jurnal baru

10
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PLN (Persero) AREA PADANG Titin Sukma Tanjung 1) , Yosi Yulia, SE, MM, Ak 2) , Dessy Haryani, SE, MM,Ak 3) 1)Akuntansi, UPI “YPTK”, Padang email: [email protected] 2) Akuntansi, UPI “YPTK”, Padang email: [email protected] 3) Akuntansi, UPI “YPTK”, Padang email: [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara penyajian Laporan Keuangan pada PT. PLN (Persero) Area Padang dengan penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 1. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan membandingkan antara Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) dengan Laporan Keuangan PSAK No. 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan, meskipun ada perkiraan-perkiraan akuntansi yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1). Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Komprehensif. Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan agar menerapkan Standar Akuntansi Keuangan sepenuhnya agar Laporan Keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak. Kata kunci : PSAK No. 1, Laporan Keuangan Nama File Journal : 09101155110116_Titin Sukma Tanjung_Akuntansi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dengan perubahan standar akuntansi di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang membuat banyak perubahan yang terjadi pada perubahan standar akuntansi keuangan di Indonesia dari tahun 1994-2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.1 Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas , dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK. Dengan adanya perubahan standar akuntansi dari tahun 1994 sampai tahun 2013, buku Standar Akuntansi ( SAK ) terus di revisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak 6 kali, pada tahun 2006 dalam kongres IAI ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan di selesaikan, Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Dalam IFRS adanya perubahan dalam istilah yaitu neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komperhensif, dan tambahan Laporan Posisi Keuangan Awal. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha perusahaan ke depan (going concern). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan,penggabungan,pengikhtisaran semua transaksi yang di lakukan oleh perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Laporan keuangan menyediakan

Upload: elpin-andrianto

Post on 20-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

contoh jurnal baru

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 1

    TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

    PADA PT. PLN (Persero) AREA PADANG

    Titin Sukma Tanjung

    1), Yosi Yulia, SE, MM, Ak

    2) , Dessy Haryani, SE, MM,Ak

    3)

    1)Akuntansi, UPI YPTK, Padang

    email: [email protected]

    2) Akuntansi, UPI YPTK, Padang

    email: [email protected]

    3) Akuntansi, UPI YPTK, Padang email: [email protected]

    Abstrak

    Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara penyajian Laporan Keuangan pada

    PT. PLN (Persero) Area Padang dengan penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan PSAK

    No. 1. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dan dianalisis

    dengan membandingkan antara Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) dengan Laporan

    Keuangan PSAK No. 1

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT.

    PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan yang

    telah di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan, meskipun ada perkiraan-perkiraan akuntansi

    yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1). Laporan Keuangan PT.

    PLN (Persero) yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Komprehensif.

    Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan agar menerapkan Standar Akuntansi

    Keuangan sepenuhnya agar Laporan Keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi

    semua pihak.

    Kata kunci : PSAK No. 1, Laporan Keuangan

    Nama File Journal : 09101155110116_Titin Sukma Tanjung_Akuntansi

    1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

    Dengan perubahan standar

    akuntansi di Indonesia dari tahun 1994

    sampai sekarang membuat banyak

    perubahan yang terjadi pada perubahan

    standar akuntansi keuangan di Indonesia dari

    tahun 1994-2013. Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.1

    Laporan Keuangan harus menyajikan secara

    wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,

    perubahan ekuitas , dan arus kas perusahaan

    dengan menerapkan PSAK secara benar

    disertai pengungkapan yang diharuskan

    PSAK dalam Catatan Atas Laporan

    Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan

    untuk menghasilkan penyajian yang wajar

    walaupun pengungkapan tersebut tidak

    diharuskan oleh PSAK.

    Dengan adanya perubahan standar

    akuntansi dari tahun 1994 sampai tahun

    2013, buku Standar Akuntansi ( SAK ) terus

    di revisi secara berkesinambungan, baik

    berupa penyempurnaan maupun

    penambahan standar baru. Proses revisi

    dilakukan sebanyak 6 kali, pada tahun 2006

    dalam kongres IAI ditetapkan bahwa

    konvergensi penuh IFRS akan di selesaikan,

    Namun dalam perjalanannya ternyata tidak

    mudah. Dalam IFRS adanya perubahan

    dalam istilah yaitu neraca menjadi Laporan

    Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi

    menjadi Laporan Laba Rugi Komperhensif,

    dan tambahan Laporan Posisi Keuangan

    Awal.

