jurnal alkohol dosis fatal pada wanita

2
Analisis ini juga menunjukkan bahwa jika kadar alkohol dalam darah wanita mencapai 2g/kg atau lebih tinggi dari itu,lebih dari sepertiga dari mereka akan cenderung terus meminum alkohol sampai mati. Ini mungkin berhubungan dengan tingginya tingkat sensitivitas wanita dengan efek toksik dari etanol dan metabolismenya [10]. Ditambah lagi karena kadar air tubuh wanita lebih rendah daripada laki-laki yang mengakibatkan kadar alkohol yang sama akan menghasilkan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi pada wanita karena lebih sedikitnya cairan tubuh tersebut. Selain itu rendahnya aktivitas enzim yang menguraikan alkohol juga menbantu menjelaskan kenapa rentannya wanita dengan alkohol. Pendapat lain adalah perubahan hormonal pada siklus haid berpengaruh kepada sensitivitas wanita terhadap efek toksik alkohol [11]. Telah dibuktikan bahwa konsumsi alkohol akan mengakibatkan mood disforik, anxietas ataupun depresi ketika fase luteal siklus haid [12], kemungkinan karena simptom premenstruasi. Kesimpulannya, ketika mempertimbangkan konsumsi alkohol pada wanita kita tidak bisa menghilangkan faktor modifikasi seperti presdiposisi genetik, keadaan lingkungan, dan status sosial (seperti tuna wisma, pendapatan rendah) yang mempengaruhi perkembangan dari pola minum [13,14] atau perbedaan sikap dan penerimaan psikologi atau persepsi dari input eksternal yang mengakibatkan masalah mental kronis yang diketahui lebih banyak pada wanita. Faktor terakhir yang dapat merubah respon wanita terhadap alkohol adalah riwayat keluarga mengkonsumsi alkohol, yang merupakan salah satu faktor terkuat yang mempresdiposi penyalahgunaan alkohol [15]. Variasi dari faktor- faktor ini mempunyai dampak terhadap sikap ketergantungan alkohol pada wanita. Telah diketahui suatu fakta praktek forensik, 50% dari kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh seseorang dalam pengaruh alkohol [16], suatu data yang bisa dibandingkan dengan pengalaman kami. Pada wanita, jumlah mereka pada korban kecelakaan lau lintas lebih rendah yang mungkin disebabkan oleh kurangnya penerimaan public terhadap wanita yang mengunjungi fasiltas umum yang menyediakan alkohol (stigma wanita minum alkohol di depan umum) dan akhirnya menyelamatkan wanita dari kecelakaan lalu lintas. Hubungan penyalahgunaan alkohol dan bunuh diri diperkirakan relatif sering karena efek booster pada wanita yang sedang depresi [17] dan depresi yang disebabkan alkohol pada pria [18]. Comstock [19] dan Scolan [20] menyebutkan bahwa seperempat dari korban bunuh diri itu dibawah pengaruh alkohol. Pada sampel kami, kelompok wanita yang bunuh diri dibawah pengaruh alkohol kuat, jumlahnya hamper sama dengan korban bunuh diri pria (8%). Pada penelitian kami, kelompok yang signifikan secara sosial dan besar terdiri dari korban kekerasan intoksikasi alkohol berat ketika mereka dibunuh oleh orang lain. Hasil dari analisis ini adalah 1/10 dari wanita yang mati dengan kadar alkohol dalam darahnya 2g/kg mati karena serangan agresif dari orang ketiga, hal ini juga menarik dalam pandangan victimology [21,22]. Hubungan antara intoksikasi alkohol dan kekerasan juga sudah didokumentasikan pada penelitian serupa pada Amerika dan Finlandia (23,24] Pada sekelompok wanita yang mati karena penyebab patologis ketika sedang intoksikasi alkohol berat, yang paling sering terjadi adalah kardiomiopati

Upload: rully-perdana

Post on 02-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Translate an jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Alkohol Dosis Fatal Pada Wanita

