jurnal berkala kedoktera

22
PERBEDAAN MORFOLOGI KEPALA ANTARA ANAK NORMAL DENGAN PENDERITA RETARDASI MENTAL PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BANJARMASIN Annisa Setyanti 1 , Syamsul Arifin 2 , Siti Wasilah 3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK Retardasi mental (RM) merupakan kelainan yang cukup sering ditemukan pada masyarakat dengan prevalensi 0,5-3%. Morfologi kepala pada anak RM dapat ditemukan berbeda dengan anak normal, morfologi kepala yang perlu diperhatikan adalah ukuran lingkar kepala dan bentuk kepala. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan morfologi kepala antara anak normal dengan penderita RM pada tingkat sekolah dasar di kota Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah murid SDN Teluk Dalam 3 Banjarmasin, dan murid SLB-C Dharma Wanita, SLB-C Paramita Graha, dan SDLB N Pelambuan 6 Banjarmasin. Jumlah seluruh sampel adalah 120 orang. Hasil penelitian untuk anak normal didapatkan lingkar kepala normal 54 anak (90%), microcephaly 4 anak (6,67%), dan macrocephaly 2 anak (3,33%). Sedangkan pada anak RM didapatkan anak dengan katagori lingkar kepala normal 24 anak (40%), microcephaly 36 anak (60%),dan tidak ditemukan macrocephaly. Bentuk kepala pada anak normal di dapatkan hasil bentuk kepala normal 56 anak (93,3%), trigonocephaly anak 3 (5%), frontal bossing 1 anak (1,67%), brachiocephaly dan occipital bossing tidak ditemukan. Pada anak RM didapatkan anak dengan bentuk kepala normal 49 (81.67%), trigonocephaly 3 anak (5%), frontal bossing 4 anak (6,67%), brachiocephaly 1 anak (1,67%) dan occipital bossing 3 anak (5%). Uji Chi-Square menunjukkan p=0.00 dan p=0.53, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan bermakna untuk ukuran lingkar kepala, dan tidak terdapat perbedaan bermakna untuk bentuk kepala antara anak normal dengan anak RM.

Upload: annisa-setyanti

Post on 02-Jan-2016

107 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Berkala Kedoktera

PERBEDAAN MORFOLOGI KEPALA ANTARAANAK NORMAL DENGAN PENDERITA RETARDASI

MENTAL PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BANJARMASIN

Annisa Setyanti1, Syamsul Arifin2, Siti Wasilah3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat BanjarbaruBagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat BanjarbaruBagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRAKRetardasi mental (RM) merupakan kelainan yang cukup sering ditemukan pada

masyarakat dengan prevalensi 0,5-3%. Morfologi kepala pada anak RM dapat ditemukan berbeda dengan anak normal, morfologi kepala yang perlu diperhatikan adalah ukuran lingkar kepala dan bentuk kepala. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan morfologi kepala antara anak normal dengan penderita RM pada tingkat sekolah dasar di kota Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah murid SDN Teluk Dalam 3 Banjarmasin, dan murid SLB-C Dharma Wanita, SLB-C Paramita Graha, dan SDLB N Pelambuan 6 Banjarmasin. Jumlah seluruh sampel adalah 120 orang. Hasil penelitian untuk anak normal didapatkan lingkar kepala normal 54 anak (90%), microcephaly 4 anak (6,67%), dan macrocephaly 2 anak (3,33%). Sedangkan pada anak RM didapatkan anak dengan katagori lingkar kepala normal 24 anak (40%), microcephaly 36 anak (60%),dan tidak ditemukan macrocephaly. Bentuk kepala pada anak normal di dapatkan hasil bentuk kepala normal 56 anak (93,3%), trigonocephaly anak 3 (5%), frontal bossing 1 anak (1,67%), brachiocephaly dan occipital bossing tidak ditemukan. Pada anak RM didapatkan anak dengan bentuk kepala normal 49 (81.67%), trigonocephaly 3 anak (5%), frontal bossing 4 anak (6,67%), brachiocephaly 1 anak (1,67%) dan occipital bossing 3 anak (5%). Uji Chi-Square menunjukkan p=0.00 dan p=0.53, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan bermakna untuk ukuran lingkar kepala, dan tidak terdapat perbedaan bermakna untuk bentuk kepala antara anak normal dengan anak RM.

