jurnal baru
DESCRIPTION
contoh jurnal baruTRANSCRIPT
-
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 1
TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PADA PT. PLN (Persero) AREA PADANG
Titin Sukma Tanjung
1), Yosi Yulia, SE, MM, Ak
2) , Dessy Haryani, SE, MM,Ak
3)
1)Akuntansi, UPI YPTK, Padang
email: [email protected]
2) Akuntansi, UPI YPTK, Padang
email: [email protected]
3) Akuntansi, UPI YPTK, Padang email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara penyajian Laporan Keuangan pada
PT. PLN (Persero) Area Padang dengan penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan PSAK
No. 1. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dan dianalisis
dengan membandingkan antara Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) dengan Laporan
Keuangan PSAK No. 1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT.
PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan yang
telah di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan, meskipun ada perkiraan-perkiraan akuntansi
yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1). Laporan Keuangan PT.
PLN (Persero) yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Komprehensif.
Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan agar menerapkan Standar Akuntansi
Keuangan sepenuhnya agar Laporan Keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi
semua pihak.
Kata kunci : PSAK No. 1, Laporan Keuangan
Nama File Journal : 09101155110116_Titin Sukma Tanjung_Akuntansi
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah
Dengan perubahan standar
akuntansi di Indonesia dari tahun 1994
sampai sekarang membuat banyak
perubahan yang terjadi pada perubahan
standar akuntansi keuangan di Indonesia dari
tahun 1994-2013. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.1
Laporan Keuangan harus menyajikan secara
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
perubahan ekuitas , dan arus kas perusahaan
dengan menerapkan PSAK secara benar
disertai pengungkapan yang diharuskan
PSAK dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan
untuk menghasilkan penyajian yang wajar
walaupun pengungkapan tersebut tidak
diharuskan oleh PSAK.
Dengan adanya perubahan standar
akuntansi dari tahun 1994 sampai tahun
2013, buku Standar Akuntansi ( SAK ) terus
di revisi secara berkesinambungan, baik
berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru. Proses revisi
dilakukan sebanyak 6 kali, pada tahun 2006
dalam kongres IAI ditetapkan bahwa
konvergensi penuh IFRS akan di selesaikan,
Namun dalam perjalanannya ternyata tidak
mudah. Dalam IFRS adanya perubahan
dalam istilah yaitu neraca menjadi Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi
menjadi Laporan Laba Rugi Komperhensif,
dan tambahan Laporan Posisi Keuangan
Awal.
Pada umumnya laporan keuangan
digunakan oleh perusahaan yang berskala
besar maupun yang berskala kecil untuk
mengetahui perkembangan dan
kelangsungan usaha perusahaan ke depan
(going concern). Laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses
pencatatan,penggabungan,pengikhtisaran
semua transaksi yang di lakukan oleh
perusahaan dengan seluruh pihak yang
terkait dengan kegiatan usahanya dan
peristiwa penting yang terjadi di dalam
perusahaan. Laporan keuangan menyediakan
-
informasi tentang posisi keuangan
perusahaan. Laporan keuangan harus
disajikan secara wajar,transparan,mudah
dipahami dan dapat di perbandingkan
dengan tahun sebelumnya ataupun antar
perusahaan sejenis. Adanya Fenomena
bahwa Laporan keuangan yang disusun oleh
perusahaan tidak sepenuhnya berdasarkan
standar dan prinsip akuntansi yang berlaku,
tetapi Laporan keuangan pada perusahaan
hanya mengacu kepada standar dan prinsip
akuntansi dalam penyusunan Laporan
Keuangannya. Begitu juga sebaliknya jika
Laporan Keuangan yang disusun tidak
berdasarkan standar dan prinsip yang
berlaku maka akan dipertanyakan tingkat
keandalan dan relevansinya serta akan
menyesatkan penggunanya.
