggal , bersilang, berbentuk elips, ujung runcing hingga membundar, pangkal daun acute, ukuran daun (5-11cm x2,5-5cm), permukaan daun bagian atas hijau kuning mengkilap dan bagian bawahnya abu-abu, bunga rangkain 8-14, bunga rapat dan kompak, panjang 1-2cm sedangkan buahnya berukuran 1,5cm dan panjangnya 1,5-2,5cm kulitnya halus pendek dengan warna kulit abu-abu kehijaun, jenis ini berbunga dan berbuah sama seprti jenis alba (cecep kusuma dkk, 2013). Distribusi spatial serta penyeabab dan upaya pelestarian mangrovehutan mangrove adalah hutan yang berada didaerah tepi pantai atau didaerah pesisr yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lokasi hutan selalu tergenang oleh air laut. Pada gambar 1 bagian atas menunjukkan peta distribusi spatial areamangrove tahun 2001 dan gambar 1 bagian bawah menunjukkan peta distribusi mangrove tahun 2011. Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa hutan mangrove di kabupaten probolingg.

Gambar 1. Peta Distribusi Area Hutan Mangrove di Kabupaten ProbolinggoBerdasarkan hasil pegelolaan data cintra lansad pada tahun 2001 dan 2011 dapat diperoleh luas are mangrove di 43 desa yang termasuk cangkupan wilayah kabupaten probolinggo di tabel sebagai berikut (nanik surya rini,2011).Mangrove 2001Mangrove 2011Perubahan mangrove 2001-2011

nodesaLuas hektar%Desahektar%Hektar %

1asembagus22,7210,85Asembagus 22,727,700,000,00

2asembakor5,472,61Asembakor5,922,010,460,53

3banjarsari3,601,72Banjarsari7,072,393,474,04

4Bayeman 1,821,72Bayeman 0,00,00-1,82-2,12

5Bulang 1,280,61Bulang 1,280,430,000,00

6Cuahdringu3,621,73Cuahdringu6,842,323,223,75

7Curahsawo2,461,18Curahsawo3,501,191,041,21

8curahtulis4,562,18Curahtulis5,281,790,710,83

9drigu12,185,82Drigu12,184,120,000,00

10dungun1,310,62Dungun0,000,00-1,31-1,52

11gejugan1,130,54Gejugan1,520,510,390,45

12gending1,820,87Gending1,820,620,000,00

13jabungsisir3,291,57Jabungsisir3,501,190,210,24

14kalibuntu7,963,80Kalibuntu7,962,,700,000,00

15kalisalam0,350,16Kalisalam0,350,120,000,00

16Karanganyar1,780,85Karanganyar1,780,600,000,00

17karanggeger1,780,85Karanggeger2,400,810,620,72

18karangpranti0,500,24karangpranti0,170,06-0,32-0,38

19kebunangung3,701,77kebunangung4,091,390,390,45

20ketapang2,131,02Ketapang2,170,740,050,05

21Klaseman3,401,63Klaseman3,361,14-0,04-0,04

22lemahkembar7,973,81lemahkembar30,4210,3122,4626,15

23manguharjo5,722,73Manguharjo23,387,9217,6620,57

24mayagan3,351,60Mayagan2,220,75-1,13-1,13

25pabean10,885,20Pabean19,066,468,189,52

26pajuragan4,522,16Pajuragan4,521,530,000,00

27pasisir2,721,30Pasisir3,221,090,500,58

28Patokan5,002,39Patokan5,001,700,000,00

39panambagan4,402,10Panambagan7,742,623,343,89

30pesisir3,661,75Pesisir3,501,18-0,17-0.20

31plang12,365,90Plang13,364,531,001,16

32pondokkelor12,495,97pondokkelor12,494,230,000,00

33randumerak2,611,25Randumerak1,450,49-1,15-1,34

34randuputih6,242,98Randuputih7,102,400,861,00

35randutatah0,550,26Randutatah2,110,711,561,81

36sukabumi1,430,68Sukabumi1,800,610,370,43

37sukodadi1,910,91Sukodadi1,910,650,000,00

38sukokerto1,960,94Sukokerto1,960,670,000,00

39sumberanyar6,573,14sumberanyar3,321,12-3,25-3,79

40sumberlele1,690,80Sumberlele1,690,570,000,00

41Taman sari5,062,42Taman sari6,662,261,601,86

42tambakrejo18,788,97Tambakrejo44,3515,0225,5729,77

43Tongas kulon1,580,76Tongas kulon2,330,790,750,87

Togas wetan1,0400,5Togas wetan1,710,580,670,78

total209,32100,00Total295,20100,0085,88100,000

Sumber : Hasil pengolahan citra landsatKeterangan: (0) = Tetap (-) = Berkurang (+) = Bertambah

