jurnal al falah, vol. xi nomor 20 tahun 2011. jurnal alfalah no. 20.pdf · daftar isi jurnal al...

25
DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division and A Debatable Nature of Contemporary Traditionalist-Modernist Muslims Relations 219-236 Ahmad Muhajir 2. Dimensi Kemanusiaan dalam Pandangan Islam 237-252 Ansori 3. LESSON STUDY (Model Pembinaan untuk Meningkatkan Profesionalisme Pendidik) 253-264 Yasir Arafat 4. Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata 265-308 Surawardi & Dina Amalia 5. Kompetensi Baca Alquran Siswa Kelas VIII pada MTsN Aluh-Aluh Kecamatan Beruntung Baru Kab. Banjar 309-338 M. Zain 6. Konflik dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits: Sebuah Pendekatan Manajerial 339-366 Halilah 7. Teori Hukum Alam dalam Kajian Ushul Fikih 337-394 Wardian 8. Penerapan Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI di SDN Idaman Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Banjarbaru 395-419 Hamiedhansyah & Maisurah

Upload: truongnguyet

Post on 17-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

DAFTAR ISIJurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah:Causes of Division and A Debatable Nature ofContemporary Traditionalist-Modernist MuslimsRelations 219-236Ahmad Muhajir

2. Dimensi Kemanusiaan dalam PandanganIslam 237-252Ansori

3. LESSON STUDY (Model Pembinaan untukMeningkatkan Profesionalisme Pendidik) 253-264Yasir Arafat

4. Konsep Pendidikan Islam Menurut AbudinNata 265-308Surawardi & Dina Amalia

5. Kompetensi Baca Alquran Siswa Kelas VIIIpada MTsN Aluh-Aluh KecamatanBeruntung Baru Kab. Banjar 309-338M. Zain

6. Konflik dalam Perspektif Al-Qur’an danHadits: Sebuah Pendekatan Manajerial 339-366Halilah

7. Teori Hukum Alam dalam Kajian UshulFikih 337-394Wardian

8. Penerapan Strategi PAIKEM pada MataPelajaran PAI di SDN Idaman RintisanSekolah Bertaraf Internasional Banjarbaru 395-419Hamiedhansyah & Maisurah

Page 2: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division andA Debatable Nature of Contemporary Traditionalist-

Modernist Muslims RelationsAhmad Muhajir

Dimensi Kemanusiaan dalam Pandangan IslamAnsori

LESSON STUDY (Model Pembinaan untuk MeningkatkanProfesionalisme Pendidik)

Yasir Arafat

Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin NataSurawardi dan Dina Amalia

Kompetensi Baca Alquran Siswa Kelas VIII pada MTsNAluh-Aluh Kecamatan Beruntung Baru Kab. Banjar

M. Zain

Konflik dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits: SebuahPendekatan Manajerial

Halilah

Teori Hukum Alam dalam Kajian Ushul FikihHelma Nuraini

Penerapan Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI diSDN Idaman Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

BanjarbaruHamiedhansyah & Maisurah

Page 3: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division and A DebatableNature of Contemporary Traditionalist-

Modernist Muslims RelationsAhmad Muhajir

Dimensi Kemanusiaan dalam Pandangan IslamAnsori

LESSON STUDY (Model Pembinaan untuk Meningkatkan ProfesionalismePendidik)

Yasir Arafat

Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin NataSurawardi dan Dina Amalia

Kompetensi Baca Alquran Siswa Kelas VIII pada MTsN Aluh-AluhKecamatan Beruntung Baru Kab. Banjar

M. Zain

Konflik dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits: Sebuah PendekatanManajerial

Halilah

Teori Hukum Alam dalam Kajian Ushul FikihHelma Nuraini

Penerapan Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI di SDN IdamanRintisan Sekolah Bertaraf Internasional Banjarbaru

Hamiedhansyah & Maisurah

Volume. XI Nomor 20, Tahun 2011

Page 4: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

308 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

_________, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, Jakarta, RajaGrafindo Persada,2009, cet. I.

_________, Manajemen Pendidikan MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarata, Prenada Media, 2003, cet. I.

_________, Peta Keberagamaan Pemikiran Islam diIndonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2001, cet. I.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan KurikulumTeori dan Praktek. Bandung: RemajaRoesdakarya, 1997, cet. I.

_________, Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek.Bandung: Remaja Roesdakarya, 1997, cet. I.

Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan IslamJakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet.1.

Syafaat, TB. Aat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam.Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, cet. II.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan PendekatanBaru, (Bandung: Remaja Roesdakarya Offset,1997) cet. V.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang-Undang Republik Indonesia Tentang SistemPendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Bandung: NuansaAulia, 2006, cet. II,

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Bandung:Pustaka Setia, 2005, cet. III.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Roesdakarya, 1997), cet. III.

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Edisi ke Tiga. Jakarta, Balai Pustaka, 2006.

265

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUTABUDIN NATA

Oleh: Surawardi & Dina Amalia*

Abstrak

Pemikiran Abuddin Nata merupakan kumpulanpemikiran dari para pakar pendidikan yang dipolessehingga tercipta konsep yang lebih mutakhir.Metode pembelajaran menurut Abuddin Natapaling tidak ada tiga metode dalam prosespembelajaran, yaitu teacher centris, studentcentris, dan penggabungan antara teacher centrisdan student centris. Abuddin Nata menguraikanmetode Quantum Teaching yang merupakanperpaduan dan penyempurnaan dari metode-metode yang telah ada sebelumnya. MenurutAbuddin Nata perubahan kurikulum pentingdilakukan untuk mengimbangi perkembanganzaman, akan tetapi harus ditangani oleh orang-orang yang ahli dibidangnya.

Abuddin Nata berusaha untuk mencerdaskantidak hanya secara intelektual semata, tetapi jugajiwa dan raga serta membina keterampilan bagipeserta didik oleh tenaga profesional denganmetode dan berbagai aspeknya yang sesuai dengantuntutan zaman dan tidak terlepas dari ajaranagama Islam. Pendidikan Islam sekarang jauh lebihberat, di zaman sekarang selain menghadapipertarungan ideologi-ideologi besar dunia juga

* Penulis Dosen tetap Fakultas Tarbiyah IAIN AntasariBanjarmasin dan Dosen Yayasan STAI Al Falah Banjarbaru dan DinaAmelia adalah Alumni STAI Al-Falah Banjarbaru tahun 2011.

Page 5: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

266 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

menghadapi berbagai kecenderungan sepertikecenderungan integrasi ekonomi, politik,teknologi komunikasi dan informasi,ketergantungan, dan tuntutan budaya masyarakatuntuk memperoleh pekerjaan. Relevansinyakonsep pendidikan yang dihasilkan dari AbuddinNata patut mendapatkan penghargaan, sebabkonsep ini menurut hemat penulis sangat cocokdengan perkembangan pendidikan sekarang yangselain mengedepankan keilmuan semata, tetapijuga memperhatikan masalah kejiwaan dankeahlian serta keterampilan.

Kata Kunci: Konsep, pendidikan, teacher centris,student centris, Quantum Teaching

A. Latar Belakang MasalahSejak manusia menghendaki kemajuan dalam

kehidupan, maka sejak itu pula timbul gagasan untukmelakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangankebudayaan melalui pendidikan.1 Oleh sebab itu, seiringberjalannya waktu dalam pertumbuhan dan perkembanganperadaban manusia, pendidikan senantiasa menjadiperhatian utama dalam rangka memajukan kehidupangenerasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuanmasyarakatnya.

Pendidikan di Indonesia menjadi salah satuprogram pembangunan nasional, karena maju mundurnya

1 Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses danmetode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.Lihat Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Roesdakarya Offset, 1997), cet. V, h. 9.

Surawardi & Dina Amalia, 307Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metedologi PendidikanIslam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I.

Buchori, Mochtar, Ilmu Pendidikan dan PraktekPendidikan dalam Renungan, Jakarta: IKIPMuhammadiyah Jakarta Press, 1994, cet. I.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT.RajaGrafindo Perasada, 2006 cet. V.

M. Ahmad, dkk, Pengembangan Kurikulum, Bandung:CV. Pustaka Setia, 1998, cet. I.

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritisdan Praktis Berdasarkan PendekatanInterdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Marno dan Idris, Strategi dan Metode PengajaranMenciptakan Keterampilan Mengajar yangEfektif dan Edukatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2008, cet. I.

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf. Jakarta, RajaGrafindoPersada, 2006, cet. I.

_________, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum,Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, cet. ke-I.

_________, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2009, cet. I.

Page 6: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

306 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

memeperoleh pekerjaan. Relevansinya konsep pendidikanyang dihasilkan dari Abuddin Nata patut mendapatkanpenghargaan, sebab konsep ini menurut hemat penulissangat cocok dengan perkembangan pendidikan sekarangyang selain mengedepankan keilmuan semata, tetapi juamemperhatikan masalah kejiwaan dan keahlian sertaketerampilan.