Era globalisasi dunia usaha
semakin berkembang pesat dengan
banyaknya perusahaan-perusahaan baru
yang saling bermunculan sehingga
mendorong perusahaan untuk lebih efisien
dan selektif dalam beroperasi sehingga
tujuan perusahaan dalam mencapai laba
yang tinggi dalam jangka panjang bisa
terwujud. Perusahaan sebagai organisasi
profit oriented untuk selalu meningkatkan
kuantitas serta kualitas usahanya sehingga
keuntungan yang diharapkan akan tercapai.
Sebagai pihak manajemen dituntut untuk
mengantisipasi kondisi seperti ini dengan
selalu mengintrospeksi kondisi perusahaan
terutama dari segi financialnya, karena hal
tersebut memegang kunci hidup matinya
perusahaan.
PT. PLN (Persero) Area Padang
merupakan tenaga listrik sebagai sumber
daya produksi maupun sebagai kebutuhan
kehidupan sehari-hari mempunyai peranan
penting dalam menunjang pembangunan.
Tujuan utama pengembangan PT. PLN
(Persero) Area Padang meningkatkan tarif
hidup masyarakat yang semakin terasa
penting dan harus diperbaiki pada tingkat
yang lebih terjamin dan merupakan
tanggung jawab pola bagi pembangunan
nasional untuk mengalihkan perekonomian
dari yang bersifat agraris menuju
perekonomian dari yang bersifat industri.
Melihat situasi demikian, maka
dicoba untuk melakukan studi kasus pada
PT. PLN (Persero) Area Padang guna
mengetahui Penerapan PSAK No.1 terhadap
penyajian Laporan Keuangan perusahaan
yang ditujukan kepada para pengguna atau
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
laporan keuangan.
Berdasarkan uraian tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan
menuangkan hasilnya yang berjudul
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN PT. PLN (PERSERO)
AREA PADANG.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan maka dapat dirumuskan
masalah yaitu Apakah PT. PLN ( Persero )
Area Padang telah sepenuhnya menerapkan
PSAK No. 1 pada penyusunan laporan
keuangan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis penerapan PSAK No.1 dalam penyusunan
laporan keuangan sebagai bentuk
pelaporan keuangan di PT. PLN (
Persero ) Area Padang.
2. Melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
Fakultas Ekonomi Universitas
Putra Indonesia Program Strata I.
1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat dari berbagai
pihak, yitu :
a. Bagi penulis Dapat membandingkan bagaimana cara
PT. PLN ( Persero ) Area Padang
dalam menganalisa laporan
keuangannya dengan teori yang
diperoleh dibangku perkuliahan.
b. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan
masukan untuk melakukan perbaikan,
penyempurnaan dimasa yang akan
datang bagi PT. PLN (Persero) Area
Padang.
c. Bagi Umum Dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan bahan acuan.
-
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2011:07) Laporan Keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Laporan Keuangan juga menunjukan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sember daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Menurut Irham (2012:2) Laporan
keuangan adalah produk akhir dari akuntansi
yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut
oleh pihak yang berkepentingan sebelum
mengambil keputusan.
Menurut Kasmir (2011:7) Laporan
Keuangan adalah laporan yang menunjukan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu.
Menurut Harahap (2010:201)
laporan keuangan merupakan output dan
hasil proses akuntansi yang menjadi bahan
informasi bagi para pemakainya sebagai
salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Menurut Nordiawan Deddi
(2007:151) Laporan keuangan merupakan
bentuk pertanggungjawaban atas
kepengurusan sumber daya ekonomi yang
dimiliki oleh suatu entitas laporan keuangan
yang diterbitkan harus disusun berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku agar laporan
keuangan tersebut dapat dibandingkan
dengan laporan periode sebelumnya atau
dibandingkan dengan laporan keuangan
entitas yang lain.
Menurut Walter T. Harrison, dkk
(2011:2) Laporan keuangan adalah dokumen
bisnis yang digunakan perusahaan untuk
melaporkan hasil aktivitasnya kepada
berbagai kelompok pemakai, yang dapat
meliputi manajer, investor, kreditor dan agen
regulator.