Kata kunci: morfologi kepala, anak normal,anak retatdasi mental

1

Page 2: Jurnal Berkala Kedoktera

2

THE DIFFERENCES BETWEEN MORPHOLOGYOF THE HEAD IN NORMAL CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION CHILDREN AT LEVEL OF ELEMENTARY SCHOOLS IN BANJARMASIN

Annisa Setyanti1, Syamsul Arifin2, Siti Wasilah3

University student of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat BanjarbaruHistologi Departement of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Biologi Departement of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRACTMental retardation (RM) is a disorder that is quite often found in communities with a

prevalence of 0.5 to 3%. It was founded that morphology of the head in children with RM is different with normal children, the morphology of the head that needs to be considered is the size of the head circumference and head shape. This research aimed to determine differences between morphology of the head in patients with normal children and mental retardation at the level of elementary schools in Banjarmasin. This research is conducted through analytical descriptive study with cross-sectional approached. Samples taken would be the students of SDN 3 Banjarmasin, students of SLB-C Dharma Wanita, student of SLB-CParamita Graha, and students of SDLB N Pelambuan 6 Banjarmasin. Thus, the total number of samples is 120 people. This research found that normal children has 54 children with normal perimeter head (90%), 4 children with microcephaly (6.67%) and 2 children with macrocephaly (3.33%) whereas children with mental retardation has 24 children with normal perimeter head (40%), 36 children with microcephaly (60%) and no one with macrocephaly. Shape of the head in normal children has a normal head shape is 56 children (93.3%), trigonocephaly is 3 children (5%), frontal bossing is 1 children (1,67%), and no one has a brachiocephaly and occiptical bossing head shape. In mental retardation (RM) children that has a normal head shape is 49 children (81.67%), trigonocephaly is 3 children (5%), frontal bossing is 4 children (6,67%), brachiocephaly is 1 children (1,67%) and ociiptical bossing is 3 children (5%). The result of Chi-Square test for test the differences of the perimeter head indicates p= 0.00 and for test the differences of head shape indicates p= 0.53. in conlusion, there are significant differences on the perimeter head of normal children and mental retardation (RM) children and no significant differences for head shape between normal children and mental retardation (RM) children.

Keywords: morphology of the head, normal children, mental retardation

Page 3: Jurnal Berkala Kedoktera

3

PENDAHULUAN

Retardasi mental (RM) merupakan masalah yang sering dijumpai di negara

berkembang maupun di negara maju. Menurut WHO, di negara Belanda 2,6% dan di negara

Inggris 1-8% penduduknya mengalami keterbelakangan mental. Depdiknas tahun 2009

terdapat 50.000 ribu anak retardasi mental yang terdaftar pada SLB di seluruh Indonesia (1).

RM ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang sejak masa perkembangan. Secara

klinik retardasi mental tidak bisa ditegakkan hanya dengan mengandalkan ukuran IQ, tetapi

juga perlu memperhatikan faktor pendukung berupa penanda fisik seperti morfologi atau

dismorfologi (2,3).

Morfologi adalah ilmu mengenai bentuk dan struktur organisme khususnya pada bagian

tertentu. Morfologi kepala pada anak RM dapat ditemukan berbeda dengan anak normal

lainnya. Morfologi kepala pada penderita RM yang perlu diperhatikan adalah bentuk kepala

dan ukuran lingkar kepala (4).

Pengukuran lingkar kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Ukuran lingkar kepala dapat dihubungkan

dengan volume otak dan tulang tengkorak.Anak dengan microcephaly lebih mungkin untuk

memiliki kondisi neurologis tertentu (5,6).

Deteksi anak-anak RM umumnya berdasarkan penilaian akademis dan psikomotor

ketika mereka memasuki usia sekolah. Penilaian aspek fisik (morfologi) pada anak RM

diharapkan dapat membantu menegakkan diagnosis dini sehingga dapat melakukan intervensi

agar pertumbuhan anak pada tahap selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

Page 4: Jurnal Berkala Kedoktera

4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik

pendekatan cross-sectional. Populasi adalah murid SDN Teluk Dalam 3 Banjarmasin dan

anak RM di SLB-C yang terdaftar di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan di

Banjarmasin. Sampel adalah murid SDN Teluk Dalam 3, dan murid SLB-C Dharma Wanita

Persatuan Provinsi Kalimantan Selatan, SLB-C Paramita Graha, dan SDLBN Pelambuan 6.