Luas area mangrove di kabupaten probolinggo pada tahun 2001 sebesar 209,32 hektar, sedangkan luas area mangrove pada tahun2011 seluas 295,20 hektar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa areamangrove selama kurun waktu sebelas tahun dari tahun 2001 sampai 2011 terlihat adanya peningkatan atau penambahan luas yaitu seluas 95,08 hektar yang terjadi di 36 desa. Selain adanya penambahan luas area mangrove kini juga terjadinya penurunan luas areal hutan mangrove seluas 10,66% terjadinya di 8 desa yaitu desa bayeman, dungun, karang peranti,klaseman, mayagan, pesisir, randumerak, dan sumberanyar.Namun selama seblas tahun ini kabupaten probolinggo mengalmi peningkatan luas hutan mangrove seluas 85,88hektar. Peningkatan luas hutan mangrove tersebut oleh adnya upaya-upaya pegelolaan dan perlindungan ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan mangrove merupakan bagian dari ekosistem wilayah pesisir, sehingga dampak masing-masing ekosistem pesisir akan saling berinteraksi (wijoyo M, 2009). Selain itu pada saat ini terjadi degradasi didaerah pesisir pajarakan dan didaerah kalibuntu. Penyebab terjadinya degradasi hutan mangrove yaitu : adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah probolinggo dengan masyarakat setempat seperti petani tambak udang , serta masyarakat yang kurang peduli serta menebang mangrove untuk dijadikan arang, serta pembuatan pelabuhan yang terjadi dikalibuntu serta tidak adanya kepedulian sebagian masyarakat terhadap mangrove. 2.gamabar hutan mangrove di daerah pesisir pajarakan.Dengan adanya penurunan sebagian daerah kabupaten probolinggo kini mulai di galakkan penanam kembali mangrove karena megetahui pentingnya hutan mangrove. Adpun manfaat dan fungsi hutan mangrove sebgai berikut: menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:A. Habitat satwa langka Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia(Limnodrumussemipalmatus).B. Perlindungan terhadap bencana alam.Vegetasi hutan bakau dapat melindungi baguanan, tanaman pertanian atau vegaetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.C. Pegendaan lumpur .Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi. D. Penambahan unsur hara.Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian. E. Penambat racunBanyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif. F. Transportasi Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkugan. G. Sumber plasama nutfahPlasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.H. Reakreasi dan pariwisata.Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata. I. Sarana pendidikan dan penelitian Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.J. Memelihara proses-prose dan sistem alami.Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamya.

K. Penyerapan karbon.Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.L. Memelihara iklim mikroEvapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.M. Mencegah berkembangnya tanah sulfat asamKeberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.N. Sumber Bahan Pangan AlternatifKeberadaan hutan mangrove selain berfungsi dan bermanfaat di atas juga bias dimanfaatkan hasil kayu dan non kayu. Untuk hasil non kayu sebagai bahan penghasil tanin, bahan baku obat-obatan, dan sumber bahan makanan. Untuk sumber bahan makanann buah mangrove bisa dibuat berbagai makanan olahan.Mengigat pentingnya dan manfaat hutan mangrove maka pada saat ini dilakukan upaya-upaya dalam melestarikan hutan mangrove ,adapun upaya-upaya yang saat ini mulai digalakan adalah penanam 3000 bbit didaerah kalibuntun dan Paiton , Kraksaan, Pajarakan dan Gilih secara bergantian yang dilakuakan oleh 40 anggota dari KSR dan Palang Merah Indonesia Kabupaten Probolinggo, dari anggota yang berkiprah didalamnya adalah anak-anak pelajar dari tingkat SMP SMA SMK hingga mahasiswa, bahkan juga dari perwakilan Orari dilingkunhgan Kabupaten Probolinggo (Bromo Fm,2013). Selainitu digalakkan penanaman pohon di randutatah yang dilakukan oleh pemkab probolinggo bekerjasama degan Jawa power YTL paiton kabupaten probolinggo yang dilakukan bersama Kepala bidang (KABID) Balai Lingkungan Hidup ( BLH ) kabupaten probolinggo serta Dinas perhubungan ( DISHUB ) kabupaten probolinggo dan seluruh pemerintah eksekutiv se-kabupaten probolinggo,dan berbagai undangan dari sekolah SMAN-SMKN dan SLTA yang merupakan siswa-siswi Adiwiyata kabopaten probolinggo dan juga adanya sosialisai oleh bupati probolinggo untuk tetap menjaga kelestarian hutan mangrove serta menjelaskan manfaat hutan mangrove yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dimasa sekarang dan masa depan (Bromo Fm,2013).KesimpulanHutan bakau atau yang disebut hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang tumbuh yang tumbuh di sepanjang pantai di daerah teluk dangkal, muara sungai, delta, bagian terlindung dari tanjung dan selat. Hutan mangrove yang terdapat di kabupaten probolinggo terdapat dari pesisir ujung timur hingga barat atau terbentang dari daerah paiton hingga tongas kulon. Mangrove di kabupaten probolinggo di dominasi oleh jenis bakau ( Rhizopora spp), api-api (avicennia spp), mangrove di kabupaten probolinggo menurut data citra satelit tahun 2001 sampai 2011 terlihat adanya peningkatan atau penambahan luas yaitu seluas 95,08 hektar yang terjadi di 36 desa. Selain adanya penambahan luas area mangrove kini juga terjadinya penurunan luas areal hutan mangrove seluas 10,66% terjadinya di 8 desa.namun juga kini terjadi degradasi diwilayah pajarakan dan kalibuntu, penyebab terjadinya degradasi hutan mangrove diantaranya: adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah probolinggo dengan masyarakat setempat seperti petani tambak udang , serta masyarakat yang kurang peduli serta menebang mangrove untuk dijadikan arang, serta pembuatan pelabuhan yang terjadi dikalibuntu serta tidak adanya kepedulian sebagian masyarakat terhadap mangrove. Adapun upaya-upaya yang dilakuakan baik pembkab probolinggo dan masyarakat sperti adalah mengalakan sosialisasi akan pentingnya mangrove yang dialkukan oleh bupati probolinngo, kemudian menggalakan penanaman mangrove yang dilakukan bupati probolinggo bekerjasama dengan jawa timur power YTL dan siswa SMASMP paiton, serta adanya gerakan penanaman 3000 bibit mangrove yang dilakukan oleh KSR dan PMI beserta siswa SMA dan SMP di kalibuntu.