    Pada umumnya laporan keuangan

    digunakan oleh perusahaan yang berskala

    besar maupun yang berskala kecil untuk

    mengetahui perkembangan dan

    kelangsungan usaha perusahaan ke depan

    (going concern). Laporan keuangan

    merupakan hasil akhir dari proses

    pencatatan,penggabungan,pengikhtisaran

    semua transaksi yang di lakukan oleh

    perusahaan dengan seluruh pihak yang

    terkait dengan kegiatan usahanya dan

    peristiwa penting yang terjadi di dalam

    perusahaan. Laporan keuangan menyediakan

  • informasi tentang posisi keuangan

    perusahaan. Laporan keuangan harus

    disajikan secara wajar,transparan,mudah

    dipahami dan dapat di perbandingkan

    dengan tahun sebelumnya ataupun antar

    perusahaan sejenis. Adanya Fenomena

    bahwa Laporan keuangan yang disusun oleh

    perusahaan tidak sepenuhnya berdasarkan

    standar dan prinsip akuntansi yang berlaku,

    tetapi Laporan keuangan pada perusahaan

    hanya mengacu kepada standar dan prinsip

    akuntansi dalam penyusunan Laporan

    Keuangannya. Begitu juga sebaliknya jika

    Laporan Keuangan yang disusun tidak

    berdasarkan standar dan prinsip yang

    berlaku maka akan dipertanyakan tingkat

    keandalan dan relevansinya serta akan

    menyesatkan penggunanya.

    Era globalisasi dunia usaha

    semakin berkembang pesat dengan

    banyaknya perusahaan-perusahaan baru

    yang saling bermunculan sehingga

    mendorong perusahaan untuk lebih efisien

    dan selektif dalam beroperasi sehingga

    tujuan perusahaan dalam mencapai laba

    yang tinggi dalam jangka panjang bisa

    terwujud. Perusahaan sebagai organisasi

    profit oriented untuk selalu meningkatkan

    kuantitas serta kualitas usahanya sehingga

    keuntungan yang diharapkan akan tercapai.

    Sebagai pihak manajemen dituntut untuk

    mengantisipasi kondisi seperti ini dengan

    selalu mengintrospeksi kondisi perusahaan

    terutama dari segi financialnya, karena hal

    tersebut memegang kunci hidup matinya

    perusahaan.

    PT. PLN (Persero) Area Padang

    merupakan tenaga listrik sebagai sumber

    daya produksi maupun sebagai kebutuhan

    kehidupan sehari-hari mempunyai peranan

    penting dalam menunjang pembangunan.

    Tujuan utama pengembangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang meningkatkan tarif

    hidup masyarakat yang semakin terasa

    penting dan harus diperbaiki pada tingkat

    yang lebih terjamin dan merupakan

    tanggung jawab pola bagi pembangunan

    nasional untuk mengalihkan perekonomian

    dari yang bersifat agraris menuju

    perekonomian dari yang bersifat industri.

    Melihat situasi demikian, maka

    dicoba untuk melakukan studi kasus pada

    PT. PLN (Persero) Area Padang guna

    mengetahui Penerapan PSAK No.1 terhadap

    penyajian Laporan Keuangan perusahaan

    yang ditujukan kepada para pengguna atau

    pihak-pihak yang berkepentingan dalam

    laporan keuangan.

    Berdasarkan uraian tersebut penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dan

    menuangkan hasilnya yang berjudul

    ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN

    KEUANGAN PT. PLN (PERSERO)

    AREA PADANG.

    1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang

    telah dikemukakan maka dapat dirumuskan

    masalah yaitu Apakah PT. PLN ( Persero )

    Area Padang telah sepenuhnya menerapkan

    PSAK No. 1 pada penyusunan laporan

    keuangan?

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan

    Adapun tujuan yang hendak dicapai

    dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk menganalisis penerapan PSAK No.1 dalam penyusunan

    laporan keuangan sebagai bentuk

    pelaporan keuangan di PT. PLN (

    Persero ) Area Padang.

    2. Melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

    Fakultas Ekonomi Universitas

    Putra Indonesia Program Strata I.

    1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan

    dapat memberikan manfaat dari berbagai

    pihak, yitu :

    a. Bagi penulis Dapat membandingkan bagaimana cara

    PT. PLN ( Persero ) Area Padang

    dalam menganalisa laporan

    keuangannya dengan teori yang

    diperoleh dibangku perkuliahan.

    b. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan

    masukan untuk melakukan perbaikan,

    penyempurnaan dimasa yang akan

    datang bagi PT. PLN (Persero) Area

    Padang.

    c. Bagi Umum Dapat digunakan sebagai sumber

    informasi dan bahan acuan.