2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2011:6) Laporan Keuangan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen yang
meliputi :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
Laporan posisi keuangan minimal
mencakup penyajian jumlah pos-pos
berikut:
a. Aset tetap b. Properti investasi c. Aset tidak berwujud d. Aset keuangan e. Investasi dengan menggunakan
metode ekuitas
f. Aset biolojik g. Persediaan h. Piutang dagang dan piutang
lainnya
i. Kas dan setara kas j. Total aset yang diklasifikasikan
sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang termasuk
dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai yang
dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
k. Utang dagang dan terutang lainnya l. Kewajiban diestimasi m. Liabilitas keuangan n. Liabilitas dan aset untuk pajak kini
sebagaimana didefenisikan PSAK
46.
o. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefenisikan PSAK
46.
p. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai yang
dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
q. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari
ekuitas.
r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk.
2. Laba rugi komprehensif selama periode Entitas menyajikan seluruh seluruh pos
pendapatan dan beban yang diakui
dalam suatu periode:
1. Laporan laba rugi bentuk tunggal (terpisah)
Laporan laba rugi komprehensif,
sekurang-kurang nya mencakup
penyajian jumlah pos-pos berikut
selama satu periode.
a. Pendapatan b. Biaya keuangan c. Bagian laba rugi dari entitas
asosiasi dan joint ventures
yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
-
e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
1. Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan
2. Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui
dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk
menjual atau dari pelepasan
aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka
operasi yang dihentikan.
f. Laba rugi g. Setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain
yang diklasifikasikan sesuai
dengan sifat.
h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas
asosiasi dan joint ventures
yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas.
i. Total laba rugi komprehensif. 2. Laporan perubahan ekuitas selama
periode
Entitas menyajikan laporan perubahan
ekuitas yang menunjukan:
a. Total laba rugi komperhensif selama suatu periode, yang menunjukan
secara terpisah total jumlah yang
dapat daitribusikan secara terpisah
total jumlah yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan
kepada kepentingan non-pengendali.
b. Untuk tiap komponen akuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif
atau penyajian kembali sesuai dengan
PSAK No 25.
c. Untuk setiap komponen ekuitas,rekonsiliasi antara jumlah
tercatat pada awal dan akhir periode,
secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang
timbul dari:
1. Laba rugi 2. Masing-masing pos pendapatan
komprehensif lain.
3. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, yang menunjukan
secara terpisah kontribusi dari
pemilik dan distribusi kepada
pemilik dan perubahan hak
kepemilikan pada entitas anak
yang tidak menyebabkan
hilang pengendalian.
Entitas menyajikan, baik dalam
laporan perubahan ekuitas atau dalam
catatan atas laporan keuangan,
jumlah dividen yang diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama
periode, dan nilai dividen per saham.
Perubahan ekuitas entitas diantara
awal dan akhir periode pelaporan
mencerminkan naik turunnya aset
neto entitas selama periode. Kecuali
untuk perubahan yang timbul dari
transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik (seperti
kontribusi modal, akuisisi kembali
instrumen ekuitas entitas dan dividen)
dan biaya transaksi secara langsung
berkaitan dengan transaksi tersebut,
perubahan keseluruhan ekuitas
selama periode yang menggambarkan
jumlah total pendapatan dan beban
(termasuk keuntungan dan kerugian)
yang diakibatkan oleh aktivitas
entitas selama periode tersebut.
3. Laporan arus kas selama periode Informasi arus kas memberikan dasar
bagi penggunalaporan keuanganuntuk
menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkankas dan setara kas dan
kebutuhan entitas dalam menggunakan
arus kas tersebut.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan
menyajikan, (a) informasi tentang dasar
penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi, (b)
mengungkapakan informasi yang
disyaratkan SAK yang tidak disajikan di
bagian manapun dalam laporan
keuangan. Entitas sepanjang praktis,
menyajikan catatan atas laporan
keuangan secara sistematis, entitas
membuat referensi saling atas masing-
masing pos dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi
komperhensif, laporan laba rugi terpisah,
laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas untuk informasi yang
berhubungan dalam catatan atas laporan
keuangan.