Sampel minimal yang diambil sebanyak 30 orang untuk jenis kelamin perempuan dan laki-

laki pada masing-masing kelompok yang diwajibkan untuk metode komperatif menurut Gay

dan Dhiel (7).

Sampel anak normal dengan diambil dengan metode purposive random sampling,

sampel anak RM diambil dengan metode purposive sampling. Dengan kriteria inklusi sebagai

berikut,berumur 8-12 tahun dan tidak mengalami trauma yang mengubah bentuk dan ukuran

lingkar kepala

Instrumen pada penelitian ini adalah alat pengukur (pita meteran), lembaran kertas

informed consent, kamera, dan formulir pemeriksaan penderita retardasi mental. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah anak normal dan penderita RM. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah morfologi kepala.

Variabel dalam penelitian ini memiliki definisi operasional sebagai berikut, morfologi

kepala adalah bentuk dan struktur organisme pada bagian tertentu. Morfologi kepala pada

anak SDN dan SLB-C yang dinilai dalam penelitian ini meliputi bentuk kepala dan ukuran

lingkar kepala. Bentuk kepala adalah tampilan bentuk kepala yang dinilai dengan cara

inspeksi (pengamatan) dari sisi frontal dan sisi lateral. Hasil inspeksi (pengamatan) di

kelompokan menjadi 2, yaitu bentuk kepala normal (normocephaly) dan bentuk kepala

abnormal, meliput trigonocephaly yaitu tampilan bentuk kepala dilihat dari frontal tampak

Page 5: Jurnal Berkala Kedoktera

5

berbentuk segitiga karena ukuran lingkar kepala yang lebih dari normal (macrocephaly) tidak

proporsional dengan bentuk wajah yang kecil dan tajam, brachiocephaly yaitu tampilan dari

sisi lateral berupa bentuk kepala yang memipih dimana diameter interparietal tidak

proporsional dengan diameter fronto occipital, frontal bossing yaitu tulang tengkorak yang

tampak seperti penonjolan kepala pada bagian depan karena mengalami hyperostosis yaitu

penumpukan simetris yang membentuk tulang rendah yang menyerupai lengkungan kepala,

occipital bossing yaitu lengkungan kepala sehingga tampak seperti penonjolan kepala pada

bagian belakang kepala diakibatkan oleh fusi prematur pada sutura sagitalis anterior.

Ukuran lingkar kepala diukur mulai dari frontal sampai ke occipital dengan

menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter (cm), kemudian dimasukan kedalam kurva

Nellhaus. Ukuran kepala dikelompokan menjadi 2 yaitu, katagori lingkar kepala normal,

meliputi Normocephaly,bila berada di dalam “jalur hijau” dan kategori lingkar kepala

abnormal,meliputi Microcephaly adalah lingkar kepala – 2 SD (standar deviasi) berada di

bawah “jalur hijau” dan Macrocephaly adalah lingkar kepala + 2 SD (standar deviasi) berada

di atas “jalur hijau”.

Anak normal adalah anak yang pertumbuhan dan perkembanganya tidak mengalami

gangguan maupun keterbelakangan yang bersekolah di SDN Teluk Dalam 3 ditingkat SD

baik itu dari kelas 1 SD sampai dengan 6 SD. Anak retardasi mental adalah anak

pertumbuhan dan perkembangannya mengalami gangguan, yang bersekolah di SLB-C di

tingkat SD di SLB-C Banjarmasin yang meliputi tiga sekolah yaitu SLB-BC Dharma Wanita

Persatuan Provinsi Kalimantan Selatan, SLB-BC Paramita Graha, dan SDLB N Pelambuan 6

Banjarmasin.

Prosedur dalam penelitian ini tahap persiapan, surat permohonan ijin penelitian di

Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan, kemudian Permohonan izin kepada kepala sekolah

Page 6: Jurnal Berkala Kedoktera

6

atau orangtua anak normal dan RM dan selanjutnya mengisi informed consent sebagai

pernyataan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, maka dilakukan

inspeksi terhadap bentuk kepala normal, brachiocephaly, trigonocephaly, frontal bossing

atau occipito bossing. Hasil pengukuran lingkar kepala dikelompokkan menjadi normal,

microcephaly, atau macrocephaly. Pemeriksaan inspeksi dan pengukuran ini dilakukan

dibawah pengawasan dan bimbingan tim dokter (pembimbing) dari bagian Biologi FK

UNLAM.