Surawardi & Dina Amalia, 267Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh keadaan pendidikanyang dilaksanakan oleh suatu bangsa dengan tujuansebagaimana yang dirumuskan dalam UU RI No. 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional(Sisdiknas) Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan berbentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab.2

Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikanmemegang peranan yang menentukan eksistensi danperkembangan masyarakat tersebut. Demikian pula denganperanan pendidikan Islam dikalangan umat Islam, yaitumerupakan salah satu bentuk perwujudan dari cita-citahidup untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan(internalisasi) serta mentransformasikan nilai-nilai Islamtersebut kepada pribadi generasi penerusnya. Islammencita-citakan pendidikan yang merata bagi seluruhmasyarakat (educational for all), berlangsung seumurhidup (long life education), dilakukan dimana saja,menggunakan berbagai metode dan pendekatan yangsesuai dengan tingkat perkembangan usia.3 Hal tersebut

2Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional(SISDIKNAS) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, (Bandung:Nuansa Aulia, 2006), cet. II, h. 12.

3Abuddin Nata, Peta Keberagamaan Pemikiran Islam diIndonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), cet. I, h. 4.

Page 7: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

268 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

bertujuan agar manusia yang menjadi khalifah dimukabumi selalu membenahi diri melalui proses pendidikan danpembelajaran. Selain itu tujuan akhir pendidikan adalahpenghayatan dan pengamalan ilmu pengetahuan yangdidapatkan, untuk diterapkan dalam kehidupan, khususnyapendidikan agama, yang mempunyai peranan yang sangatstrategis dan signifikan dalam pembentukan karakter,watak kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaanserta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti yang kokoh danluhur tercermin dalam keseluruhan sikap dan prilakusehari hari untuk selanjutnya memberi corak bagipembentukan watak bangsa. Pemahaman tersebut tidakberarti bahwa pendidikan Islam tidak memperhatikanterhadap pendidikan jasmani, akal, dan ilmu pengetahuan(science), dan teknologi.

Ilmu pendidikan Islam sebagai sebuah disiplin ilmubersifat ilmiah akademik, tetapi tidak sepenuhnya tundukkepada budaya modern yang anti agama, atau menjauhkanilmu pengetahuan dari campur tangan agama. Agamamemandang suatu permasalahan dari segi normatif(bagaimana seharusnya),4 sedangkan sains melihatnya darisegi objektifnya (bagaimana adanya).5 Agama melihatproblematika dan solusinya melalui petunjuk Tuhanmelalui wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabiMuhammad SAW. dan ditambah lagi dengan Sunnah-

4Abuddin Nata,. Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009),cet. I ,h. 40.

5 Sains ialah ilmu umum yang bercorak naturalis dengan alamraya dan fisik sebagai objek kajiannya. Yang termasuk ke dalam ilmuini antara lain adalah: fisika, biologi, kedokteran, astronomi, geologi,botani, dan sebagainya. Lihat. Abuddin Nata, dkk, Integrasi IlmuAgama dan Ilmu Umum, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), cet.ke-I, h. 5. Dengan definisi yang lebih ringkas sains bias dikatakanadalah ilmu yang berdasarkan dari akal pikiran manusia dan biasanyadikembangkan melalui eksperimen-eksperimen.

Surawardi & Dina Amalia, 305Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

dan semua itu dapat tercapai dengan teori dan konsep yangmapan.77

H. SimpulanPemikiran Abuddin Nata merupakan kumpulan

pemikiran dari para pakar pendidikan yang dipolessehingga tercipta konsep yang lebih mutakhir. Metodepembelajaran menurut Abuddin Nata paling tidak ada tigametode dalam proses pembelajaran, yaitu teacher centris,student centris, dan penggabungan antara teacher centrisdan student centris. Abuddin Nata menguraikan metodeQuantum Teaching yang merupakan perpaduan danpenyempurnaan dari metode-metode yang telah adasebelumnya.

Menurut Abuddin Nata perubahan kurikulumpenting dilakukan untuk mengimbangi perkembanganzaman, akan tetapi harus ditangani oleh orang-orang yangahli dibidangnya. Abuddin Nata berusaha untukmencerdaskan tidak hanya secara intelektual semata, tetapijuga jiwa dan raga serta membina keterampilan bagipeserta didik oleh tenaga profesional dengan metode danberbagai aspeknya yang sesuai dengan tuntutan zaman dantidak terlepas dari ajaran agama Islam.

Pendidikan Islam sekarang jauh lebih berat, dizaman sekarang selain menghadapi pertarungan ideologi-ideologi besar dunia juga menghadapi berbagaikecenderungan seperti kecenderungan integrasi ekonomi,politik, teknologi komunikasi dan informasi,ketergantungan, dan tuntutan budaya masyarakat untuk

77 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, op. cit, cet. I. h. 22.

Page 8: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

304 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

tersebut fokus perhatiannya ditujukan pada pengembanganmasyarakat.75

Ilmu pendidikan Islam sebagaimana di dalamberbagai literatur banyak berbicara mengenai berbagaiaspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuanpendidikan Islam. Dalam ilmu ini antara lain dibahastentang rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran(kurikulum), guru, metode, sarana dan prasarana,lingkungan, bimbingan, proses belajar mengajar dan lainsebagainya.76

Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan padatercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inidalam pandangan Islam banyak berhubungan dengankualitas manusia yang berakhlak. Pendidikan Islammerupakan sarana yang mengantarkan anak didik agarmenjadi orang yang berakhlak. Bertolak dari rumusantujuan pendidikan tersebut, maka seluruh aspek pendidikanlainnya, yakni materi pelajaran, guru, metode, sarana dansebagainya harus berdasarkan ajaran Islam. Selain aspek-aspek di atas juga peran serta orang tua anak didik harusmenjadi langkah awal juga supaya pengelola suatulembaga Pendidikan Islam harus mengikutsertakan orangtua anak dalam program kesuksesan dalam pencapaiantujuan pendidikan, sebab pengaruh orang tua sangat besar.

Dari uraian di atas tentang tujuan pendidikan Islam,dapat diambil kesimpulan bahwa, pendidikan Islambertujuan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yangbermutu dalam segala aspeknya; pengetahuan, wawasan,keterampilan, mental spiritual, akhlak dan kepribadian,

75 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2009), cet. I. h. 215.

76 Abuddin Nata, akhlak Tasawuf. (Jakarta, RajaGrafindoPersada, 2006.), cet. I, h. 37

Surawardi & Dina Amalia, 269Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

sunnah Nabi sebagai pelengkap, sedangkan sains melihatsuatu permasalahan melalui eksperimen dan rasio atau akalpikiran semata-mata.

Nur Uhbiyati menguraikan bahwa ilmu pendidikanIslam ialah ilmu yang membicarakan persoalan-persoalanpokok pendidikan Islam dan kegiatan mendidik anak untukditujukan ke arah terbentuknya kepribadian muslim.6

Sedangkan menurut M. Arifin, ilmu pendidikan Islamdiartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yangberdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi MuhammadSAW.7 Dengan definisi yang lebih singkat ilmupendidikan Islam adalah ilmu pendididikan yangberdasarkan Islam.8

Umat Islam yang dianugerahkan Tuhan suatu kitabsuci Al-Qur’an yang lengkap dengan segala petunjuk yangmeliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal,sudah barang tentu dasar kependidikan mereka adalahbersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepadaAl-Qur’an.9 Walau sebenarnya masalah seputar ilmupendidikan Islam banyak dibicarakan dalam kandungan isiAl-Qur’an, akan tetapi Al-Qur’an bukanlah kitab yanglangsung bisa diambil pengertiannya dari makna yang

6 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam(IPI). (Bandung:Pusraka Setia, 2005), cet. III, h. 12.

7 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritisdan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: BumiAksara, 2000),cet. V, hlm. 11; Lihat pula Abuddin Nata, IlmuPendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009), cet. I, h. 13.

8 Ibid.9 TB. Aat Syafaat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam.

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), cet. II, h. 19.

Page 9: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

270 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

sesungguhnya begitu saja. Al-Qur’an tampil dalam bentukyang universal, ringkas, dan general.

Abuddin Nata salah seorang tokoh pendidikan diIndonesia telah banyak menuliskan buku-buku ataureferensi dengan berbahasa Indonesia yang mengkajitentang agama Islam dan ilmu pendidikan Islam. Haltersebut adalah salah satu upaya dalam mengembangkanilmu pendidikan Islam yang dapat menambah khazanahilmiah serta meningkatkan kualitas pendidikan Islam diIndonesia secara berkesinambungan sesuai dengantuntutan zaman.

Menurut beliau dalam salah satu bukunya IlmuPendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner,bahwa kondisi mutu pendidikan Islam pada khususnyamasih jauh tertinggal dibandingkan dengan mutupendidikan pada umumnya. Hal ini terjadi antara lain,karena pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan olehberbagai lembaga pendidikan Islam tersebut belumdilakukan secara terencana.10 Dengan demikian, praktikpendidikan Islam harus didasarkan pada bangunanepistimologi keilmuan pendidikan yang mendalam.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, makapenulis bermaksud memetakan konsep pendidikan Islamdengan mengaitkan buku-buku yang ditulis oleh AbuddinNata ke dalam penelitian yang berjudul “KonsepPendidikan Islam Menurut Abuddin Nata”.