  • 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan

    Indonesia (2011:07) Laporan Keuangan

    adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

    keuangan dan kinerja keuangan suatu

    entitas. Laporan Keuangan juga menunjukan

    hasil pertanggungjawaban manajemen atas

    penggunaan sember daya yang dipercayakan

    kepada mereka.

    Menurut Irham (2012:2) Laporan

    keuangan adalah produk akhir dari akuntansi

    yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut

    oleh pihak yang berkepentingan sebelum

    mengambil keputusan.

    Menurut Kasmir (2011:7) Laporan

    Keuangan adalah laporan yang menunjukan

    kondisi keuangan perusahaan pada saat ini

    atau dalam suatu periode tertentu.

    Menurut Harahap (2010:201)

    laporan keuangan merupakan output dan

    hasil proses akuntansi yang menjadi bahan

    informasi bagi para pemakainya sebagai

    salah satu bahan dalam proses pengambilan

    keputusan.

    Menurut Nordiawan Deddi

    (2007:151) Laporan keuangan merupakan

    bentuk pertanggungjawaban atas

    kepengurusan sumber daya ekonomi yang

    dimiliki oleh suatu entitas laporan keuangan

    yang diterbitkan harus disusun berdasarkan

    standar akuntansi yang berlaku agar laporan

    keuangan tersebut dapat dibandingkan

    dengan laporan periode sebelumnya atau

    dibandingkan dengan laporan keuangan

    entitas yang lain.

    Menurut Walter T. Harrison, dkk

    (2011:2) Laporan keuangan adalah dokumen

    bisnis yang digunakan perusahaan untuk

    melaporkan hasil aktivitasnya kepada

    berbagai kelompok pemakai, yang dapat

    meliputi manajer, investor, kreditor dan agen

    regulator.

    2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

    (2011:6) Laporan Keuangan yang lengkap

    terdiri dari komponen-komponen yang

    meliputi :

    1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

    Laporan posisi keuangan minimal

    mencakup penyajian jumlah pos-pos

    berikut:

    a. Aset tetap b. Properti investasi c. Aset tidak berwujud d. Aset keuangan e. Investasi dengan menggunakan

    metode ekuitas

    f. Aset biolojik g. Persediaan h. Piutang dagang dan piutang

    lainnya

    i. Kas dan setara kas j. Total aset yang diklasifikasikan

    sebagai aset yang dimiliki untuk

    dijual dan aset yang termasuk

    dalam kelompok lepasan yang

    diklasifikasikan sebagai yang

    dimiliki untuk dijual sesuai dengan

    PSAK 58.

    k. Utang dagang dan terutang lainnya l. Kewajiban diestimasi m. Liabilitas keuangan n. Liabilitas dan aset untuk pajak kini

    sebagaimana didefenisikan PSAK

    46.

    o. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefenisikan PSAK

    46.

    p. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang

    diklasifikasikan sebagai yang

    dimiliki untuk dijual sesuai dengan

    PSAK 58.

    q. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari

    ekuitas.

    r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik

    entitas induk.

    2. Laba rugi komprehensif selama periode Entitas menyajikan seluruh seluruh pos

    pendapatan dan beban yang diakui

    dalam suatu periode:

    1. Laporan laba rugi bentuk tunggal (terpisah)

    Laporan laba rugi komprehensif,

    sekurang-kurang nya mencakup

    penyajian jumlah pos-pos berikut

    selama satu periode.

    a. Pendapatan b. Biaya keuangan c. Bagian laba rugi dari entitas

    asosiasi dan joint ventures

    yang dicatat dengan

    menggunakan metode ekuitas

    d. Beban pajak

  • e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

    1. Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan

    2. Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

    dengan pengukuran nilai

    wajar dikurangi biaya untuk

    menjual atau dari pelepasan

    aset atau kelompok yang

    dilepaskan dalam rangka

    operasi yang dihentikan.

    f. Laba rugi g. Setiap komponen dari

    pendapatan komprehensif lain

    yang diklasifikasikan sesuai

    dengan sifat.

    h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas

    asosiasi dan joint ventures

    yang dicatat dengan

    menggunakan metode ekuitas.

    i. Total laba rugi komprehensif. 2. Laporan perubahan ekuitas selama

    periode

    Entitas menyajikan laporan perubahan

    ekuitas yang menunjukan:

    a. Total laba rugi komperhensif selama suatu periode, yang menunjukan

    secara terpisah total jumlah yang

    dapat daitribusikan secara terpisah

    total jumlah yang dapat diatribusikan

    kepada pemilik entitas induk dan

    kepada kepentingan non-pengendali.

    b. Untuk tiap komponen akuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau

    penyajian kembali secara retrospektif

    atau penyajian kembali sesuai dengan

    PSAK No 25.

    c. Untuk setiap komponen ekuitas,rekonsiliasi antara jumlah

    tercatat pada awal dan akhir periode,

    secara terpisah mengungkapkan

    masing-masing perubahan yang

    timbul dari:

    1. Laba rugi 2. Masing-masing pos pendapatan

    komprehensif lain.