SaranSelanjutnya pembkab probolinggo untuk menjaga kelestarian mangrove di kabupaten probolinggo membentuk kelompok peduli hutan mangrove sehingga kelompok-kelompok tadi diharapkan nantinya dapat membantu melestarikan hutan mangrove, serta mengadakn sosialisasi kepada masyarakat pesisir untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan mangrove. Selain itu juga beberapa LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) peduli lingkungan hidup (LSM Wahana, Bumi Songgo Langit, dll) lebih intensif dalam menjaga pelestarian hutan mangrove dan pemerintah juga harus melibatkan masyarakat untuk peduli lingkugan menjaga, merwat, melestarikan hutan mangrove dikabupaten probolinggo.

Daftar pustakaWiyono, M. 2009.Pengelolaan Hutan Mangrove dan Daya Tariknya sebagai obyek Wisata di Kota Probolinggo. Universitas Negeri Malang. Malang.

Davis, Claridge dan Natarina. 1995. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide UntukMenjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek Tahun2009, Jakarta: Gramedia.

Dahuri, Rokhim,dkk. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Jakarta : PT Pradnya Paramita.Dicko, 08 oktober 2013. Lakukan Penanaman 3000 Bibit mangrove,Bromo Fm ,(online), (http:// www.kraksaanonline.com) diakses 20 november 2013.Dicko, 13 maret 2013. Tanam Bibi Mangrove bersama MUSPIDA Kabupaten Probolinggo yang Bekerjasama dengan Jawa Power YTL Paiton Kab Probolinggo. Bromo fm, (online), (http:// www.kraksaanonline.com) diakses 20 november 2013.Budi wicaksono,A. 2010. Partisipasi Masyarakat dalam Melestarikan Hutan Mangrove diKota Probolinggo. Jurnal peneliti sumberdaya manusia balitbang jawa timur, (online). (http:// www.balitabangjatim.com), diakses 28 oktober 2013.Letak geografis kabupaten probolinggo,(online),(http://www.probolinggokab.go.id), diakses 28 oktober 2013.Nanik, S.H. 2013. Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Lansat 1(1).(online ), (http:// www. journal.jurwidyakop3.com ), diakses 30 Oktober 2013.Nontji,A. 1987. Laut nusantara. jakarta: penerbit djambatan.Anonymous. 2010. Bakau ,(online), (http:// www.wikepedia.org) diakses 30 oktober 2013.Kusuma, cecep,dkk. 2013. Ensiklopedi Fauna Mangrove diKawasan Angke Kapuk Jakarta Utara, Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian bogor (online),( http:// www.sahabatbakau.com) diakses 30 oktober 2013.Surakhmad, winarmo.1982. Pengantar Penelitaian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.