B. Identifikasi MasalahUntuk menghindari adanya kesalahpahaman, maka

penulis menjelaskan beberapa istilah, yaitu:

10 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner., op.cit. h. 6.

Surawardi & Dina Amalia, 303Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

dijelaskan72 bahwa manusia memiliki pendengaran yangdapat diartikan sebagai aspek biologis, penglihatan sebagaiaspek intelektual, dan hati merupakan aspek spiritual.73

Sejalan dengan perbaikan mutu pendidikan tersebutdilakukan juga perbaikan kurikulum baik dari segi isimaupun pendekatannya, dan diharapkan perubahankurikulum yang mengarah terhadap terciptanya kegiatanbelajar mengajar yang terpusat pada peserta didik.

f. Tujuan yang akan dicapaiTujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional dinyatakan bahwa:

Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupanbangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yangberiman, bertakwa, berakhlak mulia serta menguasai ilmupengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkanmasyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradabberdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar NegaraRepublik Indonesia.74

Dari rumusan tersebut, Abuddin Nata menjelaskanbahwa tujuan pendidikan nasional pada akhirnya diarahkanuntuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur,dan beradab. Dengan kata lain, bahwa dalam tujuan

72 Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalamKeadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamupendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. AnNahl [16] : 78).

73 Ibid., h. 63.74 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 10: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

302 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

sering diartikan dengan sejumlah mata pelajaran ataubidang studi. Namun dalam perkembangan selanjutnyabanyak para ahli yang menjabarkan pengertian kurikulumtidak hanya terbatas pada pengertian sejumlah matapelajaran atau bidang studi saja, melainkan termasuk pulakegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangkabelajar.69 Namun demikian inti yang utama dari kurikulumadalah berisi sejumlah ilmu atau materi pendidikan yangharus dimiliki, dicari, dan dituntut oleh peserta didik.Dengan ilmu tersebut, peserta didik akan mengenalberbagai teori dan konsep tentang berbagai masalahkehidupan untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupansehari-hari.70

Sejalan dengan itu kurikulum pendidikan Islamharus memperhatikan tujuan dan pencapaian pembelajaransampai dimana, dan kemana arahnya dituju. KurikulumPendidikan Islam haruslah memperhatikan bagaimanamembina akhlak anak, sebab akhlak merupakan tujuandasar Pendidkan Islam. Lebih lanjut lagi pendidikan Islamjuga harus memperhatikan bakat dan keahlian anaksehingga ada keahlian tertentu yang dapat menjadi bekaldalam menempuh masa depannya.71 Sudah seharusnyakurikulum yang dibuat mestilah dapat menjangkau setiapkebutuhan-kebutuhan dalam komponen pendidikan. Sebabpada dasarnya potensi-potensi pada setiap anak berbedasatu dengan lainnya. Kurikulum mestilah tanggap terhadapperubahan masa sekarang dan masa yang akan datang, visiyang dibuat adalah visi masa depan yang holistik danantisipatif, menjangkau berbagai dimensi kehidupandengan segala kemajuannya. Di dalam al Qur’an

69 H. M. Ahmad, dkk, op cit,. h. 10-15.70 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Multidisipliner, op cit, h. 331.71 Ibid,. h.63.

Surawardi & Dina Amalia, 271Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

1. Konsep adalah ide umum; pengertian; pemikiran;rancangan; rencana dasar.11 Menurut RizalMustansyir dan Misnal Munir dalam bukunyaFilsafat Ilmu menyatakan bahwa konsepmerupakan sebuah struktur pemikiran.12

2. Pendidikan berasal dari kata didik yang berartimendidik, memelihara, dan memberi latihan(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dankecerdasan pikiran, sedangkan pendidikan adalahperbuatan (hal, cara),13 jadi pendidikan dapatdiartikan sebagai suatu perbuatan atau sebuahproses yang bertujuan agar peserta didikmemperoleh pengetahuan, pemahaman, dan carabertingkah laku yang yang sesuai.

3. Islam adalah agama yang diajarkan oleh NabiMuhammad Saw.14 Menurut Nur UhbiyatiPendidikan Islam ialah bimbingan atau tuntunanpendidik kepada anak didik agar tumbuh secarawajar dan berkepribadian muslim.15 PendidikanIslam bisa juga diartikan sebagai suatu perbuatanatau sebuah proses yang bertujuan agar pesertadidik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dancara bertingkah laku yang yang sesuai dengan

11 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus IlmiahPopuler. Surabaya, Arkola, 1994, cet., h. 362.

12 Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu,Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2004, cet. IV, h.138.

13 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Edisi ke Tiga, Jakarta, Balai Pustaka, 2006, cet. III, h. 291.

14 Ibid, h. 454.15 Nur Uhbiyati, loc. cit.

Page 11: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

272 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

ajaran Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an danSunnah Nabi Muhammad, Saw.

4. Abuddin Nata adalah salah seorang tokohpendidikan Indonesia yang banyak menuangkanpemikirannya ke dalam tulisan-tulisannya ataukarya-karyanya mengenai agama Islam danPendidikan Islam.Jadi Konsep Pendidikan Islam menurut Abuddin

Nata meliputi Pendidik, Peserta didik, Materi, Metode,Kurikulum, dan Tujuan pedidikan yang menjadi suaturancangan atau struktur pemikiran oleh Abuddin Natatentang sebuah proses membimbing perkembangan rohanidan jasmani peserta didik yang bertujuan agar dapatmengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkanajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an danSunnah Nabi Muhammad Saw.

C. Rumusan MasalahDari latar belakang yang dikemukakan di atas,

maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian iniadalah:

1. Apa yang melatar belakangi pemikiran pendidikanAbuddin Nata?

2. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurutAbuddin Nata dan Bagaimana relevansinya denganperkembangan pendidikan sekarang?

D. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data

yang relevan dengan permasalahan yang dibahas, secaragaris besar bertujuan:

1. Untuk mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi pemikiran pendidikan Abuddin Nata.

Surawardi & Dina Amalia, 301Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

Setelah melihat perinsip dasar dan langkah-langkahQuantum Teaching di atas. Quantum Teaching mempunyaibeberapa ciri sebagai berikut:

a) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran.b) Sebagai akibat dari ciri yang pertama, maka akan

memungkinkan akan tergali potensi dan bakatyang terdapat pada setiap anak.

c) Adanya kepuasan pada diri si anak, ini terlihatadanya pengakuan terhadap temuan dankemampuan yang ditunjukan oleh si anak.

d) Adanya unsur pemantapan dalam menguasaimateri atau suatu keterampilan yang diajarkan.

e) Adanya unsur kemampuan pada seorang gurudalam merumuskan temuan yang dihasilkananak.66

Berdasarkan uraian di atas tentang metodeQuantum Teaching yang merupakan metode pengajaranmutakhir yakni memadukan dan menyempurnakanmetode-metode pengajaran yang telah ada sebelumnya.

e. Kurikulum dan Materi PendidikanIstilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“currere” yang mengandung pengertian suatu jarak yangharus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garisfinish.67 Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenaldengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yangdilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untukmengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikapmereka.68 Dalam pengertian yang sederhana kurikulum

66 Ibid. h. 37.67 H. M. Ahmad, dkk, Pengembangan Kurikulum, (Bandung:

CV. Pustaka Setia, 1998), cet. I, h. 9.68 Armai Arief, Op cit, h. 30.

Page 12: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

300 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

sedang memimpin konser saat berada di ruang kelas. Andamemahami sekali bahwa setiap murid anda memilikikarakter masing-masing sebagaimana alat musik sepertigitar dan seruling, misalnya memiliki suara yang berbeda,tapi bagaimana setiap karakter dapat memiliki peran danmembawa sukses dalam belajar, merupakan inti ajaranQuantum Teaching.65

Quantum Teaching memiliki lima prinsip dasar,yaitu :

a. Segalanya berbicara.b. Segalanya bertujuan.c. Pengalaman sebelum pemberian nama.d. Akui setiap usaha.e. Jika layak dipelajari layak pula dirayakan.

Adapun dalam pelaksanaannya Quantum Teachingmempunyai enam langkah-langkah yang tercermin dalamistilah tandur;

1) tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apamamfaat pelajaran tersebut bagi guru dan murid.

2) alami, yakni menciptakan dan mendatangkanpengalaman umum yang mudah dimengerti olehpelajar.

3) namai, untuk ini harus disediakan kata kunci,konsep, model, rumus dan strategi, yangkemudian menjadi masukan bagi si anak.

4) demonstrasikan, ada alokasi waktu yangdisediakan untuk siswa.

5) ulangi, memberi contoh bagaimana caramengulangi materi dan menegaskan.

6) rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian,partisipasi, dan penghargaan.

65 Ibid, h.36

Surawardi & Dina Amalia, 273Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islammenurut Abuddin Nata serta bagaimanarelevansinya dengan perkembangan pendidikansekarang.