    3. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai

    pemilik, yang menunjukan

    secara terpisah kontribusi dari

    pemilik dan distribusi kepada

    pemilik dan perubahan hak

    kepemilikan pada entitas anak

    yang tidak menyebabkan

    hilang pengendalian.

    Entitas menyajikan, baik dalam

    laporan perubahan ekuitas atau dalam

    catatan atas laporan keuangan,

    jumlah dividen yang diakui sebagai

    distribusi kepada pemilik selama

    periode, dan nilai dividen per saham.

    Perubahan ekuitas entitas diantara

    awal dan akhir periode pelaporan

    mencerminkan naik turunnya aset

    neto entitas selama periode. Kecuali

    untuk perubahan yang timbul dari

    transaksi dengan pemilik dalam

    kapasitasnya sebagai pemilik (seperti

    kontribusi modal, akuisisi kembali

    instrumen ekuitas entitas dan dividen)

    dan biaya transaksi secara langsung

    berkaitan dengan transaksi tersebut,

    perubahan keseluruhan ekuitas

    selama periode yang menggambarkan

    jumlah total pendapatan dan beban

    (termasuk keuntungan dan kerugian)

    yang diakibatkan oleh aktivitas

    entitas selama periode tersebut.

    3. Laporan arus kas selama periode Informasi arus kas memberikan dasar

    bagi penggunalaporan keuanganuntuk

    menilai kemampuan entitas dalam

    menghasilkankas dan setara kas dan

    kebutuhan entitas dalam menggunakan

    arus kas tersebut.

    4. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan

    menyajikan, (a) informasi tentang dasar

    penyusunan laporan keuangan dan

    kebijakan akuntansi, (b)

    mengungkapakan informasi yang

    disyaratkan SAK yang tidak disajikan di

    bagian manapun dalam laporan

    keuangan. Entitas sepanjang praktis,

    menyajikan catatan atas laporan

    keuangan secara sistematis, entitas

    membuat referensi saling atas masing-

    masing pos dalam laporan posisi

    keuangan dan laporan laba rugi

    komperhensif, laporan laba rugi terpisah,

    laporan perubahan ekuitas dan laporan

    arus kas untuk informasi yang

    berhubungan dalam catatan atas laporan

    keuangan.

  • 5. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

    entitas menerapkan suatu kebijakan

    akuntansi secara retrospektif atau

    membuat penyajian kembali pos-pos

    laporan keuangan, atau ketika entitas

    mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

    keuangannya.

    2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

    2.3.1 Sifat Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan

    Indonesia (2011:14) sifat dan keterbatasan

    laporan keuangan adalah :

    1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas

    kejadian yang telah lewat. Oleh

    karena itu laporan keuangan tidak di

    anggab sebagai satu-satunya sumber

    informasi dalam proses pengambilan

    keputusan ekonomi.

    2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan di maksudkan untuk

    memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

    3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran

    dan berbagai pertimbangan.

    4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi

    ketidakpastian.

    5. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa

    atau transaksi dari pada bentuk

    umumnya atau formalitas.

    6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis

    dan diasumsikan memenuhi bahasa

    teknis akuntansi dan sifat dari

    informasi yang dilaporkan.

    Menurut Kasmir (2011:11) dalam

    praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:

    a. Bersifat Historis Laporan keuangan dibuat dan

    disusun dari data masa lalu atau

    masa yang sudah lewat dari masa

    sekarang.

    b. Menyeluruh Laporan keuangan dibuat selengkap

    mungkin. Artinya lapaoran

    keuangan disusun sesuai dengan

    standar yang telah ditetapkan.

    2.3.2 Keterbatasan Laporan Keuangan Kasmir (2011:16)

    Laporan keuangan yang disusun

    pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut

    ini beberapa keterbatasan laporan keuangan

    yang dimiliki perusahaan.

    Pembuatan laporan keuangan

    disusun berdasarkan sejarah, dimana data-

    data yang diambil dari data masa lalu.

    Laporan keuangan dibuat umum,

    artinya untuk semua orang, bukan hanya

    untuk pihak tertentu saja.

    Proses penyusunan tidak terlepas

    dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-

    pertimbangan tertentu.