Data diambil dari hasil pengamatan bentuk kepala dan pengukuran lingkar kepala anak

normal dan anak RM. Data yang telah didapatkan diuji statistik. Data yang terkumpul

dilakukan pengolahan data menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat derajat

kepercayaan 95 %.

Penelitian ini dilakukan di 4 tempat, yaitu : SDN Teluk Dalam 3, SLB-C Dharma

Wanita Persatuan Provinsi Kalimantan Selatan, SLB-C Paramita Graha dan SDLBN

Pelambuan 6. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang perbedaan morfologi kepala antara anak normal dan penderita

retardasi mental pada satu SDN dan tiga SLB-C di Banjarmasin telah dilakukan pada bulan

Juli 2011. Jumlah sampel anak normal maupun penderita retardasi mental adalah 120 anak.

Penelitian morfologi kepala yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar kepala dan

pengamatan bentuk kepala anak, yang dibagi berdasarkan kelompok anak normal dan anak

RM.

Ukuran lingkar kepala pada anak normal berdasarkan kurva menurut usia dan jenis

kelamin untuk mengetahui kategori lingkar kepala meliputi normocephaly, microcephaly,

Page 7: Jurnal Berkala Kedoktera

7

macrocephaly. Untuk kategori lingkar kepala pada anak normal didapatkan hasil seperti pada

gambar di bawah ini.

normocephaly 90%microcephaly 6,67%macrocephaly 3,33%

Gambar 5.1 Hasil Pengukuran Lingkar Kepala

Berdasarkan gambar 5.1, hasil pengukuran lingkar kepala pada anak normal yang

dimasukkan ke dalam kurva standar lingkar kepala , didapatkan hasil dari 60 anak sebanyak

54 anak (90%) memiliki lingkar kepala normal, 4 anak (6.67%) memiliki ukuran lingkar

kepala < 2 SD atau yang disebut dengan microcephaly, dan 2 anak (3.33%) memiliki ukuran

lingkar kepala > 2 SD atau yang disebut dengan macrocephaly.

Berdasarkan penelitian morfologi kepala yang dilakukan, meliputi penelitian tentang

bentuk kepala. Hasil mengenai bentuk kepala pada anak normal dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

normal 93.3%

brachiocephaly 0%

trigonocephaly 5%

occipital bossing 0 %

frontal bossing 1.67%

Gambar 5.2 Bentuk Kepala pada Anak Normal

Berdasarkan gambar 5.2, hasil pengamatan bentuk kepala pada anak normal dibagi

menjadi bentuk kepala normal, trigonocephaly, brachiocephaly, frontal bossing, occipital

bossing, yaitu dari 60 anak didapatkan 56 anak (93.3%) memiliki bentuk kepala normal, 3

anak (5%) memiliki bentuk kepala trigonocephaly, 1 anak (1,67%) memiliki bentuk kepala

Page 8: Jurnal Berkala Kedoktera

8

frontal bossing, sedangkan yang memiliki bentuk kepala brachiocephaly, occipital bossing,

tidak ditemukan pada anak normal.

Ukuran lingkar kepala pada anak retardasi mental berdasarkan kurva menurut usia

dan jenis kelamin untuk mengetahui kategori lingkar kepala meliputi normocephaly,

microcephaly, macrocephaly. Untuk kategori lingkar kepala pada retardasi mental didapatkan

hasil seperti pada gambar di bawah ini.

normocephaly 40%microcephaly 60%macrocephaly 0%

Gambar 5.3 Hasil Pengukuran Lingkar Kepala

Berdasarkan gambar 5.3, yaitu hasil pengukuran lingkar kepala pada anak RM yang

dimasukan ke dalam kurva standar lingkar kepala anak sesuai umur dan jenis kelamin,

didapatkan hasil dari 60 anak sebanyak 24 anak (40%) memiliki lingkar kepala normal

seperti pada anak umumnya, 36 anak (60%) memiliki ukuran lingkar kepala < 2 SD atau yang

di sebut dengan microcephaly sedangkan yang memilviki ukuran lingkar kepala > 2 SD atau

yang disebut dengan macrocephaly tidak ditemukan pada anak penderita retardasi mental.