Analisis ini juga menunjukkan bahwa jika kadar alkohol dalam darah wanita mencapai 2g/kg atau lebih tinggi dari itu,lebih dari sepertiga dari mereka akan cenderung terus meminum alkohol sampai mati. Ini mungkin berhubungan dengan tingginya tingkat sensitivitas wanita dengan efek toksik dari etanol dan metabolismenya [10]. Ditambah lagi karena kadar air tubuh wanita lebih rendah daripada laki-laki yang mengakibatkan kadar alkohol yang sama akan menghasilkan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi pada wanita karena lebih sedikitnya cairan tubuh tersebut. Selain itu rendahnya aktivitas enzim yang menguraikan alkohol juga menbantu menjelaskan kenapa rentannya wanita dengan alkohol. Pendapat lain adalah perubahan hormonal pada siklus haid berpengaruh kepada sensitivitas wanita terhadap efek toksik alkohol [11]. Telah dibuktikan bahwa konsumsi alkohol akan mengakibatkan mood disforik, anxietas ataupun depresi ketika fase luteal siklus haid [12], kemungkinan karena simptom premenstruasi. Kesimpulannya, ketika mempertimbangkan konsumsi alkohol pada wanita kita tidak bisa menghilangkan faktor modifikasi seperti presdiposisi genetik, keadaan lingkungan, dan status sosial (seperti tuna wisma, pendapatan rendah) yang mempengaruhi perkembangan dari pola minum [13,14] atau perbedaan sikap dan penerimaan psikologi atau persepsi dari input eksternal yang mengakibatkan masalah mental kronis yang diketahui lebih banyak pada wanita. Faktor terakhir yang dapat merubah respon wanita terhadap alkohol adalah riwayat keluarga mengkonsumsi alkohol, yang merupakan salah satu faktor terkuat yang mempresdiposi penyalahgunaan alkohol [15]. Variasi dari faktor-faktor ini mempunyai dampak terhadap sikap ketergantungan alkohol pada wanita.

Telah diketahui suatu fakta praktek forensik, 50% dari kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh seseorang dalam pengaruh alkohol [16], suatu data yang bisa dibandingkan dengan pengalaman kami. Pada wanita, jumlah mereka pada korban kecelakaan lau lintas lebih rendah yang mungkin disebabkan oleh kurangnya penerimaan public terhadap wanita yang mengunjungi fasiltas umum yang menyediakan alkohol (stigma wanita minum alkohol di depan umum) dan akhirnya menyelamatkan wanita dari kecelakaan lalu lintas. Hubungan penyalahgunaan alkohol dan bunuh diri diperkirakan relatif sering karena efek booster pada wanita yang sedang depresi [17] dan depresi yang disebabkan alkohol pada pria [18]. Comstock [19] dan Scolan [20] menyebutkan bahwa seperempat dari korban bunuh diri itu dibawah pengaruh alkohol. Pada sampel kami, kelompok wanita yang bunuh diri dibawah pengaruh alkohol kuat, jumlahnya hamper sama dengan korban bunuh diri pria (8%). Pada penelitian kami, kelompok yang signifikan secara sosial dan besar terdiri dari korban kekerasan intoksikasi alkohol berat ketika mereka dibunuh oleh orang lain. Hasil dari analisis ini adalah 1/10 dari wanita yang mati dengan kadar alkohol dalam darahnya 2g/kg mati karena serangan agresif dari orang ketiga, hal ini juga menarik dalam pandangan victimology [21,22]. Hubungan antara intoksikasi alkohol dan kekerasan juga sudah didokumentasikan pada penelitian serupa pada Amerika dan Finlandia (23,24]

Pada sekelompok wanita yang mati karena penyebab patologis ketika sedang intoksikasi alkohol berat, yang paling sering terjadi adalah kardiomiopati alkoholik terutama kardiomiopati dilatasi dengan malnutrisi metabolik yang nyata dan penyebab toksik [6,25]. Berbeda dengan hal diatas, hepatitis alkoholik dan sirosis mikronodular karena efek toksik alkohol, langka pada penelitian kami yang sebabnya belum dapat kami jelaskan [6,7]. Perubahan karakteristik patologis ketiga adalah terjadinya inflamasi kronis mukopurulen yang merupakan symptom tipikal dari peminum alkohol.