E. Signifikansi Penelitian1. Untuk mengilhami para akademisi muslim untuk

mengetahui konsep pendidikan Islam daripemikiran salah seorang tokoh yang bergelutdibidangnya.

2. Sebagai konstribusi bagi karya-karya ilmiah dalampendidikan Islam.

3. Untuk menjadi inspirasi dan menambah potensibagi siapa saja yang ingin memperkayakeilmuannya dibidang pendidikan Islam, terutamabagi penulis pada khususnya.

F. Metode Penelitian dan Kajian Pustaka1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah studi kepustakaan (libraryresearch), yakni penelitian yang mengumpulkan data danketerangan melalui bahan-bahan kepustakaan.

2. Subjek dan Objek penelitianSubjek penelitian ini adalah karya-karya Abuddin

Nata yang terkait dengan penelitian. Sedangkan objeknyaadalah pemikiran Abuddin Nata tentang KonsepPendidikan Islam beserta aspek-aspeknya.

Page 13: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

274 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

G. Temuan Hasil Penelitian1. Asal Usul, Pendidikan dan Perkembangan

Intelektual Abuddin NataAbuddin Nata lahir pada tanggal 2 Agustus 1954 di

Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.Sekolah pada Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar (MWB)di Nagrog, Ciampea Bogor pada tahun 1968. Kemudiansetelah tamat Ibtidaiyah ia melanjutkan pendidikannyapada sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun.Sambil bersekolah ia tinggal dan menginap (mondok) diPondok Pesantren Nurul Ummah di tempat yang sama, dantamat tahun 1972. Tak puas hanya sampai disitu saja,Abuddin Nata melanjutkan pendidikannya pada sekolahPendidikan Guru Agama tingkat Atas (PGAA) selama 6tahun, Cilegon Serang, Banten. Seperti sebelumnya, kaliini dia sambil mondok di pesantren Jauharatun Naqiyah,Cibeber Cilegon Serang Jawa Barat, dan tamat tahun 1974.Setelah itu ia memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) padatahun 1978, dan memperoleh gelar Doktorandus (Drs.)pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) masing-masing pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarangbernama Universitas Islam Negeri Jakarta), dan tamattahun 1981. Tahun 1991 Gelar Magister (MA) bidangStudi Islam diperolehnya tanpa tesis, sedangkan gelarDoktor (DR.) bidang Studi Islam diperoleh pada tahun1997 masing-masing dari Fakultas Pascasarjana IAINSyarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi yang berjudulKonsep Pendidikan Ibn Sina.

Pada tahun 1999 sampai dengan awal tahun 2000berkesempatan mengikuti Visiting Post Doctorate Programpada Islamic Studies, Mac.Gill University, MontrealCanada, dengan judul Grand Paper “Al-Ghazali’sPerfection on Teacher-Student Relationship” atas biaya

Surawardi & Dina Amalia, 299Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

menghasilkan lulusan pendidikan yang terbina seluruhpotensi diri yang dimiliki setiap anak, sebab seperti kitaketahui anak didik satu dengan anak didik lainnyamempunyai kejiwaan serta daya tangkap yang berbeda-beda dan harus dibekali dengan metode/metodologi yangsesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itumetodologi memiliki peran penting demi tercapainyaproses belajar mengajar yang efektif dan efisien.Metodologi pengajaran yang dimaksud adalah QuantumTeaching.

Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuandan metodologi yang digunakan dalam rancangan,penyajian dan fasilitas. Quantum Teaching merangkaikanyang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paketmultisensori, multi-kecerdasan, dan kompatibel denganotak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuanguru untuk mengilhami dan meningkatkan kemampuanmurid untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatanbelajar yang segar, mengalir, praktis, dan mudahditerapkan.64

Quatum Teaching yang dibangun berdasarkanteori-teori tersebut mencangkup petunjuk spesifik untukmenciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancangkurikulum, dan menyampaikan isi serta memudahkanproses belajar mengajar. Quantum Teaching bersandarpada konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita DanAntarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Inilah asas utamayang berada dibalik segala strategi, model dan keyakinanQuantum Teaching. Anda seorang guru akanmempengaruhi kehidupan murid anda. Anda seolah-olah

64 Ibid, h. 35-36

Page 14: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

298 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

penghayatan akan makna moral didalamnya.Seperti kebiasaan mengazani telinga anak laki-lakiyang baru lahir, mencium tangan, berdoa sebelumtidur.

5. Pembinaan sikap keagamaan tersebut dapat puladilakukan melalui media massa, seperti radio, bukubacaan, TV dan lain sebagainya. 61

Menurut Abuddin Nata seiring dengan kemajuanyang terjadi dalam bidang ilmu pengetahuan danteknologi, konsep pembelajaran pun mengalamiperubahan, yaitu dari yang semula berpusat pada guru,menjadi lebih berpusat pada siswa (student centris). Dalamkonsep lain ditemukan juga bahwa, penguasaan terhadapmetodologi pengajaran adalah merupakan salah satupersyaratan bagi seorang guru yang profesional.62 Berbagaipakar pendidikan seperti Muhammad Yunus pernahmengatakan bahwa penguasaan terhadap metodologipengajaran jauh lebih penting dari pada pemberian materipelajaran. Pendapat ini didasarkan pada pengamatanterhadap lulusan pendidikan pesantren yang dikatakannyabahwa dari seratus santri yang menjadi kyai hanya satuorang.63

Sejalan dengan permasalahan di atas Abuddin Natamencoba menjelaskan kajian terhadap metodologipengajaran yang dinilai paling mutakhir dan dapat

61 Ibid, h. 23-31.62 Seorang tenaga pendidik yang professional selain harus

menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan, juga harus menguasaimetodologi pengajaran. Didalam metodologi pengajaran ini diajarkantentang teknik mengajar (Teacing Skiil) yang efektif yang dibangunberdasarkan teori-teori pendidikan serta ilmu dedaktik, metodik danpedagogik.

63 Ibid, h. 33

Surawardi & Dina Amalia, 275Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

Canadian International Development Agency (CIDA).Abuddin Nata juga berkesempatan melakukan studibanding ke New York USA.

Karir Abuddin Nata dimulai sebagai tenaga penelitilepas pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) di Jakartatahun 1981-1982; pada tahun yang sama menjadi DirekturKoperasi Pelajar Kerja Sama Pemerintah Jepang denganIndonesia pada Himpunan Penelitian dan Pengabdian padaMasyarakat (HP2M). Kemudian menjadi instruktur padaLembaga Bahasa dan Ilmu Al-Quran (LBIQ) tahun DaerahKhusus Ibukota Jakarta tahun 1982-1985; selain ituAbuddin Nata pernah menjadi pengisi acara ObrolanRamadhan (Obor) pada Radio Mustang Jakarta, tahun1992-1998. Setelah itu akhirnya beliau bertugas sebagaidosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam padaFakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulaitahun 1985 sampai dengan sekarang, dan sebagai dosentidak tetap pada Fakultas Agama UniversitasMuhammadiyah Jakarta, mulai tahun 1992 sampaisekarang. Pada tahun 1999 betugas pula sebagai dosenFakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakartasampai sekarang pada bidang mata kuliah Sejarah Sosialdan Filsafat Pendidikan Islam. Dan sekarang dia jugabertugas sebagai dosen tidak tetap pada ProgramPascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang. Sejak mahasiswadia telah aktif menulis pada beberapa harian dan majalahdiantaranya Harian Umum Merdeka, Harian Umum Pelita,Majalah Panji Masyarakat, Majalah Mimbar Ulama,Majalah Nasihat Perkawinan, dan lain-lain. Sebagai dosendi perguruan tinggi Islam dia aktif dan sering diundanguntuk memberikan ceramah agama pada Majlis Ta’lim,mesjid dan memberi materi pada berbagai seminar dalam

Page 15: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

276 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

dan luar negeri. Sebagai penulis, ia tidak hanyamenuangkan pemikirannya pada Harian dan Majalah sajaakan tetapi dia termasuk penulis aktif dan produktif yangmengkaji tentang Agama Islam dan Pendidikan Islam.

Semasa mahasiswa Abuddin Nata tercatat sebagaiaktivis mahasiswa, baik di luar dan di dalam kampus. Diluar kampus dia diangkat sebagai Ketua Bidang IIHimpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat (1978-1979), sedangkan dalam organisasi kampus termasukPengurus Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, (1978-1980), Ketua Badan Pembinaan Kegiatan Mahasiswa(BPKM) (1979-1980), Anggota Majelis PembinaanKegiatan Mahasiswa (MPKM), (1980-1981) masing-masing pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SyarifHidayatullah Jakarta. Pengurus Ikatan CendekiawanMuslim se-Indonesia (ICMI) Orsat Ciputat (1996-1997).Negara-negara yang pernah dikunjungi/disinggahi untukstudi ilmiah antara lain Saudi Arabia, Canada, AmerikaSerikat, Alaska, Singapura, Thailand, Hongkong danMalaysia. Jabatan yang pernah dipegang antara lainsebagai Ketua Jurusan Kependidikan Islam pada FakultasTarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (1997-1998),Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta, (1998-1999), Pembantu Rektor IIIAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (1999-2002).