    Laporan keuangan bersifat konservatif

    dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

    Laporan keuangan selalu berpegang teguh

    kepada sudut pandang ekonomi dalam

    memandang peristiwa-peristiwayang terjadi

    bukan kepada sifat formalnya.

    Keterbatasan laporan keuangan

    tidak akan mengurangi arti nilai keuangan

    secara langsung karena hal ini memang

    harus dilakukan agar dapat menunjukan

    kejadian yang mendekati sebenarnya,

    meskipun perubahan berbagai kondisi dari

    berbagai sektor terus terjadi.

    2.4 PSAK No. 1

    2.4.1 Kerangka PSAK No. 1

    Menurut Ikatan Akuntan

    Indonesia (2011:01) kerangka dasar PSAK

    No.1 merumuskan konsep yang mendasari

    penyusunan dan penyajian laporan keuangan

    bagi para penggunan eksternal. Kerangka

    dasar ini membahas laporan keuangan untuk

    tujuan umum ( general purpose financial

    statements) yang di sebut laporan keuangan

    termasuk laporan keuangan konsolidasi.

    Laporan keuangan disusun dan disajikan

    sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

    memenuhi kebutuhan sejumlah besar

    pengguna. Beberapa diantara penggunan

    berhak untuk memperoleh informasi

    tambahan disamping yang tercakup dalam

    laporan keuangan. Namun demikian, banyak

    pengguna sangat bergantung pada laporan

    keuangan sebagai sumber utama informasi

    keuangan dan karena itu laporan keuangan

    tersebut seharusnya disusun dan disajikan

    dengan mempertimbangkan kebutuhan

    mereka.

    Standar akuntansi berisikan

    pedoman penyusunan laporan keuangan.

  • Standar akuntansi terdiri atas kerangka

    konseptual penyusunan laporan keuangan

    dan penyertaan standar akuntansi. Kerangka

    konseptual berisikan tujuan, komponen

    laporan, karakteristik kualitatif dan asumsi

    dalam penyusunan laporan keuangan.

    Sedangkan, Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk

    penyusunan laporan, pengaturan transaksi

    atau kejadian, dan komponen tertentu dalam

    laporan keuangan.

    Tujuan Penerapan PSAK No. 1

    Menurut Ikatan Akuntan

    Indonesia (2011:01) tujuan penerapan

    PSAK No.1 adalah untuk menetapkan dasar-

    dasar bagi penyajian laporan keuangan

    bertujuan umum yang selanjutnya disebut

    laporan keuangan agar dapat dibandingkan

    baik dengan laporan keuangan periode

    sebelumnya maupun dengan laporan

    keuangan entitas lain. Pernyataan ini

    mengatur persyaratan bagi penyajian laporan

    keuangan, struktur laporan keuangan, dan

    persyaratan minimum isi laporan keuangan.

    2.5 Kerangka Fikir

    2.6 Hipotesa Dalam melakukan penelitian ini

    dapat dibuat hipotesa yaitu diduga laporan

    keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang

    sudah sesuai dengan PSAK No.1 terhadap

    penyajian Laporan Keuangan.

    3. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian Penulis tertarik menulis objek

    penelitian pada PT. PLN (Persero) Area

    Padang yang beralamat di Jl. Wahidin No.8

    Gedung 3 Padang, telepon 0751-7535005,

    fax 0751-7535002. Karena perusahaan ini

    berperan penting dalam melayani

    masyarakat. Dalam mengkoordinasikan dan

    mengendalikan kegiatan dalam pelayanan

    pelanggan, pendistribusian tenaga listrik

    berikut pembangunannya sesuai kebijakan

    perusahaan.

    3.2 Variable Penelitian Dalam melakukan penelitian ini

    penulis menggunakan variable penelitian:

    1. PSAK No.1 2. Laporan Keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang

    3.3 Defenisi Operasional Variable

    Adapun defenisi Operasional

    Variable adalah sebagai berikut :

    1. PSAK No.1 Kerangka dasar PSAK No.1

    merumuskan konsep yang

    mendasari penyusunan dan

    penyajian laporan keuangan bagi

    para penggunan eksternal.

    Kerangka dasar ini membahas

    laporan keuangan untuk tujuan

    umum ( general purpose financial

    statements) yang di sebut laporan

    keuangan termasuk laporan

    keuangan konsolidasi. Laporan

    keuangan disusun dan disajikan

    sekurang-kurangnya setahun sekali

    untuk memenuhi kebutuhan

    sejumlah besar pengguna.

    2. Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai hasil

    akhir dari proses akuntansi

    memiliki keterbatasan-keterbatasan

    serta prosedur-prosedur yang tidak

    dapat dipahami oleh semua pihak,

    terutama bagi mereka yang tidak

    mempelajari dan memahami

    akuntansi.