-
5. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
2.3.1 Sifat Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2011:14) sifat dan keterbatasan
laporan keuangan adalah :
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. Oleh
karena itu laporan keuangan tidak di
anggab sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan di maksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian.
5. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa
atau transaksi dari pada bentuk
umumnya atau formalitas.
6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis
dan diasumsikan memenuhi bahasa
teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
Menurut Kasmir (2011:11) dalam
praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:
a. Bersifat Historis Laporan keuangan dibuat dan
disusun dari data masa lalu atau
masa yang sudah lewat dari masa
sekarang.
b. Menyeluruh Laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya lapaoran
keuangan disusun sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2.3.2 Keterbatasan Laporan Keuangan Kasmir (2011:16)
Laporan keuangan yang disusun
pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut
ini beberapa keterbatasan laporan keuangan
yang dimiliki perusahaan.
Pembuatan laporan keuangan
disusun berdasarkan sejarah, dimana data-
data yang diambil dari data masa lalu.
Laporan keuangan dibuat umum,
artinya untuk semua orang, bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
Proses penyusunan tidak terlepas
dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
Laporan keuangan bersifat konservatif
dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Laporan keuangan selalu berpegang teguh
kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwayang terjadi
bukan kepada sifat formalnya.
Keterbatasan laporan keuangan
tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang
harus dilakukan agar dapat menunjukan
kejadian yang mendekati sebenarnya,
meskipun perubahan berbagai kondisi dari
berbagai sektor terus terjadi.
2.4 PSAK No. 1
2.4.1 Kerangka PSAK No. 1
Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2011:01) kerangka dasar PSAK
No.1 merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bagi para penggunan eksternal. Kerangka
dasar ini membahas laporan keuangan untuk
tujuan umum ( general purpose financial
statements) yang di sebut laporan keuangan
termasuk laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan disusun dan disajikan
sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kebutuhan sejumlah besar
pengguna. Beberapa diantara penggunan
berhak untuk memperoleh informasi
tambahan disamping yang tercakup dalam
laporan keuangan. Namun demikian, banyak
pengguna sangat bergantung pada laporan
keuangan sebagai sumber utama informasi
keuangan dan karena itu laporan keuangan
tersebut seharusnya disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan kebutuhan
mereka.
Standar akuntansi berisikan
pedoman penyusunan laporan keuangan.
-
Standar akuntansi terdiri atas kerangka
konseptual penyusunan laporan keuangan
dan penyertaan standar akuntansi. Kerangka
konseptual berisikan tujuan, komponen
laporan, karakteristik kualitatif dan asumsi
dalam penyusunan laporan keuangan.
Sedangkan, Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk
penyusunan laporan, pengaturan transaksi
atau kejadian, dan komponen tertentu dalam
laporan keuangan.
Tujuan Penerapan PSAK No. 1
Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2011:01) tujuan penerapan
PSAK No.1 adalah untuk menetapkan dasar-
dasar bagi penyajian laporan keuangan
bertujuan umum yang selanjutnya disebut
laporan keuangan agar dapat dibandingkan
baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas lain. Pernyataan ini
mengatur persyaratan bagi penyajian laporan
keuangan, struktur laporan keuangan, dan
persyaratan minimum isi laporan keuangan.
2.5 Kerangka Fikir
2.6 Hipotesa Dalam melakukan penelitian ini
dapat dibuat hipotesa yaitu diduga laporan
keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang
sudah sesuai dengan PSAK No.1 terhadap
penyajian Laporan Keuangan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Penulis tertarik menulis objek
penelitian pada PT. PLN (Persero) Area
Padang yang beralamat di Jl. Wahidin No.8
Gedung 3 Padang, telepon 0751-7535005,
fax 0751-7535002. Karena perusahaan ini
berperan penting dalam melayani
masyarakat. Dalam mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan dalam pelayanan
pelanggan, pendistribusian tenaga listrik
berikut pembangunannya sesuai kebijakan
perusahaan.