2. Karya-karya Abuddin NataSebagai salah seorang pemikir, Abuddin Nata telah

banyak menulis karya-karya ilmiah baik dalam bidangStudi Islam maupun Pendidikan Islam. Diantara karya-karya yang ditulis olehnya adalah:

Surawardi & Dina Amalia, 297Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

terhadap putra putrinya. Orang tua cukup puas denganpendidikan yang putra-putrinya dapat di sekolah.60

Sejalan dengan permasalahan di atas maka adabeberapa metode yang dapat digunakan untuk menyikapipermasalah di atas:

1. Dengan merubah orientasi dan fokus pengajaranagama Islam yang semula bersifat subject matteroriented, yakni dari yang semula berpusat padapemberian pelajaran dalam arti pemahaman danmenghapal materi ajaran sesuai kurikulum, menjadipengajaran yang berorentasi pada pengalaman danpembentukan sikap keagamaan melalui sikappembiasaan hidup sesuai dengan agama.

2. Menambah jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan olehkurikulum. Dalam hal ini penambah jam di luarjam pelajaran atau kegiatan ekstra kurikulum perludirancang sesuai dengan kebutuhan denganpenekanan utamanya pada pengalaman dalamkehidupan sehari-hari.

3. Perhatian orang, kasih sayang, bimbingan danpengawasan yang diberikan orang tua di rumah.Hal didasarkan pada pemikiran bahwa anak yangmasih dalam tahap pertumbuhan yang rentandengan sikap hura-hura dan sikap keagamaanbelum terbentuk, disinilah peran orang tua sangatdiperlukan.

4. Melaksanakan tradisi ke-Islaman yang didasarkanpada al-Qur’an dan as-Sunnah yang disertai dengan

60 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasikelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, op.cit, h. 22.

Page 16: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

296 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

bukunya tidak mengemukakan pengertian metode, namunmakna metode dikemukakannya dalam kerangkapenerapan yang praktis. Hal ini dapat diduga bahwaAbuddin Nata lebih memprioritaskan kajian-kajian sosio-filosofis dan praktis daripada memberikan pengertian-pengertian yang terkait dalam istilah pendidikan. MenurutAbudin Nata, paling tidak ada tiga metode pembelajaranyang dapat digunakan oleh guru dalam prosespembelajaran. Pertama metode yang berpusat pada guru(teacher centris). Kedua metode pembelajaran yangberpusat pada siswa, (student centris); dan ketiga, metodepembelajaran yang mencoba menggabungkan antara yangberpusat pada guru (teacher centris) dan siswa (studentcentris). 59

Berbagai permasalahan dalam pelaksanaankegiatan pembelajaran sering dijumpai oleh para pendidik,ketika proses belajar mengajar berlangsung seringkalimendapat hambatan yang sangat mempengaruhikeberhasilan yang telah ditargetkan.

Salah satu permasalahan yang sering dijumpai parapengamat pendidikan Islam adalah minimnya jampelajaran untuk Pendidikan Agama Islam yang disediakandi sekolah-sekolah umum, seperti di Sekolah Dasar,Menengah Umum dan seterusnya. Masalah inilah yangdianggap sebagai penyebab kurangnya pemahaman siswaterhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Selain itu terdapat juga penyebab lain yangmembuat para siswa berperilaku negatif, yaitu kurangnyawaktu yang diberikan orang tua di rumah untukmemberikan perhatian, bimbingan dan pengawasan

59 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,op.cit, h. 39.

Surawardi & Dina Amalia, 277Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

1. Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisiplinerDalam karyanya ini, Abuddin Nata mengajak

segala pihak lebih meningkatkan ilmu pendidikan Islamagar lebih kokoh dan dapat dipertanggungjawabkankepada masyarakat ilmiah. Oleh karena itu IlmuPendidikan Islam perlu diperkaya dengan berbagaipendekatan, selain penelitian yang berdasarkan. Al-Qur’andan Hadits, Sejarah, Filsafat, Psikologi, dan lainsebagainya.

Dalam buku ini Abuddin Nata memfokuskanperhatiannya pada perpaduan antara konsep education(yang bersifat teoritis) dan konsep pedagogie (yangbersifat praktis). Hal tersebut berdasarkan bahwa setiapilmu pengetahuan selain memiliki aspek teoritis, jugamemiliki aspek praktis. Oleh sebab itu, perkembangansebuah ilmu tidak hanya untuk ilmu pengetahuan semata,tetapi untuk direalisasikan bagi kepentingan masyarakat.

Dalam buku ini Abuddin Nata juga mengupassecara lebih dalam tentang pengertian, tujuan, dan ruanglingkup Ilmu Pendidikan Islam, dasar-dasarnya, sertaberbagai pendekatan yang digunakan untuk membangunIlmu Pendidikan Islam, seperti pendekatan normatif,perenialis, historis, filsafat, psikologis, sosiologis,manajemen, informasi teknologi, kebudayaan, etika,politik dan hukum.16

2. Akhlak Tasawuf (1996),Buku ini mencoba hadir untuk memecahkan

berbagai masalah Akhlak Tasawuf dengan pendekatanepistimologis dan intelektualistis, serta melihat bangunan

Page 17: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

278 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

konsep akhlak dengan berbagai sentuhannya dengan etika,moral dan susila yang berkembang di masyarakat.Bagaimana menilai seseorang baik dan buruk, memberikankeputusan dan penentuan langkah dalam hidup. Fokuskajian dalam buku ini menunjukkan besarnya perhatianIslam terhadap akhlak. Karena dalam pendidikan Islamsendiri bertujuan agar peserta didik menjadi pribadi yangberakhlak mulia.

3. Metodologi Studi Islam (1997)Abudin Nata mengajak para masyarakat muslim

agar memiliki wawasan yang lebih luas, menyeluruh danmendalam tentang ajaran Islam dan mengembangkannya.Oleh karena itu beliau berupaya mendeskripsikannyasecara umum tentang ruang lingkup ajaran Islam danmencoba mengemukakan berbagai metode dan pendekatanserta teori-teori yang digunakan dengan merujuk pakaryang ahli dalam bidangnya untuk memahami Islam itusendiri. 17

4. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan ( 2001)Sebenarnya masalah seputar ilmu pendidikan Islam

banyak dibicarakan dalam kandungan isi al-Qur’an, akantetapi al-Qur’an bukanlah kitab yang langsung bisadiambil pengertiannya dari makna yang sesungguhnyabegitu saja. Al-Qur’an tampil dalam bentuk yanguniversal, ringkas, dan general. Untuk itu dalam mengerti,memahami dan menghayati ajaran al-Qur’an mengenaipendidikan harus melewati jalur tafsir sebagaimana yangdilakukan para ulama atau tokoh-tokoh pendidikan.18

17 Abuddin Nata, Metedologi Studi Islam, (Jakarta,RajaGrafindo Persada, 2009), cet. XIII. h. 5-6.

18 Para ulama melakukan penafsiran Qur’an, dengan caramendatangkan makna dekat, mudah dan kuat; kemudian penafsiran iniditerjemahkan dengan penuh kejujuran dan kecermatan, maka carademikian dinamakan terjemah tafsir atau terjemah tafsiriyah. Lihat

Surawardi & Dina Amalia, 295Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

pengetahuan dan keahlian, serta mengetahui apa yangpantas dan yang utama ia dahulukan. Abd al Amir Syamsal-din berpendapat bahwa al-thalib adalah orang yang telahmencapai tingkatan dalam kecerdasan, emosional sertadapat berfikir dengan baik dan berusaha sejalan dengankepribadian dan kecerdasannya dalam memilih jalan dalammendapatkan ilmu dan upaya-upaya untuk mencapainya.Dalam al Qur’an juga dijelaskan bahwa aspek spiritual danjiwa anak memiliki kecendrungan untuk diperlakukansecara halus, adil, demokratis, manusiawi, menggairahkan,tidak membosankan dan sebagainya.56

d. Metode PendidikanMetode berasal dari bahasa Yunani metodes yang

berarti cara atau jalan, yang lebih jelasnya dimaksudkanadalah jalan atau cara kerja yang bersistem untukmemudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuanyang telah ditentukan.57 Jadi metode bisa dipahami sebagaijalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapaitujuan tertentu. Jika dikaitkan dengan pendidikan, makametode adalah jalan atau cara yang ditempuh untukmencapai tujuan pendidikan. Metode mengandung artiadanya urutan kerja yang terencana, sistematis danmerupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuanyang telah ditentukan.58

Dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat pentingartinya metode bagi guru dalam menyampaikan materipelajaran. Secara defenitif Abuddin Nata dalam beberapa

56 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, op cit, h. 64.57 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka, 1995, cet. 4, h. 652-653.58 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan

Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 87.