    3.4 Sumber Data dan Teknik

    Pengumpulan Data

    3.4.1 Sumber Data

    Dalam penelitian ini penulis

    memperoleh data yang bersumber dari :

    1. Data Primer Yaitu data langsung diperoleh dari

    sumber-sumber informasi yang

    relevan dari perusahaan.

    2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari

    buku-buku literatur dan bacaan

    ilmiah lainnya yang berhubungan

    dengan objek yang diteliti guna

    untuk melengkapi data primer

    mengenai Penerpan PSAK No.1

    tentang Laporan Keuangan.

    3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang

    akurat dan kompeten, maka dalam penelitian

    PSAK No. 1

    Laporan

    Keuangann

  • ini digunakan instrumen penelitian dengan

    cara sebagai berikut:

    1. Field Research (penelitian lapangan)

    Data yang diperoleh dari penelitian

    yang dilakukan dengan cara

    peninjauan langsung ke lapangan.

    Penelitian dilakukan melalui

    interview atau wawancara dimana

    penulis melakukan tanya jawab

    langsung dengan pegawai/pihak

    instansi yang terkait, serta

    melakukan observasi yaitu penulis

    mengadakan pengamatan secara

    langsung kepada sumber-sumber

    data yang dijadikan objek.

    2. Library Research ( Penelitian perpustakaan )

    Data diperoleh melalui buku-buku

    literature yang relevan dengan

    permasalahan yang diteliti untuk

    mendapatkan landasan teoritis.

    3.5 Metode Analisis

    Metode analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

    Analisis kualitatif dengan metode analisis

    deskriptif yaitu alat analisis yang

    membandingkan dua segi yang berbeda

    antara teori dan praktek perlu dipertemukan

    agar dapat diketahui perbedaannya, sejauh

    apa perbedaan tersebut, apakah bersifat

    prinsipil. Untuk itu dilakukan analisis

    perbandingan membandingkan Penyajian

    Laporan Keuangan dengan PSAK No.1.

    4. Analisis Data dan Hasil 4.1 Pelaporan Keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang

    Pada dasarnya tujuan dari

    pelaporan keuangan adalah untuk membantu

    pihak-pihak yang berkepentingan untuk

    mengevaluasi kinerja dari suatu unit bisnis

    dan untuk meramalkan kinerjanya pada

    masa yang akan datang. Pelaporan keuangan

    dapat disajikan dalam penyusunan laporan

    keuangan, penyusunan catatan atas laporan

    keuangan dan pengungkapannya. PT. PLN

    (Persero) Area Padang tidak

    menyajikan/tidak menyusun laporan arus kas

    dan laporan perubahan akuitas, karena itu

    merupakan tugas dari holding.

    4.2 Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang

    Bagi pengguna eksternal PT. PLN

    hanya menyajikan laaporan keuangan dua

    jenis yaitu Laporan Posisi Keuangan dan

    Laporan L/R Komperhensif. Dalam PSAK

    No.1 terdapat lima unsur laporan keuangan,

    tetapi pada PT. PLN hanya menyajikan dua

    laporan keuangan.

    1. Laporan Posisi Keuangan

    Laporan posisi keuangan atau

    sering di sebut dengan Neraca merupakan

    suatu laporan yang menunjukan posisi

    keuangan entitas per periode. Laporan posisi

    keuangan harus mengungkapkan jumlah

    asset dan jumlah kewajiban yang harus

    dibayar. Laporan posisi keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang lebih

    memprioritaskan Asset Tetap yang

    merupakan penunjang dalam aktivitas

    perusahaan.

    Laporan posisi keuangan PT. PLN

    menggambarkan posisi keuangan mengenai

    aset, Desember 2012. Laporan keuangan ini

    disusun dengan mengacu kepad PSAK No.1

    dan standar yang ada pada PT. PLN.

    Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero)

    Area Padang per 31 Desember 2012

    memiliki Aset sebesar Rp. 792.906.547.815

    ,Ekuitas Rp. 590.441.842.521, Liabilitas Rp.

    202.464.705.294. Rincian atas masing-

    masing pos di neraca per 31 Desember 2012.