3.2 Variable Penelitian Dalam melakukan penelitian ini
penulis menggunakan variable penelitian:
1. PSAK No.1 2. Laporan Keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang
3.3 Defenisi Operasional Variable
Adapun defenisi Operasional
Variable adalah sebagai berikut :
1. PSAK No.1 Kerangka dasar PSAK No.1
merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi
para penggunan eksternal.
Kerangka dasar ini membahas
laporan keuangan untuk tujuan
umum ( general purpose financial
statements) yang di sebut laporan
keuangan termasuk laporan
keuangan konsolidasi. Laporan
keuangan disusun dan disajikan
sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kebutuhan
sejumlah besar pengguna.
2. Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi
memiliki keterbatasan-keterbatasan
serta prosedur-prosedur yang tidak
dapat dipahami oleh semua pihak,
terutama bagi mereka yang tidak
mempelajari dan memahami
akuntansi.
3.4 Sumber Data dan Teknik
Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis
memperoleh data yang bersumber dari :
1. Data Primer Yaitu data langsung diperoleh dari
sumber-sumber informasi yang
relevan dari perusahaan.
2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari
buku-buku literatur dan bacaan
ilmiah lainnya yang berhubungan
dengan objek yang diteliti guna
untuk melengkapi data primer
mengenai Penerpan PSAK No.1
tentang Laporan Keuangan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang
akurat dan kompeten, maka dalam penelitian
PSAK No. 1
Laporan
Keuangann
-
ini digunakan instrumen penelitian dengan
cara sebagai berikut:
1. Field Research (penelitian lapangan)
Data yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan dengan cara
peninjauan langsung ke lapangan.
Penelitian dilakukan melalui
interview atau wawancara dimana
penulis melakukan tanya jawab
langsung dengan pegawai/pihak
instansi yang terkait, serta
melakukan observasi yaitu penulis
mengadakan pengamatan secara
langsung kepada sumber-sumber
data yang dijadikan objek.
2. Library Research ( Penelitian perpustakaan )
Data diperoleh melalui buku-buku
literature yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti untuk
mendapatkan landasan teoritis.
3.5 Metode Analisis
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis kualitatif dengan metode analisis
deskriptif yaitu alat analisis yang
membandingkan dua segi yang berbeda
antara teori dan praktek perlu dipertemukan
agar dapat diketahui perbedaannya, sejauh
apa perbedaan tersebut, apakah bersifat
prinsipil. Untuk itu dilakukan analisis
perbandingan membandingkan Penyajian
Laporan Keuangan dengan PSAK No.1.
4. Analisis Data dan Hasil 4.1 Pelaporan Keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang
Pada dasarnya tujuan dari
pelaporan keuangan adalah untuk membantu
pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengevaluasi kinerja dari suatu unit bisnis
dan untuk meramalkan kinerjanya pada
masa yang akan datang. Pelaporan keuangan
dapat disajikan dalam penyusunan laporan
keuangan, penyusunan catatan atas laporan
keuangan dan pengungkapannya. PT. PLN
(Persero) Area Padang tidak
menyajikan/tidak menyusun laporan arus kas
dan laporan perubahan akuitas, karena itu
merupakan tugas dari holding.
4.2 Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang
Bagi pengguna eksternal PT. PLN
hanya menyajikan laaporan keuangan dua
jenis yaitu Laporan Posisi Keuangan dan
Laporan L/R Komperhensif. Dalam PSAK
No.1 terdapat lima unsur laporan keuangan,
tetapi pada PT. PLN hanya menyajikan dua
laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau
sering di sebut dengan Neraca merupakan
suatu laporan yang menunjukan posisi
keuangan entitas per periode. Laporan posisi
keuangan harus mengungkapkan jumlah
asset dan jumlah kewajiban yang harus
dibayar. Laporan posisi keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang lebih
memprioritaskan Asset Tetap yang
merupakan penunjang dalam aktivitas
perusahaan.