Bentuk kepala pada anak RM dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

normal 81.67%

brachiocephaly 1.67 %

trigonocephaly 5%

occipital bossing 5%

frontal bossing 6.67%

Gambar 5.4 Bentuk Kepala pada Anak Retardasi Mental

Page 9: Jurnal Berkala Kedoktera

9

Berdasarkan gambar 5.4, hasil pengamatan bentuk kepala pada anak RM dibagi

menjadi bentuk kepala normal, trigonocephaly, brachiocephaly, frontal bossing, occipital

bossing, yaitu dari 60 anak didapatkan 49 anak (81.67 %) memiliki bentuk kepala normal, 1

anak (1.67%) memiliki bentuk kepala brachiocephaly, 3 anak (5%) memiliki bentuk kepala

trigonocephaly, 3 anak (5%) memiliki bentuk kepala occipital bossing, dan 4 anak (6.67%)

memiliki bentuk kepala frontal bossing.

Penelitian morfologi kepala yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar kepala, yang

dibagi berdasarkan kelompok anak normal dan anak RM seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1Kategori Lingkar Kepala pada Anak Normal dan Anak Retardasi Mental

Normal Microcephaly Macrocephaly Total

AnakNormal 54 4 2 60

RM 24 36 0 60

Setelah dilakukan uji normalitas, hasil pada tabel di atas selanjutnya dikelompokan

menjadi normal dan abnormal (microcephaly dan macrocephaly) untuk diuji dengan uji Chi-

Square. Hasil uji Chi-square menunjukan nilai p = 0.00, yang berarti terdapat perbedaan

bermakna antara ukuran lingkar kepala anak normal dengan anak RM.

Hasil pengukuran lingkar kepala dalam hasil penelitian ini secara umum tampak

perbedaan, pada anak normal diperoleh kategori lingkar kepala terbanyak adalah normal,

sedangkan pada anak RM kategori lingkar kepala yang terbanyak adalah microcephaly.

Gangguan perkembangan otak biasanya terjadi karena gangguan kromosom atau

gangguan saat hamil. Semua gangguan otak pada saat hamil dan awal pertumbuhan dapat

mencetuskan terjadinya microcephaly. Normalnya, otak manusia akan selalu tumbuh sampai

umur sekitar 18 tahun. Tulang kepala kita akan mengikuti pertumbuhan otak dengan terus

bertambah besar bila otak masih tumbuh. Puncak pertumbuhan otak di 3 tahun pertama

Page 10: Jurnal Berkala Kedoktera

10

kehidupan, bila ada gangguan pertumbuhan otak, tulang tengkorak tidak akan tumbuh

sehingga kepala orang itu tampak kecil (8).

Seorang anak dengan microcephaly mungkin memiliki kemampuan yang normal untuk

berpikir dan memahami. Setiap anak berbeda dan adanya gangguan dapat mempengaruhi

anak-anak dengan cara yang berbeda pula. Ada dua jenis microcephaly; primer dan sekunder.

Kedua jenis microcephaly memiliki kepala kecil, namun gejala lain yang tidak sama (8,9).

Microcephaly primer adalah microcephaly yang diturunkan secara genetik.

Microcephaly sekunder (berkembang kemudian) dapat memiliki berbagai gejala tergantung

pada kondisi yang menyebabkan gangguan tersebut. Microcephaly sekunder hadir ketika

terdapat kondisi lain yang mengarah keukuran lingkar kepala yang kecil. Beberapa kondisi

ini seperti, sindrom Down, meningitis bakteri, kekurangan oksigen setelah paparan kelahiran

dan kehamilan dengan narkoba dan alcohol (9).

Macrocephaly dapat dibagi menjadi: sindromik, nonsyndromik dan nongenetik

varietas. Sindromic macrocephaly ialah suatu keadaan dimana terdapat kelainan lain baik itu

kelainan fisik maupun perilaku yang berhubungan dengan otak yang membesar, kelainan ini

menciptakan pola yang dikenali dengan malformasi atau sindrom (10)

Nonsyndromic macrocephaly adalah kondisi otak yang membesar dimana merupakan

kelainan dominan yang tidak berhubungan dengan sifat fisik lainnya atau malformasi. Efek

sekunder berupa perubahan kraniofasial kecil dapat hadir, perubahan ini mungkin termasuk

dahi yang menonjol atau tinggi dan bentuk kepala yang panjang. Nongenetik macrocephaly

disebabkan oleh efek sekunder dari peristiwa lingkungan yang berkaitan dengan neonatal

intraventrikular seperti perdarahan atau infeksi (10)

Kelainan lingkar kepala pada anak RM yang banyak ditemukan adalah microcephaly.