Page 18: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

294 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

bahwa posisi peserta adalah orang yang tengah mencariilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan danpembentukan kepribadiannya, untuk bekal kehidupannyadi masa depan untuk mencapai kebahagian dunia danakhirat, kata thalib ini selanjutnya digunakan untuk pelajarpada perguruan tinggi yang dikenal dengan istilahmahasiswa. Menurut Abuddin Nata penggunaan kata al-thalib untuk mahasiswa dapat dimengerti karena seorangmahasiswa sudah memiliki bekal dan dasar pengetahuanyang ia peroleh pada pendidikan dasar dan lanjutan,terutama tentang membaca, menulis dan menghitung.Dengan bekal pengetahuan dasar ini, ia diharapkanmemiliki bekal untuk mencari, menggali, dan mendalamibidang keilmuan yang diminatinya dengan cara membaca,mengamati, memilih bahan-bahan bacaan seperti buku,surat kabar, majalah, dan media pendidikan lainnya. 55

Dengan demikian menurut Abuddin Nata al-thalibadalah seorang murid yang lebih bersifat aktif, mandiri,kreatif, dan tidak banyak tergantung pada guru. Bahkanpada beberapa hal ia dapat meringkas, mengkritik,mengajukan pendapat, dan menambahkan informasi yangdisampaikan. Menurut penulis keadaan seperti ini dapatberlangsung karena di perguruan tinggi situasipembelajaran memang sudah dituntut seperti itu, danselain tugas yang dibebankan kepada mahasiswa settingpembelajarannya juga dilakukan secara ilmiah, rasional,sistematika, dan demokratis.

Ada dua pendapat yang dirujuk oleh Abuddin Nataketika memberikan pengertian murid yaitu, pendapat alGazali yang menyatakan bahwa at-thalib bukanlahindividu yang belum dapat berdiri sendiri, dan dapatmencari sesuatu, melainkan individu yang sudah memiliki

55 Ibid, h. 335.

Surawardi & Dina Amalia, 279Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

Harus diakui bahwa dalam mempermudah pengkajian al-Qur’an, Ilmu Tafsir mutlak berperan dan mempengaruhidalam perkembangannya,19 sebab dengan adanyapenafsiran al-Qur’an maka akan memperjelas segalakandungan isi-isi kitab al-Qur’an tersebut terutama dalammasalah pendidikan serta dapat terus mengikuti kemajuanzaman yang menuntut perkembangan ilmu pengetahuan.

Abuddin Nata sebagai salah seorang tokohpendidikan di Indonesia telah menuliskan suatu referensidengan berbahasa Indonesia yaitu buku Tafsir Ayat-ayatPendidikan (Tafsir Al-Ayat At-Tarbawiy) yang khususmengkaji ilmu pendidikan Islam yang berbasis pada TafsirAl-Qur’an. Buku ini bertujuan agar segala tatanan hidup

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: Pustakalitera Antaraya, 1994), cet. II, h. 446.

19 Dilihat dari segi usianya, penafsiran al-Quran termasukyang paling tua dibandingkan dengan kegiatan ilmiah lainnya dalamIslam. Pada saat al-Qur’an diturunkan lima belas abad yang lalu,Rasulullah SAW. yang berfungsi sebagai mubayyin (pemberipenjelasan) telah menjelaskan arti dari kandungan al-Qur’an kepadasahabat-sahabatnya, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidakdipahami atau sama artinya. Keadaan ini berlangsung sampai denganwafatnya Rasul Saw., walaupun harus diakui bahwa penjelasantersebut tidak semua kita ketahui akibat tidak sampainya riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul Saw., tidakmenjelaskan semua kandungan al-Qur’an.

Karena pada masa Rasul Saw., para sahabat menanyakanpersoalan-persoalan yang tidak jelas kepada beliau, maka setelahwafatnya beliau, mereka terpaksa melakukan ijtihad, khususnyamereka yang punya kemampuan semacam Ali bin Abi Thalib, Ibn’Abbas, Ubay bin Ka’ab, dan Ibnu Mas’ud. Lihat Abuddin Nata,Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), cet.13, h. 211-212. Lihat pula Muhammad Quraish Shihab, MembumikanAl-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat.(Bandung: Mizan Pustaka, 2007), cet. II, h. 105.

Page 19: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

280 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

manusia bertumpu pada pandangan Al-Qur’an sehinggakehidupan menjadi lebih baik. 20

5. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum (2005)Islam tidak pernah mendiskriminasikan ilmu satu

dengan ilmu yang lain. Kerena dalam pandangan Islam,ilmu agama dan umum sama-sama bersumber pada Allah,SWT. Oleh karenanya, dalam pengertian selanjutnya ilmupun mencakup pengertian luas meliputi semua ilmupengetahuan.21

Buku ini ingin menyimpulkan bahwa secarasubstansial tidak ada yang namanya ilmu-ilmu agama danilmu-ilmu umum.

Ilmu adalah suatu kesatuan dimana sebagai saranamanusia untuk mengetahui dan memahami segala ciptaanTuhan. Kitab suci sebagai sumber agama Islam adalahwahyu atau petunjuk dari Allah, SWT. Begitu pula jagatraya beserta isinya termasuk manusia yang menjadi bahankajian dalam ilmu-ilmu umum tersebut, yang padadasarnya antara satu sama lain saling melengkapi untukmengerti dan memahami kebesaran Tuhan. Adapunpenamaan yang berbeda bukanlah untuk memisahkanantara keduanya, melainkan hanya untuk kepentinganteknis metedologis sebagai ilmu.22

6. Manajemen Pendidikan Mengatasi KelemahanPendidikan Islam di Indonesia (2003)Seperti yang diketahui sebagai suatu sistem,

pendidikan Islam memiliki berbagai komponen yang satudan lainnya saling berkaitan. Adapun komponen tersebutmeliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan

20 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan.(Jakarta,RajaGrafindo Persada, 2008), cet. I, h.10.

21 Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu umum,(Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2005), cet. I, h. 83.

22 Ibid, h. 13.

Surawardi & Dina Amalia, 293Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

menjalani kehidupan di dunia dan juga di akhirat kelak.Pendapat di atas terlihat bahwa Abuddin Nata mengartikanmurid dalam makna sufistik. Dan selanjutnya AbuddinNata menyatakan ada tiga kata yang sering digunakanyaitu murid, al-tilmidz dan al-mudarris, namun kata-kataini hanya digunakan pada level pelajar tingkat dasar dantingkat lanjutan, karena semua itu menurut Abuddin Natamurid tersebut baru belajar, belum memiliki wawasan danmasih sangat bergantung pada guru. Ia masih masih sangatmemerlukan masukan berupa pengetahuan, keterampilan,penglaman lain sebagainya, sehingga masih banyakmemerlukan bimbingan. Dalam realisasinya di kelasseorang pelajar tidak hanya sekedar menerima danmendengarkan ceramah guru tetapi seorang pelajar harusaktif dinamis dalam kelangsungan proses pembelajaran dikelas. Disinilah letak sebagai guru bagaimana melahirkansuasana yang merangsang emosi siswa untuk aktif dalamproses belajar di kelas.54 Dalam hal ini memang harusmemerlukan proses serta keahlian seorang guru dalammelakukan pendekatan-pendekatan terhadap kejiwaan-kejiwaan anak didik, dan disisi lain, teori dan konseptentunya juga sangat berpengaruh. Dari ungkapan di atasdapat dipahami bahwa siswa yang dimaksud disini adalahsiswa yang baru dapat menerima pengertian-pengertianpembelajaran secara konseptual teoritis, dan belum mampumenerima pengetahuan yang bersifat konseptual.

Istilah lain yang berkenaan dengan murid padalevel pendidikan tinggi yang berasal dari bahasa Arab,Thalab, yathlubu, thalaban, thalibun yang berarti orangmencari sesuatu. Pengertian ini Abuddin Nata menjelaskan

54 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit, h. 164.

Page 20: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

292 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

mendidik adalah bagaimana mengasuh dan membesarkanseorang anak. Sedangkan didaktik dari istilah mendidikyaitu pengetahuan tentang interaksi belajar mengajarsecara umum. Adapun metodik dari bahasa pendidikanadalah pengetahuan tentang cara mengajarkan suatubidang pengetahuan.52

Ketiga, guru professional harus berpegang teguhpada kode etik profesinya, khususnya perlunya memilikiakhlak mulia. Abuddin Nata memandang bahwa pendidikadalah seorang contoh teladan, maka segala tingkah lakuguru harus sesuai dengan norma dan agama. Pentingnyanilai-nilai yang melekat pada guru dengan memperhatikannorma yang berlaku dimaksudkan untuk menjaga wibawapara guru. Seorang guru harus tampil sebagai teladan yangbaik dalam proses pembelajaran, karena seorang pendidikmengilhami kehidupan bagi peserta didiknya.

c. Peserta didikDalam pengertian umum, peserta didik adalah

orang orang yang sedang dalam proses pendidikan untukbelajar, dan menuntut ilmu pengetahuan. Atau denganistilah lain peserta didik adalah setiap orang yangmenerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orangyang menjalankan kegiatan pendidikan.53 Banyak istilahyang digunakan terhadap peserta didik yaitu murid, siswa,pelajar, dan mahasiswa.