    2. Laporan Laba/Rugi Komprehensif Penyusunan Laporan Laba/Rugi

    Komprehensif pada PT. PLN (Persero) Area

    Padang berdasarkan Standar Akuntansi yang

    berlaku. Pada PSAK No. 1 laporan laba/rugi

    komprehensif terbagi atas dua bentuk, yaitu

    laporan laba/rugi berbentuk tunggal dan

    laporan laba/rugi berbentuk ganda. Dengan

    adanya kedua bentuk lapaoran yang

    ditetapkan oleh PSAK No. 1, PT . PLN

    (Persero) Area Padang juga membentuk dua

    bentuk laporan berdasarkan standar

    peruahaan, yaitu laporan L/R Per Unsur atau

    disebut dengan Laporan berbentuk Tunggal

    dan Laporan L/R Per Fungsi atau disebut

    dengan Laporan berbentuk ganda.

    4.3 Penerapan PSAK No.1 Pada Aset Aset PT. PLN (Persero) Area

    Padang yang dilaporkan sudah memenuhi

    sebagian besar ketentuan PSAK No. 1, akan

    tetapi PT. PLN lebih mendahulukan Aset

  • tetap. Untuk PSAK No. 1 hanya memuat

    perlakuan akuntansi spesifik yang terjadi

    dalam suatu entitas, sedangkan perlakuan

    akuntansi lainnya yang terjadi harus

    menyesuaikan dengan Standar Akuntansi

    Keuangan yang berlaku.

    4.4 Penerapan PSAK No. 1 Pada

    Liabilitas

    Secara garis besar penyajian dan

    pengungkapan liabilitas/kewajiban tidak

    sesuai dengan PSAK No. 1. Pada utang

    lancar PT. PLN (Persero) Area Padang tidak

    mempunyai pinjaman atau tidak memiliki

    utang kepada pihak bank, sehingga tidak

    dicantumkan ke dalam liabilitas. Tetapi PT.

    PLN memiliki hutang usaha kepada pihak

    ketiga dan kepada karyawan untuk uang

    muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

    4.5 Penerapan PSAK No. 1 Pada

    Ekuitas

    Ekuitas PT. PLN (Persero) Area

    Padang tidak sesuai dengan PSAK No. 1

    karena PT. PLN merupaka BUMN yang

    tidak memiliki modal saham, modal PT.

    PLN semuanya bersal dari pemerintah.

    4.6 Penerapan PSAK No. 1 Pada

    Pendapatan dan Beban

    Pelaporan pendapatan PT. PLN

    belum sesuai dengan PSAK No. 1 karena

    PT. PLN mengunakan laporan laba rugi

    yang nama nya berbeda denga PSAK No. 1

    yaitu Laporan L/R Per fungsi. Dalam PSAK

    No.1 terdapat Laporan L/R Ganda, dimana

    laporan L/R ganda tidak diperkenankan

    menyajikan pos-pos pendapatan dan beban

    sebagai pos luar biasa dalam laporan laba

    rugi komprehensif. Perlakuan beban pada

    PT. PLN sudah sebagian sesuai dengan

    PSAK No. 1.

    4.7 Interpretasi Hasil Penelitian

    4.7.1 Penerapan PSAK No. 1 Pada PT.

    PLN (Persero) Area Padang

    Dalam menyusun dan menyajikan

    laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area

    Padang telah menggunakan dasar hukum

    yang sesuai dengan ketentuan perundang-

    undangan yang di atur dalam Standar

    Akuntansi Keuangan. Laporan Keuangan

    PT. PLN (Persero) telah disajikan sesuai

    dengan ukuran-ukuran normanatif untuk

    mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

    Laporan Keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang Tahun 2011-2012

    yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan

    dan Laporan Laba Rugi Komprehensif.

    Laporan keuangan tersebut telah disusun

    berdasarkan Sistem Pengendalian Intern

    yang memadai, dan isinya telah menyajikan

    informasi posisi keuangan, laporan laba rugi

    komperhensif secara layak sesuai dengan

    Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

    5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil penelitian

    dan analisa yang telah dikemukakan dalam

    bab-bab sebelumnya mengenai Penerapan

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

    (PSAK No. 1) tentang penyajian Laporan

    Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Area

    Padang, maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut:

    Laporan Keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang telah disajikan sesuai

    dengan ukuran-ukuran yang normatif untuk

    mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

    kepada pihak-pihak yang terkait, meskipun

    ada perkiraan-perkiraan akuntansi tertentu

    yang tidak sesuai dengan PSAK No. 1

    1. Dalam penerapan Laporan Keuangan, PT. PLN (Persero)

    Area Padang telah menyusun

    dan menyajikan laporan

    keuangan sesuai dengan Standar

    Akuntansi yang berlaku.

    2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang telah

    menyajikan secara wajar dan

    mengungkapkan secara penuh

    kegiatan perusahaan.

    3. Laporan Keuangan disajikan setiap akhir periode

    berjalan/akhir tahun.