Pada anak retardasi mental, hal ini dapat dihubungkan dengan penyebab timbulnya retardasi

Page 11: Jurnal Berkala Kedoktera

11

mental yang diklasifikasikan menjadi kelainan pada masa prenatal, perinatal dan postnatal.

Kelainan retardasi mental yang ditimbulkan pada masa kehamilan atau yang disebut prenatal

dapat dibagi menjadi dua yaitu kelainan genetik dan kelainan karena faktor eksternal.

Kelainan genetik dapat meliputi kelainan kromosom, malformasi karena mikrodelesi,

subtelomerik delesi, mutasi monogenik, kelainan autosomal dominan, kelainan autosomal

recessive, retardasi mental multifaktorial, gangguan mitokondria, dan X linked mental

retardation. Kelainan karena faktor eksternal dapat disebabkan karena infeksi maternal,

toksin, toksemia dan insufiensi plasenta, dan dapat pula disebabkan hal yang lainnya seperti

radiasi dan trauma (11).

Kelainan retardasi mental yang disebabkan pada masa perinatal dapat disebabkan

karena adanya infeksi seperti meningitis dan herpes dan gangguan kelahiran seperti asfiksia.

Kelainan pada saat postnatal dapat disebabkan karena infeksi, toksin, gangguan susunan saraf

pusat lainnya, dan gangguan psikososial (11).

Sebagian tampilan morfologi kepala pada penelitian ini memiliki sejumlah persamaan

dengan temuan-temuan klinis pada sejumlah sindrom. Sindrom-sindrom yang disertai dengan

retardasi mental adalah sindrom Fragile X, sindrom Down, sindrom Cockayne, sindrom cri

du chat, sindrom Angelman, sindrom Williams, dan sindrom 18p (12).

Penderita sindrom 18p dan sindrom down biasanya mempunyai ukuran lingkar kepala <

2 SD atau yang biasa disebut microcephaly, sindrom Down merupakan kelainan genetik yang

terjadi pada kromosom 21, sedangkan sindrom 18p merupakan sindrom yang terjadi karena

hilangnya kromosom 18 lengan pendek, sindrom ini sangat jarang terjadi sehingga sulit untuk

dikenali (12).

Hasil penilaian bentuk kepala pada anak normal dan anak retardasi mental didapatkan

hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Page 12: Jurnal Berkala Kedoktera

12

Tabel. 5.2 Bentuk Kepala pada Anak Normal dan Anak Retardasi Mental

AnakNorm

alBrachiocepha

lyTrigonocepha

ly

Occipital

Bossing

Frontal Bossin

g

Total

Normal

56 0 3 0 1 60

RM 49 1 3 3 4 60

Setelah dilakukan uji normalitas, hasil pada tabel di atas selanjutnya dikelompokan

menjadi normal dan abnormal (brachiocephaly, trigonocephaly, occipital bossing, dan frontal

bossing) untuk selanjutnya diuji dengan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-square menunjukan

nilai p = 0.053, yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antara bentuk kepala anak

normal dengan anak RM.

Secara deskriptif, hasil penelitian menunjukan bentuk kepala anak RM bervariasi antara

bentuk normal dan abnormal (dismorfologi). Dismorfologi atau kelainan bentuk kepala yang

biasa di temukan pada anak retardasi mental adalah brachiocephaly, trigonocephaly, frontal

bossing, dan occipital bossing. Kelainan bentuk kepala secara embriogenesis berbeda-beda

tergantung dari jenis-jenis kelainannya. Frontal bossing dan parietal bossing disebabkan

karena penumpukan simetris yang membentuk tulang rendah pada bagian lengkung kepala

depan dan bagian samping kepala. Kasus parietal bossing disebabkan karena tulang parietal

mencembung tinggi dan sering disebut dengan kelainan kepala trigonocephaly, sedangkan

pada kasus frontal bossing, bagian tulang tengkorak yang terlihat tinggi yaitu di atas dahi dan

kedua sisi dari garis tengah, hampir vertikal di atas orbit. Frontal bossing harus dibedakan

dari ciri khas sederhana dahi, yaitu seluruh tonjolan alis maju tetapi tidak berbeda jauh

dengan tonjolan tulang frontalnya (12).