Abuddin Nata menjelaskan bahwa seorang muridadalah yang menghendaki agar mendapatkan ilmupengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kepribadianyang baik untuk bekal hidupnya agar berbahagia dalam

52 Mochtar Buchori, ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikandalam Renungan, (Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press, 1994),cet. I, h. 19.

53 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Perasada, 2006), cet. V, h. 23.

Surawardi & Dina Amalia, 281Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid,metodologi pembelajaran, sarana dan prasarana, evaluasi,dan lain sebagainya.23

Dalam buku ini Abuddin Nata mencoba mengamatipermasalahan atau problematika yang terjadi dalampendidikan Islam di Indonesia, kemudian mencaribagaimana solusinya.

7. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia(2001)Sebagaimana dengan judulnya, buku ini bertujuan

untuk lebih mengetahui dalam memahami peta pemikiranIslam yang tampak dalam realitas sosial, dalamhubungannya dengan upaya mencapai cita-cita Islamsebagaimana yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an danHadits. Cita-cita Islam tersebut meliputi berbagai aspek,seperti bidang sosial, bidang politik, bidang ekonomi,hubungan sosial antara umat Islam dan makhluk lainnya,bidang hukum, serta bidang pendidikan dan bidangpengetahuan. Dari berbagai corak paham keislamantersebut maka buku ini ingin menjelaskan dari segipengertian dan ciri-cirinya, latar belakang timbulnya,hubungannya dengan cita-cita yang luhur, berbagai metodedan pendekatan, serta bagaimana sikap yang ditampilkandalam menghadapi hal tersebut.24

Di atas adalah beberapa karya Abuddin Nata. Danmasih ada beberapa karyanya yang tidak dijelaskan bagiandari isinya, seperti:

23 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta, Prenada Media,2003), cet. I, h. 1-2.

24 Abuddin Nata, Peta Keberagamaan Pemikiran Islam diIndonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), cet. I. h. 2-7.

Page 21: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

282 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

a. Ilmu Kalam (1990),b. Tema-tema Pokok Al-Quran (Empat) Jilid (sebagai

penulis dan editor),c. AL-Quran dan Hadits (Dirasah Islamiyah Islam)

(1992),d. Filsafat Pendidikan Islam, (1995),e. Sejarah Agama (1990),f. Modul Kapita Selekta Pendidikan Islam (1996),g. Modul Al-Quran dan Hadits (1996),h. Modul Program Pengalaman Lapangan (PPL)i. Bidang Pendidikan (1997),j. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (2000),k. Masail Al-Fiqhiyah (2003)l. Persfektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-

Murid Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali (2001),m. Buku-Buku Agama Islam untuk Sekolah Menengah

Lanjutan Atas (1995),n. Sejumlah entri untuk Ensiklopedi Islam (1989),o. Ensiklopedi Islam Indonesia (1993),p. Ensiklopedi Hukum Islam (5 jilid),q. Ensiklopedi Al-Qur’an (1997).

3. Konsep Pendidikan Islam Menurut AbudinNataa. Dasar dan PengertianPendidikan berasal dari kata didik yang berarti

mendidik, memelihara, dan memberi latihan (ajaran,pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran,sedangkan pendidikan adalah perbuatan (hal, cara),25 jadipendidikan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atausebuah proses yang bertujuan agar peserta didik

25 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa IndonesiaEdisi ke Tiga. Jakarta, Balai Pustaka, 2006, cet. III, h. 291.

Surawardi & Dina Amalia, 291Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

3. Memiliki keahlian/keterampilan diperoleh denganmenggunakan teori dan metode ilmiah.

4. Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas.5. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu

yang cukup lama.6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional.7. Memiliki kode etik.8. Kebebasan untuk memberikan judgement dalam

memecahkan masalah dalam lingkungan kerjanya.9. Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi.10. Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas

layanan profesinya.51

Dari ciri-ciri profesionalisme pada umumnyatersebut, Abuddin Nata mengambil tiga garis besar dariciri-ciri tersebut, yaitu:

Pertama, guru profesional harus menguasai danbenar-benar ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yangdiajarkannya dengan baik. Selalu mengikuti perkembangandan meningkatkan ilmu yang diajarkannya agar tidakketinggalan zaman, untuk itu seorang guru harus terusmelakukan penelitian dengan menggunakan berbagaimetode.

Kedua, guru profesional harus memilikikemampuan menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepadamurid-muridnya secara efektif dan efisien. Untuk itu guruharus memiliki ilmu keguruan. Ilmu keguruan ini terdiridari tiga bidang keilmuan, yaitu pedagogik, didaktik, danmetodik. Pedagogik diterjemahkan dengan kata ilmu

51 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Roesdakarya, 1997), cet. III, h.191.

Page 22: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

290 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

potensi yang ada dalam diri mereka. 50 Guru profesionaladalah guru yang memiliki kompetensi tertentu sesuaidengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan.Adapun Abuddin Nata mengungkapkan bahwa pentingnyapendidik profesional, sebab tugas pendidik bukan hanyasekedar menyampaikan materi kepada peserta didiknya,tetapi tugas pendidik selain menyampaikan materi jugabagaimana membimbing serta mengarahkan anak didiknyake dalam prilaku yang lebih baik. Pendidik merupakantauladan yang dicontoh oleh anak didik. Sejalan denganfirman Allah SWT.

Artinya: ”Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuaidengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akanbekerja (pula), Maka kelak kamu akanmengetahui.” (QS. Az-Zumar[39]: 39).

Sebagai pendidik profesional, guru tidak hanyadituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapijuga harus memiliki pengetahuan dan kemampuanprofessional. Dalam diskusi pengembangan modelpendidikan profesional tenaga kependidikan, yangdiselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990,dirumuskan 10 ciri suatu profesi, yaitu:

1. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial.2. Memiliki keahlian/keterampilan tertentu.

50 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,op cit, h. 144.

Surawardi & Dina Amalia, 283Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan carabertingkah laku yang yang sesuai.

Melalui pendekatan yang kembali kepada Al-Qur’an as-Sunnah dijumpai beberapa istilah yang mengacukepada pendidikan. Istilah-istilah tersebut antara lain:a. at-ta’lim, yang berasal dari kata ’allama yu’allimu yangberarti memberikan pemahaman dan wawasan melaluiberbagai ilmu pengetahuan dan informasi dalam rangkamengubah pola pikir manusia. Perubahan pola pikir inilahakan terjadi perubahan sikap dan perilaku.26 b. al-tarbiyah,berasal dari kata rabba yarubbu yang berartimenumbuhkan, mengarahkan, membina dan membimbingberbagai bakat, minat kecenderungan dan lainnya dariyang semua bersifat potensial menjadi aktual sehinggadapat merasakan manfaat karunia Allah, SWT.27

c. al-tilawah, berarti membacakan, menginformasikantentang sesuatu tanpa penjelasan dan menghafalkannya.Istilah ini mengacu kepada pengajaran yang merupakanbagian dari pendidikan yakni sekedar transfomasion ofknowledge. d. al-tazkiyah, secara harfiah berartimembersihkan diri, dalam arti membentuk karakter dankepribadian anak dengan menanamkan, membiasakan, danmenginternalisasikan nilai-nilai akhlak yang mulia serta

26 Istilah ta’lim ini antara lain dijumpai pada surah al-Baqarahayat 31. Yang artinya berbunyi: Dan Dia mengajarkan kepada Adamnama-nama(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannyakepada para malaikat lalu berfirman:” Ssebutkanlah kepada-Ku namabenda-benda itujika kamu memang orang-orang yang benar.

27 Istilah tarbiyah dapat dijumpai juga dalam surah al-Fatihahayat 2 yang artinya berbunyi: Segala puji bagi Allah, Tuhan semestaalam. Kata Rabb al-alamin(Tuhan semesta alam) mengandung artiYang memiliki, mendidik, memelihara. Lihat Al-Qur’an danTerjemahnya.

Page 23: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

284 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

membersihkannya dari akhlak tercela.28 e. al-tadris, secaraharfiah berarti memberikan pengajaran tentang berbagaiketerampilan dan keahlian, termasuk keterampilanberbahasa dan sebagainya.29 f al-tadzkirah, artinyamengingatkan dan dalam konteks pendidikan berartimemberikan pedoman, aturan, ketentuan, dan proseduryang harus diingat dan dijadikan pedoman agar hidup tidaktersesat dan berbagai masalah dapat dicarikanpemecahannya.30 g. al-tafaqquh, secara bahasa artinyapemahaman dan pengertian secara mendalam sehinggamengetahui manfaatnya.31 h. al-wa’zh atau al-mau’izah,

28 Istilah tazkiyah dijumpai pada ayat yang artinya:“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yangmembacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu danmengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkankepada kamu apa yang belum kamu ketahu'i. (QS. Al-Baqarah [2]:151.

29 Istilah al-tadris dijumpai pada ayat yang artinya: “Tidakwajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya AlKitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukanpenyembah Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamumenjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkanAl kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” QS. AliImran[3]: 79.

30 Istilah al-tadzkirah ditemukan dalam ayat yang artinya:“Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamusekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beriperingatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.” QS. Qaaaf [50]: 45.