Laporan posisi keuangan PT. PLN
menggambarkan posisi keuangan mengenai
aset, Desember 2012. Laporan keuangan ini
disusun dengan mengacu kepad PSAK No.1
dan standar yang ada pada PT. PLN.
Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero)
Area Padang per 31 Desember 2012
memiliki Aset sebesar Rp. 792.906.547.815
,Ekuitas Rp. 590.441.842.521, Liabilitas Rp.
202.464.705.294. Rincian atas masing-
masing pos di neraca per 31 Desember 2012.
2. Laporan Laba/Rugi Komprehensif Penyusunan Laporan Laba/Rugi
Komprehensif pada PT. PLN (Persero) Area
Padang berdasarkan Standar Akuntansi yang
berlaku. Pada PSAK No. 1 laporan laba/rugi
komprehensif terbagi atas dua bentuk, yaitu
laporan laba/rugi berbentuk tunggal dan
laporan laba/rugi berbentuk ganda. Dengan
adanya kedua bentuk lapaoran yang
ditetapkan oleh PSAK No. 1, PT . PLN
(Persero) Area Padang juga membentuk dua
bentuk laporan berdasarkan standar
peruahaan, yaitu laporan L/R Per Unsur atau
disebut dengan Laporan berbentuk Tunggal
dan Laporan L/R Per Fungsi atau disebut
dengan Laporan berbentuk ganda.
4.3 Penerapan PSAK No.1 Pada Aset Aset PT. PLN (Persero) Area
Padang yang dilaporkan sudah memenuhi
sebagian besar ketentuan PSAK No. 1, akan
tetapi PT. PLN lebih mendahulukan Aset
-
tetap. Untuk PSAK No. 1 hanya memuat
perlakuan akuntansi spesifik yang terjadi
dalam suatu entitas, sedangkan perlakuan
akuntansi lainnya yang terjadi harus
menyesuaikan dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku.
4.4 Penerapan PSAK No. 1 Pada
Liabilitas
Secara garis besar penyajian dan
pengungkapan liabilitas/kewajiban tidak
sesuai dengan PSAK No. 1. Pada utang
lancar PT. PLN (Persero) Area Padang tidak
mempunyai pinjaman atau tidak memiliki
utang kepada pihak bank, sehingga tidak
dicantumkan ke dalam liabilitas. Tetapi PT.
PLN memiliki hutang usaha kepada pihak
ketiga dan kepada karyawan untuk uang
muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
4.5 Penerapan PSAK No. 1 Pada
Ekuitas
Ekuitas PT. PLN (Persero) Area
Padang tidak sesuai dengan PSAK No. 1
karena PT. PLN merupaka BUMN yang
tidak memiliki modal saham, modal PT.
PLN semuanya bersal dari pemerintah.
4.6 Penerapan PSAK No. 1 Pada
Pendapatan dan Beban
Pelaporan pendapatan PT. PLN
belum sesuai dengan PSAK No. 1 karena
PT. PLN mengunakan laporan laba rugi
yang nama nya berbeda denga PSAK No. 1
yaitu Laporan L/R Per fungsi. Dalam PSAK
No.1 terdapat Laporan L/R Ganda, dimana
laporan L/R ganda tidak diperkenankan
menyajikan pos-pos pendapatan dan beban
sebagai pos luar biasa dalam laporan laba
rugi komprehensif. Perlakuan beban pada
PT. PLN sudah sebagian sesuai dengan
PSAK No. 1.