    4. PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan laporan

    keuangan pokok yg sesuai

    dengan PSAK No.1 yaitu

    berupa Laporan Posisi

    Keuangan, Laporan Laba Rugi

    Komprehensif. PT. PLN

    (Persero) Area Padang tidak

    membuat Catatan Atas Laporan

    Keuangan Karena PLN tidak

    mempunyai saham.

    5. Penyusunan Dalam Laporan Posisi Keuangan PT. PLN

    (Persero) Area Padang belum

  • sesuai dengan PSAK No. 1,

    Karena PT. PLN lebih

    mendahulukan Aset Tetap

    sedangkan dalam penyusunan

    dalam PSAK No. 1 dimulai dari

    Aset Lancar.

    6. Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif telah menyajikan

    bentuk dua laporan yaitu

    laporan Laba Rugi Per Unsur

    dan Laporan Laba Rugi Per

    Fungsi.

    5.2 Saran

    Dari kesimpulan yang telah

    diuraikan diatas, maka penulis dapat

    memberikan beberapa saran sebagai berikut

    :

    1. Bagi PT. PLN (Persero) Area Padang a) Untuk penyusunan dan penyajian

    laporan keuangan tahun berikutnya

    diharapkan PT. PLN (Persero)

    Area Padang untuk menerapkan

    Standar Akuntansi Keuangan

    sepenuhnya agar laporan keuangan

    yang dihasilkan efektif dan

    bermanfaat bagi semua pihak.

    b) Beberapa praktik akuntansi yang sudah sesuai dengan PSAK No. 1

    diharapkan terus konsisten untuk

    diterapkan supaya informasi yang

    dihasilkan memiliki daya banding

    yang tinggi.

    2. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan penelitian selanjutnya lebih

    baik lagi dan menghasilkan hasil yang

    berbeda untuk dijadikan sebagai bahan

    pembandingan.

    DASTAR PUSTAKA

    Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate

    Accounting. Edisi Kedelapan.

    Yogyakarta : Penerbit BPFE.

    Deddi, Nordiawan. 2007. Akuntansi Sektor

    Publik. Jakarta : Erlangga.

    Fahmi. Irham. 2012. Analisis Laporan

    Keuangan. Bandung : Penerbit

    Alfabeta.

    Harrison, Walter T. 2011. Akuntansi Jilid

    Satu. Edisi Tujuh, Jakarta :

    Penerbit Erlangga.

    Hanafi, Mamduh M. 2007. Analisis Laporan

    Keuangan. Yogyakarta : Penerbit

    AMP YKPN.

    Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis

    Laporan Keuangan. Edisi Kelima.

    Jakarta : PT. Rajagrafindo

    Persada.

    Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen

    Sumber Daya Manusia. Jakarta :

    Bumi Aksara.

    Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Satandar

    Akuntansi Keuangan. Jakarta :

    Penerbit Salemba Empat.

    Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan.

    Jakarta : PT. Raja Grafindo

    Persada.

    Kieso. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi

    kesepuluh. Jakarta : Erlangga.

    Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan

    Menengah Berbasis PSAK.

    Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

    Munawir. 2007. Analisis Laporan

    Keuangan. Edisi Keempat.

    Jakarta : Liberty.

    Nurasih, Rulis. (2010). Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi

    Koperasi Dalam Pelaporan

    Keuangan Pada Koperasi

    Mahasiswa Universitas Negeri

    Yogyakarta (Kopma UNY). Skripsi. Yogyakarta: Program

    Sarjana S-1 Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ekonomi Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    Suherli, Michel. 2006. Akuntansi Untuk

    Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi

    Pertama. Yogyakarta : Graha

    Ilmu.

    Soemarso S.R . 2010. Akuntansi Suatu

    Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta :

    Salemba Empat.

    Tantawi, Galfib Jenni. (2011). Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

    Pemerintah (PSAP) 01 Tentang

    Penyajian Laporan Keuangan Pada

    Pemerintah Kota Pariaman. Skripsi. Padang: Program Sarjana

  • S-1 Fakultas Ekonomi Universitas

    Putra Indonesia YPTK Padang.

    Umar, Hosein. 2007. Metode Penelitian

    Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

    Jakarta : PT.Raja Grafindo

    Persada.

    http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/

    04/ED-PSAK-1.pdf. Acces Tgl 15

    April 2013.

    http://vibizmanagement.com/column/index/

    category/financial. Acces Tgl 15

    April 2013.

    http://www.slideshare.net/joni_aprilyanto/a

    kuntansi-keuangan-pengakuan-

    pendapatan-13472395. Acces Tgl

    15 April 2013.