31 Istilah al-tafaqquh bisa ditemui dalam ayat yang artinya :“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medanperang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antaramereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka

Surawardi & Dina Amalia, 289Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaihamba dan khalifah di muka bumi.47

Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikanmerupakan proses interaksi antara guru (pendidik) denganmurid (peserta didik) untuk mencapai tujuan-tujuanpendidikan yang ditentukan. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tugas guru dapat diwakilkan atau dibantuoleh unsur lain seperti media pendidikan, namun tidakdapat digantikan. Mendidik adalah pekerjaan profesional.Pekerjaan yang bersifat profesional merupakan suatupekerjaan yang memerlukan persiapan yang mantapmelalui pendidikan dan latihan yang dilakukanberlandaskan keilmuan, seni, atau improvisasi dankeahlian khusus, serta memerlukan wadah dan peraturanatau kode etik. 48 Oleh karena itu guru sebagai pelakuutama pendidikan merupakan pendidik profesional. 49

Lebih lanjut Abuddin menyatakan bahwa dalammenghadapi tuntutan zaman penguasaan terhadap materisangat diperlukan untuk menciptakan siswa yang kreatif,produktif dan mandiri, maksudnya adalah seorang gurudisamping sebagai seorang pengajar yang membimbingpara siswa untuk menguasai sejumlah pengetahuan danketerampilan, juga harus menjadi seorang pendidik yangmembimbing siswa-siswanya mengembangkan segenap

47 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarata, (Prenada Media,2003.), cet. I, h. 84.

48 Marno dan Idris, Strategi dan Metode PengajaranMenciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), cet. I, h. 40.

49 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulumteori dan Praktek. (Bandung: Remaja Roesdakarya, 1997), cet. I, h.191.

Page 24: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

288 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

almuzakki,40 al-ulama,41 al-rasikhun fil-ilm42, ahl al-dzikri,43 al-muaddib44, al-mursyid45, dan lain sebagainya.46

Pendidik menurut Abuddin Nata memegangperanan penting dalam berlangsungnya kegiatanpengajaran dan pendidikan untuk mencapai tujuan yangditetapkan. Tugas pendidik dalam mewujudkan tujuanpendidikan menurut Abuddin Nata merupakan bentuk laindari pengabdian manusia kepada Tuhan dan menjunjungtinggi perintah-Nya. Dari pendapat Abuddin Nata inidiketahui bahwa guru sebagai pendidik merupakan sebuahtugas ibadah dan pengabdian manusia dalam menjalankanperintah Allah. Jadi pendidikan adalah upaya manusia

40 Al-Muzakki adalah seseorang yang melakukan pembinaanmental dan karakter yang mulia, dengan cara membersihkan pesertadidik dari pengaruh buruk.

41 Al-ulama adalah seseorang yang mendalalmi ilmu agama,memiliki kharisma, dan ketinggian budi pekerti juga sebagai seorangmelakukan penelitian dalam rangka meningkatkan keilmuannya.

42 Al-rasikhun fi ilm secara harfiah diartikan orang yangmendalam ilmunya yang juga memahami makna, pesan ajaran, spirit,jiwa, kandungan, hakikat, substansi, dan esensi dari segala sesuatu,tidak hanya yang bersifat empiris saja.

43 Al-dzikri adalah seseorang yang pandai mengingat sertamemiliki kredibilitas intelektual da moral sehingga ia pantas dijadikanrujukan dan tempat bertanya dalam berbagai bidang sesuaikeahliannya.

44 Al-mu’addib adalah orang yang berakhlak, terdidik danberbudaya sehingga memiliki hak moral dan daya dorong untukmemperbaiki masyarakatnya.

45 Al-mursid adalah orang yang cerdas, mendapat petunjukdan tercerahkan.

46 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, op. cit, cet. I, h. 65.

Surawardi & Dina Amalia, 285Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

secara harfiah berarti memberi nasehat, bimbingan, danpetuah dari orang yang berpengalaman dan memilikikredibilitas moral kepada yang belum dewasa.32 i.tafakkur, dari segi bahasa artinya berpikir, dan dalamkerangka pendidikan berarti melatih cara berpikir yangsistematis dan terjauh dari kekeliruan, baik secara deduktifmaupun induktif atau kedua-duanya sekaligus.33 j. al-tadabbur, secara harfiah berarti merenung tentang sesuatuyang penting untuk kehidupan. Dari istilah pendidikanberarti melatih seseorang agar mampu menangkapberbagai hal positif dari berbagai peristiwa yang terjadi.34

k. ta’dib yang secara harfiah berarti sopan santun dantatakrama. Sedangkan dalam arti pendidikan adalah

tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnyaapabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapatmenjaga dirinya.” QS. Al-Taubah[9]: 122.

32Al-wa’zh/al-mau’izhah antara lain dijumpai pada ayat yang

artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlahkamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". QS. Lukman [31]:13.

33 Istilah tafakkur dapat ditemui pada ayat yang artinyaberbunyi: “Dengan keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkanpada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dansupaya mereka memikirkan” QS. An-Nahl[16] : 125.

34At-tadabbur dapat dijumpai antara lain pada ayat yang

artinya: ”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamupenuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNyadan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyaifikiran.” QS. Shaad[38]: 29.

Page 25: Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011. Jurnal Alfalah No. 20.pdf · DAFTAR ISI Jurnal Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011 1. Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah: Causes of Division

286 Al Falah, Vol. XI Nomor 20 Tahun 2011

melakukan pembinaan terhadap watak dan karakter yangbaik bagi generasi muda pemimpin bangsa., l. tahdzib,secara harfiah berarti pendidikan budi pekerti. m. al-irsyad, secara harfiah berarti petunjuk. Dalam artipendidikan memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuktentang berbagai keterampilan.35 36

Pengertian Pendidikan Islam telah banyak dibahasoleh para pakar pendidikan Islam. Dari berbagai ungkapantersebut pada umumnya sepakat bahwa tujuan pendidikanIslam adalah membina pribadi yang berakhlak. AbuddinNata sebagai salah seorang pengamat pendidikanmengambil kesimpulan dari pendapat berbagai pakartersebut bahwa pendidikan Islam di samping berupayamembina kecerdasan intelektual, keterampilan, danraganya, juga membina jiwa dan hati nuraninya.

Pembinaan kecerdasan intelektual disini adalahmemberikan ilmu atau materi pelajaran yang berkaitandengan akal pikiran,pemahaman intelek,pengetahuanteoritis. Sedangkan pembinaan keterampilan adalahdengan membina minat dan bakat peserta didik denganmemberikan berbagai pelatihan yang menunjang untukmengembangkan segala potensi yang ada. Kemudianmembina jiwa dan hati nurani adalah pembersihan jiwauntuk meningkatkan kecerdasan emosional demi mencapai

35 Al-irsyad dapat ditemui pada ayat yang artinya ”Danapabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkanpermohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) danhendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu beradadalam kebenaran.” QS. Al-Baqarah [2] : 186.

36 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan PendekatanMultidisipliner, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009),cet. I ,h. 51-55.

Surawardi & Dina Amalia, 287Konsep Pendidikan Islam Menurut Abudin Nata

kesempurnaan budi pekerti atau disebut juga pembinaanakhlakul karimah.

Salah seorang tokoh pendidikan Islam yang dikenaldengan sebutan Ibnu Jama’ah mengargumentasikanpendidikan Islam, pada dasarnya tujuan Pendidikan Islamadalah membina hati, supaya berperilaku baik sertaberakhlak mulia, ia beralasan hatilah yang mendorongterbentuknya etika.37 Sebagai lembaga pendidikan Islamyang mengemban tugas dalam membina anak didiknya,harus benar-benar memperhatikan aspek tersebut, sebabapalah arti suatu kesuksesan dalam pencapaian hasilpembelajaran tanpa disertai kesuksesan dalam membinahati anak sebab itu merupakan tujuan utama yangseharusnya dicapai.

b. PendidikSebagai tokoh pendidikan yang berasaskan

Pendidikan Islam, tentulah Abudddin Nata mengambildasar yang berlandaskan apa yang ada dalam sumberajaran Islam yaitu Al-Qur’an. Dari informasi yang didapat, sejumlah istilah yang mengacu kepada guru ataupendidik antara lain adalah al-murabbi,38 al-muallim,39

37 Suwendi, “Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam(Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004) cet.1, h. 53.

38 Istilah al-Murabbi mulai digunakan para ahli pada awalabad ke-20 dan mengacu kepada suatu kegiatan menumbuhkan,membimbing dan mengayomi. Istilah menumbuhkan idisinidimaksudkan dalam pendidikan dengan arti menumbuhkan bakat,minat, motivasi, dan kecenderungan peserta didik untuk selanjutnyadiarahkan pada tujuan yang dicapai.

39 Istilah al-Muallim istilah ini terkait dengan aspekpengajaran yang bertumpu pada pengembangan aspek kognitifmanusia, yakni mulai dari mengetahui, memahami, membedakan,membandingkan, menganalisis, dan menyimpulkan.