Kelainan bentuk kepala tersebut di atas dapat ditemui pada berbagai sindrom, seperti

sindrom Down, sindrom Angelman dan sindrom Turner. Kelainan kepala pada sindrom Down

Page 13: Jurnal Berkala Kedoktera

13

dan sindrom Angelman dapat berupa brachiocephaly, dan pada sindrom Turner dapat berupa

kelainan kepala berupa trigonocephaly (12).

Penelitian yang dilakukan (Annisa) 2010 di SLB Semarang mengenai morfologi kepala

didapatkan hasil dari 241 kelainan dismorfologi yang dimiliki seluruh subjek penelitian.

Tercatat, bagian tubuh yang memiliki variasi dismorfologi paling banyak adalah bagian

kraniofasial (13).

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa simpulan, yaitu:

1. Hasil pengukuran lingkar kepala pada anak normal didapatkan sebagian besar

normocephaly. Sedangkan pada anak RM didapatkan sebagian bedar microcephaly.

2. Hasil penilaian bentuk kepala pada anak normal didapatkan bentuk kepala normal

sebanyak 56 anak, trigonocephaly 3 anak, frontal bossing 1 anak. Sedangkan pada anak

RM didapatkan bentuk kepala normal 49 anak, trigonocephaly 3 anak, frontal bossing 4

anak, brachiocephaly 1 anak dan occipital bossing 3 anak.

3. Terdapat perbedaan bermakna antara ukuran lingkar kepala anak normal dengan anak

RM (p=0.00) dan uuntuk bentuk kepala tidak terdapat perbedaan bermakna antara

bentuk kepala anak normal dengan anak RM (p=0.053).

Disarankan perlu penelitian lebih lanjut tentang penyebab retardasi mental sehingga

dapat dilihat kesesuaian morfologi yang ditemukan dengan kemungkinan penyebabnya.

Apabila penelitian semacam ini dikumpulkan, diharapkan dapat menjadi

cikal bakal database dismorfologi Indonesia untuk lebih mempermudah

diagnosis dini pada anak RM.

Page 14: Jurnal Berkala Kedoktera

14

DAFTAR PUSTAKA

1. American ASSOCIATION on Mental Retardation. Mental retardation: definition, classification, and systems of supports. 10th ed.Washington, DC: American Association on MentalRetardation, 2002.

2. Sadock BJ, VA Sadock. Mental retardation in kaplan &sadock’s synopsis of psychiatry, London: Lippincott & William, 2002.

3. Moeschler JB, M Shevell, the Committee on Genetics. Clinical genetic evaluation of the child with mental retardation or developmental delays. Pediatrics 2006; 117: 2304-2316.

4. Dorland N. Kamus kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC, 2002; 1377.

5. Chamidah AN. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jakarta: EGC, 2002.

6. Connell EJ, RH Feldt, GB Stickler. Head circumference, mental retardation and growth failure. Pediatrics 2000; 36: 62-66.

7. Silalahi AG. Metodelogi penelitian dan studi kasus. Sidoarjo: Citra Medika, 2003.

8. Abuelo D. Microcephaly Syndromes. Pediatric Neurology 2007; 14: 118-127.

9. Woods CG, J Bond, W Enard. Autosomal recessive primary microcephaly (MCPH): A review of clinical, molecular and evolutionary findings. Am J Hum Genet 76:717-728, 2005.

10. Williams C. Macrocephaly Syndromes. Division Of Pediatric Genetics and Metabolism 2008; 20:1-4.

11. Kaski M. Aetiology of mental retardation: General issues and prevention. In:Gelder MG, López-Ibor JJ, Andreasen N, editors. New Oxford textbook ofpsychiatry. New York: Oxford University Press; 2000.

12. Firth HV, JA Hurst. Oxford desk reference clinical genetics. In: Hall JA, editors. Oxford Desk Reference. New York: Oxford University; 2005.

13. Salamah A. Evaluasi dismorfologi dan analisis kromosom pada siswa retardasi mental di SLB Negeri Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2010.