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian
4.7.1 Penerapan PSAK No. 1 Pada PT.
PLN (Persero) Area Padang
Dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area
Padang telah menggunakan dasar hukum
yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang di atur dalam Standar
Akuntansi Keuangan. Laporan Keuangan
PT. PLN (Persero) telah disajikan sesuai
dengan ukuran-ukuran normanatif untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan Keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang Tahun 2011-2012
yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan
dan Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Laporan keuangan tersebut telah disusun
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
yang memadai, dan isinya telah menyajikan
informasi posisi keuangan, laporan laba rugi
komperhensif secara layak sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian
dan analisa yang telah dikemukakan dalam
bab-bab sebelumnya mengenai Penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK No. 1) tentang penyajian Laporan
Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Area
Padang, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Laporan Keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang telah disajikan sesuai
dengan ukuran-ukuran yang normatif untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
kepada pihak-pihak yang terkait, meskipun
ada perkiraan-perkiraan akuntansi tertentu
yang tidak sesuai dengan PSAK No. 1
1. Dalam penerapan Laporan Keuangan, PT. PLN (Persero)
Area Padang telah menyusun
dan menyajikan laporan
keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi yang berlaku.
2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang telah
menyajikan secara wajar dan
mengungkapkan secara penuh
kegiatan perusahaan.
3. Laporan Keuangan disajikan setiap akhir periode
berjalan/akhir tahun.
4. PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan laporan
keuangan pokok yg sesuai
dengan PSAK No.1 yaitu
berupa Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi
Komprehensif. PT. PLN
(Persero) Area Padang tidak
membuat Catatan Atas Laporan
Keuangan Karena PLN tidak
mempunyai saham.
5. Penyusunan Dalam Laporan Posisi Keuangan PT. PLN
(Persero) Area Padang belum
-
sesuai dengan PSAK No. 1,
Karena PT. PLN lebih
mendahulukan Aset Tetap
sedangkan dalam penyusunan
dalam PSAK No. 1 dimulai dari
Aset Lancar.
6. Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif telah menyajikan
bentuk dua laporan yaitu
laporan Laba Rugi Per Unsur
dan Laporan Laba Rugi Per
Fungsi.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah
diuraikan diatas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut
:
1. Bagi PT. PLN (Persero) Area Padang a) Untuk penyusunan dan penyajian
laporan keuangan tahun berikutnya
diharapkan PT. PLN (Persero)
Area Padang untuk menerapkan
Standar Akuntansi Keuangan
sepenuhnya agar laporan keuangan
yang dihasilkan efektif dan
bermanfaat bagi semua pihak.
b) Beberapa praktik akuntansi yang sudah sesuai dengan PSAK No. 1
diharapkan terus konsisten untuk
diterapkan supaya informasi yang
dihasilkan memiliki daya banding
yang tinggi.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan penelitian selanjutnya lebih
baik lagi dan menghasilkan hasil yang
berbeda untuk dijadikan sebagai bahan
pembandingan.
DASTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate
Accounting. Edisi Kedelapan.
Yogyakarta : Penerbit BPFE.
Deddi, Nordiawan. 2007. Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta : Erlangga.
Fahmi. Irham. 2012. Analisis Laporan
Keuangan. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Harrison, Walter T. 2011. Akuntansi Jilid
Satu. Edisi Tujuh, Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Hanafi, Mamduh M. 2007. Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Penerbit
AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi Kelima.
Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Satandar
Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Kieso. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi
kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Munawir. 2007. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Keempat.
Jakarta : Liberty.
Nurasih, Rulis. (2010). Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi
Koperasi Dalam Pelaporan
Keuangan Pada Koperasi
Mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta (Kopma UNY). Skripsi. Yogyakarta: Program
Sarjana S-1 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suherli, Michel. 2006. Akuntansi Untuk
Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Soemarso S.R . 2010. Akuntansi Suatu
Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta :
Salemba Empat.
Tantawi, Galfib Jenni. (2011). Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP) 01 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Pada
Pemerintah Kota Pariaman. Skripsi. Padang: Program Sarjana
-
S-1 Fakultas Ekonomi Universitas
Putra Indonesia YPTK Padang.
Umar, Hosein. 2007. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/
04/ED-PSAK-1.pdf. Acces Tgl 15
April 2013.
http://vibizmanagement.com/column/index/
category/financial. Acces Tgl 15
April 2013.
http://www.slideshare.net/joni_aprilyanto/a
kuntansi-keuangan-pengakuan-
pendapatan-13472395. Acces Tgl
15 April 2013.